3. Hal Yang dicapai dalam Pelatihan
Mampu Melakukan
persiapan pengambilan
spesimen
Mampu Melakukan
penatalaksanaan spesimen
mulai dari pengambilan
penyimpanan, pengepakan dan
pengiriman spesimen
Mampu Melakukan teknik
penanganan sampel
makanan/minuman dan spesimen
korban KLB Keracunan Pangan
Peserta mampu
melakukan
pengelolaan spesimen
penyakit menular
potensi KLB dan
Wabah sesuai Standar
Operasional Prosedur
(SOP).
4. 1. Persiapan Pengambilan Spesimen:
• Prinsip-Prinsip Biosafety dan
Biosekuriti penanganan spesimen
• Bahan Pengambilan dan Jenis
Spesimen
• Penggunaan APD
2. Penatalaksanaan Spesimen
• Pengambilan Spesimen
• Pengisian Formulir
• Pemberian Label
3. Managemen penanganan, pengepakan
dan pengiriman spesimen
4. Teknik penanganan sampel
makanan/minuman dan spesimen
korban KLB Keracunan Pangan
Pokok Bahasan
5. Pendahuluan
• Pengelolaan spesimen bertujuan 🡪 mendapatkan
spesimen dengan kualitas baik dan kuantitas
cukup.
• Pengelolaan spesimen yang baik akan mencegah
spesimen rusak selama proses pengiriman dan
memberikan hasil pemeriksaan yang akurat.
• Pemeriksaan spesimen diperlukan untuk
penetapan diagnosa.
• Pengelolaan spesimen meliputi pengambilan,
penanganan, penyimpanan, pengepakan,
pengiriman serta metode pencatatan dan
pelaporan.
7. 1. Persiapan Pengambilan Spesimen:
• Prinsip-Prinsip Biosafety dan
Biosekuriti penanganan spesimen
• Bahan Pengambilan dan Jenis
Spesimen
• Penggunaan APD
2. Penatalaksanaan Spesimen
• Pengambilan Spesimen
• Pengisian Formulir
• Pemberian Label
3. Managemen penanganan, pengepakan
dan pengiriman spesimen
4. Teknik penanganan sampel
makanan/minuman dan spesimen
korban KLB Keracunan Pangan
Pokok Bahasan
9. a. Prinsip – prinsip Biosafety dan Biosecurity Penanganan
Spesimen
Biosafety (WHO) : Prinsip
penyimpanan, teknologi dan praktek
yg dilaksanakan dlm rangka
melindungi pekerja laboratorium dari
paparan bahan-2 berbahaya potensial
(patogen & toxin) serta tidak
mencemari lingkungan sekitarnya
Biosecurity : Upaya perlindungan
perorangan dan institusi
(laboratorium) thd usaha pencurian,
penyalahgunaan, pengalihan,
pelepasan dengan sengaja dari bahan
biologi berbahaya (patogen & toxin)
dan sabotage
Bahaya resiko di laboratorium
10. Biosafety dan Biosecurity dalam Penanganan Spesimen
•Penilaian Resiko
BIOSAFETY
BIOSECURITY
Kehilangan
Agent Mikroba
Pelepasan
Mikroba secara
sengaja
Bahaya
Timbulnya
Aerosol
Bahaya Kontaminasi
penanganan
spesimen infeksius
1
4
1
Pencurian
Agent Mikroba
Bahaya Tertelan atau
masuknya patogen ke
dalam tubuh
2 2
Penyalahgunaan
Mikroba
Bahaya Tertusuk dan
terinfeksi patogen
3 3
4
Akses Terbatas
11. 11
KONSEP DASAR PENGELOLAAN SPESIMEN
•Pengelolaan spesimen:
•Pengambilan: sesuai jenis spesimen dan prosedur
operasional standar (POB)
•Penanganan: sesuai jenis spesimen dan POB
•Penyimpanan: secepatnya dikirim atau disimpan sesuai
POB bahan
•Pengiriman: pelabelan dan pengemasan
12. KEWASPADAAN UNIVERSAL
•Kewaspadaan Universal :Tindakan pengendalian infeksi yang
dilakukan oleh seluruh tenaga kesehatan untuk mengurangi
resiko penyebaran infeksi dan didasarkan pada prinsip
bahwa darah dan cairan tubuh dapat berpotensi menularkan
penyakit, baik berasal dari pasien maupun petugas
kesehatan.
•Darah dan cairan tubuh dari siapapun harus dianggap
infeksius.
13. NIHRD
Center for Biomedical and Basic Technology of Health (CBBTH )
Kegiatan
Pokoknya
Mencuci Tangan,
Penggunaan APD
Pengelolaan
Benda Tajam :
Jarum suntik
Prinsip –
prinsipnya :
Menjaga hygiene
sanitasi individu,
hygiene sanitasi
ruangan, serta
sterilisasi
peralatan
Kewaspadaan Universal
Pengelolaan alat
kesehatan :
Sterilitas alat,
Dekontaminasi
15. Prinsip dasar kewaspadaan Universal
(Biosafety &Biosecurity)
⚫ Penggunaan APD yang cukup
Jas laboratorium
Sarung tangan disposable
Masker disposable
Goggle (pelindung mata)
Tutup kepala
Sepatu tertutup
⚫ Desinfektasi
Mencuci tangan denga
desinfektan sebelum dan
sesudah
Menjaga kebersihan ruangan
dengan desinfektan
17. Penentuan Bahan Pengambilan dan jenis spesimen
• Identifikasi jenis pemeriksaan dan bahan yang akan digunakan
• Alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengambilan spesimen
harus sesuai dengan jenis parameter pemeriksaan dan diagnosis
penyakit potensi wabah sesuai dengan persyaratan yang telah
ditentukan
• Spesimen untuk pemeriksaan bakteriologi dan virologi harus diambil
secara aseptis : Wadah dan alat yang digunakan harus steril
• Tipe spesimen, Medium Transport, waktu dan teknik pengambilan harus
menjadi hal yang diperhatikan.
• Kecukupan jumlah atau volume spesimen juga menjadi pertimbangan
17
18. JENIS SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN
•Spesimen Darah
•Spesimen luka, jaringan, abses,
•Spesimen Tinja/ Rectal swab
•Spesimen Cerebrospinal fluid
•Spesimen Saluran pernapasan
•Spesimen dahak / sputum
•Spesimen urin
•Spesimen lingkungan,
Makanan, Minuman
20. Jenis Spesimen Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Potensi Wabah
Difteri Pertusis Legionella
Swab Nasopharing;
Swab Tenggorok,
dalam medium Amies
Swab Nasopharing;
Swab Tenggorok,
dalam medium amies
Swab Nasopharing;
Swab Tenggorok, BAL
Sampel Lingkungan
Anthrax Leptospira Demam tifoid
Usap kulit, Usap dubur,
Tinja, Sputum,
Darah/Serum
Darah 3- 5 mL /Serum 1
mL ,
Darah (Non EDTA &EDTA
), Darah kultur,
Diare Kolera Keracunan Pangan
Tinja 2-3 gr , rectal
Swab dalam carry
&blair atau medium
Hanks, Muntahan
Feses, rectal Swab
dalam medium Carry
&blair , Muntahan,
Sampel Lingkungan,
Makanan
Feses, rectal Swab
medium Carry &
blair, Muntahan,
Sampel Lingkungan,
Makanan
Bakteriologi
21. Jenis Spesimen Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Potensi
Wabah
Polio
HFMD (Penyakit Kuku
dan Mulut
Campak/Rubella
Tinja selang 24 jam
Faeses dan Usap Dubur, usap
tenggorok, usap vesikel
dalam medium hanks
Serum 1-2 mL, Swab
Tenggorok dalam hanks,
Urine 50 mL
Chikunga/Dengue/
Zika
Hepatitis A Flu Burung
Darah 3-5 mL (non EDTA
&EDTA )
Darah 3- 5 mL /Serum 1 mL ,
, sampel lingkungan air, swab
dubur (hanks )
Swab Hidung; Swab
Tenggorok dalam Hanks,
serum, BAL
MERS-Cov EBOLA COVID-19
Swab Hidung; Swab
Tenggorok dalam medium
hanks , & Dahak
Darah dalam Vaccutainer
Swab Nasopharing; Swab
Tenggorok dalam VTM
Sputum, Faeses
Virologi
22. Transport Medium
Transport Virus Vs Transport Bakteri
Medium Transport Virologi Medium Transport Bakteriologi
Steril Steril
Mengandung Anti Bakteri & Anti
Fungal
Mengandung Zat diperkaya
(Enrichment Media)
Berupa Cairan (VTM) Biasanya berupa Gel (Agar-agar)
atau Slicagel packed
Selalu disimpan dalam kondisi
Dingin
Sebaiknya disimpan dalam kondisi
Dingin
Hanks BSS, Virocult, dll Amies, Silica Gel Packed 🡪 Difteri
Carry and Blair 🡪 Swab Dubur
28. 1. Persiapan Pengambilan Spesimen:
• Prinsip-Prinsip Biosafety dan
Biosekuriti penanganan spesimen
• Bahan Pengambilan dan Jenis
Spesimen
• Penggunaan APD
2. Penatalaksanaan Spesimen
• Pengambilan Spesimen
• Pengisian Formulir
• Pemberian Label
3. Managemen penanganan, pengepakan
dan pengiriman spesimen
4. Teknik penanganan sampel
makanan/minuman dan spesimen
korban KLB Keracunan Pangan
Pokok Bahasan
30. a. Pengambilan Spesimen
Pengambilan Darah
•Anak (2-5ml), Dewasa (7-10ml)
•Desinfektasi
•Hindari darah lisis
Penanganan
•Untuk Pemeriksaan Bakteri: Darah dimasukkan ke dalam botol-botol
kultur yang berisi media pengaya dengan segera (sebelum membeku)
dan dikirim ke laboratorium tanpa didinginkan atau dibekukan.
•Untuk isolasi virus dan pemeriksaan serologi, darah disentifugasi
untuk mendapatkan serum (minimal 1.5 cc), dikirim dalam suhu
dingin (2-80
C), dalam cool box dengan dry ice
34. SPESIMEN DARAH
•Dapat terbagi menjadi komponen serum, plasma, whole blood dan
sediaan darah.
•Pemilihan komponen darah yang diambil tergantung dari jenis
penyakit yang akan diperiksa.
•Diperlukan untuk pemeriksaan laboratorium terkait dengan penyakit
malaria dengan apus darah dan sediaan darah dry blood spot, demam
berdarah dengue (DBD), pneumonia, demam tifoid, hepatitis,
chikungunya (serum), flu burung (serum), campak (serum), antraks
(whole blood, serum), leptospirosis, meningitis.
36. Waktu pengambilan dan gejala klinis yang
menyertai pasien sangat penting untuk
menentukan jenis spesimen COVID-19
yang perlu diambil.
Untuk meningkatkan performa
Pemeriksaan Metode RDT-Ag, maka
pemeriksaan dilakukan pada fase akut
(dalam waktu 7 hari pertama sejak onset
gejala). Performa RDT-Ag semakin
menurun setelah fase akut dilalui
Deteksi antibody memungkinkan setelah
minggu kedua
Perkiraan masa infeksi dan keberadaan virus maupun antibodi pada infeksi SARS-CoV-2 Sumber:
Sethuraman et al., 2020
WAKTU PENGAMBILAN
38. PERSIAPAN PENGAMBILAN SPESIMEN
Sebelum melakukan pengambilan spesimen,
harus memperhatikan universal precaution atau
kewaspadaan universal
1.Menggunakan APD
2.Mencuci tangan dengan desinfektan sebelum
dan sesudah tindakan
39. PERSIAPAN PENGAMBILAN SPESIMEN
Alat dan Bahan
1.Dokumen : Formulir Form COVID-19
2.Peralatan Pelindung diri (APD)
3.Peralatan Pengambilan Spesimen Saluran
Pernafasan
a.Medium VTM
b.Swab Dacron atau Flocked Swab
c.Tongue Spatel
d.Marker atau Label
1 2 3
4 5 6 7
Swab :
•Tidak terbuat dari
kapan/cotton
•Batang swab tidak berbahan
kayu
•Tidak mengandung Calcium
Alginat
40. TAHAP PENGAMBILAN USAP NASOFARING
1. Persiapkan cryotube yang berisi 1,5 ml media transport
virus (Hanks BSS + Antibiotika), dapat juga digunakan
VTM komersil yang siap pakai (Pabrikan).
2. Berikan label yang berisi Nama Pasien dan Kode
Nomer Spesimen. Jika label bernomer tidak tersedia
maka Penamaan menggunakan Marker/Pulpen pada
bagian berwarna putih di dinding cryotube.
3. Gunakan swab yang terbuat dari Dacron/rayon steril
dengan tangkai plastic atau jenis Flocked Swab
(tangkai lebih lentur). Jangan menggunakan swab
kapas atau swab yang mengandung Calcium Alginat
atau Swab kapas dengan tangkai kayu, karena mungkin
mengandung substansi yang dapat menghambat
menginaktifasi virus dan dapat menghambat proses
pemeriksaan secara molekuler.
4. Pastikan tidak ada Obstruksi (hambatan pada lubang
hidung).
5. Masukkan secara perlahan swab ke dalam hidung,
pastikan posisi swab pada septum bawah hidung.
6. Masukkan swab secara perlahan-lahan ke bagian
nasofaring.
Lokasi Pengambilan Nasofaring
41. Tahap Pengambilan Nasofaring
7. Swab kemudian dilakukan gerak memutar secara perlahan.
8. Kemudian masukkan sesegera mungkin ke dalam cryotube yang berisi VTM
9. Putuskan tangkai plastik di daerah mulut cryotube agar cryotube dapat ditutup dengan rapat.
10. Pastikan label kode spesimen sesuai dengan kode yang ada di formulir/Kuesioner.
11. Cryotube kemudian dililit parafilm dan masukkan ke dalam Plastik Klip. Jika ada lebih dari 1
pasien, maka Plastik Klip dibedakan/terpisah. Untuk menghindari kontaminasi silang.
12. Simpan pada suhu 4-8 ° C sebelum dikirim
42. Pengambilan Spesimen Usap Tenggorok
1. Gunakan APD sesuai standar
2. Persiapkan cryotube yang berisi 1,5 ml
media transport virus (Hanks BSS atau
sejenisnya), berikan label identitas
pasien. Jangan gunakan Medium Hanks
bila telah berubah warna menjadi
Kuning.
3. Gunakan swab yang terbuat dari
Dacron/rayon steril dengan tangkai
plastik.
4. Lakukan usap pada lokasi area tonsil
dan belakang pharynx dan hindarkan
menyentuh bagian lidah.
43. Pengambilan Spesimen Usap Tenggorok
5. Kemudian masukkan swab tenggorok sesegera
mungkin ke dalam cryotube yang berisi virus
transport medium.
6. Putuskan tangkai plastik di daerah mulut cryotube
agar cryotube dapat ditutup dengan rapat.
7. Cryotube kemudian dililit parafilm.
8. Cryotube yang sudah berisi swab dibungkus
dalam tissue bersih lalu dimasukan ke dalam
plastik klip.
9. Simpan dalam suhu 4-8°C sebelum dikirim.
45. SPESIMEN RECTAL SWAB
Cara Pengambilan
•Persiapkan tabung berisi media yang sudah ditempeli
stiker ID pasien dan diberi selotip.
•Persiapkan pasien dalam posisi membungkuk atau tidur
miring, paha bagian atas ditekuk ke depan
•Kapas lidi terlebih dahulu dicelupkan ke dalam agar Cary
Blair/PBS. --🡪 untuk bakteri
•Kapas lidi dimasukkan perlahan ke dalam dubur, setelah
masuk dubur lidi ditekan sedikit lagi sampai memasuki
anus (sekitar 2-3 cm), sampai kapas tidak kelihatan.
•Lidi diputar searah jarum jam sampai satu putaran penuh
(360o
), lidi dicabut kembali sambil diputar ke kanan.
•Setelah lidi keluar, langsung dimasukkan ke dalam tabung
Cary Blair/ PBS, lidi ditekan sampai dasar tabung hingga
seluruh bagian lidi yang terbalut kapas terendam dalam
media.
•Lilit tabung dengan parafilm.