Dokumen tersebut membahas gangguan makan seperti anoreksia nervosa dan bulimia nervosa. Anoreksia nervosa ditandai dengan penolakan untuk mempertahankan berat badan normal dan rasa takut akan gemuk, sementara bulimia nervosa ditandai dengan episode makan berlebihan diikuti upaya untuk mengeluarkan kembali makanan. Kedua gangguan ini lebih umum terjadi pada wanita muda dan dipengaruhi faktor biologis, sosial, dan
2. PENDAHULUAN
▪ Adalah gangguan ekstrem dalam tingkah laku makan,
seperti mengurangi jumlah makanan secara ekstrem
atau makan terlalu banyak yang ekstrem
▪ Atau perasaan menderita atau keprihatinan tentang
berat atau bentuk tubuh yang ekstrem
▪ Ada dua tipe utama yaitu anorexia nervosa dan
bulimia.
▪ Tipe ketiga adalah gangguan makan lain yang tidak
ditetapkan (eating disorders not otherwise
specified=EDNOS)
3. Anorexia Nervosa
▪ Kata anorexia dari bahasa yunani yaitu an-
berarti tidak, arexia hasrat untuk (makan).
▪ Anorexia nervosa jarang terjadi kehilangan
nafsu makan. Tapi lebih merupakan gangguan
makan, karena adanya keinginan keras untuk
mendapatkan tubuh yang kurus dengan cara
sengaja melaparkan dirihal ini berhubungan
dengan gangguan citra tubuh (body image)
untuk memiliki tubuh kurus yang menakjubkan.
4. ▪ Sebagian dari mereka kehilangan BB
dengan cara mengurangi makan (atau
dengan olahraga), diet berlebihan dan
hilang kendali diikuti makan berlebihan
diikuti perilaku mengelurkan kembali.
▪ Beberapa secara rutin mengeluarkan
kembali makanan setelah makan sedikit.
5. Anorexia Nervosa
Epidemiologi:
▪ Gangguan makan dalam berbagai bentuk
dilaporkan hampir 4 % remaja dan pelajar dewasa
muda
▪ Onset penyakit terjadi bimodal: tertinggi pada usia
12-15 thn, dan antara 17-21 thn, rata-rata pd usia
17 thn. Jrg pada pubertas atau usia sesudah 40 thn
6. ▪ Anak perempuan prepubertas dan anak laki
usia remaja pertengahan
▪ Anorexia nervosa kira-kira 0.5-1%,
perempuan lebih banyak 10-20 kali dari pada
laki-laki
▪ Gangguan ini paling sering dinegara maju,
pd wanita muda dengan profesi memerlukan
kekurusan spt model dan penari balet
7. Etiologi
1. Faktor biologis
Opiat endogen berperan dalam penyangkalan rasa lapar.
Kelaparan perubahan biokimia, terutama monoamin,
norepinephrin dan serotonin dan beberapa neuropeptide pada
system saraf.
Beberapa diantaanya terjadi hiperkortisolemia dan nonsupresi
dexametason dan dapat menyebabkan amenore (penurunan kadar
hormen luteinizing, follicle stimulating dan gonadotropin-releasing
hormon).
8. 2. Faktor sosial
Expresi phenotype ditentukan oleh faktor kultur sosial.
Kultur dengan penekanan pada figur cantik pada wanita slim
adalah bentuk tubuh prapubertas yang banyak ditunjukkan pada
majalah, kontes kecantikan dan entertain.
Anak dengan gangguan ini banyak ditemukan dalam keluarga
kacau, permusuhan dan pengasuhan buruk. Pada kelurga
dengan riwayat depresi ketergantungan dan riwayat gangguan
makan
9. 3. Faktor psikologis dan psikodinamik
Sebagai reaksi terhadap kebutuhan remaja lebih mandiri dan
meningkatkan fungsi sosial dan seksual.
Dengan menggantikan pada preokupasi makan dan
penambahan berat badan untuk mengejar kesetaraan dgn
remaja lain.
Pasien dgn anorexia nervosa biasanya tidak ada kemandirian,
dan merasa tubuh dibawah pengendalian orang tua.
Melalui tindakan disiplin diri yang tidak lazim pasien dpt
mengembangkan rasa otonomi dan kemandirian.
10. Kriteria Dignostik Anorexia Nervosa DSM-IV-TR
A. Penolakan mempertahankan berat badan pada atau diatas BB
normal minimal sesuai usia dan tinggi badan (cth. Penurunan BB
untuk mempertahankan BB hingga dibawah 85 % dari yang
diharapkan, atau kegagalan mencapai BB yg diharapkan selama
pertumbuhan, sehingga menyebabkan BB dibawah 85 % dari yang
diharapkan)
B. Rasa takut yang hebat akan kenaikan BB atau menjadi gemuk
meskipun BB kurang
11. C. Gangguan menghayati berat atau bentuk tubuhnya, pengaruh
yg tidak semestinya pada evaluasi diri mengenai BB atau
bentuk tubuh, atau penyangkalan terhadap penurunan BB yang
serius
D. Pada perempuan pasca menstruasi, amenore, yaitu tidak ada
menstruasi sedikitnya 3 bulan berturut-turut (seorang
perempuan dianggap amnenore jika periode haidnya terjadi
hanya setelah pemberian hormon estrogen)
12. Ada 2 macam subtype:
▪ Tipe membatasi (restricting type): secara tida beratur pasien melakukan
kegiatan makan berlebihan atau perilaku mengeluarkan makanannya
kembali (dgn cara muntah atau menggunakan laksatif, diuretik atau
enema)
▪ Tipe makan berlebihan/mengeluarkan makanan kembali (binge-
eating/purging type): selama periode anorexia pasien melakukan
kegiatan makan berlebihan atau perilaku mengeluarkan kembali
makananyan (dgn cara muntah atau menggunakan laksatif, diurutik
atau enema)
13. DIAGNOSIS DAN GAMBARAN KLINIS
▪ Kehilangan BB berhubungan dgn mengurangi makan secara total
jenis makanan atau makanan yg tinggi kalori secara ekstrim.
Mereka juga melakukan secara sengaja mengeluarkan makanan
(dgn cara memuntahkan / menggunakan laksatif atau diuretik)
▪ BB turun terus, tetap takut menjadi gemuk, merasa BB lebih dari
normal
▪ Distorsi body image: yakin diri BB berlebih, atau sekalipun kurus
tapi bgn tubuh spt abdomen, pinggul atau bgn lain terlalu besar
14. ▪ Persepsi diri demikian dipengaruhi oleh faktor kultur
lingkungan. Mereka mungkin mengeluh tidak selera makan
atau keluhan epigastrik.
▪ Kepercayaan diri sangat bergantung pada bentuk tubuh dan
BB. Preokupasi tubuh ditunjukkan dengan sering menimbang
dan mengukur tubuh, berkaca
▪ Mengagumi keberhasilannya bila BB turun. Namun peningkatan
BB sebagai kegagalan kontrol diri. Mereka secara tipikal
menolak pengobatan malnutrisinya
15. ▪ Sering terobsesi menimbun makanan dan mengoleksi resep makanan.
▪ Takut makan didepan publik, atau puasa makan
▪ gejala akibat puasa makan ialah kurus, hipotensi ortostatik, bradycardi,
hipotermia, kulit kering, erosi dental emanel, rbt halus di tubuh, osteoporosis,
kelenjar ludah hipertrofi (reduksi hormon estrogen), amenore/ menarche
telambat
▪ Manifestasi gejala malnutrisi, preokupasi makanan spt menimbun makanan,
binge eating, preferensi rasa yang tidak biasa, perubahan kepribadian berupa
depresi dan keinginan bunuh diri, obsesi, apati, dan iritabilitas
16. ▪ Mereka dgn anorexia nervosa sering tidak berobat dan menyangkal
berobat dan merahasiakan keadaannya.
▪ Mereka dengan tipe binge cenderung memiliki riwayat BB
berlebihan sebelum sakit dibandingkan dengan tipe yg
membatasi.Mereka ygmakan berlebihan dan memuntahkan
kembali cenderung disebabkan penyalahgunaan zat, gg kendali
impuls dan gg kepribadian. Mereka dgn subtype membatasi makan
sedikit mungkin kalori dan memilih makanan dgn ciri obsesi
kompulsi, dapat berolahraga berjam-jam.
17. DIAGNOSA BANDING
▪ Gangguan depresi dan anorexia nervosa terdapat kesamaan
spt perasaan depresi, menangis sambil mengutuk, gg tidur,
pikiran obsesi dan pikiran bunuh diri. Pada gg depresi sering
dgn anorexia. Pada depresi terdapat agitasi depresi sedang pd
anorexia nervosa terdapat hiperaktivitas yg terencana dan
bersifat ritualistik
18. 18
• Gg somatsasi dgn BB, muntah dan penanganan
makanan yang aneh dapat terjadi pada gg ini
• Skizofrenia dengan waham mengenai makanan
biasanya yakin ada racum dlm makanan
• Bulimia lebih mempertahankan pd BB normal tdk
dibawah 15 % dr normal
19. PROGNOSIS
• 25 % dari mendapatkan kesembuhan , 50%
lainnya membaik, 25% berfungsi buruk dan
berlangsung khronis diantaranya termasuk
angka mortalitas 7 %
20. PENATALAKSANAAN
▪ Perawatan rumah sakit dsiperlukan utk pemulihan keadaan nutrisi
dan elektrolit (hipikalemia), memberi 500 kalori diatas jlh yang
diperlukan utk BB saat dirawat
▪ Psikoterapi ekspresi suportif yang dinamik, diawali dengan
membanguan hubungan terapeitik. Terapis berempati agar
mereka merasa otonomi mereka dihormati. Psikoterapi orientasi
tilikan dilakukan bila mereka telah distabilkan
21. 21
• Terapi biologi: dengan Cyproheptadine pada tipe
pembatasan makan. Amitriptylin atau fluoxetin
dapat diberikan. Terutama amitriptylin hrs hati-hati
pd mereka dgn BB rendah disertai hipotensi dan
aritmia.
22. BULIMIA NERVOSA
▪ Kata bulimia artinya “extreme hunger”
▪ Bulimia nervosa merupakan satu gg fungsi makan yang ditandai oleh
episode nafsu makan yang lahap tanpa dpt dikendalikan, diikuti dgn
muntah yg disengaja atau upaya pencahar lain utk mencegah
meningkatnya BB
▪ DSM IV membagi 2 btk yaitu purging dan nonpurging. Pada purging
penderita menggunakan cara memuntahkan kembali makanan atau dgn
pencahar. Pada nonpurging tidak mengeluarkan kembal makanan, mereka
melakukan diet ketat, puasa, olahraga berlebihan .
23. Epidemiologi
▪ Lebih sering pd wanita daripada laki
▪ Onset lebih sering pd remaja daripada dewasa awal
▪ Terdapat pada kira-kira 1-3 % populasi perempuan
muda
▪ BB mereka biasanya normal, nampak sehat, sukses
dan cenderung perfeksinis, percaya diri rendah dan
sering depresi
24. Etiologi
▪ Faktor biologis: kadar endorfin meningkat pd bulimia
diperkirakan sebagai penyebab perasaan nyaman setelah
muntah. Juga norepinefrin dan serotonin deficiency diduga
bertanggung jawab pada bulimia.
▪ Faktor sosial: status sosial standar tinggi dan memberi
respon pada tekanan sosial yg menuntut utk
ramping.umumnya mereka krg dekat dgn keluarga dan
menggambarkan org tua telah mengbaikan mereka.
25. Faktor psikologis
▪ Pasien bulimia memiliki perilaku makan yang tidak terkendalikan
yang sifatnya egodistonik. Mereka tidak memiliki kendali superego
dan kekuatan ego yg mengendalikan perilaku
makannya.kebanyakan mereka memiliki riwayat kesulitan berpisah
dgn pengasuh yg ditunjukkan dgn tidak ada objek transisi selama
thn awal masa kanak-kanak dan memggunakan tubuhnya sebagai
objek transisional. Makan diartikan sebagai menyatu dgn
pengasuh dan muntah sebagai keinginan utk berpisah
26. DIAGNOSIS DAN GAMBARAN KLINIS
▪ Pasien bulimia makan berlebihan melebihi 3000 kalori setiap kali makan
dlm waktu kurang dari 40 menit. Makanan yag dikosumsi yang mdh
dicerna spt cake dan ice cream. Utk mengontrol BB mereka
memuntahkan kembali makanan agar BB tdk naik. Kurang lebih 80%
bulimia diikuti dgn muntah. Kebanyakan mereka menggunakan juga
laksatif disamping enemas dan diuretik.
▪ Kepercayan diri banyak bergantung pada bentuk dan BB tubuh tapi
tidak pada tingkatan observasi spt dilakukan anorexia nervosa.
27. KRITERIA DIAGNOSTIK DSM-IV-TR
A. Episode makan berlebihan berulang. Ditandai dgn kedua hal berikut
1. Makan, dlm periode wkt terpisah (cth 2 jam) jlh makanan yg jelas
lebih besar daripada yg dpt dimakan oleh sebagian besar org
selama periode wkt sama dan dlm keadaan yg sama
2. Rasa tdk ada kendali terhadap makan selama episode ini (cth
perasaan bahwa ia tdk dapat berhenti makan atau mengendalikan
apa atau berapa banyak yg dimakan)
28. 28
3. Perilaku kompensatorik berulang yg tidak tepat utk
mencegah kenaikan BB, spt muntah yg diinduksi,
penggunaan laksatif, enema dan diuretk atau obat lain,
berpuasa, atau olahraga berlebihan
4. Evaluasi diri terlalu dipengaruhi bentuk dan BB
5. Gangguan ini tdk hanya terjadi selama episode anoreksia
nervosa
29. Tentukan tipe :
1. Tipe mengeluarkan kembali makanan: selama episode
bulimia, mereka secara teratur muntah yg diinduksi diri
sendiri atau penggunaan laksatif, diuretik dan enema
2. Tidak mengeluarkan kembali makanan: selama episode
bulimia , org tersebut menggunakan perilaku
kompensatorik yg tidak tepat lain spt berpuasa, olahraga
berlebihan dan tidak dgn cara spt tipe 1.
30. Diagnosa banding
▪ Anoreksia nervosa: diagnosa bulimia tdk dapat ditegakkan
bila perilaku makan berlebihan dan dimuntahkan kembali
hanya terjadi selama episode anoreksia nervosa. Maka
diagnosa adalah anoreksia nervosa, tipe makan
berlebihan/mengeluarkan kembali (binge-eating/purging type)
▪ Kluver-Bucy syndrome, the kleine-Levin-syndrome: penyakit
neurologis terjadi kondisi hiperfagia disamping gejala
neurologis lain
31. Terapi
Kebanyakan pasien tidak perlu rawat inap
1. Terapi perilaku-kognitif:
• menerapkan sejumlah prosedur perilaku utk
menghentikan siklus perilaku makan berlebihan
• mengubah kognitif dan keyakinan seseorang yang
mengalami disfungsi mengenai makanan, berat dan
bentuk tubuh, serta konsep diri secara keseluruhan
32. 2. Farmakoterapi
Obat SSRI spt fluoxetine dan obat
antidepresan lain spt imipramin (Tofranil)
dan bila bulimia disertai gangguan mood
diberikan carbamazepin dan lithium
33. Gangguan Makan Yang Tidak Tergolongkan
Kriteria diagnostik gg makan berlebihan menurut DSM-IV-TR
A. Episode makan berlebihan yang berulang. Episode ini ditandai 2 hal berikut:
1. Makan untuk wkt yg berbeda (cth 2jam) jlh makanan jelas lebih besar
daripada yg dimakan oleh sebagian besar org dlm periode wkt yg sama dan
dlm keadaan yg sama
2. Rasa tdk ada kendali terhadap makan selama episode ini (cth perasaan
bahwa ia tdk dapat berhenti makan atau mengendalikan apa atau berapa
banyak yg dimakan)
34. B. Episode makan berlebihan disertai 3 hal/ lebih berikut ini:
1. Makan lebih cepat dari normal
2. Makan sampai merasa sangat kenyang hingga terasa tidak nyaman
3. Makan dlm jlh besar meskipun secara fisik tidak lapar
4. Makan sendirian karena malu makan banyak
5. Rasa jijik dgn dirinya, depresi atau sangat bersalah setelah makan
C. Distres yg nyata karena makan berlebihan
D. Makan berlebihan rata-rata sedikitnya 2 hari dalam seminggu selama 6
bulan
35. ▪ Makan berlebihan tidak diikuti dengan perilaku
kompensatorik yg tidak tepat secara teratur
(cth. Mengeluarkan makanan kembali, puasa,
olahraga berlebihan dan tidak hanya terjadi
selama perjalanan gg anoreksia nervosa atau
bulimia nervosa)