SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
GANGGUAN MAKAN
PENDAHULUAN
▪ Adalah gangguan ekstrem dalam tingkah laku makan,
seperti mengurangi jumlah makanan secara ekstrem
atau makan terlalu banyak yang ekstrem
▪ Atau perasaan menderita atau keprihatinan tentang
berat atau bentuk tubuh yang ekstrem
▪ Ada dua tipe utama yaitu anorexia nervosa dan
bulimia.
▪ Tipe ketiga adalah gangguan makan lain yang tidak
ditetapkan (eating disorders not otherwise
specified=EDNOS)
Anorexia Nervosa
▪ Kata anorexia dari bahasa yunani yaitu an-
berarti tidak, arexia hasrat untuk (makan).
▪ Anorexia nervosa jarang terjadi kehilangan
nafsu makan. Tapi lebih merupakan gangguan
makan, karena adanya keinginan keras untuk
mendapatkan tubuh yang kurus dengan cara
sengaja melaparkan dirihal ini berhubungan
dengan gangguan citra tubuh (body image)
untuk memiliki tubuh kurus yang menakjubkan.
▪ Sebagian dari mereka kehilangan BB
dengan cara mengurangi makan (atau
dengan olahraga), diet berlebihan dan
hilang kendali diikuti makan berlebihan
diikuti perilaku mengelurkan kembali.
▪ Beberapa secara rutin mengeluarkan
kembali makanan setelah makan sedikit.
Anorexia Nervosa
Epidemiologi:
▪ Gangguan makan dalam berbagai bentuk
dilaporkan hampir 4 % remaja dan pelajar dewasa
muda
▪ Onset penyakit terjadi bimodal: tertinggi pada usia
12-15 thn, dan antara 17-21 thn, rata-rata pd usia
17 thn. Jrg pada pubertas atau usia sesudah 40 thn
▪ Anak perempuan prepubertas dan anak laki
usia remaja pertengahan
▪ Anorexia nervosa kira-kira 0.5-1%,
perempuan lebih banyak 10-20 kali dari pada
laki-laki
▪ Gangguan ini paling sering dinegara maju,
pd wanita muda dengan profesi memerlukan
kekurusan spt model dan penari balet
Etiologi
1. Faktor biologis
Opiat endogen berperan dalam penyangkalan rasa lapar.
Kelaparan  perubahan biokimia, terutama monoamin,
norepinephrin dan serotonin dan beberapa neuropeptide pada
system saraf.
Beberapa diantaanya terjadi hiperkortisolemia dan nonsupresi
dexametason dan dapat menyebabkan amenore (penurunan kadar
hormen luteinizing, follicle stimulating dan gonadotropin-releasing
hormon).
2. Faktor sosial
Expresi phenotype ditentukan oleh faktor kultur sosial.
Kultur dengan penekanan pada figur cantik pada wanita slim
adalah bentuk tubuh prapubertas yang banyak ditunjukkan pada
majalah, kontes kecantikan dan entertain.
Anak dengan gangguan ini banyak ditemukan dalam keluarga
kacau, permusuhan dan pengasuhan buruk. Pada kelurga
dengan riwayat depresi ketergantungan dan riwayat gangguan
makan
3. Faktor psikologis dan psikodinamik
Sebagai reaksi terhadap kebutuhan remaja lebih mandiri dan
meningkatkan fungsi sosial dan seksual.
Dengan menggantikan pada preokupasi makan dan
penambahan berat badan untuk mengejar kesetaraan dgn
remaja lain.
Pasien dgn anorexia nervosa biasanya tidak ada kemandirian,
dan merasa tubuh dibawah pengendalian orang tua.
Melalui tindakan disiplin diri yang tidak lazim pasien dpt
mengembangkan rasa otonomi dan kemandirian.
Kriteria Dignostik Anorexia Nervosa DSM-IV-TR
A. Penolakan mempertahankan berat badan pada atau diatas BB
normal minimal sesuai usia dan tinggi badan (cth. Penurunan BB
untuk mempertahankan BB hingga dibawah 85 % dari yang
diharapkan, atau kegagalan mencapai BB yg diharapkan selama
pertumbuhan, sehingga menyebabkan BB dibawah 85 % dari yang
diharapkan)
B. Rasa takut yang hebat akan kenaikan BB atau menjadi gemuk
meskipun BB kurang
C. Gangguan menghayati berat atau bentuk tubuhnya, pengaruh
yg tidak semestinya pada evaluasi diri mengenai BB atau
bentuk tubuh, atau penyangkalan terhadap penurunan BB yang
serius
D. Pada perempuan pasca menstruasi, amenore, yaitu tidak ada
menstruasi sedikitnya 3 bulan berturut-turut (seorang
perempuan dianggap amnenore jika periode haidnya terjadi
hanya setelah pemberian hormon estrogen)
Ada 2 macam subtype:
▪ Tipe membatasi (restricting type): secara tida beratur pasien melakukan
kegiatan makan berlebihan atau perilaku mengeluarkan makanannya
kembali (dgn cara muntah atau menggunakan laksatif, diuretik atau
enema)
▪ Tipe makan berlebihan/mengeluarkan makanan kembali (binge-
eating/purging type): selama periode anorexia pasien melakukan
kegiatan makan berlebihan atau perilaku mengeluarkan kembali
makananyan (dgn cara muntah atau menggunakan laksatif, diurutik
atau enema)
DIAGNOSIS DAN GAMBARAN KLINIS
▪ Kehilangan BB berhubungan dgn mengurangi makan secara total
jenis makanan atau makanan yg tinggi kalori secara ekstrim.
Mereka juga melakukan secara sengaja mengeluarkan makanan
(dgn cara memuntahkan / menggunakan laksatif atau diuretik)
▪ BB turun terus, tetap takut menjadi gemuk, merasa BB lebih dari
normal
▪ Distorsi body image: yakin diri BB berlebih, atau sekalipun kurus
tapi bgn tubuh spt abdomen, pinggul atau bgn lain terlalu besar
▪ Persepsi diri demikian dipengaruhi oleh faktor kultur
lingkungan. Mereka mungkin mengeluh tidak selera makan
atau keluhan epigastrik.
▪ Kepercayaan diri sangat bergantung pada bentuk tubuh dan
BB. Preokupasi tubuh ditunjukkan dengan sering menimbang
dan mengukur tubuh, berkaca
▪ Mengagumi keberhasilannya bila BB turun. Namun peningkatan
BB sebagai kegagalan kontrol diri. Mereka secara tipikal
menolak pengobatan malnutrisinya
▪ Sering terobsesi menimbun makanan dan mengoleksi resep makanan.
▪ Takut makan didepan publik, atau puasa makan
▪ gejala akibat puasa makan ialah kurus, hipotensi ortostatik, bradycardi,
hipotermia, kulit kering, erosi dental emanel, rbt halus di tubuh, osteoporosis,
kelenjar ludah hipertrofi (reduksi hormon estrogen), amenore/ menarche
telambat
▪ Manifestasi gejala malnutrisi, preokupasi makanan spt menimbun makanan,
binge eating, preferensi rasa yang tidak biasa, perubahan kepribadian berupa
depresi dan keinginan bunuh diri, obsesi, apati, dan iritabilitas
▪ Mereka dgn anorexia nervosa sering tidak berobat dan menyangkal
berobat dan merahasiakan keadaannya.
▪ Mereka dengan tipe binge cenderung memiliki riwayat BB
berlebihan sebelum sakit dibandingkan dengan tipe yg
membatasi.Mereka ygmakan berlebihan dan memuntahkan
kembali cenderung disebabkan penyalahgunaan zat, gg kendali
impuls dan gg kepribadian. Mereka dgn subtype membatasi makan
sedikit mungkin kalori dan memilih makanan dgn ciri obsesi
kompulsi, dapat berolahraga berjam-jam.
DIAGNOSA BANDING
▪ Gangguan depresi dan anorexia nervosa terdapat kesamaan
spt perasaan depresi, menangis sambil mengutuk, gg tidur,
pikiran obsesi dan pikiran bunuh diri. Pada gg depresi sering
dgn anorexia. Pada depresi terdapat agitasi depresi sedang pd
anorexia nervosa terdapat hiperaktivitas yg terencana dan
bersifat ritualistik
18
• Gg somatsasi dgn BB, muntah dan penanganan
makanan yang aneh dapat terjadi pada gg ini
• Skizofrenia dengan waham mengenai makanan
biasanya yakin ada racum dlm makanan
• Bulimia lebih mempertahankan pd BB normal tdk
dibawah 15 % dr normal
PROGNOSIS
• 25 % dari mendapatkan kesembuhan , 50%
lainnya membaik, 25% berfungsi buruk dan
berlangsung khronis diantaranya termasuk
angka mortalitas 7 %
PENATALAKSANAAN
▪ Perawatan rumah sakit dsiperlukan utk pemulihan keadaan nutrisi
dan elektrolit (hipikalemia), memberi 500 kalori diatas jlh yang
diperlukan utk BB saat dirawat
▪ Psikoterapi ekspresi suportif yang dinamik, diawali dengan
membanguan hubungan terapeitik. Terapis berempati agar
mereka merasa otonomi mereka dihormati. Psikoterapi orientasi
tilikan dilakukan bila mereka telah distabilkan
21
• Terapi biologi: dengan Cyproheptadine pada tipe
pembatasan makan. Amitriptylin atau fluoxetin
dapat diberikan. Terutama amitriptylin hrs hati-hati
pd mereka dgn BB rendah disertai hipotensi dan
aritmia.
BULIMIA NERVOSA
▪ Kata bulimia artinya “extreme hunger”
▪ Bulimia nervosa merupakan satu gg fungsi makan yang ditandai oleh
episode nafsu makan yang lahap tanpa dpt dikendalikan, diikuti dgn
muntah yg disengaja atau upaya pencahar lain utk mencegah
meningkatnya BB
▪ DSM IV membagi 2 btk yaitu purging dan nonpurging. Pada purging
penderita menggunakan cara memuntahkan kembali makanan atau dgn
pencahar. Pada nonpurging tidak mengeluarkan kembal makanan, mereka
melakukan diet ketat, puasa, olahraga berlebihan .
Epidemiologi
▪ Lebih sering pd wanita daripada laki
▪ Onset lebih sering pd remaja daripada dewasa awal
▪ Terdapat pada kira-kira 1-3 % populasi perempuan
muda
▪ BB mereka biasanya normal, nampak sehat, sukses
dan cenderung perfeksinis, percaya diri rendah dan
sering depresi
Etiologi
▪ Faktor biologis: kadar endorfin meningkat pd bulimia
diperkirakan sebagai penyebab perasaan nyaman setelah
muntah. Juga norepinefrin dan serotonin deficiency diduga
bertanggung jawab pada bulimia.
▪ Faktor sosial: status sosial standar tinggi dan memberi
respon pada tekanan sosial yg menuntut utk
ramping.umumnya mereka krg dekat dgn keluarga dan
menggambarkan org tua telah mengbaikan mereka.
Faktor psikologis
▪ Pasien bulimia memiliki perilaku makan yang tidak terkendalikan
yang sifatnya egodistonik. Mereka tidak memiliki kendali superego
dan kekuatan ego yg mengendalikan perilaku
makannya.kebanyakan mereka memiliki riwayat kesulitan berpisah
dgn pengasuh yg ditunjukkan dgn tidak ada objek transisi selama
thn awal masa kanak-kanak dan memggunakan tubuhnya sebagai
objek transisional. Makan diartikan sebagai menyatu dgn
pengasuh dan muntah sebagai keinginan utk berpisah
DIAGNOSIS DAN GAMBARAN KLINIS
▪ Pasien bulimia makan berlebihan melebihi 3000 kalori setiap kali makan
dlm waktu kurang dari 40 menit. Makanan yag dikosumsi yang mdh
dicerna spt cake dan ice cream. Utk mengontrol BB mereka
memuntahkan kembali makanan agar BB tdk naik. Kurang lebih 80%
bulimia diikuti dgn muntah. Kebanyakan mereka menggunakan juga
laksatif disamping enemas dan diuretik.
▪ Kepercayan diri banyak bergantung pada bentuk dan BB tubuh tapi
tidak pada tingkatan observasi spt dilakukan anorexia nervosa.
KRITERIA DIAGNOSTIK DSM-IV-TR
A. Episode makan berlebihan berulang. Ditandai dgn kedua hal berikut
1. Makan, dlm periode wkt terpisah (cth 2 jam) jlh makanan yg jelas
lebih besar daripada yg dpt dimakan oleh sebagian besar org
selama periode wkt sama dan dlm keadaan yg sama
2. Rasa tdk ada kendali terhadap makan selama episode ini (cth
perasaan bahwa ia tdk dapat berhenti makan atau mengendalikan
apa atau berapa banyak yg dimakan)
28
3. Perilaku kompensatorik berulang yg tidak tepat utk
mencegah kenaikan BB, spt muntah yg diinduksi,
penggunaan laksatif, enema dan diuretk atau obat lain,
berpuasa, atau olahraga berlebihan
4. Evaluasi diri terlalu dipengaruhi bentuk dan BB
5. Gangguan ini tdk hanya terjadi selama episode anoreksia
nervosa
Tentukan tipe :
1. Tipe mengeluarkan kembali makanan: selama episode
bulimia, mereka secara teratur muntah yg diinduksi diri
sendiri atau penggunaan laksatif, diuretik dan enema
2. Tidak mengeluarkan kembali makanan: selama episode
bulimia , org tersebut menggunakan perilaku
kompensatorik yg tidak tepat lain spt berpuasa, olahraga
berlebihan dan tidak dgn cara spt tipe 1.
Diagnosa banding
▪ Anoreksia nervosa: diagnosa bulimia tdk dapat ditegakkan
bila perilaku makan berlebihan dan dimuntahkan kembali
hanya terjadi selama episode anoreksia nervosa. Maka
diagnosa adalah anoreksia nervosa, tipe makan
berlebihan/mengeluarkan kembali (binge-eating/purging type)
▪ Kluver-Bucy syndrome, the kleine-Levin-syndrome: penyakit
neurologis terjadi kondisi hiperfagia disamping gejala
neurologis lain
Terapi
Kebanyakan pasien tidak perlu rawat inap
1. Terapi perilaku-kognitif:
• menerapkan sejumlah prosedur perilaku utk
menghentikan siklus perilaku makan berlebihan
• mengubah kognitif dan keyakinan seseorang yang
mengalami disfungsi mengenai makanan, berat dan
bentuk tubuh, serta konsep diri secara keseluruhan
2. Farmakoterapi
Obat SSRI spt fluoxetine dan obat
antidepresan lain spt imipramin (Tofranil)
dan bila bulimia disertai gangguan mood
diberikan carbamazepin dan lithium
Gangguan Makan Yang Tidak Tergolongkan
Kriteria diagnostik gg makan berlebihan menurut DSM-IV-TR
A. Episode makan berlebihan yang berulang. Episode ini ditandai 2 hal berikut:
1. Makan untuk wkt yg berbeda (cth 2jam) jlh makanan jelas lebih besar
daripada yg dimakan oleh sebagian besar org dlm periode wkt yg sama dan
dlm keadaan yg sama
2. Rasa tdk ada kendali terhadap makan selama episode ini (cth perasaan
bahwa ia tdk dapat berhenti makan atau mengendalikan apa atau berapa
banyak yg dimakan)
B. Episode makan berlebihan disertai 3 hal/ lebih berikut ini:
1. Makan lebih cepat dari normal
2. Makan sampai merasa sangat kenyang hingga terasa tidak nyaman
3. Makan dlm jlh besar meskipun secara fisik tidak lapar
4. Makan sendirian karena malu makan banyak
5. Rasa jijik dgn dirinya, depresi atau sangat bersalah setelah makan
C. Distres yg nyata karena makan berlebihan
D. Makan berlebihan rata-rata sedikitnya 2 hari dalam seminggu selama 6
bulan
▪ Makan berlebihan tidak diikuti dengan perilaku
kompensatorik yg tidak tepat secara teratur
(cth. Mengeluarkan makanan kembali, puasa,
olahraga berlebihan dan tidak hanya terjadi
selama perjalanan gg anoreksia nervosa atau
bulimia nervosa)

More Related Content

Similar to Gangguan makan - edit.pptx (20)

Ppt bulmia
Ppt bulmiaPpt bulmia
Ppt bulmia
 
Makalah bulimia nervosa
Makalah bulimia nervosaMakalah bulimia nervosa
Makalah bulimia nervosa
 
Makalah kesehatan
Makalah kesehatanMakalah kesehatan
Makalah kesehatan
 
Makalah bulimia nervosa
Makalah bulimia nervosaMakalah bulimia nervosa
Makalah bulimia nervosa
 
Makalah bulimia nervosa
Makalah bulimia nervosaMakalah bulimia nervosa
Makalah bulimia nervosa
 
Makalah bulimia nervosa (2)
Makalah bulimia nervosa (2)Makalah bulimia nervosa (2)
Makalah bulimia nervosa (2)
 
Makalah bulimia nervosa
Makalah bulimia nervosaMakalah bulimia nervosa
Makalah bulimia nervosa
 
Fenomena Obesitas Pada Balita dan Anak
Fenomena Obesitas Pada Balita dan AnakFenomena Obesitas Pada Balita dan Anak
Fenomena Obesitas Pada Balita dan Anak
 
Makalah kesehatan
Makalah kesehatanMakalah kesehatan
Makalah kesehatan
 
Makalah bulimia nervosa
Makalah bulimia nervosaMakalah bulimia nervosa
Makalah bulimia nervosa
 
4. askep marasmus
4. askep marasmus4. askep marasmus
4. askep marasmus
 
Nafsu makan dan faktor yang mempengaruhinya
Nafsu makan dan faktor yang mempengaruhinyaNafsu makan dan faktor yang mempengaruhinya
Nafsu makan dan faktor yang mempengaruhinya
 
5-Masalah Gizi.ppt
5-Masalah Gizi.ppt5-Masalah Gizi.ppt
5-Masalah Gizi.ppt
 
Gangguan Makan & Masalah Gizi pada Atlet.pdf
Gangguan Makan & Masalah Gizi pada Atlet.pdfGangguan Makan & Masalah Gizi pada Atlet.pdf
Gangguan Makan & Masalah Gizi pada Atlet.pdf
 
Masalah Kebutuhan Nutrisi
Masalah Kebutuhan NutrisiMasalah Kebutuhan Nutrisi
Masalah Kebutuhan Nutrisi
 
Pengetahuan produk langsingin
Pengetahuan produk langsinginPengetahuan produk langsingin
Pengetahuan produk langsingin
 
Pengetahuan produk langsingin hpai
Pengetahuan produk langsingin hpaiPengetahuan produk langsingin hpai
Pengetahuan produk langsingin hpai
 
Makalah kesehatan
Makalah kesehatanMakalah kesehatan
Makalah kesehatan
 
Obesitas
ObesitasObesitas
Obesitas
 
ppt lansia.ppt
ppt lansia.pptppt lansia.ppt
ppt lansia.ppt
 

Recently uploaded

Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxMelisaBSelawati
 

Recently uploaded (20)

Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
 

Gangguan makan - edit.pptx

  • 2. PENDAHULUAN ▪ Adalah gangguan ekstrem dalam tingkah laku makan, seperti mengurangi jumlah makanan secara ekstrem atau makan terlalu banyak yang ekstrem ▪ Atau perasaan menderita atau keprihatinan tentang berat atau bentuk tubuh yang ekstrem ▪ Ada dua tipe utama yaitu anorexia nervosa dan bulimia. ▪ Tipe ketiga adalah gangguan makan lain yang tidak ditetapkan (eating disorders not otherwise specified=EDNOS)
  • 3. Anorexia Nervosa ▪ Kata anorexia dari bahasa yunani yaitu an- berarti tidak, arexia hasrat untuk (makan). ▪ Anorexia nervosa jarang terjadi kehilangan nafsu makan. Tapi lebih merupakan gangguan makan, karena adanya keinginan keras untuk mendapatkan tubuh yang kurus dengan cara sengaja melaparkan dirihal ini berhubungan dengan gangguan citra tubuh (body image) untuk memiliki tubuh kurus yang menakjubkan.
  • 4. ▪ Sebagian dari mereka kehilangan BB dengan cara mengurangi makan (atau dengan olahraga), diet berlebihan dan hilang kendali diikuti makan berlebihan diikuti perilaku mengelurkan kembali. ▪ Beberapa secara rutin mengeluarkan kembali makanan setelah makan sedikit.
  • 5. Anorexia Nervosa Epidemiologi: ▪ Gangguan makan dalam berbagai bentuk dilaporkan hampir 4 % remaja dan pelajar dewasa muda ▪ Onset penyakit terjadi bimodal: tertinggi pada usia 12-15 thn, dan antara 17-21 thn, rata-rata pd usia 17 thn. Jrg pada pubertas atau usia sesudah 40 thn
  • 6. ▪ Anak perempuan prepubertas dan anak laki usia remaja pertengahan ▪ Anorexia nervosa kira-kira 0.5-1%, perempuan lebih banyak 10-20 kali dari pada laki-laki ▪ Gangguan ini paling sering dinegara maju, pd wanita muda dengan profesi memerlukan kekurusan spt model dan penari balet
  • 7. Etiologi 1. Faktor biologis Opiat endogen berperan dalam penyangkalan rasa lapar. Kelaparan  perubahan biokimia, terutama monoamin, norepinephrin dan serotonin dan beberapa neuropeptide pada system saraf. Beberapa diantaanya terjadi hiperkortisolemia dan nonsupresi dexametason dan dapat menyebabkan amenore (penurunan kadar hormen luteinizing, follicle stimulating dan gonadotropin-releasing hormon).
  • 8. 2. Faktor sosial Expresi phenotype ditentukan oleh faktor kultur sosial. Kultur dengan penekanan pada figur cantik pada wanita slim adalah bentuk tubuh prapubertas yang banyak ditunjukkan pada majalah, kontes kecantikan dan entertain. Anak dengan gangguan ini banyak ditemukan dalam keluarga kacau, permusuhan dan pengasuhan buruk. Pada kelurga dengan riwayat depresi ketergantungan dan riwayat gangguan makan
  • 9. 3. Faktor psikologis dan psikodinamik Sebagai reaksi terhadap kebutuhan remaja lebih mandiri dan meningkatkan fungsi sosial dan seksual. Dengan menggantikan pada preokupasi makan dan penambahan berat badan untuk mengejar kesetaraan dgn remaja lain. Pasien dgn anorexia nervosa biasanya tidak ada kemandirian, dan merasa tubuh dibawah pengendalian orang tua. Melalui tindakan disiplin diri yang tidak lazim pasien dpt mengembangkan rasa otonomi dan kemandirian.
  • 10. Kriteria Dignostik Anorexia Nervosa DSM-IV-TR A. Penolakan mempertahankan berat badan pada atau diatas BB normal minimal sesuai usia dan tinggi badan (cth. Penurunan BB untuk mempertahankan BB hingga dibawah 85 % dari yang diharapkan, atau kegagalan mencapai BB yg diharapkan selama pertumbuhan, sehingga menyebabkan BB dibawah 85 % dari yang diharapkan) B. Rasa takut yang hebat akan kenaikan BB atau menjadi gemuk meskipun BB kurang
  • 11. C. Gangguan menghayati berat atau bentuk tubuhnya, pengaruh yg tidak semestinya pada evaluasi diri mengenai BB atau bentuk tubuh, atau penyangkalan terhadap penurunan BB yang serius D. Pada perempuan pasca menstruasi, amenore, yaitu tidak ada menstruasi sedikitnya 3 bulan berturut-turut (seorang perempuan dianggap amnenore jika periode haidnya terjadi hanya setelah pemberian hormon estrogen)
  • 12. Ada 2 macam subtype: ▪ Tipe membatasi (restricting type): secara tida beratur pasien melakukan kegiatan makan berlebihan atau perilaku mengeluarkan makanannya kembali (dgn cara muntah atau menggunakan laksatif, diuretik atau enema) ▪ Tipe makan berlebihan/mengeluarkan makanan kembali (binge- eating/purging type): selama periode anorexia pasien melakukan kegiatan makan berlebihan atau perilaku mengeluarkan kembali makananyan (dgn cara muntah atau menggunakan laksatif, diurutik atau enema)
  • 13. DIAGNOSIS DAN GAMBARAN KLINIS ▪ Kehilangan BB berhubungan dgn mengurangi makan secara total jenis makanan atau makanan yg tinggi kalori secara ekstrim. Mereka juga melakukan secara sengaja mengeluarkan makanan (dgn cara memuntahkan / menggunakan laksatif atau diuretik) ▪ BB turun terus, tetap takut menjadi gemuk, merasa BB lebih dari normal ▪ Distorsi body image: yakin diri BB berlebih, atau sekalipun kurus tapi bgn tubuh spt abdomen, pinggul atau bgn lain terlalu besar
  • 14. ▪ Persepsi diri demikian dipengaruhi oleh faktor kultur lingkungan. Mereka mungkin mengeluh tidak selera makan atau keluhan epigastrik. ▪ Kepercayaan diri sangat bergantung pada bentuk tubuh dan BB. Preokupasi tubuh ditunjukkan dengan sering menimbang dan mengukur tubuh, berkaca ▪ Mengagumi keberhasilannya bila BB turun. Namun peningkatan BB sebagai kegagalan kontrol diri. Mereka secara tipikal menolak pengobatan malnutrisinya
  • 15. ▪ Sering terobsesi menimbun makanan dan mengoleksi resep makanan. ▪ Takut makan didepan publik, atau puasa makan ▪ gejala akibat puasa makan ialah kurus, hipotensi ortostatik, bradycardi, hipotermia, kulit kering, erosi dental emanel, rbt halus di tubuh, osteoporosis, kelenjar ludah hipertrofi (reduksi hormon estrogen), amenore/ menarche telambat ▪ Manifestasi gejala malnutrisi, preokupasi makanan spt menimbun makanan, binge eating, preferensi rasa yang tidak biasa, perubahan kepribadian berupa depresi dan keinginan bunuh diri, obsesi, apati, dan iritabilitas
  • 16. ▪ Mereka dgn anorexia nervosa sering tidak berobat dan menyangkal berobat dan merahasiakan keadaannya. ▪ Mereka dengan tipe binge cenderung memiliki riwayat BB berlebihan sebelum sakit dibandingkan dengan tipe yg membatasi.Mereka ygmakan berlebihan dan memuntahkan kembali cenderung disebabkan penyalahgunaan zat, gg kendali impuls dan gg kepribadian. Mereka dgn subtype membatasi makan sedikit mungkin kalori dan memilih makanan dgn ciri obsesi kompulsi, dapat berolahraga berjam-jam.
  • 17. DIAGNOSA BANDING ▪ Gangguan depresi dan anorexia nervosa terdapat kesamaan spt perasaan depresi, menangis sambil mengutuk, gg tidur, pikiran obsesi dan pikiran bunuh diri. Pada gg depresi sering dgn anorexia. Pada depresi terdapat agitasi depresi sedang pd anorexia nervosa terdapat hiperaktivitas yg terencana dan bersifat ritualistik
  • 18. 18 • Gg somatsasi dgn BB, muntah dan penanganan makanan yang aneh dapat terjadi pada gg ini • Skizofrenia dengan waham mengenai makanan biasanya yakin ada racum dlm makanan • Bulimia lebih mempertahankan pd BB normal tdk dibawah 15 % dr normal
  • 19. PROGNOSIS • 25 % dari mendapatkan kesembuhan , 50% lainnya membaik, 25% berfungsi buruk dan berlangsung khronis diantaranya termasuk angka mortalitas 7 %
  • 20. PENATALAKSANAAN ▪ Perawatan rumah sakit dsiperlukan utk pemulihan keadaan nutrisi dan elektrolit (hipikalemia), memberi 500 kalori diatas jlh yang diperlukan utk BB saat dirawat ▪ Psikoterapi ekspresi suportif yang dinamik, diawali dengan membanguan hubungan terapeitik. Terapis berempati agar mereka merasa otonomi mereka dihormati. Psikoterapi orientasi tilikan dilakukan bila mereka telah distabilkan
  • 21. 21 • Terapi biologi: dengan Cyproheptadine pada tipe pembatasan makan. Amitriptylin atau fluoxetin dapat diberikan. Terutama amitriptylin hrs hati-hati pd mereka dgn BB rendah disertai hipotensi dan aritmia.
  • 22. BULIMIA NERVOSA ▪ Kata bulimia artinya “extreme hunger” ▪ Bulimia nervosa merupakan satu gg fungsi makan yang ditandai oleh episode nafsu makan yang lahap tanpa dpt dikendalikan, diikuti dgn muntah yg disengaja atau upaya pencahar lain utk mencegah meningkatnya BB ▪ DSM IV membagi 2 btk yaitu purging dan nonpurging. Pada purging penderita menggunakan cara memuntahkan kembali makanan atau dgn pencahar. Pada nonpurging tidak mengeluarkan kembal makanan, mereka melakukan diet ketat, puasa, olahraga berlebihan .
  • 23. Epidemiologi ▪ Lebih sering pd wanita daripada laki ▪ Onset lebih sering pd remaja daripada dewasa awal ▪ Terdapat pada kira-kira 1-3 % populasi perempuan muda ▪ BB mereka biasanya normal, nampak sehat, sukses dan cenderung perfeksinis, percaya diri rendah dan sering depresi
  • 24. Etiologi ▪ Faktor biologis: kadar endorfin meningkat pd bulimia diperkirakan sebagai penyebab perasaan nyaman setelah muntah. Juga norepinefrin dan serotonin deficiency diduga bertanggung jawab pada bulimia. ▪ Faktor sosial: status sosial standar tinggi dan memberi respon pada tekanan sosial yg menuntut utk ramping.umumnya mereka krg dekat dgn keluarga dan menggambarkan org tua telah mengbaikan mereka.
  • 25. Faktor psikologis ▪ Pasien bulimia memiliki perilaku makan yang tidak terkendalikan yang sifatnya egodistonik. Mereka tidak memiliki kendali superego dan kekuatan ego yg mengendalikan perilaku makannya.kebanyakan mereka memiliki riwayat kesulitan berpisah dgn pengasuh yg ditunjukkan dgn tidak ada objek transisi selama thn awal masa kanak-kanak dan memggunakan tubuhnya sebagai objek transisional. Makan diartikan sebagai menyatu dgn pengasuh dan muntah sebagai keinginan utk berpisah
  • 26. DIAGNOSIS DAN GAMBARAN KLINIS ▪ Pasien bulimia makan berlebihan melebihi 3000 kalori setiap kali makan dlm waktu kurang dari 40 menit. Makanan yag dikosumsi yang mdh dicerna spt cake dan ice cream. Utk mengontrol BB mereka memuntahkan kembali makanan agar BB tdk naik. Kurang lebih 80% bulimia diikuti dgn muntah. Kebanyakan mereka menggunakan juga laksatif disamping enemas dan diuretik. ▪ Kepercayan diri banyak bergantung pada bentuk dan BB tubuh tapi tidak pada tingkatan observasi spt dilakukan anorexia nervosa.
  • 27. KRITERIA DIAGNOSTIK DSM-IV-TR A. Episode makan berlebihan berulang. Ditandai dgn kedua hal berikut 1. Makan, dlm periode wkt terpisah (cth 2 jam) jlh makanan yg jelas lebih besar daripada yg dpt dimakan oleh sebagian besar org selama periode wkt sama dan dlm keadaan yg sama 2. Rasa tdk ada kendali terhadap makan selama episode ini (cth perasaan bahwa ia tdk dapat berhenti makan atau mengendalikan apa atau berapa banyak yg dimakan)
  • 28. 28 3. Perilaku kompensatorik berulang yg tidak tepat utk mencegah kenaikan BB, spt muntah yg diinduksi, penggunaan laksatif, enema dan diuretk atau obat lain, berpuasa, atau olahraga berlebihan 4. Evaluasi diri terlalu dipengaruhi bentuk dan BB 5. Gangguan ini tdk hanya terjadi selama episode anoreksia nervosa
  • 29. Tentukan tipe : 1. Tipe mengeluarkan kembali makanan: selama episode bulimia, mereka secara teratur muntah yg diinduksi diri sendiri atau penggunaan laksatif, diuretik dan enema 2. Tidak mengeluarkan kembali makanan: selama episode bulimia , org tersebut menggunakan perilaku kompensatorik yg tidak tepat lain spt berpuasa, olahraga berlebihan dan tidak dgn cara spt tipe 1.
  • 30. Diagnosa banding ▪ Anoreksia nervosa: diagnosa bulimia tdk dapat ditegakkan bila perilaku makan berlebihan dan dimuntahkan kembali hanya terjadi selama episode anoreksia nervosa. Maka diagnosa adalah anoreksia nervosa, tipe makan berlebihan/mengeluarkan kembali (binge-eating/purging type) ▪ Kluver-Bucy syndrome, the kleine-Levin-syndrome: penyakit neurologis terjadi kondisi hiperfagia disamping gejala neurologis lain
  • 31. Terapi Kebanyakan pasien tidak perlu rawat inap 1. Terapi perilaku-kognitif: • menerapkan sejumlah prosedur perilaku utk menghentikan siklus perilaku makan berlebihan • mengubah kognitif dan keyakinan seseorang yang mengalami disfungsi mengenai makanan, berat dan bentuk tubuh, serta konsep diri secara keseluruhan
  • 32. 2. Farmakoterapi Obat SSRI spt fluoxetine dan obat antidepresan lain spt imipramin (Tofranil) dan bila bulimia disertai gangguan mood diberikan carbamazepin dan lithium
  • 33. Gangguan Makan Yang Tidak Tergolongkan Kriteria diagnostik gg makan berlebihan menurut DSM-IV-TR A. Episode makan berlebihan yang berulang. Episode ini ditandai 2 hal berikut: 1. Makan untuk wkt yg berbeda (cth 2jam) jlh makanan jelas lebih besar daripada yg dimakan oleh sebagian besar org dlm periode wkt yg sama dan dlm keadaan yg sama 2. Rasa tdk ada kendali terhadap makan selama episode ini (cth perasaan bahwa ia tdk dapat berhenti makan atau mengendalikan apa atau berapa banyak yg dimakan)
  • 34. B. Episode makan berlebihan disertai 3 hal/ lebih berikut ini: 1. Makan lebih cepat dari normal 2. Makan sampai merasa sangat kenyang hingga terasa tidak nyaman 3. Makan dlm jlh besar meskipun secara fisik tidak lapar 4. Makan sendirian karena malu makan banyak 5. Rasa jijik dgn dirinya, depresi atau sangat bersalah setelah makan C. Distres yg nyata karena makan berlebihan D. Makan berlebihan rata-rata sedikitnya 2 hari dalam seminggu selama 6 bulan
  • 35. ▪ Makan berlebihan tidak diikuti dengan perilaku kompensatorik yg tidak tepat secara teratur (cth. Mengeluarkan makanan kembali, puasa, olahraga berlebihan dan tidak hanya terjadi selama perjalanan gg anoreksia nervosa atau bulimia nervosa)