SlideShare a Scribd company logo
1 of 41
PRESENTASI FARMAKOLOGI
“Penggolongan Obat Analgetik”
Anggota Kelompok :
1. Bagus Maulana (NPM 1614401D194)
2. Dede Renaldi (NPM 1614401D197)
3. Jahratul Meilisa (NPM 1614401D208)
4. Lia Oktaviani (NPM 1614401D211)
5. Melisa (NPM 1614401D215)
6. Sandro Tobing (NPM 1614401D230)
Analgesik atau analgetik, adalah obat yang
digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan
rasa sakit atau obat-obat penghilang nyeri tanpa
menghilangkan kesadaran.
Obat ini digunakan untuk membantu meredakan
sakit, sadar tidak sadar kita sering mengunakannya
misalnya ketika kita sakit kepala atau sakit gigi, salah
satu komponen obat yang kita minum biasanya
mengandung analgesik atau pereda nyeri.
Analgetik
Analgetika Narkotik
1. Morfin dan Alkaloid opium
2. Mefiridin dan Derivat Fenilpiperidin
3. Metadon
4. Propoksifen
5. Antagonis Opioid
6. Agonis Parsial
Analgetika Non Narkotik
1. Asam Mefenamat
2. Parasetamol
3. Aspirin
4. Ibuprofen
5. Na-diklofenak
1. Analgetika Narkotik
Zat ini mempunyai daya penghalau nyeri yang kuat sekali dengan
titik kerja yang terletak di sistem saraf sentral, mereka umumnya
menurunkan kesadaran (sifat meredakan dan menidurkan) dan
menimbulkan perasaan nyaman (euforia), serta mengakibatkan
ketergantungan fisik dan psikis (ketagihan, adiksi) dengan gejala-gejala
abstinensia bila pengobatan dihentikan. Analgetika narkotik atau analgesic
opioid merupakan kelompok obat yang mempunyai sifat-sifat seperti opium
atau morfin. Termasuk golongan obat ini yaitu :
1. Obat yang berasal dari opium-morfin,
2. Senyawa semi sintetik morfin,
3. Semi sintetik yang berefek seperti morfin.
Mekanisme aksi dari obat-obat golongan ini adalah menghambat
adenilat siklase dari neuron, sehingga terjadi penghambatan sintesis c-AMP
(siklik Adenosin Mono Phosphat), selanjutnya menyebabkan perubahan
keseimbangan antara neuron noradrenergik, serotonik dan kolinergik.
Obat-Obat Golongan
Analgetika Narkotik
Farmakokinetik
Morfin tidak dapat menembus kulit utuh tetapi dapat diansorbsi melalui
kulit luka morfin juga dapat menembus mokosa. Dengan kedua cara pemberian in
absorbs morfin kecil sekali.
Indikasi
Diindikasikan untuk meredakan atau menghilangkan nyeri hebat yang tidak dapat
diobati dengan obat analgesic non opioid. Morfin sering digunakan nyeri yang
menyertai infark miokard; neoplasma; kolik renal atau kolik empedu; oklusio akut
pembuluh darah perifer, pulmonal atau koroner; perikarditis akut, pleuritis dan
pneumotoraks spontan dan nyeri akibat trauma.
1. Morfin dan Alkaloid opium
Catatan : Obat Analgetika Narkotik Jarang Ditemui
Di Pasaran Dan Hanya Berdasarkan Resep Dokter
Kontra Indikasi
Orang lanjut usia dan pasien penyakit berat, emfisem, kifoskoliosis,
korpulmonarale kronik dan obesitas yang ekstrim.
Efek Samping
Idiosinkrasi dan Alergi. Morfin dapat menyebabkan mual dan
muntaah terutama pada wanita berdasarkan idiosinkrasi. Bentuk
idiosinkrasi lain ialah timbulnya eksitasi dengan tremor, dan jarang-
jarang dillirium lebihjarang lagi konfulsi dan insomnia. Bayi dan anak
kecil tidak lebih peka terhadap alkaloid opium, asal saja dosis
diperhitungkan berdasarkan berat badan, tetapi orang lanjut usia dan
pasien Penyakit berat agaknya lebih peka terhadap efek morfin.
Contoh nama obat gol. Opioid
No Nama 8 Nama
1 Morfin 9 Hidralorfinokodon
2 Heroin 10 Oksikodon
3 Hidromorfon 11 Nalorfin
4 Oksimorfon 12 Nalokson
5 Levorvanol 13 Naltrekson
6 Levalorfan 14 Butorfanol
7 Kodein 15 Nalbufin
16 Tebain
Farmakokinetik
Absorbsi meferidin setelah cara pemberian apapun langsung baik,
akan tetapi kecepatan absorbsi mungkin tidak teratur setelah
suntikan IM.
Indikasi
Mefridin hanya digunakan untuk menimbulkan analgesia pada
beberapa keadaan klinis seperti tindakan diagnostic sistoskopi,
pielografiretrograd dan gastroskopi. Mefiridin digunakan jagu untuk
menimbulkan analgesia obstetric dan sebagai obat praanastetik.
2. Mefiridin dan Derivat Fenilpiperidin
Catatan : Obat Analgetika Narkotik Jarang Ditemui
Di Pasaran Dan Hanya Berdasarkan Resep Dokter
Kontra Indikasi
Pada pasien penyakit hati dan orang tua dosis obat harus dikurangi
karena terjadinya perubahan pada disposisi obat. Selain itu dosis
meperidin perlu dikurangi bila diberikan bersama antisipkosis, hipnotif
sedative dan obat-obat lain penekanSSP. Pada pasien yang sedang
mendapat MAO inhibitor pemberian meperidin dapat menimbulkan
kegelisahan, gejala eksitasi dan demam.
Efek samping
Pusing, berkeringat, euporia, mulut kering, mual, muntah, perasaan
lemah, gangguan penglihatan, palpitasi, disforia, sinkop dan sedasi.
Sediaan dan dosis
Mefiridin : 50-100 mg ( dalam bentuk tablet dan ampul)
Alfaprodin : 60 mg ( dalam bentuk ampul 1 ml dan vial 10 ml)
Difoneksilat : 20 mg per hari dalam dosis terbagi (dalam bentuk tablet
dan sirop)
Loperamid : 4 – 8 mg /hari
Fentanil dan Derivatnya
Farmakokinetik
Setelah suntikan metadon subkutan ditemukan kadar dalam plasma yang tinggi
dalam 10 menit pertama. Metadon diabsorbsi secara baik di usus dan dapat
ditemukan diplasma setealah pemberian secara oral, kadar puncak dicapai
setelah 4 jam.
Indikasi
Analgesia : Jenis nyeri yang dapat dipengaruhi oleh metadon sama dengan jenis
nyeri yang dapat dipengaruhi morfin.
Antitusif : Metadon merupakan antitusif yang baik, efek anti tusif 1,5 -2 mg
/oral sesuai dengan 15-20 mg kodein, tetapi kemungkinan timbulnya adiksi
pada metadon jauh lebih besar dari pada kodein. Oleh karena itu sekarang
metadon sudah mulai ditinggalkan sebagai antitusif.
3. Metadon
Catatan : Obat Analgetika Narkotik Jarang Ditemui
Di Pasaran Dan Hanya Berdasarkan Resep Dokter
Kontra Indikasi
Semua golongan opioid kontra indikasi untuk : Akut abdomen, trauma
kepala, kerusakan paru-paru berat
Efek Samping
Menyebabkan perasaan ringan, pusing, kantuk, fungsi mental terganggu,
berkerigat, pruritus, mual dan muntah. Efek samping yang jarang timbul
adalah delirium, halusinasi selintas dan urtikaria hemoragik.
Sediaan dan Dosis
Metadon : 2,5 – 15 mg ( dalam bentuk tablet, vial dan ampul)
4. Propoksifen
Farmakokinetik
Propoksifen diabsorbsi setelah pemberian oral maupun parenteral.
Seperti kodein, efektivitas jauh berkurang jika propoksifen
diberikan secara oral.
Indikasi
Hanya digunakan untuk mengobati nyeri ringan sampai nyeri
sedang, yang tidak cukup baik diredakan oleh asetosal. Kombinasi
propoksifen dengan asetosal sama kuat seperti kombinasi kodein
dengan asetosal.
Catatan : Obat Analgetika Narkotik Jarang Ditemui
Di Pasaran Dan Hanya Berdasarkan Resep Dokter
Efek samping
Propoksifen memberikan efek mual, anoreksia, sembelit, nyeri perut
dan kantuk, kurang lebih sama dengan kodein
Sediaan dan dosis
Propoksifen : 65 mg 4x sehari ( dalam bentuk tablet dan vial)
5. Antagonis Opioid
Obat-obat yang tergolong antagonis opioid umumnya tidak menimbulkan
banyak efek kecuali bila sebelumnya telah ada efek agonis opioid atau bila
opioid endogen edang aktif misalnya pada keadaan stress atau syok.
Indikasi
Antagonis opioid ini diindikasikan untuk mengatasi depresi nafas akibat takar
kajak opioid, pada bayi yang dilairkan oleh ibu yang mendapat opioid
sewaktu perdalinan atau akibat tentamen suicide dengan suatu opioid.
Dalam hal ini alokson merupakan obat pilihan untuk kasus ini.
Sediaan dan Dosis
Nalorfin HCL : 0,2 mg /ml unutuk anak, 5 mg/ml untuk dewasa
Levalorvan : 1 mg/ml
Nalokson : 0,4 mg/ml
Catatan : Obat Analgetika Narkotik Jarang Ditemui
Di Pasaran Dan Hanya Berdasarkan Resep Dokter
6. Agonis Parsial
a. Pentazosin
Indikasi
Pentazosin diindikasikan untuk mengatasi nyeri sedang tetapi kurang efektif
dibandingkan morfin untuk nyeri berat. Obat ini juga digunakan untuk medikasi pre
anastetik. Bila digunakan untukk analgesi opstertik pentazosin dapat mengakibatkan
depresi nafas yang sebanding meferidin.
Sediaan dan Dosis
Pentazosin : 30 mg (secara IV/IM) dapat diulang tiap 3-4 jam, dosis total maksimal 360
mg/ hari
Untuk analgesi optaltik diberikan dosis tunggal 20 atau 30 mg secara IM.
Sediaan : vial 1, 1,5, 2 dan 10 ml
b. Butorfanol
Efek Samping
Butorfanol menyebabkan ngantuk, mual, berkeringat kadang-
kadang terjadi gangguan kardiocaskular yaitu kalpitasi dan
gangguan kulit rash.
INDIKASI butarfanol efektif mengatasi nyeri akut pasca operasi
sebanding dengan morfin eferidin atau pentazosin. Demikian
pula butorfanol sama efektif dengan mefiridin untuk medikasi
preanastetik akantetapi efek sedasinya lebih kuat.
Sediaan dan dosis
Butorfanol : dewasa 1-4 mg IM atau 0,5 – 2 mg IV dan dapapt
diulang sampai dengan 2-4 jam
Analgesik Opioid yang terdapat dalam Pedoman Obat untuk Perawat:
Agonis Opioid
• Alfentanil
• Kodein
• Fentanil
• Fentanil transdermal
• Hidrokodon
• Hidromorfon
• Levorfanol
• Meperidin
• Metadon
• Morfin
• Oksikodon
• Oksimorfon
• Propoksifen
• Sufentanil
Opioid Agonis/Antagonis
• Buprenorfin
• Butorfanol
• Dezosin
• Nalbufin
• Pentazosin
Analgesik Nonopioid/Agens Antiinflamasi Nonsteroid yang
terdapat dalam Pedoman Obat untuk Perawat
Agens Antiinflamasi Nonsteroid
• Aspirin
• Kolin dan Magnesium Salisilat
• Kolin Salisilat
• Diklofenak
• Etodolak
• Fenoprofen
• Flurbiprofen
• Ibuprofen
• Indometasin
• Ketoprofen
• Ketorelak
• Meklofenamat
• Nabumeton
• Naproksen
• Oksaprozin
• Piroksikam
• Salsalat
• Sulindak
• Tolmetin
Analgesik Nonopioid
• Asetaminofen
• Etodolak
• Fenoprofen
• Ibuprofen
• Ketoprofen
• Ketorelak
• Meklofenamat
• Metotrimeprazin
• Naproksen
• Fenazopiridin
Salisilat
• Aspirin
• Kolin dan Magnesium Salilsilat
• Kolin Salisilat
• Salsalat
1. Analgetika Non Narkotik
Analgetika non-narkotik bersifat tidak adiktif dan kurang kuat
dibandingkan dengan analgetika narkotik. Obat-obat ini juga dinamakan
analgetika perifer, tidak menurunkan kesadaran dan tidak mengakibatkan
ketagihan secara kimiawi. Obat-obatan ini digunakan untuk mengobati nyeri
yang ringan sampai sedang dan dapat dibeli bebas.
Obat-obatan ini efektif untuk nyeri perifer pada sakit kepala,
dismenore (nyeri menstruasi), nyeri pada inflamasi, nyeri otot, dan arthritis
ringan sampai sedang. Kebanyakan dari analgetika menurunkan suhu tubuh
yang tinggi, sehingga mempunyai efek antipiretik.
Beberapa analgetika seperti aspirin, mempunyai efek antiinflamasi
dan juga efek antikoagulan. Efek samping dari analgetika yang paling umum
adalah gangguan lambung, kerusakan darah, kerusakan hati, dan juga reaksi
alergi di kulit.
Obat-Obat Golongan
Analgetika
Non Narkotik
1. Asam Mefenamat
Farmakokinetika
Penyerapan obat dalam saluran cerna cepat dan hampir sempurna, 99% obat
terikat oleh protein plasma. Kadar plasma tertinggi dicapai dalam 2 jam setelah
pemberian oral, dan waktu paruh dalam plasma 2-4 jam.
Efek Samping dan Intoksikasi
Efek samping yang paling sering terjadi (kira-kira terjadi pada 25% dari seluruh
pasien) melibatkan sistem gastrointestinal. Biasanya berupa dispepsia atau
ketidaknyamanan gastrointestinal bagian atas, diare yang mungkin berat dan
disertai pembengkakan perut, serta perdarahan gastrointestinal. Sakit kepala,
pusing, mengantuk, tegang dan gangguan penglihatan juga umum terjadi.
Cara Penyimpanan
Simpan di tempat sejuk dan kering.
Kontraindikasi
Pada penderita tukak lambung, radang usus,
gangguan ginjal, asma dan hipersensitif
terhadap asam mefenamat.Pemakaian secara
hati-hati pada penderita penyakit ginjal atau
hati dan peradangan saluran cerna.
Dosis
Untuk nyeri dosis awal 500 mg, dilanjutkan dengan dosis 250 mg, setiap 6 jam jika
di perlukan, penggunaan sebaiknya tidak lebih dari 1 minggu.
Untuk dismenore penggunaan saat terjadi haid, pnggunaan tidak lebih dari 2 -3
hari.
2. Parasetamol
Mekanisme kerja
Paracetamol bekerja mengurangi produksi prostaglandin yang terlibat dalam
proses nyeri dan edema dengan menghambat enzim cyclooxygenase (COX).
Efek samping
Efek samping sering terjadi antara lain hipersensitivitas dan kelainan darah.
Penggunaan kronis dari 3-4 gram sehari dapat terjadi kerusakan hati, pada
dosis diatas 6 gram mengakibatkan nekrosis hati yang tidak reversibel.
Overdose bisa menimbulkan antara lain mual, muntah dan anorexia. Hanya
parasetamol yang dianggap aman bagi wanita hamil dan menyusui meskipun
dapat mencapai air susu. Efek iritasi, erosi dan pendarahan lambung tidak
terlihat, demikian juga gangguan pernafasan.
Indikasi
Di Indonesia penggunaan parasetamol sebagai analgesic dan antipiretik,
telah menggantikan penggunaan salisilat. Sebagai analgesic lainnya,
parasetamol sebaiknya tidka diberikan terlalu lama karena kemungkinan
menimbulkan nefropati analgesic.
Kontra Indikasi
Penggunaan semua jenis analgesic dosis besar secara menahun terutama
dalam kombinasi berpotensi menyebabkan nefropati analgesic.
Dosis
oral : 0.5-1 gram tiap 4-6 jam hingga maksimum 4 jam perhari.
Anak 2 bulan : 60 mg pada demam pasca operasi
Dibawah usia 3 bulan hanya dengan nasehat dokter.
3 bulan-1 tahun : 60-120 mg perhari
dosis-dosis ini boleh diulang tiap 4-6jam bila diperlukan (maksimum
sebanyak 4 dosis dalam waktu 24 jam )
Contoh produk yang ada dipasaran :
a. parasetamol (generik)
b. afebrin (konimex) tablet 500mg
c. afidol (afiat) tablet 500mg / sirup
d. biogesik (medifarma) sirup
150mg/5 ml dan tablet 500 mg
e. bodrex (tempo) tablet 500 mg
f. dumin (dumex) sirup 120mg/5 ml
dan tablet 500 mg
g. fasidol (ifars) sirup 150mg/5 ml
dan tablet 500 mg
h. itramol (itrasal) sirup 120mg/5 ml
Sumagesik Dumin Biogesik
3. Aspirin
Mekanisme kerja
Penghambatan sintesis prostaglandin di pusat pengatur panas dalam hipotalamus
dan periferdi daerah target.
Efek samping
• Reye's syndrome : Iritasi lambung karena bersifat asam.
Efek terhadap Sistem syaraf : Nyeri pada ujung syaraf, sakit kepala, epilepsi, agitasi,
perubahan mental, koma, paralisis, pusing, limbung, depresi, bingung,amnesia, sulit
tidur.
• Efek lain : Demam, myopathy, epistaxis, kerusakan ginjal, penurunan fungsi ginjal,
meningkatkan kreatinin, hematouria, oligouria, UTI, asidosis, asidosis metabolit,
hiperfosfatemia, hipomag-nesemia, hiponatremia, hipernatremia, hipokalemia,
hiperka-lemia hiperkalsemia, abnormalitis elektrolit. Tumor lisi sindrom sepsis,
infeksi lain, Kerusakan jantung, gangguan pernafasan.
Dosis
Dosis : untuk nyeri dan demam
Oral : 4 dd 0,5 1 g p.c., maksimum 4 g sehari
anak-anak sampai 1 tahun 10 mg/kg 3-4 kali sehari,
1 – 12 tahun 4-6 dd,
di atas 12 tahun 4 dd 320-500 mg, maksimum 2 g/hari.
Rektal : dewasa 4 dd 0,5 – 1 g, anak-anak sampai 2 tahun 2 dd 20
mg/kg, di atas 2 tahun 3 dd 20 mg/kg p.c.
Contoh produk yang
ada dipasaran :
1. Aptor
2. Aspilets
3. Aspimec
4. Aspirin Bayer
5. Astika
6. Bodrexin
7. Cardio Aspirin
8. Farmasal
9. Procardin
10. Restor
11. Thrombo Aspilets
12. Ascardia
4. Ibuprofen
Indikasi
Nyeri & radang pada penyakit artritis (rheumatoid arthritis, juvenile arthritis,
osteoarthritis) & gangguan non sendi (otot kerangka), nyeri ringan sampai berat
termasuk dismenorea, paska bedah, nyeri & demam pada anak-anak
Kontra Indikasi
Ibuprofen tidak dianjurkan diminum oleh wanita hamil dan menyusui karena
ibuprofen relative lebih lama dikenal dan tidak menimbulkan efek samping serius
pada dosis analgesic.
Efek samping
• Gangguan saluran cerna : dispepsia, heartburn, mual, muntah, diare,
konstipasi, anoreksia dll.
• Gangguan sistem saraf : sakit kepala, pusing,
Gangguan pendengaran & penglihatan : tinitus, penurunan pendengaran,
gangguan penglihatan sakit kuning, kenaikan SGOT & SGPT.
• Lain-lain : retensi cairan, gagal jantung kongestif, tekanan darah
meningkat, hipotensi, aritmia, reaksi hipersenstivitas, mulut kering
Dosis
Artritis : 400-800 mg 3-4 kali sehari (maksimun 3.2 g/hari)
Juvenile artritis : 30-40 mg/kg berat badan per hari dalam 3-4 dosis terbagi
(maksimum 50 mg/kg berat badan)
Nyeri ringan s/d sedang : 200-400 mg tiap 4-6 jam, bila perlu (max 1,2
g/hari)
Contoh produk yang
ada dipasaran :
1. Dofen
2. Dolofen Forte
3. Farsifen
4. Febryn
5. Fenris
6. Rhelafen
7. Iprox
8. Nofena
9. Ostarin
10. Profen
11. Proris
12. Ribunalm
Shelrofen
13. Anafen
5. Na-diklofenak
Efek samping
• Pencernaan :gangguan pada saluran cerna bagian atas (20% pasien) tukak lambung,
perdarahan saluran cerna.
• Saraf : sakit kepala (3-9% pasien), depresi, insomnia, cemas.
Ginjal :(kurang dari 1% pasien) terganggu fungsi ginjal (azotemia,proteinuria,nefrotik
sindrom dll),
• Kardiovaskular: retensi cairan, hipertensi, (3-9% pasien),
• Pernapasan : asma (kurang dari 1% pasien)
• Darah : lekopenia, trombositopenia, hemolitik anemia (kurang dari 1% pasien)
• Hati : hepatitis, sakit kuning (jarang), peningkatan SGOT
• Lain-lain : ruam, pruritus, tinnitus, reaksi sensitivitas (1-3% pasien).
Indikasi
Nyeri paska bedah, nyeri & radang pada penyakit artritis & gangguan
otot kerangka lainnya, nyeri pada gout akut dan dismenorea.
Dosis
Nyeri & dismenore :
Dosis awal : 50 mg, dilanjutkan 50 mg setiap 8 jam jika perlu
Pada pasien dengan gangguan ginjal dan hati tidak perlu penyesuaian
dosis, tetapi perlu pemantauan yang ketat
Contoh obat yang ada
dipasaran :
1. Alflam
2. Atranac
3. Berifen SR
4. Cataflam
5. Cataflam D
6. Catanac
7. Deflamat
8. Dicloflam
9. Diclomec
10. Diclomec Gel
11. Exaflam
12. Fenaren
13. Fenavel
14. Flamenac
15. Kaditic
16. Kadiflam
17. K Diklofenak
18. Klotaren
19. Laflanac
20. Matsunaflam
21. Megatic
22. Merflam
23. Nadifen
24. Neuorofenac
25. Nichoflam
26. Nilaren
27. Potazen
28. Prostanac
29. Provoltar
30. Reclofen
31. Renadinac
32. Renvol
33. Scanaflam
34. Scanteran
35. Tirmaclo
36. Valto
37. Volmatik
38. Voltadex
39. Voltadex SR
40. Voltaren
41. Voren
42. X-flam
43. Xepathritis
44. Zegren
45. Adiflam
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Evaluasi sediaan steril
Evaluasi sediaan sterilEvaluasi sediaan steril
Evaluasi sediaan sterilArwinAr
 
Pengertian oral dan topikal ppt
Pengertian oral dan topikal pptPengertian oral dan topikal ppt
Pengertian oral dan topikal pptluffyahmad
 
Ekskresi obat - Anak-farmasi.com
Ekskresi obat - Anak-farmasi.comEkskresi obat - Anak-farmasi.com
Ekskresi obat - Anak-farmasi.comCholid Maradanger
 
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKALAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKARezkyNurAziz
 
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Filania Kanja
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolNovi Fachrunnisa
 
Sediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniSediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniDokter Tekno
 
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANlaporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANsrinova uli
 
Pengantar farmasi klinik
Pengantar farmasi klinikPengantar farmasi klinik
Pengantar farmasi klinikChafa Nick
 
Konseling dan pio nada
Konseling dan pio nadaKonseling dan pio nada
Konseling dan pio nadaSapan Nada
 
Prinsip kerja Obat
Prinsip kerja ObatPrinsip kerja Obat
Prinsip kerja ObatDokter Tekno
 
Teknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosaTeknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosawulannsftri
 

What's hot (20)

Farmakologi cara pemberian obat
Farmakologi cara pemberian obatFarmakologi cara pemberian obat
Farmakologi cara pemberian obat
 
Evaluasi sediaan steril
Evaluasi sediaan sterilEvaluasi sediaan steril
Evaluasi sediaan steril
 
Interaksi obat & reseptor
Interaksi obat & reseptorInteraksi obat & reseptor
Interaksi obat & reseptor
 
Analisis resep
Analisis resepAnalisis resep
Analisis resep
 
Laporan farmakologi (1)
Laporan farmakologi (1)Laporan farmakologi (1)
Laporan farmakologi (1)
 
Pengertian oral dan topikal ppt
Pengertian oral dan topikal pptPengertian oral dan topikal ppt
Pengertian oral dan topikal ppt
 
Distribusi dan ikatan protein
Distribusi dan ikatan proteinDistribusi dan ikatan protein
Distribusi dan ikatan protein
 
Ekskresi obat - Anak-farmasi.com
Ekskresi obat - Anak-farmasi.comEkskresi obat - Anak-farmasi.com
Ekskresi obat - Anak-farmasi.com
 
Obat tradisional
Obat tradisionalObat tradisional
Obat tradisional
 
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKALAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
 
Stabilitas Obat
Stabilitas ObatStabilitas Obat
Stabilitas Obat
 
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
 
Sediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniSediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neni
 
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANlaporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
 
Pengantar farmasi klinik
Pengantar farmasi klinikPengantar farmasi klinik
Pengantar farmasi klinik
 
Konseling dan pio nada
Konseling dan pio nadaKonseling dan pio nada
Konseling dan pio nada
 
Prinsip kerja Obat
Prinsip kerja ObatPrinsip kerja Obat
Prinsip kerja Obat
 
TABLET
TABLETTABLET
TABLET
 
Teknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosaTeknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosa
 

Similar to Farmakologi analgetik final

obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
Phenobarbital.pdf
Phenobarbital.pdfPhenobarbital.pdf
Phenobarbital.pdfdokterjaja
 
Farmakologi Sistem Saraf
Farmakologi Sistem SarafFarmakologi Sistem Saraf
Farmakologi Sistem SarafDedi Kun
 
Obat-Obatan yang Diberikan pada Akhir Kehidupan.pdf
Obat-Obatan yang Diberikan pada Akhir Kehidupan.pdfObat-Obatan yang Diberikan pada Akhir Kehidupan.pdf
Obat-Obatan yang Diberikan pada Akhir Kehidupan.pdfpapahku123
 
Penyalahgunaan Opioid dan Alkohol.pptx
Penyalahgunaan Opioid dan Alkohol.pptxPenyalahgunaan Opioid dan Alkohol.pptx
Penyalahgunaan Opioid dan Alkohol.pptxVanessaSasmythaDjera
 
Narkoba, Psikotropika, dan Dampak bagi Pemakainya
Narkoba, Psikotropika, dan Dampak bagi PemakainyaNarkoba, Psikotropika, dan Dampak bagi Pemakainya
Narkoba, Psikotropika, dan Dampak bagi PemakainyaRiana Indah
 
Identifikasi obat
Identifikasi obatIdentifikasi obat
Identifikasi obatWidodo Caco
 
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem sarafnataliaayp
 
Obat saluran pernafasan
Obat saluran pernafasan Obat saluran pernafasan
Obat saluran pernafasan Dedi Kun
 
Presentasi farmako parkinson dan ssp
Presentasi farmako parkinson dan sspPresentasi farmako parkinson dan ssp
Presentasi farmako parkinson dan sspPutri MpudtEpriani
 
Obat obatan sistem ssp
Obat obatan sistem sspObat obatan sistem ssp
Obat obatan sistem sspPutri Cavaluna
 
analgetik opioid anti nyeri golongan opioid.ppt
analgetik opioid anti nyeri golongan opioid.pptanalgetik opioid anti nyeri golongan opioid.ppt
analgetik opioid anti nyeri golongan opioid.pptsyukronchalim
 
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptx
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptxKEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptx
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptxZakiah dr
 

Similar to Farmakologi analgetik final (20)

obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
Antitusif
AntitusifAntitusif
Antitusif
 
Phenobarbital.pdf
Phenobarbital.pdfPhenobarbital.pdf
Phenobarbital.pdf
 
ANALGETIK.pptx
ANALGETIK.pptxANALGETIK.pptx
ANALGETIK.pptx
 
Farmakologi Sistem Saraf
Farmakologi Sistem SarafFarmakologi Sistem Saraf
Farmakologi Sistem Saraf
 
Obat gangguan ssp
Obat gangguan sspObat gangguan ssp
Obat gangguan ssp
 
Obat gangguan ssp
Obat gangguan sspObat gangguan ssp
Obat gangguan ssp
 
Narkotika
NarkotikaNarkotika
Narkotika
 
Obat-Obatan yang Diberikan pada Akhir Kehidupan.pdf
Obat-Obatan yang Diberikan pada Akhir Kehidupan.pdfObat-Obatan yang Diberikan pada Akhir Kehidupan.pdf
Obat-Obatan yang Diberikan pada Akhir Kehidupan.pdf
 
Penyalahgunaan Opioid dan Alkohol.pptx
Penyalahgunaan Opioid dan Alkohol.pptxPenyalahgunaan Opioid dan Alkohol.pptx
Penyalahgunaan Opioid dan Alkohol.pptx
 
Narkoba, Psikotropika, dan Dampak bagi Pemakainya
Narkoba, Psikotropika, dan Dampak bagi PemakainyaNarkoba, Psikotropika, dan Dampak bagi Pemakainya
Narkoba, Psikotropika, dan Dampak bagi Pemakainya
 
psikofarma4.pptx
psikofarma4.pptxpsikofarma4.pptx
psikofarma4.pptx
 
Obat antipsikosis
Obat antipsikosisObat antipsikosis
Obat antipsikosis
 
Identifikasi obat
Identifikasi obatIdentifikasi obat
Identifikasi obat
 
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf
 
Obat saluran pernafasan
Obat saluran pernafasan Obat saluran pernafasan
Obat saluran pernafasan
 
Presentasi farmako parkinson dan ssp
Presentasi farmako parkinson dan sspPresentasi farmako parkinson dan ssp
Presentasi farmako parkinson dan ssp
 
Obat obatan sistem ssp
Obat obatan sistem sspObat obatan sistem ssp
Obat obatan sistem ssp
 
analgetik opioid anti nyeri golongan opioid.ppt
analgetik opioid anti nyeri golongan opioid.pptanalgetik opioid anti nyeri golongan opioid.ppt
analgetik opioid anti nyeri golongan opioid.ppt
 
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptx
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptxKEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptx
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptx
 

More from renda puspitasari

More from renda puspitasari (8)

P. konsep perilaku manusia
P. konsep perilaku manusiaP. konsep perilaku manusia
P. konsep perilaku manusia
 
P.perkembangan kepribadian [autosaved]
P.perkembangan kepribadian [autosaved]P.perkembangan kepribadian [autosaved]
P.perkembangan kepribadian [autosaved]
 
Ppt antropologi kel.6
Ppt antropologi kel.6Ppt antropologi kel.6
Ppt antropologi kel.6
 
Ppt komunikasi kel 7
Ppt komunikasi kel 7Ppt komunikasi kel 7
Ppt komunikasi kel 7
 
Antibiotik done
Antibiotik doneAntibiotik done
Antibiotik done
 
Makalah pd2
Makalah pd2Makalah pd2
Makalah pd2
 
Renda ppt pd
Renda ppt pdRenda ppt pd
Renda ppt pd
 
Ppt renda pd2 new
Ppt renda pd2 newPpt renda pd2 new
Ppt renda pd2 new
 

Recently uploaded

PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...disnakerkotamataram
 
GOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdf
GOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdfGOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdf
GOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdfindustrycok
 
2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx
2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx
2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptxshofiyan1
 
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptx
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptxFAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptx
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptxShyLinZumi
 
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptx
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptxFail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptx
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptxShyLinZumi
 
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careerspmgdscunsri
 

Recently uploaded (6)

PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
 
GOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdf
GOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdfGOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdf
GOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdf
 
2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx
2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx
2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx
 
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptx
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptxFAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptx
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptx
 
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptx
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptxFail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptx
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptx
 
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers
 

Farmakologi analgetik final

  • 1. PRESENTASI FARMAKOLOGI “Penggolongan Obat Analgetik” Anggota Kelompok : 1. Bagus Maulana (NPM 1614401D194) 2. Dede Renaldi (NPM 1614401D197) 3. Jahratul Meilisa (NPM 1614401D208) 4. Lia Oktaviani (NPM 1614401D211) 5. Melisa (NPM 1614401D215) 6. Sandro Tobing (NPM 1614401D230)
  • 2. Analgesik atau analgetik, adalah obat yang digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa sakit atau obat-obat penghilang nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Obat ini digunakan untuk membantu meredakan sakit, sadar tidak sadar kita sering mengunakannya misalnya ketika kita sakit kepala atau sakit gigi, salah satu komponen obat yang kita minum biasanya mengandung analgesik atau pereda nyeri.
  • 3. Analgetik Analgetika Narkotik 1. Morfin dan Alkaloid opium 2. Mefiridin dan Derivat Fenilpiperidin 3. Metadon 4. Propoksifen 5. Antagonis Opioid 6. Agonis Parsial Analgetika Non Narkotik 1. Asam Mefenamat 2. Parasetamol 3. Aspirin 4. Ibuprofen 5. Na-diklofenak
  • 4. 1. Analgetika Narkotik Zat ini mempunyai daya penghalau nyeri yang kuat sekali dengan titik kerja yang terletak di sistem saraf sentral, mereka umumnya menurunkan kesadaran (sifat meredakan dan menidurkan) dan menimbulkan perasaan nyaman (euforia), serta mengakibatkan ketergantungan fisik dan psikis (ketagihan, adiksi) dengan gejala-gejala abstinensia bila pengobatan dihentikan. Analgetika narkotik atau analgesic opioid merupakan kelompok obat yang mempunyai sifat-sifat seperti opium atau morfin. Termasuk golongan obat ini yaitu : 1. Obat yang berasal dari opium-morfin, 2. Senyawa semi sintetik morfin, 3. Semi sintetik yang berefek seperti morfin. Mekanisme aksi dari obat-obat golongan ini adalah menghambat adenilat siklase dari neuron, sehingga terjadi penghambatan sintesis c-AMP (siklik Adenosin Mono Phosphat), selanjutnya menyebabkan perubahan keseimbangan antara neuron noradrenergik, serotonik dan kolinergik.
  • 6. Farmakokinetik Morfin tidak dapat menembus kulit utuh tetapi dapat diansorbsi melalui kulit luka morfin juga dapat menembus mokosa. Dengan kedua cara pemberian in absorbs morfin kecil sekali. Indikasi Diindikasikan untuk meredakan atau menghilangkan nyeri hebat yang tidak dapat diobati dengan obat analgesic non opioid. Morfin sering digunakan nyeri yang menyertai infark miokard; neoplasma; kolik renal atau kolik empedu; oklusio akut pembuluh darah perifer, pulmonal atau koroner; perikarditis akut, pleuritis dan pneumotoraks spontan dan nyeri akibat trauma. 1. Morfin dan Alkaloid opium Catatan : Obat Analgetika Narkotik Jarang Ditemui Di Pasaran Dan Hanya Berdasarkan Resep Dokter
  • 7. Kontra Indikasi Orang lanjut usia dan pasien penyakit berat, emfisem, kifoskoliosis, korpulmonarale kronik dan obesitas yang ekstrim. Efek Samping Idiosinkrasi dan Alergi. Morfin dapat menyebabkan mual dan muntaah terutama pada wanita berdasarkan idiosinkrasi. Bentuk idiosinkrasi lain ialah timbulnya eksitasi dengan tremor, dan jarang- jarang dillirium lebihjarang lagi konfulsi dan insomnia. Bayi dan anak kecil tidak lebih peka terhadap alkaloid opium, asal saja dosis diperhitungkan berdasarkan berat badan, tetapi orang lanjut usia dan pasien Penyakit berat agaknya lebih peka terhadap efek morfin.
  • 8. Contoh nama obat gol. Opioid No Nama 8 Nama 1 Morfin 9 Hidralorfinokodon 2 Heroin 10 Oksikodon 3 Hidromorfon 11 Nalorfin 4 Oksimorfon 12 Nalokson 5 Levorvanol 13 Naltrekson 6 Levalorfan 14 Butorfanol 7 Kodein 15 Nalbufin 16 Tebain
  • 9. Farmakokinetik Absorbsi meferidin setelah cara pemberian apapun langsung baik, akan tetapi kecepatan absorbsi mungkin tidak teratur setelah suntikan IM. Indikasi Mefridin hanya digunakan untuk menimbulkan analgesia pada beberapa keadaan klinis seperti tindakan diagnostic sistoskopi, pielografiretrograd dan gastroskopi. Mefiridin digunakan jagu untuk menimbulkan analgesia obstetric dan sebagai obat praanastetik. 2. Mefiridin dan Derivat Fenilpiperidin Catatan : Obat Analgetika Narkotik Jarang Ditemui Di Pasaran Dan Hanya Berdasarkan Resep Dokter
  • 10. Kontra Indikasi Pada pasien penyakit hati dan orang tua dosis obat harus dikurangi karena terjadinya perubahan pada disposisi obat. Selain itu dosis meperidin perlu dikurangi bila diberikan bersama antisipkosis, hipnotif sedative dan obat-obat lain penekanSSP. Pada pasien yang sedang mendapat MAO inhibitor pemberian meperidin dapat menimbulkan kegelisahan, gejala eksitasi dan demam.
  • 11. Efek samping Pusing, berkeringat, euporia, mulut kering, mual, muntah, perasaan lemah, gangguan penglihatan, palpitasi, disforia, sinkop dan sedasi. Sediaan dan dosis Mefiridin : 50-100 mg ( dalam bentuk tablet dan ampul) Alfaprodin : 60 mg ( dalam bentuk ampul 1 ml dan vial 10 ml) Difoneksilat : 20 mg per hari dalam dosis terbagi (dalam bentuk tablet dan sirop) Loperamid : 4 – 8 mg /hari Fentanil dan Derivatnya
  • 12. Farmakokinetik Setelah suntikan metadon subkutan ditemukan kadar dalam plasma yang tinggi dalam 10 menit pertama. Metadon diabsorbsi secara baik di usus dan dapat ditemukan diplasma setealah pemberian secara oral, kadar puncak dicapai setelah 4 jam. Indikasi Analgesia : Jenis nyeri yang dapat dipengaruhi oleh metadon sama dengan jenis nyeri yang dapat dipengaruhi morfin. Antitusif : Metadon merupakan antitusif yang baik, efek anti tusif 1,5 -2 mg /oral sesuai dengan 15-20 mg kodein, tetapi kemungkinan timbulnya adiksi pada metadon jauh lebih besar dari pada kodein. Oleh karena itu sekarang metadon sudah mulai ditinggalkan sebagai antitusif. 3. Metadon Catatan : Obat Analgetika Narkotik Jarang Ditemui Di Pasaran Dan Hanya Berdasarkan Resep Dokter
  • 13. Kontra Indikasi Semua golongan opioid kontra indikasi untuk : Akut abdomen, trauma kepala, kerusakan paru-paru berat Efek Samping Menyebabkan perasaan ringan, pusing, kantuk, fungsi mental terganggu, berkerigat, pruritus, mual dan muntah. Efek samping yang jarang timbul adalah delirium, halusinasi selintas dan urtikaria hemoragik.
  • 14. Sediaan dan Dosis Metadon : 2,5 – 15 mg ( dalam bentuk tablet, vial dan ampul)
  • 15. 4. Propoksifen Farmakokinetik Propoksifen diabsorbsi setelah pemberian oral maupun parenteral. Seperti kodein, efektivitas jauh berkurang jika propoksifen diberikan secara oral. Indikasi Hanya digunakan untuk mengobati nyeri ringan sampai nyeri sedang, yang tidak cukup baik diredakan oleh asetosal. Kombinasi propoksifen dengan asetosal sama kuat seperti kombinasi kodein dengan asetosal. Catatan : Obat Analgetika Narkotik Jarang Ditemui Di Pasaran Dan Hanya Berdasarkan Resep Dokter
  • 16. Efek samping Propoksifen memberikan efek mual, anoreksia, sembelit, nyeri perut dan kantuk, kurang lebih sama dengan kodein Sediaan dan dosis Propoksifen : 65 mg 4x sehari ( dalam bentuk tablet dan vial)
  • 17. 5. Antagonis Opioid Obat-obat yang tergolong antagonis opioid umumnya tidak menimbulkan banyak efek kecuali bila sebelumnya telah ada efek agonis opioid atau bila opioid endogen edang aktif misalnya pada keadaan stress atau syok. Indikasi Antagonis opioid ini diindikasikan untuk mengatasi depresi nafas akibat takar kajak opioid, pada bayi yang dilairkan oleh ibu yang mendapat opioid sewaktu perdalinan atau akibat tentamen suicide dengan suatu opioid. Dalam hal ini alokson merupakan obat pilihan untuk kasus ini. Sediaan dan Dosis Nalorfin HCL : 0,2 mg /ml unutuk anak, 5 mg/ml untuk dewasa Levalorvan : 1 mg/ml Nalokson : 0,4 mg/ml Catatan : Obat Analgetika Narkotik Jarang Ditemui Di Pasaran Dan Hanya Berdasarkan Resep Dokter
  • 18. 6. Agonis Parsial a. Pentazosin Indikasi Pentazosin diindikasikan untuk mengatasi nyeri sedang tetapi kurang efektif dibandingkan morfin untuk nyeri berat. Obat ini juga digunakan untuk medikasi pre anastetik. Bila digunakan untukk analgesi opstertik pentazosin dapat mengakibatkan depresi nafas yang sebanding meferidin. Sediaan dan Dosis Pentazosin : 30 mg (secara IV/IM) dapat diulang tiap 3-4 jam, dosis total maksimal 360 mg/ hari Untuk analgesi optaltik diberikan dosis tunggal 20 atau 30 mg secara IM. Sediaan : vial 1, 1,5, 2 dan 10 ml
  • 19. b. Butorfanol Efek Samping Butorfanol menyebabkan ngantuk, mual, berkeringat kadang- kadang terjadi gangguan kardiocaskular yaitu kalpitasi dan gangguan kulit rash. INDIKASI butarfanol efektif mengatasi nyeri akut pasca operasi sebanding dengan morfin eferidin atau pentazosin. Demikian pula butorfanol sama efektif dengan mefiridin untuk medikasi preanastetik akantetapi efek sedasinya lebih kuat. Sediaan dan dosis Butorfanol : dewasa 1-4 mg IM atau 0,5 – 2 mg IV dan dapapt diulang sampai dengan 2-4 jam
  • 20. Analgesik Opioid yang terdapat dalam Pedoman Obat untuk Perawat: Agonis Opioid • Alfentanil • Kodein • Fentanil • Fentanil transdermal • Hidrokodon • Hidromorfon • Levorfanol • Meperidin • Metadon • Morfin • Oksikodon • Oksimorfon • Propoksifen • Sufentanil Opioid Agonis/Antagonis • Buprenorfin • Butorfanol • Dezosin • Nalbufin • Pentazosin
  • 21. Analgesik Nonopioid/Agens Antiinflamasi Nonsteroid yang terdapat dalam Pedoman Obat untuk Perawat Agens Antiinflamasi Nonsteroid • Aspirin • Kolin dan Magnesium Salisilat • Kolin Salisilat • Diklofenak • Etodolak • Fenoprofen • Flurbiprofen • Ibuprofen • Indometasin • Ketoprofen • Ketorelak • Meklofenamat • Nabumeton • Naproksen • Oksaprozin • Piroksikam • Salsalat • Sulindak • Tolmetin Analgesik Nonopioid • Asetaminofen • Etodolak • Fenoprofen • Ibuprofen • Ketoprofen • Ketorelak • Meklofenamat • Metotrimeprazin • Naproksen • Fenazopiridin Salisilat • Aspirin • Kolin dan Magnesium Salilsilat • Kolin Salisilat • Salsalat
  • 22. 1. Analgetika Non Narkotik Analgetika non-narkotik bersifat tidak adiktif dan kurang kuat dibandingkan dengan analgetika narkotik. Obat-obat ini juga dinamakan analgetika perifer, tidak menurunkan kesadaran dan tidak mengakibatkan ketagihan secara kimiawi. Obat-obatan ini digunakan untuk mengobati nyeri yang ringan sampai sedang dan dapat dibeli bebas. Obat-obatan ini efektif untuk nyeri perifer pada sakit kepala, dismenore (nyeri menstruasi), nyeri pada inflamasi, nyeri otot, dan arthritis ringan sampai sedang. Kebanyakan dari analgetika menurunkan suhu tubuh yang tinggi, sehingga mempunyai efek antipiretik. Beberapa analgetika seperti aspirin, mempunyai efek antiinflamasi dan juga efek antikoagulan. Efek samping dari analgetika yang paling umum adalah gangguan lambung, kerusakan darah, kerusakan hati, dan juga reaksi alergi di kulit.
  • 24. 1. Asam Mefenamat Farmakokinetika Penyerapan obat dalam saluran cerna cepat dan hampir sempurna, 99% obat terikat oleh protein plasma. Kadar plasma tertinggi dicapai dalam 2 jam setelah pemberian oral, dan waktu paruh dalam plasma 2-4 jam. Efek Samping dan Intoksikasi Efek samping yang paling sering terjadi (kira-kira terjadi pada 25% dari seluruh pasien) melibatkan sistem gastrointestinal. Biasanya berupa dispepsia atau ketidaknyamanan gastrointestinal bagian atas, diare yang mungkin berat dan disertai pembengkakan perut, serta perdarahan gastrointestinal. Sakit kepala, pusing, mengantuk, tegang dan gangguan penglihatan juga umum terjadi.
  • 25. Cara Penyimpanan Simpan di tempat sejuk dan kering. Kontraindikasi Pada penderita tukak lambung, radang usus, gangguan ginjal, asma dan hipersensitif terhadap asam mefenamat.Pemakaian secara hati-hati pada penderita penyakit ginjal atau hati dan peradangan saluran cerna. Dosis Untuk nyeri dosis awal 500 mg, dilanjutkan dengan dosis 250 mg, setiap 6 jam jika di perlukan, penggunaan sebaiknya tidak lebih dari 1 minggu. Untuk dismenore penggunaan saat terjadi haid, pnggunaan tidak lebih dari 2 -3 hari.
  • 26. 2. Parasetamol Mekanisme kerja Paracetamol bekerja mengurangi produksi prostaglandin yang terlibat dalam proses nyeri dan edema dengan menghambat enzim cyclooxygenase (COX). Efek samping Efek samping sering terjadi antara lain hipersensitivitas dan kelainan darah. Penggunaan kronis dari 3-4 gram sehari dapat terjadi kerusakan hati, pada dosis diatas 6 gram mengakibatkan nekrosis hati yang tidak reversibel. Overdose bisa menimbulkan antara lain mual, muntah dan anorexia. Hanya parasetamol yang dianggap aman bagi wanita hamil dan menyusui meskipun dapat mencapai air susu. Efek iritasi, erosi dan pendarahan lambung tidak terlihat, demikian juga gangguan pernafasan.
  • 27. Indikasi Di Indonesia penggunaan parasetamol sebagai analgesic dan antipiretik, telah menggantikan penggunaan salisilat. Sebagai analgesic lainnya, parasetamol sebaiknya tidka diberikan terlalu lama karena kemungkinan menimbulkan nefropati analgesic. Kontra Indikasi Penggunaan semua jenis analgesic dosis besar secara menahun terutama dalam kombinasi berpotensi menyebabkan nefropati analgesic.
  • 28. Dosis oral : 0.5-1 gram tiap 4-6 jam hingga maksimum 4 jam perhari. Anak 2 bulan : 60 mg pada demam pasca operasi Dibawah usia 3 bulan hanya dengan nasehat dokter. 3 bulan-1 tahun : 60-120 mg perhari dosis-dosis ini boleh diulang tiap 4-6jam bila diperlukan (maksimum sebanyak 4 dosis dalam waktu 24 jam )
  • 29. Contoh produk yang ada dipasaran : a. parasetamol (generik) b. afebrin (konimex) tablet 500mg c. afidol (afiat) tablet 500mg / sirup d. biogesik (medifarma) sirup 150mg/5 ml dan tablet 500 mg e. bodrex (tempo) tablet 500 mg f. dumin (dumex) sirup 120mg/5 ml dan tablet 500 mg g. fasidol (ifars) sirup 150mg/5 ml dan tablet 500 mg h. itramol (itrasal) sirup 120mg/5 ml Sumagesik Dumin Biogesik
  • 30. 3. Aspirin Mekanisme kerja Penghambatan sintesis prostaglandin di pusat pengatur panas dalam hipotalamus dan periferdi daerah target. Efek samping • Reye's syndrome : Iritasi lambung karena bersifat asam. Efek terhadap Sistem syaraf : Nyeri pada ujung syaraf, sakit kepala, epilepsi, agitasi, perubahan mental, koma, paralisis, pusing, limbung, depresi, bingung,amnesia, sulit tidur. • Efek lain : Demam, myopathy, epistaxis, kerusakan ginjal, penurunan fungsi ginjal, meningkatkan kreatinin, hematouria, oligouria, UTI, asidosis, asidosis metabolit, hiperfosfatemia, hipomag-nesemia, hiponatremia, hipernatremia, hipokalemia, hiperka-lemia hiperkalsemia, abnormalitis elektrolit. Tumor lisi sindrom sepsis, infeksi lain, Kerusakan jantung, gangguan pernafasan.
  • 31. Dosis Dosis : untuk nyeri dan demam Oral : 4 dd 0,5 1 g p.c., maksimum 4 g sehari anak-anak sampai 1 tahun 10 mg/kg 3-4 kali sehari, 1 – 12 tahun 4-6 dd, di atas 12 tahun 4 dd 320-500 mg, maksimum 2 g/hari. Rektal : dewasa 4 dd 0,5 – 1 g, anak-anak sampai 2 tahun 2 dd 20 mg/kg, di atas 2 tahun 3 dd 20 mg/kg p.c.
  • 32. Contoh produk yang ada dipasaran : 1. Aptor 2. Aspilets 3. Aspimec 4. Aspirin Bayer 5. Astika 6. Bodrexin 7. Cardio Aspirin 8. Farmasal 9. Procardin 10. Restor 11. Thrombo Aspilets 12. Ascardia
  • 33. 4. Ibuprofen Indikasi Nyeri & radang pada penyakit artritis (rheumatoid arthritis, juvenile arthritis, osteoarthritis) & gangguan non sendi (otot kerangka), nyeri ringan sampai berat termasuk dismenorea, paska bedah, nyeri & demam pada anak-anak Kontra Indikasi Ibuprofen tidak dianjurkan diminum oleh wanita hamil dan menyusui karena ibuprofen relative lebih lama dikenal dan tidak menimbulkan efek samping serius pada dosis analgesic.
  • 34. Efek samping • Gangguan saluran cerna : dispepsia, heartburn, mual, muntah, diare, konstipasi, anoreksia dll. • Gangguan sistem saraf : sakit kepala, pusing, Gangguan pendengaran & penglihatan : tinitus, penurunan pendengaran, gangguan penglihatan sakit kuning, kenaikan SGOT & SGPT. • Lain-lain : retensi cairan, gagal jantung kongestif, tekanan darah meningkat, hipotensi, aritmia, reaksi hipersenstivitas, mulut kering Dosis Artritis : 400-800 mg 3-4 kali sehari (maksimun 3.2 g/hari) Juvenile artritis : 30-40 mg/kg berat badan per hari dalam 3-4 dosis terbagi (maksimum 50 mg/kg berat badan) Nyeri ringan s/d sedang : 200-400 mg tiap 4-6 jam, bila perlu (max 1,2 g/hari)
  • 35. Contoh produk yang ada dipasaran : 1. Dofen 2. Dolofen Forte 3. Farsifen 4. Febryn 5. Fenris 6. Rhelafen 7. Iprox 8. Nofena 9. Ostarin 10. Profen 11. Proris 12. Ribunalm Shelrofen 13. Anafen
  • 36. 5. Na-diklofenak Efek samping • Pencernaan :gangguan pada saluran cerna bagian atas (20% pasien) tukak lambung, perdarahan saluran cerna. • Saraf : sakit kepala (3-9% pasien), depresi, insomnia, cemas. Ginjal :(kurang dari 1% pasien) terganggu fungsi ginjal (azotemia,proteinuria,nefrotik sindrom dll), • Kardiovaskular: retensi cairan, hipertensi, (3-9% pasien), • Pernapasan : asma (kurang dari 1% pasien) • Darah : lekopenia, trombositopenia, hemolitik anemia (kurang dari 1% pasien) • Hati : hepatitis, sakit kuning (jarang), peningkatan SGOT • Lain-lain : ruam, pruritus, tinnitus, reaksi sensitivitas (1-3% pasien).
  • 37. Indikasi Nyeri paska bedah, nyeri & radang pada penyakit artritis & gangguan otot kerangka lainnya, nyeri pada gout akut dan dismenorea. Dosis Nyeri & dismenore : Dosis awal : 50 mg, dilanjutkan 50 mg setiap 8 jam jika perlu Pada pasien dengan gangguan ginjal dan hati tidak perlu penyesuaian dosis, tetapi perlu pemantauan yang ketat
  • 38. Contoh obat yang ada dipasaran : 1. Alflam 2. Atranac 3. Berifen SR 4. Cataflam 5. Cataflam D 6. Catanac 7. Deflamat 8. Dicloflam 9. Diclomec 10. Diclomec Gel 11. Exaflam 12. Fenaren 13. Fenavel 14. Flamenac 15. Kaditic
  • 39. 16. Kadiflam 17. K Diklofenak 18. Klotaren 19. Laflanac 20. Matsunaflam 21. Megatic 22. Merflam 23. Nadifen 24. Neuorofenac 25. Nichoflam 26. Nilaren 27. Potazen 28. Prostanac 29. Provoltar 30. Reclofen
  • 40. 31. Renadinac 32. Renvol 33. Scanaflam 34. Scanteran 35. Tirmaclo 36. Valto 37. Volmatik 38. Voltadex 39. Voltadex SR 40. Voltaren 41. Voren 42. X-flam 43. Xepathritis 44. Zegren 45. Adiflam