Dokumen tersebut membahas proses erosi dan sedimentasi. Terdapat beberapa topik utama seperti faktor-faktor yang mempengaruhi erosi, jenis-jenis erosi, proses terjadinya erosi dan sedimentasi, metode pengukuran erosi dan sedimen, serta faktor-faktor yang digunakan dalam persamaan USLE untuk memprediksi tingkat erosi.
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SEDIMENTASI EROSI
1. EROSI DAN SEDIMENTASI
KELOMPOK IV
- JERLIANA KELLY PURBA (CCA 116 045)
- RIVALDI (CCA 116 033)
- M. FAISAL AZMI (CCA 116 021)
- DEPRIANSYAH (CCA 116 011)
- IVAN RONI NAPITUPULU (CCA 115 057)
2. EROSI DAN SEDIMENTASI
• Secara umum ,terjadinya erosi ditentukan oleh faktor-faktor iklim (terutama
intesitas hujan),topografi , karakteristik tanah, vegetasi penutup tanah ,dan
tataguna lahan. Pemahaman tentang pengaruh erosi di daerah tangkapan air (on-
site) dan dampak yang ditimbulkannya di daerah hilir (off –site ) tidak hanya
memerlukan pemahaman tentang proses-proses terjadinya erosi , tetapi juga
pemahaman tentang mekanisme transpor sedimen melalului aliran sungai. Disini
akan membahas beberapa topik yang berkaitan dengan proses terjadinya erosi,
cara pengukuran dan prakiraan erosi , implikasi biofisik dan sosek yang
ditimbulkan serta metode penanggulangannya.
3. PROSES TERJADINYA EROSI?
• Dua penyebap utama terjadinya proses erosi adalah erosi karena sebap alamiah dan
erosi karena aktivitas manusia. Erosi alamiah dapat terjadi karena proses pembentukan
tanah dan proses erosi yang terjadi untuk mempertahankan keseimbangan tanah
secara alami. Erosi karena faktor alamiah umumnya masih memberikan media yang
memadai untuk berlangsungnya pertumbuhan kebayakan tanaman .Sedangkan erosi
karena kegiatan manusia kebayakan disebabkan oleh terkelupasnya lapisan tanah
bagian atas akibat cara bercocok tanam yang tidak mengindahkan kaidah-kaidah
konservasi tanah atau kegiatan pembangunan yang bersifat merusak keadaan fisik
tanah , anatara lain pembuatan jalan di daerah dengan kemiringan lereng besar.
4. Proses erosi terdiri atas tiga bagian yang berurutan : pengelupasan (detachmend),
pengakutan (transportation ) , dan pengendapan (sedimentation ) . Erosi permukaan (tanah)
disebapkan oleh air hujan . Selain disebapkan oleh air hujan , erosi juga terdapat karena
tenaga angin dan salju . Beberapa tipe erosi permukaan yang umum dijumpai di daerah
tropis adalah :
1. Erosi Percikan ( splash erosion )
2. Erosi kulit ( sheet erosion )
3. Erosi alur ( reel erosion )
4. Erosi parit (gully erosion)
5. Erosi tebing sungai ( streambank erosion )
6. Erosi tebing sungai ( streambank erosion )
6. 1. Prakiraan Erosi Metoda USLE
• dengan menggunakan persamaan matematis seperti dikemukan oleh Wischmeir dan Smith (1978) dan dikenal sebagai
persamaan USLE:
•
• A= R K LS C P
•
• A = Besarnya kehilangan tanah persatuan luas lahan, diperoleh dari perkalian faktor-faktor tersebut pada persamaan 9.4.
besarnya kehilangan tanah atau erosi dalam hal ini hanya terbatas pada erosi kulit dan erosi alur. Tidak termasuk erosi yang
berasal dari tebing sungai dan juga tidak termasuk sedimen yang terendapkan dibawah lahan-lahan dengan kemiringan
besar.
• R = Faktor erosivitas curah hujan dan air larian untuk daerah tertentu, umumnya diwujudkan dalam bentuk indeks erosi rata-
rata (El). Faktor R juga merupakan angka indeks yang menunjukkan besarnya tenaga curah hujan yang dapat menyebabkan
terjadinya erosi.
• K = Faktor erodibilitas tanah untuk horzon tanah tertentu, dan merupakan kehilangan tanah perstuan luas untuk indeks
erosivitas tertentu. Faktor K adalah indeks erodibilitas tanah, yaitu angka yang menunjukkan mudah-tidaknya partikel-
partikel tanah terkelupas dari agregat tanah oleh gempuran air hujan atau air aliran.
• L = Faktor panjang kemiringan lereng yang tidak mempunyai satuan dan merupakan bilangan perbandingan anatara
besarnya kehilangan tanah untuk panjang lereng tertentu dengan besarnya kehilangan tanah untuk panjang lereng 72,6 ft
(ptak percobaan). Notasi L dalam hal ini bukanlah panjang lereng yang sesungguhnya.
• S = Faktor gradien (beda) kemiringan yang tidak mempunyai satuan dan merupakan bilangan perbandingan antara besarnya
kehilangan tanah untuk tingkat kemiringan lereng tertentu dengan besarnya kehilangan tanah untuk kemiringan lereng 9%.
Notasi dalam hal ini bukanlah kemiringan lereng yang sesungguhnya.
• C = Faktor (pengelolaan) cara bercocok tanam yang tidak mempunyai satuan dan merupakan bilangan perbandingan antara
besarnya kehilangan tanah pada kondisi cara bercocok tanam yang diinginkan dengan besarnya kehilangan tanah pada
keadaan tilled continuous fallow.
• P = Faktor prakter konservasi tanah (cara mekanik) yang tifdak mempunyai satuan dan merupakn bilangan perbandingan
antara besarnya kehilangan tanah pada kondisi usaha konservasi tanah ideal dengan besarnya kehilangan tanah pada kondisi
penanaman tegak lurus terhadap garis kontur .
7. 2. Faktor Erosivitas Hujan (R)
• Faktor erosivitas hujan merupakan hasil perkalian antara energi kinetik ( E ) dari satu
kejadian hujan dengan intesitas hujan maksimum permenit ( I30) . Jumlah dari
seluruh hujan dengan spesifikasi tersebut di selama satu tahun merupakan
erosivitas hujan tahunan.
• Untuk memperoleh energi kinetik total, angka energi kinetik perharian hujan
dikalikan dengan ketebalan hujan (mm) yang jatuh selama periode pengamatan.
Pada metode USLE , prakiraan besarnya erosi adalah dalam kurun waktu pertahun
(tahunan), dan dengan demikian , angka rata-rata faktor R dihitung dari data curah
tahunan sebanyak mungkin dengan menggunakan persamaan :
•
• R = 𝑖
𝑛
EL/100 X
•
• R = erosivitas hujan rata – rata tahunan
• n = jumlah kejadian hujn dalam kurun waktu satu tahun (musim hujan )
• X = jumlah tahun atau hujan yang digunakan sebagai dasar perhitungan
8. 3. Faktor Erodibilitas Tanah ( K )
• Banyak usaha telah dilaksanakan untuk membuat model hubungan fungsional
sederhana antara besarnya erodibilitas suatu jenis tanah dengan karakteristik tanah
dengan tingkat erodibilitas tanah seperti tersebut di bawah :
•
• K = {2,71 X 10-4 (12 - OM 1,14 + 3,25 (s-2 ) + 2,5 ( P – 3 ) /100 }
• K = erodibilitas tanah; OM = persen unsur organik; S =kode klasifikasi struktur
tanah (granular , platy , massive , dll .) ; P = permeabilitas tanah , dan M =
persentase ukuran partikel ( % debu + pasir sangat halus ) x (100 - % liat).
• Tanah dengan kandungan unsur liat (clay) = 43 %; debu (silt) = 8 % ; pasir
halus (fine sand ) = 9 % dan pasir kasar ( coarse sand ) = 40 % ; serta kandungan
unsur organik = 3 % diperkirakan mempuyai nilai erodibilitas tanah K =0,05.
9. 4. Faktor Panjang Lereng ( L ) Dan Kemiringan Lereng ( S )
• Faktor panjang lereng ( L) didefenisikan secara matematik sebagai berikut ( Schwad et
al.,1981 ) :
• L = ( I /22,1 ) m
• I = panjang kemiringan lereng (m)
• M = angka eksponen yang dipengaruhi oleh interaksi antara panjang lereng dan
kemiringan lereng dan dapat juga dipengaruhi oleh karakteristik tanah ,tipe
vegatasi.Angka eksponen tersebut bervariasi dari 0,3 untuk lereng yang panjang dengan
kemiringan lereng kurang dari 0,5 % sampai 0,6 untuk lereng lebih pendek dengan
kemiringan lereng lebih dari 10 % . Angka eksponen rata-rata yang umumnya dipakai
adalah 0,5.
• Faktor kemiringan lereng S didefenisikan secara metematis sebagai berikut (
Schwab et al ., 1981 ):
• S = ( 0,43 + 0,30 + 0,04 s 2 ) / 6,61
• S = kemiringan lereng aktual (%)
10. • Seringkali dalam prakiraan erosi menggunakan persamaan USLE komponen panajang dan kemiringan lereng ( L dan
S ) diintrepesikan menjadi faktor LS dan dihitung dengan rumus :
• LS = L 1/2 ( 0,00138 S2 + 0,00965 S + 0,0138 )
• L = panjang lereng ( m)
• S = kemiringan lereng (%)
• Rumus diatas diperoleh dari percobaan dengan menggunakan plot erosi pada lereng 3 – 18 % , sehingga
kurang memadai untuk topografi dengan kemiringan lereng yang terjal . Untuk lahan berlereng terjal disarankan
untuk menggunakan rumus berikut ini ( foster dan wischmeier, 1973 )
• LS = (I/22) Mc (cos α ) 1.50 [ 0,5 ( sin α )1.25 + ( sin α) 2,25 ]
•
•
•
•
•
• M = 0,5 untuk lereng 5 % atau lebih
• 0,4 untuk lereng 3,5-4,9 %
• 0,3 untuk lereng 3,5 %
• C = 34,71
• α = sudut lereng
• I = panajng lereng ( m)
11. 5. Faktor Pengelolaan Tanaman (C)
Faktor C menunjukkan keseluruhan pengaruh dari vegetasi , seresah ,kondisi
permukaan tanaha, dan pengelolaan lahan terhadap besarnya tanah yang hilang
(erosi).
Secara umm , faktor C dalam rumus USLE dimaksudkan untuk menunjukkan
keseluruhan pengaruh vegetasi ,seresah dan permukaan tanah, dan aktivitas
pengelolaan lahan terhadap terjadiya erosi .
12. 6. Faktor Pengelolaan dan Konservasi Tanah ( P) .
Faktor P adalah nisbah antara tanah tererosi rat-rata dari lahan yang mendapat
perlakuan konservasi tertentu terhadap tanah tererosi rata-rata dari lahan yang
diolah tanpa tindakan konservasi , dengan muatan faktor-faktor penyebab erosi yang
lain diasumsikan tidak berubah. Praktek bercocok tanam yang kondusif terhadap
penurunan kecepatan air larian dan yang memberikan kecenderungan bagi air larian
untuk mengalir langsung ketempat yang lebih rendah dapat memperkecil nilai P .
13. SEDIMENTASI
• Sedimen adalah hasil proses erosi , baik berupa erosi permukaan ,erosi parit, atau
jenis erosi tanah lainnya.Sedimen umumnya mengendap dibagian bawah kaki bukit ,
di daerah genangan banjir ,di saluran air ,sungai dan waduk.
• Hasil sedimen ( sediment yield) adalah besarnya sedimen yang berasal dari
erosi yang terjadi di daerah tangkapan air yang diukur pada periode waktu dan
tempat tertentu. Hasil sedimen biasanya diperoleh dari pengukuran sedimen
terlarut dalam sungai ( suspended sediment ) atau dengan pengukuran langsung di
dalam waduk.
14. SEDIMEN DAN TRANSPOR
SEDIMEN
• Proses sedimentasi dapat memberikan dampak yang menguntungkan dan
merugikan .Dikatakan menguntungkan karna pada tingkat tertentu adanya aliran
sedimen kedaerah hilir dapat menambahkan kesuburan tanah serta terbentuknya
tanah garapan di daerah hilir.Tetapi , pada saat bersamaan aliran sedimen juga
dapat menurunkan kualitas perairan dan pendangkalan badan perairan .
• Dalam pola aliran sungai yang tidak menentu atau berputar-putar (turbulence flow)
tenaga momentum yang diakibatkan oleh kecepatan aliran yang tak menentu
tersebut akan dipindahakan ke arah aliran air yang lebih lambat oleh gulungan-
gulungan air yang berawal dan berakhir secara tidak menentu pula.
15. PROSES TRANSPOR SEDIMEN
• Kecepatan transpor sedimen merupakan fungsi dari kecepatan aliran sungai dan
ukuran partikel sedimen .Partikel sedimen sangat kecil seperti tanah liat dan debu
dapat diangkut aliran air dengan bentuk terlarut ( wash load ).
• Besarnya ukuran sedimen yang terangkut aliran ditentukan oleh interaksi
faktor-faktor sebagai berikut : ukuran sedimen yang masuk ke badan sungai/saluran
air,karakteristik saluran, debit, dan karakteristik fisik partikel sedimen.Besarnya
sedimen yang masuk sungai dan besarnya debit ditentukan oleh faktor iklim
,topografi, geologi,vegetasi dan cara bercocok tanam di daerah tangkapan air yang
merupakan asal datangnya sedimen.
16. PENGUKURAN SEDIMEN
• Dengan asumsi bahwa konsentrasi sedimen merata pada seluruh bagian
penampang melintang sungai , maka debit sedimen dapat dihitung sebagai hasil
perkalian antara konsentrasi dan debit air yang dirumuskan sebagai berikut :
•
• QS = 0,0864 x C x Q
• Qs = debit sedimen (ton/hari)
• C = konsentrasi sedimen
• Q = debit sungai (m3/dt)
17. HASIL SEDIMEN
• Hasil sedimen tergantung pada besarnya erosi total di DAS dan tergntung pada trasfor partikel-partikel tanah yang tererosi
tersebut keluar dari daerah tangkapan air DAS.Pengukuran sedimen yang paling memadai adalah melalui pengukuran sedimen
yang dilakukan di dasar waduk.Cara lain yang dapat digunakan adalah dengan pembuatan kurva hubungan yaitu kurva yang
mehubungkan laju transpor disediakan dengan besarnya debit.
• Cara lain yang dapat dilakukan untuk memprakirakan hasil sedimen dari suatu daerah tangkapan air adalah melalui
perhitungan Nisbah Pelepasan Sedimen ( Sediment Delivery Ratio ) .Variabilitas angka SDR dari suatu DAS akan ditentukan oleh
pengaruh salah satu atau kombinasi dari faktor-faktor berikut :
• Sumber sedimen
• Jumlah sedimen yang tersedia untuk proses transpor sedimen dan jarak antara sumber sedimen dan sungai/anak sungai.
• Sistem transpor , umumnya dalam bentuk air larian .
• Tekstur partikel-partikel tanah tererosi
• Menurut SCS National Engientring Handbook ( DPMA ,1984 ) besarnya prakiraan hasil sedimen dapat ditentukan
berdasarkan persamaan berikut :
• Y = E ( SDR ) Ws
•
• Y = hasil sedimen persatuan luas
• E = erosi total
• SDR = Nisbah Pelepasan Sedimen
• Ws = luas daerah tangkapan air
18. KONSERVASI TANAH
• Rencana konservasi tanah tersebut harus mempertimbangkan keterbatasan atau
hambatan dalam pemamfaatan tanah disamping faktor-faktor yang bersifat
mendukung program konservasi .Untuk menentukan tingkat bahaya erosi suatu
bentang lahan diperlukankajian terhadap empat faktor sebagai berikut :
• Jumlah, tipe dan waktu berlangsungnya hujan serta faktor-faktor yang berkaitan
dengan unsur iklim
• Jumlah dan tipe tumbuhan penutup tanah
• Tingkat erodibilitas di daerah kajian
• Kemiringan lereng
19. TEKNIK INVENTARISASI
• Untuk melakanakan inventarisasi lahan didaerah hulu dikenal paling sedikit empat
pendekatan inventarisasi . Berikut ini adalah diskripsi ringkas keempat pendekatan
tersebut :
• Inventarisasi stabilitas
• Inventarisasi tanah terinci
• Inventarisasi hidrologi
• Pengindraan jauh
20. POLA REHABILITASI LAHAN DAN
KONSERVASI TANAH
• Pola RLKT adalah suatu rencana jangka panjang ( 25 tahun) yang memuat arahan
umum tentang :
• Pemamfaatan lahan sesuai dengan kemampuannya
• Metode atau teknik RLKT untuk setiap kawasan penggunaan tingkat kekritisannya
.sesuai dengan namanya “ arahan umum “, maka arahan dalam RLKT masih bersifat
umum dan merupakan hasil analisis atau perumusan yang didasarkan ,sebagian
besar pada faktor-faktor biofisik.
• Berikut ini adalah uraian format program konservasi RLKT yang umum
dilaksankan dalam skal DAS atau sub-DAS di jawa dan terdiri atas arahan
penggunaan lahan, arahan RLKT , dan urutan tingkat kekritisan DAS.
21. KESIMPULAN
• Adapun kesimpulan dari makalah tersebut adalah sebagai berikut
• terjadinya erosi ditentukan oleh faktor-faktor iklim (terutama intesitas hujan),topografi ,
karakteristik tanah, vegetasi penutup tanah ,dan tataguna lahan. Pemahaman tentang
pengaruh erosi di daerah tangkapan air (on-site) dan dampak yang ditimbulkannya di
daerah hilir (off –site ).
• Proses erosi terdiri atas tiga bagian yang berurutan : pengelupasan (detachmend),
pengakutan (transportation ) , dan pengendapan (sedimentation ).
• Faktor erosivitas hujan merupakan hasil perkalian antara energi kinetik (E) dari suatu
kejadian hujan dengan intensitas hujan maksimum.
• Sedimen adalah hasil proses erosi , baik berupa erosi permukaan ,erosi parit, atau jenis erosi
tanah lainnya.Sedimen umumnya mengendap dibagian bawah kaki bukit , di daerah
genangan banjir ,di saluran air ,sungai dan waduk.
• Hasil sedimen ( sediment yield) adalah besarnya sedimen yang berasal dari erosi yang terjadi
di daerah tangkapan air yang diukur pada periode waktu dan tempat tertentu