SlideShare a Scribd company logo
1 of 45
Disusun oleh:
Verta Asi M.
Andri
Tukananto
15 mei 2013
1
2

SEMIKONDUKTOR
 Perkembangan

elektronika telah membawa aplikasi

yang sangat luas. Pesatnya kemajuan
telekomunikkasi, komputer, kontrol industri dan
perlengkapan elektronik runah tangga sangat

dipengaruhi oleh kemajuan teknologi elektronika.
Material semikonduktor memegang peranan penting
karena mayoritas devais elektronika terbuat dari

semikonduktor.
SEMIKONDUKTOR
INTRINSIK
3


4

Garis mewakili elektron
valensi bersama untuk
ikatan kovalen

Atom semikonduktor
misal Si

Gambar 1. Ikatan kovalen dalam material semikonduktor
5

 Meskipun

semikonduktor intrinsik berasal dari

gonlongan IV, namun dalam aplikasinya dilakukan
pencampuran dengan atom dari golongan lain. Dalam
diagram periodik posisi atom-atom yang mungkin
dipakai dalam teknologi semikonduktor adalah sebagai
berikut.
6

II

III

IV

V

VI

4

5

6

7

8

12

13

Zn
48

31

32

Ga
49

81

80

Hg

TI

33

Se
52

51
Sb

Te
84

83
Pb

S

34

As

Sn
82

16
P

Ge
50

In

Cd

15

Si

Al

Mg

30

14

O

N

C

B

Be

Bi

Po

Gambar 2. atom-atom yang terkait dengan
semikonduktor
7



Sejauh ini semikonduktor yang paling banyak mendominasi aplikasi
adalah silikon. Atom-atom golongan III dan V yang mengapit atomatom golongan IV (seperti Si dan Ge) sangat penting dalam aplikasi
semikonduktor yaitu sebagai bahan dopant untuk meninggikan
konsentrasi pembawa muatan. Selain unsur tunggal, kombinasi dari
elemen beberapa golongan juga dapat membentuk semikonduktor.
Sebagai contoh Zinc Oxide (ZnO) mempunyai karakteristik non linier
yang banyak diaplikasi sebagai arrester. GaAs mempunyai sifat-sifat
transportasi elektron dan sifat optik yang sangat baik. Aplikasi GaAs
sangat luas sejak dari dioda laser hingga IC (intedrated circuit)
dengan kecepatan tinggi. Sifat-sifat Si, Ge dan GaAs pada
temperatur 300 K ditampilkan pada tabel berikut:
8

Tabel 1.Sifat-sifat Si, Ge dan GaAS pada temperatur 300K
Si
Energi Gap (eV)

Ge

GaAs

1,1

0,66

1,42

1350

3900

8500

450

1900

400

11,9

16

13,1

Kerapatan state pita konduksi,Nc (/cm³)
Kerapatan state pita konduksiNv (/cm³)
Kerapatanpembawamuatanintrinsik,
ni(/cm³)
9



Meskipun jumlah material semikonduktor dalam bentuk
campuran sangat banyak namun dalam aplikasinya jauh
lebih sedikit dibanding kemungkinan-kemungkinan kombinasi
dari unsur-unsur yang ada. Sudahb barang tentu kombinasi
beberapa unsur dapat muncul bila para peneliti mencoba dan
meneliti sifat-sifat kombinasi baru tersebut. Sebagai
gambaran klasfisikasi material semikonduktor dalam bentuk
elemen, campuran dan alloy dari elemen-elemen dapat

dilihat pada tabel berikut:
10

Tabel 2. Elemen dan Campuran Semikonduktor
11

Elektron dan Hole


State yang kosong pada semikonduktor intrinsik adalah pada pita konduksi
(conduction band, CB). Sesuatu elektron yang berada pada pita valensi dapat
memperoleh tambahan energi dan masuk ke pita konduksi. Besar energi minium

yang diperlukan adalah sebesar energi gap (Eg). Energi ini dapat diperoleh dengan
menyerap energi dari photon atau energi thermal atau energi dari medan listrik.

Kosong
Penuh

a. Tanpa pembawa muatan
12

e

b. Elektron sebagai pembawa muatan

c. Hole sebagai pembawa muatan
Gambar 3. Elektron dan Hole sebagai pembawa muatan
13



Pada saat suatu elektron berpindah dari pita valensi ke pita
konduksi maka pada pita valensi akan muncul daerah kosong yang
akan menjadi pembawa muatan positif yaitu hole. Dengan demikian
dalam semikonduktor intrinsik akan ditemukan pasangan elektron
hole. Setiap kejadian pemunculan elektron konduksi akan muncul
pula hole pada pita valensi. Dengan demikian kedua pembawa
muatan yaitu elektron dan hole akan mempunyai konsentrasi yamg

sama pada semikonduktor intrinsik. Hal ini diilustrasikan pada
gambar 4.


Energi gap semikonduktor relatif kecil yaitu muddengpat pada suhu
kamar sebesar 1.12 eV untuk Si, 0.66 eV umtuk Ge dan 1.42 eV
untuk GaAs. Energi sebesar ini dapat dengan mudah diperoleh dari
energi photon atau energi thermal.
14

Photon mengeksitasi

Photon pemutus ikatan atom

dGambar 4. Diagram pemunculan pasangan elektron dan hole
15

 Peristiwa

sebaliknya juga dapat terjadi. Yaitu bila suatu

elektron kehilangan energi dala bentuk pancaran Photon
dan bertemu dengan hole. Peristiwa ini disebut dengan
rekombinasi. Pada saat rekombinasi terjadi maka
hilanglah suatu pasangan elektron-hole sebagai
pembawa muatan dalam semikonduktor intrinsik. Sudah
barang tentu hal ini akan mengurangi konduktivitas
material.
16

Konduksi pada Semikonduktor
Instrinsik

17


18

Gambar 5. : a. Diagram pita energi b. Kerapatan state c. Distribusi
Fermi-Dirac d. Kerapatan pembawa muatan
19


20


21

Gambar 6. Konsentrasi pembawa muatan pada Ge,
Si, dan GaAs sebagai fungsi dari Temperatur
22


23

Semikonduktor Ekstrinsik


Untuk mendapatkan tingkat konduktivitas tertentu, ke dalam S.K intrinsik dapat
ditambahkan ketidakmurnian yaitu atom dari selain IV untuk menambah
pembawa muatan. Penambah atom demikian disebut DOPPING.
Semikonduktor yang dihasilkan disebut dengan semikonduktor ekstrinsik.



Penambahan atom golongan V ke S.K intrinsik akan menghasilkan S.K
ekstrinsik dengan pembawa muatan elektron (disebut S.K tipe n). Atom

golongan V yang ditambahkan akan membuat ikatan kovalen dengan atom
semikonduktor intrinsik dengan 4 elektron valensinya. Senuah elektron valensi
sisanya akan menjadi pembawa muatan. Karena atom golongan V bersifat
memberikan satu elektron pembawa muatan maka disebut dengan atom donor.

Dengan demikian pembawa muatan dominan/mayoritas adalah elektron dan
disebut dengan semikonduktor tipe n, contohnya Si atau Ge didop dengan P, As
atau Sb.
24



Hal sebaliknya bila semikonduktor intrinsik didop dengan atom
golongan III. Penambahan atom golongan II (disebut akseptor) ke
dalam S.K intrinsik akan menghasilkan S.K ekstrinsik dengan

pembawa muatan mayoritas hole (disebut S.K tipe p). Hal ini
terjadi karena ikatan kovalen antara atom akseptor dan atom
semikonduktor intrinsik kekurangan sat elektron. Sebagai
contohnya Si atau Ge didop dengan B,Al,Ga atau In.
-

Gambar 8. Visualisasi doping dari
semikonduktor

a. Doping dengan atom golongan V (P)

b. Doping dengan atomggolongan III (B)
25



Gambar 9. a.Doping Si dengan atom As
b. diagram pita energi
26



Atom golongan III yang diberikan ke dalam semikonduktor intrinsik
disebut dengan akseptor karena kekurangan satu elektron untuk
dapat melakukan ikatan kovalen dengan atom semikonduktor
intrinsik. Semikonduktor yang diperoleh adalah jenis ekstrinsik tipe
p. Pembawa muatan mayoritas adalah hole yang bermuatan positif.
Sebagai contoh didop dengan B seperti pada gambar berikut.

Karena B hanya memiliki 3 elektron,
maka untuk berikatan kovalen dengan
atom Si ada kekurangan satu elektron
yang berakibat dengan hadirnya hole
Gambar 10. Doping Si dengan B

a. Atom B diantara atom Si

b.Diagram pita energi
27


Dopant

Energi (eV)
P

0.054
0.039

B
Akseptor

As
Sb

Donor

0.045

0.045

Al

0.057

Ga

0.072
28


5.3 PENGARUH
TEMPERATUR


29

Pembahasan yang telah dilakukan adalah menghitung konduktivitas
semikonduktor dengan asumsi bahwa kerapatan pembawa muatan
sama dengan kerapatan doping yaitu untuk tipe n sama dengan
kerapat donor dan untuk tipe p sama dengan kerapatan akseptor.
Asumsi lain adalah tingkat doping lebih tinggi dari kerapatan
intrinsik. Kondisi demikian ternyata hanya berlaku untuk temperatur
dalam range terbatas.



Konduktivitas semikonduktor depengaruhi oleh temperatur dengan
dua cara yaitu:


Perubahan konsentrasi akibat perubahan temperatur



Perubahan mobilitas pebawa muatan akibat perubahan temperatur
30



Sebagai ilustrasi pandang suatau semikonduktor tipe n dengan tingkat
doping Nd >> ni. Pada temperatur sangat rendah atom-atom donor tidak
dapat terionisasi karena energi termal tidak mencukupi. Dengan demikian
fungsi doping dari atom-atom donor tidak tercapai. Bila temperatur
dinaikkan maka energi telermal juga naik, beberapa atom donor
mendonorkan elektron ke pita konduksi seperti pada gambar (a)

Gambar 5. perubahan konsentrasi pembawa muatan akibat
kenaikan temperatur.
31


32



Secara diagramatik hubungan antara kerapatan pembawa muatan
dan temperatur dilukiskan pada gambar berikut
Pada temperatur tinggi getaran kisi-kisi atom dapat
menurunkan jarak bebas sehingga menurunkan
mobilitas. Hasilnya ditunjukkan pada gambar.

Gambar 12. Hubungan antara 1/T dan ln
(n)

Gambar 13. Plot Logaritmik dari mobilitas elektron sebagi
fungsi dari temperatur
33

Gambar 14. Konduktivitas sebagai fungsi dari Gambar 15. Konduktivitas semikonduktor dan
temperatur (skala log)
logam sebagai fungsi dari temperatur
34

DIFUSI DAN KONSUKSI

35



Persamaan terakhir ini disebut
dengan hukum fick

Gambar 16. Profil Konsentrasi elektron dengan
kejadian difusi
36

LUMINESCENCE
 Luminescence

adalah Emisi cahaya/photon yang terjadi

pada saat rekombinasi.
 Proses

rekombinasi biasanya berlangsung cepat dalam

orde nano sekon. Luminescence demikian disebut

flourescence.
 Dalam

elektroLuminescence tegangan/arus ac/dc yang

dipakai untuk mengeksitasi elektron ke pita konduksi.

Elektron kemudia berekombinasi dengan hole
menghasilkan emisi.
37

PRINSIP DIVAIS ELEKTRONIKA
P-N Junction (sambungan p-n)


Bila semikonduktor tipe p dan tipe n disambungkan maka pada
daerah sambungan akan muncul karakteristik tertentu. Sambungan
demikian diaplikasikan misalnya pada dioda untuk penyearah.

Gambar 17. Profil doping p-n
junction
38

Gambar 18. Diagram pita p-n junction
a. Sebelum kontak
b. Kontak berati Fermi level menjadi satu
c. Setelah, terjadi deplesi dekat junction
39

 Terjadi

daerah deplesi akan menyebabkan potensial

(Vbi). Potensial ini diturunkan dari kenyataan bahwa
energi potensial adalah PE= -qV sedangkan PE adalah
selisih level konduksi dan level yang dijadikan referensi
jadi PE=Ec-Eref; sehingga V=-1/q(Ec-Eref)
 Dengan

demikian bila profil pita energi diketahui maka

profil tegangan daerah derpresi juga dapat ditentukan.
40

Terjadiny

daerah

deplesi

menyebabkan

potensial

Potensial

diturunkan

ini

akan
(Vbi).
dari

kenyataan bahwa energi potensial

adalah PE= -qV sedangkan PE
adalah selisih level konduksi dan
level yang dijadikan referensi jadi
PE=Ec-Eref;

sehingga V=-1/q(Ec-

Eref).

Dengan demikian bila profil pita
energi

diketahui

maka

profil

tegangan daerah derpresi juga dapat
Gambar 19. profil a. diagram pita energi;
b. V;c.E, dan ; d.sebagai fungsi dari x. ditentukan.
Dioda p-n Junction


41

P-n junction digunakan pada dioda. Distribusi pembawa muatan
yang berbeda pada daerah p dan n menyebabkan efek penyearah
pada dioda. Secara mikroskopik dijelaskan pada diagram berikut.

Gambar 20. a. diagram energi p-n
junction dan b. bias maju
42

Gambar 21. Karakteristik V-I
43

Sambungan antara logam dan semikonduktor


Bila logam dan semikonduktor dihubungkan (misalnya tipe n) maka
diagram pita energi dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 22. diagram pita energi metalsemikonduktor tipe n
44



Gambar 23. a. diagram Schotty junction bias maju b. bias
mundur
45

SEKIAN DAN TERIMAKASIH
SEKIAN DAN TERIMAKASIH
SEKIAN DAN TERIMAKASIH
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

More Related Content

What's hot

Semikonduktor, Pengertian, Penjelasan dan Aplikasinya
Semikonduktor, Pengertian, Penjelasan dan AplikasinyaSemikonduktor, Pengertian, Penjelasan dan Aplikasinya
Semikonduktor, Pengertian, Penjelasan dan AplikasinyaAmir Muwahid
 
Laporan praktikum Penyearah Gelombang
Laporan praktikum Penyearah GelombangLaporan praktikum Penyearah Gelombang
Laporan praktikum Penyearah Gelombangayu purwati
 
Ii Rangkaian Listrik Fasor
Ii Rangkaian Listrik FasorIi Rangkaian Listrik Fasor
Ii Rangkaian Listrik FasorFauzi Nugroho
 
interaksi radiasi dengan materi
interaksi radiasi dengan materiinteraksi radiasi dengan materi
interaksi radiasi dengan materiDwi Karyani
 
Chapter 20 magnetic properties, William D. Callister
Chapter 20 magnetic properties, William D. CallisterChapter 20 magnetic properties, William D. Callister
Chapter 20 magnetic properties, William D. CallisterAgam Real
 
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeterHambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeterKhairul Amri
 
Pengaruh temperatur terhadadp konduktivitas
Pengaruh temperatur terhadadp konduktivitasPengaruh temperatur terhadadp konduktivitas
Pengaruh temperatur terhadadp konduktivitasAl Ayubi Adn
 
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran teganganLaporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran teganganErnhy Hijoe
 
Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2keynahkhun
 
konsep dasar sinyal dan sistem
konsep dasar sinyal dan sistemkonsep dasar sinyal dan sistem
konsep dasar sinyal dan sistemrajareski ekaputra
 
5 pengukuran dan kesalahan
5 pengukuran dan kesalahan5 pengukuran dan kesalahan
5 pengukuran dan kesalahanSimon Patabang
 
Makalah photonic devices (fix)
Makalah photonic devices (fix)Makalah photonic devices (fix)
Makalah photonic devices (fix)nita29
 

What's hot (20)

Semikonduktor, Pengertian, Penjelasan dan Aplikasinya
Semikonduktor, Pengertian, Penjelasan dan AplikasinyaSemikonduktor, Pengertian, Penjelasan dan Aplikasinya
Semikonduktor, Pengertian, Penjelasan dan Aplikasinya
 
Dispersi cahaya
Dispersi cahayaDispersi cahaya
Dispersi cahaya
 
Laporan Praktikum Rutherford
Laporan Praktikum Rutherford Laporan Praktikum Rutherford
Laporan Praktikum Rutherford
 
Laporan praktikum Penyearah Gelombang
Laporan praktikum Penyearah GelombangLaporan praktikum Penyearah Gelombang
Laporan praktikum Penyearah Gelombang
 
Ii Rangkaian Listrik Fasor
Ii Rangkaian Listrik FasorIi Rangkaian Listrik Fasor
Ii Rangkaian Listrik Fasor
 
Bahan fisika material
Bahan fisika materialBahan fisika material
Bahan fisika material
 
Metode transformasi fourier
Metode transformasi fourierMetode transformasi fourier
Metode transformasi fourier
 
Arus dan Konduktor
Arus dan KonduktorArus dan Konduktor
Arus dan Konduktor
 
interaksi radiasi dengan materi
interaksi radiasi dengan materiinteraksi radiasi dengan materi
interaksi radiasi dengan materi
 
Chapter 20 magnetic properties, William D. Callister
Chapter 20 magnetic properties, William D. CallisterChapter 20 magnetic properties, William D. Callister
Chapter 20 magnetic properties, William D. Callister
 
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeterHambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
 
Pengaruh temperatur terhadadp konduktivitas
Pengaruh temperatur terhadadp konduktivitasPengaruh temperatur terhadadp konduktivitas
Pengaruh temperatur terhadadp konduktivitas
 
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran teganganLaporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
 
Jembatan Wheatstone
Jembatan WheatstoneJembatan Wheatstone
Jembatan Wheatstone
 
Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2
 
PERCOBAAN GEIGER MULLER
PERCOBAAN GEIGER MULLERPERCOBAAN GEIGER MULLER
PERCOBAAN GEIGER MULLER
 
konsep dasar sinyal dan sistem
konsep dasar sinyal dan sistemkonsep dasar sinyal dan sistem
konsep dasar sinyal dan sistem
 
Sifat partikel dan gelombang
Sifat partikel dan gelombangSifat partikel dan gelombang
Sifat partikel dan gelombang
 
5 pengukuran dan kesalahan
5 pengukuran dan kesalahan5 pengukuran dan kesalahan
5 pengukuran dan kesalahan
 
Makalah photonic devices (fix)
Makalah photonic devices (fix)Makalah photonic devices (fix)
Makalah photonic devices (fix)
 

Similar to Semikoduktor

PPT BACA FZP (1).pptx
PPT BACA FZP (1).pptxPPT BACA FZP (1).pptx
PPT BACA FZP (1).pptxBuleFikri2
 
Dasar semikonduktor
Dasar semikonduktorDasar semikonduktor
Dasar semikonduktoroilandgas24
 
Ringkasan tentang Solar Cell
Ringkasan tentang Solar CellRingkasan tentang Solar Cell
Ringkasan tentang Solar CellBogor
 
Sel.Surya_Solar.Cell_Solar.Photovoltaic
Sel.Surya_Solar.Cell_Solar.PhotovoltaicSel.Surya_Solar.Cell_Solar.Photovoltaic
Sel.Surya_Solar.Cell_Solar.PhotovoltaicBogor
 
Konduktor dan semikonduktor
Konduktor dan semikonduktor Konduktor dan semikonduktor
Konduktor dan semikonduktor Ida Farida Ch
 
7.bab vii -pita_energi
7.bab vii -pita_energi7.bab vii -pita_energi
7.bab vii -pita_energiElika Bafadal
 
Konduktorpertemuan32011 110315162020-phpapp02
Konduktorpertemuan32011 110315162020-phpapp02Konduktorpertemuan32011 110315162020-phpapp02
Konduktorpertemuan32011 110315162020-phpapp02Okky Valiant
 
Chapter 12. electrical properties , William D.Callister
Chapter 12. electrical properties , William D.CallisterChapter 12. electrical properties , William D.Callister
Chapter 12. electrical properties , William D.CallisterAgam Real
 
Kuliah bahan listrik_3[1]
Kuliah bahan listrik_3[1]Kuliah bahan listrik_3[1]
Kuliah bahan listrik_3[1]Ajir Aja
 
Intan gita sabrina 103224201(1)
Intan gita sabrina 103224201(1)Intan gita sabrina 103224201(1)
Intan gita sabrina 103224201(1)Ichan Shabrina
 
Karakteristik dioda
Karakteristik diodaKarakteristik dioda
Karakteristik diodaArina Haq
 

Similar to Semikoduktor (20)

Semikonduktor sains, teknologi, aplikasi dan dampak
Semikonduktor sains, teknologi, aplikasi dan dampakSemikonduktor sains, teknologi, aplikasi dan dampak
Semikonduktor sains, teknologi, aplikasi dan dampak
 
semikonduktor
semikonduktorsemikonduktor
semikonduktor
 
MARYANTI123.docx
MARYANTI123.docxMARYANTI123.docx
MARYANTI123.docx
 
PPT BACA FZP (1).pptx
PPT BACA FZP (1).pptxPPT BACA FZP (1).pptx
PPT BACA FZP (1).pptx
 
Dasar semikonduktor
Dasar semikonduktorDasar semikonduktor
Dasar semikonduktor
 
Ringkasan tentang Solar Cell
Ringkasan tentang Solar CellRingkasan tentang Solar Cell
Ringkasan tentang Solar Cell
 
Sel.Surya_Solar.Cell_Solar.Photovoltaic
Sel.Surya_Solar.Cell_Solar.PhotovoltaicSel.Surya_Solar.Cell_Solar.Photovoltaic
Sel.Surya_Solar.Cell_Solar.Photovoltaic
 
Konduktor dan semikonduktor
Konduktor dan semikonduktor Konduktor dan semikonduktor
Konduktor dan semikonduktor
 
7.bab vii -pita_energi
7.bab vii -pita_energi7.bab vii -pita_energi
7.bab vii -pita_energi
 
7.bab vii -pita_energi
7.bab vii -pita_energi7.bab vii -pita_energi
7.bab vii -pita_energi
 
Konduktorpertemuan32011 110315162020-phpapp02
Konduktorpertemuan32011 110315162020-phpapp02Konduktorpertemuan32011 110315162020-phpapp02
Konduktorpertemuan32011 110315162020-phpapp02
 
Chapter 12. electrical properties , William D.Callister
Chapter 12. electrical properties , William D.CallisterChapter 12. electrical properties , William D.Callister
Chapter 12. electrical properties , William D.Callister
 
semikonduktor
semikonduktorsemikonduktor
semikonduktor
 
Bahan semikonduktor 2
Bahan semikonduktor 2Bahan semikonduktor 2
Bahan semikonduktor 2
 
Kuliah bahan listrik_3[1]
Kuliah bahan listrik_3[1]Kuliah bahan listrik_3[1]
Kuliah bahan listrik_3[1]
 
Intan gita sabrina 103224201(1)
Intan gita sabrina 103224201(1)Intan gita sabrina 103224201(1)
Intan gita sabrina 103224201(1)
 
Tugas 1
Tugas 1Tugas 1
Tugas 1
 
Quantum dot
Quantum dotQuantum dot
Quantum dot
 
Karakteristik dioda
Karakteristik diodaKarakteristik dioda
Karakteristik dioda
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 

Semikoduktor

  • 1. Disusun oleh: Verta Asi M. Andri Tukananto 15 mei 2013 1
  • 2. 2 SEMIKONDUKTOR  Perkembangan elektronika telah membawa aplikasi yang sangat luas. Pesatnya kemajuan telekomunikkasi, komputer, kontrol industri dan perlengkapan elektronik runah tangga sangat dipengaruhi oleh kemajuan teknologi elektronika. Material semikonduktor memegang peranan penting karena mayoritas devais elektronika terbuat dari semikonduktor.
  • 4. 4 Garis mewakili elektron valensi bersama untuk ikatan kovalen Atom semikonduktor misal Si Gambar 1. Ikatan kovalen dalam material semikonduktor
  • 5. 5  Meskipun semikonduktor intrinsik berasal dari gonlongan IV, namun dalam aplikasinya dilakukan pencampuran dengan atom dari golongan lain. Dalam diagram periodik posisi atom-atom yang mungkin dipakai dalam teknologi semikonduktor adalah sebagai berikut.
  • 7. 7  Sejauh ini semikonduktor yang paling banyak mendominasi aplikasi adalah silikon. Atom-atom golongan III dan V yang mengapit atomatom golongan IV (seperti Si dan Ge) sangat penting dalam aplikasi semikonduktor yaitu sebagai bahan dopant untuk meninggikan konsentrasi pembawa muatan. Selain unsur tunggal, kombinasi dari elemen beberapa golongan juga dapat membentuk semikonduktor. Sebagai contoh Zinc Oxide (ZnO) mempunyai karakteristik non linier yang banyak diaplikasi sebagai arrester. GaAs mempunyai sifat-sifat transportasi elektron dan sifat optik yang sangat baik. Aplikasi GaAs sangat luas sejak dari dioda laser hingga IC (intedrated circuit) dengan kecepatan tinggi. Sifat-sifat Si, Ge dan GaAs pada temperatur 300 K ditampilkan pada tabel berikut:
  • 8. 8 Tabel 1.Sifat-sifat Si, Ge dan GaAS pada temperatur 300K Si Energi Gap (eV) Ge GaAs 1,1 0,66 1,42 1350 3900 8500 450 1900 400 11,9 16 13,1 Kerapatan state pita konduksi,Nc (/cm³) Kerapatan state pita konduksiNv (/cm³) Kerapatanpembawamuatanintrinsik, ni(/cm³)
  • 9. 9  Meskipun jumlah material semikonduktor dalam bentuk campuran sangat banyak namun dalam aplikasinya jauh lebih sedikit dibanding kemungkinan-kemungkinan kombinasi dari unsur-unsur yang ada. Sudahb barang tentu kombinasi beberapa unsur dapat muncul bila para peneliti mencoba dan meneliti sifat-sifat kombinasi baru tersebut. Sebagai gambaran klasfisikasi material semikonduktor dalam bentuk elemen, campuran dan alloy dari elemen-elemen dapat dilihat pada tabel berikut:
  • 10. 10 Tabel 2. Elemen dan Campuran Semikonduktor
  • 11. 11 Elektron dan Hole  State yang kosong pada semikonduktor intrinsik adalah pada pita konduksi (conduction band, CB). Sesuatu elektron yang berada pada pita valensi dapat memperoleh tambahan energi dan masuk ke pita konduksi. Besar energi minium yang diperlukan adalah sebesar energi gap (Eg). Energi ini dapat diperoleh dengan menyerap energi dari photon atau energi thermal atau energi dari medan listrik. Kosong Penuh a. Tanpa pembawa muatan
  • 12. 12 e b. Elektron sebagai pembawa muatan c. Hole sebagai pembawa muatan Gambar 3. Elektron dan Hole sebagai pembawa muatan
  • 13. 13  Pada saat suatu elektron berpindah dari pita valensi ke pita konduksi maka pada pita valensi akan muncul daerah kosong yang akan menjadi pembawa muatan positif yaitu hole. Dengan demikian dalam semikonduktor intrinsik akan ditemukan pasangan elektron hole. Setiap kejadian pemunculan elektron konduksi akan muncul pula hole pada pita valensi. Dengan demikian kedua pembawa muatan yaitu elektron dan hole akan mempunyai konsentrasi yamg sama pada semikonduktor intrinsik. Hal ini diilustrasikan pada gambar 4.  Energi gap semikonduktor relatif kecil yaitu muddengpat pada suhu kamar sebesar 1.12 eV untuk Si, 0.66 eV umtuk Ge dan 1.42 eV untuk GaAs. Energi sebesar ini dapat dengan mudah diperoleh dari energi photon atau energi thermal.
  • 14. 14 Photon mengeksitasi Photon pemutus ikatan atom dGambar 4. Diagram pemunculan pasangan elektron dan hole
  • 15. 15  Peristiwa sebaliknya juga dapat terjadi. Yaitu bila suatu elektron kehilangan energi dala bentuk pancaran Photon dan bertemu dengan hole. Peristiwa ini disebut dengan rekombinasi. Pada saat rekombinasi terjadi maka hilanglah suatu pasangan elektron-hole sebagai pembawa muatan dalam semikonduktor intrinsik. Sudah barang tentu hal ini akan mengurangi konduktivitas material.
  • 18. 18 Gambar 5. : a. Diagram pita energi b. Kerapatan state c. Distribusi Fermi-Dirac d. Kerapatan pembawa muatan
  • 21. 21 Gambar 6. Konsentrasi pembawa muatan pada Ge, Si, dan GaAs sebagai fungsi dari Temperatur
  • 23. 23 Semikonduktor Ekstrinsik  Untuk mendapatkan tingkat konduktivitas tertentu, ke dalam S.K intrinsik dapat ditambahkan ketidakmurnian yaitu atom dari selain IV untuk menambah pembawa muatan. Penambah atom demikian disebut DOPPING. Semikonduktor yang dihasilkan disebut dengan semikonduktor ekstrinsik.  Penambahan atom golongan V ke S.K intrinsik akan menghasilkan S.K ekstrinsik dengan pembawa muatan elektron (disebut S.K tipe n). Atom golongan V yang ditambahkan akan membuat ikatan kovalen dengan atom semikonduktor intrinsik dengan 4 elektron valensinya. Senuah elektron valensi sisanya akan menjadi pembawa muatan. Karena atom golongan V bersifat memberikan satu elektron pembawa muatan maka disebut dengan atom donor. Dengan demikian pembawa muatan dominan/mayoritas adalah elektron dan disebut dengan semikonduktor tipe n, contohnya Si atau Ge didop dengan P, As atau Sb.
  • 24. 24  Hal sebaliknya bila semikonduktor intrinsik didop dengan atom golongan III. Penambahan atom golongan II (disebut akseptor) ke dalam S.K intrinsik akan menghasilkan S.K ekstrinsik dengan pembawa muatan mayoritas hole (disebut S.K tipe p). Hal ini terjadi karena ikatan kovalen antara atom akseptor dan atom semikonduktor intrinsik kekurangan sat elektron. Sebagai contohnya Si atau Ge didop dengan B,Al,Ga atau In. - Gambar 8. Visualisasi doping dari semikonduktor a. Doping dengan atom golongan V (P) b. Doping dengan atomggolongan III (B)
  • 25. 25  Gambar 9. a.Doping Si dengan atom As b. diagram pita energi
  • 26. 26  Atom golongan III yang diberikan ke dalam semikonduktor intrinsik disebut dengan akseptor karena kekurangan satu elektron untuk dapat melakukan ikatan kovalen dengan atom semikonduktor intrinsik. Semikonduktor yang diperoleh adalah jenis ekstrinsik tipe p. Pembawa muatan mayoritas adalah hole yang bermuatan positif. Sebagai contoh didop dengan B seperti pada gambar berikut. Karena B hanya memiliki 3 elektron, maka untuk berikatan kovalen dengan atom Si ada kekurangan satu elektron yang berakibat dengan hadirnya hole Gambar 10. Doping Si dengan B a. Atom B diantara atom Si b.Diagram pita energi
  • 29. 5.3 PENGARUH TEMPERATUR  29 Pembahasan yang telah dilakukan adalah menghitung konduktivitas semikonduktor dengan asumsi bahwa kerapatan pembawa muatan sama dengan kerapatan doping yaitu untuk tipe n sama dengan kerapat donor dan untuk tipe p sama dengan kerapatan akseptor. Asumsi lain adalah tingkat doping lebih tinggi dari kerapatan intrinsik. Kondisi demikian ternyata hanya berlaku untuk temperatur dalam range terbatas.  Konduktivitas semikonduktor depengaruhi oleh temperatur dengan dua cara yaitu:  Perubahan konsentrasi akibat perubahan temperatur  Perubahan mobilitas pebawa muatan akibat perubahan temperatur
  • 30. 30  Sebagai ilustrasi pandang suatau semikonduktor tipe n dengan tingkat doping Nd >> ni. Pada temperatur sangat rendah atom-atom donor tidak dapat terionisasi karena energi termal tidak mencukupi. Dengan demikian fungsi doping dari atom-atom donor tidak tercapai. Bila temperatur dinaikkan maka energi telermal juga naik, beberapa atom donor mendonorkan elektron ke pita konduksi seperti pada gambar (a) Gambar 5. perubahan konsentrasi pembawa muatan akibat kenaikan temperatur.
  • 32. 32  Secara diagramatik hubungan antara kerapatan pembawa muatan dan temperatur dilukiskan pada gambar berikut Pada temperatur tinggi getaran kisi-kisi atom dapat menurunkan jarak bebas sehingga menurunkan mobilitas. Hasilnya ditunjukkan pada gambar. Gambar 12. Hubungan antara 1/T dan ln (n) Gambar 13. Plot Logaritmik dari mobilitas elektron sebagi fungsi dari temperatur
  • 33. 33 Gambar 14. Konduktivitas sebagai fungsi dari Gambar 15. Konduktivitas semikonduktor dan temperatur (skala log) logam sebagai fungsi dari temperatur
  • 35. 35  Persamaan terakhir ini disebut dengan hukum fick Gambar 16. Profil Konsentrasi elektron dengan kejadian difusi
  • 36. 36 LUMINESCENCE  Luminescence adalah Emisi cahaya/photon yang terjadi pada saat rekombinasi.  Proses rekombinasi biasanya berlangsung cepat dalam orde nano sekon. Luminescence demikian disebut flourescence.  Dalam elektroLuminescence tegangan/arus ac/dc yang dipakai untuk mengeksitasi elektron ke pita konduksi. Elektron kemudia berekombinasi dengan hole menghasilkan emisi.
  • 37. 37 PRINSIP DIVAIS ELEKTRONIKA P-N Junction (sambungan p-n)  Bila semikonduktor tipe p dan tipe n disambungkan maka pada daerah sambungan akan muncul karakteristik tertentu. Sambungan demikian diaplikasikan misalnya pada dioda untuk penyearah. Gambar 17. Profil doping p-n junction
  • 38. 38 Gambar 18. Diagram pita p-n junction a. Sebelum kontak b. Kontak berati Fermi level menjadi satu c. Setelah, terjadi deplesi dekat junction
  • 39. 39  Terjadi daerah deplesi akan menyebabkan potensial (Vbi). Potensial ini diturunkan dari kenyataan bahwa energi potensial adalah PE= -qV sedangkan PE adalah selisih level konduksi dan level yang dijadikan referensi jadi PE=Ec-Eref; sehingga V=-1/q(Ec-Eref)  Dengan demikian bila profil pita energi diketahui maka profil tegangan daerah derpresi juga dapat ditentukan.
  • 40. 40 Terjadiny daerah deplesi menyebabkan potensial Potensial diturunkan ini akan (Vbi). dari kenyataan bahwa energi potensial adalah PE= -qV sedangkan PE adalah selisih level konduksi dan level yang dijadikan referensi jadi PE=Ec-Eref; sehingga V=-1/q(Ec- Eref). Dengan demikian bila profil pita energi diketahui maka profil tegangan daerah derpresi juga dapat Gambar 19. profil a. diagram pita energi; b. V;c.E, dan ; d.sebagai fungsi dari x. ditentukan.
  • 41. Dioda p-n Junction  41 P-n junction digunakan pada dioda. Distribusi pembawa muatan yang berbeda pada daerah p dan n menyebabkan efek penyearah pada dioda. Secara mikroskopik dijelaskan pada diagram berikut. Gambar 20. a. diagram energi p-n junction dan b. bias maju
  • 43. 43 Sambungan antara logam dan semikonduktor  Bila logam dan semikonduktor dihubungkan (misalnya tipe n) maka diagram pita energi dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 22. diagram pita energi metalsemikonduktor tipe n
  • 44. 44  Gambar 23. a. diagram Schotty junction bias maju b. bias mundur
  • 45. 45 SEKIAN DAN TERIMAKASIH SEKIAN DAN TERIMAKASIH SEKIAN DAN TERIMAKASIH SEKIAN DAN TERIMAKASIH