SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem bilangan (number system) adalah suatu cara untuk mewakili besaran
dari suatu item fisik. Sistem bilangan yang banyak dipergunakan oleh manusia
adalah sistem bilangan desimal, yaitu sisitem bilangan yang menggunakan 10
macam simbol untuk mewakili suatu besaran. Sistem ini banyak digunakan karena
manusia mempunyai sepuluh jari untuk dapat membantu perhitungan. Lain halnya
dengan komputer, logika di komputer, diwakili oleh bentuk elemen dua keadaan
yaitu off (tidak ada arus) dan on (ada arus). Konsep inilah yang dipakai dalam
sistem bilangan biner yang mempunyai dua macam nilai untuk mewakili suatu
besaran nilai.
Dalam makalah ini, kita membahas lima jenis basis bilangan, yaitu bilangan
biner, desimal, basis lima, basis dua belas, dan basis lima belas. Bilangan biner atau
binary digit (bit) adalah bilangan yang terdiri dari 1 dan 0. Bilangan desimal terdiri
dari 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Sedangkan, bilangan basis lima terdiri dari 0, 1,
2, 3, dan 4. Bilangan basis dua belas terdiri dari 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B. Dan
bilangan sistem lima belas terdiri dari 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, dan E.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa pengertian basis bilangan?
b. Apa yang disebut dengan basis sepuluh?
c. Apa yang disebut dengan basis nun sepuluh?
1.3 Tujuan
a. Mengetahui pengertian basis bilangan
b. Mengetahui apa yang disebut dengan basis sepuluh
c. Mengetahui apa yang disebut dengan basis nun sepuluh
1 | Basis Bilangan
BAB II
BASIS BILANGAN
2.1. Pengertian Basis Bilangan
Basis bilangan adalah bilangan yang menjadi dasar terbentuknya bilangan
lain dalam suatu sistem bilangan. Basis bilangan ini dikelompokan ke dalam dua
kelompok, yaitu basis sepuluh dan basis non sepuluh. Basis sepuluh sering disebut
juga dengan bilangan desimal yang terdiri dari 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Basis
nun sepuluh adalah basis bilangan yang kurang atau lebih dari sepuluh. Dalam
makalah ini, akan dibahas empat jenis basis bilangan, yaitu bilangan biner, basis
lima, basis dua belas, dan basis lima belas. Bilangan biner atau binary digit (bit)
adalah bilangan yang terdiri dari 1 dan 0. Bilangan desimal terdiri dari 0, 1, 2, 3, 4,
5, 6, 7, 8, dan 9. Sedangkan, bilangan basis lima terdiri dari 0, 1, 2, 3, dan 4.
Bilangan basis dua belas terdiri dari 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B. Dan bilangan
sistem lima belas terdiri dari 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, dan E.
A. Basis Sepuluh
Sistem ini menggunakan 10 macam simbol yaitu 0,1,2,3,4,5,6,7,8,dan 9.
Sistem ini menggunakan basis 10. Bentuk nilai ini dapat berupa integer desimal
atau pecahan. Integer desimal, adalah nilai desimal yang bulat, misalnya 8598 dapat
diartikan :
8 x 103
= 8000
5 x 102
= 500
9 x 101
= 90
8 x 100
= 8+
8598
position value / palce value
absolute value
Absolute value merupakan nilai untuk masing-masing digit bilangan,
sedangkan, position value adalah merupakan penimbang atau bobot dari masing-
2 | Basis Bilangan
masing digit tergantung dari letak posisinya, yaitu bernilai basis dipangkatkan
dengan urutan posisinya.
Pecahan desimal adalah nilai desimal yang mengandung nilai pecahan
dibelakang koma, seperti nilai 183,75 adalah pecahan desimal yang dapat
diartikan :
1 x 10 2
= 100
8 x 10 1
= 80
3 x 10 0
= 3
7 x 10–1
= 0,7
5 x 10–2
= 0,05 +
183,75
B. Basis Non Sepuluh
Pada makalah ini akan dibahas empat jenis bilangan yang berbasis nun
sepuluh, yaitu bilangan berbasis dua, bilangan berbasis lima, bilangan berbasis dua
belas, dan bilangan berbasis lima belas. Dengan penjelasan sebagai berikut :
1. Bilangan Berbasis Dua
Sistem bilangan denga basis dua disebut juga sistem biner, lambang
bilangannya adalah { 0, 1 }
Contoh :
bilangan 1001 dapat diartikan :
1 0 0 1
1 x 2 0
= 1
0 x 2 1
= 0
0 x 2 2
= 0
1 x 2 3
= 8 +
92
position value
absolute value
3 | Basis Bilangan
Operasi aritmetika pada bilangan Biner
a. Penjumlahan
Dasar penujmlahan biner adalah :
0 + 0 = 0
0 + 1 = 1
1 + 0 = 1
1 + 1 = 0 dengan 1, yaitu 1 + 1 =2, karena digit terbesar biner 1,
maka harus dikurangi dengan 2 (basis), jadi 2 – 2 = 0
b. Pengurangan
Bilangan biner dikurangkan dengan cara yang sama dengan pengurangan
bilangan desimal. Dasar pengurangan untuk masing-masing digit bilangan
biner adalah :
0 – 0 = 0
1 – 0 = 1
1 – 1 = 0
0 – 1 = 1 dengan pinjam 1 dari posisi sebelah kirinya.
c. Perkalian
Dilakukan sama dengan cara perkalian pada bilangan desimal. Dasar
perkalian bilangan biner adalah :
0 x 0 = 0
1 x 0 = 0
0 x 1 = 0
1 x 1 = 1
d. Pembagian
Pembagian biner dilakukan juga dengan cara yang sama dengan bilangan
desimal. Pembagian biner 0 tidak mempunyai arti, sehingga dasar
pemagian biner adalah :
0 : 1 = 0
1 : 1 = 1
4 | Basis Bilangan
2. Bilangan Berbasis Lima
Apabila dalam bilangan basis sepuluh kita dapat mengelompokan kedalam
kelompok sepuluh-sepuluh. Dalam bilangan dasar lima kita mengelompokan ke
dalam lima-lima (limaan). Perhatikan himpunan tersebut :
kita dapat mengelompokan unsur-unsur yang ada pada himpunan tersebut kedalam
kelompok limaan dan 3 satuan , dapat ditulis 23Lima atau 235.
Untuk penulisan “2 kelompok limaan dan 3 satuan” dalam basis lima
seharusnya 23lima bukan 235. Akan tetapi untuk menyingkat tulisan disini kita tulis
235 artinya 2.5 + 3 dan 325 artinya 3.5+2.
Jika kelompok limaannya terdapat lima kelompok, maka kelompok itu
dijadikan kelompok baru, yaitu kelompok “25-an”, atau kelompok “52
-an” atau
kelompok “5*5-an”. Jika kelompok “25-an”ada lima kelompok maka dijadikan
kelompok baru yaitu “125-an”.
Lambang bilangan yang dipakai dalam basis lima adalah {0,1,2,3,4} dan nilai
tempatnya adalah sebagai berikut:
125-an 25-an limaan satuan
Contoh :
Operasi hitung dalam basis bilangan
a.
b.
5 | Basis Bilangan
c.
d.
3. Bilangan Berbasis Dua Belas
Bilangan basis 12 adalah himpunan bilangan asli yang terdiri dari 1 hingga
12 atau bilangan cacah 0 hingga11 atau kelompok bilangan dengan banyaknya
anggota 12, yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A dan B lebih gampang lagi adalah
angka- angka yang terdapat pada jam analog(angka paling kecil 1 dan angka
terbesar 12).
Operesi penjumlahan dan pengurangan bilangan basis 12 ini bisa diterapkan
pada operasi penjumlahan dan pengurangan satuan waktu (Bulan ke Tahun) dan
satuan kuantitas (buah- lusin - gros).
Contoh :
Jarak lokasi suting ke rumah sule 2 jam,sule pulang jam 11 malam,jam
berapakah sule pulang?
Jawab:
Pada soal di atas tidak mungkin jawabanya 13,ini dikarnakan pada jam angka
yang tertinggi adalah 12,maka jawabanya adalah jam 1 malam yaitu 11 + 2 = 1 atau
bias ditulis 0 + 1. Dengan nol adalah satu dua belasan.
4. Bilangan Berbasis Lima Belas
Pada sistem bilangan basis lima belas, diperlukan lambang bilangan sebanyak
lima belas buah. Di sini ditentukan kelima belas lambang bilangan tersebut dengan
(0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, dan E). Dengan ketentuan A=10, B=11,
C=12, D=13, dan E=14.
Contoh :
a. Mengubah bilangan sistem berbasis lima ke dalam sistem desimal
• = 23 . 15 + 3 = 33
• = A . 15 + C
= 10 . 15 + 12
6 | Basis Bilangan
= 162
b. Mengubah sistem desimal ke dalam basis lima belas
• 20 = 1 . 15 + 5 =
Atau dengan cara :
= 1 dengan sisa 5
= 5, karena 5 tidak dapat dibagi 15.
Jadi 20 =
C. Lambang Bilangan Untuk Pecahan
Untuk memahami lambang bilangan pecahan dalam sistem bilangan dengan
basis bukan sepuluh, perhatikanlah beberapa contoh berikut ini:
1) Ubah ke dalam basis 12
a. b.
Penyelesaian:
a. = b. =
2) Ubah ke dalam sistem desimal
a=
penyelesaian:
a. = b. =
c. = =
7 | Basis Bilangan
Dalam sistem bilangan dengan basis sepuluh, suatu pecahan desimal:
0,75 =
0,125 =
Begitu pula dengan sistem bilangan dengan basis yang lainnya:
0,5 =
0,75 = +
0,124 =
3) Ubah 0,75 ke dalam basis 8
Jawab:
0,75 = =
Atau
0,75 =
4) Ubah 0,25 kedalam basis 7
Jawab:
0,25 =
= +
= + +
= + +
8 | Basis Bilangan
= + +
= + + +
= + + +
Jadi 0,25 = =
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dalam makalah diatas, telah dijelaskan 5 jenis basis bilangan, yakni
desimal, biner, bilangan berbasis lima, bilangan berbasis dua belas, dan bilangan
berbasis lima belas. Bilangan biner adalah bilangan yang berbasis 2 angka, yakni 0
dan 1. Bilangan desimal adalah bilangan yang berbasis 10, dan yang paling sering
digunakan oleh manusia. Bilangan berbasis lima yakni bilangan yang berbasis 5,
9 | Basis Bilangan
yakni 0,1,2,3, dan 4. Bilangan yang berbasis 15, yaitu 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,
dan E.
3.2. Kritik dan Saran
Kami sadari betul, bahwa apa yang kami paparkan disini masih banyak
terdapat kesalahan, oleh karena itu, kami harapkan adanya kritik dan saran terhadap
makalah ini, sehingga dapat menjadi pembelajaran bagi kita semua. Dan kami
harapkan makalah ini dapat berguna bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Erman, Turmudi. 1993. Perkenalan Dengan Teori Bilangan. Bandung: Wijaya
Kusuma
http://www.id.answers.yahoo.com
10 | Basis Bilangan
11 | Basis Bilangan

More Related Content

What's hot

Power point - Barisan dan deret aritmatika
Power point - Barisan dan deret aritmatikaPower point - Barisan dan deret aritmatika
Power point - Barisan dan deret aritmatikawahyu adi negara
 
Himpunan, Relasi & Fungsi, dan Logika Matematika
Himpunan, Relasi & Fungsi, dan Logika MatematikaHimpunan, Relasi & Fungsi, dan Logika Matematika
Himpunan, Relasi & Fungsi, dan Logika Matematikasiska sri asali
 
Contoh soal-olimpiade-matematika-smama-aime-omits-dll
Contoh soal-olimpiade-matematika-smama-aime-omits-dllContoh soal-olimpiade-matematika-smama-aime-omits-dll
Contoh soal-olimpiade-matematika-smama-aime-omits-dllNur Ahmad Abrori
 
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )Kelinci Coklat
 
20 Pembuktian Teorema Pythagoras oleh Kelompok 1
20 Pembuktian Teorema Pythagoras oleh Kelompok 120 Pembuktian Teorema Pythagoras oleh Kelompok 1
20 Pembuktian Teorema Pythagoras oleh Kelompok 1Rahma Siska Utari
 
Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)
Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)
Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)Ig Fandy Jayanto
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Arvina Frida Karela
 
Modul 4 kongruensi linier
Modul 4   kongruensi linierModul 4   kongruensi linier
Modul 4 kongruensi linierAcika Karunila
 
23 Cara Pembuktian Teorema Pythagoras
23 Cara Pembuktian Teorema Pythagoras23 Cara Pembuktian Teorema Pythagoras
23 Cara Pembuktian Teorema PythagorasRahma Siska Utari
 
Ulangan harian koordinat kartesius uraian
Ulangan harian koordinat kartesius uraianUlangan harian koordinat kartesius uraian
Ulangan harian koordinat kartesius uraianika rani
 
ppt pertidaksamaan linear satu variabel
ppt pertidaksamaan linear satu variabelppt pertidaksamaan linear satu variabel
ppt pertidaksamaan linear satu variabelNuurwashilaah -
 
Geometri datar dra. kusni- m.si
Geometri datar   dra. kusni- m.siGeometri datar   dra. kusni- m.si
Geometri datar dra. kusni- m.siKiki Ni
 

What's hot (20)

Power point - Barisan dan deret aritmatika
Power point - Barisan dan deret aritmatikaPower point - Barisan dan deret aritmatika
Power point - Barisan dan deret aritmatika
 
Himpunan, Relasi & Fungsi, dan Logika Matematika
Himpunan, Relasi & Fungsi, dan Logika MatematikaHimpunan, Relasi & Fungsi, dan Logika Matematika
Himpunan, Relasi & Fungsi, dan Logika Matematika
 
Contoh soal-olimpiade-matematika-smama-aime-omits-dll
Contoh soal-olimpiade-matematika-smama-aime-omits-dllContoh soal-olimpiade-matematika-smama-aime-omits-dll
Contoh soal-olimpiade-matematika-smama-aime-omits-dll
 
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )
 
20 Pembuktian Teorema Pythagoras oleh Kelompok 1
20 Pembuktian Teorema Pythagoras oleh Kelompok 120 Pembuktian Teorema Pythagoras oleh Kelompok 1
20 Pembuktian Teorema Pythagoras oleh Kelompok 1
 
Bilangan kompleks
Bilangan kompleksBilangan kompleks
Bilangan kompleks
 
Grup siklik
Grup siklikGrup siklik
Grup siklik
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1c
 
Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)
Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)
Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
 
Geometri netral (Neutral Geometry)
Geometri netral (Neutral Geometry)Geometri netral (Neutral Geometry)
Geometri netral (Neutral Geometry)
 
Geometri ruang
Geometri ruangGeometri ruang
Geometri ruang
 
Modul 4 kongruensi linier
Modul 4   kongruensi linierModul 4   kongruensi linier
Modul 4 kongruensi linier
 
23 Cara Pembuktian Teorema Pythagoras
23 Cara Pembuktian Teorema Pythagoras23 Cara Pembuktian Teorema Pythagoras
23 Cara Pembuktian Teorema Pythagoras
 
Ulangan harian koordinat kartesius uraian
Ulangan harian koordinat kartesius uraianUlangan harian koordinat kartesius uraian
Ulangan harian koordinat kartesius uraian
 
Keterbagian
KeterbagianKeterbagian
Keterbagian
 
Teori bilangan
Teori bilanganTeori bilangan
Teori bilangan
 
ppt pertidaksamaan linear satu variabel
ppt pertidaksamaan linear satu variabelppt pertidaksamaan linear satu variabel
ppt pertidaksamaan linear satu variabel
 
Geometri datar dra. kusni- m.si
Geometri datar   dra. kusni- m.siGeometri datar   dra. kusni- m.si
Geometri datar dra. kusni- m.si
 
Penalaran Matematika
Penalaran MatematikaPenalaran Matematika
Penalaran Matematika
 

Viewers also liked

Alternatif konversi basis ke basis teori bilangan
Alternatif konversi basis ke basis teori bilanganAlternatif konversi basis ke basis teori bilangan
Alternatif konversi basis ke basis teori bilangan960814
 
UAS Bahasa Indonesia
UAS Bahasa IndonesiaUAS Bahasa Indonesia
UAS Bahasa IndonesiaSusand Susand
 
Makalah bahasa indonesia tugas uas semester genap
Makalah bahasa indonesia tugas uas semester genapMakalah bahasa indonesia tugas uas semester genap
Makalah bahasa indonesia tugas uas semester genapRisna Nilam Lutfia
 
Fungsi dan cara kerja bagian pesawat televisi teknik
Fungsi dan cara kerja bagian pesawat televisi teknikFungsi dan cara kerja bagian pesawat televisi teknik
Fungsi dan cara kerja bagian pesawat televisi teknikNurul Arifin S
 
Angka maya
Angka mayaAngka maya
Angka mayazxmuadz
 
ARTI LAMBANG SEGITIGA PADA SISTEM NUMERASI BABYLONIA
ARTI LAMBANG SEGITIGA PADA SISTEM NUMERASI BABYLONIAARTI LAMBANG SEGITIGA PADA SISTEM NUMERASI BABYLONIA
ARTI LAMBANG SEGITIGA PADA SISTEM NUMERASI BABYLONIAdellanurfadillaapriliani
 
ASPEK, TUJUAN, FUNGSI, DAN FAKTOR MANAJEMEN KELAS OLEH SITI WIDA FUNGKISARI
ASPEK, TUJUAN, FUNGSI, DAN FAKTOR MANAJEMEN KELAS OLEH SITI WIDA FUNGKISARI  ASPEK, TUJUAN, FUNGSI, DAN FAKTOR MANAJEMEN KELAS OLEH SITI WIDA FUNGKISARI
ASPEK, TUJUAN, FUNGSI, DAN FAKTOR MANAJEMEN KELAS OLEH SITI WIDA FUNGKISARI WidiaFungkisari
 
Makalah pancasila dalam sejarah bangsa
Makalah pancasila dalam sejarah bangsaMakalah pancasila dalam sejarah bangsa
Makalah pancasila dalam sejarah bangsaWarnet Raha
 
Sistem Bilangan Babilonia (Seksagesimal) presentasi
Sistem Bilangan Babilonia (Seksagesimal) presentasiSistem Bilangan Babilonia (Seksagesimal) presentasi
Sistem Bilangan Babilonia (Seksagesimal) presentasiKristalina Dewi
 
Pembuatan media audio visual
Pembuatan media audio visualPembuatan media audio visual
Pembuatan media audio visualambarlestari
 
Resume sejarah dan perkembangan bilangan
Resume sejarah dan perkembangan bilanganResume sejarah dan perkembangan bilangan
Resume sejarah dan perkembangan bilanganAndriani Widi Astuti
 
STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS KARAKTER (Characteristics Based) By Tjut Ernid...
STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS KARAKTER (Characteristics Based) By Tjut Ernid...STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS KARAKTER (Characteristics Based) By Tjut Ernid...
STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS KARAKTER (Characteristics Based) By Tjut Ernid...Dwi Budiwiwaramulja
 
Prosedur pembuatan media audio visual
Prosedur pembuatan media audio visualProsedur pembuatan media audio visual
Prosedur pembuatan media audio visualbagibagiilmu
 

Viewers also liked (20)

Teori belajar
Teori belajarTeori belajar
Teori belajar
 
Met num 2
Met num 2Met num 2
Met num 2
 
Makalah sejarah bilangan
Makalah sejarah bilanganMakalah sejarah bilangan
Makalah sejarah bilangan
 
Alternatif konversi basis ke basis teori bilangan
Alternatif konversi basis ke basis teori bilanganAlternatif konversi basis ke basis teori bilangan
Alternatif konversi basis ke basis teori bilangan
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
UAS Bahasa Indonesia
UAS Bahasa IndonesiaUAS Bahasa Indonesia
UAS Bahasa Indonesia
 
Makalah bahasa indonesia tugas uas semester genap
Makalah bahasa indonesia tugas uas semester genapMakalah bahasa indonesia tugas uas semester genap
Makalah bahasa indonesia tugas uas semester genap
 
Fungsi dan cara kerja bagian pesawat televisi teknik
Fungsi dan cara kerja bagian pesawat televisi teknikFungsi dan cara kerja bagian pesawat televisi teknik
Fungsi dan cara kerja bagian pesawat televisi teknik
 
Aplikasi teori bilangan
Aplikasi teori bilanganAplikasi teori bilangan
Aplikasi teori bilangan
 
Teori Bilangan Biner
Teori Bilangan BinerTeori Bilangan Biner
Teori Bilangan Biner
 
Angka maya
Angka mayaAngka maya
Angka maya
 
ARTI LAMBANG SEGITIGA PADA SISTEM NUMERASI BABYLONIA
ARTI LAMBANG SEGITIGA PADA SISTEM NUMERASI BABYLONIAARTI LAMBANG SEGITIGA PADA SISTEM NUMERASI BABYLONIA
ARTI LAMBANG SEGITIGA PADA SISTEM NUMERASI BABYLONIA
 
ASPEK, TUJUAN, FUNGSI, DAN FAKTOR MANAJEMEN KELAS OLEH SITI WIDA FUNGKISARI
ASPEK, TUJUAN, FUNGSI, DAN FAKTOR MANAJEMEN KELAS OLEH SITI WIDA FUNGKISARI  ASPEK, TUJUAN, FUNGSI, DAN FAKTOR MANAJEMEN KELAS OLEH SITI WIDA FUNGKISARI
ASPEK, TUJUAN, FUNGSI, DAN FAKTOR MANAJEMEN KELAS OLEH SITI WIDA FUNGKISARI
 
Bab 2 sistem-bilangan
Bab 2 sistem-bilanganBab 2 sistem-bilangan
Bab 2 sistem-bilangan
 
Makalah pancasila dalam sejarah bangsa
Makalah pancasila dalam sejarah bangsaMakalah pancasila dalam sejarah bangsa
Makalah pancasila dalam sejarah bangsa
 
Sistem Bilangan Babilonia (Seksagesimal) presentasi
Sistem Bilangan Babilonia (Seksagesimal) presentasiSistem Bilangan Babilonia (Seksagesimal) presentasi
Sistem Bilangan Babilonia (Seksagesimal) presentasi
 
Pembuatan media audio visual
Pembuatan media audio visualPembuatan media audio visual
Pembuatan media audio visual
 
Resume sejarah dan perkembangan bilangan
Resume sejarah dan perkembangan bilanganResume sejarah dan perkembangan bilangan
Resume sejarah dan perkembangan bilangan
 
STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS KARAKTER (Characteristics Based) By Tjut Ernid...
STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS KARAKTER (Characteristics Based) By Tjut Ernid...STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS KARAKTER (Characteristics Based) By Tjut Ernid...
STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS KARAKTER (Characteristics Based) By Tjut Ernid...
 
Prosedur pembuatan media audio visual
Prosedur pembuatan media audio visualProsedur pembuatan media audio visual
Prosedur pembuatan media audio visual
 

Similar to Basis Bilangan

Bab 1 sistem bilangan word
Bab 1 sistem bilangan wordBab 1 sistem bilangan word
Bab 1 sistem bilangan wordRizma Ariyani
 
Bab 1 sistem_bilangan pdf
Bab 1 sistem_bilangan pdfBab 1 sistem_bilangan pdf
Bab 1 sistem_bilangan pdfRizma Ariyani
 
Sistem bilangan3
Sistem bilangan3Sistem bilangan3
Sistem bilangan3adealfarisi
 
Sistem bilangan2
Sistem bilangan2Sistem bilangan2
Sistem bilangan2adealfarisi
 
Pengantar Sistem Teknologi & Informasi
Pengantar Sistem Teknologi & InformasiPengantar Sistem Teknologi & Informasi
Pengantar Sistem Teknologi & InformasiArdiMawardi1
 
Ppt sistem bilangan komputer_ardi MAWARDI
Ppt sistem bilangan komputer_ardi MAWARDIPpt sistem bilangan komputer_ardi MAWARDI
Ppt sistem bilangan komputer_ardi MAWARDIArdiMawardi1
 
Makalah sistem digital_universitas_sains
Makalah sistem digital_universitas_sainsMakalah sistem digital_universitas_sains
Makalah sistem digital_universitas_sainssyahrulramadhan128
 
Diktat elektronika digital i
Diktat elektronika digital iDiktat elektronika digital i
Diktat elektronika digital iRizma Ariyani
 
Petemuan 2 sistem bilangan
Petemuan 2 sistem bilanganPetemuan 2 sistem bilangan
Petemuan 2 sistem bilanganSitiFauriah
 
Modul bilangan bulat dan pecahan
Modul bilangan bulat dan pecahanModul bilangan bulat dan pecahan
Modul bilangan bulat dan pecahanAYU Hardiyanti
 
Presentation1 sistem bilangan
Presentation1 sistem bilanganPresentation1 sistem bilangan
Presentation1 sistem bilanganRizma Ariyani
 

Similar to Basis Bilangan (20)

Bab 1 sistem bilangan word
Bab 1 sistem bilangan wordBab 1 sistem bilangan word
Bab 1 sistem bilangan word
 
Bab 1 sistem_bilangan pdf
Bab 1 sistem_bilangan pdfBab 1 sistem_bilangan pdf
Bab 1 sistem_bilangan pdf
 
Sistem bilangan2
Sistem bilangan2Sistem bilangan2
Sistem bilangan2
 
Sistem bilangan2
Sistem bilangan2Sistem bilangan2
Sistem bilangan2
 
Sistem bilangan2
Sistem bilangan2Sistem bilangan2
Sistem bilangan2
 
Sistem bilangan3
Sistem bilangan3Sistem bilangan3
Sistem bilangan3
 
Sistem Bilangan.pptx
Sistem Bilangan.pptxSistem Bilangan.pptx
Sistem Bilangan.pptx
 
Sistem bilangan3
Sistem bilangan3Sistem bilangan3
Sistem bilangan3
 
Sistem bilangan2
Sistem bilangan2Sistem bilangan2
Sistem bilangan2
 
Pengantar Sistem Teknologi & Informasi
Pengantar Sistem Teknologi & InformasiPengantar Sistem Teknologi & Informasi
Pengantar Sistem Teknologi & Informasi
 
Ppt sistem bilangan komputer_ardi MAWARDI
Ppt sistem bilangan komputer_ardi MAWARDIPpt sistem bilangan komputer_ardi MAWARDI
Ppt sistem bilangan komputer_ardi MAWARDI
 
Makalah sistem digital_universitas_sains
Makalah sistem digital_universitas_sainsMakalah sistem digital_universitas_sains
Makalah sistem digital_universitas_sains
 
Diktat elektronika digital i
Diktat elektronika digital iDiktat elektronika digital i
Diktat elektronika digital i
 
Presentation Simbil.pptx
Presentation Simbil.pptxPresentation Simbil.pptx
Presentation Simbil.pptx
 
Petemuan 2 sistem bilangan
Petemuan 2 sistem bilanganPetemuan 2 sistem bilangan
Petemuan 2 sistem bilangan
 
Modul bilangan bulat dan pecahan
Modul bilangan bulat dan pecahanModul bilangan bulat dan pecahan
Modul bilangan bulat dan pecahan
 
sistem bilangan
sistem bilangansistem bilangan
sistem bilangan
 
Presentation1 sistem bilangan
Presentation1 sistem bilanganPresentation1 sistem bilangan
Presentation1 sistem bilangan
 
Sitem Bilangan Digital
Sitem Bilangan DigitalSitem Bilangan Digital
Sitem Bilangan Digital
 
Sistem bilangan
Sistem bilanganSistem bilangan
Sistem bilangan
 

Basis Bilangan

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem bilangan (number system) adalah suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu item fisik. Sistem bilangan yang banyak dipergunakan oleh manusia adalah sistem bilangan desimal, yaitu sisitem bilangan yang menggunakan 10 macam simbol untuk mewakili suatu besaran. Sistem ini banyak digunakan karena manusia mempunyai sepuluh jari untuk dapat membantu perhitungan. Lain halnya dengan komputer, logika di komputer, diwakili oleh bentuk elemen dua keadaan yaitu off (tidak ada arus) dan on (ada arus). Konsep inilah yang dipakai dalam sistem bilangan biner yang mempunyai dua macam nilai untuk mewakili suatu besaran nilai. Dalam makalah ini, kita membahas lima jenis basis bilangan, yaitu bilangan biner, desimal, basis lima, basis dua belas, dan basis lima belas. Bilangan biner atau binary digit (bit) adalah bilangan yang terdiri dari 1 dan 0. Bilangan desimal terdiri dari 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Sedangkan, bilangan basis lima terdiri dari 0, 1, 2, 3, dan 4. Bilangan basis dua belas terdiri dari 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B. Dan bilangan sistem lima belas terdiri dari 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, dan E. 1.2 Rumusan Masalah a. Apa pengertian basis bilangan? b. Apa yang disebut dengan basis sepuluh? c. Apa yang disebut dengan basis nun sepuluh? 1.3 Tujuan a. Mengetahui pengertian basis bilangan b. Mengetahui apa yang disebut dengan basis sepuluh c. Mengetahui apa yang disebut dengan basis nun sepuluh 1 | Basis Bilangan
  • 2. BAB II BASIS BILANGAN 2.1. Pengertian Basis Bilangan Basis bilangan adalah bilangan yang menjadi dasar terbentuknya bilangan lain dalam suatu sistem bilangan. Basis bilangan ini dikelompokan ke dalam dua kelompok, yaitu basis sepuluh dan basis non sepuluh. Basis sepuluh sering disebut juga dengan bilangan desimal yang terdiri dari 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Basis nun sepuluh adalah basis bilangan yang kurang atau lebih dari sepuluh. Dalam makalah ini, akan dibahas empat jenis basis bilangan, yaitu bilangan biner, basis lima, basis dua belas, dan basis lima belas. Bilangan biner atau binary digit (bit) adalah bilangan yang terdiri dari 1 dan 0. Bilangan desimal terdiri dari 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Sedangkan, bilangan basis lima terdiri dari 0, 1, 2, 3, dan 4. Bilangan basis dua belas terdiri dari 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B. Dan bilangan sistem lima belas terdiri dari 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, dan E. A. Basis Sepuluh Sistem ini menggunakan 10 macam simbol yaitu 0,1,2,3,4,5,6,7,8,dan 9. Sistem ini menggunakan basis 10. Bentuk nilai ini dapat berupa integer desimal atau pecahan. Integer desimal, adalah nilai desimal yang bulat, misalnya 8598 dapat diartikan : 8 x 103 = 8000 5 x 102 = 500 9 x 101 = 90 8 x 100 = 8+ 8598 position value / palce value absolute value Absolute value merupakan nilai untuk masing-masing digit bilangan, sedangkan, position value adalah merupakan penimbang atau bobot dari masing- 2 | Basis Bilangan
  • 3. masing digit tergantung dari letak posisinya, yaitu bernilai basis dipangkatkan dengan urutan posisinya. Pecahan desimal adalah nilai desimal yang mengandung nilai pecahan dibelakang koma, seperti nilai 183,75 adalah pecahan desimal yang dapat diartikan : 1 x 10 2 = 100 8 x 10 1 = 80 3 x 10 0 = 3 7 x 10–1 = 0,7 5 x 10–2 = 0,05 + 183,75 B. Basis Non Sepuluh Pada makalah ini akan dibahas empat jenis bilangan yang berbasis nun sepuluh, yaitu bilangan berbasis dua, bilangan berbasis lima, bilangan berbasis dua belas, dan bilangan berbasis lima belas. Dengan penjelasan sebagai berikut : 1. Bilangan Berbasis Dua Sistem bilangan denga basis dua disebut juga sistem biner, lambang bilangannya adalah { 0, 1 } Contoh : bilangan 1001 dapat diartikan : 1 0 0 1 1 x 2 0 = 1 0 x 2 1 = 0 0 x 2 2 = 0 1 x 2 3 = 8 + 92 position value absolute value 3 | Basis Bilangan
  • 4. Operasi aritmetika pada bilangan Biner a. Penjumlahan Dasar penujmlahan biner adalah : 0 + 0 = 0 0 + 1 = 1 1 + 0 = 1 1 + 1 = 0 dengan 1, yaitu 1 + 1 =2, karena digit terbesar biner 1, maka harus dikurangi dengan 2 (basis), jadi 2 – 2 = 0 b. Pengurangan Bilangan biner dikurangkan dengan cara yang sama dengan pengurangan bilangan desimal. Dasar pengurangan untuk masing-masing digit bilangan biner adalah : 0 – 0 = 0 1 – 0 = 1 1 – 1 = 0 0 – 1 = 1 dengan pinjam 1 dari posisi sebelah kirinya. c. Perkalian Dilakukan sama dengan cara perkalian pada bilangan desimal. Dasar perkalian bilangan biner adalah : 0 x 0 = 0 1 x 0 = 0 0 x 1 = 0 1 x 1 = 1 d. Pembagian Pembagian biner dilakukan juga dengan cara yang sama dengan bilangan desimal. Pembagian biner 0 tidak mempunyai arti, sehingga dasar pemagian biner adalah : 0 : 1 = 0 1 : 1 = 1 4 | Basis Bilangan
  • 5. 2. Bilangan Berbasis Lima Apabila dalam bilangan basis sepuluh kita dapat mengelompokan kedalam kelompok sepuluh-sepuluh. Dalam bilangan dasar lima kita mengelompokan ke dalam lima-lima (limaan). Perhatikan himpunan tersebut : kita dapat mengelompokan unsur-unsur yang ada pada himpunan tersebut kedalam kelompok limaan dan 3 satuan , dapat ditulis 23Lima atau 235. Untuk penulisan “2 kelompok limaan dan 3 satuan” dalam basis lima seharusnya 23lima bukan 235. Akan tetapi untuk menyingkat tulisan disini kita tulis 235 artinya 2.5 + 3 dan 325 artinya 3.5+2. Jika kelompok limaannya terdapat lima kelompok, maka kelompok itu dijadikan kelompok baru, yaitu kelompok “25-an”, atau kelompok “52 -an” atau kelompok “5*5-an”. Jika kelompok “25-an”ada lima kelompok maka dijadikan kelompok baru yaitu “125-an”. Lambang bilangan yang dipakai dalam basis lima adalah {0,1,2,3,4} dan nilai tempatnya adalah sebagai berikut: 125-an 25-an limaan satuan Contoh : Operasi hitung dalam basis bilangan a. b. 5 | Basis Bilangan
  • 6. c. d. 3. Bilangan Berbasis Dua Belas Bilangan basis 12 adalah himpunan bilangan asli yang terdiri dari 1 hingga 12 atau bilangan cacah 0 hingga11 atau kelompok bilangan dengan banyaknya anggota 12, yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A dan B lebih gampang lagi adalah angka- angka yang terdapat pada jam analog(angka paling kecil 1 dan angka terbesar 12). Operesi penjumlahan dan pengurangan bilangan basis 12 ini bisa diterapkan pada operasi penjumlahan dan pengurangan satuan waktu (Bulan ke Tahun) dan satuan kuantitas (buah- lusin - gros). Contoh : Jarak lokasi suting ke rumah sule 2 jam,sule pulang jam 11 malam,jam berapakah sule pulang? Jawab: Pada soal di atas tidak mungkin jawabanya 13,ini dikarnakan pada jam angka yang tertinggi adalah 12,maka jawabanya adalah jam 1 malam yaitu 11 + 2 = 1 atau bias ditulis 0 + 1. Dengan nol adalah satu dua belasan. 4. Bilangan Berbasis Lima Belas Pada sistem bilangan basis lima belas, diperlukan lambang bilangan sebanyak lima belas buah. Di sini ditentukan kelima belas lambang bilangan tersebut dengan (0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, dan E). Dengan ketentuan A=10, B=11, C=12, D=13, dan E=14. Contoh : a. Mengubah bilangan sistem berbasis lima ke dalam sistem desimal • = 23 . 15 + 3 = 33 • = A . 15 + C = 10 . 15 + 12 6 | Basis Bilangan
  • 7. = 162 b. Mengubah sistem desimal ke dalam basis lima belas • 20 = 1 . 15 + 5 = Atau dengan cara : = 1 dengan sisa 5 = 5, karena 5 tidak dapat dibagi 15. Jadi 20 = C. Lambang Bilangan Untuk Pecahan Untuk memahami lambang bilangan pecahan dalam sistem bilangan dengan basis bukan sepuluh, perhatikanlah beberapa contoh berikut ini: 1) Ubah ke dalam basis 12 a. b. Penyelesaian: a. = b. = 2) Ubah ke dalam sistem desimal a= penyelesaian: a. = b. = c. = = 7 | Basis Bilangan
  • 8. Dalam sistem bilangan dengan basis sepuluh, suatu pecahan desimal: 0,75 = 0,125 = Begitu pula dengan sistem bilangan dengan basis yang lainnya: 0,5 = 0,75 = + 0,124 = 3) Ubah 0,75 ke dalam basis 8 Jawab: 0,75 = = Atau 0,75 = 4) Ubah 0,25 kedalam basis 7 Jawab: 0,25 = = + = + + = + + 8 | Basis Bilangan
  • 9. = + + = + + + = + + + Jadi 0,25 = = BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Dalam makalah diatas, telah dijelaskan 5 jenis basis bilangan, yakni desimal, biner, bilangan berbasis lima, bilangan berbasis dua belas, dan bilangan berbasis lima belas. Bilangan biner adalah bilangan yang berbasis 2 angka, yakni 0 dan 1. Bilangan desimal adalah bilangan yang berbasis 10, dan yang paling sering digunakan oleh manusia. Bilangan berbasis lima yakni bilangan yang berbasis 5, 9 | Basis Bilangan
  • 10. yakni 0,1,2,3, dan 4. Bilangan yang berbasis 15, yaitu 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D, dan E. 3.2. Kritik dan Saran Kami sadari betul, bahwa apa yang kami paparkan disini masih banyak terdapat kesalahan, oleh karena itu, kami harapkan adanya kritik dan saran terhadap makalah ini, sehingga dapat menjadi pembelajaran bagi kita semua. Dan kami harapkan makalah ini dapat berguna bagi kita semua. DAFTAR PUSTAKA Erman, Turmudi. 1993. Perkenalan Dengan Teori Bilangan. Bandung: Wijaya Kusuma http://www.id.answers.yahoo.com 10 | Basis Bilangan
  • 11. 11 | Basis Bilangan