2. Merdeka Belajar adalah suatu pendekatan
yang dilakukan supaya siswa bisa memilih
pelajaran yang diminati.
3.
4. Pendidik tentu sudah seharusnya mampu mengenali
karakteristik dan kebutuhan murid. Akan tetapi hal
yang paling mendasar juga harus dimulai dari diri
sendiri yaitu mengenali kekuatan dan kelemahan
diri. Ibu dan Bapak Guru merefleksikan kekuatan
dan kelemahan yang kita punyai, agar dapat
mengelola apa yang kita miliki tersebut untuk
berperan mendidik murid-murid kita.
Mengantarkan peserta didik menuju mimpi dan
cita-cita yang diinginkan:
Guru memiliki peran penting dalam Pendidikan,
khususnya untuk terus berinovasi dalam
mengembangkan pembelajaran yang menarik,
inovatif, kreatif, menyenangkan yang
mengakomodasi konsep Merdeka Belajar.
5. Sekolah dan pendidikan merupakan bekal
untuk murid kita mengisi masa depan.
Peran Guru adalah mampu mewujudkan
dan mengembangkan 3 (tiga) aspek dalam
diri anak:
1. Daya Cipta (Kognitif)
2. Daya Rasa (Afektif)
3. Daya Karsa (Konatif)
Ketiga Aspek tersebut dapat memberikan
Pendidikan menyeluruh untuk menjadi
manusia seutuhnya.
• Mewariskan nilai dan
budaya masyarakat yang
relevan dengan masa kini.
• Mengembangkan sesuatu
yang dibutuhkan saat ini
dan masa depan.
• Menilai dan memilih
sesuatu yang relevan atau
kontekstual sebagai kontrol
sosial.
Manusia memilki dua kebutuhan
dasar yaitu kebutuhan lahir dan
batin. Pendidikan seyogyanya
dapat memenuhi kebutuhan
tersebut.
6. Tidak ada individu yang sama dan zaman selalu bergerak dinamis. Menyadari keunikan setiap dan semua
murid merupakan satu hal. Pendidikan seyogyanya bukan sesuatu yang kaku (rigid) dan pakem. Penyesuaian
sesuai konteks merupakan pendekatan yang perlu kita usahakan setiap waktunya sebagai pendidik.
Kodrat keadaan terdiri dari 2 hal, yaitu:
1. Kodrat Alam
Merupakan bagian dari dasar Pendidikan
murid yang berkaitan dengan sifat dan
bentuk lingkungan dimana mereka berada.
2. Kodrat Zaman
Merupakan bagian dari dasar Pendidikan
murid yang berkaitan dengan isi dan irama.
Kodrat keadaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari dasar Pendidikan murid.
Pendidikan bergerak dinamis menyesuaikan keadaan yang
terus bergerak begitu cepat. Sebagai guru perlu
mengantisipasi dan membaca arah perubahan tersebut.
Asas Trikon dianggap menjadi jawaban yang tepat menuju pembelajaran
yang berpihak kepada murid. Dengan Trikon (kontinyu, konvergen dan
konsentris) guru dapat merancang pembelajaran yang berkelanjutan, terbuka
dan berdasarkan kebudayaan bangsa
7. Kecerdasan berpikir murid harus dapat mengembangkan budi
pekerti atau watak murid yang tidak hanya dibentuk di sekolah,
tetapi dalam keluarga dan lingkungannya.
Budi pekerti (watak) merupakan hasil dari bersatunya gerak
pikiran, perasaan, dan kehendak atau kemauan, sehingga
menimbulkan suatu tenaga.
8. Mewujudkan fungsi pendidikan dimana guru tidak hanya mengajarkan
materi pelajaran, tetapi mendorong murid untuk menemukan pemahaman
bermakna yang relevan dengan kehidupannya untuk membantu murid
mencapai “Selamat dan Bahagia”.
Memberikan contoh tentang baik dan buruk tanpa harus mengambil hak murid
agar bisa tumbuh dan berkembang dalaam suasana batin yang mwerdeka sesuai
dengan dasarnya.
Menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Kompetensi abad 21 menjadi kompetensi yang perlu dimiliki murid untuk
menghadapi tantanga-tantangan ke depan. Untuk mencapai itu,
pendidikan yang memerdekakan murid menjadi salah satu cara, murid
merdeka dalam belajar, menggali keingintahuannya dengan bimbingan
guru. Guru harus memahami bagiamana murid merdeka belajar untuk
mencapai kpmptensi abad 21.