SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
HASIL DISKUSI APKU
METEOROLOGI
Oleh:
Chintya Nova 1410941016
Afip Herliansa 1410942001
Wahdini Putri Guspi 1410942004
Nyak Nisa Ul Khairani KF 1410942013
Bingesti Vegi Mayolan 1410942016
Mikel Faklin 1410942022
2.1 Aspek Umum Meteorologi
Atmosfer terdiri atas ribuan senyawa kimia dalam jumlah tertentu (ppm sampai ppt)
(Finlayson Pitts dan Pitts 1986; 2000). Oleh karena itu troposfer dapat dipandang
sebagai media yang mencakup gas dan partikulat. Atmosfer adalah sistem dinamis
dengan adanya pertukaran terus menerus antara komponen gas atmosfer dan
permukaan bumi, termasuk vegetasi dan lautan. Emisi polutan yang berasal dari
sumber diangkut ke dalam atmosfer.
Dinamika atmosfer dan reaktivitas kimia dari polutan, serta ukuran partikel,
menentukan waktu tinggal dan pengaruhnya terhadap manusia dan ekosistem
(Seinfeld dan Pandis 2006). Tabel 2.1 menyajikan skala spasial yang berbeda antara
transportasi polutan di atmosfer dan proses fisika-kimia yang terjadi. Gambar 2.1
menyajikan perbedaan waktu dan panjang skala yang berkaitan dengan proses yang
terjadi di atmosfer mulai dari difusi molekuler sampai ke dampak perubahan iklim.
Di atmosfer komposisi kimia atmosfer dapat dibagi menjadi empat utama kelompok,
yaitu sulfur, nitrogen, karbon dan senyawa halogen (Finlayson-Pitts dan Pitts 1986;
Seinfeld dan Pandis 2006).
Senyawa kimia yang dipancarkan ke atmosfer akhirnya dihapus dan terdapat siklus
yang terjaidi untuk senyawa ini. Siklus ini disebut siklus biogeokimia. Istilah
“polusi udara” digunakan ketika senyawa kimia yang dipancarkan dari kegiatan
terutama antropogenik berada pada konsentrasi di atas normal tingkat ambient dan
memiliki efek terukur pada manusia dan ekosistem.
Tabel 2.1 Skala Spasial Transportasi Polutan Di Atmosfer Dan Fenomena Terkait
Karakteristik dan hubungannya dengan eksposur terhadap manusia dan dosis
internal yang diperlukan untuk kuantifikasi paparan polutan udara. Banyak masalah
polusi udara terjadi pada beberapa skala, seperti pengasaman. Masalah yang
memanjang dari mesoscale untuk skala regional. Mayoritas polusi udara terjadi di
bagian bawah atmosfer, yang didefinisikan sebagai bagian terendah dari troposfer
yang mempengaruhi kekuatan permukaan dalam waktu skala 1 jam atau lebih
rendah. Struktur lapisan batas tidak statis tapi dinamis dan berisi biasanya yang
pertama 1.000 m dari permukaan bumi.
2.2. Struktur Vertikal Suhu dan Ketentuan Stabilitas Atmosfer
Stabilitas di atmosfer tergantung pada keadaan temperatur vertikal dan kelembaban
udara ambien. Udara hangat memiliki kepadatan lebih rendah dari udara dingin dan
karena itu menjadi lebih ringan. Situasi yang sama terjadi untuk udara lembab yang
memiliki kepadatan lebih rendah dari udara kering dan karena itu menjadi lebih
ringan. Akibatnya, volume udara yang lebih hangat atau lebih lembab dari udara
ambien di sekitarnya ditandai sebagai udara tidak stabil dan akan naik ke atas.
Sebaliknya, volume udara yang lebih dingin atau lebih kering dari udara ambien
ditandai sebagai udara stabil dan akan turun ke atmosfer sampai mencapai
keseimbangan.
Kondisi stabilitas di atmosfer terkait dengan kemampuan atmosfer untuk
mencampur dan menyebar polutan. Kondisi ini menentukan pergolakan udara di
atmosfer dan pembentukan awan. Udara atmosfer menyerap panas lebih sedikit
dibandingkan permukaan bumi karena kapasitas panas yang lebih rendah. Oleh
karena itu lapisan atmosfer yang lebih dekat ke permukaan bumi menerima lebih
banyak energi, dan akibatnya lebih panas, dari lapisan atas.
Karena pemanasan lapisan-lapisan udara menjadi lebih ringan dari lapisan atas dan
lofted di atas dengan ekspansi konsekuen dan pendinginan. Ekspansi volume udara
ini terjadi pada interval waktu yang sempit tanpa terjadi pertukaran panas yang
signifikan dengan lingkungan udara sekitarnya, itu adalah proses adiabatik. Proses
ini tidak murni adiabatik karena massa udara tidak termal terisolasi.
Namun, karena perluasan massa udara terjadi dengan cepat dan pertukaran panas
dengan konduksi dan radiasi lambat, proses ekspansi adiabatik di atmosfer dapat
diasumsikan. Karena itu, ketika massa udara dipindahkan ke suatu daerah dengan
yang lebih rendah tekanan adiabatik diperluas dan didinginkan. Sebaliknya, ketika
massa udara dipindahkan ke suatu daerah dengan tekanan atmosfer yang lebih
tinggi itu dikontrak adiabatik dan dipanaskan. Pengamatan telah menunjukkan
pentingnya proses adiabatik di atmosfer dalam kaitannya dengan cuaca. Dalam
Standar Internasional Suasana (ISA) suhu menurun 0,65 C / 100 m. Tingkat ini
disebut lapse rate suhu. Penentuan tingkat selang suhu disajikan dalam subbagian
berikut:
2.2.2 Wet Vertical Temperature Lapse Rate
Saat udara bercampur dengan uap air, maka kapasitas termal udara harus dikoreksi
kembali, karena uap air ini mempengaruhi kapasitas thermal udara (cp). Apabila wv
merupakan rasio perbandingan antara massa uap air dengan massa udara kering
dalam volume udara spesifik, maka koefisien thermal udara harus ditentukan
dengan cara:
Karena itulah, kecepatan pendinginan udara yang mencapai awan lebih kecil
dibandingkan dengan udara kering. Volume udara lengas akan terus meningkat
sampai tekanan parsial dari uap air bernilai sama dengan tekanan uap air setimbang.
2.2.3 Inversi Suhu
Inversi merupakan keadaan tidak normal dari sifat udara. Jadi dapat dikatakan
bahwa inversi suhu merupakan keadaan tidak normal dari sifat udara berkaitan
dengan suhu atau temperatur. Inversi suhu dapat mengakibatkan terjadinya
kenaikan konsentrasi polutan udara di lapisan terbawah atmosfer.
Terdapat tiga faktor utama yang menyebabkan terjadinya inversi thermal, yaitu:
1 Pendinginan lapisan atmosfer paling bawah, yang disebut juga dengan
peristiwa inversi permukaan atau radiasi;
2 Pemanasan adiabatik;
3 Perpindahan udara atau pun panas serta udara dingin secara horizontal.
Apabila polutan di udara berasal dari cerobong asap, maka polutan dari cerobong
asap terendah akan terjebak di dalam lapisan inversi. Polutan yang berada di atas
lapisan teratas dari lapisan inversi akan bercampur dengan polutan lain dan
mengalami perpindahan di atas lapisan teratas inversi tersebut.
Polutan gas yang berada di antara lapisan teratas inversi dan lapisan terbawah
(terjebak dalam lapisan inversi) tidak akan bisa keluar dan tertahan pada lapisan
tersebut. Apabila ketinggian atau ketebalan lapisan inversi ini mengecil, maka
mixing height akan berkurang dan polutan akan terperangkap dalam volume udara
terkecil. Mixing height merupakan ketinggian dari mixing layer. Mixin layer adalah
lapisan yang berada diantara lapisan permukaan bumi dengan lapisan terbawah
iinversi.
2.3 Variabilitas Atmosfer – Massa Udara – Gelombang Udara
Umumnya kondisi meteorologi di waktu tertentu tergantung pada karakteristik dari
massa udara di atas wilayah itu atau dari interaksi dari dua massa udara yang
berbeda.
2.3.1 Massa Udara
Di dalam massa udara, faktor penting adalah konten kelembabannya, suhu dan
terutama suhu berubah dengan tinggi. Kuantitas kelembaban mempengaruhi jenis
awan dan akibatnya juga mempengaruhi kuantitas hujan. Distribusi suhu vertikal
mempengaruhi stabilitas massa udara. Dari sudut pandang termodinamika massa
udara diklasifikasikan dalam dua kategori hangat dan dingin. Massa udara hangat
yang lebih hangat daripada permukaan atas yang diangkut dan untuk alasan ini
menjadi lebih dingin di basis mereka dan juga stabil. Pembekuan massa udara lebih
efektif di lapisan yang berdekatan dengan permukaan, terutama karena gerakan
turbulen dan bukan karena perpindahan panas. Ini juga merupakan alasan untuk
pembentukan inversi suhu. Jika massa udara dingin mengandung cukup
kelembaban atau jika mereka dipasok dengan kelembaban dari lapisan hangat di
bawah, maka ada pembentukan awan pembangunan vertikal yang juga
menghasilkan curah hujan yang intens.
2.3.2 Klasifikasi Massa Udara
Klasifikasi massa udara didasarkan pada kriteria sebagai berikut:
- Sumber massa udara. Air diangkut di atas lautan menyerap kelembaban dan
cenderung jenuh di lapisan bawah.
- lintasan yang diikuti di atas permukaan bumi. Udara kutub yang diangkut di
garis lintang yang lebih rendah menerima panas dari bawah dan menjadi
tidak stabil. Sebaliknya, udara tropis yang diangkut di lintang yang lebih
tinggi menjadi lebih stabil karena menjadi lebih dingin pada dasarnya.
- Udara ditandai sebagai divergen atau konvergen. Massa udara yang
terpengaruh dari divergensi udara pada sistem tekanan tinggi di Bumi
permukaan akan bergerak ke bawah pada tingkat rendah dan dikonversi ke
lebih hangat, kering dan massa udara lebih stabil. Sebaliknya, massa udara
yang terpengaruh dari konvergensi udara pada sistem tekanan rendah di
permukaan bumi akan bergerak ke atas dan akan dikonversi ke dingin dan
lebih stabil.
2.3.3 Fronts (Gelombang Udara)
2.3.3.1 Front Polar
Pada pertengahan garis lintang, kutub massa udara dingin bertabrakan dengan orang
yang hangat tropis. Zona pemisahan antara massa udara tropis dan kutub ini disebut
depan kutub. Posisi depan kutub adalah variabel. Udara kutub yang kuat bergerak
udara tropis di beberapa tempat sedangkan, di beberapa tempat lain depan kutub
menurun di posisi utara karena tekanan dari udara tropis. Selama musim dingin
depan kutub yang terletak biasanya di lintang menengah bergerak ke selatan dan
menyerang zona tropis.
2.4 Turbulensi – Persamaan Nilai Rata-Rata
Karakteristik turbulensi di atmosfir sulit untuk digambarkan karena strukturnya
kompleks dan banyak lapisan. Tapi bisa dideskripsikan melalui sifat statistiknya.
Caranya dengan membagi fluks/aliran menjadi turbulen dan non-turbulen.
Metodologinya dikenal dengan analisis Reynold. Konsentrasi gas dapat dicari
dengan jumlah dari konsentrasi rata-rata dan konstan.
adalah konsentrasi gas rata-rata (molekul/(m3s) dan adalah nilai yang
instan.
Fluks atmosfer bersifat turbulen, dimana tidak memiliki bentuk yang spesifik
(random) dan tergantung oleh waktu. Perubahan kecepatan mempengaruhi
perubahan momentum, panas dan massa yang lebih tinggi yang berkaitan dengan
difusi molekul. Selama aliran turbulen terus terjadi konversi dari energi kinetik ke
energi potensial (energi dalam).
Jika u,(t) adalah nilai instan dari kecepatan molekul, kecepatan rata-ratanya:
Karena kecepatan tidak selalu konstan terhadap waktu, maka kecepatan rata-rata
bisa juga dicari dengan:
2.5 Sifat Statisti dari Turbulensi
Ada banyak cara untuk mencari fungsi nilai rata-rata dari, bisa berdasarkan nilai
waktu (t), ruang (s) dan gesek (e). Kondisi yang digunakan untuk mencari A(t,s)
Kriteria statistik dari variasi data sekitar nilai rata-rata (koefisien dispersi) dapat
ditulis:
Dimana
Korfisien bisa juga didefinisikan dalam intensitas turbulensi untuk kecepatan rata-
rata
Dengan metode Reynold
Kovarian normalisasi (rAB) dapat didefinisikan:
Koefisien rAB nilainya antara +1 dan -1. Saat 2 variabel berubah sejalan, rAB = 1,
tapi jika bertolak belakang perubahannya, rAB = -1.
Energi kinetik didefinisikan sebagai Ek = ½ m v2, dimana v adalah kecepatan.
Energi kinetik dari fluks/aliran dibagi dua, ada yang berkaitan dengan kecepatan
rata-rata dan ada yang berkaitan dengan turbulensi. Energi kinetik rata-rata (MKE)
dapat ditulis:
adalah komponen kecepatan rata-rata
Energi kinetik turbulen (TKE) dapat ditulis:
U’, v’ w’ adalah komponen kecepatan instan
Konsep fluks di atmosfer didefinisikan sebagai transpor kuantitas per unit luas
permukaan dan waktu. Tekanan Reunold untuk fluida dalam gerakan turbulen
adalah:
Nilai tipikal untuk koefisien kinematik tekanan Reynold di atmosfer adalah 0,05
m2/s2. Tekanan Reynold pada arah x,y, dan z dapat ditulis
2.6 Atmospheric Temperature
2. 6.1 Temperature Season Variability
Matahari merupakan sumber panas terbesar utama di bumi. Panas dari matahari
dapat di ubah dan di transfer dalam bentuk energi lain. Bumi berputar pada
porosnya dengan waktu yang bersamaan, dengan arah putaran berlawanan dengan
arah jarum jam sehingga menyebabkan matahari, bulan dan bintang terbit dari
sebelah timur. Bumi mengelilingi matahari dengan sudut yang sama, yaitu 23,50
dari sumbu bertikal yang konstatn selama 1 tahun yang meyebabkan bumi lebih
lama menyinari bulan Juni daripada bulan Desember yang mengakibatkan cuaca
pada bulan Juni lebih panas dari pada bulan Desember.
Ketika radiasi matahari menembus atmosfer, sebagian diserap dan sebagian lainnya
dipantulkan dari awan, sehingga apabila lapisan atmosfer semakin tebal, maka akan
semakin tinggi radiasi matahari yang bisa diserap.
2.6.2 Temperature Daily Variability
Intensitas radiasi sinar matahari tergantung kepada posisi dari matahari. Pada saat
hari cerah, intensitas matahari mencapai puncak pada saat siang hari. Apabila tidak
terdapat awan dan terjadi turbulensidi atmosfer, temperatur mencapai titik
minimum beberapa saat setelah matahari terbit dan mencapai titik maksimum pada
saat jam 2-3 siang.
Dari grafik dapat terlihat bahwa temperatur harian minimum terjadi pada saat
matahari terbit dan temperatur maksimum berada pada pukul 4 sore.
Pada bumi bagian utara, yang mempengaruhi temperatur adalah waktu (bulan).
Pengukuran temperatur dapat ditentukan dengan rumus berikut:
1. Suhu rata-rata harian
2. Suhu rata-rata bulanan
2.6.3 Heating of the Earth’s Surface and Heat Conduction
Radiasi matahar merupakan sumber panas utama dari permukaan bumi. Beberapa
parameter yang menjadi acuan dari panas permukaan bumi yaitu:
1. Panas khusus (kapasitas panas) dari permukaan
2. absorbsi permukaan
3. Reflektifitas permukaan
4. Konduktifitas permukaan
5. awan pelindung permukaan
2.6.4 Distribution of Temperature in The Air
Faktor yang berpengaruh dalam distribusi temperatur di udara:
1. Musim dan garis lintang
2. Distribusi daratan dan laut
3. Vegetasi dan alam pada permukaan
4. Elevasi’
5. Kemiringan permukaan bumi
6. Keadaan salju di permukaan
7. Penutup awan
8. Karakteristik awan
9. Aliran lautan
2.7 Kelembapan di atmosfir
Kelembapan merupakan uap air yang terkandung di atmosfer pada waktu yang
spesifik. Kelembapan udara merupakan suatu parameter penting mulai saat
pembentukan awan dan pembentukan hujan di atmosfer khususnya troposfer,
mengandung uap air dengan kuantitas tidak tetap yang berasal dari evaporasi atau
penguapan air. Kuantitas uap air yang terkandung di udara adalah spesifik dan
tergantung dari temperatur udara.
Kelembapan ada dua jenis yaitu jenuh dan tidak jenuh
1. Kelembapan jenuh, atau kuantitas di udara maksimum
2. tidak jenuh, yaitu hanya beberapa kuantitas maksimum yang terkandung.
Air di atmosfer tidak hanya pada fasa uap air, tetapi dikenal sebagai siklus air juga
fasa cairan ini dikenal sebagai siklus air. Air dengan evaporasi dari air permukaan
2.7.1 Pedoman matematis kelembapan dalam atmosfer
Kelembapan menguras pada kadar air dalam udara. Ada bebrapa metode yang
berbeda dan dapat menggambarkan fenomena ini
a. kelembapan absolut (B)
kelembapan ini didefinisikan gabungan Rasio massa dengan volume udara dimana
massa yang terkandung kelembapan mutlak menjelaskan kepadatan air di dalam
satu meter kubik udara
b. kelembapan spesifik (Q)
didefiniskan rasio uap air dari campuran dibagi dengan massa udara total dan
dinyatakan sebagai gram uap air per gram dari udara
c. Rasio pencampuran
rasio uap air dengan massa udara kering
d. kelembapan relatif
disebut perbandingan massa uap air yang terkandung pada volume udara spesifik
terhadap massa uap air pada volume yang sama dengan kondisi dibawah jenuh
dengan tekanan dan temperatur yang sama
2.7.2 titik embun
Titik embun didefinisikan sebagai suhu yang ada di udara untuk didinginkan tanpa
perubahan dari tekanan dan kelembapan di satu konsentrasi titik embun adalah
parameter penting yang digunakan dalam meramal es dan kabut ketika di ground
level. Peristiwa dari titik embun ada dua macam
a.
disebut evaporasi kabut dan terjadi dekat dgn permukaan laut ketika suhu sanagt
rendah yang ada banyak perbedaan temperatur diantara udara dan laut. Yang
emudian dengan kabut tersbur tebalnya tidak lebih dr 30 m dan bisa berubah
berubah
b. Pembekuan kelembpan udara
kabut terbentuk dengan pembekuan / kelembapan yang bisa dibagi.
2.7.3 Awan di atmosfer
Saat udara dingin mengandung lebih sedikit uap airmaka massa udara yang naik
dan menjadi dngin juga memiliki peningkatankelembaban relatif
Gerakan menaiknya massa udara karena
1. transportasi udara vertikal setelah pemanasan permukaan intens
2. dampak massa udara di pegunungna
3. konvergensi massa udara karena dengan sistem barometrik
4. pergerakan udara panas dan dingin

More Related Content

What's hot

Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanamanBab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanamanPurwandaru Widyasunu
 
Suhu dan panas serta konversinya
Suhu dan panas serta konversinyaSuhu dan panas serta konversinya
Suhu dan panas serta konversinyaabebbiondy
 
Materi Hujan bagian Pertama Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hujan bagian Pertama Mata Kuliah HidrologiMateri Hujan bagian Pertama Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hujan bagian Pertama Mata Kuliah HidrologiNurul Afdal Haris
 
Kelembaban udara & tekanan udara
Kelembaban udara & tekanan udaraKelembaban udara & tekanan udara
Kelembaban udara & tekanan udaraZhafirah Yumna
 
Pemusatan tekanan ppt
Pemusatan tekanan pptPemusatan tekanan ppt
Pemusatan tekanan pptRizal Anggara
 
Laporan praktikum agroklimatologi angin
Laporan praktikum agroklimatologi anginLaporan praktikum agroklimatologi angin
Laporan praktikum agroklimatologi anginFerli Dian SAputra
 
cuaca iklim
cuaca iklimcuaca iklim
cuaca iklimsuretno
 
UKURAN KELEMBABAN DAN EFEK UAP AIR TERHADAP SUHU UDARA
UKURAN KELEMBABAN DAN EFEK UAP AIR TERHADAP SUHU UDARAUKURAN KELEMBABAN DAN EFEK UAP AIR TERHADAP SUHU UDARA
UKURAN KELEMBABAN DAN EFEK UAP AIR TERHADAP SUHU UDARAJoel mabes
 
Hubungan antara kelembaban & suhu dan kapasitas udara
Hubungan antara kelembaban & suhu dan kapasitas udaraHubungan antara kelembaban & suhu dan kapasitas udara
Hubungan antara kelembaban & suhu dan kapasitas udaraJoel mabes
 
Unsur unsur cuaca & iklim geografi
Unsur unsur cuaca & iklim geografi Unsur unsur cuaca & iklim geografi
Unsur unsur cuaca & iklim geografi nathans_hansel
 
Unsur unsur cuaca & iklim geografi (revisi)
Unsur unsur cuaca & iklim geografi (revisi) Unsur unsur cuaca & iklim geografi (revisi)
Unsur unsur cuaca & iklim geografi (revisi) nathans_hansel
 
Materi Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah HidrologiMateri Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah HidrologiNurul Afdal Haris
 
Bab 4 tekanan udara, edaran atmosfera dan angin
Bab 4   tekanan udara, edaran atmosfera dan anginBab 4   tekanan udara, edaran atmosfera dan angin
Bab 4 tekanan udara, edaran atmosfera dan anginAsmawi Abdullah
 

What's hot (20)

Makalah meteo
Makalah meteoMakalah meteo
Makalah meteo
 
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanamanBab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
 
Suhu dan panas serta konversinya
Suhu dan panas serta konversinyaSuhu dan panas serta konversinya
Suhu dan panas serta konversinya
 
Masaa udara
Masaa udaraMasaa udara
Masaa udara
 
Cuaca dan-iklim.
Cuaca dan-iklim.Cuaca dan-iklim.
Cuaca dan-iklim.
 
Materi Hujan bagian Pertama Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hujan bagian Pertama Mata Kuliah HidrologiMateri Hujan bagian Pertama Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hujan bagian Pertama Mata Kuliah Hidrologi
 
Kelembaban udara & tekanan udara
Kelembaban udara & tekanan udaraKelembaban udara & tekanan udara
Kelembaban udara & tekanan udara
 
Pemusatan tekanan ppt
Pemusatan tekanan pptPemusatan tekanan ppt
Pemusatan tekanan ppt
 
Laporan praktikum agroklimatologi angin
Laporan praktikum agroklimatologi anginLaporan praktikum agroklimatologi angin
Laporan praktikum agroklimatologi angin
 
cuaca iklim
cuaca iklimcuaca iklim
cuaca iklim
 
UKURAN KELEMBABAN DAN EFEK UAP AIR TERHADAP SUHU UDARA
UKURAN KELEMBABAN DAN EFEK UAP AIR TERHADAP SUHU UDARAUKURAN KELEMBABAN DAN EFEK UAP AIR TERHADAP SUHU UDARA
UKURAN KELEMBABAN DAN EFEK UAP AIR TERHADAP SUHU UDARA
 
Cuaca& Iklim
Cuaca& IklimCuaca& Iklim
Cuaca& Iklim
 
Hubungan antara kelembaban & suhu dan kapasitas udara
Hubungan antara kelembaban & suhu dan kapasitas udaraHubungan antara kelembaban & suhu dan kapasitas udara
Hubungan antara kelembaban & suhu dan kapasitas udara
 
Unsur unsur cuaca & iklim geografi
Unsur unsur cuaca & iklim geografi Unsur unsur cuaca & iklim geografi
Unsur unsur cuaca & iklim geografi
 
Hidrologi 2. iklim
Hidrologi 2. iklimHidrologi 2. iklim
Hidrologi 2. iklim
 
Ppt cuaca
Ppt cuacaPpt cuaca
Ppt cuaca
 
Unsur unsur cuaca & iklim geografi (revisi)
Unsur unsur cuaca & iklim geografi (revisi) Unsur unsur cuaca & iklim geografi (revisi)
Unsur unsur cuaca & iklim geografi (revisi)
 
Materi Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah HidrologiMateri Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah Hidrologi
 
Bab 4 tekanan udara, edaran atmosfera dan angin
Bab 4   tekanan udara, edaran atmosfera dan anginBab 4   tekanan udara, edaran atmosfera dan angin
Bab 4 tekanan udara, edaran atmosfera dan angin
 
"Unsur unsur cuaca n iklim geografi"
"Unsur unsur cuaca n iklim geografi""Unsur unsur cuaca n iklim geografi"
"Unsur unsur cuaca n iklim geografi"
 

Similar to METEO

Pengertian Atmosfer dalam pembelajaran geografi .pptx
Pengertian Atmosfer dalam pembelajaran geografi .pptxPengertian Atmosfer dalam pembelajaran geografi .pptx
Pengertian Atmosfer dalam pembelajaran geografi .pptxfadillahdila7
 
Pengaruh cuaca dan iklim terhadap kehidupan manusia
Pengaruh cuaca dan iklim terhadap kehidupan manusiaPengaruh cuaca dan iklim terhadap kehidupan manusia
Pengaruh cuaca dan iklim terhadap kehidupan manusiaariesmoela
 
Materi Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah HidrologiMateri Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah HidrologiNurul Afdal Haris
 
Laporan Metklim Pendidikan Geografi
Laporan Metklim Pendidikan GeografiLaporan Metklim Pendidikan Geografi
Laporan Metklim Pendidikan GeografiJanatun Rahmilah
 
Laporan praktikum pengamatan suhu dan kelembapan aspal
Laporan praktikum pengamatan suhu dan kelembapan aspalLaporan praktikum pengamatan suhu dan kelembapan aspal
Laporan praktikum pengamatan suhu dan kelembapan aspalJoel mabes
 
ATMOSFER-geografi kelas 10
ATMOSFER-geografi kelas 10ATMOSFER-geografi kelas 10
ATMOSFER-geografi kelas 10W Apri
 
Laporan praktikum kelembaban udara
Laporan praktikum kelembaban udaraLaporan praktikum kelembaban udara
Laporan praktikum kelembaban udaraDiajeng Ramadhan
 
Makalah perubahan iklim
Makalah perubahan iklimMakalah perubahan iklim
Makalah perubahan iklimirham kajang
 
Tugas kuliah ilmu alamiah dasar atmosper
Tugas kuliah ilmu alamiah dasar atmosperTugas kuliah ilmu alamiah dasar atmosper
Tugas kuliah ilmu alamiah dasar atmosperdasriyanti
 
Tugas pengayaan (1)
Tugas pengayaan (1)Tugas pengayaan (1)
Tugas pengayaan (1)Suko Abdi
 
Cuaca dan iklim kelas 7
Cuaca dan iklim kelas 7Cuaca dan iklim kelas 7
Cuaca dan iklim kelas 7Walter Malau
 
Laporan praktikum agroklimatologi angin ferli
Laporan praktikum agroklimatologi angin ferliLaporan praktikum agroklimatologi angin ferli
Laporan praktikum agroklimatologi angin ferliFerli Dian SAputra
 
Kelompok 11 (cuaca dan iklim)
Kelompok 11 (cuaca dan iklim)Kelompok 11 (cuaca dan iklim)
Kelompok 11 (cuaca dan iklim)Nanda Reda
 
POWER POINT CUACA DAN IKLIM.pptx
POWER POINT CUACA DAN IKLIM.pptxPOWER POINT CUACA DAN IKLIM.pptx
POWER POINT CUACA DAN IKLIM.pptxdidi772968
 
Presentation Aerodynamic
Presentation AerodynamicPresentation Aerodynamic
Presentation Aerodynamicsfssolo
 
Presentation Aerodynamic
Presentation AerodynamicPresentation Aerodynamic
Presentation Aerodynamicsfssolo
 

Similar to METEO (20)

Pengertian Atmosfer dalam pembelajaran geografi .pptx
Pengertian Atmosfer dalam pembelajaran geografi .pptxPengertian Atmosfer dalam pembelajaran geografi .pptx
Pengertian Atmosfer dalam pembelajaran geografi .pptx
 
Pengaruh cuaca dan iklim terhadap kehidupan manusia
Pengaruh cuaca dan iklim terhadap kehidupan manusiaPengaruh cuaca dan iklim terhadap kehidupan manusia
Pengaruh cuaca dan iklim terhadap kehidupan manusia
 
Materi Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah HidrologiMateri Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah Hidrologi
 
Laporan Metklim Pendidikan Geografi
Laporan Metklim Pendidikan GeografiLaporan Metklim Pendidikan Geografi
Laporan Metklim Pendidikan Geografi
 
Laporan praktikum pengamatan suhu dan kelembapan aspal
Laporan praktikum pengamatan suhu dan kelembapan aspalLaporan praktikum pengamatan suhu dan kelembapan aspal
Laporan praktikum pengamatan suhu dan kelembapan aspal
 
K7 Atmosfera 1
K7 Atmosfera 1K7 Atmosfera 1
K7 Atmosfera 1
 
ATMOSFER-geografi kelas 10
ATMOSFER-geografi kelas 10ATMOSFER-geografi kelas 10
ATMOSFER-geografi kelas 10
 
Laporan praktikum kelembaban udara
Laporan praktikum kelembaban udaraLaporan praktikum kelembaban udara
Laporan praktikum kelembaban udara
 
Makalah perubahan iklim
Makalah perubahan iklimMakalah perubahan iklim
Makalah perubahan iklim
 
Cuaca dan Iklim
Cuaca dan IklimCuaca dan Iklim
Cuaca dan Iklim
 
Tugas kuliah ilmu alamiah dasar atmosper
Tugas kuliah ilmu alamiah dasar atmosperTugas kuliah ilmu alamiah dasar atmosper
Tugas kuliah ilmu alamiah dasar atmosper
 
Tugas pengayaan (1)
Tugas pengayaan (1)Tugas pengayaan (1)
Tugas pengayaan (1)
 
Suhu udara
Suhu udaraSuhu udara
Suhu udara
 
Cuaca dan iklim kelas 7
Cuaca dan iklim kelas 7Cuaca dan iklim kelas 7
Cuaca dan iklim kelas 7
 
Laporan praktikum agroklimatologi angin ferli
Laporan praktikum agroklimatologi angin ferliLaporan praktikum agroklimatologi angin ferli
Laporan praktikum agroklimatologi angin ferli
 
Kelompok 11 (cuaca dan iklim)
Kelompok 11 (cuaca dan iklim)Kelompok 11 (cuaca dan iklim)
Kelompok 11 (cuaca dan iklim)
 
POWER POINT CUACA DAN IKLIM.pptx
POWER POINT CUACA DAN IKLIM.pptxPOWER POINT CUACA DAN IKLIM.pptx
POWER POINT CUACA DAN IKLIM.pptx
 
Presentation Aerodynamic
Presentation AerodynamicPresentation Aerodynamic
Presentation Aerodynamic
 
Presentation Aerodynamic
Presentation AerodynamicPresentation Aerodynamic
Presentation Aerodynamic
 
File
FileFile
File
 

More from Nyak Nisa Ul Khairani

Solusi Analitik Pemodelan Kualitas Air
Solusi Analitik Pemodelan Kualitas AirSolusi Analitik Pemodelan Kualitas Air
Solusi Analitik Pemodelan Kualitas AirNyak Nisa Ul Khairani
 
Hasil Kunjungan Lapangan ke PPST Andalas Padang
Hasil Kunjungan Lapangan ke PPST Andalas PadangHasil Kunjungan Lapangan ke PPST Andalas Padang
Hasil Kunjungan Lapangan ke PPST Andalas PadangNyak Nisa Ul Khairani
 
Studi Kasus PSDAT Sungai Watarase Jepang
Studi Kasus PSDAT Sungai Watarase JepangStudi Kasus PSDAT Sungai Watarase Jepang
Studi Kasus PSDAT Sungai Watarase JepangNyak Nisa Ul Khairani
 
Isu dan Masalah Udara di India (Indoor Air Quality/ IAQ)
Isu dan Masalah Udara di India (Indoor Air Quality/ IAQ)Isu dan Masalah Udara di India (Indoor Air Quality/ IAQ)
Isu dan Masalah Udara di India (Indoor Air Quality/ IAQ)Nyak Nisa Ul Khairani
 
Pemilihan Lokasi TPA Metode Legrand (versi PPT)
Pemilihan Lokasi TPA Metode Legrand (versi PPT)Pemilihan Lokasi TPA Metode Legrand (versi PPT)
Pemilihan Lokasi TPA Metode Legrand (versi PPT)Nyak Nisa Ul Khairani
 
Simbol dan Lambang Bahan Berbahaya Beracun (B3)
Simbol dan Lambang Bahan Berbahaya Beracun (B3)Simbol dan Lambang Bahan Berbahaya Beracun (B3)
Simbol dan Lambang Bahan Berbahaya Beracun (B3)Nyak Nisa Ul Khairani
 
Presentation about Environmental Engineering Thingy (Simple WTP)
Presentation about Environmental Engineering Thingy (Simple WTP)Presentation about Environmental Engineering Thingy (Simple WTP)
Presentation about Environmental Engineering Thingy (Simple WTP)Nyak Nisa Ul Khairani
 
Teknik Permodelan (Pencemaran Udara)
Teknik Permodelan (Pencemaran Udara)Teknik Permodelan (Pencemaran Udara)
Teknik Permodelan (Pencemaran Udara)Nyak Nisa Ul Khairani
 
Summary Chapter 2 Buku An Introduction to Aquatic Toxicology, M. Nikinmaa
Summary Chapter 2 Buku An Introduction to Aquatic Toxicology, M. NikinmaaSummary Chapter 2 Buku An Introduction to Aquatic Toxicology, M. Nikinmaa
Summary Chapter 2 Buku An Introduction to Aquatic Toxicology, M. NikinmaaNyak Nisa Ul Khairani
 

More from Nyak Nisa Ul Khairani (20)

Solusi Analitik Pemodelan Kualitas Air
Solusi Analitik Pemodelan Kualitas AirSolusi Analitik Pemodelan Kualitas Air
Solusi Analitik Pemodelan Kualitas Air
 
Studi Kasus PBI Limbah Cair
Studi Kasus PBI Limbah CairStudi Kasus PBI Limbah Cair
Studi Kasus PBI Limbah Cair
 
Daur Nitrogen & Fosfor
Daur Nitrogen & FosforDaur Nitrogen & Fosfor
Daur Nitrogen & Fosfor
 
Peraturan APKU di Jepang
Peraturan APKU di JepangPeraturan APKU di Jepang
Peraturan APKU di Jepang
 
Pengolahan Logam Berat
Pengolahan Logam BeratPengolahan Logam Berat
Pengolahan Logam Berat
 
Reservoir
ReservoirReservoir
Reservoir
 
Hasil Kunjungan Lapangan ke PPST Andalas Padang
Hasil Kunjungan Lapangan ke PPST Andalas PadangHasil Kunjungan Lapangan ke PPST Andalas Padang
Hasil Kunjungan Lapangan ke PPST Andalas Padang
 
Komposter Anaerob
Komposter AnaerobKomposter Anaerob
Komposter Anaerob
 
Gasifikasi, Kombusi, Pirolisis
Gasifikasi, Kombusi, PirolisisGasifikasi, Kombusi, Pirolisis
Gasifikasi, Kombusi, Pirolisis
 
Desain TPST Skala Kawasan
Desain TPST Skala KawasanDesain TPST Skala Kawasan
Desain TPST Skala Kawasan
 
Studi Kasus PSDAT Sungai Watarase Jepang
Studi Kasus PSDAT Sungai Watarase JepangStudi Kasus PSDAT Sungai Watarase Jepang
Studi Kasus PSDAT Sungai Watarase Jepang
 
Tugas APKU: Metodologi Stabilitas
Tugas APKU: Metodologi StabilitasTugas APKU: Metodologi Stabilitas
Tugas APKU: Metodologi Stabilitas
 
Isu dan Masalah Udara di India (Indoor Air Quality/ IAQ)
Isu dan Masalah Udara di India (Indoor Air Quality/ IAQ)Isu dan Masalah Udara di India (Indoor Air Quality/ IAQ)
Isu dan Masalah Udara di India (Indoor Air Quality/ IAQ)
 
Pemilihan Lokasi TPA Metode Legrand (versi PPT)
Pemilihan Lokasi TPA Metode Legrand (versi PPT)Pemilihan Lokasi TPA Metode Legrand (versi PPT)
Pemilihan Lokasi TPA Metode Legrand (versi PPT)
 
Simbol dan Lambang Bahan Berbahaya Beracun (B3)
Simbol dan Lambang Bahan Berbahaya Beracun (B3)Simbol dan Lambang Bahan Berbahaya Beracun (B3)
Simbol dan Lambang Bahan Berbahaya Beracun (B3)
 
Presentation about Environmental Engineering Thingy (Simple WTP)
Presentation about Environmental Engineering Thingy (Simple WTP)Presentation about Environmental Engineering Thingy (Simple WTP)
Presentation about Environmental Engineering Thingy (Simple WTP)
 
Aliran Kritis
Aliran KritisAliran Kritis
Aliran Kritis
 
Septic Tank & Constructed Wetland
Septic Tank & Constructed WetlandSeptic Tank & Constructed Wetland
Septic Tank & Constructed Wetland
 
Teknik Permodelan (Pencemaran Udara)
Teknik Permodelan (Pencemaran Udara)Teknik Permodelan (Pencemaran Udara)
Teknik Permodelan (Pencemaran Udara)
 
Summary Chapter 2 Buku An Introduction to Aquatic Toxicology, M. Nikinmaa
Summary Chapter 2 Buku An Introduction to Aquatic Toxicology, M. NikinmaaSummary Chapter 2 Buku An Introduction to Aquatic Toxicology, M. Nikinmaa
Summary Chapter 2 Buku An Introduction to Aquatic Toxicology, M. Nikinmaa
 

METEO

  • 1. HASIL DISKUSI APKU METEOROLOGI Oleh: Chintya Nova 1410941016 Afip Herliansa 1410942001 Wahdini Putri Guspi 1410942004 Nyak Nisa Ul Khairani KF 1410942013 Bingesti Vegi Mayolan 1410942016 Mikel Faklin 1410942022 2.1 Aspek Umum Meteorologi Atmosfer terdiri atas ribuan senyawa kimia dalam jumlah tertentu (ppm sampai ppt) (Finlayson Pitts dan Pitts 1986; 2000). Oleh karena itu troposfer dapat dipandang sebagai media yang mencakup gas dan partikulat. Atmosfer adalah sistem dinamis dengan adanya pertukaran terus menerus antara komponen gas atmosfer dan permukaan bumi, termasuk vegetasi dan lautan. Emisi polutan yang berasal dari sumber diangkut ke dalam atmosfer. Dinamika atmosfer dan reaktivitas kimia dari polutan, serta ukuran partikel, menentukan waktu tinggal dan pengaruhnya terhadap manusia dan ekosistem (Seinfeld dan Pandis 2006). Tabel 2.1 menyajikan skala spasial yang berbeda antara transportasi polutan di atmosfer dan proses fisika-kimia yang terjadi. Gambar 2.1 menyajikan perbedaan waktu dan panjang skala yang berkaitan dengan proses yang terjadi di atmosfer mulai dari difusi molekuler sampai ke dampak perubahan iklim. Di atmosfer komposisi kimia atmosfer dapat dibagi menjadi empat utama kelompok, yaitu sulfur, nitrogen, karbon dan senyawa halogen (Finlayson-Pitts dan Pitts 1986; Seinfeld dan Pandis 2006). Senyawa kimia yang dipancarkan ke atmosfer akhirnya dihapus dan terdapat siklus yang terjaidi untuk senyawa ini. Siklus ini disebut siklus biogeokimia. Istilah “polusi udara” digunakan ketika senyawa kimia yang dipancarkan dari kegiatan terutama antropogenik berada pada konsentrasi di atas normal tingkat ambient dan memiliki efek terukur pada manusia dan ekosistem. Tabel 2.1 Skala Spasial Transportasi Polutan Di Atmosfer Dan Fenomena Terkait
  • 2. Karakteristik dan hubungannya dengan eksposur terhadap manusia dan dosis internal yang diperlukan untuk kuantifikasi paparan polutan udara. Banyak masalah polusi udara terjadi pada beberapa skala, seperti pengasaman. Masalah yang memanjang dari mesoscale untuk skala regional. Mayoritas polusi udara terjadi di bagian bawah atmosfer, yang didefinisikan sebagai bagian terendah dari troposfer yang mempengaruhi kekuatan permukaan dalam waktu skala 1 jam atau lebih rendah. Struktur lapisan batas tidak statis tapi dinamis dan berisi biasanya yang pertama 1.000 m dari permukaan bumi. 2.2. Struktur Vertikal Suhu dan Ketentuan Stabilitas Atmosfer Stabilitas di atmosfer tergantung pada keadaan temperatur vertikal dan kelembaban udara ambien. Udara hangat memiliki kepadatan lebih rendah dari udara dingin dan karena itu menjadi lebih ringan. Situasi yang sama terjadi untuk udara lembab yang memiliki kepadatan lebih rendah dari udara kering dan karena itu menjadi lebih ringan. Akibatnya, volume udara yang lebih hangat atau lebih lembab dari udara ambien di sekitarnya ditandai sebagai udara tidak stabil dan akan naik ke atas. Sebaliknya, volume udara yang lebih dingin atau lebih kering dari udara ambien ditandai sebagai udara stabil dan akan turun ke atmosfer sampai mencapai keseimbangan. Kondisi stabilitas di atmosfer terkait dengan kemampuan atmosfer untuk mencampur dan menyebar polutan. Kondisi ini menentukan pergolakan udara di atmosfer dan pembentukan awan. Udara atmosfer menyerap panas lebih sedikit dibandingkan permukaan bumi karena kapasitas panas yang lebih rendah. Oleh karena itu lapisan atmosfer yang lebih dekat ke permukaan bumi menerima lebih banyak energi, dan akibatnya lebih panas, dari lapisan atas. Karena pemanasan lapisan-lapisan udara menjadi lebih ringan dari lapisan atas dan lofted di atas dengan ekspansi konsekuen dan pendinginan. Ekspansi volume udara ini terjadi pada interval waktu yang sempit tanpa terjadi pertukaran panas yang signifikan dengan lingkungan udara sekitarnya, itu adalah proses adiabatik. Proses ini tidak murni adiabatik karena massa udara tidak termal terisolasi. Namun, karena perluasan massa udara terjadi dengan cepat dan pertukaran panas dengan konduksi dan radiasi lambat, proses ekspansi adiabatik di atmosfer dapat diasumsikan. Karena itu, ketika massa udara dipindahkan ke suatu daerah dengan yang lebih rendah tekanan adiabatik diperluas dan didinginkan. Sebaliknya, ketika massa udara dipindahkan ke suatu daerah dengan tekanan atmosfer yang lebih tinggi itu dikontrak adiabatik dan dipanaskan. Pengamatan telah menunjukkan pentingnya proses adiabatik di atmosfer dalam kaitannya dengan cuaca. Dalam Standar Internasional Suasana (ISA) suhu menurun 0,65 C / 100 m. Tingkat ini disebut lapse rate suhu. Penentuan tingkat selang suhu disajikan dalam subbagian berikut: 2.2.2 Wet Vertical Temperature Lapse Rate Saat udara bercampur dengan uap air, maka kapasitas termal udara harus dikoreksi kembali, karena uap air ini mempengaruhi kapasitas thermal udara (cp). Apabila wv merupakan rasio perbandingan antara massa uap air dengan massa udara kering dalam volume udara spesifik, maka koefisien thermal udara harus ditentukan dengan cara:
  • 3. Karena itulah, kecepatan pendinginan udara yang mencapai awan lebih kecil dibandingkan dengan udara kering. Volume udara lengas akan terus meningkat sampai tekanan parsial dari uap air bernilai sama dengan tekanan uap air setimbang. 2.2.3 Inversi Suhu Inversi merupakan keadaan tidak normal dari sifat udara. Jadi dapat dikatakan bahwa inversi suhu merupakan keadaan tidak normal dari sifat udara berkaitan dengan suhu atau temperatur. Inversi suhu dapat mengakibatkan terjadinya kenaikan konsentrasi polutan udara di lapisan terbawah atmosfer. Terdapat tiga faktor utama yang menyebabkan terjadinya inversi thermal, yaitu: 1 Pendinginan lapisan atmosfer paling bawah, yang disebut juga dengan peristiwa inversi permukaan atau radiasi; 2 Pemanasan adiabatik; 3 Perpindahan udara atau pun panas serta udara dingin secara horizontal. Apabila polutan di udara berasal dari cerobong asap, maka polutan dari cerobong asap terendah akan terjebak di dalam lapisan inversi. Polutan yang berada di atas lapisan teratas dari lapisan inversi akan bercampur dengan polutan lain dan mengalami perpindahan di atas lapisan teratas inversi tersebut. Polutan gas yang berada di antara lapisan teratas inversi dan lapisan terbawah (terjebak dalam lapisan inversi) tidak akan bisa keluar dan tertahan pada lapisan tersebut. Apabila ketinggian atau ketebalan lapisan inversi ini mengecil, maka mixing height akan berkurang dan polutan akan terperangkap dalam volume udara terkecil. Mixing height merupakan ketinggian dari mixing layer. Mixin layer adalah lapisan yang berada diantara lapisan permukaan bumi dengan lapisan terbawah iinversi. 2.3 Variabilitas Atmosfer – Massa Udara – Gelombang Udara Umumnya kondisi meteorologi di waktu tertentu tergantung pada karakteristik dari massa udara di atas wilayah itu atau dari interaksi dari dua massa udara yang berbeda. 2.3.1 Massa Udara Di dalam massa udara, faktor penting adalah konten kelembabannya, suhu dan terutama suhu berubah dengan tinggi. Kuantitas kelembaban mempengaruhi jenis awan dan akibatnya juga mempengaruhi kuantitas hujan. Distribusi suhu vertikal mempengaruhi stabilitas massa udara. Dari sudut pandang termodinamika massa udara diklasifikasikan dalam dua kategori hangat dan dingin. Massa udara hangat yang lebih hangat daripada permukaan atas yang diangkut dan untuk alasan ini menjadi lebih dingin di basis mereka dan juga stabil. Pembekuan massa udara lebih efektif di lapisan yang berdekatan dengan permukaan, terutama karena gerakan turbulen dan bukan karena perpindahan panas. Ini juga merupakan alasan untuk pembentukan inversi suhu. Jika massa udara dingin mengandung cukup kelembaban atau jika mereka dipasok dengan kelembaban dari lapisan hangat di bawah, maka ada pembentukan awan pembangunan vertikal yang juga menghasilkan curah hujan yang intens.
  • 4. 2.3.2 Klasifikasi Massa Udara Klasifikasi massa udara didasarkan pada kriteria sebagai berikut: - Sumber massa udara. Air diangkut di atas lautan menyerap kelembaban dan cenderung jenuh di lapisan bawah. - lintasan yang diikuti di atas permukaan bumi. Udara kutub yang diangkut di garis lintang yang lebih rendah menerima panas dari bawah dan menjadi tidak stabil. Sebaliknya, udara tropis yang diangkut di lintang yang lebih tinggi menjadi lebih stabil karena menjadi lebih dingin pada dasarnya. - Udara ditandai sebagai divergen atau konvergen. Massa udara yang terpengaruh dari divergensi udara pada sistem tekanan tinggi di Bumi permukaan akan bergerak ke bawah pada tingkat rendah dan dikonversi ke lebih hangat, kering dan massa udara lebih stabil. Sebaliknya, massa udara yang terpengaruh dari konvergensi udara pada sistem tekanan rendah di permukaan bumi akan bergerak ke atas dan akan dikonversi ke dingin dan lebih stabil. 2.3.3 Fronts (Gelombang Udara) 2.3.3.1 Front Polar Pada pertengahan garis lintang, kutub massa udara dingin bertabrakan dengan orang yang hangat tropis. Zona pemisahan antara massa udara tropis dan kutub ini disebut depan kutub. Posisi depan kutub adalah variabel. Udara kutub yang kuat bergerak udara tropis di beberapa tempat sedangkan, di beberapa tempat lain depan kutub menurun di posisi utara karena tekanan dari udara tropis. Selama musim dingin depan kutub yang terletak biasanya di lintang menengah bergerak ke selatan dan menyerang zona tropis. 2.4 Turbulensi – Persamaan Nilai Rata-Rata Karakteristik turbulensi di atmosfir sulit untuk digambarkan karena strukturnya kompleks dan banyak lapisan. Tapi bisa dideskripsikan melalui sifat statistiknya. Caranya dengan membagi fluks/aliran menjadi turbulen dan non-turbulen. Metodologinya dikenal dengan analisis Reynold. Konsentrasi gas dapat dicari dengan jumlah dari konsentrasi rata-rata dan konstan. adalah konsentrasi gas rata-rata (molekul/(m3s) dan adalah nilai yang instan. Fluks atmosfer bersifat turbulen, dimana tidak memiliki bentuk yang spesifik (random) dan tergantung oleh waktu. Perubahan kecepatan mempengaruhi perubahan momentum, panas dan massa yang lebih tinggi yang berkaitan dengan difusi molekul. Selama aliran turbulen terus terjadi konversi dari energi kinetik ke energi potensial (energi dalam).
  • 5. Jika u,(t) adalah nilai instan dari kecepatan molekul, kecepatan rata-ratanya: Karena kecepatan tidak selalu konstan terhadap waktu, maka kecepatan rata-rata bisa juga dicari dengan: 2.5 Sifat Statisti dari Turbulensi Ada banyak cara untuk mencari fungsi nilai rata-rata dari, bisa berdasarkan nilai waktu (t), ruang (s) dan gesek (e). Kondisi yang digunakan untuk mencari A(t,s) Kriteria statistik dari variasi data sekitar nilai rata-rata (koefisien dispersi) dapat ditulis: Dimana Korfisien bisa juga didefinisikan dalam intensitas turbulensi untuk kecepatan rata- rata
  • 6. Dengan metode Reynold Kovarian normalisasi (rAB) dapat didefinisikan: Koefisien rAB nilainya antara +1 dan -1. Saat 2 variabel berubah sejalan, rAB = 1, tapi jika bertolak belakang perubahannya, rAB = -1. Energi kinetik didefinisikan sebagai Ek = ½ m v2, dimana v adalah kecepatan. Energi kinetik dari fluks/aliran dibagi dua, ada yang berkaitan dengan kecepatan rata-rata dan ada yang berkaitan dengan turbulensi. Energi kinetik rata-rata (MKE) dapat ditulis: adalah komponen kecepatan rata-rata Energi kinetik turbulen (TKE) dapat ditulis: U’, v’ w’ adalah komponen kecepatan instan Konsep fluks di atmosfer didefinisikan sebagai transpor kuantitas per unit luas permukaan dan waktu. Tekanan Reunold untuk fluida dalam gerakan turbulen adalah: Nilai tipikal untuk koefisien kinematik tekanan Reynold di atmosfer adalah 0,05 m2/s2. Tekanan Reynold pada arah x,y, dan z dapat ditulis
  • 7. 2.6 Atmospheric Temperature 2. 6.1 Temperature Season Variability Matahari merupakan sumber panas terbesar utama di bumi. Panas dari matahari dapat di ubah dan di transfer dalam bentuk energi lain. Bumi berputar pada porosnya dengan waktu yang bersamaan, dengan arah putaran berlawanan dengan arah jarum jam sehingga menyebabkan matahari, bulan dan bintang terbit dari sebelah timur. Bumi mengelilingi matahari dengan sudut yang sama, yaitu 23,50 dari sumbu bertikal yang konstatn selama 1 tahun yang meyebabkan bumi lebih lama menyinari bulan Juni daripada bulan Desember yang mengakibatkan cuaca pada bulan Juni lebih panas dari pada bulan Desember. Ketika radiasi matahari menembus atmosfer, sebagian diserap dan sebagian lainnya dipantulkan dari awan, sehingga apabila lapisan atmosfer semakin tebal, maka akan semakin tinggi radiasi matahari yang bisa diserap. 2.6.2 Temperature Daily Variability Intensitas radiasi sinar matahari tergantung kepada posisi dari matahari. Pada saat hari cerah, intensitas matahari mencapai puncak pada saat siang hari. Apabila tidak terdapat awan dan terjadi turbulensidi atmosfer, temperatur mencapai titik minimum beberapa saat setelah matahari terbit dan mencapai titik maksimum pada saat jam 2-3 siang.
  • 8. Dari grafik dapat terlihat bahwa temperatur harian minimum terjadi pada saat matahari terbit dan temperatur maksimum berada pada pukul 4 sore. Pada bumi bagian utara, yang mempengaruhi temperatur adalah waktu (bulan). Pengukuran temperatur dapat ditentukan dengan rumus berikut: 1. Suhu rata-rata harian 2. Suhu rata-rata bulanan 2.6.3 Heating of the Earth’s Surface and Heat Conduction Radiasi matahar merupakan sumber panas utama dari permukaan bumi. Beberapa parameter yang menjadi acuan dari panas permukaan bumi yaitu: 1. Panas khusus (kapasitas panas) dari permukaan 2. absorbsi permukaan 3. Reflektifitas permukaan 4. Konduktifitas permukaan 5. awan pelindung permukaan 2.6.4 Distribution of Temperature in The Air Faktor yang berpengaruh dalam distribusi temperatur di udara: 1. Musim dan garis lintang 2. Distribusi daratan dan laut 3. Vegetasi dan alam pada permukaan 4. Elevasi’ 5. Kemiringan permukaan bumi 6. Keadaan salju di permukaan 7. Penutup awan 8. Karakteristik awan 9. Aliran lautan 2.7 Kelembapan di atmosfir Kelembapan merupakan uap air yang terkandung di atmosfer pada waktu yang spesifik. Kelembapan udara merupakan suatu parameter penting mulai saat pembentukan awan dan pembentukan hujan di atmosfer khususnya troposfer, mengandung uap air dengan kuantitas tidak tetap yang berasal dari evaporasi atau penguapan air. Kuantitas uap air yang terkandung di udara adalah spesifik dan tergantung dari temperatur udara.
  • 9. Kelembapan ada dua jenis yaitu jenuh dan tidak jenuh 1. Kelembapan jenuh, atau kuantitas di udara maksimum 2. tidak jenuh, yaitu hanya beberapa kuantitas maksimum yang terkandung. Air di atmosfer tidak hanya pada fasa uap air, tetapi dikenal sebagai siklus air juga fasa cairan ini dikenal sebagai siklus air. Air dengan evaporasi dari air permukaan 2.7.1 Pedoman matematis kelembapan dalam atmosfer Kelembapan menguras pada kadar air dalam udara. Ada bebrapa metode yang berbeda dan dapat menggambarkan fenomena ini a. kelembapan absolut (B) kelembapan ini didefinisikan gabungan Rasio massa dengan volume udara dimana massa yang terkandung kelembapan mutlak menjelaskan kepadatan air di dalam satu meter kubik udara b. kelembapan spesifik (Q) didefiniskan rasio uap air dari campuran dibagi dengan massa udara total dan dinyatakan sebagai gram uap air per gram dari udara c. Rasio pencampuran rasio uap air dengan massa udara kering d. kelembapan relatif disebut perbandingan massa uap air yang terkandung pada volume udara spesifik terhadap massa uap air pada volume yang sama dengan kondisi dibawah jenuh dengan tekanan dan temperatur yang sama 2.7.2 titik embun Titik embun didefinisikan sebagai suhu yang ada di udara untuk didinginkan tanpa perubahan dari tekanan dan kelembapan di satu konsentrasi titik embun adalah parameter penting yang digunakan dalam meramal es dan kabut ketika di ground level. Peristiwa dari titik embun ada dua macam a. disebut evaporasi kabut dan terjadi dekat dgn permukaan laut ketika suhu sanagt rendah yang ada banyak perbedaan temperatur diantara udara dan laut. Yang emudian dengan kabut tersbur tebalnya tidak lebih dr 30 m dan bisa berubah berubah b. Pembekuan kelembpan udara kabut terbentuk dengan pembekuan / kelembapan yang bisa dibagi. 2.7.3 Awan di atmosfer Saat udara dingin mengandung lebih sedikit uap airmaka massa udara yang naik dan menjadi dngin juga memiliki peningkatankelembaban relatif Gerakan menaiknya massa udara karena 1. transportasi udara vertikal setelah pemanasan permukaan intens 2. dampak massa udara di pegunungna 3. konvergensi massa udara karena dengan sistem barometrik 4. pergerakan udara panas dan dingin