MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Makalah akuntansi biaya
1. MAKALAH AKUNTANSI BIAYA
11.4B.01
Nama kelompok :
Alif Cahya (11161540)
Hania Humaydah (11161841)
Nurul Hidayah (11161260)
Ranti Purwati (11161534)
2. Salwa Ramadhania (11161841)
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Pencatatan perhitungan kekayaan mulai dibutuhkan sejak manusia mengenali arti nilai suatu barang
dan alat tukar, semenjak mengenal nilai arti suatu barang, manusia melakukan tukar-menukar barang dengan
memperhatikan nilai barang dan memerlukan pencatatan perhitungan harta kekayaan (Akuntansi),
pencatatan terus berkembang dari waktu ke waktu sampai dengan kemajuan peradaban manusia.
Dalam dunia bisnis kadangkala manajemen dapat menempuh cara meminta bantuan “dunia
gaib”untuk memperoleh pendapatan (misalnya meminta”pelaris” agar produk atau barang dagangannya
laris,sehingga pendapatannya tinggi). Namun perlu disadari oleh para manajer bahwa kenaikan pendapatan
saja tidak akan menghasilkan laba yang memadai jika tidak disertai dengan kemampuan untuk
mengalokasikan sumber ekonomi yang dikorbankan untuk memperoleh pendapatan tersebut.oleh karena itu,
hanya dengan menguasai pemanfaatan informasi biaya, manajemen yang berhasil memperoleh pendapatan,
akan mampu mengelola alokasi sumber ekonomi dalam perusahaan agar usahanya mampu menghasilkan
laba yang memadai dengan investasi yang dilakukan.
Akuntansi Biaya Adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya
pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu serta penafsiran terhadapnya.
BiayaDalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomis, yang diukur dalam satuan uang, yang telah
terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam arti sempit biaya merupakan bagian daripada harga pokok yang dikorbankan di dalam usaha untuk
memperoleh penghasilan.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan hal-hal uraian tersebut diatas dan untuk mengarahkan pembahasan maka rumusan
masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Pengertian akuntansi biaya
2. Pengertian akuntansi biaya dalam Arti Luas dan Sempi
3. Penjelasan tentang Harga Pokok Pesanan
4. Penjelasan tentang Harga Pokok Proses
C. Pembatasan Masalah
Dalam hal pembahasan yang di lakukan memiliki cakupan yang di batasi, maka penyusun membatasi
masalah sebagai berikut
1. Pengertian akuntansi Biaya
2. Penjelasan tentang Harga Pokok Pesanan
3. Penjelasan tentang Harga Pokok Proses
3. D. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan yang hendak dicapai dalam pembahasan makalh ini adalah untuk memperoleh
gambaran mengenai pokok bahasan. Adapun maksud dan tujuan pembuatan makalh ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian akuntansi secara umum
2. Untuk mengetahui pengertian akuntansi biaya secara umum dan lebih Luas
3.Untuk mengetahui manfaat dari akuntansi Biaya Dan agar mengetahui mengenai Akuntansi biaya lebih
Mendalam
4. BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Akuntansi
Akuntansi sering disebut bahasa dunia usaha (Bussines language) karena di akuntansi merupakan alat
komunikasi perusahaan dalam menginformasikan peristiwa ekonomi kepada yang memerkukan. Dengan
melalui laporan akuntansi perusahaan dapat menyampaikan pesan kepada pihak-pihak yang ingin
mengetahui posisi keuangan, dan tingkat perspektif perusahaan yang berguna untuk membantu pengan bilan
keputusan.
American Institut Of Certified Public Accountan (AICPA) mengemukakan bahwa akuntansi adalah
seni pencatatan, pengelompokan dan pengiktisaran menurut cara yang berarti dan di nyatakan dalam nilai
uang. Segala transaksi dan kejadian yang sedikitnya bersifat keuangan, kemudian ditafsirkan hasilnya. Seni
di tafsirkan dari segi fisik dan kebijaksanaan.
American Accouting Association (AAA) juga merumuskan bahwa akuntansi adalah proses
mengidentifikasikan, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi dalam sebuah perusahaan sehingga di
mungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan bagi mereka yang menggunakan informasi.
B.Fungsi dan Pengertian Akuntansi Biaya
Pengertian Akuntansi Biaya Adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian
biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu serta penafsiran terhadapnya.
BiayaDalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomis, yang diukur dalam satuan uang, yang telah
terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam arti sempit biaya merupakan bagian daripada harga pokok yang dikorbankan di dalam usaha untuk
memperoleh penghasilan.
Pengertian Lain Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat
manajemen dalam memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis, serta menyajikannya informasi
biaya dalam bentuk laporan biaya. Biaya (cost) berbeda biaya (cost) adalah pengorbanan ekonomis yang
dikeluarkan
untuk memperoleh barang dan jasa, sedangkan beban (expense) adalah expired cost yaitu
pengorbanan yang diperlukan atau dikeluarkan untuk merealisasi hasil, beban ini dikaitkan dengan revenue
pada periode yang berjalan. Pengorbanan yang tidak ada hubungannya de ngan perolehan aktiva, barang atau
jasa dan juga tidak ada hubungannya dengan realisasi hasil penjualan, maka tidak digolongkan sebagai cost
ataupun expense tetapi digolongkan sebagai loss.
Fungsi Akuntansi Biaya yakni:
a. Untuk mengukur pengorbanan nilai masukan tersebut guna menghasilkan informasi bagi pihak
manajemen, apakah mendapat profit atau tidak
b. Menghasilkan informasi bagi manajemen sebagai dasar untuk merencanakan alokasi sumber daya
ekonomi yang dikorbankan untuk menghasilkan keluaran.
Manajemen biaya :
1. Membutuhkan pengertian yang lebih mendalam tentang struktur biaya suatu perusahaan.
5. 2. Manager harus mampu menentukan kegiata dan proses jangka pendek dan jangka panjang
Informasi Manajemen Biaya.
Informasi yang dibutuhkan untuk mengolah secara efektif perusahaan atau organisasi non laba
Informasinya mengenai:
1. Informasi keuangan = biaya dan pendapatan
3. Informasi non keuangan yang relevan (produktivitas,kualitas dan faktor-faktor kunci lainnya)
Penggunaan ◊ pihak internal untuk membantu manajemen
Proses pencatatan,penggolongan, peringkasan dan penyajian,serta penafsiran informasi biaya adalah
tergantung untuk siapa proses tersebut ditujukaan. Proses akuntansi biaya dapat ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan pemakai luar perusahaan, dalam hal ini proses akuntansi biaya dapat merupakan bagian dari
akuntansi keuangan
PERBEDAAN AKUNTANSI KEUANGAN DAN
AKUNTANSI MANAJEMEN
Persamaan :
1. Kedua tipe akuntansi tersebut merupakan sistem pengolah informasi yang menghasilkan informasi
keuangan
2. Sebagai penyedia informasi keuangan yang bermanfaat bagi seseorang untuk pengambilan keputusan
Perbedaan.:
Perbedaan pokok antara akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen terletak pada :
a). pemakai laporan akutansi dan tujuan mereka
b). lingkup informasi
c). fokus informasi
d). rentang waktu
e). kriteria bagi informasi akuntansi
f). disiplin sumber
g). isi laporan
h). sifat informasi
Gambar berikut ini merupakan penjelasan mengenai perbedaan antara kedua tipe tersebut :
Perbedaan Pokok Akuntansi Keuangan dan
Akuntansi Manajemen
No. Keterangan Akuntansi Keuangan Akuntansi Manajemen
1. Pemakai Utama Para manajer puncak dan pihak luar perusahaan. Para manajer dari berbagai jenjang
organisasi
2. Lingkup Perusahaan secara keseluruhan dari perusahaan Informasi
3. Fokus Berorientasi pada masa Berorientasi pada masa
6. Informasi Yang lalu yang akan datang.
4. Rentang waktu Kurang fleksibel. Biasanya Fleksibel : bisa harian, minggu
Mencakup jangka waktu kuartalan , bulanan, tahunan, bahkan bisa 10 tahun.
5. Kriteria bagi Dibatasi oleh prinsip akuntansi Tidak ada batasan, kecuali Informasi Akuntansi yang
lazim manfaat yang dapat diperoleh oleh manaj dari informasi dibandingkan demgan pengorban an
untuk memperoleh informasi tersebut.
6. Disiplin Sumber Ilmu Ekonomi Ilmu Ekonomi dan Psikologi Sosial
7. Isi Laporan Laporan berupa ringkasan Laporan bersifat rinci mengenai perusahaan sebagai
keseluruhan bagian dari perusahaan.
8. Sifat Informasi Ketepatan informasi merupakan unsur hal yang pemtimgtaksiran dalam informasi
adalah besar
Proses akuntansi biaya dapat di tunjukan pula untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam perusahaan.
Dengan demikian akuntansi biaya harus memperhatikan karakteristik Akuntansi manajemen .
Akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yakni : penentuan harga pokok produk, pengendalian biaya,
dan penganbilan keputusan khusus. Untuk memenuhi tujuan penentuan harga pokok produk, akuntansi biaya
mencatat penggolongan dan meringkas biaya-biaya pembuatan produk atau penyerahan jasa. Biaya yang
dikumpulkan dan disajikan adalah biaya untuk menentukan harga pokok produk ini ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan pihak luar perusahaan.
Oleh karena itu, untuk melayani kebutuhan pihak luar tersebut, akuntansi biaya untuk penentuan
harga produk tunduk pada prinsip-prinsip akuntansiyang lazim. Di samping itu, penentuan harga pokok
produk untuk memenuhi kebutuhan tersebut dilayani oleh akuntansi manajemen yang tidak selalu terikat
dengan prinsip akuntansi yang lazim. Misalnya, metode variable costing untuk penentuan harga pokok
produk dan penyajian informasi biaya untuk memenuhi kebutuhan manajemen dalam perencanaan dan
penganbilan keputusan jangka pendek.
Pengendalian biaya harus didahului dengan penentuan biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk
memeproduksi satu-satunya produk. Jika biaya yang seharusnya ini telah ditetapkan, akuntansi biaya
bertugas untuk memantau apakah pengeluaran biaya yang sesungguhnya sesuai dengan biaya yang
seharusnya tersebut. Akuntansi biaya kemudian melakukan analisis terhadap penyimpana biaya
sesungguhnya dengan biaya yang seharusnya dan menyajiakan informasi mengenai penyebab terjadinya
selisih tersebut.
Dari analisis penyimpangan dan penyebabnya tersebut manajemen akan dapat mempertimbangkan
tindakan koreksi, jika hal ini perlu dilakukan. Dari analisis ini juga manajemen puncak akan dapat
mengadakan penilaian prestasi para manager dibawahnya. Akunta si biaya untuk tujuanpengendalian biaya
ini lebih ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pihak dalam perusahaan. Aspek prilaku manusia dalam
akuntansi biaya untuk tujuan pengendalian biaya adalah besar. Dengan demikian akuntansi biaya untuk
tujuan pengendalian biaya merupakan bagian dari akuntansi manajemen. Lihat sistem biaya standar, baik
dengan metode full costing (Bab 13 sistem biaya standar – metode variable costing) pengambilan keputusan
khusus menyangkut masa yang akan datang. Oleh karena itu informasi yang relevan dengan pengambilan
keputusan khusus menyajikan biaya masa yang akan datang (future costs). Informasi biaya ini tidak dicatat
dalam catatan akuntansi biaya, melainkan hasil dari suatu proses peramalan. Karena keputusan khusus
merupakan sebagian besar kegiatan manajemen perusahaan, Laporan akuntansi biaya untuk memenuhi
tujuan penganbilan keputusan adalah bagian dari akuntansi manajemen.
Untuk memenuhi bagian dari kebutuhan manajemen dalam pengambilan keputusan, akuntansi biaya
mengembangkan berbagai konsep informasi biaya untuk pengambilan keputusan, seperti, biaya kesempatan
(Ooportunity cost), biaya Hipotetis (hypothical cost), biaya tambahan (Incremental cost), biaya terhindarkan
(avoidable cost), dan pendapatan yang hilang (Forgone revenue).
C. Manfaat Akuntansi Biaya
7. Tujuan atau manfaat akuntansi biaya adalah menyediakan salah satu
informasi yang diperlukan oleh manajemen dalam mengelola perusahaan, yaitu
untuk:
1. Perencanaan dan Pengendalian Laba. Akuntansi biaya menyediakan informasi atau data biaya masa lalu
yang diperlukan untuk menyusun perencanaan, dan selanjutnya atas dasar perencanaan tersebut, biaya dapat
dikendalikan dan akhirnya pengendalian dapat dipakai sebagai umpan balik untuk perbaikan dimasa yang
akan datang.
2. Penentuan Harga Pokok Produk atau Jasa. Penetapan harga pokok akan dapat membantu dalam
(a) penilaian persediaan baik persediaan barang jadi maupun barang dalam proses, (b) penetapan
harga jual terutama harga jual yang didasarkan kontrak, walaupun tidak selamanya penentuan harga jual
berdasarkan harga pokok, (c) penetapan laba.
3. Pengambilan Keputusan oleh Manajemen.
4. Untuk menghasilkan manfaat dimasa depan
Tujuan Akuntansi Biaya
Yakni untuk menyediakan informasi biaya bagi kepentingan manajemen guna membantu mereka di dalam
mengelola perusahaan atau bagiannya.
D. Klasifikasi Biaya
Akuntansi biaya bertujuan untuk menyajikan informasi biaya yang digunakan untuk berbagai tujuan,
sehingga penggolongan biaya juga didasarkan atas disesuaikan dengan tujuan tersebut.
Klasifikasi Biaya (Penggolongan Biaya)
Biaya dapat digolongkan menjadi beberapa golongan atas dasar, yakni sebagai berikut :
1.Obyek Pengeluaran
2.Fungsi-Fungsi Pokok Perusahaan.
3.Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang Dibiayai.
4.Atas Dasar Tingkah Lakunya terhadap Perubahan Volume Kegiatan.
5.Jangka Waktu ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk
menggolongkan biaya diantaranya :
1. Berdasarkan Fungsi Pokok Perusahaan
a. Factory Cost (Biaya Produksi)
1. Biaya Bahan Baku (Direct Material Cost)
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor Cost)
3. Biaya Tidak Langsung (Factory Overhead)
b. Commercial Expense (Operating Expense)
1. Marketing and Selling Expense
2. General & Administration Expense
2. Berdasarkan Periode Akuntansi
a. Capital Expenditure (Pengeluaran Modal). Pengeluaran ini akan memberi manfaat pada
beberapa periode akuntansi. Jenis pengeluaran ini dikapitalisir dan dicantumkan sebagai harga
perolehan. Suatu pengeluaran dikelompokkan sebagai capital expenditure jika pengeluaran ini
member manfaat lebih dari satu periode akuntansi, jumlahnya relatif besar, dan pengeluaran ini
sifatnya tidak rutin.
b. Revenue Expenditure (Pengeluaran Penghasilan). Pengeluaran ini akan memberi manfaat pada
periode akuntansi dimana pengeluaran ini terjadi.pengeluaran ini menjadi beban pada periode
tersebut, dan dicantumkan dalam income statement. Suatu pengeluaran dikelompokkan sebagai
8. revenue expenditure jika pengeluaran tersebut memberi manfaat pada periode terjadinya
pengeluaran tersebut, jumlahnya relatif kecil, dan umumnya pengeluaran ini sifatnya rutin.
3. Berdasarkan Pengaruh Manajemen Terhadap Biaya
a. Biaya Terkendali (Controllable Cost). Adalah biaya yang secara langsung dapat dipengaruhi
oleh seorang manajer tingkatan tertentu dalam jangka waktu tertentu.
b. Biaya Tidak Terkendali (Uncontrollable Cost). Adalah biaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh
seorang manajer atau pejabat tingkatan tertentu.
4. Karakteristik Biaya Dihubungkan Dengan Keluarannya
a. Biaya Engineered. Adalah elemen biaya yang mempunyai hubungan phisik yang eksplisit
dengan output.
b. Biaya Discretionary. Biaya ini disebut juga managed cost atau programmed cost adalah semua
biaya yang tidak mempunyai hubungan yang akurat dengan output.
c. Biaya Commited atau biaya kapasitas. Adalah semua biaya yang terjadi
dalam rangka untuk mempertahankan kapasitas atau kemampuan organisasi dalam kegiatan
produksi, pemasaran dan administrasi.
5. Pengaruh Perubahan Volume Kegiatan Terhadap Biaya
a. Biaya Tetap. Yaitu biaya yang jumlah tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan
sampai pada tingkatan tertentu. Biaya tetap perunit berubah
berbanding terbalik dengan perubahan volume kegiatan.
b. Biaya Variabel. Biaya variabel mengasumsikan hubungan linear antara biaya
aktifitas tersebut. Biaya variabel yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah
secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar volume
kegiatan maka semakin besar pula jumlah total biaya variabel.
c. Biaya Semi Variabel. Yaitu biaya dimana jumlah totalnya berubah sesuai
dengan perubahan volume kegiatan, akan tetapi sifat perubahannya tidak
sebanding/proporsional.
6. Berdasarkan Objek yang dibiayainya
a. Biaya Langsung. Biaya yang terjadi atau manfaatnya dapat diidentifikasi
kepada objek atau pusat biaya tertentu.
b. Biaya Tidak Langsung. Biaya yang terjadi atau manfaatnya tidak dapat
diidentifikasi pada objek atau pusat biaya tertentu, atau biaya yang
manfaatnya dinikmati oleh beberapa objek atau pusat biaya.
E. Sistem Akuntansi Biaya
Sistem akuntansi biaya (cost system) dapat dikelompokkan menjadi dua
sistem yaitu :
1. Actual Cost System (Sistem Harga Pokok Sesungguhnya). Yaitu sistem
pembebanan harga pokok kepada produk atau pesanan yang dihasilkan sesuai
dengan harga pokok yang sesungguhnya dinikmati. Pada sistem ini, harga pokok
produksi baru dapat dihitung pada akhir periode setelah biaya sesungguhnya
dikumpulkan.
2. Standard Cost System (Sistem Harga Pokok Standar). Yaitu sistem pembebanan harga pokok kepada
produk atau pesanan yang dihasilkan sebesar harga pokok yang telah ditentukan/ditaksir sebelum suatu
produk atau pesanan dikerjakan.
ABC (Activity Based Cost) System
9. Diuji coba pada awal dekade 1990-an di USA
F. Sistem Pengumpulan Harga Pokok
1. Job Order Cost. Yaitu suatu metode pengumpulan harga pokok produk yang
dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak. Jadi setiap ada pesanan
mempunyai harga pokok tersendiri yang dibuat dalam job cost sheet. Pada
metode ini, produksi dilakukan untuk memenuhi pesanan pelanggan.
2. Process Cost. Yaitu metode pengumpulan harga pokok produk dimana biaya
dikumpulkan untuk setiap satuan waktu. Pada metode ini, proses produksi
diperusahaan dilaksanakan secara terus menerus, barang yang dihasilkan
homogen, dan perhitungan harga pokok produksi didasarkan atas waktu. Pada
metode ini, produksi dilakukan untuk memenuhi stock.
G. Manfaat Biaya Perunit.
1. Perusahaan Munafaktur
Sistem akuntansi biaya memiliki tujuan pengukuran dan pembebanan biaya
sehingga biaya perunit dari suatu produk dapat ditentukan. Informasi biaya perunit
adalah sangat penting bagi perusahaan manufaktur untuk penilaian persediaan,
penentuan laba, dan pengambilan keputusan lainnya. Pengungkapan biaya
persediaan dan penentuan laba adalah kebutuhan pelaporan keuangan yang dihadapi setiap perusahaan pada
setiap akhir periode.
Untuk menentukan biaya perunit, maka total biaya yang digunakan
tergantung tujuan informasi tersebut. Perusahaan dapat menggunakan biaya
produksi, atau biaya variabel, atau biaya produksi ditambah biaya non produksi.
Untuk pembuatan laporan keuangan untuk pihak eksternal, maka informasi biaya perunit diperoleh dari total
biaya produksi, sedangkan untuk pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak pesanan khusus,
dalam kondisi perusahaan beroperasi dibawah kapasitas produksi, maka informasi biaya yang dibutuhkan
adalah informasi biaya variabel.
Perusahaan munafaktur, Pada umumnya Akuntansi biaya yang dibahas dalam mata kuliah ini adalah yang
diterapkan dalam perusahaan manufaktur. Alasannya lebih kompleks apabila dibandingkan dg perusahaan
lain. Kegiatan pokok perusahaan manufaktur yakni mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap
untuk dijual.
Fungsi pokok dalam perusahaan manufaktur
a. Fungsi produksi
b. Fungsi pemasaran
c. Fungsi administrasi dan umum.
Berdasarkan fungsi di atas, maka dalam perusahaan manufaktur dapat dibagi menjadi : Biaya produksi, biaya
pemasaran dan biaya administrasi & umum.
Perusahaan Manufaktur ◊ Yakni Perusahaan yang kegiatannya mengolah bahan baku menjadi produk jadi
dan melakukan penjualan produk tersebut kepada konsumen atau perusahaan manufaktur lain.
Kegiatan pengolahan bahan baku, menjadi produk jadi memer- lukan 3 kelompok pengorbanan sumber
ekonomi, yakni :
(1) Pengorbanan bahan baku
(2) Pengorbanan jasa tenaga kerja,dan
(3) Pengorbanan jasa fasilitas.
10. Dalam pemasaran produk jadi, juga memerlukan pengorbanan sumber ekonomi, yakni :
(1) Biaya produksi : terdiri biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
(2) Biaya pemasaran
(3) Biaya administrasi dan umum.
Perusahaan dagang ◊ Perusahaan yang kegiatannya membeli barang dagangan dari perusahaan lain dan
melakukan penjualan barang tersebut kepada konsumen atau perusahaan manufaktur.
Untuk mendapatkan barang dagangan, perusahaan dagang mengeluarkan biaya, yang dalam laporan laba
rugi dikelompok kan menjadi 3 golongan yakni :
(1) Harga pokok penjualan
(2) Biaya pemasaran
Biaya administrasi dan umum
2. Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa juga memerlukan informasi biaya perunit. Pada dasarnya
untuk menghitung biaya perunit antara perusahaan jasa maupun perusahaan
manufaktur adalah sama. Pertama sekali, perusahaan jasa yang disediakan dan
mengidentifikasi total biaya untuk unit jasa yang disediakan.
Perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur menggunakan data biaya
dengan tujuan yang sama, yaitu untuk menentukan profitabilitas, kelayakan untuk
memperkenalkan layanan baru, membuat keputusan harga jual dan lainnya, hanya
perusahaan jasa tidak memerlukan data biaya untuk menentukan nilai persediaan,
karena jasa tidak menghasilkan produk fisik.
H. Kalkulasi Biaya Produk Tradisional
Kalkulasi biaya produk tradisional hanya membebankan biaya produksi pada produk. Pembebanan biaya
utama keproduk tidak memiliki kesulitan, karena dapat menggunakan penelusuran langsung atau
penelusuran penggerak yang sangat akurat. Tetapi sebaliknya, biaya overhead memiliki masalah dalam
pembebanan biaya ke produk, karena hubungan antara masukan dan keluaran tidak dapat diobservasi secara
fisik.
Dalam sistem biaya tradisional, untuk membebankan biaya ke produk
digunakan penggerak aktifitas tingkat unit (unit level drivers), karena ini merupakan faktor yang
menyebabkan perubahan biaya sebagai akibat perubahan unit yang diproduksi. Contoh penggerak tingkat
unit yang secara umum digunakan untuk membebankan overhead meliputi :
1. Unit yang diproduksi
2. Jam tenaga kerja langsung
3. Tenaga kerja langsung (rupiah)
4. Jam mesin
5. Bahan langsung
Setelah mengidentifikasi penggerak (driver) tingkat unit, lalu memprediksi
tingkat keluaran aktifitas yang diukur oleh penggerak tersebut, yaitu apakah
berdasarkan aktifitas aktual yang diharapkan (expected activity level) dan aktifitas
normal (normal activity level). Expected activity level adalah output aktivitas yang diharapkan dicapai oleh
perusahaan pada tahun yang akan datang, sedangkan
normal activity level adalah output aktivitas rata-rata yang merupakan pengalaman perusahaan dalam jangka
panjang. Aktivitas normal mempunyai keunggulan berupa penggunaan tingkat aktifitas yang sama dari tahun
ketahun, sehingga pembebanan overhead ke produk tidak begitu berfluktuasi.
11. I. Keterbatasan Sistem Akuntansi Biaya
Tarif pabrik menyeluruh dan tarif departemental telah digunakan beberapa
dekade dan terus digunakan secara sukses. Namun pada beberapa situasi tarif
tersebut menimbulkan distorsi yang dapat membuat stress perusahaan yang
berproduksi dalam lingkungan produksi canggih (advanced manufacturing
environment). Gejala-gejala dari sistem biaya yang ketinggalan jaman diantaranya
sebagai berikut :
1. Hasil dari penawaran sulit dijelaskan
2. Harga pesaing nampak lebih rendah sehingga kelihatan tidak masuk akal.
3. Produk-produk yang sulit diproduksi menunjukkan laba yang tinggi.
4. Manajer operasional ingin menghentikan produk-produk yang kelihatan
menguntungkan.
5. Marjin laba sulit dijelaskan
6. Pelanggan tidak mengeluh atas biaya naiknya harga
7. Departemen akuntansi menghabiskan banyak waktu untuk memberi data
biaya bagi proyek khusus.
8. Biaya produk berubah karena perubahan peraturan pelaporan
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya
Pengertian Akuntansi Biaya Adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya
pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu serta penafsiran terhadapnya.
BiayaDalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomis, yang diukur dalam satuan uang, yang telah
terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam arti sempit biaya merupakan
bagian daripada harga pokok yang dikorbankan di dalam usaha untuk memperoleh penghasilan.
Tujuan Akuntansi Biaya Yakni untuk menyediakan informasi biaya bagi kepentingan manajemen guna
membantu mereka di dalam mengelola perusahaan atau bagiannya.
Perusahaan munafaktur, Pada umumnya Akuntansi biaya yang dibahas dalam mata kuliah ini adalah yang
diterapkan dalam perusahaan manufaktur. Alasannya lebih kompleks apabila dibandingkan dg perusahaan
lain. Kegiatan pokok perusahaan manufaktur yakni mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap
untuk dijual.
Fungsi pokok dalam perusahaan manufaktur
a. Fungsi produksi
b. Fungsi pemasaran
c. Fungsi administrasi dan umum.
Berdasarka¬n fungsi di atas, maka dalam perusahaan manufaktur dapat dibagi menjadi : Biaya produksi,
biaya pemasaran dan biaya administrasi & umum.
2. Klasifikasi Biaya (Penggolongan Biaya)
Biaya dapat digolongkan menjadi beberapa golongan atas dasar, yakni sebagai berikut :
1.Obyek Pengeluaran
2.Fungsi-Fungsi Pokok Perusahaan.
12. 3.Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang Dibiayai.
4.Atas Dasar Tingkah Lakunya terhadap Perubahan Volume Kegiatan.
5.Jangka Waktu
3. Metode Pengumpulan Biaya Produksi.
Pengumpulan harga pokok produksi dapat ditentukan oleh cara produksi, yakni : a) Produksi atas dasar
pesanan dan b) Produksi massa. Perusahaan yang berproduksi berdasar pesanan menggunakan metode harga
pokok pesanan (job order cost method) . Sedangkan perusahaan yang berproduksi massa, mengumpulkan
harga pokok produksi dengan menggunakan metode harga pokok proses (proses cost method).
4. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi
Yakni merupakan cara memperhitungkan unsure-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi. Ada dua
pendekatan, : (1) Full Costing dan (2) Variable Costing. Full Costing merupakan metode penentuan harga
pokok produksi yang memperhitungkan semua unsure biaya produksi ked ala harga pokok produksi baik
yang bersifat variabel maupun tetap.
Variable Costing yakni Metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya
produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi.
5. Perbandingan Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur dengan Laporan Laba Rugi Perusaha- an
Dagang.
Perusahaan dagang ◊ Perusahaan yang kegiatannya membeli barang dagangan dari perusahaan lain dan
melakukan penjualan barang tersebut kepada konsumen atau perusahaan manufaktur.
Untuk mendapatkan barang dagangan, perusahaan dagang mengeluarkan biaya, yang dalam laporan laba
rugi dikelompok kan menjadi 3 golongan yakni :
(3) Harga pokok penjualan
(4) Biaya pemasaran
(5) Biaya administrasi dan umum
Perusahaan Manufaktur ◊ Yakni Perusahaan yang kegiatannya mengolah bahan baku menjadi produk jadi
dan melakukan penjualan produk tersebut kepada konsumen atau perusahaan manufaktur lain.
Kegiatan pengolahan bahan baku, menjadi produk jadi memer- lukan 3 kelompok pengorbanan sumber
ekonomi, yakni :
(4) Pengorbanan bahan baku
(5) Pengorbanan jasa tenaga kerja,dan
(6) Pengorbanan jasa fasilitas.
Dalam pemasaran produk jadi, juga memerlukan pengorbanan sumber ekonomi, yakni :
(4) Biaya produksi : terdiri biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
(5) Biaya pemasaran
(6) Biaya administrasi dan umum.
13. Berikut Contoh Soal beserta jawaban Akuntansi Biaya :
Metode Harga Pokok Pesanan
Job Order Cost Method
PT. CAHAYAadalah perusahaan yang bergerak dalam bidang percetakan dengan menggunakan metode
harga pokok pesanan. Pada bulan November 2014 perusahaan mendapat pesanan untuk mencetak
brosur sebanyak 5.000 lembar dari CV. REMBULANdengan harga yang dibebankan adalah Rp.
2.500,-per lembar. Pada bulan yang sama perusahaan juga menerima pesanan sebanyak 50 spanduk
dari CV. NUR dengan harga Rp. 425.000,-per buah. Pesanan dari CV. REMBULANdiberi kode
pesanan BUKU-01 dan pesanan dari CV. NURdiberi nomor BUKU-02.
Data Kegiatan dan Produksi
1. Pada tanggal 11 November 2014 dibeli bahan baku dan penolong dengan cara kredit yakni sebagai
berikut :
Bahan Baku
Kertas untuk brosur Rp. 2.150.000,-
Kain putih 200 meter Rp. 3.750.000,-
Jumlah bahan baku Rp. 5.900.000,-
Bahan Penolong
Bahan Penolong B1 Rp. 450.000,-
Bahan Penolong B2 Rp. 550.000,-
Jumlah bahan penolong Rp.1.000.000,-
2. Dalam pemakaian bahan baku dan penolong untuk memproses pesanan BUKU-01 dan BUKU-02
Bahan baku kertas dan bahan penolong B1 digunakan untuk memproses pesanan BUKU-01, sedangkan
bahan baku kain dan bahan penolong B2 dipakai untuk memproses pesanan BUKU-02
14. 3. Untuk penentuan Biaya Tenaga Kerja yang dikeluarkan oleh departemen produksi menggunakan jam
tenaga kerja langsung dengan perhitungan sebagai berikut.
a. Upah langsung untuk pesanan BUKU-01 240jam @Rp.9.000,-
b. Upah langsung untuk pesanan BUKU-02 360 jam @Rp.9.000,-
c. Upah tidak langsung adalah Rp.2.500.000,-
d. Gaji Karyawan Bagian Pemasaran dikeluarkan sebesar Rp.4.000.000,-
e. Gaji Karyawan Bagian Administrasi & Umum sebesar Rp. 2.250.000,-
4. Pencatatan Biaya Overhead Pabrik Perusahaan dalam hal ini menggunakan tarif BOP sebesar 150% dari
Biaya Tenaga Kerja Langsung, baik pesanan BUKU-01 dan BUKU-02.
Biaya overhead pabrik sesungguhnya terjadi dalam kaitannya dengan pesanan diatas, adalah sebagai
berikut.
Biaya pemeliharaan gedung Rp. 500.000
Biaya depresiasi gedung pabrik Rp. 1.000.000
Biaya depresiasi mesin Rp. 1.500.000
Biaya pemeliharaan mesin Rp. 250.000
Biaya Asuransi gedung pabrik & mesin Rp. 750.000
5. Pencatatan Harga Pokok Produk jadi.
Berdasarkan informasi untuk pesanan BUKU-01 telah selesai dikerjakan.
6. Pencatatan Harga Pokok Produk Dalam Proses.
Berdasarkan informasi diketahui bahwa untuk pesanan BUKU-02 masih dalam proses penyelesaian.
7. Pencatatan Harga Pokok Produk yang dijual.
Pesanan BUKU-01 telah diserahkan kepada pemesan. Dan dari penyerahan tersebut pe
mesan akan membayar dengan cara kredit.
Penyelesaian :
Metode Harga Pokok Pesanan
Job Order Cost Method
Jurnal-Jurnal yang diperlukan :
1. Pencatatan Pembelian Bahan Baku & Penolong
Persediaan Bahan Baku Rp. 5.900.000,-
Hutang Dagang Rp. 5.900.000,-
Persediaan Bahan Penolong Rp. 1.000.000,-
15. Hutang Dagang Rp. 1.000.000,-
2. Pencatatan Pemakaian Bahan Baku & Penolong
BDP – Biaya Bahan Baku Rp. 5.900.000,-
Persediaan Bahan Baku Rp. 5.900.000,-
BOP – Sesungguhnya Rp. 1.000.000,-
Persediaan Bahan Penolong Rp. 1.000.000,-
3. Pencatatan Biaya Tenaga Kerja
a. Pencatatan Biaya Tenaga Kerja yang terutang
Gaji & Upah Rp. 14.150.000,-
Utang Gaji & Upah Rp. 14.150.000,-
b. Pencatatan Distribusi Biaya TK
Biaya TK Langsung Rp. 5.400.000,-
Biaya TK Tdk Langsung Rp. 2.500.000,-
Biaya Pemasaran Rp. 4.000.000,-
Biaya Adm & Umum Rp. 2.250.000,-
Gaji & Upah Rp. 14.150.000,-
16. c. Pembayaran Gaji & Upah
Utang Gaji & Upah Rp. 14.150.000,-
Kas Rp. 14.150.000,-
4. Pencatatan Biaya Overhead Pabrik
BDP – Biaya Overhead Pabrik Rp. 8.100.000,-
BOP yg Dibebankan Rp. 8.100.000,-
BOP yg Sesungguhnya Rp. 4.000.000,-
Persediaan Bahan Bangunan Rp. 500.000,-
Akum. Depr. Gedung Pabrik Rp. 1.000.000,-
Akum. Depr. Mesin Rp. 1.500.000,-
Persediaan Suku Cadang Rp. 250.000,-
Persekot Asuransi Rp. 750.000,-
BOP yg Dibebankan Rp. 8.100.000,-
BOP yg Sesungguhnya Rp. 8.100.000,-
Selisih BOP :
Untuk menentukan selisih BOP dicari dengan cara membandingkan antara jumlah BOP yang dibebankan
dengan jumlah seluruh BOP yang sesungguhnya terjadi.
Berdasarkan soal di atas, selisih BOP dapat ditentukan dengan cara :
BOP yang Sesungguhnya:
Jurnal No. #2 Rp. 1.000.000,-
Jurnal No. #3b Rp. 2.500.000,-
Jurnal No. #4 Rp. 4.000.000,-
Jumlah BOP yg Sesungguhnya Rp. 7.500.000,-
BOP yang Dibebankan Rp. 8.100.000,-
(Selisih pembebanan lebih)
17. Jurnal Selisih BOP
BOP yg Sesungguhnya Rp. 600.000,-
Selisih BOP Rp. 600.000,-
5. Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi (ELANG-01)
Persediaan Produk Jadi Rp. 8.000.000,-
BDP- Biaya Bahan Baku Rp. 2.600.000,-
BDP- Biaya TK Langsung Rp. 2.160.000,-
BDP- Biaya Overhead Pabrik Rp. 3.240.000,-
6. Pencatatan Harga Pokok Produk Dlm Proses (ELANG-02)
Persediaan PDP Rp. 12.400.000,-
BDP- Biaya Bahan Baku Rp. 4.300.000,-
BDP- Biaya TK Langsung Rp. 3.240.000,-
BDP- Biaya Overhead Pabrik Rp. 4.860.000,-
7. Pencatatan Harga Pokok Produk yg Dijual
Harga Pokok Produksi Rp. 8.000.000,-
Persediaan Produk jadi Rp. 8.000.000,-
Piutang Dagang Rp. 12.500.000,-
Harga Pokok Produksi Rp. 12.500.000,-
18. DAFTAR PUSTAKA
1. Mulyadi, 2002. Akuntansi Biaya, Yogyakarta: Aditya Media
2. Mulyadi, Akuntansi Biaya, Yogyakarta : BPFE Yogyakarta 2008
3. Erlina, SE : fungsi dan pengertian akutansi biaya
Fakultas Ekonomi universitas sumatra utara.
4. Soemarso S.R Akuntansi suatu pengantar I dan II Edisi kedua, Jakarta: Lenbaga penerbit FEUI