SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Download to read offline
PERKEMBANGAN KEHIDUPAN MANUSIA
PURBA DI INDONESIA
Kompetensi Dasar :
Kemampuan menganalisis kehidupan awal masyarakat Indonesia
Indikator :
Mendeskripsikan pengertian manusia purba
Mengidentifikasi tokoh-tokoh peneliti manusia purba di Indonesia dan hasil
temuannya
Mendeskripsikan perkembangan biologis manusia purba
Mengidentifikasi wilayah temuan manusia purba di Indonesia
MANUSIA PURBA
Dalam perkembangan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat prasejarah melalui
tahap-tahap kehidupannya, yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan, masa
berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut, masa bercocok tanam dan masa
perundagian.
Manusia purba atau prehistoric people adalah jenis manusia yang
hidup jauh sebelum dikenal tulisan. Memiliki alat pendukung yang
terbuat dari batu dan diyakini mendiami bumi sekitar 4 juta tahun yang
lalu
Apa itu manusia purba?
Terungkapnya berbagai jenis manusia purba berawal dari penemuan fosil dan artefak
Adalah tulang belulang manusia maupun hewan dan tumbuh-tumbuhan
yang telah membatu.
FOSIL
ARTEFAK
Adalah peralatan dan perlengkapan kehidupan manusia sebagai hasil dari
kebudayaannya.
Dari fosil dan artefak inilah para ahli dapat meneliti manusia purba untuk mengetahui
usia dan keberadaannya di alam kehidupannya.
Fosil-fosil yang ditemukan di Indonesia meliputi
Meganthropus Paleojavanicus, ditemukan oleh Von Koniegswald di Sangiran, lembah
Bengawan Solo, antara tahun 1936 – 1941.
Fosil ini berasal dari lapisan Pleistosen bawah, diperkirakan ia memiliki badan tegap dan
rahang besar dan kuat. Dalam banyak hal, fosil ini mempunyai kemiripan dengan Homo
Habilis dari Jurang Oldwai
Rekontruksi dari mahluk Homo Habilis
BAGAIMANA DENGAN MANUSIA PURBA DI INDONESIA
Pithecantropus Erectus, fosil ini ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1891 di Trinil
Jawa Tengah. Berasal dari lapisan Pleistosen lapisan bawah dan tengah. Femur atau tulang
pahanya, bentuk dan ukurannya jelas seperti milik manusia dan menunjukkan bahwa
mahluk itu berjalan diatas kedua kakinya. Volume otaknya mencapai 900cc sedangkan kera
hanya 600cc.
Di Asia fosil Pithecantropus ditemukan di goa Chou-Kou-Tien, dan dikenal sebagai
Pithecantropus Pekinensis. Di Afrika dikenal dengan sebutan Austra Lopithecus Africanus.
Di Eropa Barat dan Eropa Tengah disebut sebagai manusia Piltdown dan Heidelberg
Rekontruksi dari Pithecantropus Erectus
JENIS PITHECANTHROPUS LAINNYA
 Pithecanthropus Mojokertensis, ditemukan oleh Von Koenigswald di Penning,
Mojokerto, pada lapisan Pleistosen Bawah. Mahluk ini diperkirakan hidup sekitar 2.5
– 2 juta tahun yang lal
 Pithecanthropus Robustus, ditemukan oleh Weidenreich dan Von Koenigswald
pada tahun 1939 di Trinil, Von Koenigswald menganggap fosil ini sejenis dengan
Pithecanthropus Mojokertensis.
 Homo Sapiens, dari jenis ini di Indonesia ditemukan di Ngandong Blora di Sangiran
dan Sambung Macan, Sragen oleh Teer Haar, Oppenoorth dan Von Koenigswald
pada tahun 1931-1933 dari lapisan Pleistosen Atas. Diperkirakan hidup sekitar
900.000 sampai 300.000 tahun yang lalu, kemudian disebut sebagai Homo
Soloensis. Jenis lainnya adalah Homo Wajakensis yang ditemukan oleh Van
Rèestchoten tahun 1990 di Desa Wajak, Tulungagung yang kemudian di teliti oleh
Eugene Dubois. Hidup antara 40.000 – 25.000 tahun yang lalu, pada lapisan
Pleistosen Atas. Tengkoraknya mempunyai banyak persamaan dengan orang
Aborigin penduduk asli Australia.
Rekontruksi bentuk kepala Homo
Soloensis oleh Eugene Dubois
Fosil Homo Soloensis
 Homo Floresiensis, dibanding jenis lainnya, homo ini memiliki keistimewaan karena
tubuhnya yang kerdil. Ditemukan oleh seorang pastur bernama Verhoeven pada
tahun 1958 di goa Liang Bua Manggarai, Flores, dan baru di umumkan sebagai
temuan yang menghebohkan pada tahun 2004. Diperkirakan hidup sekitar 30.000 –
18.000 tahun yang lalu, telah mampu membuat peralatan dari batu, pemburu handal
dan memasak dengan api, tetapi ukuran tangannya masih panjang. Manusia kerdil
ini memiliki tinggi tubuh sekitar 1m, dan ukuran tengkorak seperti anak kecil. Dari
cerita rakyat setempat, masyarakat Flores menyebut manusia kerdil ini dengan
nama Ebu Gogo.
Situs manusia Flores di Goa Liang Bua
Gambaran seniman tentang homo floresiensis yang ditemukan di
kawasan Liang Bua, Flores. Tingginya diperkirakan 1 meter,
umur 30 tahun, dan meninggal 18.000 tahun lalu.
Perbandingan bentuk
dan ukuran tengkorak
manusia sekarang
(kanan) dan manusia
Flores (kiri)
Homo Floresiensis,
hanya ada di Flores
Homo Erectus,
ditemukan di Asia
2,5 juta tahun yang lalu Saat ini
Homo Sapiens
Neanderthal,
ditemukan di Eropa
Homo Habilis,
hidup di Afrika
Sekitar 1 juta tahun
yang lalu
PERKEMBANGAN BENTUK MANUSIA PURBA
Hasil rekonstruksi dari fosil-fosil yang
ditemukan menunjukan tahap perjalanan
yang panjang dari leluhur menyerupai
kera sampai ke Homo Sapiens.
Gambar ini merupakan tonggak-tonggak
sejarah evolusi primata yang masih
menjadi pokok perdebatan hingga
munculnya penemuan-penemuan lain
yang mungkin saja masih akan terus
berlangsung.
EVOLUSI MANUSIA PURBA
PEMBABAKAN MASA PRASEJARAH
INDONESIA BERDASARKAN
PENINGGALAN HASIL BUDAYA
Kompetensi Dasar :
Kemampuan menganalisis kehidupan awal masyarakat Indonesia
Indikator :
Mengidentifikasi manusia purba berdasarkan peninggalan hasil budaya
Hasil budaya pada zaman Paleolithikum
Hasil budaya pada zaman Mezolithikum
Hasil budaya pada zaman Neolithikum
Hasil budaya pada zaman Megalithikum
Hasil budaya pada zaman Logam
Pada zaman prasejarah ini, sebagaimana telah kita ketahui alat yang dipergunakan oleh
manusia purba untuk membantu kehidupannya terbuat dari batu.
Sesuai dengan perkembangan kemampuan otaknya, maka alat-alat yang dihasilkan
melewati tahap-tahap tertentu. Dari yang paling kasar, sampai ke alat-alat batu yang
halus buatannya. Tahap perkembangan ini tentunya melewati waktu berjuta-juta tahun
lamanya.
Alat semacam apa yang dihasilkan manusia pada zaman Paleolithikum?
Alat yang terbuat dari batu dengan cara pembuatan yang masih
sangat sederhana dan hasilnya pun masih sangat kasar.
ZAMAN PALEOLITHIKUM
Kapak Genggam yang tampil kemudian
menunjukan tepi yang lebih halus, hasil
teknik tongkat. Alat beraneka ragam ukuran
ini mungkin dipakai untuk menguliti dan
memotong binatang buruan.
Kapak Genggam primitif ini mirip beliung,
kedua permukaannya agak kasar, berujung
cukup runcing, dan mungkin digunakan
untuk menggali akar dan umbi yang dapat
dijadikan makanan.
Batu Polihedral, disebut demikian karena
permukaannya terpecah-pecah, mungkin
dipakai sebagai pemecah tulang, ataupun
peluru lempar untuk membunuh binatang
atau musuh
Bordes memulai dengan sebongkah
kuarsit bulat dan batu palu yang lebih
kecil. Dengan dua tiga kali pukulan ia
dapat menghasilkan pinggiran yang cukup
baik untuk memotong, meskipun masih
kasar. Alat ini merupakan senjata dasar
dan alat berburu selama sejuta tahun
lebih, dan ditemukan di Afrika, Timur
Tengah, Asia dan Eropa.
Seorang ahli arkeologi Francois Bordes dari Bordeaux University, Perancis, melakukan
percobaan membuat alat seperti yang dipergunakan manusia pada zaman purba itu
Perhatikan rangkaian percobaan pembuatan alat berikut ini
Setelahmemotong ujung sebungkah batu api, Bordes mempersiapkan landasan batu yang akan dipukul, dengan batu pula
ia memukul lepas beberapa serpihan besar. Hasilnya belum berupa alat. Dengan menggunakan palu dari tanduk rusa, dia
mengolah alat itu supaya menjadi tipis dan sempurna tepinya. Hasil akhirnya berupa salah satu alat yang digunakan oleh
Homo erectus dan pemburu-pemburu sapiens purba selama ribuan tahun. Pinggiran alat tersebut panjang, lurus serta
tajam.
Dari hasil percobaan ini menunjukan bahwa untuk
dapat menghasilkan sebuat alat batu sesuai
dengan yang dikehendaki dibutuhkan kordinasi
antara kemampuan otak dan keterampilan motorik
cukup tinggi, yang jelas hal tersebut tidak
mungkin dilakukan oleh primat
Selain perkakas dari batu ini, ditemukan pula
alat serpih (Flakes) terbuat dari tulang dan
tanduk, di wilayah Ngandong, sehingga sering
disebut sebagai kebudayaan Ngandong.
Sedangkan alat batu, berupa kapak perimbas
dan kapak penetak, banyak ditemukan di
wilayah Pacitan, Jawa Timur sehingga disebut
sebagai Kebudayaan Pacitan
Alat batu Pacitan
Alat serpih tulang
Ngandong
Pada zaman Mesolithikum yang berlangsung pada kala Holosen, perkembangan
kebudayaannya berlangsung lebih cepat daripada zaman Batu Tua, hal disebabkan
antara lain oleh :
Hasil budayanya meliputi
ZAMAN MESOLITHIKUM
 Keadaan alam yang lebih stabil, sehingga memungkinkan manusia untuk hidup lebih
tenang dan dapat mengembangkan kebudayaannya
 Manusia pendukungnya adalah Homo Sapiens, mahluk yang lebih cerdas dari
pendahulunya.
1. KEBUDAYAAN TULANG SAMPUNG (SAMPUNG BONE CULTURE)
Banyak ditemukan di abris sous roche, hasil penelitian yang
dilakukan oleh Van Stein Callenfels di Goa Lawa dekat
Sampung, Ponorogo Jawa Timur. Bersamaan dengan
penemuan alat-alat dari Sampung ini ditemukan pula fosil
manusia Papua Melanesoide yang merupakan nenek moyang
Bangsa Papua dan Melanesia sekarang
2. KEBUDAYAAN TOALA (FLAKES CULTURE)
Kebudayaan ini merupakan hasil penelitian dua saudara sepupu
berkebangsaan Swiss bernama Fritz Sarasin dan Paul Sarasin.
Penelitian dilakukan sekitar tahun 1893-1896 di goa-goa
Lumancong Sulawesi Selatan yang didiami oleh suku bangsa
Toala, mereka berhasil menemukan alat-alat serpih (flakes) mata
panah bergerigi dan alat-alat tulang.
Penelitian lanjutan dilakukan di wilayah Maros, Bone, Bantaeng
Sulawesi Selatan
Bekas-bekas peninggalan manusia pada zaman Batu Madya,
ditemukan di sepanjang pesisir Sumatera Timur Laut, antara
Langsa (Aceh) dan Medan. Bersama-sama dengan
Kyokkenmoddinger (sampah dapur) Van Stein Callenfels
menemukan :
 Pebble (kapak genggam Sumatera)
 Hache courte (kapak pendek)
 Batu-batu penggiling
 Alu dan lesung batu
 Pisau batu dan lain-lain
3. KEBUDAYAAN KAPAK GENGGAM (PEBBLE CULTURE)
PERHATIKAN PETA BERIKUT
PETA PENYEBARAN PENINGGALAN
BENDA-BENDA PURBAKALA PADA
ZAMAN MESOLITHIKUM
4. LUKISAN GOA
Dalam goa tempat tinggal, banyak dijumpai lukisan-lukisan di dindingnya, yang menggambarkan kehidupan
dan kepercayaan kepada adanya kekuatan magis. Seperti goa Leang-leang di Sulawesi Selatan, terdapat
cap tapak tangan berwarna merah, yang mengandung symbol kekuatan pelindung untuk mencegah roh
jahat. Lukisan di goa juga terdapat di Irian Jaya, dimana terdapat lukisan-lukisan binatang seperti kadal dan
cap jari tangan yang tidak lengkap, mungkin sebagai tanda berkabung
Lukisan-lukisan goa juga terdapat di Perancis, memiliki motif dan gambar yang sama dengan lukisan goa
yang berada di Indonesia
Dua mamut berbulu terukir di batu ini
merupakan dua diantara 70 lukisan
binatang tersebut dalam goa
Rouffignac, Perancis
Lukisan ikan Salem di Gorge d’Enfer,
Perancis, dikelilingi lubang bekas bor
: para spekulan pernah mencoba
mengeluarkannya
Tangan manusia ini menggapai di
atas kuda, di goa Pech Merle,
Perancis. Lukisan goa macam ini
termasuk seni goa pertama
Lukisan Goa dengan gambar kuda
terdapat di Puan Muna, Sulawesi
Selatan. Sampai sekarang di tempat
tersebut masih terdapat kegiatan
mengadu kuda
Lukisan tapak tangan
merah di Goa Leang-
Leang Sulawesi Selatan
5. GERABAH
Gerabah pada masa ini menjadi wadah dari
tulang-belulang manusia.
Perhatikan gambar berikut :
Kubur tempayan ganda (double jar burial) dari situs
Plawangan. Ukuran gerabah = lebar badan 90cm,
tinggi 60cm, diameter mulut 75cm. Berfungsi
sebagai tempat mengubur mayat yang berposisi
jongkok
PERHATIKAN PETA BERIKUT
Kapak lonjong adalah kapak yang
penampangnya berbentuk lonjong
atau bulat telur.
Di Indonesia kapak lonjong
persebarannya hanya terbatas di
wilayah Indonesia bagian timur.
Pemberian nama kapak persegi
berasal dari peneliti
berkebangsaan Belanda, Von
Heine Geldern, di Indonesia Barat
terutama ditemukan di Sumatera,
Jawa dan Bali, juga di Indonesia
bagian timur yaitu, Sulawesi, Nusa
Tenggara, Maluku dan sedikit di
Kalimantan
2. KAPAK PERSEGI
PETA PERSEBARAN KAPAK
LONJONG DAN KAPAK PERSEGI
1. KAPAK LONJONG
ZAMAN NEOLITHIKUM
Zaman berikut adalah zaman batu muda
atau zaman Neolithikum. Manusia
pendukungnya bertempat tinggal di
Indonesia bagian timur, mereka berasal dari
ras Proto Melayu, yang datang ke Indonesia
sekitar tahun 2000 SM.
Hasil budayanya meliputi
3. GERABAH
Pada zaman ini peranan penting gerabah adalah sebagai wadah atau
tempat keperluan alat-alat rumah tangga. Gerabah di gunakan sebagai akalt
sehari-hari. Banyak ditemukan di lapisan teratas bukit kerang Sumatera dan
bukit pasir pantai selatan Jawa, antara Yogyakarta dan Pacitan, Kendeng
Lembu (Banyuwangi), Tangerang, dan Minanga Sipakka (Sulawesi). Di
Melolo (Sumba) banyak ditemukan gerabah yang berisi tulang belulang
manusia
Gerabah zaman neolitik dari situs Kelapa Dua. Bentuknya sangat
sederhana tidak banyak variasi tidak memiliki hiasan dan mempunyai
tingkat kerapuhan yang sangat tinggi sehingga sulit ditemukan dalam
kondisi yang utuh.
Bagaimana perkembangan kebudayaan pada zaman Megalithikum?
ZAMAN MEGALITHIKUM
Hasil budayanya meliputi
1. MENHIR
Menhir adalah tiang atau tugu batu yang terbuat dari batu tunggal
dan di tempatkan pada suatu tempat. Fungsi Menhir :
 Sebagai sarana pemujaan terhadap arwah nenek moyang
 Sebagai tempat memperingati seseorang (kepala suku) yang
telah meninggal
 Sebagai media penghubung dengan roh nenek moyang.
Punden berundak adalah bangunan pemujaan arwah yang bertingkat-
tingkat. Banyak ditemukan di Sukabumi, di daerah Cisolok.
2. PUNDEN BERUNDAK
3. DOLMEN
Dolmen adalah meja tempat menaruh
sesaji ketika sedang diadakan upacara.
Tapi ada juga yang menggunakannya
sebagai kubur batu.
Waruga adalah peti jenazah kecil
yang berbentuk kubus dan ditutup
batu lain yang mempunyai bentuk
seperti atap rumah. Waruga
banyak ditemukan di daerah
Minahasa.
4. WARUGA
Sargopagus, atau keranda
adalah peti jenazah yang
berbentuk palung atau lesung,
tetapi mempunyai tutup.
Sarkopagus banyak ditemukan di
Bali dan Sumatera Barat.
5. SARKOPAGUS
ARCA MEGALITIK, banyak ditemukan
di Sumatera Selatan dan diteliti oleh
Von Heine Geldern. Arca ini banyak
mengambarkan bentuk-bentuk
manusia dan binatang, seperti gajah,
harimau, babi, rusa.
6. ARCA MEGALITIK Von Heine Geldern membagi penyebaran kebudayaan
Megalitik ke Indonesia menjadi dua gelombang :
1. Megalitik tua, yang menghasilkan menhir, punden
berundak dan arca-arca statis dan menyebar ke
Indonesia pada zaman Neolithikum (2500–1500 SM)
2. Megalitik muda, yang menghasilkan kbur peti batu,
dolmen, waruga, sarcophagus dan arca-arca
menyebar ke Nusantara pada zaman perunggu (1000
– 100 SM)
Setelah kita membahas tahapan hasil budaya manusia purba pada zaman batu, marilah kita sekarang
menuju ke zaman logam.
Kepandaian membuat logam diperoleh ketika nenek moyang kita menerima pengaruh dari kebudayaan
Donson (Vietnam). Kebudayaan perunggu menyebar ke Nusantara, sekitar tahun 500 SM.
ZAMAN LOGAM
Hasil budayanya meliputi
1. KAPAK CORONG & CANDRASA
Kapak Corong & Candrasa, keduanya merupakan alat
yang sering digunakan sebagai tanda kebesaran atau alat
upacara saja. Kapak Corong banyak ditemukan di
Sumatera Selatan, Jawa, Bali, Sulawesi Tengah, Selayar
dan dekat Danau Sentani, Papua
Kapak Corong Candrasa
Nekara, juga memiliki fungsi sebagai alat upacara. Nekara
memiliki berbagai macam tipe. Nekara adalah genderang
besar yang terbuat dari perunggu berpinggang di bagian
tengahnya. Nekara banyak ditemukan di Sumatera, Jawa,
Bali, Roti, Selayar dan Kepualauan Kei.
Yang berbentuk lebih kecil disebut Moko, banyak
ditemukan di alor dan digunakan sebagai mas kawin.
2. NEKARA & MOKO
Nekara Moko
3. BEJANA PERUNGGU
Bejana Perunggu, bejana yang digunakan sebagai
tempat air
Gerabah, pada zaman logam mencapai tingkat
yang lebih maju dengan ragam hias yang lebih
kaya. Tempat penemuan gerabah misalnya di
Gilimanuk (Bali), Leuwiliang (Bogor), Anyer (Jawa
Barat), dan Kalumpang (Sulawesi Selatan)
4. GERABAH

More Related Content

Similar to Salinan 3-manusia-purba-dan-masa-prasejarah-di-indonesia.pdf

masa praaksara,masa hindu-buddha&masa islam
masa praaksara,masa hindu-buddha&masa islammasa praaksara,masa hindu-buddha&masa islam
masa praaksara,masa hindu-buddha&masa islamRifa Ramadhani
 
Presentasi sejarah
Presentasi sejarahPresentasi sejarah
Presentasi sejarahArdite Sapan
 
Evolusi primata dan manusia
Evolusi primata dan manusiaEvolusi primata dan manusia
Evolusi primata dan manusiaMuchlis Soleiman
 
Manusia Purba.pdf
Manusia Purba.pdfManusia Purba.pdf
Manusia Purba.pdfnadiasepty
 
Pertemuan 5 ciri-ciri fosil manusia purba indonesia dan asia
Pertemuan 5  ciri-ciri fosil manusia purba indonesia dan asiaPertemuan 5  ciri-ciri fosil manusia purba indonesia dan asia
Pertemuan 5 ciri-ciri fosil manusia purba indonesia dan asiayadilia
 
Evolusiprimatadanmanusia 140321110811-phpapp02
Evolusiprimatadanmanusia 140321110811-phpapp02Evolusiprimatadanmanusia 140321110811-phpapp02
Evolusiprimatadanmanusia 140321110811-phpapp02Nofalia Pebriani
 
Materi_Manusia_Purba_Kelas_X.pptx
Materi_Manusia_Purba_Kelas_X.pptxMateri_Manusia_Purba_Kelas_X.pptx
Materi_Manusia_Purba_Kelas_X.pptxGassPool
 
Kehidupan awal masyarakat indonesia
Kehidupan awal masyarakat indonesiaKehidupan awal masyarakat indonesia
Kehidupan awal masyarakat indonesiaSMAK 5 Penabur
 
Sejarah (ciri ciri, fosil manusia purba indonesia dan asia)
Sejarah (ciri ciri, fosil manusia purba indonesia dan asia)Sejarah (ciri ciri, fosil manusia purba indonesia dan asia)
Sejarah (ciri ciri, fosil manusia purba indonesia dan asia)Nu War
 
SEJARAH INDONESIA.pptx
SEJARAH INDONESIA.pptxSEJARAH INDONESIA.pptx
SEJARAH INDONESIA.pptxTitisTiarni2
 
Asal usul persebaran manusia di indonesia.pptx
Asal usul persebaran manusia di indonesia.pptxAsal usul persebaran manusia di indonesia.pptx
Asal usul persebaran manusia di indonesia.pptxMinhyuk Cnblue'rp
 
Ppt sejarah indo 10.smk muhpa 16-53 (1)
Ppt sejarah indo 10.smk muhpa 16-53 (1)Ppt sejarah indo 10.smk muhpa 16-53 (1)
Ppt sejarah indo 10.smk muhpa 16-53 (1)SejarahIndonesiaChan
 
Perkembangan biologis manusia purba di indonesia
Perkembangan biologis manusia purba di indonesiaPerkembangan biologis manusia purba di indonesia
Perkembangan biologis manusia purba di indonesiaRidhwan Ardi
 

Similar to Salinan 3-manusia-purba-dan-masa-prasejarah-di-indonesia.pdf (20)

masa praaksara,masa hindu-buddha&masa islam
masa praaksara,masa hindu-buddha&masa islammasa praaksara,masa hindu-buddha&masa islam
masa praaksara,masa hindu-buddha&masa islam
 
Presentasi sejarah
Presentasi sejarahPresentasi sejarah
Presentasi sejarah
 
Penemuan manusia purba dan hasilnya
Penemuan manusia purba dan hasilnyaPenemuan manusia purba dan hasilnya
Penemuan manusia purba dan hasilnya
 
Evolusi primata dan manusia
Evolusi primata dan manusiaEvolusi primata dan manusia
Evolusi primata dan manusia
 
Manusia Purba.pdf
Manusia Purba.pdfManusia Purba.pdf
Manusia Purba.pdf
 
Pertemuan 5 ciri-ciri fosil manusia purba indonesia dan asia
Pertemuan 5  ciri-ciri fosil manusia purba indonesia dan asiaPertemuan 5  ciri-ciri fosil manusia purba indonesia dan asia
Pertemuan 5 ciri-ciri fosil manusia purba indonesia dan asia
 
Evolusiprimatadanmanusia 140321110811-phpapp02
Evolusiprimatadanmanusia 140321110811-phpapp02Evolusiprimatadanmanusia 140321110811-phpapp02
Evolusiprimatadanmanusia 140321110811-phpapp02
 
Materi_Manusia_Purba_Kelas_X.pptx
Materi_Manusia_Purba_Kelas_X.pptxMateri_Manusia_Purba_Kelas_X.pptx
Materi_Manusia_Purba_Kelas_X.pptx
 
Mengenal manusia purba
Mengenal manusia purbaMengenal manusia purba
Mengenal manusia purba
 
SEJARAH MANUSIA PURBA
SEJARAH MANUSIA PURBASEJARAH MANUSIA PURBA
SEJARAH MANUSIA PURBA
 
kehidupan-manusia.ppt
kehidupan-manusia.pptkehidupan-manusia.ppt
kehidupan-manusia.ppt
 
Kehidupan awal masyarakat indonesia
Kehidupan awal masyarakat indonesiaKehidupan awal masyarakat indonesia
Kehidupan awal masyarakat indonesia
 
Sejarah (ciri ciri, fosil manusia purba indonesia dan asia)
Sejarah (ciri ciri, fosil manusia purba indonesia dan asia)Sejarah (ciri ciri, fosil manusia purba indonesia dan asia)
Sejarah (ciri ciri, fosil manusia purba indonesia dan asia)
 
SEJARAH INDONESIA.pptx
SEJARAH INDONESIA.pptxSEJARAH INDONESIA.pptx
SEJARAH INDONESIA.pptx
 
Asal usul persebaran manusia di indonesia.pptx
Asal usul persebaran manusia di indonesia.pptxAsal usul persebaran manusia di indonesia.pptx
Asal usul persebaran manusia di indonesia.pptx
 
Ppt sejarah indo 10.smk muhpa 16-53 (1)
Ppt sejarah indo 10.smk muhpa 16-53 (1)Ppt sejarah indo 10.smk muhpa 16-53 (1)
Ppt sejarah indo 10.smk muhpa 16-53 (1)
 
Zaman Praaksara
Zaman PraaksaraZaman Praaksara
Zaman Praaksara
 
Benda
BendaBenda
Benda
 
Manusia purba
Manusia purbaManusia purba
Manusia purba
 
Perkembangan biologis manusia purba di indonesia
Perkembangan biologis manusia purba di indonesiaPerkembangan biologis manusia purba di indonesia
Perkembangan biologis manusia purba di indonesia
 

More from RestuBisnis

presentasi bahasa inggris.pptx
presentasi bahasa inggris.pptxpresentasi bahasa inggris.pptx
presentasi bahasa inggris.pptxRestuBisnis
 
TUGAS KELOMPOK ILMU BAHAN_KELOMPOK 8_SIFAT-SIFAT MAGNETIK.pptx
TUGAS KELOMPOK ILMU BAHAN_KELOMPOK 8_SIFAT-SIFAT MAGNETIK.pptxTUGAS KELOMPOK ILMU BAHAN_KELOMPOK 8_SIFAT-SIFAT MAGNETIK.pptx
TUGAS KELOMPOK ILMU BAHAN_KELOMPOK 8_SIFAT-SIFAT MAGNETIK.pptxRestuBisnis
 
Watercolor Free Powerpoint Template.pptx
Watercolor Free Powerpoint Template.pptxWatercolor Free Powerpoint Template.pptx
Watercolor Free Powerpoint Template.pptxRestuBisnis
 
Material_Magnet_[Compatibility_Mode].pdf
Material_Magnet_[Compatibility_Mode].pdfMaterial_Magnet_[Compatibility_Mode].pdf
Material_Magnet_[Compatibility_Mode].pdfRestuBisnis
 
1 PANCASILA 19sept2013.ppt
1 PANCASILA 19sept2013.ppt1 PANCASILA 19sept2013.ppt
1 PANCASILA 19sept2013.pptRestuBisnis
 
Salinan 4-kehidupan-awal-masyarakat-indonesia.pdf
Salinan 4-kehidupan-awal-masyarakat-indonesia.pdfSalinan 4-kehidupan-awal-masyarakat-indonesia.pdf
Salinan 4-kehidupan-awal-masyarakat-indonesia.pdfRestuBisnis
 
Thena · SlidesMania.pptx
Thena · SlidesMania.pptxThena · SlidesMania.pptx
Thena · SlidesMania.pptxRestuBisnis
 

More from RestuBisnis (7)

presentasi bahasa inggris.pptx
presentasi bahasa inggris.pptxpresentasi bahasa inggris.pptx
presentasi bahasa inggris.pptx
 
TUGAS KELOMPOK ILMU BAHAN_KELOMPOK 8_SIFAT-SIFAT MAGNETIK.pptx
TUGAS KELOMPOK ILMU BAHAN_KELOMPOK 8_SIFAT-SIFAT MAGNETIK.pptxTUGAS KELOMPOK ILMU BAHAN_KELOMPOK 8_SIFAT-SIFAT MAGNETIK.pptx
TUGAS KELOMPOK ILMU BAHAN_KELOMPOK 8_SIFAT-SIFAT MAGNETIK.pptx
 
Watercolor Free Powerpoint Template.pptx
Watercolor Free Powerpoint Template.pptxWatercolor Free Powerpoint Template.pptx
Watercolor Free Powerpoint Template.pptx
 
Material_Magnet_[Compatibility_Mode].pdf
Material_Magnet_[Compatibility_Mode].pdfMaterial_Magnet_[Compatibility_Mode].pdf
Material_Magnet_[Compatibility_Mode].pdf
 
1 PANCASILA 19sept2013.ppt
1 PANCASILA 19sept2013.ppt1 PANCASILA 19sept2013.ppt
1 PANCASILA 19sept2013.ppt
 
Salinan 4-kehidupan-awal-masyarakat-indonesia.pdf
Salinan 4-kehidupan-awal-masyarakat-indonesia.pdfSalinan 4-kehidupan-awal-masyarakat-indonesia.pdf
Salinan 4-kehidupan-awal-masyarakat-indonesia.pdf
 
Thena · SlidesMania.pptx
Thena · SlidesMania.pptxThena · SlidesMania.pptx
Thena · SlidesMania.pptx
 

Salinan 3-manusia-purba-dan-masa-prasejarah-di-indonesia.pdf

  • 1. PERKEMBANGAN KEHIDUPAN MANUSIA PURBA DI INDONESIA Kompetensi Dasar : Kemampuan menganalisis kehidupan awal masyarakat Indonesia Indikator : Mendeskripsikan pengertian manusia purba Mengidentifikasi tokoh-tokoh peneliti manusia purba di Indonesia dan hasil temuannya Mendeskripsikan perkembangan biologis manusia purba Mengidentifikasi wilayah temuan manusia purba di Indonesia
  • 2. MANUSIA PURBA Dalam perkembangan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat prasejarah melalui tahap-tahap kehidupannya, yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan, masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut, masa bercocok tanam dan masa perundagian. Manusia purba atau prehistoric people adalah jenis manusia yang hidup jauh sebelum dikenal tulisan. Memiliki alat pendukung yang terbuat dari batu dan diyakini mendiami bumi sekitar 4 juta tahun yang lalu Apa itu manusia purba? Terungkapnya berbagai jenis manusia purba berawal dari penemuan fosil dan artefak Adalah tulang belulang manusia maupun hewan dan tumbuh-tumbuhan yang telah membatu. FOSIL ARTEFAK Adalah peralatan dan perlengkapan kehidupan manusia sebagai hasil dari kebudayaannya. Dari fosil dan artefak inilah para ahli dapat meneliti manusia purba untuk mengetahui usia dan keberadaannya di alam kehidupannya.
  • 3. Fosil-fosil yang ditemukan di Indonesia meliputi Meganthropus Paleojavanicus, ditemukan oleh Von Koniegswald di Sangiran, lembah Bengawan Solo, antara tahun 1936 – 1941. Fosil ini berasal dari lapisan Pleistosen bawah, diperkirakan ia memiliki badan tegap dan rahang besar dan kuat. Dalam banyak hal, fosil ini mempunyai kemiripan dengan Homo Habilis dari Jurang Oldwai Rekontruksi dari mahluk Homo Habilis BAGAIMANA DENGAN MANUSIA PURBA DI INDONESIA Pithecantropus Erectus, fosil ini ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1891 di Trinil Jawa Tengah. Berasal dari lapisan Pleistosen lapisan bawah dan tengah. Femur atau tulang pahanya, bentuk dan ukurannya jelas seperti milik manusia dan menunjukkan bahwa mahluk itu berjalan diatas kedua kakinya. Volume otaknya mencapai 900cc sedangkan kera hanya 600cc. Di Asia fosil Pithecantropus ditemukan di goa Chou-Kou-Tien, dan dikenal sebagai Pithecantropus Pekinensis. Di Afrika dikenal dengan sebutan Austra Lopithecus Africanus. Di Eropa Barat dan Eropa Tengah disebut sebagai manusia Piltdown dan Heidelberg Rekontruksi dari Pithecantropus Erectus
  • 4. JENIS PITHECANTHROPUS LAINNYA  Pithecanthropus Mojokertensis, ditemukan oleh Von Koenigswald di Penning, Mojokerto, pada lapisan Pleistosen Bawah. Mahluk ini diperkirakan hidup sekitar 2.5 – 2 juta tahun yang lal  Pithecanthropus Robustus, ditemukan oleh Weidenreich dan Von Koenigswald pada tahun 1939 di Trinil, Von Koenigswald menganggap fosil ini sejenis dengan Pithecanthropus Mojokertensis.  Homo Sapiens, dari jenis ini di Indonesia ditemukan di Ngandong Blora di Sangiran dan Sambung Macan, Sragen oleh Teer Haar, Oppenoorth dan Von Koenigswald pada tahun 1931-1933 dari lapisan Pleistosen Atas. Diperkirakan hidup sekitar 900.000 sampai 300.000 tahun yang lalu, kemudian disebut sebagai Homo Soloensis. Jenis lainnya adalah Homo Wajakensis yang ditemukan oleh Van Rèestchoten tahun 1990 di Desa Wajak, Tulungagung yang kemudian di teliti oleh Eugene Dubois. Hidup antara 40.000 – 25.000 tahun yang lalu, pada lapisan Pleistosen Atas. Tengkoraknya mempunyai banyak persamaan dengan orang Aborigin penduduk asli Australia. Rekontruksi bentuk kepala Homo Soloensis oleh Eugene Dubois Fosil Homo Soloensis
  • 5.  Homo Floresiensis, dibanding jenis lainnya, homo ini memiliki keistimewaan karena tubuhnya yang kerdil. Ditemukan oleh seorang pastur bernama Verhoeven pada tahun 1958 di goa Liang Bua Manggarai, Flores, dan baru di umumkan sebagai temuan yang menghebohkan pada tahun 2004. Diperkirakan hidup sekitar 30.000 – 18.000 tahun yang lalu, telah mampu membuat peralatan dari batu, pemburu handal dan memasak dengan api, tetapi ukuran tangannya masih panjang. Manusia kerdil ini memiliki tinggi tubuh sekitar 1m, dan ukuran tengkorak seperti anak kecil. Dari cerita rakyat setempat, masyarakat Flores menyebut manusia kerdil ini dengan nama Ebu Gogo. Situs manusia Flores di Goa Liang Bua Gambaran seniman tentang homo floresiensis yang ditemukan di kawasan Liang Bua, Flores. Tingginya diperkirakan 1 meter, umur 30 tahun, dan meninggal 18.000 tahun lalu. Perbandingan bentuk dan ukuran tengkorak manusia sekarang (kanan) dan manusia Flores (kiri)
  • 6. Homo Floresiensis, hanya ada di Flores Homo Erectus, ditemukan di Asia 2,5 juta tahun yang lalu Saat ini Homo Sapiens Neanderthal, ditemukan di Eropa Homo Habilis, hidup di Afrika Sekitar 1 juta tahun yang lalu PERKEMBANGAN BENTUK MANUSIA PURBA
  • 7. Hasil rekonstruksi dari fosil-fosil yang ditemukan menunjukan tahap perjalanan yang panjang dari leluhur menyerupai kera sampai ke Homo Sapiens. Gambar ini merupakan tonggak-tonggak sejarah evolusi primata yang masih menjadi pokok perdebatan hingga munculnya penemuan-penemuan lain yang mungkin saja masih akan terus berlangsung. EVOLUSI MANUSIA PURBA
  • 8. PEMBABAKAN MASA PRASEJARAH INDONESIA BERDASARKAN PENINGGALAN HASIL BUDAYA Kompetensi Dasar : Kemampuan menganalisis kehidupan awal masyarakat Indonesia Indikator : Mengidentifikasi manusia purba berdasarkan peninggalan hasil budaya Hasil budaya pada zaman Paleolithikum Hasil budaya pada zaman Mezolithikum Hasil budaya pada zaman Neolithikum Hasil budaya pada zaman Megalithikum Hasil budaya pada zaman Logam
  • 9. Pada zaman prasejarah ini, sebagaimana telah kita ketahui alat yang dipergunakan oleh manusia purba untuk membantu kehidupannya terbuat dari batu. Sesuai dengan perkembangan kemampuan otaknya, maka alat-alat yang dihasilkan melewati tahap-tahap tertentu. Dari yang paling kasar, sampai ke alat-alat batu yang halus buatannya. Tahap perkembangan ini tentunya melewati waktu berjuta-juta tahun lamanya. Alat semacam apa yang dihasilkan manusia pada zaman Paleolithikum? Alat yang terbuat dari batu dengan cara pembuatan yang masih sangat sederhana dan hasilnya pun masih sangat kasar. ZAMAN PALEOLITHIKUM Kapak Genggam yang tampil kemudian menunjukan tepi yang lebih halus, hasil teknik tongkat. Alat beraneka ragam ukuran ini mungkin dipakai untuk menguliti dan memotong binatang buruan. Kapak Genggam primitif ini mirip beliung, kedua permukaannya agak kasar, berujung cukup runcing, dan mungkin digunakan untuk menggali akar dan umbi yang dapat dijadikan makanan. Batu Polihedral, disebut demikian karena permukaannya terpecah-pecah, mungkin dipakai sebagai pemecah tulang, ataupun peluru lempar untuk membunuh binatang atau musuh
  • 10. Bordes memulai dengan sebongkah kuarsit bulat dan batu palu yang lebih kecil. Dengan dua tiga kali pukulan ia dapat menghasilkan pinggiran yang cukup baik untuk memotong, meskipun masih kasar. Alat ini merupakan senjata dasar dan alat berburu selama sejuta tahun lebih, dan ditemukan di Afrika, Timur Tengah, Asia dan Eropa. Seorang ahli arkeologi Francois Bordes dari Bordeaux University, Perancis, melakukan percobaan membuat alat seperti yang dipergunakan manusia pada zaman purba itu Perhatikan rangkaian percobaan pembuatan alat berikut ini Setelahmemotong ujung sebungkah batu api, Bordes mempersiapkan landasan batu yang akan dipukul, dengan batu pula ia memukul lepas beberapa serpihan besar. Hasilnya belum berupa alat. Dengan menggunakan palu dari tanduk rusa, dia mengolah alat itu supaya menjadi tipis dan sempurna tepinya. Hasil akhirnya berupa salah satu alat yang digunakan oleh Homo erectus dan pemburu-pemburu sapiens purba selama ribuan tahun. Pinggiran alat tersebut panjang, lurus serta tajam.
  • 11. Dari hasil percobaan ini menunjukan bahwa untuk dapat menghasilkan sebuat alat batu sesuai dengan yang dikehendaki dibutuhkan kordinasi antara kemampuan otak dan keterampilan motorik cukup tinggi, yang jelas hal tersebut tidak mungkin dilakukan oleh primat Selain perkakas dari batu ini, ditemukan pula alat serpih (Flakes) terbuat dari tulang dan tanduk, di wilayah Ngandong, sehingga sering disebut sebagai kebudayaan Ngandong. Sedangkan alat batu, berupa kapak perimbas dan kapak penetak, banyak ditemukan di wilayah Pacitan, Jawa Timur sehingga disebut sebagai Kebudayaan Pacitan Alat batu Pacitan Alat serpih tulang Ngandong
  • 12. Pada zaman Mesolithikum yang berlangsung pada kala Holosen, perkembangan kebudayaannya berlangsung lebih cepat daripada zaman Batu Tua, hal disebabkan antara lain oleh : Hasil budayanya meliputi ZAMAN MESOLITHIKUM  Keadaan alam yang lebih stabil, sehingga memungkinkan manusia untuk hidup lebih tenang dan dapat mengembangkan kebudayaannya  Manusia pendukungnya adalah Homo Sapiens, mahluk yang lebih cerdas dari pendahulunya. 1. KEBUDAYAAN TULANG SAMPUNG (SAMPUNG BONE CULTURE) Banyak ditemukan di abris sous roche, hasil penelitian yang dilakukan oleh Van Stein Callenfels di Goa Lawa dekat Sampung, Ponorogo Jawa Timur. Bersamaan dengan penemuan alat-alat dari Sampung ini ditemukan pula fosil manusia Papua Melanesoide yang merupakan nenek moyang Bangsa Papua dan Melanesia sekarang
  • 13. 2. KEBUDAYAAN TOALA (FLAKES CULTURE) Kebudayaan ini merupakan hasil penelitian dua saudara sepupu berkebangsaan Swiss bernama Fritz Sarasin dan Paul Sarasin. Penelitian dilakukan sekitar tahun 1893-1896 di goa-goa Lumancong Sulawesi Selatan yang didiami oleh suku bangsa Toala, mereka berhasil menemukan alat-alat serpih (flakes) mata panah bergerigi dan alat-alat tulang. Penelitian lanjutan dilakukan di wilayah Maros, Bone, Bantaeng Sulawesi Selatan Bekas-bekas peninggalan manusia pada zaman Batu Madya, ditemukan di sepanjang pesisir Sumatera Timur Laut, antara Langsa (Aceh) dan Medan. Bersama-sama dengan Kyokkenmoddinger (sampah dapur) Van Stein Callenfels menemukan :  Pebble (kapak genggam Sumatera)  Hache courte (kapak pendek)  Batu-batu penggiling  Alu dan lesung batu  Pisau batu dan lain-lain 3. KEBUDAYAAN KAPAK GENGGAM (PEBBLE CULTURE)
  • 14. PERHATIKAN PETA BERIKUT PETA PENYEBARAN PENINGGALAN BENDA-BENDA PURBAKALA PADA ZAMAN MESOLITHIKUM 4. LUKISAN GOA Dalam goa tempat tinggal, banyak dijumpai lukisan-lukisan di dindingnya, yang menggambarkan kehidupan dan kepercayaan kepada adanya kekuatan magis. Seperti goa Leang-leang di Sulawesi Selatan, terdapat cap tapak tangan berwarna merah, yang mengandung symbol kekuatan pelindung untuk mencegah roh jahat. Lukisan di goa juga terdapat di Irian Jaya, dimana terdapat lukisan-lukisan binatang seperti kadal dan cap jari tangan yang tidak lengkap, mungkin sebagai tanda berkabung
  • 15. Lukisan-lukisan goa juga terdapat di Perancis, memiliki motif dan gambar yang sama dengan lukisan goa yang berada di Indonesia Dua mamut berbulu terukir di batu ini merupakan dua diantara 70 lukisan binatang tersebut dalam goa Rouffignac, Perancis Lukisan ikan Salem di Gorge d’Enfer, Perancis, dikelilingi lubang bekas bor : para spekulan pernah mencoba mengeluarkannya Tangan manusia ini menggapai di atas kuda, di goa Pech Merle, Perancis. Lukisan goa macam ini termasuk seni goa pertama Lukisan Goa dengan gambar kuda terdapat di Puan Muna, Sulawesi Selatan. Sampai sekarang di tempat tersebut masih terdapat kegiatan mengadu kuda Lukisan tapak tangan merah di Goa Leang- Leang Sulawesi Selatan
  • 16. 5. GERABAH Gerabah pada masa ini menjadi wadah dari tulang-belulang manusia. Perhatikan gambar berikut : Kubur tempayan ganda (double jar burial) dari situs Plawangan. Ukuran gerabah = lebar badan 90cm, tinggi 60cm, diameter mulut 75cm. Berfungsi sebagai tempat mengubur mayat yang berposisi jongkok
  • 17. PERHATIKAN PETA BERIKUT Kapak lonjong adalah kapak yang penampangnya berbentuk lonjong atau bulat telur. Di Indonesia kapak lonjong persebarannya hanya terbatas di wilayah Indonesia bagian timur. Pemberian nama kapak persegi berasal dari peneliti berkebangsaan Belanda, Von Heine Geldern, di Indonesia Barat terutama ditemukan di Sumatera, Jawa dan Bali, juga di Indonesia bagian timur yaitu, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan sedikit di Kalimantan 2. KAPAK PERSEGI PETA PERSEBARAN KAPAK LONJONG DAN KAPAK PERSEGI 1. KAPAK LONJONG ZAMAN NEOLITHIKUM Zaman berikut adalah zaman batu muda atau zaman Neolithikum. Manusia pendukungnya bertempat tinggal di Indonesia bagian timur, mereka berasal dari ras Proto Melayu, yang datang ke Indonesia sekitar tahun 2000 SM. Hasil budayanya meliputi
  • 18. 3. GERABAH Pada zaman ini peranan penting gerabah adalah sebagai wadah atau tempat keperluan alat-alat rumah tangga. Gerabah di gunakan sebagai akalt sehari-hari. Banyak ditemukan di lapisan teratas bukit kerang Sumatera dan bukit pasir pantai selatan Jawa, antara Yogyakarta dan Pacitan, Kendeng Lembu (Banyuwangi), Tangerang, dan Minanga Sipakka (Sulawesi). Di Melolo (Sumba) banyak ditemukan gerabah yang berisi tulang belulang manusia Gerabah zaman neolitik dari situs Kelapa Dua. Bentuknya sangat sederhana tidak banyak variasi tidak memiliki hiasan dan mempunyai tingkat kerapuhan yang sangat tinggi sehingga sulit ditemukan dalam kondisi yang utuh.
  • 19. Bagaimana perkembangan kebudayaan pada zaman Megalithikum? ZAMAN MEGALITHIKUM Hasil budayanya meliputi 1. MENHIR Menhir adalah tiang atau tugu batu yang terbuat dari batu tunggal dan di tempatkan pada suatu tempat. Fungsi Menhir :  Sebagai sarana pemujaan terhadap arwah nenek moyang  Sebagai tempat memperingati seseorang (kepala suku) yang telah meninggal  Sebagai media penghubung dengan roh nenek moyang. Punden berundak adalah bangunan pemujaan arwah yang bertingkat- tingkat. Banyak ditemukan di Sukabumi, di daerah Cisolok. 2. PUNDEN BERUNDAK
  • 20. 3. DOLMEN Dolmen adalah meja tempat menaruh sesaji ketika sedang diadakan upacara. Tapi ada juga yang menggunakannya sebagai kubur batu. Waruga adalah peti jenazah kecil yang berbentuk kubus dan ditutup batu lain yang mempunyai bentuk seperti atap rumah. Waruga banyak ditemukan di daerah Minahasa. 4. WARUGA Sargopagus, atau keranda adalah peti jenazah yang berbentuk palung atau lesung, tetapi mempunyai tutup. Sarkopagus banyak ditemukan di Bali dan Sumatera Barat. 5. SARKOPAGUS ARCA MEGALITIK, banyak ditemukan di Sumatera Selatan dan diteliti oleh Von Heine Geldern. Arca ini banyak mengambarkan bentuk-bentuk manusia dan binatang, seperti gajah, harimau, babi, rusa. 6. ARCA MEGALITIK Von Heine Geldern membagi penyebaran kebudayaan Megalitik ke Indonesia menjadi dua gelombang : 1. Megalitik tua, yang menghasilkan menhir, punden berundak dan arca-arca statis dan menyebar ke Indonesia pada zaman Neolithikum (2500–1500 SM) 2. Megalitik muda, yang menghasilkan kbur peti batu, dolmen, waruga, sarcophagus dan arca-arca menyebar ke Nusantara pada zaman perunggu (1000 – 100 SM)
  • 21. Setelah kita membahas tahapan hasil budaya manusia purba pada zaman batu, marilah kita sekarang menuju ke zaman logam. Kepandaian membuat logam diperoleh ketika nenek moyang kita menerima pengaruh dari kebudayaan Donson (Vietnam). Kebudayaan perunggu menyebar ke Nusantara, sekitar tahun 500 SM. ZAMAN LOGAM Hasil budayanya meliputi 1. KAPAK CORONG & CANDRASA Kapak Corong & Candrasa, keduanya merupakan alat yang sering digunakan sebagai tanda kebesaran atau alat upacara saja. Kapak Corong banyak ditemukan di Sumatera Selatan, Jawa, Bali, Sulawesi Tengah, Selayar dan dekat Danau Sentani, Papua Kapak Corong Candrasa Nekara, juga memiliki fungsi sebagai alat upacara. Nekara memiliki berbagai macam tipe. Nekara adalah genderang besar yang terbuat dari perunggu berpinggang di bagian tengahnya. Nekara banyak ditemukan di Sumatera, Jawa, Bali, Roti, Selayar dan Kepualauan Kei. Yang berbentuk lebih kecil disebut Moko, banyak ditemukan di alor dan digunakan sebagai mas kawin. 2. NEKARA & MOKO Nekara Moko
  • 22. 3. BEJANA PERUNGGU Bejana Perunggu, bejana yang digunakan sebagai tempat air Gerabah, pada zaman logam mencapai tingkat yang lebih maju dengan ragam hias yang lebih kaya. Tempat penemuan gerabah misalnya di Gilimanuk (Bali), Leuwiliang (Bogor), Anyer (Jawa Barat), dan Kalumpang (Sulawesi Selatan) 4. GERABAH