Dokumen tersebut membahas pelaksanaan layanan kesehatan di sekolah yang mencakup penjaringan kesehatan, pemeriksaan berkala, imunisasi, dan pemberian tablet tambah darah. Jenis pemeriksaan kesehatan yang dilakukan meliputi status gizi, tanda vital, kesehatan gigi dan mulut, penglihatan, pendengaran, dan lainnya. Dokumen ini juga menjelaskan peran guru dan kader kesehatan sekolah dalam pelaks
Dokumen tersebut merupakan kerangka acuan kegiatan pemeriksaan kesehatan anak usia sekolah dan remaja oleh Dinas Kesehatan Kota Depok yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan peserta didik, mencari masalah kesehatan dini, dan mengumpulkan data kesehatan. Kegiatannya meliputi penjaringan kesehatan, pemeriksaan berkala, dan skrining kesehatan untuk siswa kelas 1-12 di wilayah C
Deteksi dini tumbuh kembang anak meliputi pengukuran pertumbuhan fisik, pengujian fungsi organ sensorik, dan penilaian perkembangan emosional dan sosial untuk menemukan penyimpangan secara dini. Berbagai tes dilakukan sesuai jadwal umur anak untuk memantau perkembangannya.
Dokumen tersebut membahas tentang pemantauan pertumbuhan balita di posyandu yang meliputi proses penimbangan, pencatatan, penilaian status gizi, dan tindakan yang diberikan berdasarkan hasil penilaian tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pemantauan pertumbuhan balita dijelaskan seperti fasilitas, kelengkapan, jumlah dan pelatihan petugas posyandu. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pemant
Dokumen tersebut merupakan kerangka acuan kegiatan pemeriksaan kesehatan anak usia sekolah dan remaja oleh Dinas Kesehatan Kota Depok yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan peserta didik, mencari masalah kesehatan dini, dan mengumpulkan data kesehatan. Kegiatannya meliputi penjaringan kesehatan, pemeriksaan berkala, dan skrining kesehatan untuk siswa kelas 1-12 di wilayah C
Deteksi dini tumbuh kembang anak meliputi pengukuran pertumbuhan fisik, pengujian fungsi organ sensorik, dan penilaian perkembangan emosional dan sosial untuk menemukan penyimpangan secara dini. Berbagai tes dilakukan sesuai jadwal umur anak untuk memantau perkembangannya.
Dokumen tersebut membahas tentang pemantauan pertumbuhan balita di posyandu yang meliputi proses penimbangan, pencatatan, penilaian status gizi, dan tindakan yang diberikan berdasarkan hasil penilaian tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pemantauan pertumbuhan balita dijelaskan seperti fasilitas, kelengkapan, jumlah dan pelatihan petugas posyandu. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pemant
Modul ini membahas konsep dasar ilmu gizi bagi perawat, termasuk tujuan pembelajaran umum dan khusus tentang penilaian status gizi. Metode penilaian status gizi dibahas meliputi antropometri, pemeriksaan klinis, biokimia, dan biofisik secara langsung, serta survei konsumsi makanan, statistik vital, dan faktor ekologi secara tidak langsung. Antropometri digunakan untuk menilai status gizi dengan
Dokumen tersebut membahas tentang Denver Developmental Screening Test (DDST) sebagai metode pengkajian perkembangan anak, pertumbuhan, dan perkembangan pada berbagai kelompok umur. DDST digunakan untuk menilai 4 aspek perkembangan anak antara 0-6 tahun meliputi motorik kasar, bahasa, motorik halus, dan personal-social. Pertumbuhan dan perkembangan dinilai melalui ukuran fisik dan kemampuan fungsi. Tumbuh ke
Dokumen tersebut membahas tentang deteksi dini berbagai penyakit tidak menular melalui pemeriksaan risiko faktor seperti tekanan darah, kadar gula darah, dan kuesioner untuk penyakit paru obstruktif kronis. Dokumen ini juga menjelaskan penilaian status fungsional, mental, kognitif, dan nutrisi pasien lanjut usia menggunakan beberapa instrumen. Deteksi dini dipandang penting untuk diagnosis awal dan intervens
Bahan Pertemuan Sosialisasi Stratifikasi UKS M 4 Desember 2020.pptxTeguhApridinata1
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan dan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah dan remaja di Indonesia, meliputi pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat. Dokumen ini juga menjelaskan strategi stratifikasi pelayanan kesehatan sekolah berdasarkan indikator yang telah ditetapkan.
Area limbik berkembang lebih dulu mulai awal masa
remaja, sementara area pre-frontal korteks akan
matang di usia 24-25 tahun. Maka, remaja
didominiasi oleh sikap emosional, impulsifitas dan
keinginan mencoba hal baru tanpa memikirkan
akibatnya termasuk pada perilaku yang berisiko .
Namun perlu diingat bahwa kemampuan mencoba
hal baru dan impulsivitas diperlukan remaja untuk
mengembangkan diri dan mencari identitas dirinya
melalui PKHS/Life skills
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
Modul ini membahas konsep dasar ilmu gizi bagi perawat, termasuk tujuan pembelajaran umum dan khusus tentang penilaian status gizi. Metode penilaian status gizi dibahas meliputi antropometri, pemeriksaan klinis, biokimia, dan biofisik secara langsung, serta survei konsumsi makanan, statistik vital, dan faktor ekologi secara tidak langsung. Antropometri digunakan untuk menilai status gizi dengan
Dokumen tersebut membahas tentang Denver Developmental Screening Test (DDST) sebagai metode pengkajian perkembangan anak, pertumbuhan, dan perkembangan pada berbagai kelompok umur. DDST digunakan untuk menilai 4 aspek perkembangan anak antara 0-6 tahun meliputi motorik kasar, bahasa, motorik halus, dan personal-social. Pertumbuhan dan perkembangan dinilai melalui ukuran fisik dan kemampuan fungsi. Tumbuh ke
Dokumen tersebut membahas tentang deteksi dini berbagai penyakit tidak menular melalui pemeriksaan risiko faktor seperti tekanan darah, kadar gula darah, dan kuesioner untuk penyakit paru obstruktif kronis. Dokumen ini juga menjelaskan penilaian status fungsional, mental, kognitif, dan nutrisi pasien lanjut usia menggunakan beberapa instrumen. Deteksi dini dipandang penting untuk diagnosis awal dan intervens
Bahan Pertemuan Sosialisasi Stratifikasi UKS M 4 Desember 2020.pptxTeguhApridinata1
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan dan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah dan remaja di Indonesia, meliputi pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat. Dokumen ini juga menjelaskan strategi stratifikasi pelayanan kesehatan sekolah berdasarkan indikator yang telah ditetapkan.
Area limbik berkembang lebih dulu mulai awal masa
remaja, sementara area pre-frontal korteks akan
matang di usia 24-25 tahun. Maka, remaja
didominiasi oleh sikap emosional, impulsifitas dan
keinginan mencoba hal baru tanpa memikirkan
akibatnya termasuk pada perilaku yang berisiko .
Namun perlu diingat bahwa kemampuan mencoba
hal baru dan impulsivitas diperlukan remaja untuk
mengembangkan diri dan mencari identitas dirinya
melalui PKHS/Life skills
Similar to (Kesga) Pelayanan sekolah Renta.pptx (20)
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
3. PELAYANAN
KESEHATAN
PENJARINGAN
KESEHATAN &
PEMERIKSAAN
BERKALA
PEMBERIAN
TABLET FE BAGI
REMATRI
BULAN
IMUNISASI
ANAK SEKOLAH
(TT LONG LIVE)
PEMBERIAN
OBAT CACING
PESERTA DIDIK
SD/MI
Paket pemeriksaan
SD/MI SMP/MTs-SMA/SMK/MA
TB/ BB
Gigi mulut
Visus
Pendengaran
+
Kebugaran
Kuesioner, Intelegensia,
mental, kespro, gaya hidup
TB/BB
Tekanan darah
Visus
Pendengaran
+
Kebugaran
Kuesioner, Intelegensia,
mental, kespro, gaya hidup
TTD Rematri diberikan bagi Remaja
Putri berusia 12-18 tahun yang
bersekolah di SLTP dan SLTA
1 kapsul setiap minggu
3
4.
5. Penjaringan kesehatan bagi peserta didik
kelas 1, kelas 7 dan kelas 10 di seluruh
SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA di wilayah
kerja puskesmas
Pemeriksaan Kesehatan Berkala
dilaksanakan bagi peserta didik kelas 2-6, 8-
9 dan 11-12 di seluruh SD/MI, SMP/MTs,
SMA/SMK/MA di wilayah kerja puskesmas.
Dilaksanakan minimal 1 kali dalam setahun
Penjaringan Kesehatan dan Pemeriksaan Berkala
Presentase
Sekolah
(Puskesmas) yang
melaksanakan
penjaringan
kesehatan untuk
peserta didik kelas
1, 7 dan 10 tahun
2017
Jumlah Sekolah (Puskesmas) yang
melaksanakan penjaringan kesehatan
peserta didik kelas 1 SD/MI, 7 SMP/MTs
dan 10 SMA/MA/SMK di suatu wilayah
dalam tahun ajaran 2016 - 2017
Jumlah seluruh Sekolah
(Puskesmas) di satu wilayah
dalam tahun 2017
x 100%
=
Jan 2016 Juli 2016 Des 2016
Tahun Ajaran 2016/ 2017
Juli 2017 Des 2017
Tahun Ajaran 2017/2018
Tahun Ajaran 2016/ 2017
Jan 2017
Tahun Ajaran 2015/ 2016
Contoh perhitungan cakupan
6. RPJMN, RENSTRA dan SPM Bidang Kesehatan
Untuk Kesehatan Usia Sekolah
DOKUMEN INDIKATOR
TARGET
2015 2016 2017 2018 2019
Perpres no 2/ 2015
RPJMN 2015-2019
Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan
kesehatan untuk peserta didik kelas I, VII, dan X
30% 40% 50% 55% 60%
Kepmenkes No.
HK.02.02/Menkes/52/201
5 Renstra Kemenkes 2015-
2019
Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan
kesehatan untuk peserta didik kelas I
50% 55% 60% 65% 70%
Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan
kesehatan untuk peserta didik kelas VII, dan X
30% 40% 50% 55% 60%
Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kegiatan
kesehatan remaja
25% 30% 35% 40% 45%
Persentase remaja puteri yang mendapat Tablet Tambah
Darah (TTD)
10% 15% 20% 25% 30%
Menurunnya prevalensi merokok pada pada usia ≤ 18
tahun
5,4%
Kepmenkes No. 43/2016
tentang SPM Kesehatan
Persentase Peserta Didik kelas I dan VII Mendapatkan
penjaringan kesehatan
100%
7. Jenis Pemeriksaan
Jenis Pemeriksaan Dilakukan pada peserta didik di
1a Riwayat Kesehatan
Peserta Didik
SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs,
SMA/SMK/SMALB/MA
1b Penilaian Status
Imunisasi
SD/SDLB/MI
1c Riwayat Kesehatan
Keluarga
SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs,
SMA/SMK/SMALB/MA
1d Pemeriksaan Gaya
Hidup
SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs,
SMA/SMK/SMALB/MA
1e Kesehatan
Reproduksi
Mulai kelas 4 SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs,
SMA/SMK/SMALB/MA
1f Kesehatan Mental SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs,
SMA/SMK/SMALB/MA kecuali SLB C dan F
1g Kesehatan
Intelegensia
SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs,
SMA/SMK/SMALB/MA
Jenis Pemeriksaan Dilakukan pada peserta didik di
2a Tanda Vital SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs,
SMA/SMK/SMALB/MA
2b Status Gizi SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs,
SMA/SMK/SMALB/MA
2c Kebersihan Diri SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs,
SMA/SMK/SMALB/MA
2d Kesehatan Indera Penglihatan SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA,
termasuk SLB-A
2e Kesehatan Indera Pendengaran SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA,
termasuk SLB-B
2f Pemeriksaan Gigi dan Mulut SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs,
SMA/SMK/SMALB/MA
2g Pemeriksaan Pemakaian Alat
Bantu
SLB
2h Pemeriksaan Kebugaran
Jasmani
Mulai kelas 4 SD/MI, SMP/MTs,
SMA/SMK/SMA, tidak dilakukan di SLB
9. Pemeriksaan Status Gizi Risiko status gizi kurang, status gizi
lebih, anemia gizi besi
Pemeriksaan Tanda tanda vital Risiko kelainan jantung, paru, dll
Pemeriksaan Kesehatan Gigi
dan Mulut
Melihat PHBS, risiko kusta, dll
Pemeriksaan Kesehatan
Penglihatan
Risiko kelainan visis/refraksi, buta
warna,
Pemeriksaan Kesehatan
Pendengaran
Risiko serumen, infeksi, gangguan
tajam pendengaran
10. Peran Guru dan kader kesehatan sekolah
dalam penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala
Jenis Pemeriksaan
Riwayat kesehatan
Riwayat imunisasi
Status gizi
Kesehatan penglihatan
Kesehatan pendengaran
Kesehatan gigi dan mulut
Kesehatan intelegensia
Kesehatan mental emosional
Kesehatan reproduksi
Gaya Hidup
Kebersihan Diri
Penggunaan Alat Bantu
Kebugaran Jasmani
Informasi pengisian riwayat kesehatan dan riwayat imunisasi oleh
masing-masing orang tua/wali
Pengumpulan kuesioner penjaringan kesehatan/pemeriksaan
berkala
Penilaian Skoring Gaya Hidup, Kesehatan Reproduksi, Kesehatan
Mental Emosional, Kesehatan Intelegensia
Pemeriksaan Kebersihan diri peserta didik
Pengukuran BB dan TB
Pengukuran dan Penilaian Kebugaran Jasmani
Pencatatan Hasil di Buku Rapor Kesehatanku
14. PENILAIAN KUESIONER MODALITAS BELAJAR
Modalitas Belajar :
1). V : Visual
2). A : Auditorik
3). K : Kinestetik
Modalitas Belajar :
1). Skor < 12 : Belum Optimal
2). Skor 12-18 : Cukup Optimal
3). Skor >18 : Optimal
Skor Modalitas Tiper Belajar Visual = 20 (optimal)
Skor Modalitas Tiper Belajar Auditori = 18 (cukup optimal)
Skor Modalitas Tiper Belajar Kinestetik = 15 (cukup optimal)
15. Pengukuran dan Penilaian Kebugaran Jasmani
• Metode Pengukuran : intsrumen TKJI yang telah ditetapkan sebagai instrumen yang
berlaku sebagai pengukuran kebugaran anak Indonesia single test
• Single Test tes Lari dengan jarak menengah sesuai dengan kelompok usia
• Persiapan tempat, Pemanasan sebelum memulai test, dll
16. 16
Pengukuran Status gizi
Paku/tempelk
an ujung
pita meteran
pada
dinding
Letakkan
microtoise di
lantai yang rata
dan menempel
pada dinding
yang tegak lurus
Tarik pita meteran
tegak lurus ke atas
sampai angka pada
jendela baca
menunjukan angka nol
Geser ke atas kepala
microtoise sampai
ujung pita yang
menempel pada paku
Prosedur Pengukuran BB
Letakan timbangan di tempat
yang datar
Pastikan posisi awal jarum pada
angka NOL
Posisikan anak berdiri di atas
(tengah) timbangan dan catat
Hasil
Catatan
Anak yang akan ditimbang
diupayakan berpakaian
seminimal mungkin dan tanpa
beban tambahan (misal :
sepatu, kaus kaki, topi, jaket,
perhiasan, hand phone, dll.)
1. Pengukuran BB dan TB
Prosedur Pengukuran TB
17. 17
Posisikan anak berdiri tegak
lurus dibawah microtoise
membelakangi dinding
Posisikan kepala anak berada
dibawah alat geser microtoise,
pandangan lurus ke depan
Tarik kepala microtoise
sampai puncak kepala balita
Posisikan kedua
lutut dan tumit rapat
Angka yang dibaca
adalah yang berada
pada garis merah dari
angka kecil ke arah
angka besar
71
72
71
72
Catat hasil pengukuran
Baca angka pada jendela baca
dan mata pembaca harus
sejajar dengan garis merah
Prosedur pengukuran Tinggi Badan
Posisikan anak tegak bebas,
bagian belakang kepala, tulang
belikat, pantat dan tumit
menempel ke dinding
18. Pengukuran Status gizi (2)
2. Perhitungan IMT dan Perawakan
Tubuh
Berat Badan (kg)
Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)
IMT =
• IMT : menunjukan Indeks Massa Tubuh
menunjukan proporsi BB menurut TB
• Perawakan menunjukan proporsi TB
menurut sesuai usia
3. Plot IMT/U pada grafik
4. Plot TB/U pada grafik
5. Catat hasil pengukuran di Buku
Rapor Kesehatan ku
19. Contoh
Eko, 12 tahun, tinggi badan 148 cm dan berat badan 38
kg, maka IMT Eko adalah :
38 = 17,3
1,48 x 1,48
20.
21.
22. Hasil Pemeriksaan Kesehatan
Untuk peserta didik yang menghasilkan
kesimpulan hasil pemeriksaan yang
kurang baik maka tenaga kesehatan
melakukan :
a. Memberikan surat pengantar rujukan ke
puskesmas/fasyankes untuk
pemeriksaan lanjutan, pengobatan dll
b. Puskesmas berkoordinasi dengan
sekolah pada saat umpan balik hasil
penjaringan kesehatan dan
pemeriksaan berkala, memberikan
saran rujukan ke Puskesmas/fasyankes
untuk peserta didik yang memerlukan.
Petugas Puskesmas meminta sekolah
untuk menginformasikan hasil
penjaringan kesehatan dan
pemeriksaan berkala ke orang tua
peserta didik dan saran rujukan tindak
lanjut ke Puskesmas/fasyankes
23.
24. Tindak Lanjut Hasil Penjarkes
• Rujukan ke Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
apabila didapatkan
Masalah Kesehatan
• Tindak Lanjut dan
Pemantauan oleh guru
sekolah
• Tindak Lanjut dan
Pemantauan oleh orang
tua
26. PENCEGAHAN ANEMIA
Mengonsumsi
Tablet Tambah Darah (TTD) 1 tablet/minggu setiap bulannya
(SE Nomor HK.03.03/V/0595/2016 ditetapkan tanggal 20 Juni 2016)
mengonsumsi bahan makanan sehari-hari yang mengandung tinggi zat
besi baik berasal dari hewani seperti hati sapi, hati ayam, daging, ikan,
telur dan lain lain. Sumber zat besi dari tumbuh-tumbuhan (nabati)
adalah kacang kedelai, kacang hijau, kacang merah kering, sayuran
hijau. Namun karena sukar diserap, diperlukan jumlah yang sangat
banyak untuk memenuhi sumber zat besi tersebut. Dianjurkan bila
mengonsumsi makanan kaya zat besi, makanlah bersama dengan
bahan makanan kaya vitamin C atau buah-buahan