SlideShare a Scribd company logo
1 of 43
Download to read offline
2
Kata Pengantar
Dalam musyawarah Khalifah Umar bin Khatab dan para sahabat, muncul beberapa usulan mengenai
patokan awal tahun.
Ada yang mengusulkan penanggalan dimulai dari tahun diutus Nabi shallallahu’alaihiwasallam.
Sebagian lagi mengusulkan agar penanggalan dibuat sesuai dengan kalender Romawi, yang mana
mereka memulai hitungan penanggalan dari masa raja Iskandar (Alexander). Yang lain mengusulkan,
dimulai dari tahun hijrahnya Nabi shallallahu’alaihiwasalam ke kota Madinah. Usulan ini disampaikan
oleh sahabat Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu. Hati Umar bin Khatab radhiyallahu’anhu ternyata
condong kepada usulan ke dua ini,
‫الهجرة‬‫فرقت‬‫بين‬‫الحق‬‫والباطل‬‫فأرخوا‬‫بها‬
” Peristiwa Hijrah menjadi pemisah antara yang benar dan yang batil. Jadikanlah ia sebagai patokan
penanggalan.” Kata Umar bin Khatab radhiyallahu’anhu mengutarakan alasan.
Akhirnya para sahabatpun sepakat untuk menjadikan peristiwa hijrah sebagai acuan tahun. Landasan
mereka adalah firman Allah ta’ala,
‫د‬ ِ‫ْج‬‫س‬َ‫م‬َ‫ل‬َ‫ِس‬‫س‬ُ‫أ‬‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬‫ى‬ َ‫و‬ْ‫ق‬َّ‫ت‬‫ال‬ْ‫مِن‬ِ‫ل‬ َّ‫و‬َ‫أ‬‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬‫ق‬َ‫ح‬َ‫أ‬ْ‫ن‬َ‫أ‬َ‫وم‬ُ‫ق‬َ‫ت‬‫ِيه‬‫ف‬ َ
Sesungguhnya mesjid yang didirikan atas dasar takwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih
patut kamu sholat di dalamnya. (QS. At-Taubah:108)
Para sahabat memahami makna “sejak hari pertama” dalam ayat, adalah hari pertama kedatangan
hijrahnya Nabi. Sehingga moment tersebut pantas dijadikan acuan awal tahun kalender hijriyah.
|https://muslim.or.id/22962-sejarah-penetapan-penanggalan-tahun-hijriyah.html|
Karena itu penanggalan hijriyah merupakan penanggalan yang sempurna dan mulia berdasarkan hasil
konsesi Bangsa yang terbaik dan termurah sepanjang zaman karena merupakan jaminan dan petunjuk
dari wahyu Rabb Semesta Alam.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
ُ‫ْر‬‫ي‬َ‫خ‬ِ‫اس‬َّ‫ن‬‫ال‬‫ِي‬‫ن‬ ْ‫ر‬َ‫ق‬َّ‫م‬ُ‫ث‬َ‫ِين‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ن‬‫و‬ُ‫ل‬َ‫ي‬َّ‫م‬ُ‫ث‬َ‫ِين‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ن‬‫و‬ُ‫ل‬َ‫ي‬
3
Sebaik-baik manusia adalah generasiku (yaitu generasi sahabat), kemudian orang-orang yang
mengiringinya (yaitu generasi tabi’in), kemudian orang-orang yang mengiringinya (yaitu generasi
tabi’ut tabi’in). [Hadits mutawatir, riwayat Bukhari dan lainnya]
Sumber: https://almanhaj.or.id/3013-kewajiban-mengikuti-pemahaman-salafush-shalih.html
Allah ta’ala berfirman,
‫ا‬َ‫م‬ َ‫و‬ُ‫ق‬ِ‫َنط‬‫ي‬ِ‫ن‬َ‫ع‬‫ى‬ َ‫و‬َ‫ه‬ْ‫ال‬ْ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ُو‬‫ه‬َّ‫ّل‬ِ‫إ‬‫حْي‬ َ‫و‬‫ى‬َ‫ح‬‫ُو‬‫ي‬
“Dan dia tidaklah berbicara dari dorongan hawa nafsunya, akan tetapi ucapannya tiada lain adalah
wahyu yang disampaikan kepadanya.” (QS. An Najm: 3-4)
dari Al-‘Irbadh bin Sariyah, dia berkata:
‫َا‬‫ن‬َ‫ظ‬َ‫ع‬ َ‫و‬‫ة‬َ‫ظ‬ِ‫ع‬ ْ‫و‬َ‫م‬‫َة‬‫غ‬‫ِي‬‫ل‬َ‫ب‬ْ‫ت‬َ‫ف‬َ‫ر‬َ‫ذ‬‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ُ‫ون‬ُ‫ي‬ُ‫ع‬ْ‫ال‬ْ‫ت‬َ‫ل‬ ِ‫ج‬ َ‫و‬ َ‫و‬‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ُ‫وب‬ُ‫ل‬ُ‫ق‬ْ‫ال‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ف‬‫ِل‬‫ئ‬‫ا‬َ‫ق‬‫ا‬َ‫ي‬َ‫ل‬‫ُو‬‫س‬َ‫ر‬ِ‫للا‬َّ‫ن‬َ‫َأ‬‫ك‬ِ‫ه‬ِ‫ذ‬َ‫ه‬ُ‫ة‬َ‫ظ‬ِ‫ع‬ ْ‫و‬َ‫م‬‫ِع‬‫د‬ َ‫و‬ُ‫م‬‫ا‬َ‫ذ‬‫ا‬َ‫م‬َ‫ف‬ُ‫د‬َ‫ه‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫ل‬ِ‫إ‬‫َا‬‫ن‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ف‬
ْ‫م‬ُ‫ك‬‫ي‬ ِ‫وص‬ُ‫أ‬‫ى‬ َ‫و‬ْ‫ق‬َ‫ت‬ِ‫ب‬ُُِ‫ه‬‫ال‬ِ‫ع‬ْ‫َّم‬‫س‬‫ال‬ َ‫و‬ِ‫ة‬َ‫ع‬‫ا‬َّ‫ط‬‫ال‬ َ‫و‬ْ‫ن‬ِ‫إ‬ َ‫و‬‫ا‬‫ْد‬‫ب‬َ‫ع‬‫ًّا‬‫ي‬ِ‫ش‬َ‫ب‬َ‫ح‬ُ‫ه‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ْ‫ن‬َ‫م‬ْ‫ِش‬‫ع‬َ‫ي‬ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬ِ‫م‬‫ِي‬‫د‬ْ‫ع‬َ‫ب‬‫ى‬ َ‫ر‬َ‫ي‬َ‫س‬َ‫ف‬‫ا‬‫ف‬َ‫ال‬ِ‫ت‬ْ‫اخ‬‫ا‬‫ِير‬‫ث‬َ‫ك‬ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ف‬‫ِي‬‫ت‬َّ‫ن‬ُ‫س‬ِ‫ب‬ِ‫ة‬َّ‫ن‬ُ‫س‬ َ‫و‬ِ‫ء‬‫َا‬‫ف‬َ‫ل‬ُ‫خ‬ْ‫ال‬
َ‫ين‬ِ‫ِي‬‫د‬ْ‫ه‬َ‫م‬ْ‫ال‬َ‫ِين‬‫د‬ِ‫ش‬‫ا‬َّ‫الر‬‫وا‬ُ‫ك‬َّ‫س‬َ‫م‬َ‫ت‬‫ا‬َ‫ه‬ِ‫ب‬َ‫و‬‫وا‬‫ض‬َ‫ع‬‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ِ‫ذ‬ ِ‫اج‬ َ‫و‬َّ‫ن‬‫ال‬ِ‫ب‬ْ‫م‬ُ‫ك‬‫َّا‬‫ي‬ِ‫إ‬ َ‫و‬ِ‫ت‬‫ا‬َ‫ث‬َ‫د‬ْ‫ح‬ُ‫م‬ َ‫و‬ِ‫ور‬ُ‫م‬ُ‫أل‬ْ‫ا‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬َّ‫ل‬ُ‫ك‬‫ة‬َ‫ث‬َ‫د‬ْ‫ح‬ُ‫م‬‫ة‬َ‫ع‬ْ‫د‬ِ‫ب‬َّ‫ل‬ُ‫ك‬ َ‫و‬‫ة‬َ‫ع‬ْ‫د‬ِ‫ب‬‫ة‬َ‫ل‬َ‫ال‬َ‫ض‬
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menasehati kami dengan nasehat yang menyentuh,
meneteslah air mata dan bergetarlah hati-hati. Maka ada seseorang yang berkata: “Wahai Rasulullah,
seakan-akan ini adalah nasehat perpisahan. Maka apa yang akan engkau wasiatkan pada kami?” Beliau
bersabda: “Aku wasiatkan pada kalian untuk bertakwa kepada Allah serta mendengarkan dan mentaati
(pemerintah Islam), meskipun yang memerintah kalian seorang budak Habsyi. Dan sesungguhnya
orang yang hidup sesudahku di antara kalian akan melihat banyak perselisihan. Wajib kalian
berpegang dengan sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin Mahdiyyin (para pemimpin yang
menggantikan Rasulullah, yang berada di atas jalan yang lurus, dan mendapatkan petunjuk).
Berpegang teguhlah kalian padanya dan gigitlah ia dengan geraham-geraham kalian. Serta jauhilah
perkara-perkara yang baru. Karena setiap perkara yang baru adalah bid’ah. Dan setiap bid’ah adalah
sesat.“
Dalil dalam hadits ini ada dalam penggabungan antara sunnah nabawiyyah dengan sunnah Khulafaur
Rasyidin Mahdiyyin. Perhatikanlah bagaimana Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan kalimat
beliau ini sebagai wasiat terakhir untuk umat sesudah beliau, agar engkau mengetahui kebenaran
ucapan beliau lewat keaslian manhaj ini. Kemudian perhatikan pula bagaimana beliau (memberikan
wasiat) menghadapi perselisihan dengan tetap beriltizam pada manhaj ini, agar engkau mengetahui
bahwa pemahaman salafus shaleh merupakan jalan keselamatan dari perpecahan.
Asy-Syathiby rahimahullah berkata: “Rasulullah menggandengkan -sebagaimana engkau lihat–
sunnah Khulafaur Rasyidin dengan sunnah beliau, dan bahwa termasuk mengikuti sunnah beliau
4
adalah dengan mengikuti sunnah mereka. Sedangkan segala perkara yang baru menyelisihi sunnah
tersebut, tidak termasuk sunnah sama sekali. Karena sesungguhnya sunnah yang dilakukan oleh para
sahabat tidak lepas dari dua alternatif, bisa jadi mereka hanya semata-mata mengikuti sunnah
Rasulullah, atau mengikuti apa yang mereka pahami dari sunnah beliau, baik secara global maupun
terperinci, menurut satu sisi yang tidak dipahami semisalnya oleh selain mereka, tidak lebih dari itu.”
Sumber: https://almanhaj.or.id/2941-kewajiban-mengikuti-al-kitab-dan-as-sunnah-berdasarkan-
pemahaman-salafus-shalih.html
Sehingga wajib bagi generasi setelah sahabat mengikuti jalan para sahabat Nabi.
َ‫ون‬ُ‫ق‬ِ‫ب‬‫َّا‬‫س‬‫ال‬ َ‫و‬َ‫ون‬ُ‫ل‬ َّ‫و‬َ‫أل‬ْ‫ا‬َ‫مِن‬َ‫ين‬ ِ‫ر‬ ِ‫اج‬َ‫ه‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ِ‫ار‬َ‫ص‬‫ن‬َ‫أل‬ْ‫ا‬ َ‫و‬َ‫ِين‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ َ‫و‬‫ُم‬‫ه‬‫و‬ُ‫ع‬َ‫ب‬َّ‫ت‬‫ا‬‫ان‬َ‫س‬ْ‫ح‬ِ‫إ‬ِ‫ب‬َ‫ي‬ ِ‫ض‬ َ‫ر‬ُ‫للا‬ْ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ع‬‫ُوا‬‫ض‬ َ‫ر‬ َ‫و‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ع‬َّ‫د‬َ‫ع‬َ‫أ‬ َ‫و‬ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ل‬‫ات‬َّ‫ن‬َ‫ج‬‫ي‬ ِ‫ر‬ْ‫ج‬َ‫ت‬‫ا‬َ‫ه‬َ‫ت‬ْ‫ح‬َ‫ت‬
ْ‫ن‬َ‫أل‬ْ‫ا‬ُ‫ار‬َ‫ه‬َ‫ِين‬‫د‬ِ‫ل‬‫َا‬‫خ‬‫آ‬َ‫ه‬‫ِي‬‫ف‬‫ا‬‫د‬َ‫ب‬َ‫أ‬َ‫ِك‬‫ل‬َ‫ذ‬ُ‫ز‬ ْ‫َو‬‫ف‬ْ‫ال‬ُ‫م‬‫ي‬ِ‫ظ‬َ‫ع‬ْ‫ال‬
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) diantara orang-orang Muhajirin
dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan
Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal
di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar. [At Taubah:100].
Sumber: https://almanhaj.or.id/3013-kewajiban-mengikuti-pemahaman-salafush-shalih.html
Dengan mengikuti sunnah Nabi shallallahu alaihi wa sallam serta para sahabatnya maka
berkonsekuensi Surga dan sebaliknya.
Dan barangsiapa menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya dan mengikuti jalan yang bukan
jalannya orang-orang mu’min, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu
dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruknya tempat kembali. [An
Nisa’:115].
Sumber: https://almanhaj.or.id/3013-kewajiban-mengikuti-pemahaman-salafush-shalih.html
Karena itu tujuan utama buku ini selain menjelaskan keunggulan Kalender hijriyah juga agar
memasukkan kita ke Surga Allâh subhanahu wata’ala.
Aamiin.
5
Indonesia , 17 Ramadhan 1439
Rizal Pahlevi
“Karena itu penanggalan hijriyah merupakan
penanggalan yang sempurna dan mulia
berdasarkan hasil konsesi Bangsa yang terbaik
dan termurah sepanjang zaman karena
merupakan jaminan dan petunjuk dari wahyu
Rabb Semesta Alam.”
6
Daftar Isi
Kata Pengantar (2)
Daftar Isi (6)
Sekapur Sirih (7)
Sejarah Geosentris
Dasar Acuan geosentris (11)
Lunar Calendar (14)
Sejarah Heliosentris
Dasar Acuan heliosentris (18)
Kalender matahari (20)
Siklus Gerhana
Dasar Acuan siklus gerhana (25)
Perbandingan keakuratan kalender bulan dan matahari terhadap siklus saros (28)
Penanggalan hijriyah akan memecahkan persoalan ilmu Hisab (30)
Penutup (41)
Daftar Pustaka (42)
7
Sekapur Sirih
Pemakaian suatu sistem penanggalan di suatu Negara/wilayah maka itu menandakan kekuatan
mayoritas yang berada di wilayah tersebut.Dahulu tatkala Islam jaya dengan kerajaann yang besar
melebihi Romawi dan Persia kalender hijriyah merupakan kalender yang paling banyak digunakan di
seluruh dunia.Namun kemudian singa tertidur.
Menurut Prof Badri Yatim, adikuasa dunia, Kerajaan Turki Usmani juga mengalami kehancuran
karena berbagai faktor:
1.Wilayah kekuasaan yang sangat luas. Sehingga administrasi pemerintahan menjadi rumit dan tak
beres. Di sisi lain, para penguasanya memiliki ambisi yang besar untuk memperluas wilayah
kekuasaan.
2.Heterogenitas penduduk. Akibat menguasai wilayah yang luas, Turki Usmani mengendalikan
berbagai etnis pendduk. Heteroginitas itu memicu banyaknya pemberontakan.
3.Kelemahan para penguasa. Sepeninggal Sulaiman Al-Qanuni, Turki Usmani dipimpin sultan-sultan
yang lemah, baik keperibadian, maupun kepemimpinan. Akibatnya pemerintahan menjadi kacau.
4.Budaya pungli. Perbuatan pungli melemahkan kekuatan kerajaan. Setiap orang yang menginginkan
jabatan harus menyuap atau membayar uang pelicin.
5.Merosotnya ekonomi. Peperangan yang terus dilakukan membuat perekonomian merosot.
Pendapatan berkurang, sementara belanja untung perang terus menguras anggaran negara.
6.Stagnasi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan yang telah dicapai dalam ilmu
pengetahuan dan teknologi tak dikembangkan para penguasa terakhir. Akibatnya, Turki Usmani kalah
canggih dari segi persenjataan dibandingkan negara-negara Barat.
8
|Republika. co.id|
Semoga dengan adanya buku ini menjadi pemicu dan pemalu agar singa bangun.
“Pemakaian suatu sistem penanggalan di suatu
Negara/wilayah maka itu menandakan
kekuatan mayoritas yang berada di wilayah
tersebut.Dahulu tatkala Islam jaya dengan
kerajaann yang besar melebihi Romawi dan
Persia kalender hijriyah merupakan kalender
yang paling banyak digunakan di seluruh
dunia.”
9
10
11
SEJARAH
GEOSENTRIS
Dasar Acuan geosentris
Sebuah kemukjizatan saintis yang terdapat dalam hadis Nabi: (Baitullah) Al-Haram adalah tanah suci
poros tujuh langit dan tujuh bumi. Juga dalam sabda: Baitul Ma’mur itu berhadapan dengan Mekah.
Serta dalam deskripsi beliau yang dikutip oleh Al-Qurthubi dalam tafsirnya: Ada Baitullah di langit
ketujuh itu yang persis di atas Ka’bah sehingga jika jatuh tentu ia akan jatuh di atas Ka’bah.
(Sumber: Pembuktian Sains dalam Sunnah) buku 2, oleh Dr. Zaghlul An-Najjar)
Al Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanad yang perlu dipertimbangkan kembali, dari Ya’la ibn
Umayyah, dari Nabi SAW bersabda: : “Samudera itu (sebenarnya) adalah Neraka Jahannam.” Lantas
orang-orang bertanya kepada Ya’la mengenai apa yang baru dikatakannya. Ya’la menjawab
pertanyaan mereka sebagai berikut: “Tidakkah kalian semua tahu bahwa Allah ‘Azza wa
Jalla berfirman: “Neraka yang gejolaknya mengepung mereka.” (Q.S. Al Kahfi 17:29) Demi Dzat
Yang jiwa Ya’la berada di genggaman-Nya, aku tidak akan masuk ke dalamnya sampai aku
dihadapkan kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Dan aku tidak akan menyentuh percikan apinya walau
sedikit, sampai aku bertemu dengan Allah ‘Azza wa Jalla.”Seandainya peristiwa ini benar, maka
maksudnya adalah nanti pada hari kiamat samudra akan digabung menjadi satu. Lantas samudra itu
dinyalakan sehingga menjadi lautan api.
12
Lebih dari satu orang dari kalangan ulama salaf yang menafsirkan firman Allah Ta’aala: “Dan apabila
lautan dipanaskan.” (Q.S. Al Takwiir 81: 6) seperti keterangan yang telah disebut di atas.
Athiyyah ibn Abbas meriwayatkan seraya berkata: “Surga terletak di langit ke tujuh. Allah
menjadikannya dan menempatkannya pada hari kiamat sesuai kehendak-Nya. Sedangkan neraka
Jahannam berada di lapisan bumi ke tujuh.” Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim.
Ibn Mundih meriwayatkan dari hadis Abu Yahya al Qattat, dari Mujahid, dia berkata: “Aku bertanya
kepada Ibn Abbas: Dimanakah surga itu berada? Dia menjawab: Di langit ke tujuh. Aku bertanya lagi:
Dimanakah letak neraka? Dia menjawab: Di bawah lapisan laut ke tujuh.”
The earth as a whole is a round sphere whose center is the center of the world. It is stationary in its
[the world's] middle, fixed in it and not moving in any direction nor moving with any of the varieties
of motion, but always at rest.
|Langermann 1990, chap. 2, sect. 22, p. 61|
In astronomy, the geocentric model (also known as geocentrism, or the Ptolemaic system) is a
superseded description of the universe with Earth at the center. Under the geocentric model, the Sun,
Moon, stars, and planets all orbited Earth.
|Lawson, Russell M. (2004). Science in the Ancient World: An Encyclopedia. ABC-CLIO. pp. 29–30.
ISBN 1851095349.|
13
Two observations supported the idea that Earth was the center of the Universe. First, from the view on
Earth, the Sun appears to revolve around Earth once per day. While the Moon and the planets have
their own motions, they also appear to revolve around Earth about once per day. The stars appeared to
be on a celestial sphere, rotating once each day along an axis through the north and south geographic
poles of Earth.
Second, Earth does not seem to move from the perspective of an Earth-bound observer; it appears to
be solid, stable, and unmoving.
|Kuhn 1957, pp. 5–20.|
14
Lunar Calender
The earliest known lunar calendar was found at Warren Field in Scotland and has been dated to c. 8000
bc, during its Mesolithic period.
| Nancy Owano, Scotland lunar-calendar find sparks Stone Age rethink, Phys.org, 27 July 2013
Archived 9 August 2013 at the Wayback Machine.|
Some scholars argue for lunar calendars still further back—Rappenglück in the marks on a c. 17,000
year-old cave painting at Lascaux and Marshack in the marks on a c. 27,000 year-old bone baton—
but their findings remain controversial.
|"Oldest lunar calendar identified". BBC News. 2000-10-16. Retrieved 2013-03-14.|
Kalender Hijriyah dibangun berdasarkan rata-rata silkus sinodik bulan kalender lunar (qomariyah),
memiliki 12 bulan dalam setahun. Dengan menggunakan siklus sinodik bulan, bilangan hari dalam
satu tahunnya adalah (12 x 29,53059 hari = 354,36708 hari).
Penetapan kalender Hijriyah dilakukan pada zaman Khalifah Umar bin Khatab, yang menetapkan
peristiwa hijrahnya Rasulullah saw dari Mekah ke Madinah. Kalender Hijriyah juga terdiri dari 12
bulan, dengan jumlah hari berkisar 29-30 hari. Penetapan 12 bulan ini sesuai dengan firman Allah
Subhana Wata'ala:
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu
Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang
lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum
musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah
bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa. ”
- At Taubah(9):36 –
Berikut adalah nama-nama hari:
Al-Ahad (Ahad)
Al-Itsnayn (Senin)
15
Ats-Tsalaatsa' (Selasa)
Al-Arbaa-a / Ar-Raabi' (Rabu)
Al-Khamsah (Kamis)
Al-Jumu'ah (Jumat)
As-Sabt (Sabtu)
No. Penanggalan Islam Lama hari
1 Muharram 29
2 Safar 30
3 Rabiul Awal 29
4 Rabiul Akhir 30
5 Jumadil Awal 29
6 Jumadil Akhir 30
7 Rajab 29
8 Sya’ban 30
16
9 Ramadhan 29
10 Syawal 30
11 Dzulqa’dah 29
12 Dzulhijjah 30
Total 354
Tabel 1.Total hari penanggalan hijriyah
Bukti bukti teknologi moon phase pada jam tangan menandakan *Bumi sebagai pusat Alam Semesta
dan tidak berevolusi terhadap matahari*.
Seperti halnya penjelasan akuratnya fase bulan dalam menentukan siklus gerhana. Karena hakikatnya
yang benar benar terjadi dalam realita *hanya fase sinodis*. Seperti halnya yang benar benar terjadi
hanya gaya sentrifugal sedangkan sentripetal hanyalah istilah. Teknologi membuktikan adanya alat
17
sentrifuge untuk lab. Kimia. Begitupun dengan penentuan waktu memang yang terbukti teknologi jam
tangan hublot dan rolex dll. Menggunakan fase sinodis sedangkan fase selain sinodis hanya istilah.
“Bukti bukti teknologi moon phase pada jam
tangan menandakan *Bumi sebagai pusat Alam
Semesta dan tidak berevolusi terhadap
matahari*.”
18
SEJARAH
HELIOSENTRIS
Dasar Acuan heliosentris
Philolaus says that there is fire in the middle at the centre ... and again more fire at the highest point
and surrounding everything. By nature the middle is first, and around it dance ten divine bodies — the
sky, the planets, then the sun, next the moon, next the earth, next the counterearth, and after all of them
the fire of the hearth which holds position at the centre. The highest part of the surrounding, where
the elements are found in their purity, he calls Olympus; the regions beneath the orbit of Olympus,
where are the five planets with the sun and the moon, he calls the world; the part under them, being
beneath the moon and around the earth, in which are found generation and change, he calls the sky.
The book by Philolaus begins with
Nature (physis) in *the world-order*(cosmos) was fitted together out of things which are unlimited
and out of things which are limiting, both the *world-order* as a whole and everything in it.—
 Stobaeus, i. 22. 1d
19
sumber : https://www.nytimes.com/1990/01/23/science/after-400-years-a-challenge-to-kepler-
he-fabricated-his-data-scholar-says.html?pagewanted=1
Di dalam artikel itu, seorang ilmuwan bernama William H. Donahue, mengatakan, berdasarkan hasil
penelitiannya bahwa:
"JOHANNES KEPLER, the father of modern astronomy, FABRICATED data in presenting his
theory of how the planets move around the Sun..."
Artinya:
"JOHANNES KEPLER, bapak dari astronomi modern, MEMALSUKAN data yg ia dapatkan
untuk menjelaskan teorinya tentang bagaimana planet bergerak mengelilingi matahari..."
20
Luar biasa..., tapi, bagaimana detil dari teori dan data yg ia palsukan tersebut? Di artikel itu,
dikatakan bahwa Johannes Kepler, diminta oleh Tycho Brahe, seorang astronom, untuk menjelaskan
tentang pergerakan planet Mars, dan planet lainnya, mengelilingi matahari. Tanpa alasan yang jelas,
ia menyatakan bahwa bentuk orbit planet mengelilingi matahari itu, bentuknya elips (Inilah
pernyataan dari Hukum 1 Kepler), lain dengan apa yang disampaikan oleh Copernicus. Nah,
bagaimana ia membuktikan hal tersebut? Sederhana saja; berikan data-data yang terkesan
mendukung teorinya ini, dan yakinkan public, bahwa data itu memang hasil observasinya sendiri dan
Tycho Brahe, padahal, data yang ia dapatkan itu, BUKANLAH data hasil observasi, melainkan data
yang dihasilkan dari teorinya sendiri.
|Yuwanza|
Kalender Matahari
Tidak ada tanggal 5 oktober tahun 1582, yang ada tanggal 4oktober 1582 langsung melompat ke
tanggal 14 oktober 1582, karena untuk membayar kekurangan hari pada abad abad yang lalu, karena
1 th = 365,2422 dan digenapkan menjadi 365 dan setiap 4th sekali 366 hari itu sebabnya setiap 4th
sekali pada bulan february terdapat tanggal 29, untuk membayar hutang penggenapan tahun
menggunakan metode julia dan gergoria yang dimana tahun tahun yang bisa di bagi angka 4 dengan
melalui pengamatan posisi PEREDARAN MATAHARI.
kata bapak dosen astronomi saya Dr.H. Yusuf Samawinata (DEKAN)
|Ramadhani Arief|
Berikut asal pengambilan nama-nama bulan dalam kalender masehi:
Januari diambil dari Janus (dewa permulaan dan akhir bangsa Romawi ada yang mengatakan dewa
matahari).
Februari diambil dari februus (dewa kematian dan pemurnian Romawi yang juga menjadi dewa bangsa
etruskan. Bulan ini menjadi bulan perayaan ritual pemurnian di romawi yang dirayakan setiap tanggal
15 bulan ini).
Maret diambil dari mars (dewa perang romawi) .
21
April diambil dari aperire yang artinya membuka. Bulan April (aprilis) dalam kalender romawi
merupakan penghormatan untuk dewi venus, dewa cinta dan keindahan. Kata april diambil dari nama
venus dalam bahasa yunani yaitu aphrodite (Aphros).
Mei diambil dari maia maiestas (dewi romawi ,dewi kelahiran dan perkembangbiakan keturunan).
Juni diambil dari juno (dewi romawi, istri jupiter (mitologi), ada yang mengatakan dewi bulan).
Juli diambil dari julius caesar (diktator romawi).
Agustus diambil dari agustus (kaisar romawi pertama).
(Sumber: artikel Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid)
Bukti coding dalam salah satu aplikasi hisab mengandung perhitungan Heliosentris dengan parameter
kalender masehi sehingga tak pernah akurat dalam penerapannya.
22
Coding dgn pemrograman phyton menunjukkan parahnya penyimpangan kalender masehi dalam
menentukan masa satu tahun.Itulah sebabnya jam tangan berkualitas tinggi menerapkan "moon
phase"/kalender hijriyah dan tidak menggunakan sistem penanggalan masehi.
23
Nilai penyimpangan (eror) kalender masehi terus bertambah (linier) tiap detiknya. Sebagian data
komparasi sehingga perlunya beralih ke kalender Hijriyah yg lebih akurat dan presisinya lebih baik.
(Proposal TTG Tingkat Provinsi KEPRI)
24
25
SIKLUS
GERHANA
Dasar Acuan Siklus Gerhana
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun membantah keyakinan orang Arab tadi. Dari
‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫س‬ْ‫م‬َّ‫ش‬‫ال‬َ‫ر‬َ‫م‬َ‫ق‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ِ‫َان‬‫ت‬َ‫ي‬‫آ‬ْ‫مِن‬ِ‫ت‬‫ا‬َ‫ي‬‫آ‬ِ َّ‫اّلل‬،َ‫ّل‬ِ‫َان‬‫ف‬ِ‫س‬َ‫خ‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ِ‫ت‬ ْ‫و‬َ‫م‬ِ‫ل‬‫د‬َ‫ح‬َ‫أ‬َ‫ّل‬ َ‫و‬ِ‫ه‬ِ‫ت‬‫ا‬َ‫ي‬َ‫ح‬ِ‫ل‬،‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫أ‬َ‫ر‬َ‫ِك‬‫ل‬َ‫ذ‬‫ُوا‬‫ع‬ْ‫د‬‫ا‬َ‫ف‬َ َّ‫اّلل‬‫وا‬ ُ‫ر‬ِ‫َب‬‫ك‬ َ‫و‬،‫وا‬‫ل‬َ‫ص‬ َ‫و‬‫وا‬ُ‫ق‬َّ‫د‬َ‫ص‬َ‫ت‬ َ‫و‬
”Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana
ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat gerhana tersebut,
maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.” (HR. Bukhari no.
1044)
Gerhana adalah peringatan Allah kepada hamba-hambaNya. Bahwa Dzat yang mampu *menutup
matahari dan bulan* untuk sementara, mampu menutup keduanya untuk selamanya. Bahwa Dzat yang
mampu mengubah konstelasi bintang-bintang, mampu mengubah konstelasi benda-benda lain yang
lebih besar dari itu
|Syaikh Abdul Aziz Tharifi, da'i di Saudi mengampu berbagai majelis di Riyadh Saudi Arabia, pernah
menjabat Kepala Bidang Riset dan Penelitian Kementerian Urusan Islam, KSA. |
26
dari penjelasan di atas jelas bahwa memang *matahari dan bulan saat gerhana ditutup oleh Allah ( baik
secara langsung atau tidak langsung itu Allahua'lam)* dan _bukan dari mekanisme heliosentris bahwa
gerhana misal gerhana matahari diakibatkan matahari yang terhalang bulan_.
Perlu dipahami bahwa boleh saja gerhana ini tanda awal-awal datangnya musibah. Perlu dipahami,
siapa yang mampu membuat sinar matahari akan terus bersinar, begitu pula dengan rembulan? Siapa
pula yang bisa menjamin bahwa sinar matahari yang tertutup tadi bisa kembali, begitu pula rembulan?
Bukankah *jika sinar keduanya itu hilang* menandakan hari kiamat? Bukankah bisa jadi peristiwa ini
adalah awal-awal datangnya adzab? Nas-alullaha al ‘afiyah (kita meminta pada Allah keselamatan).
|Sumber : https://rumaysho.com/2124-khutbah-shalat-gerhana-syaikh-sholeh-al-fauzan.html|
27
The periodicity and recurrence of solar (and lunar) eclipses is governed by the Saros cycle, a period of
about 18 years 11 days 8 hours. When two eclipses are separated by a period of one Saros, they share
a very similar geometry. The two eclipses occur at the same node with the Moon at nearly the same
distance from Earth and at the same time of year. Thus, the Saros is useful for organizing eclipses into
families or series. Each series typically lasts 12 to 13 centuries and contains 70 or more eclipses. Every
Saros series begins with a number of partial eclipses near one of Earth's polar regions. The series will
then produce several dozen central eclipses before ending with a group of partial eclipses near the
opposite pole.
Saros series 136 is of particular interest because it is currently producing the longest total solar eclipses
of the 20th and 21st centuries. Nine solar eclipses from Saros 136 are plotted above for the years 1937
through 2081. The westward ~120° shift of each eclipse path is a consequence of the extra 8 hours in
the length of the Saros period. The northward shift of each path is due to the progressive motion of the
Moon with respect to its descending node at each eclipse. Saros 136 will produce 71 eclipses over
1262 years in the following order: 8 partial, 6 annular, 6 hybrid, 44 total, and 7 partial.
28
Perbandingan Keakuratan Kalender Bulan dan Kalender Masehi Terhadap Siklus Saros
Tabel 2.Perbandingan keakuratan kalender hijriyah dan masehi terhadap jarak satu tahun
cahaya sebagai standar.
*dengan menghitung sudut inklinasi bulan akan menghasilkan eror lebih besar terhadap data fakta
siklus gerhana*. Dengan menghitung draconic month terhadap Saros cycle mengandung galat eror
0,02% tiap detiknya.
Jadi perhitungan teori sudut inklinasi tepatnya 5 derajat 7 menit hanya *menambah kesalahan ilmiah
terhadap fakta siklus gerhana* tiap detiknya.
Solusi untuk mengatasi kesalahan fatal teori inklinasi dan fase siderial adalah kembali ke fakta fase
sinodis (kalender hijriyah) dan Sehingga *fakta gerhana* hanya bisa dijelaskan secara Fisika bahwa
*Bumi sebagai pusat*.
29
Sebenarnya inilah fakta bahwa memang secara ilmiah proses gerhana hanya bisa terjadi dgn
mekanisme *Bumi sebagai pusat sementara matahari dan bulan berevolusi terhadap Bumi*.
Dengan menghitung draconic month terhadap Saros cycle mengandung galat eror 0,02% tiap detiknya.
Dengan menghitung anomalistic month terhadap fakta gerhana terhadap siklus saros maka diperoleh
galat eror 0,01%.
Dengan menghitung periode sinodis bulan, *inilah acuan kalender Islam/hijriyah*,terhadap siklus
saros maka diperoleh akurasi dan presisi 100%. *wahai umat Islam segera kembalilah ke kalender
hijriyah*.
Sehingga fakta gerhana hanya bisa dijelaskan secara Fisika bahwa Bumi sebagai pusat.
30
Penanggalan Hijriyah Dapat Menjadi Satu-satunya Solusi Permasalahan Ilmu Hisab
Fenomena perbedaan penentuan waktu hari raya merupakan masalah yang sakral dan sangat penting
mengingat merupakan indikator dari sebuah persatuan/kekompakan suatu umat.
JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Zainut Tauhid
Sa'adi meminta agar perbedaan waktu mengenai penetapan Hari Raya Idul Fitri tak perlu
dipertentangkan.
Zainut mengatakan, perbedaan tersebut adalah kewajaran yang harus disyukuri.
"Perbedaan tersebut harus tetap kita terima sebagai sebuah kewajaran dan tidak perlu dibesar-besarkan.
Apalagi, kita pertentangkan sehingga menimbulkan permusuhan," ujar Zainut dalam siaran pers yang
diterima, Selasa (27/6/2017).
Menurut Zainut, masih ada sebagian umat Islam yang berbeda dalam penentuan tanggal 1 Syawal 1438
Hijriah, sehingga waktu pelaksanaan Lebaran berbeda dengan yang telah ditetapkan pemerintah.
(baca: Pemerintah Tetapkan Idul Fitri 1438 H pada Minggu 25 Juni 2017)
Berikut ini salah satu *solusi* yang seharusnya diterapkan yakni dengan *kembalinya ke kalender
hijriyah dalam perhitungan masa*
Inti dari maksud penulis adalah kembali ke perhitungan kalender bulan. Dan perlu dipahami *bahwa
kalender bulan bukan berpatokan pada revolusi dan rotasi Bumi terhadap matahari sebagaimana yg
terkandung dalam aplikasi hisab jean meeus yg menjadi patokan salah satu dari alat hisab modern*.
Bukti bukti teknologi moon phase pada jam tangan menandakan *Bumi sebagai pusat Alam Semesta
dan tidak berevolusi terhadap matahari*.
Seperti halnya penjelasan akuratnya fase bulan dalam menentukan siklus gerhana.
Berikut ini dalil yang secara tegas menunjukkan bulan mempunyai cahaya sendiri, sehingga
urgensinya mengapa teknik terbaik untuk menentukan hilal adalah dengan ru'yah bisa terlihat dengan
jelas :
31
[10:5] (He it is who appointed the sun a splendour) for mankind during the daytime (and the moon a
light) for them at night, (and measured for her stages) He made it consist of phases, (that ye might
know the number of the years, and the reckoning) that you might know the counting of months and
days. (Allah created not (all) that save in truth) in order to expound the Truth and the error. (He
detaileth the revelations) He details the verses of the Qur'an with signs of divine Oneness (for people
who have knowledge) for people who believe.
[71:16] (And hath made the moon) along with them (a light therein) a shining light therein, (and made
the sun a lamp) a radiance for the children of Adam?
[25:61] (Blessed be He) He is the Possessor of grace He (Who hath placed in the heaven mansions of
the stars) and it is said that this means: mansions, (and hath placed therein) in the heaven (a great
lamp) the sun shining during the day for the children of Adam (and a moon giving light) to the Children
of Adam during the night!
[75:7] Allah said to him: (But when sight is confounded) and it is also said this means: when sight is
pleased
[75:8] (And the moon is eclipsed) and the light of the moon disappears
[75:9] (And sun and moon are united) like two black, horned bulls whose hooves are beaten and then
are thrown in the veil of light,
Hilal adalah bulan sabit muda pertama yang dapat dilihat setelah terjadinya konjungsi (ijtimak, bulan
baru) pada arah dekat matahari terbenam yang menjadi acuan permulaan bulan dalam kalender Islam.
Berikut keterangan pakar hisab, T. Djamaluddin (Profesor Riset Astronomi-Astrofisika, LAPAN dan
Anggota Badan Hisab Rukyat, Kementerian Agama RI) mengenai metode wujudul hilal:
Kita dapat simpulkan bahwa kelemahan metode hisab terletak saat menggunakan alat hitung yang
tidak sempurna sehingga hasilnya dapat berbeda dengan ahli hisab yang lainnya. Selain itu banyaknya
macam dalam metode hisab mengakibatkan berbeda juga hasilnya, antara lain hisab urfi dengan hasil
hisab modern atau kontemporer. Karena hasil yang berbeda dari berbagai metode, itu menunjukkan
kelemahan cara manusia dibandingkan jika ditempuh cara yang telah digariskan Islam.
Di sini saya mencoba menengahi simpulan pakar hisab bahwa bukan hanya kelemahan metode hisab
tapi justru konsep hisab urfi dengan kalender hijriyah lah yang terbaik dalam akurasi dan presisi masa
waktu satu tahun per detik nya dibandingkan hisab modern (ex. Jean Meeus) .
32
Prof. Dr. Paul Doherty dari M.I.T. yang paham pentingnya eksperimen dengan model nyata -- bukan
cuma rumus matematika di atas kertas seperti Meeus -- dengan jujur mengatakan, jika anda paham
betul skala tatasurya, anda akan sadar betapa langkanya fenomena gerhana matahari total
*Untuk itulah dalam penentuan masa untuk beribadah kita wajib sandarkan pada sunnah Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam dan kembalikan kepada konsep kitabullah bahwa memang Bulan memiliki
cahaya sendiri sehingga cacatnya konsep wujudul hilal bisa dijelaskan*.
Perhatikan hadits berikut.
ِ‫ن‬َ‫ع‬ َ‫و‬ِ‫ْن‬‫ب‬ِ‫ا‬َ‫ر‬َ‫م‬ُ‫ع‬َ‫ي‬ ِ‫ض‬ َ‫ر‬ُ َّ‫ّلل‬َ‫ا‬‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ع‬[َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬]:ُ‫ت‬ْ‫ع‬ِ‫م‬َ‫س‬َ‫ل‬‫ُو‬‫س‬َ‫ر‬ِ َّ‫ّلل‬َ‫ا‬–‫صلى‬‫للا‬‫عليه‬‫وسلم‬–ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬َ‫ي‬:‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ُ‫ه‬‫و‬ُ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫أ‬َ‫ر‬‫وا‬ُ‫م‬‫و‬ُ‫ص‬َ‫ف‬,‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ َ‫و‬ُ‫ه‬‫و‬ُ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫أ‬َ‫ر‬‫وا‬ ُ‫طِر‬ْ‫ف‬َ‫أ‬َ‫ف‬ ,
ْ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬َّ‫م‬ُ‫غ‬ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬‫وا‬ ُ‫ُر‬‫د‬ْ‫ق‬‫ا‬َ‫ف‬ُ‫ه‬َ‫ل‬
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika kalian melihat hilal, maka berpuasalah. Jika kalian melihatnya lagi,
maka berhari rayalah. Jika hilal tertutup, maka genapkanlah (bulan Sya’ban menjadi 30 hari).”
(Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 1906 dan Muslim no. 1080).
Hadits di atas menunjukkan bahwa penentuan awal Ramadhan hanya dengan dua cara, tidak ada cara
ketiga. Cara pertama adalah dengan rukyatul hilal. Cara kedua adalah menggenapkan bulan Sya’ban
menjadi 30 hari. Sedangkan cara hisab hanyalah sebagai alat bantu saja untuk memperkirakan, bukan
sebagai rujukan utama.
Sumber :
https://muslim.or.id/21865-metode-hisab-wujudul-hilal-dan-imkanur-ruyah.html
(Tulisan underlined merupakan tambahan penulis)
Yakni dengan menggugurkan konsep yang beranggapan bahwa ijtimak terjadi karena Bulan tidak
menerima cahaya matahari dan hilal harus tampak pada sekian derajat.
Sehingga konsep wujudul hilal bisa dijelaskan cacatnya dan in syaa Allah umat bersatu dalam
penentuan hari Raya.
Mengenai kriteria metode wujudul hilal disebutkan ada tiga sebagai berikut:
33
1- telah terjadi ijtimak (konjungsi),
2- ijtimak (konjungsi) itu terjadi sebelum matahari terbenam, dan
3- pada saat terbenamnya matahari piringan atas Bulan berada di atas ufuk (bulan baru telah wujud).
Ketiga kriteria ini penggunaannya adalah secara kumulatif, dalam arti ketiganya harus terpenuhi
sekaligus. Apabila salah satu tidak terpenuhi, maka bulan baru belum mulai.
Atau pemahaman mudahnya, “Jika setelah terjadi ijtimak, bulan terbenam setelah terbenamnya
matahari maka malam itu ditetapkan sebagai awal bulan Hijriyah tanpa melihat berapapun sudut
ketinggian bulan saat matahari terbenam.”
Dari metode ini, bila posisi hilal (bulan baru) pada saat matahari terbenam sudah di atas ufuk,
berapapun tingginya, asal lebih besar dari pada NOL derajat, maka sudah dianggap masuk bulan baru.
(Sumber: Kelemahan Metode Hisab & Metode Hisab dan Rukyat)
34
Ada beberapa kriteria hisab falaki,
1. Kriteria Ijtimak (Konjungsi)
Penjelasannya sebagai berikut, sebagaimana diketahui bahwa Bulan beredar mengelilingi bumi,
demikian pula Matahari dalam gerak semunya mengelilingi bumi. Peredaran Bulan lebih cepat
dibanding peredaran Matahari, sehingga Matahari selalu terkejar, dan itu terjadi berkali-kali. Pada saat
Matahari terkejar oleh Bulan dan keduanya pada posisi pada garis lurus itulah yang disebut Ijtimak
(konjungsi). Menurut kriteria ini, sesaat setelah ijtima’ sudah terbentuk bulan baru (hilal) meskipun
tidak bisa teramati.
Tentu saja, ilmu hisab falaki dengan sangat akurat mampu menghitung peredaran Matahari dan Bulan,
dan mampu menentukan secara tepat kapan ijtima’. Namun ketentuan aturan (kriteria) bahwa sesaat
setelah ijtima’ itu terbentuk bulan baru (hilal) meskipun tidak bisa teramati, dari mana kriteria ini?
Jelas-jelas kriteria ini mengabaikan aturan syari’at bahwa hilal harus teramati oleh mata. Pakar hisab
sendiri mengatakan, “Bulan baru astronomi atau ijtimak tidak ada dasar hukumnya untuk diambil
sebagai batas bulan qamariyah.”
2. Kriteria Wujudul Hilal
Kriteria ini merupakan “penyempurna” kriteria sebelumnya. Kriteria ini menyatakan tidak cukup
ijtimak, namun harus dilihat posisi Matahari dan Bulan pada senja hari setelah Ijtimak. Apabila pada
senja hari tersebut Matahari tenggelam lebih dahulu, maka berarti tercapai satu kondisi bahwa Bulan
sudah di atas ufuk (wujud) pada saat Matahari tenggelam, berapapun ketinggian Bulan/hilal tersebut.
Maka keesokan harinya berarti telah masuk Ramadhan/Idul Fitri. Jadi yang penting menurut kriteria
ini adalah posisi hilal sudah di atas ufuk ketika Matahari tenggelam paska terjadinya ijtimak. Saat itu
35
hilal sudah wujud (ada di atas ufuk) meskipun tidak bisa teramati oleh mata. Termasuk ketika mendung
sekalipun, asalkan hilal sudah di atas ufuk, maka besok sudah bisa berpuasa atau berlebaran.
Tentu saja hisab falaki dengan sangat akurat bisa menghitung posisi Bulan/hilal ketika Matahari
tenggelam. Berapapun ketinggiannya, entah 20 atau kurang, yang penting sudah di atas ufuk berarti
sudah Ramadhan/Idul Fitri. Namun masalahnya, kriteria ini jelas-jelas bertabrakan dengan nash hadits.
Hadits mempersyaratkan hilal harus terlihat dengan mata, tidak semata-mata posisi hilal di atas ufuk.
Maka jangan heran apabila kriteria wujudul hilal pun menuai banyak kritik dari sesama praktisi hisab.
Dinilai bahwa kriteria ini sudah usang, tidak ada landasan hukumnya, dan masih banyak lagi.
3. Kriteria Imkanur Ruyah (visibilitas hilal)
Kriteria ini tidak hanya mempertimbangkan posisi hilal di atas ufuk ketika Matahari tenggelam paska
Ijtimak, namun memperhitungkan faktor-faktor lain sehingga mencapai kondisi Imkanur Ruyah, yakni
hilal memungkinkan untuk dilihat, meskipun tidak harus benar-benar terlihat. Kemudian dalam
menentukan faktor-faktor imkan itulah, para ahli hisab sendiri berselisih. Ada yang mempersyaratkan
ketinggian minimal 20, ada yang menyatakan minimal 40.
Tentu saja hisab falaki dengan sangat akurat bisa memperhitungkan berapa ketinggian hilal tatkala
Matahari tenggelam paska Ijtimak, apakah 60 , 50 ataukah 20. Namun bisa berselisih, misalnya jika
hasilnya adalah 20, maka menurut pihak yang mempersyarakat ketinggian minimal adalah 40 maka
belum masuk Ramadhan atau belum Hari Raya, sementara yang mempersyaratkan 20 maka besok
sudah Puasa atau sudah Lebaran.
Dalam sistem penetapan kalender Urfi didasarkan pada perhitungan rata-rata dari peredaran Bulan
mengelilingi Bumi. Perhitungan secara Urfi ini bersifat tetap, umur bulan itu tetap setiap bulannya.
Bulan yang ganjil/ gasal berumur tiga puluh hari sedangkan bulan yang genap berumur dua puluh
sembilan hari. Dengan demikian bulan Ramadan sebagai bulan kesembilan (ganjil) selamanya akan
berumur tiga puluh hari. Pada tahun Kabisah, bulan Zulhijah yang merupakan bulan terakhir; bulan
ke-12 ditambahkan satu hari.
Dalam penetapan awal bulan yang mengemuka di Indonesia, dalam hal ini penetapan awal Ramadan,
Syawal, dan Zulhijah kadang terdapat perbedaan antara penanggalan berdasarkan perhitungan secara
Urfi dengan hasil putusan pemerintah dalam sidang Isbatnya. Patokan pemerintah dalam penetapan
sidang Isbat adalah posisi hilal yang sebenarnya sebagai pertanda masuknya awal bulan berdasarkan
perhitungan visibilitas hilal; imkanur rukyah yang dikuatkan dengan hasil rukyatul hilal.
36
Berdasarkan hisab Hakiki, ketentuan masuknya awal bulan itu tergantung posisi hilal. Apabila menurut
hasil perhitungan hisab pada tanggal 29 bulan yang sedang berlangsung, ketinggian hilal
memungkinkan untuk dirukyah (imkanur rukyah)—dalam hal ini pemeritah kita mengikuti kriteria
yang disepakati MABIMS (Mentri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura),
yakni ketinggian hilal minimal 2˚, elongasi minimal 3˚, dan umur hilal minimal 8 jam; maka itu
pertanda masuknya awal bulan berikutnya. Esok hari adalah tanggal satu bulan yang baru. Namun
apabila belum memenuhi kriteria tersebut, maka besok harinya merupakan hari terakhir (tanggal 30)
dari bulan yang sedang berjalan.
Adapun penanggalan yang didasarkan pada hisab Urfi; penanggalan yang berdasarkan pada
perhitungan rata-rata dari peredaran Bulan mengelilingi Bumi. Perhitungan secara Urfi ini bersifat
tetap, umur bulan itu tetap setiap bulannya. Bulan yang ganjil; gasal berumur tiga puluh hari sedangkan
bulan yang genap berumur dua puluh sembilan hari. Pada hal dalam kenyataannya tidaklah tepat sesuai
selalu seperti itu, dengan penampakan hilal (newmoon) pada awal bulan. Sehingga perhitungan secara
Urfi ini disepakati oleh para ulama tidak dapat dijadikan sebagai pedoman untuk pelaksanaan ibadah.
|Sumber :
http://kurniawaalex.blogspot.co.id/2015/05/makalah-hisab-urfi.html?m=1|
37
Dalam Islam, memulai dan mengakhiri bulan Ramadhan dilakukan dengan melihat hilal. Inilah yang
disepakati oleh para ulama. Jika pada malam 30 Sya’ban tidak nampak hilal, maka bulan Sya’ban
digenapkan menjadi 30 hari. Dan asalnya hari yang tidak nampak hilal tersebut masih termasuk bulan
Sya’ban sehingga belum disyari’atkan puasa. Adapun cara hisab yang biasa dipakai sebagian
ormasbahkan dijadikan patokan walau bertentangan dengan cara ru’yah hilal, ketahuilah cara hisab ini
bukan cara Islam dan tidak pernah diajarkan oleh Islam.
Ibnu Hajar kembali menyebutkan hadits dalam Bulughul Marom, yaitu hadits no. 652 dan 653.
Haditsnya adalah sebagai berikut:
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika kalian melihat hilal, maka berpuasalah. Jika kalian melihatnya lagi,
makaberhari rayalah. Jika hilal tertutup, maka genapkanlah (bulan Sya’ban menjadi 30 hari).”
(Muttafaqun ‘alaih).
Dalam riwayat Muslim disebutkan, “Jika hilal tertutup bagi kalian, maka genapkan bulan Sya’ban
menjadi 30 hari.” Dalam riwayat Bukhari disebutkan, “Genapkanlah bulan Sya’ban menjadi 30 hari.”
Dalam shahih Bukhari pada hadits Abu Hurairah disebutkan, “Genapkanlah bulan Sya’ban menjadi
30 hari.“
Beberapa faedah dari hadits di atas:
1- Hadits di atas menunjukkan wajibnya berpuasa Ramadhan jika sudah nampak hilal. Dan wajibnya
berhari raya Idul Fithri ketika nampak hilal yang menandakan masuknya bulan Syawal.
2- Hukum memulai puasa dan berhari raya berkaitan dengan penglihatan hilal walaupun dengan
menggunakan teropong atau alat yang bisa memaksimalkan pandangan. Cara terakhir ini dianggap
seperti melihat dengan mata telanjang secara langsung.
3- Hadits ini merupakan dalil kelirunya cara hisab dalam menentukan awal dan akhir Ramadhan.
Sumber : https://rumaysho.com/3451-berpuasa-karena-ru-yah-hilal-bukan-dengan-hisab.html
38
Sebenarnya jika umat mau cukup berpegang dengan hadits di atas tanpa ditafsirkan dengan konsep
heliosentris yang merupakan konsep dari kalender masehi dengan dasar pemikiran ilmu filsafat
penyembah matahari, maka tidak akan ada perpecahan dalam penentuan hari Raya Islam.
Philolaus says that there is fire in the middle at the centre ... and again more fire at the highest point
and surrounding everything. By nature the middle is first, and around it dance ten divine bodies — the
sky, the planets, then the sun, next the moon, next the earth, next the counterearth, and after all of them
the fire of the hearth which holds position at the centre. The highest part of the surrounding, where the
elements are found in their purity, he calls Olympus; the regions beneath the orbit of Olympus, where
are the five planets with the sun and the moon, he calls the world; the part under them, being beneath
the moon and around the earth, in which are found generation and change, he calls the sky.
— Stobaeus, i. 22. 1d
Syaikh Bin Baz juga menafikan bahwa bumi berputar (berarti matahari yang berputar mengelilingi
agar terjadi siang dan malam), beliau berkata,
‫أما‬‫دورانها‬‫فقد‬‫أنكرته‬ُ‫نت‬َّ‫ي‬‫وب‬‫األدلة‬‫على‬‫بطالنه‬
“Adapun perputaran bumi maka aku ingkari dan aku telah jelaskan dalil tidak benarnya (perputaran
bumi)”
Sumber: https://muslim.or.id/28368-apakah-bumi-bulat-bola-atau-datar-menurut-pandangan-
syariat.html
39
Di sini sy kemukakan berdasarkan rumusan Fisika yg menggambarkan bagaimana bumi berotasi dan
berevolusi tanpa jatuh ke matahari. Lintasan ellips yg diteorikan keppler tidak bisa menjelaskan
kestabilan pergerakan planet pada garis edarnya. Teori lintasan orbit ellips tak akan bisa menjelaskan
efek sentrifugal tiap planet terhadap seluruh isi planet itu sendiri.
Begitupun dengan konsep kalender hijriyah yang dikorelasikan dengan siklus gerhana ('saros cycle')
akan dihasilkan akurasi dan presisi 100% dengan patokan Bumi sebagai pusat.
Dengan konsep Bumi sebagai pusat sementara Matahari dan Bulan berenang terhadap Bumi maka
berkonsekuensi Bulan memiliki cahaya sendiri.
Sura 36:37-40 says, "And a sign for them is the night: We withdraw there from the day, and behold
they are plunged in darkness; 38 and the sun runs its course for a period determined for it; that is the
decree of (him), the exalted in might, the all-knowing. 39 And the moon-we have measured for it
mansions (to traverse) till it returns like the old (and withered) Lower part of a date stalk. (40) It is not
permitted to the sun to catch up the moon, nor can the night outstrip the day: *Each (just) swims*
along in (its own) orbit (according to law)."
40
[10:5] (He it is who appointed the sun a splendour) for mankind during the daytime (and the moon a
light) for them at night, (and measured for her stages) He made it consist of phases, (that ye might
know the number of the years, and the reckoning) that you might know the counting of months and
days. (Allah created not (all) that save in truth) in order to expound the Truth and the error. (He
detaileth the revelations) He details the verses of the Qur'an with signs of divine Oneness (for people
who have knowledge) for people who believe.
“Dengan menggugurkan konsep yang beranggapan bahwa ijtimak terjadi karena Bulan tidak menerima
cahaya matahari dan hilal harus tampak pada sekian derajat.
Sehingga konsep wujudul hilal bisa dijelaskan cacatnya dan in syaa Allah umat bersatu dalam
penentuan hari Raya.”
41
PENUTUP
Kata Penutup dan Harapan
Dari sini jelas bahwa kalender bulan lebih baik dari segi presisi dan akurasi untuk menentukan 3 aspek :
1.Kestabilan penanggalan tiap tahunnya tak pernah mengalami kesalahan/hutang jumlah hari, lain
halnya dengan kalender masehi yang kesalahan nya tiap detik terjadi secara linier.
2.Secara tepat 100% dapat menentukan akurasi siklus saros yang digunakan di seluruh dunia untuk
menentukan gejala periodik gerhana.
3.Akurat dalam menentukan jarak satu tahun cahaya dihitung dari pengaruh fase cahaya bulan terhadap
gravitasi*.
*gravitasi yang dimaksud bukan gravitasi universal Newton atau pun Einstein.
Dengan demikian, untuk dapat menegakkan syiar Islam kembali salah satunya penggunaan kalender
Hijriyah tidak ada jalan lain selain mengganti konsep heliosentris- yang berasal dari penyembah
api - dengan konsep geosentris -yang berasal dari wahyu kitab samawi- .
Semoga dengan kehadiran buku ini menggugah semua kalangan untuk menjadikan kalender hijriyah
sebagai kalender utama Negara.
42
Daftar Pustaka
Almanhaj.or.id
Hyperphysics.edu
Institute Fisika. Wordpress.com
Prof. , Djamaluddin, Thomas.2015.Astronomi membawa penyatuan Ummat.LAPAN.
A.J. Sachs & H. Hunger (1987..1996): Astronomical Diaries and Related Texts from Babylonia,
Vol.I..III. Österreichischen Akademie der Wissenschaften. ibid. H. Hunger (2001) Vol. V: Lunar and
Planetary Texts
^ P.J. Huber & S de Meis (2004): Babylonian Eclipse Observations from 750 BC to 1 BC, par. 1.1.
IsIAO/Mimesis, Milano
^ Naturalis Historia II.10[56]
^ Almagest IV.2
^ The Suda entry is online here.
^ "saros". Encarta Dictionary. Microsoft. Archived from the original on June 8, 2009.
^ Decoding an Ancient Computer, Scientific American, December 2009
^ Littmann, Mark; Fred Espenak; Ken Willcox (2008). Totality: Eclipses of the Sun. Oxford University
Press. ISBN 0-19-953209-5.
43

More Related Content

What's hot

Pengertian Hadits, Sunnah, Khobar, Atsar
Pengertian Hadits, Sunnah, Khobar, AtsarPengertian Hadits, Sunnah, Khobar, Atsar
Pengertian Hadits, Sunnah, Khobar, AtsarJimatul Arrobi
 
Kelompok 1 bahan tugas mata kuliah ekonomi islam
Kelompok 1 bahan tugas mata kuliah ekonomi islamKelompok 1 bahan tugas mata kuliah ekonomi islam
Kelompok 1 bahan tugas mata kuliah ekonomi islamTri Agustuti
 
Hukum-Hukum Hijrah (KH. Shiddiq Al-Jawi)
Hukum-Hukum Hijrah (KH. Shiddiq Al-Jawi)Hukum-Hukum Hijrah (KH. Shiddiq Al-Jawi)
Hukum-Hukum Hijrah (KH. Shiddiq Al-Jawi)MaulanaFirdaus19
 
Makalah ulumul hadits
Makalah ulumul hadits Makalah ulumul hadits
Makalah ulumul hadits Liseu Taqillah
 
Fleksibelitas wakaf dalam madzhab hanafi miftaqurrohman el qudsy
Fleksibelitas wakaf dalam madzhab hanafi miftaqurrohman el qudsyFleksibelitas wakaf dalam madzhab hanafi miftaqurrohman el qudsy
Fleksibelitas wakaf dalam madzhab hanafi miftaqurrohman el qudsyMiftaqurrohman el-Qudsy
 
07 membantah pendapat2 yang membolehkan bunga bank
07 membantah pendapat2 yang membolehkan bunga bank07 membantah pendapat2 yang membolehkan bunga bank
07 membantah pendapat2 yang membolehkan bunga bankEncep Bahauddin
 
01 URGENSI FIQIH MUAMALAH
01 URGENSI FIQIH MUAMALAH01 URGENSI FIQIH MUAMALAH
01 URGENSI FIQIH MUAMALAHfissilmikaffah1
 
Pengenalan awalan kepada kajian hadis pt 3
Pengenalan awalan kepada kajian hadis  pt 3Pengenalan awalan kepada kajian hadis  pt 3
Pengenalan awalan kepada kajian hadis pt 3Amiruddin Ahmad
 
9.8.2012 hadis riwayah
9.8.2012   hadis riwayah9.8.2012   hadis riwayah
9.8.2012 hadis riwayahAngah Rahim
 
bahan tugas Kelompok 7 ushul fiqh ekonomi islam
bahan tugas Kelompok 7 ushul fiqh ekonomi islambahan tugas Kelompok 7 ushul fiqh ekonomi islam
bahan tugas Kelompok 7 ushul fiqh ekonomi islamTri Agustuti
 
musik dalam pandangan qoidah fiqhiyah
musik dalam pandangan qoidah fiqhiyahmusik dalam pandangan qoidah fiqhiyah
musik dalam pandangan qoidah fiqhiyahAbdiet D'paradise
 

What's hot (20)

Pengertian Hadits, Sunnah, Khobar, Atsar
Pengertian Hadits, Sunnah, Khobar, AtsarPengertian Hadits, Sunnah, Khobar, Atsar
Pengertian Hadits, Sunnah, Khobar, Atsar
 
Studi hadist
Studi hadistStudi hadist
Studi hadist
 
69 sbsn
69 sbsn69 sbsn
69 sbsn
 
Kelompok 1 bahan tugas mata kuliah ekonomi islam
Kelompok 1 bahan tugas mata kuliah ekonomi islamKelompok 1 bahan tugas mata kuliah ekonomi islam
Kelompok 1 bahan tugas mata kuliah ekonomi islam
 
Hukum-Hukum Hijrah (KH. Shiddiq Al-Jawi)
Hukum-Hukum Hijrah (KH. Shiddiq Al-Jawi)Hukum-Hukum Hijrah (KH. Shiddiq Al-Jawi)
Hukum-Hukum Hijrah (KH. Shiddiq Al-Jawi)
 
30 pembiayaan prks
30 pembiayaan prks30 pembiayaan prks
30 pembiayaan prks
 
Makalah ulumul hadits
Makalah ulumul hadits Makalah ulumul hadits
Makalah ulumul hadits
 
Fleksibelitas wakaf dalam madzhab hanafi miftaqurrohman el qudsy
Fleksibelitas wakaf dalam madzhab hanafi miftaqurrohman el qudsyFleksibelitas wakaf dalam madzhab hanafi miftaqurrohman el qudsy
Fleksibelitas wakaf dalam madzhab hanafi miftaqurrohman el qudsy
 
07 membantah pendapat2 yang membolehkan bunga bank
07 membantah pendapat2 yang membolehkan bunga bank07 membantah pendapat2 yang membolehkan bunga bank
07 membantah pendapat2 yang membolehkan bunga bank
 
01 URGENSI FIQIH MUAMALAH
01 URGENSI FIQIH MUAMALAH01 URGENSI FIQIH MUAMALAH
01 URGENSI FIQIH MUAMALAH
 
Pengenalan awalan kepada kajian hadis pt 3
Pengenalan awalan kepada kajian hadis  pt 3Pengenalan awalan kepada kajian hadis  pt 3
Pengenalan awalan kepada kajian hadis pt 3
 
Ulumul hadits
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul hadits
 
Terminologi Hadis
Terminologi HadisTerminologi Hadis
Terminologi Hadis
 
9.8.2012 hadis riwayah
9.8.2012   hadis riwayah9.8.2012   hadis riwayah
9.8.2012 hadis riwayah
 
wakaf
wakafwakaf
wakaf
 
bahan tugas Kelompok 7 ushul fiqh ekonomi islam
bahan tugas Kelompok 7 ushul fiqh ekonomi islambahan tugas Kelompok 7 ushul fiqh ekonomi islam
bahan tugas Kelompok 7 ushul fiqh ekonomi islam
 
Tajassus
TajassusTajassus
Tajassus
 
Saksi nikah
Saksi nikahSaksi nikah
Saksi nikah
 
Hadits Arbain
Hadits ArbainHadits Arbain
Hadits Arbain
 
musik dalam pandangan qoidah fiqhiyah
musik dalam pandangan qoidah fiqhiyahmusik dalam pandangan qoidah fiqhiyah
musik dalam pandangan qoidah fiqhiyah
 

Similar to SEJARAH_PENETAPAN

Hadis nabi, suatu pengantar
Hadis nabi, suatu pengantarHadis nabi, suatu pengantar
Hadis nabi, suatu pengantardanang fajar
 
40 hadith nawawi-eng
40 hadith nawawi-eng40 hadith nawawi-eng
40 hadith nawawi-engthe mae
 
Hadis 40 imam an-nawawi..
Hadis 40   imam an-nawawi..Hadis 40   imam an-nawawi..
Hadis 40 imam an-nawawi..Mohd Mokri
 
HARUSKAH UMMAT ISLAM BERFAHAM MODERAT.pptx
HARUSKAH UMMAT ISLAM BERFAHAM MODERAT.pptxHARUSKAH UMMAT ISLAM BERFAHAM MODERAT.pptx
HARUSKAH UMMAT ISLAM BERFAHAM MODERAT.pptxUmiNurFitriana
 
Membumikan al-quran
Membumikan al-quranMembumikan al-quran
Membumikan al-quranQsoft Data
 
Manhaj Qaradhawi Dalam Mereformasi Rakyat Mesir
Manhaj Qaradhawi  Dalam Mereformasi Rakyat MesirManhaj Qaradhawi  Dalam Mereformasi Rakyat Mesir
Manhaj Qaradhawi Dalam Mereformasi Rakyat MesirAbdul Ghani
 
pai-3-sumber-ajaran-islam.ppt
pai-3-sumber-ajaran-islam.pptpai-3-sumber-ajaran-islam.ppt
pai-3-sumber-ajaran-islam.pptHamimTohari7
 
Dalil kewajiban khilafah menurut imam mufassir al qurthubi
Dalil kewajiban khilafah menurut imam mufassir al qurthubiDalil kewajiban khilafah menurut imam mufassir al qurthubi
Dalil kewajiban khilafah menurut imam mufassir al qurthubiJual Kerajinan Tangan
 
1-Pengantar-ULUMUL-HADIS.ppt
1-Pengantar-ULUMUL-HADIS.ppt1-Pengantar-ULUMUL-HADIS.ppt
1-Pengantar-ULUMUL-HADIS.pptrifsusanto86
 

Similar to SEJARAH_PENETAPAN (20)

Khutbah Bulan Robi'us Tsani.pdf
Khutbah Bulan Robi'us Tsani.pdfKhutbah Bulan Robi'us Tsani.pdf
Khutbah Bulan Robi'us Tsani.pdf
 
Hadis nabi, suatu pengantar
Hadis nabi, suatu pengantarHadis nabi, suatu pengantar
Hadis nabi, suatu pengantar
 
hadist 40
hadist 40hadist 40
hadist 40
 
40 hadith nawawi-eng
40 hadith nawawi-eng40 hadith nawawi-eng
40 hadith nawawi-eng
 
Arba'un nawawi
Arba'un nawawiArba'un nawawi
Arba'un nawawi
 
Hadis 40 imam an-nawawi..
Hadis 40   imam an-nawawi..Hadis 40   imam an-nawawi..
Hadis 40 imam an-nawawi..
 
Hadis 40
Hadis 40Hadis 40
Hadis 40
 
Hadis 40 imam an-nawawi..
Hadis 40   imam an-nawawi..Hadis 40   imam an-nawawi..
Hadis 40 imam an-nawawi..
 
Hadis 40_Imam Nawawi
Hadis 40_Imam NawawiHadis 40_Imam Nawawi
Hadis 40_Imam Nawawi
 
HARUSKAH UMMAT ISLAM BERFAHAM MODERAT.pptx
HARUSKAH UMMAT ISLAM BERFAHAM MODERAT.pptxHARUSKAH UMMAT ISLAM BERFAHAM MODERAT.pptx
HARUSKAH UMMAT ISLAM BERFAHAM MODERAT.pptx
 
2. haditsNiat.pptx
2. haditsNiat.pptx2. haditsNiat.pptx
2. haditsNiat.pptx
 
Membumikan al-quran
Membumikan al-quranMembumikan al-quran
Membumikan al-quran
 
Manhaj Qaradhawi Dalam Mereformasi Rakyat Mesir
Manhaj Qaradhawi  Dalam Mereformasi Rakyat MesirManhaj Qaradhawi  Dalam Mereformasi Rakyat Mesir
Manhaj Qaradhawi Dalam Mereformasi Rakyat Mesir
 
pai-3-sumber-ajaran-islam.ppt
pai-3-sumber-ajaran-islam.pptpai-3-sumber-ajaran-islam.ppt
pai-3-sumber-ajaran-islam.ppt
 
pai-3-sumber-ajaran-islam.ppt
pai-3-sumber-ajaran-islam.pptpai-3-sumber-ajaran-islam.ppt
pai-3-sumber-ajaran-islam.ppt
 
Kodifikasi Hadits : Periode 4
Kodifikasi Hadits  : Periode 4Kodifikasi Hadits  : Periode 4
Kodifikasi Hadits : Periode 4
 
Hadis 40 Imam Nawawi
Hadis 40 Imam NawawiHadis 40 Imam Nawawi
Hadis 40 Imam Nawawi
 
Hadis 40 imam nawawi
Hadis 40 imam nawawiHadis 40 imam nawawi
Hadis 40 imam nawawi
 
Dalil kewajiban khilafah menurut imam mufassir al qurthubi
Dalil kewajiban khilafah menurut imam mufassir al qurthubiDalil kewajiban khilafah menurut imam mufassir al qurthubi
Dalil kewajiban khilafah menurut imam mufassir al qurthubi
 
1-Pengantar-ULUMUL-HADIS.ppt
1-Pengantar-ULUMUL-HADIS.ppt1-Pengantar-ULUMUL-HADIS.ppt
1-Pengantar-ULUMUL-HADIS.ppt
 

More from UD. Berkah Jaya Komputer (20)

Teknologi Tanpa Batas.pdf
Teknologi Tanpa Batas.pdfTeknologi Tanpa Batas.pdf
Teknologi Tanpa Batas.pdf
 
KURIKULUM BASIS INOVASI PANCANOMICS INTERNATIONAL.pdf
KURIKULUM BASIS INOVASI PANCANOMICS INTERNATIONAL.pdfKURIKULUM BASIS INOVASI PANCANOMICS INTERNATIONAL.pdf
KURIKULUM BASIS INOVASI PANCANOMICS INTERNATIONAL.pdf
 
PORTOFOLIO 2017.pdf
PORTOFOLIO 2017.pdfPORTOFOLIO 2017.pdf
PORTOFOLIO 2017.pdf
 
PORTOFOLIO 2015.pdf
PORTOFOLIO 2015.pdfPORTOFOLIO 2015.pdf
PORTOFOLIO 2015.pdf
 
PANCAVERSE
PANCAVERSEPANCAVERSE
PANCAVERSE
 
PROGRAM INOVASI
PROGRAM INOVASIPROGRAM INOVASI
PROGRAM INOVASI
 
Program Inovasi
Program InovasiProgram Inovasi
Program Inovasi
 
TECHNO BRANDING PANCANOMICS
TECHNO BRANDING PANCANOMICSTECHNO BRANDING PANCANOMICS
TECHNO BRANDING PANCANOMICS
 
BULETIN MINI KUANTUM KOMPUTER ASIA
BULETIN MINI KUANTUM KOMPUTER ASIABULETIN MINI KUANTUM KOMPUTER ASIA
BULETIN MINI KUANTUM KOMPUTER ASIA
 
Penjelasan gravitasi Dr. Rowbotham
Penjelasan gravitasi Dr. RowbothamPenjelasan gravitasi Dr. Rowbotham
Penjelasan gravitasi Dr. Rowbotham
 
Bagi 'penjelasan gravitasi galilei
Bagi 'penjelasan gravitasi galileiBagi 'penjelasan gravitasi galilei
Bagi 'penjelasan gravitasi galilei
 
Solusi 1 kg standar dunia
Solusi 1 kg standar duniaSolusi 1 kg standar dunia
Solusi 1 kg standar dunia
 
Smart people concept
Smart people conceptSmart people concept
Smart people concept
 
NOBEL PROJECT
NOBEL PROJECTNOBEL PROJECT
NOBEL PROJECT
 
PANCANOMICS
PANCANOMICSPANCANOMICS
PANCANOMICS
 
Iklan alif silver
Iklan alif silverIklan alif silver
Iklan alif silver
 
Bagi water-universal-book
Bagi  water-universal-bookBagi  water-universal-book
Bagi water-universal-book
 
Hole of fire book(1)(1)
Hole of fire book(1)(1)Hole of fire book(1)(1)
Hole of fire book(1)(1)
 
Trik cerdas 1
Trik cerdas 1Trik cerdas 1
Trik cerdas 1
 
Erp peninjau rizal pahlevi
Erp peninjau rizal pahleviErp peninjau rizal pahlevi
Erp peninjau rizal pahlevi
 

Recently uploaded

PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 

Recently uploaded (20)

PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 

SEJARAH_PENETAPAN

  • 1.
  • 2. 2 Kata Pengantar Dalam musyawarah Khalifah Umar bin Khatab dan para sahabat, muncul beberapa usulan mengenai patokan awal tahun. Ada yang mengusulkan penanggalan dimulai dari tahun diutus Nabi shallallahu’alaihiwasallam. Sebagian lagi mengusulkan agar penanggalan dibuat sesuai dengan kalender Romawi, yang mana mereka memulai hitungan penanggalan dari masa raja Iskandar (Alexander). Yang lain mengusulkan, dimulai dari tahun hijrahnya Nabi shallallahu’alaihiwasalam ke kota Madinah. Usulan ini disampaikan oleh sahabat Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu. Hati Umar bin Khatab radhiyallahu’anhu ternyata condong kepada usulan ke dua ini, ‫الهجرة‬‫فرقت‬‫بين‬‫الحق‬‫والباطل‬‫فأرخوا‬‫بها‬ ” Peristiwa Hijrah menjadi pemisah antara yang benar dan yang batil. Jadikanlah ia sebagai patokan penanggalan.” Kata Umar bin Khatab radhiyallahu’anhu mengutarakan alasan. Akhirnya para sahabatpun sepakat untuk menjadikan peristiwa hijrah sebagai acuan tahun. Landasan mereka adalah firman Allah ta’ala, ‫د‬ ِ‫ْج‬‫س‬َ‫م‬َ‫ل‬َ‫ِس‬‫س‬ُ‫أ‬‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬‫ى‬ َ‫و‬ْ‫ق‬َّ‫ت‬‫ال‬ْ‫مِن‬ِ‫ل‬ َّ‫و‬َ‫أ‬‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬‫ق‬َ‫ح‬َ‫أ‬ْ‫ن‬َ‫أ‬َ‫وم‬ُ‫ق‬َ‫ت‬‫ِيه‬‫ف‬ َ Sesungguhnya mesjid yang didirikan atas dasar takwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. (QS. At-Taubah:108) Para sahabat memahami makna “sejak hari pertama” dalam ayat, adalah hari pertama kedatangan hijrahnya Nabi. Sehingga moment tersebut pantas dijadikan acuan awal tahun kalender hijriyah. |https://muslim.or.id/22962-sejarah-penetapan-penanggalan-tahun-hijriyah.html| Karena itu penanggalan hijriyah merupakan penanggalan yang sempurna dan mulia berdasarkan hasil konsesi Bangsa yang terbaik dan termurah sepanjang zaman karena merupakan jaminan dan petunjuk dari wahyu Rabb Semesta Alam. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ُ‫ْر‬‫ي‬َ‫خ‬ِ‫اس‬َّ‫ن‬‫ال‬‫ِي‬‫ن‬ ْ‫ر‬َ‫ق‬َّ‫م‬ُ‫ث‬َ‫ِين‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ن‬‫و‬ُ‫ل‬َ‫ي‬َّ‫م‬ُ‫ث‬َ‫ِين‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ن‬‫و‬ُ‫ل‬َ‫ي‬
  • 3. 3 Sebaik-baik manusia adalah generasiku (yaitu generasi sahabat), kemudian orang-orang yang mengiringinya (yaitu generasi tabi’in), kemudian orang-orang yang mengiringinya (yaitu generasi tabi’ut tabi’in). [Hadits mutawatir, riwayat Bukhari dan lainnya] Sumber: https://almanhaj.or.id/3013-kewajiban-mengikuti-pemahaman-salafush-shalih.html Allah ta’ala berfirman, ‫ا‬َ‫م‬ َ‫و‬ُ‫ق‬ِ‫َنط‬‫ي‬ِ‫ن‬َ‫ع‬‫ى‬ َ‫و‬َ‫ه‬ْ‫ال‬ْ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ُو‬‫ه‬َّ‫ّل‬ِ‫إ‬‫حْي‬ َ‫و‬‫ى‬َ‫ح‬‫ُو‬‫ي‬ “Dan dia tidaklah berbicara dari dorongan hawa nafsunya, akan tetapi ucapannya tiada lain adalah wahyu yang disampaikan kepadanya.” (QS. An Najm: 3-4) dari Al-‘Irbadh bin Sariyah, dia berkata: ‫َا‬‫ن‬َ‫ظ‬َ‫ع‬ َ‫و‬‫ة‬َ‫ظ‬ِ‫ع‬ ْ‫و‬َ‫م‬‫َة‬‫غ‬‫ِي‬‫ل‬َ‫ب‬ْ‫ت‬َ‫ف‬َ‫ر‬َ‫ذ‬‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ُ‫ون‬ُ‫ي‬ُ‫ع‬ْ‫ال‬ْ‫ت‬َ‫ل‬ ِ‫ج‬ َ‫و‬ َ‫و‬‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ُ‫وب‬ُ‫ل‬ُ‫ق‬ْ‫ال‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ف‬‫ِل‬‫ئ‬‫ا‬َ‫ق‬‫ا‬َ‫ي‬َ‫ل‬‫ُو‬‫س‬َ‫ر‬ِ‫للا‬َّ‫ن‬َ‫َأ‬‫ك‬ِ‫ه‬ِ‫ذ‬َ‫ه‬ُ‫ة‬َ‫ظ‬ِ‫ع‬ ْ‫و‬َ‫م‬‫ِع‬‫د‬ َ‫و‬ُ‫م‬‫ا‬َ‫ذ‬‫ا‬َ‫م‬َ‫ف‬ُ‫د‬َ‫ه‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫ل‬ِ‫إ‬‫َا‬‫ن‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬‫ي‬ ِ‫وص‬ُ‫أ‬‫ى‬ َ‫و‬ْ‫ق‬َ‫ت‬ِ‫ب‬ُُِ‫ه‬‫ال‬ِ‫ع‬ْ‫َّم‬‫س‬‫ال‬ َ‫و‬ِ‫ة‬َ‫ع‬‫ا‬َّ‫ط‬‫ال‬ َ‫و‬ْ‫ن‬ِ‫إ‬ َ‫و‬‫ا‬‫ْد‬‫ب‬َ‫ع‬‫ًّا‬‫ي‬ِ‫ش‬َ‫ب‬َ‫ح‬ُ‫ه‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ْ‫ن‬َ‫م‬ْ‫ِش‬‫ع‬َ‫ي‬ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬ِ‫م‬‫ِي‬‫د‬ْ‫ع‬َ‫ب‬‫ى‬ َ‫ر‬َ‫ي‬َ‫س‬َ‫ف‬‫ا‬‫ف‬َ‫ال‬ِ‫ت‬ْ‫اخ‬‫ا‬‫ِير‬‫ث‬َ‫ك‬ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ف‬‫ِي‬‫ت‬َّ‫ن‬ُ‫س‬ِ‫ب‬ِ‫ة‬َّ‫ن‬ُ‫س‬ َ‫و‬ِ‫ء‬‫َا‬‫ف‬َ‫ل‬ُ‫خ‬ْ‫ال‬ َ‫ين‬ِ‫ِي‬‫د‬ْ‫ه‬َ‫م‬ْ‫ال‬َ‫ِين‬‫د‬ِ‫ش‬‫ا‬َّ‫الر‬‫وا‬ُ‫ك‬َّ‫س‬َ‫م‬َ‫ت‬‫ا‬َ‫ه‬ِ‫ب‬َ‫و‬‫وا‬‫ض‬َ‫ع‬‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ِ‫ذ‬ ِ‫اج‬ َ‫و‬َّ‫ن‬‫ال‬ِ‫ب‬ْ‫م‬ُ‫ك‬‫َّا‬‫ي‬ِ‫إ‬ َ‫و‬ِ‫ت‬‫ا‬َ‫ث‬َ‫د‬ْ‫ح‬ُ‫م‬ َ‫و‬ِ‫ور‬ُ‫م‬ُ‫أل‬ْ‫ا‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬َّ‫ل‬ُ‫ك‬‫ة‬َ‫ث‬َ‫د‬ْ‫ح‬ُ‫م‬‫ة‬َ‫ع‬ْ‫د‬ِ‫ب‬َّ‫ل‬ُ‫ك‬ َ‫و‬‫ة‬َ‫ع‬ْ‫د‬ِ‫ب‬‫ة‬َ‫ل‬َ‫ال‬َ‫ض‬ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menasehati kami dengan nasehat yang menyentuh, meneteslah air mata dan bergetarlah hati-hati. Maka ada seseorang yang berkata: “Wahai Rasulullah, seakan-akan ini adalah nasehat perpisahan. Maka apa yang akan engkau wasiatkan pada kami?” Beliau bersabda: “Aku wasiatkan pada kalian untuk bertakwa kepada Allah serta mendengarkan dan mentaati (pemerintah Islam), meskipun yang memerintah kalian seorang budak Habsyi. Dan sesungguhnya orang yang hidup sesudahku di antara kalian akan melihat banyak perselisihan. Wajib kalian berpegang dengan sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin Mahdiyyin (para pemimpin yang menggantikan Rasulullah, yang berada di atas jalan yang lurus, dan mendapatkan petunjuk). Berpegang teguhlah kalian padanya dan gigitlah ia dengan geraham-geraham kalian. Serta jauhilah perkara-perkara yang baru. Karena setiap perkara yang baru adalah bid’ah. Dan setiap bid’ah adalah sesat.“ Dalil dalam hadits ini ada dalam penggabungan antara sunnah nabawiyyah dengan sunnah Khulafaur Rasyidin Mahdiyyin. Perhatikanlah bagaimana Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan kalimat beliau ini sebagai wasiat terakhir untuk umat sesudah beliau, agar engkau mengetahui kebenaran ucapan beliau lewat keaslian manhaj ini. Kemudian perhatikan pula bagaimana beliau (memberikan wasiat) menghadapi perselisihan dengan tetap beriltizam pada manhaj ini, agar engkau mengetahui bahwa pemahaman salafus shaleh merupakan jalan keselamatan dari perpecahan. Asy-Syathiby rahimahullah berkata: “Rasulullah menggandengkan -sebagaimana engkau lihat– sunnah Khulafaur Rasyidin dengan sunnah beliau, dan bahwa termasuk mengikuti sunnah beliau
  • 4. 4 adalah dengan mengikuti sunnah mereka. Sedangkan segala perkara yang baru menyelisihi sunnah tersebut, tidak termasuk sunnah sama sekali. Karena sesungguhnya sunnah yang dilakukan oleh para sahabat tidak lepas dari dua alternatif, bisa jadi mereka hanya semata-mata mengikuti sunnah Rasulullah, atau mengikuti apa yang mereka pahami dari sunnah beliau, baik secara global maupun terperinci, menurut satu sisi yang tidak dipahami semisalnya oleh selain mereka, tidak lebih dari itu.” Sumber: https://almanhaj.or.id/2941-kewajiban-mengikuti-al-kitab-dan-as-sunnah-berdasarkan- pemahaman-salafus-shalih.html Sehingga wajib bagi generasi setelah sahabat mengikuti jalan para sahabat Nabi. َ‫ون‬ُ‫ق‬ِ‫ب‬‫َّا‬‫س‬‫ال‬ َ‫و‬َ‫ون‬ُ‫ل‬ َّ‫و‬َ‫أل‬ْ‫ا‬َ‫مِن‬َ‫ين‬ ِ‫ر‬ ِ‫اج‬َ‫ه‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ِ‫ار‬َ‫ص‬‫ن‬َ‫أل‬ْ‫ا‬ َ‫و‬َ‫ِين‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ َ‫و‬‫ُم‬‫ه‬‫و‬ُ‫ع‬َ‫ب‬َّ‫ت‬‫ا‬‫ان‬َ‫س‬ْ‫ح‬ِ‫إ‬ِ‫ب‬َ‫ي‬ ِ‫ض‬ َ‫ر‬ُ‫للا‬ْ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ع‬‫ُوا‬‫ض‬ َ‫ر‬ َ‫و‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ع‬َّ‫د‬َ‫ع‬َ‫أ‬ َ‫و‬ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ل‬‫ات‬َّ‫ن‬َ‫ج‬‫ي‬ ِ‫ر‬ْ‫ج‬َ‫ت‬‫ا‬َ‫ه‬َ‫ت‬ْ‫ح‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬َ‫أل‬ْ‫ا‬ُ‫ار‬َ‫ه‬َ‫ِين‬‫د‬ِ‫ل‬‫َا‬‫خ‬‫آ‬َ‫ه‬‫ِي‬‫ف‬‫ا‬‫د‬َ‫ب‬َ‫أ‬َ‫ِك‬‫ل‬َ‫ذ‬ُ‫ز‬ ْ‫َو‬‫ف‬ْ‫ال‬ُ‫م‬‫ي‬ِ‫ظ‬َ‫ع‬ْ‫ال‬ Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) diantara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar. [At Taubah:100]. Sumber: https://almanhaj.or.id/3013-kewajiban-mengikuti-pemahaman-salafush-shalih.html Dengan mengikuti sunnah Nabi shallallahu alaihi wa sallam serta para sahabatnya maka berkonsekuensi Surga dan sebaliknya. Dan barangsiapa menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya dan mengikuti jalan yang bukan jalannya orang-orang mu’min, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruknya tempat kembali. [An Nisa’:115]. Sumber: https://almanhaj.or.id/3013-kewajiban-mengikuti-pemahaman-salafush-shalih.html Karena itu tujuan utama buku ini selain menjelaskan keunggulan Kalender hijriyah juga agar memasukkan kita ke Surga Allâh subhanahu wata’ala. Aamiin.
  • 5. 5 Indonesia , 17 Ramadhan 1439 Rizal Pahlevi “Karena itu penanggalan hijriyah merupakan penanggalan yang sempurna dan mulia berdasarkan hasil konsesi Bangsa yang terbaik dan termurah sepanjang zaman karena merupakan jaminan dan petunjuk dari wahyu Rabb Semesta Alam.”
  • 6. 6 Daftar Isi Kata Pengantar (2) Daftar Isi (6) Sekapur Sirih (7) Sejarah Geosentris Dasar Acuan geosentris (11) Lunar Calendar (14) Sejarah Heliosentris Dasar Acuan heliosentris (18) Kalender matahari (20) Siklus Gerhana Dasar Acuan siklus gerhana (25) Perbandingan keakuratan kalender bulan dan matahari terhadap siklus saros (28) Penanggalan hijriyah akan memecahkan persoalan ilmu Hisab (30) Penutup (41) Daftar Pustaka (42)
  • 7. 7 Sekapur Sirih Pemakaian suatu sistem penanggalan di suatu Negara/wilayah maka itu menandakan kekuatan mayoritas yang berada di wilayah tersebut.Dahulu tatkala Islam jaya dengan kerajaann yang besar melebihi Romawi dan Persia kalender hijriyah merupakan kalender yang paling banyak digunakan di seluruh dunia.Namun kemudian singa tertidur. Menurut Prof Badri Yatim, adikuasa dunia, Kerajaan Turki Usmani juga mengalami kehancuran karena berbagai faktor: 1.Wilayah kekuasaan yang sangat luas. Sehingga administrasi pemerintahan menjadi rumit dan tak beres. Di sisi lain, para penguasanya memiliki ambisi yang besar untuk memperluas wilayah kekuasaan. 2.Heterogenitas penduduk. Akibat menguasai wilayah yang luas, Turki Usmani mengendalikan berbagai etnis pendduk. Heteroginitas itu memicu banyaknya pemberontakan. 3.Kelemahan para penguasa. Sepeninggal Sulaiman Al-Qanuni, Turki Usmani dipimpin sultan-sultan yang lemah, baik keperibadian, maupun kepemimpinan. Akibatnya pemerintahan menjadi kacau. 4.Budaya pungli. Perbuatan pungli melemahkan kekuatan kerajaan. Setiap orang yang menginginkan jabatan harus menyuap atau membayar uang pelicin. 5.Merosotnya ekonomi. Peperangan yang terus dilakukan membuat perekonomian merosot. Pendapatan berkurang, sementara belanja untung perang terus menguras anggaran negara. 6.Stagnasi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan yang telah dicapai dalam ilmu pengetahuan dan teknologi tak dikembangkan para penguasa terakhir. Akibatnya, Turki Usmani kalah canggih dari segi persenjataan dibandingkan negara-negara Barat.
  • 8. 8 |Republika. co.id| Semoga dengan adanya buku ini menjadi pemicu dan pemalu agar singa bangun. “Pemakaian suatu sistem penanggalan di suatu Negara/wilayah maka itu menandakan kekuatan mayoritas yang berada di wilayah tersebut.Dahulu tatkala Islam jaya dengan kerajaann yang besar melebihi Romawi dan Persia kalender hijriyah merupakan kalender yang paling banyak digunakan di seluruh dunia.”
  • 9. 9
  • 10. 10
  • 11. 11 SEJARAH GEOSENTRIS Dasar Acuan geosentris Sebuah kemukjizatan saintis yang terdapat dalam hadis Nabi: (Baitullah) Al-Haram adalah tanah suci poros tujuh langit dan tujuh bumi. Juga dalam sabda: Baitul Ma’mur itu berhadapan dengan Mekah. Serta dalam deskripsi beliau yang dikutip oleh Al-Qurthubi dalam tafsirnya: Ada Baitullah di langit ketujuh itu yang persis di atas Ka’bah sehingga jika jatuh tentu ia akan jatuh di atas Ka’bah. (Sumber: Pembuktian Sains dalam Sunnah) buku 2, oleh Dr. Zaghlul An-Najjar) Al Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanad yang perlu dipertimbangkan kembali, dari Ya’la ibn Umayyah, dari Nabi SAW bersabda: : “Samudera itu (sebenarnya) adalah Neraka Jahannam.” Lantas orang-orang bertanya kepada Ya’la mengenai apa yang baru dikatakannya. Ya’la menjawab pertanyaan mereka sebagai berikut: “Tidakkah kalian semua tahu bahwa Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: “Neraka yang gejolaknya mengepung mereka.” (Q.S. Al Kahfi 17:29) Demi Dzat Yang jiwa Ya’la berada di genggaman-Nya, aku tidak akan masuk ke dalamnya sampai aku dihadapkan kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Dan aku tidak akan menyentuh percikan apinya walau sedikit, sampai aku bertemu dengan Allah ‘Azza wa Jalla.”Seandainya peristiwa ini benar, maka maksudnya adalah nanti pada hari kiamat samudra akan digabung menjadi satu. Lantas samudra itu dinyalakan sehingga menjadi lautan api.
  • 12. 12 Lebih dari satu orang dari kalangan ulama salaf yang menafsirkan firman Allah Ta’aala: “Dan apabila lautan dipanaskan.” (Q.S. Al Takwiir 81: 6) seperti keterangan yang telah disebut di atas. Athiyyah ibn Abbas meriwayatkan seraya berkata: “Surga terletak di langit ke tujuh. Allah menjadikannya dan menempatkannya pada hari kiamat sesuai kehendak-Nya. Sedangkan neraka Jahannam berada di lapisan bumi ke tujuh.” Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim. Ibn Mundih meriwayatkan dari hadis Abu Yahya al Qattat, dari Mujahid, dia berkata: “Aku bertanya kepada Ibn Abbas: Dimanakah surga itu berada? Dia menjawab: Di langit ke tujuh. Aku bertanya lagi: Dimanakah letak neraka? Dia menjawab: Di bawah lapisan laut ke tujuh.” The earth as a whole is a round sphere whose center is the center of the world. It is stationary in its [the world's] middle, fixed in it and not moving in any direction nor moving with any of the varieties of motion, but always at rest. |Langermann 1990, chap. 2, sect. 22, p. 61| In astronomy, the geocentric model (also known as geocentrism, or the Ptolemaic system) is a superseded description of the universe with Earth at the center. Under the geocentric model, the Sun, Moon, stars, and planets all orbited Earth. |Lawson, Russell M. (2004). Science in the Ancient World: An Encyclopedia. ABC-CLIO. pp. 29–30. ISBN 1851095349.|
  • 13. 13 Two observations supported the idea that Earth was the center of the Universe. First, from the view on Earth, the Sun appears to revolve around Earth once per day. While the Moon and the planets have their own motions, they also appear to revolve around Earth about once per day. The stars appeared to be on a celestial sphere, rotating once each day along an axis through the north and south geographic poles of Earth. Second, Earth does not seem to move from the perspective of an Earth-bound observer; it appears to be solid, stable, and unmoving. |Kuhn 1957, pp. 5–20.|
  • 14. 14 Lunar Calender The earliest known lunar calendar was found at Warren Field in Scotland and has been dated to c. 8000 bc, during its Mesolithic period. | Nancy Owano, Scotland lunar-calendar find sparks Stone Age rethink, Phys.org, 27 July 2013 Archived 9 August 2013 at the Wayback Machine.| Some scholars argue for lunar calendars still further back—Rappenglück in the marks on a c. 17,000 year-old cave painting at Lascaux and Marshack in the marks on a c. 27,000 year-old bone baton— but their findings remain controversial. |"Oldest lunar calendar identified". BBC News. 2000-10-16. Retrieved 2013-03-14.| Kalender Hijriyah dibangun berdasarkan rata-rata silkus sinodik bulan kalender lunar (qomariyah), memiliki 12 bulan dalam setahun. Dengan menggunakan siklus sinodik bulan, bilangan hari dalam satu tahunnya adalah (12 x 29,53059 hari = 354,36708 hari). Penetapan kalender Hijriyah dilakukan pada zaman Khalifah Umar bin Khatab, yang menetapkan peristiwa hijrahnya Rasulullah saw dari Mekah ke Madinah. Kalender Hijriyah juga terdiri dari 12 bulan, dengan jumlah hari berkisar 29-30 hari. Penetapan 12 bulan ini sesuai dengan firman Allah Subhana Wata'ala: “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa. ” - At Taubah(9):36 – Berikut adalah nama-nama hari: Al-Ahad (Ahad) Al-Itsnayn (Senin)
  • 15. 15 Ats-Tsalaatsa' (Selasa) Al-Arbaa-a / Ar-Raabi' (Rabu) Al-Khamsah (Kamis) Al-Jumu'ah (Jumat) As-Sabt (Sabtu) No. Penanggalan Islam Lama hari 1 Muharram 29 2 Safar 30 3 Rabiul Awal 29 4 Rabiul Akhir 30 5 Jumadil Awal 29 6 Jumadil Akhir 30 7 Rajab 29 8 Sya’ban 30
  • 16. 16 9 Ramadhan 29 10 Syawal 30 11 Dzulqa’dah 29 12 Dzulhijjah 30 Total 354 Tabel 1.Total hari penanggalan hijriyah Bukti bukti teknologi moon phase pada jam tangan menandakan *Bumi sebagai pusat Alam Semesta dan tidak berevolusi terhadap matahari*. Seperti halnya penjelasan akuratnya fase bulan dalam menentukan siklus gerhana. Karena hakikatnya yang benar benar terjadi dalam realita *hanya fase sinodis*. Seperti halnya yang benar benar terjadi hanya gaya sentrifugal sedangkan sentripetal hanyalah istilah. Teknologi membuktikan adanya alat
  • 17. 17 sentrifuge untuk lab. Kimia. Begitupun dengan penentuan waktu memang yang terbukti teknologi jam tangan hublot dan rolex dll. Menggunakan fase sinodis sedangkan fase selain sinodis hanya istilah. “Bukti bukti teknologi moon phase pada jam tangan menandakan *Bumi sebagai pusat Alam Semesta dan tidak berevolusi terhadap matahari*.”
  • 18. 18 SEJARAH HELIOSENTRIS Dasar Acuan heliosentris Philolaus says that there is fire in the middle at the centre ... and again more fire at the highest point and surrounding everything. By nature the middle is first, and around it dance ten divine bodies — the sky, the planets, then the sun, next the moon, next the earth, next the counterearth, and after all of them the fire of the hearth which holds position at the centre. The highest part of the surrounding, where the elements are found in their purity, he calls Olympus; the regions beneath the orbit of Olympus, where are the five planets with the sun and the moon, he calls the world; the part under them, being beneath the moon and around the earth, in which are found generation and change, he calls the sky. The book by Philolaus begins with Nature (physis) in *the world-order*(cosmos) was fitted together out of things which are unlimited and out of things which are limiting, both the *world-order* as a whole and everything in it.—  Stobaeus, i. 22. 1d
  • 19. 19 sumber : https://www.nytimes.com/1990/01/23/science/after-400-years-a-challenge-to-kepler- he-fabricated-his-data-scholar-says.html?pagewanted=1 Di dalam artikel itu, seorang ilmuwan bernama William H. Donahue, mengatakan, berdasarkan hasil penelitiannya bahwa: "JOHANNES KEPLER, the father of modern astronomy, FABRICATED data in presenting his theory of how the planets move around the Sun..." Artinya: "JOHANNES KEPLER, bapak dari astronomi modern, MEMALSUKAN data yg ia dapatkan untuk menjelaskan teorinya tentang bagaimana planet bergerak mengelilingi matahari..."
  • 20. 20 Luar biasa..., tapi, bagaimana detil dari teori dan data yg ia palsukan tersebut? Di artikel itu, dikatakan bahwa Johannes Kepler, diminta oleh Tycho Brahe, seorang astronom, untuk menjelaskan tentang pergerakan planet Mars, dan planet lainnya, mengelilingi matahari. Tanpa alasan yang jelas, ia menyatakan bahwa bentuk orbit planet mengelilingi matahari itu, bentuknya elips (Inilah pernyataan dari Hukum 1 Kepler), lain dengan apa yang disampaikan oleh Copernicus. Nah, bagaimana ia membuktikan hal tersebut? Sederhana saja; berikan data-data yang terkesan mendukung teorinya ini, dan yakinkan public, bahwa data itu memang hasil observasinya sendiri dan Tycho Brahe, padahal, data yang ia dapatkan itu, BUKANLAH data hasil observasi, melainkan data yang dihasilkan dari teorinya sendiri. |Yuwanza| Kalender Matahari Tidak ada tanggal 5 oktober tahun 1582, yang ada tanggal 4oktober 1582 langsung melompat ke tanggal 14 oktober 1582, karena untuk membayar kekurangan hari pada abad abad yang lalu, karena 1 th = 365,2422 dan digenapkan menjadi 365 dan setiap 4th sekali 366 hari itu sebabnya setiap 4th sekali pada bulan february terdapat tanggal 29, untuk membayar hutang penggenapan tahun menggunakan metode julia dan gergoria yang dimana tahun tahun yang bisa di bagi angka 4 dengan melalui pengamatan posisi PEREDARAN MATAHARI. kata bapak dosen astronomi saya Dr.H. Yusuf Samawinata (DEKAN) |Ramadhani Arief| Berikut asal pengambilan nama-nama bulan dalam kalender masehi: Januari diambil dari Janus (dewa permulaan dan akhir bangsa Romawi ada yang mengatakan dewa matahari). Februari diambil dari februus (dewa kematian dan pemurnian Romawi yang juga menjadi dewa bangsa etruskan. Bulan ini menjadi bulan perayaan ritual pemurnian di romawi yang dirayakan setiap tanggal 15 bulan ini). Maret diambil dari mars (dewa perang romawi) .
  • 21. 21 April diambil dari aperire yang artinya membuka. Bulan April (aprilis) dalam kalender romawi merupakan penghormatan untuk dewi venus, dewa cinta dan keindahan. Kata april diambil dari nama venus dalam bahasa yunani yaitu aphrodite (Aphros). Mei diambil dari maia maiestas (dewi romawi ,dewi kelahiran dan perkembangbiakan keturunan). Juni diambil dari juno (dewi romawi, istri jupiter (mitologi), ada yang mengatakan dewi bulan). Juli diambil dari julius caesar (diktator romawi). Agustus diambil dari agustus (kaisar romawi pertama). (Sumber: artikel Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid) Bukti coding dalam salah satu aplikasi hisab mengandung perhitungan Heliosentris dengan parameter kalender masehi sehingga tak pernah akurat dalam penerapannya.
  • 22. 22 Coding dgn pemrograman phyton menunjukkan parahnya penyimpangan kalender masehi dalam menentukan masa satu tahun.Itulah sebabnya jam tangan berkualitas tinggi menerapkan "moon phase"/kalender hijriyah dan tidak menggunakan sistem penanggalan masehi.
  • 23. 23 Nilai penyimpangan (eror) kalender masehi terus bertambah (linier) tiap detiknya. Sebagian data komparasi sehingga perlunya beralih ke kalender Hijriyah yg lebih akurat dan presisinya lebih baik. (Proposal TTG Tingkat Provinsi KEPRI)
  • 24. 24
  • 25. 25 SIKLUS GERHANA Dasar Acuan Siklus Gerhana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun membantah keyakinan orang Arab tadi. Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫س‬ْ‫م‬َّ‫ش‬‫ال‬َ‫ر‬َ‫م‬َ‫ق‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ِ‫َان‬‫ت‬َ‫ي‬‫آ‬ْ‫مِن‬ِ‫ت‬‫ا‬َ‫ي‬‫آ‬ِ َّ‫اّلل‬،َ‫ّل‬ِ‫َان‬‫ف‬ِ‫س‬َ‫خ‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ِ‫ت‬ ْ‫و‬َ‫م‬ِ‫ل‬‫د‬َ‫ح‬َ‫أ‬َ‫ّل‬ َ‫و‬ِ‫ه‬ِ‫ت‬‫ا‬َ‫ي‬َ‫ح‬ِ‫ل‬،‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫أ‬َ‫ر‬َ‫ِك‬‫ل‬َ‫ذ‬‫ُوا‬‫ع‬ْ‫د‬‫ا‬َ‫ف‬َ َّ‫اّلل‬‫وا‬ ُ‫ر‬ِ‫َب‬‫ك‬ َ‫و‬،‫وا‬‫ل‬َ‫ص‬ َ‫و‬‫وا‬ُ‫ق‬َّ‫د‬َ‫ص‬َ‫ت‬ َ‫و‬ ”Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat gerhana tersebut, maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.” (HR. Bukhari no. 1044) Gerhana adalah peringatan Allah kepada hamba-hambaNya. Bahwa Dzat yang mampu *menutup matahari dan bulan* untuk sementara, mampu menutup keduanya untuk selamanya. Bahwa Dzat yang mampu mengubah konstelasi bintang-bintang, mampu mengubah konstelasi benda-benda lain yang lebih besar dari itu |Syaikh Abdul Aziz Tharifi, da'i di Saudi mengampu berbagai majelis di Riyadh Saudi Arabia, pernah menjabat Kepala Bidang Riset dan Penelitian Kementerian Urusan Islam, KSA. |
  • 26. 26 dari penjelasan di atas jelas bahwa memang *matahari dan bulan saat gerhana ditutup oleh Allah ( baik secara langsung atau tidak langsung itu Allahua'lam)* dan _bukan dari mekanisme heliosentris bahwa gerhana misal gerhana matahari diakibatkan matahari yang terhalang bulan_. Perlu dipahami bahwa boleh saja gerhana ini tanda awal-awal datangnya musibah. Perlu dipahami, siapa yang mampu membuat sinar matahari akan terus bersinar, begitu pula dengan rembulan? Siapa pula yang bisa menjamin bahwa sinar matahari yang tertutup tadi bisa kembali, begitu pula rembulan? Bukankah *jika sinar keduanya itu hilang* menandakan hari kiamat? Bukankah bisa jadi peristiwa ini adalah awal-awal datangnya adzab? Nas-alullaha al ‘afiyah (kita meminta pada Allah keselamatan). |Sumber : https://rumaysho.com/2124-khutbah-shalat-gerhana-syaikh-sholeh-al-fauzan.html|
  • 27. 27 The periodicity and recurrence of solar (and lunar) eclipses is governed by the Saros cycle, a period of about 18 years 11 days 8 hours. When two eclipses are separated by a period of one Saros, they share a very similar geometry. The two eclipses occur at the same node with the Moon at nearly the same distance from Earth and at the same time of year. Thus, the Saros is useful for organizing eclipses into families or series. Each series typically lasts 12 to 13 centuries and contains 70 or more eclipses. Every Saros series begins with a number of partial eclipses near one of Earth's polar regions. The series will then produce several dozen central eclipses before ending with a group of partial eclipses near the opposite pole. Saros series 136 is of particular interest because it is currently producing the longest total solar eclipses of the 20th and 21st centuries. Nine solar eclipses from Saros 136 are plotted above for the years 1937 through 2081. The westward ~120° shift of each eclipse path is a consequence of the extra 8 hours in the length of the Saros period. The northward shift of each path is due to the progressive motion of the Moon with respect to its descending node at each eclipse. Saros 136 will produce 71 eclipses over 1262 years in the following order: 8 partial, 6 annular, 6 hybrid, 44 total, and 7 partial.
  • 28. 28 Perbandingan Keakuratan Kalender Bulan dan Kalender Masehi Terhadap Siklus Saros Tabel 2.Perbandingan keakuratan kalender hijriyah dan masehi terhadap jarak satu tahun cahaya sebagai standar. *dengan menghitung sudut inklinasi bulan akan menghasilkan eror lebih besar terhadap data fakta siklus gerhana*. Dengan menghitung draconic month terhadap Saros cycle mengandung galat eror 0,02% tiap detiknya. Jadi perhitungan teori sudut inklinasi tepatnya 5 derajat 7 menit hanya *menambah kesalahan ilmiah terhadap fakta siklus gerhana* tiap detiknya. Solusi untuk mengatasi kesalahan fatal teori inklinasi dan fase siderial adalah kembali ke fakta fase sinodis (kalender hijriyah) dan Sehingga *fakta gerhana* hanya bisa dijelaskan secara Fisika bahwa *Bumi sebagai pusat*.
  • 29. 29 Sebenarnya inilah fakta bahwa memang secara ilmiah proses gerhana hanya bisa terjadi dgn mekanisme *Bumi sebagai pusat sementara matahari dan bulan berevolusi terhadap Bumi*. Dengan menghitung draconic month terhadap Saros cycle mengandung galat eror 0,02% tiap detiknya. Dengan menghitung anomalistic month terhadap fakta gerhana terhadap siklus saros maka diperoleh galat eror 0,01%. Dengan menghitung periode sinodis bulan, *inilah acuan kalender Islam/hijriyah*,terhadap siklus saros maka diperoleh akurasi dan presisi 100%. *wahai umat Islam segera kembalilah ke kalender hijriyah*. Sehingga fakta gerhana hanya bisa dijelaskan secara Fisika bahwa Bumi sebagai pusat.
  • 30. 30 Penanggalan Hijriyah Dapat Menjadi Satu-satunya Solusi Permasalahan Ilmu Hisab Fenomena perbedaan penentuan waktu hari raya merupakan masalah yang sakral dan sangat penting mengingat merupakan indikator dari sebuah persatuan/kekompakan suatu umat. JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Zainut Tauhid Sa'adi meminta agar perbedaan waktu mengenai penetapan Hari Raya Idul Fitri tak perlu dipertentangkan. Zainut mengatakan, perbedaan tersebut adalah kewajaran yang harus disyukuri. "Perbedaan tersebut harus tetap kita terima sebagai sebuah kewajaran dan tidak perlu dibesar-besarkan. Apalagi, kita pertentangkan sehingga menimbulkan permusuhan," ujar Zainut dalam siaran pers yang diterima, Selasa (27/6/2017). Menurut Zainut, masih ada sebagian umat Islam yang berbeda dalam penentuan tanggal 1 Syawal 1438 Hijriah, sehingga waktu pelaksanaan Lebaran berbeda dengan yang telah ditetapkan pemerintah. (baca: Pemerintah Tetapkan Idul Fitri 1438 H pada Minggu 25 Juni 2017) Berikut ini salah satu *solusi* yang seharusnya diterapkan yakni dengan *kembalinya ke kalender hijriyah dalam perhitungan masa* Inti dari maksud penulis adalah kembali ke perhitungan kalender bulan. Dan perlu dipahami *bahwa kalender bulan bukan berpatokan pada revolusi dan rotasi Bumi terhadap matahari sebagaimana yg terkandung dalam aplikasi hisab jean meeus yg menjadi patokan salah satu dari alat hisab modern*. Bukti bukti teknologi moon phase pada jam tangan menandakan *Bumi sebagai pusat Alam Semesta dan tidak berevolusi terhadap matahari*. Seperti halnya penjelasan akuratnya fase bulan dalam menentukan siklus gerhana. Berikut ini dalil yang secara tegas menunjukkan bulan mempunyai cahaya sendiri, sehingga urgensinya mengapa teknik terbaik untuk menentukan hilal adalah dengan ru'yah bisa terlihat dengan jelas :
  • 31. 31 [10:5] (He it is who appointed the sun a splendour) for mankind during the daytime (and the moon a light) for them at night, (and measured for her stages) He made it consist of phases, (that ye might know the number of the years, and the reckoning) that you might know the counting of months and days. (Allah created not (all) that save in truth) in order to expound the Truth and the error. (He detaileth the revelations) He details the verses of the Qur'an with signs of divine Oneness (for people who have knowledge) for people who believe. [71:16] (And hath made the moon) along with them (a light therein) a shining light therein, (and made the sun a lamp) a radiance for the children of Adam? [25:61] (Blessed be He) He is the Possessor of grace He (Who hath placed in the heaven mansions of the stars) and it is said that this means: mansions, (and hath placed therein) in the heaven (a great lamp) the sun shining during the day for the children of Adam (and a moon giving light) to the Children of Adam during the night! [75:7] Allah said to him: (But when sight is confounded) and it is also said this means: when sight is pleased [75:8] (And the moon is eclipsed) and the light of the moon disappears [75:9] (And sun and moon are united) like two black, horned bulls whose hooves are beaten and then are thrown in the veil of light, Hilal adalah bulan sabit muda pertama yang dapat dilihat setelah terjadinya konjungsi (ijtimak, bulan baru) pada arah dekat matahari terbenam yang menjadi acuan permulaan bulan dalam kalender Islam. Berikut keterangan pakar hisab, T. Djamaluddin (Profesor Riset Astronomi-Astrofisika, LAPAN dan Anggota Badan Hisab Rukyat, Kementerian Agama RI) mengenai metode wujudul hilal: Kita dapat simpulkan bahwa kelemahan metode hisab terletak saat menggunakan alat hitung yang tidak sempurna sehingga hasilnya dapat berbeda dengan ahli hisab yang lainnya. Selain itu banyaknya macam dalam metode hisab mengakibatkan berbeda juga hasilnya, antara lain hisab urfi dengan hasil hisab modern atau kontemporer. Karena hasil yang berbeda dari berbagai metode, itu menunjukkan kelemahan cara manusia dibandingkan jika ditempuh cara yang telah digariskan Islam. Di sini saya mencoba menengahi simpulan pakar hisab bahwa bukan hanya kelemahan metode hisab tapi justru konsep hisab urfi dengan kalender hijriyah lah yang terbaik dalam akurasi dan presisi masa waktu satu tahun per detik nya dibandingkan hisab modern (ex. Jean Meeus) .
  • 32. 32 Prof. Dr. Paul Doherty dari M.I.T. yang paham pentingnya eksperimen dengan model nyata -- bukan cuma rumus matematika di atas kertas seperti Meeus -- dengan jujur mengatakan, jika anda paham betul skala tatasurya, anda akan sadar betapa langkanya fenomena gerhana matahari total *Untuk itulah dalam penentuan masa untuk beribadah kita wajib sandarkan pada sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan kembalikan kepada konsep kitabullah bahwa memang Bulan memiliki cahaya sendiri sehingga cacatnya konsep wujudul hilal bisa dijelaskan*. Perhatikan hadits berikut. ِ‫ن‬َ‫ع‬ َ‫و‬ِ‫ْن‬‫ب‬ِ‫ا‬َ‫ر‬َ‫م‬ُ‫ع‬َ‫ي‬ ِ‫ض‬ َ‫ر‬ُ َّ‫ّلل‬َ‫ا‬‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ع‬[َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬]:ُ‫ت‬ْ‫ع‬ِ‫م‬َ‫س‬َ‫ل‬‫ُو‬‫س‬َ‫ر‬ِ َّ‫ّلل‬َ‫ا‬–‫صلى‬‫للا‬‫عليه‬‫وسلم‬–ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬َ‫ي‬:‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ُ‫ه‬‫و‬ُ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫أ‬َ‫ر‬‫وا‬ُ‫م‬‫و‬ُ‫ص‬َ‫ف‬,‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ َ‫و‬ُ‫ه‬‫و‬ُ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫أ‬َ‫ر‬‫وا‬ ُ‫طِر‬ْ‫ف‬َ‫أ‬َ‫ف‬ , ْ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬َّ‫م‬ُ‫غ‬ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬‫وا‬ ُ‫ُر‬‫د‬ْ‫ق‬‫ا‬َ‫ف‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika kalian melihat hilal, maka berpuasalah. Jika kalian melihatnya lagi, maka berhari rayalah. Jika hilal tertutup, maka genapkanlah (bulan Sya’ban menjadi 30 hari).” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 1906 dan Muslim no. 1080). Hadits di atas menunjukkan bahwa penentuan awal Ramadhan hanya dengan dua cara, tidak ada cara ketiga. Cara pertama adalah dengan rukyatul hilal. Cara kedua adalah menggenapkan bulan Sya’ban menjadi 30 hari. Sedangkan cara hisab hanyalah sebagai alat bantu saja untuk memperkirakan, bukan sebagai rujukan utama. Sumber : https://muslim.or.id/21865-metode-hisab-wujudul-hilal-dan-imkanur-ruyah.html (Tulisan underlined merupakan tambahan penulis) Yakni dengan menggugurkan konsep yang beranggapan bahwa ijtimak terjadi karena Bulan tidak menerima cahaya matahari dan hilal harus tampak pada sekian derajat. Sehingga konsep wujudul hilal bisa dijelaskan cacatnya dan in syaa Allah umat bersatu dalam penentuan hari Raya. Mengenai kriteria metode wujudul hilal disebutkan ada tiga sebagai berikut:
  • 33. 33 1- telah terjadi ijtimak (konjungsi), 2- ijtimak (konjungsi) itu terjadi sebelum matahari terbenam, dan 3- pada saat terbenamnya matahari piringan atas Bulan berada di atas ufuk (bulan baru telah wujud). Ketiga kriteria ini penggunaannya adalah secara kumulatif, dalam arti ketiganya harus terpenuhi sekaligus. Apabila salah satu tidak terpenuhi, maka bulan baru belum mulai. Atau pemahaman mudahnya, “Jika setelah terjadi ijtimak, bulan terbenam setelah terbenamnya matahari maka malam itu ditetapkan sebagai awal bulan Hijriyah tanpa melihat berapapun sudut ketinggian bulan saat matahari terbenam.” Dari metode ini, bila posisi hilal (bulan baru) pada saat matahari terbenam sudah di atas ufuk, berapapun tingginya, asal lebih besar dari pada NOL derajat, maka sudah dianggap masuk bulan baru. (Sumber: Kelemahan Metode Hisab & Metode Hisab dan Rukyat)
  • 34. 34 Ada beberapa kriteria hisab falaki, 1. Kriteria Ijtimak (Konjungsi) Penjelasannya sebagai berikut, sebagaimana diketahui bahwa Bulan beredar mengelilingi bumi, demikian pula Matahari dalam gerak semunya mengelilingi bumi. Peredaran Bulan lebih cepat dibanding peredaran Matahari, sehingga Matahari selalu terkejar, dan itu terjadi berkali-kali. Pada saat Matahari terkejar oleh Bulan dan keduanya pada posisi pada garis lurus itulah yang disebut Ijtimak (konjungsi). Menurut kriteria ini, sesaat setelah ijtima’ sudah terbentuk bulan baru (hilal) meskipun tidak bisa teramati. Tentu saja, ilmu hisab falaki dengan sangat akurat mampu menghitung peredaran Matahari dan Bulan, dan mampu menentukan secara tepat kapan ijtima’. Namun ketentuan aturan (kriteria) bahwa sesaat setelah ijtima’ itu terbentuk bulan baru (hilal) meskipun tidak bisa teramati, dari mana kriteria ini? Jelas-jelas kriteria ini mengabaikan aturan syari’at bahwa hilal harus teramati oleh mata. Pakar hisab sendiri mengatakan, “Bulan baru astronomi atau ijtimak tidak ada dasar hukumnya untuk diambil sebagai batas bulan qamariyah.” 2. Kriteria Wujudul Hilal Kriteria ini merupakan “penyempurna” kriteria sebelumnya. Kriteria ini menyatakan tidak cukup ijtimak, namun harus dilihat posisi Matahari dan Bulan pada senja hari setelah Ijtimak. Apabila pada senja hari tersebut Matahari tenggelam lebih dahulu, maka berarti tercapai satu kondisi bahwa Bulan sudah di atas ufuk (wujud) pada saat Matahari tenggelam, berapapun ketinggian Bulan/hilal tersebut. Maka keesokan harinya berarti telah masuk Ramadhan/Idul Fitri. Jadi yang penting menurut kriteria ini adalah posisi hilal sudah di atas ufuk ketika Matahari tenggelam paska terjadinya ijtimak. Saat itu
  • 35. 35 hilal sudah wujud (ada di atas ufuk) meskipun tidak bisa teramati oleh mata. Termasuk ketika mendung sekalipun, asalkan hilal sudah di atas ufuk, maka besok sudah bisa berpuasa atau berlebaran. Tentu saja hisab falaki dengan sangat akurat bisa menghitung posisi Bulan/hilal ketika Matahari tenggelam. Berapapun ketinggiannya, entah 20 atau kurang, yang penting sudah di atas ufuk berarti sudah Ramadhan/Idul Fitri. Namun masalahnya, kriteria ini jelas-jelas bertabrakan dengan nash hadits. Hadits mempersyaratkan hilal harus terlihat dengan mata, tidak semata-mata posisi hilal di atas ufuk. Maka jangan heran apabila kriteria wujudul hilal pun menuai banyak kritik dari sesama praktisi hisab. Dinilai bahwa kriteria ini sudah usang, tidak ada landasan hukumnya, dan masih banyak lagi. 3. Kriteria Imkanur Ruyah (visibilitas hilal) Kriteria ini tidak hanya mempertimbangkan posisi hilal di atas ufuk ketika Matahari tenggelam paska Ijtimak, namun memperhitungkan faktor-faktor lain sehingga mencapai kondisi Imkanur Ruyah, yakni hilal memungkinkan untuk dilihat, meskipun tidak harus benar-benar terlihat. Kemudian dalam menentukan faktor-faktor imkan itulah, para ahli hisab sendiri berselisih. Ada yang mempersyaratkan ketinggian minimal 20, ada yang menyatakan minimal 40. Tentu saja hisab falaki dengan sangat akurat bisa memperhitungkan berapa ketinggian hilal tatkala Matahari tenggelam paska Ijtimak, apakah 60 , 50 ataukah 20. Namun bisa berselisih, misalnya jika hasilnya adalah 20, maka menurut pihak yang mempersyarakat ketinggian minimal adalah 40 maka belum masuk Ramadhan atau belum Hari Raya, sementara yang mempersyaratkan 20 maka besok sudah Puasa atau sudah Lebaran. Dalam sistem penetapan kalender Urfi didasarkan pada perhitungan rata-rata dari peredaran Bulan mengelilingi Bumi. Perhitungan secara Urfi ini bersifat tetap, umur bulan itu tetap setiap bulannya. Bulan yang ganjil/ gasal berumur tiga puluh hari sedangkan bulan yang genap berumur dua puluh sembilan hari. Dengan demikian bulan Ramadan sebagai bulan kesembilan (ganjil) selamanya akan berumur tiga puluh hari. Pada tahun Kabisah, bulan Zulhijah yang merupakan bulan terakhir; bulan ke-12 ditambahkan satu hari. Dalam penetapan awal bulan yang mengemuka di Indonesia, dalam hal ini penetapan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah kadang terdapat perbedaan antara penanggalan berdasarkan perhitungan secara Urfi dengan hasil putusan pemerintah dalam sidang Isbatnya. Patokan pemerintah dalam penetapan sidang Isbat adalah posisi hilal yang sebenarnya sebagai pertanda masuknya awal bulan berdasarkan perhitungan visibilitas hilal; imkanur rukyah yang dikuatkan dengan hasil rukyatul hilal.
  • 36. 36 Berdasarkan hisab Hakiki, ketentuan masuknya awal bulan itu tergantung posisi hilal. Apabila menurut hasil perhitungan hisab pada tanggal 29 bulan yang sedang berlangsung, ketinggian hilal memungkinkan untuk dirukyah (imkanur rukyah)—dalam hal ini pemeritah kita mengikuti kriteria yang disepakati MABIMS (Mentri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura), yakni ketinggian hilal minimal 2˚, elongasi minimal 3˚, dan umur hilal minimal 8 jam; maka itu pertanda masuknya awal bulan berikutnya. Esok hari adalah tanggal satu bulan yang baru. Namun apabila belum memenuhi kriteria tersebut, maka besok harinya merupakan hari terakhir (tanggal 30) dari bulan yang sedang berjalan. Adapun penanggalan yang didasarkan pada hisab Urfi; penanggalan yang berdasarkan pada perhitungan rata-rata dari peredaran Bulan mengelilingi Bumi. Perhitungan secara Urfi ini bersifat tetap, umur bulan itu tetap setiap bulannya. Bulan yang ganjil; gasal berumur tiga puluh hari sedangkan bulan yang genap berumur dua puluh sembilan hari. Pada hal dalam kenyataannya tidaklah tepat sesuai selalu seperti itu, dengan penampakan hilal (newmoon) pada awal bulan. Sehingga perhitungan secara Urfi ini disepakati oleh para ulama tidak dapat dijadikan sebagai pedoman untuk pelaksanaan ibadah. |Sumber : http://kurniawaalex.blogspot.co.id/2015/05/makalah-hisab-urfi.html?m=1|
  • 37. 37 Dalam Islam, memulai dan mengakhiri bulan Ramadhan dilakukan dengan melihat hilal. Inilah yang disepakati oleh para ulama. Jika pada malam 30 Sya’ban tidak nampak hilal, maka bulan Sya’ban digenapkan menjadi 30 hari. Dan asalnya hari yang tidak nampak hilal tersebut masih termasuk bulan Sya’ban sehingga belum disyari’atkan puasa. Adapun cara hisab yang biasa dipakai sebagian ormasbahkan dijadikan patokan walau bertentangan dengan cara ru’yah hilal, ketahuilah cara hisab ini bukan cara Islam dan tidak pernah diajarkan oleh Islam. Ibnu Hajar kembali menyebutkan hadits dalam Bulughul Marom, yaitu hadits no. 652 dan 653. Haditsnya adalah sebagai berikut: Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika kalian melihat hilal, maka berpuasalah. Jika kalian melihatnya lagi, makaberhari rayalah. Jika hilal tertutup, maka genapkanlah (bulan Sya’ban menjadi 30 hari).” (Muttafaqun ‘alaih). Dalam riwayat Muslim disebutkan, “Jika hilal tertutup bagi kalian, maka genapkan bulan Sya’ban menjadi 30 hari.” Dalam riwayat Bukhari disebutkan, “Genapkanlah bulan Sya’ban menjadi 30 hari.” Dalam shahih Bukhari pada hadits Abu Hurairah disebutkan, “Genapkanlah bulan Sya’ban menjadi 30 hari.“ Beberapa faedah dari hadits di atas: 1- Hadits di atas menunjukkan wajibnya berpuasa Ramadhan jika sudah nampak hilal. Dan wajibnya berhari raya Idul Fithri ketika nampak hilal yang menandakan masuknya bulan Syawal. 2- Hukum memulai puasa dan berhari raya berkaitan dengan penglihatan hilal walaupun dengan menggunakan teropong atau alat yang bisa memaksimalkan pandangan. Cara terakhir ini dianggap seperti melihat dengan mata telanjang secara langsung. 3- Hadits ini merupakan dalil kelirunya cara hisab dalam menentukan awal dan akhir Ramadhan. Sumber : https://rumaysho.com/3451-berpuasa-karena-ru-yah-hilal-bukan-dengan-hisab.html
  • 38. 38 Sebenarnya jika umat mau cukup berpegang dengan hadits di atas tanpa ditafsirkan dengan konsep heliosentris yang merupakan konsep dari kalender masehi dengan dasar pemikiran ilmu filsafat penyembah matahari, maka tidak akan ada perpecahan dalam penentuan hari Raya Islam. Philolaus says that there is fire in the middle at the centre ... and again more fire at the highest point and surrounding everything. By nature the middle is first, and around it dance ten divine bodies — the sky, the planets, then the sun, next the moon, next the earth, next the counterearth, and after all of them the fire of the hearth which holds position at the centre. The highest part of the surrounding, where the elements are found in their purity, he calls Olympus; the regions beneath the orbit of Olympus, where are the five planets with the sun and the moon, he calls the world; the part under them, being beneath the moon and around the earth, in which are found generation and change, he calls the sky. — Stobaeus, i. 22. 1d Syaikh Bin Baz juga menafikan bahwa bumi berputar (berarti matahari yang berputar mengelilingi agar terjadi siang dan malam), beliau berkata, ‫أما‬‫دورانها‬‫فقد‬‫أنكرته‬ُ‫نت‬َّ‫ي‬‫وب‬‫األدلة‬‫على‬‫بطالنه‬ “Adapun perputaran bumi maka aku ingkari dan aku telah jelaskan dalil tidak benarnya (perputaran bumi)” Sumber: https://muslim.or.id/28368-apakah-bumi-bulat-bola-atau-datar-menurut-pandangan- syariat.html
  • 39. 39 Di sini sy kemukakan berdasarkan rumusan Fisika yg menggambarkan bagaimana bumi berotasi dan berevolusi tanpa jatuh ke matahari. Lintasan ellips yg diteorikan keppler tidak bisa menjelaskan kestabilan pergerakan planet pada garis edarnya. Teori lintasan orbit ellips tak akan bisa menjelaskan efek sentrifugal tiap planet terhadap seluruh isi planet itu sendiri. Begitupun dengan konsep kalender hijriyah yang dikorelasikan dengan siklus gerhana ('saros cycle') akan dihasilkan akurasi dan presisi 100% dengan patokan Bumi sebagai pusat. Dengan konsep Bumi sebagai pusat sementara Matahari dan Bulan berenang terhadap Bumi maka berkonsekuensi Bulan memiliki cahaya sendiri. Sura 36:37-40 says, "And a sign for them is the night: We withdraw there from the day, and behold they are plunged in darkness; 38 and the sun runs its course for a period determined for it; that is the decree of (him), the exalted in might, the all-knowing. 39 And the moon-we have measured for it mansions (to traverse) till it returns like the old (and withered) Lower part of a date stalk. (40) It is not permitted to the sun to catch up the moon, nor can the night outstrip the day: *Each (just) swims* along in (its own) orbit (according to law)."
  • 40. 40 [10:5] (He it is who appointed the sun a splendour) for mankind during the daytime (and the moon a light) for them at night, (and measured for her stages) He made it consist of phases, (that ye might know the number of the years, and the reckoning) that you might know the counting of months and days. (Allah created not (all) that save in truth) in order to expound the Truth and the error. (He detaileth the revelations) He details the verses of the Qur'an with signs of divine Oneness (for people who have knowledge) for people who believe. “Dengan menggugurkan konsep yang beranggapan bahwa ijtimak terjadi karena Bulan tidak menerima cahaya matahari dan hilal harus tampak pada sekian derajat. Sehingga konsep wujudul hilal bisa dijelaskan cacatnya dan in syaa Allah umat bersatu dalam penentuan hari Raya.”
  • 41. 41 PENUTUP Kata Penutup dan Harapan Dari sini jelas bahwa kalender bulan lebih baik dari segi presisi dan akurasi untuk menentukan 3 aspek : 1.Kestabilan penanggalan tiap tahunnya tak pernah mengalami kesalahan/hutang jumlah hari, lain halnya dengan kalender masehi yang kesalahan nya tiap detik terjadi secara linier. 2.Secara tepat 100% dapat menentukan akurasi siklus saros yang digunakan di seluruh dunia untuk menentukan gejala periodik gerhana. 3.Akurat dalam menentukan jarak satu tahun cahaya dihitung dari pengaruh fase cahaya bulan terhadap gravitasi*. *gravitasi yang dimaksud bukan gravitasi universal Newton atau pun Einstein. Dengan demikian, untuk dapat menegakkan syiar Islam kembali salah satunya penggunaan kalender Hijriyah tidak ada jalan lain selain mengganti konsep heliosentris- yang berasal dari penyembah api - dengan konsep geosentris -yang berasal dari wahyu kitab samawi- . Semoga dengan kehadiran buku ini menggugah semua kalangan untuk menjadikan kalender hijriyah sebagai kalender utama Negara.
  • 42. 42 Daftar Pustaka Almanhaj.or.id Hyperphysics.edu Institute Fisika. Wordpress.com Prof. , Djamaluddin, Thomas.2015.Astronomi membawa penyatuan Ummat.LAPAN. A.J. Sachs & H. Hunger (1987..1996): Astronomical Diaries and Related Texts from Babylonia, Vol.I..III. Österreichischen Akademie der Wissenschaften. ibid. H. Hunger (2001) Vol. V: Lunar and Planetary Texts ^ P.J. Huber & S de Meis (2004): Babylonian Eclipse Observations from 750 BC to 1 BC, par. 1.1. IsIAO/Mimesis, Milano ^ Naturalis Historia II.10[56] ^ Almagest IV.2 ^ The Suda entry is online here. ^ "saros". Encarta Dictionary. Microsoft. Archived from the original on June 8, 2009. ^ Decoding an Ancient Computer, Scientific American, December 2009 ^ Littmann, Mark; Fred Espenak; Ken Willcox (2008). Totality: Eclipses of the Sun. Oxford University Press. ISBN 0-19-953209-5.
  • 43. 43