Dokumen tersebut membahas tentang demam dengue yang disebabkan oleh virus dengue yang memiliki 4 serotipe. Demam dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi virus. Dokumen juga membahas tentang gejala, diagnosis, klasifikasi berat ringan, komplikasi, dan penatalaksanaan demam dengue.
3. Definisi
Demam Dengue adalah demam yang disebabkan oleh infeksi dengue. Infeksi dengue adalah penyakit
yang disebabkan oleh virus dengue, termasuk dalam famili Flaviviridae dan terdapat 4 serotipe, yaitu
DEN-1, DEN-2, DEN-3, serta DEN-4.
Etiologi
- Etiologi: Virus Dengue → virus RNA (genus flavivirus, famili flaviviridae)
- Memiliki 4 serotipe → DEN-1, DEN-2,DEN-3, DEN-4
- Asian genotype → DEN-2 dan DEN-3 → berkaitan keparahan yang mengikuti
infeksi sekunder dengue
- Setiap serotipe memiliki 10 protein → 3 protein struktural dan 7 protein non
struktural
-Guzman MG, Gubler DJ, Izquierdo A, Martinez E, Halstead SB. Dengue infection. Nat Rev Dis Prim [Internet]. 2016;2:1–26. Available from: http://dx.doi.org/10.1038/nrdp.2016.55
-Dengue guidelines for diagnosis, treatment, prevention and control WHO: 2009
4. - Studi prevalens → terdapat 3,9 milyar orang di 129 negara
berisiko terinfeksi dengue dan 70% mengancam penduduk Asia.
- Dalam 50 tahun terakhir, insiden meningkat 30 kali lipat dengan
meningkatnya ekspansi geografis ke negara-negara baru dan,
dalam dekade ini, dari perkotaan ke pedesaan.
- Pada tahun 2007, Indonesia dengan 35% penduduknya tinggal
di daerah urban, melaporkan lebih dari 25 ribu kasus dari DKI
Jakarta dan Provinsi Jawa Barat dengan CFR sekitar 1%.
- Kasus DBD di Indonesia berjumlah 68.407 dengan kasus
tertinggi di Jawa Barat (10.016 kasus) (Infodatin,2017)
- Kematian DBD berjumlah 493 kematian dengan kematian
tertinggi terjadi di Jawa timur (105 kematian) (Infodatin, 2017)
Epidemiologi
Dengue guidelines for diagnosis, treatment, prevention and control WHO: 2009
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/4636/2021TENTANGPEDOMAN NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN TATA LAKSANA INFEKSI DENGUE ANAK DAN REMAJA
5. Vektor
- Vektor: Nyamuk Aedes yang terinfeksi virus dengue
- Aedes aegypti, Aedes albopictus, Aedes polynesiensis, dan Aedes scutellaris
- Menggigit pada siang hari di negara tropis dan subtropis
- Berkembang biak pada genangan air seperti di vas bunga / kaleng bekas
- Tinggal di dekat manusia seperti pada rumah, gedung, dan bangunan terbuka
- Hanya bisa terbang sejauh 100-200 m
-Guzman MG, Gubler DJ, Izquierdo A, Martinez E, Halstead SB. Dengue infection. Nat Rev Dis Prim [Internet]. 2016;2:1–26. Available from: http://dx.doi.org/10.1038/nrdp.2016.55
-Dengue guidelines for diagnosis, treatment, prevention and control WHO: 2009
6. ● Manusia merupakan host utama tempat
replikasi virus dengue.
● Vektor nyamuk betina Aedes menggigit
manusia yg terinfeksi selama fase viremia (2
hari sebelum demam hingga 4-5 hari setelah
muncul demam)
● Nyamuk tetap terinfeksi selama hidupnya.
- Faktor yang memengaruhi transmisi:
● Faktor lingkungan dan iklim
● Interaksi host - patogen
● Faktor kekebalan di suatu populasi
Transmisi
Guzman MG, Gubler DJ, Izquierdo A, Martinez E, Halstead SB. Dengue infection. Nat Rev Dis Prim [Internet]. 2016;2:1–26. Available from: http://dx.doi.org/10.1038/nrdp.2016.55
Dengue guidelines for diagnosis, treatment, prevention and control WHO: 2009
7. 1. Urbanisasi tidak terkontrol, kepadatan penduduk meningkat → kumuh
2. Tidak cukupnya suplai air & kurang memadainya pembuangan limbah padat
3. Kurangnya infrastruktur untuk kontrol nyamuk
4. Konsumerisme → penggunaan plastik, kertas, dll → memfasilitasi perkembangbiakan dan penyebaran
penyakit.
5. Globalisasi transportasi → penyebaran semua serotipe DENV ke semua populasi dunia.
6. Kondisi sosioekonomi rendah
7. Rendahnya tingkat pengetahuan
Faktor Risiko yang menentukan keparahan Dengue:
- Infeksi sekunder atau penyakit kronik → asma bronkial, sickle cell anemia dan DM
- Usia → usia muda kurang mampu untuk melakukan kompensasi terhadap perembesan kapiler dan
risikonya besar untuk terjadi syok dengue.
Faktor Risiko
WHO Guidelines for prevention and management of DF & DHF 2011
Dengue guidelines for diagnosis, treatment, prevention and control WHO: 2009
Fuadzy H, Widawati M et al. Risk factors associated with Dengue incidence in Bandung, Indonesia: a household based case-control study. Health Science Journal of Indonesia. 2020;11(1):45-51.
8. Patofisiologi
Dengue: Practice Essentials, Background, Pathophysiology. Emedicine.medscape.com. https://emedicine.medscape.com/article/215840-overview#a3. Published 2022. Accessed
April 7, 2022.
9. Secondary heterologous dengue infection
Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Setiyohadi B, Syam AF. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid II. VI
11. Febrile phase
Ditandai dengan tiba-tiba demam tinggi (38.9 -
40.6 C) disertai :
a. Facial flushing, eritema kulit
b. Seluruh tubuh nyeri, myalgia, arthralgia, sakit
kepala
c. Nyeri tenggorokan, radang tenggorokan
d. Anorexia, mual, muntah
e. Tourniquet test (+)
f. Mild haemorrhagic : ptechiae, epistaxis, gusi
berdarah
g. Hepatomegaly
h. Lab: ↓ total WBC
Clinical course
12. Clinical course
Critical phase
Ketika suhu tubuh ≤ 37.5-38 C (defervescence),
terjadi ↑ permeabilitas kapiler disertai ↑
hematocrit. Sehingga, terjadi kebocoran plasma
yang mengakibatkan munculnya warning signs:
a. Persistent vomiting and severe abdominal pain
b. Lethargic but mentally alert
c. Weakness, dizziness, postural hypotension
d. Spontaneous mucosal bleeding
e. Hepatomegali dan nyeri hepar
f. ↑ leukosit diikuti ↓ platelet
g. efusi pleura (chest x-ray)
h. ↑ Hematokrit
Dengue Guidelines For Diagnosis Treatment Prevention And Control. World Health Organization; 2009.
13. Clinical course
Dengue shock:
• Initial stage of shock
Merupakan compensated shock yaitu terdapat
mekanisme untuk mempertahankan sistolik normal
• Worsening hypovolemic shock
Merupakan decompensated shock yaitu sistol dan
diastole menurun (hipotensi)
• Prolonged hypotensive shock
Ditandai dengan adanya severe metabolic acidosis,
multiple organ failure
Dengue Guidelines For Diagnosis Treatment Prevention And Control. World Health Organization; 2009.
14. Clinical course
Recovery phase
Fase ketika pasien berhasil melewati 24-48 jam fase
critical. → reabsorpsi extravascular compartment
fluid dalam 48-72 jam:
• ↑ well-being
• ↑ nafsu makan, status hemodinamik, diuresis
• Ruam “isles of white in the sea of red”,
generalized pruritus
• Sinus bradycardia dan perubahan EKG
• WBC mulai kembali normal setelah
defervescence
Dengue Guidelines For Diagnosis Treatment Prevention And Control. World Health Organization; 2009.
15. Klasifikasi - WHO 2009
World Health Organization. (2009). Dengue guidelines for diagnosis, treatment, prevention and control : new edition. World Health Organization.
16. World Health Organization. Regional Office for South-East Asia. (2011). Comprehensive Guideline for Prevention and Control of Dengue and Dengue Haemorrhagic
Fever. Revised and expanded edition. WHO Regional Office for South-East Asia.
Klasifikasi - WHO 2011
17.
18.
19. Kriteria Diagnosis
HIGHLY SUGGESTIVE
● IgM (+) pada sampel serum tunggal
CONFIRMED
● PCR (+)
● Kutur virus (+)
● Serokonversi IgM pada serum berpasangan
● Serokonversi IgG pada serum berpasangan
World Health Organization. Regional Office for South-East Asia. (2011). Comprehensive Guideline for Prevention and Control of Dengue and Dengue Haemorrhagic Fever. Revised and expanded edition. WHO Regional Office for South-East Asia.
World Health Organization. (2009). Dengue guidelines for diagnosis, treatment, prevention and control : new edition. World Health Organization.
20.
21. World Health Organization. Regional Office for South-East Asia. (2011). Comprehensive Guideline for Prevention and Control of Dengue and Dengue Haemorrhagic
Fever. Revised and expanded edition. WHO Regional Office for South-East Asia.
22. Diagnosis Banding
World Health Organization. (2009). Dengue guidelines for diagnosis, treatment, prevention and control : new edition. World Health Organization.
23.
24. Tata laksana
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR
HK.01.07/MENKES/4636/2021 TENTANG
PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN
KEDOKTERAN TATA LAKSANA INFEKSI
DENGUE ANAK DAN REMAJA
30. Halstead, Scott & Wilder-Smith, Annelies. (2019). Severe dengue in travellers: Pathogenesis, risk and clinical management. Journal of
travel medicine. 26. 10.1093/jtm/taz062.
32. Komplikasi
Dhooria, Gurdeep & Bhat, Dr & Bains, Harmesh. (2007). Clinical Profile and Outcome in Children of Dengue Hemorrhagic Fever in North India. Iranian
Journal of Pediatrics (ISSN: 1018-4406) Vol 18 Num 3. 18.
Halstead, Scott & Wilder-Smith, Annelies. (2019). Severe dengue in travellers: Pathogenesis, risk and clinical management. Journal of travel medicine. 26.
10.1093/jtm/taz062.
33. ● Ad vitam: dubia ad bonam
● Ad functionam: dubia ad bonam
Prognosis