SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
BATU PERMATA
BATU PERMATA DALAM SEJARAH
Hasrat manusia terdapat perhiasan batu permata serta sesuatu benda yang indah
untuk mempercantik diri telah berlangsung selama ribuan tahun. Perhiasan berbentuk
cincin, kalung, atau gelang yang dikenakan manusia sebagai jimat atau pembawa
keberuntungan juga telah berakar ribuan tahun silam.
Perhiasan kalung tertua yang ditemukan dalam makam kuno ada yang berusia
20,000 tahun terdiri dari kulit kerang, tulang dan gading. Kami tidak tahu apa tujuan
memilikinya atau apa yang berada di benak pemiliknya saat itu, tetapi pada zaman-
zaman setelah itu perhiasan dikenakan oleh para pemiliknya sebagai symbol
kekuasaanatau lambing keberhasilan secara materi. Jadi boleh dikatakan sebagai
status symbol karena dengan memilikinya, dapat menunjukkan kedudukan si pemilik.
Perhiasan batu permata juga juga di percaya oleh sebagian masyarakat sebagai
pelindung dari bahaya atau penolak bala.
Keindahan dan hasrat terhadap logam mulia serta batu permata menumbuhkan
inspirasi membuat batu permata dalam bentuk ukiran seperti bunga, jambangan serta
bentuk benda seni lainnya. Ukiran-ukiran dari batu jadeite (giok) telah dikenal di
China 4500 tahun silam. Pada saat yang hampir sama seniman-seniman Sumeria dan
Mesir juga membuat perhiasan dengan mengukir batu permata dari jenis batu lapis
lazuli, turquoise (pirus), chalcedony, amethyst (kecubung) serta lainnya. Orang-orang
Romawi sangat menyenangi batu-batu akik berukiran.
Dari mana sajakah datangnya batu-batu permata yang indah dan menakjubkan
tersebut? Menurut catatan sejarah, batu-batu permata yang masih berbentuk seperti
krikil namun berwarna-warni pertama kali ditemukan di sungai-sungai dan pantai-
pantai. Dengan semakin berkembangnya zaman dan peradaban manusia, berbagai
jenis permata mulai ditambang secara lebih teratur dari berbagai daerah pengahasil
dan dengan demikian perdagangan batu permata kian berkembang pesat. Orang Mesir
menambang batu turquoise di Sinai dan batu amethyst (kecubung) di dekat Aswan,
tetapi mereka mengimpor batu lapis lazuli dari Badakshan,Afganistan, tempat satu-
satunya di dunia yang dikenal sebagai penghasil lapis lazuli pada saat itu.
Batu-batu yang mengandung permata juga ditemukan di India, Burma, Srilanka,
dan sangat terkenal akan mutunya seperti intan, ruby, sapphire, spinel sejak berabad-
abad silam. Batu permata yang berasal dari daerah ini sangat memukau dan memiliki
charisma serta daya tarik yang mendunia, serta bernilai sangat tinggi intan Koh-I-
Noor yang berbobot berat sekitar 109 carat, yang kini berada pada mahkota kerajaan
Inggris. Ada lagi Blue Hope diamond, intan berwarna biru berbobot berat sekitar 45
carat juga berasal dari India.
Kini banyak tambang di dunia yang telah ditemukan seperti di Amerika Utara,
Amerika Selatan, Afrika, Australia, Siberi, Brazil, Colombia, Thailand, Vietnam,
Cina, Indonesia, Madagaskar, dan di banyak tempat di benua Eropa.
APAKAH SEBENARNYA BATU PERMATA?
Sejak zaman dulu berbagai jenis bahan, alami maupun artifisial, banyak dijadikan
perhiasan yang indah. Namun sekarang istilah batu permata telah dipahami secara
umum bahwa ia berasal dari mineral-mineral dalam alam, terbentuk secara alami,
memiliki keindahan yang menarik, berharga karena langka dan dapat bertahan untuk
dipakai sebagai perhiasan untuk jangka waktu lama.
Kebanyakan batu-batu permata adalah mineral-mineral yang telah terbentuk dalam
kondisi alam yang berbeda pada perut bumi. Mineral miliki komposisi kimiawi
tertentu dan memiliki susunan atom yang beraturan, sehingga memiliki sifat-sifat
fisik da optic yang relative konstan atau tetap. Sifat seperti berat jenis dan indeks bias
dapat diukur secara tepat untuk mengatahui identitas sebuah mineral.
Pada dasarnya batu permata seharusnya keras, tidak terpengaruh oleh cuaca panas,
takanan bumi, atau tahan gores dalam pemakaian sehari-harinya. Banyak batu
permata terbentuk dari bahan silica semisal emerald (zambrud), aquamarine, peridot,
amethyst (kecubung) dan jenis lainnya. Ruby, sapphire, spinel, dan crhysoberyl terdiri
dari bahan oxide. Intan adalah permata unik diantara permata lainnya karena
terbentuk dari bahan kimiawi tunggal yajni carbon. Jadeite (giok), lapis lazuli,
adalah batu bongkahan yang disebut aggregate, terdiri dari beberapa macam mineral.
Hewan dan tumbuh-tumbuhan juga digolongkan sebagai sumber untuk permata
yang agak rapuh, yang disebut permata inorganic. Jenis ini telah sejak dahulu kala
digunakan sebagai perhiasan. Amber berasal dari getah pohon yang mengeras.
Fossilized Wood berasal dari pohon. Sedangkan mutiara, kulit kerang, dan coral
dibentuk oleh hewan laut dari bahan kimiawi calcium carbonate. Gading gajah
ataupun taring hewan daratan maupun hewan laut juga umum dipakai sebagai
perhiasan.Namun sekarang gading gajah di beberapa Negara tidak diperbolehkan
dipakai untuk mencegah musnahnya spesies oleh para pemburu.
KEINDAHAN
Batu permata yang telah diasah atau diolah akan memunculkan keindahannya
yang menakjubkan dan memukau bagi mata yang melihatnya seperti kecemerlangan
pada sebuah diamond atau kilau seperti pelangi pada mutiara, atau gambar cantik
pada batu akik.
Cahaya adalah sumber keindahan bagi batu permata. Tanpa adanya interaksi
antara cahaya dan mineral, sebuah batu ruby tidak akan tampak semenarik bila
terkena cahaya. Demikian pula gemerlap sebutir intan akan tampak lebih memukau
dengan pancaran warna-warni pelangi. Pantulan warna-warni pada batu opal
(kalimaya) pun menjadi tampak sangat indah.
Hampir semua jenis batu permata kurang tampil indah pada saat masih berbentuk
kasar atau sebelum diasah. Keindahan yang dimunculkan sangat tergantung pada
keahlian seorang pengasah. Pada diamond kecemerlangan dan pemancaran warna
pelangi tergantung pada proporsional atau tidaknya diamond saat pengasahan
dilakukan.
KELANGKAAN
Jika keindahan batu permata merupakan daya tarik pertama, kelangkaan
membuatnya bersifat ekslusif dan mempunyai nilai tambah bagi sebuah permata
karena gairah untuk memilikinya semakin besar. Kelangkaan sebuah batu berkualitas
sangat mempengaruhi harganya di pasaran. Batu dari group quartz (kwarsa) dan
group feldspar bersama-sama memenuhi dua per tiga (2/3) dari kerak bumi. Namun
hanya sedikit quartz yang memiliki keindahan warna seperti amethyst yang
berkualitas tinggi. Demikian juga dengan labradorite feldspar. Beberapa batu
permata tergolong langka seperti Diamond yang ditemukan hanya sekitar 25 carat
(5gram) per 120 ton tanah Kimberlite. Pada kasus tertentu diamond pun tergolong
langka karena ukuran besar yang di atas normal seperti diamond Cullinan seberat
3,106 sebelum diasah.
Nilai sebuah permata amat tergantung pada kualitas warnanya, bebas dari noda
kotoran di dalamnya, bobot berat, dan hasil asahannya. Umumnya permta dijual
berdasarkan harga per carat (karat). Selain itu nilanya juga tergantung pada trend
mode serta kepercayaan berbagai budaya di masyarakat. Fluktuasi permintaan pasar
dan pasokan sangat berpengaruh terhadap harga permata tertentu.
KEAWETAN (DAYA TAHAN PERHIASAN)
Batu permata sejak dulu kala telah dipakai oleh manusia dan hingga kini masih
ada yang kondisinya masih bagus tidak rusak oleh berlalunya waktu karena memiliki
daya tahan gores (hardness) yang relatif tinggi, tidak mudah sumbing dan pecah, juga
tahan terhadap perubahan kimiawi.
Hardness atau daya tahan terhadap goresan diukur oleh Friedrich Mohs, seorang
mineralogist asal Jerman pada tahun 1822 yang memperkenalkan Skala Mohs. Ia
memilih 10 mineral yang telah dikenalnya dan mengatur skala tingkat tahan gores
dari terendah hingga tertinggi. Mineral diamond pada urutan tertinggi 10 akan
menggores mineral corundum pada tingkat 9 dan seterusnya. Urutannya sebagai
berikut :
1. Talc
2. Gypsum
3. Calcite
4. Fluorite
5. Apatite
6. Orthoclase Feldspar
7. Quartz
8. Topaz
9. Corundum
10. Diamond
PENGARUH SINAR PADA BATU PERMATA
Semua batu permata yang berkualitas tinggi maupun yang berkualitas rendah tidak
akan menarik perhatian sama sekali tanpa adanya pengaruh dari sinar yang
memantulkan ataupun yang membiaskannya.
Luster, adalah kilauan yang disebabkan oleh pamantulan sinar pada permukaan
permata yang halus dan licin. Kilauan pada sebuah diamond menunjukkan luster yang
tinggi bila dibandingkan dengan luster yang rendah pada batu turquoise (pirus) yang
kasar permukaannya.
Pantulan sinar juga dapat menimbulkan efek khusus atau disebut phenomena pada
beberapa spesies batu permata. Ini desebabkan terpantulnya sinar yang jatuh pada
inklusi-inklusi atau struktur bagian dalam batu permata tertentu.
• Asterism (Star): disebabkan oleh pemantulan sinar pada jarum-jarum halus
yang disebut retiles pada ruby dan sapphire sehingga muncul garis-garis
bersilang.
• Chatoyancy (Cat’s Eye): disebabkan oleh pematulan snar pada serabut-
serabut halus atau pipa-pipa sangat halus yang sejajar.
• Adularescence: adalah pemantulan sinar yang berpindah-pindah disebabkan
oleh ketidakrataan struktur di dalam batu sehingga sinar menyebar.
• Aventurescence: adalh pemantulan sinar pada serpihan-serpihan halus di
dalam batu.
• Labradorescence: pancaran sinar yang terlihat dari sudut pandang tertentu
disebabkan terganggunya jalan sinar saat melalui struktur batu yang berlapis.
• Play Of Color: penampilan warna-warni yang bergerak pada batu opal yang
disebabkan oleh butiran-butiran mikroskopis silica yang menebarkan warna
pelangi.
• Orient: pemunculan warna pelangi pada permukaan mutiara yang disebabkan
oleh lewatnya sinar melalui lapisan-lapisan nacre.
• Iridescence: permainan warna-warni ang berubah karena jalan sinar yang
terganggu.
• Color Change (Alexandrite Effect): perubahan warna pada batu yang terjadi
pada saat sumber cahaya berwarna putih diganti sumber cahaya berwarna
merah. Seperti dari lampu neon dan lampu pijar.
PEMOTONGAN DAN PENGASAHAN
Pengasah batu permata yang handal dapat membuat kerikil batu permata yang
tidak menarik menjadi batu permata bernilai mahal setelah diasah. Pengasah permata
yang berpengalaman akan meneliti seluruh aspek seperti bentuk materi asal, posisi
noda di dalam, retak pada batu atau cacat-cacat lainnya sebelum memutuskan cara
memotong. Tetapi mereka tidak akan selalu mengikuti aturan yang ketat. Biasanya
proses pemotongan dan pengasahan merupakan kompromi antara memunculkan
keindahan permata yang terbaik dan memperoleh berat akhir semaksimal mungkin
Bilamana kita berbicara mengenai bentuk batu permata, biasanya yang kita
maksudkan adalah penampilan tampak mukanya. Umumnya bentuk yang beredar di
pasaran adalah bentuk bulat, oval, pear, hati, cushion, princess, emerald.
Untuk memahami bagian-bagian irisan pada proses pengasahan, ada beberapa
jenis cutting yang umum ditemukan pada batu permata.
Cutting style atau pola asahan merujuk pada cara bagaimana batu permata itu
dibentuk atau diiris. Sebagai contoh batu permata bentuk oval cabochon atau diberi
irisan-irisan menjadi oval brilliant.
Adakalanya bahan permata dalam bentuk kasar tidak dipotong atau diasah dalam
bentuk tertentu, hanya dihaluskan dan dilicinkan permukaannya, tetapi tetap seperti
bentuk semula. Proses ini disebut tumbling.
 CABOCHON: bentuk cutting tertua sebelum tahun 1300 dan paling
sederhana, bentuk bulat atau oval dengan bagian atas berbentuk kubah. Saat
ini cutting bentuk ini banyak digunakan untuk permata tidak tembus atau
sedikit tembus cahaya. Juga untuk permata yang memiliki phenomena cat’s
eye, star, adularescence, dan lainnya.
 TABLE CUT: berbentuk segi empat bujur sangkar dengan 9 irisan, mulai
diperkenalkan tahun 1450-an.
Seiring berkembangnya teknologi dan inovasi para pemotong dan
pengasah batu permata, dan penggunaan gergaji pemotong diamond sekitar
tahun 1900-an, maka diperkenalkan perubahan dalam pengasahan. Pengasah
menemukan cara pengirisan permata untuk menghasilkan kecemerlangan,
kilauan, dan dispersi yang indah. Tahun 1920-an, modern brilliant cut mulai
diperkenalkan oleh seorang master cutter Marcel Tolkowsky.
 ROUND BRILLIANT CUT: paling popular hingga saat ini
 STEP CUT: memiliki irisan-irisan bergaris dan bertingkat-tingkat seperti
tangga.
 MIXED CUT: memiliki gabungan irisan-irisan brilliant cut pada bagian atas
(crown) serta irisan-irisan step cut pada bagian bawah (pavilion). Cutting ini
amat popular dan banyak ditemukan batu permata.
 FANCY CUT: adalah bentuk asahan yang bias berbentuk apa saja dan tidak
mengikuti ketentuan yang ketat seperti umumnya. Bisa gabungan dari
cabochon, brilliant cut, atau step cut. Misalnya bufftop, adalah permata
dengan bentuk cabochon pada bagian atas dan diberi faset-faset (irisan-irisan)
pada bagian bawahnya. Adapula Purtuguese cut dimana bentuknya bulat, di-
faset dengan pola berbeda dari round brilliant cut yang umum.
Dengan berkembangnya teknologi mengasah batu permata, maka kini
beberapa pengasah mulai bereksperimen dengan irisan-irisan cembung
(concave facest) dimana biasanya bagian atas rata. Dengan irisan cembung
akan menambah kecemerlangan permata karena bila cahaya menembus
permata dengan permukaan yang rata, maka sinar akan dipantulkan hanya
pada satu arah, tetapi pada permukaan cembung sinar akan berpencar ke
berbagai arah sehingga menambah kecemerlangan. Karena pengasahannya
memerlukan waktu yang lebih lama maka harga batu permata dengan irisan-
irisan cembung jauh lebih mahal daripada yang irisan biasa.
 UKIRAN (CARVING): adalah jenis pengasahan permata yang memerlukan
keahlian khusus agar mendapatkan bentuk atau desain yang indah, tidak
sekedar membuat irisan-irisan yang lengkung dan cembung.
 ENGRAVING: desain ukiran pada permukaan batu.
 CAMEO: biasanya batu chalcedony dengan desain ukiran timbul.
 INTAGLIO: batu yang diukir di dalamnya dengan desain tertentu.
 SCULPTURE: batu atau permata yang dipotong, diukir bentuk 3 dimensi.
BATU-BATU PERMATA YANG
DIKENAL DAN DIGEMARI
MASYARAKAT
DIAMOND (INTAN, BERLIAN)
Diamond memperoleh nama yang berasal dari kata adamas dalam bahasa Yunani
berarti yang tak tertaklukkan karena dianggap sebagai mineral terkeras yang tak
tergoreskan diantara sekian banyak jenis-jenis mineral. Bersama dengan kilauan yang
gemerlap dan kecemerlangan yang tinggi diamond menduduki posisi teratas
dibanding batu permata lainnya.
Sulit dipercaya bahwa sebenarnya diamond memiliki bahan kimiawi yang sama
dengan graphite dan arang yakni carbon. Perbedaannya hanya pada proses
pembentukan dimana diamond mengkristal dalam bentuk kubus (cubic) di bawah
tekanan bumi yang besar dan temperatur yang tinggi hingga ribuan derajat celcius
Yang membuat perbedaan adalah ikatan-ikatan atom-atom carbon pada diamond
sangat seragam sehingga menghasilkan kristal yang memilki bentuk kubus.
Sebaliknya graphite tidak memiliki ikatan-ikatan atom yang kuat sehingga lebih
rapuh. Sedangkan arang tidak memiliki bentuk kristal. Diamond merupakan mineral
yang ditambang secara sangat intensif dan dinilai secara lebih ketat dibanding
permata-permata lainnya. Kualitas dan nilai sebutir diamond berdasarkan pada unsur
4 C yaitu Color (warna), Clarity (kejernihan), Cut (asahan), Carat (bobot karat).
Warna diamond bervariasi mulai dari tak berwarna hingga yang bersemu kuning
hingga kuning pekat, coklat, hijau, biru, pink, dan yang terlangka berwarna merah.
Diamond tanpa warna lebih langka dan berharga lebih mahal dibandingkan yang
warna kuning ataupun warna coklat. Kebanyakan diamond berwarna semu kuning
atau semu coklat. Semu kuning pada warna diamond disebabkan oleh unsur Nitrogen.
Banyak atau tidaknya nitrogen akan berpengaruh pada kepekatan warna kuning
tersebut. Warna biru pada diamond disebabkan oleh unsure Boron.
Clarity atau kjernihan dinilai dari kebersihan di dalamnya pada pembesaran 10x.
Cacat-cacat di dalam terbentuk oleh mineral-mineral yang terperangkap di dalam
pada saat kristalisasi terjadi.
Cutting adalah bagian yang terpenting untuk menampilkan diamond agar
cemerlang, indah, dan mempesona mata yang melihatnya. Popularitas diamond
semakin meningkat seiring dengan berkembangnya tehnik-tehnik mengasah diamond
serta mulai diperkenalkannya modern brilliant cut yang menampilkan permainan
warna-warni pelangi yang indah oleh Marcel Tolkowsky pada tahun 1919.
Selama 2000 tahun diamond hanya ditemukan sebagai kristal-kristal yang telah
tergerus di sungai-sungai. Sampai tahun 1725 hanya India sebagai satu-satunya
Negara penghasil diamond terbesar dan Borneo (Kalimantan) dengan hasil diamond
yang relatif sedikit. Kemudian diamond ditemukan juga d Brazil yang kemudian di

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Fosil mengajar
Fosil mengajarFosil mengajar
Fosil mengajar
 
Kuliah genesa bahan galian
Kuliah genesa bahan galianKuliah genesa bahan galian
Kuliah genesa bahan galian
 
Kuliah 6 unit biostratigrafi
Kuliah 6   unit biostratigrafiKuliah 6   unit biostratigrafi
Kuliah 6 unit biostratigrafi
 
Clase 12 rocas almacenadoras1
Clase 12 rocas almacenadoras1Clase 12 rocas almacenadoras1
Clase 12 rocas almacenadoras1
 
batu Sekis
batu Sekisbatu Sekis
batu Sekis
 
Tugas ganesa bahan galian i
Tugas ganesa bahan galian iTugas ganesa bahan galian i
Tugas ganesa bahan galian i
 
Petrologi batuan beku
Petrologi batuan bekuPetrologi batuan beku
Petrologi batuan beku
 
Sistem penambangan
Sistem penambanganSistem penambangan
Sistem penambangan
 
Family Globigerinidae (Parker and Jones, 1862)
Family Globigerinidae (Parker and Jones, 1862)Family Globigerinidae (Parker and Jones, 1862)
Family Globigerinidae (Parker and Jones, 1862)
 
Mekanika batuan 1
Mekanika batuan 1 Mekanika batuan 1
Mekanika batuan 1
 
Endapan epithermal agus sabar
Endapan epithermal agus sabarEndapan epithermal agus sabar
Endapan epithermal agus sabar
 
Deskripsi core
Deskripsi coreDeskripsi core
Deskripsi core
 
Reflectancia de la vitrinita
Reflectancia de la vitrinitaReflectancia de la vitrinita
Reflectancia de la vitrinita
 
Tahapan pemetaan geologi
Tahapan pemetaan geologiTahapan pemetaan geologi
Tahapan pemetaan geologi
 
Paleontologi 2: Fossil, Evolusi & Waktu Geologi
Paleontologi 2: Fossil, Evolusi & Waktu GeologiPaleontologi 2: Fossil, Evolusi & Waktu Geologi
Paleontologi 2: Fossil, Evolusi & Waktu Geologi
 
Migrasi hidrokarbon
Migrasi hidrokarbonMigrasi hidrokarbon
Migrasi hidrokarbon
 
Bahan Galian Tembaga
Bahan Galian TembagaBahan Galian Tembaga
Bahan Galian Tembaga
 
Batuan sedimen klastik
Batuan sedimen klastikBatuan sedimen klastik
Batuan sedimen klastik
 
partikel dan tekstur batuan sedimen
 partikel dan tekstur batuan sedimen partikel dan tekstur batuan sedimen
partikel dan tekstur batuan sedimen
 
Exploración geoquimica
Exploración geoquimicaExploración geoquimica
Exploración geoquimica
 

Similar to BATU PERMATA SEJARAH

JENIS-JENIS BATU ALAM DAN BATU BUATAN
JENIS-JENIS BATU ALAM DAN BATU BUATANJENIS-JENIS BATU ALAM DAN BATU BUATAN
JENIS-JENIS BATU ALAM DAN BATU BUATANMOSES HADUN
 
147701255-Rijang-Dan-Pembentukannya.pdf
147701255-Rijang-Dan-Pembentukannya.pdf147701255-Rijang-Dan-Pembentukannya.pdf
147701255-Rijang-Dan-Pembentukannya.pdfWahyuPrayetno1
 
Barang tambang emas dan perak
Barang tambang emas dan perakBarang tambang emas dan perak
Barang tambang emas dan perakZaqiIbnuRamadhan
 
Jenis jenis dan Persebaran SDA di Indonesia
Jenis jenis dan Persebaran SDA di IndonesiaJenis jenis dan Persebaran SDA di Indonesia
Jenis jenis dan Persebaran SDA di Indonesiagifariwk
 
Bagas alianski putra
Bagas alianski putraBagas alianski putra
Bagas alianski putraalianskeeeh
 

Similar to BATU PERMATA SEJARAH (10)

Gemstone Indonesia
Gemstone IndonesiaGemstone Indonesia
Gemstone Indonesia
 
JENIS-JENIS BATU ALAM DAN BATU BUATAN
JENIS-JENIS BATU ALAM DAN BATU BUATANJENIS-JENIS BATU ALAM DAN BATU BUATAN
JENIS-JENIS BATU ALAM DAN BATU BUATAN
 
Warisan Alam
Warisan AlamWarisan Alam
Warisan Alam
 
147701255-Rijang-Dan-Pembentukannya.pdf
147701255-Rijang-Dan-Pembentukannya.pdf147701255-Rijang-Dan-Pembentukannya.pdf
147701255-Rijang-Dan-Pembentukannya.pdf
 
Barang tambang emas dan perak
Barang tambang emas dan perakBarang tambang emas dan perak
Barang tambang emas dan perak
 
Zirkon
ZirkonZirkon
Zirkon
 
Rijang ppt (2)
Rijang ppt (2)Rijang ppt (2)
Rijang ppt (2)
 
Jenis jenis dan Persebaran SDA di Indonesia
Jenis jenis dan Persebaran SDA di IndonesiaJenis jenis dan Persebaran SDA di Indonesia
Jenis jenis dan Persebaran SDA di Indonesia
 
Bgi ppt presentation
Bgi ppt presentationBgi ppt presentation
Bgi ppt presentation
 
Bagas alianski putra
Bagas alianski putraBagas alianski putra
Bagas alianski putra
 

More from rramdan383

Bahan untuk menaikan p h air
Bahan untuk menaikan p h airBahan untuk menaikan p h air
Bahan untuk menaikan p h airrramdan383
 
Artikel rahayu akin_7 tentang p_h
Artikel rahayu akin_7 tentang p_hArtikel rahayu akin_7 tentang p_h
Artikel rahayu akin_7 tentang p_hrramdan383
 
Absorpsi gas karbondioksida_dalam_biogas_dengan_larutan_naoh_secara_kontinu
Absorpsi gas karbondioksida_dalam_biogas_dengan_larutan_naoh_secara_kontinuAbsorpsi gas karbondioksida_dalam_biogas_dengan_larutan_naoh_secara_kontinu
Absorpsi gas karbondioksida_dalam_biogas_dengan_larutan_naoh_secara_kontinurramdan383
 
Air limbah sianida
Air limbah sianidaAir limbah sianida
Air limbah sianidarramdan383
 
93448331 02-genesa-bahan-galian
93448331 02-genesa-bahan-galian93448331 02-genesa-bahan-galian
93448331 02-genesa-bahan-galianrramdan383
 
89176662 04-teknik-pemboran
89176662 04-teknik-pemboran89176662 04-teknik-pemboran
89176662 04-teknik-pemboranrramdan383
 
40910709 the-story-of-plate-tectonics
40910709 the-story-of-plate-tectonics40910709 the-story-of-plate-tectonics
40910709 the-story-of-plate-tectonicsrramdan383
 
32998366 genesa-bahan-galian-complete2
32998366 genesa-bahan-galian-complete232998366 genesa-bahan-galian-complete2
32998366 genesa-bahan-galian-complete2rramdan383
 

More from rramdan383 (9)

Bahan untuk menaikan p h air
Bahan untuk menaikan p h airBahan untuk menaikan p h air
Bahan untuk menaikan p h air
 
Artikel rahayu akin_7 tentang p_h
Artikel rahayu akin_7 tentang p_hArtikel rahayu akin_7 tentang p_h
Artikel rahayu akin_7 tentang p_h
 
Absorpsi gas karbondioksida_dalam_biogas_dengan_larutan_naoh_secara_kontinu
Absorpsi gas karbondioksida_dalam_biogas_dengan_larutan_naoh_secara_kontinuAbsorpsi gas karbondioksida_dalam_biogas_dengan_larutan_naoh_secara_kontinu
Absorpsi gas karbondioksida_dalam_biogas_dengan_larutan_naoh_secara_kontinu
 
Air limbah sianida
Air limbah sianidaAir limbah sianida
Air limbah sianida
 
Air asam
Air asamAir asam
Air asam
 
93448331 02-genesa-bahan-galian
93448331 02-genesa-bahan-galian93448331 02-genesa-bahan-galian
93448331 02-genesa-bahan-galian
 
89176662 04-teknik-pemboran
89176662 04-teknik-pemboran89176662 04-teknik-pemboran
89176662 04-teknik-pemboran
 
40910709 the-story-of-plate-tectonics
40910709 the-story-of-plate-tectonics40910709 the-story-of-plate-tectonics
40910709 the-story-of-plate-tectonics
 
32998366 genesa-bahan-galian-complete2
32998366 genesa-bahan-galian-complete232998366 genesa-bahan-galian-complete2
32998366 genesa-bahan-galian-complete2
 

Recently uploaded

UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 

Recently uploaded (20)

UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 

BATU PERMATA SEJARAH

  • 1. BATU PERMATA BATU PERMATA DALAM SEJARAH Hasrat manusia terdapat perhiasan batu permata serta sesuatu benda yang indah untuk mempercantik diri telah berlangsung selama ribuan tahun. Perhiasan berbentuk cincin, kalung, atau gelang yang dikenakan manusia sebagai jimat atau pembawa keberuntungan juga telah berakar ribuan tahun silam. Perhiasan kalung tertua yang ditemukan dalam makam kuno ada yang berusia 20,000 tahun terdiri dari kulit kerang, tulang dan gading. Kami tidak tahu apa tujuan memilikinya atau apa yang berada di benak pemiliknya saat itu, tetapi pada zaman- zaman setelah itu perhiasan dikenakan oleh para pemiliknya sebagai symbol kekuasaanatau lambing keberhasilan secara materi. Jadi boleh dikatakan sebagai status symbol karena dengan memilikinya, dapat menunjukkan kedudukan si pemilik. Perhiasan batu permata juga juga di percaya oleh sebagian masyarakat sebagai pelindung dari bahaya atau penolak bala. Keindahan dan hasrat terhadap logam mulia serta batu permata menumbuhkan inspirasi membuat batu permata dalam bentuk ukiran seperti bunga, jambangan serta bentuk benda seni lainnya. Ukiran-ukiran dari batu jadeite (giok) telah dikenal di China 4500 tahun silam. Pada saat yang hampir sama seniman-seniman Sumeria dan Mesir juga membuat perhiasan dengan mengukir batu permata dari jenis batu lapis lazuli, turquoise (pirus), chalcedony, amethyst (kecubung) serta lainnya. Orang-orang Romawi sangat menyenangi batu-batu akik berukiran. Dari mana sajakah datangnya batu-batu permata yang indah dan menakjubkan tersebut? Menurut catatan sejarah, batu-batu permata yang masih berbentuk seperti krikil namun berwarna-warni pertama kali ditemukan di sungai-sungai dan pantai- pantai. Dengan semakin berkembangnya zaman dan peradaban manusia, berbagai jenis permata mulai ditambang secara lebih teratur dari berbagai daerah pengahasil dan dengan demikian perdagangan batu permata kian berkembang pesat. Orang Mesir menambang batu turquoise di Sinai dan batu amethyst (kecubung) di dekat Aswan, tetapi mereka mengimpor batu lapis lazuli dari Badakshan,Afganistan, tempat satu- satunya di dunia yang dikenal sebagai penghasil lapis lazuli pada saat itu. Batu-batu yang mengandung permata juga ditemukan di India, Burma, Srilanka, dan sangat terkenal akan mutunya seperti intan, ruby, sapphire, spinel sejak berabad-
  • 2. abad silam. Batu permata yang berasal dari daerah ini sangat memukau dan memiliki charisma serta daya tarik yang mendunia, serta bernilai sangat tinggi intan Koh-I- Noor yang berbobot berat sekitar 109 carat, yang kini berada pada mahkota kerajaan Inggris. Ada lagi Blue Hope diamond, intan berwarna biru berbobot berat sekitar 45 carat juga berasal dari India. Kini banyak tambang di dunia yang telah ditemukan seperti di Amerika Utara, Amerika Selatan, Afrika, Australia, Siberi, Brazil, Colombia, Thailand, Vietnam, Cina, Indonesia, Madagaskar, dan di banyak tempat di benua Eropa. APAKAH SEBENARNYA BATU PERMATA? Sejak zaman dulu berbagai jenis bahan, alami maupun artifisial, banyak dijadikan perhiasan yang indah. Namun sekarang istilah batu permata telah dipahami secara umum bahwa ia berasal dari mineral-mineral dalam alam, terbentuk secara alami, memiliki keindahan yang menarik, berharga karena langka dan dapat bertahan untuk dipakai sebagai perhiasan untuk jangka waktu lama. Kebanyakan batu-batu permata adalah mineral-mineral yang telah terbentuk dalam kondisi alam yang berbeda pada perut bumi. Mineral miliki komposisi kimiawi tertentu dan memiliki susunan atom yang beraturan, sehingga memiliki sifat-sifat fisik da optic yang relative konstan atau tetap. Sifat seperti berat jenis dan indeks bias dapat diukur secara tepat untuk mengatahui identitas sebuah mineral. Pada dasarnya batu permata seharusnya keras, tidak terpengaruh oleh cuaca panas, takanan bumi, atau tahan gores dalam pemakaian sehari-harinya. Banyak batu permata terbentuk dari bahan silica semisal emerald (zambrud), aquamarine, peridot, amethyst (kecubung) dan jenis lainnya. Ruby, sapphire, spinel, dan crhysoberyl terdiri dari bahan oxide. Intan adalah permata unik diantara permata lainnya karena terbentuk dari bahan kimiawi tunggal yajni carbon. Jadeite (giok), lapis lazuli, adalah batu bongkahan yang disebut aggregate, terdiri dari beberapa macam mineral. Hewan dan tumbuh-tumbuhan juga digolongkan sebagai sumber untuk permata yang agak rapuh, yang disebut permata inorganic. Jenis ini telah sejak dahulu kala digunakan sebagai perhiasan. Amber berasal dari getah pohon yang mengeras. Fossilized Wood berasal dari pohon. Sedangkan mutiara, kulit kerang, dan coral dibentuk oleh hewan laut dari bahan kimiawi calcium carbonate. Gading gajah
  • 3. ataupun taring hewan daratan maupun hewan laut juga umum dipakai sebagai perhiasan.Namun sekarang gading gajah di beberapa Negara tidak diperbolehkan dipakai untuk mencegah musnahnya spesies oleh para pemburu. KEINDAHAN Batu permata yang telah diasah atau diolah akan memunculkan keindahannya yang menakjubkan dan memukau bagi mata yang melihatnya seperti kecemerlangan pada sebuah diamond atau kilau seperti pelangi pada mutiara, atau gambar cantik pada batu akik. Cahaya adalah sumber keindahan bagi batu permata. Tanpa adanya interaksi antara cahaya dan mineral, sebuah batu ruby tidak akan tampak semenarik bila terkena cahaya. Demikian pula gemerlap sebutir intan akan tampak lebih memukau dengan pancaran warna-warni pelangi. Pantulan warna-warni pada batu opal (kalimaya) pun menjadi tampak sangat indah. Hampir semua jenis batu permata kurang tampil indah pada saat masih berbentuk kasar atau sebelum diasah. Keindahan yang dimunculkan sangat tergantung pada keahlian seorang pengasah. Pada diamond kecemerlangan dan pemancaran warna pelangi tergantung pada proporsional atau tidaknya diamond saat pengasahan dilakukan. KELANGKAAN Jika keindahan batu permata merupakan daya tarik pertama, kelangkaan membuatnya bersifat ekslusif dan mempunyai nilai tambah bagi sebuah permata karena gairah untuk memilikinya semakin besar. Kelangkaan sebuah batu berkualitas sangat mempengaruhi harganya di pasaran. Batu dari group quartz (kwarsa) dan group feldspar bersama-sama memenuhi dua per tiga (2/3) dari kerak bumi. Namun hanya sedikit quartz yang memiliki keindahan warna seperti amethyst yang berkualitas tinggi. Demikian juga dengan labradorite feldspar. Beberapa batu permata tergolong langka seperti Diamond yang ditemukan hanya sekitar 25 carat (5gram) per 120 ton tanah Kimberlite. Pada kasus tertentu diamond pun tergolong langka karena ukuran besar yang di atas normal seperti diamond Cullinan seberat 3,106 sebelum diasah.
  • 4. Nilai sebuah permata amat tergantung pada kualitas warnanya, bebas dari noda kotoran di dalamnya, bobot berat, dan hasil asahannya. Umumnya permta dijual berdasarkan harga per carat (karat). Selain itu nilanya juga tergantung pada trend mode serta kepercayaan berbagai budaya di masyarakat. Fluktuasi permintaan pasar dan pasokan sangat berpengaruh terhadap harga permata tertentu. KEAWETAN (DAYA TAHAN PERHIASAN) Batu permata sejak dulu kala telah dipakai oleh manusia dan hingga kini masih ada yang kondisinya masih bagus tidak rusak oleh berlalunya waktu karena memiliki daya tahan gores (hardness) yang relatif tinggi, tidak mudah sumbing dan pecah, juga tahan terhadap perubahan kimiawi. Hardness atau daya tahan terhadap goresan diukur oleh Friedrich Mohs, seorang mineralogist asal Jerman pada tahun 1822 yang memperkenalkan Skala Mohs. Ia memilih 10 mineral yang telah dikenalnya dan mengatur skala tingkat tahan gores dari terendah hingga tertinggi. Mineral diamond pada urutan tertinggi 10 akan menggores mineral corundum pada tingkat 9 dan seterusnya. Urutannya sebagai berikut : 1. Talc 2. Gypsum 3. Calcite 4. Fluorite 5. Apatite 6. Orthoclase Feldspar 7. Quartz 8. Topaz 9. Corundum 10. Diamond PENGARUH SINAR PADA BATU PERMATA Semua batu permata yang berkualitas tinggi maupun yang berkualitas rendah tidak akan menarik perhatian sama sekali tanpa adanya pengaruh dari sinar yang memantulkan ataupun yang membiaskannya.
  • 5. Luster, adalah kilauan yang disebabkan oleh pamantulan sinar pada permukaan permata yang halus dan licin. Kilauan pada sebuah diamond menunjukkan luster yang tinggi bila dibandingkan dengan luster yang rendah pada batu turquoise (pirus) yang kasar permukaannya. Pantulan sinar juga dapat menimbulkan efek khusus atau disebut phenomena pada beberapa spesies batu permata. Ini desebabkan terpantulnya sinar yang jatuh pada inklusi-inklusi atau struktur bagian dalam batu permata tertentu. • Asterism (Star): disebabkan oleh pemantulan sinar pada jarum-jarum halus yang disebut retiles pada ruby dan sapphire sehingga muncul garis-garis bersilang. • Chatoyancy (Cat’s Eye): disebabkan oleh pematulan snar pada serabut- serabut halus atau pipa-pipa sangat halus yang sejajar. • Adularescence: adalah pemantulan sinar yang berpindah-pindah disebabkan oleh ketidakrataan struktur di dalam batu sehingga sinar menyebar. • Aventurescence: adalh pemantulan sinar pada serpihan-serpihan halus di dalam batu. • Labradorescence: pancaran sinar yang terlihat dari sudut pandang tertentu disebabkan terganggunya jalan sinar saat melalui struktur batu yang berlapis. • Play Of Color: penampilan warna-warni yang bergerak pada batu opal yang disebabkan oleh butiran-butiran mikroskopis silica yang menebarkan warna pelangi. • Orient: pemunculan warna pelangi pada permukaan mutiara yang disebabkan oleh lewatnya sinar melalui lapisan-lapisan nacre. • Iridescence: permainan warna-warni ang berubah karena jalan sinar yang terganggu. • Color Change (Alexandrite Effect): perubahan warna pada batu yang terjadi pada saat sumber cahaya berwarna putih diganti sumber cahaya berwarna merah. Seperti dari lampu neon dan lampu pijar.
  • 6. PEMOTONGAN DAN PENGASAHAN Pengasah batu permata yang handal dapat membuat kerikil batu permata yang tidak menarik menjadi batu permata bernilai mahal setelah diasah. Pengasah permata yang berpengalaman akan meneliti seluruh aspek seperti bentuk materi asal, posisi noda di dalam, retak pada batu atau cacat-cacat lainnya sebelum memutuskan cara memotong. Tetapi mereka tidak akan selalu mengikuti aturan yang ketat. Biasanya proses pemotongan dan pengasahan merupakan kompromi antara memunculkan keindahan permata yang terbaik dan memperoleh berat akhir semaksimal mungkin Bilamana kita berbicara mengenai bentuk batu permata, biasanya yang kita maksudkan adalah penampilan tampak mukanya. Umumnya bentuk yang beredar di pasaran adalah bentuk bulat, oval, pear, hati, cushion, princess, emerald. Untuk memahami bagian-bagian irisan pada proses pengasahan, ada beberapa jenis cutting yang umum ditemukan pada batu permata. Cutting style atau pola asahan merujuk pada cara bagaimana batu permata itu dibentuk atau diiris. Sebagai contoh batu permata bentuk oval cabochon atau diberi irisan-irisan menjadi oval brilliant. Adakalanya bahan permata dalam bentuk kasar tidak dipotong atau diasah dalam bentuk tertentu, hanya dihaluskan dan dilicinkan permukaannya, tetapi tetap seperti bentuk semula. Proses ini disebut tumbling.  CABOCHON: bentuk cutting tertua sebelum tahun 1300 dan paling sederhana, bentuk bulat atau oval dengan bagian atas berbentuk kubah. Saat ini cutting bentuk ini banyak digunakan untuk permata tidak tembus atau sedikit tembus cahaya. Juga untuk permata yang memiliki phenomena cat’s eye, star, adularescence, dan lainnya.  TABLE CUT: berbentuk segi empat bujur sangkar dengan 9 irisan, mulai diperkenalkan tahun 1450-an. Seiring berkembangnya teknologi dan inovasi para pemotong dan pengasah batu permata, dan penggunaan gergaji pemotong diamond sekitar tahun 1900-an, maka diperkenalkan perubahan dalam pengasahan. Pengasah menemukan cara pengirisan permata untuk menghasilkan kecemerlangan,
  • 7. kilauan, dan dispersi yang indah. Tahun 1920-an, modern brilliant cut mulai diperkenalkan oleh seorang master cutter Marcel Tolkowsky.  ROUND BRILLIANT CUT: paling popular hingga saat ini  STEP CUT: memiliki irisan-irisan bergaris dan bertingkat-tingkat seperti tangga.  MIXED CUT: memiliki gabungan irisan-irisan brilliant cut pada bagian atas (crown) serta irisan-irisan step cut pada bagian bawah (pavilion). Cutting ini amat popular dan banyak ditemukan batu permata.  FANCY CUT: adalah bentuk asahan yang bias berbentuk apa saja dan tidak mengikuti ketentuan yang ketat seperti umumnya. Bisa gabungan dari cabochon, brilliant cut, atau step cut. Misalnya bufftop, adalah permata dengan bentuk cabochon pada bagian atas dan diberi faset-faset (irisan-irisan) pada bagian bawahnya. Adapula Purtuguese cut dimana bentuknya bulat, di- faset dengan pola berbeda dari round brilliant cut yang umum. Dengan berkembangnya teknologi mengasah batu permata, maka kini beberapa pengasah mulai bereksperimen dengan irisan-irisan cembung (concave facest) dimana biasanya bagian atas rata. Dengan irisan cembung akan menambah kecemerlangan permata karena bila cahaya menembus permata dengan permukaan yang rata, maka sinar akan dipantulkan hanya pada satu arah, tetapi pada permukaan cembung sinar akan berpencar ke berbagai arah sehingga menambah kecemerlangan. Karena pengasahannya memerlukan waktu yang lebih lama maka harga batu permata dengan irisan- irisan cembung jauh lebih mahal daripada yang irisan biasa.  UKIRAN (CARVING): adalah jenis pengasahan permata yang memerlukan keahlian khusus agar mendapatkan bentuk atau desain yang indah, tidak sekedar membuat irisan-irisan yang lengkung dan cembung.  ENGRAVING: desain ukiran pada permukaan batu.  CAMEO: biasanya batu chalcedony dengan desain ukiran timbul.  INTAGLIO: batu yang diukir di dalamnya dengan desain tertentu.  SCULPTURE: batu atau permata yang dipotong, diukir bentuk 3 dimensi.
  • 8. BATU-BATU PERMATA YANG DIKENAL DAN DIGEMARI MASYARAKAT DIAMOND (INTAN, BERLIAN) Diamond memperoleh nama yang berasal dari kata adamas dalam bahasa Yunani berarti yang tak tertaklukkan karena dianggap sebagai mineral terkeras yang tak tergoreskan diantara sekian banyak jenis-jenis mineral. Bersama dengan kilauan yang gemerlap dan kecemerlangan yang tinggi diamond menduduki posisi teratas dibanding batu permata lainnya. Sulit dipercaya bahwa sebenarnya diamond memiliki bahan kimiawi yang sama dengan graphite dan arang yakni carbon. Perbedaannya hanya pada proses pembentukan dimana diamond mengkristal dalam bentuk kubus (cubic) di bawah tekanan bumi yang besar dan temperatur yang tinggi hingga ribuan derajat celcius Yang membuat perbedaan adalah ikatan-ikatan atom-atom carbon pada diamond sangat seragam sehingga menghasilkan kristal yang memilki bentuk kubus. Sebaliknya graphite tidak memiliki ikatan-ikatan atom yang kuat sehingga lebih rapuh. Sedangkan arang tidak memiliki bentuk kristal. Diamond merupakan mineral yang ditambang secara sangat intensif dan dinilai secara lebih ketat dibanding permata-permata lainnya. Kualitas dan nilai sebutir diamond berdasarkan pada unsur 4 C yaitu Color (warna), Clarity (kejernihan), Cut (asahan), Carat (bobot karat). Warna diamond bervariasi mulai dari tak berwarna hingga yang bersemu kuning hingga kuning pekat, coklat, hijau, biru, pink, dan yang terlangka berwarna merah. Diamond tanpa warna lebih langka dan berharga lebih mahal dibandingkan yang warna kuning ataupun warna coklat. Kebanyakan diamond berwarna semu kuning atau semu coklat. Semu kuning pada warna diamond disebabkan oleh unsur Nitrogen. Banyak atau tidaknya nitrogen akan berpengaruh pada kepekatan warna kuning tersebut. Warna biru pada diamond disebabkan oleh unsure Boron. Clarity atau kjernihan dinilai dari kebersihan di dalamnya pada pembesaran 10x. Cacat-cacat di dalam terbentuk oleh mineral-mineral yang terperangkap di dalam pada saat kristalisasi terjadi.
  • 9. Cutting adalah bagian yang terpenting untuk menampilkan diamond agar cemerlang, indah, dan mempesona mata yang melihatnya. Popularitas diamond semakin meningkat seiring dengan berkembangnya tehnik-tehnik mengasah diamond serta mulai diperkenalkannya modern brilliant cut yang menampilkan permainan warna-warni pelangi yang indah oleh Marcel Tolkowsky pada tahun 1919. Selama 2000 tahun diamond hanya ditemukan sebagai kristal-kristal yang telah tergerus di sungai-sungai. Sampai tahun 1725 hanya India sebagai satu-satunya Negara penghasil diamond terbesar dan Borneo (Kalimantan) dengan hasil diamond yang relatif sedikit. Kemudian diamond ditemukan juga d Brazil yang kemudian di