1. Page | 1
Kontribusi Universitas
Gunadarama Membentuk
Perilaku Berbudaya
NAMA : RIFQI RAMADHAN
NPM : 17213684
KELAS : 1EA22
Program Sarjana
E k o n o m i
Foto
Mahasiswa
2. Page | 2
Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar
Dosen : Muhammad Burhan Amin
Topik Makalah
Kontribusi Universitas Gunadarma Membentuk Perilaku Berbudaya
Kelas : 1-EA22
Tanggal Penyerahan Makalah : 07 Oktober 2013
Tanggal Upload Makalah : 08 Oktober 2013
P E R N Y A T A A N
Dengan ini saya menyatakan bahwa seluruh pekerjaan dalam penyusunan makalah ini
saya buat sendiri tanpa meniru atau mengutip dari tim / pihak lain.
Apabila terbukti tidak benar, saya siap menerima konsekuensi untuk mendapat nilai 1/100 untuk
mata kuliah ini.
P e n y u s u n
N P M Nama Lengkap Tanda Tangan
17213684 RIFQI RAMADHAN
3. Page | 3
Program Sarjana Ekonomi
UNIVERSITAS GUNADARMA
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah Yang Maha Esa atas segala pertolongan-
Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kontribusi Universitas
Gunadarma Membentuk Perilaku Berbudaya”. Guna memenuhi salah satu tugas untuk
memenuhi nilai mata kuliah softskill pada Universitas Gunadarma.
Kami penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, sulit kiranya bagi
kami penulis untuk menyelesaikan makalah. Oleh karena itu, pada kesempatan yang baik ini,
Kami penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada :
1. Bapak Dosen Muhammad Burhan Amin selaku guru Universitas Gunadarma, yang
telah memberi kesempatan kepada saya penulis untuk menimba ilmu di Universitas
Gunadarma.
Akhirnya saya penulis menyadari dan merasa bahwa makalah ini belum sempurna,
karena itu saya penulis pun terbuka terhadap kritik dan saran yang membangun.
Meskipun demikian saya penulis berharap bahwa makalah ini dapat pula berguna bagi
pihak-pihak lain yang memerlukan.
Bekasi, 6 Oktober 2013
Penyusun
5. Page | 5
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Budaya merupakan salah satu unsur dasar dalam kehidupan sosial. Budaya
mempunyai peranan penting dalam membentuk pola berpikir dan pola pergaulan
dalam masyarakat, yang berarti juga membentuk kepribadian dan pola pikir
masyarakat tertentu. Budaya mencakup perbuatan atau aktivitas sehari-hari yang
dilakukan oleh suatu individu maupun masyarakat, pola berpikir mereka,
kepercayaan, dan ideology yang mereka anut.
Tentu saja pada kenyataannya budaya antara satu masyarakat dengan masyarakat
lainnya berbeda, terlepas dari perbedaan karakter masing-masing kelompok
masyarakat ataupun kebiasaan mereka. Realitas yang multi budaya ini dapat kita
jumpai di negara-negara dengan komposisi penduduk yang terdiri dari berbagai etnis,
seperti Indonesia, Uni Soviet (sekarang, Rusia), Yugoslavia (sekarang terpecah
menjadi beberapa Negara) dan lain-lainnya. Kondisi Negara dengan komposisi multi
budaya rentan terhadap konflik dan kesenjangan social. Memang banyak factor yang
menyebabkan terjadinya berbagai konflik tersebut, akan tetapi sebagai salah satu
unsur dasar dalam kehidupan social, budaya mempunyai peranan besar dalam memicu
konflik.
Berbicara budaya adalah berbicara pada ranah sosial dan sekaligus ranah
individual. Pada ranah sosial karena budaya lahir ketika manusia bertemu dengan
manusia lainnya dan membangun kehidupan bersama yang lebih dari sekedar
pertemuan-pertemuan insidental. Dari kehidupan bersama tersebut diadakanlah
aturan-aturan, nilai-nilai kebiasaan-kebiasaan hingga kadang sampai pada
kepercayaan-kepercayaan transedental yang semuanya berpengaruh sekaligus menjadi
kerangka perilaku dari individu-individu yang masuk dalam kehidupan bersama.
Semua tata nilai, perilaku, dan kepercayaan yang dimiliki sekelompok individu itulah
yang disebut budaya.
6. Page | 6
1.2. TUJUAN
1. Untuk memenuhi tugas makalah pada mata kuliah Ilmu Budaya Dasar.
2. Untuk mengetahui seberapa besar peran Universitas Gunadarma dalam
membentuk perilaku dan menanamkan nilai-nilai berbudaya dalam
mahasiswa/mahasiswi.
3. Untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa secara luas serta memupuk rasa
cinta akan kebudayaan Indonesia.
7. Page | 7
1.3. SASARAN
Penyusunan makalah ini ditujukan kepada untuk seluruh pembaca, baik pembaca
blog maupun masyarakat secara luas khususnya mahasiswa/mahasiswi
Univertitas Gunadarma agar dapat menjaga, melestarikan dan meningkatkan
kebudayaan yang ada diseluruh Indonesia.
8. Page | 8
BAB II PERMASALAHAN
2.1. KEKUATAN (STRENGTH)
Analisis permasalahan Kontribusi Universitas Gunadarma Membentuk Perilaku Berbudaya
dengan memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi lingkungan internal maupun
eksternal dilihat dari aspek :
a. Kekuatan (Strength)
a. Memiliki wawasan nusantara tentang kebudayaan
Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia
mengenaidiri dan bentuk geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang
dalam pelaksanannya, wawasan nusantara mengutamakan kesatuan wilayah dan
menghargaikebhinekaan untuk mencapai tujuan nasional. Indonesia terdiri atas
ratusan suku bangsayang masing-masing memiliki adat istiadat, bahasa, agama,
dan kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terjadilah keragaman budaya.
b. Memiliki wawasan sosial budaya
Sosial adalah segala sesuatu mengenai masyarakat atau kemasyarakatan ataukata
lain memperhatikan kepentingan umum.Budaya artinya pikiran dan akal budi, jadi
budaya adalah hal yang di buatmanusia yang menggunakan pikiran dan akal
budinya yang mengandung cinta, rasa,dan karsa dapat berupa Kesenian, Hukum,
dan Adat istiadat.Maka, Sosial-Budaya dapat dirumuskan sebagai kondisi
masyarakat (bangsa)yang mempunyai nilai-nilai dalam kehidupan masyarakat
berbangsa dan bernegarayang dilandasi dengan falsafah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
c. Ketakwaan terhadap Tuhan YME
Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dapat dilihat sebagai inti
darikeyakinan keagamaan yang dipunyai oleh para penganut agama-agama
tradisi/budaya besar, yaitu Islam, Katolik, Kristen, Hindu dan Budha.
Agama-agama besar tersebutdikenal sebagai mempunyai keyakinan akan adanya
keesaanTuhan yang halnya
dengan perilaku berbudaya adalah keagamaan sangat mempengaruhi masyarakat d
alam berbudaya sesuai yang diajarkan dari kepercayaannya.
9. Page | 9
d. Berbudaya Pancasilais
Terwujudnya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsadan
bernegara. Pancasila merupakan landasan negeri ini dalam segala hal
termasuk bermasyarakat.
10. Page | 10
2.2 . KELEMAHAN (WEAKNESS)
a. Kurangnya wawasan nusantara tentang kebudayaan
Para generasi muda saat ini cenderung hidup materialistis, hedonis, dan kurangmemilik
wawasan nusantara. Bahkan tidak sedikit yang tidak hafal Pancasila.
Hal yang paling menyedihkan adalah lemahnya mereka dalam berbahasa Indonesia.
Ini merupakan salah satu tanda dari retaknya cermin budaya bangsa.
b. Kurangnya sosialisasi kebudayaan
Kurangnya sosialisasi kebudayaan Indonesia menjadikan budaya asli Indonesiakurang
diminati masyarakat sehingga masyarakat lebih menganut budaya luar yangsangat
mengikuti era globalisasi dan disaat yang bersamaan budaya asli Indonesia justrudiklaim
oleh negara lain.
c. Pengaruh budaya non-Pancasilais
Pancasilaisme sudah semakin pudar dan semakin jarang yang menganutnyaseiring
semakin bobroknya moral anak bangsa karena merosotnya kecintaan
akan budaya bangsa yang katanya adalah budaya Timur, yang penuh kesopanan dan
menjunjung tinggi akhlak mulia, namun tergantikan dengan budaya Barat yang non-
Pancasila.
d. Agama tidak selalu sejalan dengan kebudayaan
Dalam suatu budaya tertentu yang di dalamnya terdapat perbedaan ajarandengan ajaran
agama, maka keduanya tidak akan dapat berjalan bersama. Ada kalanyaajaran dalam
budaya tidak dapat diterima dalam ajaran agama tertentu yang kemudianakan
memunculkan pertenantangan tentang yang mana yang benar karena agamamerupakan
dasar masyarakat menjalani kehidupan, tapi jika dirunut ke belakang yanglebih dulu
muncul di dunia ini adalah kebudayaan, setelah itu muncul agama.
11. Page | 11
2.3. PELUANG (OPPORTUNITY)
a. Meningkatkan wawasan nusantara masyarakat tentang kebudayaan
Dalam pelaksanan wawasan nusantara yang mengutamakan kesatuan wilayahdan
menghargai kebhinekaan untuk mencapai tujuan nasional akan membuat
Indonesiakaya akan budaya karena negeri ini terdiri atas ratusan suku bangsa yang
masing-masing memiliki adat istiadat, bahasa, agama, dan kepercayaan yang berbeda-
beda.
b. Meningkatkan kualitas sosial-budaya masyarakat
Menurut saya, dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila kita
dapatmengondisikan masyarakat (bangsa) untuk mempunyai nilai-nilai dalam
kehidupanmasyarakat berbangsa dan bernegara yang dilandasi dengan falsafah NKRI
sehinggaterciptanya perbaikan kualitas sosial budaya.
c. Terciptanya kehidupan bermasyarakat yang berasaskan nilai-nilai
PancasilaDengan mempertahankan budaya nasional berasaskan nilai-nilai
Pancasila, budaya kita akan menjadi sangat kuat akan etika dan tata krama sosial yang
luhur yangmembangun Pancasila.
d. Memilih budaya yang sesuai dengan ajaran agamanya
Hal di atas bermakna kita sebagai bangsa Indonesia boleh menerima budaya luar
namunharus memilih mana yang sekiranya baik lalu memperbaiki dan
memperbaharuinyasehingga tidak terjadi asumsi yang tidak baik dari bangsa luar.
12. Page | 12
2.4 . TANTANGAN/HAMBATAN (THREATS)
a. Kurangnya wawasan nusantara masyarakat tentang kebudayaan
Terjadi karena seringkali adanya perbedaan arus informasi dan pengetahuanyang
diterima masyarakat sehingga mengakibatkan terjadi perbedaan nilai
antara orang berpendidikan tinggi dengan yang rendah, dan antara orang kota
dengan orang desa.
b. Sedikitnya masyarakat yang peduli sosial-budaya
Di era globalisasi ini, jarang sekali dijumpai orang-orang yang memiliki pengetahuan
baik dalam hal sosial-budaya dikarenakan masyarakat perkotaan
maupun pedesaan yang tadinya mempertahankan kebudayaannya lalu urbanisasi ke
Kota cenderung mengikuti budaya-budaya luar. Menurut saya hal tersebut adalah
hambatan besar karena untuk mewujudkan masyarakat yang berbangsa dan bernegara
dengandilandasi falsafah NKRI diperlukan dukungan masyarakat dengan menjaga
nilai-nilai budaya luhur.
c. Minimnya filterisasi terhadap budaya non-Pancasila
Saat ini minimnya filterisasi terhadap budaya asing telah melemahkan
bangsaIndonesia karena banyaknya budaya non-Pancasilais yang masuk begitu
saja.Pergeseran moral kaum muda makin jauh dari norma budaya ketimuran.
Pertahanan budaya nasional menjadi sangat lemah akibat lengahnya para „garda
bangsa‟ menjaga norma budaya dasar di negeri ini. Hal ini juga disebabkan dari
kurikulum pendidikannasional yang sangat jauh bergeser dari penyemaian norma
budaya dasar nasional yangmelekat pada etika dan tata krama sosial yang luhur.
d. Banyak masyarakat yang belum mengerti hubungan agama dan budaya
Banyaknya masyarakat yang tidak mengerti tentang sosial-budaya serupadengan
masyarakat beragama yang menentang kebudayaan. Mereka bersikap radikaldan
ekslusif yang menekankan pertantangan antara Agama dan Kebudayaan.
13. Page | 13
BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
3.1. KESIMPULAN
a. Kita dapat berbudaya yang baik dengan tetap mengataskan agama. Agamamenjadikan
manusia semakin berbudaya, dan budaya adalah hasil cipta dan karsamanusia yang
memiliki keyakinan bahwa ada kekuatan besar yang mengusaimanusia. Agama ada
untuk memperbaharui kebudayaan dan Agamamemperbaharui masyarakat dan segala
sesuatu yang bertalian di dalamnya.
b. Pancasila merupakan landasan negeri ini dalam segala hal termasuk
bermasyarakat.Pancasila sebagai dasar berpikir orang Indonesia, sebagai gambaran
dan cerminanmasyarakatnya, serta untuk pegangan hidup masyarakatnya dalam
berbudaya.
c. Wawasan Nusantara merupakan salah satu aspek penting dalam berbudaya karenakita
harus terlebih dahulu mengetahui sebelum melakukan.
d. Pentingnya bagi masyarakat perkotaan maupun pedesaan untuk tidak
melupakan budaya negeri sendiri karena budaya luar ya untuk orang luar dan mereka
banggadengan budaya mereka. Kita punya budaya sendiri, kita pun harus bangga
dengan budaya kita dan bersosial sesuai budaya NKRI
14. Page | 14
3.2. REKOMENDASI
a. Untuk berwawasan nusantara diperlukan percontohan dalam hal
keteladanan,edukasi, komunikasi, dan integrasi agar mampu menciptakan iklim
salingmenghargai, menghormati, mawas diri, dan tenggang rasa sehingga
terciptanyakesatuan budaya nusantara.
b. Sama halnya dengan menyosialisasikan wawasan nusantara, dalam
halmenyosialisasikan sosial-budaya juga diperlukan keteladanan,
edukasi,komunikasi, dan integrasi supaya terjalinnya pemahaman tentang
wawasannusantara sehingga akan memantapkan kesadaran untuk
mengutamakankepentingan nasional dan cita-cita tujuan nasional.
c. Sebagai bangsa Indonesia yang mengaku Pancasilais, menurut saya kita
wajibmenjaga identitas budaya negeri ini dengan mengamalkan nilai-nilai
Pancasila.
d. Sebaiknya umat beragama mau mempraktekkan unsur-unsur budaya
denganmemperbaikinya agar tidak bertantangan ajaran-ajaran Agama secara
terus-menerus dan melakukan pembaharuan terhadap budaya luar yang tidak
menganutajaran agama mayoritas di Indonesia agar tepat ketika
mengfungsikannya.