Peta indikasi daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup berbasis jasa ekosistem dapat dibuat dengan menggunakan 3 komponen utama yaitu ekoregion sebagai proxy tenaga endogen, penutup lahan sebagai proxy tenaga eksogen, dan penilaian ahli (expert valuation) untuk menentukan nilai jasa ekosistem setiap kawasan."
1. KONSEP DAN PROSES PEMBUATAN
PETA INDIKASI DAYA DUKUNG DAN DAYA
TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP BERBASIS
JASA EKOSISTEM
PUSAT PENGENDALIAN PEMBANGUNAN
EKOREGION SUMATERA
7. PENDEKATAN PERHITUNGAN DDDTLH
Pendekatan keseimbangan ketersediaan dan kebutuhan (supply-demand).
Umumnya bersifat topikal, diawali dari hewan dan peternakan kemudian
berkembang (Lahan, Air, Pangan, dll) dan kearah sektoral (seperti pariwisata)
Pendekatan theshold (batas kemampuan maksimum lingkungan dalam
mendukung kehidupan). Misalnya baku mutu lingkungan
Pendekatan kebutuhan (seperti model jejak ekologi “ecologocal footprint”,
Carbon footprint, Water footprint).
Pendekatan ketersediaan atau stock (seperti penyedia jasa ekosistem “ecosystem
services”)
Berpengaruh pada aspek Metodologis (Input Data-Analisis-Output)
8. PENDEKATAN SUPPLY-DEMAND PENDEKATAN SUPPLY “stock”
PRINSIP Keseimbangan antara penyediaan dan
kebutuhan
Lingkungan sebagai penyedia Jasa
Lingkungan
KOMPLEKSITAS Kompleks, khususnya aspek demand yang
bervariasi
Lebih sederhana
PENGUKURAN Keseimbangan S-D, Terlampauai atau
tidak
Perubahan antar Waktu
Standar. Naik atau Turun.
INPUT DATA - Data Spasial dan Non Spasial (Data
kuantitatif berkaitan dengan demand)
- Mengoptimalkan data spasial (SNI)
- Cocok untuk Keperluan RTRW dan
pemanfaatan SDA terkait ruang
UNIT ANALISIS - Administrasi - Administrasi
- Fungsional (Kawasan)
- Unit Ekologis
CONTOH - Tekanan Penduduk
- Bioekologi
- Daya Dukung Pangan
- ECOLOGICAL FOOTPRINT
- Daya Dukung Lahan (Kemampuan
/Kesesuain Lahan)
- Konsep Penyedia Jasa Lingkungan
(ECOSYSTEM SERVICES)
-*)penyamaan satuan S/D Prinsip Daya Tampung. Penggunaan
SBML
10. APA ITU JASA EKOSISTEM DAN
HUBUNGAN DENGAN DDDTLH
Jasa Ekosistem adalah manfaat yang diperoleh oleh
manusia dari berbagai sumberdaya dan proses alam yang
secara bersama-sama diberikan oleh suatu ekosistem yang
dikelompokkan ke dalam empat macam manfaat yaitu
manfaat penyediaan (provisioning), produksi pangan dan
air; manfaat pengaturan (regulating) pengendalian iklim
dan penyakit; manfaat pendukung (supporting),seperti
siklus nutrien dan polinasi tumbuhan; serta manfaat kultural
(cultural), spiritual dan rekreasional. Sistem klasifikasi jasa
ekosistem tersebut menggunakan standar dari Millenium
Ecosystem Assessment (2005)
Semakin tinggi jasa ekosistem suatu wilayah, maka semakin
tinggi daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup
11. MENGAPA JASA EKOSISTEM
Memiliki dasar hukum pasti terdapat dalam Ps 16 UUPPLH, isi KLHS diantaranya DDDTLH dan Jasa
Ekosistem
Menggambarkan dua konsep DDLH dan DTLH
Dapat memperbaiki sistem metodologi dalam pelaksanaan KLHS dan RPPLH
Menjelaskan hubungan pembangunan dan lingkungan (ekosistem) secara intergratif. Tujuan dan isu
pembangunan. Relevan dengan SDGs
Dasar pengambilan keputusan pembengunan dan konservasi lingkungan (prediksi resiko dan
peluang)
Indikator bersifat komprehensif (lingkungan secara keseluruhan, bukan sektoral) dan dapat
dijadikan sebagai dasar kerja pembangunan bidang lingkungan hidup
Menjamin keterhubungan skala Global, Nasional, Regional, dan Lokal (dipakai Internasional)
Mudah, efektif dan efisien dihubungkan dengan data-data sektoral lain (bereferensi geografis)
Sebagai dasar perhitungan valuasi ekonomi (valuasi ekonomi jasa lingkungan) dan pembayaran
jasa ekosistem…. Tahap lanjutan
Menjadi kesepakatan Nasional (KLHK), termuat dalam Surat Edaran (SE) Menteri LHK, Nomor :
5/MenLHK/PKTL/PLA.3/11/2016 tentang penyusunan RPPLH Provinsi dan Kabupaten/Kota
12. No Jenis Jasa Ekositem Jenis DDL DTL
1 JASA PENYEDIAAN
(PROVISIONING)
1. Pangan
2. Air bersih
3. Serat (fiber)
4. Bahan bakar (fuel), Kayu dan Fosil
5. Sumberdaya genetik
2 JASA PENGATURAN
(REGULATING)
1. Pengaturan iklim
2. Pengaturan tata aliran air & banjir
3. Pencegahan dan perlindungan dari bencana alam
4. Pemurnian air
5. Pengolahan dan penguraian limbah
6. Pemeliharaan kualitas udara
7. Pengaturan penyerbukan alami (pollination)
8. Pengendalian hama & penyakit
3 JASA BUDAYA (CULTURAL)* 1. Tempat tinggal & ruang hidup (sense of place)
2. Rekreasi & ecotourism
3. Estetika (Alam)
4. Pendidikan & pengetahuan
5. Ikatan budaya, adat, pola hidup
6. Spiritual & warisan leluhur
4 JASA PENDUKUNG
(SUPPORTING)
1. Pembentukan lapisan tanah & pemeliharaan kesuburan
2. Siklus hara (nutrient cycle)
3. Produksi primer
4. Biodiversitas (perlindungan plasma nutfah)
5. Habitat perkembangbiakan flora fauna
14. PROSES PEMBUATAN
Pengukuran Daya Dukung Dan Daya Tampung
Lingkungan Hidup Menggunakan Konsep Jasa
Ekosistem Dengan Pendakatan Spasial (Peta)
15. DDDTLH berbasis jasa ekosistem dengan pendekatan
keruangan/spasial/peta;
efektif, efisien, integratif dan multiguna
Compatible dan Comparable dengan sistem
perencanaan yang sudah ada (RTRW
wujudnya peta; RPJM disusun atas
pertimbangan potensi-potensi
kewilayahan/keruangan)
Sumber Daya Alam keberadaannya
menempati ruang (space)
Persoalan LH biasanya muncul karena adanya
interelasi ruang satu dengan ruang lainnya
(misal: hulu – tengah – hilir; pusat – pinggiran;
laut – pantai, dll.) dan interkoneksi antar sektor
(melihatnya harus holistik dan integratif)
16. PEMBUATAN PETA INDIKASI DAYA DUKUNG DAN
DAYA TAMPUNG BERBASIS JASA EKOSISTEM
PRINSIP ALASAN
MURAH Dibutuhkan 3 Input
1. Peta Ekoregion, meminta peta ekoregion sumatera yang telah dibuat oleh
PPPE Sumatera (Tidak harus buat sendiri)
2. Peta Liputan lahan, Daerah yang telah menyusun RTRW harusnya telah
memiliki peta liputan lahan. Jika pingin data terbaru dapat meminta LAPAN
(Gratis) atau petanya BIG
3. Nilai koefisien hasil penilaian pakar, dapat menggunakan hasil pakar provinsi
atau ekoregion yang telah dilakukan PPPESumatera(Tidak harus buat sendiri)
MUDAH Diperlukan keahlian pemetaan dan ketrampilan pengoperasionalisasi software
Sistem Informasi Geografi (Dapat dengan Bimbingan teknis dari P3E)
CEPAT Jika Peta input telah tersedia dan terdapat tenaga ahli GIS, maka 1 bulan telah
dapat diselesaikan (Pembuatan peta dan verifikasi lapangan)
MULTIGUNA Dapat dikaitkan dengan semua data spasial yang memiliki referensi geografis,
seperti RTRW, DAS, Admisnitrasi, Infrastruktur, Peta kawasan dan potensi sektoral,
dll.
18. REPRESENTASI DATA
Peta
Indek
Luasan dan Kontribusi
Grafik
Sebaran Lokasi
Perbandingan antar ruang
Kaitannya dengan data / informasi
sektoral atau topikal
19. PETA DAYA DUKUNG
LINGKUNGAN *
(JASA EKOSISTEM)
PETA
EKOREGION
PETA LIPUTAN/
PENGGUNAAN
LAHAN
CITRA
PENGINDERAAN
JAUH
1.ADMINISTRASI
2.EKOREGION
3.FUNGSIONAL
TRANSFORMASI
DATA
Interpretasi
Interpretasi
PANEL PAKAR
(Expert Knowledge
Based Valuation)
Data-data
pendukung
lainnya
DIAGRAM ALIR PROSES
PENYUSUNAN PETA DAYA DUKUNG
DAN DAYA TAMPUNG
LINGKUNGAN
Peta Rbi
Citra SRTM
Peta Geologi
Peta Litologi
Peta Hidrologi
20. PERUBAHAN EKOSISTEM PERMUKAAN BUMI
(daya dukung dan jasa lingkungan)
DASAR TEORI
1. TENAGA ENDOGEN
• Tektonisme
• Vulkanisme
2. TENAGA EKSOGEN*
• Iklim
• Biotik
• Human (Penggunaan Lahan)
*) Prosesnya pelapukan, pengikisan,
pengendapan
TENAGA ENDOGEN, DENGAN PROXY BENTANGLAHAN (ekoregion)
TENAGA EXOGEN, DENGAN PROXY PENUTUP/PENGGUNAAN LAHAN
24. EKOREGION DENGAN PENDEKATAN BENTANGLAHAN
Mememiliki kesamaan pengertian yang “serupa” dengan pengertian
ekoregion (UU 32 Tahun 2009)
Dasar akademis dan sistem klasifikasi yang dapat
dipertanggungjawabkan
Mengambarkan adanya variasi komponen lingkungan. Tiap bentuk
lahan yang berbeda maka komponen abiotik seperti tanah, air, udara
dan biotik (Flora fauna) serta risiko bencana alam, bahkan budaya
masyarakat, juga bervariasi sehingga dapat dijadikan dasar
pengelolaan lingkungan
Bentanglahan mempengaruhi bentuk penggunaan lahan (ruang)
Berbasis spasial sehingga dapat dengan mudah dikaitkan dengan
peta dan topik lainnya
Relatif Bersifat Statis (tetap), sehingga dapat dijadikan dasar batas
pewilayahan (boundaries)
25. BENTANGLAHAN adalah bentangan
permukaan bumi yang di dalamnya terjadi
hubungan saling terkait (interrelationship) dan
saling kebergantungan (interdependency)
antar berbagai komponen lingkungan, seperti: udara,
air, batuan, tanah, dan flora-fauna, yang
mempengaruhi keberlangsungan kehidupan manusia
yang tinggal di dalamnya. (Verstappen, 1983) Ekosistem kota
Ekosistem Terumbu Karang
Ekosistem Sawah
Ekosistem Hutan
Ekosistem Perairan, Eko Mangrove
Ekosistem Karst
Ekosistem Pesisir
Patahan dan Lipatan
Residual Hills
32. LANDCOVER /LAND USE BASED
CATATAN
1. MENGASUMSIKAN BAHWA PENGGUNAAN LAHAN YANG ADA BENTUK INTERAKSI MANUSIA
DAN ALAM SEHINGGA MENGGAMBARKAN DAYA DUKUNG
2. PEROLEHAN DATA RELATIF LEBIH MUDAH (INDIKATOR TUNGGAL) DAN CEPAT SERTA MURAH
3. PENGOLAHAN DATA LEBIH MUDAH
4. MENGGAMBARKAN SEBERAPA BESAR PEMANFAATAN EKOSISTEM UNTUK MEMENUHI
KEBUTUHAN MANUSIA (RELEVAN DENGAN KONSEP JASA EKOSISTEM)
5. DAPAT DIBUAT MODEL SPASIAL DAN DIKAITKAN DENGAN KEBIJAKAN ATAU KEBUTUHAN
LAHAN (MISALNYA TATA RUANG WILAYAH)
6. TERDAPAT SISTEM KLASIFIKASI BAKU
Metode land cover based proxy paling banyak digunakan dalam perhitungan jasa
ekosistem berbasis spasial.
38. Metode yang digunakan dalam penilaian dan penyusunan Jasa Ekosistem
Expert Knowledge Based Valuation Method Of Ecosystem Services
39.
40. Keterangan:
Pakar 1: Prof. Rifardi
Pakar 2 : Dr. Harris Gunawan
Pakar 3 Dr. Agus Setiawan
Pakar 4. Dr. Aswandi
Pakar 5 : Dr. Ardinis Arbain
Pakar 6: Dr. Langgeng Wahyu Santosa
Pakar 7: Dr. Luthfi Muta'ali
P1 : Prof. Dr. Ir. Rifardi, M.Sc UNRI SEDIMEN
P2 : Prof. Dr. Syafriadiman, M.Sc UNRI PERIKANAN
P3 : Dr. Imam Suprayogi UNRI HIDROLOGI
P4 : Dr. Aswandi UN JAMBI TANAH
P5 : Dr. Suardi Tarumun UNRI PERTANIAN
P6 : Dr. Muhammad Ikhsan UNRI PERENCANAAN WILAYAH
P7 : Dr. Fajar Restuhadi UNRI PERTANIAN
P8 : Dr. Zulkifli, S.Pi, M.Si UNRI KELAUTAN
P9 : Dr. Suwondo, M.Si UNRI BIOLOGI
P10 : Dr. Mahdi ANDALAS EKOLOGI
P11 : Dr. Ardinis Arbain ANDALAS BIOLOGI
P12 : Prof. Dr. Ir. Andy Mulyana, M.Sc UNSRI SOSIAL DAN EKONOMI
P13 : Prof. Robiyanto H. Susanto UNSRI TANAH/GAMBUT
P14 : Prof. Eddy Ibrahim UNSRI TAMBANG
P15 : Dr. Faiz Barchia, M.Sc UN BENGKULU TANAH/GAMBUT
P16 : Dr. Edward Saleh UNSRI PERTANIAN
P17 : Dr. Sudarmalik KLHK KEHUTANAN
P18 : DR. Ir. Suhendrayatna, M.Eng ACEH LINGKUNGAN
P19 : DR. Ir. Fauzi Harun, MP ACEH KEHUTANAN
P20 : Prof. DR. Darwis A. Soelaiman, MA ACEH BUDAYA
P21 : DR. Ir. Indra, MP ACEH KELAUTAN
P22 : Ir. Agus Halim S, M.Sc ACEH PERTANIAN
P23 : DR. Suwarno, S.Si, M.Sc ACEH BIOLOGI
P24 : Mirza Irwansyah, PhD ACEH PERENCANAAN WILAYAH
P25 : Ir. Maimun Rizalihadi, M.ScEng ACEH HIDROLOGI
P26 : Sugeng Jarot, ST ACEH PERTAMBANGAN
P27 : DR. Joni, ST, MT ACEH GEOLOGI/HIDROLOGI
Penutupan Lahan skala 1:250.000
Penutupan Lahan skala 1:50.000
Daftar pakar yang
terlibat dalam
penilaian jasa
ekosistem
penutupan lahan
di Ekoregion
Sumatera
41. METODE KUANTITATIF DENGAN
Profesional Ajustment/Exspert Opinion/Participatory
Approach
ES1 ES2 ES3 ES4 ES4
LU1
LU2
LU3
LU4
LU5
LU = Land use. ES=Ecosystem Services
Berikan penilaian saudara, tentang peran dan kontribusi berbagai macam jenis
penggunaan lahan terhadap jasa ekosistem dengan rentang nilai 0-10. Nilai 0= LU/ER
tidak memiliki peran dan tidak berhubungan terhadap ES, Nilai=1 perannnya sangat
kecil sampai 10=peran LU/ER sangat besar terhadap ES.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
LU2-ES1 x
LU2-ES2 X
DST
ES1 ES2 ES3 ES4 ES4
ER1
ER2
ER3
ER4
ER5
ER = Ecoregion. ES=Ecosystem Services
44. PERHATIAN
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG BERBASIS EKOSISTEM
DENGAN PENDEKATAN KERUANGAN (PETA)
1. TERIKAT HUKUM SKALA (CAKUPAN WILAYAH DAN KEDETILAN
INFORMASI)
2. TERDAPAT PROSES GENERALISASI DAN PENDETILAN
3. HASIL PETA MENGGAMBARKAN FUNGSI JASA EKOSISTEM,
BUKAN PERUNTUKAN
4. ANALOGI PETA POLA RUANG DALAM TATA RUANG
5. ANALISIS LANJUTAN (KETERKAITAN) DAN OVERLAY HARUS
DILAKUKAN DENGAN SKALA YANG SEPADAN
UNTUK KEPERLUAN TINGKAT KABUPATEN DIDETILKAN SKALA 1 : 50.000
45. PROSES KOREKSI PETA DDDTLH
Draf Peta DDDTLH menggunakan prinsip generalisasi sehingga
sangat dimungkinkan terjadi bias perbedaan dengan fakta (detil)
dilapangan. Oleh karena itu perlu dilakukan verifikasi hasil dengan
3 metode
1. Data sekunder, baik data non spasial dan terutama data
spasial (peta), baik yang sifatnya faktual maupun
perencanaan
2. Public Hearing/FGD dengan mengundang Stakeholder terkait
3. Kunjungan lapangan (ground checking) jika diperlukan.
Perhatikan skala.
46. PELAKSANAAN
PELAKSANAAN
PERSIAPAN
PERSIAPAN
(2)
Pertemuan
Teknis
Metodologi
dan
Rencana
Kerja
(3)
FGD Panel Ahli
(Brain Storming)
(7)
Pembuatan
draf Peta
DDDTLH
(analisa
spasial)
(9)
Pembahasan
Hasil ground
check
(4)
Penilaian Panel
Ahli
(Scoring dan
Pembobotan)
(11)
Finalisasi draf Peta dan
Penyusunan Dokumen
DDDTLH
(10)
Konsinyasi dan
Konsultasi dengan
BIG dan instansi
terkait
(8)
Verifikasi
Lapangan
(ground check)
o Tahapan teknis
o Time line
o Kebutuhan data
o Pemilihan Panel Ahli
o Pembentukan Tim Teknis
o Pembagian tugas
o Outline dokumen
DDDTLH
o Sosialisasi
kegiatan
o Permintaan
Fasilitasi
pemerintah
provinsi dan
Kab/Kota dan
Sektor
o Verifikasi
Kesiapan
(5)
Peta
Ekoregion
(6)
Peta Land
Cover
(13)
Penyempurnaan Peta
dan Dokumen
DDDTLH
(14)
Implementasi/Integrasi ke dalam
KLHS, RPJM, RPJP, RTRW
(1)
Pertemuan Koordinasi
dengan Mitra Strategis
Matrik
Penilaian
Jasa
Ekosistem
(12)
Ekspose
Draf Peta
DDDTLH
TAHAPAN PROSES FASILITASI
PENYUSUNAN DDDTLH
47. No Jenis Jasa Ekositem Jenis DDL DTL
1 JASA PENYEDIAAN
(PROVISIONING)
1. Pangan
2. Air bersih
3. Serat (fiber)
4. Bahan bakar (fuel), Kayu dan Fosil
5. Sumberdaya genetik
2 JASA PENGATURAN
(REGULATING)
1. Pengaturan iklim
2. Pengaturan tata aliran air & banjir
3. Pencegahan dan perlindungan dari bencana alam
4. Pemurnian air
5. Pengolahan dan penguraian limbah
6. Pemeliharaan kualitas udara
7. Pengaturan penyerbukan alami (pollination)
8. Pengendalian hama & penyakit
3 JASA BUDAYA (CULTURAL)* 1. Tempat tinggal & ruang hidup (sense of place)
2. Rekreasi & ecotourism
3. Estetika (Alam)
4. Pendidikan & pengetahuan
5. Ikatan budaya, adat, pola hidup
6. Spiritual & warisan leluhur
4 JASA PENDUKUNG
(SUPPORTING)
1. Pembentukan lapisan tanah & pemeliharaan kesuburan
2. Siklus hara (nutrient cycle)
3. Produksi primer
4. Biodiversitas (perlindungan plasma nutfah)
5. Habitat perkembangbiakan flora fauna
51. MATRIK PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN RUANG BERBASIS DAYA DUKUNG
LINGKUNGAN JASA EKOSISTEM
DAYA DUKUNG LINGKUNGAN
PENYEDIA PENGATURAN PENDUKUNG BUDAYA
RTRW JE1 JE2 JE3 JE4 JE5 JE6 JE7 JE8 JE9
K. LINDUNG
KL1 (Hutan Lindung)
KL2
KL3
K. BUDIDAYA
KB1 (Hutan Produksi) √ X X X 0 X √ √ √
KB2 ++ --- -- - - +++ + +
KB3
Keterangan : JE (Jasa Ekosistem), KL (Kawasan Lindung), KB (Kawasan Budidaya)
0=tidak berhubungan, √=berkeseuaian (dampak lingkungan tidak ada dan kecil), X = tidak
berkesesuaian (dampak lingkungan besar)
52.
53. CONTOH PENGGUNAAN PETA DAYA DUKUNG DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP UNTUK
KLHS RPJM PROVINSI JAWA TENGAH
54.
55.
56. MATRIK HUBUNGAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN JASA
EKOSISTEM DENGAN AKTIVITAS PERTAMBANGAN
DAYA DUKUNG LINGKUNGAN
WP PENYEDIA PENGATURAN PENDUKUNG BUDAYA
JE1 JE2 JE3 JE4 JE5 JE6 JE7 JE8 JE9
WP1
WP2
WP3 T T S S R R R T T
WP4 √ X X X 0 X √ √ √
WP5 ++ --- -- - - +++ + +
WP6
Keterangan : (contoh)
Dapat digunakan untuk Inventarisasi dan pengelolaan (T=tinggi, S=Sedang, R=rendah).
Pengaruh (digunakan instrumen Pengendalian). 0=tidak berhubungan, √=berkesesuaian (dampak
lingkungan tidak ada dan kecil), X = tidak berkesesuaian (dampak lingkungan besar)
Jenis Dampak = + (Positip) atau - (Negatif)
(WILAYAH PERTAMBANGAN=WP)
57. DAYA DUKUNG PANGAN
DAYA DUKUNG ENERGI
DAYA DUKUNG
BIODIVERSITAS
DAYA DUKUNG PERUBAHAN
IKLIM
CONTOH HASIL OVERLAY JASA EKOSISTEM DENGAN KONSESI
PERTAMBANGAN
58. MATRIK HUBUNGAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN
JASA EKOSISTEM DENGAN AKTIVITAS PERINDUSTRIAN
DAYA DUKUNG LINGKUNGAN
WPPI PENYEDIA PENGATURAN PENDUKUN
G
BUDAYA
JE1 JE2 JE3 JE4 JE5 JE6 JE7 JE8 JE9
WPPI1
WPPI2
WPPI3 T T S S R R R T T
WPPI4 √ X X X 0 X √ √ √
WPPI5 ++ --- -- - - +++ + +
WPPI6
Keterangan : (contoh)
Dapat digunakan untuk Inventarisasi dan pengelolaan (T=tinggi,
S=Sedang, R=rendah).
Pengaruh (digunakan instrumen Pengendalian). 0=tidak berhubungan,
√=berkesesuaian (dampak lingkungan tidak ada dan kecil), X = tidak
berkesesuaian (dampak lingkungan besar)
WPPI (WILAYAH PUSAT PERTUMBUHAN INDUSTRI)
60. MATRIK PENGENDALIAN PEMBANGUNAN (SEKTORAL)
BERBASIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN TERHADAP ISU
STRATEGIS RPJM
DAYA DUKUNG LINGKUNGAN
Kebijakan
Sektoral
PENYEDIA PENGATURAN PENDUKUNG BUDAYA
JE1 JE2 JE3 JE4 JE5 JE6 JE7 JE8 JE9
Pangan
Energi √ X X X 0 X √ √ √
Industri
Infrastruktur
Kawasan
Ekonomi Khusus
Perkebunan
dll
0=tidak berhubungan, √=berkeseuaian (dampak lingkungan tidak ada dan kecil),
X = tidak berkesesuaian (dampak lingkungan besar)