SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
yandriana.files.wordpress.com/2009/12/e-learning.doc 4-12-2011
                                           Pengertian E-Learning
         Sekilas perlu kita pahami ulang apa e-Learning itu sebenarnya. E-Learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance
Learning) yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer dan/atau Internet. E-Learning memungkinkan
pembelajar untuk belajar melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti
pelajaran/perkuliahan di kelas. E-Learning sering pula dipahami sebagai suatu bentuk pembelajaran berbasis web yang bisa
diakses dari intranet di jaringan lokal atau internet. Sebenarnya materi e-Learning tidak harus didistribusikan secara on-line
baik melalui jaringan lokal maupun internet, distribusi secara off-line menggunakan media CD/DVD pun termasuk pola e-
Learning. Dalam hal ini aplikasi dan materi belajar dikembangkan sesuai kebutuhan dan didistribusikan melalui media
CD/DVD, selanjutnya pembelajar dapat memanfatkan CD/DVD tersebut dan belajar di tempat di mana dia berada.

Ada beberapa pengertian berkaitan dengan e-Learning sebagai berikut :

      • Pembelajaran jarak jauh.
E-Learning memungkinkan pembelajar untuk menimba ilmu tanpa harus secara fisik menghadiri kelas. Pembelajar bisa
berada di Semarang, sementara “instruktur” dan pelajaran yang diikuti berada di tempat lain, di kota lain bahkan di negara
lain. Interaksi bisa dijalankan secara on-line dan real-time ataupun secara off-line atau archieved.
Pembelajar belajar dari komputer di kantor ataupun di rumah dengan memanfaatkan koneksi jaringan lokal ataupun jaringan
Internet ataupun menggunakan media CD/DVD yang telah disiapkan. Materi belajar dikelola oleh sebuah pusat penyedia
materi di kampus/universitas, atau perusahaan penyedia content tertentu. Pembelajar bisa mengatur sendiri waktu belajar,
dan tempat dari mana ia mengakses pelajaran.

     • Pembelajaran dengan perangkat komputer
E-Learning disampaikan dengan memanfaatkan perangkat komputer. Pada umumnya perangkat dilengkapi perangkat
multimedia, dengan cd drive dan koneksi Internet ataupun Intranet lokal. Dengan memiliki komputer yang terkoneksi dengan
intranet ataupun Internet, pembelajar dapat berpartisipasi dalam e-Learning. Jumlah pembelajar yang bisa ikut berpartisipasi
tidak dibatasi dengan kapasitas kelas. Materi pelajaran dapat diketengahkan dengan kualitas yang lebih standar dibandingkan
kelas konvensional yang tergantung pada kondisi dari pengajar.

    •    Pembelajaran formal vs. informal
E-Learning bisa mencakup pembelajaran secara formal maupun informal. E-Learning secara formal, misalnya adalah
pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah
disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-Learning dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat
interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya, atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh
universitas dan perusahaan-perusahaan (biasanya perusahan konsultan) yang memang bergerak di bidang penyediaan jasa
e-Learning untuk umum. E-Learning bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana, misalnya
melalui sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa,
program, pengetahuan atau keterampilan tertentu pada masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya).

     • Pembelajaran yang ditunjang oleh para ahli di bidang masing-masing.
Walaupun sepertinya e-Learning diberikan hanya melalui perangkat komputer, e-Learning ternyata disiapkan, ditunjang,
dikelola oleh tim yang terdiri dari para ahli di bidang masing-masing, yaitu:

    1. Subject Matter Expert (SME) atau nara sumber dari pelatihan yang disampaikan
    2. Instructional Designer (ID), bertugas untuk secara sistematis mendesain materi dari SME menjadi materi e-Learning
       dengan memasukkan unsur metode pengajaran agar materi menjadi lebih interaktif, lebih mudah dan lebih menarik
       untuk dipelajari
    3. Graphic Designer (GD), mengubah materi text menjadi bentuk grafis dengan gambar, warna, dan layout yang enak
       dipandang, efektif dan menarik untuk dipelajari
    4. Ahli bidang Learning Management System (LMS). Mengelola sistem di website yang mengatur lalu lintas interaksi
       antara instruktur dengan siswa, antarsiswa dengan siswa lainnya.
Di sini, pembelajar bisa melihat modul-modul yang ditawarkan, bisa mengambil tugas-tugas dan test-test yang harus
dikerjakan, serta melihat jadwal diskusi secara maya dengan instruktur, nara sumber lain, dan pembelajar lain. Melalui LMS
ini, siswa juga bisa melihat nilai tugas dan test serta peringkatnya berdasarkan nilai (tugas ataupun test) yang diperoleh.

E-Learning tidak diberikan semata-mata oleh mesin, tetapi seperti juga pembelajaran secara konvensional di kelas,
e-Learning ditunjang oleh para ahli di berbagai bidang terkait.

                                                                            Belajar bisa untuk kesenangan,
                                                                                        bisa untuk hiasan,
                                                                 bisa untuk memperoleh Ilmu Pengetahuan.
                                                                                 ( Francis Bacon )
MENGENAL E-LEARNING
                                                                                      Asep Herman Suyanto
                                                                                       asep_hs@yahoo.com
                                                                          http://www.asep-hs.web.ugm.ac.id
         Jaya Kumar C. Koran (2002), mendefinisikan e-learning sebagai sembarang pengajaran dan
pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi
pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Ada pula yang menafsirkan e-learning sebagai bentuk pendidikan
jarak jauh yang dilakukan melalui media internet. Sedangkan Dong (dalam Kamarga, 2002) mendefinisikan e-
learning sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat elektronik komputer yang memperoleh
bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya. Atau e-learning didefinisikan sebagai berikut : e-Learning
is a generic term for all technologically supported learning using an array of teaching and learning tools as
phone bridging, audio and videotapes, teleconferencing, satellite transmissions, and the more recognized
web-based training or computer aided instruction also commonly referred to as online courses (Soekartawi,
Haryono dan Librero, 2002).
         Rosenberg (2001) menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk
mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Hal ini senada
dengan Cambell (2002), Kamarga (2002) yang intinya menekankan penggunaan internet dalam pendidikan
sebagai hakekat e-learning. Bahkan Onno W. Purbo (2002) menjelaskan bahwa istilah “e” atau singkatan dari
elektronik dalam e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung
usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet.
         Internet, Intranet, satelit, tape audio/video, TV interaktif dan CD-ROM adalah sebagian dari media
elektronik yang digunakan Pengajaran boleh disampaikan secara ‘synchronously’ (pada waktu yang sama)
ataupun ‘asynchronously’ (pada waktu yang berbeda). Materi pengajaran dan pembelajaran yang disampaikan
melalui media ini mempunyai teks, grafik, animasi, simulasi, audio dan video. Ia juga harus menyediakan
kemudahan untuk ‘discussion group’ dengan bantuan profesional dalam bidangnya.
         Perbedaan Pembelajaran Tradisional dengan e-learning yaitu kelas ‘tradisional’, guru dianggap sebagai
orang yang serba tahu dan ditugaskan untuk menyalurkan ilmu pengetahuan kepada pelajarnya. Sedangkan di
dalam pembelajaran ‘e-learning’ fokus utamanya adalah pelajar. Pelajar mandiri pada waktu tertentu dan
bertanggung-jawab untuk pembelajarannya. Suasana pembelajaran ‘e-learning’ akan ‘memaksa’ pelajar
memainkan peranan yang lebih aktif dalam pembelajarannya. Pelajar membuat perancangan dan mencari
materi dengan usaha, dan inisiatif sendiri.
         Khoe Yao Tung (2000) mengatakan bahwa setelah kehadiran guru dalam arti sebenarnya, internet
akan menjadi suplemen dan komplemen dalam menjadikan wakil guru yang mewakili sumber belajar yang
penting di dunia.
         Cisco (2001) menjelaskan filosofis e-learning sebagai berikut.
     Pertama, elearning merupakan penyampaian informasi, komunikasi, pendidikan, pelatihan secara on-line.
     Kedua, e-learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai belajar secara
      konvensional (model belajar konvensional, kajian terhadap buku teks, CD-ROM, dan pelatihan berbasis
      komputer) sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan globalisasi.
     Ketiga, e-learning tidak berarti menggantikan model belajar konvensional di dalam kelas, tetapi
      memperkuat model belajar tersebut melalui pengayaan content dan pengembangan teknologi
      pendidikan.
     Keempat, Kapasitas siswa amat bervariasi tergantung pada bentuk isi dan cara penyampaiannya. Makin
      baik keselarasan antar conten dan alat penyampai dengan gaya belajar, maka akan lebih baik kapasitas
      siswa yang pada gilirannya akan memberi hasil yang lebih baik.

       Sedangkan Karakteristik e-learning, antara lain.
    Pertama, Memanfaatkan jasa teknologi elektronik; di mana guru dan siswa, siswa dan sesama siswa atau
     guru dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal
     yang protokoler.
    Kedua, Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer networks).
    Ketga, Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di komputer
     sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan
     memerlukannya.
    Keempat, Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang
     berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.
Untuk dapat menghasilkan e-learning yang menarik dan diminati, Onno W. Purbo (2002)
mensyaratkan tiga hal yang wajib dipenuhi dalam merancang elearning, yaitu : sederhana, personal, dan
cepat. Sistem yang sederhana akan memudahkan peserta didik dalam memanfaatkan teknologi dan menu yang
ada, dengan kemudahan pada panel yang disediakan, akan mengurangi pengenalan system e-learning itu
sendiri, sehingga waktu belajar peserta dapat diefisienkan untuk proses belajar itu sendiri dan bukan pada
belajar menggunakan sistem e-learning-nya. Syarat personal berarti pengajar dapat berinteraksi dengan
baik seperti layaknya seorang guru yang berkomunikasi dengan murid di depan kelas. Dengan pendekatan dan
interaksi yang lebih personal, peserta didik diperhatikan kemajuannya, serta dibantu segala persoalan yang
dihadapinya. Hal ini akan membuat peserta didik betah berlama-lama di depan layar komputernya. Kemudian
layanan ini ditunjang dengan kecepatan, respon yang cepat terhadap keluhan dan kebutuhan peserta didik
lainnya. Dengan demikian perbaikan pembelajaran dapat dilakukan secepat mungkin oleh pengajar atau
pengelola.

Teknologi Pendukung E-Learning
         Dalam prakteknya e-learning memerlukan bantuan teknologi. Karena itu dikenal istilah: computer
based learning (CBL) yaitu pembelajaran yang sepenuhnya menggunakan komputer; dan computer assisted
learning (CAL) yaitu pembelajaran yang menggunakan alat bantu utama komputer.
         Teknologi pembelajaran terus berkembang. Namun pada prinsipnya teknologi tersebut dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu: Technology based learning danTechnology based web-learning. Technology
based learning ini pada prinsipnya terdiri dari Audio Information Technologies (radio, audio tape, voice mail
telephone) dan Video Information Technologies (video tape, video text, video messaging). Sedangkan
technology based web-learning pada dasarnya adalah Data Information Technologies (bulletin board,
Internet, e-mail, tele-collaboration).
         Dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari, yang sering dijumpai adalah kombinasi dari teknologi
yang dituliskan di atas (audio/data, video/data, audio/video). Teknologi ini juga sering di pakai pada
pendidikan jarak jauh (distance education), dimasudkan agar komunikasi antara murid dan guru bisa terjadi
dengan keunggulan teknologi e-learning ini.
         Di antara banyak fasilitas internet, menurut Onno W. Purbo (1997), “ada lima aplikasi standar
internet yang dapat digunakan untuk keperluan pendidikan, yaitu email, Mailing List (milis), News group, File
Transfer Protocol (FTC), dan World Wide Web (WWW)”.
         Sedangkan Rosenberg (2001) mengkatagorikan tiga kriteria dasar yang ada dalam e-learning.
1. Pertama, e-learning bersifat jaringan, yang membuatnya mampu memperbaiki secara cepat, menyimpan
    atau memunculkan kembali, mendistribusikan, dan sharing pembelajaran dan informasi.
2. Kedua, e-learning dikirimkan kepada pengguna melalui komputer dengan menggunakan standar teknologi
    internet.
3. Ketiga, e-learning terfokus pada pandangan pembelajaran yang paling luas, solusi pembelajaran yang
    menggungguli paradikma tradisional dalam pelatihan.
         Ada beberapa alternatif paradigma pendidikan melalui internet ini yang salah satunya adalah system
“dot.com educational system” (Kardiawarman, 2000). Paradigma ini dapat mengitegrasikan beberapa system
seperti ;
     Pertama, paradigma virtual teacher resources, yang dapat mengatasi terbatasnya jumlah guru yang
      berkualitas, sehingga siswa tidak haus secara intensif memerlukan dukungan guru, karena peranan guru
      maya (virtual teacher) dan sebagian besar diambil alih oleh system belajar tersebut.
     Kedua, virtual school system, yang dapat membuka peluang menyelenggarakan pendidikan dasar,
      menengah dan tinggi yang tidak memerlukan ruang dan waktu. Keunggulan paradigma ini daya tampung
      siswa tak terbatas. Siswa dapat melakukan kegiatan belajar kapan saja, dimana saja, dan darimana
      saja.
     Ketiga, paradigma cyber educational resources system, atau dot com leraning resources system.
      Merupakan pedukung kedua paradigma di atas, dalam membantu akses terhadap artikel atau jurnal
      elektronik yang tersedia secara bebas dan gratis dalam internet.

      Penggunaan e-learning tidak bisa dilepaskan dengan peran Internet. Menurut Williams (1999). Internet
adalah ‘a large collection of computers in networks that are tied together so that many users can share
their vast resources’.
Pengembangan Model
       Pendapat Haughey (1998) tentang pengembangan e-learning. Menurutnya ada tiga kemungkinan dalam
pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet, yaitu web course, web centric course, dan web
enhanced course ;
    Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan pendidikan, yang mana peserta didik dan
     pengajar sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan adanya tatap muka. Seluruh bahan ajar, diskusi,
     konsultasi, penugasan, latihan, ujian, dan kegiatan pembelajaran lainnya sepenuhnya disampaikan melalui
     internet. Dengan kata lain model ini menggunakan sistem jarak jauh.
    Web centric course adalah penggunaan internet yang memadukan antara belajar jarak jauh dan tatap
     muka (konvensional). Sebagian materi disampikan melalui internet, dan sebagian lagi melalui tatap muka.
     Fungsinya saling melengkapi. Dalam model ini pengajar bisa memberikan petunjuk pada siswa untuk
     mempelajari materi pelajaran melalui web yang telah dibuatnya. Siswa juga diberikan arahan untuk
     mencari sumber lain dari situs-situs yang relevan. Dalam tatap muka, peserta didik dan pengajar lebih
     banyak diskusi tentang temuan materi yang telah dipelajari melalui internet tersebut.
    Web enhanced course adalah pemanfaatan internet untuk menunjang peningkatan kualitas
     pembelajaran yang dilakukan di kelas. Fungsi internet adalah untuk memberikan pengayaan dan
     komunikasi antara peserta didik dengan pengajar, sesama peserta didik, anggota kelompok, atau
     peserta didik dengan nara sumber lain. Oleh karena itu peran pengajar dalam hal ini dituntut untuk
     menguasai teknik mencari informasi di internet, membimbing mahasiswa mencari dan menemukan situs-
     situs yang relevan dengan bahan pembelajaran, menyajikan materi melalui web yang menarik dan
     diminati, melayani bimbingan dan komunikasi melalui internet, dan kecakapan lain yang diperlukan.
Kelebihan dan Kekurangan E-Learning
         Petunjuk tentang manfaat penggunaan internet, khususnya dalam pendidikan terbuka dan jarak jauh
(Elangoan, 1999; Soekartawi, 2002; Mulvihil, 1997; Utarini, 1997), antara lain.
     Pertama, Tersedianya fasilitas e-moderating di mana guru dan siswa dapat berkomunikasi secara
      mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan
      dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu.
     Kedua, Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan ter-
      jadual melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari.
     Ketiga, Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan
      mengingat bahan ajar tersimpan di komputer.
     Keempat, Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya,
      ia dapat melakukan akses di internet secara lebih mudah.
     Kelima, Baik guru maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan
      jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.
     Keenam, Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif.
     Ketujuh, Relatif lebih efisien. Misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari perguruan tinggi atau
      sekolah konvensional.
         Walaupun demikian pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau e-learning juga tidak terlepas
dari berbagai kekurangan. Berbagai kritik (Bullen, 2001, Beam, 1997), antara lain.
     Pertama, Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri. Kurangnya
      interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar dan mengajar.
     Kedua, Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong
      tumbuhnya aspek bisnis/komersial.
     Ketiga, Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan.
     Keempat, Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini
      juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT.
     Kelima, Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
     Keenam, Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet.
     Ketujuh, Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki ketrampilan internet.
     Kedelapan, Kurangnya penguasaan bahasa komputer.
REFERENSI
         Antonius Aditya Hartanto dan Onno W. Purbo, E-Learning berbasis PHP dan MySQL, Penerbit Elex Media
Komputindo, Jakarta, 2002.
         Asep Saepudin, Penerapan Teknologi Informasi Dalam Pendidikan Masyarakat, Jurnal Teknodik, Edisi
No.12/VII/Oktober/2003.
         Budi Rahardjo, Proses e-Learning di Perguruan Tinggi, Seminar & Workshop, ITB, 11 Desember 2003.
___________, Internet Untuk Pendidikan, http://budi.insan.com, 2001.
___________, Pemanfaatan Teknologi Informasi di Perguruan Tinggi, Dipresentasikan pada acara “Sosialisasi Mengenai
Implementasi Penerapan UU No. 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta; Pemerintah Sebagai Panutan Dalam Ketaatan Lisensi
Peranti Lunak”, Tim Koordinasi Telematika Indonesia, Novotel Coralia Hotel, Bogor, 9 Maret 2004.
         Jaya Kumar C. Koran, Aplikasi ‘E-Learning’ Dalam Pengajaran Dan Pembelajaran Di Sekolah-Sekolah Malaysia:
Cadangan Perlaksanaan Pada Senario Masa Kini, Pasukan Projek Rintis Sekolah Bestari Bahagian Teknologi Pendidikan,
Kementerian Pendidikan Malaysia.
         Oos M. Anwas, Model Inovasi E-Learning Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan, Jurnal Teknodik, Edisi
No.12/VII/Oktober/2003.
Romi Satria Wahono, Strategi Baru Pengelolaan Situs eLearning Gratis, http://www.ilmukomputer.com, 2003.
       Soekartawi, Prinsip Dasar E-Learning: Teori Dan Aplikasinya Di Indonesia, Jurnal Teknodik, Edisi
No.12/VII/Oktober/2003.
                                         Artikel:
                               E-learning di Sekolah dan KTSP
                              Judul: E-learning di Sekolah dan KTSP
 Bahan ini cocok untuk Semua Sektor Pendidikan bagian SISTEM PENDIDIKAN / EDUCATION SYSTEM.
        Nama & E-mail (Penulis): Drs. Sutrisno, M.Sc., Ph.D Saya Dosen di Universitas Jambi
                                  Topik: Pembelajaran di Sekolah
                                      Tanggal: 17 Agustus 2007


RELA BERBAGI , IKHLAS MEMBERI
                                                                                 Mengetahui saja belum cukup
                                                                                         Kita harus bertindak
                                                                                 Sekedar inginpun belum cukup
                                                                                     Kita harus melaksanakan
                                                                                                   (Goethe)

Pergeseran paradigma dalam pranata pendidikan yang semula terpusat menjadi desentralistis membawa
konsekuensi dalam pengelolaan pendidikan, khususnya di tingkat sekolah. Kebijakan tersebut dapat dimaknai
sebagai pemberian otonomi yang seluas-luasnya kepada sekolah dalam mengelola sekolah, termasuk di
dalamnya berinovasi dalam pengembangan kurikulum dan model-model pembelajaran.

Otonomi yang luas itu, hendaknya diimbangi dengan perubahan yang berorientasi kepada kinerja dan partisipasi
secara menyeluruh dari komponen pendidikan yang terkait. Kondisi ini gayut dengan perubahan kurikulum yang
sedang diluncurkan dewasa ini oleh pemerintah, yakni kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Konsekuensi
yang harus ditanggung oleh sekolah adalah restrukturisasi dalam pengelolaan sekolah (capacity building),
profesionalisme guru, penyiapan infrastruktur, kesiapan siswa dalam proses belajar dan iklim akademik sekolah.

Kebijakan penerapan KTSP dan pemberian otonomi pendidikan juga diharapkan melahirkan organisasi sekolah
yang sehat serta terciptanya daya saing sekolah. Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan
pembelajaran berbasis teknologi informasi yang sangat pesat, hendaknya sekolah menyikapinya dengan
seksama agar apa yang dicita-citakan dalam perubahan paradigma pendidikan dapat segera terwujud.
Kecenderungan yang telah dikembangkan dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam
pembelajaran adalah program e-learning.

Beragam istilah dan batasan telah dikemukakan oleh para ahli teknologi informasi dan pakar pendidikan. Secara
sederhana e-learning dapat difahami sebagai suatu proses pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi
berupa komputer yang dilengkapi dengan sarana telekomunikasi ( internet, intranet, ekstranet ) dan
multimedia (grafis, audio, video) sebagai media utama dalam penyampaian materi dan interaksi antara pengajar
(guru/dosen) dan pembelajar (siswa/mahasiswa).

Model pembelajaran berbasis TIK dengan menggunakan e-learning berakibat pada perubahan budaya belajar
dalam kontek pembelajarannya. Setidaknya ada empat komponen penting dalam membangun budaya
belajar dengan menggunakan model e-learning di sekolah ;

        Pertama, siswa dituntut secara mandiri dalam belajar dengan berbagai pendekatan yang sesuai agar
         siswa mampu mengarahkan, memotivasi, mengatur dirinya sendiri dalam pembelajaran.
        Kedua, guru mampu mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan, memfasilitasi dalam
         pembelajaran, memahami belajar dan hal-hal yang dibutuhkan dalam pembelajaran.
        Ketiga tersedianya infrastruktur yang memadai, dan
        Keempat administrator yang kreatif serta penyiapan infrastrukur dalam memfasilitasi pembelejaran.

Permasalahan yang dihadapi sekolah saat ini adalah pada tingkat kesiapan peserta belajar, guru, infrastruktur
sekolah, pembiayaan, efektifitas pembelajaran, sistem penyelenggaraan dan daya dukung sekolah dalam
menyelenggarakan pembelajaran berbasis TIK. Lalu, apakah mungkin program e-learning dapat dilaksanakan di
sekolah? Ini yang menjadi esensi dari kebermaknaan e-learning di sekolah.

Menyiapkan program e-learning

Pengalaman menunjukan dalam menyiapkan program e-learning tidaklah sesulit dalam bayangan kita, asalkan
kita memiliki kemauan dan komitmen yang kuat untuk menuju ke arah itu. Tanpa komitmen dan dukungan secara
teknis maka program e-learning di sekolah tidak mungkin akan terealiasi. Ada tip tentang kunci sukses
terealisasinya program e-learning, sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh (Bates, 2005) dalam journal
of e-learning volume 5 tahun 2005, yakni adanya perencanaan dan leadership yang terarah dengan
mempertimbangkan efektifitas dalam pembiayaan, integritas sistem teknologi serta kemampuan guru
dalam mengadapsi perubahan model pembelajaran yang baru yang sudah barang tentu didukung
kemampuan mencari bahan pembelajaran melalui internet serta mempersiapkan budaya belajar bagi
siswa.

Ada empat langkah dalam manajemen pengelolaan program e-learning yakni ;

     pertama menentukan strategi yang jelas tentang target audience, pembelajarannya, lokasi audience,
      ketersediannya infrastruktur, budget dan pengembalian investasi yang tidak hanya berupa uang tunai.
     Kedua menentukan peralatan misalnya hoste vs installed LMS dan Commercial or OS-LMS,
     ketiga adalah adanya hubungan dengan perusahan yang mengembangkan penelitian berkaitan dengan
      program e-learning yang dikembangkan di sekolah.
     Ke empat menyiapkan bahan-bahan yang akan dibutuhkan bersifat spesifik, usulan yang dapat
      diimplementasikan serta menyiapkan short response time.

Kesemuanya itu, hendaknya perlu dipikirkan masak-masak dalam konteks investasi jangka panjang.

Membudayakan belajar berbasis TIK

Berkembangnya teknologi pembelajaran berbasis TIK mulai tahun 1995 an, salah satu kendalanya adalah
menyiapkan peserta didik dalam budaya belajar berbasis teknologi informasi serta kurang trampilnya dalam
menggunakan perangkat komputer sebagai sarana belajar, serta masih terbatasnya ahli dalam teknologi
multimedia khususnya terkait dengan model-model pembelajan. Untuk mempersiapkan budaya belajar berbasis
TIK adalah keterlibatan orang tua murid dan kultur masyarakat akan teknologi serta dukungan dari lingkungan
merupakan faktor yang tidak bisa diabaikan. Pembentukan kominitas TIK sangat mendukung untuk
membudayakan anak didik dengan teknologi. Model ini telah dikembangkan di Jepang tepatnya di Shuyukan High
School dengan membentuk club yang dinamai (Information Science Club), yakni sebagai wadah siswa untuk
bersinggungan dengan budaya teknologi.

Kompetensi guru dalam pembelajaran Ada tiga kompetensi dasar yang harus dimiliki guru untuk
menyelenggarakan model pembelajaran e-learning.

       Pertama kemampuan untuk membuat desain instruksional (instructional design) sesuai dengan kaedah-
        kaedah paedagogis yang dituangkan dalam rencana pembelelajaran.
       Kedua, penguasaan TIK dalam pembelajaran yakni pemanfaatan internet sebagai sumber pembelajaran
        dalam rangka mendapatkan materi ajar yang up to date dan berkualitas, dan
       ketiga adalah penguasaan materi pembelajaran (subject metter) sesuai dengan bidang keahlian yang
        dimiliki.

Langkah-langkah kongkrit yang harus dilalui oleh guru dalam pengembangan bahan pembelajaran adalah
mengidentifikasi bahan pelajaran yang akan disajikan setiap pertemuan, menyusun kerangka materi
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan instruksional dan pencapainnya sesuai dengan indikator-indikator yang
telah ditetapkan. Bahan tersebut selanjutnya dibuat tampilan yang menarik mungkin dalam bentuk power point
dengan didukung oleh gambar, video dan bahan animasi lainnya agar siswa lebih tertarik dengan materi yang
akan dipelajari serta diberikan latihan-latihan sesuai dengan kaedah-kaedah evaluasi pembelajaran sekaligus
sebagai bahan evaluasi kemajuan siswa. Bahan pengayaan (additional matter) hendaknya diberikan melalui link
ke situs-situs sumber belajar yang ada di internet agar siswa mudah mendapatkannya. Setelah bahan tersebut
selesai maka secara teknis guru tinggal meng-upload ke situs e-learning yang telah dibuat.

Dalam penetapan kualitas pembelajaran dengan menggunakan model e-learning telah dikembangkan oleh
lembaga Qualitative Standards Scholarship Assessed: An Evaluation of the Professoriate yang dikembangkan
oleh Glassick, Huber and Maeroff, (2005), dengan 6nstrumen-indikator 6nstrument yang telah dikembangkan
meliputi: kejelasan tujuan pembelajaran, persiapan bahan pembelajaran yang cukup, penyiapan metoda belajar
yang sesuai, menghasilkan hasil pembelajaran yang signifikan positif, efektifitas dalam mempresentasikan bahan
pelajaran serta umpan balik yang kritis dari peserta didik.

Beberapa hal yang perlu dicermati dalam menyelenggarakan program e-learning / digital classroom adalah guru
menggunakan internet dan email untuk berinteraksi dengan siswa untuk mengukur kemajuan belajar siswa, siswa
mampu mengatur waktu belajar, dan pengaturan efektifitas pemanfaatan internet dalam ruang multi media.

Dengan mencermati perkembangan teknologi informasi dalam dunia pendidikan dan beberapa komponen penting
yang perlu disiapkan serta pengalaman penulis dalam mengembangkan program e-learning maka program e-
learning di sekolah bukanlah suatu hayalan belaka bahkan sesegera mungkin untuk diwujudkan.

Saya Drs. Sutrisno, M.Sc., Ph.D setuju jika bahan yang dikirim dapat dipasang dan digunakan di Homepage
Pendidikan Network dan saya menjamin bahwa bahan ini hasil karya saya sendiri dan sah (tidak ada copyright). .

                         E-learning memberikan cara alternatif untuk belajar.
    Pemanfaatan e-learning secara optimal pun tergantung dari beberapa kondisi yang perlu dipenuhi.
              Namun, apa pun cara belajar yang dipilih, semua berpulang kepada si pembelajar.
          Tanpa komitmen dan kendali diri, tak ada satu cara belajar pun yang akan berhasil.
                                            Selamat belajar
                                                Disarikan oleh :
Taufik Sugiarto
dalam In House Training di SMA Negeri 1 Kota Cirebon, Hari Kamis, 17 Desember 2009.

More Related Content

What's hot

324160 tugas sim, achmat nurfauzi, yananto mihadi putra, se, m.si., pengen
324160 tugas sim, achmat nurfauzi, yananto mihadi putra, se, m.si., pengen324160 tugas sim, achmat nurfauzi, yananto mihadi putra, se, m.si., pengen
324160 tugas sim, achmat nurfauzi, yananto mihadi putra, se, m.si., pengenAchmatNurfauzi
 
Perisian&Internet
Perisian&InternetPerisian&Internet
Perisian&Internetdr2200s
 
14. SIM, Yasmin Al-Hakim, Hapzi Ali, Pengenalan E-Learning, Universitas Mercu...
14. SIM, Yasmin Al-Hakim, Hapzi Ali, Pengenalan E-Learning, Universitas Mercu...14. SIM, Yasmin Al-Hakim, Hapzi Ali, Pengenalan E-Learning, Universitas Mercu...
14. SIM, Yasmin Al-Hakim, Hapzi Ali, Pengenalan E-Learning, Universitas Mercu...Yasmin Al-Hakim
 
Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Pengenalan...
Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Pengenalan...Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Pengenalan...
Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Pengenalan...SeptianCahyo10
 
Sim,in nurhasanah,prof.dr.ir.hapzi ali,mm,cma,pengenalan e learning,universit...
Sim,in nurhasanah,prof.dr.ir.hapzi ali,mm,cma,pengenalan e learning,universit...Sim,in nurhasanah,prof.dr.ir.hapzi ali,mm,cma,pengenalan e learning,universit...
Sim,in nurhasanah,prof.dr.ir.hapzi ali,mm,cma,pengenalan e learning,universit...IIN NURHASANAH
 
Komputer pendidikan 1
Komputer pendidikan 1Komputer pendidikan 1
Komputer pendidikan 1Siti Ningrum
 
Ppt Pengantar Pembelajaran Berbasis IT
Ppt Pengantar Pembelajaran Berbasis ITPpt Pengantar Pembelajaran Berbasis IT
Ppt Pengantar Pembelajaran Berbasis ITDewi_Sejarah
 
Tugas sim, rama nurrajib, yananto mihadi putra, se, m.si., pengenalan e learn...
Tugas sim, rama nurrajib, yananto mihadi putra, se, m.si., pengenalan e learn...Tugas sim, rama nurrajib, yananto mihadi putra, se, m.si., pengenalan e learn...
Tugas sim, rama nurrajib, yananto mihadi putra, se, m.si., pengenalan e learn...RamaNurrajib
 
SIM, Angga Ali Praja, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Pengenalan E-Learning...
SIM, Angga Ali Praja, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Pengenalan E-Learning...SIM, Angga Ali Praja, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Pengenalan E-Learning...
SIM, Angga Ali Praja, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Pengenalan E-Learning...Google
 
Konsep e learning
Konsep e learningKonsep e learning
Konsep e learningBungaCN
 
Artikel pengenalan e learning - pertemuan 14
Artikel pengenalan e learning - pertemuan 14Artikel pengenalan e learning - pertemuan 14
Artikel pengenalan e learning - pertemuan 14Ismania1912
 
SIM Feni Oktavia, Hapzi Ali, Pengenalan E-Learning
SIM Feni Oktavia, Hapzi Ali, Pengenalan E-LearningSIM Feni Oktavia, Hapzi Ali, Pengenalan E-Learning
SIM Feni Oktavia, Hapzi Ali, Pengenalan E-Learningfeni oktavia
 
Sim, rika nurjanah, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, pengenalan e learning, ...
Sim, rika nurjanah, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, pengenalan e learning, ...Sim, rika nurjanah, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, pengenalan e learning, ...
Sim, rika nurjanah, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, pengenalan e learning, ...rika43116110306
 
Sim14, nilam rosfalina, hapzi ali, e learning system , universitas mercu buan...
Sim14, nilam rosfalina, hapzi ali, e learning system , universitas mercu buan...Sim14, nilam rosfalina, hapzi ali, e learning system , universitas mercu buan...
Sim14, nilam rosfalina, hapzi ali, e learning system , universitas mercu buan...Nilam Rosfalina
 
E-learning
E-learningE-learning
E-learninglauthfi
 
Aplikasi E Learning
Aplikasi E LearningAplikasi E Learning
Aplikasi E Learningdr2200s
 
Pemanfaatan ict sebagai_sumber_belajar_dalam_pembelajaran
Pemanfaatan ict sebagai_sumber_belajar_dalam_pembelajaranPemanfaatan ict sebagai_sumber_belajar_dalam_pembelajaran
Pemanfaatan ict sebagai_sumber_belajar_dalam_pembelajaraniskawia
 
Tugas sim, anis haerunisa, yananto mihadi putra,se,m.si, konsep e learning, 2018
Tugas sim, anis haerunisa, yananto mihadi putra,se,m.si, konsep e learning, 2018Tugas sim, anis haerunisa, yananto mihadi putra,se,m.si, konsep e learning, 2018
Tugas sim, anis haerunisa, yananto mihadi putra,se,m.si, konsep e learning, 2018AnisHaerunisa2
 

What's hot (20)

324160 tugas sim, achmat nurfauzi, yananto mihadi putra, se, m.si., pengen
324160 tugas sim, achmat nurfauzi, yananto mihadi putra, se, m.si., pengen324160 tugas sim, achmat nurfauzi, yananto mihadi putra, se, m.si., pengen
324160 tugas sim, achmat nurfauzi, yananto mihadi putra, se, m.si., pengen
 
Perisian&Internet
Perisian&InternetPerisian&Internet
Perisian&Internet
 
14. SIM, Yasmin Al-Hakim, Hapzi Ali, Pengenalan E-Learning, Universitas Mercu...
14. SIM, Yasmin Al-Hakim, Hapzi Ali, Pengenalan E-Learning, Universitas Mercu...14. SIM, Yasmin Al-Hakim, Hapzi Ali, Pengenalan E-Learning, Universitas Mercu...
14. SIM, Yasmin Al-Hakim, Hapzi Ali, Pengenalan E-Learning, Universitas Mercu...
 
Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Pengenalan...
Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Pengenalan...Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Pengenalan...
Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Pengenalan...
 
Sim,in nurhasanah,prof.dr.ir.hapzi ali,mm,cma,pengenalan e learning,universit...
Sim,in nurhasanah,prof.dr.ir.hapzi ali,mm,cma,pengenalan e learning,universit...Sim,in nurhasanah,prof.dr.ir.hapzi ali,mm,cma,pengenalan e learning,universit...
Sim,in nurhasanah,prof.dr.ir.hapzi ali,mm,cma,pengenalan e learning,universit...
 
Komputer pendidikan 1
Komputer pendidikan 1Komputer pendidikan 1
Komputer pendidikan 1
 
E-Learning
E-LearningE-Learning
E-Learning
 
Ppt Pengantar Pembelajaran Berbasis IT
Ppt Pengantar Pembelajaran Berbasis ITPpt Pengantar Pembelajaran Berbasis IT
Ppt Pengantar Pembelajaran Berbasis IT
 
Tujuan e learning
Tujuan e learningTujuan e learning
Tujuan e learning
 
Tugas sim, rama nurrajib, yananto mihadi putra, se, m.si., pengenalan e learn...
Tugas sim, rama nurrajib, yananto mihadi putra, se, m.si., pengenalan e learn...Tugas sim, rama nurrajib, yananto mihadi putra, se, m.si., pengenalan e learn...
Tugas sim, rama nurrajib, yananto mihadi putra, se, m.si., pengenalan e learn...
 
SIM, Angga Ali Praja, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Pengenalan E-Learning...
SIM, Angga Ali Praja, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Pengenalan E-Learning...SIM, Angga Ali Praja, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Pengenalan E-Learning...
SIM, Angga Ali Praja, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Pengenalan E-Learning...
 
Konsep e learning
Konsep e learningKonsep e learning
Konsep e learning
 
Artikel pengenalan e learning - pertemuan 14
Artikel pengenalan e learning - pertemuan 14Artikel pengenalan e learning - pertemuan 14
Artikel pengenalan e learning - pertemuan 14
 
SIM Feni Oktavia, Hapzi Ali, Pengenalan E-Learning
SIM Feni Oktavia, Hapzi Ali, Pengenalan E-LearningSIM Feni Oktavia, Hapzi Ali, Pengenalan E-Learning
SIM Feni Oktavia, Hapzi Ali, Pengenalan E-Learning
 
Sim, rika nurjanah, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, pengenalan e learning, ...
Sim, rika nurjanah, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, pengenalan e learning, ...Sim, rika nurjanah, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, pengenalan e learning, ...
Sim, rika nurjanah, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, pengenalan e learning, ...
 
Sim14, nilam rosfalina, hapzi ali, e learning system , universitas mercu buan...
Sim14, nilam rosfalina, hapzi ali, e learning system , universitas mercu buan...Sim14, nilam rosfalina, hapzi ali, e learning system , universitas mercu buan...
Sim14, nilam rosfalina, hapzi ali, e learning system , universitas mercu buan...
 
E-learning
E-learningE-learning
E-learning
 
Aplikasi E Learning
Aplikasi E LearningAplikasi E Learning
Aplikasi E Learning
 
Pemanfaatan ict sebagai_sumber_belajar_dalam_pembelajaran
Pemanfaatan ict sebagai_sumber_belajar_dalam_pembelajaranPemanfaatan ict sebagai_sumber_belajar_dalam_pembelajaran
Pemanfaatan ict sebagai_sumber_belajar_dalam_pembelajaran
 
Tugas sim, anis haerunisa, yananto mihadi putra,se,m.si, konsep e learning, 2018
Tugas sim, anis haerunisa, yananto mihadi putra,se,m.si, konsep e learning, 2018Tugas sim, anis haerunisa, yananto mihadi putra,se,m.si, konsep e learning, 2018
Tugas sim, anis haerunisa, yananto mihadi putra,se,m.si, konsep e learning, 2018
 

Similar to E learning

Tugas sim 14, walillah gias wiridianti, yananto mihadi putra se, msi,konsep e...
Tugas sim 14, walillah gias wiridianti, yananto mihadi putra se, msi,konsep e...Tugas sim 14, walillah gias wiridianti, yananto mihadi putra se, msi,konsep e...
Tugas sim 14, walillah gias wiridianti, yananto mihadi putra se, msi,konsep e...WalillahGiasWiridian
 
Sim, feby ratna sari, hapzi ali, pengenalan e-learning, universitas mercubuan...
Sim, feby ratna sari, hapzi ali, pengenalan e-learning, universitas mercubuan...Sim, feby ratna sari, hapzi ali, pengenalan e-learning, universitas mercubuan...
Sim, feby ratna sari, hapzi ali, pengenalan e-learning, universitas mercubuan...febyratnasari
 
TUGAS SIM, AKBAR NURHISYAM , Yananto Mihadi P., S.E., M.Si., CMA.,Konsep E-Le...
TUGAS SIM, AKBAR NURHISYAM , Yananto Mihadi P., S.E., M.Si., CMA.,Konsep E-Le...TUGAS SIM, AKBAR NURHISYAM , Yananto Mihadi P., S.E., M.Si., CMA.,Konsep E-Le...
TUGAS SIM, AKBAR NURHISYAM , Yananto Mihadi P., S.E., M.Si., CMA.,Konsep E-Le...akbarnurhisyam1
 
SIM Rahma Kesumawati, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA,. Pengenalan E-Learnin...
SIM Rahma Kesumawati, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA,. Pengenalan E-Learnin...SIM Rahma Kesumawati, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA,. Pengenalan E-Learnin...
SIM Rahma Kesumawati, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA,. Pengenalan E-Learnin...Rahma Kesumawati
 
SIM 14, YONO, PROF. Dr. HAPZI ALI CMA, Pengenalan E-Learning, UNIVERSITAS MER...
SIM 14, YONO, PROF. Dr. HAPZI ALI CMA, Pengenalan E-Learning, UNIVERSITAS MER...SIM 14, YONO, PROF. Dr. HAPZI ALI CMA, Pengenalan E-Learning, UNIVERSITAS MER...
SIM 14, YONO, PROF. Dr. HAPZI ALI CMA, Pengenalan E-Learning, UNIVERSITAS MER...yonostheven
 
Sim,agus saiful,prof.dr.ir hapzi ali, mm ,cma,sistem elearning ,universitas m...
Sim,agus saiful,prof.dr.ir hapzi ali, mm ,cma,sistem elearning ,universitas m...Sim,agus saiful,prof.dr.ir hapzi ali, mm ,cma,sistem elearning ,universitas m...
Sim,agus saiful,prof.dr.ir hapzi ali, mm ,cma,sistem elearning ,universitas m...AGUS SAIFUL
 
Tugas ke 14,sim,cristina ayu rini,prof.dr.hapzi ali,cma,elearning,universitas...
Tugas ke 14,sim,cristina ayu rini,prof.dr.hapzi ali,cma,elearning,universitas...Tugas ke 14,sim,cristina ayu rini,prof.dr.hapzi ali,cma,elearning,universitas...
Tugas ke 14,sim,cristina ayu rini,prof.dr.hapzi ali,cma,elearning,universitas...Universitas Mercu Buana
 
Sim, nur kairunnisa, prof. dr. hapzi ali, cma, pengenalan e learning, univers...
Sim, nur kairunnisa, prof. dr. hapzi ali, cma, pengenalan e learning, univers...Sim, nur kairunnisa, prof. dr. hapzi ali, cma, pengenalan e learning, univers...
Sim, nur kairunnisa, prof. dr. hapzi ali, cma, pengenalan e learning, univers...kairunnisa
 
Indah herlina, hapzi ali, e learning dan manfaat sistem pembelajaran e-learni...
Indah herlina, hapzi ali, e learning dan manfaat sistem pembelajaran e-learni...Indah herlina, hapzi ali, e learning dan manfaat sistem pembelajaran e-learni...
Indah herlina, hapzi ali, e learning dan manfaat sistem pembelajaran e-learni...Indah Herlina
 
Makalah Dasar TIK "E-Learning"
Makalah Dasar TIK "E-Learning"Makalah Dasar TIK "E-Learning"
Makalah Dasar TIK "E-Learning"Asep Hendri
 
SIM Laurissa, Hapzi Ali, Pengenalan e learning
SIM Laurissa, Hapzi Ali, Pengenalan e learningSIM Laurissa, Hapzi Ali, Pengenalan e learning
SIM Laurissa, Hapzi Ali, Pengenalan e learningLaurissa DewiP
 
SIM 14, Afifah Luthfiah, Hapzi Ali, E-LEARNING, Univ. Mercubuana, 2018
SIM 14, Afifah Luthfiah, Hapzi Ali, E-LEARNING, Univ. Mercubuana, 2018SIM 14, Afifah Luthfiah, Hapzi Ali, E-LEARNING, Univ. Mercubuana, 2018
SIM 14, Afifah Luthfiah, Hapzi Ali, E-LEARNING, Univ. Mercubuana, 2018Afifah Luthfiah
 
Tugas sistem informasi manajemen feliks 43218110078 (14)
Tugas sistem informasi manajemen feliks 43218110078 (14)Tugas sistem informasi manajemen feliks 43218110078 (14)
Tugas sistem informasi manajemen feliks 43218110078 (14)felikstevanus
 
Sim, suryo pranoto, prof. dr hapzi ali, mm, cma, pengenalan e learning, unive...
Sim, suryo pranoto, prof. dr hapzi ali, mm, cma, pengenalan e learning, unive...Sim, suryo pranoto, prof. dr hapzi ali, mm, cma, pengenalan e learning, unive...
Sim, suryo pranoto, prof. dr hapzi ali, mm, cma, pengenalan e learning, unive...suryo pranoto
 
makalah TIK e-learning
makalah TIK e-learningmakalah TIK e-learning
makalah TIK e-learningfannylisda
 
Sim, narwati, prof. dr. hapzi ali, cma, e learning, universitas mercu buana,...
Sim, narwati, prof. dr. hapzi ali, cma,  e learning, universitas mercu buana,...Sim, narwati, prof. dr. hapzi ali, cma,  e learning, universitas mercu buana,...
Sim, narwati, prof. dr. hapzi ali, cma, e learning, universitas mercu buana,...narwati narwati
 
Konsep Pendidikan Tinggi Berbasis E-Learning
Konsep Pendidikan Tinggi Berbasis E-LearningKonsep Pendidikan Tinggi Berbasis E-Learning
Konsep Pendidikan Tinggi Berbasis E-LearningMateri Kuliah Online
 
Pengenalan E-learning - Pertemuan 14
Pengenalan E-learning - Pertemuan 14Pengenalan E-learning - Pertemuan 14
Pengenalan E-learning - Pertemuan 14Hellenaa_Septi
 

Similar to E learning (20)

Tugas sim 14, walillah gias wiridianti, yananto mihadi putra se, msi,konsep e...
Tugas sim 14, walillah gias wiridianti, yananto mihadi putra se, msi,konsep e...Tugas sim 14, walillah gias wiridianti, yananto mihadi putra se, msi,konsep e...
Tugas sim 14, walillah gias wiridianti, yananto mihadi putra se, msi,konsep e...
 
E learning
E learningE learning
E learning
 
E learning
E learningE learning
E learning
 
Sim, feby ratna sari, hapzi ali, pengenalan e-learning, universitas mercubuan...
Sim, feby ratna sari, hapzi ali, pengenalan e-learning, universitas mercubuan...Sim, feby ratna sari, hapzi ali, pengenalan e-learning, universitas mercubuan...
Sim, feby ratna sari, hapzi ali, pengenalan e-learning, universitas mercubuan...
 
TUGAS SIM, AKBAR NURHISYAM , Yananto Mihadi P., S.E., M.Si., CMA.,Konsep E-Le...
TUGAS SIM, AKBAR NURHISYAM , Yananto Mihadi P., S.E., M.Si., CMA.,Konsep E-Le...TUGAS SIM, AKBAR NURHISYAM , Yananto Mihadi P., S.E., M.Si., CMA.,Konsep E-Le...
TUGAS SIM, AKBAR NURHISYAM , Yananto Mihadi P., S.E., M.Si., CMA.,Konsep E-Le...
 
SIM Rahma Kesumawati, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA,. Pengenalan E-Learnin...
SIM Rahma Kesumawati, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA,. Pengenalan E-Learnin...SIM Rahma Kesumawati, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA,. Pengenalan E-Learnin...
SIM Rahma Kesumawati, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA,. Pengenalan E-Learnin...
 
SIM 14, YONO, PROF. Dr. HAPZI ALI CMA, Pengenalan E-Learning, UNIVERSITAS MER...
SIM 14, YONO, PROF. Dr. HAPZI ALI CMA, Pengenalan E-Learning, UNIVERSITAS MER...SIM 14, YONO, PROF. Dr. HAPZI ALI CMA, Pengenalan E-Learning, UNIVERSITAS MER...
SIM 14, YONO, PROF. Dr. HAPZI ALI CMA, Pengenalan E-Learning, UNIVERSITAS MER...
 
Sim,agus saiful,prof.dr.ir hapzi ali, mm ,cma,sistem elearning ,universitas m...
Sim,agus saiful,prof.dr.ir hapzi ali, mm ,cma,sistem elearning ,universitas m...Sim,agus saiful,prof.dr.ir hapzi ali, mm ,cma,sistem elearning ,universitas m...
Sim,agus saiful,prof.dr.ir hapzi ali, mm ,cma,sistem elearning ,universitas m...
 
Tugas ke 14,sim,cristina ayu rini,prof.dr.hapzi ali,cma,elearning,universitas...
Tugas ke 14,sim,cristina ayu rini,prof.dr.hapzi ali,cma,elearning,universitas...Tugas ke 14,sim,cristina ayu rini,prof.dr.hapzi ali,cma,elearning,universitas...
Tugas ke 14,sim,cristina ayu rini,prof.dr.hapzi ali,cma,elearning,universitas...
 
Sim, nur kairunnisa, prof. dr. hapzi ali, cma, pengenalan e learning, univers...
Sim, nur kairunnisa, prof. dr. hapzi ali, cma, pengenalan e learning, univers...Sim, nur kairunnisa, prof. dr. hapzi ali, cma, pengenalan e learning, univers...
Sim, nur kairunnisa, prof. dr. hapzi ali, cma, pengenalan e learning, univers...
 
Indah herlina, hapzi ali, e learning dan manfaat sistem pembelajaran e-learni...
Indah herlina, hapzi ali, e learning dan manfaat sistem pembelajaran e-learni...Indah herlina, hapzi ali, e learning dan manfaat sistem pembelajaran e-learni...
Indah herlina, hapzi ali, e learning dan manfaat sistem pembelajaran e-learni...
 
Makalah Dasar TIK "E-Learning"
Makalah Dasar TIK "E-Learning"Makalah Dasar TIK "E-Learning"
Makalah Dasar TIK "E-Learning"
 
SIM Laurissa, Hapzi Ali, Pengenalan e learning
SIM Laurissa, Hapzi Ali, Pengenalan e learningSIM Laurissa, Hapzi Ali, Pengenalan e learning
SIM Laurissa, Hapzi Ali, Pengenalan e learning
 
SIM 14, Afifah Luthfiah, Hapzi Ali, E-LEARNING, Univ. Mercubuana, 2018
SIM 14, Afifah Luthfiah, Hapzi Ali, E-LEARNING, Univ. Mercubuana, 2018SIM 14, Afifah Luthfiah, Hapzi Ali, E-LEARNING, Univ. Mercubuana, 2018
SIM 14, Afifah Luthfiah, Hapzi Ali, E-LEARNING, Univ. Mercubuana, 2018
 
Tugas sistem informasi manajemen feliks 43218110078 (14)
Tugas sistem informasi manajemen feliks 43218110078 (14)Tugas sistem informasi manajemen feliks 43218110078 (14)
Tugas sistem informasi manajemen feliks 43218110078 (14)
 
Sim, suryo pranoto, prof. dr hapzi ali, mm, cma, pengenalan e learning, unive...
Sim, suryo pranoto, prof. dr hapzi ali, mm, cma, pengenalan e learning, unive...Sim, suryo pranoto, prof. dr hapzi ali, mm, cma, pengenalan e learning, unive...
Sim, suryo pranoto, prof. dr hapzi ali, mm, cma, pengenalan e learning, unive...
 
makalah TIK e-learning
makalah TIK e-learningmakalah TIK e-learning
makalah TIK e-learning
 
Sim, narwati, prof. dr. hapzi ali, cma, e learning, universitas mercu buana,...
Sim, narwati, prof. dr. hapzi ali, cma,  e learning, universitas mercu buana,...Sim, narwati, prof. dr. hapzi ali, cma,  e learning, universitas mercu buana,...
Sim, narwati, prof. dr. hapzi ali, cma, e learning, universitas mercu buana,...
 
Konsep Pendidikan Tinggi Berbasis E-Learning
Konsep Pendidikan Tinggi Berbasis E-LearningKonsep Pendidikan Tinggi Berbasis E-Learning
Konsep Pendidikan Tinggi Berbasis E-Learning
 
Pengenalan E-learning - Pertemuan 14
Pengenalan E-learning - Pertemuan 14Pengenalan E-learning - Pertemuan 14
Pengenalan E-learning - Pertemuan 14
 

E learning

  • 1. yandriana.files.wordpress.com/2009/12/e-learning.doc 4-12-2011 Pengertian E-Learning Sekilas perlu kita pahami ulang apa e-Learning itu sebenarnya. E-Learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer dan/atau Internet. E-Learning memungkinkan pembelajar untuk belajar melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti pelajaran/perkuliahan di kelas. E-Learning sering pula dipahami sebagai suatu bentuk pembelajaran berbasis web yang bisa diakses dari intranet di jaringan lokal atau internet. Sebenarnya materi e-Learning tidak harus didistribusikan secara on-line baik melalui jaringan lokal maupun internet, distribusi secara off-line menggunakan media CD/DVD pun termasuk pola e- Learning. Dalam hal ini aplikasi dan materi belajar dikembangkan sesuai kebutuhan dan didistribusikan melalui media CD/DVD, selanjutnya pembelajar dapat memanfatkan CD/DVD tersebut dan belajar di tempat di mana dia berada. Ada beberapa pengertian berkaitan dengan e-Learning sebagai berikut : • Pembelajaran jarak jauh. E-Learning memungkinkan pembelajar untuk menimba ilmu tanpa harus secara fisik menghadiri kelas. Pembelajar bisa berada di Semarang, sementara “instruktur” dan pelajaran yang diikuti berada di tempat lain, di kota lain bahkan di negara lain. Interaksi bisa dijalankan secara on-line dan real-time ataupun secara off-line atau archieved. Pembelajar belajar dari komputer di kantor ataupun di rumah dengan memanfaatkan koneksi jaringan lokal ataupun jaringan Internet ataupun menggunakan media CD/DVD yang telah disiapkan. Materi belajar dikelola oleh sebuah pusat penyedia materi di kampus/universitas, atau perusahaan penyedia content tertentu. Pembelajar bisa mengatur sendiri waktu belajar, dan tempat dari mana ia mengakses pelajaran. • Pembelajaran dengan perangkat komputer E-Learning disampaikan dengan memanfaatkan perangkat komputer. Pada umumnya perangkat dilengkapi perangkat multimedia, dengan cd drive dan koneksi Internet ataupun Intranet lokal. Dengan memiliki komputer yang terkoneksi dengan intranet ataupun Internet, pembelajar dapat berpartisipasi dalam e-Learning. Jumlah pembelajar yang bisa ikut berpartisipasi tidak dibatasi dengan kapasitas kelas. Materi pelajaran dapat diketengahkan dengan kualitas yang lebih standar dibandingkan kelas konvensional yang tergantung pada kondisi dari pengajar. • Pembelajaran formal vs. informal E-Learning bisa mencakup pembelajaran secara formal maupun informal. E-Learning secara formal, misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-Learning dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya, atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan perusahaan-perusahaan (biasanya perusahan konsultan) yang memang bergerak di bidang penyediaan jasa e-Learning untuk umum. E-Learning bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana, misalnya melalui sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan tertentu pada masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya). • Pembelajaran yang ditunjang oleh para ahli di bidang masing-masing. Walaupun sepertinya e-Learning diberikan hanya melalui perangkat komputer, e-Learning ternyata disiapkan, ditunjang, dikelola oleh tim yang terdiri dari para ahli di bidang masing-masing, yaitu: 1. Subject Matter Expert (SME) atau nara sumber dari pelatihan yang disampaikan 2. Instructional Designer (ID), bertugas untuk secara sistematis mendesain materi dari SME menjadi materi e-Learning dengan memasukkan unsur metode pengajaran agar materi menjadi lebih interaktif, lebih mudah dan lebih menarik untuk dipelajari 3. Graphic Designer (GD), mengubah materi text menjadi bentuk grafis dengan gambar, warna, dan layout yang enak dipandang, efektif dan menarik untuk dipelajari 4. Ahli bidang Learning Management System (LMS). Mengelola sistem di website yang mengatur lalu lintas interaksi antara instruktur dengan siswa, antarsiswa dengan siswa lainnya. Di sini, pembelajar bisa melihat modul-modul yang ditawarkan, bisa mengambil tugas-tugas dan test-test yang harus dikerjakan, serta melihat jadwal diskusi secara maya dengan instruktur, nara sumber lain, dan pembelajar lain. Melalui LMS ini, siswa juga bisa melihat nilai tugas dan test serta peringkatnya berdasarkan nilai (tugas ataupun test) yang diperoleh. E-Learning tidak diberikan semata-mata oleh mesin, tetapi seperti juga pembelajaran secara konvensional di kelas, e-Learning ditunjang oleh para ahli di berbagai bidang terkait. Belajar bisa untuk kesenangan, bisa untuk hiasan, bisa untuk memperoleh Ilmu Pengetahuan. ( Francis Bacon )
  • 2. MENGENAL E-LEARNING Asep Herman Suyanto asep_hs@yahoo.com http://www.asep-hs.web.ugm.ac.id Jaya Kumar C. Koran (2002), mendefinisikan e-learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Ada pula yang menafsirkan e-learning sebagai bentuk pendidikan jarak jauh yang dilakukan melalui media internet. Sedangkan Dong (dalam Kamarga, 2002) mendefinisikan e- learning sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya. Atau e-learning didefinisikan sebagai berikut : e-Learning is a generic term for all technologically supported learning using an array of teaching and learning tools as phone bridging, audio and videotapes, teleconferencing, satellite transmissions, and the more recognized web-based training or computer aided instruction also commonly referred to as online courses (Soekartawi, Haryono dan Librero, 2002). Rosenberg (2001) menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Hal ini senada dengan Cambell (2002), Kamarga (2002) yang intinya menekankan penggunaan internet dalam pendidikan sebagai hakekat e-learning. Bahkan Onno W. Purbo (2002) menjelaskan bahwa istilah “e” atau singkatan dari elektronik dalam e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet. Internet, Intranet, satelit, tape audio/video, TV interaktif dan CD-ROM adalah sebagian dari media elektronik yang digunakan Pengajaran boleh disampaikan secara ‘synchronously’ (pada waktu yang sama) ataupun ‘asynchronously’ (pada waktu yang berbeda). Materi pengajaran dan pembelajaran yang disampaikan melalui media ini mempunyai teks, grafik, animasi, simulasi, audio dan video. Ia juga harus menyediakan kemudahan untuk ‘discussion group’ dengan bantuan profesional dalam bidangnya. Perbedaan Pembelajaran Tradisional dengan e-learning yaitu kelas ‘tradisional’, guru dianggap sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan untuk menyalurkan ilmu pengetahuan kepada pelajarnya. Sedangkan di dalam pembelajaran ‘e-learning’ fokus utamanya adalah pelajar. Pelajar mandiri pada waktu tertentu dan bertanggung-jawab untuk pembelajarannya. Suasana pembelajaran ‘e-learning’ akan ‘memaksa’ pelajar memainkan peranan yang lebih aktif dalam pembelajarannya. Pelajar membuat perancangan dan mencari materi dengan usaha, dan inisiatif sendiri. Khoe Yao Tung (2000) mengatakan bahwa setelah kehadiran guru dalam arti sebenarnya, internet akan menjadi suplemen dan komplemen dalam menjadikan wakil guru yang mewakili sumber belajar yang penting di dunia. Cisco (2001) menjelaskan filosofis e-learning sebagai berikut.  Pertama, elearning merupakan penyampaian informasi, komunikasi, pendidikan, pelatihan secara on-line.  Kedua, e-learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai belajar secara konvensional (model belajar konvensional, kajian terhadap buku teks, CD-ROM, dan pelatihan berbasis komputer) sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan globalisasi.  Ketiga, e-learning tidak berarti menggantikan model belajar konvensional di dalam kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui pengayaan content dan pengembangan teknologi pendidikan.  Keempat, Kapasitas siswa amat bervariasi tergantung pada bentuk isi dan cara penyampaiannya. Makin baik keselarasan antar conten dan alat penyampai dengan gaya belajar, maka akan lebih baik kapasitas siswa yang pada gilirannya akan memberi hasil yang lebih baik. Sedangkan Karakteristik e-learning, antara lain.  Pertama, Memanfaatkan jasa teknologi elektronik; di mana guru dan siswa, siswa dan sesama siswa atau guru dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler.  Kedua, Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer networks).  Ketga, Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya.  Keempat, Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.
  • 3. Untuk dapat menghasilkan e-learning yang menarik dan diminati, Onno W. Purbo (2002) mensyaratkan tiga hal yang wajib dipenuhi dalam merancang elearning, yaitu : sederhana, personal, dan cepat. Sistem yang sederhana akan memudahkan peserta didik dalam memanfaatkan teknologi dan menu yang ada, dengan kemudahan pada panel yang disediakan, akan mengurangi pengenalan system e-learning itu sendiri, sehingga waktu belajar peserta dapat diefisienkan untuk proses belajar itu sendiri dan bukan pada belajar menggunakan sistem e-learning-nya. Syarat personal berarti pengajar dapat berinteraksi dengan baik seperti layaknya seorang guru yang berkomunikasi dengan murid di depan kelas. Dengan pendekatan dan interaksi yang lebih personal, peserta didik diperhatikan kemajuannya, serta dibantu segala persoalan yang dihadapinya. Hal ini akan membuat peserta didik betah berlama-lama di depan layar komputernya. Kemudian layanan ini ditunjang dengan kecepatan, respon yang cepat terhadap keluhan dan kebutuhan peserta didik lainnya. Dengan demikian perbaikan pembelajaran dapat dilakukan secepat mungkin oleh pengajar atau pengelola. Teknologi Pendukung E-Learning Dalam prakteknya e-learning memerlukan bantuan teknologi. Karena itu dikenal istilah: computer based learning (CBL) yaitu pembelajaran yang sepenuhnya menggunakan komputer; dan computer assisted learning (CAL) yaitu pembelajaran yang menggunakan alat bantu utama komputer. Teknologi pembelajaran terus berkembang. Namun pada prinsipnya teknologi tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: Technology based learning danTechnology based web-learning. Technology based learning ini pada prinsipnya terdiri dari Audio Information Technologies (radio, audio tape, voice mail telephone) dan Video Information Technologies (video tape, video text, video messaging). Sedangkan technology based web-learning pada dasarnya adalah Data Information Technologies (bulletin board, Internet, e-mail, tele-collaboration). Dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari, yang sering dijumpai adalah kombinasi dari teknologi yang dituliskan di atas (audio/data, video/data, audio/video). Teknologi ini juga sering di pakai pada pendidikan jarak jauh (distance education), dimasudkan agar komunikasi antara murid dan guru bisa terjadi dengan keunggulan teknologi e-learning ini. Di antara banyak fasilitas internet, menurut Onno W. Purbo (1997), “ada lima aplikasi standar internet yang dapat digunakan untuk keperluan pendidikan, yaitu email, Mailing List (milis), News group, File Transfer Protocol (FTC), dan World Wide Web (WWW)”. Sedangkan Rosenberg (2001) mengkatagorikan tiga kriteria dasar yang ada dalam e-learning. 1. Pertama, e-learning bersifat jaringan, yang membuatnya mampu memperbaiki secara cepat, menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan, dan sharing pembelajaran dan informasi. 2. Kedua, e-learning dikirimkan kepada pengguna melalui komputer dengan menggunakan standar teknologi internet. 3. Ketiga, e-learning terfokus pada pandangan pembelajaran yang paling luas, solusi pembelajaran yang menggungguli paradikma tradisional dalam pelatihan. Ada beberapa alternatif paradigma pendidikan melalui internet ini yang salah satunya adalah system “dot.com educational system” (Kardiawarman, 2000). Paradigma ini dapat mengitegrasikan beberapa system seperti ;  Pertama, paradigma virtual teacher resources, yang dapat mengatasi terbatasnya jumlah guru yang berkualitas, sehingga siswa tidak haus secara intensif memerlukan dukungan guru, karena peranan guru maya (virtual teacher) dan sebagian besar diambil alih oleh system belajar tersebut.  Kedua, virtual school system, yang dapat membuka peluang menyelenggarakan pendidikan dasar, menengah dan tinggi yang tidak memerlukan ruang dan waktu. Keunggulan paradigma ini daya tampung siswa tak terbatas. Siswa dapat melakukan kegiatan belajar kapan saja, dimana saja, dan darimana saja.  Ketiga, paradigma cyber educational resources system, atau dot com leraning resources system. Merupakan pedukung kedua paradigma di atas, dalam membantu akses terhadap artikel atau jurnal elektronik yang tersedia secara bebas dan gratis dalam internet. Penggunaan e-learning tidak bisa dilepaskan dengan peran Internet. Menurut Williams (1999). Internet adalah ‘a large collection of computers in networks that are tied together so that many users can share their vast resources’. Pengembangan Model Pendapat Haughey (1998) tentang pengembangan e-learning. Menurutnya ada tiga kemungkinan dalam pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet, yaitu web course, web centric course, dan web enhanced course ;
  • 4. Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan pendidikan, yang mana peserta didik dan pengajar sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan adanya tatap muka. Seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan, ujian, dan kegiatan pembelajaran lainnya sepenuhnya disampaikan melalui internet. Dengan kata lain model ini menggunakan sistem jarak jauh.  Web centric course adalah penggunaan internet yang memadukan antara belajar jarak jauh dan tatap muka (konvensional). Sebagian materi disampikan melalui internet, dan sebagian lagi melalui tatap muka. Fungsinya saling melengkapi. Dalam model ini pengajar bisa memberikan petunjuk pada siswa untuk mempelajari materi pelajaran melalui web yang telah dibuatnya. Siswa juga diberikan arahan untuk mencari sumber lain dari situs-situs yang relevan. Dalam tatap muka, peserta didik dan pengajar lebih banyak diskusi tentang temuan materi yang telah dipelajari melalui internet tersebut.  Web enhanced course adalah pemanfaatan internet untuk menunjang peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas. Fungsi internet adalah untuk memberikan pengayaan dan komunikasi antara peserta didik dengan pengajar, sesama peserta didik, anggota kelompok, atau peserta didik dengan nara sumber lain. Oleh karena itu peran pengajar dalam hal ini dituntut untuk menguasai teknik mencari informasi di internet, membimbing mahasiswa mencari dan menemukan situs- situs yang relevan dengan bahan pembelajaran, menyajikan materi melalui web yang menarik dan diminati, melayani bimbingan dan komunikasi melalui internet, dan kecakapan lain yang diperlukan. Kelebihan dan Kekurangan E-Learning Petunjuk tentang manfaat penggunaan internet, khususnya dalam pendidikan terbuka dan jarak jauh (Elangoan, 1999; Soekartawi, 2002; Mulvihil, 1997; Utarini, 1997), antara lain.  Pertama, Tersedianya fasilitas e-moderating di mana guru dan siswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu.  Kedua, Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan ter- jadual melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari.  Ketiga, Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer.  Keempat, Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara lebih mudah.  Kelima, Baik guru maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.  Keenam, Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif.  Ketujuh, Relatif lebih efisien. Misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari perguruan tinggi atau sekolah konvensional. Walaupun demikian pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau e-learning juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan. Berbagai kritik (Bullen, 2001, Beam, 1997), antara lain.  Pertama, Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar dan mengajar.  Kedua, Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial.  Ketiga, Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan.  Keempat, Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT.  Kelima, Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.  Keenam, Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet.  Ketujuh, Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki ketrampilan internet.  Kedelapan, Kurangnya penguasaan bahasa komputer. REFERENSI Antonius Aditya Hartanto dan Onno W. Purbo, E-Learning berbasis PHP dan MySQL, Penerbit Elex Media Komputindo, Jakarta, 2002. Asep Saepudin, Penerapan Teknologi Informasi Dalam Pendidikan Masyarakat, Jurnal Teknodik, Edisi No.12/VII/Oktober/2003. Budi Rahardjo, Proses e-Learning di Perguruan Tinggi, Seminar & Workshop, ITB, 11 Desember 2003. ___________, Internet Untuk Pendidikan, http://budi.insan.com, 2001. ___________, Pemanfaatan Teknologi Informasi di Perguruan Tinggi, Dipresentasikan pada acara “Sosialisasi Mengenai Implementasi Penerapan UU No. 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta; Pemerintah Sebagai Panutan Dalam Ketaatan Lisensi Peranti Lunak”, Tim Koordinasi Telematika Indonesia, Novotel Coralia Hotel, Bogor, 9 Maret 2004. Jaya Kumar C. Koran, Aplikasi ‘E-Learning’ Dalam Pengajaran Dan Pembelajaran Di Sekolah-Sekolah Malaysia: Cadangan Perlaksanaan Pada Senario Masa Kini, Pasukan Projek Rintis Sekolah Bestari Bahagian Teknologi Pendidikan, Kementerian Pendidikan Malaysia. Oos M. Anwas, Model Inovasi E-Learning Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan, Jurnal Teknodik, Edisi No.12/VII/Oktober/2003.
  • 5. Romi Satria Wahono, Strategi Baru Pengelolaan Situs eLearning Gratis, http://www.ilmukomputer.com, 2003. Soekartawi, Prinsip Dasar E-Learning: Teori Dan Aplikasinya Di Indonesia, Jurnal Teknodik, Edisi No.12/VII/Oktober/2003. Artikel: E-learning di Sekolah dan KTSP Judul: E-learning di Sekolah dan KTSP Bahan ini cocok untuk Semua Sektor Pendidikan bagian SISTEM PENDIDIKAN / EDUCATION SYSTEM. Nama & E-mail (Penulis): Drs. Sutrisno, M.Sc., Ph.D Saya Dosen di Universitas Jambi Topik: Pembelajaran di Sekolah Tanggal: 17 Agustus 2007 RELA BERBAGI , IKHLAS MEMBERI Mengetahui saja belum cukup Kita harus bertindak Sekedar inginpun belum cukup Kita harus melaksanakan (Goethe) Pergeseran paradigma dalam pranata pendidikan yang semula terpusat menjadi desentralistis membawa konsekuensi dalam pengelolaan pendidikan, khususnya di tingkat sekolah. Kebijakan tersebut dapat dimaknai sebagai pemberian otonomi yang seluas-luasnya kepada sekolah dalam mengelola sekolah, termasuk di dalamnya berinovasi dalam pengembangan kurikulum dan model-model pembelajaran. Otonomi yang luas itu, hendaknya diimbangi dengan perubahan yang berorientasi kepada kinerja dan partisipasi secara menyeluruh dari komponen pendidikan yang terkait. Kondisi ini gayut dengan perubahan kurikulum yang sedang diluncurkan dewasa ini oleh pemerintah, yakni kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Konsekuensi yang harus ditanggung oleh sekolah adalah restrukturisasi dalam pengelolaan sekolah (capacity building), profesionalisme guru, penyiapan infrastruktur, kesiapan siswa dalam proses belajar dan iklim akademik sekolah. Kebijakan penerapan KTSP dan pemberian otonomi pendidikan juga diharapkan melahirkan organisasi sekolah yang sehat serta terciptanya daya saing sekolah. Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan pembelajaran berbasis teknologi informasi yang sangat pesat, hendaknya sekolah menyikapinya dengan seksama agar apa yang dicita-citakan dalam perubahan paradigma pendidikan dapat segera terwujud. Kecenderungan yang telah dikembangkan dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pembelajaran adalah program e-learning. Beragam istilah dan batasan telah dikemukakan oleh para ahli teknologi informasi dan pakar pendidikan. Secara sederhana e-learning dapat difahami sebagai suatu proses pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi berupa komputer yang dilengkapi dengan sarana telekomunikasi ( internet, intranet, ekstranet ) dan multimedia (grafis, audio, video) sebagai media utama dalam penyampaian materi dan interaksi antara pengajar (guru/dosen) dan pembelajar (siswa/mahasiswa). Model pembelajaran berbasis TIK dengan menggunakan e-learning berakibat pada perubahan budaya belajar dalam kontek pembelajarannya. Setidaknya ada empat komponen penting dalam membangun budaya belajar dengan menggunakan model e-learning di sekolah ;  Pertama, siswa dituntut secara mandiri dalam belajar dengan berbagai pendekatan yang sesuai agar siswa mampu mengarahkan, memotivasi, mengatur dirinya sendiri dalam pembelajaran.  Kedua, guru mampu mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan, memfasilitasi dalam pembelajaran, memahami belajar dan hal-hal yang dibutuhkan dalam pembelajaran.  Ketiga tersedianya infrastruktur yang memadai, dan  Keempat administrator yang kreatif serta penyiapan infrastrukur dalam memfasilitasi pembelejaran. Permasalahan yang dihadapi sekolah saat ini adalah pada tingkat kesiapan peserta belajar, guru, infrastruktur sekolah, pembiayaan, efektifitas pembelajaran, sistem penyelenggaraan dan daya dukung sekolah dalam menyelenggarakan pembelajaran berbasis TIK. Lalu, apakah mungkin program e-learning dapat dilaksanakan di sekolah? Ini yang menjadi esensi dari kebermaknaan e-learning di sekolah. Menyiapkan program e-learning Pengalaman menunjukan dalam menyiapkan program e-learning tidaklah sesulit dalam bayangan kita, asalkan kita memiliki kemauan dan komitmen yang kuat untuk menuju ke arah itu. Tanpa komitmen dan dukungan secara teknis maka program e-learning di sekolah tidak mungkin akan terealiasi. Ada tip tentang kunci sukses terealisasinya program e-learning, sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh (Bates, 2005) dalam journal of e-learning volume 5 tahun 2005, yakni adanya perencanaan dan leadership yang terarah dengan mempertimbangkan efektifitas dalam pembiayaan, integritas sistem teknologi serta kemampuan guru dalam mengadapsi perubahan model pembelajaran yang baru yang sudah barang tentu didukung
  • 6. kemampuan mencari bahan pembelajaran melalui internet serta mempersiapkan budaya belajar bagi siswa. Ada empat langkah dalam manajemen pengelolaan program e-learning yakni ;  pertama menentukan strategi yang jelas tentang target audience, pembelajarannya, lokasi audience, ketersediannya infrastruktur, budget dan pengembalian investasi yang tidak hanya berupa uang tunai.  Kedua menentukan peralatan misalnya hoste vs installed LMS dan Commercial or OS-LMS,  ketiga adalah adanya hubungan dengan perusahan yang mengembangkan penelitian berkaitan dengan program e-learning yang dikembangkan di sekolah.  Ke empat menyiapkan bahan-bahan yang akan dibutuhkan bersifat spesifik, usulan yang dapat diimplementasikan serta menyiapkan short response time. Kesemuanya itu, hendaknya perlu dipikirkan masak-masak dalam konteks investasi jangka panjang. Membudayakan belajar berbasis TIK Berkembangnya teknologi pembelajaran berbasis TIK mulai tahun 1995 an, salah satu kendalanya adalah menyiapkan peserta didik dalam budaya belajar berbasis teknologi informasi serta kurang trampilnya dalam menggunakan perangkat komputer sebagai sarana belajar, serta masih terbatasnya ahli dalam teknologi multimedia khususnya terkait dengan model-model pembelajan. Untuk mempersiapkan budaya belajar berbasis TIK adalah keterlibatan orang tua murid dan kultur masyarakat akan teknologi serta dukungan dari lingkungan merupakan faktor yang tidak bisa diabaikan. Pembentukan kominitas TIK sangat mendukung untuk membudayakan anak didik dengan teknologi. Model ini telah dikembangkan di Jepang tepatnya di Shuyukan High School dengan membentuk club yang dinamai (Information Science Club), yakni sebagai wadah siswa untuk bersinggungan dengan budaya teknologi. Kompetensi guru dalam pembelajaran Ada tiga kompetensi dasar yang harus dimiliki guru untuk menyelenggarakan model pembelajaran e-learning.  Pertama kemampuan untuk membuat desain instruksional (instructional design) sesuai dengan kaedah- kaedah paedagogis yang dituangkan dalam rencana pembelelajaran.  Kedua, penguasaan TIK dalam pembelajaran yakni pemanfaatan internet sebagai sumber pembelajaran dalam rangka mendapatkan materi ajar yang up to date dan berkualitas, dan  ketiga adalah penguasaan materi pembelajaran (subject metter) sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki. Langkah-langkah kongkrit yang harus dilalui oleh guru dalam pengembangan bahan pembelajaran adalah mengidentifikasi bahan pelajaran yang akan disajikan setiap pertemuan, menyusun kerangka materi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan instruksional dan pencapainnya sesuai dengan indikator-indikator yang telah ditetapkan. Bahan tersebut selanjutnya dibuat tampilan yang menarik mungkin dalam bentuk power point dengan didukung oleh gambar, video dan bahan animasi lainnya agar siswa lebih tertarik dengan materi yang akan dipelajari serta diberikan latihan-latihan sesuai dengan kaedah-kaedah evaluasi pembelajaran sekaligus sebagai bahan evaluasi kemajuan siswa. Bahan pengayaan (additional matter) hendaknya diberikan melalui link ke situs-situs sumber belajar yang ada di internet agar siswa mudah mendapatkannya. Setelah bahan tersebut selesai maka secara teknis guru tinggal meng-upload ke situs e-learning yang telah dibuat. Dalam penetapan kualitas pembelajaran dengan menggunakan model e-learning telah dikembangkan oleh lembaga Qualitative Standards Scholarship Assessed: An Evaluation of the Professoriate yang dikembangkan oleh Glassick, Huber and Maeroff, (2005), dengan 6nstrumen-indikator 6nstrument yang telah dikembangkan meliputi: kejelasan tujuan pembelajaran, persiapan bahan pembelajaran yang cukup, penyiapan metoda belajar yang sesuai, menghasilkan hasil pembelajaran yang signifikan positif, efektifitas dalam mempresentasikan bahan pelajaran serta umpan balik yang kritis dari peserta didik. Beberapa hal yang perlu dicermati dalam menyelenggarakan program e-learning / digital classroom adalah guru menggunakan internet dan email untuk berinteraksi dengan siswa untuk mengukur kemajuan belajar siswa, siswa mampu mengatur waktu belajar, dan pengaturan efektifitas pemanfaatan internet dalam ruang multi media. Dengan mencermati perkembangan teknologi informasi dalam dunia pendidikan dan beberapa komponen penting yang perlu disiapkan serta pengalaman penulis dalam mengembangkan program e-learning maka program e- learning di sekolah bukanlah suatu hayalan belaka bahkan sesegera mungkin untuk diwujudkan. Saya Drs. Sutrisno, M.Sc., Ph.D setuju jika bahan yang dikirim dapat dipasang dan digunakan di Homepage Pendidikan Network dan saya menjamin bahwa bahan ini hasil karya saya sendiri dan sah (tidak ada copyright). . E-learning memberikan cara alternatif untuk belajar. Pemanfaatan e-learning secara optimal pun tergantung dari beberapa kondisi yang perlu dipenuhi. Namun, apa pun cara belajar yang dipilih, semua berpulang kepada si pembelajar. Tanpa komitmen dan kendali diri, tak ada satu cara belajar pun yang akan berhasil. Selamat belajar Disarikan oleh :
  • 7. Taufik Sugiarto dalam In House Training di SMA Negeri 1 Kota Cirebon, Hari Kamis, 17 Desember 2009.