SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
Bab 1 Efisiensi Energi
Sejalan dengan berkembangnya perekonomian dan industri mendorong meningkatnya
kebutuhan akan energi, khususnya energi listrik di Indonesia. Selain itu, makin
berkurangnya ketersediaan sumber daya energi fosil, khususnya minyak dan gas bumi,
yang sampai saat ini masih merupakan komponen utama penghasil energi, maka disadari
pentingnya penghematan energi.
Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, ESDM terdapat empat sektor
utama pengguna energi, yaitu sektor industri dengan pangsa 44,2%, berikutnya adalah
transportasi 40,6%, diikuti rumah tangga sebesar 11,4% dan sektor komersial sebesar
3,7%.
Menurut data Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2010 adalah
sebesar 5,9% dan mengalami penurunan pada kisaran 5.4-5.8% di 2015
(http://www.infobanknews.com). Penurunan pertumbuhan perekonomian tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pelemahan ekonomi China sebagai kekuatan
eknomi kedua dunia, kelesuan ekonomi dan embargo terhadap Rusia serta penurunan
harga komoditas dunia dipasar internasional. Sementara populasi penduduk Indonesia
mencapai 241 juta jiwa pada tahun 2014 (BPS, 2014).
Bersamaan dengan meningkatnya populasi penduduk dan pergerakan pertumbuhan
ekonomi maka secara langsung akan diiringi dengan peningkatan kebutuhan akan energi
akibat bertambahnya jumlah rumah, beragam bangunan komersial serta industri. Jika
diasumsikan rata-rata pertumbuhan kebutuhan energi listrik adalah sebesar 7% per tahun
selama kurun waktu 30 tahun, maka konsumsi listrik di sektor rumah tangga akan
meningkat dari 21,52 Gwh (gigawatt hour) di tahun 2000 menjadi sekitar 444,53 Gwh pada
tahun 2030 (http://www.esdm.go.id). Terdapat empat sektor utama pengguna energi,
yaitu sektor industri 44.2%, diikuti tranportasi 40,6%, kemudian rumah tangga 11,4% dan
yang terakhir sektor komersial sebesar 3,7%.
. Hal ini tertuang dalam Instruksi Presiden (Inpres) No. 9 tahun 1982 tertanggal 7
April 1982, yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia, tentang Konservasi
Energi. Inpres ini terutama ditujukan terhadap pencahayaan gedung, AC, peralatan dan
perlengkapan kantor yang menggunakan listrik, dan kendaraan dinas.
Sementara pada saat yang bersamaan, kemampuan penyediaan listrik oleh negara melalui
PT. PLN (Persero) masih terbatas, bahkan terdapat indikasi bahwa kemampuan tersebut mulai
menurun. Salah satu penyebab penurunan kemampuan pemasokan tersebut adalah karena
sebagian besar pembangkit tenaga listrik yang dimiliki oleh PT PLN (Persero) menggunakan bahan
bakar fosil, yaitu minyak atau batubara, sebagai sumber energi penggeraknya, sementara
ketersediaan bahan bakar fosil semakin menipis.
Krisis energi tersebut di atas akan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan
perekonomian dan industri nasional. Hal ini dapat dilihat dengan semakin buruknya kinerja
industri dikarenakan biaya produksi domestik yang meningkat dengan kenaikan harga BBM dan
energi listrik. Sementara itu tingkat konsumsi energi listrik perkapita nasional serta daya beli
ekonomi yang rendah, menyebabkan efisiensi dan nilai tambah yang dihasilkannya juga relatif
rendah. Peningkatan efisiensi pemanfaatan energi memerlukan infrastruktur, teknologi dan know-
how mengenai sistem konversi dan konservasi, serta kebijakan dan manajemen energi yang
optimal.
Dampak lain dari krisis energi tersebut adalah akan diberlakukannya tarif dua kali lipat bagi
perusahaan atau industri disaat beban puncak, yang memang harganya lebih mahal. Ini merupakan
upaya mendorong pelanggan sektor industri untuk melakukan penghematan energi. Berdasarkan
hasil survei yang telah dilakukan, diperoleh indikasi yang menunjukkan peluang penghematan
energi disektor industri cukup besar, yaitu mencapai 10% sampai dengan 30%.
Dari beberapa kajian yang telah dilakukan, pakar energi telah melakukan kajian
penghematan energi, dan membaginya dalam 5 kategori yaitu:
a. Peninjauan ulang sistem teknis dan perbaikan arsitektur bangunan/pabrik.
b. Perbaikan prosedur operasional secara manual.
c. Perbaikan prosedur operasional secara otomatis.
d. Pemasangan penghemat listrik pada seluruh instalasi.
e. Perbaikan kualitas daya peralatan-peralatan pengguna listrik.
Salah satu hasil penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa Indonesia tergolong negara
pengguna energi yang boros. Parameter yang digunakan untuk mengukur pemborosan energi
adalah elastisitas dan intensitas energi. Elastisitas energi adalah perbandingan antara
pertumbuhan konsumsi energi dan pertumbuhan ekonomi. Elastisitas energi Indonesia berada
pada kisaran 1,04 – 1,35 dalam kurun waktu 1985 – 2000, sementara negara-negara maju berada
pada kisaran 0,55 – 0,65 pada kurun waktu yang sama.
Sedangkan yang dimaksud dengan Intensitas Energi adalah perbandingan antara jumlah
konsumsi energi per pendapatan domestik bruto (PDB). Semakin efesien suatu negara dalam pola
konsumsi energi, intensitas energinya akan semakin kecil. Intensitas energi Indonesia mencapai
angka 400, empat kali lipat dibanding Jepang yang berada pada angka 100, sementara negara-
negara Amerika Utara berada pada angka 300, negara-negara Organization for Economics
Cooperation and Development (OECD) pada 200 dan Thailand pada 350.
Untuk mengimplementasikan penghematan energi sesuai dengan Kepres No. 10 tahun 2005,
sebaiknya keberhasilan negara lain seperti Jepang dan Thailand dalam melakukan penghematan
energi dengan pemberian insentif melalui bantuan audit energi pada sektor industri, patut ditiru.
Audit energi pada industri di Indonesia sudah sangat perlu dilakukan untuk mengidentifikasi
peluang konservasi dan efisiensi dalam pemakaian energi di sektor industri. Sejalan dengan hal di
atas, PT. Miranti Konsultan Permai telah melakukan Audit Energi di PT Rajawali Nusindo, UPK.
Tanjungsari sebagai salah satu industri pengolahan kulit (kategori industry agro-kimia) yang telah
melakukan komitmen dengan Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi .

More Related Content

Similar to Bab 1 efisiensi energi

Peran warga negara dalam pemenuhan kebutuhan listrik bangsa indonesia
Peran warga negara dalam pemenuhan kebutuhan listrik bangsa indonesiaPeran warga negara dalam pemenuhan kebutuhan listrik bangsa indonesia
Peran warga negara dalam pemenuhan kebutuhan listrik bangsa indonesia
Sri Sediaz
 
Peran warga negara dalam mendukung upaya kebutuhan listrik bangsa indonesia
Peran warga negara dalam mendukung upaya kebutuhan listrik bangsa indonesiaPeran warga negara dalam mendukung upaya kebutuhan listrik bangsa indonesia
Peran warga negara dalam mendukung upaya kebutuhan listrik bangsa indonesia
rohimsediaz
 
Peran warga negara dalam pemenuhan kebutuhan listrik bangsa indonesia
Peran warga negara dalam pemenuhan kebutuhan listrik bangsa indonesiaPeran warga negara dalam pemenuhan kebutuhan listrik bangsa indonesia
Peran warga negara dalam pemenuhan kebutuhan listrik bangsa indonesia
Sri Sediaz
 
Peran warga negara dalam mendukung upaya kebutuhan listrik bangsa indonesia
Peran warga negara dalam mendukung upaya kebutuhan listrik bangsa indonesiaPeran warga negara dalam mendukung upaya kebutuhan listrik bangsa indonesia
Peran warga negara dalam mendukung upaya kebutuhan listrik bangsa indonesia
rohimsediaz
 
Peran warga negara dalam upaya mendukung kebutuhan listrik bangsa indonesia
Peran warga negara dalam upaya mendukung kebutuhan listrik bangsa indonesiaPeran warga negara dalam upaya mendukung kebutuhan listrik bangsa indonesia
Peran warga negara dalam upaya mendukung kebutuhan listrik bangsa indonesia
rohimsediaz
 
Peran warga negara dalam pemenuhan kebutuhan listrik bangsa indonesia
Peran warga negara dalam pemenuhan kebutuhan listrik bangsa indonesiaPeran warga negara dalam pemenuhan kebutuhan listrik bangsa indonesia
Peran warga negara dalam pemenuhan kebutuhan listrik bangsa indonesia
Sri Sediaz
 
Peran Warga Negara Dalam Mendukung Upaya Pemenuhan Kebutuhan Listrik Bangsa I...
Peran Warga Negara Dalam Mendukung Upaya Pemenuhan Kebutuhan Listrik Bangsa I...Peran Warga Negara Dalam Mendukung Upaya Pemenuhan Kebutuhan Listrik Bangsa I...
Peran Warga Negara Dalam Mendukung Upaya Pemenuhan Kebutuhan Listrik Bangsa I...
nurasifah
 
13 faktor yang mempengaruhi permintaan tenaga listrik sektor konsumtif
13 faktor yang mempengaruhi permintaan tenaga listrik sektor konsumtif13 faktor yang mempengaruhi permintaan tenaga listrik sektor konsumtif
13 faktor yang mempengaruhi permintaan tenaga listrik sektor konsumtif
Aminullah Assagaf
 
Tugas mesin konversi energi (christopher danang p.k
Tugas mesin konversi energi (christopher danang p.kTugas mesin konversi energi (christopher danang p.k
Tugas mesin konversi energi (christopher danang p.k
AkbarNugratama
 
Laporan akhir ESTIMASI PELANGGAN DAN KEBUTUHAN DAYA LISTRIK KALIMANTAN SELATA...
Laporan akhir ESTIMASI PELANGGAN DAN KEBUTUHAN DAYA LISTRIK KALIMANTAN SELATA...Laporan akhir ESTIMASI PELANGGAN DAN KEBUTUHAN DAYA LISTRIK KALIMANTAN SELATA...
Laporan akhir ESTIMASI PELANGGAN DAN KEBUTUHAN DAYA LISTRIK KALIMANTAN SELATA...
Notnaa Originally
 
Aplikasi bioteknologi dalam penyelamatan sumber dan tenaga
Aplikasi bioteknologi dalam penyelamatan sumber dan tenagaAplikasi bioteknologi dalam penyelamatan sumber dan tenaga
Aplikasi bioteknologi dalam penyelamatan sumber dan tenaga
Mohd Yusrie Masri
 
Laporan Tahap 1 estimasi pelanggan dan kebutuhan daya listrik kalimantan sela...
Laporan Tahap 1 estimasi pelanggan dan kebutuhan daya listrik kalimantan sela...Laporan Tahap 1 estimasi pelanggan dan kebutuhan daya listrik kalimantan sela...
Laporan Tahap 1 estimasi pelanggan dan kebutuhan daya listrik kalimantan sela...
Notnaa Originally
 
BPPT - Outlook Energi Indonesia 2021.pdf
BPPT - Outlook Energi Indonesia 2021.pdfBPPT - Outlook Energi Indonesia 2021.pdf
BPPT - Outlook Energi Indonesia 2021.pdf
tamihakim
 
BPPT - Outlook Energi Indonesia 2021.pdf
BPPT - Outlook Energi Indonesia 2021.pdfBPPT - Outlook Energi Indonesia 2021.pdf
BPPT - Outlook Energi Indonesia 2021.pdf
GbpGugun
 

Similar to Bab 1 efisiensi energi (20)

Peran warga negara dalam pemenuhan kebutuhan listrik bangsa indonesia
Peran warga negara dalam pemenuhan kebutuhan listrik bangsa indonesiaPeran warga negara dalam pemenuhan kebutuhan listrik bangsa indonesia
Peran warga negara dalam pemenuhan kebutuhan listrik bangsa indonesia
 
Peran warga negara dalam mendukung upaya kebutuhan listrik bangsa indonesia
Peran warga negara dalam mendukung upaya kebutuhan listrik bangsa indonesiaPeran warga negara dalam mendukung upaya kebutuhan listrik bangsa indonesia
Peran warga negara dalam mendukung upaya kebutuhan listrik bangsa indonesia
 
Peran warga negara dalam pemenuhan kebutuhan listrik bangsa indonesia
Peran warga negara dalam pemenuhan kebutuhan listrik bangsa indonesiaPeran warga negara dalam pemenuhan kebutuhan listrik bangsa indonesia
Peran warga negara dalam pemenuhan kebutuhan listrik bangsa indonesia
 
Peran warga negara dalam mendukung upaya kebutuhan listrik bangsa indonesia
Peran warga negara dalam mendukung upaya kebutuhan listrik bangsa indonesiaPeran warga negara dalam mendukung upaya kebutuhan listrik bangsa indonesia
Peran warga negara dalam mendukung upaya kebutuhan listrik bangsa indonesia
 
Peran warga negara dalam upaya mendukung kebutuhan listrik bangsa indonesia
Peran warga negara dalam upaya mendukung kebutuhan listrik bangsa indonesiaPeran warga negara dalam upaya mendukung kebutuhan listrik bangsa indonesia
Peran warga negara dalam upaya mendukung kebutuhan listrik bangsa indonesia
 
Peran warga negara dalam pemenuhan kebutuhan listrik bangsa indonesia
Peran warga negara dalam pemenuhan kebutuhan listrik bangsa indonesiaPeran warga negara dalam pemenuhan kebutuhan listrik bangsa indonesia
Peran warga negara dalam pemenuhan kebutuhan listrik bangsa indonesia
 
Krisis energi !
Krisis energi !Krisis energi !
Krisis energi !
 
gambaran umum energi di indonesia Presentasi kelompok 1.pdf
gambaran umum energi di indonesia Presentasi kelompok 1.pdfgambaran umum energi di indonesia Presentasi kelompok 1.pdf
gambaran umum energi di indonesia Presentasi kelompok 1.pdf
 
Peran Warga Negara Dalam Mendukung Upaya Pemenuhan Kebutuhan Listrik Bangsa I...
Peran Warga Negara Dalam Mendukung Upaya Pemenuhan Kebutuhan Listrik Bangsa I...Peran Warga Negara Dalam Mendukung Upaya Pemenuhan Kebutuhan Listrik Bangsa I...
Peran Warga Negara Dalam Mendukung Upaya Pemenuhan Kebutuhan Listrik Bangsa I...
 
13 faktor yang mempengaruhi permintaan tenaga listrik sektor konsumtif
13 faktor yang mempengaruhi permintaan tenaga listrik sektor konsumtif13 faktor yang mempengaruhi permintaan tenaga listrik sektor konsumtif
13 faktor yang mempengaruhi permintaan tenaga listrik sektor konsumtif
 
Tugas mesin konversi energi (christopher danang p.k
Tugas mesin konversi energi (christopher danang p.kTugas mesin konversi energi (christopher danang p.k
Tugas mesin konversi energi (christopher danang p.k
 
Latihan 2
Latihan 2Latihan 2
Latihan 2
 
uiui.pdf
uiui.pdfuiui.pdf
uiui.pdf
 
Laporan akhir ESTIMASI PELANGGAN DAN KEBUTUHAN DAYA LISTRIK KALIMANTAN SELATA...
Laporan akhir ESTIMASI PELANGGAN DAN KEBUTUHAN DAYA LISTRIK KALIMANTAN SELATA...Laporan akhir ESTIMASI PELANGGAN DAN KEBUTUHAN DAYA LISTRIK KALIMANTAN SELATA...
Laporan akhir ESTIMASI PELANGGAN DAN KEBUTUHAN DAYA LISTRIK KALIMANTAN SELATA...
 
Energi Terbarukan Kemendagri 09/2015
Energi Terbarukan Kemendagri 09/2015Energi Terbarukan Kemendagri 09/2015
Energi Terbarukan Kemendagri 09/2015
 
Aplikasi bioteknologi dalam penyelamatan sumber dan tenaga
Aplikasi bioteknologi dalam penyelamatan sumber dan tenagaAplikasi bioteknologi dalam penyelamatan sumber dan tenaga
Aplikasi bioteknologi dalam penyelamatan sumber dan tenaga
 
Laporan Tahap 1 estimasi pelanggan dan kebutuhan daya listrik kalimantan sela...
Laporan Tahap 1 estimasi pelanggan dan kebutuhan daya listrik kalimantan sela...Laporan Tahap 1 estimasi pelanggan dan kebutuhan daya listrik kalimantan sela...
Laporan Tahap 1 estimasi pelanggan dan kebutuhan daya listrik kalimantan sela...
 
BPPT - Outlook Energi Indonesia 2021.pdf
BPPT - Outlook Energi Indonesia 2021.pdfBPPT - Outlook Energi Indonesia 2021.pdf
BPPT - Outlook Energi Indonesia 2021.pdf
 
BPPT - Outlook Energi Indonesia 2021.pdf
BPPT - Outlook Energi Indonesia 2021.pdfBPPT - Outlook Energi Indonesia 2021.pdf
BPPT - Outlook Energi Indonesia 2021.pdf
 
Sde tm11
Sde tm11Sde tm11
Sde tm11
 

Recently uploaded

Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptxPengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
sd1patukangan
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
MemenAzmi1
 

Recently uploaded (13)

FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptxFORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
 
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptxBiokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
 
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
 
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxMateri Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
 
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptxBiokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptxPengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
 
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankRuang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
 
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
 
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021
 

Bab 1 efisiensi energi

  • 1. Bab 1 Efisiensi Energi Sejalan dengan berkembangnya perekonomian dan industri mendorong meningkatnya kebutuhan akan energi, khususnya energi listrik di Indonesia. Selain itu, makin berkurangnya ketersediaan sumber daya energi fosil, khususnya minyak dan gas bumi, yang sampai saat ini masih merupakan komponen utama penghasil energi, maka disadari pentingnya penghematan energi. Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, ESDM terdapat empat sektor utama pengguna energi, yaitu sektor industri dengan pangsa 44,2%, berikutnya adalah transportasi 40,6%, diikuti rumah tangga sebesar 11,4% dan sektor komersial sebesar 3,7%. Menurut data Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2010 adalah sebesar 5,9% dan mengalami penurunan pada kisaran 5.4-5.8% di 2015 (http://www.infobanknews.com). Penurunan pertumbuhan perekonomian tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pelemahan ekonomi China sebagai kekuatan eknomi kedua dunia, kelesuan ekonomi dan embargo terhadap Rusia serta penurunan harga komoditas dunia dipasar internasional. Sementara populasi penduduk Indonesia mencapai 241 juta jiwa pada tahun 2014 (BPS, 2014). Bersamaan dengan meningkatnya populasi penduduk dan pergerakan pertumbuhan ekonomi maka secara langsung akan diiringi dengan peningkatan kebutuhan akan energi akibat bertambahnya jumlah rumah, beragam bangunan komersial serta industri. Jika diasumsikan rata-rata pertumbuhan kebutuhan energi listrik adalah sebesar 7% per tahun selama kurun waktu 30 tahun, maka konsumsi listrik di sektor rumah tangga akan meningkat dari 21,52 Gwh (gigawatt hour) di tahun 2000 menjadi sekitar 444,53 Gwh pada tahun 2030 (http://www.esdm.go.id). Terdapat empat sektor utama pengguna energi,
  • 2. yaitu sektor industri 44.2%, diikuti tranportasi 40,6%, kemudian rumah tangga 11,4% dan yang terakhir sektor komersial sebesar 3,7%. . Hal ini tertuang dalam Instruksi Presiden (Inpres) No. 9 tahun 1982 tertanggal 7 April 1982, yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia, tentang Konservasi Energi. Inpres ini terutama ditujukan terhadap pencahayaan gedung, AC, peralatan dan perlengkapan kantor yang menggunakan listrik, dan kendaraan dinas. Sementara pada saat yang bersamaan, kemampuan penyediaan listrik oleh negara melalui PT. PLN (Persero) masih terbatas, bahkan terdapat indikasi bahwa kemampuan tersebut mulai menurun. Salah satu penyebab penurunan kemampuan pemasokan tersebut adalah karena sebagian besar pembangkit tenaga listrik yang dimiliki oleh PT PLN (Persero) menggunakan bahan bakar fosil, yaitu minyak atau batubara, sebagai sumber energi penggeraknya, sementara ketersediaan bahan bakar fosil semakin menipis. Krisis energi tersebut di atas akan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan perekonomian dan industri nasional. Hal ini dapat dilihat dengan semakin buruknya kinerja industri dikarenakan biaya produksi domestik yang meningkat dengan kenaikan harga BBM dan energi listrik. Sementara itu tingkat konsumsi energi listrik perkapita nasional serta daya beli ekonomi yang rendah, menyebabkan efisiensi dan nilai tambah yang dihasilkannya juga relatif rendah. Peningkatan efisiensi pemanfaatan energi memerlukan infrastruktur, teknologi dan know- how mengenai sistem konversi dan konservasi, serta kebijakan dan manajemen energi yang optimal. Dampak lain dari krisis energi tersebut adalah akan diberlakukannya tarif dua kali lipat bagi perusahaan atau industri disaat beban puncak, yang memang harganya lebih mahal. Ini merupakan upaya mendorong pelanggan sektor industri untuk melakukan penghematan energi. Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan, diperoleh indikasi yang menunjukkan peluang penghematan energi disektor industri cukup besar, yaitu mencapai 10% sampai dengan 30%. Dari beberapa kajian yang telah dilakukan, pakar energi telah melakukan kajian penghematan energi, dan membaginya dalam 5 kategori yaitu: a. Peninjauan ulang sistem teknis dan perbaikan arsitektur bangunan/pabrik. b. Perbaikan prosedur operasional secara manual. c. Perbaikan prosedur operasional secara otomatis.
  • 3. d. Pemasangan penghemat listrik pada seluruh instalasi. e. Perbaikan kualitas daya peralatan-peralatan pengguna listrik. Salah satu hasil penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa Indonesia tergolong negara pengguna energi yang boros. Parameter yang digunakan untuk mengukur pemborosan energi adalah elastisitas dan intensitas energi. Elastisitas energi adalah perbandingan antara pertumbuhan konsumsi energi dan pertumbuhan ekonomi. Elastisitas energi Indonesia berada pada kisaran 1,04 – 1,35 dalam kurun waktu 1985 – 2000, sementara negara-negara maju berada pada kisaran 0,55 – 0,65 pada kurun waktu yang sama. Sedangkan yang dimaksud dengan Intensitas Energi adalah perbandingan antara jumlah konsumsi energi per pendapatan domestik bruto (PDB). Semakin efesien suatu negara dalam pola konsumsi energi, intensitas energinya akan semakin kecil. Intensitas energi Indonesia mencapai angka 400, empat kali lipat dibanding Jepang yang berada pada angka 100, sementara negara- negara Amerika Utara berada pada angka 300, negara-negara Organization for Economics Cooperation and Development (OECD) pada 200 dan Thailand pada 350. Untuk mengimplementasikan penghematan energi sesuai dengan Kepres No. 10 tahun 2005, sebaiknya keberhasilan negara lain seperti Jepang dan Thailand dalam melakukan penghematan energi dengan pemberian insentif melalui bantuan audit energi pada sektor industri, patut ditiru. Audit energi pada industri di Indonesia sudah sangat perlu dilakukan untuk mengidentifikasi peluang konservasi dan efisiensi dalam pemakaian energi di sektor industri. Sejalan dengan hal di atas, PT. Miranti Konsultan Permai telah melakukan Audit Energi di PT Rajawali Nusindo, UPK. Tanjungsari sebagai salah satu industri pengolahan kulit (kategori industry agro-kimia) yang telah melakukan komitmen dengan Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi .