1. Nadia Salsabilla X MIA 2
Nabi Yusuf
Yusuf adalah putra Nabi Ya’qub, diantara dua belas orang anak-anak Ya’qub, Yusuf dan
Bunyaminlah yang paling dicintai. Hal ini menimbulkan iri hati saudara-saudaranya yang
lain. Yusuf wajahnya sangat tampan, lebih tampan dari pada saudara-saudaranya yang lain.
Bentuk tubuhnya sangat bagus. Terlebih setelah ibunya (Rahil) meninggal dunia maka ia
makin disayang oleh ayahnya. Pada suatu malam ia bermimpi, ia melihat sebelas bintang
bulan dan matahari bersujud kepadanya. Esok harinya ia ceritakan hal itu kepada ayahnya.
“Sebelas bintang adalah saudara-saudaramu. Matahari adalah ayahmu, bulan adalah ibumu.
Semua akan menghormatimu, kelak kau akan jadi orang besar, maka jangan sampai saudara-
saudaram tahu. Jika saudamu tahu mereka akan mencelakakanmu.”
Namun tanpa setahu Yusuf dan ayahnya ternyata salah seorang saudaranya mengetahu
pembicaraan ayahnya itu. Sejak saat itu mereka makin membenci Yusuf dan selalu berusaha
mencelakakannya. Pada suatu hari mereka meminta izin kepada Nabi Ya’qub untuk
mengajak Yusuf berburu binatang. Mula-mula Nabi Ya’qub tidak mengijinkan, tapi setelah
mereka menunjukkan kesanggupannya menjaga Yusuf dai bahaya maka Nabi Ya’qub tidak
melarangnya lagi. Yusuf boleh ikut berburu, tinggal bunyamin yang menemani Nabi Ya’qub
dirumah. Di tengah hutan, setelah berburu tiba-tiba mereka menangkap Yusuf. “Hei, mau
kalian apakan aku ini ? protes Yusuf. “Diam ! “bentak salah seorang kakaknya. Mereka
hendak membunuh Yusuf, namun tidak sampai hati, salah seorang mengusulkan agar
dimasukkan saja ke dalam sumur. Pasti ada khalifah yang akan mengambilnya dan Yusuf
pasti akan dijual sebagai budak. Dengan demikian Yusuf tersingkir dari keluarga Ya’qub,
usul itu disetujui.
Demikianlah Yusuf yang masih kecil tak berdaya ketika saudara-saudaranya yang lebih besar
memasukkannya ke dalam sumu. Sebelumnya baju Yusuf telah dilepas. Mereka kemudian
membunuh hewan, darahnya ditumpahkan ke baju Yusuf, setelah pulang mereka berkata
bahwa Yusuf telah dimakan serigala hingga bajunya berlumuran darah. Nabi Ya’qb sangat
sedih mendengar hal itu, demikian sangat kesedihannya sehingga selalu menangis dan
sampai-sampai matanya menjadi buta.
Tidak berapa lama Yusuf di dalam sumur, ada serombongan Kafilah yang hendak mengambil
air. Mereka menemukan Yusuf, maka Yusuf dibawaii sebagai tawanan, mereka akan
menjualnya di negeri Mesir. Sesampai di Mesir Yusuf benar-benar dijual sebagai budak,
pembelinya seorang menteri kerajaan bernama Kitfir, kemudian menteri tersebut
menyerahkan Yusuf kepada istrinya yaitu Zulaiha. Kitfir dan Zulaiha tidak mempunyai anak,
mereka brmaksud mnjadikan Yusuf sebagai anak angkatnya. Kini Yusuf hidup dilingkungan
istana Kerajaan Mesir, makin lama makin tampaklah bahwa Yusuf seorang pemuda yang
tampan lagi cerdas. Zulaiha kemudian mengangkatnya sebagai kepala pelayan di istana.
Sebagai pemuda yang tampan dan ramah Yusuf telah menarik perhatian Zulaiha, bukan
sebagai ibu dan anak, Zulaiha tertarik kepada Yusuf sebagai seorang wanita kepada lelaki
dewasa. Pada suatu hari, disaat suaminya pergi, Zulaiha mengenakan pakaiannya yang
terbaik, bau parfum tersebar diseluruh tubuhnya, ia menghampiri Yusuf di kamarnya. Yusuf
berdebar kencang saat melihat penampilan Zulaiha yang lain dari biasanya. Begitu menyolok
dan merangsang. Berkata Zulaiha kepada Yusuf : “Marilah Yusuf, seluruh jiwa dan ragaku
kuserahkan kepadamu. “Yusuf hampir tergoda, namun ia segera ingat kepada Tuhan, ia pun
2. berkata : “Aku berlindung kepada Allah dai perbuatan maksiat ini. Bagaimanakah aku akan
melakukan perbuatan ini, sedang suamimu adalah Tuanku yang telah memuliakan dan
berbuat baik kepadaku, adalah tidak patut jika suatu kebaikan dibalas dengan penghinaan.”
Akan tetap hati dan pikiran Zulaiha telah dikuasai nafsu dan tergoda bujukan iblis. Ia tak
menghiraukan peringatan Yusuf. “Yusuf” desah Zulaiha sambil menghambur dan memeluk
Yusuf erat-erat. Tidak seorang pun melihat kita. Tidak ada yang mengetahui perbuatan kita.
“Allah mengetahuinya ! “Jawab Yusuf sambil berontak melepaskan diri, buru-buru ia
melahikan diri dari dalam kamar. Zulaiha mengejar dan berhasil memegang baju belakang
Yusuf. Ia berharap Yusuf akan berhenti dan mau melayaninya. Tapi Yusuf terus berlari
sehingga bajunya robek dibagian belakang. Di saat demikian tiba-tiba Kitfir dating, Zulaiha
segera menghampiri suaminya dan berkata : “Yusuf hendak memaksaku melakukan
perbuatan mesum. “Tidak ! “Sahut Yusuf. “Dialah yang memaksa saya untuk melakukan
perbuatan keji itu.”
Terjadilah saling tuduh menuduh, disaat demikian datanglah tetangga dekat sekaligus sebagai
penengah, berkata tetangga itu : “Kita lihat saja, jika baju Yusuf robek dibagian depan berarti
dia hendak memaksa Zulaiha berbuat mesum. Jika bajunya robek dibelakang itu pertanda
Zulaiha yang memaksa Yusuf berbuat maksiat. “Kitfir memeriksa dan ternyata baju Yusuf
robek di bagian belakang, betapa malu pembesar kerajaan Mesir itu. Ternyata istrinya sendiri
yang telah berbuat salah. Kitfir menghampiri Yusuf dan berkata : “Rahasiakanlah peristiwa
ini, simpan baik-baik, jangan ada orang yang tahu, dan kamu Zulaiha mohonlah ampun
kepada Tuhanmu atas dosa yang telah kau lakukan, bertaubatlah Kepada-Nya dengan Taubat
yang sebenarnya.”
Walau sudah diusahakan agar tidak bocor tapi peristiwa Zulaiha dengan anak angkatnya itu
akhirnya terdengar juga oleh tetangga kanan kiri. Para wanita baik tua maupun muda sama
mempergunjungkannya. Zulaiha merasa malu, dalam hati ia berkata : “Mereka belum pernah
melihat Yusuf karena selama ini Yusuf selalu berada di dalam rumah. Coba andakata mereka
sudah melihatnya, pasti lebih tergila-gila dari pada aku. “Pada suatu hai Zulaiha mengundang
para wanita yang telah mempergunjingkannya, setiap wanita yang dating diberi buah-buahan
dan sebilah pisau yang tajam untuk mengupas buah-buahan yang dihidangkan itu. Disaat para
wanita itu asyik mengpas buah dengan pisau ditangannya, Zulaiha memerintahkan pelayan
untuk memanggil Yusuf agar berjalan diruang tamu.
Semua orang terbelalak kagum ketika melihat penampilan Yusuf yang ganteng dan tampan
itu. Semua tercengang dan sejenak lupa diri. “Inilah pemuda yang kalian gunjingkan, ternyata
kalian juga mengagumi kegantengannya, sehingga tanpa sadar kalian telah mengupas kulit
tangan kalian sendiri, “Kata Zulaiha. Yusuf segera masuk ke dalam, pada saat itulah para
wanita tadi baru tersadar bahwa yang mereka kupas bukan buah yang dipegangnya tapi
tangan mereka sendiri, darah bercucuran, suasana jadi panic, dengan tersipu malu mereka
segera kembali pulang ke rumah masng-masing. Namun issu tentang Zulaiha dan Yusuf
masih terus merebak ke seluruh penjuru. Para wanita masih mempergunjingkannya. Untuk
menutupi rasa malunya maka Kitfir akhirnya memasukkan Yusuf ke dalam penjara. Hal ini
dilakukan secara terpaksa bahwa walaupun Yusuf benar dan Zulaiha salah namun Yusuf yang
masuk penjara.
Memang tak ada jalan lain bagi Kitfir, Yusuf harus dipenjara, jika tidak Zulaiha akan terus
tergoda dan siapa tahu lama-lama Yusuf tidak mampu mempertahankan kesuciannya ?
Berangkat dari pemikiran inilah Kitfir menjebloskan Yusuf ke dalam jeruji besi. Di dalam
3. penjara ada dua orang pelayan raja, yang pertama bernama Nabo kepala bagian minuman.
Kedua bernama Malhab kepala bagian makanan kue-kue. Keduanya dituduh hendak
membunuh Raja dengan menaruh racun dalam makanan dan minuman. Di dalam penjara
Yusuf mengajak kedua orang itu untuk bertaubat, beribadah kepada Allah saja.
Pada suatu hari Nabo menceritakan mimpinya kepada Yusuf : “Aku bermimpi memeras
anggur yang akan kujadikan khamar. “ Nabo minta Yusuf mengartikan mimpi itu, dengan
tenang dan yakin Yusuf menerangkan arti mimpi Nabo : “Bergembiralah kau Nabo. Sebentar
lagi kau akan dibebaskan dari penjara, kau akan diterima lagi sebagai kepala bagian minuman
Raja karena tuduhan terhadapmu tidak terbukti. “Malhab menceritakan mimpinya dan
meminta Yusuf mengartikannya : “AKu telah bermimpi membawa kue di atas kepalaku,
ketika itulah seekor burung datang memakan kue itu. “Sayang sekali Malhab, kata Yusuf,
“Kau akan mengalami nasib buruk, tuduhan terhadapmu terbukti : Raka akan menghukum
kau sampai mati di tiang salib. Mayatmu akan dimakan burung buas mulai dari kepalamu.”
Beberapa hari kemudian tafsir mimpi itu terbukti kebenarannya, Nabo dibebaskan dari
tuduhan dan diperbolehkan bekerja di istana lagi, sedang Malhab dihukum mati karena
terbukti kesalahannya hendak meracuni Raja. Sebelum keluar dari penjara, Yusuf telah
berpesan kepada Nabo agar menyampaikan keadaannya di dalam penjara. Ia ingin raja
meninjau kembali keputusannya karena sesungguhnya ia tidak bersalah. Justru Zulaihalah
yang bersalah. Namun setan membuat Nabo jadi lupa sehingga Yusuf tetap berada di dalam
penjara selama beberapa tahun lagi.
Pada suatu hari Raja Mesir memanggil semua penasihat dan tukang ramalnya, tadi malam
sang Raja bermimpi melihat tujuh ekor lembu kurus memakan tujuh ekor lembu yang gemuk-
gemuk. Dan melihat tujuh tangkai gandum yang hijau dan tujuh tangkai gandum kering. Para
penasihat, dukun, tukang ramal diperintah untuk mengartikan mimpi sang Raja. Namun tidak
ada seorang pun yang mampu memberikan jawaban yang memuaskan. Raja sangat kecewa,
untunglah Nabo ingat akan kepandaian Yusuf sewaktu berada dipenjara. Ia mengatakan hal
itu kepada Raja. Bahwa ada seorang pemuda yang pandai mengartikan mimpi dengan tepat.
Raja kemudian mengutus Nabo untuk menemui Yusuf dipenjara dan minta Yusuf agar mau
mengartikan mimpi tersebut. Yusuf bukan hanya bersedia mengartikan mimpi tersebut, ia
malah menerangkan jalan keluar dari arti mimpi sang Raja itu. Berkata Yusuf : “Mesir akan
mengalami masa subur selama tujuh tahun dan mengalami masa paceklik selama tujuh tahun.
“Oleh sebab itu, “sambung Yusuf, hasil panen selama tujuh tahun dimasa subur harus
disimpan baik-baik, jangan dihambur-hamburkan. Untuk persediaan tujuh tahun masa
paceklik. “Nabo kembali menghadap Raja, setelah disampaikan arti mimpi itu sang Raja
merasa senang. Disaat itulah Nabo menyampaikan pesan Yusuf agar sang Raja mau
mengadili Yusuf dengan seadil-adilnya karena sesungguhnya ia tidak bersalah. Perkara Yusuf
pun diselidiki dan setelah terbukti ia tidak bersalah sang raja membebaskannya dari penjara.
Setelah Sang Raja mengetahui kebenaran dan kesucian Yusus, ia makin tertarik. Terlebih
setelah diketahuinya bahwa Yusuf itu orang yang cerdas sehingga mampu memberikan jalan
keluar persoalan Ekonomi kerajaan Mesir, maka sang Raja akhirnya memanggil Yusuf untuk
diangkat sebagai Menteri Ekonomi. Yusuflah yang mengepalai perbendaharaan Negara, ia
menjadi kepala gudang aga dapat menanggulangi keserakahan para pejabat korup dan
penindasan mereka terhadap rakyat kecil terutama jika nanti tiba musim paceklik.
4. Apa yang diucapkan Yusuf menjadi kenyataan, sesudah berlangsung masa subur selama tujuh
tahun maka datanglah masa paceklik. Masa paceklik itu juga melanda daerah Palestina
tempat tinggal Nabi Ya’qub dan saudara-saudara Yusuf. Negeri Palestina yang tidak tahu
menahu bakal datangnya kemarau panjang itu tentu kelabakan. Rakyatnya banyak yang
menderita kelaparan. Mereka mendengar di Negeri Mesir banyak tersedia bahan makanan
dan boleh ditukar dengan emas oleh umum, anak-anak Nabi Ya’qub bermaksud pergi ke
Mesir. Pada waktu itu Bunyamin tidak ikut serta. Sewaktu mereka tiba di Mesir dan menukar
emasnya dengan gandum mereka sama sekali tidak mengira bahwa kepala gudang
perbendaharaan Negeri Mesir adalah Yusuf saudara mereka sendiri. Yusuf mengetahui
mereka namun pura-pura tidak mengetahuinya.
Yusuf memperlakukan mereka sebagai tamu terhormat, dijamu dengan makanan yang lezat-
lezat, mereka juga diberi bekal pejalanan pulang. Ketika mereka bersiap-siap hendak pulang
ke Palestina, Yusuf berkata kepada mereka : “Bawalah saudaramu yang seayah (maksudnya
Bunyamin) jika tidak kamu bawa lain kali kalian tidak kuperbolehkan masuk negeri Mesir
dan tidak boleh membeli bahan makanan disini. Mereka kaget mendengar ucapan sang
menteri. Tak disangka sang menteri mengetahui bahwa mereka masih mempunyai saudara
lagi yaitu Bunyamin.
Ketika mereka tiba di rumah dan membuka karung gandum, ternyata emas-emas yang
mereka tukarkan berada di dalam karung bersama gandum. Mereka heran dan segera
melaporkan kepada ayah mereka Nabi Ya’qub. “Sungguh aneh ? “gumam Nabi Ya’qub.
Ketika merekan mengatakan keinginan Menteri Ekonomi agar mereka mau membawa
Bunyamin ke Mesir, Nabi Ya’qub langsung menolak. Ia kuatir Bunyamin akan mengalami
nasib serupa Yusuf dahulu. “Jika kami tidak boleh membawa Bunyamin maka kam tidak
boleh memasuki Negeri Mesir dan tidak boleh membeli bahan makanan lagi, “kata mereka.
“Nabi Ya’qub tetap tidak memperbolehkan Bunyamin dibawa pergi. Trauma atas kehilangan
Yusuf masih menghantui dirinya. Namun ketika persediaan bahan makanan semakin menipis,
maka tak bisa tidak mereka harus pergi ke Mesir lagi.
“Bersumpalah atas Nama Tuhan, “Kata Nabi Ya’qub. “Bahwa kalian harus melindungi
Bunyamin dengan segenap jiwa raga kalian. Jika terjadi sesuatu kalian harus membelanya
sampai titik darah terakhir. “Mereka serentak menyatakan kesedihannya untuk melindungi
Bunyamin dan bersumpah demi Allah akan membela dan membawa Bunyamin kembali.
Demikianlah, untuk kali yang kedua mereka pergi ke Mesir. Yusuf sebenarnya tak kuat
menahan diri begitu melihat saudara-saudaranya datang membawa Bunyamin. Ia ingin segera
memeluk Bunyamin erat-erat karena sudah lama tidak bertemu dengan adik kandungnya itu.
Namun untuk sementara ia tidak ingin saudara-saudaranya yang lain tahu bahwa ia adalah
Yusuf yang pernah mereka masukkan ke dalam sumur. Ia mencari cara agar Bunyamin dapat
tinggal di istana. Tidak ikut pulang ke Palestina. Yusuf kemudian meletakkan piala raja yang
terbuat dari emas di karung Bunyamin.
Untuk sementara Yusuf membiarkan saudara-saudaranya berjalan ke luar kota. Namun tidak
lama kemudian ia memerintahkan prajurit untuk menyusul rombongan saudara-saudaranya
itu. Mereka terkejut ketika serombongan prajurit menyusul dan memintanya berhenti. “Raja
kami kehilangan piala yang terbuat dari emas. Apakah kalian mengetahuinya, siapa yang
menemukan piala itu akan diberi hadiah gandum satu tunggangan unta. Kami datang ke
Mesir bukan untuk membuat kerusuhan, “Kata saudara-saudara Yusuf. Dan kami bukanlah
termasuk orang-orang yang mencuri. Para prajurit berkata : Apakah hukuman bagi orang
yang melakukan pencurian itu ? Hukumannya adalah menjadi budak, itulah tebusan dari
5. perbuatannya, jawab saudara-saudara Yusuf.
Prajurit itu kemudian menggeledah tiap karung dari saudara-saudara Yusuf. Tiba-tiba mereka
menemukannya di dalam karung Bunyamin, tanpa kompromi lagi, Bunyamin dibawa
menghadap Menteri Perekonomian yaitu Yusuf. Saudara-saudara Bunyamin yang lain
diperbolehkan pulang. Yahudza tak ikut pulang, ia merasa malu kepada ayahnya karena telah
berjanji melindungi Bunyamin dari segala marabahaya, nyatanya Bunyamin sekarang tak bisa
ia bawa pulang. Yahudza bersumpah tidak akan pulang sebelum membawa Bunyamin atau
ayahnya sendiri memanggilnya pulang. Sementara itu Bunyamin gemetar saat dihadapkan
kepada Menteri Ekonomi Mesir. Baru kali ini ia berhadapan dengan pejabat tinggi di istana
kerajaan. Wajahnya pucat pasi, tap hal itu tak berlangsung lama karena Yusuf segera
memeluknya dan mengatakan siapa sebenarnya sang Menteri Ekonomi itu. Pertemuan kakak
beradik itu benar-benar mengharukan, Bunyamin menangis terisak-isak, ia segera
menceritakan nasib ayahnya di Palestina. Betapa menderitanya sang ayah sejak ditinggal
Yusuf setiap hari ayahnya menangis sampai matanya menjadi putih dan tak dapat melihat
lagi.
Begitu mengetahui Sembilan orang anaknya pulang tanpa membawa Bunyamin, Nabi Ya’qub
terpukul jiwanya. Ia bnear-benar sedih. Sudah kehilangan Yusuf kini Bunyamin dijadikan
budak oleh penguasa Negeri Mesir. Dari hari ke hari tampak nian kesedihan Nabi Ya’qub,
kini ia lebih suka menyendiri di mihrabnya (tempat ibadah). Hanya Tuhan tempatnya
mengadu dan berkeluh kesah. Pada suatu hari ia mendapat ilham bahwa Yusuf itu masih
hidup dan tak lama lagi ia akan berjumpa dengan anak yang sangat dicintainya itu. Nabi
Ya’qub kemudian memerintahkan anak-anaknya mengembara ke Mesir : “ Carilah kabar
tentang Yusuf di Mesir dan berusahalah membebaskan Bunyamin agar dapat pulang. Karena
tak sampai hati melihat penderitaan ayahnya, anak-anak Nabi ya’qub itu akhirnya pergi ke
Mesir lagi. Mereka langsung menghadap Menteri Ekonomi. Di samping hendak meminta
bantuan makanan mereka juga meminta agar penguasa Mesir mau membebaskan Bunyamin.
“Ayah kam sangat bersedih sejak kehilangan Yusuf, terlebih setelah Bunyamin juga tak dapat
kembali pulang. Kami benar-benar mengharap belas kasih Paduka agar mau membebaskan
Bunyamin sehingga dapat mengurangi penderitaan ayah kami. Akhirnya Yusuf tak sampai
hati mendengar penuturan saudara-saudaranya tentang ayahnya yang menderita. Sambil
tersenyum ia berkata : “Masih ingatkah kalian, kepada saudaramu Yusuf yang kalian
lemparkan ke dalam sumur tanpa belas kasih. Kalian meninggalkannya seorang diri seperti
barang yang tak berharga. Tak kalian hiraukan ratap tangisnya dan kalian terus saja pulang
tanpa merasa bersalah. Mendengar ucapan sang menteri mereka terkejut, bagaimana menteri
itu bisa mengetahu perkara rahasia yang tak pernah mereka bocorkan. Mereka saling
pandang. Perlahan-lahan mereka mengamati wajah sang menteri. Senyumnya, wajahnya,
bentuk tubuhnya dari atas hingga bawah, dan akhirnya hamper berbarengan mereka berucap :
“Engkau Yusuf !”
“Benarlah ! “Jawab Yusuf, “akulah Yusuf dan inilah adikku Bunyamin. Allah dengan
Rahmat-Nya telah mengakhiri penderitaanku dan ujian berat yang telah kualami. Dan dengan
rahmat-Nya pula kami dikaruniai rezeki berlimpah ruah dan penghidupan yang sejahtera.
Demikianlah barang siapa yang bersabar, bertakwa dan bertawakkal tidaklah akan luput dari
pahala dan ganjaran-Nya. “Saudara-saudara Yusuf gemetar mendengar pengakuan itu ?
Terbayang kembali perbuatan mereka saat memasukkan Yusuf ke dalam sumur. Mereka
kuatir bila Yusuf membalas dendam. Tapi ternyata Yusuf bukanlah orang yang pendendam,
mereka dimaafkan. Yusuf kemudian mengambil baju gamisnya dan diserahkan kepada
6. saudara-saudaranya.
“Usapkanlah baju ini pada kedua belah mata ayah, insya Allah beliau dapat melihat kembali.
Kemudia ajaklah ayah dan ibu ke Mesir secepatnya. Aku sudah tak sabar untuk bertemu.
“Demikianlah, setelah mereka datang di Palestina, baju gamis Yusuf segera diusapkan di
kedua belah mata ayahnya, atas kehendak Allah Nabi Ya’qub yang buta bisa melihat
kembali. Nabi ya’qub dan keluarganya kemudian pindah ke Mesir memenuhi permintaan
Yusuf. Kini lengkaplah sudah kebahagiaan Yusuf karena dapat berkumpul dengan seluruh
keluarganya, Yusuf menaikkan ayah dan ibu (tirinya) ke singgasananya. Apa yang pernah
diimpikannya dul sekarang menjadi nyata.