SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
Download to read offline
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH                      i
RPIJM         BIDANG PU/CIPTA KARYA




                   KATA PENGANTAR

Buku Panduan Kelembagaan Daerah ini dimaksudkan untuk memberikan
penjelasan ringkas secara terperinci mengenai Kelembagaan Daerah baik
utnuk Propinsi maupun Kabupaten/Kota. Panduan ini merupakan bagian
dari panduan penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah
(RPIJM) Bidang PU/Cipta Karya.
Produk penyusunan Buku Panduan Kelembagaan Daerah ini diharapkan
dapat mewujudkan Sistem Kelembagaan Daerah dapat berjalan secara lebih
efektif dan efisien mengutamakan pelayanan kepada masyarakat serta dapat
terjalin suatu kerja sama yang baik antara Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah dan Masyarakat sehingga pembangunan yang dilaksanakan akan
lebih tepat sasaran.
Dengan demikian, dapat diciptakan hasil pembangunan Bidang PU/Cipta
Karya di daerah yang lebih bermanfaat bagi masyarakat luas melalui
bentuk kerjasama antara pusat dan daerah yang berbasis prinsip
keterpaduan dan pengembangan wilayah sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih, semoga Buku Panduan
Kelembagaan Daerah ini bermanfaat bagi kita semua untuk mewujudkan
kebersamaan antara Pemerintah Pusat, Propinsi dan Daerah
Kabupaten/Kota secara berkelanjutan.


                                                        September 2007


                                                          Tim Penyusun    




                                                                     
ii    BUKU PANDUAN
      KELEMBAGAAN DAERAH




                            
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH                                                       iii
RPIJM              BIDANG PU/CIPTA KARYA


                                      DAFTAR ISI

BAB I PETUNJUK UMUM ...................................................................... 5
    1.1     Kelayakan Kelembagaan Untuk Investasi Pembangunan
            Daerah ........................................................................................... 5
            1.1.1 Batasan............................................................................... 5
            1.1.2 Perlunya Kelayakan ........................................................... 6
            1.1.3 Kendala Pelaksanaan Otonomi.......................................... 7
    1.2     Peningkatan Kapasitas (Capacity Building) ................................. 8
            1.2.1 Pengertian dan Tujuan ....................................................... 8
            1.2.2 Prinsip Peningkatan Kapasitas........................................... 8
            1.2.3 Ruang Lingkup .................................................................. 9
            1.2.4 Tahapan............................................................................ 10
            1.2.5 Koordinasi Pelaksanaan................................................... 11
BAB II KONDISI KELEMBAGAAN..................................................... 13
    2.1     Kondisi Kelembagaan Pemerintah Kabupaten/Kota .................. 13
    2.2     Kondisi Kelembagaan Non Pemerintah...................................... 15
BAB III MASALAH, ANALISIS DAN USULAN PROGRAM ........... 17
    3.1     Masalah Yang Dihadapi.............................................................. 17
    3.2     Analisis Permasalahan ................................................................ 17
    3.3     Usulan Program........................................................................... 18
BAB IV USULAN SISTEM PROSEDUR ANTAR INSTANSI ........... 21
    4.1     Kedudukan, Fungsi, Tugas Dalam Pelaksanaan RPIJM ............ 21
    4.2     Diagram Hubungan Antar Instansi ............................................. 21
    4.3     Format   Umum            Rencana             Tindakan              Peningkatan
            Kelembagaan............................................................................... 21




                                                                                                            
iv    BUKU PANDUAN
      KELEMBAGAAN DAERAH




                            
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH                       5
RPIJM         BIDANG PU/CIPTA KARYA


BAB I PETUNJUK UMUM

Tujuan peningkatan kelembagaan daerah terkait langsung dengan
pembangunan prasarana kota bidang PU/Cipta Karya, yaitu agar investasi
pembangunan dapat dilaksanakan secara optimal oleh Pemerintah
Kabupaten/Kota serta terjamin keterlanjutannya.
Dalam hal kegiatan pembangunan prasarana kota, wilayah kegiatan
pembangunan lebih dari satu wilayah kabupaten/kota, maka aspek
kelembagaan perlu dibahas di tingkat propinsi dan tingkat nasional melalui
pembahasan tersebut diharapkan dapat diwujudkan fungsi koordinasi dan
kerjasama antar pemerintah daerah.
Aspek kelembagaan dibahas pada masing-masing sektor pembangunan
dengan memperhatikan fungsi koordinasi dan sinkronisasi kegiatan antar
sektor pembangunan prasarana kota, sesuai dengan kedudukan dan tugas
masing-masing unit organisasi/instansi. Kelembagaan di Kabupaten/Kota
perlu dioptimalisasi dan dikoordinasikan serta disinkrosnisasi uraian
jabaran dari fungsi-fungsi sesuai dengan kedudukan dan tugas masing-
masing unit organisasi/instansi dan perangkatnya, guna tercapai tujuan
peningkatan kelembagaan yang mendukung kegiatan pembangunan
prasarana kota termasuk didalamnya Bappeda, Dinas-dinas, PDAM dll.

1.1 KELAYAKAN KELEMBAGAAN UNTUK INVESTASI
    PEMBANGUNAN DAERAH

1.1.1 BATASAN

1. Kelayakan, adalah hasil telahan (asessment) tentang kapasitas suatu
   subyek yang mengemban tugas-tugas tertentu bagi tercapainya tujuan-
   tujuan yang ditetapkan.
2. Kelembagaan, merupakan suatu subyek dan sekaligus juga menunjuk
   kepada bentuk, sifat-sifat dan atau fungsi-fungsinya (build in) yang
   terkait (involve), berkepentingan (concern) dan bertanggung-jawab
   (responsible) untuk tercapainya tujuan-tujuan yang ditetapkan.
3. Investasi, adalah salah satu masukan dalam proses pembangunan untuk
   mampu melahirkan/menciptakan tujuan-tujuan yang ditetapkan.
4. Pembangunan Daerah, dimaksudkan sebagai proses, obyek, dan
   sekaligus juga subyek untuk memenuhi tuntutan “stakeholder”-nya,
   bagi terciptanya masyarakat yang adil, tentram, dan sejahtera di Daerah.

                                                                        
6   BUKU PANDUAN
    KELEMBAGAAN DAERAH

    1.1.2 PERLUNYA KELAYAKAN

    Kelayakan yang tinggi bagi suatu institusi yang terkait dan
    bertanggungjawab atas terselenggaranya visi dan misi-nya, sangat penting
    artinya bagi tercapai tujuan yang dikehendaki dengan efektif dan efisien.
    Makin layak ia makin tinggi tingkat efisiensi yang dihasilkan dalam
    menyelesaikan tugas-tugasnya, demikian juga sebaliknya.
    John L. Taylor, Ph.D., dalam “Indonesia Urban Infrastructure
    Development: A Practical Guide for Urban Managers, hal XII-7 menulis
    bahwa berdasarkan paradigma baru tentang pemerintahan desentralisasi di
    Indonesia, perubahan-perubahan berikut sedang berlangsung, yakni:
      •    Ada gerakan bagi pelaksanaan “Good Urban Governance”,
           termasuk didalamnya transparansi, partisipasi, akuntabilitas,
           tanggap, demokrasi, negara hukum, dan aspek-aspek lainnya dari
           masyarakat madani;
      •    Sistem yang dikembangan meliputi keterlibatan kelompok
           “stakeholder” atau mitra dalam pembangunan yang lebih luas,
           termasuk masyarakat lokal, pemerintah daerah, wira-swasta, LSM
           dan lain-lainnya;
      •    Adanya perubahan atas sistem keseimbangan kemitraan (balanced
           partnership system), melibatkan konsultasi dan arus dua arah dalam
           paradigma yang sedang tumbuh, yang mencakup unsur eksekutif
           dan unsur legislatif Pemerintah Daerah, wiraswasta, masyarakat
           lokal, konsultan dan LSM dan forum kota, sebagaimana juga
           berlangsung di tingkat pemerintahan yang lebih tinggi.
    Perubahan-perubahan dimaksud tentu menuntut adanya kapasitas baru atau
    kapasitas tambahan yang diperlukan, agar suatu institusi menjadi “layak”
    (mampu secara efektif dan efisien) melaksanakan tugas-tugasnya. Dan
    masih banyak alasan-alasan lainnya, seperti kemajuan teknologi. Informasi
    dan komunikasi yang terus berkembang, menuntut perlunya selalu
    kelayakan suatu kelembagaan ditingkatkan.
    Pembahasan tentang kelembagaan, tidak cukup dengan memandang
    “lembaga” sebagai wadah, dengan struktur organisasinya dll-nya, karena
    itu baru “raga” dari lembaga tersebut. Disamping ada “raga”, lembaga
    mempunyai “spirit” atau dapat disebut juga sebagai “roh”. Roh itu berada
    pada manusia-manusianya, yang menjadi anggota lembaga tersebut.
    Sehingga upaya meningkatkan kelayakan suatu lembaga, tidak cukup
    dengan hanya menyempurnakan struktur organisasinya dan hal-hal lainnya
    yang bersifat pisik saja, tetapi juga penting untuk meningkatkan

                                                                          
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH                     7
RPIJM         BIDANG PU/CIPTA KARYA

kapasitas/kemampuan (pengetahuan, ketrampilan dan moral-etika) orang-
orang yang bertugas dalam lembaga tersebut.

1.1.3 KENDALA PELAKSANAAN OTONOMI

Pemerintah menyadari bahwa penyelenggaraan otonomi daerah dalam
realitasnya masih mengalami kendala yang tidak kecil, yang dapat
diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Kendala regulasi. Regulasi untuk pelaksanaan otonomi masih
   menyisakan persoalan yang berarti, dilihat dari kelengkapan, kejelasan
   dan kemantapannya, yang berakibat penyelenggaraan otonomi daerah
   yang kini berjalan ditanggapi secara beragam, dan bahkan
   menimbulkan ekses berupa konflik kepentingan;
2. Kendala koordinasi. Proses koordinasi pelaksanaan otonomi daerah
   antara Instansi Pemerintah Pusat (khususnya yang terkait dengan
   penyusunan peraturan dan pedoman baru) belum berjalan dengan baik,
   sehingga berakibat kurang konsistennya peraturan yang dikeluarkan;
3. Kendala persepsi. Proses keterbukaan yang berkembang telah
   berdampak pada munculnya kecenderungan keragaman persepsi dalam
   menyikapi otonomi luas, sehingga menimbulkan friksi pemerintahan,
   terutama yang berkaitan dengan distribusi kewenangan;
4. Kendala waktu. Euphoria otonomi daerah yang begitu menggebu-gebu
   di era reformasi ini menuntut kecepatan dan ketanggapan yang tinggi
   untuk menyusun berbagai peraturan dan kebijakan yang diperlukan.
   Sementara Pemerintah (Pusat dan Daerah) tidak punya cukup waktu
   untuk melakukannya, walau sadar bahwa yang ada memang belum
   lengkap;
5. Kendala keterbatasan sumberdaya. Rendahnya kualitas/kapasitas SDM
   jelas merupakan faktor yang dominan dalam ketidakmampuan
   memberdayakan kapasitasnya. Juga masih terbatasnya penyedia
   jasa/layanan (service provider) untuk mendukung percepatan
   desentralisasi. Demikian juga ada keterbatasan kemampuan keuangan
   untuk membiayai penyelenggaraan desentralisasi, yang ternyata
   membutuhkan biaya yang tidak kecil.




                                                                      
8   BUKU PANDUAN
    KELEMBAGAAN DAERAH

    1.2 PENINGKATAN KAPASITAS (CAPACITY BUILDING)

    1.2.1 PENGERTIAN DAN TUJUAN

    Semangat desentralisasi penyelenggaraan pemerintah daerah, sebagaimana
    dituangkan dalam UU 22/1999, dan kemudian diubah menjadi UU
    32/2004, serta aturan-aturan pelaksanaannya, membutuhkan upaya-upaya
    terkoordinasi agar dapat menjamin bahwa tujuan pelaksanaan kebijakan
    otonomi di daerah tercapai.
    Selanjutnya, pedoman/acuan pengembangan kapasitas sebagaimana
    dirumuskan dalam “Kerangka Nasional Pengembangan dan Peningkatan
    Kapasitas” (KNP2K) dalam rangka mendukung Desentralisasi, yang
    dikeluarkan bersama oleh Menteri Dalam Negeri dan Menteri Negara
    Perencanaan Pembangunan Nasional, Kepala Bappenas, 6 November 2002,
    merujuk pada kebutuhan untuk menyempurnakan peraturan dan
    perundangan, melakukan reformasi kelembagaan, memperbaiki tata-kerja
    dan mekanisme koordinasi, peningkatan kapasitas SDM: keterampilan dan
    kualifikasinya, perubahan pada sistem nilai dan sikap; dan keseluruhan
    kebutuhan otonomi daerah bagi pendekatan baru untuk pelaksanaan “good
    governance”, sistem administrasi, dan mekanisme partisipasi dalam
    pembangunan, agar dapat memenuhi tuntutan untuk lebih baik dalam
    melaksanakan demokrasi.
    Lebih jauh dirumuskan bahwa tujuan KNP2K adalah: (i) mengakselerasi
    pelaksanaan desentralisasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
    (ii) penataan secara proporsional tugas, fungsi, sistem keuangan,
    mekanisme dan tanggungjawab dalam rangka pelaksanaan peningkatan
    kapasitas daerah; (iii) mobilisasi sumber-sumber dana Pemerintah, Daerah,
    dan lainnya, dan (iv) penggunaan sumber-sumber dana secara efektif dan
    efisien.

    1.2.2 PRINSIP PENINGKATAN KAPASITAS

    Adapun prinsip dari pelaksanaan pengembangan dan peningkatan kapasitas
    adalah: (i) pengembangan kapasitas bersifat multi-dimensional, mencakup
    beberapa kerangka waktu; jangka panjang, jangka menengah, dan jangka
    pendek, (ii) pengembangan kapasitas menyangkut “multiple stakeholders”,
    (iii) pengembangan kapasitas harus bersifat “demand driven”, dimana
    kebutuhannya tidak ditentukan dari atas/luar, tetapi harus datang dari
    stakeholdernya sendiri, dan (iv) pengembangan kapasitas mengacu pada
    kebijakan nasional, seperti RPJMN 2004-2009 (Peraturan Presiden
    No.7 tahun 2005), dan Rencana Kerja Pemerintah (Contoh: PP 20/2004).

                                                                          
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH                         9
RPIJM          BIDANG PU/CIPTA KARYA

Faktor utama untuk terwujudnya upaya pengembangan dan peningkatan
kapasitas yang berhasil adalah adanya komitmen dari Pimpinan Pemerintah
Daerah dan atau Pimpinan Instansi/Unit Kerja yang bersangkutan atas
niatnya yang sungguh-sungguh untuk melakukan program/proyek
peningkatan kapasitas yang dimaksud, serta siap dengan semua
konsekuensinya..

1.2.3 RUANG LINGKUP

Adapun ruang lingkup peningkatan kapasitas pada umumnya meliputi tiga
tingkatan intervensi (three level of intervension) agar pencapaian
peningkatan kapasitas dapat efektif dan berkelanjutan (effective and
sustainable), yakni: (i) pada tingkatan (level) sistem, seperti perumusan
kembali kerangka kebijakan pengaturan bagi tercapainya tujuan-tujuan
kebijakan tertentu, (ii) pada tingkatan (level) kelembagaan, menyangkut
struktur organisasi, proses pengambilan keputusan, mekanisme tata-kerja,
instrumen manajemen, tata-hubungan dan jejaring organisasi, dll, dan
(iii) pada tingkatan (level) individu, yakni peningkatan ketrampilan (skills),
kualifikasi, pengetahuan, sikap, etika, dan motivasi kerjanya.
Kemudian KNP2KDMD merumuskan 8 (delapan) agenda pengembangan
kapasitas untuk mendukung desentralisasi, yakni:
  •    Pengembangan peraturan perundangan yang dibutuhkan untuk
       mendukung desentralisasi;
  •    Pengembangan kelembagaan daerah;
  •    Pengembangan personil daerah
  •    Pengembangan keuangan daerah;
  •    Peningkatan kapasitas DPRD, Badan Perwakilan Desa, ORNOP
       dan Organisasi Kemasyarakatan;
  •    Pengembangan Sistem Perencanaan;
  •    Pembangunan Ekonomi Daerah; dan
  •    Pengembangan Kemampuan Mengelola Masa Transisi.
Adapun program-program nasional yang terkait dengan aspek
pengembangan dan peningkatan kapasitas untuk mendukung desentralisasi
adalah, meliputi:
1. Bidang Pembangunan Hukum:
  •    Program Pembentukan Peraturan Perundangan

                                                                           
10   BUKU PANDUAN
     KELEMBAGAAN DAERAH

     2. Bidang Pembangunan Ekonomi:
       •    Program Implementasi Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
     3. Bidang Pembangunan Politik:
       •    Program Peningkatan Kualitas Proses Politik
       •    Program Pengawasa Aparatur Negara
       •    Program Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan
       •    Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
       •    Program Peningkatan Kapasitas SDM
     4. Bidang Pembangunan Daerah:
       •    Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Daerah
       •    Program   Peningkatan     Kapasitas   Kelembagaan   Pemerintahan
            Daerah
       •    Program Penataan Pengelolaan Keuangan Daerah
       •    Program Penguatan Lembaga Non Pemerintah
       •    Program Peningkatan Ekonomi Wilayah
       •    Program Pembangunan Perkotaan
       •    Program Penataan Ruang
       •    Program Pengelolaan Pertanahan
       •    Program Penguatan Organisasi Masyarakat.

     1.2.4 TAHAPAN

     Dalam garis besar tahapan kegiatan untuk mendukung tercapainya prinsip
     dan tujuan pengembangan dan peningkatan kapasitas antara lain sebagai
     berikut:
       •    Mengidentifikasikan dan merumuskan kebutuhan-kebutuhan
            pengembangan dan peningkatan kapasitas secara komprehensif.
       •    Mengidentifikasikan dan merumuskan prioritas bagi prakarsa-
            prakarsa pengembangan dan peningkatan kapasitas;




                                                                          
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH                     11
RPIJM         BIDANG PU/CIPTA KARYA


  •    Menetapkan rencana tindak (action plan) pengembangan dan
       peningkatan kapasitas secara keseluruhan yang terkoordinir dan
       efisien;
  •    Menyediakan acuan atau rujukan dalam mengalokasikan kegiatan
       dan anggaran guna mendukung percepatan pelaksanaan otonomi
       daerah;
  •    Pelaksanaan Rencana Tindak Peningkatan Kapasitas Kelembagaan;
  •    Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas
       Kelembagaan;
  •    Perencanaan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan.

1.2.5 KOORDINASI PELAKSANAAN

Pemerintah menyadari bahwa pelaksanaan pengembangan dan peningkatan
kapasitas dalam desentralisasi dan otonomi daerah tidak akan dapat
berjalan hanya oleh satu instansi pemerintah saja, tetapi merupakan usaha
bersama dari berbagai instansi dan lembaga non-pemerintah, baik di pusat
dan di daerah. Berkaitan dengan itu, telah dibentuk suatu tim koordinasi
antar departemen di Pusat (Tim Keppres No. 157 Tahun 2000) untuk
mendukung pelaksanaan UU tentang Pemerintahan Daerah dan UU tentang
Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah. Keppres tersebut telah
menetapkan sub-sub tim kerja, dimana salah satunya adalah Sub Tim Kerja
VI yang ditugaskan untuk mengkoordinasikan kegiatan monitoring dan
evaluasi, serta memfasilitasi prakarsa-prakarsa pengembangan dan
peningkatan kapasitas, termasuk prakarsa yang didukung oleh lembaga
donor.
Koordinasi dan pengkajian akan terus dilakukan Pemerintah/Sub Tim Kerja
VI Keppres 157 Tahun 2000 terhadap upaya pengembangan dan
peningkatan kapasitas, berkaitan dengan hal-hal berikut:
  •    Mengkoordinasikan informasi berkaitan dengan program/kegiatan
       pengembangan dan peningkatan kapasitas kepada semua
       “stakeholder”.
  •    Memberikan pembinaan kepada Daerah berkenaan dengan strategi-
       strategi dan program-program pengembangan dan peningkatan
       kapasitas.
  •    Memfasilitas akses Daerah terhadap program-program yang didanai
       oleh Pemerintah dan bila diperlukan dari Lembaga-lembaga Donor.


                                                                      
12   BUKU PANDUAN
     KELEMBAGAAN DAERAH


       •   Melakukan      identifikasi   dan     koordinasi     program-
           programpengembangan dan peningkatan kapasitas Pusat dan
           Daerah yang akan dilakukan oleh Depatemen Teknis/Sektoral
           maupun oleh Pemda, serta pembiayaannya agar dapat memfasilitasi
           penyelenggaraan Otonomi Daerah dengan baik.
       •   Mengkaji kebutuhan-kebutuhan Daerah (need assessment) akan
           pengembangan       dan     peningkatan      kapasitas   serta
           memperbaharui/merevisi strategi-strategi dan program-program
           berdasarkan perubahan-perubahan kebutuhan Daerah dan Instansi
           Pusat.
       •   Melakukan identifikasi, menyusun data base dan memberikan
           informasi mengenai lembaga penyedia pelayanan (service provider)
           untuk pengembangan dan peningkatan kapasitas
     Pemerintah akan melibatkan secara erat asosiasi-asosiasi Pemerintah
     daerah dan DPRD, asosiasi professional, Ornop, dan lembaga
     kemasyarakatan lainnya, dan masyarakat donor (donor community) serta
     pihak-pihak lainnya yang terkait dalam rangka pengembangan dan
     peningkatan kapasitas




                                                                        
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH                     13
RPIJM         BIDANG PU/CIPTA KARYA



BAB II KONDISI KELEMBAGAAN

2.1 KONDISI KELEMBAGAAN PEMERINTAH
    KABUPATEN/KOTA

Menguraikan secara sistematis tentang kondisi kelembagaan Pemerintah
Daerah dan Kelembagaan Non Pemerintah yang terkait langsung dalam
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM).
1. Organisasi Penyelenggara RPIJM di Kabupaten/Kota
Menguraikan secara sistematis tentang dasar hukum, kedudukan, tugas,
fungsi, dan wewenang instansi-instansi terkait langsung dengan RPIJM,
dalam perencanaan, pemrograman, pelaksanaan dan operasi pemeliharaan.
2. Ketatalaksanaan Penyelenggaran RPIJM
Menguraikan secara sistematis tentang mekanisme hubungan antar
organisai dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan operasi pemeliharaan
serta gambaran umum mengenai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
3. Sumber Daya Manusia
Menguraikan secara sistematis tentang jumlah tenaga yang ada, meliputi
kualitas pendidikan dan pengalaman personil pada tiap instansi
penyelenggara RPIJM.
4. Prasarana dan Sarana Kerja
Menguraikan secara sistematis tentang kondisi prasarana fisik diantaranya
menyangkut peralatan yang menunjang organisasi seperti tanah, ruang
kantor, dan sebagainya.




                                                                      
14            BUKU PANDUAN
              KELEMBAGAAN DAERAH

              Tabel         II-1 Jumlah, Kualitas Karyawan dan Kebutuhan Pelatihan
                                Kabupaten/Kota……Tahun……….
                                                                                                                    Status
         Golongan Jenis Kelamin                Umur (Thn)                       Strata Pendidikan
                                                                                                                 Kepegawaian
Bidang                                                                                         Sarmud/
                         Pria Wanita <30 30-39 40-49 >49                 <SD SLTP SLTA                 Sarjana Honorer PNS
         I II III IV                                                                           Diploma
                       (orang) (orang) (orang) (orang) (orang) (orang) (orang) (orang) (orang)         (orang) (orang) (orang)
                                                                                               (orang)




              Sumber: ........
               
               

              Tabel         II-2 Latar Belakang Manajemen yang Menduduki Jabatan
                                Struktural     di    Bappeda    dan      Dinas....
                                Kabupaten/Kota……Tahun……….
                              Lembaga
                                                                            Pengalaman
                              (Bappeda Jabatan                    Tingkat
               Nama Pegawai                        Golongan Umur              Jabatan
                              dan Dinas Struktural               Pendidikan
                                                                             yang Lalu
                               terkait)
              Nama Pegawai 1            Ketua                xx S-2         Seksi…..
              Nama Pegawai 2            Sekretaris           xx S-1         Seksi…..
              Nama Pegawai 3            Kabid….              xx S-1         Seksi…..
              Nama Pegawai 4            Kasie….              xx S-1         Seksi…..
              Nama Pegawai 5            Kaur…                xx S-1         Seksi…..
              Nama Pegawai 6            Kabid….              xx S-1         Seksi…..
              Nama Pegawai 7            Kasie….              xx S-1         Seksi…..
              Nama Pegawai 8            Kaur…                xx S-1         Seksi…..
              Nama Pegawai 9            Kabid….              xx S-1         Seksi…..
              Nama Pegawai 10           Kasie….              xx S-1         Seksi…..
              Nama Pegawai 11           Kaur…                xx S-1         Seksi…..
              Sumber: ........




                                                                                                              
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH                                                 15
       RPIJM                BIDANG PU/CIPTA KARYA

       Tabel II-3 Peralatan Kantor dan Kendaraan Bermotor

                                                       Kondisi    Pemanfaatan
         Jenis Peralatan Kantor dan          Jumlah
                                                                                            Keterangan
            Kendaraan Bermotor                (Unit) Baik Kurang Cukup Kurang
                                                                 Padat
      Peralatan Kantor
      Komputer                                   x       v                v
      Filling Kabinet                            x             v                 v
      Meja                                       x       v                v
      Kursi                                      x       v                       v
      Meja Gambar                                x             v        v
      Mesin Hitung                               x       v                       v
      dll…                                       x       v                v
      Kendaraan Bermotor
      Sedan                                      x       v                v
      Jeep                                       x             v          v
      Pickup                                     x       v                        v
      Mini bus                                   x             v          v
      Bus Pegawai                                x       V                v
      Truk                                       x       V                        v
      Mobil Tangki                               x             v                  v
      Sepeda Motor                               x       V                        v
      Tempat Kerja
      Luas Bangunan (m2)                        xxx      V                v
      Luas Lantai Ruang Kantor (m2)             xxx      V                v


       2.2 KONDISI KELEMBAGAAN NON PEMERINTAH

       Menguraikan kondisi kelembagaan non-pemerintah yang terkait dengan
       RPIJM sehingga terjalin kerjasama yang baik dalam rangka mensukseskan
       pengembangan infrastruktur bidang PU/Cipta Karya
       Tabel II-4 Kondisi Kelembagaan Non Pemerintah Terkait dengan
                  RPIJM
                                                  PROGRAM/
            MERUPAKAN
      NAMA             BENTUK   TUJUAN          PROYEK YANG BIAYA SUMBER
No.           BADAN                      PERAN
    LEMBAGA           LEMBAGA ORGANISASI         TELAH/AKAN  (Rp.) DANA
              HUKUM
                                               DILAKSANAKAN

1.   LSM ”A”                                                   Program
                     Bukan         Non Profit         Sosial     PLP                                     .........
2.   LSM ”B”
                       Ya          Non Profit         Sosial   Hidran         Persampahan                ..........
3.   LSM ”C”                                                   Umum
                       Ya          Non Profit         Sosial                                             ..........
                                                               Drainase
       Sumber: (diisi sesuai tempat perolehan data)


                                                                                                    
16   BUKU PANDUAN
     KELEMBAGAAN DAERAH




                           
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH                 17
RPIJM         BIDANG PU/CIPTA KARYA



BAB III MASALAH, ANALISIS DAN USULAN
        PROGRAM

Setiap organisasi dibahas dalam sub bab. Pembahasan meliputi masalah
analisasi dan usulan untuk renca tindakan peningkatan kemampuan
kelembagaan. Organisasi atau instansi yang dibahas adalah yang telah
didaftar atau disinggung dalam bagian I.

3.1 MASALAH YANG DIHADAPI

Menguraikan masalah yang dihadapi dalam kelompok:
1. Optimalisasi pelaksanaan fungsi organisasi meliputi tugas dan
   wewenang dan tanggung jawab instansi;
2. Ketatalaksanaan penyelenggaraan RPIJM di instansi pemerintah
   Kabupaten/Kota;
3. Sumber daya manusia yang meliputi rendahnya kualitas, kurangnya
   kuantitas dsb;
4. Prasarana fisik yang meliputi masalah-masalah yng mengenai
   kurangnya kualitas dan kuantitas prasarana kantor.

3.2 ANALISIS PERMASALAHAN

Analisis permasalahan yang dipergunakan menyangkut:
1. Pada umumnya analisis organisasi yang digunakan adalah analisis
   SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat);
2. Analisis juga mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku;
3. Analisis juga mengacu kepada kebutuhan penyelenggaraan RPIJM.




                                                                     
18   BUKU PANDUAN
     KELEMBAGAAN DAERAH

     Tabel III-1 Analisis SWOT

                         Strength (Kekuatan) (S) Weakness (Kelemahan) (W)

                          1                          1
       STRATEGI           2                          2
                          3                          3
                          4                          4
                          5                          5
     Opportunities (O)          Strategi SO              Strategi WO

       1                  1                          1
       2                  2                          2
       3                  3                          3
       4                  4                          4
       5                  5                          5

        Threats (T)             Strategi ST              Strategi WT
       1                  1                          1
       2                  2                          2
       3                  3                          3
       4                  4                          4
       5                  5                          5



     3.3 USULAN PROGRAM

     Usulan program untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan ini antara lain
     dengan:
     1. Optimalisasi Pelaksanaan Fungsi Organisasi
     Menguraikan tentang rincian kewenangan, tugas dan tanggung jawab
     instansi yang terkait dengan penyelenggaraan pembangunan prasarana kota
     2. Ketatalaksanan Penyelenggaraan RPIJM di instansi pemerintah
     Menguraikan kebutuhan pembentukan peraturan daerah baru untuk
     mendukung penyelenggaraan program pembangunan prasarana kota di
     daerah




                                                                          
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH               19
RPIJM        BIDANG PU/CIPTA KARYA

3. Peningkatan Sumber Daya Manusia
Menguraikan tentang usulan penambahan tenaga atau mengusulkan
kebutuhan training.
4. Peningkatan Prasarana dan Sarana Kerja
Menguraikan usulan tentang penambahan kebutuhan akan prasarana dan
peralatan




                                                                
20   BUKU PANDUAN
     KELEMBAGAAN DAERAH




                           
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH                    21
RPIJM               BIDANG PU/CIPTA KARYA


BAB IV USULAN SISTEM PROSEDUR
       ANTAR INSTANSI

4.1 KEDUDUKAN, FUNGSI, TUGAS DALAM PELAKSANAAN
    RPIJM

Menguraikan usulan kedudukan fungsi dan tugas serta tanggung jawab
antar instansi yang terkait dalam RPIJM sebagai draft surat keputusan
untuk ditandatangani Bupati/Walikota.

4.2 DIAGRAM HUBUNGAN ANTAR INSTANSI

Berisi narasi dan diagram hubungan antar instansi untuk pelaksanaan dan
pengelolaan serta pengembangan RPIJM.

4.3 FORMAT UMUM RENCANA TINDAKAN PENINGKATAN
    KELEMBAGAAN

Format umum rencana tindakan peningkatan kelembagaan dapat dilihat
pada tabel-tabel di bawah ini:
Tabel IV-1 Rencana Tindakan Peningkatan Kelembagaan
                                                             JADWAL
                     SASARAN            PENANGGUNG          TAHUNAN
No.    KEGIATAN               PELAKSANA            BIAYA                   KET
                     KEGIATAN              JAWAB
                                                           I II III IV V
1.    Kelembagaan Tersusunnya Dinas PU         Dinas PU
      Kabupaten/Kota Modul    Bappeda
      Peningkatan
      penata laksana
      - Pembuatan
          Modul
      - Pelatihan
      - Training
      - Lokakarya




Sumber: (diisi sesuai tempat perolehan data)



                                                                            
22   BUKU PANDUAN
     KELEMBAGAAN DAERAH

     Tabel IV-2 Penambahan Jumlah Karyawan

                                         Jumlah Pegawai   Jumlah Pegawai yang
      No.           Tingkat Pendidikan
                                            yang ada        masih diperlukan

          1   S-2 MM                            x                   X
          2   S-2 MP                            x                   X
          3   S-2 Sipil                         x                   X
          4   S-1 Sipil                         x                   X
          5   S-1 Planologi                     x                   X
          6   S-1 Teknik Lingkungan             x                   X
          7   S-1 Adm. Negara                   x                   X
          8   S-1 Lain-lain….                   x                   X
          9   SMA                               x                   X
              TOTAL                            XX                  XX



     Tabel IV-3 Jenis Kursus/Pelatihan yang Telah/Pernah Diikuti serta
               Pelatihan Yang Dibutuhkan
          Jenis Training Yang Telah Diikuti Karyawan
     No                                                Tahun       Pelaksana
                         Selama 5 Tahun
     1 Kursus P3KT                                      1996   BAPPENAS
     2 Perencanaan Pembangunan Wilayah                  1997   UNDP
     3 Monitoring dan Evaluasi                          1998   Diklat
     4 Kursus Bendaharawan                              1997   Program
     5 Kursus Kompuiter                                 2000   DPU
     6 Perencanaan Jalan Kabupaten                      2001   Depdagri
     No Jenis Training /Pelatihan yang dibutuhkan      Tahun   Pelaksana
     1 Pelatihan RPIJM                                  2007   DPU
     2 Perencanaan Pembangunan Sosial                   2007   Depsos
     3 Training Manjemen Pembangunan                    2008   BAPPENAS
     4 Penataan Kota                                    2007   DPU
     5 AMDAL                                            2009   BAPEDAL
     6 Kursus Decission Support System (DSS)            2008   PTN
     7 Kursus Lain…………                                  20xx   Lembaga Pendidikan

                                            


                                                                                
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH                 23
RPIJM           BIDANG PU/CIPTA KARYA


Tabel IV-4 Penambahan Peralatan Kantor dan Kendaraan Bermotor
                                                   Jumlah
   Jenis Peralatan Kantor dan Kendaraan
                                                    (Unit)
                  Bermotor
                                          Yang Ada         Tambahan
Peralatan Kantor
Komputer                                     x               X
Filling Kabinet                              x               X
Meja                                         x               X
Kursi                                        x               X
Meja Gambar                                  x               X
Mesin Hitung                                 x               X
dll…                                         x               X
Kendaraan Bermotor
Sedan                                        x               X
Jeep                                         x               X
Pickup                                       x               X
Mini bus                                     x               X
Bus Pegawai                                  x               X
Truk                                         x               X
Mobil Tangki                                 x               X
Sepeda Motor                                 x               X
Tempat Kerja
Luas Bangunan (m2)                          xxx             Xxx
Luas Lantai Ruang Kantor (m2)               xxx             Xxx




                                                                       
24   BUKU PANDUAN
     KELEMBAGAAN DAERAH




                           
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH           25
RPIJM         BIDANG PU/CIPTA KARYA

TIM PENGARAH
  1. Ir. Agoes Widjanarko, MIP
  2. Ir. Ismanto, MSc
  3. Ir. Danny Sutjiono
  4. Ir. Guratno Hartono, M.Bc
  5. Ir. Antonius Budiono, MSc
  6. Ir. Tamin M. Zakaria Amin, MSc
  7. Ir. Susmono

TIM PENYUSUN
  1. Ir. Andreas Suhono, MSc
  2. Ir. Diana Kusumastuti, MT
  3. Ir. Iwan Dharma S, M.Soc.Sci
  4. Ir. Sitti Bellafolijani, M.Eng
  5. Ir. Alex Abdi Chalik, MM, MT
  6. Ir. Handy Bambang Legowo, MSES
  7. Dra. Nyimas Nina Indrasari, MSc
  8. Ir. Doddy Koeswanto
  9. Ir. Iskandar Z
  10. Ir. Halasan Sitompul
  11. Ir. Didiet Akhdiat, MSc
  12. Dades Prinandes, ST, MT
  13. Yuke Ratnawulan, ST
  14. Dra. Endah T. Widowati
  15. Veronica Kusumawardhani, ST
  16. Ade Syaiful, ST., MT
  17. Meytri Wilda Ayuantari, ST
  18. Ir. Bagus Mudiantoro, MM
  19. Budi Hertanto, ST
  20. Akhfian Mustika A, ST
  21. Hidemiwan, ST
  22. Azibi Taufik, ST

NARASUMBER
  1. Ir. Hendropranoto Suselo, MPW
  2. Prof. Dr. Ir. Budhy Tjahjati
  3. Ir. Gita Chandrika N., MCP
  4. Ir. Sugiantoro

PENYELARAS AKHIR
STUDIO Jakstra BPCK
Jl. Pattimura No. 20 Gedung Menteri PU Lt. 4
Telp. +62 21 72796582/7244067 Faks. +62 21 72796582/7244067




                                                               

More Related Content

What's hot

Laporan draf akhir rpkpp martapura kalimantan selatan indonesia
Laporan draf akhir rpkpp martapura kalimantan selatan indonesiaLaporan draf akhir rpkpp martapura kalimantan selatan indonesia
Laporan draf akhir rpkpp martapura kalimantan selatan indonesiaTPRP Strategic Partner
 
Paparan Progres Pekerjaan Penyusunan RPI2JM 5 KSN (KSN PBTS ACEH-SUMUT, SULUT...
Paparan Progres Pekerjaan Penyusunan RPI2JM 5 KSN (KSN PBTS ACEH-SUMUT, SULUT...Paparan Progres Pekerjaan Penyusunan RPI2JM 5 KSN (KSN PBTS ACEH-SUMUT, SULUT...
Paparan Progres Pekerjaan Penyusunan RPI2JM 5 KSN (KSN PBTS ACEH-SUMUT, SULUT...TPRP Strategic Partner
 
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) KAWASAN PERKOTAAN MA...
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) KAWASAN PERKOTAAN MA...RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) KAWASAN PERKOTAAN MA...
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) KAWASAN PERKOTAAN MA...TPRP Strategic Partner
 
Modul Peningkatan Kapasitas Pemerintah daerah
Modul Peningkatan Kapasitas Pemerintah daerahModul Peningkatan Kapasitas Pemerintah daerah
Modul Peningkatan Kapasitas Pemerintah daerahOswar Mungkasa
 
Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman. Memperkuat Koordinasi Menuju...
Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman. Memperkuat Koordinasi Menuju...Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman. Memperkuat Koordinasi Menuju...
Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman. Memperkuat Koordinasi Menuju...Oswar Mungkasa
 
Review Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Review Rencana Pembangunan Jangka Menengah DaerahReview Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Review Rencana Pembangunan Jangka Menengah DaerahDadang Solihin
 
Penyusunan RPJMD
Penyusunan RPJMDPenyusunan RPJMD
Penyusunan RPJMD93220872
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang KabupatenPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang KabupatenPenataan Ruang
 
Peran dan Fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Peran dan Fungsi  Badan Perencanaan Pembangunan DaerahPeran dan Fungsi  Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Peran dan Fungsi Badan Perencanaan Pembangunan DaerahDadang Solihin
 
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHANPERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHANDadang Solihin
 
Materi Teknis RTRW Provinsi Riau
Materi Teknis RTRW Provinsi RiauMateri Teknis RTRW Provinsi Riau
Materi Teknis RTRW Provinsi Riaujoihot
 
Harmonisasi RPJMD-RPJMN 2015-2019
Harmonisasi  RPJMD-RPJMN 2015-2019Harmonisasi  RPJMD-RPJMN 2015-2019
Harmonisasi RPJMD-RPJMN 2015-2019Dadang Solihin
 
Perda Nomor 5 Tahun 2013 tentang RPJMD Kab. Mesuji Tahun 2012-2017
Perda Nomor 5 Tahun 2013 tentang RPJMD Kab. Mesuji Tahun 2012-2017Perda Nomor 5 Tahun 2013 tentang RPJMD Kab. Mesuji Tahun 2012-2017
Perda Nomor 5 Tahun 2013 tentang RPJMD Kab. Mesuji Tahun 2012-2017humasmesuji
 
222298712 rpi2 jm-5-ksn-ksn-pbts-aceh-sumut-sulut-gorontalo-sulteng-riau-kepr...
222298712 rpi2 jm-5-ksn-ksn-pbts-aceh-sumut-sulut-gorontalo-sulteng-riau-kepr...222298712 rpi2 jm-5-ksn-ksn-pbts-aceh-sumut-sulut-gorontalo-sulteng-riau-kepr...
222298712 rpi2 jm-5-ksn-ksn-pbts-aceh-sumut-sulut-gorontalo-sulteng-riau-kepr...radengembull
 
1 laporan pendahuluan rtdr kp rengasdengklok
1 laporan pendahuluan rtdr kp rengasdengklok1 laporan pendahuluan rtdr kp rengasdengklok
1 laporan pendahuluan rtdr kp rengasdengklokmuhfidzilla
 
Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD
Penyusunan  RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD  Penyusunan  RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD
Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD Dadang Solihin
 
Materi Teknis RTRW Kota Cilegon
Materi Teknis RTRW Kota CilegonMateri Teknis RTRW Kota Cilegon
Materi Teknis RTRW Kota Cilegonjoihot
 

What's hot (20)

Laporan draf akhir rpkpp martapura kalimantan selatan indonesia
Laporan draf akhir rpkpp martapura kalimantan selatan indonesiaLaporan draf akhir rpkpp martapura kalimantan selatan indonesia
Laporan draf akhir rpkpp martapura kalimantan selatan indonesia
 
Paparan Progres Pekerjaan Penyusunan RPI2JM 5 KSN (KSN PBTS ACEH-SUMUT, SULUT...
Paparan Progres Pekerjaan Penyusunan RPI2JM 5 KSN (KSN PBTS ACEH-SUMUT, SULUT...Paparan Progres Pekerjaan Penyusunan RPI2JM 5 KSN (KSN PBTS ACEH-SUMUT, SULUT...
Paparan Progres Pekerjaan Penyusunan RPI2JM 5 KSN (KSN PBTS ACEH-SUMUT, SULUT...
 
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) KAWASAN PERKOTAAN MA...
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) KAWASAN PERKOTAAN MA...RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) KAWASAN PERKOTAAN MA...
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) KAWASAN PERKOTAAN MA...
 
Modul Peningkatan Kapasitas Pemerintah daerah
Modul Peningkatan Kapasitas Pemerintah daerahModul Peningkatan Kapasitas Pemerintah daerah
Modul Peningkatan Kapasitas Pemerintah daerah
 
Eksum
EksumEksum
Eksum
 
1 pendahuluan
1 pendahuluan1 pendahuluan
1 pendahuluan
 
Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman. Memperkuat Koordinasi Menuju...
Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman. Memperkuat Koordinasi Menuju...Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman. Memperkuat Koordinasi Menuju...
Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman. Memperkuat Koordinasi Menuju...
 
Review Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Review Rencana Pembangunan Jangka Menengah DaerahReview Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Review Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
 
Penyusunan RPJMD
Penyusunan RPJMDPenyusunan RPJMD
Penyusunan RPJMD
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang KabupatenPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten
 
Peran dan Fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Peran dan Fungsi  Badan Perencanaan Pembangunan DaerahPeran dan Fungsi  Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Peran dan Fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
 
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHANPERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
 
Materi Teknis RTRW Provinsi Riau
Materi Teknis RTRW Provinsi RiauMateri Teknis RTRW Provinsi Riau
Materi Teknis RTRW Provinsi Riau
 
Daftar isi
Daftar isiDaftar isi
Daftar isi
 
Harmonisasi RPJMD-RPJMN 2015-2019
Harmonisasi  RPJMD-RPJMN 2015-2019Harmonisasi  RPJMD-RPJMN 2015-2019
Harmonisasi RPJMD-RPJMN 2015-2019
 
Perda Nomor 5 Tahun 2013 tentang RPJMD Kab. Mesuji Tahun 2012-2017
Perda Nomor 5 Tahun 2013 tentang RPJMD Kab. Mesuji Tahun 2012-2017Perda Nomor 5 Tahun 2013 tentang RPJMD Kab. Mesuji Tahun 2012-2017
Perda Nomor 5 Tahun 2013 tentang RPJMD Kab. Mesuji Tahun 2012-2017
 
222298712 rpi2 jm-5-ksn-ksn-pbts-aceh-sumut-sulut-gorontalo-sulteng-riau-kepr...
222298712 rpi2 jm-5-ksn-ksn-pbts-aceh-sumut-sulut-gorontalo-sulteng-riau-kepr...222298712 rpi2 jm-5-ksn-ksn-pbts-aceh-sumut-sulut-gorontalo-sulteng-riau-kepr...
222298712 rpi2 jm-5-ksn-ksn-pbts-aceh-sumut-sulut-gorontalo-sulteng-riau-kepr...
 
1 laporan pendahuluan rtdr kp rengasdengklok
1 laporan pendahuluan rtdr kp rengasdengklok1 laporan pendahuluan rtdr kp rengasdengklok
1 laporan pendahuluan rtdr kp rengasdengklok
 
Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD
Penyusunan  RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD  Penyusunan  RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD
Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD
 
Materi Teknis RTRW Kota Cilegon
Materi Teknis RTRW Kota CilegonMateri Teknis RTRW Kota Cilegon
Materi Teknis RTRW Kota Cilegon
 

Similar to Penyusunan RPIJM Cipta Karya, Aspek Kelembagaan

Buku ii-bab-xi rpjmn tahun 2010-2014
Buku ii-bab-xi rpjmn tahun 2010-2014Buku ii-bab-xi rpjmn tahun 2010-2014
Buku ii-bab-xi rpjmn tahun 2010-2014PA Rianto
 
Modul 4 eselon 4 manajemen proyek
Modul 4 eselon 4 manajemen proyekModul 4 eselon 4 manajemen proyek
Modul 4 eselon 4 manajemen proyekDhiangga Jauhary
 
04 materi buku informasi
04 materi buku informasi04 materi buku informasi
04 materi buku informasiNda Handara
 
LUSIARTI - PENGELOLAAN_KEUANGAN_DAERAH.pdf
LUSIARTI - PENGELOLAAN_KEUANGAN_DAERAH.pdfLUSIARTI - PENGELOLAAN_KEUANGAN_DAERAH.pdf
LUSIARTI - PENGELOLAAN_KEUANGAN_DAERAH.pdfilusiDigulSelatan
 
Dukungan Direktorat EKPD-Bappenas dalam Percepatan Reformasi Birokrasi untuk ...
Dukungan Direktorat EKPD-Bappenas dalam Percepatan Reformasi Birokrasi untuk ...Dukungan Direktorat EKPD-Bappenas dalam Percepatan Reformasi Birokrasi untuk ...
Dukungan Direktorat EKPD-Bappenas dalam Percepatan Reformasi Birokrasi untuk ...Dadang Solihin
 
Modul 1 eselon 3 manajemen proyek
Modul 1 eselon 3 manajemen proyekModul 1 eselon 3 manajemen proyek
Modul 1 eselon 3 manajemen proyekDhiangga Jauhary
 
ANALISIS EFESIENSI DAN EFEKTIVITAS BASIS AKRUAL PADA SEKTOR PUBLIK DI KOTA BOGOR
ANALISIS EFESIENSI DAN EFEKTIVITAS BASIS AKRUAL PADA SEKTOR PUBLIK DI KOTA BOGORANALISIS EFESIENSI DAN EFEKTIVITAS BASIS AKRUAL PADA SEKTOR PUBLIK DI KOTA BOGOR
ANALISIS EFESIENSI DAN EFEKTIVITAS BASIS AKRUAL PADA SEKTOR PUBLIK DI KOTA BOGORgitamelania1
 
Pedoman penilaian dan evaluasi pelaksanaan penyelenggaraan musrenbang
Pedoman penilaian dan evaluasi pelaksanaan penyelenggaraan musrenbangPedoman penilaian dan evaluasi pelaksanaan penyelenggaraan musrenbang
Pedoman penilaian dan evaluasi pelaksanaan penyelenggaraan musrenbangriky_safrizal_rusli
 
Keterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen PerencanaanKeterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen PerencanaanDadang Solihin
 
Quo Vadis Reformasi Birokrasi, Sebuah Refleksi Perjalanan 7 Tahun Birokrasi I...
Quo Vadis Reformasi Birokrasi, Sebuah Refleksi Perjalanan 7 Tahun Birokrasi I...Quo Vadis Reformasi Birokrasi, Sebuah Refleksi Perjalanan 7 Tahun Birokrasi I...
Quo Vadis Reformasi Birokrasi, Sebuah Refleksi Perjalanan 7 Tahun Birokrasi I...Tri Widodo W. UTOMO
 
Pedum-Posyantek-1.pdf
Pedum-Posyantek-1.pdfPedum-Posyantek-1.pdf
Pedum-Posyantek-1.pdfDianSopyan
 
SPIP Komitmen Terhadap Kompetensi
SPIP Komitmen Terhadap KompetensiSPIP Komitmen Terhadap Kompetensi
SPIP Komitmen Terhadap KompetensiSutikno Tumingan
 
Rancangan aktualisasi presentasi
Rancangan aktualisasi presentasiRancangan aktualisasi presentasi
Rancangan aktualisasi presentasitomyjenius
 
KAJIAN TERHADAP PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARA...
KAJIAN TERHADAP PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARA...KAJIAN TERHADAP PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARA...
KAJIAN TERHADAP PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARA...guestc91ada
 
Strategi dan Optimalisasi Dukungan di Kantor DPD-RI Daerah
Strategi dan Optimalisasi Dukungan di Kantor DPD-RI Daerah Strategi dan Optimalisasi Dukungan di Kantor DPD-RI Daerah
Strategi dan Optimalisasi Dukungan di Kantor DPD-RI Daerah Dadang Solihin
 

Similar to Penyusunan RPIJM Cipta Karya, Aspek Kelembagaan (20)

Buku ii-bab-xi rpjmn tahun 2010-2014
Buku ii-bab-xi rpjmn tahun 2010-2014Buku ii-bab-xi rpjmn tahun 2010-2014
Buku ii-bab-xi rpjmn tahun 2010-2014
 
23716381 5-peran-pemerintah-daerah
23716381 5-peran-pemerintah-daerah23716381 5-peran-pemerintah-daerah
23716381 5-peran-pemerintah-daerah
 
23716381 5-peran-pemerintah-daerah
23716381 5-peran-pemerintah-daerah23716381 5-peran-pemerintah-daerah
23716381 5-peran-pemerintah-daerah
 
23716381 5-peran-pemerintah-daerah
23716381 5-peran-pemerintah-daerah23716381 5-peran-pemerintah-daerah
23716381 5-peran-pemerintah-daerah
 
23716381 5-peran-pemerintah-daerah
23716381 5-peran-pemerintah-daerah23716381 5-peran-pemerintah-daerah
23716381 5-peran-pemerintah-daerah
 
23716381 5-peran-pemerintah-daerah
23716381 5-peran-pemerintah-daerah23716381 5-peran-pemerintah-daerah
23716381 5-peran-pemerintah-daerah
 
Modul 4 eselon 4 manajemen proyek
Modul 4 eselon 4 manajemen proyekModul 4 eselon 4 manajemen proyek
Modul 4 eselon 4 manajemen proyek
 
04 materi buku informasi
04 materi buku informasi04 materi buku informasi
04 materi buku informasi
 
LUSIARTI - PENGELOLAAN_KEUANGAN_DAERAH.pdf
LUSIARTI - PENGELOLAAN_KEUANGAN_DAERAH.pdfLUSIARTI - PENGELOLAAN_KEUANGAN_DAERAH.pdf
LUSIARTI - PENGELOLAAN_KEUANGAN_DAERAH.pdf
 
Dukungan Direktorat EKPD-Bappenas dalam Percepatan Reformasi Birokrasi untuk ...
Dukungan Direktorat EKPD-Bappenas dalam Percepatan Reformasi Birokrasi untuk ...Dukungan Direktorat EKPD-Bappenas dalam Percepatan Reformasi Birokrasi untuk ...
Dukungan Direktorat EKPD-Bappenas dalam Percepatan Reformasi Birokrasi untuk ...
 
Modul 1 eselon 3 manajemen proyek
Modul 1 eselon 3 manajemen proyekModul 1 eselon 3 manajemen proyek
Modul 1 eselon 3 manajemen proyek
 
ANALISIS EFESIENSI DAN EFEKTIVITAS BASIS AKRUAL PADA SEKTOR PUBLIK DI KOTA BOGOR
ANALISIS EFESIENSI DAN EFEKTIVITAS BASIS AKRUAL PADA SEKTOR PUBLIK DI KOTA BOGORANALISIS EFESIENSI DAN EFEKTIVITAS BASIS AKRUAL PADA SEKTOR PUBLIK DI KOTA BOGOR
ANALISIS EFESIENSI DAN EFEKTIVITAS BASIS AKRUAL PADA SEKTOR PUBLIK DI KOTA BOGOR
 
Pedoman penilaian dan evaluasi pelaksanaan penyelenggaraan musrenbang
Pedoman penilaian dan evaluasi pelaksanaan penyelenggaraan musrenbangPedoman penilaian dan evaluasi pelaksanaan penyelenggaraan musrenbang
Pedoman penilaian dan evaluasi pelaksanaan penyelenggaraan musrenbang
 
Keterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen PerencanaanKeterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen Perencanaan
 
Quo Vadis Reformasi Birokrasi, Sebuah Refleksi Perjalanan 7 Tahun Birokrasi I...
Quo Vadis Reformasi Birokrasi, Sebuah Refleksi Perjalanan 7 Tahun Birokrasi I...Quo Vadis Reformasi Birokrasi, Sebuah Refleksi Perjalanan 7 Tahun Birokrasi I...
Quo Vadis Reformasi Birokrasi, Sebuah Refleksi Perjalanan 7 Tahun Birokrasi I...
 
Pedum-Posyantek-1.pdf
Pedum-Posyantek-1.pdfPedum-Posyantek-1.pdf
Pedum-Posyantek-1.pdf
 
SPIP Komitmen Terhadap Kompetensi
SPIP Komitmen Terhadap KompetensiSPIP Komitmen Terhadap Kompetensi
SPIP Komitmen Terhadap Kompetensi
 
Rancangan aktualisasi presentasi
Rancangan aktualisasi presentasiRancangan aktualisasi presentasi
Rancangan aktualisasi presentasi
 
KAJIAN TERHADAP PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARA...
KAJIAN TERHADAP PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARA...KAJIAN TERHADAP PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARA...
KAJIAN TERHADAP PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARA...
 
Strategi dan Optimalisasi Dukungan di Kantor DPD-RI Daerah
Strategi dan Optimalisasi Dukungan di Kantor DPD-RI Daerah Strategi dan Optimalisasi Dukungan di Kantor DPD-RI Daerah
Strategi dan Optimalisasi Dukungan di Kantor DPD-RI Daerah
 

More from infosanitasi

Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014infosanitasi
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Permen PUPR pupr26 2014
Permen PUPR pupr26 2014Permen PUPR pupr26 2014
Permen PUPR pupr26 2014infosanitasi
 
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019infosanitasi
 
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program SanitasiUsulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasiinfosanitasi
 
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019infosanitasi
 
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang KesehatanPengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehataninfosanitasi
 
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015infosanitasi
 
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015infosanitasi
 
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBMKesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBMinfosanitasi
 
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019infosanitasi
 
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan SanitasiPeraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasiinfosanitasi
 
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...infosanitasi
 
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukiman
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi PermukimanTahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukiman
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukimaninfosanitasi
 
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015infosanitasi
 
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...infosanitasi
 

More from infosanitasi (20)

Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR pupr26 2014
Permen PUPR pupr26 2014Permen PUPR pupr26 2014
Permen PUPR pupr26 2014
 
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
 
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program SanitasiUsulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
 
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
 
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang KesehatanPengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
 
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
 
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
 
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBMKesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
 
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
 
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan SanitasiPeraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
 
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
 
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukiman
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi PermukimanTahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukiman
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukiman
 
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
 
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
 

Penyusunan RPIJM Cipta Karya, Aspek Kelembagaan

  • 1.
  • 2. RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH i RPIJM BIDANG PU/CIPTA KARYA KATA PENGANTAR Buku Panduan Kelembagaan Daerah ini dimaksudkan untuk memberikan penjelasan ringkas secara terperinci mengenai Kelembagaan Daerah baik utnuk Propinsi maupun Kabupaten/Kota. Panduan ini merupakan bagian dari panduan penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang PU/Cipta Karya. Produk penyusunan Buku Panduan Kelembagaan Daerah ini diharapkan dapat mewujudkan Sistem Kelembagaan Daerah dapat berjalan secara lebih efektif dan efisien mengutamakan pelayanan kepada masyarakat serta dapat terjalin suatu kerja sama yang baik antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan Masyarakat sehingga pembangunan yang dilaksanakan akan lebih tepat sasaran. Dengan demikian, dapat diciptakan hasil pembangunan Bidang PU/Cipta Karya di daerah yang lebih bermanfaat bagi masyarakat luas melalui bentuk kerjasama antara pusat dan daerah yang berbasis prinsip keterpaduan dan pengembangan wilayah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih, semoga Buku Panduan Kelembagaan Daerah ini bermanfaat bagi kita semua untuk mewujudkan kebersamaan antara Pemerintah Pusat, Propinsi dan Daerah Kabupaten/Kota secara berkelanjutan.                 September 2007 Tim Penyusun    
  • 3. ii  BUKU PANDUAN KELEMBAGAAN DAERAH  
  • 4. RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH iii RPIJM BIDANG PU/CIPTA KARYA DAFTAR ISI BAB I PETUNJUK UMUM ...................................................................... 5 1.1 Kelayakan Kelembagaan Untuk Investasi Pembangunan Daerah ........................................................................................... 5 1.1.1 Batasan............................................................................... 5 1.1.2 Perlunya Kelayakan ........................................................... 6 1.1.3 Kendala Pelaksanaan Otonomi.......................................... 7 1.2 Peningkatan Kapasitas (Capacity Building) ................................. 8 1.2.1 Pengertian dan Tujuan ....................................................... 8 1.2.2 Prinsip Peningkatan Kapasitas........................................... 8 1.2.3 Ruang Lingkup .................................................................. 9 1.2.4 Tahapan............................................................................ 10 1.2.5 Koordinasi Pelaksanaan................................................... 11 BAB II KONDISI KELEMBAGAAN..................................................... 13 2.1 Kondisi Kelembagaan Pemerintah Kabupaten/Kota .................. 13 2.2 Kondisi Kelembagaan Non Pemerintah...................................... 15 BAB III MASALAH, ANALISIS DAN USULAN PROGRAM ........... 17 3.1 Masalah Yang Dihadapi.............................................................. 17 3.2 Analisis Permasalahan ................................................................ 17 3.3 Usulan Program........................................................................... 18 BAB IV USULAN SISTEM PROSEDUR ANTAR INSTANSI ........... 21 4.1 Kedudukan, Fungsi, Tugas Dalam Pelaksanaan RPIJM ............ 21 4.2 Diagram Hubungan Antar Instansi ............................................. 21 4.3 Format Umum Rencana Tindakan Peningkatan Kelembagaan............................................................................... 21  
  • 5. iv  BUKU PANDUAN KELEMBAGAAN DAERAH  
  • 6. RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 5 RPIJM BIDANG PU/CIPTA KARYA BAB I PETUNJUK UMUM Tujuan peningkatan kelembagaan daerah terkait langsung dengan pembangunan prasarana kota bidang PU/Cipta Karya, yaitu agar investasi pembangunan dapat dilaksanakan secara optimal oleh Pemerintah Kabupaten/Kota serta terjamin keterlanjutannya. Dalam hal kegiatan pembangunan prasarana kota, wilayah kegiatan pembangunan lebih dari satu wilayah kabupaten/kota, maka aspek kelembagaan perlu dibahas di tingkat propinsi dan tingkat nasional melalui pembahasan tersebut diharapkan dapat diwujudkan fungsi koordinasi dan kerjasama antar pemerintah daerah. Aspek kelembagaan dibahas pada masing-masing sektor pembangunan dengan memperhatikan fungsi koordinasi dan sinkronisasi kegiatan antar sektor pembangunan prasarana kota, sesuai dengan kedudukan dan tugas masing-masing unit organisasi/instansi. Kelembagaan di Kabupaten/Kota perlu dioptimalisasi dan dikoordinasikan serta disinkrosnisasi uraian jabaran dari fungsi-fungsi sesuai dengan kedudukan dan tugas masing- masing unit organisasi/instansi dan perangkatnya, guna tercapai tujuan peningkatan kelembagaan yang mendukung kegiatan pembangunan prasarana kota termasuk didalamnya Bappeda, Dinas-dinas, PDAM dll. 1.1 KELAYAKAN KELEMBAGAAN UNTUK INVESTASI PEMBANGUNAN DAERAH 1.1.1 BATASAN 1. Kelayakan, adalah hasil telahan (asessment) tentang kapasitas suatu subyek yang mengemban tugas-tugas tertentu bagi tercapainya tujuan- tujuan yang ditetapkan. 2. Kelembagaan, merupakan suatu subyek dan sekaligus juga menunjuk kepada bentuk, sifat-sifat dan atau fungsi-fungsinya (build in) yang terkait (involve), berkepentingan (concern) dan bertanggung-jawab (responsible) untuk tercapainya tujuan-tujuan yang ditetapkan. 3. Investasi, adalah salah satu masukan dalam proses pembangunan untuk mampu melahirkan/menciptakan tujuan-tujuan yang ditetapkan. 4. Pembangunan Daerah, dimaksudkan sebagai proses, obyek, dan sekaligus juga subyek untuk memenuhi tuntutan “stakeholder”-nya, bagi terciptanya masyarakat yang adil, tentram, dan sejahtera di Daerah.  
  • 7. 6 BUKU PANDUAN KELEMBAGAAN DAERAH 1.1.2 PERLUNYA KELAYAKAN Kelayakan yang tinggi bagi suatu institusi yang terkait dan bertanggungjawab atas terselenggaranya visi dan misi-nya, sangat penting artinya bagi tercapai tujuan yang dikehendaki dengan efektif dan efisien. Makin layak ia makin tinggi tingkat efisiensi yang dihasilkan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya, demikian juga sebaliknya. John L. Taylor, Ph.D., dalam “Indonesia Urban Infrastructure Development: A Practical Guide for Urban Managers, hal XII-7 menulis bahwa berdasarkan paradigma baru tentang pemerintahan desentralisasi di Indonesia, perubahan-perubahan berikut sedang berlangsung, yakni: • Ada gerakan bagi pelaksanaan “Good Urban Governance”, termasuk didalamnya transparansi, partisipasi, akuntabilitas, tanggap, demokrasi, negara hukum, dan aspek-aspek lainnya dari masyarakat madani; • Sistem yang dikembangan meliputi keterlibatan kelompok “stakeholder” atau mitra dalam pembangunan yang lebih luas, termasuk masyarakat lokal, pemerintah daerah, wira-swasta, LSM dan lain-lainnya; • Adanya perubahan atas sistem keseimbangan kemitraan (balanced partnership system), melibatkan konsultasi dan arus dua arah dalam paradigma yang sedang tumbuh, yang mencakup unsur eksekutif dan unsur legislatif Pemerintah Daerah, wiraswasta, masyarakat lokal, konsultan dan LSM dan forum kota, sebagaimana juga berlangsung di tingkat pemerintahan yang lebih tinggi. Perubahan-perubahan dimaksud tentu menuntut adanya kapasitas baru atau kapasitas tambahan yang diperlukan, agar suatu institusi menjadi “layak” (mampu secara efektif dan efisien) melaksanakan tugas-tugasnya. Dan masih banyak alasan-alasan lainnya, seperti kemajuan teknologi. Informasi dan komunikasi yang terus berkembang, menuntut perlunya selalu kelayakan suatu kelembagaan ditingkatkan. Pembahasan tentang kelembagaan, tidak cukup dengan memandang “lembaga” sebagai wadah, dengan struktur organisasinya dll-nya, karena itu baru “raga” dari lembaga tersebut. Disamping ada “raga”, lembaga mempunyai “spirit” atau dapat disebut juga sebagai “roh”. Roh itu berada pada manusia-manusianya, yang menjadi anggota lembaga tersebut. Sehingga upaya meningkatkan kelayakan suatu lembaga, tidak cukup dengan hanya menyempurnakan struktur organisasinya dan hal-hal lainnya yang bersifat pisik saja, tetapi juga penting untuk meningkatkan  
  • 8. RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 7 RPIJM BIDANG PU/CIPTA KARYA kapasitas/kemampuan (pengetahuan, ketrampilan dan moral-etika) orang- orang yang bertugas dalam lembaga tersebut. 1.1.3 KENDALA PELAKSANAAN OTONOMI Pemerintah menyadari bahwa penyelenggaraan otonomi daerah dalam realitasnya masih mengalami kendala yang tidak kecil, yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Kendala regulasi. Regulasi untuk pelaksanaan otonomi masih menyisakan persoalan yang berarti, dilihat dari kelengkapan, kejelasan dan kemantapannya, yang berakibat penyelenggaraan otonomi daerah yang kini berjalan ditanggapi secara beragam, dan bahkan menimbulkan ekses berupa konflik kepentingan; 2. Kendala koordinasi. Proses koordinasi pelaksanaan otonomi daerah antara Instansi Pemerintah Pusat (khususnya yang terkait dengan penyusunan peraturan dan pedoman baru) belum berjalan dengan baik, sehingga berakibat kurang konsistennya peraturan yang dikeluarkan; 3. Kendala persepsi. Proses keterbukaan yang berkembang telah berdampak pada munculnya kecenderungan keragaman persepsi dalam menyikapi otonomi luas, sehingga menimbulkan friksi pemerintahan, terutama yang berkaitan dengan distribusi kewenangan; 4. Kendala waktu. Euphoria otonomi daerah yang begitu menggebu-gebu di era reformasi ini menuntut kecepatan dan ketanggapan yang tinggi untuk menyusun berbagai peraturan dan kebijakan yang diperlukan. Sementara Pemerintah (Pusat dan Daerah) tidak punya cukup waktu untuk melakukannya, walau sadar bahwa yang ada memang belum lengkap; 5. Kendala keterbatasan sumberdaya. Rendahnya kualitas/kapasitas SDM jelas merupakan faktor yang dominan dalam ketidakmampuan memberdayakan kapasitasnya. Juga masih terbatasnya penyedia jasa/layanan (service provider) untuk mendukung percepatan desentralisasi. Demikian juga ada keterbatasan kemampuan keuangan untuk membiayai penyelenggaraan desentralisasi, yang ternyata membutuhkan biaya yang tidak kecil.  
  • 9. 8 BUKU PANDUAN KELEMBAGAAN DAERAH 1.2 PENINGKATAN KAPASITAS (CAPACITY BUILDING) 1.2.1 PENGERTIAN DAN TUJUAN Semangat desentralisasi penyelenggaraan pemerintah daerah, sebagaimana dituangkan dalam UU 22/1999, dan kemudian diubah menjadi UU 32/2004, serta aturan-aturan pelaksanaannya, membutuhkan upaya-upaya terkoordinasi agar dapat menjamin bahwa tujuan pelaksanaan kebijakan otonomi di daerah tercapai. Selanjutnya, pedoman/acuan pengembangan kapasitas sebagaimana dirumuskan dalam “Kerangka Nasional Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas” (KNP2K) dalam rangka mendukung Desentralisasi, yang dikeluarkan bersama oleh Menteri Dalam Negeri dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional, Kepala Bappenas, 6 November 2002, merujuk pada kebutuhan untuk menyempurnakan peraturan dan perundangan, melakukan reformasi kelembagaan, memperbaiki tata-kerja dan mekanisme koordinasi, peningkatan kapasitas SDM: keterampilan dan kualifikasinya, perubahan pada sistem nilai dan sikap; dan keseluruhan kebutuhan otonomi daerah bagi pendekatan baru untuk pelaksanaan “good governance”, sistem administrasi, dan mekanisme partisipasi dalam pembangunan, agar dapat memenuhi tuntutan untuk lebih baik dalam melaksanakan demokrasi. Lebih jauh dirumuskan bahwa tujuan KNP2K adalah: (i) mengakselerasi pelaksanaan desentralisasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku; (ii) penataan secara proporsional tugas, fungsi, sistem keuangan, mekanisme dan tanggungjawab dalam rangka pelaksanaan peningkatan kapasitas daerah; (iii) mobilisasi sumber-sumber dana Pemerintah, Daerah, dan lainnya, dan (iv) penggunaan sumber-sumber dana secara efektif dan efisien. 1.2.2 PRINSIP PENINGKATAN KAPASITAS Adapun prinsip dari pelaksanaan pengembangan dan peningkatan kapasitas adalah: (i) pengembangan kapasitas bersifat multi-dimensional, mencakup beberapa kerangka waktu; jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek, (ii) pengembangan kapasitas menyangkut “multiple stakeholders”, (iii) pengembangan kapasitas harus bersifat “demand driven”, dimana kebutuhannya tidak ditentukan dari atas/luar, tetapi harus datang dari stakeholdernya sendiri, dan (iv) pengembangan kapasitas mengacu pada kebijakan nasional, seperti RPJMN 2004-2009 (Peraturan Presiden No.7 tahun 2005), dan Rencana Kerja Pemerintah (Contoh: PP 20/2004).  
  • 10. RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 9 RPIJM BIDANG PU/CIPTA KARYA Faktor utama untuk terwujudnya upaya pengembangan dan peningkatan kapasitas yang berhasil adalah adanya komitmen dari Pimpinan Pemerintah Daerah dan atau Pimpinan Instansi/Unit Kerja yang bersangkutan atas niatnya yang sungguh-sungguh untuk melakukan program/proyek peningkatan kapasitas yang dimaksud, serta siap dengan semua konsekuensinya.. 1.2.3 RUANG LINGKUP Adapun ruang lingkup peningkatan kapasitas pada umumnya meliputi tiga tingkatan intervensi (three level of intervension) agar pencapaian peningkatan kapasitas dapat efektif dan berkelanjutan (effective and sustainable), yakni: (i) pada tingkatan (level) sistem, seperti perumusan kembali kerangka kebijakan pengaturan bagi tercapainya tujuan-tujuan kebijakan tertentu, (ii) pada tingkatan (level) kelembagaan, menyangkut struktur organisasi, proses pengambilan keputusan, mekanisme tata-kerja, instrumen manajemen, tata-hubungan dan jejaring organisasi, dll, dan (iii) pada tingkatan (level) individu, yakni peningkatan ketrampilan (skills), kualifikasi, pengetahuan, sikap, etika, dan motivasi kerjanya. Kemudian KNP2KDMD merumuskan 8 (delapan) agenda pengembangan kapasitas untuk mendukung desentralisasi, yakni: • Pengembangan peraturan perundangan yang dibutuhkan untuk mendukung desentralisasi; • Pengembangan kelembagaan daerah; • Pengembangan personil daerah • Pengembangan keuangan daerah; • Peningkatan kapasitas DPRD, Badan Perwakilan Desa, ORNOP dan Organisasi Kemasyarakatan; • Pengembangan Sistem Perencanaan; • Pembangunan Ekonomi Daerah; dan • Pengembangan Kemampuan Mengelola Masa Transisi. Adapun program-program nasional yang terkait dengan aspek pengembangan dan peningkatan kapasitas untuk mendukung desentralisasi adalah, meliputi: 1. Bidang Pembangunan Hukum: • Program Pembentukan Peraturan Perundangan  
  • 11. 10 BUKU PANDUAN KELEMBAGAAN DAERAH 2. Bidang Pembangunan Ekonomi: • Program Implementasi Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah 3. Bidang Pembangunan Politik: • Program Peningkatan Kualitas Proses Politik • Program Pengawasa Aparatur Negara • Program Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan • Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik • Program Peningkatan Kapasitas SDM 4. Bidang Pembangunan Daerah: • Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Daerah • Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintahan Daerah • Program Penataan Pengelolaan Keuangan Daerah • Program Penguatan Lembaga Non Pemerintah • Program Peningkatan Ekonomi Wilayah • Program Pembangunan Perkotaan • Program Penataan Ruang • Program Pengelolaan Pertanahan • Program Penguatan Organisasi Masyarakat. 1.2.4 TAHAPAN Dalam garis besar tahapan kegiatan untuk mendukung tercapainya prinsip dan tujuan pengembangan dan peningkatan kapasitas antara lain sebagai berikut: • Mengidentifikasikan dan merumuskan kebutuhan-kebutuhan pengembangan dan peningkatan kapasitas secara komprehensif. • Mengidentifikasikan dan merumuskan prioritas bagi prakarsa- prakarsa pengembangan dan peningkatan kapasitas;  
  • 12. RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 11 RPIJM BIDANG PU/CIPTA KARYA • Menetapkan rencana tindak (action plan) pengembangan dan peningkatan kapasitas secara keseluruhan yang terkoordinir dan efisien; • Menyediakan acuan atau rujukan dalam mengalokasikan kegiatan dan anggaran guna mendukung percepatan pelaksanaan otonomi daerah; • Pelaksanaan Rencana Tindak Peningkatan Kapasitas Kelembagaan; • Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan; • Perencanaan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan. 1.2.5 KOORDINASI PELAKSANAAN Pemerintah menyadari bahwa pelaksanaan pengembangan dan peningkatan kapasitas dalam desentralisasi dan otonomi daerah tidak akan dapat berjalan hanya oleh satu instansi pemerintah saja, tetapi merupakan usaha bersama dari berbagai instansi dan lembaga non-pemerintah, baik di pusat dan di daerah. Berkaitan dengan itu, telah dibentuk suatu tim koordinasi antar departemen di Pusat (Tim Keppres No. 157 Tahun 2000) untuk mendukung pelaksanaan UU tentang Pemerintahan Daerah dan UU tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah. Keppres tersebut telah menetapkan sub-sub tim kerja, dimana salah satunya adalah Sub Tim Kerja VI yang ditugaskan untuk mengkoordinasikan kegiatan monitoring dan evaluasi, serta memfasilitasi prakarsa-prakarsa pengembangan dan peningkatan kapasitas, termasuk prakarsa yang didukung oleh lembaga donor. Koordinasi dan pengkajian akan terus dilakukan Pemerintah/Sub Tim Kerja VI Keppres 157 Tahun 2000 terhadap upaya pengembangan dan peningkatan kapasitas, berkaitan dengan hal-hal berikut: • Mengkoordinasikan informasi berkaitan dengan program/kegiatan pengembangan dan peningkatan kapasitas kepada semua “stakeholder”. • Memberikan pembinaan kepada Daerah berkenaan dengan strategi- strategi dan program-program pengembangan dan peningkatan kapasitas. • Memfasilitas akses Daerah terhadap program-program yang didanai oleh Pemerintah dan bila diperlukan dari Lembaga-lembaga Donor.  
  • 13. 12 BUKU PANDUAN KELEMBAGAAN DAERAH • Melakukan identifikasi dan koordinasi program- programpengembangan dan peningkatan kapasitas Pusat dan Daerah yang akan dilakukan oleh Depatemen Teknis/Sektoral maupun oleh Pemda, serta pembiayaannya agar dapat memfasilitasi penyelenggaraan Otonomi Daerah dengan baik. • Mengkaji kebutuhan-kebutuhan Daerah (need assessment) akan pengembangan dan peningkatan kapasitas serta memperbaharui/merevisi strategi-strategi dan program-program berdasarkan perubahan-perubahan kebutuhan Daerah dan Instansi Pusat. • Melakukan identifikasi, menyusun data base dan memberikan informasi mengenai lembaga penyedia pelayanan (service provider) untuk pengembangan dan peningkatan kapasitas Pemerintah akan melibatkan secara erat asosiasi-asosiasi Pemerintah daerah dan DPRD, asosiasi professional, Ornop, dan lembaga kemasyarakatan lainnya, dan masyarakat donor (donor community) serta pihak-pihak lainnya yang terkait dalam rangka pengembangan dan peningkatan kapasitas  
  • 14. RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 13 RPIJM BIDANG PU/CIPTA KARYA BAB II KONDISI KELEMBAGAAN 2.1 KONDISI KELEMBAGAAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA Menguraikan secara sistematis tentang kondisi kelembagaan Pemerintah Daerah dan Kelembagaan Non Pemerintah yang terkait langsung dalam Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM). 1. Organisasi Penyelenggara RPIJM di Kabupaten/Kota Menguraikan secara sistematis tentang dasar hukum, kedudukan, tugas, fungsi, dan wewenang instansi-instansi terkait langsung dengan RPIJM, dalam perencanaan, pemrograman, pelaksanaan dan operasi pemeliharaan. 2. Ketatalaksanaan Penyelenggaran RPIJM Menguraikan secara sistematis tentang mekanisme hubungan antar organisai dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan operasi pemeliharaan serta gambaran umum mengenai peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3. Sumber Daya Manusia Menguraikan secara sistematis tentang jumlah tenaga yang ada, meliputi kualitas pendidikan dan pengalaman personil pada tiap instansi penyelenggara RPIJM. 4. Prasarana dan Sarana Kerja Menguraikan secara sistematis tentang kondisi prasarana fisik diantaranya menyangkut peralatan yang menunjang organisasi seperti tanah, ruang kantor, dan sebagainya.  
  • 15. 14 BUKU PANDUAN KELEMBAGAAN DAERAH Tabel II-1 Jumlah, Kualitas Karyawan dan Kebutuhan Pelatihan Kabupaten/Kota……Tahun………. Status Golongan Jenis Kelamin Umur (Thn) Strata Pendidikan Kepegawaian Bidang Sarmud/ Pria Wanita <30 30-39 40-49 >49 <SD SLTP SLTA Sarjana Honorer PNS I II III IV Diploma (orang) (orang) (orang) (orang) (orang) (orang) (orang) (orang) (orang) (orang) (orang) (orang) (orang) Sumber: ........     Tabel II-2 Latar Belakang Manajemen yang Menduduki Jabatan Struktural di Bappeda dan Dinas.... Kabupaten/Kota……Tahun………. Lembaga Pengalaman (Bappeda Jabatan Tingkat Nama Pegawai Golongan Umur Jabatan dan Dinas Struktural Pendidikan yang Lalu terkait) Nama Pegawai 1 Ketua xx S-2 Seksi….. Nama Pegawai 2 Sekretaris xx S-1 Seksi….. Nama Pegawai 3 Kabid…. xx S-1 Seksi….. Nama Pegawai 4 Kasie…. xx S-1 Seksi….. Nama Pegawai 5 Kaur… xx S-1 Seksi….. Nama Pegawai 6 Kabid…. xx S-1 Seksi….. Nama Pegawai 7 Kasie…. xx S-1 Seksi….. Nama Pegawai 8 Kaur… xx S-1 Seksi….. Nama Pegawai 9 Kabid…. xx S-1 Seksi….. Nama Pegawai 10 Kasie…. xx S-1 Seksi….. Nama Pegawai 11 Kaur… xx S-1 Seksi….. Sumber: ........  
  • 16. RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 15 RPIJM BIDANG PU/CIPTA KARYA Tabel II-3 Peralatan Kantor dan Kendaraan Bermotor Kondisi Pemanfaatan Jenis Peralatan Kantor dan Jumlah Keterangan Kendaraan Bermotor (Unit) Baik Kurang Cukup Kurang Padat Peralatan Kantor Komputer x v v Filling Kabinet x v v Meja x v v Kursi x v v Meja Gambar x v v Mesin Hitung x v v dll… x v v Kendaraan Bermotor Sedan x v v Jeep x v v Pickup x v v Mini bus x v v Bus Pegawai x V v Truk x V v Mobil Tangki x v v Sepeda Motor x V v Tempat Kerja Luas Bangunan (m2) xxx V v Luas Lantai Ruang Kantor (m2) xxx V v 2.2 KONDISI KELEMBAGAAN NON PEMERINTAH Menguraikan kondisi kelembagaan non-pemerintah yang terkait dengan RPIJM sehingga terjalin kerjasama yang baik dalam rangka mensukseskan pengembangan infrastruktur bidang PU/Cipta Karya Tabel II-4 Kondisi Kelembagaan Non Pemerintah Terkait dengan RPIJM PROGRAM/ MERUPAKAN NAMA BENTUK TUJUAN PROYEK YANG BIAYA SUMBER No. BADAN PERAN LEMBAGA LEMBAGA ORGANISASI TELAH/AKAN (Rp.) DANA HUKUM DILAKSANAKAN 1. LSM ”A” Program Bukan Non Profit Sosial PLP ......... 2. LSM ”B” Ya Non Profit Sosial Hidran Persampahan .......... 3. LSM ”C” Umum Ya Non Profit Sosial .......... Drainase Sumber: (diisi sesuai tempat perolehan data)  
  • 17. 16 BUKU PANDUAN KELEMBAGAAN DAERAH  
  • 18. RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 17 RPIJM BIDANG PU/CIPTA KARYA BAB III MASALAH, ANALISIS DAN USULAN PROGRAM Setiap organisasi dibahas dalam sub bab. Pembahasan meliputi masalah analisasi dan usulan untuk renca tindakan peningkatan kemampuan kelembagaan. Organisasi atau instansi yang dibahas adalah yang telah didaftar atau disinggung dalam bagian I. 3.1 MASALAH YANG DIHADAPI Menguraikan masalah yang dihadapi dalam kelompok: 1. Optimalisasi pelaksanaan fungsi organisasi meliputi tugas dan wewenang dan tanggung jawab instansi; 2. Ketatalaksanaan penyelenggaraan RPIJM di instansi pemerintah Kabupaten/Kota; 3. Sumber daya manusia yang meliputi rendahnya kualitas, kurangnya kuantitas dsb; 4. Prasarana fisik yang meliputi masalah-masalah yng mengenai kurangnya kualitas dan kuantitas prasarana kantor. 3.2 ANALISIS PERMASALAHAN Analisis permasalahan yang dipergunakan menyangkut: 1. Pada umumnya analisis organisasi yang digunakan adalah analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat); 2. Analisis juga mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku; 3. Analisis juga mengacu kepada kebutuhan penyelenggaraan RPIJM.  
  • 19. 18 BUKU PANDUAN KELEMBAGAAN DAERAH Tabel III-1 Analisis SWOT Strength (Kekuatan) (S) Weakness (Kelemahan) (W) 1 1 STRATEGI 2 2 3 3 4 4 5 5 Opportunities (O) Strategi SO Strategi WO 1 1 1 2 2 2 3 3 3 4 4 4 5 5 5 Threats (T) Strategi ST Strategi WT 1 1 1 2 2 2 3 3 3 4 4 4 5 5 5 3.3 USULAN PROGRAM Usulan program untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan ini antara lain dengan: 1. Optimalisasi Pelaksanaan Fungsi Organisasi Menguraikan tentang rincian kewenangan, tugas dan tanggung jawab instansi yang terkait dengan penyelenggaraan pembangunan prasarana kota 2. Ketatalaksanan Penyelenggaraan RPIJM di instansi pemerintah Menguraikan kebutuhan pembentukan peraturan daerah baru untuk mendukung penyelenggaraan program pembangunan prasarana kota di daerah  
  • 20. RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 19 RPIJM BIDANG PU/CIPTA KARYA 3. Peningkatan Sumber Daya Manusia Menguraikan tentang usulan penambahan tenaga atau mengusulkan kebutuhan training. 4. Peningkatan Prasarana dan Sarana Kerja Menguraikan usulan tentang penambahan kebutuhan akan prasarana dan peralatan  
  • 21. 20 BUKU PANDUAN KELEMBAGAAN DAERAH  
  • 22. RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 21 RPIJM BIDANG PU/CIPTA KARYA BAB IV USULAN SISTEM PROSEDUR ANTAR INSTANSI 4.1 KEDUDUKAN, FUNGSI, TUGAS DALAM PELAKSANAAN RPIJM Menguraikan usulan kedudukan fungsi dan tugas serta tanggung jawab antar instansi yang terkait dalam RPIJM sebagai draft surat keputusan untuk ditandatangani Bupati/Walikota. 4.2 DIAGRAM HUBUNGAN ANTAR INSTANSI Berisi narasi dan diagram hubungan antar instansi untuk pelaksanaan dan pengelolaan serta pengembangan RPIJM. 4.3 FORMAT UMUM RENCANA TINDAKAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN Format umum rencana tindakan peningkatan kelembagaan dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini: Tabel IV-1 Rencana Tindakan Peningkatan Kelembagaan JADWAL SASARAN PENANGGUNG TAHUNAN No. KEGIATAN PELAKSANA BIAYA KET KEGIATAN JAWAB I II III IV V 1. Kelembagaan Tersusunnya Dinas PU Dinas PU Kabupaten/Kota Modul Bappeda Peningkatan penata laksana - Pembuatan Modul - Pelatihan - Training - Lokakarya Sumber: (diisi sesuai tempat perolehan data)  
  • 23. 22 BUKU PANDUAN KELEMBAGAAN DAERAH Tabel IV-2 Penambahan Jumlah Karyawan Jumlah Pegawai Jumlah Pegawai yang No. Tingkat Pendidikan yang ada masih diperlukan 1 S-2 MM x X 2 S-2 MP x X 3 S-2 Sipil x X 4 S-1 Sipil x X 5 S-1 Planologi x X 6 S-1 Teknik Lingkungan x X 7 S-1 Adm. Negara x X 8 S-1 Lain-lain…. x X 9 SMA x X TOTAL XX XX Tabel IV-3 Jenis Kursus/Pelatihan yang Telah/Pernah Diikuti serta Pelatihan Yang Dibutuhkan Jenis Training Yang Telah Diikuti Karyawan No Tahun Pelaksana Selama 5 Tahun 1 Kursus P3KT 1996 BAPPENAS 2 Perencanaan Pembangunan Wilayah 1997 UNDP 3 Monitoring dan Evaluasi 1998 Diklat 4 Kursus Bendaharawan 1997 Program 5 Kursus Kompuiter 2000 DPU 6 Perencanaan Jalan Kabupaten 2001 Depdagri No Jenis Training /Pelatihan yang dibutuhkan Tahun Pelaksana 1 Pelatihan RPIJM 2007 DPU 2 Perencanaan Pembangunan Sosial 2007 Depsos 3 Training Manjemen Pembangunan 2008 BAPPENAS 4 Penataan Kota 2007 DPU 5 AMDAL 2009 BAPEDAL 6 Kursus Decission Support System (DSS) 2008 PTN 7 Kursus Lain………… 20xx Lembaga Pendidikan    
  • 24. RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 23 RPIJM BIDANG PU/CIPTA KARYA Tabel IV-4 Penambahan Peralatan Kantor dan Kendaraan Bermotor Jumlah Jenis Peralatan Kantor dan Kendaraan (Unit) Bermotor Yang Ada Tambahan Peralatan Kantor Komputer x X Filling Kabinet x X Meja x X Kursi x X Meja Gambar x X Mesin Hitung x X dll… x X Kendaraan Bermotor Sedan x X Jeep x X Pickup x X Mini bus x X Bus Pegawai x X Truk x X Mobil Tangki x X Sepeda Motor x X Tempat Kerja Luas Bangunan (m2) xxx Xxx Luas Lantai Ruang Kantor (m2) xxx Xxx  
  • 25. 24 BUKU PANDUAN KELEMBAGAAN DAERAH  
  • 26. RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 25 RPIJM BIDANG PU/CIPTA KARYA TIM PENGARAH 1. Ir. Agoes Widjanarko, MIP 2. Ir. Ismanto, MSc 3. Ir. Danny Sutjiono 4. Ir. Guratno Hartono, M.Bc 5. Ir. Antonius Budiono, MSc 6. Ir. Tamin M. Zakaria Amin, MSc 7. Ir. Susmono TIM PENYUSUN 1. Ir. Andreas Suhono, MSc 2. Ir. Diana Kusumastuti, MT 3. Ir. Iwan Dharma S, M.Soc.Sci 4. Ir. Sitti Bellafolijani, M.Eng 5. Ir. Alex Abdi Chalik, MM, MT 6. Ir. Handy Bambang Legowo, MSES 7. Dra. Nyimas Nina Indrasari, MSc 8. Ir. Doddy Koeswanto 9. Ir. Iskandar Z 10. Ir. Halasan Sitompul 11. Ir. Didiet Akhdiat, MSc 12. Dades Prinandes, ST, MT 13. Yuke Ratnawulan, ST 14. Dra. Endah T. Widowati 15. Veronica Kusumawardhani, ST 16. Ade Syaiful, ST., MT 17. Meytri Wilda Ayuantari, ST 18. Ir. Bagus Mudiantoro, MM 19. Budi Hertanto, ST 20. Akhfian Mustika A, ST 21. Hidemiwan, ST 22. Azibi Taufik, ST NARASUMBER 1. Ir. Hendropranoto Suselo, MPW 2. Prof. Dr. Ir. Budhy Tjahjati 3. Ir. Gita Chandrika N., MCP 4. Ir. Sugiantoro PENYELARAS AKHIR STUDIO Jakstra BPCK Jl. Pattimura No. 20 Gedung Menteri PU Lt. 4 Telp. +62 21 72796582/7244067 Faks. +62 21 72796582/7244067