Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai berbagai cara memanfaatkan minyak goreng bekas (jelantah), seperti membuat bahan bakar kompor, lampu minyak, sabun cair, biodiesel, dan daur ulang minyak. Dokumen tersebut juga menjelaskan proses pembuatan dan manfaat dari memanfaatkan kembali minyak jelantah tersebut.
2. Punya minyak goreng bekas
pakai alias jelantah?
Sudah tidak terpakai?
Bingung mau di pergunakan
untuk apa?
Jangan dibuang!!!!!!!!
3. Solusi Pintar untuk si Cerdas
Membuang minyak goreng bekas (JELANTAH) itu
mungkin sangat disayangkan dan di anggap
mubazir. Selain dapat di daur ulang ternyata
dapat menghasilkan banyak keuntungan juga
!!!!!!
Wooow
4. BAHAN BAKAR KOMPOR
Sekarang ini kompor dengan bahan bakar minyak jelantah sudah
beredar walaupun pemasarannya terbatas. Daripada setiap harinya
kita harus membuang-buang minyak jelantah, yang ditengarai
sangat membahayakan lingkungan, jadi tidak ada salahnya jika kita
mencoba menggunakan minyak jelantah sebagai alternatif bahan
bakar yang ramah lingkungan untuk kompor masak. Kompor
berbahan bakar minyak jelantah memiliki keseimbangan karbon
dioksida netral sehingga aman digunakan dan tidak beresiko
meledak, meski pembakaran tidak terkendali dan terkadang api
mengecil-membesar tak beraturan.
Hanya saja, mungkin karena masih langka, harga yang ditawarkan
per unitnya sekitar Rp. 300 ribuan. Sementara tampilannya memang
terlihat cantik, dengan beragam pilihan warna. Bahkan saat saya
melihat sendiri di rumah paman warnanya orange ngejreng persis
gambar berikut ini.
5. BAHAN BAKAR LAMPU MINYAK
Cara penerapannya pun sangat mudah. Yang kita butuhkan hanyalah
korek, tutup kaleng biskuit, selembar kapas yang sudah kita
padatkan dan kita pilin kuat-kuat dan tentunya minyak jelantah.
Untuk membuatnya, pertama-tama kita tuangkan minyak jelantah
secukupnya kedalam tutup kaleng. Kemudian kapas yang sudah kita
pilin di masukkan tepat di tengah-tengah tutup kaleng. Sementara
diamkan sebentar dulu, kita tunggu kapas merembes dan menyerap
minyak (proses kapilaritas). Terakhir bakar kapas dengan korek
api, pastikan bagian atas kapas tidak ikut basah oleh minyak
jelantah sehingga mudah untuk dinyalakan. Kalau sudah menyala,
artinya kita berhasil membuat lampu darurat yang ramah
lingkungan lagi hemat.
6. MENDAUR ULANG
Minyak jelantah ternyata masih bisa di daur ulang sehingga bisa
di pakai kembali dengan aman karena diproses secara alamiah.
Caranyapun mudah, cukup dengan merendam ampas tebu dalam
minyak jelantah. Ampas tebu disinyalir mampu menyerap warna
keruh pada minyak jelantah sehingga jadi lebih bersih. Secara
ilmiah, minyak rusak (minyak jelantah) dapat diperbaiki
kualitasnya dengan pengolahan menggunakan bioabsorben. Salah
satunya dengan mengunakan biomaterial ampas tebu yang
terbukti dapat meurunkan kadar FFA (Free Fatty Acid) pada
minyak tersebut. Pada kajian penelitian mahasiswa jurusan
Kimia dari Universitas Andalas bernama Aisyah memaparkan
bahwa kandungan FFA pada minyak rusak sebelum pengolahan
sebesar 0,3555 persen dan setelah pengolahan melesat turun
menjadi 0,1221 persen. Sementara menurut SNI 01-3741-2002
keamanan minyak yang boleh dikonsumsi setidaknya memiliki
kandungan FFA maksimal 0,3 persen.
7. PEMBUATAN SABUN CAIR
Teknologi yang murah dan sederhana kepada
masyarakat tentang memanfaatkan
minyak goreng bekas menjadi bahan baku
pembuatan sabun cair dan membantu
masyarakat mengatasi kesulitan mereka
dalam pengadaan sabun cair untuk
membersihkan alat-alat rumah tangga
dengan memanfaatkan limbah minyak
goreng yang mereka hasilkan.
8. Pembuatan Biodisel
Biodiesel dari jelantah tidak mengandung
belerang (sulfur) dan benzene yang bersifat
karsinogen, serta dapat diuraikan secara
alami. Temuan ini jelas menggembirakan
mengingat bakal ada energi alternatif lain
yang bisa digunakan untuk mengurangi
ketergantungan terhadap energi fosil.
Apalagi sumber minyak jelantah cukup
besar mengingat banyak pelaku usaha Usaha
Kecil Menengah (UKM) yang biasanya
membuang sisa minyak jelantah.
Jangan anggap remeh jelantah atau minyak
goreng yang sudah digunakan. Sebab, meski
telah menjadi limbah, jelantah ternyata
bisa diolah menjadi bahan bakar alternatif.
9. Melihat banyaknya pilihan pemanfaatan
dan pemberdayaan minyak jelantah,
alangkah baiknya jika para Ibu di rumah
tidak lagi membuang minyak jelantah
sembarangan. Melainkan memanfaatkannya
semaksimal mungkin sehingga sedikit
banyak berdampak positif bagi lingkungan
dan masyarakat. Dan tentu saja di lingkup
keluarga, dimana kita bisa menghargai
“sampah” untuk di olah kembali dengan
tidak membiarkannya menjadi mubadzir di
buang dan bahkan malah mencemari
lingkungan.
Kajian teknis ekonomis
dan sosial budaya
10. Meraup laba dengan
menyulap minyak jelantah
menjadi biodiesel
Membeli minyak jelantah dari para pengepul
dengan harga Rp 4.250 per liter. Minyak
jelantah itu kemudian disaring.
Selanjutnya, kita menggunakan zat
tertentu untuk menghilangkan warna dan
bau. Setelah jernih, dilakukan proses
esterifikasi yang mengubah jelantah
menjadi biodiesel.
Untuk membuat biodiesel dari minyak
jelantah ini relatif mudah. Biaya
produksinya pun murah hanya Rp 2.000 per
liter. Alhasil, kita bisa mendulang untung
sekitar Rp 2.750 per liter.
11. Harga jual biodiesel ini sekitar Rp
8.500 per liter, lebih murah dari solar
non subsidi yang dijual Rp 10.500 per
liter.
12. Pemain usaha minyak jelantah juga
tak terlalu banyak. Alhasil,
persaingan masih belum kompetitif.
"Pasar masih cukup terbuka lebar,"
Namun, kesulitannya adalah pasokan
suplai yang cukup terbatas. Kita akan
sering menolak pesanan minyak
jelantah yang datang, bila stok
minyak jelantah di gudangnya sudah
habis.
Kendala yang
mungkin dihadapi
13. Sekarang lebih baik di
buang begitu saja atau
kita olah dan ambil
banyak
keuntungannya???