Dokumen tersebut membahas mengenai rencana pemerintah untuk meningkatkan tarif dasar listrik sebesar 15% pada tahun 2013. Kenaikan tarif ini dimaksudkan untuk mengurangi subsidi listrik pemerintah sebesar 11 triliun rupiah agar defisit anggaran negara dapat dikurangi. Namun, kenaikan ini juga diyakini akan menambah beban produksi bagi industri.
1. Ririn Stefani 120502160
120502161
Andiko Kudadiri
120502162
Riani Masnapita Sihombing 120502163
Vera M. Samosir 120502164
Chairunis 120502165
Bethania Febyoletta 120502166
M. Ridho Ashary 120502218
2. Seperti berita yang saat ini lagi
gencar-gencarnya diberitahukan media
bahwa pada tahun 2013 pemerintah
berencana akan meningkatkan Tarif
Dasar Listrik (TDL) sebesar 15% secara
bertahap. Dengan kenaikan ini
pemerintah bisa menghemat APBN
sebesar 11 triliun rupiah dan sebaliknya
kalau TDL tidak dinaikan maka
pemerintah akan rugi sebesar 11 triliun
rupiah. (mobile.kontan.co.id)
3. Seperti berita yang saat ini lagi
gencar-gencarnya diberitahukan media
bahwa pada tahun 2013 pemerintah
berencana akan meningkatkan Tarif
Dasar Listrik (TDL) sebesar 15% secara
bertahap. Dengan kenaikan ini
pemerintah bisa menghemat APBN
sebesar 11 triliun rupiah dan sebaliknya
kalau TDL tidak dinaikan maka
pemerintah akan rugi sebesar 11 triliun
rupiah. (mobile.kontan.co.id)
4. Subsidi listrik pada tahun 2013
sebesar 80 triliun rupiah belum dikurangi
resiko fiskal sebesar 6,5 triliun rupiah.
Sehingga berkurang dibandingkan subsidi
listrik 2012 sebesar 64,9 triliun rupiah,
ditambah cadangan fiskal sebesar 27,9
triliun rupiah. Dengan adanya kenaikan
PLN akan diuntungkan dan dapat lebih
sehat dari sisi keuangan. PLN akan
mendapatkan keuntungan lebih besar
dibandingkan subsidi yang diterima.
(okezone.com)
5. Pengurangan subsidi ini tentu
mengundang protes dari semua kalangan
terutama kalangan pengusaha karna akan
menambah Biaya Pokok Produksi (BPP)
mereka. Ketua umum Asosiasi Pengusaha
Indonesia (Apindo) Sogyan Wanadi
mengatakan bahwa berdasarkan
perhitungan, Kenaikan 15% untuk
menghemat subidi 14,89 triliun rupiah. Itu
artinya tarif baru berlaku untuk
industri, tidak untuk konsumen rumah
tangga.
(metronews.com 18/9/2012)
6. Perpres Nomor 8 Tahun 2011 tentang Tarif
Tenaga Listrik yang disediakan oleh PLN, tarif
listrik dibagi menjadi 37 golongan.
Pengelompokan golongan subsidi
listrik, kemudian dilaporkan ke DPR akan
memberi penilaian terhadap golongan yang
akan disubsidi baru nanti ketahuan golongan
mana yang akan dinaikkan TDLnya.
(okezone.com 28/8/2012)
7. Mentri Keuangan, Agus Martowadjoyo
, mengatakan bahwa beban subsidi semakin
meningkat apabila tarif listrik tidak naik. “Kalau
sekarang defisit RAPBN 2013 sebesar 1,62 % dari
PDB , mungkin akan menjadi 1,64% dari PDB jika
tidak naik” . Agus memastikan dampak kenaikan
tarif listrik terhadap inflasi juga kecil ketimbang
menaikkan harga BBM. Berdasarkan
perhitungannya, kenaikan tarif listrik memicu
inflasi sebesar 0,3 % ( inflasi ringan).
(mobile.kontan.co.id 11/09/2012).
8. Pengamat komunikasi dan politik Tjipta
Lesmana , menjelaskan bahwa pemerintah
telah melakukan pembohongan publik soal
rencana kenaikan tarif dasar listrik di tahun
depan . “ Kalau pemerintah ditanya , kenapa
menaikkan TDL dan bahan bakar minyak
(BBM), jawabnya selalu sama dari
dulu, anggaran kita jebol . Soalnya subsidi
kita membesar . Pemerintah tidak mau terus
terang soal itu
www.detik.com , Rabu19/09/2012).
9. Tentang kenaikan TDL yang mengundang
sejumlah respon negatif dari beberapa pengamat
namun ternyata masih ada pernyataan yang
diharapkan dapat membuat beberapa kalangan
masyarakat Indonesia khususnya yang bekerja di
bidang industri sedikit lega “ Pelanggan listrik
industri tak usah khawatir meski sudah dikenai
kenaikan tarif pada 2013. “Industri tetap dapat
subsidi, hanya dikurangi ,” kata Direktur Jenderal
Ketenagalistrikan Kementrian Energi dan Sumber
Daya Mineral, Jarman.
(metrotvnews.com,Jakarta 2012).
10. Menurut PLN ,saat ini kebutuhan daya
listrik nasional dengan asumsi
pertumbuhan permintaan listrik rata-rata
pertahun sebesar 9,2% . Untuk itu
pemerintah telah memulai proyek
pembangkit 10.000 MW berbahan bakar
batu bara dan gas.
(Ketenagalistrikkan dan energi
terbarukan, 2009 hal. 2)
11. Dalam RAPBN 2012, anggaran subsidi
direncanakan mencapai Rp 208,9
triliun, turun Rp 28,3 triliun dari beban
anggaran subsidi dalam APBN-P 2011
sebesar Rp 237,2 trilliun. Anggaran subsidi
itu dialokasikan untuk subsidi BBM Rp
123,6 triliun, subsidi listrik Rp 45 triliun.
(Media Keuangan, 2011 hal 30)
12. Menkeu menjelaskan bahwa
pemerintah sepakat mengenai perlunya
dilakukan langkah-langkah rasionalisasi
beban subsidi,khususnya subsidi BBM
dan subsidi listrik secara bertahap dan
mengalihkannya pada bentuk subsidi
langsung kepada masyarakat yang
kurang mampu. Upaya ini perlu
dilakukan dengan tujuan mengarahkan
subsidi agar lebih yepat sasaran kepada
masyarakat berpenghasilan rendah,
mengendalikan atau membatasi volume
konsumsi BBM bersubsidi, dan
meningkatkan efisiensi energi yang tidak
dapat diperbaharui.
(Media Keuangan, 2011 hal. 29)
13. Membengkaknya perkiraan
realisasi angka subsidi yang jauh
melebihi target dalam APBN tentu
perlu di antisipasi dalam RAPBN
perubahan. Penghematan dana
anggaran bisa jadi salah satu
solusinya.
( Media Keuangan, 2011 hal 31-32).
14. Sebenarnya permasalahan kenaikan TDL ini didasari
oleh kenaikan BBM dan cara penggunaan BBM dengan tidak
bijaksana. Latar belakangnya adalah :
Kebutuhan energi didalam negeri makin meningkat
Minyak bumi sebagai sumber energi utama semakin menipis
persediannya dan terbatas kemampuan pengembangan
produksinya.
Minya bumi merupakan suatu komediti ekspor yang utama
guna memperoleh devisa bagi pembangunan nasional.
15. Sumber-sumber energi lain
pengembangannya membutuhkan
waktu lama dan biaya besar.
Perlunya penyediaan energi bagi
generasi mendatang.
Berdasarkan hal tersebut bisa dikatakan
Indonesia masih menggunakan bahan
minyak untuk memproduksi listrik dan
juga biaya utuk memprodiksinya sangat
mahal.
16. Sesungguhnya permasalahan kenaikan tarif
dasar listrik (TDL) diawali dari ketidakcukupan
BBM sebagai bahan baku listrik yang digunakan
Indonesia. Hal ini dikarenakan bahan baku listrik
hanya menggunakan BBM yang harganya mahal
dibandingkan gas ataupun batubara yang
berlimpah di Indonesia. Indonesia hanya
menggunakan batubara dan gas utuk kepentingan
ekspor yang harganya juga sangat murah dijual ke
luarnegeri. Selain itu juga harga BBM di
Indonesia juga sangat murah dibandingkan harga
minyak di luarnegeri. Maka dari itu subsidi
pemerintah untuk BBM dan listrik mejadi sangat
banyak.
17. Sebaiknya Indonesia mulai menggunakan
batubara dan gas sebagai bahan baku
penggunaan listrik karena harganya sangat
murah serta bahan baku itu sangat berlimpah di
Indonesia. Kenaikan TDL sebaiknya di naikan
untuk semua kalangan namun persentasenya
dikurangin agar tidak semua kalangan dirugikan.