SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
CARA MENUMBUHKAN KESADARAN
    HUKUM DI MASYARAKAT
PAKAR hukum UGM Yogyakara, RM. Sudikno Mertokusumo
(Artikel , 2008: 2) mengatakan bahwa kesadaran hukum menunjuk pada
kategori hidup kejiwaan pada individu, sekaligus juga menunjuk pada
kesamaan pandangan dalam lingkungan masyarakat tertentu tentang
apa hukum itu, tentang apa yang seyogyanya kita lakukan atau perbuat
dalam menegakkan hukum atau apa yang seyogyanya tidak kita lakukan
untuk terhindar dari perbuatan melawan hukum.
Problema dari kesadarn hukum sebagai landasan memperbaiki sistem hukum
adalah, kesadaran hukum bukan merupakan pertimbangan rasional, atau produk
pertimbangan menurut akal, namun berkembang dan dipengaruhi oleh pelbagai faktor
seperti faktor agama, ekonomi, politik dan sebagainya, dan pandangan ini selalu
berubah. Oleh karena itu kesadaran hukum merupakan suatu proses psikhis yang
terdapat dalam diri manusia, yang mungkin timbul dan mungkin tidak timbul. Akan
tetapi, tentang asas kesadaran hukum, ada pada setiap manusia, oleh karena setiap
manusia mempunyai rasa keadilan. Begitu pentingnya kesadarn hukum di dalam
memperbaiki sistem hukum, maka tak heran dari tokoh-tokoh mazhab sejarah seperti
Krabbe dan Kranenburg bersikukuh mengatakan bahwa kesadaran hukum merupakan
satu-satunya sumber hukum.
Bahkan Paul Scholten sendiri yang melahirkan teorinya tentang
kesadaran hukum disebut Rechtsgefuhl atau Rechtsbewustzijn dengan
tegasnya menyatakan bahwa, kesadaran hukum adalah dasar sahnya
hukum positif (hukum tertulis) karena tidak ada hukum yang mengikat
warga-warga masyarakat kecuali atas dasar kesadaran
hukum, karenanya kesadaran hukum adalah sumber dari semua hukum.
Di Indonesia masalah kesadaran hukum mendapat tempat yang sangat
penting di dalam pembangunan sistem dan politik hukum, dan
kesadaran hukum merupakan salah satu asas dari pembangunan
nasional. Dalam Program Pembangunan Nasional di Bidang
HukumPROPENAS 2000-2004; RPJMN 2004-2009) menyebutkan
bahwa: Pembinaan bidang hukum harus mampu mengarahkan dan
menampung kebutuhan-kebutuhan hukum sesuai dengan kesadaran
hukum rakyat yang berkembang ke arah modernisasi menurut tingkat
kemajuan pembangunan di segala bidang, sehingga tercapai
ketertiban dan kepastian hukum. a. Kesadaran hukum masyarakat yang
menurun ? Secara teori maupun kenyataan, yang dihadapi dalam
meningkatkan kesadaran hukum masyarakat adalah masyarakat
Indonesia secara kultural dan keagamaan adalah terdiri atas kelompok
besar dan bersifat majemuk.
Betapa banyak dari kaum bangsa ini menggunakan cara kekerasan atau
main hakim sendiri (eigin rechting) untuk memenuhi
kepentinganya, entah itu
pencurian, korupsi, pemerkosaan, selingkuh, pembunuhan dsb. Yang
melakukannya itu, tak berbilang dari orang biasa, dan orang
penting, bahkan untuk mencapai maksud jahatnya, menyewa orangpun
tak masalah, jika ia orang berduit. Kini banyak produk hukum berupa
undang-undang dan peraturan lainnya yang sudah ditetapkan, tapi tidak
dijalankan dengan baik, bahkan belum dijalankan, atau paling tidak
belum ada PPnya yang keluar, UUnya sudah diamandamen lagi
Begitu pula fakta mengenai kebutuhannya, dan kepentingan manusia. Di
dalam memenuhi kebutuhannya yang begitu banyak itu, senantiasa dalam
ancaman dan boleh jadi menimbulkan gesekan yang tidak diharapkan.
Karenanya yang sangat diperlukan adalah kesadaran hukum. Kesadaran
hukum sejatinya adalah kesadaran akan hak dan kewajiban dari individu-
individu, kesadaran akan tanggung jawab sebagai individu, dan sebagai
anggota masyarakat. Fenomena kesadaran hukum di masyarakat
kita, cenderung menurun untuk menghindari ungakapan semakin karuan.
Menurunnya kesadaran hukum dari bangsa ini, menyemntuh semua
elemen dan lapisan masyarakat, mulai dari hilir sampai hulu, alias dari
rakyat jelata hingga penguasa, dari yang kaum terdidik hingga kaum putus
sekolah. Bet
Permasalahan kesadaran hukum timbul di dalam kerangka mencari dasar sahnya
hukum yang merupakan konsekwensi dari masalah yang timbul di dalam penerapan
tata hukum atau hukum positif. Dengan demikian, berdasarkan berbagai pendapat di
atas, maka dapat ditarik pemahaman bahwa kesadaran hukum merupakan suatu
kategori penilaian, berdasarkan kenyataan tertentu yang sesungguhnya hidup dalam
kejiwaan manusia yang menyebabkan manusia dapat memisahkan antara hukum
(kebenaran) dan yang bukan hukum (kebatilan), jadi tidak ubahnya mana yang benar
dan yang tidak benar, mana yang baik dan mana yang buruk. 2. Meningkatkan
Kesadaran Hukum Masyarakat. Dalam berbagai TAP MPR (PROPENAS 2000-2004;
RPJMN 2004-2009) disebutkan bahwa, pembinaan bidang hukum harus mampu
mengarahkan dan menampung kebutuhan-kebutuhan hukum sesuai dengan
kesadaran hukum rakyat yang berkembang ke arah modernisasi menurut tingkat
kemajuan pembangunan di segala bidang, sehingga tercapai ketertiban dan kepastian
hukum.
Sudikno Mertokusumo (http://sudiknoartikel.blogspot.com, 2008:2)
kesadaran hukum adalah: Kesadaran tentang apa yang seyogyanya kita
lakukan atau perbuat atau yang seyogyanya tidak kita lakukan atau
perbuat terutama terhadap orang lain. Ini berarti kesadaran akan
kewajiban hukum kita masing-masing terhadap orang lain. Kesadaran
hukum mengandung sikap tepo sliro atau toleransi. Juga pendapat
Soekanto dan Mustafa Abdullah, (1980: 210) bahwa,. Kesadaran hukum
merupakan suatu penilaian terhadap apa yang dianggap sebagai hukum
yang baik dan/atau hukum yang tidak baik. Penilaian terhadap hukum
tersebut didasarkan pada tujuannya, yaitu apakah hukum tadi adil atau
tidak adil, oleh karena keadilan yang diharapkan oleh warga masyarakat.
Dikatakan salah satu oleh karena disamping hukum masih ada perlindungan
kepentingan lain berupa kaedah kepercayaan, kaedah kesusilaan dan kaedah
kesopanan. Dalam melindungi kepentingannya masing-masing, maka manusia di
dalam masyarakat harus mengingat, memperhitungkan, menjaga dan menghormati
kepentingan manusia lain, jangan sampai terjadi pertentangan atau konflik yang
merugikan orang lain. Tidak boleh kiranya dalam melindungi kepentingannya
sendiri, atau dalam melaksanakan haknya, berbuat semaunya, sehingga merugikan
kepentingan manusia lain (eigenrichtig). Bagi masyarakat yang sedang
berkembang, termasuk masyarakat Indonesia, bahwa masalah kesadaran hukum kian
bertambah rumitnya, oleh karena berbagai faktor yaitu; bahwa masyarakatnya sedang
mengalami masa transisi di mana sistem norma-norma yang lama ingin
ditinggalkna, akan tetapi sistem norma-norma yang baru belum terbentuk secara
mantap (Soekanto dan Mustafa Abdullah (1980: 208). Bahkan kesadaran akan
kewajiban hukum ini sering timbul dari kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa yang
nyata. Kalau suatu peristiwa terjadi secara terulang dengan teratur atau ajeg, maka
lama-lama akan timbul pandangan atau anggapan bahwa memang demikianlah
seharusnya atau seyogyanya dan hal ini akan menimbulkan pandangan atau kesadaran
bahwa demikianlah hukumnya atau bahwa hal itu merupakan kewajiban hukum.
Menurut Sudikno Mertokusumo (http://sudiknoartikel.blogspot.com, 2008:2)
bahwa, berbicara tentang peningkatan kesadaran hukum masyarakat, maka
akan timbul pertanyaan, apakah kesadaran hukum masyarakat sudah
sedemikian merosotnya, sehingga perlu ditingkatkan dan bagaimana cara
meningkatkannya?. Karena jumlah manusia itu banyak, maka
kepentingannyapun banyak dan beraneka ragam pula serta bersifat dinamis.
Oleh karenanya dibutuhkan peningkatan kesadarn hukum masyarakat, agar
kehidupan lebih terjamin dari rasa aman dan tenang. Sehubungan dengan di
atas, Sudikno Mertokusumo (http://sudiknoartikel.blogspot.com, 2008:2)
berpendapat: Bahwa Kepentingan-kepentingan manusia itu selalu diancam
oleh segala macam bahaya berupa pencurian terhadap harta
kekayaannya, pencemaran terhadap nama baiknya, pembunuhan dan
sebagainya. Maka oleh karena itulah manusia memerlukan perlindungan
terhadap kepentingan-kepentingannya. Salah satu perlindungan kepentingan
itu adalah hukum
CARA MENUMBUHKAN KESADARAN HUKUM
                  MELALUI PENDIDIKAN

· Kesadaran dan kecerdasan hukum masyarakat merupakan kunci utama bagi terbentuknya budaya hukum
yang baik pada suatu bangsa.

·     Budaya hukum adalah bagian atau sub sistem dari sistem hukum, yang berhubungan dengan
gagasan, sikap, kepercayaan, harapan-harapan, maupun pandangan-pandangan tentang hukum yang
berisikan pada nilai-nilai.
· Pembangunan masyarakat sadar dan cerdas hukum dari usia sejak dini menjadi penting dalam merespon
muncul dekadensi moral dan pemahaman substansi dan penyelesaian sengketa hukum yang timbul
ditengah-tengah masyarakat. Kesadaran dan kecerdasan hukum masyarakat sejak dini membawa
konsekuensi meningkatkan kepatuhan hukum, pembelajaran hukum sebagai suatu kebiasaan, dan memberi
kepantasan atau kecakapan sebagai subjek hukum
· Kebijakan pendidikan yang mendorong pertumbuhan penyadaran hukum anak usia dini dilakukan dengan
2 stategi pendekatan, yaitu: (1) Secara intra kurikulum dengan mengintegrasian nilai-nilai Hukum ke dalam
mata pelajaran; (2) Secara ekstra kurikulum dengan membangun sikap dan taat Hukum di Sekolah.
· Pengintegrasian dalam kurikulum adalah dengan memajukan Pendidikan Kewarganegaraan yang diarahkan
untuk mengembangkan nilai dan sikap kesetaraan, kebersamaan kerja keras, disiplin, jujur, adil, berani dan
peduli yang dijabarkan dalam berbagai aspek, baik politik, sosiologi, ekonomi dan hukum;
· Kesadaran hukum ini ditanamkan sejak usia dini dilakukan dengan mempertimbangkan aspek
perkembangan manusia. Hal ini secara psikologik dapat dilakukan dengan mempertimbangkan aspek
perkembangan si anak (developmentally appropriate).

· Perilaku moral (moral behavior) dalam literatur psikologi berasumsi bahwa manusia yang ”bermoral”
adalah individu yang paling tidak tindak-tanduk atau perilakunya sesuai dengan standar moral yang berlaku.

· Seorang yang bermoral harus mempunyai motivasi yang kuat untuk tunduk pada prinsip-prinsip moralitas
yang ada dan yang ia anut, atau yang ia yakini sebagai benar.

· Konsistensi atara penalaran moral, motivasi moral dan perilaku moral sampai sejauh ini masih menjadi
perdebatan teoretik yang sengit. Walaupun secara ideal para ahli psikologi berharap bahwa ada konsistensi
dan kesejelanan antara apa yang ada di taraf kogintif (moral reasoning), dan di taraf afeksi (moral
motivation) dengan konsistensinya ditaraf perilaku konkrit (moral behavior), namun hasil riset-riset
memberikan hasil yang beragam.

· Mekanisme dimana prinsip-prinsip moral dapat menjadi terinternalisasi pada diri individu terutama melalui
proses indentifikasi dengan tokoh-tokoh penting disekitar anak, terutama orang tua.

· Tingkah laku moral dapat juga terbentuk sebagai hasil mekanis stimulus dan respons yang terikat pada
prinsip pengaturan reward & punishment. Di sini anak belajar bahwa ada kaitan antara tindakan yang ia
perbuat dengan reward dan punishment yang ia dapat dari lingkungan jika ia melanggar aturan (dari lembaga
penegak hukum misalnya) yang dianggap sebagai mekanisme yang menjelaskan sebuah perilaku menetap.

· Kemampuan anak untuk mengembangkan prinsip-prinsip moral ditandai dengan berkembangnya
kemampuan menalar manusia tentang prinsip-prinsip moralitas.
· Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar pesera didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritualitas
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

· Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut.

· Pendidikan Anak Usia Dini dilaksanakan melalui bermain, sehingga tidak merampas dunia anak. Pendidikan
Anak Usia Dini bertujuan untuk melejitkan semua potensi anak (motorik, bahasa, kognitif, emosional, dan
sosial) dgn mengedepankan kebebasan memilih, merangsang kreativitas, dan penumbuhan karakter.

· Lembaga pendidikan formal, informal dan non formal perlu diajak bersama-sama mengembangkan
kesadaran dan kecerdasan hukum sejak dini.

More Related Content

What's hot

Penegakan hukum di indonesia
Penegakan hukum di indonesiaPenegakan hukum di indonesia
Penegakan hukum di indonesiaLiling InkInk
 
Keterbukaan dan Keadilan PKn
Keterbukaan dan Keadilan PKnKeterbukaan dan Keadilan PKn
Keterbukaan dan Keadilan PKnTeuku Ichsan
 
305984786 pertanggungjawaban-pidana-korporasi-makalah-docx
305984786 pertanggungjawaban-pidana-korporasi-makalah-docx305984786 pertanggungjawaban-pidana-korporasi-makalah-docx
305984786 pertanggungjawaban-pidana-korporasi-makalah-docxratih pratiwi
 
Pengertian dan pentingnya perlindungan serta penegakan hukum
Pengertian dan pentingnya perlindungan serta penegakan hukumPengertian dan pentingnya perlindungan serta penegakan hukum
Pengertian dan pentingnya perlindungan serta penegakan hukumFN223
 
kelompok presentasi kelas Xi farmasi smk nurul huda pringsewu
kelompok presentasi kelas Xi farmasi smk nurul huda pringsewukelompok presentasi kelas Xi farmasi smk nurul huda pringsewu
kelompok presentasi kelas Xi farmasi smk nurul huda pringsewuapotek agam farma
 
Bab iii-keterbukaan-dan-keadilan1
Bab iii-keterbukaan-dan-keadilan1Bab iii-keterbukaan-dan-keadilan1
Bab iii-keterbukaan-dan-keadilan1Wikiwikpunana Uyuun
 
98936229 makalah-isbd
98936229 makalah-isbd98936229 makalah-isbd
98936229 makalah-isbdReff Raf
 
Power point-pendidikan-kewarganegaraan-copy1
Power point-pendidikan-kewarganegaraan-copy1Power point-pendidikan-kewarganegaraan-copy1
Power point-pendidikan-kewarganegaraan-copy1newskiem
 

What's hot (16)

materi PHB 1
materi PHB 1materi PHB 1
materi PHB 1
 
Penegakan hukum di indonesia
Penegakan hukum di indonesiaPenegakan hukum di indonesia
Penegakan hukum di indonesia
 
K elompok 7 pkn
K elompok 7 pknK elompok 7 pkn
K elompok 7 pkn
 
Hak Asasi Manusia
Hak Asasi ManusiaHak Asasi Manusia
Hak Asasi Manusia
 
Keterbukaan dan Keadilan PKn
Keterbukaan dan Keadilan PKnKeterbukaan dan Keadilan PKn
Keterbukaan dan Keadilan PKn
 
305984786 pertanggungjawaban-pidana-korporasi-makalah-docx
305984786 pertanggungjawaban-pidana-korporasi-makalah-docx305984786 pertanggungjawaban-pidana-korporasi-makalah-docx
305984786 pertanggungjawaban-pidana-korporasi-makalah-docx
 
Upaya penegakan hukum di indonesia
Upaya penegakan hukum di indonesiaUpaya penegakan hukum di indonesia
Upaya penegakan hukum di indonesia
 
Pengertian dan pentingnya perlindungan serta penegakan hukum
Pengertian dan pentingnya perlindungan serta penegakan hukumPengertian dan pentingnya perlindungan serta penegakan hukum
Pengertian dan pentingnya perlindungan serta penegakan hukum
 
Etika Pelayanan Publik
Etika Pelayanan Publik Etika Pelayanan Publik
Etika Pelayanan Publik
 
Pkn 1
Pkn 1Pkn 1
Pkn 1
 
kelompok presentasi kelas Xi farmasi smk nurul huda pringsewu
kelompok presentasi kelas Xi farmasi smk nurul huda pringsewukelompok presentasi kelas Xi farmasi smk nurul huda pringsewu
kelompok presentasi kelas Xi farmasi smk nurul huda pringsewu
 
Bab iii-keterbukaan-dan-keadilan1
Bab iii-keterbukaan-dan-keadilan1Bab iii-keterbukaan-dan-keadilan1
Bab iii-keterbukaan-dan-keadilan1
 
Modul 2 kb 3
Modul 2 kb 3Modul 2 kb 3
Modul 2 kb 3
 
98936229 makalah-isbd
98936229 makalah-isbd98936229 makalah-isbd
98936229 makalah-isbd
 
Power point-pendidikan-kewarganegaraan-copy1
Power point-pendidikan-kewarganegaraan-copy1Power point-pendidikan-kewarganegaraan-copy1
Power point-pendidikan-kewarganegaraan-copy1
 
Makalah pemerintahan yang baik STIP WUNA
Makalah pemerintahan yang baik STIP WUNA Makalah pemerintahan yang baik STIP WUNA
Makalah pemerintahan yang baik STIP WUNA
 

Similar to MENUMBUHKAN KESADARAN

Problematika penegakan hukum di indonesia
Problematika penegakan hukum di indonesiaProblematika penegakan hukum di indonesia
Problematika penegakan hukum di indonesianoidmedia virtual
 
BAGAIMANA DINAMIKA HISTORIS KONSTITUSIONAL, SOSIAL-POLITIK, KULTURAL, SERTA K...
BAGAIMANA DINAMIKA HISTORIS KONSTITUSIONAL, SOSIAL-POLITIK, KULTURAL, SERTA K...BAGAIMANA DINAMIKA HISTORIS KONSTITUSIONAL, SOSIAL-POLITIK, KULTURAL, SERTA K...
BAGAIMANA DINAMIKA HISTORIS KONSTITUSIONAL, SOSIAL-POLITIK, KULTURAL, SERTA K...Eny Ardhika Putri
 
19. 33020210126_Rizki Agustin.pdf
19. 33020210126_Rizki Agustin.pdf19. 33020210126_Rizki Agustin.pdf
19. 33020210126_Rizki Agustin.pdfRINIRISDAYANTI0125
 
Perlindungan hukum potensi nasional
Perlindungan hukum potensi nasionalPerlindungan hukum potensi nasional
Perlindungan hukum potensi nasionalAhmad Solihin
 
Filsafat ilmu aturan dan hukum berperilaku
Filsafat ilmu aturan dan hukum berperilakuFilsafat ilmu aturan dan hukum berperilaku
Filsafat ilmu aturan dan hukum berperilakuDonnyHari
 
Sistem Hukum Di Indonesia
Sistem Hukum Di IndonesiaSistem Hukum Di Indonesia
Sistem Hukum Di IndonesiaLisaFlawless
 
Pancasila sebagai sistem_politik_dan_hukum
Pancasila sebagai sistem_politik_dan_hukumPancasila sebagai sistem_politik_dan_hukum
Pancasila sebagai sistem_politik_dan_hukumRizki Ramadhan
 
Ketidakadilan hukum indonesia sebuah refleksi sila kelima pancasila
Ketidakadilan hukum indonesia sebuah refleksi sila kelima pancasilaKetidakadilan hukum indonesia sebuah refleksi sila kelima pancasila
Ketidakadilan hukum indonesia sebuah refleksi sila kelima pancasilaMeilana Lestari
 
Perlindungan dan penegakan ham
Perlindungan dan penegakan hamPerlindungan dan penegakan ham
Perlindungan dan penegakan hamrayhanf
 
Presentation .membina kesadaran berkonstitusi
Presentation .membina kesadaran berkonstitusiPresentation .membina kesadaran berkonstitusi
Presentation .membina kesadaran berkonstitusitri wulandari
 

Similar to MENUMBUHKAN KESADARAN (20)

Dialektika hukum
Dialektika hukumDialektika hukum
Dialektika hukum
 
Problematika penegakan hukum di indonesia
Problematika penegakan hukum di indonesiaProblematika penegakan hukum di indonesia
Problematika penegakan hukum di indonesia
 
BAGAIMANA DINAMIKA HISTORIS KONSTITUSIONAL, SOSIAL-POLITIK, KULTURAL, SERTA K...
BAGAIMANA DINAMIKA HISTORIS KONSTITUSIONAL, SOSIAL-POLITIK, KULTURAL, SERTA K...BAGAIMANA DINAMIKA HISTORIS KONSTITUSIONAL, SOSIAL-POLITIK, KULTURAL, SERTA K...
BAGAIMANA DINAMIKA HISTORIS KONSTITUSIONAL, SOSIAL-POLITIK, KULTURAL, SERTA K...
 
Nur Sania Dasopang
Nur Sania DasopangNur Sania Dasopang
Nur Sania Dasopang
 
Legislations sahril
Legislations sahrilLegislations sahril
Legislations sahril
 
Legislations
LegislationsLegislations
Legislations
 
Legislations
LegislationsLegislations
Legislations
 
19. 33020210126_Rizki Agustin.pdf
19. 33020210126_Rizki Agustin.pdf19. 33020210126_Rizki Agustin.pdf
19. 33020210126_Rizki Agustin.pdf
 
Perlindungan hukum potensi nasional
Perlindungan hukum potensi nasionalPerlindungan hukum potensi nasional
Perlindungan hukum potensi nasional
 
16392936.ppt
16392936.ppt16392936.ppt
16392936.ppt
 
materi cyber law
materi cyber lawmateri cyber law
materi cyber law
 
Legislasi dprd
Legislasi dprdLegislasi dprd
Legislasi dprd
 
Filsafat ilmu aturan dan hukum berperilaku
Filsafat ilmu aturan dan hukum berperilakuFilsafat ilmu aturan dan hukum berperilaku
Filsafat ilmu aturan dan hukum berperilaku
 
Sistem Hukum Di Indonesia
Sistem Hukum Di IndonesiaSistem Hukum Di Indonesia
Sistem Hukum Di Indonesia
 
K elompok 7 pkn
K elompok 7 pknK elompok 7 pkn
K elompok 7 pkn
 
Pancasila sebagai sistem_politik_dan_hukum
Pancasila sebagai sistem_politik_dan_hukumPancasila sebagai sistem_politik_dan_hukum
Pancasila sebagai sistem_politik_dan_hukum
 
Ketidakadilan hukum indonesia sebuah refleksi sila kelima pancasila
Ketidakadilan hukum indonesia sebuah refleksi sila kelima pancasilaKetidakadilan hukum indonesia sebuah refleksi sila kelima pancasila
Ketidakadilan hukum indonesia sebuah refleksi sila kelima pancasila
 
Masyarakat madani
Masyarakat madaniMasyarakat madani
Masyarakat madani
 
Perlindungan dan penegakan ham
Perlindungan dan penegakan hamPerlindungan dan penegakan ham
Perlindungan dan penegakan ham
 
Presentation .membina kesadaran berkonstitusi
Presentation .membina kesadaran berkonstitusiPresentation .membina kesadaran berkonstitusi
Presentation .membina kesadaran berkonstitusi
 

MENUMBUHKAN KESADARAN

  • 1.
  • 2. CARA MENUMBUHKAN KESADARAN HUKUM DI MASYARAKAT
  • 3. PAKAR hukum UGM Yogyakara, RM. Sudikno Mertokusumo (Artikel , 2008: 2) mengatakan bahwa kesadaran hukum menunjuk pada kategori hidup kejiwaan pada individu, sekaligus juga menunjuk pada kesamaan pandangan dalam lingkungan masyarakat tertentu tentang apa hukum itu, tentang apa yang seyogyanya kita lakukan atau perbuat dalam menegakkan hukum atau apa yang seyogyanya tidak kita lakukan untuk terhindar dari perbuatan melawan hukum.
  • 4. Problema dari kesadarn hukum sebagai landasan memperbaiki sistem hukum adalah, kesadaran hukum bukan merupakan pertimbangan rasional, atau produk pertimbangan menurut akal, namun berkembang dan dipengaruhi oleh pelbagai faktor seperti faktor agama, ekonomi, politik dan sebagainya, dan pandangan ini selalu berubah. Oleh karena itu kesadaran hukum merupakan suatu proses psikhis yang terdapat dalam diri manusia, yang mungkin timbul dan mungkin tidak timbul. Akan tetapi, tentang asas kesadaran hukum, ada pada setiap manusia, oleh karena setiap manusia mempunyai rasa keadilan. Begitu pentingnya kesadarn hukum di dalam memperbaiki sistem hukum, maka tak heran dari tokoh-tokoh mazhab sejarah seperti Krabbe dan Kranenburg bersikukuh mengatakan bahwa kesadaran hukum merupakan satu-satunya sumber hukum.
  • 5. Bahkan Paul Scholten sendiri yang melahirkan teorinya tentang kesadaran hukum disebut Rechtsgefuhl atau Rechtsbewustzijn dengan tegasnya menyatakan bahwa, kesadaran hukum adalah dasar sahnya hukum positif (hukum tertulis) karena tidak ada hukum yang mengikat warga-warga masyarakat kecuali atas dasar kesadaran hukum, karenanya kesadaran hukum adalah sumber dari semua hukum.
  • 6. Di Indonesia masalah kesadaran hukum mendapat tempat yang sangat penting di dalam pembangunan sistem dan politik hukum, dan kesadaran hukum merupakan salah satu asas dari pembangunan nasional. Dalam Program Pembangunan Nasional di Bidang HukumPROPENAS 2000-2004; RPJMN 2004-2009) menyebutkan bahwa: Pembinaan bidang hukum harus mampu mengarahkan dan menampung kebutuhan-kebutuhan hukum sesuai dengan kesadaran hukum rakyat yang berkembang ke arah modernisasi menurut tingkat kemajuan pembangunan di segala bidang, sehingga tercapai ketertiban dan kepastian hukum. a. Kesadaran hukum masyarakat yang menurun ? Secara teori maupun kenyataan, yang dihadapi dalam meningkatkan kesadaran hukum masyarakat adalah masyarakat Indonesia secara kultural dan keagamaan adalah terdiri atas kelompok besar dan bersifat majemuk.
  • 7. Betapa banyak dari kaum bangsa ini menggunakan cara kekerasan atau main hakim sendiri (eigin rechting) untuk memenuhi kepentinganya, entah itu pencurian, korupsi, pemerkosaan, selingkuh, pembunuhan dsb. Yang melakukannya itu, tak berbilang dari orang biasa, dan orang penting, bahkan untuk mencapai maksud jahatnya, menyewa orangpun tak masalah, jika ia orang berduit. Kini banyak produk hukum berupa undang-undang dan peraturan lainnya yang sudah ditetapkan, tapi tidak dijalankan dengan baik, bahkan belum dijalankan, atau paling tidak belum ada PPnya yang keluar, UUnya sudah diamandamen lagi
  • 8. Begitu pula fakta mengenai kebutuhannya, dan kepentingan manusia. Di dalam memenuhi kebutuhannya yang begitu banyak itu, senantiasa dalam ancaman dan boleh jadi menimbulkan gesekan yang tidak diharapkan. Karenanya yang sangat diperlukan adalah kesadaran hukum. Kesadaran hukum sejatinya adalah kesadaran akan hak dan kewajiban dari individu- individu, kesadaran akan tanggung jawab sebagai individu, dan sebagai anggota masyarakat. Fenomena kesadaran hukum di masyarakat kita, cenderung menurun untuk menghindari ungakapan semakin karuan. Menurunnya kesadaran hukum dari bangsa ini, menyemntuh semua elemen dan lapisan masyarakat, mulai dari hilir sampai hulu, alias dari rakyat jelata hingga penguasa, dari yang kaum terdidik hingga kaum putus sekolah. Bet
  • 9. Permasalahan kesadaran hukum timbul di dalam kerangka mencari dasar sahnya hukum yang merupakan konsekwensi dari masalah yang timbul di dalam penerapan tata hukum atau hukum positif. Dengan demikian, berdasarkan berbagai pendapat di atas, maka dapat ditarik pemahaman bahwa kesadaran hukum merupakan suatu kategori penilaian, berdasarkan kenyataan tertentu yang sesungguhnya hidup dalam kejiwaan manusia yang menyebabkan manusia dapat memisahkan antara hukum (kebenaran) dan yang bukan hukum (kebatilan), jadi tidak ubahnya mana yang benar dan yang tidak benar, mana yang baik dan mana yang buruk. 2. Meningkatkan Kesadaran Hukum Masyarakat. Dalam berbagai TAP MPR (PROPENAS 2000-2004; RPJMN 2004-2009) disebutkan bahwa, pembinaan bidang hukum harus mampu mengarahkan dan menampung kebutuhan-kebutuhan hukum sesuai dengan kesadaran hukum rakyat yang berkembang ke arah modernisasi menurut tingkat kemajuan pembangunan di segala bidang, sehingga tercapai ketertiban dan kepastian hukum.
  • 10. Sudikno Mertokusumo (http://sudiknoartikel.blogspot.com, 2008:2) kesadaran hukum adalah: Kesadaran tentang apa yang seyogyanya kita lakukan atau perbuat atau yang seyogyanya tidak kita lakukan atau perbuat terutama terhadap orang lain. Ini berarti kesadaran akan kewajiban hukum kita masing-masing terhadap orang lain. Kesadaran hukum mengandung sikap tepo sliro atau toleransi. Juga pendapat Soekanto dan Mustafa Abdullah, (1980: 210) bahwa,. Kesadaran hukum merupakan suatu penilaian terhadap apa yang dianggap sebagai hukum yang baik dan/atau hukum yang tidak baik. Penilaian terhadap hukum tersebut didasarkan pada tujuannya, yaitu apakah hukum tadi adil atau tidak adil, oleh karena keadilan yang diharapkan oleh warga masyarakat.
  • 11. Dikatakan salah satu oleh karena disamping hukum masih ada perlindungan kepentingan lain berupa kaedah kepercayaan, kaedah kesusilaan dan kaedah kesopanan. Dalam melindungi kepentingannya masing-masing, maka manusia di dalam masyarakat harus mengingat, memperhitungkan, menjaga dan menghormati kepentingan manusia lain, jangan sampai terjadi pertentangan atau konflik yang merugikan orang lain. Tidak boleh kiranya dalam melindungi kepentingannya sendiri, atau dalam melaksanakan haknya, berbuat semaunya, sehingga merugikan kepentingan manusia lain (eigenrichtig). Bagi masyarakat yang sedang berkembang, termasuk masyarakat Indonesia, bahwa masalah kesadaran hukum kian bertambah rumitnya, oleh karena berbagai faktor yaitu; bahwa masyarakatnya sedang mengalami masa transisi di mana sistem norma-norma yang lama ingin ditinggalkna, akan tetapi sistem norma-norma yang baru belum terbentuk secara mantap (Soekanto dan Mustafa Abdullah (1980: 208). Bahkan kesadaran akan kewajiban hukum ini sering timbul dari kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa yang nyata. Kalau suatu peristiwa terjadi secara terulang dengan teratur atau ajeg, maka lama-lama akan timbul pandangan atau anggapan bahwa memang demikianlah seharusnya atau seyogyanya dan hal ini akan menimbulkan pandangan atau kesadaran bahwa demikianlah hukumnya atau bahwa hal itu merupakan kewajiban hukum.
  • 12. Menurut Sudikno Mertokusumo (http://sudiknoartikel.blogspot.com, 2008:2) bahwa, berbicara tentang peningkatan kesadaran hukum masyarakat, maka akan timbul pertanyaan, apakah kesadaran hukum masyarakat sudah sedemikian merosotnya, sehingga perlu ditingkatkan dan bagaimana cara meningkatkannya?. Karena jumlah manusia itu banyak, maka kepentingannyapun banyak dan beraneka ragam pula serta bersifat dinamis. Oleh karenanya dibutuhkan peningkatan kesadarn hukum masyarakat, agar kehidupan lebih terjamin dari rasa aman dan tenang. Sehubungan dengan di atas, Sudikno Mertokusumo (http://sudiknoartikel.blogspot.com, 2008:2) berpendapat: Bahwa Kepentingan-kepentingan manusia itu selalu diancam oleh segala macam bahaya berupa pencurian terhadap harta kekayaannya, pencemaran terhadap nama baiknya, pembunuhan dan sebagainya. Maka oleh karena itulah manusia memerlukan perlindungan terhadap kepentingan-kepentingannya. Salah satu perlindungan kepentingan itu adalah hukum
  • 13. CARA MENUMBUHKAN KESADARAN HUKUM MELALUI PENDIDIKAN · Kesadaran dan kecerdasan hukum masyarakat merupakan kunci utama bagi terbentuknya budaya hukum yang baik pada suatu bangsa. · Budaya hukum adalah bagian atau sub sistem dari sistem hukum, yang berhubungan dengan gagasan, sikap, kepercayaan, harapan-harapan, maupun pandangan-pandangan tentang hukum yang berisikan pada nilai-nilai. · Pembangunan masyarakat sadar dan cerdas hukum dari usia sejak dini menjadi penting dalam merespon muncul dekadensi moral dan pemahaman substansi dan penyelesaian sengketa hukum yang timbul ditengah-tengah masyarakat. Kesadaran dan kecerdasan hukum masyarakat sejak dini membawa konsekuensi meningkatkan kepatuhan hukum, pembelajaran hukum sebagai suatu kebiasaan, dan memberi kepantasan atau kecakapan sebagai subjek hukum · Kebijakan pendidikan yang mendorong pertumbuhan penyadaran hukum anak usia dini dilakukan dengan 2 stategi pendekatan, yaitu: (1) Secara intra kurikulum dengan mengintegrasian nilai-nilai Hukum ke dalam mata pelajaran; (2) Secara ekstra kurikulum dengan membangun sikap dan taat Hukum di Sekolah. · Pengintegrasian dalam kurikulum adalah dengan memajukan Pendidikan Kewarganegaraan yang diarahkan untuk mengembangkan nilai dan sikap kesetaraan, kebersamaan kerja keras, disiplin, jujur, adil, berani dan peduli yang dijabarkan dalam berbagai aspek, baik politik, sosiologi, ekonomi dan hukum;
  • 14. · Kesadaran hukum ini ditanamkan sejak usia dini dilakukan dengan mempertimbangkan aspek perkembangan manusia. Hal ini secara psikologik dapat dilakukan dengan mempertimbangkan aspek perkembangan si anak (developmentally appropriate). · Perilaku moral (moral behavior) dalam literatur psikologi berasumsi bahwa manusia yang ”bermoral” adalah individu yang paling tidak tindak-tanduk atau perilakunya sesuai dengan standar moral yang berlaku. · Seorang yang bermoral harus mempunyai motivasi yang kuat untuk tunduk pada prinsip-prinsip moralitas yang ada dan yang ia anut, atau yang ia yakini sebagai benar. · Konsistensi atara penalaran moral, motivasi moral dan perilaku moral sampai sejauh ini masih menjadi perdebatan teoretik yang sengit. Walaupun secara ideal para ahli psikologi berharap bahwa ada konsistensi dan kesejelanan antara apa yang ada di taraf kogintif (moral reasoning), dan di taraf afeksi (moral motivation) dengan konsistensinya ditaraf perilaku konkrit (moral behavior), namun hasil riset-riset memberikan hasil yang beragam. · Mekanisme dimana prinsip-prinsip moral dapat menjadi terinternalisasi pada diri individu terutama melalui proses indentifikasi dengan tokoh-tokoh penting disekitar anak, terutama orang tua. · Tingkah laku moral dapat juga terbentuk sebagai hasil mekanis stimulus dan respons yang terikat pada prinsip pengaturan reward & punishment. Di sini anak belajar bahwa ada kaitan antara tindakan yang ia perbuat dengan reward dan punishment yang ia dapat dari lingkungan jika ia melanggar aturan (dari lembaga penegak hukum misalnya) yang dianggap sebagai mekanisme yang menjelaskan sebuah perilaku menetap. · Kemampuan anak untuk mengembangkan prinsip-prinsip moral ditandai dengan berkembangnya kemampuan menalar manusia tentang prinsip-prinsip moralitas.
  • 15. · Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar pesera didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritualitas keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. · Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. · Pendidikan Anak Usia Dini dilaksanakan melalui bermain, sehingga tidak merampas dunia anak. Pendidikan Anak Usia Dini bertujuan untuk melejitkan semua potensi anak (motorik, bahasa, kognitif, emosional, dan sosial) dgn mengedepankan kebebasan memilih, merangsang kreativitas, dan penumbuhan karakter. · Lembaga pendidikan formal, informal dan non formal perlu diajak bersama-sama mengembangkan kesadaran dan kecerdasan hukum sejak dini.