SlideShare a Scribd company logo
1 of 196
Download to read offline
SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA:
Merambah Jalan Belantara Reformasi
di Pusat Ibukota Negara
Letjend. TNI. Waris, Prof. Dr. Armai Arief, MA,
Irjend.Pol. Drs. Bambang Suparno, dkk
Editor
Rasminto
PPNI Publishing
Jakarta, Maret 2013
SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA:
Merambah Jalan Belantara Reformasi di Pusat Ibukota Negara
© 2013 Rasminto
Letjend. TNI. Waris, Prof. Dr. Armai Arief,MA,
Irjend.Pol. Drs. Bambang Suparno, dkk
Pertama kali diterbitkan dalam bahasa Indonesia
oleh PPNI Publishing, Januari 2013
Jl. Percetakan Negara II/28
Jakarta 10560
Editor:
Rasminto
Desain Sampul:
Arif Armanda
Seno Wiryawan
Lay Out:
Ilhamsyah
Aneke Veta Italia
Kontributor:
Nurtissy Beny Barlin
Andri Frediansyah
ISBN:
978-602-17998-0-2
xi + 189 hlm; 14,8 x 21 cm
Hak cipta dilindungi oleh Undang-Undang.
Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
tanpa izin tertulis dari Penerbit.
DAFTAR ISI
Daftar Isi ..........................................................................................................................................................i
Kata Pengantar Editor ...............................................................................................................................iii
Kata Sambutan Dankonas Menwa Indonesia
Oleh Ir. A Riza Patria, M.BA ......................................................................................................................vi
Kata Sambutan Danmenwa Jayakarta
Oleh Lukman Hakim, SE .............................................................................................................................ix
PROLOG: Peran Resimen Mahasiswa Jayakarta
Dalam Melestarikan 4 Pilar Kebangsaan
Oleh Letjend. TNI. Waris ..............................................................................................................................1
Menwa dari Masa ke Masa
Oleh Dr. Agus Sutiyono, S.Pd, MM ............................................................................................................5
Menwa Mewarisi Nilai-Nilai Kejuangan ‘45
Oleh Irjen.Pol. Drs. Bambang Suparno, SH, M.Hum .............................................................................17
Reposisi Menwa Di Lingkungan Kampus
Oleh Prof. Dr. H. Armai Arief, MA ...........................................................................................................20
Sistem Informasi Pertahanan Negara Yang
Terintegrasi dalam Menghadapi Perang Informasi
Oleh Mayjen TNI Hartind Asrin ................................................................................................................26
Menwa Potensi Pertahanan Negara Yang Terlupakan
Oleh Letkol.Inf. Rachmad,S.IP.,M.Si .........................................................................................................34
Harapan Dan Tantangan Menwa Di Masa Depan
Oleh Erwin H. Al-Jakartaty, M.Si ...............................................................................................................39
Imperialisme dan Perang Masa Depan
Oleh Prof. Dr. Connie Rahakundini Bakrie ..............................................................................................48
Resimen Mahasiswa Adalah Resimen Pendidikan
Membangun Karakter Bangsa (National Character Building)
Oleh H. Icu Zukafril ....................................................................................................................................62
i
Membangun Kesadaran Belanegara dan Rasa Nasionalisme
Dengan Mengembangkan Jiwa Kewirausahaan
Oleh Prof. Dr. Haryanto Dhanutirto, Apt, DEA ....................................................................................70
Menwa Sebagai Resimen Pendidikan Dengan
Etos Profesionalisme dan Komunikator Terbaik
Oleh Drs. H. Ratiyono Tuslim, MMSi .......................................................................................................81
Jalan Panjang Menwa dalam Rentangan Zaman
Oleh Tubagus Alvin Haryono, S.Ip ............................................................................................................88
Menwa Akan Punah, Bila Tidak Berubah
Oleh Agus Setiaji, Drs, M.Si, AAIJ, QIP, RFA, RIFA, CHRP ...............................................................94
Peran Menwa dalam Ketahanan Bangsa dan Negara
Oleh Ivan Louise Barus ...............................................................................................................................99
Membumikan Gerakan Resimen Mahasiswa “Dari Kampus untuk Bangsa”
Oleh Yahya Abdul Habib, SE ...................................................................................................................106
Tugas Berat Resimen Mahasiswa Jayakarta “Musuh Itu Adalah Kawan Sendiri”
Oleh Puadi, S.Pd, MM ...............................................................................................................................113
Eksistensi Resimen Mahasiswa Dalam Kancah
Dinamika Pergerakan Mahasiswa Dan Pemuda Indonesia
Oleh Ir. Chairul Razak, M.E ....................................................................................................................119
Sebuah Renungan Menuju Kebangkitan Bangsa
Organisasi Kemahasiswaan Berkarakter Kebangsaan
Oleh Virgianto, SE., S.Sos .........................................................................................................................142
Resimen Mahasiswa Dalam Arus Perubahan Bangsa
Oleh Ubaidillah Sadewa .............................................................................................................................145
Wajah Baru Menwa Reformasi
Oleh Afrizal Pasha, S.Pd ............................................................................................................................149
Epilog: Merambah Jalan Belantara Reformasi Di Pusat Negara
Oleh Rahmatullah, S.Pd, M.Si ..................................................................................................................153
Foto Essai ..................................................................................................................................................160
Tentang Penulis .......................................................................................................................................171
.........................................................................................................................................181
ii
KATA PENGANTAR EDITOR
Rasa Bangga Dan Terimakasih
Puji serta syukur marilah kita limpahkan kehadirat Allah SWT atas rahmat
dan hidayahNya yang tidak terhingga kepada saya selaku editor buku dengan judul
“Setengah Abad Menwa Jayakarta: Merambah Jalan Belantara Reformasi
Di Pusat Ibukota Negara” atas limpahan rahmat dan hidayahNya tersebut saya
dapat merampungkan kumpulan opini dan artikel dari para tokoh, kolega dan
para senior yang bersedia menyumbangkan pemikirannya melalui coretan tinta
emas mereka untuk menjadi sebuah otokritik, harapan dan solusi-solusi nan
cerdas demi menata organisasi Menwa khususnya Menwa Jayakarta di perjalanan
setengah abadnya ini selama kurang lebih lima bulan. Ide penyusunan buku ini
berawal dari diskusi kecil bersama sahabat-sahabat pengurus HMI Cabang Jakarta
Raya dengan saudara Isa Brata Kusuma dan Syurya Muhammad Nur di ruang
Kasmenwa Jayakarta di tahun 2011, saat tahun 2011 itu sebenarnya pernah disusun
sistematika buku tentang Menwa tetapi dalam perjalanannya kandas di simpang
jalan. Dengan semangat dan support dari Pimpinan Menwa Jayakarta dan rekan-
rekan Staf Skomen serta para sahabat HMI saya berusaha merangkai kembali
asa yang pernah kandas di tahun sebelumnya. Bahkan secara khusus pimpinan
Menwa Nasional Bang Arwani Denny yang sejatinya adalah Kepala Staf Komando
Menwa Nasional dan anggota DPRD Sumatera Selatan di tengah kesibukannya
mem- saya untuk memberikan arahan dan masukan yang sangat positif
dalam proses penyusunan buku ini. Rasa bangga dan rasa terimakasih yang yang
tidak terhingga saya haturkan kepada para sahabat dan senior berikan kepada saya,
semoga Allah SWT membalas kebaikkannya.
Lalu rasa bangga dan terimakasih yang tidak terhinggapun saya haturkan
terutama kepada para penulis yang telah bersedia memberikan kesediaan waktunya
untuk menulis di dalam buku ini dan kepercayaannya kepada saya untuk mereview
tulisannya. Semoga tulisan ini menjadi ilmu yang akan menjadi ladang amal yang
akan selalu mengalir menjadi sebuah pahala sampai di akhir zaman. Dalam
perjalanan penyusunan buku ini, kita semua didahului untuk menghadap ke sang
iii
khalik oleh salah satu penulis, yaitu pada tanggal 10 Juli 2012 tauladan kita semua
Prof. Dr. Haryanto Danutirto, Apt,. DEA menutup usia di usia 72 tahun. Semoga
Allah SWT mengampuni segala dosa-dosanya dan menerima segala amal baiknya
terutama tulisan almarhum yang disampaikan di dalam buku ini semogadapat
bermanfaat bagi kita semua. Amin
Membangun Semangat Akademis
Di setengah abad Menwa Jayakarta ini, rasanya saya bahkan mungkin kita
semua yang pernah menjadi salah satu bagian dari organisasi Menwa merasakan
ada sebuah sesuatu yang hilang dari Menwa ini yaitu semangat akademis yang
merupakanciriutamadarianggotaMenwasebagaiMahasiswadansebagaiResimen
dengan semboyannya yaitu “Widya Castrena Dharma Siddha atau disingkat
WCDS” dengan makna penyempurnaan pengabdian dengan ilmu pengetahuan
dan olah keprajuritan. Semangat akademis ini tersirat secara nyata dari semboyan
WCDS dengan kata “ilmu pengetahuan” yang sejatinya menjadi sebuah platform
organisasi dalam setiap pengabdian kepada negeri. Semangat wacana akademis
yang dahulu ditunjukkan oleh para senior dan pendahulu Menwa dengan menjadi
pelopor di dunia kampus dengan mendirikan forum-forum diskusi mahasiswa,
aktif menulis, aktif membuat majalah-majalah Kemenwaan dan sebagainya. So,
praktis di era reformasi dimana kebebasan berekspresi melalui wacana diskusi
maupun tulisan dijamin oleh undang-undang selagi tidak menyimpang dari
norma yang ada, memudar bahkan menghilang dalam kehidupan Menwa di era
reformasi. Majalah Kemenwaan tidak lagi muncul di Menwa Satuan maupun
di tingkat Skomen, tulisan-tulisan bertemakan tentang Menwa-pun sudah tidak
ada. Sekalipun ada mereka yang menulis adalah anggota Menwa yang lahir di era
tahun “90-an seperti Bang Erwin Jakartaty (Alumni Menwa Jayakarta) dengan
tulisan dalam buku “Antara Pena dan Senjata” terbit tahun 2009 dan Mba Yuni
(Alumni Menwa Mahawarman) dengan tulisan buku “Resimen Kampus” terbit
tahun 2012. Ini sangat ironis sekali dimana Menwa dengan statusnya sebagai
mahasiswa sejatinya menunjukkan intelektualitasnya berupa kemampuan menulis
dan berdialektika secara ilmiah. Memang ada bagian kecil anggota Menwa dari
ribuan anggota Menwa Jayakarta yang mendedikasikan dirinya dengan karya
akademisnya berupa skripsi ataupun tesis bertemakan Menwa, tetapi lagi-lagi
tidak tersorot oleh publik Menwa ataupun memang tidak peduli dengan yang
namanya “tulisan” tentang Menwa tersebut? Semangat akademis ini harus
digelorakan kembali karena saya sangat yakin bahwa dengan semangat ini Menwa
dapat menghimpun puing-puing bangunan organisasi yang terporak-porandakan
iv
v
oleh derasnya arus reformasi yang nantinya akan menjadi pondasi dasar Menwa
sebagai organisasi kemahasiswaan di belantara kampus yang sangat dinamis
dengan dunia akademisnya.
Saatnya Berubah
Arus reformasi sangat berasa menghujam Menwa bak air bah yang
meluluhlantahkan keberadaannya. Sikap penolakan dari berbagai elemen
mahasiswa intra maupun ekstra kampus dari berupa aksi unjuk rasa bubarkan
Menwa maupun pengkerdilan secara sistematis dilakukan. Ini semata-mata sebagai
sikap “balas dendam” atas “dosa lama” yang pernah dilakukan oleh oknum Menwa
yang tidak sadar atas perbuatannya dengan terlalu menonjolkan sikap arogansi
yang berlebihan. Oknum Menwa tersebut menganggap dengan superioritasnya
sebagai anggota Menwa dapat berbuat sekehendak hatinya. Sehingga sikap ini
menimbulkan rasa antipatik terhadap Menwa secara kelembagaan yang akhirnya
menjadi dendam kusumat yang harus ditebus oleh generasi penerusnya dengan
kondisi organisasi yang kritis pada saat ini.
Di akhir tahun ‘90-an jumlah perguruan tinggi di Jakarta dan sekitarnya
yang masih berdiri organisasi Menwa ada sekitar kurang lebih 120 kampus, tetapi
kini hanya tersisa 22 Satuan/organisasi Menwa di perguruan tinggi. Artinya ada
72 persen Satuan Menwa yang bubar. Bubar karena dibubarkan oleh kebijakan
pihak kampus, bubar karena penolakan-penolakan oleh gerakan aktivis ekstra
maupun intra kampus dan ataupun bubar karena sendirinya tidak ada mahasiswa
yang minat lagi untuk bergabung dengan Menwa.
berevolusi diri agar dapat tetap melanjutkan kehidupan oraganisasinya. Perubahan
itu pasti ada dan harus diikuti prosesnya oleh seluruh bagian keluarga besar Menwa
agar dapat beradaptasi dan mampu survive dengan dinamika yang ada terlebih
Menwa harus memiliki andil besar dalam mengawal lahirnya UU Komponen
Cadangan dalam memperkuat sistem pertahanan rakyat semesta demi menjaga
keutuhan kedaulatan NKRI.
Jakarta, November 2012
Editor,
Rasminto
SAMBUTAN
KOMANDAN KOMANDO NASIONAL
RESIMEN MAHASISWA INDONESIA
Ir. Ariza Patria, M.BA
Di tengah Ulang Tahun Resimen Mahasiswa Jayakarta ke-50, saya
menyambut gembira diterbitkannya buku dengan judul “Setengah Abad Resimen
Mahasiswa Jayakarta: Merambah Jalan Belantara Reformasi di Pusat Ibukota
Negara”. Sebuah buku yang menjadi penghilang dahaga di tengah sukarnya
gagasan dan ide kreatif dalam rangka membangun wacana intelektualitas kader
Menwa melalui membaca dan menulis. Kita ketahui bahwa budaya membaca
dan menulis di negeri kita masih teramat rendah dibandingkan negara-negara
lain di Asia. Padahal dengan membaca dan menulis akan membuka wacana
seseorang menjadi yang berpengetahuan luas, sehingga akan banyak membantu
pembangunan nasional yang dicita-citakan oleh para founding father kita.
Kemajuan dan kemunduran sebuah negara sangat tergantung dari peran
generasi muda. Gagasan dan ide cemerlang kaum muda akan sangat menentukan
arah kebijakan negara dan kemakmuran yang akan diraih di masa mendatang.
Resimen Mahasiswa sebagai elemen pemuda yang secara perjalanan sejarah telah
mencatatkan dirinya sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam mengawal dan
terlibat aktif di berbagai kancah pergerakan dan pembangunan nasional. Di era
Pelajar (TGP), dan Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP) yang notabene
adalah embrio lahirnya Menwa sudah terlibat aktif dalam mempertahankan
dan memperjuangkan kemerdekaan dari tangan kolonialisme Belanda. Lanjut
pada pembanguanan di era orde lama terjadi konfrontasi terhadap Malaysia
yang menjadi Negara Boneka Inggris banyak mahasiswa yang anggota Menwa
menjadi relawan yang siap diturunkan untuk konfrontasi terhadap Malaysia
tersebut. Pada tahun yang sama pula terjadi kudeta berdarah oleh Partai Komunis
Indonesia (PKI), Menwa-pun terlibat aktif dalam penumpasan kekejaman PKI.
vi
Pada kancah Internasional di era orde baru pada tahun 1978-1979 Menwa secara
membanggakan ikut serta sebagai Kontingen Garuda (Kotindo) VIII di Timur
Tengah dan pada Operasi Seroja Timor Timur dua puluh kali rotasi sejak tahun
1978 sampai dengan tahun 1998 Menwa mengambil andil besar pada operasi
terebut. Sejarah panjang ini membuktikan bahwa kepedulian Menwa sangat besar
bagi kepentingan bangsa dan Negara.
menjadi sebuah spirit yang bukan saja terkenang melainkan modal dasar
membangun fondasi organisasi yang kokoh berdasarkan nilai-nilai kejuangan
bangsa yang luhur. Nilai-nilai tersebut akan Menwa wujudkan dengan pengabdian
nyata kepada masyarakat, bangsa dan Negara.
Disemangat ulang tahun Menwa Jayakarta, tersirat pesan bagi segenap
anggota Menwa Jayakarta. Sebagaimana Ia lahir dan besar di rahim Ibukota Negara
yang mempunyai nilai dan peran strategis untuk menghantarkan serta mengawal
organisasi Menwa sebagai organisasi yang modern. Organisasi Menwa modern
adalah organisasi yang seluruh anggotanya telah mampu mengelola organisasi
secara prosedur yang telah ditetapkan dan menguasai teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) sehingga dapat menjangkau jaringan seluas-luasnya untuk
kepentingan organisasi, bangsa dan Negara yang dapat dihandalkan. Karena saat
ini, metode perang bukan lagi secara konvensional dengan mengangkat senjata
tetapi dengan cara-cara yang soft yang telah dibuktikan oleh runtuhnya negara kuat
di berbagai negara di Timur Tengah seperti Mesir, Libya dan Suriah. Negara mereka
terpora-porandakan oleh gerakan masyarakatnya sendiri terutama dari kalangan
terpelajar pemuda dan mahasiswanya yang sudah dicekoki oleh pemahaman barat
melalui jaringan cyber yang amat cepat merasuki sehingga menimbulkan kebencian
yangakhirnyamembuatsuatugerakanperlawananterhadappemerintahnyasendiri.
Tentunya kita sebagai bangsa tidak mau terperdaya oleh hal yang sama dialami
bangsa Mesir, Libya dan Suriah yang hingga kini dipenuhi dengan kekacauan
yang tidak ada habisnya. Kejadian tersebut menjadi pelajaran yang berharga bagi
Bangsa Indonesia untuk membendung gelombang yang sama yang bisa dialami
oleh Indonesia apabila kita tidak waspada. Gejala-gejala tersebut sudah ada dan
indikasinya sangat kuat. Banyak terjadi gerakan massa dipelopori oleh propaganda
media yang cepat sekali tersebar melalui berbagai jaringan cyber social media seperti
facebook, twitter, blackberry massanger, social media lainnya.
Hal ini menjadi tanggungjawab segenap anggota Menwa khususnya
Menwa Jayakarta agar selalu peka terhadap berbagai kemungkinan yang terjadi
yang menjadi ancaman negara, karena Menwa adalah Mahasiswa plus bagian
vii
civitas akademika yang tentunya landasan garba ilmiah terpatri dalam dirinya serta
selalu mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi
maupun golongan.
Akhir kata, saya ucapkan dirgahayu Resimen Mahasiswa Jayakarta ke 50.
Tingkatkan pengabdian terbaik kepada bangsa dan Negara dengan jalan selalu
belajar dan mengutamakan nilai-nilai akademis dan semangat kejuangan “45.
Semoga Allah SWT memberikan kekuatan dan hidayahNya kepada kita semua
untuk menjalankan tugas pengabdian kepada bangsa dan Negara yang kita cintai.
Amin.
Jakarta, Desember 2012
Komandan Komando Nasiona
Resimen Mahasiswa Indonesia
Ir. A Riza Patria, M.BA
NBP. 89690720536
viii
SAMBUTAN
KOMANDAN RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA
Lukman Hakim, SE
Keberadaan Resimen Mahasiswa (Menwa) Jayakarta merupakan sebuah
mempertahankan keutuhan NKRI dari ancaman kolonialisme Belanda dan
rencana makar Partai Komunis Indonesia yang akan mengganti ideologi bangsa
dari Pancasila menjadi faham komunisme. Posisi penting Menwa Jayakarta sebagai
bagian organisasi Resimen Mahasiswa di Indonesia yakni Menwa Jayakarta
berada di Pusat Ibukota Negara dimana memiliki posisi yang strategis dalam
mendukung terciptanya cita-cita organisasi dan bangsa Indonesia menjadi bangsa
yang disegani dalam setiap kancah internasional. Tentunya dalam merealisasikan
cita-cita tersebut membutuhkan proses yang tidak instan, ada sebuah tempaan
dan penciptaan kondisi sedemikian rupa untuk membangun kader bangsa yang
militan dan terdidik secara akademik yang dibutuhkan bangsa dalam mendukung
pembangunan nasional.
Patut disyukuri diulang tahun emas setengah abad Menwa Jayakarta, bahwa
eksistensi Menwa Jayakarta yang kian hari kebermanfaatannya dapat dirasakan
warga masyarakat khususnya warga Ibukota. Ada sebuah warna baru yang harus
terkikis keberadaannya oleh rentangan zaman, kader Menwa Jayakarta harus
sungguh-sungguh menjadi “the real Menwa” dalam setiap nafas pergerakannya.
Dengan menghayati dan mengamalkan “Widya Castrena Dharma Siddha” yang
dijadikan nadi dalam mengabdi pada bangsa ini dan “Panca Dharma Satya”
sebagai platform organisasi untuk jalan hidup berbangsa dan bernegara, bukan
sekedar “sesanti” dan “pelengkap” yang menjadi penghias tanpa makna.
Akhirnya saya menyampaikan apresiasi dan penghargaan dan ucapan terima
kasih kepada Penyusun/Editor dan Para Penulis yang bersedia menorehkan tinta
emasnya dalam goretan di buku Setengah Abad Menwa Jayakarta. Semoga Allah
Tuhan Yang Maha Kuasa membalas amal baiknya dan dengan hadirnya buku ini
ix
dapat memperkokoh eksistensi Menwa Indonesia dalam mengabdi pada bangsa
dan Negara Indonesia.
Semoga buku ini bermanfaat, bukan saja bagi para anggota Menwa dan
Alumninya, tetapi juga bagi masyarakat umum serta bagi seluruh pemerhati dan
masalah-masalah kebangsaan dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Jakarta, Desember 2012
Komandan Resimen Mahasiswa Jayakarta
Lukman Hakim, SE
NBP. 89700720134
x
SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA
PROLOG:
PERAN RESIMEN MAHASISWA DALAM MELESTARIKAN
EMPAT PILAR KEBANGSAAN
Oleh: Letjend. TNI. Waris
KEIKUTSERTAAN Resimen Mahasiswa (Menwa) dalam sejarah
perjuangan bangsa Indonesia merupakan bagian yang terlalu
penting untuk kita lupakan. Keberadaan Menwa mengalami
pasang surut dalam perkembangannya. Salah satu bagian organisasi Menwa di
Indonesia yaitu Menwa Jayakarta saat ini telah memasuki ulang tahun emas-nya
pada tahun 2012. Di usia yang sudah matang, peran Menwa Jayakarta diharapkan
lebih terlihat dan terbukti secara nyata dalam membantu stakeholders lainnya untuk
mengatasi permasalahan-permasalahan yang menghambat jalannya pembangunan
nasional.
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta era
globalisasi yang demikian pesat, berimplikasi terhadap semakin berkurangnya
pemahaman akan 4 pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhineka
Tunggal Ika dan NKRI pada sebagian bangsa Indonesia. Hal ini dapat terlihat dari
semakin menurunnya rasa nasionalisme dan paham kebangsaan. Rasa persatuan
dan kesatuan sesama anak bangsa semakin terusik dengan banyaknya tawuran
dan bentrokan baik yang bersifat vertikal maupun horizontal. Berkurangnya
pemahaman ataupun hilangnya pemahaman akan 4 pilar kebangsaan dapat
menyebabkan hilangnya rasa persatuan dan kesatuan yang berakhir kepada
disintegrasi bangsa.
Empat pilar kebangsaan merupakan alat pemersatu bangsa Indonesia
yang kaya akan budaya dan adat istiadat. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang
majemuk yang tersebar dari Sabang sampai dengan Merauke. Pada satu sisi, hal
tersebut merupakan keuntungan yang tidak ternilai bagi bangsa Indonesia dengan
kekayaan sumber daya alam yang melimpah di Indonesia. Di sisi lain, hal tersebut
1
SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA
“Salah satu organisasi
pemuda yang dapat digunakan
sebagai wadah untuk
menanamkan nilai-nilai
kebangsaan yaitu Resimen
Mahasiswa. Keberadaan
Menwa diharapkan mampu
untuk menanamkan nilai-
nilai kebangsaan termasuk di
dalamnya 4 pilar bangsa ”.
kepentingan di Indonesia.
Seluruh elemen bangsa
bertanggungjawab untuk menjaga keutuhan,
persatuan dan kesatuan Indonesia. Ini berarti
semua lapisan masyarakat bertanggungjawab
untuk menjaga keutuhan NKRI sesuai
dengan tanggungjawabnya masing-masing.
Ancaman, tantangan, hambatan dan
gangguan dapat bersifat internal dan eksternal
serta mempunyai bentuk yang semakin
kompleks. Dewasa ini bentuk ancaman yang
bersifat militer memiliki kemungkinan kecil
untuk terjadi, namun dilain pihak, ancaman
yang bersifat nonmiliter dapat muncul setiap
saat yang dampaknya memiliki implikasi yang sama dengan ancaman militer yaitu
hancurnya suatu bangsa.
Dalam menjalankan roda pembangunan dibutuhkan kesepahaman akan
nilai-nilai kebangsaan pada seluruh stakeholders yang pada akhirnya berujung
kepada tercapainya cita-cita nasional. Pada kenyataannya disadari atau tidak, rasa
kebangsaan tersebut mulai hilang dengan banyaknya kepentingan pribadi atau
kepentingan golongan yang lebih diutamakan daripada kepentingan bangsa.
Beberapa fakta akan kasus perebutan lahan yang terjadi di beberapa daerah seperti
di Lampung dan Medan menunjukkan bahwa kepentingan rakyat kecil semakin
tertindas dengan kepentingan pihak swasta. Fakta-fakta baru tentang korupsi juga
marak terjadi pada hampir seluruh bidang dan bahkan banyak kaum pofesional
muda potensial yang sudah terjerat dengan permasalahan-permasalahan tersebut.
Fenomena yang terjadi di atas menunjukkan bahwa kepentingan umum
dikalahkan dengan kepentingan individu ataupun sekelompok orang yang
berkeinginan untuk mencari keuntungan yang besar. Beberapa kasus yang
melibatkan generasi muda menunjukkan penurunan degradasi moral dan
nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Dapat dikatakan pemahaman akan 4 pilar
kebangsaan sudah luntur yang menyebabkan beberapa kasus yang terjadi di
Indonesia melibatkan generasi muda. Hal tersebut apabila tidak diantisipasi sejak
dini maka akan menyebabkan bangsa Indonesia akan dipimpin oleh orang-orang
2
SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA
yang berpaham Neo Liberal dan tidak mempunyai paham kebangsaan dalam
menjalankan roda pembangunan di masa mendatang.
Gejala tersebut diatas harus dapat diantisipasi sejak dini mulai dari bangku
pendidikan khususnya di tingkat pendidikan tinggi. Penanaman nilai-nilai
kebangsaan haruslah ditanamkan sejak dini dengan mengedepankan contoh-
contoh nyata dan bukan sekedar teori saja. Organisasi mahasiswa yang adapun
harus dapat menjadi wadah untuk menampung aspirasi generasi muda dan
menanamkan bahwa bangsa Indonesia akan dipimpin oleh generasi muda yang
ada saat ini. Salah satu organisasi pemuda yang dapat digunakan sebagai wadah
untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan yaitu Resimen Mahasiswa. Keberadaan
Menwa diharapkan mampu untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan termasuk
di dalamnya 4 pilar bangsa.
Menwa Jayakarta yang berada di wilayah Provinsi DKI Jakarta adalah salah
satu bagian dari organisasi Menwa yang ada di Indonesia. Keberadaan Menwa
Jayakarta memiliki tantangan yang cukup besar jika dibandingkan dengan Menwa
yang berada di daerah lainnya. DKI Jakarta sebagai kota megapolitan mempunyai
berbagai permasalahan yang diantaranya adalah menurunnya nilai-nilai kebangsaan
yang disebabkan faktor yang berasal dari dalam dan dari luar. Di sisi lain, generasi
muda Jakarta yang cenderung apatis juga menjadi tantangan dalam penanaman
nilai-nilai kebangsaan termasuk 4 pilar kebangsaan. Menwa Jayakarta dalam hal
ini seyogyanya dapat menecermati permasalahan mengenai nilai-nilai kebangsaan
yang sudah mulai luntur di Jakarta.
Menwa Jayakarta harus bahu-membahu dalam memberikan pemahaman
kepada penduduk Jakarta khususnya generasi muda tentang pentingnya
pemahaman akan 4 pilar kebangsaan. Sosialisasi pemahaman akan 4 pilar
kebangsaan dapat dikemas dalam bahasa yang praktis dan mudah dicerna bagi
generasi muda Jakarta. Fakta-fakta yang ada mengenai beberapa kejadian saat ini
dapat dijadikan contoh tentang pentingnya pemahaman akan nilai kebangsaan.
Menwa Jayakarta juga dapat membantu Pemerintah Daerah dan aparat
terkait tentang pelaksanaan sosialisasi program pembangunan bagi masyarakat
Jakarta. Keberadaan Menwa Jayakarta akan memberikan kontribusi positf dan
bukan kontraproduktif terhadap pemahaman persatuan dan kesatuan. Anggota
menwa yang merupakan para mahasiswa dan memiliki berbagai macam disiplin
ilmu seyogyanya dapat memberikan solusi untuk meningkatkan persatuan dan
kesatuan bagi Indonesia khususnya Jakarta dengan memberikan pemahaman akan
3
SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA
nilai-nilai 4 pilar kebangsaan yang bersifat lugas, tidak bertele-tele dan mudah
dicerna.
Penyebaran pemahaman akan nilai-nilai kebangsaan bukan merupakan
suatu hal yang mudah dalam era globalisasi dewasa ini khususnya di Jakarta.
Namun, di usianya yang sudah mencapai 50 tahun, Menwa Jayakarta dapat
memberikan kontribusi nyata bagi bangsa Indonesia dengan ikut menjaga
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia khususnya di kalangan generasi muda
Jakarta. Menwa Jayakarta dapat menjadi motor penggerak dalam menyelesaikan
permasalahan-permasalahan yang timbul di generasi muda dengan berdiri di atas
semua golongan. Apabila hal tersebut dapat dilaksanakan, maka Menwa Jayakarta
akan menjadi salah satu organisasi kepemudaan yang menjadi pelopor dalam
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan menularkan pemahaman akan 4
pilar kebangsaan.
***
4
SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA
MENWA DARI MASA KE MASA
Oleh: Dr. Agus Sutiyono, S.Pd,.MM
PERANAN pemuda sangat menentukan dalam perkembangan suatu
negara. Sebelum kemerdekaan, peranan dan kepeloporan pemuda
dapat dilihat antara lain dengan berdirinya perkumpulan Boedi
Oetomo pada tahun 1908 yang sebagian besar dari pendiri dan pendukungnya
adalah para pemuda, pelajar dan mahasiswa, kemudian dicetuskannya Sumpah
Pemuda pada tahun 1928. Perkembangan selanjutnya para pemuda, pelajar dan
mahasiswa rela meninggalkan bangku sekolah mereka untuk mengangkat senjata
yang dikenal dengan Tentara Pelajar (TP).
Inilah salah satu gambaran bahwa pemuda merupakan tulang punggung
bangsa. Pemuda pada hakekatnya menjadi penopang berdirinya suatu Negara,
tanpa pemuda akan menjadi lamban atau bahkan matinya roda kehidupan Negara.
Dilain sisi apabila pemuda tidak dibina dan dilatih atau dibekali dengan baik
sebelum terlibat dalam kegiatan berbangsa dan bernegara maka akan menimbulkan
dampak negatif. Hal ini disebabkan oleh jiwa atau naluri pemuda yang cenderung
merusak atau anarkis bila tidak ada kontrol atau pendidikan yang tepat dan benar.
Kehadiran Resimen Mahasiswa pada jajaran lembaga kepemudaan nasional
di negara Indonesia bermaksud untuk dapat menggembleng para tulang punggung
bangsa ke suatu arah kehidupan yang mengutamakan Pancasila dan UUD 1945
sebagai dasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini dapat terlihat
dari dasar yang dipergunakan oleh organisasi Resimen Mahasiswa pada saat
dicetuskan oleh Jenderal Besar A. H. Nasution yakni dengan maksud untuk
dapat membendung paham komunis, kemudian pada perkembangan selanjutnya
dikeluarkannya SKEP Menteri Partahanan dan Menteri Perguruan Tinggi dan
Ilmu Pengetahuan pada tahun 1963 nomor: M/A/20/1963 tentang Pelaksanaan
Wajib Latih dan Pembentukan Resimen Mahasiswa di Perguruan Tinggi. Pada
tahun 1965 dikeluarkan lagi SKEP Menko Hankam/ Kasad dan Menteri PTIP
nomor : M/A/165/1965 tentang Organisasi dan Prosedur Resimen Mahasiswa.
5
SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA
Pada perkembangan selanjutnya Resimen Mahasiswa mengalami dinamika
pasang surut. Kehidupan Menwa selama ini dipenuhi dengan berbagai macam
gejolak dan perubahan. Tahun 1965 Menwa sendiri berani mengambil resiko
intern maupun ekstern kampus) menghancurkan basis-basis PKI yang beraliansi
dengan kelompok-kelompoknya di kampus seperti CGMI (Consentrasi Gerakan
sampai sekarang ini.
Perubahan-perubahan yang dilakukan oleh Menwa sebagai bagian dari
reposisi, reorganisasi, dan refungsi organisasi Menwa terus dilakukan sebagai
bagian dari reaktualisasi untuk memenuhi dan menyikapi fenomena bangsa dan
negara ini, apalagi sekarang dengan berkembangnya tuntutan demokratisasi dan
civil society. Perubahan konstitusi / AD-ART MENWA (yang diatur dalam SKB 3
Menteri) dimulai dari tahun 1978 dan terakhir tahun 2000.
Tinjauan Sejarah terbentuknya Resimen Mahasiswa:
1. Tinjauan Historis
A. Menwa pertama kali dibentuk oleh Jenderal Besar Abdul Haris Nasution pada
masa Orde Lama, misi dan tujuan dari pembentukan Resimen Mahasiswa
terutama untuk membendung penyebaran paham komunis dalam kampus,
dihadapkan dengan “ancaman nyata”, yaitu organisasi kepartaian basis-basis
PKI yang beraliansi dengan kelompok-kelompoknya di kampus seperti
Consentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI).
B. Sesuai dengan Undang – Undang Pertahanan Negara (UU RI Nomor 29 Tahun
1954) yang berlaku waktu itu Panglima Teritorium III/ Siliwangi (TT III/ Slw)
dijabat oleh Kolonel R. A. Kosasih pada 13 Juni 1959 mengeluarkan kebijakan
dan mengadakan Latihan Keprajuritan. Dengan Sebutan Batalyon Wala 59
merupakan cikal bakal lahirnya Resimen Mahasiswa Indonesia. Saat itu ikut
dalam operasi pagar betis menumpas pemberontakan DI/TII di Jawa Barat.
Resimen Mahasiswa lebih dikenal tahun 1963. Legitimasi keabsahannya adalah
Keputusan Bersama Menteri Pertama bidang Pertahanan Keamanan (Wampa
Hankam) dan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) nomor
: M/A/20/1963 tentang Pelaksanaan Wajib Latih dan Pembentukan Resimen
6
SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA
Mahasiswa di Perguruan Tinggi Juga Keputusan Bersama Menko Hankam/
Kasad dan Menteri PTIP nomor: M/A/165/1965 tentang Organisasi dan
Prosedur Resimen Mahasiswa.
C. Pada tahun 1963 dibentuklah Resimen Mahasiswa (Menwa) berdasarkan
keputusan bersama Wampa bidang HANKAM dengan Menteri PTIP
bersumber dari mahasiswa yang sudah mendapatkan latihan dasar keprajuritan,
maka lahirlah Resimen Mahasiswa di berbagai Propinsi.
D. Pada tahun 1967 terjadi perubahan pokok pikiran yang menggabungkan tiga
bentuk DIKHANKAMNAS menjadi 1 bentuk yakni wajib latih Mahasiswa
Walawa bersifat sukarela selektif, ekstra kulikuler – intra universitas (dengan
rekomendasi Rektor).
E. Setelah diadakan evaluasi pada tahun 1972 maka Walawa ditingkatkan menjadi
Pendidikan Kewiraan dan Pendidikan Perwira Cadangan, dengan Keputusan
Bersama tiga Menteri Menhankam/ Pangab, Mendagri dan Mendikbud nomor
: Kep/39/XI/1975, 0246 a/U/1975 dan 247 tahun 1975 tentang Pembinaan
Organisasi resimen Mahasiswa dalam rangka mengikutsertakan Rakyat dalam
Pembelaan Negara. Selain itu, Resimen Mahasiswa menjadi tanggungjawab
tiga Departemen yakni Dephankam, Departemen P & K dan Departemen
Dalam Negeri yang prosedur pelaksanaannya diatur dengan Keputusan
Bersama tanggal 19 Januari 1978 nomor : Kep/02/I/1978, 05/a/U/1978
dan 17 A tahun 1978 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan Organisasi
Resimen Mahasiswa.
F. Pada tanggal 28 Desember 1994 diadakan peninjauan kembali dengan
menghasilkan Keputusan Bersama Tiga Menteri yang baru yakni Nomor
: Kep/11/XII/1994, 0342/U/1994,149 tahun 1994 tentang Pembinaan
dan Penggunaan Resimen Mahasiswa dalam Bela Negara. Pada tahun 1995
MENWA melakukan refungsiliasi dan rekonsiliasi dengan mengemban dua
misi, yaitu :
7
SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA
1. Misi Kejuangan:
Menghasilkan Cendekiawan Merah Putih (Kader Bangsa) dengan landasan
kejuangannya Pancasila (Ideologi), Sumpah Pemuda (Rasa Kebangsaan),
Panca Dharma Satya Menwa (Kode Etik Menwa), Tri Dharma Perguruan
Tinggi (dengan semangat Visi dan Misi Universitas masing –masing), Jiwa dan
semangat 45 (Heroisme Bela Negara).
2. Misi Hankamneg:
Menghasilkan Cadangan TNI, yaitu: (a) Korps Pendidikan
Perwira Cadangan; (b) Kekuatan Cadangan Nasional. Dengan landasan
konstitusionalnya adalah: UUD 1945 Pasal 30, UU No. 20 tahun 1982.
3. Sebagai petunjuk pelaksananya pada tanggal 14 Maret 1996 dikeluarkan
beberapa keputusan Dirjen Persmanvet:
- Nomor Kep/03/III/1996 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pendidikan dan
Pelatihan Resimen Mahasiswa.
- Nomor Kep/04/III/1996 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pakaian Seragam,
Dhuaja dan Tunggul Resimen Mahasiswa dan dan Pemakaiannya.
- Nomor Kep/05/III/1996 tentang Peraturan Disiplin Resimen Mahasiswa.
- Kemudian pada tanggal 13 November 1996 Keputusan Dirjen Dikti Dep-
dikbud Nomor: 522/DIKTI/1996 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembi-
naan Satuan Resimen Mahasiswa di lingkungan perguruan tinggi.
G. Pembinaan dan Penggunaan Resimen Mahasiswa yang cenderung berkiblat
kepada TNI dan seolah – olah terlepas dari pembinaan kampus, maka pada
hari Rabu tanggal 11 Oktober 2000 dikeluarkan KB Tiga Menteri. Menteri
Pertahanan, Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Dalam Negeri dan
Otonomi Daerah Nomor: KB/14/M/XI/2000, 6/U/KB/2000, dan 39A
Tahun 2000 tentang pembinaan dan pemberdayaan Resimen Mahasiswa.
Dengan dikeluarkannya KB Tiga Menteri tahun 2000 ini bukan berarti
pembubaran Resimen Mahasiswa tetapi merupakan pengaturan kembali
tentang mekanisme Pembinaan dan Pemberdayaan Resimen Mahasiswa agar
diarahkan sesuai dengan kedudukan baik melalui lembaga kemahasiswaan
maupun melalui Rakyat Terlatih (RATIH).
8
SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA
2. Tinjauan Yuridis
A. Undang – undang Pertahanan Negara (UU RI No. 29 Tahun 1954), yang dalam
ketentuan peralihan UU RI No.20/1982 tentang ketentuan – ketentuan Pokok
Pertahanan Keamanan RI sebagaimana telah diubah dengan UU RI No. 1
tahun 1988 tentang perubahan atas UU RI No.20/1982 tersebut. Tentang
ketentuan pokok Hankamneg, MENWA dimasukkan dalam kategori Rakyat
Terlatih yang dalam pasal 10 point a dinyatakan sebagai kekuatan dasar dari
sistem Hankamneg di negeri ini. Menwa sendiri bukanlah suatu organisasi yang
langka sebab di negara-negara lain pun ada atau sejenis. Di Amerika Serikat
namanya ROTC ( ), di Bangladesh diistilahkan
BNCC ( ), di Malaysia dikenal dengan nama
PALAPES (Pasukan Latih Pegawai Perwira Simpanan).
B. Kepres RI No. 55 tahun 1972 tentang penyempurnaan Hansip dan Wankamra
dalam rangka penertiban Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat
(Sishankamrata), sedangkan pembinaan dan penggunaannya diatur dalam
keputusan bersama Menhankam/Pangab, Mendikbud dan Mendagri tahun
1975.
C. Kepres tersebut ditindaklanjuti dengan Keputusan Bersama Menhankam,
Mendikbud dan Mendagri Nomor: Kep/11/XII/1984, tanggal 28 Desember
1984 tentang Pembinaan dan Pemberdayaan Resimen Mahasiswa dalam Bela
Negara.
D. Undang – undang RI No. 56 tahun 1999 tentang Rakyat Terlatih (RATIH).
- Pasal 1 ayat 3 Wajib Prabakti adalah kewajiban warga negara RI untuk
mengikuti Pendidikan dan Pelatihan dalam rangka mewujudkan RATIH.
- Pasal 12 ayat 1 anggota RATIH disusun dalam kesatuan rakyat teratih dan
dibina dilingkungan pemukiman, pendidikan dan pekerjaan.
E. Undang – undang RI nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.
- Pasal 1 ayat 6 komponen Cadangan adalah sumber daya nasional yang telah
disiapkan untuk dikerahkan melalui mobilisasi guna memperbesar dan
memperkuat kekuatan dan kemampuan komponen utama.
9
SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA
- Pasal 8 ayat 1 komponen cadangan terdiri atas warga negara, sumber daya
alam, sumber daya buatan, serta sarana dan prasarana nasional yang telah
disiapkan untuk dikerahkan melalui mobilisasi guna memperbesar dan
memperkuat komponen utama.
- Pasal 9
a.ayat 2 titik b keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara,
diselenggarakan melalui pelatihan dasar kemiliteran secara wajib.
b.ayat 3 ketentuan mengenai pendidikan kewarganegaraan, pelatihan dasar
kemiliteran secara wajib dan pengabdian sesuai dengan profesi diatur
undang – undang.
Resimen Mahasiswa Indonesia
1. Tupoksi Menwa
Untuk menindaklanjuti KB Tiga Menteri Menteri Pertahanan, Menteri
Pendidikan nasional dan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah tahun
2000 tentang Pembinaan dan Pemberdayaan Resimen Mahasiswa maka diadakan
Forum Silaturahmi Kepala Staf Menwa (Kasmenwa) se-Indonesia tanggal 23 s.d
25 Februari 2001 di Bali. Adapun tujuan, tugas dan fungsi Resimen Mahasiswa
berdasarkan Keputusan hasil Forum Silaturahmi Kasmen se-Indonesia tanggal 23
s.d 25 Februari 2001 di Bali sebagai berikut:
1) Tujuan
a.Sebagai wadah penyaluran potensi mahasiswa dalam rangka mewujudkan
hak dan kewajiban warga negara dalam bela negara.
b.Mempersiapkan mahasiswa yang memiliki sikap disiplin, wawasan bela negara,
serta menanamkan dasar – dasar kepemimpinan dengan tetap mengacu pada
tujuan pendidikan nasional.
c. Mempersiapkan potensi mahasiswa sebagai bagian dari potensi rakyat dalam
rangka Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata)
serta usaha pengabdian kepada masyarakat dengan mengacu kepada Tri
Dharma Perguruan Tinggi.
2) Tugas
a.Merencanakan, mempersiapkan, dan menyusun seluruh potensi mahasiswa
10
SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA
pada setiap propinsi, kota dan kabupaten untuk menetapkan Ketahanan
Nasional dengan melaksanakan usaha dan kegiatan RATIH serta sebagai
stabilisator dan dinamisator di kampus (intern).
b.Membantu terlaksananya kesadaran bela negara serta kelancaran kegiatan
dan program pemerintah lainnya di Daerah.
3) Fungsi
a.Melaksanakan pemeliharaan dan peningkatan kemampuan bela negara
perorangan ataupun Satmenwa di Bidang RATIH.
b.Bersama dengan mahasiswa lainnya dan masyarakat melaksanakan kegiatan
dan program kerja Pemda, khususnya dibidang Ketahanan dan Pertahanan
nasional.
c. Membantu menumbuhkan dan meningkatkan sikap bela negara di masyarakat
dan berperan serta secara aktif dalam pembangunan nasional.
d.Membantu Pemerintah Daerah dalam rangka terselenggaranya fungsi Linmas.
e. Membantu TNI/POLRI dalam melaksanakan kegiatan pembinaan
kemananan dan pertahanan nasional.
2. Keberadaan Menwa Di Kampus
Sebagai warga bangsa, mahasiswa berupaya menyalurkan hak dan
kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Dalam
hal ini sikap kritis, objektif, dan menjunjung tinggi etika serta moral akan menjadi
karakter yang menonjol pada peran mahasiswa. Guna memberikan wadah
pembinaan dan pemberdayaan mahasiswa dalam menyalurkan peran dirinya
sebagai warga kampus, dibentuklah berbagai Organisasi kemahasiswaan (OK)
yang merupakan salah satu unsur lembaga kemahasiswaan di tingkat perguruan
tinggi, selain Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Dewan Perwakilan
Mahasiswa (DPM).
Dalam bidang olah keprajuritan, kedisiplinan, dan wawasan bela negara
telah pula dibentuk UKM Resimen Mahasiswa (Menwa). Sejarah menulis
bahwa pengalaman Menwa kurang mengenakkan dalam kehidupan kegiatan
kemahasiswaan di dalam kampus. Mungkin juga ada benarnya simbul – simbul
militer dalam kegiatan keprajuritan pada masa yang lalu telah membawa ekses
munculnya perasaan “super” pada anggota Menwa. Bila analisis ini benar, maka
munculnya reaksi kontra atas keberadaan Menwa beberapa waktu yang lalu
11
SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA
sesungguhnya dapat menjadi pelajaran yang positif bagi kalangan Menwa.
Kedepannya Menwa harus mampu mengelola keunggulan karakteristik
kegiatannya menjadi keteladanan yang dapat memancarkan citra keutamaan.
Dalam pemahaman yang sederhana setelah Menwa berada dalam barisan yang
sama, dalam wadah UKM sebagaimana kelompok lainnya, maka citra Menwa
akan lebih dekat dengan karakter “disiplin dan tanggungjawab”. Dalam hal ini
performance militer dan keprajuritan yang melekat pada Menwa justru akan kian
memancarkan citra dan wibawa Menwa yang identik dengan keteladanan nilai –
nilai keutamaan, bukan sebaliknya memancarkan sikap eksklusif atau perasaan
super diantara mahasiswa.
Keberadaan Menwa di Perguruan Tinggi terus – menerus mendapat kritik
dan perlawanan dari mahasiswa yang tidak sependapat atau anti TNI. Sebagian
mahasiswa menghendaki Menwa dibubarkan, disisi lain anggota Menwa masih
mengharapkan Menwa tetap eksis di kampus perguruan tinggi. Masalah tersebut
kalau tidak segera diselesaikan akan menjadi besar. Hal ini diungkapkan Dirjen
PendidikanTinggi,SatryoSoemantriBrojonegorodalamRapatTerasdiDepdiknas,
Jakarta. beberapa waktu yang lalu (Oktober/2000). Untuk itu, dalam rangka
memperjelas status keberadaan Menwa di perguruan tinggi, Ditjen Pendidikan
Tinggi (Ditjen Dikti) Depdiknas bersama Ditjen Sumdaman Departemen
Pertahanan, dan Ditjen Kesbang dan Linmas Depdagri dan Otonomi Daerah,
berupaya menyusun kembali aturannya guna meletakkan Menwa pada status dan
keberadaannya di kampus perguruan tinggi dalam wadah UKM, yaitu dengan
mencabut Keputusan Bersama (KB) Tiga Menteri (Dephankam, Depdiknas dan
Depdagri) dan menggantinya dengan Keputusan Bersama Menteri Pertahanan,
Menteri Pendidikan Nasional serta Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah
Republik Indonesia No.KB/14/M/X/2000, No. 6/U/KB/2000 dan No.39 A
Tahun 2000, tanggal 11 Oktober 2000, tentang Pembinaan dan Pemberdayaan
Resimen Mahasiswa (Menwa) yang lahir sebagai respon positif akibat terjadinya
perubahan paradigma di segala bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. KB baru itu intinya menyatakan bahwa kewenangan TNI sudah
terputus atau tidak ada jalur struktural lagi dengan UKM Resimen Mahasiswa.
Dirjen Dikti lebih lanjut melaporkan, perkembangan terakhir dari permasalahan
Menwa adalah ada keinginan beberapa perguruan tinggi terutama dari perguruan
tinggi agama Islam yang menghendaki agar Dirjen Dikti menyusun petunjuk
pelaksanaan (juklak) tentang Menwa.
12
SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA
Berdasarkan hasil pertemuan dengan Pokja Menwa, diputuskan bahwa
dalam menata kembali UKM Resimen Mahasiswa cukup dengan Surat Edaran
Dirjen Dikti Nomor: 212/D/T/2001 tanggal 19 Januari 2001 yang berisi
memberikan wewenang sepenuhnya kepada perguruan tinggi untuk mengatur
Menwa dan mengacu pada Permendikbud Nomor: 155/U/1998 dan Surat
Edaran Dirjen Dikti Nomor: 208/D/T/2000 tanggal 30 Agustus 2000, dengan
disesuaikan kondisi perguruan tinggi masing – masing.
Pembinaan dan pemberdayaan Menwa dalam melaksankan fungsi
perlindungan masyarakat menjadi tanggung jawab Menteri Dalam Negeri dan
Otonomi daerah. Namun demikian kunci pokok keberhasilan kegaiatan Menwa
akan sangat ditentukan oleh sikap keteladanan yang dipancarkan oleh Menwa
sendiri.
3. Resimen Mahasiswa sebagai Resimen Pendidikan (Training Corps)
Banyak organisasi kemasyarakatan dan kemahasiswaan lainnya yang
sebenarnya juga dapat dijadikan wahana mencetak pemimpin. Akan tetapi
organisasi – organisasi tersebut pada umumnya memiliki landasan idil dan
terjangnya sama sekali tidak mencerminkan nilai – nilai yang termaktub didalam
Pancasila. Dan, kalaupun mereka semua memiliki landasan Konstitusional yang
sama, yaitu UUD 1945, landasan Konsitusional itu seringkali terlihat hanya
sekedar penghias Mukadimah Anggaran Dasar mereka saja. Bahwasanya dengan
menjadikan Konstitusi Negara sebagai landasan Konstitusional seharusnya berarti
bahwa mereka akan mengutamakan kepentingan Nasional diatas kepentingan
golongan maupun pribadi, dan membela Pancasila sebagai sistem nilai seluruh
rakyat Indonesia, itu tidak berani mereka tampilkan. Oleh karena itu, maka
Resimen Mahasiswa menurut saya haruslah tetap ada di negeri ini. Bahwasanya
dijaman Orde Baru kemarin Resimen Mahasiswa memberi kesan seolah – olah
merupakan antek – anteknya Orde Baru atau antek – anteknya TNI yang pada
gilirannya merupakan centengnya Orde Baru, dan sering pula bertingkah laku
overacting, bukanlah berarti bahwa Resimen Mahasiswa harus dibubarkan dan
dibiarkan nasibnya terkatung – katung tanpa induk yang jelas seperti sekarang ini
(Juli/2006) Menurut saya yang sebenarnya harus dilakukan adalah mengembalikan
Resimen Mahasiswa sebagai Resimen pendidikan ( ) yang bebas dari
muatan politik dan kekuasaan serta primordialisme, sehingga menjadi wadah
13
SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA
penggemblengan generasi muda, khususnya mahasiswa untuk menghasilkan calon
pemimpin yang berkwalitas dan berwawasan kebangsaan serta menbela Kontitusi
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Seorang pakar manajemen Henry Minzberg menyatakan cukup 10% saja
yang mengerti Konstitusi Negara dapat memberikan 90% pengaman terhadap
Konstitusi Negara, yang 10% itu adalah para pemimpin yang mengerti dengan
sungguh-sungguh Konstitusi Negara. Pemimpin, berbeda dengan pengetahuan
klasik yang mengatakan adalah dilahirkan, menurut pengetahuan modern dapatlah
dibentuk. Pemimpin dapat diciptakan melalui pendidikan dan latihan, sekalipun
tidak dapat disangkal bahwa seorang yang berbakat atau berjiwa pemimpin akan
lebih mudah terbentuk tenjadi seorang pemimpin yang baik melalui pendidikan
dan latihan. Di Indonesia, menurut Hermansyah XIV ada dua cara yang murni
dan dapat didayagunakan untuk mempersiapkan Pemimpin sipil yang mengerti
dan setia pada Konstitusi Negara yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
Kedua cara itu adalah dengan organisasi:
1) Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka adalah organisasi yang terkecilnya berada di Sekolah
Dasar, SLTP, SMA/SMK dan di Perguruaan Tinggi.
2) Resimen Mahasiswa
Resimen Mahasiswa adalah organisasi kemahasiswaan berupa Unit
Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang berada di Perguruan Tinggi. Tingkatan hierarki
organisasinya adalah; di tingkat kampus berupa Satmenwa/ Kompi Menwa dengan
di bawah pembinaan Rektor sebagai pimpinan Perguruan Tinggi, selanjutnya
Staf Komando Menwa (Skomenwa) di tingkat Provinsi dengan kewenangan
mengkordinasikan seluruh kegiatan Satmenwa dan tingkatan selanjutnya
Komando Nasional yang mengkordinasikan seluruh kegiatan Skomenwa di
seluruh Indonesia.
Organisasi Gerakan Pramuka dan Resimen Mahasiswa yang berada di
Indonesia berlandaskan Konstitusi Negara yang sesuai dengan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Kesimpulan
Resimen mahasiswa pernah mendapat sorotan tajam dari berbagai media
14
SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA
“Menwa memberikan
tantangan yang terus menerus
yang akan membentuk
anggotanya agar mempunyai
“naluri tempur”. Naluri yang
akan membuat seorang menjadi
rakus akan tugas-tugas, hal ini
bila dilatih terus menerus akan
menimbulkan etos kerja ”
massa yang menyangkut ulah segelintir oknum Menwa yang merugikan nama baik
corps. Di luar penilaian terhadap ungkapan tuntutan agar Menwa dibubarkan.
Mau, tidak mau objektif ataupun subjektif harus kita akui secara jujur bahwa
strategi pembinaan terhadap Menwa memang perlu untuk dibenahi. Adanya kasus
– kasus negatif akibat ulah oknum – oknum Menwa adalah karena tidak adanya
pembinaan yang sistematis serta salah dalam penggunaannya. Karena ketidak
tahuan para pemimpin perguruan tinggi serta para pembinanya karena meletakan
status Menwa yang bukan pada tempatnya. Menwa harus kembali ke khittahnya
yaitu sebagai “Resimen Pendidikan”, untuk menghasilkan kekuatan cadangan
nasional dan sekaligus “Cendekiawan Merah Putih” karena statusnya pendidikan,
maka Menwa tidak boleh digunakan dalam bentuk operasional, kecuali dalam
keadaan darurat dan penting. Riwayat hidup Menwa dipenuhi dengan tugas –
tugas sebagai cadangan TNI atau Komponen Pertahanan Negara yang potensial.
Beberapa catatan Permasalahan
Menwa yang utama di kampus adalah
mampu atau tidaknya untuk tetap eksis dan
selalu mempunyai peran yang konseptual
dalam dunia kemahasiswaan. Menwa
yang merupakan bagian dari kegiatan
kemahasiswaan yang positif sesuai dengan
Keputusan Bersama Tiga Menteri yaitu
Menteri Pertahanan, Menteri Pendidikan
Nasional serta Menteri Dalam Negeri dan
Otonomi Daerah pada tanggal 11- Oktober
2000 dengan Nomor : KB/14/M/XI/2000,
6/U/KB/2000, dan 39A Tahun 2000 tentang
pembinaan dan pemberdayaan Resimen
Mahasiswa untuk menghasilkan Sarjana plus
serta generasi yang mengerti dan setia pada Konstitusi Negara yang berlandaskan
Pancasila dan UUD 1945. Resimen Mahasiswa haruslah memenuhi beberapa
kriteria berikut :
Menwaharusbebasdarimuatanpolitikdankekuasaan,sertaprimordialisme.
Resimen Mahasiswa adalah Resimen Pendidikan , wadah
penggemblengan generasi muda, khususnya mahasiswa untuk menghasilkan
calon pemimpin yang berkwalitas dan berwawasan kebangsaan.
15
SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA
Sebagai wadah untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa akan kemahiran
berorganisasi. Menwa hendaknya dapat membekali anggotanya dengan
kemampuan leadership dan manajemen yang bertujuan untuk menghasilkan
Sarjana plus. Selain itu Menwa adalah wadah untuk memenuhi kebutuhan
mahasiswa akan nilai-nilai keprajuritan dan kebangsaan seperti nasionalisme,
patriotisme, berani, loyal, disiplin, berdedikasi tinggi, pantang menyerah, adil dan
jujur yang sangat diperlukan dalam era globalisasi dewasa ini.
Nilai-nilai keprajuritan dan kebangsaan akan membentuk etos kerja yang
tinggi dan daya tahan luar biasa. bila didukung oleh intelektual yang baik dan
leadership yang tangguh serta manajemen yang handal akan menghasilkan
pemimpin yang tangguh, berdedikasi, berwawasan kebangsaan dan menjunjung
profesionalisme.
Sebagai bagian dari masyarakat akademis anggota Menwa haruslah
menjunjung “human right” menghormati orang lain harus hidup bersama dalam
perbedaan. Dalam masyarakat kampus yang kita junjung adalah keilmiahan,
menghormati, saling menghargai pendapat orang lain. Kalau ada orang yang tidak
setuju dengan Menwa jangan dimusuhi.
Khusus kepada para senior dan pemimpin satuan dalam pembinaan di
Resimen Mahasiswa haruslah dapat menyediakan tantangan. Menwa memberikan
tantangan yang terus menerus yang akan membentuk anggotanya agar mempunyai
“naluri tempur”. Naluri yang akan membuat seorang menjadi rakus akan tugas-
tugas, hal ini bila dilatih terus menerus akan menimbulkan etos kerja.
Dari uraian ini jelas mengapa banyak tokoh dunia, seperti Ratu Inggris, Raja
Yordania, Raja Persia dan lain-lain menyekolahkan anak mereka ke sekolah militer
yang terbaik seperti West Point, di Amerika. Karena mereka ingin membentuk
anak – anaknya dalam “hard process”, dalam tantangan. Pendidikan militer sudah
menjadi idola dan diakui kehandalannya.
***
16
SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA
MENWA MEWARISI NILAI-NILAI
KEJUANGAN ‘45
Oleh: Irjend.Pol. Drs. Bambang Suparno, SH,.M.Hum
PERINGATAN Hari Ulang Tahun Menwa Jayakarta pada hakikatnya
merupakan bentuk penghormatan sekaligus penghargaan kepada
para pendiriMenwaJayakartayangtelahmemberikanpengabdiannya
melampaui apa yang seharusnya diberikan. Oleh sebab itu, Menwa Jayakarta
sebagai bagian generasi penerus, wujud penghormatan dan penghargaan kita
yang paling mulia adalah mewarisi tradisi dan nilai-nilai kejuangan serta bersama-
sama melanjutkan untuk mengisi kemerdekaan di bidang pembangunan. Hari
ulang tahun Menwa Jayakarta yang memasuki genap usianya ke 50 tahun (15
Mei 1962-15 Mei 2012) adalah hari yang paling bersejarah monumental yang
tercatat dalam lembaran kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,
dari sinilah awal titik tolak Menwa Jayakarta sebagai suatu Resimen Mahasiswa
dalam penyempurnaan pengabdian dengan ilmu pengetahuan dan ilmu olah
keprajuritan, dalam membangun kesadaran belanegara dan rasa nasionalisme di
kalangan pemuda dan mahasiswa. Sehingga dapat dilakukan kajian dan koreksi
apa yang telah dilakukan selama 50 tahun dan apa yang akan dikerjakan untuk
menyongsong masa depan.
Di tengah kondisi serba terbatas saat ini, pengabdian Menwa Jayakarta
masih penuh semangat, tulus iklas dan profesional untuk membangun kesadaran
bela negara. Secara jujur harus diakui bahwa kondisi ketahanan nasional kita
belum sepenuhnya menggembirakan, banyak contoh dan kenyataan sehari-
hari pada seluruh bidang dan aspek kehidupan yang kita rasa dan saksikan
mencerminkan betapa kondisi ketahanan nasional kita, harus kita jaga dan
tingkatkan. Upaya penguatan dan pemantapan ketahanan nasional itu harus
menjadi kepedulian seluruh komponen bangsa. Salah satu komponen pendukung
bangsa yang memiliki kepedulian kondisi tersebut tentunya Resimen Mahasiswa,
dimana selama ini telah memberikan sumbangsih terhadap negara dalam hal
17
SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA
“Di tengah kondisi serba
terbatas saat ini, pengabdian
Menwa Jayakarta masih penuh
semangat, tulus ikhlas dan
profesional untuk membangun
kesadaran bela negara ”.
pengabdian dalam olah keprajuritan dan ikut
mewarisi nilai-nilai kejuangan’45, baik dalam
kehidupan dalam institusinya maupun dalam
kehidupan di lingkungan masyarakat..
Di samping itu, sebagai pewaris
nilai-nilai kejuangan ’45 Menwa Jayakarta
harus memiliki disiplin, militansi, semangat
nasionalisme dan patriotisme sebagai bangsa
yang terus lebih ditingkatkan, sehingga
kelemahan yang ada dapat tereliminir agar
ketahanan nasional dapat lebih meningkat
dan kuat pada semua lini kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Untuk itu Menwa harus pula memiliki kesadaran alamiah untuk bersatu sebagai
suatu bangsa yang lahir karena persamaan sejarah, kesamaan aspirasi perjuangan
bangsa di masa lampau, kesadaran akan kebersamaan dalam memperjuangkan
kepentingan bangsa, kesamaan pandangan, harapan dan tujuan dalam mencapai
cita-cita bangsa.
Bahwa ancaman dan tantangan global di masa depan, kita perkirakan
semakin kompleks dan beragam. Sebagi bagian dari kehidupan global, bangsa
dan negara kita juga akan menghadapi tantangan global berikut dengan segala
dimensinyayangpada akhirnyaberpengaruhpada keamanan dalam negeri.Dewasa
ini keamanan dalam negeri dihadapkan pada tantangan kelangkaan pangan, krisis
meningkatnya aksi kriminal dan lain-lain, sehingga upaya penegakan hukum
harus lebih intensif. Oleh sebab itu, masih banyak yang perlu lebih mendapatkan
perhatian kita semua untuk ikut serta memelihara stabilitas nasional tetap dapat
terjaga dengan baik. Untuk itu hendaknya Menwa Jayakarta harus terus tetap
menjaga komitmen yang selama ini dibangun dapat dipertahankan, sehingga
Menwa Jayakarta benar-benar menjadi institusi yang lebih profesional sebagai
komponen pendukung yang ikut dalam menjaga dan memelihara keamanan dalam
negeri dan pertahanan negara.
Untuk semua itu, maka dalam membangun, memantapkan dan
mengembangkan kesadaran belanegara dan rasa nasionalisme mewarisi nilai-
nilai kejuangan’45 yang dilakukan oleh Menwa Jayakarta, diperlukan adanya
18
SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA
keteladanan dari semua pihak dalam institusi Menwa, baik perorangan maupun
kelompok disemua strata dan semua bidang kehidupan Menwa. Dengan begitu
diperlukan tindakan proaktif dan nyata dalam mewarisi nilai-nilai kejuangan’45
melalui gerakan-gerakan yang produktif baik melalui pengabdian ilmu
pengetahuan maupun ilmu olah keprajuritan di lapangan yang dilakukan secara
simultan dibawah komando dari pimpinan Menwa itu sendiri.
Dalam kaitan itu tentunya masyarakat mengharapkan agar Menwa
Jayakarta dalam menjalankan misinya hendaknya senantiasa dapat berperan lebih
aktif dalam penyempurnaan pengabdian dengan ilmu pengetahuan dan ilmu olah
keprajuritan. Setidaknya Menwa Jayakarta harus mampu mencegah diri sendiri
agar jangan sampai menjadi beban apalagi sumber masalah bagi masyarakat di
sekelilingnya. Amalkan “Panca Dharma Satya” sebagai komitmen moral anggota
Menwa Jayakarta dalam meringankan beban kehidupan masyarakat. Kita jadikan
peringatan ini menjadi tonggak baru yang lebih segar dengan memupuk karakter
dan nilai-nilai luhur bangsa menuju Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat,
adil dan makmur.
Selamat Ulang Tahun ke 50 tahun Menwa Jayakarta semoga Tuhan Yang
Maha Esa memberkahi pengabdian kita kepada negara yang kita cintai.
***
19
SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA
REPOSISI MENWA DI LINGKUNGAN KAMPUS
Oleh Prof. Dr. H. Armai Arief, MA
MAHASISWA
adalah sosok yang terbiasa bergelut dengan nilai-nilai ilmiah,
selalu terdorong untuk bersikap dinamis dalam menentukan
langkah hidup sesuai dengan arah logika (rasional) yang ia bangun. Oleh karena
keputusan, rupanya tidak bisa ditawar-tawar lagi. Hal ini tentunya menjadi ciri
khas tersendiri bagi mahasiswa, ia bergerak sesuai dengan hati nuraninya bukan
atas dasar kepentingan pragmatis yang memang terkadang selalu menghantuinya.
Sebagai sosok yang kritis dan berani mengambil keputusan, mahasiswa
memiliki landasan asumsi bahwa dalam hidup ini mesti ada kedinamisan, yaitu
suatu kondisi perubahan menuju ke arah perbaikan. Maka dengan asumsi ini tidak
jarang para mahasiswa melakukan preasure kepada pihak penguasa jika keadaan
yang ada di sekelilingnya (dirasakan) terdapat kejanggalan-kejanggaian. Karena
itu mahasiswa dapat dikatakan sebagai agent of social change, karena keberhasilannya
menjalankan peran aktif dalam transformasi sosial masyarakat sekitarnya.
Dalam hal ini sejarah mencatat bahwa mahasiswa merupakan komponen
bangsa yang hingga sampai saat ini masih tetap berperan dalam arena sejarah
perkembangan bangsa. Sebagaimana diketahui bahwa setiap beralihnya tongkat
kepemimpinan nasional tidak lepas dari peran aktif para mahasiswa, bahkan sejak
bangsa ini masih dalam cengkeraman penjajah, para mahasiswa sebagai pemuda
yang memiliki sikap nasionalisme yang tinggi turut serta mempraksrsai berdirinya
Budi Utomo, lahirnya Sumpah Pemuda, dar. berbagai organisasi kepemudaan
lainnya.
Masih hangat dalam ingatan kita, bagaimana peran aktif mahasiswa
dalam menumbangkan rezim Orde Baru dan menggulirkan reformasi. Hal ini
semakin menunjukan kepada kita bahwa mahasiswa sebagai komponen bangsa
memiliki peran strategis dalam mengambil langkah-langkah yang berpihak kepada
20
SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA
“…Menwa dituntut untuk
introspeksi diri dan mengkaji
secara mendalam tentang
langkah-langkah strategis apa
yang mesti dilakukan. Untuk
itu keluasan wawasan dan
ketajaman analisa lingkungan
sangat diperlukan, paling tidak
memperbaharui diri dalam
berpartisipasi aktif untuk
pembangunan bangsa Indonesia
sebagai bangsa yang besar,
maju dan bermartabat ”
kepentingan nasional.
Namun demikian, gelombang reformasi yang dahulu digulirkan oleh
mahasiswa nampaknya mulai ternoda dengan adanya sekelompok mahasiswa
yang mendasarkan aktivitasnya (gerakannya) pada kepentingan pragmatis
dan mengabaikan kepentingan nasional
dalam skala yang lebih luas. Pada kondisi
ini, tidak jarang gerakan-gerakan mahasiswa
“diboncengi” oleh pihak-pihak luar yang
secara sengaja memanfaatkan kesemangatan
dan kekuatan mahasiswa, sehingga munculah
“demo-demo pesanan” yang secara langsung
‘ maupun tidak langsung akan menurunkan
kredibilitas mahasiswa itu sendiri.
Menyikapi hal ini, organisasi-
organisasi kemahasiswaan termasuk di
dalamnya Resimen Mahasiswa atau Menwa
dituntut untuk introspeksi diri dan mengkaji
secara mendalam tentang langkah-langkah
strategis apa yang mesti dilakukan. Untuk
itu keluasan wawasan dan ketajaman analisa
lingkungan sangat diperlukan, paling tidak
memperbaharui diri dalam berpartisipasi
aktif untuk pembangunan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar, maju dan
bermartabat.
Dalam beberapa tahun belakangan ini, Menwa cenderung tidak begitu
populer di kalangan kampus, bahkan cenderung dipandang negatif oleh sebagian
kalangan. Hal ini tentunya tidak bisa lepas dari perjuangan mahasiswa dalam
menumbangkan suatu rezim yang memberikan keleluasaan lebih kepada militer di
mana Menwa diidentikkan sebagai “antek-antek militer atau militernya kampus”.
Dengan alasan ini timbul berbagai gejolak yang menginginkan agar Menwa
dibubarkan saja dari dunia kampus. Karena keberadaannya dianggap sebagai
kepanjangan tangan dari militer. Apa lagi, saat ini muncul berbagai diskursus yang
menginginkan adanya suatu pemerintahan yang dikelola oleh sipil, sedangkan
militer dikembalikan kepada fungsi. pertahanan dan keamanan negara.
Menanggapi hal itu, introspeksi diri secara terbuka merupakan sikap yang
21
SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA
elegan, yang bukan berarti kalah dari kecenderungan situasi yang nampaknya
kurang memihak kepada Menwa. Oleh karena itu, pemikiran terhadap suatu
paradigma baru untuk menjadikan Menwa sebagai organisasi yang lebih matang,
solid dan independen sangat diperlukan. Dalam hal ini munculnya Surat
Keputusan Bersama 3 Menteri (Menteri Pertahanan dan Keamanan, Menteri
Pendidikan Nasional dan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah) Nomor:
KB/14/M/X/2000, Nomor : 6/U/KB/2000; Nomor : 39 A tahun 2000, tanggal
11 Oktober 2000 tentang pembinaan dan Pemberdayaan Resimen Mahasiswa
(Menwa) sebagai pengganti dari SKB 3 Menteri tahun 1994, jelas merupakan
angin segar bagi Menwa untuk mampu menempatkan dirinya sebagai organisasi
kemahasiswaan yang matang, solid dan independen. Karena dengan munculnya
8KB 3 Menteri yang baru ini, pembinaan dan pemberdayaan Menwa diserahkan
kepada perguruan tinggi masing-masing. Ini menunjukkan bahwa keberadaan
Menwa secara organisasi tidak berbeda dengan organisasi-organisasi lainnya yang
ada di lingkungan kampus.
Sebagai Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Menwa merupakan lembaga
atau organisasi otonom kemahasiswaan yang ada dan diakui oleh perguruan tinggi
yang bersangkutan dan berfungsi sebagai wadah kegiatan khusus dalam upaya
mengembangkan potensi, minat dan bakat serta pengabdian kepada masyarakat
di tingkat perguruan tinggi.
Dalam kedudukannya sebagai Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Menwa
dituntut untuk mampu membuktikan dirinya sebagai organisasi yang telah mapan,
tangguh dan propesional, karena jika hal ini gagal dilakukan oleh Menwa, maka
tidak menutup kemungkinan eksistensinya akan kembali terusik. Ini merupakan
cost yang mahal, yang mesti dibayar oleh Menwa baik secara organisasi maupun
secara personal. Untuk itu sikap selalu memperbaiki diri dan membuka diri
terhadap cakrawala kecenderungan dunia luar sangat diperlukan.
Dalam hal ini bukan berarti saya mendudukan Menwa pada posisi yang
hal ini masih menyisakan sebuah pertanyaan besar yaitu “dosa apa yang dilakukan
oleh Menwa sehingga ia menanggung akibat dari kebencian sebagian masyarakat
terhadap militer”-. Namun pada posisi ini, bukan juga merupakan suatu kearifan
jika pihak Menwa menyalahkan adanya pandangan sebagian mahasiswa yang
menyatakan bahwa Menwa adalah kepanjangan militer di lingkungan kampus,
karena hal ini terjadi berdasarkan ketidaktahuan masyarakat dan mahasiswa
22
SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA
terhadap Menwa itu sendiri.
Oleh karena itu, sikap yang terbaik dalam hal ini adalah mensosialisasikan
jati diri Menwa sebagai organisasi kemahasiswaan. Sebagai salah satu UKM
yang berada di lingkungan kampus dan memiliki kedudukan yang sama dengan
organisasi-organisasi yang lainnya dan bukan merupakan kepanjangan tangan dari
militer. Hal ini bisa dilakukan dengan berbagai macam kegiatan pembinaan baik
yang tidak dimiliki oleh UKM-UKM lainnya, yaitu sikap memegang teguh disiplin,
dibarengi dengan penajaman wawasan intelektual.
Dengan demikian, kegiatan-kegiatan olah keprajuritan yang selama ini lebih
ditonjolkan akan lebih baik jika dibarengi dengan kegiatan-kegiatan yang bertumpu
pada pengembangan diri, ilmu pengetahuan (intelektualitas) dan pengabdian
kepada masyarakat. Hal ini juga sejalan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi
yaitu Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat.
Dalam kedudukannya sebagai Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Menwa
dituntut untuk senantiasa menjadi organisasi yang lentur -bukan berarti tanpa
pendirian- dan demokratis namun tetap mengedepankan sikap tegas dan disiplin
terhadap para anggotanya dengan memegang garis komando yang merupakan ciri
khas tersendiri dan yang membedakan organisasi ini dengan UKM-UKM yang
lainnya di lingkungan kampus.
Sebagai organisasi yang tumbuh dan berkembang di lingkungan kampus,
Menwa merupakan organisasi mahasiswa yang bukan saja menekankan
kegiatannya kepada kegiatan-kegiatan kemahasiswaan yang biasa dilakukan,
seperti peningkatan intelektualitas dan lain sebagainya, akan tetapi merupakan
wadah partisipasi mahasiswa dalam upaya bela negara. Sejarah mencatat
bahwa Menwa yang didirikan oleh Jenderal Besar (Purn) A.H. Nasution pada
pemerintahan Orde Lama terutama sekali ditujukan untuk turutserta dalam upaya
membendung penyebaran paham komunis khususnya di lingkungan kampus. Hal
ini mengindikasikan bahwa keberadaan Menwa di lingkungan kampus sebagai
upaya memberikan ruang yang lebih terbuka kepada para mahasiswa untuk
berpartisipasi aktif dalam kegiatan pertahanan dan keamanan dan pemeliharaan
stabilitas nasional.
Oleh karena itu, sebagai bagian dari gerakan kemahasiswaan, Menwa
tidak saja dibekali dengan berbagai macam ilmu pengetahuan, melainkan juga
23
SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA
dibekali dengan ilmu keprajuritan yang dikenal dengan mottonya “
Dharma Siddha”. Dengan demikian tidak berlebihan jika Menwa diharapkan
dapat mengabdikan dirinya kepada perguruan tinggi tempat ia bernaung dalam
menciptakan ketertiban kampus.
Berkaitan dengan bela negara, maka setiap warga negara berhak turut
serta dalam usaha bela negara. Karena itu Menwa tidak lebih merupakan bagian
kecil dari komponen masyarakat In¬donesia yang diharapkan berpartisipasi aktif
dalam kegiatan bela negara. Justru peranan masyarakat yang lebih luas sangat
diharapkan, sehingga stabilitas nasional dapat terjaga.
Namundemikian,usaha-usahabelanegaratidakbisahanyadimaknaidengan
kegiatan mengangkat senjata untuk melawan musuh. Di sini ada pemaknaan yang
lebih luas dari sekedar mengangkat senjata, melainkan dapat berupa aktivitas-
aktivitas dalam berbagai sektor kehidupan bangsa yang didasari dengan semangat
dan kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia. Di sini nampak jelas
bahwa usaha bela negara dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja dan di mana
saja, termasuk oleh Menwa di lingkungan kampusnya masing-masing.
Kegiatan menanamkan rasa kebangsaan juga merupakan bagian dari
aktivitas bela negara, begitupun dengan sikap saling menghormati, saling
menolong sesama, memelihara keamanan dan ketertiban di lingkungan masing-
masing, juga merupakan bagian dari aktivitas bela negara. Karena hal tersebut
baik secara langsung maupun tidak langsung akan dapat menciptakan suasana
kerukunan yang pada gilirannya akan memelihara persatuan dan kesatuan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Berangkat dari pemikiran di atas, Menwa yang merupakan bagian integral
dari warga negara Indonesia, merupakan wadah partisipasi aktif para mahasiswa
khususnya dalam bidang pemeliharaan keamanan nasional. Hal ini didasarkan
karena keamanan nasional tidak akan terbentuk tanpa adanya keamanan dalam
lingkup terkecil yaitu keamanan pribadi, keluarga, lingkungan kampus, dan
lingkungan masyarakat.
Seperti umumnya mahasiswa, anggota Menwa juga diharapkan mampu
memainkan peran dan fungsinya baik ketika ia masih duduk di bangku kuliah
maupun ketika sudah menyandang predikat sebagai sarjana. Ketika masih duduk
di bangku kuliah, ia diharapkan dapat memainkan perannya sebagai agent of social
change dalam pesatnya transformasi kehidupan sosial masyarakat. Namun bukan
berarti ia dituntut untuk aktif dalam kegiatan di luar kampus dengan mengabaikan
24
SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA
tugas intinya yaitu menuntut ilmu. Melainkan adanya keseimbangan yang didasari
kesadaran pribadi dan kesadaran sosial. Ketika ia sudah menyandang predikat
sarjana, maka anggota Menwa diharapkan memberikan pengabdiannya kepada
masyarakat dan turut berpartisipasi aktif dalam membangun bangsa menjadi
bangsa yang adil dan makmur berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
Sebagaibagiandarigenerasipenerustongkatkepemimpinanbangsa,Menwa
merupakan wahana memupuk kader pejuang dan pengabdi kepada masyarakat
dan negara yang dilandasi sikap nasionalisme dan penuh tanggung jawab. Dalam
hal ini Menwa banyak melakukan kegiatan-kegiatan yang menanamkan sikap
patriotisme, mewarisi nilai-nilai perjuangan dengan penuh keikhlasan dan tanpa
pamrih. Dengan demikian, kader Menwa adalah kader pejuang, pembaharu,
pemikir, pemimpin masa depari bangsa dan kader pengisi pembangunan nasional
yang tetap diharapkan kehadirannya. Oleh karena itu, Menwa merupakan kader
potensial dan aset bangsa yang keberadaan dan kiprahnya akan selalu ditunggu-
tunggu.
Dengan demikian, Menwa memiliki hak dan kewajiban yang sama serta
kedudukan yang sederajat dengan organisasi-organisasi kemahasiswaan lainnya.
Oleh karena itu ia dituntut untuk mampu mengembangkan dirinya di tengah-
tengah ketatnya kompetisi di antara organisasi kemahasiswaan yang ada. Menwa
berhakmelaksanakankegiatan-kegiatanyangsudahmerupakancirikhasnya,seperti
pendidikan olah keprajuritan yang dibarengi dengan peningkatan intelektual para
anggotanya. Kegiatan ini dapat berbentuk Latsarmil (Latihan Dasar Kemiliteran),
Pendidikan dan Latihan Perlindungan Masyarakat dan lain sebagainya. Karena
dalam hal ini, pihak perguruan tinggi tidak berhak memperlakukan diskriminatif
terhadap Menwa.
Sebagian bagian dari warga negara yang peduli terhadap bela negara, Menwa
merupakan wadah partisipasi aktif para mahasiswa khususnya dalam bidang
pertahanan dan keamanan nasional. Sebagai organisasi yang pada kegiatannya
telah dibekali latihan-latihan khusus tentang kemiliteran, Menwa dituntut
untuk berpartipipasi aktif dalam segala usaha pembelaan terhadap negara. Hal
ini juga sesuai dengan amanat UUD 1945 pasal 27 ayat 3 dan pasal 30 ayat 1.
Di samping itu juga, usaha bela negara merupakan wujud dari pelaksanaan Tri
Dharma Perguruan Tinggi dan Panca Dharma Satya Resimen Mahasiswa dalam
lingkungan masyarakat, bangsa negara Indonesia.
***
25
SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA
SISTEM INFORMASI PERTAHANAN NEGARAYANG
TERINTEGRASI DALAM MENGHADAPI PERANG
INFORMASI
Oleh: Mayjend. TNI. Hartind Asrin
Pendahuluan
PERKEMBANGAN teknologi informasi dan komunikasi saat ini
begitu pesat dan telah menyentuh hampir di setiap aspek kehidupan.
Teknologi informasi tidak hanya dipakai dalam bidang industri
ataupun ekonomi, tetapi juga dibidang pertahanan yang banyak memanfaatkan
teknologi informasi untuk proses penetapan kebijakan dan pengambilan
keputusan. Kemajuan teknologi informasi juga menggeser hakikat ancaman
yang datang dari negara (state threat) melalui penggunaan senjata pemusnah
massal menjadi kelompok (non state threat) dengan penguasaan teknologi tinggi.
Ancaman terhadap negara tidak lagi menyangkut kekuatan militer, tetapi lebih
luas spektrumnya yakni nirmiliter seperti ancaman “cyber crime”.
Sun Tzu pakar strategi China dari abad ke lima sebelum masehi
mengajarkan bahwa jenderal yang paling hebat adalah ia yang dapat mencapai
tujuan perangnya tanpa melakukan pertempuran. Berarti dapat menundukkan
musuh tanpa penggunaan kekerasan senjata. Ajaran Sun Tzu inilah yang rupanya
dikembangkan Hitler. Setelah Hitler metoda itu juga digunakan Uni Soviet dan
Partai Komunis Soviet, dan akhirnya tidak ada bangsa besar dan maju yang tidak
berusaha mempunyai kemampuan melakukan metoda itu.
Akibat dari perubahan radikal ini, maka sekarang negara besar yang
mempunyai kehendak menguasai negara kecil belum tentu akan melakukannya
dengan menggunakan kekuatan militernya secara langsung. Ia akan lebih dahulu
mengusahakan agar bangsa negara kecil dapat dibawa cara berpikir dan berpersepsi
yang sesuai dengan kepentingan negara besar. Untuk itu yang terutama digarap
adalah pikiran dan persepsi masyarakat dengan melakukan berbagai usaha yang
mengganggu, baik di bidang politik, ekonomi, maupun kebudayaan dan sosial. Ia
26
SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA
“…sangatlah strategis apabila
peran Menwa lebih memahami
ancaman pertahanan Negara
pada perang informasi saat ini
dengan jiwa dan semangat
nasionalisme dan patriotisme
di dadanya yang didapat dari
tempaan sebagai anggota Menwa
dari ancaman cyber crime yang
dapat merusak generasi muda
dalam pola pikir, tindak dan
perilakunya ”
akan berusaha menguasai media massa di negara kecil itu dan memanfaatkannya
untuk secara sistematis dan terus menerus mempengaruhi pikiran dan perasaan
masyarakat.
Rasanya di tengah perkembangan
teknologi sistem informasi yang demikian
canggih, Resimen Mahasiswa Jayakarta yang
tahun ini genap berusia 50 tahun harus
berkembang dan menjadi wadah organisasi
kemahasiswaan yang lebih peka terhadap
ancaman pertahanan negaranya terutama
perang di dunia cyber. Kenapa harus Menwa?
Dengan sesanti “
Siddha-nya” dengan makna penyempurnaan
pengabdian dengan olah keprajuritan dan
ilmu pengetahuan bukan saja pengembangan
semata tetapi lebih pada pengembangan ilmu
pengetahuannya. Di sisi lain, keberadaan
Menwa sebagai Organisasi Kemahasiswaan
tentunya tidak asing lagi dengan teknologi
sistem informasi yang berkembang saat
ini dengan bekal sebagai warga kampus dimana perkembangan teknologi
sistem informasi sudah bukan barang baru lagi dan menjadi muatan wajib pada
kurikulum perguruan tinggi diberbagai strata yang ada. Oleh karena itu, sangatlah
strategis apabila peran Menwa lebih memahami ancaman pertahanan Negara
semangat nasionalisme dan patriotisme di dadanya yang didapat dari tempaan
sebagai anggota Menwa dari ancaman cyber crime yang dapat merusak generasi
muda dalam pola pikir, tindak dan perilakunya.
Perlu diketahui, saat ini Kementerian Pertahanan Republik Indonesia
sedang membangun Sistem Informasi Pertahanan Negara atau lebih dikenal lagi
dengan istilah Sisfohanneg yang berbasis pada penyediaan data dan informasi
yang cepat, akurat, real time sehingga aman dalam proses penetapan kebijakan
keputusan. Keberadaan Sisfohanneg ini sangat penting sekali dimasa damai guna
menghadapi perang informasi seperti saat ini.
27
SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA
Kedudukan Pusat Komunikasi Publik atau Pusat Kompublik yang berfungsi
sebagai perumusan dan pelaksanaan kebijakan pelaksanaan teknis di bidang
informasi pertahanan memegang peranan cukup penting dalam perang informasi
di era damai seperti saat ini. Diperlukan percepatan pengolahan informasi yang
didukung dengan tenaga-tenaga yang mampu merespon setiap kejadian atau
informasi yang berkembang di segala aspek kehidupan masyarakat saat ini.
Sistem Informasi Pertahanan Negara.
Informasi merupakan aset yang strategis bagi setiap organisasi. Inilah
yang menyebabkan mengapa banyak pemerintahan ataupun badan tertentu
menghabiskan jutaan bahkan miliaran dollar untuk mendapatkan informasi
mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan ancaman potensial bagi keamanan
mereka. Tanpa informasi yang tepat dapat menyebabkan kegagalan khususnya
dalam bidang pertahanan, sehingga kemampuan untuk menyediakan informasi
potensial merupakan faktor yang sangat menentukan dari kekuatan pertahanan
suatu negara.
Secara garis besar Sisfohanneg merupakan integrasi data internal dan
eksternal dalam jaringan komunikasi data (komta) yang terdiri dari data internal
strategi pertahanan (Strahan) perencanaan pertahanan (Renhan), kekuatan
pertahanan (Kuathan), potensi pertahanan (Pothan), dan sarana pertahanan
(Ranahan) serta terintegrasi pula dengan data eksternal yang berasal dari ketiga
angkatan militer (AD, AL, AU)
Adapun prioritas pengembangan Sisfohanneg dibagi dalam 5 (lima)
prioritas yakni (1) Sistem jaringan komunikasi data, (2) Sistem Aplikasi, (3) Up
dating data secara online, (4) sistem keamanan data/sandi dan (5) pembinaan
sumber daya manusia (SDM) bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
1. Sistem Jaringan Komunikasi Data.
Gelar jaringan komunikasi data hingga tahun 2014 nanti mencakup seluruh
bidang di lingkungan kerja Kemhan dan instansi pemerintahan lainnya yang relatif
negara. Diharapkan dengan terbangun jaringan komunikasi data ini maka akan
terjadi percepatan arus informasi secara dua arah (two ways).
2. Sistem Aplikasi
Dalam pengembangan aplikasi Sisfohanneg menitik beratkan pada
28
SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA
dan matriks disajikan dalam digital dashboard untuk memudahkan pimpinan dalam
proses pengambilan keputusan strategis. Selain itu dikembangkan pula sistem
Geograpic Information System
(GIS) yang saat ini telah mencakup 3 (tiga) satker yaitu Strahan (Pos Pamtas,
ALKI, Pulau Terluar, Garis Perbatasan); Pothan (Batas Kodam, Batas Korem,
Batas Kodim) dan Kuathan (Gelar pasukan TNI-AD, TNI-AL, TNI-AU).
3. Updating Data On Line.
Bagian yang terpenting dari suatu sistem informasi adalah ketersediaan
data. Data tersebut harus disajikan secara cepat dan akurat serta terintegrasi
satu dengan yang lainnya untuk menghasilkan informasi penting untuk proses
penetapan kebijakan serta pengambilan keputusan. Data yang diolah bukan hanya
data terstruktur saja namun juga data tak struktur. Adapun jenis data meliputi
data Renhan (APBN), Strahan (daerah perbatasan, pos Pamtas, pulau terluar
hingga kesiapan tempur), Kuathan (personil TNI dan PNS, alutsista hingga
Pangkalan TNI-AL & Sipil), Pothan (Produksi Pangan & Palawija, Rumkit Sipil,
Personil Medis Paramedis Sipil, hingga stasiun radio dan TV), Ranahan (Industri
Pertahanan, Kontrak Pengadaan Alutsista KE/Non KE, Kelaikan Materil &
Kelaikan Instruktur, Materil Kontrak & Negara Supplier
Terrain/Citra Satelit, Pulau Terluar, Perbatasan.
Kesemua data tersebut diatas terintegrasi pula dengan data yang dimiliki
oleh Markas Besar (AD, AL, AU) serta instansi lain yang terhubung dalam jaringan
komunikasi data Sisfohanneg, sehingga updating data dapat dilakukan secara
online. Dari sisi integrasi sistem, teknologi informasi membuat kompleksitas
pada organisasi pertahanan lebih berat dari pada sebelumnya. Kompleksitas ini
dapat diatasi dengan menggunakan piranti lunak yang dirancang untuk keperluan
tersebut, terutama piranti lunak Data Base. Dengan demikian integrasi sistem
dalam organisasi militer menjadi lebih baik.
4. Sistem Keamanan Data/Sandi.
Saat ini ancaman terhadap negara tidak lagi menyangkut kekuatan
militer, tetapi lebih luas spektrumnya yakni nirmiliter seperti ancaman cyber crime.
Karena itu, sistem keamanan pada sistem informasi negara sangat diperlukan.
29
SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA
Hal tersebut pula yang menjadi dasar untuk membangun Sisfohanneg yang aman
dari gangguan-gangguan dalam dan luar. Dan salah satu fokus pembangunan
Sisfohanneg adalah sistem keamanan data. Selain perangkat keras dan lunak
dibutuhkan juga tenaga-tenaga Teknologi Informasi (TI) terdidik yang mampu
mendeteksi secara cepat ancaman/gangguan terhadap Sisfohanneg.
Wall Street Journal edisi 31 Mei lalu, melansir pemberitaan bahwa
Pentagon menyatakan jika aksi pengrusakan komputer suatu negara merupakan
tindakan perang. Ini merupakan kebijakan resmi pertama yang dikeluarkan
Pentagon mengenai strategi perang internet dan diperkirakan bagian non-
rahasia dari kebijakan tersebut diumumkan Juni. Pada batas tertentu, Pentagon
berencana memanfaatkan kebijakan ini untuk memperingatkan musuh potensial,
agar menyadari konsekuensi bila coba menyerang AS melalui internet. Seorang
pejabat militer mengatakan, jika seseorang memutus jaringan listrik kami,
mungkin kami akan menjatuhkan sebuah rudal ke cerobong asapnya. Strategi
tersebut mengindikasikan bahwa pihak AS telah mulai menjajaki pengaruh
internet terhadap keamanan dunia. Dengan situasi ini, ancaman peretas terhadap
reaktor nuklir, kereta bawah tanah atau pipa pengiriman minyak milik AS dapat
diumpamakan sebagai ancaman dari pasukan militer suatu negara terhadap
infrastruktur tersebut.
Dari uraian tersebut diatas jelas bahwa ancaman pencurian dan
pengrusakan data sudah menjadi ancaman yang dapat menyulut api peperangan.
Oleh karena itu Sisfohanneg juga memfokuskan pembangunan sistem keamanan
data sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini.
5. Pembinaan SDM TIK
Dengan adanya implementasi Sisfohanneg maka sebagai konsekuensinya
akan merubah cara kerja organisasi saat ini memerlukan SDM yang handal,
untuk mengoperasionalkan teknologi yang cukup canggih. Dibutuhkan
transfer pengetahuan (transfer knowledge) dari pengembang sistem atau pemasok
teknologi kepada SDM yang telah disiapkan sebelumnya secara kontinyu dan
berkesinambungan. Hal ini untuk menjamin kemampuan SDM yang siap terhadap
perubahan-perubahan teknologi yang sangat cepat seperti saat ini. Pembinaan
SDM menjadi bagian integral dari pembangunan Sisfohanneg.
30
SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA
Perang Informasi.
Masih hangat dalam ingatan kita peristiwa pemberontakan rakyat Libya
media informasi sangat vital kala itu. Dalam tulisannya di erabaru.net (Rabu,
24/8/11) Aron Lamn menulis ”Perang Informasi mengamuk di Libya”, pasukan
serangan informasi satu sama lainnya dengan tujuan mencari dukungan kepada
rakyat Libya dan dunia internasional. Facebook, Twitter, dan SMS menjadi sarana
favorit untuk menyampaikan ajakan-ajakan hasutan, dan informasi kepada rakyat
Libya secara cepat dan murah. Hal tersebut terjadi pula dalam kerusuhan yang
baru-baru ini terjadi di Inggris. Kembali media sosial menjadi sarana untuk
menyampaikan pesan-pesan kepada para perusuh.
Dari hal tersebut di atas nampak perubahan radikal dibidang perang
informasi. Sekarang negara besar yang mempunyai kehendak menguasai negara
kecil belum tentu akan melakukannya dengan menggunakan kekuatan militernya
secara langsung. Ia akan terlebih dahulu mengusahakan agar bangsa negara kecil
dapat dibawa cara berpikir dan berpersepsi yang sesuai dengan kepentingan negara
besar. Untuk itu yang utama digarap adalah pikiran dan persepsi masyarakat
dengan melakukan berbagai usaha yang menggangu, baik dibidang politik,
ekonomi, kebudayaan dan sosial. Ia akan berusaha menguasai media massa di
negara kecil itu dan memanfaatkannya untuk secara sistematis dan terus menerus
mempengaruhi pikiran dan perasaan masyarakat.
Saat ini adalah zaman informasi kecepatan tinggi. Teknologi informasi
sudah berkembang sedemikian rupa yang membuat suatu informasi, baik berupa
berita, analisa ataupun pandangan segera sampai di hadapan kita dalam hitungan
detik. Setiap tempat di dunia seolah hanya berjarak sejengkal dari tempat kita
duduk atau berdiri. Setiap orang juga terhubung dalam suatu jaringan informasi.
Jarak saat ini bukan lagi suatu masalah, setiap orang di manapun dia akan selalu
dapat dihubungi dan akan selalu dapat menerima berbagai macam informasi
baik berupa berita, analisa ataupun pandangan seseorang, dan menjadi sangat
penting untuk diketahui. Kita tidak lagi bisa menutup mata dan telinga, kehidupan
sekarang memang sangat dipengaruhi oleh informasi yang kita terima. Banyak
media, baik radio, televisi, internet, ataupun jejaring sosial yang menyediakan dan
memberikan informasi untuk masyarakat dunia. Semua itu akan masuk ke otak
kita untuk mempengaruhi pikiran, membuat kita senang, menyentuh perasaan,
31
SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA
ataupun akan menimbulkan rasa takut.
Informasi yang tersedia tidak semuanya baik untuk diterima, tidak semua
bertujuan mulia, dan tidak semuanya benar. Ini adalah perang informasi. Semua
informasi bercampur aduk, orang yang benar akan menyampaikan kebenaran
dan orang yang tidak baik akan menyampaikan segala kebohongan. Orang akan
membuat berita dan analisa sesuai dengan kepentingannya. Untuk itu, karena
banyaknya informasi yang tersedia, kita perlu mengetahui sumber dan inti dari
suatu informasi. Sumber informasi penting untuk kita ketahui, agar kita menilai
apakah sumber tersebut adalah benar, sumber yang netral ataukah sumber yang
punya kepentingan.
Mengintegrasikan Informasi Pertahanan Menghadapi Perang Informasi.
Internet pada awalnya merupakan jaringan komputer yang dibentuk oleh
Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969, melalui proyek ARPA
atau ARPANET (Advanced Research Project Agency Network). Program berbasis
komunikasi data ini bertujuan menghubungkan para periset ke pusat-pusat
komputer, sehingga dapat bersama-sama memanfaatkan sarana komputer, seperti
disk space, data base dan lain-lain. Selain itu, proyek tersebut juga membuat
sistem jaringan komunikasi antar komputer yang tersebar didaerah-daerah vital.
Hal ini penting untuk menghindari terjadinya informasi terpusat, yang apabila
terjadi perang dapat mudah dihancurkan.
Internet Protocol (IP) memegang peranan penting dalam jaringan sistem
informasi karena bisa menghubungkan komunikasi dari darat, laut, udara,
maupun luar angkasa. IP juga memiliki kemampuan untuk membuat bermacam-
macam sistem komunikasi. Karena itu meskipun menggunakan sistem yang saling
tidak kompatibel namun antara yang satu dengan yang lain tetap dapat saling
berkomunikasi.
Kemajuan TI berimplikasi pada pergeseran paradigma memenangkan
perang. Pada awalnya, cukup dengan konsep Komando dan Kendali (Kodal/
K2), yang pada prinsipnya merupakan hubungan intern antara komandan
dengan anak buahnya dalam tugas operasi. Namun kemudian komunikasi dengan
satuan lain dalam suatu operasi menjadi keharusan sehingga lahir konsep baru
yaitu Komando, Kendali dan Komunikasi (K3). Dengan teknologi komunikasi
yang semakin mutakhir, maka ditambahkan keterangan atau data intelijen
(K3I). Informasi yang akurat dan strategis memang menjadi faktor yang sangat
32
SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA
menentukan bagi kekuatan pertahanan suatu negara. Sebab informasi merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari komando dan kendali yang merupakan kunci
setiap operasi.
Informasi menjadi dasar pembuatan kebijakan atau untuk menyusun
strategi dalam menghadapi ancaman yang ada. Taktik brilian untuk menggempur
lawan tidak akan terlahir tanpa adanya informasi yang lengkap, akurat, dan cepat.
Untuk itu, siapapun kita, informasi apapun yang diterima, pastikan dan pahami
dengan baik. Kita jangan hanya membaca kesimpulan atau rekomendasi saja,
tetapi pelajari secara keseluruhan dari informasi yang kita terima.
Ancaman terhadap negara tidak lagi menyangkut kekuatan militer, tetapi
lebih luas spektrumnya yakni nirmiliter seperti halnya “cyber crime”. Oleh karena
itu, memahami perkembangan sistem teknologi informasi terutama memahami
bagaimana proteksi sistem yang ada. Kementerian Pertahanan telah punya
Lembaga Sandi Negara yang tugasnya memberikan proteksi pada sistem informasi
negara yang dikembangkan, sehingga mampu memproteksi sistem pertahanan
negara dari ancaman peretas dari luar yang teknologinya lebih maju. Ke depan,
tidak hanya sistem informasi, tetapi seluruh sensor dan sistem persenjataan dapat
terhubung secara penuh dalam sebuah lingkungan perencanaan, penaksiran, dan
pelaksanaan yang terintegrasi untuk mengimplementasikan kebijakan maupun
strategi di lapangan.
Marilah kita bersama-sama dengan ancaman perang yang modern yang
begitu menakutkan melalui perang cyber, diulang tahun Menwa ke 50 tahun ini
kita tingkatkan kewaspadaan kita demi terciptanya Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang Damai, Aman, Makmur dan Sejahtera. Dirgahayu Menwa
Jayakarta ke 50 tahun, Jayalah selalu demi pengabdian terbaik bagi Nusa dan
Bangsa Indonesia yang kita cintai.
***
33
SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA
MENWA POTENSI PERTAHANAN YANG TERABAIKAN
Oleh: Letkol.Inf. Rachmad PS,S.IP,.M.Si
Mahasiswa Indonesia, seperti juga mahasiswa di negara-negara lain
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat bangsa,
khususnya dari golongan pemuda. Kemajuan-kemajuan yang dicapai
melukiskan kemajuan bangsa, prestasinya adalah prestasi bangsa.
Sebaliknya jika universitas dan mahasiswa mundur, itu juga merupakan
pencerminan yang jelas dari masyarakat bangsa.
PADA hampir semua belahan dunia, mahasiswa selalu menjadi
unsur yang sangat penting dari perkembangan bagsa dan negara.
Mahasiswa dipandang sebagai angkatan muda yang paling banyak
memberikan harapan hari depan. Mahasiswa memiliki dinamika, militansi,
keberanian, kejujuran, kerelaan berkorban. Ada satu lagi kekhususan mahasiswa,
yaitu memiliki kecerdasan otak dan kemampuan berpikir tinggi yang didapatnya
dari pendidikan-pendidikan sebelumnya secara berturut-turut. Artinya perbedaan
yang ada hanyalah pada pendidikan, yang menyebabkan mahasiswa berpikir secara
ilmiah dari yang bukan mahasiswa. Dengan kelebihannya ini mahasiswa bisa
menjadi agent of change di kalangan masyarakat yang ada di sekitarnya, demikian
halnya jika mahasiwa turut terlibat dalam permasalahan bangsa dan negara,
termasuk di dalam upaya bela negara mahasiswa yang bernaung di dalam lembaga
Resimen Mahasiswa (Menwa).
Tradisi perjuangan
Resimen Mahasiswa lahir dari sebuah sejarah panjang dengan tradisi yang
terbangun dari tradisi yang hidup dalam masyarakat. Pertama adalah tradisi
nasional adalah tradisi tentara pelajar pejuang, yaitu tradisi Tentara Pelajar
(TP) dan Corps Mahasiswa (CP), yaitu tradisi meninggalkan bangku sekolah
untuk berjuang di bidang pertahanan negara. Resimen Mahasiswa lahir dari
34
SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA
suasana negara yang tidak menentu pada akhir tahun 1950-an, suasana perang
kemerdekaan juga masih mewarnai semangat pemuda/mahasiswa saat itu. Dalam
suasana seperti ini, berbagai organisasi pemuda, pelajar dan mahasiswa yang ada
saat itu tumbuh dengan semangat “Perang Kemerdekaan”. Tidak heran jika waktu
itu wajib latih militer menjadi bagian kehidupan pemuda, pelajar dan mahasiswa.
Terutama bagi mereka yang tergabung dalam berbagai organisasi mobilisasi massa
seperti Tentara Pelajar dan Corps Mahasiswa yang menjadi cikal bakal Menwa.
Keberadaan Menwa di kampus sebagai potensi pertahanan negara cukup
eksisdenganberbagaipayunghukumyangmelindunginyaselamaini.SkepBersama
oleh Menteri Perguruan Tinggi Ilmu Pengetahuan (PTIP) dan Wanpa Hankam
yang menggambarkan pokok pikiran pada masa itu, yaitu Nomor M/A/20/
1963 tentang Wajib Latih Mahasiswa (Walawa) dan pembentukan Menwa. Dua
tahun kemudian ke luar Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Menko Hankam
dan Menteri PTIP Nomor : M/A/165/1965 dan Nomor 2/ PTP/1965 tentang
Organisasi dan Prosedur Resimen mahasiswa. Tahun 1975, dikeluarkanlah SKB
tiga menteri tentang pembinaan organisasi Resimen Mahasiswa dalam rangka
mengikutsertakan rakyat dalam pembelaan negara. Keputusan itu pertama kali
dimuat dalam SKB Menhankam Pangab/Mendikbud/Mendagri No. Kep/39/
XI/1975, 0246a/U/1975, 247/A/1975 tanggal 11 November 1975. Sedangkan
Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan Organisasi Menwa baru dikeluarkan tanggal
19 Januari 1978 dalam SKB Menhankam/Pangab Nomor Kep/021/1978, 05a/
U/1978, 17A/1978.
Perlu revitalisasi payung hukum
Seiring dengan semakin banyaknya kritik tentang Menwa, pemerintah
pada tanggal 11 Desember 1994 kembali menerbitkan Surat Keputusan Bersama
(SKB) tentang pembinaan Menwa. Pemerintah memandang bahwa Menwa
masih dianggap fungsional, dan SKB ini sebenarnya hanya meneruskan SKB
yang ada sebelumnya. Namun ada perbedaan mendasar dari SKB 1994 ini adalah
menyangkut tanggung jawab pembinaan, dimana dalam SKB 1994 Menwa secara
tegas dinyatakan sebagai Rakyat Terlatih. Memasuki era reformasi dan menguatnya
tuntutan pembubaran Menwa, maka dalam sebuah rapat Pembantu Rektor III
Perguruan Tinggi se-Indonesia pada pertengahan Mei 2000, diputuskan untuk
meninjau kembali keberadaan Menwa. Namun mengingat pentingnya peran
Menwa di kampus, terlebih perannya dalam menanamkan wawasan kebangsaan,
35
SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA
khususnya bela negara di kalangan pemuda/mahasiswa, maka keberadaan
Menwa tetap dipertahankan dengan menyesuaikan perubahan paradigma yang
berkembang. Hal ini selanjutnya tertuang dalam Surat Keputusan Bersama
(SJB) Menhan Nomor : KB/14/M/X/2000, Mendagri dan Otda Nomor : 6/U/
KB/200 dan Mendiknas Nomor : 39 A TAHUN 2000 tentang Pembinaan dan
Pemberdayaan Resimen Mahasiswa.
Surat Keputusan Bersama tahun 2000 tentang Pembinaan dan
Pemberdayaan Resimen Mahasiswa adalah aturan terakhir yang mengatur tentang
Menwa, dimana SKB masih mengacu pada Undang Undang No. 20 tahun
1982 tentang Pokok Pokok Pertahanan Negara sebagai “rohnya”. Namun “roh”
dari Surat Keputusan Bersama tahun 2000 tersebut saat ini telah hilang seiring
bergantinya UU Pertahanan, yaitu UU No. 3 tahun 2002 tentang Pertahanan
Negara. SKB tahun 2000 seharusnya direvisi kembali dengan mengacu pada UU
Pertahanan yang baru, yaitu UU No. 3 tahun 2002. Terjadi kegamangan dalam
pembinaan Menwa, dan sangat beralasan jika Menwa saat ini kehilangan pijakan
payung hukum, karena SKB yang mengaturnya sendiri telah kehilangan “roh”
terkait UU Pertahanan yang melandasinya. Oleh karena itu revitalisasi payung
hukum menyangkut pembinaan Menwa menjadi sesuatu yang harus segera
dilakukan saat ini, sehingga peran dan fungsi Menwa ke depan bisa lebih tertata,
terutama mengatur kontribusi Menwa dalam upaya bela negera.
Harus survive dalam situasi apapun
Menwa lahir dari sebuah sejarah panjang Indonesia dalam menghadapi
berbagai ancaman baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Harus diakui
bahwa keberadaan organisasi Menwa sempat mengalami pasang surut sesuai
dinamikaperkembangansituasipolitikIndonesia. Menwaberkembangdarisebuah
organisasi yang didasarkan pada kesadaran bela negara di kalangan kampus yang
sangat berpengaruh pada masa Orde Baru, hingga munculnya berbagai tuntutan
pembubaran seiring gelombang reformasi. Saat itu banyak kalangan menganggap
Menwa terlalu dekat dengan militer (bahkan dituduh sebagai kaki tangan militer
di kampus), sehingga tidak sesuai dengan semangat demokrasi yang dibangun di
kampus. Ini adalah tantangan yang bukan hanya harus dihadapi Menwa, tetapi
juga oleh para penyelenggara negara yang berhubungan langsung dengan Menwa.
Sebagai lembaga intra kampus yang mengabdikan diri di bidang bela negara,
Menwa jelas tidak dapat membangun dirinya sendiri tanpa adanya dukungan dari
36
SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA
“Yang penting saat ini bagi
Menwa adalah terus berkarya
memberikan subangan nyata
untuk kepentingan negara
dan masyarakat, sehingga
keberadaan Menwa bisa
memberikan menfaat bagi
masyarakat sekelilingnya.
Yakinkan bahwa setiap
kegiatan positif yang
dilakukan Menwa akan
senantiasa mendapatkan
apresiasi dari masyarakat
maupun pemerintah ”
pihak-pihak terkait, khususnya dari Kemendiknas dan Kemenhan.
Mencermati perkembangan Menwa dan perubahan paradigma politik
di tanah air, ada kecenderungan bahwa eksisensi Menwa semakin surut di
banyak perguruan tinggi, baik dilihat dalam
pola pembinaan, jumlah anggota, aktivitas
kegiatan, peran maupun dukungan dari
instansi terkait. Kondisi ini memang kurang
menguntungkan untuk perkembangan
Menwa, namun realitas ini harus dihadapi
Menwa dengan terus melakukan langkah-
langkah yang bisa dilakukan untuk
memelihara eksistensi Menwa sebagai potensi
bela negara di kalangan generasi muda,
tanpa harus menunggu adanya kejelasan
payung hukum. Yang penting saat ini bagi
Menwa adalah terus berkarya memberikan
subangan nyata untuk kepentingan negara
dan masyarakat, sehingga keberadaan Menwa
bisa memberikan menfaat bagi masyarakat
sekelilingnya. Yakinkan bahwa setiap
kegiatan positif yang dilakukan Menwa akan
senantiasa mendapatkan apresiasi dari masyarakat maupun pemerintah.
Kegiatan positif Menwa seperti keikutsertaan dalam penanggulangan
bencana alam, pelibatan dalam SAR, aktivitas di bidang bela negara dsb, sejauh
ini telah mengangkat nama Menwa dan semakin meyakinkan bahwa keberadaan
Menwa memang diperlukan. Sebenarnya masih banyak institusi yang peduli
dengan Menwa mereka siap untuk mendorong Menwa bergerak maju, tinggal
bagaimana Menwa menangkap momentum ini. Sebagai prajurit Kopassus, penulis
merasakan bahwa Kopassus selama ini sangat peduli dengan Menwa, sejumlah
kegiatan Menwa telah dilaksanakan dan difasilitasi oleh Kopassus. Berbagai
kursus seperti Suskalak dan Suskapin Menwa yang terhenti pelaksanaannya sejak
reformasi berhasil dilaksanakan di Kopassus, bahkan sudah 2 kali dilaksanakan
(tahun 2007 dan 2012). Menwa juga diikutsertakan dalam kegiatan berskala
nasional seperti ekspedisi Bukit Barisan (tahun 2011) dan ekspedisi Katulistiwa
(tahun 2012) serta ekspedisi NKRI Koridor Sulawesi (tahun 2013).
37
SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA
Menjadi penting kiranya bahwa Menwa harus terus berkarya dan
menunjukkan kepada pihak luar, bahwa dalam situasi apapun Menwa akan selalu
memberikan sumbangsih nyata untuk kemajuan negara. Widya Castrena Dharma
Siddha.
***
38
SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA
HARAPAN DAN TANTANGAN MENWA DI MASA DEPAN
Oleh: Erwin H. Al-Jakartaty, M.Si
Pendahuluan
SETELAH sekitar 14 tahun perjalanan kebangsaan kita pasca gerakan
reformasi nasional yang dipelopori kalangan mahasiswa tahun 1998,
kondisi bangsa ini sebenarnya belum beranjak jauh dari keterpurukan.
Meskisecaraekonomiadasedikitperbaikan,namundalamkondisimoralmasihjauh
dari harapan, hal ini dapat dilihat dari tingginya angka korupsi diberbagai tingkatan
jabatan publik dari para penyelenggara pemerintahan. Kebudayaan nasional juga
mengalami degradasi di tengah serbuan budaya pop dunia, aspek pertahanan
keamanan pun meski ada penambahan sejumlah alutsista, secara umum masih
melemah, rasa persatuan nasional belum membulat dengan masih terdapatnya
reformasi hanyalah kemajuan dalam berdemokrasi, itu pun masih dengan catatan
merah bahwa demokrasi yang dijalankan acapkali kebablasan, semisal chaos yang
suka terjadi mengiringi kekalahan satu kandidat terhadap lawannya dalam suatu
pemilihan kepala daerah.
Dalam tulisan ini, gambaran diparagraf awal menyiratkan bahwa hal
serius yang telah tereduksi selama berjalannya orde reformasi adalah telah terjadi
suatu kealpaan bagi bangsa ini untuk meningkatkan wawasan kebangsaan dengan
salah satunya memiliki kesadaran bela Negara. Padahal dalam konteks penguatan
nasionalisme, peningkatan kesadaran bela Negara merupakan bagian penting
dari Ketahanan Nasional yang berfungsi untuk meningkatkan moral bangsa.
Motif moral ini menjadi gambaran kecerdasan sosial dalam wujud kemampuan
untuk mengamati dan mengawasi kondisi ancaman terhadap bangsa secara
komprehensif. Kemampuan ini berguna untuk menumbuhkan partisipatif warga
Negara dalam wujud kemampuan melakukan kontrol sosial yang dilandasi dengan
nilai moral kebangsaan. Ditengah tantangan yang sulit itu, sebenarnya masih ada
39
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta
200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta

More Related Content

What's hot

Surat keterangan untuk mendapatkan akta kelahiran
Surat keterangan untuk mendapatkan akta kelahiranSurat keterangan untuk mendapatkan akta kelahiran
Surat keterangan untuk mendapatkan akta kelahiranOperator Warnet Vast Raha
 
Sk penetapan tp.pkk
Sk penetapan tp.pkkSk penetapan tp.pkk
Sk penetapan tp.pkkAbdul Kohar
 
Berita acara pemilihan
Berita acara pemilihanBerita acara pemilihan
Berita acara pemilihanWira Yulna
 
Data pengalaman perusahaan
Data pengalaman perusahaanData pengalaman perusahaan
Data pengalaman perusahaanLaode Sultani
 
28 sept, sambutan bupati wonosobo pelantikan mui, dmi, icmi, badko lpq sukoharjo
28 sept, sambutan bupati wonosobo pelantikan mui, dmi, icmi, badko lpq sukoharjo28 sept, sambutan bupati wonosobo pelantikan mui, dmi, icmi, badko lpq sukoharjo
28 sept, sambutan bupati wonosobo pelantikan mui, dmi, icmi, badko lpq sukoharjoShintaDevi11
 
Proposal pembangunan jembatan
Proposal pembangunan jembatanProposal pembangunan jembatan
Proposal pembangunan jembatanbisri_makmur
 
20 sept, sambutan bupati wonosobo pengukuhan ketua dan pengurus korpri
20 sept, sambutan bupati wonosobo pengukuhan ketua dan pengurus korpri20 sept, sambutan bupati wonosobo pengukuhan ketua dan pengurus korpri
20 sept, sambutan bupati wonosobo pengukuhan ketua dan pengurus korpriShintaDevi11
 
Contoh sk-pokjanal-desa pdf
Contoh sk-pokjanal-desa pdfContoh sk-pokjanal-desa pdf
Contoh sk-pokjanal-desa pdfSuwondo Chan
 
Contoh surat keluar masuk
Contoh surat keluar masukContoh surat keluar masuk
Contoh surat keluar masukAris Dananto
 
Sk pokja profil desa
Sk pokja profil desaSk pokja profil desa
Sk pokja profil desaAbdul Kohar
 
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Desa Bersih Narkoba
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Desa Bersih NarkobaPetunjuk Teknis Pelaksanaan Desa Bersih Narkoba
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Desa Bersih NarkobaAntiNarkoba.com
 
Hasil keputusan rapat rt 03
Hasil keputusan rapat rt 03Hasil keputusan rapat rt 03
Hasil keputusan rapat rt 03Ikhsan Arvis
 
Berita acara mus. dusun
Berita acara mus. dusunBerita acara mus. dusun
Berita acara mus. dusungalaxytoto
 
Proposal Ultah NTB
Proposal Ultah NTBProposal Ultah NTB
Proposal Ultah NTBAdhy Lektra
 

What's hot (20)

Surat keterangan untuk mendapatkan akta kelahiran
Surat keterangan untuk mendapatkan akta kelahiranSurat keterangan untuk mendapatkan akta kelahiran
Surat keterangan untuk mendapatkan akta kelahiran
 
Sk penetapan tp.pkk
Sk penetapan tp.pkkSk penetapan tp.pkk
Sk penetapan tp.pkk
 
Berita acara pemilihan
Berita acara pemilihanBerita acara pemilihan
Berita acara pemilihan
 
Data pengalaman perusahaan
Data pengalaman perusahaanData pengalaman perusahaan
Data pengalaman perusahaan
 
28 sept, sambutan bupati wonosobo pelantikan mui, dmi, icmi, badko lpq sukoharjo
28 sept, sambutan bupati wonosobo pelantikan mui, dmi, icmi, badko lpq sukoharjo28 sept, sambutan bupati wonosobo pelantikan mui, dmi, icmi, badko lpq sukoharjo
28 sept, sambutan bupati wonosobo pelantikan mui, dmi, icmi, badko lpq sukoharjo
 
Sk.TPK dan Panwas
Sk.TPK dan PanwasSk.TPK dan Panwas
Sk.TPK dan Panwas
 
Proposal pembangunan jembatan
Proposal pembangunan jembatanProposal pembangunan jembatan
Proposal pembangunan jembatan
 
Surat permohonan komputer
Surat permohonan komputerSurat permohonan komputer
Surat permohonan komputer
 
20 sept, sambutan bupati wonosobo pengukuhan ketua dan pengurus korpri
20 sept, sambutan bupati wonosobo pengukuhan ketua dan pengurus korpri20 sept, sambutan bupati wonosobo pengukuhan ketua dan pengurus korpri
20 sept, sambutan bupati wonosobo pengukuhan ketua dan pengurus korpri
 
Contoh sk-pokjanal-desa pdf
Contoh sk-pokjanal-desa pdfContoh sk-pokjanal-desa pdf
Contoh sk-pokjanal-desa pdf
 
Contoh surat keluar masuk
Contoh surat keluar masukContoh surat keluar masuk
Contoh surat keluar masuk
 
SK KARANG TARUNA.doc
SK KARANG TARUNA.docSK KARANG TARUNA.doc
SK KARANG TARUNA.doc
 
Sk pokja profil desa
Sk pokja profil desaSk pokja profil desa
Sk pokja profil desa
 
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Desa Bersih Narkoba
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Desa Bersih NarkobaPetunjuk Teknis Pelaksanaan Desa Bersih Narkoba
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Desa Bersih Narkoba
 
Surat permohonan perbaikan deker laiworu
Surat permohonan perbaikan deker laiworuSurat permohonan perbaikan deker laiworu
Surat permohonan perbaikan deker laiworu
 
Hasil keputusan rapat rt 03
Hasil keputusan rapat rt 03Hasil keputusan rapat rt 03
Hasil keputusan rapat rt 03
 
Berita acara mus. dusun
Berita acara mus. dusunBerita acara mus. dusun
Berita acara mus. dusun
 
PROPOSAL PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU 1.docx
PROPOSAL PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU 1.docxPROPOSAL PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU 1.docx
PROPOSAL PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU 1.docx
 
Proposal pembangunan jembatan kampung
Proposal pembangunan jembatan kampung Proposal pembangunan jembatan kampung
Proposal pembangunan jembatan kampung
 
Proposal Ultah NTB
Proposal Ultah NTBProposal Ultah NTB
Proposal Ultah NTB
 

Viewers also liked

Pedoman Disiplin & Etika Resimen Mahasiswa
Pedoman Disiplin & Etika Resimen MahasiswaPedoman Disiplin & Etika Resimen Mahasiswa
Pedoman Disiplin & Etika Resimen MahasiswaMuhammad Rizki Ardyan
 
Pedoman disiplin etika menwa
Pedoman disiplin etika menwaPedoman disiplin etika menwa
Pedoman disiplin etika menwamenwakepri
 
Kejiwaan Korps Menwa Indonesia
Kejiwaan Korps Menwa IndonesiaKejiwaan Korps Menwa Indonesia
Kejiwaan Korps Menwa IndonesiaBima Hermastho
 
Pengambilan Keputusan di Menwa
Pengambilan Keputusan di MenwaPengambilan Keputusan di Menwa
Pengambilan Keputusan di MenwaBima Hermastho
 
Membangun Korps Menwa Indonesia
Membangun Korps Menwa IndonesiaMembangun Korps Menwa Indonesia
Membangun Korps Menwa IndonesiaBima Hermastho
 
Kreativitas Pendanaan Satuan Menwa
Kreativitas Pendanaan Satuan MenwaKreativitas Pendanaan Satuan Menwa
Kreativitas Pendanaan Satuan MenwaBima Hermastho
 
Korps Menwa (Resimen Mahasiswa) Menjawab Tantangan Global
Korps Menwa (Resimen Mahasiswa) Menjawab Tantangan GlobalKorps Menwa (Resimen Mahasiswa) Menjawab Tantangan Global
Korps Menwa (Resimen Mahasiswa) Menjawab Tantangan GlobalBima Hermastho
 
Module Kepemimpinan Korps Menwa Indonesia
Module Kepemimpinan Korps Menwa IndonesiaModule Kepemimpinan Korps Menwa Indonesia
Module Kepemimpinan Korps Menwa IndonesiaBima Hermastho
 

Viewers also liked (8)

Pedoman Disiplin & Etika Resimen Mahasiswa
Pedoman Disiplin & Etika Resimen MahasiswaPedoman Disiplin & Etika Resimen Mahasiswa
Pedoman Disiplin & Etika Resimen Mahasiswa
 
Pedoman disiplin etika menwa
Pedoman disiplin etika menwaPedoman disiplin etika menwa
Pedoman disiplin etika menwa
 
Kejiwaan Korps Menwa Indonesia
Kejiwaan Korps Menwa IndonesiaKejiwaan Korps Menwa Indonesia
Kejiwaan Korps Menwa Indonesia
 
Pengambilan Keputusan di Menwa
Pengambilan Keputusan di MenwaPengambilan Keputusan di Menwa
Pengambilan Keputusan di Menwa
 
Membangun Korps Menwa Indonesia
Membangun Korps Menwa IndonesiaMembangun Korps Menwa Indonesia
Membangun Korps Menwa Indonesia
 
Kreativitas Pendanaan Satuan Menwa
Kreativitas Pendanaan Satuan MenwaKreativitas Pendanaan Satuan Menwa
Kreativitas Pendanaan Satuan Menwa
 
Korps Menwa (Resimen Mahasiswa) Menjawab Tantangan Global
Korps Menwa (Resimen Mahasiswa) Menjawab Tantangan GlobalKorps Menwa (Resimen Mahasiswa) Menjawab Tantangan Global
Korps Menwa (Resimen Mahasiswa) Menjawab Tantangan Global
 
Module Kepemimpinan Korps Menwa Indonesia
Module Kepemimpinan Korps Menwa IndonesiaModule Kepemimpinan Korps Menwa Indonesia
Module Kepemimpinan Korps Menwa Indonesia
 

Similar to 200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta

PKN KELAS 8
PKN KELAS 8 PKN KELAS 8
PKN KELAS 8 Pakdahli
 
Profile menwa lengkap
Profile menwa lengkapProfile menwa lengkap
Profile menwa lengkapmenwakepri
 
PARIWISATADANKETAHANANNASIONALPercepatanPembangunanPendidikanVokasiBidangPari...
PARIWISATADANKETAHANANNASIONALPercepatanPembangunanPendidikanVokasiBidangPari...PARIWISATADANKETAHANANNASIONALPercepatanPembangunanPendidikanVokasiBidangPari...
PARIWISATADANKETAHANANNASIONALPercepatanPembangunanPendidikanVokasiBidangPari...AndriWibisonoSHMSi
 
MAKALAH KEMERDEKAAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SEBAGAI BAGIAN DARI HAK WARGA NEGAR...
MAKALAH KEMERDEKAAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SEBAGAI BAGIAN DARI HAK WARGA NEGAR...MAKALAH KEMERDEKAAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SEBAGAI BAGIAN DARI HAK WARGA NEGAR...
MAKALAH KEMERDEKAAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SEBAGAI BAGIAN DARI HAK WARGA NEGAR...Lisca Ardiwinata
 
Pendidikan kewarganegaraan kelas 3 - novida mulyaningrum
Pendidikan kewarganegaraan kelas 3  - novida mulyaningrumPendidikan kewarganegaraan kelas 3  - novida mulyaningrum
Pendidikan kewarganegaraan kelas 3 - novida mulyaningrumprimagraphology consulting
 
Makalah legenda sangkuriang
Makalah legenda sangkuriangMakalah legenda sangkuriang
Makalah legenda sangkuriangDimaz Xball
 
Membangun nasionalisme melalui upacara bendera
Membangun nasionalisme melalui upacara benderaMembangun nasionalisme melalui upacara bendera
Membangun nasionalisme melalui upacara benderaSMA Negeri 1 Pemalang
 
RELEVANSI DEKONSENTRASI DI ERA DESENTRALISASI: STUDI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ...
RELEVANSI DEKONSENTRASI DI ERA DESENTRALISASI: STUDI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ...RELEVANSI DEKONSENTRASI DI ERA DESENTRALISASI: STUDI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ...
RELEVANSI DEKONSENTRASI DI ERA DESENTRALISASI: STUDI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ...Tri Widodo W. UTOMO
 
Male Feminis dan Kontra Male Feminis dalam Novel Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk...
Male Feminis dan Kontra Male Feminis dalam Novel Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk...Male Feminis dan Kontra Male Feminis dalam Novel Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk...
Male Feminis dan Kontra Male Feminis dalam Novel Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk...DEPDIKNASBUD
 
Pengaruh Permainan Bakiak dalam Mengatasi Anak Egosentris, Epi Susanti, SE & ...
Pengaruh Permainan Bakiak dalam Mengatasi Anak Egosentris, Epi Susanti, SE & ...Pengaruh Permainan Bakiak dalam Mengatasi Anak Egosentris, Epi Susanti, SE & ...
Pengaruh Permainan Bakiak dalam Mengatasi Anak Egosentris, Epi Susanti, SE & ...Konsultan Pendidikan
 
Ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan (aght) bagi persatuan di perbatasan
Ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan (aght) bagi persatuan di perbatasanAncaman, gangguan, hambatan dan tantangan (aght) bagi persatuan di perbatasan
Ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan (aght) bagi persatuan di perbatasanFirda Saadah
 
Kelas08 pendidikan kewarganegaraan-dadang
Kelas08 pendidikan kewarganegaraan-dadangKelas08 pendidikan kewarganegaraan-dadang
Kelas08 pendidikan kewarganegaraan-dadangAchmad Junaidi
 
Pendidikan kewarganegaraan 3_kelas_9_sugiharso_sugiyono_gunawan_karsono_2009
Pendidikan kewarganegaraan 3_kelas_9_sugiharso_sugiyono_gunawan_karsono_2009Pendidikan kewarganegaraan 3_kelas_9_sugiharso_sugiyono_gunawan_karsono_2009
Pendidikan kewarganegaraan 3_kelas_9_sugiharso_sugiyono_gunawan_karsono_2009Hendi Alfiandi
 
Makalah Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia
Makalah Hak dan Kewajiban Warga Negara IndonesiaMakalah Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia
Makalah Hak dan Kewajiban Warga Negara IndonesiaDini Audi
 
Pendidikan kewarganegaraan untuk kelas 6 - setiati wdihastuti
Pendidikan kewarganegaraan untuk kelas 6  - setiati wdihastutiPendidikan kewarganegaraan untuk kelas 6  - setiati wdihastuti
Pendidikan kewarganegaraan untuk kelas 6 - setiati wdihastutiprimagraphology consulting
 

Similar to 200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta (20)

PKN KELAS 8
PKN KELAS 8 PKN KELAS 8
PKN KELAS 8
 
Profile menwa lengkap
Profile menwa lengkapProfile menwa lengkap
Profile menwa lengkap
 
SP19030.pdf
SP19030.pdfSP19030.pdf
SP19030.pdf
 
PARIWISATADANKETAHANANNASIONALPercepatanPembangunanPendidikanVokasiBidangPari...
PARIWISATADANKETAHANANNASIONALPercepatanPembangunanPendidikanVokasiBidangPari...PARIWISATADANKETAHANANNASIONALPercepatanPembangunanPendidikanVokasiBidangPari...
PARIWISATADANKETAHANANNASIONALPercepatanPembangunanPendidikanVokasiBidangPari...
 
Identitas nasional
Identitas nasionalIdentitas nasional
Identitas nasional
 
MAKALAH KEMERDEKAAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SEBAGAI BAGIAN DARI HAK WARGA NEGAR...
MAKALAH KEMERDEKAAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SEBAGAI BAGIAN DARI HAK WARGA NEGAR...MAKALAH KEMERDEKAAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SEBAGAI BAGIAN DARI HAK WARGA NEGAR...
MAKALAH KEMERDEKAAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SEBAGAI BAGIAN DARI HAK WARGA NEGAR...
 
Pendidikan kewarganegaraan kelas 3 - novida mulyaningrum
Pendidikan kewarganegaraan kelas 3  - novida mulyaningrumPendidikan kewarganegaraan kelas 3  - novida mulyaningrum
Pendidikan kewarganegaraan kelas 3 - novida mulyaningrum
 
Makalah legenda sangkuriang
Makalah legenda sangkuriangMakalah legenda sangkuriang
Makalah legenda sangkuriang
 
Membangun nasionalisme melalui upacara bendera
Membangun nasionalisme melalui upacara benderaMembangun nasionalisme melalui upacara bendera
Membangun nasionalisme melalui upacara bendera
 
RELEVANSI DEKONSENTRASI DI ERA DESENTRALISASI: STUDI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ...
RELEVANSI DEKONSENTRASI DI ERA DESENTRALISASI: STUDI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ...RELEVANSI DEKONSENTRASI DI ERA DESENTRALISASI: STUDI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ...
RELEVANSI DEKONSENTRASI DI ERA DESENTRALISASI: STUDI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ...
 
Male Feminis dan Kontra Male Feminis dalam Novel Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk...
Male Feminis dan Kontra Male Feminis dalam Novel Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk...Male Feminis dan Kontra Male Feminis dalam Novel Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk...
Male Feminis dan Kontra Male Feminis dalam Novel Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk...
 
Fix wasbang
Fix wasbangFix wasbang
Fix wasbang
 
Pengaruh Permainan Bakiak dalam Mengatasi Anak Egosentris, Epi Susanti, SE & ...
Pengaruh Permainan Bakiak dalam Mengatasi Anak Egosentris, Epi Susanti, SE & ...Pengaruh Permainan Bakiak dalam Mengatasi Anak Egosentris, Epi Susanti, SE & ...
Pengaruh Permainan Bakiak dalam Mengatasi Anak Egosentris, Epi Susanti, SE & ...
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
Ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan (aght) bagi persatuan di perbatasan
Ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan (aght) bagi persatuan di perbatasanAncaman, gangguan, hambatan dan tantangan (aght) bagi persatuan di perbatasan
Ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan (aght) bagi persatuan di perbatasan
 
Kelas08 pendidikan kewarganegaraan-dadang
Kelas08 pendidikan kewarganegaraan-dadangKelas08 pendidikan kewarganegaraan-dadang
Kelas08 pendidikan kewarganegaraan-dadang
 
Pendidikan kewarganegaraan 3_kelas_9_sugiharso_sugiyono_gunawan_karsono_2009
Pendidikan kewarganegaraan 3_kelas_9_sugiharso_sugiyono_gunawan_karsono_2009Pendidikan kewarganegaraan 3_kelas_9_sugiharso_sugiyono_gunawan_karsono_2009
Pendidikan kewarganegaraan 3_kelas_9_sugiharso_sugiyono_gunawan_karsono_2009
 
Makalah Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia
Makalah Hak dan Kewajiban Warga Negara IndonesiaMakalah Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia
Makalah Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia
 
Pp Dewan Kerja 214
Pp Dewan Kerja 214Pp Dewan Kerja 214
Pp Dewan Kerja 214
 
Pendidikan kewarganegaraan untuk kelas 6 - setiati wdihastuti
Pendidikan kewarganegaraan untuk kelas 6  - setiati wdihastutiPendidikan kewarganegaraan untuk kelas 6  - setiati wdihastuti
Pendidikan kewarganegaraan untuk kelas 6 - setiati wdihastuti
 

More from menwakepri

Profile RESIMEN MAHASISWA PADUAN AKADEMISI DAN KEPRAJURITAN
Profile RESIMEN MAHASISWA PADUAN AKADEMISI DAN KEPRAJURITANProfile RESIMEN MAHASISWA PADUAN AKADEMISI DAN KEPRAJURITAN
Profile RESIMEN MAHASISWA PADUAN AKADEMISI DAN KEPRAJURITANmenwakepri
 
Membangun Eksistensi Satuan Resimen Mahasiswa
Membangun Eksistensi Satuan  Resimen MahasiswaMembangun Eksistensi Satuan  Resimen Mahasiswa
Membangun Eksistensi Satuan Resimen Mahasiswamenwakepri
 
Pengantar Organisasi Resimen Mahasiswa
Pengantar Organisasi Resimen MahasiswaPengantar Organisasi Resimen Mahasiswa
Pengantar Organisasi Resimen Mahasiswamenwakepri
 
Jasmerah juni juli 2013
Jasmerah juni juli 2013Jasmerah juni juli 2013
Jasmerah juni juli 2013menwakepri
 
Konsep pradiksar
Konsep pradiksarKonsep pradiksar
Konsep pradiksarmenwakepri
 
Butir butir pengalaman panca dharma
Butir butir pengalaman panca dharmaButir butir pengalaman panca dharma
Butir butir pengalaman panca dharmamenwakepri
 
Panduan kegiatan
Panduan kegiatanPanduan kegiatan
Panduan kegiatanmenwakepri
 

More from menwakepri (7)

Profile RESIMEN MAHASISWA PADUAN AKADEMISI DAN KEPRAJURITAN
Profile RESIMEN MAHASISWA PADUAN AKADEMISI DAN KEPRAJURITANProfile RESIMEN MAHASISWA PADUAN AKADEMISI DAN KEPRAJURITAN
Profile RESIMEN MAHASISWA PADUAN AKADEMISI DAN KEPRAJURITAN
 
Membangun Eksistensi Satuan Resimen Mahasiswa
Membangun Eksistensi Satuan  Resimen MahasiswaMembangun Eksistensi Satuan  Resimen Mahasiswa
Membangun Eksistensi Satuan Resimen Mahasiswa
 
Pengantar Organisasi Resimen Mahasiswa
Pengantar Organisasi Resimen MahasiswaPengantar Organisasi Resimen Mahasiswa
Pengantar Organisasi Resimen Mahasiswa
 
Jasmerah juni juli 2013
Jasmerah juni juli 2013Jasmerah juni juli 2013
Jasmerah juni juli 2013
 
Konsep pradiksar
Konsep pradiksarKonsep pradiksar
Konsep pradiksar
 
Butir butir pengalaman panca dharma
Butir butir pengalaman panca dharmaButir butir pengalaman panca dharma
Butir butir pengalaman panca dharma
 
Panduan kegiatan
Panduan kegiatanPanduan kegiatan
Panduan kegiatan
 

Recently uploaded

442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 

Recently uploaded (20)

442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 

200401261 buku-setengah-abad-menwa-jayakarta

  • 1.
  • 2. SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA: Merambah Jalan Belantara Reformasi di Pusat Ibukota Negara Letjend. TNI. Waris, Prof. Dr. Armai Arief, MA, Irjend.Pol. Drs. Bambang Suparno, dkk Editor Rasminto PPNI Publishing Jakarta, Maret 2013
  • 3. SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA: Merambah Jalan Belantara Reformasi di Pusat Ibukota Negara © 2013 Rasminto Letjend. TNI. Waris, Prof. Dr. Armai Arief,MA, Irjend.Pol. Drs. Bambang Suparno, dkk Pertama kali diterbitkan dalam bahasa Indonesia oleh PPNI Publishing, Januari 2013 Jl. Percetakan Negara II/28 Jakarta 10560 Editor: Rasminto Desain Sampul: Arif Armanda Seno Wiryawan Lay Out: Ilhamsyah Aneke Veta Italia Kontributor: Nurtissy Beny Barlin Andri Frediansyah ISBN: 978-602-17998-0-2 xi + 189 hlm; 14,8 x 21 cm Hak cipta dilindungi oleh Undang-Undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.
  • 4.
  • 5. DAFTAR ISI Daftar Isi ..........................................................................................................................................................i Kata Pengantar Editor ...............................................................................................................................iii Kata Sambutan Dankonas Menwa Indonesia Oleh Ir. A Riza Patria, M.BA ......................................................................................................................vi Kata Sambutan Danmenwa Jayakarta Oleh Lukman Hakim, SE .............................................................................................................................ix PROLOG: Peran Resimen Mahasiswa Jayakarta Dalam Melestarikan 4 Pilar Kebangsaan Oleh Letjend. TNI. Waris ..............................................................................................................................1 Menwa dari Masa ke Masa Oleh Dr. Agus Sutiyono, S.Pd, MM ............................................................................................................5 Menwa Mewarisi Nilai-Nilai Kejuangan ‘45 Oleh Irjen.Pol. Drs. Bambang Suparno, SH, M.Hum .............................................................................17 Reposisi Menwa Di Lingkungan Kampus Oleh Prof. Dr. H. Armai Arief, MA ...........................................................................................................20 Sistem Informasi Pertahanan Negara Yang Terintegrasi dalam Menghadapi Perang Informasi Oleh Mayjen TNI Hartind Asrin ................................................................................................................26 Menwa Potensi Pertahanan Negara Yang Terlupakan Oleh Letkol.Inf. Rachmad,S.IP.,M.Si .........................................................................................................34 Harapan Dan Tantangan Menwa Di Masa Depan Oleh Erwin H. Al-Jakartaty, M.Si ...............................................................................................................39 Imperialisme dan Perang Masa Depan Oleh Prof. Dr. Connie Rahakundini Bakrie ..............................................................................................48 Resimen Mahasiswa Adalah Resimen Pendidikan Membangun Karakter Bangsa (National Character Building) Oleh H. Icu Zukafril ....................................................................................................................................62 i
  • 6. Membangun Kesadaran Belanegara dan Rasa Nasionalisme Dengan Mengembangkan Jiwa Kewirausahaan Oleh Prof. Dr. Haryanto Dhanutirto, Apt, DEA ....................................................................................70 Menwa Sebagai Resimen Pendidikan Dengan Etos Profesionalisme dan Komunikator Terbaik Oleh Drs. H. Ratiyono Tuslim, MMSi .......................................................................................................81 Jalan Panjang Menwa dalam Rentangan Zaman Oleh Tubagus Alvin Haryono, S.Ip ............................................................................................................88 Menwa Akan Punah, Bila Tidak Berubah Oleh Agus Setiaji, Drs, M.Si, AAIJ, QIP, RFA, RIFA, CHRP ...............................................................94 Peran Menwa dalam Ketahanan Bangsa dan Negara Oleh Ivan Louise Barus ...............................................................................................................................99 Membumikan Gerakan Resimen Mahasiswa “Dari Kampus untuk Bangsa” Oleh Yahya Abdul Habib, SE ...................................................................................................................106 Tugas Berat Resimen Mahasiswa Jayakarta “Musuh Itu Adalah Kawan Sendiri” Oleh Puadi, S.Pd, MM ...............................................................................................................................113 Eksistensi Resimen Mahasiswa Dalam Kancah Dinamika Pergerakan Mahasiswa Dan Pemuda Indonesia Oleh Ir. Chairul Razak, M.E ....................................................................................................................119 Sebuah Renungan Menuju Kebangkitan Bangsa Organisasi Kemahasiswaan Berkarakter Kebangsaan Oleh Virgianto, SE., S.Sos .........................................................................................................................142 Resimen Mahasiswa Dalam Arus Perubahan Bangsa Oleh Ubaidillah Sadewa .............................................................................................................................145 Wajah Baru Menwa Reformasi Oleh Afrizal Pasha, S.Pd ............................................................................................................................149 Epilog: Merambah Jalan Belantara Reformasi Di Pusat Negara Oleh Rahmatullah, S.Pd, M.Si ..................................................................................................................153 Foto Essai ..................................................................................................................................................160 Tentang Penulis .......................................................................................................................................171 .........................................................................................................................................181 ii
  • 7. KATA PENGANTAR EDITOR Rasa Bangga Dan Terimakasih Puji serta syukur marilah kita limpahkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahNya yang tidak terhingga kepada saya selaku editor buku dengan judul “Setengah Abad Menwa Jayakarta: Merambah Jalan Belantara Reformasi Di Pusat Ibukota Negara” atas limpahan rahmat dan hidayahNya tersebut saya dapat merampungkan kumpulan opini dan artikel dari para tokoh, kolega dan para senior yang bersedia menyumbangkan pemikirannya melalui coretan tinta emas mereka untuk menjadi sebuah otokritik, harapan dan solusi-solusi nan cerdas demi menata organisasi Menwa khususnya Menwa Jayakarta di perjalanan setengah abadnya ini selama kurang lebih lima bulan. Ide penyusunan buku ini berawal dari diskusi kecil bersama sahabat-sahabat pengurus HMI Cabang Jakarta Raya dengan saudara Isa Brata Kusuma dan Syurya Muhammad Nur di ruang Kasmenwa Jayakarta di tahun 2011, saat tahun 2011 itu sebenarnya pernah disusun sistematika buku tentang Menwa tetapi dalam perjalanannya kandas di simpang jalan. Dengan semangat dan support dari Pimpinan Menwa Jayakarta dan rekan- rekan Staf Skomen serta para sahabat HMI saya berusaha merangkai kembali asa yang pernah kandas di tahun sebelumnya. Bahkan secara khusus pimpinan Menwa Nasional Bang Arwani Denny yang sejatinya adalah Kepala Staf Komando Menwa Nasional dan anggota DPRD Sumatera Selatan di tengah kesibukannya mem- saya untuk memberikan arahan dan masukan yang sangat positif dalam proses penyusunan buku ini. Rasa bangga dan rasa terimakasih yang yang tidak terhingga saya haturkan kepada para sahabat dan senior berikan kepada saya, semoga Allah SWT membalas kebaikkannya. Lalu rasa bangga dan terimakasih yang tidak terhinggapun saya haturkan terutama kepada para penulis yang telah bersedia memberikan kesediaan waktunya untuk menulis di dalam buku ini dan kepercayaannya kepada saya untuk mereview tulisannya. Semoga tulisan ini menjadi ilmu yang akan menjadi ladang amal yang akan selalu mengalir menjadi sebuah pahala sampai di akhir zaman. Dalam perjalanan penyusunan buku ini, kita semua didahului untuk menghadap ke sang iii
  • 8. khalik oleh salah satu penulis, yaitu pada tanggal 10 Juli 2012 tauladan kita semua Prof. Dr. Haryanto Danutirto, Apt,. DEA menutup usia di usia 72 tahun. Semoga Allah SWT mengampuni segala dosa-dosanya dan menerima segala amal baiknya terutama tulisan almarhum yang disampaikan di dalam buku ini semogadapat bermanfaat bagi kita semua. Amin Membangun Semangat Akademis Di setengah abad Menwa Jayakarta ini, rasanya saya bahkan mungkin kita semua yang pernah menjadi salah satu bagian dari organisasi Menwa merasakan ada sebuah sesuatu yang hilang dari Menwa ini yaitu semangat akademis yang merupakanciriutamadarianggotaMenwasebagaiMahasiswadansebagaiResimen dengan semboyannya yaitu “Widya Castrena Dharma Siddha atau disingkat WCDS” dengan makna penyempurnaan pengabdian dengan ilmu pengetahuan dan olah keprajuritan. Semangat akademis ini tersirat secara nyata dari semboyan WCDS dengan kata “ilmu pengetahuan” yang sejatinya menjadi sebuah platform organisasi dalam setiap pengabdian kepada negeri. Semangat wacana akademis yang dahulu ditunjukkan oleh para senior dan pendahulu Menwa dengan menjadi pelopor di dunia kampus dengan mendirikan forum-forum diskusi mahasiswa, aktif menulis, aktif membuat majalah-majalah Kemenwaan dan sebagainya. So, praktis di era reformasi dimana kebebasan berekspresi melalui wacana diskusi maupun tulisan dijamin oleh undang-undang selagi tidak menyimpang dari norma yang ada, memudar bahkan menghilang dalam kehidupan Menwa di era reformasi. Majalah Kemenwaan tidak lagi muncul di Menwa Satuan maupun di tingkat Skomen, tulisan-tulisan bertemakan tentang Menwa-pun sudah tidak ada. Sekalipun ada mereka yang menulis adalah anggota Menwa yang lahir di era tahun “90-an seperti Bang Erwin Jakartaty (Alumni Menwa Jayakarta) dengan tulisan dalam buku “Antara Pena dan Senjata” terbit tahun 2009 dan Mba Yuni (Alumni Menwa Mahawarman) dengan tulisan buku “Resimen Kampus” terbit tahun 2012. Ini sangat ironis sekali dimana Menwa dengan statusnya sebagai mahasiswa sejatinya menunjukkan intelektualitasnya berupa kemampuan menulis dan berdialektika secara ilmiah. Memang ada bagian kecil anggota Menwa dari ribuan anggota Menwa Jayakarta yang mendedikasikan dirinya dengan karya akademisnya berupa skripsi ataupun tesis bertemakan Menwa, tetapi lagi-lagi tidak tersorot oleh publik Menwa ataupun memang tidak peduli dengan yang namanya “tulisan” tentang Menwa tersebut? Semangat akademis ini harus digelorakan kembali karena saya sangat yakin bahwa dengan semangat ini Menwa dapat menghimpun puing-puing bangunan organisasi yang terporak-porandakan iv
  • 9. v oleh derasnya arus reformasi yang nantinya akan menjadi pondasi dasar Menwa sebagai organisasi kemahasiswaan di belantara kampus yang sangat dinamis dengan dunia akademisnya. Saatnya Berubah Arus reformasi sangat berasa menghujam Menwa bak air bah yang meluluhlantahkan keberadaannya. Sikap penolakan dari berbagai elemen mahasiswa intra maupun ekstra kampus dari berupa aksi unjuk rasa bubarkan Menwa maupun pengkerdilan secara sistematis dilakukan. Ini semata-mata sebagai sikap “balas dendam” atas “dosa lama” yang pernah dilakukan oleh oknum Menwa yang tidak sadar atas perbuatannya dengan terlalu menonjolkan sikap arogansi yang berlebihan. Oknum Menwa tersebut menganggap dengan superioritasnya sebagai anggota Menwa dapat berbuat sekehendak hatinya. Sehingga sikap ini menimbulkan rasa antipatik terhadap Menwa secara kelembagaan yang akhirnya menjadi dendam kusumat yang harus ditebus oleh generasi penerusnya dengan kondisi organisasi yang kritis pada saat ini. Di akhir tahun ‘90-an jumlah perguruan tinggi di Jakarta dan sekitarnya yang masih berdiri organisasi Menwa ada sekitar kurang lebih 120 kampus, tetapi kini hanya tersisa 22 Satuan/organisasi Menwa di perguruan tinggi. Artinya ada 72 persen Satuan Menwa yang bubar. Bubar karena dibubarkan oleh kebijakan pihak kampus, bubar karena penolakan-penolakan oleh gerakan aktivis ekstra maupun intra kampus dan ataupun bubar karena sendirinya tidak ada mahasiswa yang minat lagi untuk bergabung dengan Menwa. berevolusi diri agar dapat tetap melanjutkan kehidupan oraganisasinya. Perubahan itu pasti ada dan harus diikuti prosesnya oleh seluruh bagian keluarga besar Menwa agar dapat beradaptasi dan mampu survive dengan dinamika yang ada terlebih Menwa harus memiliki andil besar dalam mengawal lahirnya UU Komponen Cadangan dalam memperkuat sistem pertahanan rakyat semesta demi menjaga keutuhan kedaulatan NKRI. Jakarta, November 2012 Editor, Rasminto
  • 10. SAMBUTAN KOMANDAN KOMANDO NASIONAL RESIMEN MAHASISWA INDONESIA Ir. Ariza Patria, M.BA Di tengah Ulang Tahun Resimen Mahasiswa Jayakarta ke-50, saya menyambut gembira diterbitkannya buku dengan judul “Setengah Abad Resimen Mahasiswa Jayakarta: Merambah Jalan Belantara Reformasi di Pusat Ibukota Negara”. Sebuah buku yang menjadi penghilang dahaga di tengah sukarnya gagasan dan ide kreatif dalam rangka membangun wacana intelektualitas kader Menwa melalui membaca dan menulis. Kita ketahui bahwa budaya membaca dan menulis di negeri kita masih teramat rendah dibandingkan negara-negara lain di Asia. Padahal dengan membaca dan menulis akan membuka wacana seseorang menjadi yang berpengetahuan luas, sehingga akan banyak membantu pembangunan nasional yang dicita-citakan oleh para founding father kita. Kemajuan dan kemunduran sebuah negara sangat tergantung dari peran generasi muda. Gagasan dan ide cemerlang kaum muda akan sangat menentukan arah kebijakan negara dan kemakmuran yang akan diraih di masa mendatang. Resimen Mahasiswa sebagai elemen pemuda yang secara perjalanan sejarah telah mencatatkan dirinya sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam mengawal dan terlibat aktif di berbagai kancah pergerakan dan pembangunan nasional. Di era Pelajar (TGP), dan Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP) yang notabene adalah embrio lahirnya Menwa sudah terlibat aktif dalam mempertahankan dan memperjuangkan kemerdekaan dari tangan kolonialisme Belanda. Lanjut pada pembanguanan di era orde lama terjadi konfrontasi terhadap Malaysia yang menjadi Negara Boneka Inggris banyak mahasiswa yang anggota Menwa menjadi relawan yang siap diturunkan untuk konfrontasi terhadap Malaysia tersebut. Pada tahun yang sama pula terjadi kudeta berdarah oleh Partai Komunis Indonesia (PKI), Menwa-pun terlibat aktif dalam penumpasan kekejaman PKI. vi
  • 11. Pada kancah Internasional di era orde baru pada tahun 1978-1979 Menwa secara membanggakan ikut serta sebagai Kontingen Garuda (Kotindo) VIII di Timur Tengah dan pada Operasi Seroja Timor Timur dua puluh kali rotasi sejak tahun 1978 sampai dengan tahun 1998 Menwa mengambil andil besar pada operasi terebut. Sejarah panjang ini membuktikan bahwa kepedulian Menwa sangat besar bagi kepentingan bangsa dan Negara. menjadi sebuah spirit yang bukan saja terkenang melainkan modal dasar membangun fondasi organisasi yang kokoh berdasarkan nilai-nilai kejuangan bangsa yang luhur. Nilai-nilai tersebut akan Menwa wujudkan dengan pengabdian nyata kepada masyarakat, bangsa dan Negara. Disemangat ulang tahun Menwa Jayakarta, tersirat pesan bagi segenap anggota Menwa Jayakarta. Sebagaimana Ia lahir dan besar di rahim Ibukota Negara yang mempunyai nilai dan peran strategis untuk menghantarkan serta mengawal organisasi Menwa sebagai organisasi yang modern. Organisasi Menwa modern adalah organisasi yang seluruh anggotanya telah mampu mengelola organisasi secara prosedur yang telah ditetapkan dan menguasai teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sehingga dapat menjangkau jaringan seluas-luasnya untuk kepentingan organisasi, bangsa dan Negara yang dapat dihandalkan. Karena saat ini, metode perang bukan lagi secara konvensional dengan mengangkat senjata tetapi dengan cara-cara yang soft yang telah dibuktikan oleh runtuhnya negara kuat di berbagai negara di Timur Tengah seperti Mesir, Libya dan Suriah. Negara mereka terpora-porandakan oleh gerakan masyarakatnya sendiri terutama dari kalangan terpelajar pemuda dan mahasiswanya yang sudah dicekoki oleh pemahaman barat melalui jaringan cyber yang amat cepat merasuki sehingga menimbulkan kebencian yangakhirnyamembuatsuatugerakanperlawananterhadappemerintahnyasendiri. Tentunya kita sebagai bangsa tidak mau terperdaya oleh hal yang sama dialami bangsa Mesir, Libya dan Suriah yang hingga kini dipenuhi dengan kekacauan yang tidak ada habisnya. Kejadian tersebut menjadi pelajaran yang berharga bagi Bangsa Indonesia untuk membendung gelombang yang sama yang bisa dialami oleh Indonesia apabila kita tidak waspada. Gejala-gejala tersebut sudah ada dan indikasinya sangat kuat. Banyak terjadi gerakan massa dipelopori oleh propaganda media yang cepat sekali tersebar melalui berbagai jaringan cyber social media seperti facebook, twitter, blackberry massanger, social media lainnya. Hal ini menjadi tanggungjawab segenap anggota Menwa khususnya Menwa Jayakarta agar selalu peka terhadap berbagai kemungkinan yang terjadi yang menjadi ancaman negara, karena Menwa adalah Mahasiswa plus bagian vii
  • 12. civitas akademika yang tentunya landasan garba ilmiah terpatri dalam dirinya serta selalu mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi maupun golongan. Akhir kata, saya ucapkan dirgahayu Resimen Mahasiswa Jayakarta ke 50. Tingkatkan pengabdian terbaik kepada bangsa dan Negara dengan jalan selalu belajar dan mengutamakan nilai-nilai akademis dan semangat kejuangan “45. Semoga Allah SWT memberikan kekuatan dan hidayahNya kepada kita semua untuk menjalankan tugas pengabdian kepada bangsa dan Negara yang kita cintai. Amin. Jakarta, Desember 2012 Komandan Komando Nasiona Resimen Mahasiswa Indonesia Ir. A Riza Patria, M.BA NBP. 89690720536 viii
  • 13. SAMBUTAN KOMANDAN RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA Lukman Hakim, SE Keberadaan Resimen Mahasiswa (Menwa) Jayakarta merupakan sebuah mempertahankan keutuhan NKRI dari ancaman kolonialisme Belanda dan rencana makar Partai Komunis Indonesia yang akan mengganti ideologi bangsa dari Pancasila menjadi faham komunisme. Posisi penting Menwa Jayakarta sebagai bagian organisasi Resimen Mahasiswa di Indonesia yakni Menwa Jayakarta berada di Pusat Ibukota Negara dimana memiliki posisi yang strategis dalam mendukung terciptanya cita-cita organisasi dan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang disegani dalam setiap kancah internasional. Tentunya dalam merealisasikan cita-cita tersebut membutuhkan proses yang tidak instan, ada sebuah tempaan dan penciptaan kondisi sedemikian rupa untuk membangun kader bangsa yang militan dan terdidik secara akademik yang dibutuhkan bangsa dalam mendukung pembangunan nasional. Patut disyukuri diulang tahun emas setengah abad Menwa Jayakarta, bahwa eksistensi Menwa Jayakarta yang kian hari kebermanfaatannya dapat dirasakan warga masyarakat khususnya warga Ibukota. Ada sebuah warna baru yang harus terkikis keberadaannya oleh rentangan zaman, kader Menwa Jayakarta harus sungguh-sungguh menjadi “the real Menwa” dalam setiap nafas pergerakannya. Dengan menghayati dan mengamalkan “Widya Castrena Dharma Siddha” yang dijadikan nadi dalam mengabdi pada bangsa ini dan “Panca Dharma Satya” sebagai platform organisasi untuk jalan hidup berbangsa dan bernegara, bukan sekedar “sesanti” dan “pelengkap” yang menjadi penghias tanpa makna. Akhirnya saya menyampaikan apresiasi dan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada Penyusun/Editor dan Para Penulis yang bersedia menorehkan tinta emasnya dalam goretan di buku Setengah Abad Menwa Jayakarta. Semoga Allah Tuhan Yang Maha Kuasa membalas amal baiknya dan dengan hadirnya buku ini ix
  • 14. dapat memperkokoh eksistensi Menwa Indonesia dalam mengabdi pada bangsa dan Negara Indonesia. Semoga buku ini bermanfaat, bukan saja bagi para anggota Menwa dan Alumninya, tetapi juga bagi masyarakat umum serta bagi seluruh pemerhati dan masalah-masalah kebangsaan dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jakarta, Desember 2012 Komandan Resimen Mahasiswa Jayakarta Lukman Hakim, SE NBP. 89700720134 x
  • 15. SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA PROLOG: PERAN RESIMEN MAHASISWA DALAM MELESTARIKAN EMPAT PILAR KEBANGSAAN Oleh: Letjend. TNI. Waris KEIKUTSERTAAN Resimen Mahasiswa (Menwa) dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia merupakan bagian yang terlalu penting untuk kita lupakan. Keberadaan Menwa mengalami pasang surut dalam perkembangannya. Salah satu bagian organisasi Menwa di Indonesia yaitu Menwa Jayakarta saat ini telah memasuki ulang tahun emas-nya pada tahun 2012. Di usia yang sudah matang, peran Menwa Jayakarta diharapkan lebih terlihat dan terbukti secara nyata dalam membantu stakeholders lainnya untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang menghambat jalannya pembangunan nasional. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta era globalisasi yang demikian pesat, berimplikasi terhadap semakin berkurangnya pemahaman akan 4 pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI pada sebagian bangsa Indonesia. Hal ini dapat terlihat dari semakin menurunnya rasa nasionalisme dan paham kebangsaan. Rasa persatuan dan kesatuan sesama anak bangsa semakin terusik dengan banyaknya tawuran dan bentrokan baik yang bersifat vertikal maupun horizontal. Berkurangnya pemahaman ataupun hilangnya pemahaman akan 4 pilar kebangsaan dapat menyebabkan hilangnya rasa persatuan dan kesatuan yang berakhir kepada disintegrasi bangsa. Empat pilar kebangsaan merupakan alat pemersatu bangsa Indonesia yang kaya akan budaya dan adat istiadat. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk yang tersebar dari Sabang sampai dengan Merauke. Pada satu sisi, hal tersebut merupakan keuntungan yang tidak ternilai bagi bangsa Indonesia dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah di Indonesia. Di sisi lain, hal tersebut 1
  • 16. SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA “Salah satu organisasi pemuda yang dapat digunakan sebagai wadah untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan yaitu Resimen Mahasiswa. Keberadaan Menwa diharapkan mampu untuk menanamkan nilai- nilai kebangsaan termasuk di dalamnya 4 pilar bangsa ”. kepentingan di Indonesia. Seluruh elemen bangsa bertanggungjawab untuk menjaga keutuhan, persatuan dan kesatuan Indonesia. Ini berarti semua lapisan masyarakat bertanggungjawab untuk menjaga keutuhan NKRI sesuai dengan tanggungjawabnya masing-masing. Ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan dapat bersifat internal dan eksternal serta mempunyai bentuk yang semakin kompleks. Dewasa ini bentuk ancaman yang bersifat militer memiliki kemungkinan kecil untuk terjadi, namun dilain pihak, ancaman yang bersifat nonmiliter dapat muncul setiap saat yang dampaknya memiliki implikasi yang sama dengan ancaman militer yaitu hancurnya suatu bangsa. Dalam menjalankan roda pembangunan dibutuhkan kesepahaman akan nilai-nilai kebangsaan pada seluruh stakeholders yang pada akhirnya berujung kepada tercapainya cita-cita nasional. Pada kenyataannya disadari atau tidak, rasa kebangsaan tersebut mulai hilang dengan banyaknya kepentingan pribadi atau kepentingan golongan yang lebih diutamakan daripada kepentingan bangsa. Beberapa fakta akan kasus perebutan lahan yang terjadi di beberapa daerah seperti di Lampung dan Medan menunjukkan bahwa kepentingan rakyat kecil semakin tertindas dengan kepentingan pihak swasta. Fakta-fakta baru tentang korupsi juga marak terjadi pada hampir seluruh bidang dan bahkan banyak kaum pofesional muda potensial yang sudah terjerat dengan permasalahan-permasalahan tersebut. Fenomena yang terjadi di atas menunjukkan bahwa kepentingan umum dikalahkan dengan kepentingan individu ataupun sekelompok orang yang berkeinginan untuk mencari keuntungan yang besar. Beberapa kasus yang melibatkan generasi muda menunjukkan penurunan degradasi moral dan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Dapat dikatakan pemahaman akan 4 pilar kebangsaan sudah luntur yang menyebabkan beberapa kasus yang terjadi di Indonesia melibatkan generasi muda. Hal tersebut apabila tidak diantisipasi sejak dini maka akan menyebabkan bangsa Indonesia akan dipimpin oleh orang-orang 2
  • 17. SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA yang berpaham Neo Liberal dan tidak mempunyai paham kebangsaan dalam menjalankan roda pembangunan di masa mendatang. Gejala tersebut diatas harus dapat diantisipasi sejak dini mulai dari bangku pendidikan khususnya di tingkat pendidikan tinggi. Penanaman nilai-nilai kebangsaan haruslah ditanamkan sejak dini dengan mengedepankan contoh- contoh nyata dan bukan sekedar teori saja. Organisasi mahasiswa yang adapun harus dapat menjadi wadah untuk menampung aspirasi generasi muda dan menanamkan bahwa bangsa Indonesia akan dipimpin oleh generasi muda yang ada saat ini. Salah satu organisasi pemuda yang dapat digunakan sebagai wadah untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan yaitu Resimen Mahasiswa. Keberadaan Menwa diharapkan mampu untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan termasuk di dalamnya 4 pilar bangsa. Menwa Jayakarta yang berada di wilayah Provinsi DKI Jakarta adalah salah satu bagian dari organisasi Menwa yang ada di Indonesia. Keberadaan Menwa Jayakarta memiliki tantangan yang cukup besar jika dibandingkan dengan Menwa yang berada di daerah lainnya. DKI Jakarta sebagai kota megapolitan mempunyai berbagai permasalahan yang diantaranya adalah menurunnya nilai-nilai kebangsaan yang disebabkan faktor yang berasal dari dalam dan dari luar. Di sisi lain, generasi muda Jakarta yang cenderung apatis juga menjadi tantangan dalam penanaman nilai-nilai kebangsaan termasuk 4 pilar kebangsaan. Menwa Jayakarta dalam hal ini seyogyanya dapat menecermati permasalahan mengenai nilai-nilai kebangsaan yang sudah mulai luntur di Jakarta. Menwa Jayakarta harus bahu-membahu dalam memberikan pemahaman kepada penduduk Jakarta khususnya generasi muda tentang pentingnya pemahaman akan 4 pilar kebangsaan. Sosialisasi pemahaman akan 4 pilar kebangsaan dapat dikemas dalam bahasa yang praktis dan mudah dicerna bagi generasi muda Jakarta. Fakta-fakta yang ada mengenai beberapa kejadian saat ini dapat dijadikan contoh tentang pentingnya pemahaman akan nilai kebangsaan. Menwa Jayakarta juga dapat membantu Pemerintah Daerah dan aparat terkait tentang pelaksanaan sosialisasi program pembangunan bagi masyarakat Jakarta. Keberadaan Menwa Jayakarta akan memberikan kontribusi positf dan bukan kontraproduktif terhadap pemahaman persatuan dan kesatuan. Anggota menwa yang merupakan para mahasiswa dan memiliki berbagai macam disiplin ilmu seyogyanya dapat memberikan solusi untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan bagi Indonesia khususnya Jakarta dengan memberikan pemahaman akan 3
  • 18. SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA nilai-nilai 4 pilar kebangsaan yang bersifat lugas, tidak bertele-tele dan mudah dicerna. Penyebaran pemahaman akan nilai-nilai kebangsaan bukan merupakan suatu hal yang mudah dalam era globalisasi dewasa ini khususnya di Jakarta. Namun, di usianya yang sudah mencapai 50 tahun, Menwa Jayakarta dapat memberikan kontribusi nyata bagi bangsa Indonesia dengan ikut menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia khususnya di kalangan generasi muda Jakarta. Menwa Jayakarta dapat menjadi motor penggerak dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang timbul di generasi muda dengan berdiri di atas semua golongan. Apabila hal tersebut dapat dilaksanakan, maka Menwa Jayakarta akan menjadi salah satu organisasi kepemudaan yang menjadi pelopor dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan menularkan pemahaman akan 4 pilar kebangsaan. *** 4
  • 19. SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA MENWA DARI MASA KE MASA Oleh: Dr. Agus Sutiyono, S.Pd,.MM PERANAN pemuda sangat menentukan dalam perkembangan suatu negara. Sebelum kemerdekaan, peranan dan kepeloporan pemuda dapat dilihat antara lain dengan berdirinya perkumpulan Boedi Oetomo pada tahun 1908 yang sebagian besar dari pendiri dan pendukungnya adalah para pemuda, pelajar dan mahasiswa, kemudian dicetuskannya Sumpah Pemuda pada tahun 1928. Perkembangan selanjutnya para pemuda, pelajar dan mahasiswa rela meninggalkan bangku sekolah mereka untuk mengangkat senjata yang dikenal dengan Tentara Pelajar (TP). Inilah salah satu gambaran bahwa pemuda merupakan tulang punggung bangsa. Pemuda pada hakekatnya menjadi penopang berdirinya suatu Negara, tanpa pemuda akan menjadi lamban atau bahkan matinya roda kehidupan Negara. Dilain sisi apabila pemuda tidak dibina dan dilatih atau dibekali dengan baik sebelum terlibat dalam kegiatan berbangsa dan bernegara maka akan menimbulkan dampak negatif. Hal ini disebabkan oleh jiwa atau naluri pemuda yang cenderung merusak atau anarkis bila tidak ada kontrol atau pendidikan yang tepat dan benar. Kehadiran Resimen Mahasiswa pada jajaran lembaga kepemudaan nasional di negara Indonesia bermaksud untuk dapat menggembleng para tulang punggung bangsa ke suatu arah kehidupan yang mengutamakan Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini dapat terlihat dari dasar yang dipergunakan oleh organisasi Resimen Mahasiswa pada saat dicetuskan oleh Jenderal Besar A. H. Nasution yakni dengan maksud untuk dapat membendung paham komunis, kemudian pada perkembangan selanjutnya dikeluarkannya SKEP Menteri Partahanan dan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan pada tahun 1963 nomor: M/A/20/1963 tentang Pelaksanaan Wajib Latih dan Pembentukan Resimen Mahasiswa di Perguruan Tinggi. Pada tahun 1965 dikeluarkan lagi SKEP Menko Hankam/ Kasad dan Menteri PTIP nomor : M/A/165/1965 tentang Organisasi dan Prosedur Resimen Mahasiswa. 5
  • 20. SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA Pada perkembangan selanjutnya Resimen Mahasiswa mengalami dinamika pasang surut. Kehidupan Menwa selama ini dipenuhi dengan berbagai macam gejolak dan perubahan. Tahun 1965 Menwa sendiri berani mengambil resiko intern maupun ekstern kampus) menghancurkan basis-basis PKI yang beraliansi dengan kelompok-kelompoknya di kampus seperti CGMI (Consentrasi Gerakan sampai sekarang ini. Perubahan-perubahan yang dilakukan oleh Menwa sebagai bagian dari reposisi, reorganisasi, dan refungsi organisasi Menwa terus dilakukan sebagai bagian dari reaktualisasi untuk memenuhi dan menyikapi fenomena bangsa dan negara ini, apalagi sekarang dengan berkembangnya tuntutan demokratisasi dan civil society. Perubahan konstitusi / AD-ART MENWA (yang diatur dalam SKB 3 Menteri) dimulai dari tahun 1978 dan terakhir tahun 2000. Tinjauan Sejarah terbentuknya Resimen Mahasiswa: 1. Tinjauan Historis A. Menwa pertama kali dibentuk oleh Jenderal Besar Abdul Haris Nasution pada masa Orde Lama, misi dan tujuan dari pembentukan Resimen Mahasiswa terutama untuk membendung penyebaran paham komunis dalam kampus, dihadapkan dengan “ancaman nyata”, yaitu organisasi kepartaian basis-basis PKI yang beraliansi dengan kelompok-kelompoknya di kampus seperti Consentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI). B. Sesuai dengan Undang – Undang Pertahanan Negara (UU RI Nomor 29 Tahun 1954) yang berlaku waktu itu Panglima Teritorium III/ Siliwangi (TT III/ Slw) dijabat oleh Kolonel R. A. Kosasih pada 13 Juni 1959 mengeluarkan kebijakan dan mengadakan Latihan Keprajuritan. Dengan Sebutan Batalyon Wala 59 merupakan cikal bakal lahirnya Resimen Mahasiswa Indonesia. Saat itu ikut dalam operasi pagar betis menumpas pemberontakan DI/TII di Jawa Barat. Resimen Mahasiswa lebih dikenal tahun 1963. Legitimasi keabsahannya adalah Keputusan Bersama Menteri Pertama bidang Pertahanan Keamanan (Wampa Hankam) dan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) nomor : M/A/20/1963 tentang Pelaksanaan Wajib Latih dan Pembentukan Resimen 6
  • 21. SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA Mahasiswa di Perguruan Tinggi Juga Keputusan Bersama Menko Hankam/ Kasad dan Menteri PTIP nomor: M/A/165/1965 tentang Organisasi dan Prosedur Resimen Mahasiswa. C. Pada tahun 1963 dibentuklah Resimen Mahasiswa (Menwa) berdasarkan keputusan bersama Wampa bidang HANKAM dengan Menteri PTIP bersumber dari mahasiswa yang sudah mendapatkan latihan dasar keprajuritan, maka lahirlah Resimen Mahasiswa di berbagai Propinsi. D. Pada tahun 1967 terjadi perubahan pokok pikiran yang menggabungkan tiga bentuk DIKHANKAMNAS menjadi 1 bentuk yakni wajib latih Mahasiswa Walawa bersifat sukarela selektif, ekstra kulikuler – intra universitas (dengan rekomendasi Rektor). E. Setelah diadakan evaluasi pada tahun 1972 maka Walawa ditingkatkan menjadi Pendidikan Kewiraan dan Pendidikan Perwira Cadangan, dengan Keputusan Bersama tiga Menteri Menhankam/ Pangab, Mendagri dan Mendikbud nomor : Kep/39/XI/1975, 0246 a/U/1975 dan 247 tahun 1975 tentang Pembinaan Organisasi resimen Mahasiswa dalam rangka mengikutsertakan Rakyat dalam Pembelaan Negara. Selain itu, Resimen Mahasiswa menjadi tanggungjawab tiga Departemen yakni Dephankam, Departemen P & K dan Departemen Dalam Negeri yang prosedur pelaksanaannya diatur dengan Keputusan Bersama tanggal 19 Januari 1978 nomor : Kep/02/I/1978, 05/a/U/1978 dan 17 A tahun 1978 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan Organisasi Resimen Mahasiswa. F. Pada tanggal 28 Desember 1994 diadakan peninjauan kembali dengan menghasilkan Keputusan Bersama Tiga Menteri yang baru yakni Nomor : Kep/11/XII/1994, 0342/U/1994,149 tahun 1994 tentang Pembinaan dan Penggunaan Resimen Mahasiswa dalam Bela Negara. Pada tahun 1995 MENWA melakukan refungsiliasi dan rekonsiliasi dengan mengemban dua misi, yaitu : 7
  • 22. SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA 1. Misi Kejuangan: Menghasilkan Cendekiawan Merah Putih (Kader Bangsa) dengan landasan kejuangannya Pancasila (Ideologi), Sumpah Pemuda (Rasa Kebangsaan), Panca Dharma Satya Menwa (Kode Etik Menwa), Tri Dharma Perguruan Tinggi (dengan semangat Visi dan Misi Universitas masing –masing), Jiwa dan semangat 45 (Heroisme Bela Negara). 2. Misi Hankamneg: Menghasilkan Cadangan TNI, yaitu: (a) Korps Pendidikan Perwira Cadangan; (b) Kekuatan Cadangan Nasional. Dengan landasan konstitusionalnya adalah: UUD 1945 Pasal 30, UU No. 20 tahun 1982. 3. Sebagai petunjuk pelaksananya pada tanggal 14 Maret 1996 dikeluarkan beberapa keputusan Dirjen Persmanvet: - Nomor Kep/03/III/1996 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Resimen Mahasiswa. - Nomor Kep/04/III/1996 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pakaian Seragam, Dhuaja dan Tunggul Resimen Mahasiswa dan dan Pemakaiannya. - Nomor Kep/05/III/1996 tentang Peraturan Disiplin Resimen Mahasiswa. - Kemudian pada tanggal 13 November 1996 Keputusan Dirjen Dikti Dep- dikbud Nomor: 522/DIKTI/1996 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembi- naan Satuan Resimen Mahasiswa di lingkungan perguruan tinggi. G. Pembinaan dan Penggunaan Resimen Mahasiswa yang cenderung berkiblat kepada TNI dan seolah – olah terlepas dari pembinaan kampus, maka pada hari Rabu tanggal 11 Oktober 2000 dikeluarkan KB Tiga Menteri. Menteri Pertahanan, Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor: KB/14/M/XI/2000, 6/U/KB/2000, dan 39A Tahun 2000 tentang pembinaan dan pemberdayaan Resimen Mahasiswa. Dengan dikeluarkannya KB Tiga Menteri tahun 2000 ini bukan berarti pembubaran Resimen Mahasiswa tetapi merupakan pengaturan kembali tentang mekanisme Pembinaan dan Pemberdayaan Resimen Mahasiswa agar diarahkan sesuai dengan kedudukan baik melalui lembaga kemahasiswaan maupun melalui Rakyat Terlatih (RATIH). 8
  • 23. SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA 2. Tinjauan Yuridis A. Undang – undang Pertahanan Negara (UU RI No. 29 Tahun 1954), yang dalam ketentuan peralihan UU RI No.20/1982 tentang ketentuan – ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan RI sebagaimana telah diubah dengan UU RI No. 1 tahun 1988 tentang perubahan atas UU RI No.20/1982 tersebut. Tentang ketentuan pokok Hankamneg, MENWA dimasukkan dalam kategori Rakyat Terlatih yang dalam pasal 10 point a dinyatakan sebagai kekuatan dasar dari sistem Hankamneg di negeri ini. Menwa sendiri bukanlah suatu organisasi yang langka sebab di negara-negara lain pun ada atau sejenis. Di Amerika Serikat namanya ROTC ( ), di Bangladesh diistilahkan BNCC ( ), di Malaysia dikenal dengan nama PALAPES (Pasukan Latih Pegawai Perwira Simpanan). B. Kepres RI No. 55 tahun 1972 tentang penyempurnaan Hansip dan Wankamra dalam rangka penertiban Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat (Sishankamrata), sedangkan pembinaan dan penggunaannya diatur dalam keputusan bersama Menhankam/Pangab, Mendikbud dan Mendagri tahun 1975. C. Kepres tersebut ditindaklanjuti dengan Keputusan Bersama Menhankam, Mendikbud dan Mendagri Nomor: Kep/11/XII/1984, tanggal 28 Desember 1984 tentang Pembinaan dan Pemberdayaan Resimen Mahasiswa dalam Bela Negara. D. Undang – undang RI No. 56 tahun 1999 tentang Rakyat Terlatih (RATIH). - Pasal 1 ayat 3 Wajib Prabakti adalah kewajiban warga negara RI untuk mengikuti Pendidikan dan Pelatihan dalam rangka mewujudkan RATIH. - Pasal 12 ayat 1 anggota RATIH disusun dalam kesatuan rakyat teratih dan dibina dilingkungan pemukiman, pendidikan dan pekerjaan. E. Undang – undang RI nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. - Pasal 1 ayat 6 komponen Cadangan adalah sumber daya nasional yang telah disiapkan untuk dikerahkan melalui mobilisasi guna memperbesar dan memperkuat kekuatan dan kemampuan komponen utama. 9
  • 24. SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA - Pasal 8 ayat 1 komponen cadangan terdiri atas warga negara, sumber daya alam, sumber daya buatan, serta sarana dan prasarana nasional yang telah disiapkan untuk dikerahkan melalui mobilisasi guna memperbesar dan memperkuat komponen utama. - Pasal 9 a.ayat 2 titik b keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara, diselenggarakan melalui pelatihan dasar kemiliteran secara wajib. b.ayat 3 ketentuan mengenai pendidikan kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran secara wajib dan pengabdian sesuai dengan profesi diatur undang – undang. Resimen Mahasiswa Indonesia 1. Tupoksi Menwa Untuk menindaklanjuti KB Tiga Menteri Menteri Pertahanan, Menteri Pendidikan nasional dan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah tahun 2000 tentang Pembinaan dan Pemberdayaan Resimen Mahasiswa maka diadakan Forum Silaturahmi Kepala Staf Menwa (Kasmenwa) se-Indonesia tanggal 23 s.d 25 Februari 2001 di Bali. Adapun tujuan, tugas dan fungsi Resimen Mahasiswa berdasarkan Keputusan hasil Forum Silaturahmi Kasmen se-Indonesia tanggal 23 s.d 25 Februari 2001 di Bali sebagai berikut: 1) Tujuan a.Sebagai wadah penyaluran potensi mahasiswa dalam rangka mewujudkan hak dan kewajiban warga negara dalam bela negara. b.Mempersiapkan mahasiswa yang memiliki sikap disiplin, wawasan bela negara, serta menanamkan dasar – dasar kepemimpinan dengan tetap mengacu pada tujuan pendidikan nasional. c. Mempersiapkan potensi mahasiswa sebagai bagian dari potensi rakyat dalam rangka Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata) serta usaha pengabdian kepada masyarakat dengan mengacu kepada Tri Dharma Perguruan Tinggi. 2) Tugas a.Merencanakan, mempersiapkan, dan menyusun seluruh potensi mahasiswa 10
  • 25. SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA pada setiap propinsi, kota dan kabupaten untuk menetapkan Ketahanan Nasional dengan melaksanakan usaha dan kegiatan RATIH serta sebagai stabilisator dan dinamisator di kampus (intern). b.Membantu terlaksananya kesadaran bela negara serta kelancaran kegiatan dan program pemerintah lainnya di Daerah. 3) Fungsi a.Melaksanakan pemeliharaan dan peningkatan kemampuan bela negara perorangan ataupun Satmenwa di Bidang RATIH. b.Bersama dengan mahasiswa lainnya dan masyarakat melaksanakan kegiatan dan program kerja Pemda, khususnya dibidang Ketahanan dan Pertahanan nasional. c. Membantu menumbuhkan dan meningkatkan sikap bela negara di masyarakat dan berperan serta secara aktif dalam pembangunan nasional. d.Membantu Pemerintah Daerah dalam rangka terselenggaranya fungsi Linmas. e. Membantu TNI/POLRI dalam melaksanakan kegiatan pembinaan kemananan dan pertahanan nasional. 2. Keberadaan Menwa Di Kampus Sebagai warga bangsa, mahasiswa berupaya menyalurkan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Dalam hal ini sikap kritis, objektif, dan menjunjung tinggi etika serta moral akan menjadi karakter yang menonjol pada peran mahasiswa. Guna memberikan wadah pembinaan dan pemberdayaan mahasiswa dalam menyalurkan peran dirinya sebagai warga kampus, dibentuklah berbagai Organisasi kemahasiswaan (OK) yang merupakan salah satu unsur lembaga kemahasiswaan di tingkat perguruan tinggi, selain Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM). Dalam bidang olah keprajuritan, kedisiplinan, dan wawasan bela negara telah pula dibentuk UKM Resimen Mahasiswa (Menwa). Sejarah menulis bahwa pengalaman Menwa kurang mengenakkan dalam kehidupan kegiatan kemahasiswaan di dalam kampus. Mungkin juga ada benarnya simbul – simbul militer dalam kegiatan keprajuritan pada masa yang lalu telah membawa ekses munculnya perasaan “super” pada anggota Menwa. Bila analisis ini benar, maka munculnya reaksi kontra atas keberadaan Menwa beberapa waktu yang lalu 11
  • 26. SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA sesungguhnya dapat menjadi pelajaran yang positif bagi kalangan Menwa. Kedepannya Menwa harus mampu mengelola keunggulan karakteristik kegiatannya menjadi keteladanan yang dapat memancarkan citra keutamaan. Dalam pemahaman yang sederhana setelah Menwa berada dalam barisan yang sama, dalam wadah UKM sebagaimana kelompok lainnya, maka citra Menwa akan lebih dekat dengan karakter “disiplin dan tanggungjawab”. Dalam hal ini performance militer dan keprajuritan yang melekat pada Menwa justru akan kian memancarkan citra dan wibawa Menwa yang identik dengan keteladanan nilai – nilai keutamaan, bukan sebaliknya memancarkan sikap eksklusif atau perasaan super diantara mahasiswa. Keberadaan Menwa di Perguruan Tinggi terus – menerus mendapat kritik dan perlawanan dari mahasiswa yang tidak sependapat atau anti TNI. Sebagian mahasiswa menghendaki Menwa dibubarkan, disisi lain anggota Menwa masih mengharapkan Menwa tetap eksis di kampus perguruan tinggi. Masalah tersebut kalau tidak segera diselesaikan akan menjadi besar. Hal ini diungkapkan Dirjen PendidikanTinggi,SatryoSoemantriBrojonegorodalamRapatTerasdiDepdiknas, Jakarta. beberapa waktu yang lalu (Oktober/2000). Untuk itu, dalam rangka memperjelas status keberadaan Menwa di perguruan tinggi, Ditjen Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Depdiknas bersama Ditjen Sumdaman Departemen Pertahanan, dan Ditjen Kesbang dan Linmas Depdagri dan Otonomi Daerah, berupaya menyusun kembali aturannya guna meletakkan Menwa pada status dan keberadaannya di kampus perguruan tinggi dalam wadah UKM, yaitu dengan mencabut Keputusan Bersama (KB) Tiga Menteri (Dephankam, Depdiknas dan Depdagri) dan menggantinya dengan Keputusan Bersama Menteri Pertahanan, Menteri Pendidikan Nasional serta Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Republik Indonesia No.KB/14/M/X/2000, No. 6/U/KB/2000 dan No.39 A Tahun 2000, tanggal 11 Oktober 2000, tentang Pembinaan dan Pemberdayaan Resimen Mahasiswa (Menwa) yang lahir sebagai respon positif akibat terjadinya perubahan paradigma di segala bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. KB baru itu intinya menyatakan bahwa kewenangan TNI sudah terputus atau tidak ada jalur struktural lagi dengan UKM Resimen Mahasiswa. Dirjen Dikti lebih lanjut melaporkan, perkembangan terakhir dari permasalahan Menwa adalah ada keinginan beberapa perguruan tinggi terutama dari perguruan tinggi agama Islam yang menghendaki agar Dirjen Dikti menyusun petunjuk pelaksanaan (juklak) tentang Menwa. 12
  • 27. SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA Berdasarkan hasil pertemuan dengan Pokja Menwa, diputuskan bahwa dalam menata kembali UKM Resimen Mahasiswa cukup dengan Surat Edaran Dirjen Dikti Nomor: 212/D/T/2001 tanggal 19 Januari 2001 yang berisi memberikan wewenang sepenuhnya kepada perguruan tinggi untuk mengatur Menwa dan mengacu pada Permendikbud Nomor: 155/U/1998 dan Surat Edaran Dirjen Dikti Nomor: 208/D/T/2000 tanggal 30 Agustus 2000, dengan disesuaikan kondisi perguruan tinggi masing – masing. Pembinaan dan pemberdayaan Menwa dalam melaksankan fungsi perlindungan masyarakat menjadi tanggung jawab Menteri Dalam Negeri dan Otonomi daerah. Namun demikian kunci pokok keberhasilan kegaiatan Menwa akan sangat ditentukan oleh sikap keteladanan yang dipancarkan oleh Menwa sendiri. 3. Resimen Mahasiswa sebagai Resimen Pendidikan (Training Corps) Banyak organisasi kemasyarakatan dan kemahasiswaan lainnya yang sebenarnya juga dapat dijadikan wahana mencetak pemimpin. Akan tetapi organisasi – organisasi tersebut pada umumnya memiliki landasan idil dan terjangnya sama sekali tidak mencerminkan nilai – nilai yang termaktub didalam Pancasila. Dan, kalaupun mereka semua memiliki landasan Konstitusional yang sama, yaitu UUD 1945, landasan Konsitusional itu seringkali terlihat hanya sekedar penghias Mukadimah Anggaran Dasar mereka saja. Bahwasanya dengan menjadikan Konstitusi Negara sebagai landasan Konstitusional seharusnya berarti bahwa mereka akan mengutamakan kepentingan Nasional diatas kepentingan golongan maupun pribadi, dan membela Pancasila sebagai sistem nilai seluruh rakyat Indonesia, itu tidak berani mereka tampilkan. Oleh karena itu, maka Resimen Mahasiswa menurut saya haruslah tetap ada di negeri ini. Bahwasanya dijaman Orde Baru kemarin Resimen Mahasiswa memberi kesan seolah – olah merupakan antek – anteknya Orde Baru atau antek – anteknya TNI yang pada gilirannya merupakan centengnya Orde Baru, dan sering pula bertingkah laku overacting, bukanlah berarti bahwa Resimen Mahasiswa harus dibubarkan dan dibiarkan nasibnya terkatung – katung tanpa induk yang jelas seperti sekarang ini (Juli/2006) Menurut saya yang sebenarnya harus dilakukan adalah mengembalikan Resimen Mahasiswa sebagai Resimen pendidikan ( ) yang bebas dari muatan politik dan kekuasaan serta primordialisme, sehingga menjadi wadah 13
  • 28. SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA penggemblengan generasi muda, khususnya mahasiswa untuk menghasilkan calon pemimpin yang berkwalitas dan berwawasan kebangsaan serta menbela Kontitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Seorang pakar manajemen Henry Minzberg menyatakan cukup 10% saja yang mengerti Konstitusi Negara dapat memberikan 90% pengaman terhadap Konstitusi Negara, yang 10% itu adalah para pemimpin yang mengerti dengan sungguh-sungguh Konstitusi Negara. Pemimpin, berbeda dengan pengetahuan klasik yang mengatakan adalah dilahirkan, menurut pengetahuan modern dapatlah dibentuk. Pemimpin dapat diciptakan melalui pendidikan dan latihan, sekalipun tidak dapat disangkal bahwa seorang yang berbakat atau berjiwa pemimpin akan lebih mudah terbentuk tenjadi seorang pemimpin yang baik melalui pendidikan dan latihan. Di Indonesia, menurut Hermansyah XIV ada dua cara yang murni dan dapat didayagunakan untuk mempersiapkan Pemimpin sipil yang mengerti dan setia pada Konstitusi Negara yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Kedua cara itu adalah dengan organisasi: 1) Gerakan Pramuka Gerakan Pramuka adalah organisasi yang terkecilnya berada di Sekolah Dasar, SLTP, SMA/SMK dan di Perguruaan Tinggi. 2) Resimen Mahasiswa Resimen Mahasiswa adalah organisasi kemahasiswaan berupa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang berada di Perguruan Tinggi. Tingkatan hierarki organisasinya adalah; di tingkat kampus berupa Satmenwa/ Kompi Menwa dengan di bawah pembinaan Rektor sebagai pimpinan Perguruan Tinggi, selanjutnya Staf Komando Menwa (Skomenwa) di tingkat Provinsi dengan kewenangan mengkordinasikan seluruh kegiatan Satmenwa dan tingkatan selanjutnya Komando Nasional yang mengkordinasikan seluruh kegiatan Skomenwa di seluruh Indonesia. Organisasi Gerakan Pramuka dan Resimen Mahasiswa yang berada di Indonesia berlandaskan Konstitusi Negara yang sesuai dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kesimpulan Resimen mahasiswa pernah mendapat sorotan tajam dari berbagai media 14
  • 29. SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA “Menwa memberikan tantangan yang terus menerus yang akan membentuk anggotanya agar mempunyai “naluri tempur”. Naluri yang akan membuat seorang menjadi rakus akan tugas-tugas, hal ini bila dilatih terus menerus akan menimbulkan etos kerja ” massa yang menyangkut ulah segelintir oknum Menwa yang merugikan nama baik corps. Di luar penilaian terhadap ungkapan tuntutan agar Menwa dibubarkan. Mau, tidak mau objektif ataupun subjektif harus kita akui secara jujur bahwa strategi pembinaan terhadap Menwa memang perlu untuk dibenahi. Adanya kasus – kasus negatif akibat ulah oknum – oknum Menwa adalah karena tidak adanya pembinaan yang sistematis serta salah dalam penggunaannya. Karena ketidak tahuan para pemimpin perguruan tinggi serta para pembinanya karena meletakan status Menwa yang bukan pada tempatnya. Menwa harus kembali ke khittahnya yaitu sebagai “Resimen Pendidikan”, untuk menghasilkan kekuatan cadangan nasional dan sekaligus “Cendekiawan Merah Putih” karena statusnya pendidikan, maka Menwa tidak boleh digunakan dalam bentuk operasional, kecuali dalam keadaan darurat dan penting. Riwayat hidup Menwa dipenuhi dengan tugas – tugas sebagai cadangan TNI atau Komponen Pertahanan Negara yang potensial. Beberapa catatan Permasalahan Menwa yang utama di kampus adalah mampu atau tidaknya untuk tetap eksis dan selalu mempunyai peran yang konseptual dalam dunia kemahasiswaan. Menwa yang merupakan bagian dari kegiatan kemahasiswaan yang positif sesuai dengan Keputusan Bersama Tiga Menteri yaitu Menteri Pertahanan, Menteri Pendidikan Nasional serta Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah pada tanggal 11- Oktober 2000 dengan Nomor : KB/14/M/XI/2000, 6/U/KB/2000, dan 39A Tahun 2000 tentang pembinaan dan pemberdayaan Resimen Mahasiswa untuk menghasilkan Sarjana plus serta generasi yang mengerti dan setia pada Konstitusi Negara yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Resimen Mahasiswa haruslah memenuhi beberapa kriteria berikut : Menwaharusbebasdarimuatanpolitikdankekuasaan,sertaprimordialisme. Resimen Mahasiswa adalah Resimen Pendidikan , wadah penggemblengan generasi muda, khususnya mahasiswa untuk menghasilkan calon pemimpin yang berkwalitas dan berwawasan kebangsaan. 15
  • 30. SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA Sebagai wadah untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa akan kemahiran berorganisasi. Menwa hendaknya dapat membekali anggotanya dengan kemampuan leadership dan manajemen yang bertujuan untuk menghasilkan Sarjana plus. Selain itu Menwa adalah wadah untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa akan nilai-nilai keprajuritan dan kebangsaan seperti nasionalisme, patriotisme, berani, loyal, disiplin, berdedikasi tinggi, pantang menyerah, adil dan jujur yang sangat diperlukan dalam era globalisasi dewasa ini. Nilai-nilai keprajuritan dan kebangsaan akan membentuk etos kerja yang tinggi dan daya tahan luar biasa. bila didukung oleh intelektual yang baik dan leadership yang tangguh serta manajemen yang handal akan menghasilkan pemimpin yang tangguh, berdedikasi, berwawasan kebangsaan dan menjunjung profesionalisme. Sebagai bagian dari masyarakat akademis anggota Menwa haruslah menjunjung “human right” menghormati orang lain harus hidup bersama dalam perbedaan. Dalam masyarakat kampus yang kita junjung adalah keilmiahan, menghormati, saling menghargai pendapat orang lain. Kalau ada orang yang tidak setuju dengan Menwa jangan dimusuhi. Khusus kepada para senior dan pemimpin satuan dalam pembinaan di Resimen Mahasiswa haruslah dapat menyediakan tantangan. Menwa memberikan tantangan yang terus menerus yang akan membentuk anggotanya agar mempunyai “naluri tempur”. Naluri yang akan membuat seorang menjadi rakus akan tugas- tugas, hal ini bila dilatih terus menerus akan menimbulkan etos kerja. Dari uraian ini jelas mengapa banyak tokoh dunia, seperti Ratu Inggris, Raja Yordania, Raja Persia dan lain-lain menyekolahkan anak mereka ke sekolah militer yang terbaik seperti West Point, di Amerika. Karena mereka ingin membentuk anak – anaknya dalam “hard process”, dalam tantangan. Pendidikan militer sudah menjadi idola dan diakui kehandalannya. *** 16
  • 31. SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA MENWA MEWARISI NILAI-NILAI KEJUANGAN ‘45 Oleh: Irjend.Pol. Drs. Bambang Suparno, SH,.M.Hum PERINGATAN Hari Ulang Tahun Menwa Jayakarta pada hakikatnya merupakan bentuk penghormatan sekaligus penghargaan kepada para pendiriMenwaJayakartayangtelahmemberikanpengabdiannya melampaui apa yang seharusnya diberikan. Oleh sebab itu, Menwa Jayakarta sebagai bagian generasi penerus, wujud penghormatan dan penghargaan kita yang paling mulia adalah mewarisi tradisi dan nilai-nilai kejuangan serta bersama- sama melanjutkan untuk mengisi kemerdekaan di bidang pembangunan. Hari ulang tahun Menwa Jayakarta yang memasuki genap usianya ke 50 tahun (15 Mei 1962-15 Mei 2012) adalah hari yang paling bersejarah monumental yang tercatat dalam lembaran kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dari sinilah awal titik tolak Menwa Jayakarta sebagai suatu Resimen Mahasiswa dalam penyempurnaan pengabdian dengan ilmu pengetahuan dan ilmu olah keprajuritan, dalam membangun kesadaran belanegara dan rasa nasionalisme di kalangan pemuda dan mahasiswa. Sehingga dapat dilakukan kajian dan koreksi apa yang telah dilakukan selama 50 tahun dan apa yang akan dikerjakan untuk menyongsong masa depan. Di tengah kondisi serba terbatas saat ini, pengabdian Menwa Jayakarta masih penuh semangat, tulus iklas dan profesional untuk membangun kesadaran bela negara. Secara jujur harus diakui bahwa kondisi ketahanan nasional kita belum sepenuhnya menggembirakan, banyak contoh dan kenyataan sehari- hari pada seluruh bidang dan aspek kehidupan yang kita rasa dan saksikan mencerminkan betapa kondisi ketahanan nasional kita, harus kita jaga dan tingkatkan. Upaya penguatan dan pemantapan ketahanan nasional itu harus menjadi kepedulian seluruh komponen bangsa. Salah satu komponen pendukung bangsa yang memiliki kepedulian kondisi tersebut tentunya Resimen Mahasiswa, dimana selama ini telah memberikan sumbangsih terhadap negara dalam hal 17
  • 32. SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA “Di tengah kondisi serba terbatas saat ini, pengabdian Menwa Jayakarta masih penuh semangat, tulus ikhlas dan profesional untuk membangun kesadaran bela negara ”. pengabdian dalam olah keprajuritan dan ikut mewarisi nilai-nilai kejuangan’45, baik dalam kehidupan dalam institusinya maupun dalam kehidupan di lingkungan masyarakat.. Di samping itu, sebagai pewaris nilai-nilai kejuangan ’45 Menwa Jayakarta harus memiliki disiplin, militansi, semangat nasionalisme dan patriotisme sebagai bangsa yang terus lebih ditingkatkan, sehingga kelemahan yang ada dapat tereliminir agar ketahanan nasional dapat lebih meningkat dan kuat pada semua lini kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Untuk itu Menwa harus pula memiliki kesadaran alamiah untuk bersatu sebagai suatu bangsa yang lahir karena persamaan sejarah, kesamaan aspirasi perjuangan bangsa di masa lampau, kesadaran akan kebersamaan dalam memperjuangkan kepentingan bangsa, kesamaan pandangan, harapan dan tujuan dalam mencapai cita-cita bangsa. Bahwa ancaman dan tantangan global di masa depan, kita perkirakan semakin kompleks dan beragam. Sebagi bagian dari kehidupan global, bangsa dan negara kita juga akan menghadapi tantangan global berikut dengan segala dimensinyayangpada akhirnyaberpengaruhpada keamanan dalam negeri.Dewasa ini keamanan dalam negeri dihadapkan pada tantangan kelangkaan pangan, krisis meningkatnya aksi kriminal dan lain-lain, sehingga upaya penegakan hukum harus lebih intensif. Oleh sebab itu, masih banyak yang perlu lebih mendapatkan perhatian kita semua untuk ikut serta memelihara stabilitas nasional tetap dapat terjaga dengan baik. Untuk itu hendaknya Menwa Jayakarta harus terus tetap menjaga komitmen yang selama ini dibangun dapat dipertahankan, sehingga Menwa Jayakarta benar-benar menjadi institusi yang lebih profesional sebagai komponen pendukung yang ikut dalam menjaga dan memelihara keamanan dalam negeri dan pertahanan negara. Untuk semua itu, maka dalam membangun, memantapkan dan mengembangkan kesadaran belanegara dan rasa nasionalisme mewarisi nilai- nilai kejuangan’45 yang dilakukan oleh Menwa Jayakarta, diperlukan adanya 18
  • 33. SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA keteladanan dari semua pihak dalam institusi Menwa, baik perorangan maupun kelompok disemua strata dan semua bidang kehidupan Menwa. Dengan begitu diperlukan tindakan proaktif dan nyata dalam mewarisi nilai-nilai kejuangan’45 melalui gerakan-gerakan yang produktif baik melalui pengabdian ilmu pengetahuan maupun ilmu olah keprajuritan di lapangan yang dilakukan secara simultan dibawah komando dari pimpinan Menwa itu sendiri. Dalam kaitan itu tentunya masyarakat mengharapkan agar Menwa Jayakarta dalam menjalankan misinya hendaknya senantiasa dapat berperan lebih aktif dalam penyempurnaan pengabdian dengan ilmu pengetahuan dan ilmu olah keprajuritan. Setidaknya Menwa Jayakarta harus mampu mencegah diri sendiri agar jangan sampai menjadi beban apalagi sumber masalah bagi masyarakat di sekelilingnya. Amalkan “Panca Dharma Satya” sebagai komitmen moral anggota Menwa Jayakarta dalam meringankan beban kehidupan masyarakat. Kita jadikan peringatan ini menjadi tonggak baru yang lebih segar dengan memupuk karakter dan nilai-nilai luhur bangsa menuju Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Selamat Ulang Tahun ke 50 tahun Menwa Jayakarta semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkahi pengabdian kita kepada negara yang kita cintai. *** 19
  • 34. SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA REPOSISI MENWA DI LINGKUNGAN KAMPUS Oleh Prof. Dr. H. Armai Arief, MA MAHASISWA adalah sosok yang terbiasa bergelut dengan nilai-nilai ilmiah, selalu terdorong untuk bersikap dinamis dalam menentukan langkah hidup sesuai dengan arah logika (rasional) yang ia bangun. Oleh karena keputusan, rupanya tidak bisa ditawar-tawar lagi. Hal ini tentunya menjadi ciri khas tersendiri bagi mahasiswa, ia bergerak sesuai dengan hati nuraninya bukan atas dasar kepentingan pragmatis yang memang terkadang selalu menghantuinya. Sebagai sosok yang kritis dan berani mengambil keputusan, mahasiswa memiliki landasan asumsi bahwa dalam hidup ini mesti ada kedinamisan, yaitu suatu kondisi perubahan menuju ke arah perbaikan. Maka dengan asumsi ini tidak jarang para mahasiswa melakukan preasure kepada pihak penguasa jika keadaan yang ada di sekelilingnya (dirasakan) terdapat kejanggalan-kejanggaian. Karena itu mahasiswa dapat dikatakan sebagai agent of social change, karena keberhasilannya menjalankan peran aktif dalam transformasi sosial masyarakat sekitarnya. Dalam hal ini sejarah mencatat bahwa mahasiswa merupakan komponen bangsa yang hingga sampai saat ini masih tetap berperan dalam arena sejarah perkembangan bangsa. Sebagaimana diketahui bahwa setiap beralihnya tongkat kepemimpinan nasional tidak lepas dari peran aktif para mahasiswa, bahkan sejak bangsa ini masih dalam cengkeraman penjajah, para mahasiswa sebagai pemuda yang memiliki sikap nasionalisme yang tinggi turut serta mempraksrsai berdirinya Budi Utomo, lahirnya Sumpah Pemuda, dar. berbagai organisasi kepemudaan lainnya. Masih hangat dalam ingatan kita, bagaimana peran aktif mahasiswa dalam menumbangkan rezim Orde Baru dan menggulirkan reformasi. Hal ini semakin menunjukan kepada kita bahwa mahasiswa sebagai komponen bangsa memiliki peran strategis dalam mengambil langkah-langkah yang berpihak kepada 20
  • 35. SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA “…Menwa dituntut untuk introspeksi diri dan mengkaji secara mendalam tentang langkah-langkah strategis apa yang mesti dilakukan. Untuk itu keluasan wawasan dan ketajaman analisa lingkungan sangat diperlukan, paling tidak memperbaharui diri dalam berpartisipasi aktif untuk pembangunan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar, maju dan bermartabat ” kepentingan nasional. Namun demikian, gelombang reformasi yang dahulu digulirkan oleh mahasiswa nampaknya mulai ternoda dengan adanya sekelompok mahasiswa yang mendasarkan aktivitasnya (gerakannya) pada kepentingan pragmatis dan mengabaikan kepentingan nasional dalam skala yang lebih luas. Pada kondisi ini, tidak jarang gerakan-gerakan mahasiswa “diboncengi” oleh pihak-pihak luar yang secara sengaja memanfaatkan kesemangatan dan kekuatan mahasiswa, sehingga munculah “demo-demo pesanan” yang secara langsung ‘ maupun tidak langsung akan menurunkan kredibilitas mahasiswa itu sendiri. Menyikapi hal ini, organisasi- organisasi kemahasiswaan termasuk di dalamnya Resimen Mahasiswa atau Menwa dituntut untuk introspeksi diri dan mengkaji secara mendalam tentang langkah-langkah strategis apa yang mesti dilakukan. Untuk itu keluasan wawasan dan ketajaman analisa lingkungan sangat diperlukan, paling tidak memperbaharui diri dalam berpartisipasi aktif untuk pembangunan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar, maju dan bermartabat. Dalam beberapa tahun belakangan ini, Menwa cenderung tidak begitu populer di kalangan kampus, bahkan cenderung dipandang negatif oleh sebagian kalangan. Hal ini tentunya tidak bisa lepas dari perjuangan mahasiswa dalam menumbangkan suatu rezim yang memberikan keleluasaan lebih kepada militer di mana Menwa diidentikkan sebagai “antek-antek militer atau militernya kampus”. Dengan alasan ini timbul berbagai gejolak yang menginginkan agar Menwa dibubarkan saja dari dunia kampus. Karena keberadaannya dianggap sebagai kepanjangan tangan dari militer. Apa lagi, saat ini muncul berbagai diskursus yang menginginkan adanya suatu pemerintahan yang dikelola oleh sipil, sedangkan militer dikembalikan kepada fungsi. pertahanan dan keamanan negara. Menanggapi hal itu, introspeksi diri secara terbuka merupakan sikap yang 21
  • 36. SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA elegan, yang bukan berarti kalah dari kecenderungan situasi yang nampaknya kurang memihak kepada Menwa. Oleh karena itu, pemikiran terhadap suatu paradigma baru untuk menjadikan Menwa sebagai organisasi yang lebih matang, solid dan independen sangat diperlukan. Dalam hal ini munculnya Surat Keputusan Bersama 3 Menteri (Menteri Pertahanan dan Keamanan, Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah) Nomor: KB/14/M/X/2000, Nomor : 6/U/KB/2000; Nomor : 39 A tahun 2000, tanggal 11 Oktober 2000 tentang pembinaan dan Pemberdayaan Resimen Mahasiswa (Menwa) sebagai pengganti dari SKB 3 Menteri tahun 1994, jelas merupakan angin segar bagi Menwa untuk mampu menempatkan dirinya sebagai organisasi kemahasiswaan yang matang, solid dan independen. Karena dengan munculnya 8KB 3 Menteri yang baru ini, pembinaan dan pemberdayaan Menwa diserahkan kepada perguruan tinggi masing-masing. Ini menunjukkan bahwa keberadaan Menwa secara organisasi tidak berbeda dengan organisasi-organisasi lainnya yang ada di lingkungan kampus. Sebagai Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Menwa merupakan lembaga atau organisasi otonom kemahasiswaan yang ada dan diakui oleh perguruan tinggi yang bersangkutan dan berfungsi sebagai wadah kegiatan khusus dalam upaya mengembangkan potensi, minat dan bakat serta pengabdian kepada masyarakat di tingkat perguruan tinggi. Dalam kedudukannya sebagai Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Menwa dituntut untuk mampu membuktikan dirinya sebagai organisasi yang telah mapan, tangguh dan propesional, karena jika hal ini gagal dilakukan oleh Menwa, maka tidak menutup kemungkinan eksistensinya akan kembali terusik. Ini merupakan cost yang mahal, yang mesti dibayar oleh Menwa baik secara organisasi maupun secara personal. Untuk itu sikap selalu memperbaiki diri dan membuka diri terhadap cakrawala kecenderungan dunia luar sangat diperlukan. Dalam hal ini bukan berarti saya mendudukan Menwa pada posisi yang hal ini masih menyisakan sebuah pertanyaan besar yaitu “dosa apa yang dilakukan oleh Menwa sehingga ia menanggung akibat dari kebencian sebagian masyarakat terhadap militer”-. Namun pada posisi ini, bukan juga merupakan suatu kearifan jika pihak Menwa menyalahkan adanya pandangan sebagian mahasiswa yang menyatakan bahwa Menwa adalah kepanjangan militer di lingkungan kampus, karena hal ini terjadi berdasarkan ketidaktahuan masyarakat dan mahasiswa 22
  • 37. SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA terhadap Menwa itu sendiri. Oleh karena itu, sikap yang terbaik dalam hal ini adalah mensosialisasikan jati diri Menwa sebagai organisasi kemahasiswaan. Sebagai salah satu UKM yang berada di lingkungan kampus dan memiliki kedudukan yang sama dengan organisasi-organisasi yang lainnya dan bukan merupakan kepanjangan tangan dari militer. Hal ini bisa dilakukan dengan berbagai macam kegiatan pembinaan baik yang tidak dimiliki oleh UKM-UKM lainnya, yaitu sikap memegang teguh disiplin, dibarengi dengan penajaman wawasan intelektual. Dengan demikian, kegiatan-kegiatan olah keprajuritan yang selama ini lebih ditonjolkan akan lebih baik jika dibarengi dengan kegiatan-kegiatan yang bertumpu pada pengembangan diri, ilmu pengetahuan (intelektualitas) dan pengabdian kepada masyarakat. Hal ini juga sejalan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat. Dalam kedudukannya sebagai Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Menwa dituntut untuk senantiasa menjadi organisasi yang lentur -bukan berarti tanpa pendirian- dan demokratis namun tetap mengedepankan sikap tegas dan disiplin terhadap para anggotanya dengan memegang garis komando yang merupakan ciri khas tersendiri dan yang membedakan organisasi ini dengan UKM-UKM yang lainnya di lingkungan kampus. Sebagai organisasi yang tumbuh dan berkembang di lingkungan kampus, Menwa merupakan organisasi mahasiswa yang bukan saja menekankan kegiatannya kepada kegiatan-kegiatan kemahasiswaan yang biasa dilakukan, seperti peningkatan intelektualitas dan lain sebagainya, akan tetapi merupakan wadah partisipasi mahasiswa dalam upaya bela negara. Sejarah mencatat bahwa Menwa yang didirikan oleh Jenderal Besar (Purn) A.H. Nasution pada pemerintahan Orde Lama terutama sekali ditujukan untuk turutserta dalam upaya membendung penyebaran paham komunis khususnya di lingkungan kampus. Hal ini mengindikasikan bahwa keberadaan Menwa di lingkungan kampus sebagai upaya memberikan ruang yang lebih terbuka kepada para mahasiswa untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pertahanan dan keamanan dan pemeliharaan stabilitas nasional. Oleh karena itu, sebagai bagian dari gerakan kemahasiswaan, Menwa tidak saja dibekali dengan berbagai macam ilmu pengetahuan, melainkan juga 23
  • 38. SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA dibekali dengan ilmu keprajuritan yang dikenal dengan mottonya “ Dharma Siddha”. Dengan demikian tidak berlebihan jika Menwa diharapkan dapat mengabdikan dirinya kepada perguruan tinggi tempat ia bernaung dalam menciptakan ketertiban kampus. Berkaitan dengan bela negara, maka setiap warga negara berhak turut serta dalam usaha bela negara. Karena itu Menwa tidak lebih merupakan bagian kecil dari komponen masyarakat In¬donesia yang diharapkan berpartisipasi aktif dalam kegiatan bela negara. Justru peranan masyarakat yang lebih luas sangat diharapkan, sehingga stabilitas nasional dapat terjaga. Namundemikian,usaha-usahabelanegaratidakbisahanyadimaknaidengan kegiatan mengangkat senjata untuk melawan musuh. Di sini ada pemaknaan yang lebih luas dari sekedar mengangkat senjata, melainkan dapat berupa aktivitas- aktivitas dalam berbagai sektor kehidupan bangsa yang didasari dengan semangat dan kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia. Di sini nampak jelas bahwa usaha bela negara dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja dan di mana saja, termasuk oleh Menwa di lingkungan kampusnya masing-masing. Kegiatan menanamkan rasa kebangsaan juga merupakan bagian dari aktivitas bela negara, begitupun dengan sikap saling menghormati, saling menolong sesama, memelihara keamanan dan ketertiban di lingkungan masing- masing, juga merupakan bagian dari aktivitas bela negara. Karena hal tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung akan dapat menciptakan suasana kerukunan yang pada gilirannya akan memelihara persatuan dan kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Berangkat dari pemikiran di atas, Menwa yang merupakan bagian integral dari warga negara Indonesia, merupakan wadah partisipasi aktif para mahasiswa khususnya dalam bidang pemeliharaan keamanan nasional. Hal ini didasarkan karena keamanan nasional tidak akan terbentuk tanpa adanya keamanan dalam lingkup terkecil yaitu keamanan pribadi, keluarga, lingkungan kampus, dan lingkungan masyarakat. Seperti umumnya mahasiswa, anggota Menwa juga diharapkan mampu memainkan peran dan fungsinya baik ketika ia masih duduk di bangku kuliah maupun ketika sudah menyandang predikat sebagai sarjana. Ketika masih duduk di bangku kuliah, ia diharapkan dapat memainkan perannya sebagai agent of social change dalam pesatnya transformasi kehidupan sosial masyarakat. Namun bukan berarti ia dituntut untuk aktif dalam kegiatan di luar kampus dengan mengabaikan 24
  • 39. SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA tugas intinya yaitu menuntut ilmu. Melainkan adanya keseimbangan yang didasari kesadaran pribadi dan kesadaran sosial. Ketika ia sudah menyandang predikat sarjana, maka anggota Menwa diharapkan memberikan pengabdiannya kepada masyarakat dan turut berpartisipasi aktif dalam membangun bangsa menjadi bangsa yang adil dan makmur berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Sebagaibagiandarigenerasipenerustongkatkepemimpinanbangsa,Menwa merupakan wahana memupuk kader pejuang dan pengabdi kepada masyarakat dan negara yang dilandasi sikap nasionalisme dan penuh tanggung jawab. Dalam hal ini Menwa banyak melakukan kegiatan-kegiatan yang menanamkan sikap patriotisme, mewarisi nilai-nilai perjuangan dengan penuh keikhlasan dan tanpa pamrih. Dengan demikian, kader Menwa adalah kader pejuang, pembaharu, pemikir, pemimpin masa depari bangsa dan kader pengisi pembangunan nasional yang tetap diharapkan kehadirannya. Oleh karena itu, Menwa merupakan kader potensial dan aset bangsa yang keberadaan dan kiprahnya akan selalu ditunggu- tunggu. Dengan demikian, Menwa memiliki hak dan kewajiban yang sama serta kedudukan yang sederajat dengan organisasi-organisasi kemahasiswaan lainnya. Oleh karena itu ia dituntut untuk mampu mengembangkan dirinya di tengah- tengah ketatnya kompetisi di antara organisasi kemahasiswaan yang ada. Menwa berhakmelaksanakankegiatan-kegiatanyangsudahmerupakancirikhasnya,seperti pendidikan olah keprajuritan yang dibarengi dengan peningkatan intelektual para anggotanya. Kegiatan ini dapat berbentuk Latsarmil (Latihan Dasar Kemiliteran), Pendidikan dan Latihan Perlindungan Masyarakat dan lain sebagainya. Karena dalam hal ini, pihak perguruan tinggi tidak berhak memperlakukan diskriminatif terhadap Menwa. Sebagian bagian dari warga negara yang peduli terhadap bela negara, Menwa merupakan wadah partisipasi aktif para mahasiswa khususnya dalam bidang pertahanan dan keamanan nasional. Sebagai organisasi yang pada kegiatannya telah dibekali latihan-latihan khusus tentang kemiliteran, Menwa dituntut untuk berpartipipasi aktif dalam segala usaha pembelaan terhadap negara. Hal ini juga sesuai dengan amanat UUD 1945 pasal 27 ayat 3 dan pasal 30 ayat 1. Di samping itu juga, usaha bela negara merupakan wujud dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi dan Panca Dharma Satya Resimen Mahasiswa dalam lingkungan masyarakat, bangsa negara Indonesia. *** 25
  • 40. SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA SISTEM INFORMASI PERTAHANAN NEGARAYANG TERINTEGRASI DALAM MENGHADAPI PERANG INFORMASI Oleh: Mayjend. TNI. Hartind Asrin Pendahuluan PERKEMBANGAN teknologi informasi dan komunikasi saat ini begitu pesat dan telah menyentuh hampir di setiap aspek kehidupan. Teknologi informasi tidak hanya dipakai dalam bidang industri ataupun ekonomi, tetapi juga dibidang pertahanan yang banyak memanfaatkan teknologi informasi untuk proses penetapan kebijakan dan pengambilan keputusan. Kemajuan teknologi informasi juga menggeser hakikat ancaman yang datang dari negara (state threat) melalui penggunaan senjata pemusnah massal menjadi kelompok (non state threat) dengan penguasaan teknologi tinggi. Ancaman terhadap negara tidak lagi menyangkut kekuatan militer, tetapi lebih luas spektrumnya yakni nirmiliter seperti ancaman “cyber crime”. Sun Tzu pakar strategi China dari abad ke lima sebelum masehi mengajarkan bahwa jenderal yang paling hebat adalah ia yang dapat mencapai tujuan perangnya tanpa melakukan pertempuran. Berarti dapat menundukkan musuh tanpa penggunaan kekerasan senjata. Ajaran Sun Tzu inilah yang rupanya dikembangkan Hitler. Setelah Hitler metoda itu juga digunakan Uni Soviet dan Partai Komunis Soviet, dan akhirnya tidak ada bangsa besar dan maju yang tidak berusaha mempunyai kemampuan melakukan metoda itu. Akibat dari perubahan radikal ini, maka sekarang negara besar yang mempunyai kehendak menguasai negara kecil belum tentu akan melakukannya dengan menggunakan kekuatan militernya secara langsung. Ia akan lebih dahulu mengusahakan agar bangsa negara kecil dapat dibawa cara berpikir dan berpersepsi yang sesuai dengan kepentingan negara besar. Untuk itu yang terutama digarap adalah pikiran dan persepsi masyarakat dengan melakukan berbagai usaha yang mengganggu, baik di bidang politik, ekonomi, maupun kebudayaan dan sosial. Ia 26
  • 41. SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA “…sangatlah strategis apabila peran Menwa lebih memahami ancaman pertahanan Negara pada perang informasi saat ini dengan jiwa dan semangat nasionalisme dan patriotisme di dadanya yang didapat dari tempaan sebagai anggota Menwa dari ancaman cyber crime yang dapat merusak generasi muda dalam pola pikir, tindak dan perilakunya ” akan berusaha menguasai media massa di negara kecil itu dan memanfaatkannya untuk secara sistematis dan terus menerus mempengaruhi pikiran dan perasaan masyarakat. Rasanya di tengah perkembangan teknologi sistem informasi yang demikian canggih, Resimen Mahasiswa Jayakarta yang tahun ini genap berusia 50 tahun harus berkembang dan menjadi wadah organisasi kemahasiswaan yang lebih peka terhadap ancaman pertahanan negaranya terutama perang di dunia cyber. Kenapa harus Menwa? Dengan sesanti “ Siddha-nya” dengan makna penyempurnaan pengabdian dengan olah keprajuritan dan ilmu pengetahuan bukan saja pengembangan semata tetapi lebih pada pengembangan ilmu pengetahuannya. Di sisi lain, keberadaan Menwa sebagai Organisasi Kemahasiswaan tentunya tidak asing lagi dengan teknologi sistem informasi yang berkembang saat ini dengan bekal sebagai warga kampus dimana perkembangan teknologi sistem informasi sudah bukan barang baru lagi dan menjadi muatan wajib pada kurikulum perguruan tinggi diberbagai strata yang ada. Oleh karena itu, sangatlah strategis apabila peran Menwa lebih memahami ancaman pertahanan Negara semangat nasionalisme dan patriotisme di dadanya yang didapat dari tempaan sebagai anggota Menwa dari ancaman cyber crime yang dapat merusak generasi muda dalam pola pikir, tindak dan perilakunya. Perlu diketahui, saat ini Kementerian Pertahanan Republik Indonesia sedang membangun Sistem Informasi Pertahanan Negara atau lebih dikenal lagi dengan istilah Sisfohanneg yang berbasis pada penyediaan data dan informasi yang cepat, akurat, real time sehingga aman dalam proses penetapan kebijakan keputusan. Keberadaan Sisfohanneg ini sangat penting sekali dimasa damai guna menghadapi perang informasi seperti saat ini. 27
  • 42. SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA Kedudukan Pusat Komunikasi Publik atau Pusat Kompublik yang berfungsi sebagai perumusan dan pelaksanaan kebijakan pelaksanaan teknis di bidang informasi pertahanan memegang peranan cukup penting dalam perang informasi di era damai seperti saat ini. Diperlukan percepatan pengolahan informasi yang didukung dengan tenaga-tenaga yang mampu merespon setiap kejadian atau informasi yang berkembang di segala aspek kehidupan masyarakat saat ini. Sistem Informasi Pertahanan Negara. Informasi merupakan aset yang strategis bagi setiap organisasi. Inilah yang menyebabkan mengapa banyak pemerintahan ataupun badan tertentu menghabiskan jutaan bahkan miliaran dollar untuk mendapatkan informasi mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan ancaman potensial bagi keamanan mereka. Tanpa informasi yang tepat dapat menyebabkan kegagalan khususnya dalam bidang pertahanan, sehingga kemampuan untuk menyediakan informasi potensial merupakan faktor yang sangat menentukan dari kekuatan pertahanan suatu negara. Secara garis besar Sisfohanneg merupakan integrasi data internal dan eksternal dalam jaringan komunikasi data (komta) yang terdiri dari data internal strategi pertahanan (Strahan) perencanaan pertahanan (Renhan), kekuatan pertahanan (Kuathan), potensi pertahanan (Pothan), dan sarana pertahanan (Ranahan) serta terintegrasi pula dengan data eksternal yang berasal dari ketiga angkatan militer (AD, AL, AU) Adapun prioritas pengembangan Sisfohanneg dibagi dalam 5 (lima) prioritas yakni (1) Sistem jaringan komunikasi data, (2) Sistem Aplikasi, (3) Up dating data secara online, (4) sistem keamanan data/sandi dan (5) pembinaan sumber daya manusia (SDM) bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK). 1. Sistem Jaringan Komunikasi Data. Gelar jaringan komunikasi data hingga tahun 2014 nanti mencakup seluruh bidang di lingkungan kerja Kemhan dan instansi pemerintahan lainnya yang relatif negara. Diharapkan dengan terbangun jaringan komunikasi data ini maka akan terjadi percepatan arus informasi secara dua arah (two ways). 2. Sistem Aplikasi Dalam pengembangan aplikasi Sisfohanneg menitik beratkan pada 28
  • 43. SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA dan matriks disajikan dalam digital dashboard untuk memudahkan pimpinan dalam proses pengambilan keputusan strategis. Selain itu dikembangkan pula sistem Geograpic Information System (GIS) yang saat ini telah mencakup 3 (tiga) satker yaitu Strahan (Pos Pamtas, ALKI, Pulau Terluar, Garis Perbatasan); Pothan (Batas Kodam, Batas Korem, Batas Kodim) dan Kuathan (Gelar pasukan TNI-AD, TNI-AL, TNI-AU). 3. Updating Data On Line. Bagian yang terpenting dari suatu sistem informasi adalah ketersediaan data. Data tersebut harus disajikan secara cepat dan akurat serta terintegrasi satu dengan yang lainnya untuk menghasilkan informasi penting untuk proses penetapan kebijakan serta pengambilan keputusan. Data yang diolah bukan hanya data terstruktur saja namun juga data tak struktur. Adapun jenis data meliputi data Renhan (APBN), Strahan (daerah perbatasan, pos Pamtas, pulau terluar hingga kesiapan tempur), Kuathan (personil TNI dan PNS, alutsista hingga Pangkalan TNI-AL & Sipil), Pothan (Produksi Pangan & Palawija, Rumkit Sipil, Personil Medis Paramedis Sipil, hingga stasiun radio dan TV), Ranahan (Industri Pertahanan, Kontrak Pengadaan Alutsista KE/Non KE, Kelaikan Materil & Kelaikan Instruktur, Materil Kontrak & Negara Supplier Terrain/Citra Satelit, Pulau Terluar, Perbatasan. Kesemua data tersebut diatas terintegrasi pula dengan data yang dimiliki oleh Markas Besar (AD, AL, AU) serta instansi lain yang terhubung dalam jaringan komunikasi data Sisfohanneg, sehingga updating data dapat dilakukan secara online. Dari sisi integrasi sistem, teknologi informasi membuat kompleksitas pada organisasi pertahanan lebih berat dari pada sebelumnya. Kompleksitas ini dapat diatasi dengan menggunakan piranti lunak yang dirancang untuk keperluan tersebut, terutama piranti lunak Data Base. Dengan demikian integrasi sistem dalam organisasi militer menjadi lebih baik. 4. Sistem Keamanan Data/Sandi. Saat ini ancaman terhadap negara tidak lagi menyangkut kekuatan militer, tetapi lebih luas spektrumnya yakni nirmiliter seperti ancaman cyber crime. Karena itu, sistem keamanan pada sistem informasi negara sangat diperlukan. 29
  • 44. SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA Hal tersebut pula yang menjadi dasar untuk membangun Sisfohanneg yang aman dari gangguan-gangguan dalam dan luar. Dan salah satu fokus pembangunan Sisfohanneg adalah sistem keamanan data. Selain perangkat keras dan lunak dibutuhkan juga tenaga-tenaga Teknologi Informasi (TI) terdidik yang mampu mendeteksi secara cepat ancaman/gangguan terhadap Sisfohanneg. Wall Street Journal edisi 31 Mei lalu, melansir pemberitaan bahwa Pentagon menyatakan jika aksi pengrusakan komputer suatu negara merupakan tindakan perang. Ini merupakan kebijakan resmi pertama yang dikeluarkan Pentagon mengenai strategi perang internet dan diperkirakan bagian non- rahasia dari kebijakan tersebut diumumkan Juni. Pada batas tertentu, Pentagon berencana memanfaatkan kebijakan ini untuk memperingatkan musuh potensial, agar menyadari konsekuensi bila coba menyerang AS melalui internet. Seorang pejabat militer mengatakan, jika seseorang memutus jaringan listrik kami, mungkin kami akan menjatuhkan sebuah rudal ke cerobong asapnya. Strategi tersebut mengindikasikan bahwa pihak AS telah mulai menjajaki pengaruh internet terhadap keamanan dunia. Dengan situasi ini, ancaman peretas terhadap reaktor nuklir, kereta bawah tanah atau pipa pengiriman minyak milik AS dapat diumpamakan sebagai ancaman dari pasukan militer suatu negara terhadap infrastruktur tersebut. Dari uraian tersebut diatas jelas bahwa ancaman pencurian dan pengrusakan data sudah menjadi ancaman yang dapat menyulut api peperangan. Oleh karena itu Sisfohanneg juga memfokuskan pembangunan sistem keamanan data sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini. 5. Pembinaan SDM TIK Dengan adanya implementasi Sisfohanneg maka sebagai konsekuensinya akan merubah cara kerja organisasi saat ini memerlukan SDM yang handal, untuk mengoperasionalkan teknologi yang cukup canggih. Dibutuhkan transfer pengetahuan (transfer knowledge) dari pengembang sistem atau pemasok teknologi kepada SDM yang telah disiapkan sebelumnya secara kontinyu dan berkesinambungan. Hal ini untuk menjamin kemampuan SDM yang siap terhadap perubahan-perubahan teknologi yang sangat cepat seperti saat ini. Pembinaan SDM menjadi bagian integral dari pembangunan Sisfohanneg. 30
  • 45. SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA Perang Informasi. Masih hangat dalam ingatan kita peristiwa pemberontakan rakyat Libya media informasi sangat vital kala itu. Dalam tulisannya di erabaru.net (Rabu, 24/8/11) Aron Lamn menulis ”Perang Informasi mengamuk di Libya”, pasukan serangan informasi satu sama lainnya dengan tujuan mencari dukungan kepada rakyat Libya dan dunia internasional. Facebook, Twitter, dan SMS menjadi sarana favorit untuk menyampaikan ajakan-ajakan hasutan, dan informasi kepada rakyat Libya secara cepat dan murah. Hal tersebut terjadi pula dalam kerusuhan yang baru-baru ini terjadi di Inggris. Kembali media sosial menjadi sarana untuk menyampaikan pesan-pesan kepada para perusuh. Dari hal tersebut di atas nampak perubahan radikal dibidang perang informasi. Sekarang negara besar yang mempunyai kehendak menguasai negara kecil belum tentu akan melakukannya dengan menggunakan kekuatan militernya secara langsung. Ia akan terlebih dahulu mengusahakan agar bangsa negara kecil dapat dibawa cara berpikir dan berpersepsi yang sesuai dengan kepentingan negara besar. Untuk itu yang utama digarap adalah pikiran dan persepsi masyarakat dengan melakukan berbagai usaha yang menggangu, baik dibidang politik, ekonomi, kebudayaan dan sosial. Ia akan berusaha menguasai media massa di negara kecil itu dan memanfaatkannya untuk secara sistematis dan terus menerus mempengaruhi pikiran dan perasaan masyarakat. Saat ini adalah zaman informasi kecepatan tinggi. Teknologi informasi sudah berkembang sedemikian rupa yang membuat suatu informasi, baik berupa berita, analisa ataupun pandangan segera sampai di hadapan kita dalam hitungan detik. Setiap tempat di dunia seolah hanya berjarak sejengkal dari tempat kita duduk atau berdiri. Setiap orang juga terhubung dalam suatu jaringan informasi. Jarak saat ini bukan lagi suatu masalah, setiap orang di manapun dia akan selalu dapat dihubungi dan akan selalu dapat menerima berbagai macam informasi baik berupa berita, analisa ataupun pandangan seseorang, dan menjadi sangat penting untuk diketahui. Kita tidak lagi bisa menutup mata dan telinga, kehidupan sekarang memang sangat dipengaruhi oleh informasi yang kita terima. Banyak media, baik radio, televisi, internet, ataupun jejaring sosial yang menyediakan dan memberikan informasi untuk masyarakat dunia. Semua itu akan masuk ke otak kita untuk mempengaruhi pikiran, membuat kita senang, menyentuh perasaan, 31
  • 46. SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA ataupun akan menimbulkan rasa takut. Informasi yang tersedia tidak semuanya baik untuk diterima, tidak semua bertujuan mulia, dan tidak semuanya benar. Ini adalah perang informasi. Semua informasi bercampur aduk, orang yang benar akan menyampaikan kebenaran dan orang yang tidak baik akan menyampaikan segala kebohongan. Orang akan membuat berita dan analisa sesuai dengan kepentingannya. Untuk itu, karena banyaknya informasi yang tersedia, kita perlu mengetahui sumber dan inti dari suatu informasi. Sumber informasi penting untuk kita ketahui, agar kita menilai apakah sumber tersebut adalah benar, sumber yang netral ataukah sumber yang punya kepentingan. Mengintegrasikan Informasi Pertahanan Menghadapi Perang Informasi. Internet pada awalnya merupakan jaringan komputer yang dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969, melalui proyek ARPA atau ARPANET (Advanced Research Project Agency Network). Program berbasis komunikasi data ini bertujuan menghubungkan para periset ke pusat-pusat komputer, sehingga dapat bersama-sama memanfaatkan sarana komputer, seperti disk space, data base dan lain-lain. Selain itu, proyek tersebut juga membuat sistem jaringan komunikasi antar komputer yang tersebar didaerah-daerah vital. Hal ini penting untuk menghindari terjadinya informasi terpusat, yang apabila terjadi perang dapat mudah dihancurkan. Internet Protocol (IP) memegang peranan penting dalam jaringan sistem informasi karena bisa menghubungkan komunikasi dari darat, laut, udara, maupun luar angkasa. IP juga memiliki kemampuan untuk membuat bermacam- macam sistem komunikasi. Karena itu meskipun menggunakan sistem yang saling tidak kompatibel namun antara yang satu dengan yang lain tetap dapat saling berkomunikasi. Kemajuan TI berimplikasi pada pergeseran paradigma memenangkan perang. Pada awalnya, cukup dengan konsep Komando dan Kendali (Kodal/ K2), yang pada prinsipnya merupakan hubungan intern antara komandan dengan anak buahnya dalam tugas operasi. Namun kemudian komunikasi dengan satuan lain dalam suatu operasi menjadi keharusan sehingga lahir konsep baru yaitu Komando, Kendali dan Komunikasi (K3). Dengan teknologi komunikasi yang semakin mutakhir, maka ditambahkan keterangan atau data intelijen (K3I). Informasi yang akurat dan strategis memang menjadi faktor yang sangat 32
  • 47. SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA menentukan bagi kekuatan pertahanan suatu negara. Sebab informasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari komando dan kendali yang merupakan kunci setiap operasi. Informasi menjadi dasar pembuatan kebijakan atau untuk menyusun strategi dalam menghadapi ancaman yang ada. Taktik brilian untuk menggempur lawan tidak akan terlahir tanpa adanya informasi yang lengkap, akurat, dan cepat. Untuk itu, siapapun kita, informasi apapun yang diterima, pastikan dan pahami dengan baik. Kita jangan hanya membaca kesimpulan atau rekomendasi saja, tetapi pelajari secara keseluruhan dari informasi yang kita terima. Ancaman terhadap negara tidak lagi menyangkut kekuatan militer, tetapi lebih luas spektrumnya yakni nirmiliter seperti halnya “cyber crime”. Oleh karena itu, memahami perkembangan sistem teknologi informasi terutama memahami bagaimana proteksi sistem yang ada. Kementerian Pertahanan telah punya Lembaga Sandi Negara yang tugasnya memberikan proteksi pada sistem informasi negara yang dikembangkan, sehingga mampu memproteksi sistem pertahanan negara dari ancaman peretas dari luar yang teknologinya lebih maju. Ke depan, tidak hanya sistem informasi, tetapi seluruh sensor dan sistem persenjataan dapat terhubung secara penuh dalam sebuah lingkungan perencanaan, penaksiran, dan pelaksanaan yang terintegrasi untuk mengimplementasikan kebijakan maupun strategi di lapangan. Marilah kita bersama-sama dengan ancaman perang yang modern yang begitu menakutkan melalui perang cyber, diulang tahun Menwa ke 50 tahun ini kita tingkatkan kewaspadaan kita demi terciptanya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang Damai, Aman, Makmur dan Sejahtera. Dirgahayu Menwa Jayakarta ke 50 tahun, Jayalah selalu demi pengabdian terbaik bagi Nusa dan Bangsa Indonesia yang kita cintai. *** 33
  • 48. SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA MENWA POTENSI PERTAHANAN YANG TERABAIKAN Oleh: Letkol.Inf. Rachmad PS,S.IP,.M.Si Mahasiswa Indonesia, seperti juga mahasiswa di negara-negara lain merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat bangsa, khususnya dari golongan pemuda. Kemajuan-kemajuan yang dicapai melukiskan kemajuan bangsa, prestasinya adalah prestasi bangsa. Sebaliknya jika universitas dan mahasiswa mundur, itu juga merupakan pencerminan yang jelas dari masyarakat bangsa. PADA hampir semua belahan dunia, mahasiswa selalu menjadi unsur yang sangat penting dari perkembangan bagsa dan negara. Mahasiswa dipandang sebagai angkatan muda yang paling banyak memberikan harapan hari depan. Mahasiswa memiliki dinamika, militansi, keberanian, kejujuran, kerelaan berkorban. Ada satu lagi kekhususan mahasiswa, yaitu memiliki kecerdasan otak dan kemampuan berpikir tinggi yang didapatnya dari pendidikan-pendidikan sebelumnya secara berturut-turut. Artinya perbedaan yang ada hanyalah pada pendidikan, yang menyebabkan mahasiswa berpikir secara ilmiah dari yang bukan mahasiswa. Dengan kelebihannya ini mahasiswa bisa menjadi agent of change di kalangan masyarakat yang ada di sekitarnya, demikian halnya jika mahasiwa turut terlibat dalam permasalahan bangsa dan negara, termasuk di dalam upaya bela negara mahasiswa yang bernaung di dalam lembaga Resimen Mahasiswa (Menwa). Tradisi perjuangan Resimen Mahasiswa lahir dari sebuah sejarah panjang dengan tradisi yang terbangun dari tradisi yang hidup dalam masyarakat. Pertama adalah tradisi nasional adalah tradisi tentara pelajar pejuang, yaitu tradisi Tentara Pelajar (TP) dan Corps Mahasiswa (CP), yaitu tradisi meninggalkan bangku sekolah untuk berjuang di bidang pertahanan negara. Resimen Mahasiswa lahir dari 34
  • 49. SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA suasana negara yang tidak menentu pada akhir tahun 1950-an, suasana perang kemerdekaan juga masih mewarnai semangat pemuda/mahasiswa saat itu. Dalam suasana seperti ini, berbagai organisasi pemuda, pelajar dan mahasiswa yang ada saat itu tumbuh dengan semangat “Perang Kemerdekaan”. Tidak heran jika waktu itu wajib latih militer menjadi bagian kehidupan pemuda, pelajar dan mahasiswa. Terutama bagi mereka yang tergabung dalam berbagai organisasi mobilisasi massa seperti Tentara Pelajar dan Corps Mahasiswa yang menjadi cikal bakal Menwa. Keberadaan Menwa di kampus sebagai potensi pertahanan negara cukup eksisdenganberbagaipayunghukumyangmelindunginyaselamaini.SkepBersama oleh Menteri Perguruan Tinggi Ilmu Pengetahuan (PTIP) dan Wanpa Hankam yang menggambarkan pokok pikiran pada masa itu, yaitu Nomor M/A/20/ 1963 tentang Wajib Latih Mahasiswa (Walawa) dan pembentukan Menwa. Dua tahun kemudian ke luar Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Menko Hankam dan Menteri PTIP Nomor : M/A/165/1965 dan Nomor 2/ PTP/1965 tentang Organisasi dan Prosedur Resimen mahasiswa. Tahun 1975, dikeluarkanlah SKB tiga menteri tentang pembinaan organisasi Resimen Mahasiswa dalam rangka mengikutsertakan rakyat dalam pembelaan negara. Keputusan itu pertama kali dimuat dalam SKB Menhankam Pangab/Mendikbud/Mendagri No. Kep/39/ XI/1975, 0246a/U/1975, 247/A/1975 tanggal 11 November 1975. Sedangkan Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan Organisasi Menwa baru dikeluarkan tanggal 19 Januari 1978 dalam SKB Menhankam/Pangab Nomor Kep/021/1978, 05a/ U/1978, 17A/1978. Perlu revitalisasi payung hukum Seiring dengan semakin banyaknya kritik tentang Menwa, pemerintah pada tanggal 11 Desember 1994 kembali menerbitkan Surat Keputusan Bersama (SKB) tentang pembinaan Menwa. Pemerintah memandang bahwa Menwa masih dianggap fungsional, dan SKB ini sebenarnya hanya meneruskan SKB yang ada sebelumnya. Namun ada perbedaan mendasar dari SKB 1994 ini adalah menyangkut tanggung jawab pembinaan, dimana dalam SKB 1994 Menwa secara tegas dinyatakan sebagai Rakyat Terlatih. Memasuki era reformasi dan menguatnya tuntutan pembubaran Menwa, maka dalam sebuah rapat Pembantu Rektor III Perguruan Tinggi se-Indonesia pada pertengahan Mei 2000, diputuskan untuk meninjau kembali keberadaan Menwa. Namun mengingat pentingnya peran Menwa di kampus, terlebih perannya dalam menanamkan wawasan kebangsaan, 35
  • 50. SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA khususnya bela negara di kalangan pemuda/mahasiswa, maka keberadaan Menwa tetap dipertahankan dengan menyesuaikan perubahan paradigma yang berkembang. Hal ini selanjutnya tertuang dalam Surat Keputusan Bersama (SJB) Menhan Nomor : KB/14/M/X/2000, Mendagri dan Otda Nomor : 6/U/ KB/200 dan Mendiknas Nomor : 39 A TAHUN 2000 tentang Pembinaan dan Pemberdayaan Resimen Mahasiswa. Surat Keputusan Bersama tahun 2000 tentang Pembinaan dan Pemberdayaan Resimen Mahasiswa adalah aturan terakhir yang mengatur tentang Menwa, dimana SKB masih mengacu pada Undang Undang No. 20 tahun 1982 tentang Pokok Pokok Pertahanan Negara sebagai “rohnya”. Namun “roh” dari Surat Keputusan Bersama tahun 2000 tersebut saat ini telah hilang seiring bergantinya UU Pertahanan, yaitu UU No. 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. SKB tahun 2000 seharusnya direvisi kembali dengan mengacu pada UU Pertahanan yang baru, yaitu UU No. 3 tahun 2002. Terjadi kegamangan dalam pembinaan Menwa, dan sangat beralasan jika Menwa saat ini kehilangan pijakan payung hukum, karena SKB yang mengaturnya sendiri telah kehilangan “roh” terkait UU Pertahanan yang melandasinya. Oleh karena itu revitalisasi payung hukum menyangkut pembinaan Menwa menjadi sesuatu yang harus segera dilakukan saat ini, sehingga peran dan fungsi Menwa ke depan bisa lebih tertata, terutama mengatur kontribusi Menwa dalam upaya bela negera. Harus survive dalam situasi apapun Menwa lahir dari sebuah sejarah panjang Indonesia dalam menghadapi berbagai ancaman baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Harus diakui bahwa keberadaan organisasi Menwa sempat mengalami pasang surut sesuai dinamikaperkembangansituasipolitikIndonesia. Menwaberkembangdarisebuah organisasi yang didasarkan pada kesadaran bela negara di kalangan kampus yang sangat berpengaruh pada masa Orde Baru, hingga munculnya berbagai tuntutan pembubaran seiring gelombang reformasi. Saat itu banyak kalangan menganggap Menwa terlalu dekat dengan militer (bahkan dituduh sebagai kaki tangan militer di kampus), sehingga tidak sesuai dengan semangat demokrasi yang dibangun di kampus. Ini adalah tantangan yang bukan hanya harus dihadapi Menwa, tetapi juga oleh para penyelenggara negara yang berhubungan langsung dengan Menwa. Sebagai lembaga intra kampus yang mengabdikan diri di bidang bela negara, Menwa jelas tidak dapat membangun dirinya sendiri tanpa adanya dukungan dari 36
  • 51. SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA “Yang penting saat ini bagi Menwa adalah terus berkarya memberikan subangan nyata untuk kepentingan negara dan masyarakat, sehingga keberadaan Menwa bisa memberikan menfaat bagi masyarakat sekelilingnya. Yakinkan bahwa setiap kegiatan positif yang dilakukan Menwa akan senantiasa mendapatkan apresiasi dari masyarakat maupun pemerintah ” pihak-pihak terkait, khususnya dari Kemendiknas dan Kemenhan. Mencermati perkembangan Menwa dan perubahan paradigma politik di tanah air, ada kecenderungan bahwa eksisensi Menwa semakin surut di banyak perguruan tinggi, baik dilihat dalam pola pembinaan, jumlah anggota, aktivitas kegiatan, peran maupun dukungan dari instansi terkait. Kondisi ini memang kurang menguntungkan untuk perkembangan Menwa, namun realitas ini harus dihadapi Menwa dengan terus melakukan langkah- langkah yang bisa dilakukan untuk memelihara eksistensi Menwa sebagai potensi bela negara di kalangan generasi muda, tanpa harus menunggu adanya kejelasan payung hukum. Yang penting saat ini bagi Menwa adalah terus berkarya memberikan subangan nyata untuk kepentingan negara dan masyarakat, sehingga keberadaan Menwa bisa memberikan menfaat bagi masyarakat sekelilingnya. Yakinkan bahwa setiap kegiatan positif yang dilakukan Menwa akan senantiasa mendapatkan apresiasi dari masyarakat maupun pemerintah. Kegiatan positif Menwa seperti keikutsertaan dalam penanggulangan bencana alam, pelibatan dalam SAR, aktivitas di bidang bela negara dsb, sejauh ini telah mengangkat nama Menwa dan semakin meyakinkan bahwa keberadaan Menwa memang diperlukan. Sebenarnya masih banyak institusi yang peduli dengan Menwa mereka siap untuk mendorong Menwa bergerak maju, tinggal bagaimana Menwa menangkap momentum ini. Sebagai prajurit Kopassus, penulis merasakan bahwa Kopassus selama ini sangat peduli dengan Menwa, sejumlah kegiatan Menwa telah dilaksanakan dan difasilitasi oleh Kopassus. Berbagai kursus seperti Suskalak dan Suskapin Menwa yang terhenti pelaksanaannya sejak reformasi berhasil dilaksanakan di Kopassus, bahkan sudah 2 kali dilaksanakan (tahun 2007 dan 2012). Menwa juga diikutsertakan dalam kegiatan berskala nasional seperti ekspedisi Bukit Barisan (tahun 2011) dan ekspedisi Katulistiwa (tahun 2012) serta ekspedisi NKRI Koridor Sulawesi (tahun 2013). 37
  • 52. SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA Menjadi penting kiranya bahwa Menwa harus terus berkarya dan menunjukkan kepada pihak luar, bahwa dalam situasi apapun Menwa akan selalu memberikan sumbangsih nyata untuk kemajuan negara. Widya Castrena Dharma Siddha. *** 38
  • 53. SETENGAH ABAD RESIMEN MAHASISWA JAYAKARTA HARAPAN DAN TANTANGAN MENWA DI MASA DEPAN Oleh: Erwin H. Al-Jakartaty, M.Si Pendahuluan SETELAH sekitar 14 tahun perjalanan kebangsaan kita pasca gerakan reformasi nasional yang dipelopori kalangan mahasiswa tahun 1998, kondisi bangsa ini sebenarnya belum beranjak jauh dari keterpurukan. Meskisecaraekonomiadasedikitperbaikan,namundalamkondisimoralmasihjauh dari harapan, hal ini dapat dilihat dari tingginya angka korupsi diberbagai tingkatan jabatan publik dari para penyelenggara pemerintahan. Kebudayaan nasional juga mengalami degradasi di tengah serbuan budaya pop dunia, aspek pertahanan keamanan pun meski ada penambahan sejumlah alutsista, secara umum masih melemah, rasa persatuan nasional belum membulat dengan masih terdapatnya reformasi hanyalah kemajuan dalam berdemokrasi, itu pun masih dengan catatan merah bahwa demokrasi yang dijalankan acapkali kebablasan, semisal chaos yang suka terjadi mengiringi kekalahan satu kandidat terhadap lawannya dalam suatu pemilihan kepala daerah. Dalam tulisan ini, gambaran diparagraf awal menyiratkan bahwa hal serius yang telah tereduksi selama berjalannya orde reformasi adalah telah terjadi suatu kealpaan bagi bangsa ini untuk meningkatkan wawasan kebangsaan dengan salah satunya memiliki kesadaran bela Negara. Padahal dalam konteks penguatan nasionalisme, peningkatan kesadaran bela Negara merupakan bagian penting dari Ketahanan Nasional yang berfungsi untuk meningkatkan moral bangsa. Motif moral ini menjadi gambaran kecerdasan sosial dalam wujud kemampuan untuk mengamati dan mengawasi kondisi ancaman terhadap bangsa secara komprehensif. Kemampuan ini berguna untuk menumbuhkan partisipatif warga Negara dalam wujud kemampuan melakukan kontrol sosial yang dilandasi dengan nilai moral kebangsaan. Ditengah tantangan yang sulit itu, sebenarnya masih ada 39