Dokumen tersebut membahas tentang homogenisasi sampel bottom ash sebagai sampel monitoring menggunakan alat ED-XRF Epsilon 5. Sampel bottom ash dihomogenisasi dan dikeringkan sebelum dilakukan pengujian kadar oksida mayor dan minor menggunakan alat tersebut. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sampel bottom ash bersifat homogen dan alat ED-XRF Epsilon 5 stabil, sehingga nilai oksida yang didapat dapat digunakan sebagai sampel acuan.
HOMOGENISASI SAMPEL BOTTOM ASH SEBAGAI SAMPEL MONITORING MENGGUNAKAN ED-XRF EPSILON 5
1. “HOMOGENISASI SAMPEL BOTTOM ASH
SEBAGAI SAMPEL MONITORING
MENGGUNAKAN
ED-XRF EPSILON 5”
PT. INDOCEMENT TUNGGAL
PRAKARSA, Tbk.
QUALITY ASSURANCE AND
RESEARCH DIVISION(QARD)
2. Created by :
Anggi sagitha Putri
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI
INDOCEMENT
E-mail :
Anggisagithaputri@gmail.com
4. Bahan Baku Utama
Limestone Sandy clay
Bahan baku utama yang digunakan untuk
pembuatan semen adalah batu-batuan yang
mengandung komponen utama semen seperti
oksida kapur (CaO), silika (SiO2), alumina (Al2O3)
dan besi (Fe2O3).
5. Bahan Korektif
Pasir Silika Pasir Besi
Bahan korektif adalah bahan yang digunakan apabila
terjadi kekurangan pada salah satu komponen
campuran bahan baku utama.
6. Bahan Additive
SlagGypsum
Bahan additive merupakan bahan mentah
yang ditambahkan ke dalam clinker untuk
mendapatkan sifat-sifat tertentu yang
diinginkan.
Limestone AdditiveTrass
Bottom Ash/
Fly Ash
10. LATAR BELAKANG
PT. Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk
meningkatkan kapasitas
produksi dan kualitas
produksi semen AFR (alternative Fuel and Material) adalah material
atau bahan bakar untuk industri yang dipakai untuk
mengurangi bahan baku konvensional.
11. BOTTOM ASH
BOTTOM ASH
LIMBAH B3
Berasal dari
ampas batubara
Mengandung
unsur silika dan
bersifat pozzolan
PT. SPIN MILL
12. 1.4. Tujuan Penulisan
• untuk mengetahui Homogenisasi sampel
bottom ash menggunakan alat ED-XRF Epsilon 5
• mengetahui kadar oksida mayor dan minor
pada sampel Bottom Ash
• mengetahui kestabilan alat ED-XRF Epsilon 5
serta deviasinya
13. Proses Homogenisasi & Drying
Sampel digerus o/
Alat penggerus
Sampel
diaduk dalam
wadah plastik
Dibagi
menjadi 10
sampel (50gr)
Masuk ke
Oven (1jam)
T=110 c
14. LOI (loss On Ignition)
Timbang cwn
dan sampel 1gr
Masukkan
cwn+sampel
dlm Furnace
T = 950 selama
1 jam
Timbang Cwn
& hitung LOI
𝐿𝑂𝐼 % =
𝑊𝑜+𝑊1 −𝑊2
𝑊1
X100
15. Proses Grinding
Timbang 15 gr
sampel
Tambah 13
Pil Grinding
aid
Masukkan ke
dalam vessel
disk
Grinding
selama 2
menit
17. PENGOPERASIAN ALAT ED-XRF EPSILON 5
Memastikan alat
dalam keadaan
ready (sdh di
drift)
Memasukkan
sampel press ke
dalam alat ED-
XRF Epsilon 5
Mengoperasikan
software pada
komputer
Open-Type-
Routine-
Location-Add-
save
18.
19.
20. Metode Statistik
REPEATABILITY adalah pengujian dari
satu sampel yang diulang sebanyak 10
kali. Untuk mengetahui tingkat
presisinya.
REPRODUCIBILITY adalah pengujian dari
sampel yang sama dibagi menjadi 10
sampel, dengan perlakuan yang sama
,dan alat ukur yang sama.
21. Uji T sampel Tunggal
• Hipotesis
• Penentuan Distribusi Pengujian yang Digunakan
• Pendefinisian daerah-daerah penolakan (kritis)
• Pernyataan aturan keputusan (Decision Rule)
• Pengambilan Keputusan secara Statistik
Uji t pada dasarnya adalah suatu pengujian untuk melihat apakah nilai tengah (nilai rata-
rata) suatu distribusi nilai (kelompok) berbeda secara nyata atau tidak.
22. Hipotesis
H0 : Tidak adanya
perbedaan nyata antara rata-rata
pengujian sampel bottom ash
menggunakkan ED-XRF Epsilon 5.
H1 : adanya
perbedaan nyata antara rata-rata
pengujian sampel bottom ash
menggunakkan ED-XRF Epsilon 5.
25. T tabel yaitu senilai 2,8214 dengan tingkat kepercyaan 99,0 % (α = 0,01).
V (degree of freedom) = n-1
26. Statistik Uji (Rumus T Test)
Keterangan:
• t : t hitung
• : rata-rata sampel
: rata-rata spesifik atau
rata-rata tertentu (yang
menjadi perbandingan)
• s : standard deviasi
sampel
• n : jumlah sampel.
27. Berdasarkan tabel tersebut didapat nilai
rata-rata uji t hitung sebesar 2,144 untuk
oksida mayor dan untuk oksida minor
sebesar 2,408.
Nilai Uji T hitung rata-rata = 2,276. Karena Uji T hitung (2,276) < Uji T tabel (2,8214)
tingkat kepercayaan (α = 0,01) maka H0 diterima. Hal ini, berarti bahwa Tidak adanya
perbedaan nyata antara rata-rata pengujian sampel bottom ash menggunakkan ED-XRF
Epsilon 5. maka, sampel bottom ash dinyatakan Homogen.
30. Tabel Hasil Oksida Mayor (Repeatability)
Setelah diuji menggunakkan metode repeatability, dengan standard deviasi rata-rata
sebesar 0,25 dapat disimpulkan alat ED-XRF EPSILON 5 dalam keadaan stabil dan layak
untuk pengujian.
31. KESIMPULAN
Hasil pengujian oksida mayor dan minor pada sampel
bottom ash menggunakkan ED-XRF Epsilon 5 merupakan
sampel yang Homogen dan tidak ada perbedaan nyata
antara rata-rata pengujian sampel bottom ash.
Nilai Uji T hitung rata-rata = 2,276. Karena Uji T
hitung (2,276) < Uji T tabel (2,8214) tingkat
kepercayaan (α = 0,01) maka H0 diterima.
nilai oksida mayor dan minor dapat dijadikan
sampel monitoring pada sampel bottom ash.
Setelah diuji menggunakkan metode repeatability, dengan
standard deviasi rata-rata sebesar 0,25 dapat disimpulkan
alat ED-XRF EPSILON 5 dalam keadaan stabil dan layak
untuk pengujian.
32. SARAN
• Untuk mendapatkan hasil pengujian yang valid dan
mendekati kebenaran, pengujian harus dilakukan dengan
hati-hati, dan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Penting juga untuk memperhatikan penyimpanan sampel
bottom ash, karena penyimpanan yang salah akan
mempengaruhi kadar oksida yang menyusunnya. Bottom
ash dapat menyerap kelembaban lingkungan sekitar
(higroskopis). Selain itu, sebaiknya sampel bottom ash
yang akan dianalisis kembali menggunakan ED-XRF
Epsilon 5 diberikan perlakuan khusus yaitu dipanaskan
didalam oven selama 2 jam agar didapat hasil yang tidak
fluktuatif.