Makalah ini membahas analisis ekuitas merek dan komunikasi pemasaran pada perusahaan Samsung. Secara ringkas, makalah ini menjelaskan sejarah berdirinya Samsung sejak 1938, perkembangan bisnisnya di berbagai sektor termasuk elektronik, dan analisis perbandingan ekuitas merek Samsung dengan merek Apple pada dimensi brand awareness, perceived quality, brand associations, dan brand loyalty berdasarkan survei terhadap konsumen muda.
1. ANALISIS BRAND EQUITY DAN KOMUNIKASI PEMASARAN
PADA PERUSAHAAN SAMSUNG
Disusun oleh :
Rina Rosmarina ( 43116320025)
Faridha Yunia Awanda ( 43117320017 )
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2018
2. DAFTAR ISI
Cover ……………………………………………………………………………………………………..…………..i
Daftar isi …………………………………………………………………………………………..………………..ii
Kata pengantar ……………………………………………………………………………………………….……..1
Pendahuluan………………………………………………………………………………………….……………….2
I.I Latar Belakang ………………………………………………………………………………….…….2
Kajian teori ……………………………………………………………………………………………………...……3
Pembahasan ………………………………………………………………………………………………….……….7
3.1 periklanan ……………………………………………………………………………….…………….7
Kesimpulan ………………………………………………………………………………………………………….14
Daftar Pustaka ………………………………………………………………………………………………………15
3. KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukurkehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segla rahmat dan hidayah -Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini sebagai salah satu Tugas Akhir Semester jurusan
Manajemen Universitas Mercu Buana. Penulis menyadari bahwa makalah ini bukanlah tujuan akhir dari belajar karena
belajar adalah sesuatu yang tidak terbatas.
Dan kami ucapakan kepada BapakBarnabas. ST.,MM selaku dosen mata kuliah E-Marketing yang telah
memberikan tugas ini semoga makalah ini berguna dan dapat membantu kita di segala semua aspekkehidupan, amiiin.
Jakarta, 10 Desember 2018
Penulis
Ii
4. BAB I
PENDAHULUAN
I.I LATAR BELAKANG
Pemasaran dan segala aktifitasnya telah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari- hari
dan melalui pemasaran juga kita dapat mengetahui dan mengenal merk dari berbagai produk. Pada
awalnya merk hanyalah sebuah nama untuk membedakan satu produk yang lain dan merk
kemudian berkembang menjadi sebuah obyek maupun sifat. Perusahaan yang pekat terhadap nilai
suatu merk akan sepenuhnya menyadari bahwa merk menjadi merupakan identitas diri perusahaan
dan sekaligus menjadi nilai tambah bagi produk yang di jual. Merk memiliki nilai tertentu bagi
perusahaan dan nilai tersebut bias saja berlipat ganda dari nilai gedung, perusahaan, atau pun
mesin-mesin.
Pada era globalisasisaat ini perkembangan teknologi menjadisemakin pesat.
Perkembangan teknologi tersebut salah satunya adalah peralatan teknologi (gadget) yaitu ponsel
pintar atau smartphone. Dengan semakin pesatnya pertumbuhan pengguna smartphone dengan
pengguna terbanyak yaitu kalangan konsumen muda, persaingan antar perusahaan teknologi juga
semakin ketat untuk meraih pangsa pasar yang lebih besar dan membangun ekuitas mereknya.
Salah satu perusahaan gadget yang sudah memiliki nama besar adalah Samsung. Samsung
merupakan perusahaan pembuat perangkat elektronika terbesar dan nomor satu di dunia. Berkantor
pusat di Seocho Samsung Town di Seoul, Korea Selatan, perusahaan ini adalah perusahaan Korea
Selatan yang terbesar dan merupakan ikon dari SAMSUNG Group, yang merupakan konglomerasi
terbesar di Korea Selatan.
.
5. BAB II
KAJIAN TEORI
Menurut Aaker dalam Sumarwan (2011), pembagian ekuitas merek berdasarkan 5 unsur
utama, yaitu:
1. Brand awareness
Brand awareness adalah ukuran kekuatan eksistensi merek dibenak pelanggan. Brand
awareness ini mencakup brand recognition (merek yang pernah diketahui pelanggan), brand
recall (merek yang pernah diingat pelanggan untuk suatu kategori produk tertentu), top of
mind (merek pertama apa yang disebut oleh pelanggan sebagai salah satu kategori produk
tertentu), hingga dominant brand (satu-satunya merek yang diingat pelanggan).
2. Brand association
Brand association adalah asosiasi apapun yang terkait dengan merek tertentu. Asosiasi ini bisa
berupa atribut produk. Asosiasi ini biasanya dibentuk oleh identitas yang dimiliki merek tersebut.
Berbagai riset bisa menggunakan asosiasi ini sebagai basis positioning produk. Brand association
ini akan terbentuk di benak pelanggan dan akan membantu proses mengingat dan informasi
terhadap proses tertentu. Selain itu juga dapat menjadi penentu pelanggan dalam menentukan
pembelian. Brand association juga menciptakan positif attitude atau perasaan terhadap
pelanggannya dan seperti persepsi kualitas, brand association ini menjadi basis dalam eksistensi
merek.
3. Perceived quality
Preceived quality adalah persepsi pelanggan terhadap kualitas dan superior produk relatif terhadap
pesaing. Seringkali perceived kualitas ini sulit ditentukan mengingat perceived quality merupakan
hasil persepsi dan judgement dari pelanggan ,menjadi basis diferensiasi dan positioning produk,
menghasilkan harga premium, serta menjadi daya tarik bagi retailer dan distributor. Jika merek
mamiliki persepsi yang baik maka akan menjadi dasar bagi eksistensi dan perluasan
merek. Dimensi performance dari produk dan service yang melingkupi product: performance,
feature, conformance with specification, reliability, durability, serviceability, fir and finish,
6. service: tangibles, responsiviness, competence, reliability, assurance, emphaty,
responsiveness perlu diketahui untuk mengukur hal tersebut.
4. Brand loyalty
Brand loyalty adalah loyalitas yang diberikan pelanggan kepada merek. Loyalitas ini menjadi
ukuran seberapa besar kemungkinan pelanggan akan pindah ke merek lain. Ia merupakan satu-
satunya unsure equitas merek yang terkait dengan perolehan laba di masa depan. Loyalitas yang
menjamin pelanggan tidak berpindah ke merek lain, walaupun pesaing menerapkan harga yang
lebih murah atau yang berkualitas lebih baik. Manfaat yang didapatkan apabila pelanggan
memiliki loyalitas yang kuat akan menghemat biaya karena meretensi pelanggan lama jauh lebih
murah dari pada pelanggan baru. Pelanggan yang memiliki loyalitas juga mendapatkan ruangan
atau tempat yang dominan di outlet karena peritel melihat merek dengan loyalitas tinggi akan
selalu dicari pelanggan. Loyalitas merek yang tinggi akan memicu word of mouth karena
pelanggan loyal akan cenderung menjadi pengiklanan anda yang sangat fanatik.
5. asset merek lain seperti trademark dan paten.
Hak cipta adalah hak ekslusif bagi pencipta atau penerima hak cipta untuk mengumumkan atau
memperbanyak ciptaannya atau memberi izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-
pembatasan menurut peraturan undang-undang hak cipta yang berlaku. Hasil Ciptaan yang
dilindungi Undang-undang hak cipta ( uu hak cipta No. 19/2002) adalah karya cipta dalam tiga
bidang, yaitu hak cipta ilmu pengetahuan, hak cipta seni dan hak cipta sastra
Merek adalah salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam membandingkan produk- produk
sejenis. Kotler (2009) berpendapat bahwa merek memiliki peranan dilihat dari sudut pandang
produsen, dimana merek memiliki peranan serta kegunaan sebagai berikut:
1. Merek memudahkan proses pemesanan dan penelusuran produk.
2. Merek membantu mengatur catatan persediaan dan catatan akuntansi.
3. Merek menawarkan perlindungan hukum atas ciri dari keunikan produk yang dimiliki.
4. Merek menandakan tingkat kualitas tertentu sehingga pembeli yang puas akan melakukan
pembelian berulang (loyalitas konsumen).
7. 5. Merek dapat menjadi alat yang berguna untuk mengamankan keunggulan kompetitif.
Ekuitas merk menjadi sangat penting bagi para pemasar dikarenakan ekuitas merk dapat
meningkatkan preferensi konsumen terhadap sebuah merk, membentuk loyalitas pelanggan,
tidak rentan terhdap krisis, kuat menghadapi serangan pesaing, dapat memperoleh keuntungan
yang besar, memilki peluang perluasan merk dan lisensi serta mendapatkan dukungan dari
berbagai pasar.
8. BAB III
PEMBAHASAN
Samsung memulai sejarahnya pada tahun 1938. Awalnya sebagai perusahan trading,
mengirimkan ikan kering dan buah-buahan ke Manchuria yang dikuasai Jepang. Ketika pecah
Perang Korea, Lee Byung-chull terpaksa meninggalkan Seoul. Pada akhir tahun 1960-an,
SAMSUNG Group mulai masuk ke dalam industri elektronik. Agar perusahaan bisa berkembang
dengan pesat, perusahaan membagi tugas kerja dalam bentuk divisi-divisi elektronik, diantaranya
yaitu SAMSUNG Electronics Co Devices, SAMSUNG Electro-Mekanika Co, SAMSUNG
Corning Co, dan SAMSUNG Semiconductor & Telecommunications Co, dan membuat fasilitas
di Suwon. Produk pertamanya adalah televisi hitam-putih.
Pada tahun 1980, perusahaan yang diakuisisi Hanguk tongsin jeonja di Gumi, mulai
membuat perangkat telekomunikasi. Produk awalnya adalah switchboards. Berawal dari produk
tersebut, SAMSUNG mulai memproduksi telepon dan faks dan akhirnya menjadi SAMSUNG’s
Mobile Phone Manufacturing. Tercatat dari pabrik tersebut SAMSUNG telah menghasilkan lebih
dari 0,8 miliar ponsel sampai hari ini. Pada tahun 1980-an SAMSUNG adalah perusahan
manufaktur, distributor, dan menjual berbagai macam peralatan dan produk elektronik di seluruh
dunia. 7 tahun kemudian, tepatnya di tahun 1987, pendiri dan ketua Perusahaan SAMSUNG, Lee
Byung-Chull meninggal. Perusahaan tersebut kemudian diambil alih oleh Kun-Hee Lee yang
menjabat sebagai ketua Perusahaan SAMSUNG.
Setelah diambil alih oleh Kun-Hee Lee, SAMSUNG mulai membangun pabrik dan
memperluas pemasarannya secara global di Amerika Serikat, Britania Raya, Jerman, Thailand,
Meksiko, Spanyol dan Cina pada tahun 1990-ansampai 1997. Perusahaan SAMSUNG mengalami
pasang surut di tahun 1997. Hampir semua bisnisnya di Korea mengalami krisis besar dan tidak
terkecuali dengan produk SAMSUNG. Berkat industri elektronik mereka berhasil untuk bertahan
dan terus berkembang hingga saat ini
9. Pada dimensi Brand Awareness berada peringkat ratarata sebesar Samsung 218.65. dan
peringkat di atas nya adalah di duduki oleh Apple.Konsumen muda mengingat logo merek Apple
lebih baik dibandingkan Samsung, konsumen muda dapat mengenali merek Apple diantara merek
smartphone lainnya dengan baik dan merasa akrab dengan merek Apple dibandingkan merek
Samsung, dan Konsumen muda lebih mengetahui fitur-fitur dan bentuk smartphone Apple
dibandingkan Samsung. Merek cenderung dipertimbangkan atau dipilih berdasarkan kesadaran
merek konsumen. Pada dimensi Perceived Quality Apple lebih unggul dari Samsung dengan nilai
peringkat rata-rata 317.64 dan Samsung 221.36. Berdasarkan pendapat responden kinerja, kualitas,
dan fitus smartphone Apple lebih baik dibandingkan smartphone Samsung. Pada dimensi
Perceived Quality terdapat beberapa hal yang mempengaruhi, dimana baik smartphone Apple
ataupun Samsung sebenarnya memiliki keunggulannya masing-masing. Sebagaimana dijelaskan
oleh Aaker bahwa Perceived Quality merupakan penilaian konsumen dan didasarkan pada evaluasi
subyektif konsumen, jika Perceived Quality merupakan penilaian konsumen maka akan
melibatkan apa yang penting bagi konsumen dan setiap konsumen memiliki kepentingan yang
berbeda pada suatu produk. Pada dimensi Brand Associations terdapat perbedaan antara Apple dan
Samsung, Apple dengan peringkat rata-rata sebesar 312.16 sedangkan Samsung 226.84. Hasil
menunjukkan bahwa Apple unggul dalam hal ciri khas dibandingkan Samsung, seperti diketahui
Apple memiliki software yang dikelola sendiri yaitu iOS sedangkan Samsung menggunakan
software Android yang juga digunakan oleh merek smartphone merek lainnya. Samsung lebih
unggul dari Apple dalam hal terdapat alasan untuk membeli smartphone, hal ini dipengaruhi oleh
beragamya seri smartphone dengan spesifikasi yang berbeda-beda yang ditawarkan Samsung
sehingga lebih dapat menyesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan konsumen. Hal tersebut
sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya (Pine, 1993; da Silveira, 1998) yang menunjukkan
bahwa penyediaan efisien berbagai produk serta kemampuan untuk menyesuaikan produk dengan
kebutuhan pelanggan telah diidentifikasi sebagai sarana untuk memberikan keunggulan
kompetitif. Pada dimensi Brand Loyalty Apple terdapat perbedaan antara Apple dan Samsung,
Apple dengan peringkat rata-rata sebesar 313.23 sedangkan Samsung 225.77. Responden Apple
lebih bersedia membayar lebih dan lebih berkomitmen pada merek smartphone yang digunakan
dibandingkan responden Samsung. Apple unggul sebagai pilihan pertama responden dalam
memilih merek smartphone dan dalam hal memberikan kepuasan kepada konsumen, Apple lebih
unggul dibandingkan Samsung. Hasil yang sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang
10. menunjukkan bahwa konsumen muda biasanya menempatkan produk atau merek yang mereka
kenal akrab sebagai pilihan pertama mereka untuk evaluasi dan seleksi dibandingkan produk atau
merek lain untuk meminimalkan risiko persepsi. Ketika konsumen muda merasa puas dengan
produk atau merek, mereka tidak akan berganti ke produk atau merek lain.
11. KESIMPULAN
Smartphone merek Samsung merupakan merek dengan ekuitas merek yang kuat. Saran
yang dapat diberikan kepada perusahaan adalah pihak perusahaan Samsung perlu melakukan
promosi yang lebih gencar dan menarik, misalkan dengan memperbanyak iklan-iklan pada pusat-
pusat keramaian seperti pada pusat perbelanjaan atau promosi langsung kepada konsumen, seperti
mengikuti pameran smartphone yang semakin ditingkatkan karena dalam promosi ini dapat
menarik minat masyarakat dan konsumen dapat membuktikan secara langsung kualitas dari
smartphone Samsung. Jika sudah terbentuk asosiasi seperti ini maka sebaiknya PT. Samsung
Elektronik tetap konsisten pada brand image yang telah terbentuk agar konsumen tidak bingung
dengan ciri khas produk tersebut.