Islam Kejawen adalah paham keagamaan perpaduan antara adat keagamaan Jawa dengan Hindu-Budha, dan pengaruh Islam. Berkembang di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta sejak Sultan Agung memadukan budaya pesisir dan pedalaman, seperti kalender dan ajaran Islam mistik. Kolaborasi ini menghasilkan kepustakaan Islam Kejawen yang memadukan tradisi Jawa dan ajaran Islam dalam bahasa Jawa.
2. Pengertian Islam Kejawen
• paham keagamaan perpaduan
antara adat keagamaan asli Jawa
(animisme-dinamisme)dengan
agama Hindu-Budha dari jaman
Majapahit dan pengaruh agama
Islam dari jaman Demak.
Islam
Kejawen/Agama
Jawi menurut
Koentjaraningrat
• khususnya JawaTengah
yang berpusat di Solo dan
Yogyakarta sebagai sentral
budaya Kraton Jawa.
Islam kejawen
merupakan varian
agama islam yang
dianut orang-orang
Jawa
3. Sejarah Perkembangan Islam
Kejawen
Agama Islam kejawen berkembang seiring
dengan kepercayaan masyarakat Jawa bahwa
agama ageming aji yaituagama yang dianut oleh
rakyat berdasarkan agama yang dianut rajanya.
Panembahan Senopati (1588-1601) sebagai raja
Mataram Islam pertama dapat dikatakan
sebagai founding father dari agama Islam
Kejawen.
Dilanjutkan putranya Sultan Agung/mas
Rangsang (1613-1645) setelah menjadi raja
bergelas “Penembahan Agung Senopati ing
Alogo Ngabdulrahman”.
4. Lanjutan Sejarah Perkembangan Islam
Kejawen
Strategi yang dilakukan Sultan Agung salah satunya
menaklukkan kesultanan pasisiran yang didukung
oleh kaum pesantren.
Memadukan dua
lingkungan budaya
pesisiran (sastra budaya
agama Islam yang
berbahasa Arab) dan
pedalalaman (sastra
budaya yang berpusat di
istana kerajaan-kerajaan
Jawa).
Memadukan kalender
saka dan Islam .
Kalender saka yang
berdasarkan peredaan
matahari diubah
menjadi kalender Jawa
berdasarkan peredaran
bulan dalam
perhitungan kalender
hijriyah Islam.
Nama-nama bulan
disesuaikan
dengan nama-
nama bulan dalam
ulan hijriyah
menjadi sura,
sapar, mulud dll.
5. Efek dari kolaborasi Dua Budaya
Pesisiran dan Pedalaman
Ajaran Islam berkembang semakin kompleks dari
aspek syariat yang semula dipandang sangat
formalis legalis kemudian berkembang pada
ajaran filsafat mistik (sufisme) yang kaya wacana.
Perkembangan selanjutnya aspek filsafat mistik
yang mendapat perhatian mendalam, disadap
dan diolah untuk mempertinggi dan
memperhalus sastra budaya Jawa
Persentuhan/sinkretisme ini pada
akhirnya menurut Simuh melahirkan
dan menyuburkan kepustakaan Islam
Kejawen .
6. Kepustakaan Islam Kejawen Menurut
Simuh
Yaitu kepustakaan Jawa yang memuat
perpaduan antara tradisi Jawa dengan unsur-
unsur ajaran agama Islam.
Kepustakaan ini mengguakan tulisan (huruf ) dan
bahasa Jawa, sedang isinya cenderung
bernuansa mistik dan sedikit yang
menggungkap ajaran-ajaran Islam, meskipun
ada sebagian yang tidak menghargai aspek
syariatnya, tetapi banyak juga dimanfaatkan
oleh orang-orang Islam Jawa sebagai sumber
ajaran hidup.
7. Istilah-stilah dalam Kepustakaan
Islam Kejawen
Wirit, serat, suluk: berisi ajaran-
ajaran tentang mistik Islam
(tasawuf)
Primbon berisi tentang
ramalan, do’a ,mantra berbagai
tradisi ritual orang Jawa dan
sebagian kecil memuat ajaran
tentang syariat Islam.