SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
1
Contents
AKSELERASI PEMBANGUNAN PERDESAAN ......................................................................2
DI KABUPATEN PANDEGLANG DALAM SUASANA KAMPUS MERDEKA......................................2
I. PENGANTAR.....................................................................................................2
II. TUJUAN DAN PENDEKATAN ...................................................................................3
2.1. Tujuan......................................................................................................3
2.2. Pendekatan................................................................................................3
III. KERANGKA KONSEPTUAL SINERJI ............................................................................6
IV. STRATEGI.....................................................................................................7
PUSTAKA ..............................................................................................................8
ANEKS-1: RPS Kapital Sosial dan Kapital Digital S-2 STISIP WIDURI ......................................9
1 Tujuan Umum ..................................................................................................9
2 Tujuan Khusus .................................................................................................9
3 Metode Perkuliahan..........................................................................................10
4 Metode Penilaian .............................................................................................10
5 Organisasi Perkuliahan......................................................................................10
ANEKS -2 : Pedoman Kerja Kelompok Mahasiswa Dan Focused Group Discussion: Garis Besar..11
2
AKSELERASI PEMBANGUNAN PERDESAAN
DI KABUPATEN PANDEGLANG DALAM SUASANA KAMPUS MERDEKA
Prof. Dr. Robert M.Z. Lawang
STISIP WIDURI – JAKARTA
STISIP BANARA – PANDEGLANG
Kuliah Umum
I. PENGANTAR
1 Selama masa penularan covid-19 sejak Maret 2020, dunia pendidikan tinggi
ditantang oleh Pemerintah (Kemendikbud) untuk ikut memikirkan dan melakukan
sesuatu yang dapat meringankan beban masyarakat di satu pihak, tetapi sekaligus
mengembangkan ilmu pengetahuan di lain pihak. Setiap kampus memiliki lingkungan
sosial yang berbeda-beda, sehingga tantangan yang diberikan oleh Pemerintah itu
masih harus diterjemahkan dalam program yang lebih kontekstual.
2 Istilah akselerasi sangat tepat untuk menggambarkan beberapa tindakan urgensi
yang harus segera diambil untuk mengatasi masalah sosial ekonomi masyarakat desa
secara cepat.
1) Dari tiga kebutuhan pokok masyarakat Papan, Sandang, Pangan, adalah pangan
yang paling urgen. Usaha untuk membuat rumahtangga miskin dapat memenuhi
keubuhuhan pangan secara berkelanjutan, adalah tantangan yang sangat besar,
yang harus dipikirkan.
2) Akselerasi membutuhkan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi khusus yang
terkait pemenuhan kebutuhan pangan secara berkelanjutan:
a. Bekerja sama dalam satu sinerji untuk mengarahkan semua tindakan pada
pengembangan cara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan. Pihak-pihak
yang terkait secara actual dan potensial antara lain:
a) Pemerintah Desa – Pemerintah Kabupaten (dinas PMD, Pertanian dan
Sosial).
b) Rumahtangga desa sebagai pelaku.
c) Mahasiswa tingkat tertentu (STISIP Banara dan S-2 STISIP WIDURI Jakarta).
b. Keberanian pada perguruan tinggi (STISIP Banara dan STISIP WIDURI Jakarta)
untuk bekerja lintas disiplin, yang dimungkinkan oleh otonomi perguruan
tinggi di satu pihak, dan Belajar Merdeka di lain pihak. Keberanian itu harus
diikuti oleh pengembangan program (studi dan kegiatan) bersama (lintas
disiplin) dengan prinsip kerja sinjerji.
3 Istilah akselerasi juga menunjuk pada kesungguhan untuk melaksanakan program
pembedayan dengan sukses yang dapat menjadi best practice untuk pengembangan
lebih lanjut secara berkelanjutan.
4 Istilah akselerasi juga mengandung pengertian untuk memberi tanggapan cepat,
pengembangan program yang cepat dan mulai melakukan tindakan segera.
3
II. TUJUAN DAN PENDEKATAN
2.1. Tujuan
1 Tujuan: Untuk mengembangkan model pemberdayaan masyarakat desa secara
sinerji dan berkelanjutan melalui praktek dalam bingkai kegiatan belajar merdeka.
2 Penjelasan:
1) Model pemberdayaan masyarakat desa secara sinerji menunjuk pada sifat
komplemntaritas dan subsidiaritas antara:
a. Rumahtangga miskin – pemerintah desa.
b. Pemerintah Desa – Pemerintah Kabupaten.
c. Kapital offline – Kapital online (kapital digital).
2) Berkelanjutan menunjuk pada hubungan antara masa sekarang dan masa yang
akan datang dalam bidang:
a. Kemampuan lahan secara ekologik dan ekonomik.
b. Kemampuan rumahtangga miskin dalam memanfaatkan / mengembangkan
dan mempertahankan kapital offline dan online yang dibutuhkan untuk
pembangunan.
3) Praktek menunjuk pada kegiatan langsung mahasiswa di lapangan sebagai bagian
dari pelaksanaan proses belajar mengajar mata kuliah Kapital Sosial dan Kapital
Digital.
4) Kegiatan belajar merdeka menunjuk pada fleksibilitas proses belajar mengajar
(dosen dan mahasiswa) yang ditentukan oleh tujuan pemberdayaan rumahtangga
miskin di pedesaan lebih daripada sebaliknya.
2.2. Pendekatan
1 Pendekatan yang dikembangkan dan diterapkan di sini merupakan sebuah novelty
dari beberapa cara pandang pembangunan yang utamanya mengacu pada (i)
pendekatan generalis Praktek Pekerjaan Sosial, (ii) pendekatan pembangunan
dengan pemanfaatan kapital sosial, (iii) peran kapital digital (online) dalam
mendorong peningkatan kapasitas kapital offline.
2 Penjelasan:
1) Sosiologi tidak mengembangkan dan karena itu tidak mempunyai model
intervensi pembangunan seperti yang dikembangkan oleh Praktek Pekerjaan
Sosial. Tetapi sosiologi memiliki alat analisis atau kajian yang dapat melengkapi
kajian (assessment) yang dibutuhkan Praktek Pekerjaan Sosial untuk
pengembangan perencanaan pembangunan yang terarah dan efektif.
2) Mungkin Praktek Pekerjaan Sosial modern atau postmodern sudah
mengintegrasikan sarana digital dalam modelnya. Tetapi karya klasik Kirst –
Ashman (1993) masih memiliki sistematika konseptual yang pantas untuk menjadi
4
acuan, walaupun sudah banyak ketinggalan terutama karena lahir pada saat
dimana teknologi digital belum berkembang.
3) Pikiran Woolcock dan Narayan tentang pembangunan masyarakat (desa/negara
berkembang) (2000) juga sudah dianggap tua. Tetapi keduanya memberikan
inspirasi kreatif yang mengangkat kapital sosial sebagai instrument untuk
pengembangan teori pembangunan, kebijakan dan penelitian. Terutama dalam
pendekatan sinerji yang menjadi kekuatan mereka, menjadi kurang cukup
(sufficient) untuk efektifitas pembangunan karena tidak memasukkan komponen
kapital digital.
4) Penjelasan Bourdieu (1986) tentang konsep konvertabilitas antar kapital sosial,
budaya dan ekonomi yang dapat dilakukan orang untuk memperoleh hasil
ekonomik yang lebih tinggi juga merupakan karya klasik yang sudah mengispirasi
banyak pelaku pembangunan untuk meningkat efektifitas. Namun demikian,
kovertabilitas antar kapital offline saja tidak cukup (sufficient) untuk mendorong
pembangunan yang lebih efektif.
5) Peran kapital sosial dalam pengembangan kapital manusia dengan dukungan
kapital fisik dan kapital ekonomi yang dikembangkan Coleman (1996)
memberikan inspirasi bagi pengembangan model pada rumahtangga miskin yang
mungkin kapital sosial sajalah yang mereka miliki. Ditambah lagi dengan fungsi
kapital digital dalam meningkatkan kapital offline, perspektif pembangunan ini
dapat menjadi lebih handal lagi.
6) Masyarakat di Indonesia sedang menjadi digital (digitalizing society), dengan
kecepatan dan intensitas yang berbeda-beda. Walaupun akses terhadap
penggunaan alat digital masih berbeda-beda untuk setiap tempat, pada
umumnya akses terhadap alat teknologi sudah cukup merata di Indonesia. Tetapi
penggunaan teknologi digital tidak saja berbeda antara kawasan, tetapi juga
dalam satu kawasan. Pengembangan konsep kapital digital dengan analisis level
tiga yang memungkinkan pemanfaatan kompetensi digital untuk menignkatkan
kapasitas kapital offline (Ranegdda 2018) adalah suatu temuan yang dapat
mengoreksi peran-peran kapital offline dalam pembangunan.
3 Dengan tetap mengacu pada kerangka konseptual intervensi generalis Kirst –Ashman,
kerangka novelty dapat dilihat pada table berikut ini.
Tabel-1: Model Intervensi Generalis Digital Berorientasi Pengatasan Masalah
Komponen Konvensional (Kirst –Ashman
1993).
Novelty (Lawang 2020)
(1) (2) (3)
Kajian • Pengumpulan dan pengolahan
data
• Interpretasi data dan
Pemahaman masalah klien dan
situasinya.
• Rencana tindak.
• Konvertabilitas Bourdieu,
Coleman, untuk efektifitas.
• “Konvertabilitas” kapital
digital dalam meningkatkan
kapasitas kapital offline
(Coleman).
5
• Analisis sistem klien: pekerja
sosial – individu – keluarga –
kelompok – organisasi /
komunitas.
• Digital survei, penyimpanan
data di server.
• Sinerji vertical- horizontal
(Woolcock & Narayan), dan
sinerji kapital offline-
online.
Perencanaan • Pemanfaatan pengetahuan
hasil kajian.
• Bersama klien menentukan
prioritas masalah
• Keterlibatan klien dalam
merumuskan tujuan, sasaran.
• Pendekatan: mikro, mezzo,
makro
• Kontrak kerja dengan klien.
• Penentuan bidang
pemberdayaan:pertanian
organik.
• Pemanfaatan kapital offline
dan online.
• Pengembangan kapital
offline dan online
• Sinerji kapital offline-
online.
• Pemanfaatan ODK-GFT:
perencanaan, monev.
Intervensi • Ikut rencana
• Pantau kemajuan
• Revisi rencana (kalau perlu)
• Rampungkan rencana
• Pemanfaatan ODK-GFT
dalam konektivitas antara
rumahtangga, mahasiswa,
pemdes, pemda.
Evaluasi
pencapaian
tujuan
• Tujuan
• Capaian
• Terminasi/kaji ulang
• Pemanfaatan ODK-GFT
untuk monev.
Terminasi • • Bina lanjut melalui
konektivitas digital
Tindak lanjut • • Konektivitas digital.
Sedikit penjelasan table:
1 Semua materi yang terdapat dalam kolom novelty akan dikuliahkan pada semester –
1 Program Pascasarjana STISIP WIDURI tahun ajaran 2020/21 (Lihat Aneks – 1).
2 Dalam kuliah itu mahasiswa diminta untuk memahami kondisi desa di Pandeglang
dengan menggunakan data BPS 2018 (boleh juga 2019) Pandeglang Dalam Angka.
3 Selain itu, mahasiswa selama akhir pekan (Jumat – Minggu) mengadakan survei
digital untuk mengindetifikasi kapital offline dan online di salah satu desa (calon
desa binaan) di Pandeglang. Untuk itu, mahasiswa diharapkan dapat mengorganisasi
sendiri (membiayai) kegiatan survei digital (belajar dari kakak kelas).
4 Mahasiswa S-1 STISIP Banara dapat mengikuti survei digital itu, untuk menambah
pengalaman meneliti. Biaya ditanggung sendiri. Koordinasi oleh STISIP Banara.
5 Mahasiswa atau Pemda Pandeglang dapat memanfaatkan data itu untuk
pengembangan kebijakan pembangunan desa.
6
III. KERANGKA KONSEPTUAL SINERJI
1 Kerangka konseptual berikut ini dapat digunakan untuk penelitian tentang
pembangunan perdesaan, sebagai bagian kajian dari pendekatan Intervensi Digital
Generalis yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Bagan-1: Kerangka konseptual sinerji vertical dan horizontal
2 Penjelasan struktur hubungan:
1) Bagan itu diinspirasi oleh bagan Woolcock & Narayan (2000) atau Narayan (1999)
tentang pendekatan sinerji dengan beberapa konsep inti: governance (lemah-
kuat), kapital sosial (tinggi-rendah), komplimentaritas (swasta-pemerintah),
susbstitusi (swasta menggantikan peran pemerintah).
2) Kerangka Woolcock & Narayan tidak diambil karena konsep sinerji dalam dunia
digital kurang mendapat perhatian, walaupun keduanya tidak menafikan peran
teknologi digital itu.
3) Poros hubungan antara Pemerintah kabupaten/kota dan Pemdes dengan sinerji
kuat (poros ❶) dan dengan sinerji lemah (poros ❷) adalah bentangan skala
ordinal yang menunjuk pada kontribusi sinerji terhadap pembangunan desa (dan
karena itu kabupaten/kota).
❷
Sinerji lemah: pemerintahan
kabupaten-desa
Sinerji kuat: pemerintahan
kabupaten- desa
❶
❹ Komunitas berkapital
tinggi: offline dan online
Komunitas berkapital
rendah : offline dan
online ❸
Sinerji rendah:
Pembangunan oleh
negara ❺
Sinerji sangat
rendah:
Terkebelakang ❻
Sinerji penuh:
Pembangunan
❼komplimenter dan
substitutif
❽ Sinerji rendah:
pembangunan
komplimenter dan
substitutive
7
4) Poros hubungan antara komunitas dengan kapital offline dan online dengan
sinerji rendah (poros ❸) dan tinggi (poros ❹).
5) Dari sinerji antara titik-titik di kedua poros vertical dan horizontal, muncul
beberapa kemungkinan kombinasi:
a. Kombinasi ❶ dan ❸ menghasilkan sinerji rendah dengan dominasi
pemerintah kabupaten dan desa lebih kuat daripada kontribusi komunitas,
dengan bentangan ketergantungan pada pemerintah (garis putus ❺). Atau
dengan kata lain: tidak ada komplimentaritas dan substitusi. Bagaimana
meningkatkan kapital offline dan online dalam komunitas, sangat tergantung
pada kondisi komunitas dan pada peran pemerintah (akan dijelaskan
tersendiri). Dari kemampuan membangun kombinasi ini masuk dalam kategori
Daerah Berkembang-2.
b. Kombinasi ❷ dan ❸ menghasilkan sinerji sangat rendah ❻. Baik pemerintah
maupun komunitanya sama-sama lemah. Kapital offline dan online di desa
rendah, sementara itu sinerji pemerintah kabupaten dan pemerintah desanya
juga lemah. Dari kemampuan membangun, dia masuk Daerah Tertinggal.
c. Kombinasi ❷ dan ❹ menghasilkan sinerji rendah tetapi masih lebih baik
daripada kombinasi ❶-❸-❺, karena peluang untuk sinerji substitusi dan
komplimenter cukup tinggi. Daerah dengan kombinasi ❽ seperti ini masuk
kategori Daerah Berkembang-1.
d. Kombinasi ❶ dan ❹ adalah yang paling ideal. Pemerintah kabupaten dan
Pemdes bersinerji baik, dan masyarakat memiliki kapital offline dan online
yang tinggi. Komplimentaritas dan substitusi tinggi seperti terlihat dalam
hasil ❼ masuk Daerah Maju (Mandiri).
IV. STRATEGI
1 Melalui peran Mahasiswa S-2 STISIP WIDURI asal Pandeglang akselerasi pembangunan
perdesaan dapat menjembatani pengembangan sinerji antara Perguruan Tinggi dan
Pemda Pandeglang. Melalui penelitian digital, pemahaman mereka tentang kapital
offline dan online perdesaan dapat memperkuat peran mereka dalam meningkatkan
sinerji pembangunan. Mereka dapat memperoleh dua keuntungan sekaligus (i) ilmu
pengetahuan yang dapat berujung pada penulisan tesis dan (ii) manfaat langsung
yang dapat diperoleh masyarakat desa.
2 Saya mengusulkan untuk mendorong pengembangan pertanian organik yang
memberi hasil cepat dan berkelanjutan. Jaringan dan konektivitas digital dapat
dikembangkan untuk membantu bidang pemasaran kalau ada surplus. Untuk itu,
perlu keterlibatan Dinas Pertanian dalam usaha akselerasi ini.
8
3 Mahasiswa S-1 STISIP Banara juga dapat mengikuti kuliah seperti ini, dengan
menurunkan sedikit kedalaman dan keluasannya. Dengan demikian, mereka dapat
pula mengikuti survei digital dan ikut bersama mahasiswa S-2 mengidentifikasi
kapital offline dan online.
4 Pemda Pandeglang menurut kerangka konseptual sinerji adalah komponen penting
dalam pembangunan desa. Boleh beberapa dinas terkait diikutsertakan, sesuai
dengan karakteristik atau visi misi kabupaten Pandeglang.
5 Perlu menentukan satu desa binaan yang harus dibicarakan dengan Pemdes
terutama oleh SITISP Banara dan Pemerintah Daerah.
PUSTAKA
1 Bourdieu, P., 1983. Forms of capital. In: Richards, J.C. (Ed.), Handbook of Theory
and Research for the Sociology of Education. Greenwood Press, New York.
2 Bourdieu, P., 1984. Distinction: A Social Critique of the Judgement of Taste.
Routledge & Kegan Paul, London.
3 Bourdieu, P., 1985. The genesis of the concepts of habitus and of field, socio
criticism. Theor. Perspect. 2 (2), 11–24.
4 Bourdieu, P., Wacquant, L.J.D., 1992. An Invitation to Reflexive Sociology. The
University of Chicago Press, Chicago.
5 BPS Pandeglang Dalam Angka 2018.
6 Coleman, James S., 1990. Foundations of Social Theory. Harvard University Press,
Cambridge. Critical Perspectives. Routledge, pp. 107–119.
7 DiMaggio, P., Cohen, J., 2003. Information inequality and network externalities: a
comparative study of the diffusion of television and the Internet. Working Paper 31.
8 DiMaggio, P., Hargittai, E., 2001. From the ‘Digital Divide’ to ‘Digital Inequality’:
Studying Internet Use as Penetration Increases. Princeton University Center for Arts
and Cultural Policy Studies Retrieved April 2018
https://www.princeton.edu/≃artspol/workpap/WP15%20-
20DiMaggio2BHargittai.pdf.
9 Kirst –Ashman, Karen K. and Grafton H.Hull, Jr. 1993. Understanding Generalist
Practice. Nelson-Hall Publisher/Chicago.
10 Lawang, Robert M.Z. 2004. Kapital Sosial Dalam Perspektif Sosiologi: Pengantar.
FISIP UI Press.
11 Putnam, R.D., 1995. Tuning in, tuning out: the strange disappearance of social
capital in America. Politica. Sci. Politics 28, 664–683.
12 Putnam, R.D., 2001. Bowling Alone: The Collapse and Revival of American
Community. Simon & Schuster, New York.
13 Ragnedda, M., 2017. The Third Digital Divide. A Weberian Approach to Digital
Inequalities. Routledge, Oxford.
14 Ragnedda, M., Mutsvairo, B., 2016. Demystifying digital divide and digital leisure.
In: McGillivray, D., McPherson, G., Carnicelli, S. (Eds.), Digital Leisure Cultures.
9
15 Ragnedda, M.,2018. Conceptualizing digital capital. Telematics and Informatics
journal homepage: www.elsevier.com/locate/tele
16 van Deursen, A.J.A.M., van Dijk, J.A.G.M., 2014. The digital divide shifts to
differences in usage. New Media Soc. 16 (3), 507–526.
17 van Dijk, J.A.G.M., 2005. The Deepening Divide. Inequality in the Information
Society. Sage, London.
18 Woolcock and Narayan, 2000. Social Capital: Implications for Development Theory,
Research, and Policy
19 Zillien, N., Hargittai, E., 2009. Digital distinction: status-specific types of internet
us
ANEKS-1: RPS Kapital Sosial dan Kapital Digital S-2 STISIP
WIDURI
1 Tujuan Umum
1) Kemampuan untuk memahami peran Kapital Digital (KD) dalam meningkatkan
kapasitas Kapital Sosial (KS) dalam masyarakat dan sebaliknya.
2) Kemampuan menerapkan KS dalam mengembangkan kebijakan pengentasan
kemiskinan jangka pendek selama masa new normal Covid 19.
2 Tujuan Khusus
1) Tujuan Khusus yang diambil dari Tujuan Umum -1:
a. Pengertian KD dan KS:
a) Pengertian KS menurut beberapa ahli:
i. Bourdieu
ii. Coleman
iii. Putnam
iv. Definisi kerja
b) Pengertian KD menurut Ranegdda.
b. Hubungan antara KD dan KS:
a) KD sebagai variable dependen terhadap KS: akses dan penggunaan
internet.
b) KD sebagai variable independen terhadap KS (hipotesis).
2) Tujuan Khusus yang diambil dari Tujuan Umum-2:
a. Kelompok Rentan di daerah perdesaan (BPS Pandeglang).
b. KS Kelompok Rentan.
c. Fasilitasi digital dalam meningkatkan KS Kelompok Rentan.
3) Menemukan komoditas pertanian strategis: Rapid Assessment (survei digital).
4) Akselerasi pembangunan desa:
a. Digitalisasi.
b. Meningkatkan peran mahasiswa.
10
3 Metode Perkuliahan
1) Metode partisipatif menunjuk pada :
a. Keterlibatan mahasiswa dalam mengakeses Rencana Pembelajaran Semester
(RPS) yang tersedia di Google Class Room yang meliputi:
a) Power Point
b) Pustaka pendukung yang sudah ada.
c) Pustaka pendukung yang dapat diakses sebagai Further Readings untuk
memperkaya pemahaman dan pengetahuan.
b. Keterlibatan mahasiswa untuk menentukan lokasi dan/atau satuan
pengamatan di lapangan mengenai operasionalisasi konsep kapital offline dan
online, dengan metode berikut ini:
a) Konsep-konsep penting disiapakan dosen dalam bentuk glosari dan
definisi.
b) Konsep dioperasionalisasikan oleh dosen menjadi satuan variable.
c) Mahasiswa menunjukkan menunjukkan satuan pengamatan di lapangan.
2) Seluruh perkuliahan disajikan dalam bentuk daring dengan memanfaatkan Zoom
dan Google Class Room sesuai dengan kebijakan Pemerintah mengenai
pencegahan covid-19.
3) Sehari sebelum perkuliahan dimulai, ada rapat koordinasi yang dikelola oleh Dr,
Edy Siswoyo.
4 Metode Penilaian
1) UTS : take home test 30 %
2) UAS : take home test 30 %
3) Identifikasi desa-desa miskin di Pandeglang (sesuai jumlah mahasiswa)
berdasarkan data BPS Pandeglang (mungkin juga dengan titik GPS): 40 %.
5 Organisasi Perkuliahan
Tujuan Umum No Pokok bahasan Metode Indikator capaian
Kemampuan untuk
memahami peran Kapital
Digital dalam meningkatkan
kapasitas Kapital Sosial
dalam masyarakat dan
sebaliknya.
1 Kapital Sosial (KS) menurut
Bourdieu
Kuliah Paham:
operasionalisasi
2 KS meurut Coleman dan Putnam Kuliah
3 KS sebagai pendekatan
pembangunan
Kuliah
4 Kapital Digital (KD) menurut
Ranegdda
Kuliah
5 KS sebagai variable independen
terhadap KD
Kuliah Paham: contoh
6 KS sebagai variable dependen
terhadap KD
Kuliah
7 UTS : materi kuliah
11
Kemampuan
menerapkan Kapital
Sosial dalam
mengembangkan
kebijakan pengentasan
kemiskinan jangka
pendek selama masa
new normal Covid 19.
8 Identifikasi rumahtangga
rentan perdesaan
Kerja kelompok Rumahtangga
rentan dan daftar
anggota
9 Identifikasi KS rumahtangga
rentan perdesaan
Kerja kelompok Jenis KS masing-
masing
rumahtangga
10 Identifikasi KD rumahtangga
rentan perdesaan
Kerja kelompok Alat dan
kompetensi
11 Identifikasi potensi
rumahtangga rentan: rapid
assessment
Survei digital Jenis-jenis potensi
12 Identifikasi tolok
pemberdayaan bagi masing-
masing rumahtangga melalui
FGD
FGD Bidang
pemberdayaan
masing-masing
rumahtangga
13 Rancang bangun pendekatan-1 FGD dengan
masing-masing
kelompok
Model intervensi
per rumahtangga14 Rancang bangun pendekatan-2
15 Presentasi di Pemda Tim dosen dan
mahasiswa
Notulensi butir-
butir penting
untuk
pengembangan
kebijakan program
singkat
16 UAS
ANEKS -2 : Pedoman Kerja Kelompok Mahasiswa Dan Focused Group
Discussion: Garis Besar
Pedoman ini bersifat garis besar untuk menunjukkan fleksibilitas (kemerdekaan yang
bertanggungjawa). Mahasiswa dan dosen pembimbing dapat merubahnya sesuai dengan
kondisi lapangan, asal indikator capaian terpenuhi.
1 Penanggungjawab Umum : Prof. Dr. Robert M.Z. Lawang
2 Penanggungjawab Teknis: Dr. Edy Siswoyo
3 Anggota:
1) Drs. Flores G. Mayaut
2) Drs. Terserah Luamhabowo
3) Dr. Saiful Totona
4) Dapat ditambahkan kemudian sesuai kebutuhan
4 Acuan pedoman kerja kelompok dan FGD : Tujuan Umum-2 dan 8 kegiatan (kuliah
lapangan 8 – 15) serta masing-masing indikator capaian yang sudah jelas dari
organisasi perkuliahan, tetapi perlu disinggung kembali di sini untuk tetap focus.
12
Tujuan Umum No Pokok bahasan Metode Indikator capaian
Kemampuan
menerapkan
Kapital Sosial
dalam
mengembangkan
kebijakan
pengentasan
kemiskinan jangka
pendek selama
masa new normal
Covid 19.
8 Identifikasi rumahtangga
rentan perdesaan
Kerja kelompok Rumahtangga rentan
dan daftar anggota
9 Identifikasi KS rumahtangga
rentan perdesaan
Kerja kelompok Jenis KS masing-
masing rumahtangga
10 Identifikasi KD rumahtangga
rentan perdesaan
Kerja kelompok Alat dan kompetensi
11 Identifikasi potensi
rumahtangga rentan: rapid
assessment
Survei digital Jenis-jenis potensi
12 Identifikasi tolok
pemberdayaan bagi masing-
masing rumahtangga melalui
FGD
FGD Bidang
pemberdayaan
masing-masing
rumahtangga
13 Rancang bangun pendekatan-
1
FGD dengan
masing-masing
kelompok
Model intervensi per
rumahtangga
14 Rancang bangun pendekatan-
2
15 Presentasi di Pemda Tim dosen dan
mahasiswa
Notulensi butir-butir
penting untuk
pengembangan
kebijakan program
singkat
5 Untuk kepentingan pengelompokan pertimbangan berikut ini penting:
1) Ada kemungkinan dua kategori mahasiswa S-2: (i) asal Pandeglang, dan (ii) non-
Pandeglang. Pedoman ini hanya berlaku untuk mahasiswa asal Pandeglang. Kalau
mahasiswa non-Pandeglang berminat untuk ikut dalam kelompok sangat
diapresiasi. Tetapi kalau tidak, tetap ada kemerdekaan bagi mereka untuk
menentukan daerah di sekitar Kampus WIDURI untuk usaha identifikasi dan
pengembangan program intervensi.
2) Satu kelompok mahasiswa Pandeglang terdiri dari 4 orang, dan menentukan
sendiri siapa menjadi ketua kelompok.
3) Karena kuliah semester ini masih bersifat daring, maka Penanggungjawab Teknis
mengembangkan sistem komunikasi digital untuk semua kegiatan dalam dan di
luar kelas daring.
6 Acuan untuk kegiatan kelompok dalam proses identifikasi (kuliah 8 – 12) diambil dari
BPS Pandeglang 2019 (kalau tersedia), atau boleh juga 2018. Boleh juga dilengkapi
dengan informasi yang berasal dari koran offline atau online. Rumahtangga miskin
yang akan dikunjungi mengikuti langkah-langkah berikut ini:
1) Ambil satu desa yang paling banyak penduduk miskin sesuai laporan statistic
(atau boleh juga mengambil data dari Dinas Sosial yang juga mengambil datanya
dari BPS).
2) Tanya Kades tentang alamat mereka masing-masing (atau tanya ke Dinas Sosial).
3) Untuk kepentingan kualitas data mahasiswa diminta untuk mengunjungi
langsung desa yang paling miskin itu dengan memperhatikan protocol
kesehatan (kecuali kalau dilarang pemerintah).
13
4) Hasil kerja kelompok harus mengacu pada indikator capaian (kolom terakhir).
7 Pada kuliah-11, ada survei digital yang akan diselenggarakan oleh kelompok
mahasiswa dengan gambaran sebagai berikut:
1) Kesioner digital sudah disiapkan oleh Tim Dosen.
2) Salah seorang anggota Tim Dosen akan menjelaskan beberapa hal berikut ini:
a. Struktur kesioner secara keseluruhan yang dapat diakses oleh mahasiswa di
Google Class Room.
b. Beberapa anggota Tim Dosen menjelaskan secara teknis cara-cara
menjalankan survei digital dengan menggunakan HP android.
3) Struktur data yang akan diperoleh melalui survei menggambarkan kondisi
kemiskinan rumahtangga dan solusi yang dapat ditawarkan untuk mengatasinya.
4) Pengembangan program dan model intervensinya akan disusun dengan
memafaatkan data.

More Related Content

Similar to Kuliah umum akselerasi pembangunan perdesaan

Peran Promosi Kesehatan dan pemberdayaan
Peran Promosi Kesehatan dan pemberdayaanPeran Promosi Kesehatan dan pemberdayaan
Peran Promosi Kesehatan dan pemberdayaan
BisisBekasi
 
Proposal kp mujahid nasrul
Proposal kp mujahid nasrulProposal kp mujahid nasrul
Proposal kp mujahid nasrul
EM Nasrul
 
Sim 2, mochamad fikri octavian, hapzi ali, sim berbasis ict dalam mengembangk...
Sim 2, mochamad fikri octavian, hapzi ali, sim berbasis ict dalam mengembangk...Sim 2, mochamad fikri octavian, hapzi ali, sim berbasis ict dalam mengembangk...
Sim 2, mochamad fikri octavian, hapzi ali, sim berbasis ict dalam mengembangk...
mfikriooo
 
Kbk sma 15. t i & k
Kbk sma 15. t i & kKbk sma 15. t i & k
Kbk sma 15. t i & k
Jasmin Jasin
 

Similar to Kuliah umum akselerasi pembangunan perdesaan (20)

1.-Prof-RAVIK.ppt
1.-Prof-RAVIK.ppt1.-Prof-RAVIK.ppt
1.-Prof-RAVIK.ppt
 
1.-Prof-RAVIK.ppt
1.-Prof-RAVIK.ppt1.-Prof-RAVIK.ppt
1.-Prof-RAVIK.ppt
 
Peran Promosi Kesehatan dan pemberdayaan
Peran Promosi Kesehatan dan pemberdayaanPeran Promosi Kesehatan dan pemberdayaan
Peran Promosi Kesehatan dan pemberdayaan
 
1.-Prof-RAVIK.ppt
1.-Prof-RAVIK.ppt1.-Prof-RAVIK.ppt
1.-Prof-RAVIK.ppt
 
1. MODUL SMART ASN.pdf
1. MODUL SMART ASN.pdf1. MODUL SMART ASN.pdf
1. MODUL SMART ASN.pdf
 
LUSIARTI -558684255-SMART-ASN
LUSIARTI -558684255-SMART-ASNLUSIARTI -558684255-SMART-ASN
LUSIARTI -558684255-SMART-ASN
 
LUSIARTI - SMART-ASN
LUSIARTI - SMART-ASNLUSIARTI - SMART-ASN
LUSIARTI - SMART-ASN
 
1. smart asn
1. smart asn1. smart asn
1. smart asn
 
Media Sosial untuk Advokasi Publik (CSO dan Komunitas)
Media Sosial untuk Advokasi Publik (CSO dan Komunitas)Media Sosial untuk Advokasi Publik (CSO dan Komunitas)
Media Sosial untuk Advokasi Publik (CSO dan Komunitas)
 
AGENDA IV 2022.pptx
AGENDA IV 2022.pptxAGENDA IV 2022.pptx
AGENDA IV 2022.pptx
 
Penyusunan RPIJM Cipta Karya, Aspek Kelembagaan
Penyusunan RPIJM Cipta Karya, Aspek KelembagaanPenyusunan RPIJM Cipta Karya, Aspek Kelembagaan
Penyusunan RPIJM Cipta Karya, Aspek Kelembagaan
 
Proposal kp mujahid nasrul
Proposal kp mujahid nasrulProposal kp mujahid nasrul
Proposal kp mujahid nasrul
 
Sim 2, mochamad fikri octavian, hapzi ali, sim berbasis ict dalam mengembangk...
Sim 2, mochamad fikri octavian, hapzi ali, sim berbasis ict dalam mengembangk...Sim 2, mochamad fikri octavian, hapzi ali, sim berbasis ict dalam mengembangk...
Sim 2, mochamad fikri octavian, hapzi ali, sim berbasis ict dalam mengembangk...
 
Kbk sma 15. t i & k
Kbk sma 15. t i & kKbk sma 15. t i & k
Kbk sma 15. t i & k
 
Hubungan antara Pemerintah dan Legislatif (DPD-RI) dalam Perencanaan Pembangu...
Hubungan antara Pemerintah dan Legislatif (DPD-RI) dalam Perencanaan Pembangu...Hubungan antara Pemerintah dan Legislatif (DPD-RI) dalam Perencanaan Pembangu...
Hubungan antara Pemerintah dan Legislatif (DPD-RI) dalam Perencanaan Pembangu...
 
Literasi Digital Sebagai Jalan Penguatan Pendidikan Karakter Di Era Society 5...
Literasi Digital Sebagai Jalan Penguatan Pendidikan Karakter Di Era Society 5...Literasi Digital Sebagai Jalan Penguatan Pendidikan Karakter Di Era Society 5...
Literasi Digital Sebagai Jalan Penguatan Pendidikan Karakter Di Era Society 5...
 
Panduan PPK Ormawa 2022.pdf
Panduan PPK Ormawa 2022.pdfPanduan PPK Ormawa 2022.pdf
Panduan PPK Ormawa 2022.pdf
 
Pemanfaatan ict
Pemanfaatan ictPemanfaatan ict
Pemanfaatan ict
 
Panduan hibah desa binaan 2013 edit
Panduan hibah desa binaan 2013 editPanduan hibah desa binaan 2013 edit
Panduan hibah desa binaan 2013 edit
 
Peranan TIK dalam Pembelajaran
Peranan TIK dalam Pembelajaran Peranan TIK dalam Pembelajaran
Peranan TIK dalam Pembelajaran
 

More from iwan setiawan

More from iwan setiawan (20)

Rebrandingvs Reposition
Rebrandingvs RepositionRebrandingvs Reposition
Rebrandingvs Reposition
 
12 Rumusan Dasar Produk & STP R
12 Rumusan Dasar Produk & STP R12 Rumusan Dasar Produk & STP R
12 Rumusan Dasar Produk & STP R
 
Formula Membuat Merek
Formula Membuat MerekFormula Membuat Merek
Formula Membuat Merek
 
Mengembangkan Bisnis Di Era Digital
Mengembangkan Bisnis Di Era DigitalMengembangkan Bisnis Di Era Digital
Mengembangkan Bisnis Di Era Digital
 
Strategi Kreatif
Strategi KreatifStrategi Kreatif
Strategi Kreatif
 
Komunikasi Bisnis Digital
Komunikasi Bisnis DigitalKomunikasi Bisnis Digital
Komunikasi Bisnis Digital
 
Etika Komunikasi Massa (lanjutan)
Etika Komunikasi Massa (lanjutan)Etika Komunikasi Massa (lanjutan)
Etika Komunikasi Massa (lanjutan)
 
Kredibilitas MediaDigital
Kredibilitas MediaDigitalKredibilitas MediaDigital
Kredibilitas MediaDigital
 
Etika Komunikasi Massa 2
Etika Komunikasi Massa 2Etika Komunikasi Massa 2
Etika Komunikasi Massa 2
 
Clickbait Journalism
Clickbait JournalismClickbait Journalism
Clickbait Journalism
 
Jurnalisme Media Sosial
Jurnalisme Media SosialJurnalisme Media Sosial
Jurnalisme Media Sosial
 
Desain Media Digital : Tipografi
Desain Media Digital : TipografiDesain Media Digital : Tipografi
Desain Media Digital : Tipografi
 
Etika Komunikasi Massa 1
Etika Komunikasi Massa 1Etika Komunikasi Massa 1
Etika Komunikasi Massa 1
 
Gaya Penulisan Naskah Digital
Gaya Penulisan Naskah DigitalGaya Penulisan Naskah Digital
Gaya Penulisan Naskah Digital
 
Radio dan Televisi Digital
Radio dan Televisi DigitalRadio dan Televisi Digital
Radio dan Televisi Digital
 
Chloskin
Chloskin   Chloskin
Chloskin
 
Sprintesgold Product Knowledge 2020
Sprintesgold Product Knowledge 2020Sprintesgold Product Knowledge 2020
Sprintesgold Product Knowledge 2020
 
Media Sosial
Media SosialMedia Sosial
Media Sosial
 
UTS Manajemen Media Digital
UTS Manajemen Media DigitalUTS Manajemen Media Digital
UTS Manajemen Media Digital
 
Efek Efek Komunikasi Massa
Efek Efek Komunikasi MassaEfek Efek Komunikasi Massa
Efek Efek Komunikasi Massa
 

Recently uploaded

Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 

Recently uploaded (20)

SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 

Kuliah umum akselerasi pembangunan perdesaan

  • 1. 1 Contents AKSELERASI PEMBANGUNAN PERDESAAN ......................................................................2 DI KABUPATEN PANDEGLANG DALAM SUASANA KAMPUS MERDEKA......................................2 I. PENGANTAR.....................................................................................................2 II. TUJUAN DAN PENDEKATAN ...................................................................................3 2.1. Tujuan......................................................................................................3 2.2. Pendekatan................................................................................................3 III. KERANGKA KONSEPTUAL SINERJI ............................................................................6 IV. STRATEGI.....................................................................................................7 PUSTAKA ..............................................................................................................8 ANEKS-1: RPS Kapital Sosial dan Kapital Digital S-2 STISIP WIDURI ......................................9 1 Tujuan Umum ..................................................................................................9 2 Tujuan Khusus .................................................................................................9 3 Metode Perkuliahan..........................................................................................10 4 Metode Penilaian .............................................................................................10 5 Organisasi Perkuliahan......................................................................................10 ANEKS -2 : Pedoman Kerja Kelompok Mahasiswa Dan Focused Group Discussion: Garis Besar..11
  • 2. 2 AKSELERASI PEMBANGUNAN PERDESAAN DI KABUPATEN PANDEGLANG DALAM SUASANA KAMPUS MERDEKA Prof. Dr. Robert M.Z. Lawang STISIP WIDURI – JAKARTA STISIP BANARA – PANDEGLANG Kuliah Umum I. PENGANTAR 1 Selama masa penularan covid-19 sejak Maret 2020, dunia pendidikan tinggi ditantang oleh Pemerintah (Kemendikbud) untuk ikut memikirkan dan melakukan sesuatu yang dapat meringankan beban masyarakat di satu pihak, tetapi sekaligus mengembangkan ilmu pengetahuan di lain pihak. Setiap kampus memiliki lingkungan sosial yang berbeda-beda, sehingga tantangan yang diberikan oleh Pemerintah itu masih harus diterjemahkan dalam program yang lebih kontekstual. 2 Istilah akselerasi sangat tepat untuk menggambarkan beberapa tindakan urgensi yang harus segera diambil untuk mengatasi masalah sosial ekonomi masyarakat desa secara cepat. 1) Dari tiga kebutuhan pokok masyarakat Papan, Sandang, Pangan, adalah pangan yang paling urgen. Usaha untuk membuat rumahtangga miskin dapat memenuhi keubuhuhan pangan secara berkelanjutan, adalah tantangan yang sangat besar, yang harus dipikirkan. 2) Akselerasi membutuhkan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi khusus yang terkait pemenuhan kebutuhan pangan secara berkelanjutan: a. Bekerja sama dalam satu sinerji untuk mengarahkan semua tindakan pada pengembangan cara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan. Pihak-pihak yang terkait secara actual dan potensial antara lain: a) Pemerintah Desa – Pemerintah Kabupaten (dinas PMD, Pertanian dan Sosial). b) Rumahtangga desa sebagai pelaku. c) Mahasiswa tingkat tertentu (STISIP Banara dan S-2 STISIP WIDURI Jakarta). b. Keberanian pada perguruan tinggi (STISIP Banara dan STISIP WIDURI Jakarta) untuk bekerja lintas disiplin, yang dimungkinkan oleh otonomi perguruan tinggi di satu pihak, dan Belajar Merdeka di lain pihak. Keberanian itu harus diikuti oleh pengembangan program (studi dan kegiatan) bersama (lintas disiplin) dengan prinsip kerja sinjerji. 3 Istilah akselerasi juga menunjuk pada kesungguhan untuk melaksanakan program pembedayan dengan sukses yang dapat menjadi best practice untuk pengembangan lebih lanjut secara berkelanjutan. 4 Istilah akselerasi juga mengandung pengertian untuk memberi tanggapan cepat, pengembangan program yang cepat dan mulai melakukan tindakan segera.
  • 3. 3 II. TUJUAN DAN PENDEKATAN 2.1. Tujuan 1 Tujuan: Untuk mengembangkan model pemberdayaan masyarakat desa secara sinerji dan berkelanjutan melalui praktek dalam bingkai kegiatan belajar merdeka. 2 Penjelasan: 1) Model pemberdayaan masyarakat desa secara sinerji menunjuk pada sifat komplemntaritas dan subsidiaritas antara: a. Rumahtangga miskin – pemerintah desa. b. Pemerintah Desa – Pemerintah Kabupaten. c. Kapital offline – Kapital online (kapital digital). 2) Berkelanjutan menunjuk pada hubungan antara masa sekarang dan masa yang akan datang dalam bidang: a. Kemampuan lahan secara ekologik dan ekonomik. b. Kemampuan rumahtangga miskin dalam memanfaatkan / mengembangkan dan mempertahankan kapital offline dan online yang dibutuhkan untuk pembangunan. 3) Praktek menunjuk pada kegiatan langsung mahasiswa di lapangan sebagai bagian dari pelaksanaan proses belajar mengajar mata kuliah Kapital Sosial dan Kapital Digital. 4) Kegiatan belajar merdeka menunjuk pada fleksibilitas proses belajar mengajar (dosen dan mahasiswa) yang ditentukan oleh tujuan pemberdayaan rumahtangga miskin di pedesaan lebih daripada sebaliknya. 2.2. Pendekatan 1 Pendekatan yang dikembangkan dan diterapkan di sini merupakan sebuah novelty dari beberapa cara pandang pembangunan yang utamanya mengacu pada (i) pendekatan generalis Praktek Pekerjaan Sosial, (ii) pendekatan pembangunan dengan pemanfaatan kapital sosial, (iii) peran kapital digital (online) dalam mendorong peningkatan kapasitas kapital offline. 2 Penjelasan: 1) Sosiologi tidak mengembangkan dan karena itu tidak mempunyai model intervensi pembangunan seperti yang dikembangkan oleh Praktek Pekerjaan Sosial. Tetapi sosiologi memiliki alat analisis atau kajian yang dapat melengkapi kajian (assessment) yang dibutuhkan Praktek Pekerjaan Sosial untuk pengembangan perencanaan pembangunan yang terarah dan efektif. 2) Mungkin Praktek Pekerjaan Sosial modern atau postmodern sudah mengintegrasikan sarana digital dalam modelnya. Tetapi karya klasik Kirst – Ashman (1993) masih memiliki sistematika konseptual yang pantas untuk menjadi
  • 4. 4 acuan, walaupun sudah banyak ketinggalan terutama karena lahir pada saat dimana teknologi digital belum berkembang. 3) Pikiran Woolcock dan Narayan tentang pembangunan masyarakat (desa/negara berkembang) (2000) juga sudah dianggap tua. Tetapi keduanya memberikan inspirasi kreatif yang mengangkat kapital sosial sebagai instrument untuk pengembangan teori pembangunan, kebijakan dan penelitian. Terutama dalam pendekatan sinerji yang menjadi kekuatan mereka, menjadi kurang cukup (sufficient) untuk efektifitas pembangunan karena tidak memasukkan komponen kapital digital. 4) Penjelasan Bourdieu (1986) tentang konsep konvertabilitas antar kapital sosial, budaya dan ekonomi yang dapat dilakukan orang untuk memperoleh hasil ekonomik yang lebih tinggi juga merupakan karya klasik yang sudah mengispirasi banyak pelaku pembangunan untuk meningkat efektifitas. Namun demikian, kovertabilitas antar kapital offline saja tidak cukup (sufficient) untuk mendorong pembangunan yang lebih efektif. 5) Peran kapital sosial dalam pengembangan kapital manusia dengan dukungan kapital fisik dan kapital ekonomi yang dikembangkan Coleman (1996) memberikan inspirasi bagi pengembangan model pada rumahtangga miskin yang mungkin kapital sosial sajalah yang mereka miliki. Ditambah lagi dengan fungsi kapital digital dalam meningkatkan kapital offline, perspektif pembangunan ini dapat menjadi lebih handal lagi. 6) Masyarakat di Indonesia sedang menjadi digital (digitalizing society), dengan kecepatan dan intensitas yang berbeda-beda. Walaupun akses terhadap penggunaan alat digital masih berbeda-beda untuk setiap tempat, pada umumnya akses terhadap alat teknologi sudah cukup merata di Indonesia. Tetapi penggunaan teknologi digital tidak saja berbeda antara kawasan, tetapi juga dalam satu kawasan. Pengembangan konsep kapital digital dengan analisis level tiga yang memungkinkan pemanfaatan kompetensi digital untuk menignkatkan kapasitas kapital offline (Ranegdda 2018) adalah suatu temuan yang dapat mengoreksi peran-peran kapital offline dalam pembangunan. 3 Dengan tetap mengacu pada kerangka konseptual intervensi generalis Kirst –Ashman, kerangka novelty dapat dilihat pada table berikut ini. Tabel-1: Model Intervensi Generalis Digital Berorientasi Pengatasan Masalah Komponen Konvensional (Kirst –Ashman 1993). Novelty (Lawang 2020) (1) (2) (3) Kajian • Pengumpulan dan pengolahan data • Interpretasi data dan Pemahaman masalah klien dan situasinya. • Rencana tindak. • Konvertabilitas Bourdieu, Coleman, untuk efektifitas. • “Konvertabilitas” kapital digital dalam meningkatkan kapasitas kapital offline (Coleman).
  • 5. 5 • Analisis sistem klien: pekerja sosial – individu – keluarga – kelompok – organisasi / komunitas. • Digital survei, penyimpanan data di server. • Sinerji vertical- horizontal (Woolcock & Narayan), dan sinerji kapital offline- online. Perencanaan • Pemanfaatan pengetahuan hasil kajian. • Bersama klien menentukan prioritas masalah • Keterlibatan klien dalam merumuskan tujuan, sasaran. • Pendekatan: mikro, mezzo, makro • Kontrak kerja dengan klien. • Penentuan bidang pemberdayaan:pertanian organik. • Pemanfaatan kapital offline dan online. • Pengembangan kapital offline dan online • Sinerji kapital offline- online. • Pemanfaatan ODK-GFT: perencanaan, monev. Intervensi • Ikut rencana • Pantau kemajuan • Revisi rencana (kalau perlu) • Rampungkan rencana • Pemanfaatan ODK-GFT dalam konektivitas antara rumahtangga, mahasiswa, pemdes, pemda. Evaluasi pencapaian tujuan • Tujuan • Capaian • Terminasi/kaji ulang • Pemanfaatan ODK-GFT untuk monev. Terminasi • • Bina lanjut melalui konektivitas digital Tindak lanjut • • Konektivitas digital. Sedikit penjelasan table: 1 Semua materi yang terdapat dalam kolom novelty akan dikuliahkan pada semester – 1 Program Pascasarjana STISIP WIDURI tahun ajaran 2020/21 (Lihat Aneks – 1). 2 Dalam kuliah itu mahasiswa diminta untuk memahami kondisi desa di Pandeglang dengan menggunakan data BPS 2018 (boleh juga 2019) Pandeglang Dalam Angka. 3 Selain itu, mahasiswa selama akhir pekan (Jumat – Minggu) mengadakan survei digital untuk mengindetifikasi kapital offline dan online di salah satu desa (calon desa binaan) di Pandeglang. Untuk itu, mahasiswa diharapkan dapat mengorganisasi sendiri (membiayai) kegiatan survei digital (belajar dari kakak kelas). 4 Mahasiswa S-1 STISIP Banara dapat mengikuti survei digital itu, untuk menambah pengalaman meneliti. Biaya ditanggung sendiri. Koordinasi oleh STISIP Banara. 5 Mahasiswa atau Pemda Pandeglang dapat memanfaatkan data itu untuk pengembangan kebijakan pembangunan desa.
  • 6. 6 III. KERANGKA KONSEPTUAL SINERJI 1 Kerangka konseptual berikut ini dapat digunakan untuk penelitian tentang pembangunan perdesaan, sebagai bagian kajian dari pendekatan Intervensi Digital Generalis yang sudah dijelaskan sebelumnya. Bagan-1: Kerangka konseptual sinerji vertical dan horizontal 2 Penjelasan struktur hubungan: 1) Bagan itu diinspirasi oleh bagan Woolcock & Narayan (2000) atau Narayan (1999) tentang pendekatan sinerji dengan beberapa konsep inti: governance (lemah- kuat), kapital sosial (tinggi-rendah), komplimentaritas (swasta-pemerintah), susbstitusi (swasta menggantikan peran pemerintah). 2) Kerangka Woolcock & Narayan tidak diambil karena konsep sinerji dalam dunia digital kurang mendapat perhatian, walaupun keduanya tidak menafikan peran teknologi digital itu. 3) Poros hubungan antara Pemerintah kabupaten/kota dan Pemdes dengan sinerji kuat (poros ❶) dan dengan sinerji lemah (poros ❷) adalah bentangan skala ordinal yang menunjuk pada kontribusi sinerji terhadap pembangunan desa (dan karena itu kabupaten/kota). ❷ Sinerji lemah: pemerintahan kabupaten-desa Sinerji kuat: pemerintahan kabupaten- desa ❶ ❹ Komunitas berkapital tinggi: offline dan online Komunitas berkapital rendah : offline dan online ❸ Sinerji rendah: Pembangunan oleh negara ❺ Sinerji sangat rendah: Terkebelakang ❻ Sinerji penuh: Pembangunan ❼komplimenter dan substitutif ❽ Sinerji rendah: pembangunan komplimenter dan substitutive
  • 7. 7 4) Poros hubungan antara komunitas dengan kapital offline dan online dengan sinerji rendah (poros ❸) dan tinggi (poros ❹). 5) Dari sinerji antara titik-titik di kedua poros vertical dan horizontal, muncul beberapa kemungkinan kombinasi: a. Kombinasi ❶ dan ❸ menghasilkan sinerji rendah dengan dominasi pemerintah kabupaten dan desa lebih kuat daripada kontribusi komunitas, dengan bentangan ketergantungan pada pemerintah (garis putus ❺). Atau dengan kata lain: tidak ada komplimentaritas dan substitusi. Bagaimana meningkatkan kapital offline dan online dalam komunitas, sangat tergantung pada kondisi komunitas dan pada peran pemerintah (akan dijelaskan tersendiri). Dari kemampuan membangun kombinasi ini masuk dalam kategori Daerah Berkembang-2. b. Kombinasi ❷ dan ❸ menghasilkan sinerji sangat rendah ❻. Baik pemerintah maupun komunitanya sama-sama lemah. Kapital offline dan online di desa rendah, sementara itu sinerji pemerintah kabupaten dan pemerintah desanya juga lemah. Dari kemampuan membangun, dia masuk Daerah Tertinggal. c. Kombinasi ❷ dan ❹ menghasilkan sinerji rendah tetapi masih lebih baik daripada kombinasi ❶-❸-❺, karena peluang untuk sinerji substitusi dan komplimenter cukup tinggi. Daerah dengan kombinasi ❽ seperti ini masuk kategori Daerah Berkembang-1. d. Kombinasi ❶ dan ❹ adalah yang paling ideal. Pemerintah kabupaten dan Pemdes bersinerji baik, dan masyarakat memiliki kapital offline dan online yang tinggi. Komplimentaritas dan substitusi tinggi seperti terlihat dalam hasil ❼ masuk Daerah Maju (Mandiri). IV. STRATEGI 1 Melalui peran Mahasiswa S-2 STISIP WIDURI asal Pandeglang akselerasi pembangunan perdesaan dapat menjembatani pengembangan sinerji antara Perguruan Tinggi dan Pemda Pandeglang. Melalui penelitian digital, pemahaman mereka tentang kapital offline dan online perdesaan dapat memperkuat peran mereka dalam meningkatkan sinerji pembangunan. Mereka dapat memperoleh dua keuntungan sekaligus (i) ilmu pengetahuan yang dapat berujung pada penulisan tesis dan (ii) manfaat langsung yang dapat diperoleh masyarakat desa. 2 Saya mengusulkan untuk mendorong pengembangan pertanian organik yang memberi hasil cepat dan berkelanjutan. Jaringan dan konektivitas digital dapat dikembangkan untuk membantu bidang pemasaran kalau ada surplus. Untuk itu, perlu keterlibatan Dinas Pertanian dalam usaha akselerasi ini.
  • 8. 8 3 Mahasiswa S-1 STISIP Banara juga dapat mengikuti kuliah seperti ini, dengan menurunkan sedikit kedalaman dan keluasannya. Dengan demikian, mereka dapat pula mengikuti survei digital dan ikut bersama mahasiswa S-2 mengidentifikasi kapital offline dan online. 4 Pemda Pandeglang menurut kerangka konseptual sinerji adalah komponen penting dalam pembangunan desa. Boleh beberapa dinas terkait diikutsertakan, sesuai dengan karakteristik atau visi misi kabupaten Pandeglang. 5 Perlu menentukan satu desa binaan yang harus dibicarakan dengan Pemdes terutama oleh SITISP Banara dan Pemerintah Daerah. PUSTAKA 1 Bourdieu, P., 1983. Forms of capital. In: Richards, J.C. (Ed.), Handbook of Theory and Research for the Sociology of Education. Greenwood Press, New York. 2 Bourdieu, P., 1984. Distinction: A Social Critique of the Judgement of Taste. Routledge & Kegan Paul, London. 3 Bourdieu, P., 1985. The genesis of the concepts of habitus and of field, socio criticism. Theor. Perspect. 2 (2), 11–24. 4 Bourdieu, P., Wacquant, L.J.D., 1992. An Invitation to Reflexive Sociology. The University of Chicago Press, Chicago. 5 BPS Pandeglang Dalam Angka 2018. 6 Coleman, James S., 1990. Foundations of Social Theory. Harvard University Press, Cambridge. Critical Perspectives. Routledge, pp. 107–119. 7 DiMaggio, P., Cohen, J., 2003. Information inequality and network externalities: a comparative study of the diffusion of television and the Internet. Working Paper 31. 8 DiMaggio, P., Hargittai, E., 2001. From the ‘Digital Divide’ to ‘Digital Inequality’: Studying Internet Use as Penetration Increases. Princeton University Center for Arts and Cultural Policy Studies Retrieved April 2018 https://www.princeton.edu/≃artspol/workpap/WP15%20- 20DiMaggio2BHargittai.pdf. 9 Kirst –Ashman, Karen K. and Grafton H.Hull, Jr. 1993. Understanding Generalist Practice. Nelson-Hall Publisher/Chicago. 10 Lawang, Robert M.Z. 2004. Kapital Sosial Dalam Perspektif Sosiologi: Pengantar. FISIP UI Press. 11 Putnam, R.D., 1995. Tuning in, tuning out: the strange disappearance of social capital in America. Politica. Sci. Politics 28, 664–683. 12 Putnam, R.D., 2001. Bowling Alone: The Collapse and Revival of American Community. Simon & Schuster, New York. 13 Ragnedda, M., 2017. The Third Digital Divide. A Weberian Approach to Digital Inequalities. Routledge, Oxford. 14 Ragnedda, M., Mutsvairo, B., 2016. Demystifying digital divide and digital leisure. In: McGillivray, D., McPherson, G., Carnicelli, S. (Eds.), Digital Leisure Cultures.
  • 9. 9 15 Ragnedda, M.,2018. Conceptualizing digital capital. Telematics and Informatics journal homepage: www.elsevier.com/locate/tele 16 van Deursen, A.J.A.M., van Dijk, J.A.G.M., 2014. The digital divide shifts to differences in usage. New Media Soc. 16 (3), 507–526. 17 van Dijk, J.A.G.M., 2005. The Deepening Divide. Inequality in the Information Society. Sage, London. 18 Woolcock and Narayan, 2000. Social Capital: Implications for Development Theory, Research, and Policy 19 Zillien, N., Hargittai, E., 2009. Digital distinction: status-specific types of internet us ANEKS-1: RPS Kapital Sosial dan Kapital Digital S-2 STISIP WIDURI 1 Tujuan Umum 1) Kemampuan untuk memahami peran Kapital Digital (KD) dalam meningkatkan kapasitas Kapital Sosial (KS) dalam masyarakat dan sebaliknya. 2) Kemampuan menerapkan KS dalam mengembangkan kebijakan pengentasan kemiskinan jangka pendek selama masa new normal Covid 19. 2 Tujuan Khusus 1) Tujuan Khusus yang diambil dari Tujuan Umum -1: a. Pengertian KD dan KS: a) Pengertian KS menurut beberapa ahli: i. Bourdieu ii. Coleman iii. Putnam iv. Definisi kerja b) Pengertian KD menurut Ranegdda. b. Hubungan antara KD dan KS: a) KD sebagai variable dependen terhadap KS: akses dan penggunaan internet. b) KD sebagai variable independen terhadap KS (hipotesis). 2) Tujuan Khusus yang diambil dari Tujuan Umum-2: a. Kelompok Rentan di daerah perdesaan (BPS Pandeglang). b. KS Kelompok Rentan. c. Fasilitasi digital dalam meningkatkan KS Kelompok Rentan. 3) Menemukan komoditas pertanian strategis: Rapid Assessment (survei digital). 4) Akselerasi pembangunan desa: a. Digitalisasi. b. Meningkatkan peran mahasiswa.
  • 10. 10 3 Metode Perkuliahan 1) Metode partisipatif menunjuk pada : a. Keterlibatan mahasiswa dalam mengakeses Rencana Pembelajaran Semester (RPS) yang tersedia di Google Class Room yang meliputi: a) Power Point b) Pustaka pendukung yang sudah ada. c) Pustaka pendukung yang dapat diakses sebagai Further Readings untuk memperkaya pemahaman dan pengetahuan. b. Keterlibatan mahasiswa untuk menentukan lokasi dan/atau satuan pengamatan di lapangan mengenai operasionalisasi konsep kapital offline dan online, dengan metode berikut ini: a) Konsep-konsep penting disiapakan dosen dalam bentuk glosari dan definisi. b) Konsep dioperasionalisasikan oleh dosen menjadi satuan variable. c) Mahasiswa menunjukkan menunjukkan satuan pengamatan di lapangan. 2) Seluruh perkuliahan disajikan dalam bentuk daring dengan memanfaatkan Zoom dan Google Class Room sesuai dengan kebijakan Pemerintah mengenai pencegahan covid-19. 3) Sehari sebelum perkuliahan dimulai, ada rapat koordinasi yang dikelola oleh Dr, Edy Siswoyo. 4 Metode Penilaian 1) UTS : take home test 30 % 2) UAS : take home test 30 % 3) Identifikasi desa-desa miskin di Pandeglang (sesuai jumlah mahasiswa) berdasarkan data BPS Pandeglang (mungkin juga dengan titik GPS): 40 %. 5 Organisasi Perkuliahan Tujuan Umum No Pokok bahasan Metode Indikator capaian Kemampuan untuk memahami peran Kapital Digital dalam meningkatkan kapasitas Kapital Sosial dalam masyarakat dan sebaliknya. 1 Kapital Sosial (KS) menurut Bourdieu Kuliah Paham: operasionalisasi 2 KS meurut Coleman dan Putnam Kuliah 3 KS sebagai pendekatan pembangunan Kuliah 4 Kapital Digital (KD) menurut Ranegdda Kuliah 5 KS sebagai variable independen terhadap KD Kuliah Paham: contoh 6 KS sebagai variable dependen terhadap KD Kuliah 7 UTS : materi kuliah
  • 11. 11 Kemampuan menerapkan Kapital Sosial dalam mengembangkan kebijakan pengentasan kemiskinan jangka pendek selama masa new normal Covid 19. 8 Identifikasi rumahtangga rentan perdesaan Kerja kelompok Rumahtangga rentan dan daftar anggota 9 Identifikasi KS rumahtangga rentan perdesaan Kerja kelompok Jenis KS masing- masing rumahtangga 10 Identifikasi KD rumahtangga rentan perdesaan Kerja kelompok Alat dan kompetensi 11 Identifikasi potensi rumahtangga rentan: rapid assessment Survei digital Jenis-jenis potensi 12 Identifikasi tolok pemberdayaan bagi masing- masing rumahtangga melalui FGD FGD Bidang pemberdayaan masing-masing rumahtangga 13 Rancang bangun pendekatan-1 FGD dengan masing-masing kelompok Model intervensi per rumahtangga14 Rancang bangun pendekatan-2 15 Presentasi di Pemda Tim dosen dan mahasiswa Notulensi butir- butir penting untuk pengembangan kebijakan program singkat 16 UAS ANEKS -2 : Pedoman Kerja Kelompok Mahasiswa Dan Focused Group Discussion: Garis Besar Pedoman ini bersifat garis besar untuk menunjukkan fleksibilitas (kemerdekaan yang bertanggungjawa). Mahasiswa dan dosen pembimbing dapat merubahnya sesuai dengan kondisi lapangan, asal indikator capaian terpenuhi. 1 Penanggungjawab Umum : Prof. Dr. Robert M.Z. Lawang 2 Penanggungjawab Teknis: Dr. Edy Siswoyo 3 Anggota: 1) Drs. Flores G. Mayaut 2) Drs. Terserah Luamhabowo 3) Dr. Saiful Totona 4) Dapat ditambahkan kemudian sesuai kebutuhan 4 Acuan pedoman kerja kelompok dan FGD : Tujuan Umum-2 dan 8 kegiatan (kuliah lapangan 8 – 15) serta masing-masing indikator capaian yang sudah jelas dari organisasi perkuliahan, tetapi perlu disinggung kembali di sini untuk tetap focus.
  • 12. 12 Tujuan Umum No Pokok bahasan Metode Indikator capaian Kemampuan menerapkan Kapital Sosial dalam mengembangkan kebijakan pengentasan kemiskinan jangka pendek selama masa new normal Covid 19. 8 Identifikasi rumahtangga rentan perdesaan Kerja kelompok Rumahtangga rentan dan daftar anggota 9 Identifikasi KS rumahtangga rentan perdesaan Kerja kelompok Jenis KS masing- masing rumahtangga 10 Identifikasi KD rumahtangga rentan perdesaan Kerja kelompok Alat dan kompetensi 11 Identifikasi potensi rumahtangga rentan: rapid assessment Survei digital Jenis-jenis potensi 12 Identifikasi tolok pemberdayaan bagi masing- masing rumahtangga melalui FGD FGD Bidang pemberdayaan masing-masing rumahtangga 13 Rancang bangun pendekatan- 1 FGD dengan masing-masing kelompok Model intervensi per rumahtangga 14 Rancang bangun pendekatan- 2 15 Presentasi di Pemda Tim dosen dan mahasiswa Notulensi butir-butir penting untuk pengembangan kebijakan program singkat 5 Untuk kepentingan pengelompokan pertimbangan berikut ini penting: 1) Ada kemungkinan dua kategori mahasiswa S-2: (i) asal Pandeglang, dan (ii) non- Pandeglang. Pedoman ini hanya berlaku untuk mahasiswa asal Pandeglang. Kalau mahasiswa non-Pandeglang berminat untuk ikut dalam kelompok sangat diapresiasi. Tetapi kalau tidak, tetap ada kemerdekaan bagi mereka untuk menentukan daerah di sekitar Kampus WIDURI untuk usaha identifikasi dan pengembangan program intervensi. 2) Satu kelompok mahasiswa Pandeglang terdiri dari 4 orang, dan menentukan sendiri siapa menjadi ketua kelompok. 3) Karena kuliah semester ini masih bersifat daring, maka Penanggungjawab Teknis mengembangkan sistem komunikasi digital untuk semua kegiatan dalam dan di luar kelas daring. 6 Acuan untuk kegiatan kelompok dalam proses identifikasi (kuliah 8 – 12) diambil dari BPS Pandeglang 2019 (kalau tersedia), atau boleh juga 2018. Boleh juga dilengkapi dengan informasi yang berasal dari koran offline atau online. Rumahtangga miskin yang akan dikunjungi mengikuti langkah-langkah berikut ini: 1) Ambil satu desa yang paling banyak penduduk miskin sesuai laporan statistic (atau boleh juga mengambil data dari Dinas Sosial yang juga mengambil datanya dari BPS). 2) Tanya Kades tentang alamat mereka masing-masing (atau tanya ke Dinas Sosial). 3) Untuk kepentingan kualitas data mahasiswa diminta untuk mengunjungi langsung desa yang paling miskin itu dengan memperhatikan protocol kesehatan (kecuali kalau dilarang pemerintah).
  • 13. 13 4) Hasil kerja kelompok harus mengacu pada indikator capaian (kolom terakhir). 7 Pada kuliah-11, ada survei digital yang akan diselenggarakan oleh kelompok mahasiswa dengan gambaran sebagai berikut: 1) Kesioner digital sudah disiapkan oleh Tim Dosen. 2) Salah seorang anggota Tim Dosen akan menjelaskan beberapa hal berikut ini: a. Struktur kesioner secara keseluruhan yang dapat diakses oleh mahasiswa di Google Class Room. b. Beberapa anggota Tim Dosen menjelaskan secara teknis cara-cara menjalankan survei digital dengan menggunakan HP android. 3) Struktur data yang akan diperoleh melalui survei menggambarkan kondisi kemiskinan rumahtangga dan solusi yang dapat ditawarkan untuk mengatasinya. 4) Pengembangan program dan model intervensinya akan disusun dengan memafaatkan data.