1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah.
Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang menghubungkan, menjodohkan,
melatih manusia agar memiliki kebiasaan bekerja untuk dapat memasuki dan
berkembang pada dunia kerja (industri), sehingga dapat dipergunakan untuk
memperbaiki kehidupannya. Hal tersebut dijelaskan dalam Undang-Undang No. 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 12 Ayat 1b bahwa setiap
peserta didik pada tiap satuan pendidikan berhak mendapatkan layanan pendidikan
sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.
Di SMK Negeri 1 Kebonsari adalah SMK Negeri dalam pengembangannya
Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Madiun yang diharapkan mampu
menerapkan Kurikulum Nasional dengan kombinasi kurikulum karakter yang
berbasis kompetensi peserta didik. Proses pembelajaran yang kombinasi karaktaer
berbasis kompetensi peserta didik ini, mengisaratkan adanya perubahan dalam
sistem pembelajaran. Perubahan yang diharapkan adanya proses pembelajaran yang
terlaksana secara menarik, bermakna dan melibatkan sumberdaya yang ada serta
melibatkan aktifitas peserta didik.
Pelajaran mata pelajaran produktif merupakan mata pelajaran pokok yang
mempunyai sumber belajar luas dan berhubungan langsung dengan benda kerja dan
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari – hari bagi peserta didik. Materi
pembelajaran Memperbaiki/Servis Sistem Pengapian dan Komponen- komponennya
di kelas XII progran keahlian teknik kendaraan ringan (TKR) adalah mata pelajaran
produktif yang termasuk kompetensi kejuruan dan bersifat wajib harus melakukan
praktik. Untuk memudahkan penguasaan konsep/materi bagi peserta didik, maka
guru harus memiliki kemampuan melaksanakan pembelajaran yang interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang dan memotivasi. (I. Nyoman Degeng, 2007)
2. 2
Kondisi awal kelas XII TKR-C Program Studi Teknik Kendaraan Ringan
memiliki rata-rata nilai ulangan harian pada pelajaran Memperbaiki/Servis Sistem
pengapian dan komponennya paling rendah dari 3 kelas yang diajar oleh peneliti
dengan KKM 78,0 jumlah peserta didik 33, yaitu 48 % tuntas, (16 siswa ) dan
peserta didik yang tidak tuntas 52% (17 tidak tuntas). sedangkan kreaktifitas
belajar peserta didik dalam proses pembelajaran praktik cenderung kurang aktif,
yaitu 35 % berpredikat baik ( 11 siswa ), 10 % kreaktif dan 35 % kurang kreaktif,
dan peserata didik dalam pemahaman materi , 29, 09 % masih rendah, 37,57 %
sedang dan 29, 69 % , nilai tersebut masih dibawah KKM yang ditetapkan oleh
MGMP Produktif SMK Negeri 1 Kebonsari yaitu 7,80, hal ini sangat kurang
memuaskan bagi peneliti karena peneliti juga guru pengajar kompetensi tersebut,
sehingga perlu untuk ditingkatkan. Aktifitas peserta didik dalam proses pembelajaran
perlu ditingkatkan dengan pendekatan pembelajaran konstruktif dan merubah metode
pembelajaran yaitu dengan metode pembelajaran Project Work.
Pembelajaran Project Work adalah pembelajaran yang metode pembelajaran
yang mengarahkan peserta didik pada prosedur kerja yang sistematis dan standart
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. dengan membagi kelas menjadi kelompok
kecil. proses belajar dimana peserta didik diberi dorongan untuk lebih mengontrol
proses belajar mereka semdiri. Peran guru pembimbing/instruktur hanyalah menjadi
fasilitator dan organisator untuk menyediakan sumber-sumber dan dukungan bagi
para peserta didik. Sebaliknya, para peserta didik belajar dengan dan dari satu sama
lain saat mereka mengidentifikasi dan mengimplementasi solusi-solusi terhadap
tantangan, masalah dan masalah-masalah yang berkembang lainnya. Para peserta
didik dapat juga menetapkan sasaran mereka sendiri dan bertanggung jawab
terhadap penilaian proses belajar.
3. 3
Disamping menekankan pada interaksi antar peserta didik, dimana peserta
didik belajar secara berkelompok dan berkomunikasi secara aktif dengan sesamanya
untuk menuangkan ide dan gagasan tentang materi yang sedang dibahas. Hal ini
sesuai pendapat Muhammad Nur, bahwa peserta didik akan lebih mudah memahami
materi pembelajaran yang dijelaskan oleh temannya dibandingkan penjelasan dari
guru karena taraf pengetahuan, pemahamam serta ketrampilan mereka lebih sejalan
dan sepadan.
Dalam pembelajaran Produktif khususnya Memperbaiki/Servis sistem
pengapian konvensional di kelas XII semester 1 materi yang disampaikan praktik
yaitu materi ini merupakan kompetensi tentang memperbaiki/servis sistim
pengapian dan komponennya. Topik ini membahas tentang praktik sistem
pengapian dan memperbaiki/servis sistem pengapian dan komponennya. Materi
yang paling diperlukan ketelitian dan ketepatan dalam mempelajari engine.
Peneliti berusaha membuat media pembelajaran yang yang menarik perhatian
peserta didik dan peserta didik mampu membuat sendiri sebagai bentuk
perkembangan skill science yang dimilikinya. Kerjasama antara guru pembimbing
dan peserta didik dalam membuat alat peraga merupakan suatu proses pembelajaran
yang melibatkan peserta didik secara langsung dalam pembelajaran. Dalam
pembelajaran berbasis kompetensi menuntut peserta didik untuk dapat berperan
aktif dalam proses pembelajaran. Tuntutan ini merupakan indikator ketercapaian
tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran. Keberhasilan dan kualitas
pembelajaran sangat ditentukan oleh partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.
( Susanto dalam Husnul Chotimah, 2006 ).
Pembelajaran yang difasilitasi ini atau metode pembelajaran Training on
Trainer merupakan sarana paling tepat untuk meningkatkan ketrampilan maupun
hasil belajar peserta didik sesuai konsep proses pembelajaran dalam Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan. Pembelajaran kontekstual project work yang
4. 4
merupakan konsep belajar yang mengaitkan antara materi di kelas dengan situasi
dunia nyata/di bengkel praktik. . Pembelajaran demikian akan mendorong peserta
didik mampu membuat hubungan antara pengetahuan yang sudah dimilikinya
dengan situasi dunia nyata/bengkel dalam kehidupan mereka sebagai anggota
keluarga maupun masyarakat.
Melalui konsep itu, hasil pembelajaran dan ketrampilan diharapkan lebih
bermakna bagi peserta didik. Sejalan dengan itu, menurut Winarno, dkk (2000)
belajar akan bermakna apabila peserta didik dapat menghubungkan informasi baru
dengan informasi yang telah diketahui,dapat belajar secara kreatif, peka, madiri dan
bertanggung jawab dan dapat belajar berdasarkan materi pelajaran yang disusun
secara logis.Sedangkan proses pembelajaran project work yaitu pembelajaran yang
memerlukan pendekatan pengajaran melalui kelompok kecil para peserta didik
untuk bekerja sama dalam memaksimalkan tujuan belajar
(Nurhadi & Sinduk, 2003 : 20).
Rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa dalam mata pelajaran tersebut
diatas disebabkan oleh berbagai faktor. antara lain kurangnya media yang memadai
sebagai sarana praktik sistem pengapian konvensional, metode pembelajaran yang
kurang tepat sehingga pembelajaran dalam bentuk pengalaman tidak cukup diperoleh
peserta didik. Salah satu peluang untuk memberikan pengalaman kepada peserta didik
adalah dengan merubah metode pembelajaran yaiu dengan menggunakan metode
Project Work dengan menggunakan media yang bisa menunjukkan dengan jelas
kepada peserta didik tentang cara kerja sistem pengapian konvensional dalam bentuk
tayangan video maupun animasi.
Cara ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang cara kerja
tiap komponen pada rangkaian yang dipelajarinya. Sistem pengapian ini digunakan
khususnya kendaraan berbahan bakar bensin. Hal ini disebabkan karena pada mesin
bensin campuran bahan bakar dengan udara yang dikompresikan pada ruang bakar
5. 5
tidak bisa terbakar jika kesulitan belajar, pada umumnya peserta didik memiliki
jawaban yang sama tentang kesulitan belajar sistem kelistrikan, yaitu karena cara
kerja rangkaian kelistrikan tidak bisa diamati secara kasat mata, tetapi melalui
pengukuran dan pengujian.
Dalam pembelajaran terdapat beberapa metode, metode yang digunakan
peneliti adalah : Project Work yaitu metode pembelajaran yang mengarahkan
peserta didik pada prosedur kerja yang sistematis dan standart untuk menyelesaikan
suatu pekerjaan. dengan membagi kelas menjadi kelompok kecil. membagi kelas
menjadi kelompok kecil yang bekerja dengan menggunakan media pembelajaran dan
masing – masing kelompok salah satu ditunjuk menjadi ketua kelompok . Langkah-
langkah dalam metode project work yang dilakukan peneliti adalah: (1) guru
membentuk kelompok yang anggotanya 4-5 orang secara heterogen , (2) guru
memberikan tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota dan setiap
kelompok akan di kerjakan saat praktik dan dipresentasikan hasil karyanya, (3) guru
menyiapkan soal, job sheet serta langkah-langkah kerja jawaban yang masing-
masing ditulis dalam lembar jawaban, (4) saat evaluasi tiap kelompok diberi satu set
job sheet soal, satu set kartu jawaban, lembar penilaian dan dicatat dalam lembar
evaluasi, (7) guru dan peserta didik bersama-sama merefleksikan hasil pemelajaran.
Belajar dengan metode Project Work kedenganan jarang di gunakan pada siswa
SMK sehingga proses belajar mengajar terkesan fleksibel dan membosankan. Untuk
itu peneliti berusaha mengemas pembelajaran dengan metode ini dengan
menggunakan media pembelajaran animasi yang dirancang untuk pembelajaran dan
juga sebagai alat evaluasi pembelajaran.
Peneliti juga mendiseminasikan metode ini di forum MGMP Kabupaten
Madiun dan dilaksanakan di SMK Negeri 1 Kebonsari dan SMK yang lain dengan
hasil yang memuaskan. Inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian
dengan judul :“ METODE PEMBELAJARAN PROJECT WORK UNTUK
6. 6
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS XII TKR-C
PADA MATERI PEMBELAJARAN SISTEM PENGAPIAN DI SMK NEGERI
KEBONSARI TAHUN PEMBELAJARAN 2013 -2014.
B. Rumusan Masalah.
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Apakah penggunaan metode pembelajaran PW (Project Work ) pada materi
Memperbaiki sistem pengapian dan komponennya dapat mengningkatkan
kreaktifitas peserta didik klas XII TKR-C di SMK Negeri 1 Kebonsari pada
Tahun Pembelajaran 2013/2014?
2. Apakah metode pembelajaran PW (Project Work ) dapat meningkatkan hasil
belajar peserta didik pada materi Mempebaiki/Servis sistem pengapian dan
komponenya di kelas XII TKR-C SMK Negeri 1 Kebonsari Tahun
Pembelajaran 2013/2014?
C. TUJUAN PENELITIAN
T ujuan penelitian ini adalah :
1. Mendeskripsikan metode pembelajaran PW ( Project Work )
dapat meningkatkan kreaktifitas bagi peserta didik kelas XII program
keahlian TKR pada Kompetensi memperbaiki/servis sistem pengapian dan
komponenya di SMK Negeri 1 Kebonsari Tahun Pembelajaran 2013/2014.
2. Mengetahui efektifitas penggunaan metode pembelajaran PW (Project
Work) pada kompetensi dasar Servis/Memperbaiki sistem Pengapian dan
7. 7
komponenya dapat meningkatkan hasil belajar bagi peserta didik di kelas
XII SMK Negeri 1 Kebonsari Tahun Pembelajaran 2013/2014.
D. Manfaat Penelitian.
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :
1. Bagi peserta didik.
a. Para peserta didik dapat memiliki kesempatan untuk mengembangkan
kemampuannya maupun ketrampilan secara optimal sehingga memiliki
pengalaman dan ketrampilan dalam pembelajaran yang bermakna.
b. Para peserta didik dapat bersaing secara terbuka dengan teman sejawat
dengan authentic assessment yang dikembangkan.
c. Para peserta didik dapat belajar secara mandiri, dan menciptakan suasana
belajar yang kondusif, konstruktif, menyenangkan, menantang dan
memotivasi peserta didik.
d. Para pserta dapat belajar menjadi trainer yang baik bagi sesamanya dan
mampu mengembangkan kerjasama dan tenggang rasa yang tinggi.
e. Para peserta didik dapat mengembangkan keterampilan belajar secara
menyeluruh meliputi keterampilan kognitif, praktik dan afektif.
2. Bagi peneliti:
a. Peneliti dapat memperbaiki metode pembelajaran secara inovatif, kreatif
dan menyenangkan bagi peserta didik.
b. Peneliti dapat mengatasi masalah pembelajaran yang dihadapi bersama
peserta didik di kelas.
c. Peneliti dapat melakukan inovasi pembelajaran dengan menerapkan
macam-macam metode pembelajaran seperti PW (Project Work ), Make a
Macth, STAD (Student Teams Achivement Devisions) dan lainnya
8. 8
dengan menggunakan media pembelajaran berbasis ICT untuk diterapkan
pada konsep-konsep lain yang diajarkan.
E. Devinisi Operasional.
Dalam penelitian ini devinisi operasional yang harus dipahami yaitu:
1. Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru dalam
kegiatan belajar mengajar di kelas.
2. PW (Project Work) adalah contoh metode pembelajaran yang
mengarahkan peserta didik pada prosedur kerja yang sistematis dan
standart untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. dengan membagi kelas
menjadi kelompok kecil.yang di fasilitasi yang dikembangkan dalam
praktik memperbaiki/servis sistem pengapian dan komponenya atau
inovasi dalam pembelajaran konvensional.
3. Hasil belajar kognitif dan psikomotor adalah hasil belajar yang mengukur
kemampuan, kecerdasan peserta didik. Hasil belajar kognitif diperoleh
dari jawaban instrument berupa test tulis maupun praktik dengan bentuk
soal uraian jawaban singkat .
4. Materi Memperbaiki sistem pengapian dan komponenya yang diajarkan
adalah Kompetensi Rangakaian sistem pengapian dan penyetelan platina.
Yang di gunakan penliti untuk mengjarkan materi tersebut dengan
menggunakan metode Project Work
Dalam penelitian ini metode pembelajaran PW ( Project Work ) dengan
pengorganisasian isi materi diharapkan:
1. Pembelajaran aktif lebih efektif daripada yang pasif / hanya menerima
informasi dari guru.
9. 9
2. Pengalaman belajar dan mengajar diperoleh bersama antara guru dan
peserta didik..
3. Penyeimbangan antara kegiatan ceramah dan aktivitas kelompok kecil
peserta didik adalah bagian dari peran penting guru.
4. Mengambil peran dalam aktivitas kelompok kecil peserta didik dapat
mengembangkan daya kecakapan berpikir tinggi (higher order thinking
skills) dan dapat meningkatkan kemampuan individu untuk menggunakan
pengetahuannya.
5. Meningkatkan rasa tanggungjawab belajar bagi individu siswa sebagai
anggota suatu kelompok, mendorong aktivitas pengembangan
intelektualnya.
6. Menyampaikan gagasan individu dalam suatu kelompok kecil menentukan
tingkat kemampuan siswa, mencerminkan hasil proses berpikir dan landasan
asumsi yang dipakainya.
7. Mengembangkan ketrampilan kerjasama dan ketrampilan sosial melalui
saling memberi dan menerima membangun kesepakatan kelompok
merupakan bagian dari pendidikan budaya.
8. Pengajaran akan semakin efektif jika diikuti strategi elaborasi, yakni dengan
penggunaan epitome yang berisi motivator, analogi dan sintesis dengan
menggunakan alternatif rancangan pengajaran jenis konseptual, prosedural,
teoritik dan prasyarat belajar (Reigeluth, 1983, tersedia di
http://tip.psychology.org/ reigelut.html
Keterbatasan penelitian yang dilakukan peneliti adalah penelitian hanya
dilakukan pada sampel dimana peneliti mengajar dan materi yang dipilih adalah
materi yang mempunyai kualifikasi sederajat yaitu rangkai dan penyetelan sistem
pengapian. Hasil penelitian yang diharapkan adalah adanya hasil belajar peserta didik
yang baik dengan metode pembelajaran kooperatif project Work. Sesuai asumsi
10. 10
bahwa pembelajaran kooperatif atau kolaboratif mampu menumbuhkan kreatifitas,
demokrasi, ketergantungan positif dan memadukan aktivitas intelektual, sosial dan
emosi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Projek Work ( PW ).
Karakteristik Pembelajaran project work memadukan unsur belajar
berlatih dan bekerja diharapkan akan dapat menjawab kekurangan-kekurangan yang
terjadi pada model pemelajaran konvensional .Metoda dengan pendekatan tugas
akhir/project work ini banyak digunakan pada lembaga lembaga pendidikan dan
pelatihan yang mempersiapkan peserta didik untuk memasuki dunia kerja. Strategi
pembelajaran yang difasilitasi atau proses belajar dimana peserta didik diberi
dorongan untuk lebih mengontrol proses belajar mereka. Peran guru hanyalah
menjadi fasilitator dan organisator untuk menyediakan sumber-sumber dan dukungan
bagi para peserta didik. Sebaliknya, para peserta belajar dengan dan dari satu sama
lain saat mereka mengidentifikasi dan mengimplementasi solusi-solusi terhadap
tantangan, masalah dan masalah-masalah yang berkembang lainnya. Mereka dapat
juga menetapkan sasaran mereka sendiri dan bertanggung jawab terhadap penilaian
proses belajar.
11. 11
Teknik ini biasanya digunakan pada pendidikan pelatihan dan pendidikan
yang lebih formal. Ini mungkin bukan merupakan metode yang oleh para guru
dalam bidang pelatihan dapat digunakan secara khusus, namun metode ini
menawarkan beberapa teknik dan pendekatan yang dapat disatukan ke dalam
kursus-kursus pelatihan yang dilakukan selama beberapa hari. Sebagai contoh,
meminta para peserta didik untuk bekerja secara independen menyusun suatu
rencana tindak, yang berkaitan dengan isi kursus namun disesuaikan menurut
kebutuhan mereka.
Pembelajaran ini didasarkan pada dasar pemikiran/alasan bahwa semakin
banyak tanggung jawab yang diemban oleh peserta untuk proses belajar mereka
sendiri, maka semakin efektif pelatihan atau pendidikan tersebut. Keuntungannya
adalah : 1) .melakukan pekerjaan nyata; 2) mulai dari merancang sampai
pelaporan; 3) tidak terbatas di dalam kelas; 4)memberikan keleluasaan kepada
peserta didik untuk berkreasi; 5) lingkup pekerjaan relatif lebih luas. 6)
mempertimbangkan nilai ekonomis.
Terjadi perpaduan serasi (pengintegrasian) antara pembelajaran dan
penilaiandalam aktivitasproject work.Di satu sisi terjadi proses pembelajaran
yangmerupakan wujud dari pendekatan pembelajaran berbasis
produksi( productionbased training ),di mana peserta didik diarahkan
untukmengerjakan/menyelesaikan suatu pekerjaan/tugas secara utuh
danterstandar; mulai dari tahap perencanaan(proposal) pelaksanaan,
hinggapemaparan hasil(pelaporan) Di sisi lain terjadiproses penilaian
secaraberkelanjutan sesuai dengan tahapan pelaksanaan kegiatan. Akhirnya
pesertadidikyang diuji (peuji) dinyatakan berhasil menyelesaikan
tugas/pekerjaandan lulus atau kompeten, bila berdasarkan hasil penilaian
terbuktikemampuan kinerjanya ( performance ) sudah memenuhi kriteria kinerja
yang ditentukan, dan produk yang dihasilkan memenuhi persyaratan/spesifikasi
12. 12
.
Dalam pembelajaran terdapat beberapa metode, metode yang digunakan
peneliti adalah : PW ( Project Work) yaitu metode pembelajaran dengan
mefasilitasi membagi kelas menjadi kelompok kecil yang bekerja dengan
menggunakan media pembelajaran dan masing – masing kelompok salah satu
ditunjuk menjadi ketua kelompok . Langkah-langkah dalam metode PW yang
dilakukan peneliti adalah: (1) guru membentuk kelompok yang anggotanya 4-5
orang secara heterogen , (2) guru memberikan tugas kepada kelompok untuk
dikerjakan saat praktik dan dipresentasikan hasil karyanya, (3) guru menyiapkan
soal, job sheet serta langkah-langkah kerja jawaban yang masing-masing ditulis
dalam lembar jawaban, (4) saat evaluasi tiap kelompok diberi satu set job sheet
soal, satu set kartu jawaban, lembar penilaian dan dicatat dalam lembar evaluasi,
(7) guru dan peserta didik bersama-sama merefleksikan hasil pemelajaran.
Metode pembelajaran PW (Project Work) memiliki karakter lebih
menantang, kompetitif dan membutuhkan kejelian peserta didik dalam menjawab
soal. Dalam pembelajaran menggunakan metode PW siswa dituntut untuk
kerjasama team yang baik untuk memperoleh nilai lebih baik dibandingkan team
yang lain. Sebelum melaksanakan evaluasi pembelajaran dengan metode PW
diharapkan setiap anggota kelompok mampu menjadi tutor bagi anggota lain
dalam memahamkan konsep/ materi yang akan dibahas berdasarkan kartu materi
yang telah dibuat team. Dari proses kegiatan belajar dengan menggunakan
metode pembelajaranProject Work ini diharapkan nilai hasil evaluasi belajar
siswa secara individu lebih baik
Pembelajaran yang menempatkan peserta didik dalam kelompok-
kelompok kecil yang memiliki perbedaan kemampuan belajar (Muhammad Nur,
2006).Metode pembelajaran ini memusatkan aktifitas pada peserta didik dikelas
13. 13
dengan cara mengelompokkan peserta didik untuk bekerja sama dalam proses
pembelajaran. ( A. Lie, 2001 )
Unsur-unsur dalam pembelajaran konstruktif menurut Johnson & Johnson
( 1989 ) adalah :
1. Ketergantungan positif
Anggota kelompok harus saling tergantung dalam mencapai tujuan . Jika ada
anggota yang gagal dalam menjalankan tugasnya , maka setiap anggota harus
membantu memecahkan masalah tersebut dan menerima konsekuensinya.
2. Kemampuan indivudual
Seluruh peserta didik dalam satu kelompok memiliki tangung jawab yang
sama untuk melakukan pekerjaan dan menguasai materi yang dipelajari.
3. Manfaat dari penggabungan keahlian yang tepat.
Peserta didik didorong dan dibantu untuk mengembangkan diri dan
mempraktekkan pembangunan kepercayaan, kepemimpinan, pembuatan
keputusan, komunikasi dan konflik menejemen keahlian.
4. Kerjasama artar kelompok.
Anggota kelompok mengatur kelompok secara periodik, menilai apa yang
mereka lakukan dengan baik sebagai sebuah kelompok dan mengidentifikasi
perubahan yang akan mereka lakukan agar fungsi mereka lebih efektif pada
waktu berikutnya.
B. Penbelajaran Konstruktif
Proses pembelajaran dapat berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan
siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa.CTL
menjadi alternatif strategi belajar yang baru.Melalui strategi CTL, siswa
diharapkan dapat belajar melalui mengalami bukan menghafal (Clifford, et al,
2000 dalam Tindangen, 2006). Karakteristik dari pembelajaran kontekstual adalah
14. 14
1) menekankan pada problem solving; 2) mengakui bahwa mengajar dan belajar
adalah keinginan berpikir dalam konteks yang beragam; 3) pengaturan dan
monitor belajar dilakukan oleh siswa itu sendiri; 4) berpegangan kepada kehidupan
siswa yang berbeda-beda; 5) membesarkan hati siswa untuk belajar dari setiap
orang; 6) menggunakan penilaian autentik. Pembelajaran kontekstual melibatkan
tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni kontruktivisme
(contructivism), bertanya (Questioning), menemukan (Inquiry), masyarakat belajar
(Learning Community), pemodelan (Modeling), refleksi (reflection) dan penilaian
sebenarnya (Authentic assesment). Pengertian dari masin-masing komponen
adalah:
1. Konstruktivisme, bahwa pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri. Dalam
pandangan konstruktivis strategi memperoleh pengetahuan lebih diutamakan
dibandingkan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat
pengetahuan.
2. Menemukan/inquiry: strategi inkuiri adalah siswa menemukan sendiri.
Langkah-langkah kegiatan menemukan (inquiri): a). Merumuskan masalah b).
Mengamati atau melakukan observasi, c). Menganalisis dan menyajikan hasil
dalam bentuk tulisan, gambar, laporan, bagan, atau tabel. d).
Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil kegiatan kepada teman sekelas
atau kepada gurunya supaya mendapat masukan. Melalui kegiatan ini akan
memunculkan ide-ide baru, melakukan refleksi, sehingga kemampuan berpikir
siswa dapat dioptimalkan.
3. Bertanya, kegiatan ini dapat diterapkan antara siswa dengan siswa, antara
siswa dengan guru, antara siswa dengan orang lain yang didatangkan ke kelas.
4. Masyarakat belajar, dalam kelas CTL guru disarankan selalu melaksanakan
pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar. Dalam pelaksanaannya
upaya ini dapat berupa kegiatan pembentukan kelompok kecil, pembentukan
15. 15
kelompok besar, mendatangkan ahli ke kelas, bekerja dengan kelas sederajat
atau bekerja dengan masyarakat sekitar sekolah.
5. Pemodelan, dalam sebuah pembelajaran selalu ada model yang bisa ditiru,
misalnya guru memberi model tentang bagaimana cara belajar ,menyusun peta
konsep yang benar atau membina teman sebaya/tentor sebaya.
6. Refleksi, adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir
tentang apa yang akan dilakukan selanjutnya. Pada akhir pembelajaran, guru
menyisakan waktu sejenak agar siswa melakukan refleksi, misalnya
pernyataan langsung tentang apa-apa yang diperolehnya hari itu, catatan atau
jurnal di buku siswa, kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu,
diskusi, hasil karya dan sebagainya.
7. Authentic assesment, kemajuan belajar dinilai dari proses bukan hanya hasil
belajar saja . Penilaian ini dapat dengan berbagai cara. Tes hanya salah satu
cara dalam authentic assesment.
Sejalan dengan itu, Center for Occupational Research and Development
(CORD) dalam Tindangen ( 2006 ) menyampaikan 5 strategi bagi pendidik
dalam rangka penerapan pembelajaran kontekstual, yang disingkat dengan
REACT, yaitu;
1. Relating: belajar dikaitkan dengan konteks pengalaman kehidupan
nyata.
2. Experiencing: belajar ditekankan kepada penggalian (eksplorasi), penemuan
(discovery), dan penciptaan (invention).
3. Applying: hasil belajar dapat diterapkan di dalam konteks pemanfaatannya.
4. Cooperating: belajar melalui konteks komunikasi interpersonal, pemakaian
bersama, dsb.
16. 16
5. Transferring: belajar melalui pemanfaatan pengetahuan di dalam situasi atau
konteks baru. (Depdiknas 2002).
Pengajaran dan pembelajaran kontekstual menekankan pada pola berpikir
tingkat tinggi, transfer pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu serta pengumpulan
data, penganalisisan dan pensintesisan informasi dan data dari berbagai sumber.
Pemahaman materi SMK kelas XII semester 1 tentang praktik memperbaiki sistem
pengapian dan komponennya dapat dibangun melalui proses pembelajaran
konstruktivistik. Banyaknya keanekaragaman hayati yang harus dikenalkan oleh guru
kepada siswa, menuntut guru untuk trampil dan inovatif dalam proses pembelajaran.
Konstruktivistik adalah strategi pembelajaran dimana siswa dapat membangun
(construct) pengetahuannya sendiri dalam proses pembelajaran melalui kegiatan
interaksi dengan fenomena (Jones, 2002). Dengan demikian siswa terlibat secara aktif
dalam pembelajaran untuk memperoleh pengalaman dan pengetahuan barunya.
Menurut I Nyoman Degeng (2007) Ada lima ketrampilan belajar yaitu: 1).Cara
memusatkan konsentrasi, 2).Cara mencatat, 3).Cara mempersiapkan ujian, 4) Cara
membaca cepat, 5).Cara mengingat.
Proses pembelajaran konstruktivistik memberikan keleluasaan pada peserta
didik untuk membangun pemahaman konsep secara mandiri dan berkolaborasi
dengan lingkungan sekitarnya. Proses pembelajaran konstruktivistik dapat dilakukan
dengan pengorganisasian pengajaran dengan strategi elaborasi. Dalam taxonomi dan
analisis obyektif pembelajaran dikenal adanya strategi elaborasi. Strategi elaborasi
adalah cara pengorganisasian pengajaran dengan mengikuti urutan Umum ke Rinci
atau dari yang Sederhana ke Kompleks.(Ibut Priono. L. 2008). Melalui kerjasama
kolaborasi siswa dapat saling belajar tentang keahlian, dengan membangun hubungan
antara sesamanya timbul rasa tanggungjawab terhadap hasil kreasi dan
pengetahuannya, memahami esensi keahlian untuk belajar sepanjang hayat.Sesuai
pendapat Jean McGregor.
17. 17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian.
1. Metode Penlitian
Penelitian ini terdiri atas 2 siklus yaitu siklus I dan siklus II, dimana tiap
siklus dilakukan melalui tahapan perencanaan tindakan, implementasi tindakan
observasi dan refleksi, secara umum alur pelaksanaan tindakan kelas ini
mengacu pada Kemmis dan Taggart (1990) yaitu :
Refleksi
Rencana Tindakan
Observasi
SIKLUS I
18. 18
B. Rencana Tindakan.
Dalam penelitian ini kegiatan dilakukan secara bertahap, diawali
dengan pembuatan Pemetaan SK/KD, Progam Tahunan, Program Semester,
Rencana Pembelajaran, alat evaluasi dan Analisis hasil evaluasi. Adapun
perangkat pembelajaran terlampir. (Lampiran 1)
Adapun materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tentang
Standart Kompetensi 17 KK. Memperbaiki sistem Pengapian dan komponenya
dengan Kompetensi Dasar 17. 1 KK Memperbaiki sistem Pengapian dan
komponennya .Silabus sampai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
terlampir .( lampiran )
Dalam perencanaan ini dimulai dari tanggal 15 Oktober 2013
peneliti bersama guru MGMPS Produktif Teknik Kendaraan Ringan
mendiskusikan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan. Teman guru sejawat
yang mengajar pada level yang sama berperan sebagai kolabor/observer,
Pelaksanaan Tindakan
Refleksi
Rencana Tindakan
Observasi
Pelaksanaan Tindakan
SIKLUS II
19. 19
sehingga pembelajaran juga dikembangkan dalam penelitian ini. Selanjutnya
peneliti membuat instrumen penelitian dibantu dengan kolabor sesama guru
Produktif SMK Negeri 1 Kebonsari yaitu Bapak Nashari, S.Pd. M.Pd, beliau
juga Ketua MGMP Kabupaten Madiun. Pembuatan instrumen penelitian
dilaksanakan sampai tanggal 1 September 2013. Kemudian hasil instrumen
didiskusikan dengan kolabor dan disempurnakan. Penyempurnaan instrumen
dan skenario pembelajaran dilakukan sampai tanggal 15 Nopember 2013.
C. Pelaksanaan Tindakan.
Penelitian dimulai tanggal 1 September 2013- 28 Nopember 2013.
Dengan jadwal penelitian terlampir. ( Lampiran 4). Peneliti merencanakan
metode pembelajaran Projek Work yang dimodifikasi yaitu :
1. Guru membentuk kelompok-kelompok dalam 1 robel menjadi 6 kempok
yang anggotanya 4-5 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi
dan jenis kelamin),
2. Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk dikerjakan praktik sesuai
dengan joob sheet nya oleh anggota dan setiap kelompok akan
mempresentasikan hasilnya,
3. Tiap peserta didik dalam kelompok memberikan idenya untuk merancang
dan menyusun materi yang akan praktekkan dan dipresentasikan.
4. Masing – masing kelompok menentukan wakil kelompok untuk
mempresentasikan hasil pembahasan materi yang telah di praktikkan dengan
media yang sudah disiapkan.
20. 20
5. Guru memberi evaluasi saat evaluasi tiap kelompok diberi petunjuk balngko
petunjik/joob sheet dalam praktik .
6. Peserta didik mengerjakan praktik secara bergantian dalam kelompoknya
sesuai dengan nomor urut, kemudian teman satu kelompok mengevaluasi
hasil praktik.
7. Penutup, guru, kolabor dan peserta didik bersama-sama merefleksikan hasil
pembelajaran..
Tabel 3.1 Sintaks Pembelajaran metode Project Work
Tahap
Belajar
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Eksplorasi Menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Menyampaikan strategi
pembelajaran dengan pendekatan
project work.
Menyampaikan Kompetensi dasar
yang akan dipelajari
Guru membagikan lembar
kerja/joob sheet.
Menyampaikan indikator yang akan
dicapai.
Mengeksplorasi pengetahuan dan
ketrampilan awal siswa melalui
pertanyaan
Merespon motivasi
guru
Aktif memperhatikan
guru
Menjawab pertanyaan
Memperhatikan
penjelasan guru
Mencatat/meringkas`
Melakukan praktik
Eksplanasi Membagi peserta dalam beberapa
kelompok dengan anggota 4-5
peserta didik (tahap mengorganisir
siswa dalam kelompok).
Belajar dalam
kelompok
Merancang,
mendisikusikan dan
21. 21
Memberi tugas praktik peserta
didik, pembuatan rangkuman
materi, langkah-langkah
kerja/joobsheet dalam bentuk media
, untuk teman satu kelompok
(tahap membimbing peserta didik
menyusun materi pembelajaran,
menyusun lembar kerja dan
joobsheet dan kartu jawaban untuk
teman) .
Memfasilitasi pelaksanaan praktik
sebagai fasilitator (tahap
mengembangkan dan menyajikan
hasil karya)
menyusun materi
tugas kelompok
menggunakan media.
Membuat/merancang
joob sheet/langkah-
langkan kerja.
Mempresentasikan
hasil diskusi langkah-
langkah kerja dengan
media yang telah
dibuat. (orientasi pada
masaah)
Ekspansi Memberikan penguatan materi dari
hasil presentasi dan diskusi kelas.
Siswa mendengarkan
dengan aktif dan
melakukan tanya
jawab.
Evaluasi Menilai jalannya paparan materi
presentasi dalam bentuk
Mengadakan tes tulis dengan
menggunakan metode
Melakukan refleksi diakhir siklus
Siswa membuat
resume hasil materi
presentasi
Siswa mengerjakan
soal postes pada
setiap siklus dengan
metode .
Melakukan refleksi
bersama guru dan
kolabor.
D. Observasi.
Selama proses pembelajaran berlangsung, guru dan kolabor
melakukan observasi tentang jalannya pembelajaran dengan mengisi data
isian pengamatan kegiatan siswa. Guru dan kolabor mencatat semua aspek
yang muncul dalam kegiatan belajar mengajar.
22. 22
E. Refleksi.
Guru, kolabor dan peserta didik melakukan refleksi dengan
melakukan diskusi tentang proses kegiatan belajar mengajar yang telah
dilaksanakan. Selama diskusi semua aspek yang terjadi, kendala yang
muncul selama proses pembelajaran dan solusi yang ditawarkan akan
diakomodasikan untuk menentukan perencanaan kegiatan pada siklus
berikutnya.Guru, kolabor dan siswa bersama-sama menentukan
perencanaan untuk perbaikan pada proses pembelajaran berikutnya.
F. Subyek penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Kebonsari dengan
populasi rombongan belajar kelas XII tahun pelajaran 2013/2014 yang
terdiri atas 4 kelas dan peneliti mengajar 3 kelas.Subjek penelitian yang
dipilih peneliti adalah kelas XII dengan criteria nilai rata - rata hasil
ulangan harian sebelumnya lebih rendah dibandingkan kelas yang lain
yaitu 7,50. Sedangkan aktivitas siswa selama proses pembelajaran
cenderung kurang aktif dibandingkan dengan kelas yang lain. Kondisi ini
yang mendorong peneliti menerapkan metode pembelajaran PW ( Prpjct
Wrk ) dikelas XII-C dengan harapan nilai rata-rata ulangan harian akan
meningkat dan pembelajaran berjalan lebih efektif.
Tabel 3.2. Subjek penelitian
Sekolah Kela
s
Jumlah
siswa
Keterangan
SMKNegeri
1 Kebonsari
XII -
C
33 Siswa Putra = 32 dan Putri = 1
Tingkat kecerdasan siswa
dianggap relative sama sehinga
kelompok dipilih secara urut
23. 23
absensi
Tabel 3.3 Daftar kelompok kelas XII
Mata Pelajaran : memperbaiki Sistem Pengapian dan
Komponenya
NO KELOMPOK NAMA_SISWA
1 I INKE AMPRELIA
2 I IRVAN EKO FEBRIANTO
3 I JEFRY RISQI ANTORO
4 I JOKO PURNOMO
5 I JOKO SISWANTO
6 II KHOIRUL NASIKIN
7 II KIKI NOVIANTO
8 II KUKUH SUPRIYADI
9 II KUSNUL ABIDIN
10 II LILIK FACHRUDIN
11 III LUKMAN SYAHROWI
12 III MAULANA MALIK
13 III MEDA DENI KRISTANTO
14 III MIS BAKRUL MUNIR
15 III MOHAMAD ZIDNY TAUFIQY
16 IV MUCHSON AS'ARI
17 IV MUHAMMAD ABDUH ROBI'IY
18 IV MUHAMAD FIKRI WIDYA UTAMA
19 IV MUHAMAD ALFAN
20 IV MUHAMMAD IQBANUL 'ULUM
21 V MUHAMMAD NASHRUDDIN
22 V MUHAMMAD NURKHOLIS
23 V MUHAMMAD YUSRON A.
24 V MUKLAS EGI SAPUTRA
25 V MUNIRUL IKHWAN
26 V NANANG PRASETYONO
27 VI NUR KHOIRUDIN
28 VI OKI BAMBANG IRAWAN
29 VI ONGKY TYAN NUGROHO
30 VI PERMADI CAHYO NUGROHO
31 VI PRIANTOKO
32 VI PRIYO PRASETIO
33 VI RAHMAD HIDAYAT
24. 24
G. Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini dilaksanakan di SMK Negeri
Kebonsari, Kabupaten Madiun pada tahun pelajaran 2013/2014. PTK ini
dilaksanakan selama 3 bulan yang dimulai pada bulan September sampai
dengan bulan Nopember 3 bulan selama semester ganjil tahun pelajaran
2012 / 2013.
Adapun rincian kegiatan selama penelitian ini dapat dilihat dalam tabel
di bawah ini.
Tabel. 3.5 .Jadwal Penelitian
No Jenis Kegiatan
Bulan / Minggu
September Oktober Nopember
2 3 4 1 3 4 1 2
1
Penyusunan dan
pengajuan Proposal
2
Penyusunan
Rancangan Penelitian
3 Pelaksanaan Siklus I
4
Analisis Siklus I dan
Refleksi
5 Pelaksanaan Siklus II
6
Analisis dan Refleksi
Siklus II
7 Penyusunan Laporan
25. 25
H. Teknik pengumpulan data
Data dalam penelitian ini diperoleh dari :
1. Test yaitu postest yang digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta
didik . Test yang digunakan adalah test buatan guru yang disusun
berdasarkan kompetensi dasar dan indikator ketercapaian proses
pembelajaran.Jumlah soal adalah 10 soal menjawab singkat yang dituliskan
dalam kartu soal dan kartu jawaban. Kisi-kisi soal dan lembar soal terlampir.
(lampiran: 3).
2. Angket yang diberikan pada subjek dengan tujuan untuk mengetahui
efektifitas jalannya metode pembelajaran TOT. Angket atau kuesioner
langsung, tertutup dengan rating-scale. Kuesioner langsung berarti
responden menjawab tentang dirinya dan kuesioner tertutup dengan rating –
sale artinya kuesioner sudah disediakan jawabannya dan responden tinggal
memilih scala/tingkatan yang sesuai responden.
Tabel 3.5. Angket metode pembelajaran TOT .
No
Hal yang dinilai
Rating Jumlah
responde
n
Jum
lah
nilai
Rata-
rata
nilai
Kata
-gori
4 3 2 1
1.
2.
3.
4
5
6
7
8
9
10
Senang mengikuti
pembelajaran
Mudah memahami materi
Tertantang dengan tugas yang
diberikan
Termotivasi untuk belajar
Dapat mengem
ukakan pendapat Diskusi
kelompok bermanfaat
Waktu pembelajaran effektif
Pembelajaran lebih menarik
Berusaha menghargai teman
Berusaha berprestasi lebih baik
26. 26
KEBERHASILAN PESERTA DIDIK DALAM PEMAHAMAN
MATERI PELAJARAN
TAHUN PELAJARAN 2013 -2014
NO. KOMPETENSI DASAR / INDIKATOR
KEMAMP
UAN
KETE
RAN
GAN
R S T
1 07.1 Mengidentifikasikan sistem
pengapian dan komponenya
07.2 Memperbaiki sistem pengapian
dan Komponen komponenya
1. Merangkai sisitem pengapian dan
komponenya.
2. Menyetel Top kompressi sistem
pengapian konvensional.
3. Memeriksa saat pengapian .
4. Menyetel saat pengapian sesuai buku
manual
5. Menyetel Platina .
6. Mengukur sudut dwell
7. Memeriksa kehilangan tegangan
rangkaian
sistem pengapian sesuai buku manual
8. Memeriksa dan mengukur besar tahanan
coil pengapian dengan avometer sesuai
buku manual
9. Memeriksa dan mengukur besar tahanan
kabel tegangan tinggi dan kabel busi
KEBERHASILAN PEMAHAMAN SISWA THD MATERI
Guru Pengajar Peserta didik
Drs. S U K R M I N, M.Pd. (......................................)
NIP. 196307042007 01 1007 NIS
G. Validasi Instrumen.
Validitas instrumen dilakukan dengan uji validitas dan reliabilitas.
27. 27
a. Uji validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkatan kesahihan
suatu instrumen.(Suharsimi,2006:168).Pengujian validitas isi (Content
Validity).Pengujian validitas isi dilakukan dengan membandingkan antara
isi instrumen dengan materi yang telah diajarkan dengan menggunakan
kisi-kisi instrumen. Dalam kisi-kisi terdapat variabel yang diteliti,
indikator tolok ukur dan nomor butir soal (item) pertanyaan atau
pernyataan yang dijabarkan dari indikator.(Sugiyono, 2006:272)
b. Uji reliabilitas dengan menggunakan Alfa Cronbach karena jenis data
adalah soal essay atau angket.
Keterangan :
ri = reliabilitas instrumen.
si
2
= mean kuadrat kesalahan
st
2
= varians total
k = mean kuadrat antara subyek
Rumus untuk varians total dan varians item adalah:
2
2
2
2
n
n
x
x
s t
t
t
n
Jk
Jk
s s
i
i
n 2
2
Jki
jumlah kuadrat seluruh skor item
Jks
jumlah kuadrat subyek
H. Teknik Analisa Data.
Teknik analisis data yang digunakan adalah penghitungan kuantitatif yaitu :
a. Menentukan Mean/ nilai rata-rata dengan rumus :
Dimana:
X = mean/ nilai rata-rata data
X jumlah produk data
n
X
X
ri =
)
1
(
k
k
s
s
t
i
2
2
1
28. 28
n jumlah data/sampel
b. Menentukan Simpangan baku sampel dengan rumus
c. Menentukan varian sampel dengan rumus
d. Analisis Ulangan Harian untuk menentukan Ketercapaian Ketuntasan
Minimum dan menentukan kualifikasi soal dan refleksi kegiatan
selanjutnya.
BAB IV
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A.Hasil Penelitian Kegiatan Pembelajaran.
1. Pelaksanaan kegiatan Pembelajaran Siklus 1.
Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan 2 siklus dengan 4 tahapan
yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi sesuai dengan
diagram Kemmis dan Taggart (1990). Adapun kegiatan yang dilaksanakan
sebagai berikut :
1.1 Tahap perencanaan siklus I
Tahap perencanaan diawali dengan pembuatan Rencana Pembelajarn
efektif, Progam Tahunan, Program Semester, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran ( Rpp ), alat evaluasi berupa kartu soal, joob sheet, kartu
1
2
n
s
x
xi
1
2
1
2
n
x
x
s
29. 29
jawaban, lembar kerja dan soal pengayaan serta membuat format Analisis
hasil evaluasi. Program Tahunan, Program Semester dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran serta alat evaluasi disusun bersama tim guru
produktif Program Keahlian Teknik kendaraan Ringan ( TKR ) SMK
Negeri 1 Kebonsari dalam pertemuan Musyawarah Guru Mata Pelajaran
tingkat Sekolah (MGMPS). Produk pertemuan MGMPS merupakan
standart isi, standart proses dan standart evaluasi dari Kurikulum yang
digunakan di SMK Negeri 1 Kebonsari yaitu Kurikulum Nasional yang
diadaptifkan dengan kurikulum berkarakter. Kombinasi kurikulum, materi
pembelajaran Memperbaiki/Servis sistem pengapian dan komponenya
,menyusun perangkat pembelajaran dan perangkat evaluasi yang
menjadi ciri khas dari proses pembelajaran di SMK Negeri 1 Kebonsari.
1.2 Tahap pelaksanaan siklus I
Tabel 4.1 Skenario Pembelajaran pertemuan 1
Langkah langkah
pembelajaran
PBM wak
tu
Guru siswa
Pertemuan I
1. Kegiatan awal.
1. Berdo a
2. Mengucap salam
3. Membuka KBM
4. Menjelaskan
indikator
pembelajar
5. Menjelaskan
proses
pembelajaran
TOT(Training on
Trainer) inovatif
yang akan
dilaksanakan
Mengucapkan
salam
Bertanya
1. Siswa
diminta
bahan bahan
menjelaskan
apa saja
yang bisa
dibakar dan
menghasil-
kan tenaga.
1. Menjawab
salam
2. Memperhatika
n guru dengan
aktif
3. Bertanya bila
ada yang
kurang
dipahami
7
Jam
15
me-
nit
30. 30
2. Kegiatan inti
1. Memberi
latihan
merangkai
sistem
pengapian dan
komponenya.
2. Menyetel top
kompresi
silinter no. 1
3. Kegiatan akhir
1. Menyimpul
kan materi
pembelajaran
2. Penutup.
1. Mendemostras
ikan rangkaian
gambar sistem
pengapian
2. Menjelaskan
langkah-
langkah
penyetelan top
kompresi.
3. Memberi
latihan soal –
soal dan
merangkai
4. Memberi
jobsheet
5. Mereview
Memberi PR
Memberi
salam
1. Mempersiap-
kan diri
berkelompok
2. Memahami
lembar kerja
siswa yang
diperoleh
3. Melaksanakan
pembelajaran
dengan
melakukan
praktik
merangkai
sesuai materi
4. Menyimak,
merespon dan
mencatat.
5. Mengerjakan
6. Menjawab
salam
6,5
jam
15
me-
nit
Penilaian meliputi :
a) Penilaian kognitif : Hasil test tulis dan lesan tanya jawab.
b)Penilaian praktik : Hasil praktik sesuai joob sheet.
c) Penilaian sikap : Aktifitas dalam pelaksanaan praktik
dan tanya jawabendemonstrasikan
Gambar 4.1Ketua ketua kelompok
mensdemonstrasikan materi
merangkai sistem pengapian dengan metode TOT
32. 32
1.3 Observasi Pertemuan I.
Pertemuan 1 dilaksankan pada hari Sabtu tanggal 7 September 2013 pada
jam pelajaran ke 2-8. Selama proses pembelajaran peserta didik terlihat sangat
antusias dalam mengikuti penjelasan dari guru. Pesertaa didik melakukan diskusi
untuk menyusun resume materi pembelajaran sesuai yang di jelaskan oleh guru
diperoleh dan merancang penyusunan materi dalam bentuk langkah-langkah
merangkai dari sistem pengapian.
Kendala yang muncul adalah para peserta didik belum mengenal macam
macam sistem pengapian dan komponen-komponen sistem pengapian untuk
merangkai ke engine mobil dan masih ragu untuk mempraktikkan, yang tahu
hanya 1 macam sistem pengapian, sehingga guru harus menjelaskan secara
mendetail materi tersebut. Untuk menghasilkan tujuan pembelajaran yang sudah
diprogramkan supaya tujuan pembelajaran bisa terpenuhi semua . Namun
untuk materi mengidentifikasik sistem pengapian, fungsi komponen
33. 33
komponenya dapat dihasilkan dalam waktu pertemuan pertama dan yang lain
sebagai tugas dirumah materi mengidentifikasi sistem pengapian dan
dikumpulkan pada pertemuan ke 2.
Kendala lain antara guru, kolabor dan para peserta didik kurang dapat
mengamati aktifitas setiap peserta didik karena guru dan kolabor masih
membantu siswa dalam memahami materi yang harus diutamakan dalam
pembuatan rangkaian gambar sistem pengapian yang akan dipraktikkan dalam
pertemuan berikutnya. Namun hal ini bukan kendala utama karena secara umum
guru dan kolabor mampu mengamati keterlibatan mayoritas para peserta didik
dalam proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan baik.
Tabel 4.2 Skenario Pembelajaran ke 2
Langkah langkah
pembelajaran
PBM wak
tu
Guru siswa
Pertemuan I
1. Kegiatan awal.
1. Berdo a
2. Mengucap salam
3. Membuka KBM
4. Menjelaskan indikator
pembelajar
5. Menjelaskan proses
pembelajaran
TOT(Training on Trainer)
inovatif yang akan
dilaksanakan
6. Membagikan lembar
kerja kegiatan praktik
tentang memperbaiki
sistem pengapian.
4. Kegiatan inti
1. Memberi latihan
menyetel platina sistem
pengapian dan
Mengucapkan salam
1. Siswa diminta
saling bekerja
sama dalam 1
kelompok
6. Mendemostrasi
kan langkah-
langkah
1. Menjawab
salam
2. Memperha
tikan guru
dengan aktif
3. Bertanya bila
ada yang
kurang
dipahami
7. Mempersiap-
kan diri
berkelompok
8. Memahami
7
Jam
15
me-
nit
6,5
jam
34. 34
komponenya.
2. Mengukur sudut dweel,
sudut pengapian dan
putaran mesin
5. Kegiatan akhir
1. Menyimpul kan
materi pembelajaran
2. Penutup.
penyetelan
platina sistem
pengapian
7. Menjelaskan
langkah-langkah
mengukur sudut
dweel.
8. Memberi latihan
soal – soal dan
merangkai
9. Memberi
jobsheet
Mereview
Memberi PR
Memberi salam
lembar kerja
siswa yang
diperoleh
9. Melaksanakan
pembelajaran
dengan
melakukan
praktik
merangkai
sesuai materi
10. Menyimak,
merespon dan
mencatat.
11. Mengerjakan
Menjawab
salam
15
me-
nit
Penilaian meliputi :
a) Penilaian kognitif : Hasil test tulis dan lisan.
b) Penilaian praktik : langkah kerja dan hasil praktik.
c) Penilaian sikap : Aktifitas dalam diskusi kelompok dan tanyajawab
Gambar 4.3Ketua kelompompok I
mendemonstrasikan materi
35. 35
menyetel top kompresi dengan metode TOT
Gambar 4.4 para peserta didik menyetel top kompressi
Gambar 4.5 Ketua kelompok II memperagakan
36. 36
menyetel top kompressi
Gambar 4.6 Mendemonstrasikan
penyelelan platina & sudut dwell
Gambar 4.7 Mempraktikkan menyetel platina
38. 38
Pertemuan ke 2 dilaksanakan pada hari Sabtu 14 September 2013 pada jam
pelajaran ke 2 - 8. Dari awal pertemuan terlihat para peserta didik antusias untuk
mengikuti proses pembelajaran. Selama para peserta didik mendemonstrasikan
praktik langkah langkah penyetelan platina, penyetelan sudut sudut dweel,
pengukuran sudut pengapian dan putaran mesin dari wakil kelompok 1 terjadi
diskusi tentang materi yang disampaikan. Pertanyaan yang timbul umumnya
tentang penggunaan peralatan contoh bagaimana kalau keliru terjadi
konsleting/hubungan arus pendek, yang memang jarang dikenal oleh peserta
didik dan menyampaian materi dengan metode training on trainer ini sangat
membantu peserta didik dalam memahami materi sistem pengapian dan
komponenya.
Selama evaluasi yang berlangsung dengan metode TOT (Training on
Trainer) tampak peserta didik bersaing positif antar teman dalam satu
kelompok dan setiap kelompok mensupport teman anggotanya untuk berusaha
mencoba tanpa memberikan bantuan teman lainya. Setiap kelompok berusaha
menjadi kelompok terbaik dalam pem ini. Belajaran ini dan terlihat adanya
semangat yang tinggi dalam mengerjakan praktik.Hal ini tampak juga dengan
hasil evaluasi yang memuaskan dan pengisian angket dengan korelasi yang
tinggi.
39. 38
38
1.5 Refleksi siklus I
Setelah proses pembelajaran pada siklus 1 berakhir, guru, kolabor
dan perwakilan peserta didik berkumpul dan melakukan refleksi
terhadap kegiatan praktik maupun belajar yang telah dilaksanakan.
Kendala utama yang dialami peserta didik adalah menggunaan
peralatan praktik dan menentukan top kompressi silinder 1 materi
pembelajaran. Para peserta didik berharap juga ditampilkan materi
pembelajaran yang difahami, karena perbedaan antara top 1 dengan
top 4 hampir sama, sehingga para peserta didik minta penjelasan
perbedaan antara top 1 dengan top 4 karena jika terjadi kesalahan
penyetelan top akan berakibat fatal. Solusinya sa, guru menampilkan
secara global perbedaan tersebut dalam bentuk animasi dan
menjelaskan perbedaan antara top 1 dengan top 4 pada mesin 4
silinder. Dan hasil refleksi I digunakan sebagai bahan acuan
pelaksanaan pembelajaran pada siklus II.
Dalam refleksi juga dilakukan analisis terhadap hasil evaluasi
pembelajaran dengan metode TOT serta penentuan criteria penghargaan
team. Sehingga terjadi diskusi tentang pola penilaian individu dan pola
penilaian team.
2. Pelaksanaan Siklus II
2.1 Tahap perencanaan siklus II
Berdasarkan hasil refleksi I maka perencanaan pada siklus II
adalah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, metode TOT
yang dikembangkan dan evaluasi untuk materi pembelajaran
penyetelan top kompressi silinder no.1 Dalam siklus II digunakan
joob shet/langkah-langkah kerja yang telah disiapkan untuk lebih
memahamkan materi pembelajaran pada setiap kelompok.Joob sheet
materi pembelajaran yang digunakan berupa langkah-langkah kerja
40. 39
39
yang bergambar dan dibelakangnya berisi peranan dari gambar yang
dimaksud. Penggunaan langkah-lan gkah kerja ini setelah
dipraktikkan dan sebelum evaluasi dengan metode TOT (Training
on Trainer) sehingga ada waktu untuk berfikir bagi peserta didik
untuk mempersiapkan diri melakukan evaluasi hasil pembelajaran
yang telah di praktikkan. Dengan joob sheet/langkah-langkah kerja
yang bergambar ini, harapannya setiap anggota kelompok dapat
mengulas materi pembelajaran dengan bantuan teman sesama
anggota kelompok sehingga komunikasi antar teman lebih fleksibel.
2.2 Tahap pelaksanaan siklus II
Tindakan pada siklus II dilaksanakan pada pertemuan ke tiga
dengan satu kali pertemuan yang diasumsikan bahwa peserta didik
telah memahami pembelajaran dengan metode TOT (Training on
Trainer) dan siap melakukan kompetisi masing masing kelompok
pada siklus II dengan scenario sebagai berikut :
4.3 Skenario Pertemuan ke 3
Langkah langkah
pembelajaran
PBM wak
tu
Guru siswa
Pertemuan I
1. Kegiatan awal.
1.Berdo a
2.Mengucap salam
3.Membuka KBM
4.Menjelaskan
indikator
pembelajar
5.Menjelaskan proses
pembelajaran
TOT(Training on
Trainer) inovatif
yang akan
dilaksanakan
6.Membagikan lembar
kerja kegiatan
praktik tentang
memperbaiki sistem
Mengucapkan salam
2. Siswa diminta
menjelaskan
materi
sebelumnya
3. Siswa diminta
saling tukar
pendapat
1.Menjawab
salam
2.Memperhatikan
guru dengan
aktif
3.Bertanya bila
ada yang kurang
dipahami
7
Jam
15
me-
nit
41. 40
40
pengapian.
2. Kegiatan inti
a. Memberikan job
sheet
3. Kegiatan akhir
a. Menyimpul kan
materi
pembelajaran
b. Penutup.
Mendemostrasi
a. Cara
pemeriksaan
dan perbaikan
tegangan dan
kuat arus
rangkaian
b. Cara
pemeriksaan
koil pengapian
a. Cara
pemeriksaan
platina dan
kondensor
b. Cara
pemeriksaan
kabel tegangan
tinggi
c. Cara
pemeriksaan
busi
d. Memberikan
latihan
individu secara
lisan dan
praktek
4. Memberi latihan
soal – soal dan
merangkai
5. Memberi
jobsheet
6. Mereview
Mempersiap-kan
diri berkelompok
Memahami
lembar kerja
siswa yang
diperoleh
Melaksanakan
pembelajaran
dengan
melakukan
praktik merangkai
sesuai materi
Menyimak,
merespon dan
mencatat.
Mengerjakan
Menjawab
salam
6,5
jam
15
me-
nit
Penilaian meliputi :
a. Penilaian kognitif : Hasil postest dengan metode TOT.
b. Penilaian praktik : Hasil praktik
c. Penilaian sikap : Aktifitas dalam diskusi kelompok dan
tanyajawab.
42. 41
41
Gambar 4.8 Ketua kelompon praktik mengukur tegangan
Gambar 4.9 Peserta didik mempraktikan mengukur tegangan
43. 42
42
2.3 Observasi siklus II
Pertemuan ke 3 dilaksanakan pada tanggal 21 Septemberi 2014
pada jam pelajaran ke 3-8 .Pembelajaran diawali dengan presentasi
materi merangkai sistem pengapian oleh kelompok II . Para peserta
didik tampak lebih aktif dalam menanggapi isi materi presentasi
sehingga waktu lebih efektif. Setelah presentasi, maka setiap kelompok
mempraktikan rangkaian engine stand yang terdiri dari komponen-
komponen sistem pengapian mobil 4 silinder. Tampaknya semua
peserta didik sangat antusias dalam mempraktikan ke benda kerja
sesungguhnya/mobil Toyota Kijang materi bahkan terjadi diskusi dalam
kelompok kecil yang juga membuat guru dan kolabor harus
membimbing dan menjawab pertanyaan yang harus dipecahkan oleh
kelompok tersebut.
Selama evaluasi dengan metode TOT (Training on Trainer)
tampak para peserta didik benar-benar mandiri dalam mengerjakan dan
berusaha menjadi team yang terbaik pada siklus ke II ini. Dan hasilnya
dapat dilihat dari hasil praktik merangkai sistem pengapian dan
komponenya.
2.4 Refleksi siklus II
Dalam Refleksi II tidak terlalu banyak yang didiskusikan karena
semua aspek telah berjalan dengan baik dan hasil analisis juga
memenuhi ketuntasan belajar minimum. Harapan para peserta didik
metode TOT ini dilanjutkan pada siklus berikutnya sesuai dengan
materi yang telah dibagikan yaitu menyetel top kompressi dan menyetel
platina, Materi merangkai sistem pengapian dan komponen-
komponenya demi effektiitas waktu dan kebermaknaan pembelajaran
yang lebih terpusatkan pada peserta didik. Hal ini disebabkan para
peserta didik merasa berperan aktif penuh dalam proses membangun
diri (mengkonstruksi), belajar berkomunikasi aktif dengan sesama
44. 43
43
peserta didik dan menghargai pendapat sesama serta berjuang untuk
meraih yang terbaik bagi diri sendiri dan kelompok.
B. Laporan Hasil Analisis Instrumen.
1. Hasil Uji Validitas Instrumen.
Dari hasil ulangan harian tulis maupun praktik / uji instrumen yang
dilakukan dari 20 peserta didik sampel dalam populasi ini diperoleh
data sebagai berikut :
Tabel 4. 4. Analisis Instrumen Test
No Konversi nilai
1 53 2809 0,95
2 52 2704 0,93
3 51 2601 0,91
4 55 3025 0,98
5 42 1764 0,75
6 43 1849 0,77
7 45 2025 0,80
8 46 2116 0,82
9 48 2304 0,86
10 47 2209 0,84
11 52 2704 0,93
12 54 2916 0,96
13 51 2601 0,91
14 51 2601 0,91
15 53 2809 0,95
16 48 2304 0,86
17 49 2401 0,88
18 53 2809 0,95
19 52 2704 0,93
20 49 2401 0,88
Jlh 994 49656 17,75
Mean 0,8875
x t
2
xt
45. 44
44
2
2
2
2
n
x
x
s t
t
t
n
7
,
12
400
988036
20
49656
2
st
16
,
6
34
,
164
5
,
170
400
65736
20
3410
2
2
n
Jk
Jk
s s
i
i
n
Jika dimasukkan dalam rumus Alfa Cronbach :
7
,
12
16
,
6
1
19
20
ri 1,027
Jadi koefisien reliabilitas instrumen 1,02
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan :
1. Nilai rata-rata sampel 88,75, ini merupakan nilai yang cukup tinggi
diatas KKM yaitu 78,0
2. Dari 20 responden terdapat 19 orang yang mencapai nilai diatas
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) 78,0 yang berarti 95%
responden tuntas (diatas ketentuan yaitu 85%) dan hanya 1 orang
(0,5%) yang harus melakukan remidial individual.
3. Nilai standart deviasi 6,16 berarti variasi rentang nilai responden
rendah sehingga instrumen dapat dinyatakan validitasnya tinggi.
4. Koefisien reliabilitas instrumen 1,02 berarti instrumen reliael untuk
digunakan dalam penelitian.
5. Instrumen test dinyatakan punya validitas yang tinggi untuk
digunakan baik secara statistik maupun content
46. 45
45
C. Laporan Hasil Analisis Data Penelitian
Dalam analisis data penelitian, yang digunakan sebagai data pencapaian
indikator keberhasilan penelitian adalah data hasil belajar kognitif dan
psikomotor pada siklus I dan II dan analisis angket pembelajaran pada siklus I
dan II. Hasil analisis tersebut adalah :
Tabel 4.5 Analisis hasil belajar dengan
metode TOT siklus I dan siklus II
NAMA PESERTA DIDIK
Hasil T.O.T SIKLUS 1
KELAS X1
T.O.T. SIKLUS 2KELAS
X 1
INKE AMPRELIA 78 80
IRVAN EKO FEBRIANTO 86 88
JEFRY RISQI ANTORO 85 83
JOKO PURNOMO 82 82
JOKO SISWANTO 86 84
KHOIRUL NASIKIN 86 84
KIKI NOVIANTO 81 80
KUKUH SUPRIYADI 86 83
KUSNUL ABIDIN 80 81
LILIK FACHRUDIN 85 84
LUKMAN SYAHROWI 86 88
MAULANA MALIK 83 81
MEDA DENI KRISTANTO 83
81
MIS BAKRUL MUNIR 87 85
MOHAMAD ZIDNY T. 86 85
MUCHSON AS'ARI 84 85
MUHAMMAD ABDUH R. 83 81
MUHAMAD FIKRI WIDYA 86 87
MUHAMAD ALFAN ALIF 84 87
MUHAMMAD IQBANUL ' 83 83
MUHAMMAD NASHRUDDIN 80 80
MUHAMMAD NURKHOLIS 81 80
MUHAMMAD YUSRON A. 87 85
MUKLAS EGI SAPUTRA 84 84
MUNIRUL IKHWAN 77 78
NANANG PRASETYONO 79 78
NUR KHOIRUDIN 88 90
OKI BAMBANG IRAWAN 81 81
ONGKY TYAN N. 82 80
PERMADI CAHYO NUGROHO 76 80
PRIANTOKO 76 76
PRIYO PRASETIO 80 81
RAHMAD HIDAYAT 83 80
47. 46
46
JUMLAH
2734 2725
n2
33
n a
2
33
x2
82,85
x a
2
82,58
s2
3,08
s a
2
3,01
s
2
2
9,49
s a
2
2
9,06
Dari data diatas maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Nilai rata-rata siklus I 77,0 sedangkan pada siklus II 82,58, terdapat
selisih 0,27.Selisih ini dapat diabaikan dengan asumsi materi siklus 1 lebih
banyak dibandingkan siklus 2. Namun jika dibandingkan dengan nilai
rata-rata awal siswa yaitu 78,7 maka selisihnya antara 3,88 - 4,15 yang
berarti kenaikan nilai rata-rata diatas KKM 7,80 yaitu antara 6,58 – 6, 85.
Keberhasilan inin sangat signifikan untuk menyatakan bahwa metode TOT
(Training on Trainer) dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas
XII SMK Negeri 1 Kebonsari Tahun Pembelajaran 2013/2014.
2. Standart deviasi pada siklus I 9,49 sedangkan pada siklus II 9,06
menunjukkan selisih 0,43 yang berarti pada ke dua siklus variasi nilai
tidak terlalu tinggi perbedaannya sehingga proses pembelajaran
memberikan hasil yang stabil pada siswa
3. Pada siklus I 100% siswa dinyatakan tuntas belajar walau terdapat 2 orang
dengan nilai sama dengan KKM yaitu 78,0 sedangkan pada siklus II juga
100% tuntas namun hanya 1 orang yang mendapatkan nilai 78. Ini berarti
pembelajaran dengan metode TOT efektif meningkatkan asil belajar siswa.
48. 47
47
Tabel 4.6 Perbandingan predikat team pada siklus I dan II
Team Siklus I Siklus 11
Nilai rata-
rata
Predikat Nilai rata-
rata
Predikat
A 80 Great team 81 Great team
B 80,6 Great team 79,4 Good team
C 86,5 Super team 85,25 Super team
D 83,75 Great team 83,25 Great team
E 82,25 Great team 83,25 Great team
F 82 Great team 81 Great team
G 84 Super team 83 Great team
H 84,75 Super team 85,25 Super team
Kriteria yang digunakan adalah:
1. nilai rata-rata 76 – 79,9 Good Team
2. nilai rata-rata 80 – 83,9 Great Team
3. nilai rata-rata .> 84 Super Team
Dalam siklus I terdapat 3 Super team yaitu team C, G dan H sedangkan yang
lain berpredikat Great team. Ini menunjukkan proses pembelajaran yang sangat
baik. Sedangkan pada siklus II terdapat 1 Good team (B) dan 2 Super team yaitu
team C dan H serta yang lainnya adalah Great team. Ini disebabkan materi
Colenterata lebih banyak dibanding Porifera. Namun tean C dan H selalu menjadi
Super team dalam setiap siklus yang berarti ke dua team ini sangat baik digunakan
sebagai contoh kerjasama team bagi siswa lainnya.
49. 48
48
Tabel 4.7 Analisis angket metode TOT siklus I
ANALISIS ANGKET EFEKTIFITAS METODE TOT SIKLUS I
No
Hal yang dinilai
Rating Jumlah
Respon
-den
Jum
lah
nilai
Ratarat
a nilai
Kata
-gori
4 3 2 1
1.
2.
3.
4
5
6
7
8
9
10
Senang mengikuti pembelajaran
Mudah memahami materi
Tertantang dengan tugas yang diberikan
Termotivasi untuk belajar
Dapat mengemukakan pendapat
Diskusi kelompok bermanfaat
Waktu pembelajaran effektif
Pembelajaran lebih menarik
Berusaha menghargai teman
Berusaha berprestasi lebih baik
_____________________________
JUMLAH
15
15
7
10
6
8
11
14
9
14
__
109
5
4
12
10
11
10
7
6
11
6
__
82
0
1
1
0
3
2
2
0
0
0
__
9
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
__
0
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
75
74
66
70
63
66
69
74
69
74
3,70
3,70
3,30
3,00
3,15
3,30
3,45
3,70
3,45
3,50
__
3,42
T
T
S
S
S
S
S
T
S
T
__
Berdasarkan criteria penentuan katagori efektifitas metode TOT
(Training on Trainer ) siklus I diperoleh nilai rata-rata 3,42, maka penentuan
kriterianya adalah :
a. Tinggi jika nilai rata-rata antara 3,6 – 4,0
b. Sedang jika nilai rata rata antara 3,0 - 3.5
c. Rendah jika nilai rata ratanya antara 2,1 – 2,
d. Sangat rendah jika nilai rata-rata dibawah 2,0
Dari hasil diatas terdapat 4 kriteria tinggi pada item no. 1, 2 ,8 dan 10.
Sedangkan 6 kriteria rendah pada item no. 3, 4 ,5 ,6 ,7 ,dan 9
Tabel 4.8 Analisis angket metode TOT siklus II
ANALISIS ANGKET EFEKTIFITASMETODE TOT SIKLUS I I
No
Hal yang dinilai
Rating NR N R Kat
4 3 2 1
1.
2.
3.
4
5
6
Senang mengikuti pembelajaran
Mudah memahami materi
Tertantang dengan tugas yg diberikan
Termotivasi untuk belajar
Dapat mengemukakan pendapat
Diskusi kelompok bermanfaat
16
14
15
16
11
10
4
4
4
4
6
10
0
2
1
0
3
0
0
0
0
0
0
0
20
20
20
20
20
20
76
72
74
76
68
70
3,80
3,60
3,70
3,80
3,40
3,50
T
T
T
T
S
S
50. 49
49
7
8
9
10
Waktu pembelajaran effektif
Pembelajaran lebih menarik
Berusaha menghargai teman
Berusaha berprestasi lebih baik
____________________________
JUMLAH
15
15
13
16
____
141
5
5
7
4
__
53
0
0
0
0
_
6
0
0
0
0
_
0
20
20
20
20
75
75
73
76
3,75
3,75
3,65
3,80
___
3,68
T
T
S
T
Berdasarkan criteria penentuan katagori efektifitas metode TOT (Training
On Trainer) siklus II diperoleh nilai rata-rata 3,68 ( lebih tinggi 0,26 dari siklus
Dari hasil diatas terdapat 7 kriteria tinggi pada item no:1,2,3,4,7,8,dan 10,
sedangkan 3 kriteria rendah pada item no. 5,6 dan 9
Adanya perubahan sikap yang signifikan antara siklus I dan siklus II dengan
adanya perubahan kriteria penilaian angket. Perubahan tampak pada perbandingan
analisis angket dibawah ini.
Tabel 4.9 Perbandingan Hasil Angket Siklus 1 dan Siklus 2
No Hal yang dinilai TOT Siklus 1 TOT Siklus 2
1. Senang mengikuti pembelajaran T T
2. Mudah memahami materi T T
3. Tertantang dengan tugas yang
diberikan S T
4 Termotivasi untuk belajar S T
5 Dapat mengemukakan pendapat S S
6 Diskusi kelompok bermanfaat S S
7 Waktu pembelajaran effektif S T
8 Pembelajaran lebih menarik T T
9 Berusaha menghargai teman S S
10 Berusaha berprestasi lebih baik T T
Berdasarkan tabel diatas maka item yang berkriteria rendah pada siklus I
dan II adalah :
1. Dapat mengemukakan pendapat
2. Diskusi kelompok bermanfaat
51. 50
50
3. Berusaha menghargai teman
Ini menunjukkan bahwa adanya aspek yang kronologis dari
penilaian angket dengan kriteria rendah yaitu siswa umumnya kurang dapat
mengemukakan pendapat dengan baik karena bahasa yang digunakan adalah
bilingual sehingga agak sulit dipahami oleh siswa yang lain.Faktor ini
menyebabkan jalannya diskusi kelompok dianggap kurang bermanfaat
sehingga usaha untuk menghargai temanpun terasa kurang.
Kendala yang harus disikapi dalam refleksi II dan solusi terbaik
sangat diperlukan untuk perencanaan pembelajaran pada siklus berikutnya.
Tugas guru dan kolabor untuk menentukan alternative metode pembelajaran
plus yang dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam
mengemukakan pendapat sehingga diskusi kelompok maupun diskusi kelas
mampu memberi makna dalam proses pembelajaran dan siswa mampu
menghargai pendapat teman. Jika dapat terpenuhi maka siswa tidak hanya
mampu menghargai teman tetapi juga akan mampu menghargai diri sendiri
dan lingkungan sekitarnya.
52. 51
51
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian maka simpulan yang dihasilkan adalah :
1. Proses pembelajaran menggunakan metode TOT (Training on
Trainer) dapat meningkat hasil belajar bagi peserta didik kelas
XII TKC-C pada Memperbaiki Sistem Pengapian dan
omponenya di SMK Negeri 1 Kebonsari pada Tahun
Pembelajaran 2013/2014.
2. Metode pembelajaran TOT (Training on Trainer) efektif untuk
meningkatkan kreaktifitas peserta didik pada materi memperbaiki
sistem pengapian dan komponenya di kelas XII TKR-C SMK
Negeri 1 kebonsari Tahun Pembelajaran 2013/2014
B. SARAN
Berdasarkan pengalaman dan hasil penelitian yang peneliti lakukan maka
dengan kerendaha hati peneliti menyarankan kepada :
1. Teman Sejawat
Terdapat banyak metode pembelajaran inovativ yang hanya tinggal
kenangan dalam catatan tanpa pernah dicobakan. Mari kita memulai
perubahan dari diri kita sebagai bersama peserta didik kita. Mari kita
lakukan M 3 yaitu : Mulai dari diri sendiri, Mulai dari dari sekarang
dan Mulai melaksanakan.Semoga kita menjadi guru yang profesional
dengan perubahan yang kita bangun mulai dari diri sendiri.
2. Lembaga penentu kebijakan
Sekolah selaku Lembaga yang berkompeten dalam peningkatan dan
pengembangan pendidikan diharapkan mampu memberikan
kesempatan kepada guru untuk mengembangkan inovasi pembelajaran
di sekolah masing-masing. Sedangkan Dinas Pendidikan baik tingkat
Kabupaten/Kota, Propinsi dan Nasional hendaknya memberikan
53. 52
52
perataan program peningkatan pengembangan mutu yang menyentuh
banyak kalangan guru.
3. Organisasi Profesi yang Perduli akan Pendidikan
Harapan peneliti, organisasi profesi yang perduli Pendidikan mampu
membimbing, mengarahkan dan mendanai guru-guru yang mampu dan
mau serta berkompeten dalam melaksanakan inovasi pembelajaran
sehingga menumbuhkan motivasi tinggi bagi penelitian-penelitian
selanjutnya.
54. - 1 -
- 1 -
DAFTAR REFERENSI
Basuki Prayitno, 2003, Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian
Jakarta, Depdiknas
Husnul Chotimah, 2006, Peningkatan Kompetensi Peserta Didik Kelas XI SMA
Laboratorium Universitas Negeri Malang Pada Mata Pelajaran
Melalui Model Pembelajaran Jigsaw, Malang,
I Nyoman Degeng, 2007, Paradigma Memasuki Era Belajar I2M3, Surabaya,
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya.
Ibut Priono L, 2008, Taxonomi dan Analisis Obyektif Pembelajaran,Surabaya,
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya.
Johnson. D.W. dan Johnson R.T. 1989, Cooperation and Competation,Theory and
Research, Edina, MN: Interaction Book Co.
Jones, Mary dkk, 2003, AS Level and A Level Biology, Cambridge University
Jones,M. G. & Araje, L. B. 2002. The impact of constructivism education:
language, discourse, and meaning, American Communication Journal,vol 5.
Kemmis, Stepen & Taggart, R, 1990,The Action Research Planner, Victoria
Deakin University
Lie, A, 2001, Cooperative Learning, Mempraktekan Cooperatif di Ruang-ruang
Kelas, Jakarta : Grasindo
Muhammad Nur, 1996, Pembelajaran Kooperatif, Surabaya, Universitas Negeri
Surabaya.
Moh. Nazir, 2005, Metode Penelitian, Cetakan keenam, Ghalia Indonesia,Bogor
Nana Syaodih Sukmadinata, 2007, Metode Penelitian Pendidikan,Cetakan ketiga
Remaja Rosdakarya Bandung.
Ninik Sri Widayati, 2007, Materi Workshop PTK di Kabupaten Jember, LPMP
Jawa Timur, Surabaya.
Nurhadi, 2002, Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning),
Malang, Universitas Negeri Malang.
Sugiyono, 2006, Statistika untuk Penelitian, Cetakan kesembilan, Alfabeta,
Bandung.
55. - 2 -
- 2 -
Suharsimi Arikunto, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi
VI, Rineka Cipta, Jakarta.