2. Opioid Use Disorder
• Opioid adalah substansi yang bekerja pada sistem saraf pusat,
salah satunya berhubungan dengan nyeri
• Opioid use disorder atau penyalahgunaan opioid didefinisikan
oleh Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders 5 (DSM-
5)
• sebagai penggunaan maladaptif dari opioid yang diresepkan atau
didapatkan secara ilegal dalam jangka waktu 12 bulan,
menimbulkan gangguan fungsi dan kesehatan.
• Tingkat keparahan gejala bergantung pada besarnya dosis yang
digunakan dan berapa lama penyalahgunaan sudah berlangsung
3. Etiologi
• Etiologi pasti opioid use disorder atau penyalahgunaan opioid
masih belum diketahui, tetapi dilaporkan berhubungan dengan
penggunaan yang lama, misalnya pada pasien dengan nyeri
kronis
4. Komplikasi
• Komplikasi opioid use disorder dapat berupa depresi
pernapasan dan koma, bahkan kematian.
• Komplikasi juga dapat berupa edema paru dan pneumonia
Gangguan otot seperti rabdomiolisis juga dapat terjadi akibat
tegangan otot yang berlangsung lama. Lisisnya jaringan otot
juga dapat menyebabkan gagal ginjal.
• Komplikasi lain yang dapat terjadi berhubungan dengan rute
pemberian obat yakni HIV, hepatitis, dan bakteremia
5. • Patofisiologi opioid use disorder atau penyalahgunaan opioid
dipengaruhi oleh efek opioid terhadap reseptor opioid mu, delta,
dan kappa di otak
• Kerja Opioid pada Reseptor Opioid bekerja pada molekul
transmembran berbentuk G-coupled protein yakni reseptor opioid
mu, delta, dan kappa.
• Reseptor opioid diaktivasi oleh peptida endogen dan ligan
eksogen.
• Aktivasi reseptor opioid berhubungan dengan sensasi nyeri,
stress, suhu, respirasi, aktivitas endokrin dan gastrointestinal, serta
motivasi dan suasana hati
6. • Aktivasi reseptor mu menyebabkan efek klinis yakni analgesia,
euforia, depresi pusat pernapasan, dan meiosis.
• Pada pasien opioid use disorder, stimulasi pada reseptor mu
menimbulkan manifestasi berupa peningkatan rasa percaya diri,
sensasi mabuk, dan rasa senang berlebihan.
• Morfin merupakan agonis opioid yang memiliki afinitas terbesar
pada reseptor mu.
• Stimulasi reseptor delta dan kappa menyebabkan efek disforia,
psikomimetik, dan analgesik
7. Opioid Endogen
• Zat opioid yang diproduksi secara alami di dalam tubuh
• Reseptor opioid adalah bagian dari sistem opioid endogen, yang
merupakan sistem internal tubuh untuk mengatur rasa sakit,
penghargaan, dan perilaku adiktif.
• Opioid endogen dan reseptornya didistribusikan secara luas ke seluruh
sistem saraf pusat dan perifer, terutama bagian dari sistem yang
mengatur rasa sakit, emosi, penghargaan, respons stres, motivasi,
kecanduan obat, dan kontrol otonom
8. Opiodi Eksogen
• Opioid yang berasal dari luar
• Opioid eksogen beraksi secara postsinaps pada neuron ordo kedua
(sekunder) atau interneuron pada substansia gelatinosa
9. Jenis Opioid
• Obat-obat golongan opioid bekerja dengan cara berikatan
pada reseptor pada sistem saraf pusat.
• Opioid diklasifikasikan berdasarkan proses pembentukannya
menjadi 3 kelompok yakni opioid alami, semi sintetis dan
sintesis.
• Opioid alami adalah morfin, codein dan papaverin.
• Opioid semi sintesis adalah diamorfin (heroin), dihidromorfin,
buprenorfin, dan oksikodon.
• Opioid sintesis adalah petidin, fentanil, methadone, alfentanill,
ramifentanil dan tapentadol
10. Penatalaksanaan opioid use disorder
• Penatalaksanaan opioid use disorder atau penyalahgunaan
opioid bergantung pada kondisi pasien.
• Pada pasien dengan intoksikasi, penanganan
kegawatdaruratan menjadi fokus terapi.
• Pada pasien dengan ketergantungan opioid, diberikan terapi
sulih untuk dapat menghentikan penggunaan opioid tanpa
menyebabkan gejala withdrawal (putus obat).
• Pasien dengan gejala withdrawal diberikan penatalaksanaan
simptomatis untuk mengurangi gejala
11. withdrawal (putus obat).
• Putus zat opioid dapat menyebabkan timbulnya gangguan fisik dan
atau psikologis.
• Putus zat opioid dapat merupakan suatu keadaan emergensi yang
harus segera ditangani agar tidak menimbulkan kematian atau
penderitaan bagi pasien
• Tanda tandanya : Suasana perasaan tidak senang (disforik), mual
muntah, nyeri otot, lakrimasi dan/ atau rinore, dilatasi pupil,
piloereksi, atau berkeringat, diare, menguap, demam, Insomnia
12. • Pada kasus intoksikasi, penatalaksanaan utama adalah mengatasi
kegawatdaruratan yang terjadi, diikuti dengan pemberian nalokson.
• Pada kasus withdrawal dapat diberikan buprenorfin selama 4-8
hari
• Edema pulmonal adalah komplikasi yang paling sering terjadi
pada opioid use disorder.
• Perhatian penting dalam prognosis opioid use disorder adalah
kemungkinan kekambuhan yang cukup besar (25-79%)