2. AKULTURASI BUDAYA ISLAM DI
NUSANTARA
Mengidentifikasi pengaruh budaya kerajaan Islam di Indonesia hingga
masa kini
Indikator Ketercapaian :
Siswa mampu menjelaskan akulturasi Islam dengan
budaya Hindu Buddha di Indonesia
4. Apa itu Akulturasi Budaya?
Akulturasi adalah bercampurnya dua atau lebih
kebudayaan yang membentuk kebudayaan baru
tetapi unsur-unsur aslinya masih tampak.
Koentjaraningrat mendefinisikan akulturasi
budaya sebagai suatu proses, yakni ketika
sekelompok orang dengan budaya tertentu
menghadapi elemen budaya asing. Elemen tersebut
akan diterima dan diproses menjadi budaya mereka
tanpa menghilangkan unsur budaya itu sendiri.
5. Tugas Kelompok
Analisis bentuk akulturasi dlm bidang politik, sosial,
ekonomi, budaya, pendidikan.
Tugas Setiap kelompok adalah menganalisis ciri-ciri
khusus yang terdapat pada hasil budaya masa Islam
dan menunjukkan unsur budaya tertentu.
6. Hasil Akulturasi Ciri-ciri atau Unsur-unsur Akulturasi / Bentuk
akulturasi
benda/karya
Masjid
Makam
Seni Ukir
Aksara dan Seni
sastra
Kalender
7. Hasil Akulturasi Ciri-ciri atau Unsur-unsur Akulturasi / Bentuk akulturasi Contoh benda/karya
Masjid
Atap tumpang
Ada ruang utama dan ruang serambi
ada maksurah terpat khusus raja dan keluarganya
Dikelilingi kolam buatan
Masjid Kerajaan
Masjid Agung Demak
……………….
Masjid Kotagede
Makam Nisan dihiasi dengan ornament dan tulisan arab
Letak makam di tempat yang tinggi (pegunungan)
Makam utama dilindungi dengan cungkup/rumah2an.
Makam raja-raja Imogiri
Nisan Makam Raja-raja
Pasai
Seni Ukir
Tidak menggambarkan mahluk hidup secara realis
Media ukir batu dan kayu
Ada pengaruh ornament local pada bangunan masjid atau kraton.
Ukiran di dinding masjid
Mantingan Jepara
Ukiran hiasan di Menara
Kudus
Aksara dan
Seni sastra
Digunakannya huruf Arab Jawi dalam penulisan kitab-kitab atau
cerita.
Beberapa karya sastra bercorak islam seperti hikayat, babad,
suluk, primbon.
Masuknya istilah arab ke dalam Bahasa local.
Kitab Babad Diponegoro
Babd Tanah Jawi
Hikayat Hang Tuah
Kalender Kalender dengan perhitungan hijriyah tapi dengan penamaan
bulan-bulan secara Jawa.
Penggunaan konsep pasaran yang sebelumnya ada pada kalender
Saka.
Penaggalan Jawa
8. Akulturasi Bidang Bangunan
Wujud akulturasi dalam seni bangunan dapat terlihat
pada bangunan:
1. Masjid
2. Makam
3. Istana
BACA LEBIH LANJUT
BACA LEBIH LANJUT
BACA LEBIH LANJUT
9. Akulturasi Bidang Bangunan - Masjid
Ciri-ciri akulturasi masjid kuno adalah seperti ini:
1. Atapnya berbentuk tumpang yaitu atap yang bersusun semakin ke atas
semakin kecil dari tingkatan paling atas berbentuk limas. Jumlah atapnya
ganjil 1, 3 atau 5. Dan biasanya ditambah dengan kemuncak untuk
memberi tekanan akan keruncingannya yang disebut dengan Mustaka.
2. Tidak dilengkapi dengan menara, seperti lazimnya bangunan masjid yang
ada di luar Indonesia atau yang ada sekarang, tetapi dilengkapi dengan
kentongan atau bedug untuk menyerukan adzan atau panggilan sholat.
Bedug dan kentongan merupakan budaya asli Indonesia.
3. Letak masjid biasanya dekat dengan istana yaitu sebelah barat alun-alun
atau bahkan didirikan di tempat-tempat keramat yaitu di atas bukit atau
dekat dengan makam.
Contoh masjid kuno adalah Masjid Demak dan Masjid Kudus.
14. Akulturasi Bidang Bangunan - Makam
Ciri-ciri akulturasi makam adalah seperti ini:
1. Makam-makam kuno dibangun di atas bukit atau tempat-tempat yang
keramat.
2. Makamnya terbuat dari bangunan batu yang disebut dengan Jirat atau Kijing,
nisannya juga terbuat dari batu.
3. Di atas jirat biasanya didirikan rumah tersendiri yang disebut dengan
cungkup atau kubba.
4. Dilengkapi dengan tembok atau gapura yang menghubungkan antara
makam dengan makam atau kelompok-kelompok makam. Bentuk gapura
tersebut ada yang berbentuk kori agung (beratap dan berpintu) dan ada yang
berbentuk candi bentar (tidak beratap dan tidak berpintu).
5. Di dekat makam biasanya dibangun masjid, yang disebut MASJID MASYAD.
Biasanya makam tersebut adalah makam para wali atau raja. Contohnya
masjid makam Sendang Duwur di Tuban.
16. Akulturasi Bidang Bangunan - Istana
Bangunan pusat kerajaan atau kesultanan, tempat raja
menetap. Pada masa Islam di Indonesia, istana berperan penting baik
sebagai pusat kekuasaan politik, juga berfungsi sebagai pusat
penyebaran Agama Islam. Istana atau keraton yang dibangun pada
masa Islam bercorak khas perpaduan unsur-unsur arsitektur tradisional,
budaya Hindu Buddha dan budaya Islam.
Atapnya tumpang dan pintu masuk keraton berbentuk gapura.
Letak keraton biasanya dihubungkan dengan kepercayaan masyarakat,
selalu menghadap ke arah utara, di sebelah barat ada masjid, dan
sebelah timur ada pasar, sebelah selatan alun-alun. Di lapangan luas
keraton terdapat pohon beringin besar.
20. Akulturasi Bidang Aksara dan Seni Sastra
Tersebarnya agama Islam ke Indonesia berpengaruh terhadap bidang
aksara atau tulisan, yaitu masyarakat mulai mengenal tulisan Arab, bahkan
berkembang tulisan Arab Melayu atau biasanya dikenal dengan istilah Arab
pegon yaitu tulisan Arab yang dipakai untuk menuliskan bahasa Melayu
tetapi tidak menggunakan tanda-tanda a, i, u seperti lazimnya tulisan Arab. Di
samping itu juga, huruf Arab berkembang menjadi seni kaligrafi yang banyak
digunakan sebagai motif hiasan ataupun ukiran.
Bentuk seni sastra yang berkembang adalah:
1. Hikayat yaitu cerita atau dongeng yang berpangkal dari peristiwa atau
tokoh sejarah. Hikayat ditulis dalam bentuk peristiwa atau tokoh sejarah.
Hikayat ditulis dalam bentuk gancaran (karangan bebas atau prosa).
Contoh hikayat yang terkenal yaitu Hikayat 1001 Malam, Hikayat Amir
Hamzah, Hikayat Pandawa Lima (Hindu), Hikayat Sri Rama (Hindu).
21. Akulturasi Bidang Aksara dan Seni Sastra
2. Babad adalah kisah rekaan pujangga keraton sering dianggap sebagai
peristiwa sejarah contohnya Babad Tanah Jawi (Jawa Kuno), Babad Cirebon.
3. Suluk adalah kitab yang membentangkan soal-soal tasawwuf contohnya
Suluk Sukarsa, Suluk Wijil, Suluk Malang Sumirang dan sebagainya.
4. Primbon adalah hasil sastra yang sangat dekat dengan Suluk karena
berbentuk kitab yang berisi ramalan-ramalan, keajaiban dan penentuan hari
baik/buruk.
5. Kaligrafi adalah suatu ilmu yang memperkenalkan bentuk-bentuk huruf tunggal,
letak-letaknya dan cara-cara penerapannya menjadi sebuah tulisan yang
tersusun.
24. Akulturasi Bidang Sistem Pemerintahan
Dalam pemerintahan, sebelum Islam masuk Indonesia, sudah
berkembang pemerintahan yang bercorak Hindu ataupun Budha, tetapi
setelah Islam masuk, maka kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Budha
mengalami keruntuhannya dan digantikan peranannya oleh kerajaan-
kerajaan yang bercorak Islam seperti Samudra Pasai, Demak, Malaka,
Mataram, dan sebagainya.
Sistem pemerintahan bercorak Islam disebut Kesultanan, rajanya
bergelar Sultan. Penasehat Kesultanan biasanya ulama atau Sunan
seperti halnya para wali. Apabila rajanya meninggal tidak lagi dicandikan
tetapi dimakamkan secara Islam, di pemakaman khusus.
25. Akulturasi Bidang Sistem Kalender
Sebelum budaya Islam masuk ke Indonesia, masyarakat
Indonesia sudah mengenal Kalender Saka (kalender Hindu) yang
dimulai tahun 78M. Dalam kalender Saka ini ditemukan nama-nama
pasaran hari seperti legi, pahing, pon, wage dan kliwon.
Pada kalender Jawa, Sultan Agung melakukan perubahan pada
nama-nama bulan seperti Muharram diganti dengan Syuro, Ramadhan
diganti dengan Pasa. Sedangkan nama-nama hari tetap menggunakan
hari-hari sesuai dengan bahasa Arab. Dan bahkan hari pasaran pada
kalender saka juga dipergunakan.
Kalender Sultan Agung tersebut dimulai tanggal 1 Syuro 1555
Jawa, atau tepatnya 1 Muharram 1053 H yang bertepatan tanggal 8
Agustus 1633 M.
26.
27. Nah ..sekarang coba kalian
pikirkan :
1) Dari pelajaran hari ini apa
yang kamu peroleh ?
2) Apa makna akulturasi
kebudayaan terhadap bangsa
Indonesia masa kini?