Ride the Storm: Navigating Through Unstable Periods / Katerina Rudko (Belka G...
Mencermati kitab madrasah diniyah
1. Edukasi
Mencermati Kitab Madrasah Diniyah
Sebelum lahirnya UU sisdikdas No. 20 tahun 2003, Madrasah Diniyah dikenal sebagai
Madrasah (Sehingga ada kerancuan membedakan antara Madrasah Diniyah masuk siang Dan
Madrasah Ibtidaiyah masuk pagi ) yang mempunyai peran melengkapi dan menambah
Pendidikan Agama bagi anak-anak yang bersekolah di sekolah-sekolah umum pada pagi hingga
siang hari, kemudian pada sore harinya mereka mengikuti pendidikan agama di Madrasah
diniyah.
Madrasah Diniyah merupakan lembaga pendidikan yang memberikan pendidikan dan
pengajaran secara klasikal yang bertujuan untuk memberi tambahan pengetahuan agama Islam
kepada pelajar-pelajar yang merasa kurang menerima pelajaran agama Islam di sekolahannya.
Tumbuhnya Madrasah Diniyah ini di latarbelakangi oleh keresahan sebahagian orang tua
siswa, yang merasakan pendidikan agama di sekolah umum kurang memadai untuk
mengantarkan anaknya untuk dapat melaksanakan ajaran Islam sesuai dengan yang diharapkan.
Berasal dari kebutuhan masyarakat akan jenis lembaga seperti inilah Madrasah Diniyah tetap
dapat bertahan.
Saat ini Madrasah diniyah mendapat perhatian, khususnya dari pemerintah dengan
adanya dana pemerintah untuk Madin, sehingga secara bertahap gedung-gedung madin mulai
semakin cantik. Penataan administrasi semakin bisa diandalkan terutama dengan aktifnya peran
KKMD dari kabupaten sampai kecamatan.
Penyelenggaraan Madrasah Diniyah mempunyai Ciri berbeda dan Orientasi yang
beragam. Perbedaaan tersebut disebabkan oleh faktor yang mempengaruhinya, seperti latar
belakang yayasan atau pendiri (muassis) Madrasah Diniyah, Budaya Masyarakat Setempat,
Tingkat Kebutuhan Masyarakat terhadap pendidikan agama dan kondisi ekonomi masyarakat
sekitar.
Sebenarnya. Madrasah Diniyah adalah bagian dari pendidikan pesantren. Namun dalam
perkembangannya ada pendidikan madrasah diniyah di luar pesantren. Peran madrasah diniyah
dalam mendidik generasi sudah tidak diragukan lagi. Apalagi Pemerintah Propinsi Jawa Timur
semenjak beberapa tahun lalu telah menyelenggarakan program peningkatan kualitas madrasah
diniyah melalui pemberian beasiswa kepada guru-guru madrasah diniyah agar mereka memiliki
2. kualifikasi standart pendidik. Seperti banyak diketahui bahwa para ustadz atau ustadzah yang
mengajar di madrasah diniyah adalah lulusan pesantren yang sangat kaya materi ajar namun dari
sisi metodologi kependidikan mungkin masih perlu diperkaya. Makanya program peningkatan
kualitas madrasah diniyah yang utama adalah penyetaraan guru madrasah diniyah. Sehingga para
ustadz yang mengajar di madrasah diniyah mempunyai tingkat pendidikan S-1.
Namun ada yang perlu dicermati, pertama : bahwa ada sebagian kitab yang diajarkan di
madrasah diniyah adalah terjemahan tulisan pego miring dalam bahasa Indonesia. Yang dalam
menerapkan membacanya tidak bisa dipakai ala model membaca kitab pada umumnya (ala
pesantren). Andaikn di baca model ala pesantren, maka terjemahan itu harus di hapus karena
untuk menulis kembali ala pesantren.
Sebab tradisi membaca kitab ala pesantren adalah ciri khas madin, jika hal itu
ditinggalkan lambat laun akan hilang. Karena model membaca ala pesntern adalah model
membaca kitab yang lengkap dan tepat dengan memakai nahwu.
Jika untuk memasukkan bahasa Indonesia agar lebih mudah difahami oleh santri
alangkah baiknya, jika tetap mencamtumkan terjemahan miring bahasa jawa ala pesantern tetapi
di bagian bawah diberi keterangan dalam bahasa Indonesia. Sehingga cara baca kitab ala
pesantren tetap lestari dan maksud kandungan kitab bisa tersampaikan kepada santri melalui
keterangan dalam bahasa Indoenesia. Sebab tidak semua alumni madin melanjutkan ke
pesantren. Selain itu membaca kitab model pesantern sejak dini perlu diperkenalkan kepada
santri.
Kedua, perlu adanya pembinaan bagi calon guru madin terutama dalam metode baca
kitab bagi calon non alumni pesantren. Melihat kenyataan tidak semua guru madin adalah
alumni pesantern.
Tradisi mengaji kitab klasik tak lepas dari ciri khas madin dan budaya Islam nusantara.
Sehingga tercipta alumni madin yang berkualitas yang tak asing dengan tradisi baca kitab dan
ramah pada budaya lokal.
Artikel Ruang Publik Radar Bromo
Bersama ini kami kirimkan “Artikel “ untuk dimuat media yang Bapak/Ibu pimpin. Semoga artikel ini
layak untuk dipublikasikan. Atas bantuan yang Bapak/Ibu berikan, kami sampaikan terima kasih.
1. Nama Lengkap : Muhammad Anas, M.PdI.
3. 2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. Tempat dan Tanggal Lahir : Pasuruan, 09 Nopember 1977
4. Kewarganegaraan : Indonesia
5. Agama : Islam
6. Pekerjaan : Guru Madrasah Diniyah Hidayatus Shibyan Kali Kunting
Bangil - Pasuruan
7.
1. Alamat : Jl. Suro No 74 RT/RW01 Kersikan Bangil Pasuruan
2. Telpon : (0343) 7658442
3. Email : anasbgl2@gmail.com