SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
EROSI DAN SEDIMENTASI
KELOMPOK IV
- JERLIANA KELLY PURBA (CCA 116 045)
- RIVALDI (CCA 116 033)
- M. FAISAL AZMI (CCA 116 021)
- DEPRIANSYAH (CCA 116 011)
- IVAN RONI NAPITUPULU (CCA 115 057)
EROSI DAN SEDIMENTASI
• Secara umum ,terjadinya erosi ditentukan oleh faktor-faktor iklim (terutama
intesitas hujan),topografi , karakteristik tanah, vegetasi penutup tanah ,dan
tataguna lahan. Pemahaman tentang pengaruh erosi di daerah tangkapan air (on-
site) dan dampak yang ditimbulkannya di daerah hilir (off –site ) tidak hanya
memerlukan pemahaman tentang proses-proses terjadinya erosi , tetapi juga
pemahaman tentang mekanisme transpor sedimen melalului aliran sungai. Disini
akan membahas beberapa topik yang berkaitan dengan proses terjadinya erosi,
cara pengukuran dan prakiraan erosi , implikasi biofisik dan sosek yang
ditimbulkan serta metode penanggulangannya.
PROSES TERJADINYA EROSI?
• Dua penyebap utama terjadinya proses erosi adalah erosi karena sebap alamiah dan
erosi karena aktivitas manusia. Erosi alamiah dapat terjadi karena proses pembentukan
tanah dan proses erosi yang terjadi untuk mempertahankan keseimbangan tanah
secara alami. Erosi karena faktor alamiah umumnya masih memberikan media yang
memadai untuk berlangsungnya pertumbuhan kebayakan tanaman .Sedangkan erosi
karena kegiatan manusia kebayakan disebabkan oleh terkelupasnya lapisan tanah
bagian atas akibat cara bercocok tanam yang tidak mengindahkan kaidah-kaidah
konservasi tanah atau kegiatan pembangunan yang bersifat merusak keadaan fisik
tanah , anatara lain pembuatan jalan di daerah dengan kemiringan lereng besar.
Proses erosi terdiri atas tiga bagian yang berurutan : pengelupasan (detachmend),
pengakutan (transportation ) , dan pengendapan (sedimentation ) . Erosi permukaan (tanah)
disebapkan oleh air hujan . Selain disebapkan oleh air hujan , erosi juga terdapat karena
tenaga angin dan salju . Beberapa tipe erosi permukaan yang umum dijumpai di daerah
tropis adalah :
1. Erosi Percikan ( splash erosion )
2. Erosi kulit ( sheet erosion )
3. Erosi alur ( reel erosion )
4. Erosi parit (gully erosion)
5. Erosi tebing sungai ( streambank erosion )
6. Erosi tebing sungai ( streambank erosion )
FAKTOR PENENTU EROSI
1.Iklim
2.Sifat-sifat tanah
3.Topografi
4.Vegetasi penutup tanah
1. Prakiraan Erosi Metoda USLE
• dengan menggunakan persamaan matematis seperti dikemukan oleh Wischmeir dan Smith (1978) dan dikenal sebagai
persamaan USLE:
•
• A= R K LS C P
•
• A = Besarnya kehilangan tanah persatuan luas lahan, diperoleh dari perkalian faktor-faktor tersebut pada persamaan 9.4.
besarnya kehilangan tanah atau erosi dalam hal ini hanya terbatas pada erosi kulit dan erosi alur. Tidak termasuk erosi yang
berasal dari tebing sungai dan juga tidak termasuk sedimen yang terendapkan dibawah lahan-lahan dengan kemiringan
besar.
• R = Faktor erosivitas curah hujan dan air larian untuk daerah tertentu, umumnya diwujudkan dalam bentuk indeks erosi rata-
rata (El). Faktor R juga merupakan angka indeks yang menunjukkan besarnya tenaga curah hujan yang dapat menyebabkan
terjadinya erosi.
• K = Faktor erodibilitas tanah untuk horzon tanah tertentu, dan merupakan kehilangan tanah perstuan luas untuk indeks
erosivitas tertentu. Faktor K adalah indeks erodibilitas tanah, yaitu angka yang menunjukkan mudah-tidaknya partikel-
partikel tanah terkelupas dari agregat tanah oleh gempuran air hujan atau air aliran.
• L = Faktor panjang kemiringan lereng yang tidak mempunyai satuan dan merupakan bilangan perbandingan anatara
besarnya kehilangan tanah untuk panjang lereng tertentu dengan besarnya kehilangan tanah untuk panjang lereng 72,6 ft
(ptak percobaan). Notasi L dalam hal ini bukanlah panjang lereng yang sesungguhnya.
• S = Faktor gradien (beda) kemiringan yang tidak mempunyai satuan dan merupakan bilangan perbandingan antara besarnya
kehilangan tanah untuk tingkat kemiringan lereng tertentu dengan besarnya kehilangan tanah untuk kemiringan lereng 9%.
Notasi dalam hal ini bukanlah kemiringan lereng yang sesungguhnya.
• C = Faktor (pengelolaan) cara bercocok tanam yang tidak mempunyai satuan dan merupakan bilangan perbandingan antara
besarnya kehilangan tanah pada kondisi cara bercocok tanam yang diinginkan dengan besarnya kehilangan tanah pada
keadaan tilled continuous fallow.
• P = Faktor prakter konservasi tanah (cara mekanik) yang tifdak mempunyai satuan dan merupakn bilangan perbandingan
antara besarnya kehilangan tanah pada kondisi usaha konservasi tanah ideal dengan besarnya kehilangan tanah pada kondisi
penanaman tegak lurus terhadap garis kontur .
2. Faktor Erosivitas Hujan (R)
• Faktor erosivitas hujan merupakan hasil perkalian antara energi kinetik ( E ) dari satu
kejadian hujan dengan intesitas hujan maksimum permenit ( I30) . Jumlah dari
seluruh hujan dengan spesifikasi tersebut di selama satu tahun merupakan
erosivitas hujan tahunan.
• Untuk memperoleh energi kinetik total, angka energi kinetik perharian hujan
dikalikan dengan ketebalan hujan (mm) yang jatuh selama periode pengamatan.
Pada metode USLE , prakiraan besarnya erosi adalah dalam kurun waktu pertahun
(tahunan), dan dengan demikian , angka rata-rata faktor R dihitung dari data curah
tahunan sebanyak mungkin dengan menggunakan persamaan :
•
• R = 𝑖
𝑛
EL/100 X
•
• R = erosivitas hujan rata – rata tahunan
• n = jumlah kejadian hujn dalam kurun waktu satu tahun (musim hujan )
• X = jumlah tahun atau hujan yang digunakan sebagai dasar perhitungan
3. Faktor Erodibilitas Tanah ( K )
• Banyak usaha telah dilaksanakan untuk membuat model hubungan fungsional
sederhana antara besarnya erodibilitas suatu jenis tanah dengan karakteristik tanah
dengan tingkat erodibilitas tanah seperti tersebut di bawah :
•
• K = {2,71 X 10-4 (12 - OM 1,14 + 3,25 (s-2 ) + 2,5 ( P – 3 ) /100 }
• K = erodibilitas tanah; OM = persen unsur organik; S =kode klasifikasi struktur
tanah (granular , platy , massive , dll .) ; P = permeabilitas tanah , dan M =
persentase ukuran partikel ( % debu + pasir sangat halus ) x (100 - % liat).
• Tanah dengan kandungan unsur liat (clay) = 43 %; debu (silt) = 8 % ; pasir
halus (fine sand ) = 9 % dan pasir kasar ( coarse sand ) = 40 % ; serta kandungan
unsur organik = 3 % diperkirakan mempuyai nilai erodibilitas tanah K =0,05.
4. Faktor Panjang Lereng ( L ) Dan Kemiringan Lereng ( S )
• Faktor panjang lereng ( L) didefenisikan secara matematik sebagai berikut ( Schwad et
al.,1981 ) :
• L = ( I /22,1 ) m
• I = panjang kemiringan lereng (m)
• M = angka eksponen yang dipengaruhi oleh interaksi antara panjang lereng dan
kemiringan lereng dan dapat juga dipengaruhi oleh karakteristik tanah ,tipe
vegatasi.Angka eksponen tersebut bervariasi dari 0,3 untuk lereng yang panjang dengan
kemiringan lereng kurang dari 0,5 % sampai 0,6 untuk lereng lebih pendek dengan
kemiringan lereng lebih dari 10 % . Angka eksponen rata-rata yang umumnya dipakai
adalah 0,5.
• Faktor kemiringan lereng S didefenisikan secara metematis sebagai berikut (
Schwab et al ., 1981 ):
• S = ( 0,43 + 0,30 + 0,04 s 2 ) / 6,61
• S = kemiringan lereng aktual (%)
• Seringkali dalam prakiraan erosi menggunakan persamaan USLE komponen panajang dan kemiringan lereng ( L dan
S ) diintrepesikan menjadi faktor LS dan dihitung dengan rumus :
• LS = L 1/2 ( 0,00138 S2 + 0,00965 S + 0,0138 )
• L = panjang lereng ( m)
• S = kemiringan lereng (%)
• Rumus diatas diperoleh dari percobaan dengan menggunakan plot erosi pada lereng 3 – 18 % , sehingga
kurang memadai untuk topografi dengan kemiringan lereng yang terjal . Untuk lahan berlereng terjal disarankan
untuk menggunakan rumus berikut ini ( foster dan wischmeier, 1973 )
• LS = (I/22) Mc (cos α ) 1.50 [ 0,5 ( sin α )1.25 + ( sin α) 2,25 ]
•
•
•
•
•
• M = 0,5 untuk lereng 5 % atau lebih
• 0,4 untuk lereng 3,5-4,9 %
• 0,3 untuk lereng 3,5 %
• C = 34,71
• α = sudut lereng
• I = panajng lereng ( m)
5. Faktor Pengelolaan Tanaman (C)
Faktor C menunjukkan keseluruhan pengaruh dari vegetasi , seresah ,kondisi
permukaan tanaha, dan pengelolaan lahan terhadap besarnya tanah yang hilang
(erosi).
Secara umm , faktor C dalam rumus USLE dimaksudkan untuk menunjukkan
keseluruhan pengaruh vegetasi ,seresah dan permukaan tanah, dan aktivitas
pengelolaan lahan terhadap terjadiya erosi .
6. Faktor Pengelolaan dan Konservasi Tanah ( P) .
Faktor P adalah nisbah antara tanah tererosi rat-rata dari lahan yang mendapat
perlakuan konservasi tertentu terhadap tanah tererosi rata-rata dari lahan yang
diolah tanpa tindakan konservasi , dengan muatan faktor-faktor penyebab erosi yang
lain diasumsikan tidak berubah. Praktek bercocok tanam yang kondusif terhadap
penurunan kecepatan air larian dan yang memberikan kecenderungan bagi air larian
untuk mengalir langsung ketempat yang lebih rendah dapat memperkecil nilai P .
SEDIMENTASI
• Sedimen adalah hasil proses erosi , baik berupa erosi permukaan ,erosi parit, atau
jenis erosi tanah lainnya.Sedimen umumnya mengendap dibagian bawah kaki bukit ,
di daerah genangan banjir ,di saluran air ,sungai dan waduk.
• Hasil sedimen ( sediment yield) adalah besarnya sedimen yang berasal dari
erosi yang terjadi di daerah tangkapan air yang diukur pada periode waktu dan
tempat tertentu. Hasil sedimen biasanya diperoleh dari pengukuran sedimen
terlarut dalam sungai ( suspended sediment ) atau dengan pengukuran langsung di
dalam waduk.
SEDIMEN DAN TRANSPOR
SEDIMEN
• Proses sedimentasi dapat memberikan dampak yang menguntungkan dan
merugikan .Dikatakan menguntungkan karna pada tingkat tertentu adanya aliran
sedimen kedaerah hilir dapat menambahkan kesuburan tanah serta terbentuknya
tanah garapan di daerah hilir.Tetapi , pada saat bersamaan aliran sedimen juga
dapat menurunkan kualitas perairan dan pendangkalan badan perairan .
• Dalam pola aliran sungai yang tidak menentu atau berputar-putar (turbulence flow)
tenaga momentum yang diakibatkan oleh kecepatan aliran yang tak menentu
tersebut akan dipindahakan ke arah aliran air yang lebih lambat oleh gulungan-
gulungan air yang berawal dan berakhir secara tidak menentu pula.
PROSES TRANSPOR SEDIMEN
• Kecepatan transpor sedimen merupakan fungsi dari kecepatan aliran sungai dan
ukuran partikel sedimen .Partikel sedimen sangat kecil seperti tanah liat dan debu
dapat diangkut aliran air dengan bentuk terlarut ( wash load ).
• Besarnya ukuran sedimen yang terangkut aliran ditentukan oleh interaksi
faktor-faktor sebagai berikut : ukuran sedimen yang masuk ke badan sungai/saluran
air,karakteristik saluran, debit, dan karakteristik fisik partikel sedimen.Besarnya
sedimen yang masuk sungai dan besarnya debit ditentukan oleh faktor iklim
,topografi, geologi,vegetasi dan cara bercocok tanam di daerah tangkapan air yang
merupakan asal datangnya sedimen.
PENGUKURAN SEDIMEN
• Dengan asumsi bahwa konsentrasi sedimen merata pada seluruh bagian
penampang melintang sungai , maka debit sedimen dapat dihitung sebagai hasil
perkalian antara konsentrasi dan debit air yang dirumuskan sebagai berikut :
•
• QS = 0,0864 x C x Q
• Qs = debit sedimen (ton/hari)
• C = konsentrasi sedimen
• Q = debit sungai (m3/dt)
HASIL SEDIMEN
• Hasil sedimen tergantung pada besarnya erosi total di DAS dan tergntung pada trasfor partikel-partikel tanah yang tererosi
tersebut keluar dari daerah tangkapan air DAS.Pengukuran sedimen yang paling memadai adalah melalui pengukuran sedimen
yang dilakukan di dasar waduk.Cara lain yang dapat digunakan adalah dengan pembuatan kurva hubungan yaitu kurva yang
mehubungkan laju transpor disediakan dengan besarnya debit.
• Cara lain yang dapat dilakukan untuk memprakirakan hasil sedimen dari suatu daerah tangkapan air adalah melalui
perhitungan Nisbah Pelepasan Sedimen ( Sediment Delivery Ratio ) .Variabilitas angka SDR dari suatu DAS akan ditentukan oleh
pengaruh salah satu atau kombinasi dari faktor-faktor berikut :
• Sumber sedimen
• Jumlah sedimen yang tersedia untuk proses transpor sedimen dan jarak antara sumber sedimen dan sungai/anak sungai.
• Sistem transpor , umumnya dalam bentuk air larian .
• Tekstur partikel-partikel tanah tererosi
• Menurut SCS National Engientring Handbook ( DPMA ,1984 ) besarnya prakiraan hasil sedimen dapat ditentukan
berdasarkan persamaan berikut :
• Y = E ( SDR ) Ws
•
• Y = hasil sedimen persatuan luas
• E = erosi total
• SDR = Nisbah Pelepasan Sedimen
• Ws = luas daerah tangkapan air
KONSERVASI TANAH
• Rencana konservasi tanah tersebut harus mempertimbangkan keterbatasan atau
hambatan dalam pemamfaatan tanah disamping faktor-faktor yang bersifat
mendukung program konservasi .Untuk menentukan tingkat bahaya erosi suatu
bentang lahan diperlukankajian terhadap empat faktor sebagai berikut :
• Jumlah, tipe dan waktu berlangsungnya hujan serta faktor-faktor yang berkaitan
dengan unsur iklim
• Jumlah dan tipe tumbuhan penutup tanah
• Tingkat erodibilitas di daerah kajian
• Kemiringan lereng
TEKNIK INVENTARISASI
• Untuk melakanakan inventarisasi lahan didaerah hulu dikenal paling sedikit empat
pendekatan inventarisasi . Berikut ini adalah diskripsi ringkas keempat pendekatan
tersebut :
• Inventarisasi stabilitas
• Inventarisasi tanah terinci
• Inventarisasi hidrologi
• Pengindraan jauh
POLA REHABILITASI LAHAN DAN
KONSERVASI TANAH
• Pola RLKT adalah suatu rencana jangka panjang ( 25 tahun) yang memuat arahan
umum tentang :
• Pemamfaatan lahan sesuai dengan kemampuannya
• Metode atau teknik RLKT untuk setiap kawasan penggunaan tingkat kekritisannya
.sesuai dengan namanya “ arahan umum “, maka arahan dalam RLKT masih bersifat
umum dan merupakan hasil analisis atau perumusan yang didasarkan ,sebagian
besar pada faktor-faktor biofisik.
• Berikut ini adalah uraian format program konservasi RLKT yang umum
dilaksankan dalam skal DAS atau sub-DAS di jawa dan terdiri atas arahan
penggunaan lahan, arahan RLKT , dan urutan tingkat kekritisan DAS.
KESIMPULAN
• Adapun kesimpulan dari makalah tersebut adalah sebagai berikut
• terjadinya erosi ditentukan oleh faktor-faktor iklim (terutama intesitas hujan),topografi ,
karakteristik tanah, vegetasi penutup tanah ,dan tataguna lahan. Pemahaman tentang
pengaruh erosi di daerah tangkapan air (on-site) dan dampak yang ditimbulkannya di
daerah hilir (off –site ).
• Proses erosi terdiri atas tiga bagian yang berurutan : pengelupasan (detachmend),
pengakutan (transportation ) , dan pengendapan (sedimentation ).
• Faktor erosivitas hujan merupakan hasil perkalian antara energi kinetik (E) dari suatu
kejadian hujan dengan intensitas hujan maksimum.
• Sedimen adalah hasil proses erosi , baik berupa erosi permukaan ,erosi parit, atau jenis erosi
tanah lainnya.Sedimen umumnya mengendap dibagian bawah kaki bukit , di daerah
genangan banjir ,di saluran air ,sungai dan waduk.
• Hasil sedimen ( sediment yield) adalah besarnya sedimen yang berasal dari erosi yang terjadi
di daerah tangkapan air yang diukur pada periode waktu dan tempat tertentu

More Related Content

Similar to SEDIMENTASI EROSI

08 Minggu VIII Evaluasi Lahan & Daya Dukung-1.pdf
08 Minggu VIII Evaluasi Lahan & Daya Dukung-1.pdf08 Minggu VIII Evaluasi Lahan & Daya Dukung-1.pdf
08 Minggu VIII Evaluasi Lahan & Daya Dukung-1.pdfVinaRahmawati13
 
Bahan Paparan 3-Kajian Bahaya Pesisir.pdf
Bahan Paparan 3-Kajian Bahaya Pesisir.pdfBahan Paparan 3-Kajian Bahaya Pesisir.pdf
Bahan Paparan 3-Kajian Bahaya Pesisir.pdfRiaPurnamasari5
 
daerah aliran sungai
daerah aliran sungaidaerah aliran sungai
daerah aliran sungaiJoel Sagala
 
Sistem ekologi tanah longsor
Sistem ekologi tanah longsorSistem ekologi tanah longsor
Sistem ekologi tanah longsorDedi Mukhlas
 
Tingkat erosi-permukaan-pada-lahan-pertanian-jagung-di-das-alo-pohu-provinsi-...
Tingkat erosi-permukaan-pada-lahan-pertanian-jagung-di-das-alo-pohu-provinsi-...Tingkat erosi-permukaan-pada-lahan-pertanian-jagung-di-das-alo-pohu-provinsi-...
Tingkat erosi-permukaan-pada-lahan-pertanian-jagung-di-das-alo-pohu-provinsi-...zulfikar fahmi
 
Bab v konservasi tanah dan air
Bab v konservasi tanah dan airBab v konservasi tanah dan air
Bab v konservasi tanah dan airAndrew Hutabarat
 
95010301 sutiono teorisungai
95010301 sutiono teorisungai95010301 sutiono teorisungai
95010301 sutiono teorisungaiJack Lubis
 
adoc.pub_bentuk-asal-denudasional.pdf
adoc.pub_bentuk-asal-denudasional.pdfadoc.pub_bentuk-asal-denudasional.pdf
adoc.pub_bentuk-asal-denudasional.pdfTarisaNovsidaTarigan
 
Analisa Lahan Kritis Sub DAS Riam Kanan Barito Kabupaten Banjar Kalimantan Te...
Analisa Lahan Kritis Sub DAS Riam Kanan Barito Kabupaten Banjar Kalimantan Te...Analisa Lahan Kritis Sub DAS Riam Kanan Barito Kabupaten Banjar Kalimantan Te...
Analisa Lahan Kritis Sub DAS Riam Kanan Barito Kabupaten Banjar Kalimantan Te...Griya Nugroho
 
10.monitoring dan evaluasi penggunaan lahan dan kelembagaan p das
10.monitoring dan evaluasi penggunaan lahan dan kelembagaan p das10.monitoring dan evaluasi penggunaan lahan dan kelembagaan p das
10.monitoring dan evaluasi penggunaan lahan dan kelembagaan p dasZaidil Firza
 
60b17_Modul_1_-_PENGERTIAN__LERENG-LONGSORAN.pptx
60b17_Modul_1_-_PENGERTIAN__LERENG-LONGSORAN.pptx60b17_Modul_1_-_PENGERTIAN__LERENG-LONGSORAN.pptx
60b17_Modul_1_-_PENGERTIAN__LERENG-LONGSORAN.pptxRuminsarSimbolon
 
ba4cb_Modul_2__SURVAI_LAPANGAN__99_hal_ (1).ppt
ba4cb_Modul_2__SURVAI_LAPANGAN__99_hal_ (1).pptba4cb_Modul_2__SURVAI_LAPANGAN__99_hal_ (1).ppt
ba4cb_Modul_2__SURVAI_LAPANGAN__99_hal_ (1).pptmektanugj
 

Similar to SEDIMENTASI EROSI (20)

08 Minggu VIII Evaluasi Lahan & Daya Dukung-1.pdf
08 Minggu VIII Evaluasi Lahan & Daya Dukung-1.pdf08 Minggu VIII Evaluasi Lahan & Daya Dukung-1.pdf
08 Minggu VIII Evaluasi Lahan & Daya Dukung-1.pdf
 
Bahan Paparan 3-Kajian Bahaya Pesisir.pdf
Bahan Paparan 3-Kajian Bahaya Pesisir.pdfBahan Paparan 3-Kajian Bahaya Pesisir.pdf
Bahan Paparan 3-Kajian Bahaya Pesisir.pdf
 
daerah aliran sungai
daerah aliran sungaidaerah aliran sungai
daerah aliran sungai
 
Laporan sig wahidin
Laporan sig wahidinLaporan sig wahidin
Laporan sig wahidin
 
Sistem ekologi tanah longsor
Sistem ekologi tanah longsorSistem ekologi tanah longsor
Sistem ekologi tanah longsor
 
3. kerusakan alam
3. kerusakan alam3. kerusakan alam
3. kerusakan alam
 
Tingkat erosi-permukaan-pada-lahan-pertanian-jagung-di-das-alo-pohu-provinsi-...
Tingkat erosi-permukaan-pada-lahan-pertanian-jagung-di-das-alo-pohu-provinsi-...Tingkat erosi-permukaan-pada-lahan-pertanian-jagung-di-das-alo-pohu-provinsi-...
Tingkat erosi-permukaan-pada-lahan-pertanian-jagung-di-das-alo-pohu-provinsi-...
 
Model AGNPS
Model AGNPSModel AGNPS
Model AGNPS
 
Laporan q
Laporan qLaporan q
Laporan q
 
Bab v konservasi tanah dan air
Bab v konservasi tanah dan airBab v konservasi tanah dan air
Bab v konservasi tanah dan air
 
1.geoteknik tambang
1.geoteknik tambang1.geoteknik tambang
1.geoteknik tambang
 
1.geoteknik tambang 1
1.geoteknik tambang 11.geoteknik tambang 1
1.geoteknik tambang 1
 
95010301 sutiono teorisungai
95010301 sutiono teorisungai95010301 sutiono teorisungai
95010301 sutiono teorisungai
 
adoc.pub_bentuk-asal-denudasional.pdf
adoc.pub_bentuk-asal-denudasional.pdfadoc.pub_bentuk-asal-denudasional.pdf
adoc.pub_bentuk-asal-denudasional.pdf
 
DASAR GEOLOGI TEKNIK
DASAR GEOLOGI TEKNIKDASAR GEOLOGI TEKNIK
DASAR GEOLOGI TEKNIK
 
Analisa Lahan Kritis Sub DAS Riam Kanan Barito Kabupaten Banjar Kalimantan Te...
Analisa Lahan Kritis Sub DAS Riam Kanan Barito Kabupaten Banjar Kalimantan Te...Analisa Lahan Kritis Sub DAS Riam Kanan Barito Kabupaten Banjar Kalimantan Te...
Analisa Lahan Kritis Sub DAS Riam Kanan Barito Kabupaten Banjar Kalimantan Te...
 
Soil study thesis
Soil study thesisSoil study thesis
Soil study thesis
 
10.monitoring dan evaluasi penggunaan lahan dan kelembagaan p das
10.monitoring dan evaluasi penggunaan lahan dan kelembagaan p das10.monitoring dan evaluasi penggunaan lahan dan kelembagaan p das
10.monitoring dan evaluasi penggunaan lahan dan kelembagaan p das
 
60b17_Modul_1_-_PENGERTIAN__LERENG-LONGSORAN.pptx
60b17_Modul_1_-_PENGERTIAN__LERENG-LONGSORAN.pptx60b17_Modul_1_-_PENGERTIAN__LERENG-LONGSORAN.pptx
60b17_Modul_1_-_PENGERTIAN__LERENG-LONGSORAN.pptx
 
ba4cb_Modul_2__SURVAI_LAPANGAN__99_hal_ (1).ppt
ba4cb_Modul_2__SURVAI_LAPANGAN__99_hal_ (1).pptba4cb_Modul_2__SURVAI_LAPANGAN__99_hal_ (1).ppt
ba4cb_Modul_2__SURVAI_LAPANGAN__99_hal_ (1).ppt
 

Recently uploaded

MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Surveikustiyantidew94
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxnursariheldaseptiana
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxAhmadSyajili
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiCristianoRonaldo185977
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompokelmalinda2
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehBISMIAULIA
 

Recently uploaded (9)

MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
 

SEDIMENTASI EROSI

  • 1. EROSI DAN SEDIMENTASI KELOMPOK IV - JERLIANA KELLY PURBA (CCA 116 045) - RIVALDI (CCA 116 033) - M. FAISAL AZMI (CCA 116 021) - DEPRIANSYAH (CCA 116 011) - IVAN RONI NAPITUPULU (CCA 115 057)
  • 2. EROSI DAN SEDIMENTASI • Secara umum ,terjadinya erosi ditentukan oleh faktor-faktor iklim (terutama intesitas hujan),topografi , karakteristik tanah, vegetasi penutup tanah ,dan tataguna lahan. Pemahaman tentang pengaruh erosi di daerah tangkapan air (on- site) dan dampak yang ditimbulkannya di daerah hilir (off –site ) tidak hanya memerlukan pemahaman tentang proses-proses terjadinya erosi , tetapi juga pemahaman tentang mekanisme transpor sedimen melalului aliran sungai. Disini akan membahas beberapa topik yang berkaitan dengan proses terjadinya erosi, cara pengukuran dan prakiraan erosi , implikasi biofisik dan sosek yang ditimbulkan serta metode penanggulangannya.
  • 3. PROSES TERJADINYA EROSI? • Dua penyebap utama terjadinya proses erosi adalah erosi karena sebap alamiah dan erosi karena aktivitas manusia. Erosi alamiah dapat terjadi karena proses pembentukan tanah dan proses erosi yang terjadi untuk mempertahankan keseimbangan tanah secara alami. Erosi karena faktor alamiah umumnya masih memberikan media yang memadai untuk berlangsungnya pertumbuhan kebayakan tanaman .Sedangkan erosi karena kegiatan manusia kebayakan disebabkan oleh terkelupasnya lapisan tanah bagian atas akibat cara bercocok tanam yang tidak mengindahkan kaidah-kaidah konservasi tanah atau kegiatan pembangunan yang bersifat merusak keadaan fisik tanah , anatara lain pembuatan jalan di daerah dengan kemiringan lereng besar.
  • 4. Proses erosi terdiri atas tiga bagian yang berurutan : pengelupasan (detachmend), pengakutan (transportation ) , dan pengendapan (sedimentation ) . Erosi permukaan (tanah) disebapkan oleh air hujan . Selain disebapkan oleh air hujan , erosi juga terdapat karena tenaga angin dan salju . Beberapa tipe erosi permukaan yang umum dijumpai di daerah tropis adalah : 1. Erosi Percikan ( splash erosion ) 2. Erosi kulit ( sheet erosion ) 3. Erosi alur ( reel erosion ) 4. Erosi parit (gully erosion) 5. Erosi tebing sungai ( streambank erosion ) 6. Erosi tebing sungai ( streambank erosion )
  • 5. FAKTOR PENENTU EROSI 1.Iklim 2.Sifat-sifat tanah 3.Topografi 4.Vegetasi penutup tanah
  • 6. 1. Prakiraan Erosi Metoda USLE • dengan menggunakan persamaan matematis seperti dikemukan oleh Wischmeir dan Smith (1978) dan dikenal sebagai persamaan USLE: • • A= R K LS C P • • A = Besarnya kehilangan tanah persatuan luas lahan, diperoleh dari perkalian faktor-faktor tersebut pada persamaan 9.4. besarnya kehilangan tanah atau erosi dalam hal ini hanya terbatas pada erosi kulit dan erosi alur. Tidak termasuk erosi yang berasal dari tebing sungai dan juga tidak termasuk sedimen yang terendapkan dibawah lahan-lahan dengan kemiringan besar. • R = Faktor erosivitas curah hujan dan air larian untuk daerah tertentu, umumnya diwujudkan dalam bentuk indeks erosi rata- rata (El). Faktor R juga merupakan angka indeks yang menunjukkan besarnya tenaga curah hujan yang dapat menyebabkan terjadinya erosi. • K = Faktor erodibilitas tanah untuk horzon tanah tertentu, dan merupakan kehilangan tanah perstuan luas untuk indeks erosivitas tertentu. Faktor K adalah indeks erodibilitas tanah, yaitu angka yang menunjukkan mudah-tidaknya partikel- partikel tanah terkelupas dari agregat tanah oleh gempuran air hujan atau air aliran. • L = Faktor panjang kemiringan lereng yang tidak mempunyai satuan dan merupakan bilangan perbandingan anatara besarnya kehilangan tanah untuk panjang lereng tertentu dengan besarnya kehilangan tanah untuk panjang lereng 72,6 ft (ptak percobaan). Notasi L dalam hal ini bukanlah panjang lereng yang sesungguhnya. • S = Faktor gradien (beda) kemiringan yang tidak mempunyai satuan dan merupakan bilangan perbandingan antara besarnya kehilangan tanah untuk tingkat kemiringan lereng tertentu dengan besarnya kehilangan tanah untuk kemiringan lereng 9%. Notasi dalam hal ini bukanlah kemiringan lereng yang sesungguhnya. • C = Faktor (pengelolaan) cara bercocok tanam yang tidak mempunyai satuan dan merupakan bilangan perbandingan antara besarnya kehilangan tanah pada kondisi cara bercocok tanam yang diinginkan dengan besarnya kehilangan tanah pada keadaan tilled continuous fallow. • P = Faktor prakter konservasi tanah (cara mekanik) yang tifdak mempunyai satuan dan merupakn bilangan perbandingan antara besarnya kehilangan tanah pada kondisi usaha konservasi tanah ideal dengan besarnya kehilangan tanah pada kondisi penanaman tegak lurus terhadap garis kontur .
  • 7. 2. Faktor Erosivitas Hujan (R) • Faktor erosivitas hujan merupakan hasil perkalian antara energi kinetik ( E ) dari satu kejadian hujan dengan intesitas hujan maksimum permenit ( I30) . Jumlah dari seluruh hujan dengan spesifikasi tersebut di selama satu tahun merupakan erosivitas hujan tahunan. • Untuk memperoleh energi kinetik total, angka energi kinetik perharian hujan dikalikan dengan ketebalan hujan (mm) yang jatuh selama periode pengamatan. Pada metode USLE , prakiraan besarnya erosi adalah dalam kurun waktu pertahun (tahunan), dan dengan demikian , angka rata-rata faktor R dihitung dari data curah tahunan sebanyak mungkin dengan menggunakan persamaan : • • R = 𝑖 𝑛 EL/100 X • • R = erosivitas hujan rata – rata tahunan • n = jumlah kejadian hujn dalam kurun waktu satu tahun (musim hujan ) • X = jumlah tahun atau hujan yang digunakan sebagai dasar perhitungan
  • 8. 3. Faktor Erodibilitas Tanah ( K ) • Banyak usaha telah dilaksanakan untuk membuat model hubungan fungsional sederhana antara besarnya erodibilitas suatu jenis tanah dengan karakteristik tanah dengan tingkat erodibilitas tanah seperti tersebut di bawah : • • K = {2,71 X 10-4 (12 - OM 1,14 + 3,25 (s-2 ) + 2,5 ( P – 3 ) /100 } • K = erodibilitas tanah; OM = persen unsur organik; S =kode klasifikasi struktur tanah (granular , platy , massive , dll .) ; P = permeabilitas tanah , dan M = persentase ukuran partikel ( % debu + pasir sangat halus ) x (100 - % liat). • Tanah dengan kandungan unsur liat (clay) = 43 %; debu (silt) = 8 % ; pasir halus (fine sand ) = 9 % dan pasir kasar ( coarse sand ) = 40 % ; serta kandungan unsur organik = 3 % diperkirakan mempuyai nilai erodibilitas tanah K =0,05.
  • 9. 4. Faktor Panjang Lereng ( L ) Dan Kemiringan Lereng ( S ) • Faktor panjang lereng ( L) didefenisikan secara matematik sebagai berikut ( Schwad et al.,1981 ) : • L = ( I /22,1 ) m • I = panjang kemiringan lereng (m) • M = angka eksponen yang dipengaruhi oleh interaksi antara panjang lereng dan kemiringan lereng dan dapat juga dipengaruhi oleh karakteristik tanah ,tipe vegatasi.Angka eksponen tersebut bervariasi dari 0,3 untuk lereng yang panjang dengan kemiringan lereng kurang dari 0,5 % sampai 0,6 untuk lereng lebih pendek dengan kemiringan lereng lebih dari 10 % . Angka eksponen rata-rata yang umumnya dipakai adalah 0,5. • Faktor kemiringan lereng S didefenisikan secara metematis sebagai berikut ( Schwab et al ., 1981 ): • S = ( 0,43 + 0,30 + 0,04 s 2 ) / 6,61 • S = kemiringan lereng aktual (%)
  • 10. • Seringkali dalam prakiraan erosi menggunakan persamaan USLE komponen panajang dan kemiringan lereng ( L dan S ) diintrepesikan menjadi faktor LS dan dihitung dengan rumus : • LS = L 1/2 ( 0,00138 S2 + 0,00965 S + 0,0138 ) • L = panjang lereng ( m) • S = kemiringan lereng (%) • Rumus diatas diperoleh dari percobaan dengan menggunakan plot erosi pada lereng 3 – 18 % , sehingga kurang memadai untuk topografi dengan kemiringan lereng yang terjal . Untuk lahan berlereng terjal disarankan untuk menggunakan rumus berikut ini ( foster dan wischmeier, 1973 ) • LS = (I/22) Mc (cos α ) 1.50 [ 0,5 ( sin α )1.25 + ( sin α) 2,25 ] • • • • • • M = 0,5 untuk lereng 5 % atau lebih • 0,4 untuk lereng 3,5-4,9 % • 0,3 untuk lereng 3,5 % • C = 34,71 • α = sudut lereng • I = panajng lereng ( m)
  • 11. 5. Faktor Pengelolaan Tanaman (C) Faktor C menunjukkan keseluruhan pengaruh dari vegetasi , seresah ,kondisi permukaan tanaha, dan pengelolaan lahan terhadap besarnya tanah yang hilang (erosi). Secara umm , faktor C dalam rumus USLE dimaksudkan untuk menunjukkan keseluruhan pengaruh vegetasi ,seresah dan permukaan tanah, dan aktivitas pengelolaan lahan terhadap terjadiya erosi .
  • 12. 6. Faktor Pengelolaan dan Konservasi Tanah ( P) . Faktor P adalah nisbah antara tanah tererosi rat-rata dari lahan yang mendapat perlakuan konservasi tertentu terhadap tanah tererosi rata-rata dari lahan yang diolah tanpa tindakan konservasi , dengan muatan faktor-faktor penyebab erosi yang lain diasumsikan tidak berubah. Praktek bercocok tanam yang kondusif terhadap penurunan kecepatan air larian dan yang memberikan kecenderungan bagi air larian untuk mengalir langsung ketempat yang lebih rendah dapat memperkecil nilai P .
  • 13. SEDIMENTASI • Sedimen adalah hasil proses erosi , baik berupa erosi permukaan ,erosi parit, atau jenis erosi tanah lainnya.Sedimen umumnya mengendap dibagian bawah kaki bukit , di daerah genangan banjir ,di saluran air ,sungai dan waduk. • Hasil sedimen ( sediment yield) adalah besarnya sedimen yang berasal dari erosi yang terjadi di daerah tangkapan air yang diukur pada periode waktu dan tempat tertentu. Hasil sedimen biasanya diperoleh dari pengukuran sedimen terlarut dalam sungai ( suspended sediment ) atau dengan pengukuran langsung di dalam waduk.
  • 14. SEDIMEN DAN TRANSPOR SEDIMEN • Proses sedimentasi dapat memberikan dampak yang menguntungkan dan merugikan .Dikatakan menguntungkan karna pada tingkat tertentu adanya aliran sedimen kedaerah hilir dapat menambahkan kesuburan tanah serta terbentuknya tanah garapan di daerah hilir.Tetapi , pada saat bersamaan aliran sedimen juga dapat menurunkan kualitas perairan dan pendangkalan badan perairan . • Dalam pola aliran sungai yang tidak menentu atau berputar-putar (turbulence flow) tenaga momentum yang diakibatkan oleh kecepatan aliran yang tak menentu tersebut akan dipindahakan ke arah aliran air yang lebih lambat oleh gulungan- gulungan air yang berawal dan berakhir secara tidak menentu pula.
  • 15. PROSES TRANSPOR SEDIMEN • Kecepatan transpor sedimen merupakan fungsi dari kecepatan aliran sungai dan ukuran partikel sedimen .Partikel sedimen sangat kecil seperti tanah liat dan debu dapat diangkut aliran air dengan bentuk terlarut ( wash load ). • Besarnya ukuran sedimen yang terangkut aliran ditentukan oleh interaksi faktor-faktor sebagai berikut : ukuran sedimen yang masuk ke badan sungai/saluran air,karakteristik saluran, debit, dan karakteristik fisik partikel sedimen.Besarnya sedimen yang masuk sungai dan besarnya debit ditentukan oleh faktor iklim ,topografi, geologi,vegetasi dan cara bercocok tanam di daerah tangkapan air yang merupakan asal datangnya sedimen.
  • 16. PENGUKURAN SEDIMEN • Dengan asumsi bahwa konsentrasi sedimen merata pada seluruh bagian penampang melintang sungai , maka debit sedimen dapat dihitung sebagai hasil perkalian antara konsentrasi dan debit air yang dirumuskan sebagai berikut : • • QS = 0,0864 x C x Q • Qs = debit sedimen (ton/hari) • C = konsentrasi sedimen • Q = debit sungai (m3/dt)
  • 17. HASIL SEDIMEN • Hasil sedimen tergantung pada besarnya erosi total di DAS dan tergntung pada trasfor partikel-partikel tanah yang tererosi tersebut keluar dari daerah tangkapan air DAS.Pengukuran sedimen yang paling memadai adalah melalui pengukuran sedimen yang dilakukan di dasar waduk.Cara lain yang dapat digunakan adalah dengan pembuatan kurva hubungan yaitu kurva yang mehubungkan laju transpor disediakan dengan besarnya debit. • Cara lain yang dapat dilakukan untuk memprakirakan hasil sedimen dari suatu daerah tangkapan air adalah melalui perhitungan Nisbah Pelepasan Sedimen ( Sediment Delivery Ratio ) .Variabilitas angka SDR dari suatu DAS akan ditentukan oleh pengaruh salah satu atau kombinasi dari faktor-faktor berikut : • Sumber sedimen • Jumlah sedimen yang tersedia untuk proses transpor sedimen dan jarak antara sumber sedimen dan sungai/anak sungai. • Sistem transpor , umumnya dalam bentuk air larian . • Tekstur partikel-partikel tanah tererosi • Menurut SCS National Engientring Handbook ( DPMA ,1984 ) besarnya prakiraan hasil sedimen dapat ditentukan berdasarkan persamaan berikut : • Y = E ( SDR ) Ws • • Y = hasil sedimen persatuan luas • E = erosi total • SDR = Nisbah Pelepasan Sedimen • Ws = luas daerah tangkapan air
  • 18. KONSERVASI TANAH • Rencana konservasi tanah tersebut harus mempertimbangkan keterbatasan atau hambatan dalam pemamfaatan tanah disamping faktor-faktor yang bersifat mendukung program konservasi .Untuk menentukan tingkat bahaya erosi suatu bentang lahan diperlukankajian terhadap empat faktor sebagai berikut : • Jumlah, tipe dan waktu berlangsungnya hujan serta faktor-faktor yang berkaitan dengan unsur iklim • Jumlah dan tipe tumbuhan penutup tanah • Tingkat erodibilitas di daerah kajian • Kemiringan lereng
  • 19. TEKNIK INVENTARISASI • Untuk melakanakan inventarisasi lahan didaerah hulu dikenal paling sedikit empat pendekatan inventarisasi . Berikut ini adalah diskripsi ringkas keempat pendekatan tersebut : • Inventarisasi stabilitas • Inventarisasi tanah terinci • Inventarisasi hidrologi • Pengindraan jauh
  • 20. POLA REHABILITASI LAHAN DAN KONSERVASI TANAH • Pola RLKT adalah suatu rencana jangka panjang ( 25 tahun) yang memuat arahan umum tentang : • Pemamfaatan lahan sesuai dengan kemampuannya • Metode atau teknik RLKT untuk setiap kawasan penggunaan tingkat kekritisannya .sesuai dengan namanya “ arahan umum “, maka arahan dalam RLKT masih bersifat umum dan merupakan hasil analisis atau perumusan yang didasarkan ,sebagian besar pada faktor-faktor biofisik. • Berikut ini adalah uraian format program konservasi RLKT yang umum dilaksankan dalam skal DAS atau sub-DAS di jawa dan terdiri atas arahan penggunaan lahan, arahan RLKT , dan urutan tingkat kekritisan DAS.
  • 21. KESIMPULAN • Adapun kesimpulan dari makalah tersebut adalah sebagai berikut • terjadinya erosi ditentukan oleh faktor-faktor iklim (terutama intesitas hujan),topografi , karakteristik tanah, vegetasi penutup tanah ,dan tataguna lahan. Pemahaman tentang pengaruh erosi di daerah tangkapan air (on-site) dan dampak yang ditimbulkannya di daerah hilir (off –site ). • Proses erosi terdiri atas tiga bagian yang berurutan : pengelupasan (detachmend), pengakutan (transportation ) , dan pengendapan (sedimentation ). • Faktor erosivitas hujan merupakan hasil perkalian antara energi kinetik (E) dari suatu kejadian hujan dengan intensitas hujan maksimum. • Sedimen adalah hasil proses erosi , baik berupa erosi permukaan ,erosi parit, atau jenis erosi tanah lainnya.Sedimen umumnya mengendap dibagian bawah kaki bukit , di daerah genangan banjir ,di saluran air ,sungai dan waduk. • Hasil sedimen ( sediment yield) adalah besarnya sedimen yang berasal dari erosi yang terjadi di daerah tangkapan air yang diukur pada periode waktu dan tempat tertentu