SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
1
14 Juni 2023
Pertimbangan Hukum dalam Pengambilan
Keputusan Akhir Hayat
Di bidang perawatan paliatif, pertimbangan hukum memainkan
peran penting dalam memandu pengambilan keputusan Akhir
Hayat. Profesional perawatan kesehatan dan pasien
mengandalkan kerangka kerja yang disediakan oleh arahan
lanjutan, seperti wasiat hidup dan surat kuasa yang tahan lama
untuk perawatan kesehatan, untuk menavigasi lanskap kompleks
dari keputusan ini. Dokumen hukum ini memungkinkan individu
untuk mengungkapkan preferensi mereka mengenai perawatan
medis terlebih dahulu, memastikan keinginan mereka dihormati
bahkan jika mereka menjadi tidak mampu. Artikel ini bertujuan
untuk mengeksplorasi pertimbangan hukum utama yang terlibat
dalam pengambilan keputusan akhir kehidupan, memberikan
saran yang dapat ditindaklanjuti bagi para profesional kesehatan
di bidang perawatan paliatif.
Tabel: Pertimbangan Hukum dalam Pengambilan Keputusan Akhir Hayat
No. Pertimbangan
Hukum
Penjelasan Contoh
1 Arahan Lanjutan
(Wasiat Hidup)
Dokumen hukum yang
memungkinkan individu
untuk menentukan
- Seorang pasien dengan
keinginan hidup menolak
dukungan kehidupan buatan
akan dihormati keinginannya
2
No. Pertimbangan
Hukum
Penjelasan Contoh
preferensi perawatan medis
mereka terlebih dahulu.
jika mereka memasuki kondisi
vegetatif yang persisten.
- Keinginan hidup yang
menentukan keinginan untuk
perawatan paliatif hanya akan
memandu pilihan perawatan
Akhir Hayat.
- Surat wasiat hidup yang
menunjukkan preferensi untuk
donasi organ akan
mengesahkan prosedur setelah
kematian.
2 Surat Kuasa yang
Tahan Lama untuk
Perawatan
Kesehatan
(Perwakilan
Perawatan
Kesehatan)
Penunjukan hukum agen
untuk membuat keputusan
medis atas nama pasien jika
mereka menjadi tidak
mampu.
- Seorang pasien menunjuk
pasangannya sebagai wakil
perawatan kesehatan mereka,
memberdayakan mereka untuk
membuat pilihan pengobatan
jika pasien tidak mampu.
- Seorang individu menunjuk
teman tepercaya sebagai wakil
perawatan kesehatan mereka
karena nilai dan keyakinan
mereka bersama, memastikan
keinginan mereka ditegakkan.
3 Mengikuti Arahan
Lanjutan
Profesional perawatan
kesehatan harus
menghormati dan mematuhi
instruksi yang diuraikan
dalam arahan lanjutan yang
valid.
- Seorang dokter menghentikan
pengobatan yang
mempertahankan hidup sesuai
kehendak hidup pasien, bahkan
jika anggota keluarga tidak
setuju.
- Proksi layanan kesehatan
yang ditunjuk pasien lanjut
usia membuat keputusan Akhir
Hayat selaras dengan
keinginan pasien yang
3
No. Pertimbangan
Hukum
Penjelasan Contoh
dinyatakan sebelumnya dalam
dokumen.
4 Prinsip
Penghakiman
Pengganti
Ketika preferensi pasien
tidak jelas atau tidak ada
arahan lanjutan, keputusan
harus didasarkan pada apa
yang diinginkan pasien.
- Dengan tidak adanya
instruksi khusus, profesional
perawatan kesehatan
bergantung pada penilaian
pengganti dari anggota
keluarga atau teman dekat
untuk menentukan pilihan
pengobatan.
- Seorang anak pasien, yang
mengetahui nilai-nilai dan
kepercayaan orang tuanya,
membuat keputusan tentang
perawatan yang
mempertahankan hidup atas
nama mereka.
Catatan: Contoh yang diberikan hanya untuk tujuan ilustrasi dan bukan
merupakan nasihat hukum. Persyaratan dan praktik hukum dapat bervariasi
berdasarkan yurisdiksi. Dianjurkan untuk berkonsultasi dengan profesional hukum
atau otoritas terkait untuk mendapatkan panduan khusus dalam pengambilan
keputusan akhir hayat.
1. Arahan Lanjutan (Wasiat Hidup):
Arahan lanjutan, umumnya dikenal sebagai wasiat hidup,
berfungsi sebagai instrumen hukum penting yang memungkinkan
individu mengartikulasikan preferensi perawatan medis mereka
sebelumnya. Dengan mendokumentasikan keinginan mereka,
pasien dapat menjalankan otonomi dan mempertahankan kendali
atas keputusan perawatan kesehatan mereka, bahkan ketika
mereka tidak dapat mengomunikasikan pilihan mereka. Surat
4
wasiat biasanya membahas berbagai aspek perawatan medis,
termasuk penggunaan perawatan penunjang hidup, preferensi
resusitasi, dan keinginan untuk perawatan paliatif. Profesional
perawatan kesehatan harus membiasakan diri dengan arahan
lanjutan yang ada dan memastikan kepatuhan mereka saat
membuat keputusan perawatan untuk pasien yang tidak mampu.
Contoh 1:
Misalnya, pertimbangkan seorang pasien yang secara
eksplisit menyatakan dalam hidup mereka akan penolakan
dukungan kehidupan buatan. Jika pasien ini memasuki
keadaan vegetatif yang persisten, sangat penting bagi
profesional perawatan kesehatan untuk menghormati
keinginan mereka dengan menahan diri untuk tidak memulai
atau melanjutkan perawatan penunjang hidup yang
bertentangan dengan preferensi yang diungkapkan pasien.
Contoh 2:
Selain itu, kehendak hidup yang menentukan preferensi
untuk perawatan paliatif hanya akan memandu profesional
perawatan kesehatan dalam menyesuaikan rencana
perawatan untuk fokus pada manajemen gejala dan
kenyamanan, sejalan dengan keinginan pasien untuk
memprioritaskan kualitas hidup daripada tindakan
memperpanjang hidup.
5
Contoh 3:
Dalam skenario lain, wasiat hidup pasien dapat mencakup
indikasi yang jelas tentang keinginan mereka untuk
mendonorkan organ tubuh setelah kematian. Dalam kasus
tersebut, profesional kesehatan harus memastikan bahwa
langkah yang diperlukan diambil untuk menghormati
keinginan pasien dan memfasilitasi proses donasi organ.
2. Surat Kuasa Tahan Lama untuk Perawatan Kesehatan
(Perwakilan Perawatan Kesehatan):
Di samping surat wasiat hidup, penunjukan surat kuasa yang
tahan lama untuk perawatan kesehatan, juga dikenal sebagai
kuasa perawatan kesehatan, merupakan pertimbangan hukum
penting lainnya dalam pengambilan keputusan akhir hayat.
Penetapan hukum ini memberdayakan individu untuk menunjuk
agen tepercaya yang dapat membuat keputusan perawatan
kesehatan atas nama mereka jika mereka menjadi tidak mampu.
Proksi perawatan kesehatan dipercayakan dengan tanggung
jawab mengadvokasi kepentingan terbaik pasien dan memastikan
bahwa pilihan perawatan kesehatan mereka sejalan dengan nilai
dan keyakinan mereka.
Contoh 1:
Misalnya, seorang pasien dapat menunjuk pasangannya
sebagai wakil perawatan kesehatan mereka, memberi
mereka wewenang untuk membuat keputusan medis jika
6
pasien tidak lagi dapat melakukannya. Hal ini memastikan
bahwa keputusan mengenai pengobatan akhir hayat dibuat
oleh seseorang yang akrab dengan keinginan dan preferensi
pasien.
Contoh 2:
Dalam beberapa kasus, individu dapat memilih untuk
menunjuk seorang teman dekat sebagai wakil perawatan
kesehatan mereka, berdasarkan pemahaman bersama
tentang nilai dan keyakinan. Hal ini memastikan bahwa
meskipun tidak ada hubungan kekeluargaan yang diakui
secara hukum, wakil yang ditunjuk dapat secara efektif
mengadvokasi keinginan pasien.
3. Mengikuti Arahan Lanjutan:
Profesional perawatan kesehatan memiliki kewajiban hukum dan
etika untuk menghormati dan mematuhi instruksi yang diuraikan
dalam arahan lanjutan yang valid. Ketika pasien telah
menyatakan preferensi perawatan mereka sebelumnya, sangat
penting bagi profesional perawatan kesehatan untuk
menghormati arahan ini, bahkan jika anggota keluarga atau pihak
lain mungkin memiliki pendapat atau keinginan yang berbeda.
7
Contoh 1:
Pertimbangkan situasi di mana seorang pasien telah dengan
jelas menyatakan keinginannya untuk menghentikan
perawatan penunjang hidup jika mereka mencapai kondisi
terminal. Dalam kasus tersebut, profesional kesehatan harus
menjunjung tinggi keinginan pasien, bahkan jika anggota
keluarga menyatakan ketidaksetujuan atau keinginan untuk
melanjutkan intervensi agresif.
Contoh 2:
Demikian pula, jika seorang pasien telah menunjuk wakil
perawatan kesehatan, keputusan wakil yang ditunjuk harus
dipandu oleh keinginan pasien yang diungkapkan
sebelumnya, seperti yang didokumentasikan dalam petunjuk
di muka. Ini memastikan bahwa keputusan perawatan
kesehatan yang dibuat selaras dengan keyakinan dan nilai-
nilai pasien sendiri.
4. Prinsip Pertimbangan Pengganti:
Dalam situasi di mana tidak ada arahan lanjutan atau preferensi
pasien tidak jelas, profesional perawatan kesehatan harus
mengandalkan prinsip penilaian pengganti. Prinsip ini melibatkan
pengambilan keputusan berdasarkan apa yang diinginkan pasien,
dengan mempertimbangkan nilai, keyakinan, dan keinginan yang
diungkapkan sebelumnya.
8
Contoh 1:
Jika tidak ada instruksi khusus, profesional kesehatan dapat
terlibat dalam diskusi dengan anggota keluarga pasien atau
teman dekat yang memiliki pengetahuan tentang nilai dan
keyakinan pasien. Dengan mempertimbangkan wawasan ini,
profesional kesehatan dapat membuat keputusan
berdasarkan informasi yang selaras dengan kemungkinan
keinginan pasien.
Contoh 2:
Jika pasien lanjut usia tidak memiliki kapasitas dan belum
mendokumentasikan preferensi perawatan mereka,
profesional perawatan kesehatan dapat mengandalkan
penilaian pengganti dari pembuat keputusan pengganti yang
ditunjuk, seperti anak dewasa. Pengganti ini, yang akrab
dengan nilai dan keyakinan pasien, dapat memberikan
panduan dalam membuat pilihan pengobatan yang
mencerminkan kemungkinan keinginan pasien.
Kesimpulan:
Pertimbangan hukum sangat penting dalam bidang pengambilan
keputusan Akhir Hayat, khususnya di bidang perawatan paliatif.
Arahan lanjutan, termasuk wasiat hidup dan surat kuasa yang
tahan lama untuk perawatan kesehatan, memberi individu sarana
untuk mengekspresikan preferensi perawatan mereka terlebih
dahulu, memastikan otonomi dan martabat mereka dihormati
9
bahkan pada saat tidak mampu. Profesional perawatan kesehatan
harus berpengalaman dalam pertimbangan hukum ini dan dengan
rajin mengikuti mereka untuk menegakkan keinginan pasien.
Dengan menavigasi lanskap kompleks pertimbangan hukum,
profesional perawatan kesehatan dapat memberikan perawatan
yang penuh kasih dan berpusat pada pasien kepada individu yang
menghadapi keputusan Akhir Hayat.
Dibuat dengan :
https://chat.openai.com/share/893858e7-fe28-48e7-8a0e-1c3b2230278b
Unduh: SECUIL CATATAN INDAH TENTANG SENJA
https://twitter.com/drikasyamsul

More Related Content

Similar to Pertimbangan Hukum.pdf

Makalah Keperawatan Profesional
Makalah Keperawatan ProfesionalMakalah Keperawatan Profesional
Makalah Keperawatan ProfesionalFirdika Arini
 
2017_kpdl_ETIKA SOSIAL.pdf
2017_kpdl_ETIKA SOSIAL.pdf2017_kpdl_ETIKA SOSIAL.pdf
2017_kpdl_ETIKA SOSIAL.pdfKoalisiKoalisi1
 
A. INFOMRED CONCENT.docx
A. INFOMRED CONCENT.docxA. INFOMRED CONCENT.docx
A. INFOMRED CONCENT.docxYogiAndrew
 
Hub hukum dan tenaga kesehatan dan pasien
Hub hukum dan tenaga kesehatan dan pasienHub hukum dan tenaga kesehatan dan pasien
Hub hukum dan tenaga kesehatan dan pasienElisanggeria22
 
DOKTER-PASIEN.rev22.pdf
DOKTER-PASIEN.rev22.pdfDOKTER-PASIEN.rev22.pdf
DOKTER-PASIEN.rev22.pdfwyantono
 
Informed Choice dan Informed Consent
Informed Choice dan Informed Consent Informed Choice dan Informed Consent
Informed Choice dan Informed Consent pjj_kemenkes
 
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptINFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptab368
 
16 APRL 21 MORAL DALAM BEKERJA DI LINGKUNGAN MULTIKULTUR DAN PRAKTIK.pptx
16 APRL 21 MORAL DALAM BEKERJA DI LINGKUNGAN MULTIKULTUR DAN PRAKTIK.pptx16 APRL 21 MORAL DALAM BEKERJA DI LINGKUNGAN MULTIKULTUR DAN PRAKTIK.pptx
16 APRL 21 MORAL DALAM BEKERJA DI LINGKUNGAN MULTIKULTUR DAN PRAKTIK.pptxAuliaSabila4
 
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...Operator Warnet Vast Raha
 
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...Operator Warnet Vast Raha
 
Aspek etik dan legal dalam praktik keprawatan
Aspek  etik dan legal dalam praktik keprawatanAspek  etik dan legal dalam praktik keprawatan
Aspek etik dan legal dalam praktik keprawatanzackachan7702
 
Pengambilan Keputusan Dalam Pelayanan Kebidanan
Pengambilan Keputusan Dalam Pelayanan KebidananPengambilan Keputusan Dalam Pelayanan Kebidanan
Pengambilan Keputusan Dalam Pelayanan KebidananUFDK
 
Peran dan fungsi keperawatan
Peran dan fungsi keperawatanPeran dan fungsi keperawatan
Peran dan fungsi keperawatanFirdy Liesyanto
 
Perencanaan Perawatan Lanjutan dan Komunikasi.pdf
Perencanaan Perawatan Lanjutan dan Komunikasi.pdfPerencanaan Perawatan Lanjutan dan Komunikasi.pdf
Perencanaan Perawatan Lanjutan dan Komunikasi.pdfpapahku123
 
ISSUE END OF LIFE (DNR).pptx
ISSUE END OF LIFE (DNR).pptxISSUE END OF LIFE (DNR).pptx
ISSUE END OF LIFE (DNR).pptxThaRie2
 
Gwyther ethics and pc.en.id
Gwyther ethics and pc.en.idGwyther ethics and pc.en.id
Gwyther ethics and pc.en.idsitarahayu1
 

Similar to Pertimbangan Hukum.pdf (20)

Modul 3 kb 4
Modul 3 kb 4Modul 3 kb 4
Modul 3 kb 4
 
Makalah Keperawatan Profesional
Makalah Keperawatan ProfesionalMakalah Keperawatan Profesional
Makalah Keperawatan Profesional
 
Prinsip justice
Prinsip justicePrinsip justice
Prinsip justice
 
2017_kpdl_ETIKA SOSIAL.pdf
2017_kpdl_ETIKA SOSIAL.pdf2017_kpdl_ETIKA SOSIAL.pdf
2017_kpdl_ETIKA SOSIAL.pdf
 
A. INFOMRED CONCENT.docx
A. INFOMRED CONCENT.docxA. INFOMRED CONCENT.docx
A. INFOMRED CONCENT.docx
 
Hub hukum dan tenaga kesehatan dan pasien
Hub hukum dan tenaga kesehatan dan pasienHub hukum dan tenaga kesehatan dan pasien
Hub hukum dan tenaga kesehatan dan pasien
 
DOKTER-PASIEN.rev22.pdf
DOKTER-PASIEN.rev22.pdfDOKTER-PASIEN.rev22.pdf
DOKTER-PASIEN.rev22.pdf
 
Informed Choice dan Informed Consent
Informed Choice dan Informed Consent Informed Choice dan Informed Consent
Informed Choice dan Informed Consent
 
Etika keseahatan AKPER PEMKAB MUNA
Etika keseahatan AKPER PEMKAB MUNA Etika keseahatan AKPER PEMKAB MUNA
Etika keseahatan AKPER PEMKAB MUNA
 
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptINFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
 
Informed consent
Informed consentInformed consent
Informed consent
 
16 APRL 21 MORAL DALAM BEKERJA DI LINGKUNGAN MULTIKULTUR DAN PRAKTIK.pptx
16 APRL 21 MORAL DALAM BEKERJA DI LINGKUNGAN MULTIKULTUR DAN PRAKTIK.pptx16 APRL 21 MORAL DALAM BEKERJA DI LINGKUNGAN MULTIKULTUR DAN PRAKTIK.pptx
16 APRL 21 MORAL DALAM BEKERJA DI LINGKUNGAN MULTIKULTUR DAN PRAKTIK.pptx
 
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
 
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
 
Aspek etik dan legal dalam praktik keprawatan
Aspek  etik dan legal dalam praktik keprawatanAspek  etik dan legal dalam praktik keprawatan
Aspek etik dan legal dalam praktik keprawatan
 
Pengambilan Keputusan Dalam Pelayanan Kebidanan
Pengambilan Keputusan Dalam Pelayanan KebidananPengambilan Keputusan Dalam Pelayanan Kebidanan
Pengambilan Keputusan Dalam Pelayanan Kebidanan
 
Peran dan fungsi keperawatan
Peran dan fungsi keperawatanPeran dan fungsi keperawatan
Peran dan fungsi keperawatan
 
Perencanaan Perawatan Lanjutan dan Komunikasi.pdf
Perencanaan Perawatan Lanjutan dan Komunikasi.pdfPerencanaan Perawatan Lanjutan dan Komunikasi.pdf
Perencanaan Perawatan Lanjutan dan Komunikasi.pdf
 
ISSUE END OF LIFE (DNR).pptx
ISSUE END OF LIFE (DNR).pptxISSUE END OF LIFE (DNR).pptx
ISSUE END OF LIFE (DNR).pptx
 
Gwyther ethics and pc.en.id
Gwyther ethics and pc.en.idGwyther ethics and pc.en.id
Gwyther ethics and pc.en.id
 

More from papahku123

HUBUNGAN ANTARA PRODUK, PASAR, PRODUKSI, DAN PEMASARAN.pdf
HUBUNGAN ANTARA PRODUK, PASAR, PRODUKSI, DAN PEMASARAN.pdfHUBUNGAN ANTARA PRODUK, PASAR, PRODUKSI, DAN PEMASARAN.pdf
HUBUNGAN ANTARA PRODUK, PASAR, PRODUKSI, DAN PEMASARAN.pdfpapahku123
 
MLM dan Direct Selling - Papi Syamsul.pdf
MLM dan Direct Selling - Papi Syamsul.pdfMLM dan Direct Selling - Papi Syamsul.pdf
MLM dan Direct Selling - Papi Syamsul.pdfpapahku123
 
Memahami Akhir Hidup pada Penderita Kanker.pptx
Memahami Akhir Hidup pada Penderita Kanker.pptxMemahami Akhir Hidup pada Penderita Kanker.pptx
Memahami Akhir Hidup pada Penderita Kanker.pptxpapahku123
 
Menunda Percakapan Sulit.pdf
Menunda Percakapan Sulit.pdfMenunda Percakapan Sulit.pdf
Menunda Percakapan Sulit.pdfpapahku123
 
Sebelum Seseorang Meninggal.pdf
Sebelum Seseorang Meninggal.pdfSebelum Seseorang Meninggal.pdf
Sebelum Seseorang Meninggal.pdfpapahku123
 
Periklanan Etis dan Pemasaran.pdf
Periklanan Etis dan Pemasaran.pdfPeriklanan Etis dan Pemasaran.pdf
Periklanan Etis dan Pemasaran.pdfpapahku123
 
Preferensi Pasien untuk Tempat Perawatan.pdf
Preferensi Pasien untuk Tempat Perawatan.pdfPreferensi Pasien untuk Tempat Perawatan.pdf
Preferensi Pasien untuk Tempat Perawatan.pdfpapahku123
 
MENDENGARKAN DENGAN PERHATIAN DAN EMPATIS.pdf
MENDENGARKAN DENGAN PERHATIAN DAN EMPATIS.pdfMENDENGARKAN DENGAN PERHATIAN DAN EMPATIS.pdf
MENDENGARKAN DENGAN PERHATIAN DAN EMPATIS.pdfpapahku123
 
Mempromosikan Pemahaman.pdf
Mempromosikan Pemahaman.pdfMempromosikan Pemahaman.pdf
Mempromosikan Pemahaman.pdfpapahku123
 
Pertemuan Keluarga.pdf
Pertemuan Keluarga.pdfPertemuan Keluarga.pdf
Pertemuan Keluarga.pdfpapahku123
 
Harapan Hidup 6-12 Bulan.pdf
Harapan Hidup 6-12 Bulan.pdfHarapan Hidup 6-12 Bulan.pdf
Harapan Hidup 6-12 Bulan.pdfpapahku123
 
Kepuasan Pasien.pdf
Kepuasan Pasien.pdfKepuasan Pasien.pdf
Kepuasan Pasien.pdfpapahku123
 
Keluarga pasien yang sekarat.pdf
Keluarga pasien yang sekarat.pdfKeluarga pasien yang sekarat.pdf
Keluarga pasien yang sekarat.pdfpapahku123
 
Pendidikan Keluarga dalam Perawatan Paliatif.pdf
Pendidikan Keluarga dalam Perawatan Paliatif.pdfPendidikan Keluarga dalam Perawatan Paliatif.pdf
Pendidikan Keluarga dalam Perawatan Paliatif.pdfpapahku123
 
Membangun Semangat Kolaborasi.pdf
Membangun Semangat Kolaborasi.pdfMembangun Semangat Kolaborasi.pdf
Membangun Semangat Kolaborasi.pdfpapahku123
 
Komunikasi Welas Asih.pdf
Komunikasi Welas Asih.pdfKomunikasi Welas Asih.pdf
Komunikasi Welas Asih.pdfpapahku123
 
Mengelola Emosi.pdf
Mengelola Emosi.pdfMengelola Emosi.pdf
Mengelola Emosi.pdfpapahku123
 
Spiritual Pasien ke dalam Rencana Asuhan Keperawatan.pdf
Spiritual Pasien ke dalam Rencana Asuhan Keperawatan.pdfSpiritual Pasien ke dalam Rencana Asuhan Keperawatan.pdf
Spiritual Pasien ke dalam Rencana Asuhan Keperawatan.pdfpapahku123
 
Proses Berduka yang Normal.pdf
Proses Berduka yang Normal.pdfProses Berduka yang Normal.pdf
Proses Berduka yang Normal.pdfpapahku123
 
Otonomi dan Kewajiban Etis.pdf
Otonomi dan Kewajiban Etis.pdfOtonomi dan Kewajiban Etis.pdf
Otonomi dan Kewajiban Etis.pdfpapahku123
 

More from papahku123 (20)

HUBUNGAN ANTARA PRODUK, PASAR, PRODUKSI, DAN PEMASARAN.pdf
HUBUNGAN ANTARA PRODUK, PASAR, PRODUKSI, DAN PEMASARAN.pdfHUBUNGAN ANTARA PRODUK, PASAR, PRODUKSI, DAN PEMASARAN.pdf
HUBUNGAN ANTARA PRODUK, PASAR, PRODUKSI, DAN PEMASARAN.pdf
 
MLM dan Direct Selling - Papi Syamsul.pdf
MLM dan Direct Selling - Papi Syamsul.pdfMLM dan Direct Selling - Papi Syamsul.pdf
MLM dan Direct Selling - Papi Syamsul.pdf
 
Memahami Akhir Hidup pada Penderita Kanker.pptx
Memahami Akhir Hidup pada Penderita Kanker.pptxMemahami Akhir Hidup pada Penderita Kanker.pptx
Memahami Akhir Hidup pada Penderita Kanker.pptx
 
Menunda Percakapan Sulit.pdf
Menunda Percakapan Sulit.pdfMenunda Percakapan Sulit.pdf
Menunda Percakapan Sulit.pdf
 
Sebelum Seseorang Meninggal.pdf
Sebelum Seseorang Meninggal.pdfSebelum Seseorang Meninggal.pdf
Sebelum Seseorang Meninggal.pdf
 
Periklanan Etis dan Pemasaran.pdf
Periklanan Etis dan Pemasaran.pdfPeriklanan Etis dan Pemasaran.pdf
Periklanan Etis dan Pemasaran.pdf
 
Preferensi Pasien untuk Tempat Perawatan.pdf
Preferensi Pasien untuk Tempat Perawatan.pdfPreferensi Pasien untuk Tempat Perawatan.pdf
Preferensi Pasien untuk Tempat Perawatan.pdf
 
MENDENGARKAN DENGAN PERHATIAN DAN EMPATIS.pdf
MENDENGARKAN DENGAN PERHATIAN DAN EMPATIS.pdfMENDENGARKAN DENGAN PERHATIAN DAN EMPATIS.pdf
MENDENGARKAN DENGAN PERHATIAN DAN EMPATIS.pdf
 
Mempromosikan Pemahaman.pdf
Mempromosikan Pemahaman.pdfMempromosikan Pemahaman.pdf
Mempromosikan Pemahaman.pdf
 
Pertemuan Keluarga.pdf
Pertemuan Keluarga.pdfPertemuan Keluarga.pdf
Pertemuan Keluarga.pdf
 
Harapan Hidup 6-12 Bulan.pdf
Harapan Hidup 6-12 Bulan.pdfHarapan Hidup 6-12 Bulan.pdf
Harapan Hidup 6-12 Bulan.pdf
 
Kepuasan Pasien.pdf
Kepuasan Pasien.pdfKepuasan Pasien.pdf
Kepuasan Pasien.pdf
 
Keluarga pasien yang sekarat.pdf
Keluarga pasien yang sekarat.pdfKeluarga pasien yang sekarat.pdf
Keluarga pasien yang sekarat.pdf
 
Pendidikan Keluarga dalam Perawatan Paliatif.pdf
Pendidikan Keluarga dalam Perawatan Paliatif.pdfPendidikan Keluarga dalam Perawatan Paliatif.pdf
Pendidikan Keluarga dalam Perawatan Paliatif.pdf
 
Membangun Semangat Kolaborasi.pdf
Membangun Semangat Kolaborasi.pdfMembangun Semangat Kolaborasi.pdf
Membangun Semangat Kolaborasi.pdf
 
Komunikasi Welas Asih.pdf
Komunikasi Welas Asih.pdfKomunikasi Welas Asih.pdf
Komunikasi Welas Asih.pdf
 
Mengelola Emosi.pdf
Mengelola Emosi.pdfMengelola Emosi.pdf
Mengelola Emosi.pdf
 
Spiritual Pasien ke dalam Rencana Asuhan Keperawatan.pdf
Spiritual Pasien ke dalam Rencana Asuhan Keperawatan.pdfSpiritual Pasien ke dalam Rencana Asuhan Keperawatan.pdf
Spiritual Pasien ke dalam Rencana Asuhan Keperawatan.pdf
 
Proses Berduka yang Normal.pdf
Proses Berduka yang Normal.pdfProses Berduka yang Normal.pdf
Proses Berduka yang Normal.pdf
 
Otonomi dan Kewajiban Etis.pdf
Otonomi dan Kewajiban Etis.pdfOtonomi dan Kewajiban Etis.pdf
Otonomi dan Kewajiban Etis.pdf
 

Recently uploaded

Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxPoliJantung
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdfnoviarani6
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxIrfanNersMaulana
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptxNezaPurna
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALBagasTriNugroho5
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptAcephasan2
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxZuheri
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfsrirezeki99
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptRekhaDP2
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATIPPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATIMuhammadAlfiannur2
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfBangKoko
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxfachrulshidiq3
 

Recently uploaded (20)

Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATIPPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 

Pertimbangan Hukum.pdf

  • 1. 1 14 Juni 2023 Pertimbangan Hukum dalam Pengambilan Keputusan Akhir Hayat Di bidang perawatan paliatif, pertimbangan hukum memainkan peran penting dalam memandu pengambilan keputusan Akhir Hayat. Profesional perawatan kesehatan dan pasien mengandalkan kerangka kerja yang disediakan oleh arahan lanjutan, seperti wasiat hidup dan surat kuasa yang tahan lama untuk perawatan kesehatan, untuk menavigasi lanskap kompleks dari keputusan ini. Dokumen hukum ini memungkinkan individu untuk mengungkapkan preferensi mereka mengenai perawatan medis terlebih dahulu, memastikan keinginan mereka dihormati bahkan jika mereka menjadi tidak mampu. Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi pertimbangan hukum utama yang terlibat dalam pengambilan keputusan akhir kehidupan, memberikan saran yang dapat ditindaklanjuti bagi para profesional kesehatan di bidang perawatan paliatif. Tabel: Pertimbangan Hukum dalam Pengambilan Keputusan Akhir Hayat No. Pertimbangan Hukum Penjelasan Contoh 1 Arahan Lanjutan (Wasiat Hidup) Dokumen hukum yang memungkinkan individu untuk menentukan - Seorang pasien dengan keinginan hidup menolak dukungan kehidupan buatan akan dihormati keinginannya
  • 2. 2 No. Pertimbangan Hukum Penjelasan Contoh preferensi perawatan medis mereka terlebih dahulu. jika mereka memasuki kondisi vegetatif yang persisten. - Keinginan hidup yang menentukan keinginan untuk perawatan paliatif hanya akan memandu pilihan perawatan Akhir Hayat. - Surat wasiat hidup yang menunjukkan preferensi untuk donasi organ akan mengesahkan prosedur setelah kematian. 2 Surat Kuasa yang Tahan Lama untuk Perawatan Kesehatan (Perwakilan Perawatan Kesehatan) Penunjukan hukum agen untuk membuat keputusan medis atas nama pasien jika mereka menjadi tidak mampu. - Seorang pasien menunjuk pasangannya sebagai wakil perawatan kesehatan mereka, memberdayakan mereka untuk membuat pilihan pengobatan jika pasien tidak mampu. - Seorang individu menunjuk teman tepercaya sebagai wakil perawatan kesehatan mereka karena nilai dan keyakinan mereka bersama, memastikan keinginan mereka ditegakkan. 3 Mengikuti Arahan Lanjutan Profesional perawatan kesehatan harus menghormati dan mematuhi instruksi yang diuraikan dalam arahan lanjutan yang valid. - Seorang dokter menghentikan pengobatan yang mempertahankan hidup sesuai kehendak hidup pasien, bahkan jika anggota keluarga tidak setuju. - Proksi layanan kesehatan yang ditunjuk pasien lanjut usia membuat keputusan Akhir Hayat selaras dengan keinginan pasien yang
  • 3. 3 No. Pertimbangan Hukum Penjelasan Contoh dinyatakan sebelumnya dalam dokumen. 4 Prinsip Penghakiman Pengganti Ketika preferensi pasien tidak jelas atau tidak ada arahan lanjutan, keputusan harus didasarkan pada apa yang diinginkan pasien. - Dengan tidak adanya instruksi khusus, profesional perawatan kesehatan bergantung pada penilaian pengganti dari anggota keluarga atau teman dekat untuk menentukan pilihan pengobatan. - Seorang anak pasien, yang mengetahui nilai-nilai dan kepercayaan orang tuanya, membuat keputusan tentang perawatan yang mempertahankan hidup atas nama mereka. Catatan: Contoh yang diberikan hanya untuk tujuan ilustrasi dan bukan merupakan nasihat hukum. Persyaratan dan praktik hukum dapat bervariasi berdasarkan yurisdiksi. Dianjurkan untuk berkonsultasi dengan profesional hukum atau otoritas terkait untuk mendapatkan panduan khusus dalam pengambilan keputusan akhir hayat. 1. Arahan Lanjutan (Wasiat Hidup): Arahan lanjutan, umumnya dikenal sebagai wasiat hidup, berfungsi sebagai instrumen hukum penting yang memungkinkan individu mengartikulasikan preferensi perawatan medis mereka sebelumnya. Dengan mendokumentasikan keinginan mereka, pasien dapat menjalankan otonomi dan mempertahankan kendali atas keputusan perawatan kesehatan mereka, bahkan ketika mereka tidak dapat mengomunikasikan pilihan mereka. Surat
  • 4. 4 wasiat biasanya membahas berbagai aspek perawatan medis, termasuk penggunaan perawatan penunjang hidup, preferensi resusitasi, dan keinginan untuk perawatan paliatif. Profesional perawatan kesehatan harus membiasakan diri dengan arahan lanjutan yang ada dan memastikan kepatuhan mereka saat membuat keputusan perawatan untuk pasien yang tidak mampu. Contoh 1: Misalnya, pertimbangkan seorang pasien yang secara eksplisit menyatakan dalam hidup mereka akan penolakan dukungan kehidupan buatan. Jika pasien ini memasuki keadaan vegetatif yang persisten, sangat penting bagi profesional perawatan kesehatan untuk menghormati keinginan mereka dengan menahan diri untuk tidak memulai atau melanjutkan perawatan penunjang hidup yang bertentangan dengan preferensi yang diungkapkan pasien. Contoh 2: Selain itu, kehendak hidup yang menentukan preferensi untuk perawatan paliatif hanya akan memandu profesional perawatan kesehatan dalam menyesuaikan rencana perawatan untuk fokus pada manajemen gejala dan kenyamanan, sejalan dengan keinginan pasien untuk memprioritaskan kualitas hidup daripada tindakan memperpanjang hidup.
  • 5. 5 Contoh 3: Dalam skenario lain, wasiat hidup pasien dapat mencakup indikasi yang jelas tentang keinginan mereka untuk mendonorkan organ tubuh setelah kematian. Dalam kasus tersebut, profesional kesehatan harus memastikan bahwa langkah yang diperlukan diambil untuk menghormati keinginan pasien dan memfasilitasi proses donasi organ. 2. Surat Kuasa Tahan Lama untuk Perawatan Kesehatan (Perwakilan Perawatan Kesehatan): Di samping surat wasiat hidup, penunjukan surat kuasa yang tahan lama untuk perawatan kesehatan, juga dikenal sebagai kuasa perawatan kesehatan, merupakan pertimbangan hukum penting lainnya dalam pengambilan keputusan akhir hayat. Penetapan hukum ini memberdayakan individu untuk menunjuk agen tepercaya yang dapat membuat keputusan perawatan kesehatan atas nama mereka jika mereka menjadi tidak mampu. Proksi perawatan kesehatan dipercayakan dengan tanggung jawab mengadvokasi kepentingan terbaik pasien dan memastikan bahwa pilihan perawatan kesehatan mereka sejalan dengan nilai dan keyakinan mereka. Contoh 1: Misalnya, seorang pasien dapat menunjuk pasangannya sebagai wakil perawatan kesehatan mereka, memberi mereka wewenang untuk membuat keputusan medis jika
  • 6. 6 pasien tidak lagi dapat melakukannya. Hal ini memastikan bahwa keputusan mengenai pengobatan akhir hayat dibuat oleh seseorang yang akrab dengan keinginan dan preferensi pasien. Contoh 2: Dalam beberapa kasus, individu dapat memilih untuk menunjuk seorang teman dekat sebagai wakil perawatan kesehatan mereka, berdasarkan pemahaman bersama tentang nilai dan keyakinan. Hal ini memastikan bahwa meskipun tidak ada hubungan kekeluargaan yang diakui secara hukum, wakil yang ditunjuk dapat secara efektif mengadvokasi keinginan pasien. 3. Mengikuti Arahan Lanjutan: Profesional perawatan kesehatan memiliki kewajiban hukum dan etika untuk menghormati dan mematuhi instruksi yang diuraikan dalam arahan lanjutan yang valid. Ketika pasien telah menyatakan preferensi perawatan mereka sebelumnya, sangat penting bagi profesional perawatan kesehatan untuk menghormati arahan ini, bahkan jika anggota keluarga atau pihak lain mungkin memiliki pendapat atau keinginan yang berbeda.
  • 7. 7 Contoh 1: Pertimbangkan situasi di mana seorang pasien telah dengan jelas menyatakan keinginannya untuk menghentikan perawatan penunjang hidup jika mereka mencapai kondisi terminal. Dalam kasus tersebut, profesional kesehatan harus menjunjung tinggi keinginan pasien, bahkan jika anggota keluarga menyatakan ketidaksetujuan atau keinginan untuk melanjutkan intervensi agresif. Contoh 2: Demikian pula, jika seorang pasien telah menunjuk wakil perawatan kesehatan, keputusan wakil yang ditunjuk harus dipandu oleh keinginan pasien yang diungkapkan sebelumnya, seperti yang didokumentasikan dalam petunjuk di muka. Ini memastikan bahwa keputusan perawatan kesehatan yang dibuat selaras dengan keyakinan dan nilai- nilai pasien sendiri. 4. Prinsip Pertimbangan Pengganti: Dalam situasi di mana tidak ada arahan lanjutan atau preferensi pasien tidak jelas, profesional perawatan kesehatan harus mengandalkan prinsip penilaian pengganti. Prinsip ini melibatkan pengambilan keputusan berdasarkan apa yang diinginkan pasien, dengan mempertimbangkan nilai, keyakinan, dan keinginan yang diungkapkan sebelumnya.
  • 8. 8 Contoh 1: Jika tidak ada instruksi khusus, profesional kesehatan dapat terlibat dalam diskusi dengan anggota keluarga pasien atau teman dekat yang memiliki pengetahuan tentang nilai dan keyakinan pasien. Dengan mempertimbangkan wawasan ini, profesional kesehatan dapat membuat keputusan berdasarkan informasi yang selaras dengan kemungkinan keinginan pasien. Contoh 2: Jika pasien lanjut usia tidak memiliki kapasitas dan belum mendokumentasikan preferensi perawatan mereka, profesional perawatan kesehatan dapat mengandalkan penilaian pengganti dari pembuat keputusan pengganti yang ditunjuk, seperti anak dewasa. Pengganti ini, yang akrab dengan nilai dan keyakinan pasien, dapat memberikan panduan dalam membuat pilihan pengobatan yang mencerminkan kemungkinan keinginan pasien. Kesimpulan: Pertimbangan hukum sangat penting dalam bidang pengambilan keputusan Akhir Hayat, khususnya di bidang perawatan paliatif. Arahan lanjutan, termasuk wasiat hidup dan surat kuasa yang tahan lama untuk perawatan kesehatan, memberi individu sarana untuk mengekspresikan preferensi perawatan mereka terlebih dahulu, memastikan otonomi dan martabat mereka dihormati
  • 9. 9 bahkan pada saat tidak mampu. Profesional perawatan kesehatan harus berpengalaman dalam pertimbangan hukum ini dan dengan rajin mengikuti mereka untuk menegakkan keinginan pasien. Dengan menavigasi lanskap kompleks pertimbangan hukum, profesional perawatan kesehatan dapat memberikan perawatan yang penuh kasih dan berpusat pada pasien kepada individu yang menghadapi keputusan Akhir Hayat. Dibuat dengan : https://chat.openai.com/share/893858e7-fe28-48e7-8a0e-1c3b2230278b Unduh: SECUIL CATATAN INDAH TENTANG SENJA https://twitter.com/drikasyamsul