Dokumen tersebut membahas tentang sejarah manusia purba di Indonesia yang ditemukan di beberapa daerah seperti Sangiran, Trinil, Wajak, dan Flores. Jenis-jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia antara lain Meganthropus, Pithecanthropus, dan Homo sapiens. Dokumen ini juga membahas tentang teori-teori mengenai nenek moyang bangsa Indonesia.
1. Sejarah Indonesia
Untuk SMA/MA
Sejarah Indonesia
Untuk SMA/MA
Sejarah Indonesia
Untuk SMA/MA
Sejarah Indonesia
Untuk SMA/MA
Sejarah Indonesia
Untuk SMA/MA
Kelas X Semester 1
Kelas X Semester 1
Mata Pelajaran Wajib
Mata Pelajaran Wajib
2. Lokasi Penemuan Manusia Purba di Indonesia
Wilayah Indonesia diperkirakan menjadi tempat hunian manusia purba.
Beberapa daerah di Indonesia yang menjadi tempat hunian manusia
purba antara lain Sangiran, Trinil, Wajak, dan Flores.
Sangiran
Trinil
Wajak
Flores
Manusia Purba
3.
Manusia purba yang ditemukan di Indonesia terdiri
atas beberapa jenis. Jenis-jenis manusia purba
tersebut yaitu :
Meganthropus;
Pithecanthropus; dan
Homo sapiens.
Jenis-Jenis Manusia Purba di Indonesia
Jenis-Jenis Manusia Purba di Indonesia
Jenis-Jenis Manusia Purba di Indonesia
4.
Fosil yang ditemukan berupa fragmen rahang bawah
sebelah kanan, rahang atas sebelah kiri, dan gigi
lepas.
Dari hasil penemuan fosil tersebut, diperkirakan
bahwa manusia jenis ini memiliki ukuran sangat
besar atau raksasa. Oleh karena itu, fosil ini
dinamakan Meganthropus palaeojavanicus.
Meganthropus palaeojavanicus diperkirakan hidup
pada 1–2 juta tahun lalu. Fragmen fosil
Meganthropus yang ditemukan masih sangat sedikit.
Fosil Meganthropus
pertama kali ditemukan
oleh von Koenigswald
pada 1941 di Desa
Sangiran sekitar lembah
Sungai Bengawan Solo.
Meganthropus merupakan
jenis manusia purba paling
tua.
Meganthropus
5. •
•
Pithecanthropus
merupakan jenis
manusia purba yang
paling banyak
ditemukan di Indonesia.
Sisa-sisa kehidupan
Pithecanthropus dapat
ditemukan di Mojokerto,
Kedungbrubus, Trinil,
Sangiran,
Sambungmacan, dan
Ngandong.
Pithecanthropus
Beberapa jenis Pithecanthropus yang
ditemukan di Indonesia yaitu Pithecanthropus
mojokertensis dan Pithecanthropus erectus.
6.
Pithecanthropus mojokertensis merupakan manusia
purba jenis Pithecanthropus tertua yang ditemukan di
Indonesia. Pithecanthropus mojokertensis ditemukan
oleh von Koenigswald di Mojokerto tahun 1936 pada
lapisan pleistosen bawah ini hidup sekira 2,5–1,25 juta
tahun lalu.
Fosil Pithecanthropus mojokertensis yang berhasil
ditemukan berupa tengkorak anak-anak, atap
tengkorak, rahang atas, rahang bawah, dan gigi lepas.
Berdasarkan temuan tersebut, ciri-ciri fisik
Pithecanthropus mojokertensis diperkirakan yaitu
tulang pipi kuat, berbadan tegap, tonjolan kening tebal,
otot-otot tengkuk kukuh, muka menonjol ke depan, dan
volume otak 650–1.000 cc.
Pithecanthropus mojokertensis
7.
Pada saat ini nama ilmiah Pithecanthropus erectus adalah Homo erectus.
Para ahli paleoantropologi menduga bahwa Homo erectus berasal dari
Afrika. Homo erectus bermigrasi selama masa pleistosen sekira 2 juta
tahun lalu
Ciri fisik Pithecanthropus erectus atau Homo erectus yaitu badan tegap,
hidung lebar, dagu tidak ada, alat pengunyah kuat, berat badan 80–100 kg,
tinggi badan 160–180 cm, terdapat tonjolan kening pada dahi, tulang
tengkorak berbentuk lonjong, volume otak 750–1.000 cc, dan muka
didominasi oleh bagian rahang yang menonjol.
Pithecanthropus erectus
memiliki daerah persebaran
paling luas. Pada 1890 Eugene
Dubois berhasil menemukan
beberapa fosil
Pithecanthropus erectus di
Kedungbrubus, Trinil, dan
Ngawi.
Pithecanthropus erectus atau Homo erectus
8. Homo sapiens artinya
manusia cerdas. Tingkat
kecerdasan Homo sapiens
salah satunya disebabkan
volume otaknya yang jauh
lebih besar daripada jenis
manusia purba sebelumnya.
Homo sapiens
•
•
Homo sapiens diperkirakan memiliki ciri-ciri fisik antara lain tengkorak
besar, volume otak diperkirakan 1.650 cc, muka datar dan lebar, akar
hidung lebar, bagian mulut menonjol sedikit, dahi agak miring, di atas
rongga mata ada busur kening yang nyata, langit-langit mulut besar
dan dalam, rahang bawah masif, gigi besar-besar, serta tinggi badan
sekira 173 cm.
Jenis-jenis Homo sapiens yang ditemukan di Indonesia yaitu Homo
wajakensis, Homo soloensis, dan Homo floresiensis.
9.
Homo wajakensis (manusia dari Wajak) ditemukan di
lembah Sungai Brantas, Wajak, Tulungagung, Jawa
Timur. Fosil Homo wajakensis ditemukan pada lapisan
pleistosen atas oleh Eugene Dubois pada 1889.
Manusia purba ini diperkirakan hidup pada 40–25 ribu
tahun lalu.
Von Koenigswald mengategorikan Homo wajakensis
dalam jenis Homo sapiens (manusia cerdas) karena
sudah mengenal upacara penguburan.
Homo wajakensis
10.
Fosil Homo soloensis pertama kali ditemukan oleh von
Koenigswald pada 1931–1934 di daerah Ngandong, di tepi
Sungai Bengawan Solo. Selain itu, fosil Homo soloensis
ditemukan di Sambungmacan dan Ngawi.
Manusia purba Homo soloensis diperkirakan hidup pada
900–200 ribu tahun lalu.
Homo soloensis
11.
Homo floresiensis ditemukan oleh para ilmuwan dari
Australia pada 2003 dalam ekskavasi di gua Liang Bua,
Flores. Manusia purba ini hidup di Kepulauan Flores
sekira 18.000 tahun lalu.
Menurut tim ilmuwan yang menemukan fosil tersebut,
Homo floresiensis merupakan keturunan spesies
Homo erectus yang hidup di Asia Tenggara sekira 1
juta tahun lalu. Akibat proses seleksi alam, tubuh
mereka berevolusi menjadi bentuk lebih kecil.
Dalam jurnal ilmiah Nature, para ilmuwan menjelaskan
Homo floresiensis sebagai spesies baru manusia.
Sementara itu, menurut Teuku Jacob, Homo
floresiensis bukan merupakan spesies baru, melainkan
nenek moyang dari orang-orang Katai di Flores yang
menderita penyakit microcephalia, yaitu bertengkorak
kecil dan berotak kecil.
Homo floresiensis
12. Nenek Moyang Bangsa Indonesia
Nenek Moyang Bangsa Indonesia
Nenek Moyang Bangsa Indonesia
Ada empat teori yang
menjelaskan tentang asal-
usul nenek moyang
bangsa Indonesia yaitu:
Teori Yunan;
Teori Nusantara;
Teori Out of Africa; dan
Teori Out of Taiwan
Nenek moyang bangsa
Indonesia juga dapat
dijelaskan dengan migrasi
ras Melanesia/ras Negroid
dan Austronesia/ras
Mongoloid. Bangsa-
bangsa yang bermigrasi ke
wilayah kepulauan
Nusantara yaitu:
Bangsa Melanesia;
Bangsa Proto Melayu;
dan
Bangsa Deutro Melayu.
13.
Dasar dari teori Yunan adalah hasil temuan teknologi
dan persamaan bahasa. Berdasarkan penemuan
kapak tua di wilayah Nusantara, bentuk kapak
tersebut memiliki kesamaan dengan temuan kapak di
wilayah Asia Tengah.
Dari segi kebahasaan, bahasa Melayu yang
berkembang di Nusantara memiliki kesamaan
dengan bahasa Champa yang berkembang di
Kamboja. Persamaan ini memunculkan dugaan
bahwa penduduk di Kamboja berasal dari Daratan
Yunan.
Salah satu tokoh
yang mendukung
teori ini adalah
Mohammad Ali.
Menurut
Mohammad Ali,
bangsa Indonesia
berasal dari daerah
Mongol. Teori ini
juga disetujui oleh
R.H. Geldern dan J.
H.C. Kern.
Teori
Yunan
14.
Teori ini menyatakan nenek moyang bangsa-
bangsa di Nusantara merupakan bangsa Melayu.
Orang Melayu bukan berasal dari luar, orang
Melayu merupakan keturunan dari Homo soloensis
dan Homo wajakensis.
Dalam teori ini juga dijelaskan bahwa terdapat
perbedaan bahasa antara bahasa Austronesia
yang berkembang di Nusantara dengan bahasa
Indo-Eropa yang berkembang di Asia Tengah.
Menurut teori
Nusantara, bangsa
Indonesia berasal
dari wilayah
Indonesia sendiri.
Teori ini didukung
oleh Muhammad
Yamin, Gory’s Keraf,
dan J. Crawford.
Teori
Nusantara
15.
Teori Out of Africa merupakan teori yang
didasarkan pada penelitian DNA. Penelitian
Ingman juga menunjukkan tidak adanya gen
manusia yang bercampur dengan gen spesies
manusia purba.
Teori Out of Africa menjelaskan manusia Afrika
bermigrasi sekira 50.000 hingga 70.000 tahun
silam. Wilayah tujuan migrasi tersebut adalah Asia
Barat dan melewati dua jalur. Pertama, jalur yang
mengarah ke Sungai Nil, melintasi Semenanjung
Sinai, dan ke utara. Kedua, jalur yang bermula dari
Afrika kemudian melewati Laut Merah.
Teori Out of Africa
dikemukakan oleh
ahli genetika asal
Amerika Serikat,
Max Ingman.
Menurut
penelitiannya,
manusia modern
berasal dari Afrika
antara kurun waktu
100–200 ribu tahun
lalu.
Teori Out
of Africa
16.
Menurut teori Out of Taiwan manusia di kepulauan
Nusantara berasal dari Taiwan. Melalui pendekatan
linguistik, didapatkan kesimpulan bahwa keseluruhan
bahasa yang digunakan oleh suku-suku di kepulauan
Nusantara memiliki rumpun sama, yaitu rumpun
Austronesia.
Dengan kata lain, akar dari keseluruhan cabang
bahasa yang digunakan oleh leluhur di Nusantara
berasal dari rumpun Austronesia di Formosa atau
Taiwan.
Teori Out of Taiwan
dikemukakan oleh
Peter Bellwood dan
Robert Blust. Teori
ini didukung oleh
Harry Truman
Simanjuntak.Teori
Out of Taiwan
merupakan
pertentangan dari
teori i Yunan.
Teori Out
of Taiwan
17.
Bangsa Melanesia/Papua Melanosoide termasuk
rumpun Veddoid-Austroloid yang memiliki ciri-ciri
fisik antara lain kulit kehitam-hitaman, badan kekar,
rambut keriting, mulut lebar, dan hidung mancung.
Kebudayaan bangsa Melanesia/Papua Melanosoide
digolongkan dalam budaya mesolitikum.
Keturunan bangsa Melanesia saat ini antara lain
penduduk di pedalaman Malaya, penduduk Aeta di
pedalaman Filipina, suku Sakai di Siak, serta orang-
orang Papua dan Kepulauan Melanesia.
Bangsa Melanesia
berasal dari Teluk
Tonkin. Fakta
tentang asal bangsa
ini didasarkan pada
penelitian terhadap
benda-benda
peninggalan seperti
pebble dan kapak
pendek. Benda-benda
tersebut ditemukan
di Pegunungan
Bacson di daerah
Hoabinh.
Bangsa
Melanesia
18.
Bangsa Proto Melayu memiliki ciri fisik antara lain kulit
sawo matang, rambut lurus, badan tinggi ramping, serta
bentuk mulut dan hidung sedang.
Kebudayaan Proto Melayu termasuk kebudayaan batu
muda (neolitikum). Kebudayaan kapak persegi dibawa
oleh bangsa Proto Melayu melalui jalur barat, sedangkan
kebudayaan kapak lonjong melalui jalur timur.
Keturunan bangsa Proto Melayu antara lain suku Toraja,
Sasak, Dayak, Nias, Batak, dan Kubu.
Bangsa Proto
Melayu mulai
bermigrasi ke
wilayah Nusantara
sekira tahun 2000
sebelum Masehi.
Bangsa Proto
Melayu termasuk
rumpun ras
Mongoloid dari
daerah Yunan.
Bangsa Proto
Melayu
19.
Bangsa Deutro Melayu memiliki ciri fisik yang tidak
jauh berbeda dengan mayoritas penduduk Indonesia
saat ini. Proses migrasi bangsa Deutro Melayu di
kepulauan Nusantara dilakukan melewati jalur barat,
yaitu daerah Semenanjung Malaka, Sumatra,
kemudian menyebar ke beberapa wilayah di
Nusantara.
Bangsa Deutro Melayu membawa kebudayaan logam.
Keturunan bangsa Deutro Melayu di Indonesia antara
lain suku Aceh, Minangkabau, Jawa, Bali, Bugis, dan
Makassar.
Bangsa Deutro
Melayu bermigrasi
ke wilayah
Nusantara pada
500 sebelum
Masehi. Bangsa
Melayu Muda
merupakan hasil
percampuran
antara bangsa
Proto Melayu dan
bangsa Arya.
Bangsa
Deutro Melayu
20. ”Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta.
Masa yang lampau sangat berguna sebagai kaca benggala dari pada
masa yang akan datang.”
(Soekarno)
Terima Kasih