SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
Nama : Peri Heriyanto
Kelas : Jurnalistik/II/C
NIM : 1210405076
Syarat-Syarat Ijma’
Ada beberapa kriteria-kriteria ijma’, diantaranya adaah :
1. Yang bersepakatadalahpara mujtahid
Para ulama berselisih faham tentang istilah mujtahid, secara umum, mujtahid itu diartikan
sebagai para ulama yang mempunyai kemampuan dalam meng-istimbath hukum dari dalil-
dalil syara’. Dalam kitab jam’ul jawami disebutkan bawa yang dimaksud mujtahid adalah
orang yang faqih. Dalam sulam ushuliyin kata mujtahid diganti dengan istilah ulama ijma’,
sebagaimana menurut pandangan ibnu Hazm dalam Hikam.
Selain pendapat diatas, ada juga yang memandang mujtahid sebagai ahlu ahli wal aqdi,
dan istilah ini sesuai dengan pendapat al-wadih dalam kitab isbat bahwa mujtahid yang
diterima fatwanya adalah ahlu ahli wal aqdi.
Beberapa pendapat tersebut sebenarnya mempunyai kesamaan, bahwa yang dimaksud
mujtahid adalah orang islam yang baligh, berakal, mempunyai sifat terpuji dan mampu meng-
istinbath hukum dari sumbernya.
Dengan demikian, kesepakatan orang awam (bodoh) atau mereka yang belum mencapai
derajat mujtahid tidak bisa dikatakan ijma’, begitu pula penolakan mereka. Karena mereka
tidak ahli dalam menelaah hukum-hukum syara’.
Maka, apabila dalam suatu masa tidak ada seorangpun yang mencapai derajat mujtahid,
tidak akan terjadi ijma’. Meskipun ada, tetapi hanya satu orang, itupun tidak bisa dikatakan
ijma’.karena tidak mungkin seseorang bersepakat dengan dirinya. Dengan demikian suatu
kesepakata bisa dikatakan ijma’ bila dilakukan oleh tiga orang atau lebih. Adapun
kesepakatan yang dilakukan oleh dua orang, para ulama berbeda pendapat . Ada yang
menyatakan bahwa hal itu tidak bisa dikatakan ijma’. akan tetapi, menurut jumhur ulama, hal
itu termasuk ijma’, karena mewakili kesepakatan seluruh mujtahid yang ada pada masa itu.
2. Yang bersepakat adalah seluruh mujtahid
Bila sebagian mujtahid bersepakat dan yang lainnya tidak, meskipun sedikit, maka
menurut jumhur, hal itu tidak bisa dikatakan ijma’, karena ijma’ itu harus mencakup
keseluruhan mujtahid.
Sebagian ulama berpandangan bahwa ijma’ itu sah bila dilakukan oleh sebagian besar
mujtahid, karena yang dimaksud kesepakatan ijma’ termasuk pula kesepakatan sebagian besar
dari mereka. Begitu pula menurut kaidah fiqih, sebagian besar itu telah mencakup hukum
keseluruhan.
Sebagian ulama yang lain berpandangan bahwa kesepakatan sebagian besar mujtahid itu
adalah hujjah,meskipun tidak dikategorikan sebagai ijma’. karena kesepakatan sebagian besar
mereka menunjukan adanya kesepakatan terhadap dalil sahih yang mereka jadikan landasan
penetapan hukum. Dan jarang terjadi, kelompok kecil yang tidak sepakat, dapat mengalahkan
kelompok besar.
3. Para mujtahid harus umat Muhammad SAW
Para ulama berbeda pendapat tentang arti Muhammad SAW. Ada yang berpendapat
bahwa yang dimaksud umat Muhammad SAW adalah orang-orang mukallaf dari golongan
ahl al-halli wa al-aqdi. Ada juga yang berpendapat bahwa mereka adalah orang-orang
mukalaf dari golongan Muhammad. Namun yang jelas, arti mukalaf adalah orang muslim,
berakal, dan telah baligh.
Kesepakatan yang dilakukan oleh para ulama selain umat Muhammad SAW. tidak bisa
dikatakan ijma’. Hal itu menunjukan adanya umat para Nabi lain yang ber-ijma. adapun ijma’
umat Nabi Muhammad SAW. tersebut telah dijamin bahwa mereka tidak mungkin ber-ijma’
untuk melakukan suatu kesalahan.
4. Dilakukan setelah wafatnya Nabi
Ijma itu tidak terjadi ketika nabi masih hidup, karena nabi senantiasa menyepakati
perbuatan-perbuatan para sahabat yang dipandang baik, dan itu dianggap sebagai syari’at.
5. Kesepakatan mereka harus berhubungan dengan syari’at
Maksudnya, kesepakatan mereka haruslah kesepakatan yang ada kaitannya dengan
syari’at, seperti tentang wajib, sunnah, makruh, haram, dan lain-lain.
Hal itu sesuai dengan pendapat Imam Al-Gazali yang menyatakan bahwa kesepakatan
tersebut di khususkan pada masalah-masalah agama, juga sesuai dengan pendapat Al-juwaini
dalam kitab Al-warakat, safiudin dalam Qawaidul usul, Kamal bin Hamal dalam kitab Tahrir
dan lain-lain.
Adapun mengenai masa atau zaman, para ulama ada yang memasukkannya sebagai syarat
ijma’. Sedang Al-Athar dalam kitab Hasiyah Jam’ul Jawami’ mengartikan zaman dalam
definisi ijma’ di atas dengan zaman mana saja.
Di samping syarat-syarat di atas, adapula syarat lain yang tidak di sepakati oleh para ulama
ushul, yaitu:
1. Mujtahid tersebut harus dari kalangan shahabat, syarat ini di kemukakan oleh Imam al Dzahiri,
Ibnu hazm, Ibn Hibban, dan Imam Hambali.
2. Mujtahid tersebut harus dari kerabat Nabi, syarat ini di kemukakan oleh golongan syi’ah
zaidiyah dan imamiyah
3. Orang yang melakukan ijma’ harus orang madinah, syarat ini di kemukakan oleh imam Malik
4. Meninggalnya semua orang yang melakukan ijma’ sesudah mereka mufakat atas suatu hukum,
syarat ini di kemukakan oleh imam Ahmad, Abu al Hasan al Asy’ari, Abu Bakr ibn Faurak.
5. Boleh melakukan ijma’ terhadap salah satu dari dua pendapat apabila ulama berbeda pendapat
dalam suatu masalah dengan mengeluarkan dua pendapat, ini dikemukakan oleh sebagian
syafi’iyah dan ahli hadits.
Sumber :

More Related Content

Similar to syarat ijma.docx

Mendefinisikan Ijma’ dan Qiyas.pdf
Mendefinisikan  Ijma’ dan Qiyas.pdfMendefinisikan  Ijma’ dan Qiyas.pdf
Mendefinisikan Ijma’ dan Qiyas.pdfZukét Printing
 
ppt Ijtihad kel 6.pptx
ppt Ijtihad kel 6.pptxppt Ijtihad kel 6.pptx
ppt Ijtihad kel 6.pptxadindaarief
 
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalahIstihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalahrisky13
 
Mendefinisikan Ijma’ dan Qiyas.docx
Mendefinisikan  Ijma’ dan Qiyas.docxMendefinisikan  Ijma’ dan Qiyas.docx
Mendefinisikan Ijma’ dan Qiyas.docxZukét Printing
 
kelompok 3 bahan tugas mata kuliah ushul fiqh ekonomi islam
kelompok 3 bahan tugas mata kuliah ushul fiqh ekonomi islamkelompok 3 bahan tugas mata kuliah ushul fiqh ekonomi islam
kelompok 3 bahan tugas mata kuliah ushul fiqh ekonomi islamTri Agustuti
 
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalahIstihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalahrisky13
 
Al Ijma' - Sumber Hukum Islam
Al Ijma' - Sumber Hukum IslamAl Ijma' - Sumber Hukum Islam
Al Ijma' - Sumber Hukum Islamade orreo
 
[Aliran ushul fiqh] pembahasan rina
[Aliran ushul fiqh] pembahasan rina[Aliran ushul fiqh] pembahasan rina
[Aliran ushul fiqh] pembahasan rinaHamdan Rifa'i
 
Kaidah mengikuti ulama dalam pengambilan hukum syariah
Kaidah mengikuti ulama dalam pengambilan hukum syariahKaidah mengikuti ulama dalam pengambilan hukum syariah
Kaidah mengikuti ulama dalam pengambilan hukum syariahFlamencoRizky
 
Modul 5 kb 3 ijmak sebagai sumber hukum islam
Modul 5 kb 3   ijmak sebagai sumber hukum islamModul 5 kb 3   ijmak sebagai sumber hukum islam
Modul 5 kb 3 ijmak sebagai sumber hukum islammanispajaran
 
Tarikh tasyrik 7
Tarikh tasyrik 7Tarikh tasyrik 7
Tarikh tasyrik 7mas karebet
 
Ijtihad sebagai sumber dan metode study islam (autosaved)
Ijtihad sebagai sumber dan metode study islam (autosaved)Ijtihad sebagai sumber dan metode study islam (autosaved)
Ijtihad sebagai sumber dan metode study islam (autosaved)Hilmy Fauzan Rafi
 
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdf
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdfIjtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdf
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdfZukét Printing
 
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docx
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docxIjtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docx
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docxZukét Printing
 
Remedial Fikih Kelompddddddddddddok 7.pdf
Remedial Fikih Kelompddddddddddddok 7.pdfRemedial Fikih Kelompddddddddddddok 7.pdf
Remedial Fikih Kelompddddddddddddok 7.pdfBonoNauval
 
Pendidikan agama islam
Pendidikan agama islamPendidikan agama islam
Pendidikan agama islamtaufiq_zhaen
 

Similar to syarat ijma.docx (20)

Mendefinisikan Ijma’ dan Qiyas.pdf
Mendefinisikan  Ijma’ dan Qiyas.pdfMendefinisikan  Ijma’ dan Qiyas.pdf
Mendefinisikan Ijma’ dan Qiyas.pdf
 
Ijmak
IjmakIjmak
Ijmak
 
ppt Ijtihad kel 6.pptx
ppt Ijtihad kel 6.pptxppt Ijtihad kel 6.pptx
ppt Ijtihad kel 6.pptx
 
6 istilah dalam fiqih
6 istilah dalam fiqih6 istilah dalam fiqih
6 istilah dalam fiqih
 
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalahIstihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
 
Mendefinisikan Ijma’ dan Qiyas.docx
Mendefinisikan  Ijma’ dan Qiyas.docxMendefinisikan  Ijma’ dan Qiyas.docx
Mendefinisikan Ijma’ dan Qiyas.docx
 
kelompok 3 bahan tugas mata kuliah ushul fiqh ekonomi islam
kelompok 3 bahan tugas mata kuliah ushul fiqh ekonomi islamkelompok 3 bahan tugas mata kuliah ushul fiqh ekonomi islam
kelompok 3 bahan tugas mata kuliah ushul fiqh ekonomi islam
 
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalahIstihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
 
Al Ijma' - Sumber Hukum Islam
Al Ijma' - Sumber Hukum IslamAl Ijma' - Sumber Hukum Islam
Al Ijma' - Sumber Hukum Islam
 
[Aliran ushul fiqh] pembahasan rina
[Aliran ushul fiqh] pembahasan rina[Aliran ushul fiqh] pembahasan rina
[Aliran ushul fiqh] pembahasan rina
 
Kaidah mengikuti ulama dalam pengambilan hukum syariah
Kaidah mengikuti ulama dalam pengambilan hukum syariahKaidah mengikuti ulama dalam pengambilan hukum syariah
Kaidah mengikuti ulama dalam pengambilan hukum syariah
 
Modul 5 kb 3 ijmak sebagai sumber hukum islam
Modul 5 kb 3   ijmak sebagai sumber hukum islamModul 5 kb 3   ijmak sebagai sumber hukum islam
Modul 5 kb 3 ijmak sebagai sumber hukum islam
 
Tarikh tasyrik 7
Tarikh tasyrik 7Tarikh tasyrik 7
Tarikh tasyrik 7
 
Al Qawaid Al Fiqhiyah
Al Qawaid Al FiqhiyahAl Qawaid Al Fiqhiyah
Al Qawaid Al Fiqhiyah
 
Ijtihad sebagai sumber dan metode study islam (autosaved)
Ijtihad sebagai sumber dan metode study islam (autosaved)Ijtihad sebagai sumber dan metode study islam (autosaved)
Ijtihad sebagai sumber dan metode study islam (autosaved)
 
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdf
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdfIjtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdf
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdf
 
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docx
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docxIjtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docx
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docx
 
Remedial Fikih Kelompddddddddddddok 7.pdf
Remedial Fikih Kelompddddddddddddok 7.pdfRemedial Fikih Kelompddddddddddddok 7.pdf
Remedial Fikih Kelompddddddddddddok 7.pdf
 
Pendidikan agama islam
Pendidikan agama islamPendidikan agama islam
Pendidikan agama islam
 
Thaharah (bersuci)
Thaharah (bersuci)Thaharah (bersuci)
Thaharah (bersuci)
 

More from peri heriyanto

translate war and human rights.docx
translate war and human rights.docxtranslate war and human rights.docx
translate war and human rights.docxperi heriyanto
 
tugas nulis berita.docx
tugas nulis berita.docxtugas nulis berita.docx
tugas nulis berita.docxperi heriyanto
 
Strategi Pemberantasan Korupsi Nasional.doc
Strategi Pemberantasan Korupsi Nasional.docStrategi Pemberantasan Korupsi Nasional.doc
Strategi Pemberantasan Korupsi Nasional.docperi heriyanto
 
resume ilmu alamiah dasar.docx
resume ilmu alamiah dasar.docxresume ilmu alamiah dasar.docx
resume ilmu alamiah dasar.docxperi heriyanto
 
Musium wangsit mandala
Musium wangsit mandalaMusium wangsit mandala
Musium wangsit mandalaperi heriyanto
 
Strategi Nasional Dalam Menghadapi Peristiwa Madiun/PKI, DI/TII, G 30 S/PKI, ...
Strategi Nasional Dalam Menghadapi Peristiwa Madiun/PKI, DI/TII, G 30 S/PKI, ...Strategi Nasional Dalam Menghadapi Peristiwa Madiun/PKI, DI/TII, G 30 S/PKI, ...
Strategi Nasional Dalam Menghadapi Peristiwa Madiun/PKI, DI/TII, G 30 S/PKI, ...peri heriyanto
 

More from peri heriyanto (12)

UAS Jur Foto.docx
UAS Jur Foto.docxUAS Jur Foto.docx
UAS Jur Foto.docx
 
Tujuan Dakwah.docx
Tujuan Dakwah.docxTujuan Dakwah.docx
Tujuan Dakwah.docx
 
translate war and human rights.docx
translate war and human rights.docxtranslate war and human rights.docx
translate war and human rights.docx
 
tugas nulis berita.docx
tugas nulis berita.docxtugas nulis berita.docx
tugas nulis berita.docx
 
tugas jurnal @.docx
tugas jurnal @.docxtugas jurnal @.docx
tugas jurnal @.docx
 
ilmu dakwah.docx
ilmu dakwah.docxilmu dakwah.docx
ilmu dakwah.docx
 
Strategi Pemberantasan Korupsi Nasional.doc
Strategi Pemberantasan Korupsi Nasional.docStrategi Pemberantasan Korupsi Nasional.doc
Strategi Pemberantasan Korupsi Nasional.doc
 
Pelaku Dakwah.docx
Pelaku Dakwah.docxPelaku Dakwah.docx
Pelaku Dakwah.docx
 
resume ilmu alamiah dasar.docx
resume ilmu alamiah dasar.docxresume ilmu alamiah dasar.docx
resume ilmu alamiah dasar.docx
 
hakikat ips
hakikat ipshakikat ips
hakikat ips
 
Musium wangsit mandala
Musium wangsit mandalaMusium wangsit mandala
Musium wangsit mandala
 
Strategi Nasional Dalam Menghadapi Peristiwa Madiun/PKI, DI/TII, G 30 S/PKI, ...
Strategi Nasional Dalam Menghadapi Peristiwa Madiun/PKI, DI/TII, G 30 S/PKI, ...Strategi Nasional Dalam Menghadapi Peristiwa Madiun/PKI, DI/TII, G 30 S/PKI, ...
Strategi Nasional Dalam Menghadapi Peristiwa Madiun/PKI, DI/TII, G 30 S/PKI, ...
 

Recently uploaded

Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan kepada khalayak yang luas, u...
Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan kepada khalayak yang luas, u...Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan kepada khalayak yang luas, u...
Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan kepada khalayak yang luas, u...ayinaini27
 
Teknologi Pangan Kelas 3 SD, Mentahan Edit
Teknologi Pangan Kelas 3 SD, Mentahan EditTeknologi Pangan Kelas 3 SD, Mentahan Edit
Teknologi Pangan Kelas 3 SD, Mentahan EditJosuaSagala5
 
Wawancara dan Observasi alat non tes bimbingan konseling
Wawancara dan Observasi alat non tes bimbingan konselingWawancara dan Observasi alat non tes bimbingan konseling
Wawancara dan Observasi alat non tes bimbingan konselingalisudrajat22
 
TEKNIK WAWANCARA dalam ilmu komunikasi.ppt
TEKNIK WAWANCARA dalam ilmu komunikasi.pptTEKNIK WAWANCARA dalam ilmu komunikasi.ppt
TEKNIK WAWANCARA dalam ilmu komunikasi.pptssuserd13850
 
ppt-bab-8-adab-menggunakan-media-sosial.pdf
ppt-bab-8-adab-menggunakan-media-sosial.pdfppt-bab-8-adab-menggunakan-media-sosial.pdf
ppt-bab-8-adab-menggunakan-media-sosial.pdfimad362574
 
"PPT K1_pengantar komunikasi pendidikan"
"PPT K1_pengantar komunikasi pendidikan""PPT K1_pengantar komunikasi pendidikan"
"PPT K1_pengantar komunikasi pendidikan"bayuputra151203
 

Recently uploaded (6)

Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan kepada khalayak yang luas, u...
Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan kepada khalayak yang luas, u...Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan kepada khalayak yang luas, u...
Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan kepada khalayak yang luas, u...
 
Teknologi Pangan Kelas 3 SD, Mentahan Edit
Teknologi Pangan Kelas 3 SD, Mentahan EditTeknologi Pangan Kelas 3 SD, Mentahan Edit
Teknologi Pangan Kelas 3 SD, Mentahan Edit
 
Wawancara dan Observasi alat non tes bimbingan konseling
Wawancara dan Observasi alat non tes bimbingan konselingWawancara dan Observasi alat non tes bimbingan konseling
Wawancara dan Observasi alat non tes bimbingan konseling
 
TEKNIK WAWANCARA dalam ilmu komunikasi.ppt
TEKNIK WAWANCARA dalam ilmu komunikasi.pptTEKNIK WAWANCARA dalam ilmu komunikasi.ppt
TEKNIK WAWANCARA dalam ilmu komunikasi.ppt
 
ppt-bab-8-adab-menggunakan-media-sosial.pdf
ppt-bab-8-adab-menggunakan-media-sosial.pdfppt-bab-8-adab-menggunakan-media-sosial.pdf
ppt-bab-8-adab-menggunakan-media-sosial.pdf
 
"PPT K1_pengantar komunikasi pendidikan"
"PPT K1_pengantar komunikasi pendidikan""PPT K1_pengantar komunikasi pendidikan"
"PPT K1_pengantar komunikasi pendidikan"
 

syarat ijma.docx

  • 1. Nama : Peri Heriyanto Kelas : Jurnalistik/II/C NIM : 1210405076 Syarat-Syarat Ijma’ Ada beberapa kriteria-kriteria ijma’, diantaranya adaah : 1. Yang bersepakatadalahpara mujtahid Para ulama berselisih faham tentang istilah mujtahid, secara umum, mujtahid itu diartikan sebagai para ulama yang mempunyai kemampuan dalam meng-istimbath hukum dari dalil- dalil syara’. Dalam kitab jam’ul jawami disebutkan bawa yang dimaksud mujtahid adalah orang yang faqih. Dalam sulam ushuliyin kata mujtahid diganti dengan istilah ulama ijma’, sebagaimana menurut pandangan ibnu Hazm dalam Hikam. Selain pendapat diatas, ada juga yang memandang mujtahid sebagai ahlu ahli wal aqdi, dan istilah ini sesuai dengan pendapat al-wadih dalam kitab isbat bahwa mujtahid yang diterima fatwanya adalah ahlu ahli wal aqdi. Beberapa pendapat tersebut sebenarnya mempunyai kesamaan, bahwa yang dimaksud mujtahid adalah orang islam yang baligh, berakal, mempunyai sifat terpuji dan mampu meng- istinbath hukum dari sumbernya. Dengan demikian, kesepakatan orang awam (bodoh) atau mereka yang belum mencapai derajat mujtahid tidak bisa dikatakan ijma’, begitu pula penolakan mereka. Karena mereka tidak ahli dalam menelaah hukum-hukum syara’. Maka, apabila dalam suatu masa tidak ada seorangpun yang mencapai derajat mujtahid, tidak akan terjadi ijma’. Meskipun ada, tetapi hanya satu orang, itupun tidak bisa dikatakan ijma’.karena tidak mungkin seseorang bersepakat dengan dirinya. Dengan demikian suatu kesepakata bisa dikatakan ijma’ bila dilakukan oleh tiga orang atau lebih. Adapun kesepakatan yang dilakukan oleh dua orang, para ulama berbeda pendapat . Ada yang
  • 2. menyatakan bahwa hal itu tidak bisa dikatakan ijma’. akan tetapi, menurut jumhur ulama, hal itu termasuk ijma’, karena mewakili kesepakatan seluruh mujtahid yang ada pada masa itu. 2. Yang bersepakat adalah seluruh mujtahid Bila sebagian mujtahid bersepakat dan yang lainnya tidak, meskipun sedikit, maka menurut jumhur, hal itu tidak bisa dikatakan ijma’, karena ijma’ itu harus mencakup keseluruhan mujtahid. Sebagian ulama berpandangan bahwa ijma’ itu sah bila dilakukan oleh sebagian besar mujtahid, karena yang dimaksud kesepakatan ijma’ termasuk pula kesepakatan sebagian besar dari mereka. Begitu pula menurut kaidah fiqih, sebagian besar itu telah mencakup hukum keseluruhan. Sebagian ulama yang lain berpandangan bahwa kesepakatan sebagian besar mujtahid itu adalah hujjah,meskipun tidak dikategorikan sebagai ijma’. karena kesepakatan sebagian besar mereka menunjukan adanya kesepakatan terhadap dalil sahih yang mereka jadikan landasan penetapan hukum. Dan jarang terjadi, kelompok kecil yang tidak sepakat, dapat mengalahkan kelompok besar. 3. Para mujtahid harus umat Muhammad SAW Para ulama berbeda pendapat tentang arti Muhammad SAW. Ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud umat Muhammad SAW adalah orang-orang mukallaf dari golongan ahl al-halli wa al-aqdi. Ada juga yang berpendapat bahwa mereka adalah orang-orang mukalaf dari golongan Muhammad. Namun yang jelas, arti mukalaf adalah orang muslim, berakal, dan telah baligh. Kesepakatan yang dilakukan oleh para ulama selain umat Muhammad SAW. tidak bisa dikatakan ijma’. Hal itu menunjukan adanya umat para Nabi lain yang ber-ijma. adapun ijma’ umat Nabi Muhammad SAW. tersebut telah dijamin bahwa mereka tidak mungkin ber-ijma’ untuk melakukan suatu kesalahan.
  • 3. 4. Dilakukan setelah wafatnya Nabi Ijma itu tidak terjadi ketika nabi masih hidup, karena nabi senantiasa menyepakati perbuatan-perbuatan para sahabat yang dipandang baik, dan itu dianggap sebagai syari’at. 5. Kesepakatan mereka harus berhubungan dengan syari’at Maksudnya, kesepakatan mereka haruslah kesepakatan yang ada kaitannya dengan syari’at, seperti tentang wajib, sunnah, makruh, haram, dan lain-lain. Hal itu sesuai dengan pendapat Imam Al-Gazali yang menyatakan bahwa kesepakatan tersebut di khususkan pada masalah-masalah agama, juga sesuai dengan pendapat Al-juwaini dalam kitab Al-warakat, safiudin dalam Qawaidul usul, Kamal bin Hamal dalam kitab Tahrir dan lain-lain. Adapun mengenai masa atau zaman, para ulama ada yang memasukkannya sebagai syarat ijma’. Sedang Al-Athar dalam kitab Hasiyah Jam’ul Jawami’ mengartikan zaman dalam definisi ijma’ di atas dengan zaman mana saja. Di samping syarat-syarat di atas, adapula syarat lain yang tidak di sepakati oleh para ulama ushul, yaitu: 1. Mujtahid tersebut harus dari kalangan shahabat, syarat ini di kemukakan oleh Imam al Dzahiri, Ibnu hazm, Ibn Hibban, dan Imam Hambali. 2. Mujtahid tersebut harus dari kerabat Nabi, syarat ini di kemukakan oleh golongan syi’ah zaidiyah dan imamiyah 3. Orang yang melakukan ijma’ harus orang madinah, syarat ini di kemukakan oleh imam Malik 4. Meninggalnya semua orang yang melakukan ijma’ sesudah mereka mufakat atas suatu hukum, syarat ini di kemukakan oleh imam Ahmad, Abu al Hasan al Asy’ari, Abu Bakr ibn Faurak. 5. Boleh melakukan ijma’ terhadap salah satu dari dua pendapat apabila ulama berbeda pendapat dalam suatu masalah dengan mengeluarkan dua pendapat, ini dikemukakan oleh sebagian syafi’iyah dan ahli hadits. Sumber :