3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
Mutasi pada Bunga Krisan
1. Mutasi pada BUNGA Krisan
(Chrysanthemum )
1.Nurul Khomsiyatun H0811063
2.Rahma Rizky W. H0811071
3.Christanty Ayu I.W. H0813036
2. PENDAHULUAN
KLASIFIKASI
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Asterales
Famili: Asteraceae
Genus: Chrysanthemum
Spesies: Chrysanthemum x grandiflorum
3. PENDAHULUAN
MUTASI
Merupakan perubahan materi genetik, baik
pada tingkat DNA ataupun pada tingkat
kromosom. Organisme yang mengalami
mutasi genetik disebut mutan, sedangkan
senyawa atau materi yang dapat
menyebabkan mutasi disebut mutagen.
Mutagen yang sering digunakan adalah
radiasi (penyinaran), misalnya sinar
ultraviolet, sinar gamma, sinar-X; atau
senyawa kimia (Pujiyanto, 2008)
4. REVIEW
Bunga krisan yang dikenal saat ini
merupakan hibrida-hibrida yang
kompleks yang berasal dari pemuliaan
tanaman selama puluhan tahun. Salah
satu jalan pintas untuk meningkatkan
keragaman genetik pada krisan potong
adalah dengan induksi mutasi melalui
iradiasi sinar gamma.
5. REVIEW
Datta et al (2005) melakukan penelitian
penyinaran floret Chrysanthemum morifolium
Ramat. cvs. Flirt, Puja, Maghi dan Sunil dengan
500 dan 1000 rad sinar gamma. Frekuensi
regenerasi langsung tunas menurun dalam
floret dengan perlakuan sinar gamma. Efek
radiasi ditemukan pada tanaman-regenerasi
dari eksplan floret dengan perlakuan sinar
gamma dan juga pada tinggi tanaman, ukuran
daun dan bunga.
6. REVIEW
Menurut Sihombing (2004), perlakuan iradiasi
sinar gamma menyebabkan penurunan jumlah
daun dan tinggi planlet. Selain itu, seiring
dengan peningkatan dosis iradiasi, viabilitas
planlet saat aklimatisasi mengalami penurunan.
7. REVIEW
Penelitian Kumari et. al. (2013) menunjukkan
bahwa semua perlakuan sinar gamma secara
signifikan mengurangi jumlah daun dan
diameter batang. Pengurangan ini meningkat
seiring dengan peningkatan dosis. Kelainan
tanaman meningkat setelah dilakukan iradiasi
dengan intensitas pemberian sinar gamma
yang berbeda. Kelainan yang terjadi pada daun
meliputi perubahan bentuk daun dan ukuran.
8. REVIEW
Penelitian Sanjaya (2004) mengemukakan
bahwa iradiasi sinar gamma pada varietas
krisan memiliki tujuan untuk mendapatkan
mutan-mutan yang sesuai dengan preferensi
konsumen dan meningkatkan keragaman
genetik krisan dalam upaya memperkaya
koleksi plasma nutfah.
9. REVIEW
Berdasarkan penelitian Zalewska et. al. (2011)
yang mengunakan tiga kultivar krisan sebagai
objek penelitian dan radiasi gamma sebesar 15
Gy diperoleh hasil bahwa radiasi gamma pada
dosis 15 Gy dapat berhasil diterapkan in vitro
sebagai faktor mutagenik dalam pemuliaan
krisan. Induksi mutagenesis juga telah terbukti
sangat efektif dalam metode pemuliaan krisan.
10. REVIEW
Penelitian Lamseejan et. al. (2000),
menunjukkan bahwa dengan menggunakan
teknik kultur jaringan dalam kombinasi dengan
sinar gamma, mutan warna bunga dapat
diisolasi dan dibiakkan secara in vitro sehingga
dapat menghasilkan bunga krisan varietas
baru.
11. REVIEW
Penelitian Zalewska et al. (2010) tentang
mutagenesis somatik menunjukkan bahwa
dalam waktu yang singkat dari seorang induk
kultivar saja dapat memperoleh banyak mutan
yang menarik, sehingga menciptakan
kelompok kultivar baru. Iradiasi gamma pada
dosis 15 Gy telah dianggap sebagai faktor
mutagenik yang lebih efektif daripada iradiasi
X.
12. 1. Warna
Menurut penelitian Lema-Rumiska et al. (2004),
pembentukan warna baru pada bunga yang
disebabkan oleh mutasi nampaknya terkait dengan
penghilangan materi genetik baru. Warna turunan
dalam krisan ditentukan oleh dua lapisan sel, yatu
lapisan sel L1 dan L2.
Sedangkan penelitian Kumari et. al. (2013)
mengemukakan bahwa perubahan warna bunga
diamati dalam bentuk chimera.Hasil penelitian
menunjukkan berbagai warna bunga dari kuning,
oranye, pink cahaya untuk ungu gelap nampak pada 10
dan 15 Gy.
13. 2. Efek Radiasi pada Karakter Vegetatif
Kumari et. al. (2013) menunjukkan bahwa sinar gamma
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kelangsungan
hidup dan pertumbuhan tanaman. Iradiasi gamma secara
signifikan mengurangi persentase kelangsungan hidup
tanaman. Semakin besar dosis sinar gamma yang diberikan,
semakin besar pula tingkat penurunan kelangsungan hidup
tanaman.
Penelitian Dwimahyani (2007) menyatakan pertumbuhan
tanaman dari masing-masing dosis menunjukkan
perbedaan, baik dalam tinggi tanaman maupun dalam
proses pembungaan. Tanaman dosis 15 Gy ke atas
berbunga lebih lambat dan tanaman menjadi kerdil. Dosis
optimal untuk iradiasi kultivar Pink Fiji adalah 10-15 Gy.
14. Lanjutan 2…
Poole melalui penelitiannya pada tahun 1962
melakukan percobaan dengan hasil waktu
penerapan radiasi, tingkat nitrogen dan kalium,
serta dosis radiasi mempengaruhi persentase
pertumbuhan. Waktu penerapan radiasi, nitrogen
dan radiasi mempengaruhi persen mutasi yang
dihasilkan.
15. 3. Efek Radiasi pada Karakter Bunga
Penelitian Kumari et. al. (2013) menjelaskan bahwa karakter
bunga dari berbagai krisan secara signifikan dipengaruhi
oleh berbagai iradiasi sinar gamma. Keterlambatan inisiasi
tunas bunga dapat disebabkan karena pengurangan dalam
proses fisiologis. Keterlambatan inisiasi tunas pada akhirnya
akan mengakibatkan terlambatnya pemekaran bunga.
Peningkatan dosis sinar gamma secara signifikan juga
mengurangi jumlah kepala bunga per tanaman.
Sementara menurut penelitian Barakat (2010),
menunjukkan bahwa dosis iradiasi 0,5 Gy adalah dosis
yang paling efektif dalam mendorong mutasi dalam bentuk
bunga dan jumlah kuntum per kepala bunga.
16. 4. Efek Radiasi pada Palynological dan
Karakter Anatomi
Kumari et. al. (2013) menjelaskan bahwa iradiasi
sinar gamma memiliki pengaruh secara signifikan
terhadap kesuburan serbuk sari. Pada dosis sinar
gamma yang lebih tinggi serbuk sari menjadi keriput,
ini menunjukkan penurunan adanya kesuburan.
Dalam penelitian ini sinar gamma dosis 10 Gy dan
15 Gy ditemukan baik dalam induksi mutasi yang
berguna untuk mengubah warna bunga dan
bentuknya.
17. 5. Resistensi Terhadap Penyakit
Hasil penelitian Kumar (2012) menjelaskan
adanya peningkatan ketahanan tanaman
terhadap bercak daun menggunakan
mutasi in vitro dan seleksi. Penelitian ini
mengungkapkan bahwa tanaman krisan
memiliki resistensi yang lebih besar
terhadap penyakit bercak daun setelah
dilakukan mutasi.