SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Musni Umar, Ph.D
Evaluasi 2013 dan Harapan 2014

Diperlukan Perubahan untuk
Mewujudkan Indonesia Baru
Oleh Musni Umar
Sociologist and Researcher
Tanpa terasa begitu cepat perjalanan waktu.
Tahun 2013 telah pergi meninggalkan kita untuk
selamanya dan tidak akan pernah datang lagi.
Kini kita telah berada diawal tahun 2014, yang
berarti kita telah memasuki 14 tahun Orde
Reformasi.
Setiap warga negara Indonesia, tidak punya pilihan
kecuali melakukan evaluasi terhadap perjalanan
hidup selama satu tahun (2013), baik sebagai
pribadi, keluarga, kelompok, bangsa dan negara.
Permasalahan Menggunung
Dalam tahun 2013, banyak sekali permasalahan sosial yang
dihadapi, dan nampaknya tidak banyak yang dilakukan untuk
mengatasi permasalahan yang bagaikan “menggunung” saking
banyaknya, diantaranya:
1. Kemiskinan
Badan Pusat Statistik (BPS) selalu melaporkan adanya penurunan
jumlah penduduk miskin di Indonesia, yang menunjukkan bahwa
pemerintah berhasil mengatasi permasalahan kemiskinan.
Akan tetapi, kalau kita melakukan observasi lapangan melihat
langsung kehidupan masyarakat bawah diberbagai pelosok tanah
air, kita pasti sedih dan prihatin karena tidak banyak perobahan
yang dialami masyarakat bawah.
Ini terjadi karena batas miskin yang ditetapkan BPS sekitar Rp
9.000 (sembilan ribu rupiah) bahwa seseorang yang
berpenghasilan setiap hari di atas Rp 9.000 dianggap sudah tidak
miskin. Pada hal harga-harga sembilan bahan pokok mengalami
kenaikan setiap tahun sekitar 12 %.
Akibatnya, menurut statistik kehidupan masyarakat Indonesia
terus mengalami kemajuan dan menurun jumlah penduduk
miskin, tetapi dalam realitas justeru yang terjadi adalah
sebaliknya.
Mengapa? Pertama, pemerintah tidak mengontrol sembako
artinya menganut pasar bebas. Semua jenis barang dari
sembilan bahan pokok (sembako) diserahkan kepada
mekanisme pasar. Kebijakan semacam ini semakin
menyusahkan dan memiskinkan buruh, tani, nelayan, pekerja
serabutan, pegawai kecil dan penganggur. Kebijakan
pemerintah, sangat jauh berbeda dengan negara jiran
Malaysia dan Singapura. Pemerintahnya mengontrol
(mengawal) harga berbagai macam barang kebutuhan pokok
masyarakat. Malaysia , sebanayk 25 (dua puluh lima) jenis
barang keperluan pokok masyarakat dikontrol (dikawal)
harganya oleh pemerintah. Tidak boleh menaikkan 25 jenis
barang kecuali atas persetujuan pemerintah. Jika ada
pedagang yang menaikkan harga barang, akan ditindak dan
dihukum. Untuk mengontrol dua puluh lima jenis
barang, pemerintah bersama parlemen mengeluarkan UU.
Sebaliknya di Indonesia, semua jenis barang termasuk sembako
diliberalisasi, sehingga adanya pemerintah hampir tidak terasa
adanya, karena semua diserahkan kepada pasar yang ditentukan
berdasarkan supply (penawaran) dan demand (permintaan).
Kedua, semua impor (rezim impor). Sangat mengherankan
Indonesia yang subur, kekayaan alamnya luar biasa di laut, darat,
dan yang terkandung di dalamnya, sejatinya bisa didayagunakan
untuk membawa kemajuan dan kemakmuran bagi selurah rakyat
Indonesia, tetapi justeru yang terjadi, hampir semua kebutuhan
bangsa Indonesia diimpor dari berbagai negara. Pangan sebagai
komoditi utama seluruh rakyat, tidak ada kedaulatan pangan.
Mayoritas keperluan pangan bagi bangsa Indonesia diimpor.
Dampak negatifnya, pertama, devisa kita terkuras habis untuk
impor pangan. Kedua, petani semakin miskin dan marjinal karena
dalam banyak hal tidak dilindungi dari gempuran impor pangan.
Ketiga, sebagaimana dikemukakan, bangsa Indonesia tidak
memiliki kedaulatan pangan. Kalau ekonomi dunia memburuk
dan nilai mata uang rupiah merosot seperti sekarang, maka hargaharga impor pangan akan meningkat, dan dalam sistem ekonomi
liberal, barang-barang impor akan meningkat harganya dan yang
terkena dampak buruknya adalah rakyat sebagai konsumen.
Selain itu, sangat meyedihkan bangsa Indonesia yang
jumlah penduduknya nomor 4 (empat) terbesar di
dunia, tidak bisa memproduksi keperluannya sendiri.
Sebagai contoh, semua jenis kendaraan diimpor. Ini
menyedihkan dan memalukan.
Akibatnya devisa yang dihasilkan dari kekayaan alam
Indonesia yang sebagian besar masih dikuasai
asing, kembali ke tangan asing lagi, karena pemerintah
atau swasta harus membayar kepada asing dari
berbagai macam barang yang diimpor atau
diassembling (dirakit) di Indonesia.
Ketiga, persaingan bebas (free fight competition).
Masyarakat bawah yang sangat banyak
jumlahnya, semakin terpuruk dan terpinggirkan karena
tidak mampu bersaing dalam sistem persaingan bebas
antara sesama warga negera Indonesia apalagi dalam
masyarakat ASEAN yang akan diberlakukan pada 2015.
Masyarakat bawah Indonesia, pada umumnya tidak memiliki
pendidikan yang memadai dan tidak mempunyai kepakaran
(keahlian) apapun, sehingga menghadapi kendala. Pertama, tidak
dapat bersaing untuk mendapatkan pekerjaan disektor formal
karena kurang pendidikan. Kedua, tidak bisa membuka usaha
sendiri di sektor formal karena bank tidak mau memberi kredit
kepada mereka sebab tidak memiliki agunan (jaminan) berupa
barang tidak bergerak seperti tanah dan rumah, dan barang
bergerak seperti mobil yang bisa menjadi jaminan untuk
mendapatkan kredit dari bank. Ketiga, tidak memiliki memiliki
kelayakan usaha, badan usaha formal berikut izin domisili, izin
usaha, dan sebagainya.
Satu-satunya cara untuk bertahan hidup, ialah berusaha disektor
informal, bekerja sebagai pekerja serabutan yang tidak menetap
dan tidak memerlukan kepakaran kerja, menjadi pegawai kecil
dikantor sebagai office boy, tukang kebun, buruh kecil di pabrik,
menjadi TKI (Tenaga Kerja Indonesia) di luar negeri, menganggur
dan sebagainya.
Pemerintah, sejauh ini tidak punya konsep untuk mengatasi
masyarakat yang menjadi korban dari persaingan bebas terutama
dalam bidang ekonomi dan dunia kerja.
2. Lapangan kerja
Setiap tahun sekitar 2,5 juta orang pencari kerja baru dari
berbagai latar belakang pendidikan. Mayoritas diantara mereka
berpendidikan SD dan SMP. Ini tantangan paling berat dihadapi
dunia kerja. Pertama, kegiatan usaha yang banyak dikembangkan
baik investasi asing maupun investasi dalam negeri adalah padat
modal, yang memerlukan tenaga kerja tidak terlalu besar, tetapi
memiliki kepakaran kerja dalam bidang-bidang yang diperlukan.
Dalam penelitian saya tentang TKI yang bekerja di luar negeri di
desa Sagaranten, Kabupaten Sukabumi, tahun 2012, saya
menemukan bahwa pendorong utama mereka bekerja di luar
negeri.
1) Untuk merubah kehidupan ekonomi yang susah di kampung
halaman mereka.
2) Tidak ada pekerjaan yang bisa mereka lakukan dikampung
halaman mereka untuk mendapatkan penghasilan yang memadai.
Usaha tani yang selama ini digeluti semakin sempit lahannya dan
hasilnya kurang memadai.
3) Bekerja di luar negeri sebagai TKI tidak memerlukan pendidikan
tinggi. Sementara untuk bekerja di berbagai pabrik (industri0 yang
dibuka di kawasan Sukabumi dan sekitarnya, persyaratannya harus
berpendidikan minimal SMA (Sekolah Menengah Atas), yang mayortas
tidak bisa memenuhi persyaratan tersebut karena pada umumnya
mereka hanay berpendidikan rendah.
Masalah lapangan kerja sangat kompleks karena banyak yang tidak bisa
bekerja di sektor formal karena tingkat pendidikan mereka rendah.
Selain itu, perusahaan mengutamakan menerima pegawai, selain ber
pendidikan, juga memiliki pengalaman kerja. Sementara mayoritas
pelamar kerja, kurang pendidikan dan tidak memiliki pengalaman dan
kepakaran kerja.
Kondisi ini, akan semakin berat di masa depan karena pada tahun 2015
akan diberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN dan Masyarakat ASEAN,
di mana setiap warga negara ASEAN berhak dan mendapat
perlindungan hukum untuk bekerja dan membuka kegiatan usaha di
negara-negara ASEAN termasuk Indonesia. Masyarakat Indonesia yang
tidak disiapkan untuk bersaing, akan semakin terpuruk dan menjadi
marjinal di negaranya sendiri.
3. Kesenjangan ekonomi
Permasalahan lain yang menjadi tantangan bangsa Indonesia
tahun 2013 yang sama sekali tidak mendapat pemecahan dari
pemerintah ialah kesenjangan ekonomi yang meliputi, pertama,
kesenjangan ekonomi antar warga negara Indonesia. Kedua,
kesenjangan ekonomi antar etnis, ketiga, kesenjangan ekonomi
desa dan kota. Keempat, kesenjangan ekonomi antar Jawa dan
luar Jawa. Kelima, kesenjangan ekonomi antar kawasan barat dan
kawasan timur.
Kesenjangan ekonomi yang paling mengerikan yaitu kesenjangan
ekonomi antar warga yang miskin dan kaya, serta kesenjangan
ekonomi antar etnis yaitu satu etnis yang sangat menguasai
ekonomi, sementara mayoritas etnis terpinggirkan dalam
pembangunan ekonomi.
Kesenjangan ekonomi ini, kalau dibiarkan terus dan tidak ada
upaya dari pemerintah untuk mengatasinya, bisa melahirkan
kecemburuan sosial dan perasaan tidak ada keadilan yang
berujung pada pergolakan sosial jika ada momentum seperti tahun
1998 ketika terjadi reformasi.
4. Konflik politik
Di era Orde Reformasi, sangat sering terjadi konflik politik, terutama dalam
kaitan dengan pemilukada di berbagai daerah di seluruh Indonesia.
Fenomena konflik politik banyak dipicu oleh persaingan kepentingan politik
dalam rangka perebutan sumber-sumber ekonomi di daerah.
Momentum pemilukada, banyak melahirkan konflik politik karena para elit
politik yang bertarung untuk merebut posisi kepala daerah di berbagai
kabupaten, kota dan provinsi mengerahkan para pendukungnya untuk
mengalahkan lawan-lawan politiknya, sehingga mengundang bentrokan
pisik antara sesama pendukung.
Masing-masing tokoh yang bertarung dalam pemilukada, tidak mau kalah
dan mengalah, walaupun hasil pemilukada telah diumumkan oleh Komisi
Pemilihan Umum Daerah (KPUD) setempat.
Mayoritas hasil pemilukada dibawah ke Mahkamah Konstitusi (MK). Untuk
mempengaruhi keputusan MK, seperti terungkap dalam kasus dugaan
korupsi mantan Ketua MK Akil Mochtar, ternyata tidak hanay konflik yang
tercipta dalam pemilukada, tetapi juga ada yang bermain uang (menyogok)
untuk memenangkan perkara di MK.
Konflik warga
Konflik antar warga, antar pelajar dan mahasiswa serta
konflik antar masyarakat dan pengusaha
(investor) marak terjadi di daerah dalam tahun 2013.
Upaya mencari akar penyebab terjadinya berbagai
konflik warga, tidak dilakukan. Kalaupun dilakukan
penelitian untuk mencari dan menemukan akar
masalah terjadinya konflik, yang dilakukan perguruan
tinggi atau Lembaga Swadya Masyarakat (LSM), belum
dijadikan rujukan untuk memecahkan masalah konflik.
Akibatnya, polisi hanya memadamkan konflik,
kemudian muncul kembali konflik serupa karena akar
masalah terjadinya konflik tidak diselesaikan.
Harapan 2014
Walaupun banyak masalah yang dihadapi 2014, sebagai
akibat tidak diselesaikannya berbagai masalah besar dibidang
sosial tahun 2013, tetapi setiap individu, keluarga,
masyarakat, bangsa dan negara harus tetap optimis di tahun
politik 2014 ini.
Pertama, bangun optimisme di tahun 2014. Sesusah apapun
yang dihadapi, rakyat harus diberi optimisme dan harapan
baru, bahwa Indonesia bisa bangkit dan maju kalau
mempunyai pemimpin yang jujur, adil, amanah dan
komunikatif dengan rakyat. Kunci perbaikan dan kemajuan
Indonesia, ada pada pemimpin dan rakyat Indonesia.
Pemimpin yang baik akan hadiri di Indonesia, jika rakyat
sadar dan melakukan koreksi dan perubahan dalam memilih
pemimpin di semua tingkatan. Begitu juga, para wakil rakyat
akan muncul yang baik-baik yaitu yang cerdas, amanah, jujur,
adil, sederhana dan memihak kepada rakyat, jika mayoritas
rakyat indonesia sadar dan melakukan perubahan.
Kedua, rakyat melakukan perubahan. Dalam rangka
mewujudkan perubahan, maka masyarakat sipil (civil
sociaty) dari seluruh lapisan masyarakat harus
bergandengan tangan, bahu-membahu dan
menyamakan visi dan misi untuk melakukan
perubahan dan membangun Indonesia baru. Oleh
karena itu, harus bersama-sama memberi penyadaran,
pencerahan dan pencerdasan kepada seluruh rakyat
Indionesia supaya melakukan perubahan.
Pengalaman selama 2013 harus dijadikan bahan
evaluasi untuk melakukan perubahan. Perubahan dan
perbaikan, sebaiknya dilakukan melalui koridor
demokrasi dengan memilih wakil-wakil rakyat yang
dapat dipercaya untuk duduk di parlemen pada semua
tingkatan. Selain itu, memilih pemimpin baru Indonesia
untuk bersama-sama rakyat Indonesia membangun
Indonesia Baru sesuai tujuan Indonesia merdeka yang
tercantum dalam pembukaan UUD 1945.
Ketiga, beri panduan teknis apa yang mereka harus lakukan. Ini
penting karena pekerjaan yang dilakukan sebelumnya, bisa saja
tidak berkaitan bidang pelayanan dan belum tentu lurah dan
camat hasil lelang, walaupun cerdas, memiliki berbagai
kemampuan sebagai pemimpin sebuah organisasi seperti
kelurahan dan kecamatan.
Keempat, beri pelatihan kepemimpinan yang berisi antara lain
cara-cara memimpin, menggerakkan bawahan, memotivasi
bawahan, melayani masyarakat melalui bawahan yang
ramah, simpatik dan santun.
Kelima, rubah budaya lama yang dimulai dari perubahan cara
berpikir (mindset), cara bertindak dan bekerja seperti kebiasaan
menunggu perintah dari atas, menjadi pemimpin yang penuh
inovasi, kreasi, gagasan dan semangat tinggi dalam bekerja.
Akhirnya, saya harapkan lurah-camat hasil lelang jabatan menjadi
contoh teladan kepada bawahan di kelurahan dan kecamatan serta
masyarakat luas dengan penuh dedikasi,progresif, pekerja
keras, melayani masyarakat secara tulus dan sepenuh hati, jujur
dan tidak korupsi.
Jakarta, 7 Januari 2014

More Related Content

What's hot

Pengangguran di indonesia
Pengangguran di indonesiaPengangguran di indonesia
Pengangguran di indonesiaridhanur2
 
Peranan ekonomi koperasi dalam menanggulangi pengangguran di indonesia
Peranan ekonomi koperasi dalam menanggulangi pengangguran di indonesiaPeranan ekonomi koperasi dalam menanggulangi pengangguran di indonesia
Peranan ekonomi koperasi dalam menanggulangi pengangguran di indonesiaIqbalrmd
 
Makalah ekonomi tentang ketenagakerjaan
Makalah ekonomi tentang ketenagakerjaanMakalah ekonomi tentang ketenagakerjaan
Makalah ekonomi tentang ketenagakerjaanDede Adi Nugraha
 
Makalah kemiskinan dan pengangguran
Makalah kemiskinan dan pengangguranMakalah kemiskinan dan pengangguran
Makalah kemiskinan dan pengangguranMari belajar Exact
 
Ekonomi Tenaga Kerja Lengkap
Ekonomi Tenaga Kerja LengkapEkonomi Tenaga Kerja Lengkap
Ekonomi Tenaga Kerja LengkapMarwah Nur Azizah
 
Pengaruh tingkat pengangguran dan tingkat UMP terhadap tingkat kemiskinan Pro...
Pengaruh tingkat pengangguran dan tingkat UMP terhadap tingkat kemiskinan Pro...Pengaruh tingkat pengangguran dan tingkat UMP terhadap tingkat kemiskinan Pro...
Pengaruh tingkat pengangguran dan tingkat UMP terhadap tingkat kemiskinan Pro...Vinny Ariva
 
Makalah industri kreatif solusi mengatasi pengangguran terdidik di kalimantan...
Makalah industri kreatif solusi mengatasi pengangguran terdidik di kalimantan...Makalah industri kreatif solusi mengatasi pengangguran terdidik di kalimantan...
Makalah industri kreatif solusi mengatasi pengangguran terdidik di kalimantan...Bambang Deswantoro
 
Sistem perekonomian indonesia
Sistem perekonomian indonesiaSistem perekonomian indonesia
Sistem perekonomian indonesiaPipit Pitriyanti
 
Lembar kerja siswa Tugas 5
Lembar kerja siswa Tugas 5Lembar kerja siswa Tugas 5
Lembar kerja siswa Tugas 5Ade Cintia Aulia
 

What's hot (20)

Bab. 2 Ketenagakerjaan (Kelas XI, Kurikulum 2013)
Bab. 2 Ketenagakerjaan (Kelas XI, Kurikulum 2013)Bab. 2 Ketenagakerjaan (Kelas XI, Kurikulum 2013)
Bab. 2 Ketenagakerjaan (Kelas XI, Kurikulum 2013)
 
Pengangguran di indonesia
Pengangguran di indonesiaPengangguran di indonesia
Pengangguran di indonesia
 
PEP
PEPPEP
PEP
 
Peranan ekonomi koperasi dalam menanggulangi pengangguran di indonesia
Peranan ekonomi koperasi dalam menanggulangi pengangguran di indonesiaPeranan ekonomi koperasi dalam menanggulangi pengangguran di indonesia
Peranan ekonomi koperasi dalam menanggulangi pengangguran di indonesia
 
Ketenagakerjaan -IPS-
Ketenagakerjaan -IPS-Ketenagakerjaan -IPS-
Ketenagakerjaan -IPS-
 
Makalah ekonomi tentang ketenagakerjaan
Makalah ekonomi tentang ketenagakerjaanMakalah ekonomi tentang ketenagakerjaan
Makalah ekonomi tentang ketenagakerjaan
 
Makalah kemiskinan dan pengangguran
Makalah kemiskinan dan pengangguranMakalah kemiskinan dan pengangguran
Makalah kemiskinan dan pengangguran
 
Ekonomi Tenaga Kerja Lengkap
Ekonomi Tenaga Kerja LengkapEkonomi Tenaga Kerja Lengkap
Ekonomi Tenaga Kerja Lengkap
 
Ekonomi Bab Ketenagakerjaan
Ekonomi Bab KetenagakerjaanEkonomi Bab Ketenagakerjaan
Ekonomi Bab Ketenagakerjaan
 
Makalah pengangguran
Makalah pengangguranMakalah pengangguran
Makalah pengangguran
 
Wirausaha Mengurangi Pengangguran dan Menambah Kesempatan Kerja
Wirausaha Mengurangi Pengangguran dan Menambah Kesempatan Kerja Wirausaha Mengurangi Pengangguran dan Menambah Kesempatan Kerja
Wirausaha Mengurangi Pengangguran dan Menambah Kesempatan Kerja
 
Pengangguran
PengangguranPengangguran
Pengangguran
 
Beatrice
BeatriceBeatrice
Beatrice
 
Pengaruh tingkat pengangguran dan tingkat UMP terhadap tingkat kemiskinan Pro...
Pengaruh tingkat pengangguran dan tingkat UMP terhadap tingkat kemiskinan Pro...Pengaruh tingkat pengangguran dan tingkat UMP terhadap tingkat kemiskinan Pro...
Pengaruh tingkat pengangguran dan tingkat UMP terhadap tingkat kemiskinan Pro...
 
Makalah industri kreatif solusi mengatasi pengangguran terdidik di kalimantan...
Makalah industri kreatif solusi mengatasi pengangguran terdidik di kalimantan...Makalah industri kreatif solusi mengatasi pengangguran terdidik di kalimantan...
Makalah industri kreatif solusi mengatasi pengangguran terdidik di kalimantan...
 
Ppt ketenagakerjaan
Ppt ketenagakerjaanPpt ketenagakerjaan
Ppt ketenagakerjaan
 
Sistem perekonomian indonesia
Sistem perekonomian indonesiaSistem perekonomian indonesia
Sistem perekonomian indonesia
 
Lks media
Lks media Lks media
Lks media
 
Lembar kerja siswa Tugas 5
Lembar kerja siswa Tugas 5Lembar kerja siswa Tugas 5
Lembar kerja siswa Tugas 5
 
ketenagakerjaan
ketenagakerjaanketenagakerjaan
ketenagakerjaan
 

Similar to Musni Umar: Evaluasi 2013 dan Harapan 2014 Diperlukan Perubahan untuk Mewujudkan Indonesia Baru

Tugas perekonomian indonesia kelompok 1
Tugas perekonomian indonesia kelompok 1Tugas perekonomian indonesia kelompok 1
Tugas perekonomian indonesia kelompok 1bella gustiana
 
artikel ketimpangan sosial.docx
artikel ketimpangan sosial.docxartikel ketimpangan sosial.docx
artikel ketimpangan sosial.docxtinaagustina38
 
Kemiskinan di indonesia
Kemiskinan di indonesiaKemiskinan di indonesia
Kemiskinan di indonesiadinnianggra
 
Resuman Kasar Perekonomian Indonesia
Resuman Kasar Perekonomian IndonesiaResuman Kasar Perekonomian Indonesia
Resuman Kasar Perekonomian IndonesiaFahmy Metala
 
Teori perencanaan & pengendalian Pembangunan review visi indonesia 2025
Teori perencanaan & pengendalian Pembangunan review visi indonesia 2025Teori perencanaan & pengendalian Pembangunan review visi indonesia 2025
Teori perencanaan & pengendalian Pembangunan review visi indonesia 2025Herlambang Bagus
 
jurnal ekspolitasi anak jalanan dalam fiqh jinayah.docx
jurnal ekspolitasi anak jalanan dalam fiqh jinayah.docxjurnal ekspolitasi anak jalanan dalam fiqh jinayah.docx
jurnal ekspolitasi anak jalanan dalam fiqh jinayah.docxRiskyAmnur
 
Kiat Bangkit Mengatasi Kesenjangan
Kiat Bangkit  Mengatasi Kesenjangan Kiat Bangkit  Mengatasi Kesenjangan
Kiat Bangkit Mengatasi Kesenjangan musniumar
 
Term of Reference | Program Reformis Muda Indonesia
Term of Reference | Program Reformis Muda IndonesiaTerm of Reference | Program Reformis Muda Indonesia
Term of Reference | Program Reformis Muda IndonesiaYouth Corps Indonesia
 
Tingkat pengangguran di indonesia
Tingkat pengangguran di indonesia Tingkat pengangguran di indonesia
Tingkat pengangguran di indonesia bayuaji2301
 
Aspek sosial perkembangan penduduk
Aspek sosial perkembangan pendudukAspek sosial perkembangan penduduk
Aspek sosial perkembangan pendudukAgus Mahmuda
 
Musni Umar: Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial Pekerja Migran Purna Penemp...
Musni Umar: Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial Pekerja Migran  Purna Penemp...Musni Umar: Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial Pekerja Migran  Purna Penemp...
Musni Umar: Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial Pekerja Migran Purna Penemp...musniumar
 
Kemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan.docx
Kemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan.docxKemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan.docx
Kemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan.docxPutuSinta
 
Ketenagakerjaan
KetenagakerjaanKetenagakerjaan
KetenagakerjaanDhanymdmdp
 
kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
kemiskinan dan kesenjangan pendapatan kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
kemiskinan dan kesenjangan pendapatan Nursyidah alit
 
Charisma 11140935 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Charisma 11140935 kemiskinan dan kesenjangan pendapatanCharisma 11140935 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Charisma 11140935 kemiskinan dan kesenjangan pendapatanCharisma Al-ma'arij
 
Makalah pkn indonesia kuat
Makalah pkn indonesia kuatMakalah pkn indonesia kuat
Makalah pkn indonesia kuatShisyah Hye
 
Kiat Mengatasi Kesenjangan
Kiat Mengatasi KesenjanganKiat Mengatasi Kesenjangan
Kiat Mengatasi Kesenjanganmusniumar
 
sistem Ekonomi Negara-Negara di ASEAN
sistem Ekonomi Negara-Negara di ASEANsistem Ekonomi Negara-Negara di ASEAN
sistem Ekonomi Negara-Negara di ASEANHerlambang Bagus
 

Similar to Musni Umar: Evaluasi 2013 dan Harapan 2014 Diperlukan Perubahan untuk Mewujudkan Indonesia Baru (20)

Tugas perekonomian indonesia kelompok 1
Tugas perekonomian indonesia kelompok 1Tugas perekonomian indonesia kelompok 1
Tugas perekonomian indonesia kelompok 1
 
artikel ketimpangan sosial.docx
artikel ketimpangan sosial.docxartikel ketimpangan sosial.docx
artikel ketimpangan sosial.docx
 
Kemiskinan di indonesia
Kemiskinan di indonesiaKemiskinan di indonesia
Kemiskinan di indonesia
 
Resuman Kasar Perekonomian Indonesia
Resuman Kasar Perekonomian IndonesiaResuman Kasar Perekonomian Indonesia
Resuman Kasar Perekonomian Indonesia
 
Teori perencanaan & pengendalian Pembangunan review visi indonesia 2025
Teori perencanaan & pengendalian Pembangunan review visi indonesia 2025Teori perencanaan & pengendalian Pembangunan review visi indonesia 2025
Teori perencanaan & pengendalian Pembangunan review visi indonesia 2025
 
jurnal ekspolitasi anak jalanan dalam fiqh jinayah.docx
jurnal ekspolitasi anak jalanan dalam fiqh jinayah.docxjurnal ekspolitasi anak jalanan dalam fiqh jinayah.docx
jurnal ekspolitasi anak jalanan dalam fiqh jinayah.docx
 
Kiat Bangkit Mengatasi Kesenjangan
Kiat Bangkit  Mengatasi Kesenjangan Kiat Bangkit  Mengatasi Kesenjangan
Kiat Bangkit Mengatasi Kesenjangan
 
Term of Reference | Program Reformis Muda Indonesia
Term of Reference | Program Reformis Muda IndonesiaTerm of Reference | Program Reformis Muda Indonesia
Term of Reference | Program Reformis Muda Indonesia
 
Masalah Sosial
Masalah SosialMasalah Sosial
Masalah Sosial
 
Pengangguran
Pengangguran Pengangguran
Pengangguran
 
Tingkat pengangguran di indonesia
Tingkat pengangguran di indonesia Tingkat pengangguran di indonesia
Tingkat pengangguran di indonesia
 
Aspek sosial perkembangan penduduk
Aspek sosial perkembangan pendudukAspek sosial perkembangan penduduk
Aspek sosial perkembangan penduduk
 
Musni Umar: Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial Pekerja Migran Purna Penemp...
Musni Umar: Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial Pekerja Migran  Purna Penemp...Musni Umar: Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial Pekerja Migran  Purna Penemp...
Musni Umar: Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial Pekerja Migran Purna Penemp...
 
Kemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan.docx
Kemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan.docxKemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan.docx
Kemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan.docx
 
Ketenagakerjaan
KetenagakerjaanKetenagakerjaan
Ketenagakerjaan
 
kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
kemiskinan dan kesenjangan pendapatan kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
 
Charisma 11140935 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Charisma 11140935 kemiskinan dan kesenjangan pendapatanCharisma 11140935 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Charisma 11140935 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
 
Makalah pkn indonesia kuat
Makalah pkn indonesia kuatMakalah pkn indonesia kuat
Makalah pkn indonesia kuat
 
Kiat Mengatasi Kesenjangan
Kiat Mengatasi KesenjanganKiat Mengatasi Kesenjangan
Kiat Mengatasi Kesenjangan
 
sistem Ekonomi Negara-Negara di ASEAN
sistem Ekonomi Negara-Negara di ASEANsistem Ekonomi Negara-Negara di ASEAN
sistem Ekonomi Negara-Negara di ASEAN
 

More from musniumar

Revolusi Mental dan Peningkatan Kesejahteraan Sosial
Revolusi Mental dan Peningkatan Kesejahteraan SosialRevolusi Mental dan Peningkatan Kesejahteraan Sosial
Revolusi Mental dan Peningkatan Kesejahteraan Sosialmusniumar
 
Perubahan dan pemberdayaan untuk Jakarta yang Aman dan Sejahtera Visi Misi da...
Perubahan dan pemberdayaan untuk Jakarta yang Aman dan Sejahtera Visi Misi da...Perubahan dan pemberdayaan untuk Jakarta yang Aman dan Sejahtera Visi Misi da...
Perubahan dan pemberdayaan untuk Jakarta yang Aman dan Sejahtera Visi Misi da...musniumar
 
Musni Umar: Membangun Kewirausahaan Warga DKI Jakarta
Musni Umar: Membangun Kewirausahaan Warga DKI JakartaMusni Umar: Membangun Kewirausahaan Warga DKI Jakarta
Musni Umar: Membangun Kewirausahaan Warga DKI Jakartamusniumar
 
Musni Umar: Membangun Dki Jakarta
Musni Umar: Membangun Dki JakartaMusni Umar: Membangun Dki Jakarta
Musni Umar: Membangun Dki Jakartamusniumar
 
Musni Umar di Kabupaten Berau, Membangun Wawasan Kebangsaan Mengimplementasik...
Musni Umar di Kabupaten Berau, Membangun Wawasan Kebangsaan Mengimplementasik...Musni Umar di Kabupaten Berau, Membangun Wawasan Kebangsaan Mengimplementasik...
Musni Umar di Kabupaten Berau, Membangun Wawasan Kebangsaan Mengimplementasik...musniumar
 
Membangun Wawasan Kebangsaan: Mengimplementasikan Pancasila
Membangun Wawasan Kebangsaan: Mengimplementasikan PancasilaMembangun Wawasan Kebangsaan: Mengimplementasikan Pancasila
Membangun Wawasan Kebangsaan: Mengimplementasikan Pancasilamusniumar
 
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi Kita
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi KitaMusni Umar: Perkembangan Demokrasi Kita
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi Kitamusniumar
 
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi Kita
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi KitaMusni Umar: Perkembangan Demokrasi Kita
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi Kitamusniumar
 
Musni Umar: Peran Perempuan dalam Membangun Kejuangan Bangsa
Musni Umar: Peran Perempuan dalam Membangun Kejuangan BangsaMusni Umar: Peran Perempuan dalam Membangun Kejuangan Bangsa
Musni Umar: Peran Perempuan dalam Membangun Kejuangan Bangsamusniumar
 
Musni Umar: Aktualisasi Nilai Nilai Pembauran untuk Kebersamaan dan Persatuan
Musni Umar: Aktualisasi Nilai Nilai Pembauran untuk Kebersamaan dan PersatuanMusni Umar: Aktualisasi Nilai Nilai Pembauran untuk Kebersamaan dan Persatuan
Musni Umar: Aktualisasi Nilai Nilai Pembauran untuk Kebersamaan dan Persatuanmusniumar
 
Musnu Umar: Peluncuran Buku Jokowi Satrio Piningit Indonesia
Musnu Umar: Peluncuran Buku Jokowi Satrio Piningit IndonesiaMusnu Umar: Peluncuran Buku Jokowi Satrio Piningit Indonesia
Musnu Umar: Peluncuran Buku Jokowi Satrio Piningit Indonesiamusniumar
 
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangun Dari Desa"
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangun Dari Desa"Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangun Dari Desa"
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangun Dari Desa"musniumar
 
Musni Umar: Ancaman Stabilitas Sosial Keamanan di DKI Jakarta
Musni Umar: Ancaman Stabilitas Sosial Keamanan di DKI JakartaMusni Umar: Ancaman Stabilitas Sosial Keamanan di DKI Jakarta
Musni Umar: Ancaman Stabilitas Sosial Keamanan di DKI Jakartamusniumar
 
Musni Umar: Membangkitkan Kewirausahaan Warga DKI Jakarta
Musni Umar: Membangkitkan Kewirausahaan Warga DKI JakartaMusni Umar: Membangkitkan Kewirausahaan Warga DKI Jakarta
Musni Umar: Membangkitkan Kewirausahaan Warga DKI Jakartamusniumar
 
Musni Umar: Budaya Demokrasi, Pileg dan Pilpres 2014
Musni Umar: Budaya Demokrasi, Pileg dan Pilpres 2014Musni Umar: Budaya Demokrasi, Pileg dan Pilpres 2014
Musni Umar: Budaya Demokrasi, Pileg dan Pilpres 2014musniumar
 
Musni Umar: Demokrasi dan HAM Dalam Praktik
Musni Umar: Demokrasi dan HAM  Dalam PraktikMusni Umar: Demokrasi dan HAM  Dalam Praktik
Musni Umar: Demokrasi dan HAM Dalam Praktikmusniumar
 
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangu Dari Desa"
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangu Dari Desa"Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangu Dari Desa"
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangu Dari Desa"musniumar
 
Musni Umar: Potensi Konflik di DKI Jakarta yang Multi Etnis dan Cara Mencegahnya
Musni Umar: Potensi Konflik di DKI Jakarta yang Multi Etnis dan Cara MencegahnyaMusni Umar: Potensi Konflik di DKI Jakarta yang Multi Etnis dan Cara Mencegahnya
Musni Umar: Potensi Konflik di DKI Jakarta yang Multi Etnis dan Cara Mencegahnyamusniumar
 
Musni Umar: Peran Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
Musni Umar: Peran Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani Musni Umar: Peran Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
Musni Umar: Peran Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani musniumar
 
Musni Umar: Tugas Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
Musni Umar: Tugas Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat MadaniMusni Umar: Tugas Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
Musni Umar: Tugas Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madanimusniumar
 

More from musniumar (20)

Revolusi Mental dan Peningkatan Kesejahteraan Sosial
Revolusi Mental dan Peningkatan Kesejahteraan SosialRevolusi Mental dan Peningkatan Kesejahteraan Sosial
Revolusi Mental dan Peningkatan Kesejahteraan Sosial
 
Perubahan dan pemberdayaan untuk Jakarta yang Aman dan Sejahtera Visi Misi da...
Perubahan dan pemberdayaan untuk Jakarta yang Aman dan Sejahtera Visi Misi da...Perubahan dan pemberdayaan untuk Jakarta yang Aman dan Sejahtera Visi Misi da...
Perubahan dan pemberdayaan untuk Jakarta yang Aman dan Sejahtera Visi Misi da...
 
Musni Umar: Membangun Kewirausahaan Warga DKI Jakarta
Musni Umar: Membangun Kewirausahaan Warga DKI JakartaMusni Umar: Membangun Kewirausahaan Warga DKI Jakarta
Musni Umar: Membangun Kewirausahaan Warga DKI Jakarta
 
Musni Umar: Membangun Dki Jakarta
Musni Umar: Membangun Dki JakartaMusni Umar: Membangun Dki Jakarta
Musni Umar: Membangun Dki Jakarta
 
Musni Umar di Kabupaten Berau, Membangun Wawasan Kebangsaan Mengimplementasik...
Musni Umar di Kabupaten Berau, Membangun Wawasan Kebangsaan Mengimplementasik...Musni Umar di Kabupaten Berau, Membangun Wawasan Kebangsaan Mengimplementasik...
Musni Umar di Kabupaten Berau, Membangun Wawasan Kebangsaan Mengimplementasik...
 
Membangun Wawasan Kebangsaan: Mengimplementasikan Pancasila
Membangun Wawasan Kebangsaan: Mengimplementasikan PancasilaMembangun Wawasan Kebangsaan: Mengimplementasikan Pancasila
Membangun Wawasan Kebangsaan: Mengimplementasikan Pancasila
 
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi Kita
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi KitaMusni Umar: Perkembangan Demokrasi Kita
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi Kita
 
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi Kita
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi KitaMusni Umar: Perkembangan Demokrasi Kita
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi Kita
 
Musni Umar: Peran Perempuan dalam Membangun Kejuangan Bangsa
Musni Umar: Peran Perempuan dalam Membangun Kejuangan BangsaMusni Umar: Peran Perempuan dalam Membangun Kejuangan Bangsa
Musni Umar: Peran Perempuan dalam Membangun Kejuangan Bangsa
 
Musni Umar: Aktualisasi Nilai Nilai Pembauran untuk Kebersamaan dan Persatuan
Musni Umar: Aktualisasi Nilai Nilai Pembauran untuk Kebersamaan dan PersatuanMusni Umar: Aktualisasi Nilai Nilai Pembauran untuk Kebersamaan dan Persatuan
Musni Umar: Aktualisasi Nilai Nilai Pembauran untuk Kebersamaan dan Persatuan
 
Musnu Umar: Peluncuran Buku Jokowi Satrio Piningit Indonesia
Musnu Umar: Peluncuran Buku Jokowi Satrio Piningit IndonesiaMusnu Umar: Peluncuran Buku Jokowi Satrio Piningit Indonesia
Musnu Umar: Peluncuran Buku Jokowi Satrio Piningit Indonesia
 
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangun Dari Desa"
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangun Dari Desa"Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangun Dari Desa"
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangun Dari Desa"
 
Musni Umar: Ancaman Stabilitas Sosial Keamanan di DKI Jakarta
Musni Umar: Ancaman Stabilitas Sosial Keamanan di DKI JakartaMusni Umar: Ancaman Stabilitas Sosial Keamanan di DKI Jakarta
Musni Umar: Ancaman Stabilitas Sosial Keamanan di DKI Jakarta
 
Musni Umar: Membangkitkan Kewirausahaan Warga DKI Jakarta
Musni Umar: Membangkitkan Kewirausahaan Warga DKI JakartaMusni Umar: Membangkitkan Kewirausahaan Warga DKI Jakarta
Musni Umar: Membangkitkan Kewirausahaan Warga DKI Jakarta
 
Musni Umar: Budaya Demokrasi, Pileg dan Pilpres 2014
Musni Umar: Budaya Demokrasi, Pileg dan Pilpres 2014Musni Umar: Budaya Demokrasi, Pileg dan Pilpres 2014
Musni Umar: Budaya Demokrasi, Pileg dan Pilpres 2014
 
Musni Umar: Demokrasi dan HAM Dalam Praktik
Musni Umar: Demokrasi dan HAM  Dalam PraktikMusni Umar: Demokrasi dan HAM  Dalam Praktik
Musni Umar: Demokrasi dan HAM Dalam Praktik
 
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangu Dari Desa"
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangu Dari Desa"Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangu Dari Desa"
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangu Dari Desa"
 
Musni Umar: Potensi Konflik di DKI Jakarta yang Multi Etnis dan Cara Mencegahnya
Musni Umar: Potensi Konflik di DKI Jakarta yang Multi Etnis dan Cara MencegahnyaMusni Umar: Potensi Konflik di DKI Jakarta yang Multi Etnis dan Cara Mencegahnya
Musni Umar: Potensi Konflik di DKI Jakarta yang Multi Etnis dan Cara Mencegahnya
 
Musni Umar: Peran Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
Musni Umar: Peran Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani Musni Umar: Peran Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
Musni Umar: Peran Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
 
Musni Umar: Tugas Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
Musni Umar: Tugas Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat MadaniMusni Umar: Tugas Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
Musni Umar: Tugas Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
 

Musni Umar: Evaluasi 2013 dan Harapan 2014 Diperlukan Perubahan untuk Mewujudkan Indonesia Baru

  • 2. Evaluasi 2013 dan Harapan 2014 Diperlukan Perubahan untuk Mewujudkan Indonesia Baru Oleh Musni Umar Sociologist and Researcher
  • 3. Tanpa terasa begitu cepat perjalanan waktu. Tahun 2013 telah pergi meninggalkan kita untuk selamanya dan tidak akan pernah datang lagi. Kini kita telah berada diawal tahun 2014, yang berarti kita telah memasuki 14 tahun Orde Reformasi. Setiap warga negara Indonesia, tidak punya pilihan kecuali melakukan evaluasi terhadap perjalanan hidup selama satu tahun (2013), baik sebagai pribadi, keluarga, kelompok, bangsa dan negara.
  • 4. Permasalahan Menggunung Dalam tahun 2013, banyak sekali permasalahan sosial yang dihadapi, dan nampaknya tidak banyak yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang bagaikan “menggunung” saking banyaknya, diantaranya: 1. Kemiskinan Badan Pusat Statistik (BPS) selalu melaporkan adanya penurunan jumlah penduduk miskin di Indonesia, yang menunjukkan bahwa pemerintah berhasil mengatasi permasalahan kemiskinan. Akan tetapi, kalau kita melakukan observasi lapangan melihat langsung kehidupan masyarakat bawah diberbagai pelosok tanah air, kita pasti sedih dan prihatin karena tidak banyak perobahan yang dialami masyarakat bawah. Ini terjadi karena batas miskin yang ditetapkan BPS sekitar Rp 9.000 (sembilan ribu rupiah) bahwa seseorang yang berpenghasilan setiap hari di atas Rp 9.000 dianggap sudah tidak miskin. Pada hal harga-harga sembilan bahan pokok mengalami kenaikan setiap tahun sekitar 12 %.
  • 5. Akibatnya, menurut statistik kehidupan masyarakat Indonesia terus mengalami kemajuan dan menurun jumlah penduduk miskin, tetapi dalam realitas justeru yang terjadi adalah sebaliknya. Mengapa? Pertama, pemerintah tidak mengontrol sembako artinya menganut pasar bebas. Semua jenis barang dari sembilan bahan pokok (sembako) diserahkan kepada mekanisme pasar. Kebijakan semacam ini semakin menyusahkan dan memiskinkan buruh, tani, nelayan, pekerja serabutan, pegawai kecil dan penganggur. Kebijakan pemerintah, sangat jauh berbeda dengan negara jiran Malaysia dan Singapura. Pemerintahnya mengontrol (mengawal) harga berbagai macam barang kebutuhan pokok masyarakat. Malaysia , sebanayk 25 (dua puluh lima) jenis barang keperluan pokok masyarakat dikontrol (dikawal) harganya oleh pemerintah. Tidak boleh menaikkan 25 jenis barang kecuali atas persetujuan pemerintah. Jika ada pedagang yang menaikkan harga barang, akan ditindak dan dihukum. Untuk mengontrol dua puluh lima jenis barang, pemerintah bersama parlemen mengeluarkan UU.
  • 6. Sebaliknya di Indonesia, semua jenis barang termasuk sembako diliberalisasi, sehingga adanya pemerintah hampir tidak terasa adanya, karena semua diserahkan kepada pasar yang ditentukan berdasarkan supply (penawaran) dan demand (permintaan). Kedua, semua impor (rezim impor). Sangat mengherankan Indonesia yang subur, kekayaan alamnya luar biasa di laut, darat, dan yang terkandung di dalamnya, sejatinya bisa didayagunakan untuk membawa kemajuan dan kemakmuran bagi selurah rakyat Indonesia, tetapi justeru yang terjadi, hampir semua kebutuhan bangsa Indonesia diimpor dari berbagai negara. Pangan sebagai komoditi utama seluruh rakyat, tidak ada kedaulatan pangan. Mayoritas keperluan pangan bagi bangsa Indonesia diimpor. Dampak negatifnya, pertama, devisa kita terkuras habis untuk impor pangan. Kedua, petani semakin miskin dan marjinal karena dalam banyak hal tidak dilindungi dari gempuran impor pangan. Ketiga, sebagaimana dikemukakan, bangsa Indonesia tidak memiliki kedaulatan pangan. Kalau ekonomi dunia memburuk dan nilai mata uang rupiah merosot seperti sekarang, maka hargaharga impor pangan akan meningkat, dan dalam sistem ekonomi liberal, barang-barang impor akan meningkat harganya dan yang terkena dampak buruknya adalah rakyat sebagai konsumen.
  • 7. Selain itu, sangat meyedihkan bangsa Indonesia yang jumlah penduduknya nomor 4 (empat) terbesar di dunia, tidak bisa memproduksi keperluannya sendiri. Sebagai contoh, semua jenis kendaraan diimpor. Ini menyedihkan dan memalukan. Akibatnya devisa yang dihasilkan dari kekayaan alam Indonesia yang sebagian besar masih dikuasai asing, kembali ke tangan asing lagi, karena pemerintah atau swasta harus membayar kepada asing dari berbagai macam barang yang diimpor atau diassembling (dirakit) di Indonesia. Ketiga, persaingan bebas (free fight competition). Masyarakat bawah yang sangat banyak jumlahnya, semakin terpuruk dan terpinggirkan karena tidak mampu bersaing dalam sistem persaingan bebas antara sesama warga negera Indonesia apalagi dalam masyarakat ASEAN yang akan diberlakukan pada 2015.
  • 8. Masyarakat bawah Indonesia, pada umumnya tidak memiliki pendidikan yang memadai dan tidak mempunyai kepakaran (keahlian) apapun, sehingga menghadapi kendala. Pertama, tidak dapat bersaing untuk mendapatkan pekerjaan disektor formal karena kurang pendidikan. Kedua, tidak bisa membuka usaha sendiri di sektor formal karena bank tidak mau memberi kredit kepada mereka sebab tidak memiliki agunan (jaminan) berupa barang tidak bergerak seperti tanah dan rumah, dan barang bergerak seperti mobil yang bisa menjadi jaminan untuk mendapatkan kredit dari bank. Ketiga, tidak memiliki memiliki kelayakan usaha, badan usaha formal berikut izin domisili, izin usaha, dan sebagainya. Satu-satunya cara untuk bertahan hidup, ialah berusaha disektor informal, bekerja sebagai pekerja serabutan yang tidak menetap dan tidak memerlukan kepakaran kerja, menjadi pegawai kecil dikantor sebagai office boy, tukang kebun, buruh kecil di pabrik, menjadi TKI (Tenaga Kerja Indonesia) di luar negeri, menganggur dan sebagainya. Pemerintah, sejauh ini tidak punya konsep untuk mengatasi masyarakat yang menjadi korban dari persaingan bebas terutama dalam bidang ekonomi dan dunia kerja.
  • 9. 2. Lapangan kerja Setiap tahun sekitar 2,5 juta orang pencari kerja baru dari berbagai latar belakang pendidikan. Mayoritas diantara mereka berpendidikan SD dan SMP. Ini tantangan paling berat dihadapi dunia kerja. Pertama, kegiatan usaha yang banyak dikembangkan baik investasi asing maupun investasi dalam negeri adalah padat modal, yang memerlukan tenaga kerja tidak terlalu besar, tetapi memiliki kepakaran kerja dalam bidang-bidang yang diperlukan. Dalam penelitian saya tentang TKI yang bekerja di luar negeri di desa Sagaranten, Kabupaten Sukabumi, tahun 2012, saya menemukan bahwa pendorong utama mereka bekerja di luar negeri. 1) Untuk merubah kehidupan ekonomi yang susah di kampung halaman mereka. 2) Tidak ada pekerjaan yang bisa mereka lakukan dikampung halaman mereka untuk mendapatkan penghasilan yang memadai. Usaha tani yang selama ini digeluti semakin sempit lahannya dan hasilnya kurang memadai.
  • 10. 3) Bekerja di luar negeri sebagai TKI tidak memerlukan pendidikan tinggi. Sementara untuk bekerja di berbagai pabrik (industri0 yang dibuka di kawasan Sukabumi dan sekitarnya, persyaratannya harus berpendidikan minimal SMA (Sekolah Menengah Atas), yang mayortas tidak bisa memenuhi persyaratan tersebut karena pada umumnya mereka hanay berpendidikan rendah. Masalah lapangan kerja sangat kompleks karena banyak yang tidak bisa bekerja di sektor formal karena tingkat pendidikan mereka rendah. Selain itu, perusahaan mengutamakan menerima pegawai, selain ber pendidikan, juga memiliki pengalaman kerja. Sementara mayoritas pelamar kerja, kurang pendidikan dan tidak memiliki pengalaman dan kepakaran kerja. Kondisi ini, akan semakin berat di masa depan karena pada tahun 2015 akan diberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN dan Masyarakat ASEAN, di mana setiap warga negara ASEAN berhak dan mendapat perlindungan hukum untuk bekerja dan membuka kegiatan usaha di negara-negara ASEAN termasuk Indonesia. Masyarakat Indonesia yang tidak disiapkan untuk bersaing, akan semakin terpuruk dan menjadi marjinal di negaranya sendiri.
  • 11. 3. Kesenjangan ekonomi Permasalahan lain yang menjadi tantangan bangsa Indonesia tahun 2013 yang sama sekali tidak mendapat pemecahan dari pemerintah ialah kesenjangan ekonomi yang meliputi, pertama, kesenjangan ekonomi antar warga negara Indonesia. Kedua, kesenjangan ekonomi antar etnis, ketiga, kesenjangan ekonomi desa dan kota. Keempat, kesenjangan ekonomi antar Jawa dan luar Jawa. Kelima, kesenjangan ekonomi antar kawasan barat dan kawasan timur. Kesenjangan ekonomi yang paling mengerikan yaitu kesenjangan ekonomi antar warga yang miskin dan kaya, serta kesenjangan ekonomi antar etnis yaitu satu etnis yang sangat menguasai ekonomi, sementara mayoritas etnis terpinggirkan dalam pembangunan ekonomi. Kesenjangan ekonomi ini, kalau dibiarkan terus dan tidak ada upaya dari pemerintah untuk mengatasinya, bisa melahirkan kecemburuan sosial dan perasaan tidak ada keadilan yang berujung pada pergolakan sosial jika ada momentum seperti tahun 1998 ketika terjadi reformasi.
  • 12. 4. Konflik politik Di era Orde Reformasi, sangat sering terjadi konflik politik, terutama dalam kaitan dengan pemilukada di berbagai daerah di seluruh Indonesia. Fenomena konflik politik banyak dipicu oleh persaingan kepentingan politik dalam rangka perebutan sumber-sumber ekonomi di daerah. Momentum pemilukada, banyak melahirkan konflik politik karena para elit politik yang bertarung untuk merebut posisi kepala daerah di berbagai kabupaten, kota dan provinsi mengerahkan para pendukungnya untuk mengalahkan lawan-lawan politiknya, sehingga mengundang bentrokan pisik antara sesama pendukung. Masing-masing tokoh yang bertarung dalam pemilukada, tidak mau kalah dan mengalah, walaupun hasil pemilukada telah diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) setempat. Mayoritas hasil pemilukada dibawah ke Mahkamah Konstitusi (MK). Untuk mempengaruhi keputusan MK, seperti terungkap dalam kasus dugaan korupsi mantan Ketua MK Akil Mochtar, ternyata tidak hanay konflik yang tercipta dalam pemilukada, tetapi juga ada yang bermain uang (menyogok) untuk memenangkan perkara di MK.
  • 13. Konflik warga Konflik antar warga, antar pelajar dan mahasiswa serta konflik antar masyarakat dan pengusaha (investor) marak terjadi di daerah dalam tahun 2013. Upaya mencari akar penyebab terjadinya berbagai konflik warga, tidak dilakukan. Kalaupun dilakukan penelitian untuk mencari dan menemukan akar masalah terjadinya konflik, yang dilakukan perguruan tinggi atau Lembaga Swadya Masyarakat (LSM), belum dijadikan rujukan untuk memecahkan masalah konflik. Akibatnya, polisi hanya memadamkan konflik, kemudian muncul kembali konflik serupa karena akar masalah terjadinya konflik tidak diselesaikan.
  • 14. Harapan 2014 Walaupun banyak masalah yang dihadapi 2014, sebagai akibat tidak diselesaikannya berbagai masalah besar dibidang sosial tahun 2013, tetapi setiap individu, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara harus tetap optimis di tahun politik 2014 ini. Pertama, bangun optimisme di tahun 2014. Sesusah apapun yang dihadapi, rakyat harus diberi optimisme dan harapan baru, bahwa Indonesia bisa bangkit dan maju kalau mempunyai pemimpin yang jujur, adil, amanah dan komunikatif dengan rakyat. Kunci perbaikan dan kemajuan Indonesia, ada pada pemimpin dan rakyat Indonesia. Pemimpin yang baik akan hadiri di Indonesia, jika rakyat sadar dan melakukan koreksi dan perubahan dalam memilih pemimpin di semua tingkatan. Begitu juga, para wakil rakyat akan muncul yang baik-baik yaitu yang cerdas, amanah, jujur, adil, sederhana dan memihak kepada rakyat, jika mayoritas rakyat indonesia sadar dan melakukan perubahan.
  • 15. Kedua, rakyat melakukan perubahan. Dalam rangka mewujudkan perubahan, maka masyarakat sipil (civil sociaty) dari seluruh lapisan masyarakat harus bergandengan tangan, bahu-membahu dan menyamakan visi dan misi untuk melakukan perubahan dan membangun Indonesia baru. Oleh karena itu, harus bersama-sama memberi penyadaran, pencerahan dan pencerdasan kepada seluruh rakyat Indionesia supaya melakukan perubahan. Pengalaman selama 2013 harus dijadikan bahan evaluasi untuk melakukan perubahan. Perubahan dan perbaikan, sebaiknya dilakukan melalui koridor demokrasi dengan memilih wakil-wakil rakyat yang dapat dipercaya untuk duduk di parlemen pada semua tingkatan. Selain itu, memilih pemimpin baru Indonesia untuk bersama-sama rakyat Indonesia membangun Indonesia Baru sesuai tujuan Indonesia merdeka yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945.
  • 16. Ketiga, beri panduan teknis apa yang mereka harus lakukan. Ini penting karena pekerjaan yang dilakukan sebelumnya, bisa saja tidak berkaitan bidang pelayanan dan belum tentu lurah dan camat hasil lelang, walaupun cerdas, memiliki berbagai kemampuan sebagai pemimpin sebuah organisasi seperti kelurahan dan kecamatan. Keempat, beri pelatihan kepemimpinan yang berisi antara lain cara-cara memimpin, menggerakkan bawahan, memotivasi bawahan, melayani masyarakat melalui bawahan yang ramah, simpatik dan santun. Kelima, rubah budaya lama yang dimulai dari perubahan cara berpikir (mindset), cara bertindak dan bekerja seperti kebiasaan menunggu perintah dari atas, menjadi pemimpin yang penuh inovasi, kreasi, gagasan dan semangat tinggi dalam bekerja. Akhirnya, saya harapkan lurah-camat hasil lelang jabatan menjadi contoh teladan kepada bawahan di kelurahan dan kecamatan serta masyarakat luas dengan penuh dedikasi,progresif, pekerja keras, melayani masyarakat secara tulus dan sepenuh hati, jujur dan tidak korupsi. Jakarta, 7 Januari 2014