Ride the Storm: Navigating Through Unstable Periods / Katerina Rudko (Belka G...
Aksarajawa 140908234905-phpapp01
1. WIWITAN
MMEEDDIIAA PPEEMMBBEELLAAJJAARRAANN
PENYUSUNAN MEDIA PEMBELAJARAN
MGMP BAHASA JAWA KABUPATEN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
BBAAHHAASSAA JJAAWWAA
AAKKSSAARRAA JJAAWWAA
HASIL PELATIHAN ICT DAN
PEMALANG
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
2. WIWITAN
Dentawyanjana ada 20 buah
a n c r k
d f s w l
p d j y v
m g b q z
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
NEXT
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
3. WIWITAN
DDeennttaawwyyaannjjaannaa ddaappaatt bbeerrllaaffaall jjeejjeegg ddaann mmiirriinngg
Lafal jejeg
rn = rana
jk = jaka
sp = sapa
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
Lafal miring
crk = caraka
jwt = jawata
wnr = wanara
NEXT
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
4. WIWITAN
PPaassaannggaann bbeerrjjuummllaahh 2200 bbuuaahh
1. Huruf utuh, ditulis di bawah huruf yang
dipasangi
R (huruf ke 4) Y (huruf ke 14)
G (huruf ke 17) Z (huruf ke 20)
bpkRn = bapak rana
sjkGgl = sajak gagal
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
rkYt = rakyat
sjkZy = sajak ngaya
NEXT
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
5. WIWITAN
2. Huruf potongan, ditulis di belakang
huruf yang dipasangi : H (huruf
pertama), S (huruf ke 8), dan P (huruf
ke 11)
tkHy = takaya
tnSh = tansah
tnP = tanpa
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
NEXT
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
6. WIWITAN
3. Huruf potongan, ditulis di bawah huruf yang
dipasangi tidak digandeng : K (huruf ke
5), T (huruf ke 7), L (huruf ke 10), D
(huruf ke 12), Q (huruf ke 19).
pnQ = pantha
pmnLr = paman lara
bnTl = bantala
knD = kandha NEXT
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
7. WIWITAN
Pasangan K T L bila diberi
sandhangan suku dan wyanjana (lihat
tentang sandhangan pada III), wujudnya
kembali utuh.
tkÑ|ykuy = takkuya-kuya
smnÓ|z = saman lunga
vnDkÒ~b = nyandhak trebang
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
pkÒ|w = pak tuwa
pkÑ`m = Pak Krama
pkÑÜai = Pak Kyai NEXT
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
8. WIWITAN
4. Mempunyai bentuk tersendiri, penulisannya
digandeng dengan huruf yang dipasangi
: N (huruf ke 2), W(huruf ke 9), V (huruf ke
mznNns = mangan nanas
aymWn = ayam wana
sjkVt = sajak nyata
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
15)
NEXT
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
9. WIWITAN
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
NEXT
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
10. WIWITAN
5. Mempunyai bentuk tersendiri, penulisannya
di bawah huruf yang dipasangi : C (huruf
ke 3), F (huruf ke 6), J (huruf ke 13), M
(huruf ke 16), B (huruf ke 18)
pvC = panca
bLvJ = blanja
tmB = tamba
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
fnFn = dandan
jlM = jalma
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
11. WIWITAN
TTaannddaa BBaaccaa HHuurruuff JJaawwaa ((PPaaddaa))
1. ¥ disebut pada luhur, bunyinya
¥ly=lnP[zsÒ|kumugtume
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
mangajapa, gunanya untuk pembukaan
surat di depan satatabasa/adangiyah;
berasal dari atasan/orang tua kepada
bawahan/anak.
Contoh:
kmr=ankÑ|ai=surby.
NEXT
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
12. WIWITAN
2. ¦ disebut pada madya sebagai
mr=mit]kuai=surby. NEXT
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
pembukaan surat dari
sesama/sederajat.
Contoh:
¦ly=lnslmTkLimÑ|tumek
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
13. WIWITAN
3. § disebut pada andhap sebagai
§sertSapzbekTikulmugiktu/rm saaibuai=fXmPu/w
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
pembukaan surat dari
bawahan/anak kepada
atasan/orang tua.
Contoh:
ys.
NEXT
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
14. WIWITAN
4. ¦bC¦ disebut purwa pada, huruf di tengah
tersebut berbunyi becik. Pada ini sebagai
pembuka karya sastra berbentuk tembang di
depan bait pertama pupuh pertama.
Contoh:
¦bC¦c]itsk[to[rtFipunPeqik
kin/ypp[qok albecikHi=wurikepe
[qk m/mbeci[kNorzqikHqikaja
ceceqikpillginquk,¦albecikHmu=zspLetik[norwuru=k[ton
……….
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
NEXT
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
15. WIWITAN
5. ¦!F ¦ disebut madya pada, di tengah-tengah itu
berbunyi mandrawa arti-nya jauh, pada ini ditulis
di akhir pupuh bila akan berganti jenis tembang
(bersambung pupuh lain).
Contoh:
¦!F`¦p]bukevazuzunS[j]oni=glih,
[fwtulu=zn,ra/j[nmjpaittebihnk=pr=muk.¦sklku[fnirlrp]ihatiny
tkw/na,p]bukevmjpaitpinrkHi=fXmPr.
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
NEXT
16. WIWITAN
6. ¦I ¦ disebut wasana pada, di tengah-tengah itu
berbunyi iti, artinya tamat, pada ini digunakan pada
akhir cerita yang ditulis dalam bentuk tembang.
Contoh:
¦[sfyusWwusStusSpuluhtaunwusSi=winifrinukTiai=t
belwdhai
punsin[rkH kenHi=mesi/,titiyu
sup+Kcri[yos,¦I¦
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
NEXT
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
17. WIWITAN
7. ?0? disebut guru atau uger-uger, digunakan untuk:
(1) surat,sesudahsatatabasa; (2) permulaan cerita
berbentuk prosa.
Contoh:
?0?ankulFifi[mo[motTia[kh,lumkubebx=
znJrnGe[dati[n,s/tXg,pzucpP=ikulFi:
duh,s=srbzetPepe[sQnN=iauripÑ|, ……………………
mlhmlhkulFik=mtibvJ|/fike[ltTi,wlul=[zfiwuwuha[kai=
[mo[motT[nN.0.
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
NEXT
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
18. WIWITAN
8. ? disebut adeg-adeg atau ada-ada,
dipakai untuk pembukaan kalimat
(termasuk wacana).
Contoh:
?lkSnluzmev=sl.anknlkSnwtrlim=fin.ai=sl
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
lkSnfu[wkvCcchlim.
NEXT
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
19. WIWITAN
9. .0. disebut pada pancak, digunakan
untuk: (1) penutup cerita berbentuk prosa;
(2) penutup wasanabasa pada surat.
10. , disebut pada lingsa, digunakan
seperti halnya koma; kalau sudah ada
pangkon tak perlu tanda ini. Pada
tembang tanda ini digunakan sebagai
pemisah baris (gatra). Penggunaanya
dapat dilihat pada contoh-contoh di
depan. NEXT
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
20. WIWITAN
11. . disebut pada lungsi, fungsinya seperti
tanda titik, bila yang diberi tanda ini sesudah
suku kata tertutup (dengan pangkon) tinggal
menambah pada lingsa sudah berarti pada
lungsi. Penggunaanya dapat dilihat pada
contoh-contoh di atas.
12. ; disebut pada pangkat, gunanya untuk (1)
mengapit angka huruf Jawa dan (2) seperti
titik dua pada huruf latin. Penggunaanya
dapat dilihat pada bab angka.
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
21. WIWITAN
SSaannddhhaannggaann
1. sandhangan swara berfungsi mengubah lafal
vokal
2. sandhangan wyanjana berfungsi membentuk
gugus konsonan dengan mengkonsonankan huruf
atau pasangan yang diberi sandhangan ini
3. sandhangan panyigeging wanda berfungsi
sebagai konsonan penutup kata
4. sandhangan pangkon berfungsi untuk
mengkonsonan
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
NEXT
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
22. WIWITAN
SSaannddhhaannggaann sswwaarraa (55 bbuuaahh))
a. i disebut ulu (wulu) ditulis di atas huruf
sebagai penanda suara i; bila yang diberi
sandhangan adalah pasangan yang terletak
di bawah huruf, wulu-nya berada di atas
huruf yang dipasangi.
Contoh:
wzi, siti, bibi, snTi, mesQi,
jmPi, NEXT
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
23. WIWITAN
b. udisebut suku ditulis bersambung
dengan huruf atau pasangan yang
diberi sandhangan sebagai penanda
suara u.
Contoh:
wuzu, suti, bbu, sbÒ|, pnÔ|,
lmPu,
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
NEXT
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
24. WIWITAN
c. [ disebut taling ditulis di depan
huruf yang diberi sandhangan sebagai
penanda suara é atau è; bila yang diberi
sandhangan adalah pasangan, letak
taling di depan huruf yang di-pasangi.
Contoh:
[z[n, su[w, bu[l, r[nT,
p[nD, [t[mP, NEXT
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
25. WIWITAN
d. [ o disebut taling tarung, ditulis mengapit huruf yang
diberi sandhangan sebagai penanda suara o; bila yang diberi
sandhangan adalah pasangan yang terle-tak di bawah, taling
tarung mengapit huruf yang dipasangi, sedangkan pada
pasangan yang terletak di belakang huruf yang dipasangi,
taling berada di depan huruf yang dipasangi dan tarung-nya di
belakang pasangan.
Contoh:
[zo[no, [bo[do, m[nDo,
X[nQo,[jo[mPo,
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
NEXT
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
26. WIWITAN
e. e disebut pepet, ditulis di atas huruf, sebagai penanda suara e;
bila yang diberi sandhangan adalah pasangan yang terletak di
bawah, pepet terletak di atas huruf yang di-pasangi. Bila pepet
digunakan bersama-sama dengan cecak, tanda cecak berada di
tengah-tengah pepet. Bila digunakan bersama-sama layar, tanda
layar berada di samping pepet.
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
Contoh:
ke[nDo, ken, apem, [sonTen,
kemPel, sug_, men_, cumL_,
bnTe/, puse/, bene/, NEXT
27. WIWITAN
HHuurruuff rr ddaannll bbiillaa mmeennddaappaatt ssaannddhhaannggaann ppeeppeett iinnii
mmeemmppuunnyyaaii bbeennttuukk tteerrsseennddiirrii yyaaiittuu xx (ppaassaannggaann--
nnyyaa >>)) ddaann XX (ppaassaannggaann--nnyyaa eeLL ))..
Contoh:
xg, aXm, Xz,
sjk>n, sjkLeg,
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
NEXT
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
28. WIWITAN
Sandhangan wyanjana (3 buah)
a. ] disebut cakra, pengganti
panjingan (klaster) r, ditulis bersambung
dengan huruf atau pasangan yang
dilekati
Contoh:
ck], gt], [sLo[mP]t,
[kLo[mB`ot, NEXT
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
29. WIWITAN
b. } disebut keret, pengganti cakra
dan pepet, ditulis bersambung dengan
huruf atau pasangan yang dilekati
Contoh:
kt}m, p}vJk, tenÒ~m,
anÔ~deg,
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
NEXT
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
30. WIWITAN
c. - disebut pengkal, pengganti
panjingan y, ditulis bersambung dengan
huruf atau pasangan yang dilekatinya
Contoh:
[kop-h, mf-, b-ykKn,
am/BÂ,
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
NEXT
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
31. WIWITAN
Sandhangan panyigeging wanda (3 buah )
a. h disebut wignyan, pengganti a
sigeg, ditulis di belakang huruf atau
pasangan; bila pasangannya terletak di
bawah, wignyan ditulis di belakang
huruf yang dipasangi
Contoh:
zlh, X=gh, lum]h, semPLh,
chy, whyu, NEXT
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
32. WIWITAN
b. / disebut layar, pengganti r sigeg, ditulis
di atas huruf atau pasangan; bila
pasangan-nya terletak di bawah, layar
ditulis di atas huruf yang dipasangi
Contoh:
am/BÂ, gw/, pevC/, jLenQ/, munTi/,
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
NEXT
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
33. WIWITAN
c. = disebut cecak, pengganti z sigeg,
ditulis di atas huruf atau pasangan; bila
pasangannya terletak di bawah, cecak
ditulis di atas huruf yang dipasangi
Contoh:
ly=, k=[go, [k]omP=-, g[m=BÂo,
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
NEXT
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
34. WIWITAN
Sandhangan pangkon (paten)
Sandhangan pangkon (paten) ujudnya . Sandhangan ini digunakan
untuk mengkonsonankan huruf Jawa.
Pangkon berfungsi juga sebagai tanda koma (pengganti
pada lingsa/,) bila pangkon diikuti pada lingsa artinya sama dengan
pada lungsi/. (tanda titik).
Contoh:
ppk apapk== fijrg = dijarag
?bpkTinFkaibum=sk, = Bapak tindak, ibu mangsak.
?sen_aumukbiskebÓ|suk,= Seneng umuk, bisa keblusuk.
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
35. WIWITAN
Huruf murda pada prinsipnya tidak pernah ada.
Yang biasa disebut huruf murda sebenarnya adalah
huruf mahaprana, yaitu huruf yang disuarakan
dengan nafas berat. Jumlah huruf murda (yang
dianggap huruf murda) ada 8 buah seperti berikut.
! @ # $ % ^ & *
n k t s p v g b
Huruf murda dapat dipakai untuk menuliskan nama
gelar dan nama diri, nama geografi, nama lembaga
pemerintah, dan nama lembaga berbadan hukum.
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
HHuurruuff MMuurrddaa
NEXT
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
36. WIWITAN
Contoh:
!bi!uh = Nabi Nuh
tw=mzu = Tawangmangu
*bf*vuwzi = Babad Banyuwangi
Huruf murda jumlahnya terbatas, tidak semua huruf
yang daftar di dalam carakan ada huruf murda-nya.
Oleh karena itu, pemakaian aksara murda tidak
identik dengan pemakaian huruf kapital di dalam
ejaan latin
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
@li@]sk = Kali Krasak
%[z/rn%uge/ = Pangéran Puger
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
37. WIWITAN
• Angka huruf Jawa seperti berikut.
1 =1; 2 =2; 3 = 3; 4 = 4; 5 = 5;
6 = 6; 7 = 7; 8 = 8; 9 = 9; 0 = 0.
• Agar tidak membingungkan, penulisan angka ini diberi pada
pangkat (; ) di depan dan di belakangnya.
• Bila sesudah angka terdapat pada lingsa atau pada lungsi, pada
pangkat bagian belakang dihilangkan.
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
Angka Jawa
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
38. WIWITAN
Huruf suara ada 5 macam, yaitu:
A disebut akara untuk suara A.
I disebut ikara untuk suara I.
U disebut ukara untuk suara U.
E disebut ekara untuk suara É.
O disebut okara untuk suara O.
Ada pendapat bahwa x (pa cereg) dan X (nga lelet)
juga termasuk huruf suara. Oleh karena itu, ada yang
menyebut bahwa huruf suara ada 7 macam. NEXT
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AAkkssaarraa SSwwaarraa
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
39. WIWITAN
• Huruf suara digunakan untuk menuliskan huruf
vokal yang menjadi suku kata, terutama yang
berasal dari bahasa asing, untuk mempertegas
pelafalannya.
Contoh:
Emnu[al = Émanuèl
O/gnissi = organisasi
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
[w=oEsKi[mo = wong Eskimo
U/bnisasi = urbanisasi NEXT
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
40. WIWITAN
• Huruf suara tidak dapat dijadikan sebagai aksara
pasangan sehingga aksara sigeg yang terdapat
di depannya harus dikonsonankan (dimatikan)
dengan pangkon.
Contoh:
kitbAlÑ|+/an = kitab Alquran
we[tonE[roph = weton Éropa
wulnO[kTobe/ = wulan Oktober
• Huruf suara dapat diberi sandangan wignyan, layar,
dan cecak.
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
41. WIWITAN
Huruf Rekan (rekaan) ada 5 buah yaitu:
k+ = kh; f+ = dh; p+ = f/v; j+ = z; g+ = gh
?k+tibHxpÑ|+tBh. Khatib arep khutbah.
?[w=of+limKe[sdF+ik/. Wong dzalim kesèd dzikir.
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
Aksara Rekan
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
42. WIWITAN
?kuwipu+si[npi+tmin,
Kuwi fungsiné vitamin.
?j+ktWwjibj+iyrhsunt,
Zakat wajib, ziarah sunat.
?g+j+lilnG|+lmAhmd,
Ghazali lan Ghulam Ahmad.
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
43. WIWITAN
• Huruf rekaan dipakai untuk menuliskan huruf
konsonan kata-kata asing yang masih
dipertahankan seperti aslinya.
• Huruf rekaan dapat menjadi aksara pasangan,
dapat diberi pasangan, serta dapat diberi
sandhangan.
• Bila diberi sandhangan wulu, layar, atau cecak,
tiga buah cecak pada huruf rekaan berada di
depan.
• Bila diberi pepet tiga buah cecak tersebut berada
di tengahnya.
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
44. WIWITAN
PPeennuulliissaann DDwwiippuurrwwaa
Kata ulang, khususnya dwipurwa, ditulis
sesuai dengan pelafalannya.
Contoh:
Xlr = lelara; tetmB = tetamba
peput] = peputra; Xlim = lelima
pepet_ = pepeteng; ce[c[k/= cecèkèr
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
45. WIWITAN
PPeennuulliissaann AAwwaallaann AAnnuusswwaarraa
Penulisan kata berawalan anuswara yang luluh dengan
permulaan kata dasarnya, huruf a yang mengawali
awalan nasal itu dapat dituliskan atau tidak.
Contoh: zisi = ngisi, atau azisi = angisi
Penulisan kata berawalan anuswara yang tidak luluh
dengan permulaan kata dasarnya, huruf a-nya
ditulis, sedangkan pembacaan (juga penulisannya
dengan huruf latin) huruf a itu tidak perlu.
Contoh: a[nFo[z= = ndongèng
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
a=[g]o[p-ok = nggropyok NEXT
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
46. WIWITAN
PPeennuulliissaann AAkkhhiirraann ––aa
a. Bila bersambung dengan kata yang berakhir huruf
legena penulisannya seperti apa adanya.
Contoh: bisa = bisaa luza = lungaa
a=gwa = nggawaa knDa = kandhaa
b. Bila bersambung dengan kata yang bersuku akhir
selain y dan bersandhangan wulu atau taling,
akhiran a berubah menjadi y.
Contoh: bliy = balia [r[ny = rénéa
c. Tetapi bila suku kata terakhir menggunakan huruf y,
penulisan akhiran a tidak berubah.
Contohnya: kp]i[ya = kapriyéa
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
NEXT
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
47. WIWITAN
d. Bila bersambung dengan kata yang bersuku
akhir selain w dan bersandhangan suku atau taling
tarung, akhiran a berubah menjadi w.
Contoh: mLebuw = mlebua z=[gow = nganggoa
e. Tetapi bila suku kata terakhir menggunakan huruf w,
penulisan akhiran a tidak berubah.
Contohnya: nwua = nawua
f. Bila bersambung dengan suku kata tertutup (sigeg),
akhiran a berubah menjadi seperti huruf penutupnya
(sigeg-nya).
Contoh: mznN = mangana sb/r = sabara NEXT
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
48. WIWITAN
PPeennuulliissaann AAkkhhiirraann ––ii
a. Bila bersambung dengan suku kata terbuka,
mendapat pertolongan akhiran -an (an ),
maka penulisannya memakai pasangan N .
Contoh:vuknNi = nyukani z}gnNi = ngregani
b. Bila bersambung dengan suku kata tertutup,
huruf a-nya menjadi seperti huruf penutupnya.
Contoh: [n[mPLkKi = nèmplèki
fignÔ|lLi = digandhuli NEXT
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
49. WIWITAN
PPeennuulliissaann AAkkhhiirraann ––aann
a. Bila besambung dengan suku kata terbuka dan
legena huruf a-nya kebanyakan luluh dengan
huruf penutupnya.
Contoh: gwn = gawan [swn = séwan
b. Bila bersambung dengan suku kata terbuka
bersandhangan wulu, wulu-nya berubah
menjadi taling.
Contoh: b[ln = balèn s[mBn = sambèn
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
NEXT
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
50. WIWITAN
c. Bila bersambung dengan suku kata terbuka ber-sandhangan
pada akhiran an berubah menjadi y .
Contoh: peg[wyn = pegawéan
d. Bila bersambung dengan suku kata terbuka ber-sandhangan
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
wulu atau taling dan tidak luluh, huruf a
ksuciyn = kasucian
suku, suku-nya berubah menjadi taling
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
tarung.
Contoh: bebu[ron = beburon
bu[mBon = bumbon NEXT
51. WIWITAN
e. Bila bersambung dengan suku kata terbuka ber-san-dhangan
Contoh: [bou[don = bodhon
f. Bila bersambung dengan suku kata terbuka ber-san-dhangan
huruf a pada akhiran an berubah menjadi w.
Contoh: kmjuwn = kamajuan
j[gown = jagoan
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
taling tarung, huruf a-nya hilang tinggal n.
[mo[pon = mopon
suku atau taling tarung dan tidak luluh,
NEXT
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
52. WIWITAN
g. Bila bersambung dengan suku kata
tertutup (sigeg), huruf a-nya berubah
menjadi seperti huruf penutupnya
(sigeg-nya).
Contoh: jznNn = janganan
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
bub/rn = bubaran
NEXT
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
53. WIWITAN
PPeennuulliissaann AAkkhhiirraann ––eenn
a. Bila bersambung dengan suku kata terbuka berubah
menjadi nen penulisannya tidak menggunakan
pasangan N.
Contoh: ttnen = tatanen
b. Bila bersambung dengan suku kata tertutup, huruf a-nya
berubah menjadi seperti huruf penutupnya.
Contoh: jupukKen = jupuken
[go[dogGen = godhogen NEXT
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
gwnen = gawanen
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
54. WIWITAN
PPeennuulliissaann AAkkhhiirraann ––ee//iippuunn
a. Bila bersambung dengan suku kata terbuka menjadi
[n ,nipun. Penulisannya tidak menggunakan
pasangan N.
Contoh: xg[n = regané
b. Bila bersambung dengan suku kata tertutup (sigeg),
a-nya, berubah menjadi seperti huruf penutupnya.
Contoh: bedu[gG = bedhugé
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
xginipun = reginipun
bedugGipun = bedhugipun NEXT
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
55. WIWITAN
PPeennuulliissaann AAkkhhiirraann ––aannaa
a. Bila bersambung dengan suku kata terbuka, mendapat
pertolongan akhiran an, maka penulisannya harus
memakai pasangan N . Bila suku kata berakhir legena,
maka huruf a pada akhiran an pertolongan luluh dengan
huruf terakhir tersebut.
Contoh:XznNn = lenganana
gwnNn = gawanana
b. Bila suku kata akhir terbuka dengan sandhangan wulu,
wulu-nya berubah menjadi taling.
Contoh:b[lnNn = balenana
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
t[lnNn = talènana NEXT
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
56. WIWITAN
PPeennuulliissaann AAkkhhiirraann ––aakkéé//aakkeenn
a. Bila bersambung dengan suku kata tertutup (sigeg),
huruf a-nya berubah menjadi seperti huruf
penutupnya.
Contoh: zeculL[k = ngeculaké
b. Ada beberapa kata yang bersuku kata akhir tertutup
bila mendapat akhiran a[k /ake berubah menjadi
k[k/kken.
Contoh: t[kon n[kokK[k = nakokaké
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
nutugG[k = nutugaké
pkn mkkK[k = makakaké NEXT
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN
57. WIWITAN
c. Bila bersambung dengan suku kata terbuka,
mendapat pertolongan ak , maka penu-lisannya
mendapat pertolongan sigeg k. (Dalam hal ini
hukum persandian spt dalam bahasa Jawa berlaku,
yaitu: a + a = a, i/é + a = è, dan u/o + a = o)
Contoh:
gw a=gwkH[k = nggawakaké
ffi anF[fkH[k = ndadekaké
lin|Ò zLi[nTokHken = nglintokaken
ANGKA JAWA
CARAKAN PADA SANDHANGAN AKSARA MURDA
AKSARA SWARA AKSARA REKAN DWIPURWA WUWUHAN