SlideShare a Scribd company logo
1 of 61
Download to read offline
KONSEP DAN PROSES PEMBUATAN
PETA INDIKASI DAYA DUKUNG DAN DAYA
TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP BERBASIS
JASA EKOSISTEM
PUSAT PENGENDALIAN PEMBANGUNAN
EKOREGION SUMATERA
KONSEP DAYA DUKUNG DAN DAYA
TAMPUNG
1
PENDEKATAN PERHITUNGAN DDDTLH
 Pendekatan keseimbangan ketersediaan dan kebutuhan (supply-demand).
Umumnya bersifat topikal, diawali dari hewan dan peternakan kemudian
berkembang (Lahan, Air, Pangan, dll) dan kearah sektoral (seperti pariwisata)
 Pendekatan theshold (batas kemampuan maksimum lingkungan dalam
mendukung kehidupan). Misalnya baku mutu lingkungan
 Pendekatan kebutuhan (seperti model jejak ekologi “ecologocal footprint”,
Carbon footprint, Water footprint).
 Pendekatan ketersediaan atau stock (seperti penyedia jasa ekosistem “ecosystem
services”)
Berpengaruh pada aspek Metodologis (Input Data-Analisis-Output)
PENDEKATAN SUPPLY-DEMAND PENDEKATAN SUPPLY “stock”
PRINSIP Keseimbangan antara penyediaan dan
kebutuhan
Lingkungan sebagai penyedia Jasa
Lingkungan
KOMPLEKSITAS Kompleks, khususnya aspek demand yang
bervariasi
Lebih sederhana
PENGUKURAN Keseimbangan S-D, Terlampauai atau
tidak
Perubahan antar Waktu
Standar. Naik atau Turun.
INPUT DATA - Data Spasial dan Non Spasial (Data
kuantitatif berkaitan dengan demand)
- Mengoptimalkan data spasial (SNI)
- Cocok untuk Keperluan RTRW dan
pemanfaatan SDA terkait ruang
UNIT ANALISIS - Administrasi - Administrasi
- Fungsional (Kawasan)
- Unit Ekologis
CONTOH - Tekanan Penduduk
- Bioekologi
- Daya Dukung Pangan
- ECOLOGICAL FOOTPRINT
- Daya Dukung Lahan (Kemampuan
/Kesesuain Lahan)
- Konsep Penyedia Jasa Lingkungan
(ECOSYSTEM SERVICES)
-*)penyamaan satuan S/D Prinsip Daya Tampung. Penggunaan
SBML
KONSEP JASA EKOSISTEM
2
APA ITU JASA EKOSISTEM DAN
HUBUNGAN DENGAN DDDTLH
Jasa Ekosistem adalah manfaat yang diperoleh oleh
manusia dari berbagai sumberdaya dan proses alam yang
secara bersama-sama diberikan oleh suatu ekosistem yang
dikelompokkan ke dalam empat macam manfaat yaitu
manfaat penyediaan (provisioning), produksi pangan dan
air; manfaat pengaturan (regulating) pengendalian iklim
dan penyakit; manfaat pendukung (supporting),seperti
siklus nutrien dan polinasi tumbuhan; serta manfaat kultural
(cultural), spiritual dan rekreasional. Sistem klasifikasi jasa
ekosistem tersebut menggunakan standar dari Millenium
Ecosystem Assessment (2005)
Semakin tinggi jasa ekosistem suatu wilayah, maka semakin
tinggi daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup
MENGAPA JASA EKOSISTEM
 Memiliki dasar hukum pasti terdapat dalam Ps 16 UUPPLH, isi KLHS diantaranya DDDTLH dan Jasa
Ekosistem
 Menggambarkan dua konsep DDLH dan DTLH
 Dapat memperbaiki sistem metodologi dalam pelaksanaan KLHS dan RPPLH
 Menjelaskan hubungan pembangunan dan lingkungan (ekosistem) secara intergratif. Tujuan dan isu
pembangunan. Relevan dengan SDGs
 Dasar pengambilan keputusan pembengunan dan konservasi lingkungan (prediksi resiko dan
peluang)
 Indikator bersifat komprehensif (lingkungan secara keseluruhan, bukan sektoral) dan dapat
dijadikan sebagai dasar kerja pembangunan bidang lingkungan hidup
 Menjamin keterhubungan skala Global, Nasional, Regional, dan Lokal (dipakai Internasional)
 Mudah, efektif dan efisien dihubungkan dengan data-data sektoral lain (bereferensi geografis)
 Sebagai dasar perhitungan valuasi ekonomi (valuasi ekonomi jasa lingkungan) dan pembayaran
jasa ekosistem…. Tahap lanjutan
 Menjadi kesepakatan Nasional (KLHK), termuat dalam Surat Edaran (SE) Menteri LHK, Nomor :
5/MenLHK/PKTL/PLA.3/11/2016 tentang penyusunan RPPLH Provinsi dan Kabupaten/Kota
No Jenis Jasa Ekositem Jenis DDL DTL
1 JASA PENYEDIAAN
(PROVISIONING)
1. Pangan
2. Air bersih
3. Serat (fiber)
4. Bahan bakar (fuel), Kayu dan Fosil
5. Sumberdaya genetik
2 JASA PENGATURAN
(REGULATING)
1. Pengaturan iklim
2. Pengaturan tata aliran air & banjir
3. Pencegahan dan perlindungan dari bencana alam
4. Pemurnian air
5. Pengolahan dan penguraian limbah
6. Pemeliharaan kualitas udara
7. Pengaturan penyerbukan alami (pollination)
8. Pengendalian hama & penyakit
3 JASA BUDAYA (CULTURAL)* 1. Tempat tinggal & ruang hidup (sense of place)
2. Rekreasi & ecotourism
3. Estetika (Alam)
4. Pendidikan & pengetahuan
5. Ikatan budaya, adat, pola hidup
6. Spiritual & warisan leluhur
4 JASA PENDUKUNG
(SUPPORTING)
1. Pembentukan lapisan tanah & pemeliharaan kesuburan
2. Siklus hara (nutrient cycle)
3. Produksi primer
4. Biodiversitas (perlindungan plasma nutfah)
5. Habitat perkembangbiakan flora fauna
SUMBERDAYA ALAM DAN
LINGKUNGAN
PROSES PEMBUATAN
Pengukuran Daya Dukung Dan Daya Tampung
Lingkungan Hidup Menggunakan Konsep Jasa
Ekosistem Dengan Pendakatan Spasial (Peta)
DDDTLH berbasis jasa ekosistem dengan pendekatan
keruangan/spasial/peta;
efektif, efisien, integratif dan multiguna
 Compatible dan Comparable dengan sistem
perencanaan yang sudah ada (RTRW
wujudnya peta; RPJM disusun atas
pertimbangan potensi-potensi
kewilayahan/keruangan)
 Sumber Daya Alam keberadaannya
menempati ruang (space)
 Persoalan LH biasanya muncul karena adanya
interelasi ruang satu dengan ruang lainnya
(misal: hulu – tengah – hilir; pusat – pinggiran;
laut – pantai, dll.) dan interkoneksi antar sektor
(melihatnya harus holistik dan integratif)
PEMBUATAN PETA INDIKASI DAYA DUKUNG DAN
DAYA TAMPUNG BERBASIS JASA EKOSISTEM
PRINSIP ALASAN
MURAH Dibutuhkan 3 Input
1. Peta Ekoregion, meminta peta ekoregion sumatera yang telah dibuat oleh
PPPE Sumatera (Tidak harus buat sendiri)
2. Peta Liputan lahan, Daerah yang telah menyusun RTRW harusnya telah
memiliki peta liputan lahan. Jika pingin data terbaru dapat meminta LAPAN
(Gratis) atau petanya BIG
3. Nilai koefisien hasil penilaian pakar, dapat menggunakan hasil pakar provinsi
atau ekoregion yang telah dilakukan PPPESumatera(Tidak harus buat sendiri)
MUDAH Diperlukan keahlian pemetaan dan ketrampilan pengoperasionalisasi software
Sistem Informasi Geografi (Dapat dengan Bimbingan teknis dari P3E)
CEPAT Jika Peta input telah tersedia dan terdapat tenaga ahli GIS, maka 1 bulan telah
dapat diselesaikan (Pembuatan peta dan verifikasi lapangan)
MULTIGUNA Dapat dikaitkan dengan semua data spasial yang memiliki referensi geografis,
seperti RTRW, DAS, Admisnitrasi, Infrastruktur, Peta kawasan dan potensi sektoral,
dll.
TAMPILAN DALAM PETA DAN UNIT
ANALISIS
2
REPRESENTASI DATA
 Peta
 Indek
 Luasan dan Kontribusi
 Grafik
 Sebaran Lokasi
 Perbandingan antar ruang
 Kaitannya dengan data / informasi
sektoral atau topikal
PETA DAYA DUKUNG
LINGKUNGAN *
(JASA EKOSISTEM)
PETA
EKOREGION
PETA LIPUTAN/
PENGGUNAAN
LAHAN
CITRA
PENGINDERAAN
JAUH
1.ADMINISTRASI
2.EKOREGION
3.FUNGSIONAL
TRANSFORMASI
DATA
Interpretasi
Interpretasi
PANEL PAKAR
(Expert Knowledge
Based Valuation)
Data-data
pendukung
lainnya
DIAGRAM ALIR PROSES
PENYUSUNAN PETA DAYA DUKUNG
DAN DAYA TAMPUNG
LINGKUNGAN
Peta Rbi
Citra SRTM
Peta Geologi
Peta Litologi
Peta Hidrologi
PERUBAHAN EKOSISTEM PERMUKAAN BUMI
(daya dukung dan jasa lingkungan)
DASAR TEORI
1. TENAGA ENDOGEN
• Tektonisme
• Vulkanisme
2. TENAGA EKSOGEN*
• Iklim
• Biotik
• Human (Penggunaan Lahan)
*) Prosesnya pelapukan, pengikisan,
pengendapan
TENAGA ENDOGEN, DENGAN PROXY BENTANGLAHAN (ekoregion)
TENAGA EXOGEN, DENGAN PROXY PENUTUP/PENGGUNAAN LAHAN
EVALUASI EXPERT
KNOWLEDGE BASED
VALUATION
1 2
3
KOMPONEN 1
EKOREGION DENGAN PENDEKATAN
BENTANGLAHAN
1
EKOREGION DENGAN PENDEKATAN BENTANGLAHAN
 Mememiliki kesamaan pengertian yang “serupa” dengan pengertian
ekoregion (UU 32 Tahun 2009)
 Dasar akademis dan sistem klasifikasi yang dapat
dipertanggungjawabkan
 Mengambarkan adanya variasi komponen lingkungan. Tiap bentuk
lahan yang berbeda maka komponen abiotik seperti tanah, air, udara
dan biotik (Flora fauna) serta risiko bencana alam, bahkan budaya
masyarakat, juga bervariasi sehingga dapat dijadikan dasar
pengelolaan lingkungan
 Bentanglahan mempengaruhi bentuk penggunaan lahan (ruang)
 Berbasis spasial sehingga dapat dengan mudah dikaitkan dengan
peta dan topik lainnya
 Relatif Bersifat Statis (tetap), sehingga dapat dijadikan dasar batas
pewilayahan (boundaries)
BENTANGLAHAN adalah bentangan
permukaan bumi yang di dalamnya terjadi
hubungan saling terkait (interrelationship) dan
saling kebergantungan (interdependency)
antar berbagai komponen lingkungan, seperti: udara,
air, batuan, tanah, dan flora-fauna, yang
mempengaruhi keberlangsungan kehidupan manusia
yang tinggal di dalamnya. (Verstappen, 1983) Ekosistem kota
Ekosistem Terumbu Karang
Ekosistem Sawah
Ekosistem Hutan
Ekosistem Perairan, Eko Mangrove
Ekosistem Karst
Ekosistem Pesisir
Patahan dan Lipatan
Residual Hills
SRTM
Visualisasi
Dasar Deliniasi
EKOREGION
Pulau Jawa
Legend
Ekoregion_Sumatera_2015
Vulkanik
Kerucut dan Lereng Gunungapi
Kaki Gunungapi
Dataran Kaki Gunungapi
Fluvial
Dataran Fluvio-vulkanik
Dataran Aluvial
Dataran Fluvio-marin
Marin
Dataran Pesisir dengan Pantai Berlumpur
Dataran Pesisir dengan Pantai Berpasir
Organik
Dataran Gambut
Pulau Terumbu Karang
Struktural
Pegunungan Struktural Patahan
Pegunungan Struktural Lipatan
Perbukitan Struktural Patahan
Perbukitan Struktural Lipatan
Lembah antar Pegunungan Struktural Patahan (Terban)
Lembah antar Perbukitan Struktural Patahan (Terban)
Lembah antar Perbukitan Struktural Lipatan (Sinklinal)
Denudasional
Perbukitan Denudasional
Lerengkaki Perbukitan Denudasional
Lembah antar Perbukitan Denudasional
Antropogenik
Dataran Perkotaan
LANCOVER BASED PROXY DALAM
PENENTUAN JASA EKOSISTEM
KOMPONEN 2
2
LANDCOVER /LAND USE BASED
CATATAN
1. MENGASUMSIKAN BAHWA PENGGUNAAN LAHAN YANG ADA BENTUK INTERAKSI MANUSIA
DAN ALAM SEHINGGA MENGGAMBARKAN DAYA DUKUNG
2. PEROLEHAN DATA RELATIF LEBIH MUDAH (INDIKATOR TUNGGAL) DAN CEPAT SERTA MURAH
3. PENGOLAHAN DATA LEBIH MUDAH
4. MENGGAMBARKAN SEBERAPA BESAR PEMANFAATAN EKOSISTEM UNTUK MEMENUHI
KEBUTUHAN MANUSIA (RELEVAN DENGAN KONSEP JASA EKOSISTEM)
5. DAPAT DIBUAT MODEL SPASIAL DAN DIKAITKAN DENGAN KEBIJAKAN ATAU KEBUTUHAN
LAHAN (MISALNYA TATA RUANG WILAYAH)
6. TERDAPAT SISTEM KLASIFIKASI BAKU
Metode land cover based proxy paling banyak digunakan dalam perhitungan jasa
ekosistem berbasis spasial.
KOMPONEN 3
EXPERT KNOWLEDGE BASED
VALUATION + GIS
3
Metode yang digunakan dalam penilaian dan penyusunan Jasa Ekosistem
Expert Knowledge Based Valuation Method Of Ecosystem Services
Keterangan:
Pakar 1: Prof. Rifardi
Pakar 2 : Dr. Harris Gunawan
Pakar 3 Dr. Agus Setiawan
Pakar 4. Dr. Aswandi
Pakar 5 : Dr. Ardinis Arbain
Pakar 6: Dr. Langgeng Wahyu Santosa
Pakar 7: Dr. Luthfi Muta'ali
P1 : Prof. Dr. Ir. Rifardi, M.Sc UNRI SEDIMEN
P2 : Prof. Dr. Syafriadiman, M.Sc UNRI PERIKANAN
P3 : Dr. Imam Suprayogi UNRI HIDROLOGI
P4 : Dr. Aswandi UN JAMBI TANAH
P5 : Dr. Suardi Tarumun UNRI PERTANIAN
P6 : Dr. Muhammad Ikhsan UNRI PERENCANAAN WILAYAH
P7 : Dr. Fajar Restuhadi UNRI PERTANIAN
P8 : Dr. Zulkifli, S.Pi, M.Si UNRI KELAUTAN
P9 : Dr. Suwondo, M.Si UNRI BIOLOGI
P10 : Dr. Mahdi ANDALAS EKOLOGI
P11 : Dr. Ardinis Arbain ANDALAS BIOLOGI
P12 : Prof. Dr. Ir. Andy Mulyana, M.Sc UNSRI SOSIAL DAN EKONOMI
P13 : Prof. Robiyanto H. Susanto UNSRI TANAH/GAMBUT
P14 : Prof. Eddy Ibrahim UNSRI TAMBANG
P15 : Dr. Faiz Barchia, M.Sc UN BENGKULU TANAH/GAMBUT
P16 : Dr. Edward Saleh UNSRI PERTANIAN
P17 : Dr. Sudarmalik KLHK KEHUTANAN
P18 : DR. Ir. Suhendrayatna, M.Eng ACEH LINGKUNGAN
P19 : DR. Ir. Fauzi Harun, MP ACEH KEHUTANAN
P20 : Prof. DR. Darwis A. Soelaiman, MA ACEH BUDAYA
P21 : DR. Ir. Indra, MP ACEH KELAUTAN
P22 : Ir. Agus Halim S, M.Sc ACEH PERTANIAN
P23 : DR. Suwarno, S.Si, M.Sc ACEH BIOLOGI
P24 : Mirza Irwansyah, PhD ACEH PERENCANAAN WILAYAH
P25 : Ir. Maimun Rizalihadi, M.ScEng ACEH HIDROLOGI
P26 : Sugeng Jarot, ST ACEH PERTAMBANGAN
P27 : DR. Joni, ST, MT ACEH GEOLOGI/HIDROLOGI
Penutupan Lahan skala 1:250.000
Penutupan Lahan skala 1:50.000
Daftar pakar yang
terlibat dalam
penilaian jasa
ekosistem
penutupan lahan
di Ekoregion
Sumatera
METODE KUANTITATIF DENGAN
Profesional Ajustment/Exspert Opinion/Participatory
Approach
ES1 ES2 ES3 ES4 ES4
LU1
LU2
LU3
LU4
LU5
LU = Land use. ES=Ecosystem Services
Berikan penilaian saudara, tentang peran dan kontribusi berbagai macam jenis
penggunaan lahan terhadap jasa ekosistem dengan rentang nilai 0-10. Nilai 0= LU/ER
tidak memiliki peran dan tidak berhubungan terhadap ES, Nilai=1 perannnya sangat
kecil sampai 10=peran LU/ER sangat besar terhadap ES.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
LU2-ES1 x
LU2-ES2 X
DST
ES1 ES2 ES3 ES4 ES4
ER1
ER2
ER3
ER4
ER5
ER = Ecoregion. ES=Ecosystem Services
Koefisien Jasa Ekosistem
(berdasarkan penilaian pakar)
KJE Ekoregion
KJE Penutupan Lahan
MODEL SKORING PENGGUNAAN LAHAN DAN JASA EKOSISTEM
Expert Knowledge Based Valuation Method
PERHATIAN
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG BERBASIS EKOSISTEM
DENGAN PENDEKATAN KERUANGAN (PETA)
1. TERIKAT HUKUM SKALA (CAKUPAN WILAYAH DAN KEDETILAN
INFORMASI)
2. TERDAPAT PROSES GENERALISASI DAN PENDETILAN
3. HASIL PETA MENGGAMBARKAN FUNGSI JASA EKOSISTEM,
BUKAN PERUNTUKAN
4. ANALOGI PETA POLA RUANG DALAM TATA RUANG
5. ANALISIS LANJUTAN (KETERKAITAN) DAN OVERLAY HARUS
DILAKUKAN DENGAN SKALA YANG SEPADAN
UNTUK KEPERLUAN TINGKAT KABUPATEN DIDETILKAN SKALA 1 : 50.000
PROSES KOREKSI PETA DDDTLH
Draf Peta DDDTLH menggunakan prinsip generalisasi sehingga
sangat dimungkinkan terjadi bias perbedaan dengan fakta (detil)
dilapangan. Oleh karena itu perlu dilakukan verifikasi hasil dengan
3 metode
1. Data sekunder, baik data non spasial dan terutama data
spasial (peta), baik yang sifatnya faktual maupun
perencanaan
2. Public Hearing/FGD dengan mengundang Stakeholder terkait
3. Kunjungan lapangan (ground checking) jika diperlukan.
Perhatikan skala.
PELAKSANAAN
PELAKSANAAN
PERSIAPAN
PERSIAPAN
(2)
Pertemuan
Teknis
Metodologi
dan
Rencana
Kerja
(3)
FGD Panel Ahli
(Brain Storming)
(7)
Pembuatan
draf Peta
DDDTLH
(analisa
spasial)
(9)
Pembahasan
Hasil ground
check
(4)
Penilaian Panel
Ahli
(Scoring dan
Pembobotan)
(11)
Finalisasi draf Peta dan
Penyusunan Dokumen
DDDTLH
(10)
Konsinyasi dan
Konsultasi dengan
BIG dan instansi
terkait
(8)
Verifikasi
Lapangan
(ground check)
o Tahapan teknis
o Time line
o Kebutuhan data
o Pemilihan Panel Ahli
o Pembentukan Tim Teknis
o Pembagian tugas
o Outline dokumen
DDDTLH
o Sosialisasi
kegiatan
o Permintaan
Fasilitasi
pemerintah
provinsi dan
Kab/Kota dan
Sektor
o Verifikasi
Kesiapan
(5)
Peta
Ekoregion
(6)
Peta Land
Cover
(13)
Penyempurnaan Peta
dan Dokumen
DDDTLH
(14)
Implementasi/Integrasi ke dalam
KLHS, RPJM, RPJP, RTRW
(1)
Pertemuan Koordinasi
dengan Mitra Strategis
Matrik
Penilaian
Jasa
Ekosistem
(12)
Ekspose
Draf Peta
DDDTLH
TAHAPAN PROSES FASILITASI
PENYUSUNAN DDDTLH
No Jenis Jasa Ekositem Jenis DDL DTL
1 JASA PENYEDIAAN
(PROVISIONING)
1. Pangan
2. Air bersih
3. Serat (fiber)
4. Bahan bakar (fuel), Kayu dan Fosil
5. Sumberdaya genetik
2 JASA PENGATURAN
(REGULATING)
1. Pengaturan iklim
2. Pengaturan tata aliran air & banjir
3. Pencegahan dan perlindungan dari bencana alam
4. Pemurnian air
5. Pengolahan dan penguraian limbah
6. Pemeliharaan kualitas udara
7. Pengaturan penyerbukan alami (pollination)
8. Pengendalian hama & penyakit
3 JASA BUDAYA (CULTURAL)* 1. Tempat tinggal & ruang hidup (sense of place)
2. Rekreasi & ecotourism
3. Estetika (Alam)
4. Pendidikan & pengetahuan
5. Ikatan budaya, adat, pola hidup
6. Spiritual & warisan leluhur
4 JASA PENDUKUNG
(SUPPORTING)
1. Pembentukan lapisan tanah & pemeliharaan kesuburan
2. Siklus hara (nutrient cycle)
3. Produksi primer
4. Biodiversitas (perlindungan plasma nutfah)
5. Habitat perkembangbiakan flora fauna
BEBERAPA CONTOH PEMANFAATAN
DDDT BERBASIS JASA EKOSISTEM
Integrasi ke dalam KLHS (RTRW, RPJM, RZWPL)
MATRIK PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN RUANG BERBASIS DAYA DUKUNG
LINGKUNGAN JASA EKOSISTEM
DAYA DUKUNG LINGKUNGAN
PENYEDIA PENGATURAN PENDUKUNG BUDAYA
RTRW JE1 JE2 JE3 JE4 JE5 JE6 JE7 JE8 JE9
K. LINDUNG
KL1 (Hutan Lindung)
KL2
KL3
K. BUDIDAYA
KB1 (Hutan Produksi) √ X X X 0 X √ √ √
KB2 ++ --- -- - - +++ + +
KB3
Keterangan : JE (Jasa Ekosistem), KL (Kawasan Lindung), KB (Kawasan Budidaya)
0=tidak berhubungan, √=berkeseuaian (dampak lingkungan tidak ada dan kecil), X = tidak
berkesesuaian (dampak lingkungan besar)
CONTOH PENGGUNAAN PETA DAYA DUKUNG DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP UNTUK
KLHS RPJM PROVINSI JAWA TENGAH
MATRIK HUBUNGAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN JASA
EKOSISTEM DENGAN AKTIVITAS PERTAMBANGAN
DAYA DUKUNG LINGKUNGAN
WP PENYEDIA PENGATURAN PENDUKUNG BUDAYA
JE1 JE2 JE3 JE4 JE5 JE6 JE7 JE8 JE9
WP1
WP2
WP3 T T S S R R R T T
WP4 √ X X X 0 X √ √ √
WP5 ++ --- -- - - +++ + +
WP6
Keterangan : (contoh)
Dapat digunakan untuk Inventarisasi dan pengelolaan (T=tinggi, S=Sedang, R=rendah).
Pengaruh (digunakan instrumen Pengendalian). 0=tidak berhubungan, √=berkesesuaian (dampak
lingkungan tidak ada dan kecil), X = tidak berkesesuaian (dampak lingkungan besar)
Jenis Dampak = + (Positip) atau - (Negatif)
(WILAYAH PERTAMBANGAN=WP)
DAYA DUKUNG PANGAN
DAYA DUKUNG ENERGI
DAYA DUKUNG
BIODIVERSITAS
DAYA DUKUNG PERUBAHAN
IKLIM
CONTOH HASIL OVERLAY JASA EKOSISTEM DENGAN KONSESI
PERTAMBANGAN
MATRIK HUBUNGAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN
JASA EKOSISTEM DENGAN AKTIVITAS PERINDUSTRIAN
DAYA DUKUNG LINGKUNGAN
WPPI PENYEDIA PENGATURAN PENDUKUN
G
BUDAYA
JE1 JE2 JE3 JE4 JE5 JE6 JE7 JE8 JE9
WPPI1
WPPI2
WPPI3 T T S S R R R T T
WPPI4 √ X X X 0 X √ √ √
WPPI5 ++ --- -- - - +++ + +
WPPI6
Keterangan : (contoh)
Dapat digunakan untuk Inventarisasi dan pengelolaan (T=tinggi,
S=Sedang, R=rendah).
Pengaruh (digunakan instrumen Pengendalian). 0=tidak berhubungan,
√=berkesesuaian (dampak lingkungan tidak ada dan kecil), X = tidak
berkesesuaian (dampak lingkungan besar)
WPPI (WILAYAH PUSAT PERTUMBUHAN INDUSTRI)
PETA Kawasan Industri PETA DDDTLH Jasa Ekosistem
MATRIK PENGENDALIAN PEMBANGUNAN (SEKTORAL)
BERBASIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN TERHADAP ISU
STRATEGIS RPJM
DAYA DUKUNG LINGKUNGAN
Kebijakan
Sektoral
PENYEDIA PENGATURAN PENDUKUNG BUDAYA
JE1 JE2 JE3 JE4 JE5 JE6 JE7 JE8 JE9
Pangan
Energi √ X X X 0 X √ √ √
Industri
Infrastruktur
Kawasan
Ekonomi Khusus
Perkebunan
dll
0=tidak berhubungan, √=berkeseuaian (dampak lingkungan tidak ada dan kecil),
X = tidak berkesesuaian (dampak lingkungan besar)
DAYA DUKUNG

More Related Content

Similar to DAYA DUKUNG

Rpp pengelolaan das terpadu
Rpp pengelolaan das terpaduRpp pengelolaan das terpadu
Rpp pengelolaan das terpaduwalhiaceh
 
Presentation by Tropenbos
Presentation by TropenbosPresentation by Tropenbos
Presentation by TropenbosGPFLR
 
PPT_KONSEP_GEOGRAFI_EKONOMI.pptx
PPT_KONSEP_GEOGRAFI_EKONOMI.pptxPPT_KONSEP_GEOGRAFI_EKONOMI.pptx
PPT_KONSEP_GEOGRAFI_EKONOMI.pptxsyakilaputri2
 
Dampak Lingkungan Akibat Manusia
Dampak Lingkungan Akibat ManusiaDampak Lingkungan Akibat Manusia
Dampak Lingkungan Akibat Manusiatriewuland
 
Krisis Iklim: perubahan sosial, inovasi dan tata kelola (Climate Crisis: soci...
Krisis Iklim: perubahan sosial, inovasi dan tata kelola (Climate Crisis: soci...Krisis Iklim: perubahan sosial, inovasi dan tata kelola (Climate Crisis: soci...
Krisis Iklim: perubahan sosial, inovasi dan tata kelola (Climate Crisis: soci...Farhan Helmy
 
Kebijakan pengelolaan das
Kebijakan pengelolaan dasKebijakan pengelolaan das
Kebijakan pengelolaan dasdenotsudiana
 
ppt nazsywa nurfatiha.pptx
ppt nazsywa nurfatiha.pptxppt nazsywa nurfatiha.pptx
ppt nazsywa nurfatiha.pptxNazsywaNurfatiha
 
Geografi Regional Indonesia
Geografi Regional IndonesiaGeografi Regional Indonesia
Geografi Regional IndonesiaAdip Wahyudi
 
Tahapan penyelenggaraan KLHS
Tahapan penyelenggaraan KLHSTahapan penyelenggaraan KLHS
Tahapan penyelenggaraan KLHSMusnanda Satar
 
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1laboratorium pwkuinam
 
Teknologi gis dan analisis spasial di zona pesisir manajemen
Teknologi gis dan analisis spasial di zona pesisir manajemenTeknologi gis dan analisis spasial di zona pesisir manajemen
Teknologi gis dan analisis spasial di zona pesisir manajemenfikrul islamy
 
Amdal pembangunan-permukiman
Amdal pembangunan-permukimanAmdal pembangunan-permukiman
Amdal pembangunan-permukimanKurniawan Yusril
 
Ambisi Persetujuan Paris 2.0/1.5 C: mungkinkah dicapai?
Ambisi Persetujuan Paris 2.0/1.5 C: mungkinkah dicapai?Ambisi Persetujuan Paris 2.0/1.5 C: mungkinkah dicapai?
Ambisi Persetujuan Paris 2.0/1.5 C: mungkinkah dicapai?Farhan Helmy
 
KEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUPKEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUPLAKSMI WIJAYANTI
 
TUGAS AKHIR MAKALAH HIDROLOGI JUMINTEN SARI.docx
TUGAS AKHIR MAKALAH HIDROLOGI JUMINTEN SARI.docxTUGAS AKHIR MAKALAH HIDROLOGI JUMINTEN SARI.docx
TUGAS AKHIR MAKALAH HIDROLOGI JUMINTEN SARI.docxJUMINTENSARI1
 
PENGENALAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI SIG.pptx
PENGENALAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI SIG.pptxPENGENALAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI SIG.pptx
PENGENALAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI SIG.pptxDariusArkwrightHamis
 
7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama
7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama
7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagamaSofyan Dwi Nugroho
 
Pedoman penyusunan rppl hok
Pedoman penyusunan rppl hokPedoman penyusunan rppl hok
Pedoman penyusunan rppl hokseptisia_rima
 

Similar to DAYA DUKUNG (20)

Rpp pengelolaan das terpadu
Rpp pengelolaan das terpaduRpp pengelolaan das terpadu
Rpp pengelolaan das terpadu
 
Presentation by Tropenbos
Presentation by TropenbosPresentation by Tropenbos
Presentation by Tropenbos
 
PPT_KONSEP_GEOGRAFI_EKONOMI.pptx
PPT_KONSEP_GEOGRAFI_EKONOMI.pptxPPT_KONSEP_GEOGRAFI_EKONOMI.pptx
PPT_KONSEP_GEOGRAFI_EKONOMI.pptx
 
2. present. wwk. 2009
2. present. wwk. 20092. present. wwk. 2009
2. present. wwk. 2009
 
Dampak Lingkungan Akibat Manusia
Dampak Lingkungan Akibat ManusiaDampak Lingkungan Akibat Manusia
Dampak Lingkungan Akibat Manusia
 
Krisis Iklim: perubahan sosial, inovasi dan tata kelola (Climate Crisis: soci...
Krisis Iklim: perubahan sosial, inovasi dan tata kelola (Climate Crisis: soci...Krisis Iklim: perubahan sosial, inovasi dan tata kelola (Climate Crisis: soci...
Krisis Iklim: perubahan sosial, inovasi dan tata kelola (Climate Crisis: soci...
 
Kebijakan pengelolaan das
Kebijakan pengelolaan dasKebijakan pengelolaan das
Kebijakan pengelolaan das
 
ppt nazsywa nurfatiha.pptx
ppt nazsywa nurfatiha.pptxppt nazsywa nurfatiha.pptx
ppt nazsywa nurfatiha.pptx
 
Geografi Regional Indonesia
Geografi Regional IndonesiaGeografi Regional Indonesia
Geografi Regional Indonesia
 
Tahapan penyelenggaraan KLHS
Tahapan penyelenggaraan KLHSTahapan penyelenggaraan KLHS
Tahapan penyelenggaraan KLHS
 
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1
 
Teknologi gis dan analisis spasial di zona pesisir manajemen
Teknologi gis dan analisis spasial di zona pesisir manajemenTeknologi gis dan analisis spasial di zona pesisir manajemen
Teknologi gis dan analisis spasial di zona pesisir manajemen
 
Amdal pembangunan-permukiman
Amdal pembangunan-permukimanAmdal pembangunan-permukiman
Amdal pembangunan-permukiman
 
Ambisi Persetujuan Paris 2.0/1.5 C: mungkinkah dicapai?
Ambisi Persetujuan Paris 2.0/1.5 C: mungkinkah dicapai?Ambisi Persetujuan Paris 2.0/1.5 C: mungkinkah dicapai?
Ambisi Persetujuan Paris 2.0/1.5 C: mungkinkah dicapai?
 
Phk lingkungan!
Phk   lingkungan!Phk   lingkungan!
Phk lingkungan!
 
KEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUPKEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
 
TUGAS AKHIR MAKALAH HIDROLOGI JUMINTEN SARI.docx
TUGAS AKHIR MAKALAH HIDROLOGI JUMINTEN SARI.docxTUGAS AKHIR MAKALAH HIDROLOGI JUMINTEN SARI.docx
TUGAS AKHIR MAKALAH HIDROLOGI JUMINTEN SARI.docx
 
PENGENALAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI SIG.pptx
PENGENALAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI SIG.pptxPENGENALAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI SIG.pptx
PENGENALAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI SIG.pptx
 
7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama
7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama
7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama
 
Pedoman penyusunan rppl hok
Pedoman penyusunan rppl hokPedoman penyusunan rppl hok
Pedoman penyusunan rppl hok
 

DAYA DUKUNG

  • 1. KONSEP DAN PROSES PEMBUATAN PETA INDIKASI DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP BERBASIS JASA EKOSISTEM PUSAT PENGENDALIAN PEMBANGUNAN EKOREGION SUMATERA
  • 2. KONSEP DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG 1
  • 3.
  • 4.
  • 5.
  • 6.
  • 7. PENDEKATAN PERHITUNGAN DDDTLH  Pendekatan keseimbangan ketersediaan dan kebutuhan (supply-demand). Umumnya bersifat topikal, diawali dari hewan dan peternakan kemudian berkembang (Lahan, Air, Pangan, dll) dan kearah sektoral (seperti pariwisata)  Pendekatan theshold (batas kemampuan maksimum lingkungan dalam mendukung kehidupan). Misalnya baku mutu lingkungan  Pendekatan kebutuhan (seperti model jejak ekologi “ecologocal footprint”, Carbon footprint, Water footprint).  Pendekatan ketersediaan atau stock (seperti penyedia jasa ekosistem “ecosystem services”) Berpengaruh pada aspek Metodologis (Input Data-Analisis-Output)
  • 8. PENDEKATAN SUPPLY-DEMAND PENDEKATAN SUPPLY “stock” PRINSIP Keseimbangan antara penyediaan dan kebutuhan Lingkungan sebagai penyedia Jasa Lingkungan KOMPLEKSITAS Kompleks, khususnya aspek demand yang bervariasi Lebih sederhana PENGUKURAN Keseimbangan S-D, Terlampauai atau tidak Perubahan antar Waktu Standar. Naik atau Turun. INPUT DATA - Data Spasial dan Non Spasial (Data kuantitatif berkaitan dengan demand) - Mengoptimalkan data spasial (SNI) - Cocok untuk Keperluan RTRW dan pemanfaatan SDA terkait ruang UNIT ANALISIS - Administrasi - Administrasi - Fungsional (Kawasan) - Unit Ekologis CONTOH - Tekanan Penduduk - Bioekologi - Daya Dukung Pangan - ECOLOGICAL FOOTPRINT - Daya Dukung Lahan (Kemampuan /Kesesuain Lahan) - Konsep Penyedia Jasa Lingkungan (ECOSYSTEM SERVICES) -*)penyamaan satuan S/D Prinsip Daya Tampung. Penggunaan SBML
  • 10. APA ITU JASA EKOSISTEM DAN HUBUNGAN DENGAN DDDTLH Jasa Ekosistem adalah manfaat yang diperoleh oleh manusia dari berbagai sumberdaya dan proses alam yang secara bersama-sama diberikan oleh suatu ekosistem yang dikelompokkan ke dalam empat macam manfaat yaitu manfaat penyediaan (provisioning), produksi pangan dan air; manfaat pengaturan (regulating) pengendalian iklim dan penyakit; manfaat pendukung (supporting),seperti siklus nutrien dan polinasi tumbuhan; serta manfaat kultural (cultural), spiritual dan rekreasional. Sistem klasifikasi jasa ekosistem tersebut menggunakan standar dari Millenium Ecosystem Assessment (2005) Semakin tinggi jasa ekosistem suatu wilayah, maka semakin tinggi daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
  • 11. MENGAPA JASA EKOSISTEM  Memiliki dasar hukum pasti terdapat dalam Ps 16 UUPPLH, isi KLHS diantaranya DDDTLH dan Jasa Ekosistem  Menggambarkan dua konsep DDLH dan DTLH  Dapat memperbaiki sistem metodologi dalam pelaksanaan KLHS dan RPPLH  Menjelaskan hubungan pembangunan dan lingkungan (ekosistem) secara intergratif. Tujuan dan isu pembangunan. Relevan dengan SDGs  Dasar pengambilan keputusan pembengunan dan konservasi lingkungan (prediksi resiko dan peluang)  Indikator bersifat komprehensif (lingkungan secara keseluruhan, bukan sektoral) dan dapat dijadikan sebagai dasar kerja pembangunan bidang lingkungan hidup  Menjamin keterhubungan skala Global, Nasional, Regional, dan Lokal (dipakai Internasional)  Mudah, efektif dan efisien dihubungkan dengan data-data sektoral lain (bereferensi geografis)  Sebagai dasar perhitungan valuasi ekonomi (valuasi ekonomi jasa lingkungan) dan pembayaran jasa ekosistem…. Tahap lanjutan  Menjadi kesepakatan Nasional (KLHK), termuat dalam Surat Edaran (SE) Menteri LHK, Nomor : 5/MenLHK/PKTL/PLA.3/11/2016 tentang penyusunan RPPLH Provinsi dan Kabupaten/Kota
  • 12. No Jenis Jasa Ekositem Jenis DDL DTL 1 JASA PENYEDIAAN (PROVISIONING) 1. Pangan 2. Air bersih 3. Serat (fiber) 4. Bahan bakar (fuel), Kayu dan Fosil 5. Sumberdaya genetik 2 JASA PENGATURAN (REGULATING) 1. Pengaturan iklim 2. Pengaturan tata aliran air & banjir 3. Pencegahan dan perlindungan dari bencana alam 4. Pemurnian air 5. Pengolahan dan penguraian limbah 6. Pemeliharaan kualitas udara 7. Pengaturan penyerbukan alami (pollination) 8. Pengendalian hama & penyakit 3 JASA BUDAYA (CULTURAL)* 1. Tempat tinggal & ruang hidup (sense of place) 2. Rekreasi & ecotourism 3. Estetika (Alam) 4. Pendidikan & pengetahuan 5. Ikatan budaya, adat, pola hidup 6. Spiritual & warisan leluhur 4 JASA PENDUKUNG (SUPPORTING) 1. Pembentukan lapisan tanah & pemeliharaan kesuburan 2. Siklus hara (nutrient cycle) 3. Produksi primer 4. Biodiversitas (perlindungan plasma nutfah) 5. Habitat perkembangbiakan flora fauna
  • 14. PROSES PEMBUATAN Pengukuran Daya Dukung Dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Menggunakan Konsep Jasa Ekosistem Dengan Pendakatan Spasial (Peta)
  • 15. DDDTLH berbasis jasa ekosistem dengan pendekatan keruangan/spasial/peta; efektif, efisien, integratif dan multiguna  Compatible dan Comparable dengan sistem perencanaan yang sudah ada (RTRW wujudnya peta; RPJM disusun atas pertimbangan potensi-potensi kewilayahan/keruangan)  Sumber Daya Alam keberadaannya menempati ruang (space)  Persoalan LH biasanya muncul karena adanya interelasi ruang satu dengan ruang lainnya (misal: hulu – tengah – hilir; pusat – pinggiran; laut – pantai, dll.) dan interkoneksi antar sektor (melihatnya harus holistik dan integratif)
  • 16. PEMBUATAN PETA INDIKASI DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG BERBASIS JASA EKOSISTEM PRINSIP ALASAN MURAH Dibutuhkan 3 Input 1. Peta Ekoregion, meminta peta ekoregion sumatera yang telah dibuat oleh PPPE Sumatera (Tidak harus buat sendiri) 2. Peta Liputan lahan, Daerah yang telah menyusun RTRW harusnya telah memiliki peta liputan lahan. Jika pingin data terbaru dapat meminta LAPAN (Gratis) atau petanya BIG 3. Nilai koefisien hasil penilaian pakar, dapat menggunakan hasil pakar provinsi atau ekoregion yang telah dilakukan PPPESumatera(Tidak harus buat sendiri) MUDAH Diperlukan keahlian pemetaan dan ketrampilan pengoperasionalisasi software Sistem Informasi Geografi (Dapat dengan Bimbingan teknis dari P3E) CEPAT Jika Peta input telah tersedia dan terdapat tenaga ahli GIS, maka 1 bulan telah dapat diselesaikan (Pembuatan peta dan verifikasi lapangan) MULTIGUNA Dapat dikaitkan dengan semua data spasial yang memiliki referensi geografis, seperti RTRW, DAS, Admisnitrasi, Infrastruktur, Peta kawasan dan potensi sektoral, dll.
  • 17. TAMPILAN DALAM PETA DAN UNIT ANALISIS 2
  • 18. REPRESENTASI DATA  Peta  Indek  Luasan dan Kontribusi  Grafik  Sebaran Lokasi  Perbandingan antar ruang  Kaitannya dengan data / informasi sektoral atau topikal
  • 19. PETA DAYA DUKUNG LINGKUNGAN * (JASA EKOSISTEM) PETA EKOREGION PETA LIPUTAN/ PENGGUNAAN LAHAN CITRA PENGINDERAAN JAUH 1.ADMINISTRASI 2.EKOREGION 3.FUNGSIONAL TRANSFORMASI DATA Interpretasi Interpretasi PANEL PAKAR (Expert Knowledge Based Valuation) Data-data pendukung lainnya DIAGRAM ALIR PROSES PENYUSUNAN PETA DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN Peta Rbi Citra SRTM Peta Geologi Peta Litologi Peta Hidrologi
  • 20. PERUBAHAN EKOSISTEM PERMUKAAN BUMI (daya dukung dan jasa lingkungan) DASAR TEORI 1. TENAGA ENDOGEN • Tektonisme • Vulkanisme 2. TENAGA EKSOGEN* • Iklim • Biotik • Human (Penggunaan Lahan) *) Prosesnya pelapukan, pengikisan, pengendapan TENAGA ENDOGEN, DENGAN PROXY BENTANGLAHAN (ekoregion) TENAGA EXOGEN, DENGAN PROXY PENUTUP/PENGGUNAAN LAHAN
  • 22. KOMPONEN 1 EKOREGION DENGAN PENDEKATAN BENTANGLAHAN 1
  • 23.
  • 24. EKOREGION DENGAN PENDEKATAN BENTANGLAHAN  Mememiliki kesamaan pengertian yang “serupa” dengan pengertian ekoregion (UU 32 Tahun 2009)  Dasar akademis dan sistem klasifikasi yang dapat dipertanggungjawabkan  Mengambarkan adanya variasi komponen lingkungan. Tiap bentuk lahan yang berbeda maka komponen abiotik seperti tanah, air, udara dan biotik (Flora fauna) serta risiko bencana alam, bahkan budaya masyarakat, juga bervariasi sehingga dapat dijadikan dasar pengelolaan lingkungan  Bentanglahan mempengaruhi bentuk penggunaan lahan (ruang)  Berbasis spasial sehingga dapat dengan mudah dikaitkan dengan peta dan topik lainnya  Relatif Bersifat Statis (tetap), sehingga dapat dijadikan dasar batas pewilayahan (boundaries)
  • 25. BENTANGLAHAN adalah bentangan permukaan bumi yang di dalamnya terjadi hubungan saling terkait (interrelationship) dan saling kebergantungan (interdependency) antar berbagai komponen lingkungan, seperti: udara, air, batuan, tanah, dan flora-fauna, yang mempengaruhi keberlangsungan kehidupan manusia yang tinggal di dalamnya. (Verstappen, 1983) Ekosistem kota Ekosistem Terumbu Karang Ekosistem Sawah Ekosistem Hutan Ekosistem Perairan, Eko Mangrove Ekosistem Karst Ekosistem Pesisir Patahan dan Lipatan Residual Hills
  • 26.
  • 28.
  • 29. Legend Ekoregion_Sumatera_2015 Vulkanik Kerucut dan Lereng Gunungapi Kaki Gunungapi Dataran Kaki Gunungapi Fluvial Dataran Fluvio-vulkanik Dataran Aluvial Dataran Fluvio-marin Marin Dataran Pesisir dengan Pantai Berlumpur Dataran Pesisir dengan Pantai Berpasir Organik Dataran Gambut Pulau Terumbu Karang Struktural Pegunungan Struktural Patahan Pegunungan Struktural Lipatan Perbukitan Struktural Patahan Perbukitan Struktural Lipatan Lembah antar Pegunungan Struktural Patahan (Terban) Lembah antar Perbukitan Struktural Patahan (Terban) Lembah antar Perbukitan Struktural Lipatan (Sinklinal) Denudasional Perbukitan Denudasional Lerengkaki Perbukitan Denudasional Lembah antar Perbukitan Denudasional Antropogenik Dataran Perkotaan
  • 30.
  • 31. LANCOVER BASED PROXY DALAM PENENTUAN JASA EKOSISTEM KOMPONEN 2 2
  • 32. LANDCOVER /LAND USE BASED CATATAN 1. MENGASUMSIKAN BAHWA PENGGUNAAN LAHAN YANG ADA BENTUK INTERAKSI MANUSIA DAN ALAM SEHINGGA MENGGAMBARKAN DAYA DUKUNG 2. PEROLEHAN DATA RELATIF LEBIH MUDAH (INDIKATOR TUNGGAL) DAN CEPAT SERTA MURAH 3. PENGOLAHAN DATA LEBIH MUDAH 4. MENGGAMBARKAN SEBERAPA BESAR PEMANFAATAN EKOSISTEM UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN MANUSIA (RELEVAN DENGAN KONSEP JASA EKOSISTEM) 5. DAPAT DIBUAT MODEL SPASIAL DAN DIKAITKAN DENGAN KEBIJAKAN ATAU KEBUTUHAN LAHAN (MISALNYA TATA RUANG WILAYAH) 6. TERDAPAT SISTEM KLASIFIKASI BAKU Metode land cover based proxy paling banyak digunakan dalam perhitungan jasa ekosistem berbasis spasial.
  • 33.
  • 34.
  • 35.
  • 36. KOMPONEN 3 EXPERT KNOWLEDGE BASED VALUATION + GIS 3
  • 37.
  • 38. Metode yang digunakan dalam penilaian dan penyusunan Jasa Ekosistem Expert Knowledge Based Valuation Method Of Ecosystem Services
  • 39.
  • 40. Keterangan: Pakar 1: Prof. Rifardi Pakar 2 : Dr. Harris Gunawan Pakar 3 Dr. Agus Setiawan Pakar 4. Dr. Aswandi Pakar 5 : Dr. Ardinis Arbain Pakar 6: Dr. Langgeng Wahyu Santosa Pakar 7: Dr. Luthfi Muta'ali P1 : Prof. Dr. Ir. Rifardi, M.Sc UNRI SEDIMEN P2 : Prof. Dr. Syafriadiman, M.Sc UNRI PERIKANAN P3 : Dr. Imam Suprayogi UNRI HIDROLOGI P4 : Dr. Aswandi UN JAMBI TANAH P5 : Dr. Suardi Tarumun UNRI PERTANIAN P6 : Dr. Muhammad Ikhsan UNRI PERENCANAAN WILAYAH P7 : Dr. Fajar Restuhadi UNRI PERTANIAN P8 : Dr. Zulkifli, S.Pi, M.Si UNRI KELAUTAN P9 : Dr. Suwondo, M.Si UNRI BIOLOGI P10 : Dr. Mahdi ANDALAS EKOLOGI P11 : Dr. Ardinis Arbain ANDALAS BIOLOGI P12 : Prof. Dr. Ir. Andy Mulyana, M.Sc UNSRI SOSIAL DAN EKONOMI P13 : Prof. Robiyanto H. Susanto UNSRI TANAH/GAMBUT P14 : Prof. Eddy Ibrahim UNSRI TAMBANG P15 : Dr. Faiz Barchia, M.Sc UN BENGKULU TANAH/GAMBUT P16 : Dr. Edward Saleh UNSRI PERTANIAN P17 : Dr. Sudarmalik KLHK KEHUTANAN P18 : DR. Ir. Suhendrayatna, M.Eng ACEH LINGKUNGAN P19 : DR. Ir. Fauzi Harun, MP ACEH KEHUTANAN P20 : Prof. DR. Darwis A. Soelaiman, MA ACEH BUDAYA P21 : DR. Ir. Indra, MP ACEH KELAUTAN P22 : Ir. Agus Halim S, M.Sc ACEH PERTANIAN P23 : DR. Suwarno, S.Si, M.Sc ACEH BIOLOGI P24 : Mirza Irwansyah, PhD ACEH PERENCANAAN WILAYAH P25 : Ir. Maimun Rizalihadi, M.ScEng ACEH HIDROLOGI P26 : Sugeng Jarot, ST ACEH PERTAMBANGAN P27 : DR. Joni, ST, MT ACEH GEOLOGI/HIDROLOGI Penutupan Lahan skala 1:250.000 Penutupan Lahan skala 1:50.000 Daftar pakar yang terlibat dalam penilaian jasa ekosistem penutupan lahan di Ekoregion Sumatera
  • 41. METODE KUANTITATIF DENGAN Profesional Ajustment/Exspert Opinion/Participatory Approach ES1 ES2 ES3 ES4 ES4 LU1 LU2 LU3 LU4 LU5 LU = Land use. ES=Ecosystem Services Berikan penilaian saudara, tentang peran dan kontribusi berbagai macam jenis penggunaan lahan terhadap jasa ekosistem dengan rentang nilai 0-10. Nilai 0= LU/ER tidak memiliki peran dan tidak berhubungan terhadap ES, Nilai=1 perannnya sangat kecil sampai 10=peran LU/ER sangat besar terhadap ES. 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 LU2-ES1 x LU2-ES2 X DST ES1 ES2 ES3 ES4 ES4 ER1 ER2 ER3 ER4 ER5 ER = Ecoregion. ES=Ecosystem Services
  • 42. Koefisien Jasa Ekosistem (berdasarkan penilaian pakar) KJE Ekoregion KJE Penutupan Lahan
  • 43. MODEL SKORING PENGGUNAAN LAHAN DAN JASA EKOSISTEM Expert Knowledge Based Valuation Method
  • 44. PERHATIAN DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG BERBASIS EKOSISTEM DENGAN PENDEKATAN KERUANGAN (PETA) 1. TERIKAT HUKUM SKALA (CAKUPAN WILAYAH DAN KEDETILAN INFORMASI) 2. TERDAPAT PROSES GENERALISASI DAN PENDETILAN 3. HASIL PETA MENGGAMBARKAN FUNGSI JASA EKOSISTEM, BUKAN PERUNTUKAN 4. ANALOGI PETA POLA RUANG DALAM TATA RUANG 5. ANALISIS LANJUTAN (KETERKAITAN) DAN OVERLAY HARUS DILAKUKAN DENGAN SKALA YANG SEPADAN UNTUK KEPERLUAN TINGKAT KABUPATEN DIDETILKAN SKALA 1 : 50.000
  • 45. PROSES KOREKSI PETA DDDTLH Draf Peta DDDTLH menggunakan prinsip generalisasi sehingga sangat dimungkinkan terjadi bias perbedaan dengan fakta (detil) dilapangan. Oleh karena itu perlu dilakukan verifikasi hasil dengan 3 metode 1. Data sekunder, baik data non spasial dan terutama data spasial (peta), baik yang sifatnya faktual maupun perencanaan 2. Public Hearing/FGD dengan mengundang Stakeholder terkait 3. Kunjungan lapangan (ground checking) jika diperlukan. Perhatikan skala.
  • 46. PELAKSANAAN PELAKSANAAN PERSIAPAN PERSIAPAN (2) Pertemuan Teknis Metodologi dan Rencana Kerja (3) FGD Panel Ahli (Brain Storming) (7) Pembuatan draf Peta DDDTLH (analisa spasial) (9) Pembahasan Hasil ground check (4) Penilaian Panel Ahli (Scoring dan Pembobotan) (11) Finalisasi draf Peta dan Penyusunan Dokumen DDDTLH (10) Konsinyasi dan Konsultasi dengan BIG dan instansi terkait (8) Verifikasi Lapangan (ground check) o Tahapan teknis o Time line o Kebutuhan data o Pemilihan Panel Ahli o Pembentukan Tim Teknis o Pembagian tugas o Outline dokumen DDDTLH o Sosialisasi kegiatan o Permintaan Fasilitasi pemerintah provinsi dan Kab/Kota dan Sektor o Verifikasi Kesiapan (5) Peta Ekoregion (6) Peta Land Cover (13) Penyempurnaan Peta dan Dokumen DDDTLH (14) Implementasi/Integrasi ke dalam KLHS, RPJM, RPJP, RTRW (1) Pertemuan Koordinasi dengan Mitra Strategis Matrik Penilaian Jasa Ekosistem (12) Ekspose Draf Peta DDDTLH TAHAPAN PROSES FASILITASI PENYUSUNAN DDDTLH
  • 47. No Jenis Jasa Ekositem Jenis DDL DTL 1 JASA PENYEDIAAN (PROVISIONING) 1. Pangan 2. Air bersih 3. Serat (fiber) 4. Bahan bakar (fuel), Kayu dan Fosil 5. Sumberdaya genetik 2 JASA PENGATURAN (REGULATING) 1. Pengaturan iklim 2. Pengaturan tata aliran air & banjir 3. Pencegahan dan perlindungan dari bencana alam 4. Pemurnian air 5. Pengolahan dan penguraian limbah 6. Pemeliharaan kualitas udara 7. Pengaturan penyerbukan alami (pollination) 8. Pengendalian hama & penyakit 3 JASA BUDAYA (CULTURAL)* 1. Tempat tinggal & ruang hidup (sense of place) 2. Rekreasi & ecotourism 3. Estetika (Alam) 4. Pendidikan & pengetahuan 5. Ikatan budaya, adat, pola hidup 6. Spiritual & warisan leluhur 4 JASA PENDUKUNG (SUPPORTING) 1. Pembentukan lapisan tanah & pemeliharaan kesuburan 2. Siklus hara (nutrient cycle) 3. Produksi primer 4. Biodiversitas (perlindungan plasma nutfah) 5. Habitat perkembangbiakan flora fauna
  • 48.
  • 49. BEBERAPA CONTOH PEMANFAATAN DDDT BERBASIS JASA EKOSISTEM
  • 50. Integrasi ke dalam KLHS (RTRW, RPJM, RZWPL)
  • 51. MATRIK PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN RUANG BERBASIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN JASA EKOSISTEM DAYA DUKUNG LINGKUNGAN PENYEDIA PENGATURAN PENDUKUNG BUDAYA RTRW JE1 JE2 JE3 JE4 JE5 JE6 JE7 JE8 JE9 K. LINDUNG KL1 (Hutan Lindung) KL2 KL3 K. BUDIDAYA KB1 (Hutan Produksi) √ X X X 0 X √ √ √ KB2 ++ --- -- - - +++ + + KB3 Keterangan : JE (Jasa Ekosistem), KL (Kawasan Lindung), KB (Kawasan Budidaya) 0=tidak berhubungan, √=berkeseuaian (dampak lingkungan tidak ada dan kecil), X = tidak berkesesuaian (dampak lingkungan besar)
  • 52.
  • 53. CONTOH PENGGUNAAN PETA DAYA DUKUNG DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP UNTUK KLHS RPJM PROVINSI JAWA TENGAH
  • 54.
  • 55.
  • 56. MATRIK HUBUNGAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN JASA EKOSISTEM DENGAN AKTIVITAS PERTAMBANGAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN WP PENYEDIA PENGATURAN PENDUKUNG BUDAYA JE1 JE2 JE3 JE4 JE5 JE6 JE7 JE8 JE9 WP1 WP2 WP3 T T S S R R R T T WP4 √ X X X 0 X √ √ √ WP5 ++ --- -- - - +++ + + WP6 Keterangan : (contoh) Dapat digunakan untuk Inventarisasi dan pengelolaan (T=tinggi, S=Sedang, R=rendah). Pengaruh (digunakan instrumen Pengendalian). 0=tidak berhubungan, √=berkesesuaian (dampak lingkungan tidak ada dan kecil), X = tidak berkesesuaian (dampak lingkungan besar) Jenis Dampak = + (Positip) atau - (Negatif) (WILAYAH PERTAMBANGAN=WP)
  • 57. DAYA DUKUNG PANGAN DAYA DUKUNG ENERGI DAYA DUKUNG BIODIVERSITAS DAYA DUKUNG PERUBAHAN IKLIM CONTOH HASIL OVERLAY JASA EKOSISTEM DENGAN KONSESI PERTAMBANGAN
  • 58. MATRIK HUBUNGAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN JASA EKOSISTEM DENGAN AKTIVITAS PERINDUSTRIAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN WPPI PENYEDIA PENGATURAN PENDUKUN G BUDAYA JE1 JE2 JE3 JE4 JE5 JE6 JE7 JE8 JE9 WPPI1 WPPI2 WPPI3 T T S S R R R T T WPPI4 √ X X X 0 X √ √ √ WPPI5 ++ --- -- - - +++ + + WPPI6 Keterangan : (contoh) Dapat digunakan untuk Inventarisasi dan pengelolaan (T=tinggi, S=Sedang, R=rendah). Pengaruh (digunakan instrumen Pengendalian). 0=tidak berhubungan, √=berkesesuaian (dampak lingkungan tidak ada dan kecil), X = tidak berkesesuaian (dampak lingkungan besar) WPPI (WILAYAH PUSAT PERTUMBUHAN INDUSTRI)
  • 59. PETA Kawasan Industri PETA DDDTLH Jasa Ekosistem
  • 60. MATRIK PENGENDALIAN PEMBANGUNAN (SEKTORAL) BERBASIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN TERHADAP ISU STRATEGIS RPJM DAYA DUKUNG LINGKUNGAN Kebijakan Sektoral PENYEDIA PENGATURAN PENDUKUNG BUDAYA JE1 JE2 JE3 JE4 JE5 JE6 JE7 JE8 JE9 Pangan Energi √ X X X 0 X √ √ √ Industri Infrastruktur Kawasan Ekonomi Khusus Perkebunan dll 0=tidak berhubungan, √=berkeseuaian (dampak lingkungan tidak ada dan kecil), X = tidak berkesesuaian (dampak lingkungan besar)