1. 1 | Panduan Membuat Bioetanol di Rumah V.1.0 http://isroi.com
MEMBUAT BIOETANOL SENDIRI DI RUMAH
Panduan praktis dan mudah membuat bioetanol untuk campuran bensin dari sisa
minuman rumah tangga.
Pendahuluan
Rasanya semua orang sudah tahu jika ketersediaan BBM (Bahan Bakar Minyak) semakin
menipis, harganya pun meningkat. Subsidi BBM yang dikeluarkan pemerintah sudah sedemikian
tinggi. Bisa dipermaklum jika pemerintah sering menaikkan harga BBM, terutama premium.
BBM juga disinyalir menjadi salah satu biang kerok penipisan lapisan ozon dan penyebab
terjadinya pemanasan global. Padahal BBM sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat.
Bayangkan jika tiba-tiba tidak ada BBM, aktivitas masyarakat bisa berhenti total.
Salah satu solusi mengatasi masalah tersebut adalah dengan menggunakan BBN (Bahan Bakar
Nabati) yang lebih ramah lingkungan. Salah satunya BIOETANOL yang bisa mensubsitusi
penggunaan premium. Salah satu keuntungan penggunaan bioetanol adalah bisa langsung
ditambahkan ke premium dan digunakan untuk mesin bensin (motor atau mobil), tanpa perlu
memodifikasi mesinnya. Campuran bioetanol:bensin yang banyak digunakan adalah 1:9 atau 2:8.
Saya pernah menggunakan 100% bietanol pada motor saya, dan motor bisa berjalan dengan
normal.
Bioetanol untuk bahan bakar memang masih jarang di pasaran. Namun, bioetanol relative mudah
dibuat oleh siapa saja dengan peralatan dan bahan baku yang mudah didapat. Bioetanol bisa
dibuat dengan menggunakan bahan-bahan sisa/limbah. Sehingga dengan memanfaatkan limbah
ini untuk pembuatan bioetanol kita membantu menyelamatkan bumi kita tercinta ini.
Bahan baku utama pembuatan bietanol adalah gula. Secara teori, semua bahan yang mengandung
gula, artinya rasanya manis bisa diolah menjadi bioetanol. Untuk membuat bioetanol sendiri di
rumah, Anda bisa menggunakan gula pasir, gula jawa, gula batu, nira kelapa, nira aren, nira tebu,
perasan buah-buahan, sisa buah, dan bahan-bahan lain yang manis.
Salah satu sisa limbah rumah tangga yang bisa dimanfaatkan untuk pembuatan bioetanol antara
lain adalah sisa air minum. Jarang sekali orang minum sampai habis-bis. Bisasanya tersisa
sedikit digelas. Sisa minuman yang sedikit ini biasanya sangat manis, karena banyak gula yang
mengendap di dasar gelas. Kalau dikumpulkan sisa minuman ini bisa dibuat bioetanol.
2. 2 | Panduan Membuat Bioetanol di Rumah V.1.0 http://isroi.com
Coba kita hitung secara gampangan saja. Misalkan setiap orang minum setiap hari 5 liter air
minum. Andaikan dia menyisakan 15%, berarti sudah ada 750ml sisa air minum. Andaikan ada 5
orang yang tinggal di rumah, bisa terkumpul 3,75 liter. Sebulan 112.5 liter. Lumayan banyak.
Andaikan kadar gula dalam sisa air minum tersebut rata-rata 18% (orang Indonesia suka yang
manis-manis). Dalam sehari bisa diperoleh (secara teoritis) 350ml bioetanol per hari atau 10.5
liter per bulan. Memang tidak cukup banyak, tapi coba bayangkan jika orang se-RT membuatnya
atau orang se-Indonesia membuatnya. Belum ditambah sisa minuman yang di rumah makan atau
di hotel-hotel. Bisa berjuta-juta liter. Berapa banyak premium yang bisa dihemat. Berapa banyak
subsidi pemerintah yang bisa digunakan untuk masalah lain.
Jika Anda suka berekperimen, membuat bioetanol bisa menjadi kegiatan mengisi waktu luang
yang menyenangkan. Silahkan mencobanya.
Alur Proses Pembuatan Bioetanol
Sebelum memulai membuat bioetanol, pertama perlu dipahami terlebih dahulu alur utama proses
pembuatan bioetanol. Alur utama pembuatan bioetanol adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Alur utama proses pembuatan bioetanol
Ada empat proses utama, yaitu: pengumpulan bahan baku, kemudian dilanjutkan dengan
fermentasi. Hasil fermentasi kemudian didistilasi untuk menghasilkan bioetanol 90-96%.
Pengumpulan
Bahan Baku
Fermentasi Distilasi
Dehidrasi
Bioetanol 99%
Kadar gula 15-18%
Etanol ±9%
Etanol ±90-96%
Pencampuran dengan Bensin
1:9 atau 2:8
3. 3 | Panduan Membuat Bioetanol di Rumah V.1.0 http://isroi.com
Bioetanol ini belum bisa digunakan sebagai bahan bakar, karena masih mengandung air yang
bisa merusak mesin. Proses salanjutnya adalah dehidrasi atau penghilangan air. Sampai tahap ini
bioetanol yang dihasilkan berkadar sekitar 99% dan bisa digunakan untuk bahan bakar.
Peralatan dan Bahan
Peralatan dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat bioetanol cukup mudah diperoleh.
Sebagian besar bisa dibuat sendiri atau bisa dibeli dan dimodifikasi dari peralatan yang ada di
pasaran. Peralatan yang mungkin harus dibeli khusus antara lain, etanol meter (alat pengukur
kadar bioetanol), dan distilator. Distilator bisa dibuat dan dirancang sendiri jika memahami
proses dan cara kerjanya. Namun, lebih amannya beli saja yang sudah jadi.
Peralatan utama yang dibutuhkan antara lain:
1. Fermentor sederhana. Fermentor sederhana bisa dibuat dari gallon bekas air mineral atau
drum plastic yang ada penutupnya.
2. Distilator skala lab untuk memurnikan bioetanol. Distilator ini lengkap dengan selang
untuk pendingin air dan assesoris lainnya. Distilator ini bisa dirancang sendiri dengan
alat-alat gelas yang bisa dibeli di toko penjual peralatan laboratorium atau memesannya
di toko-toko yang peralatan distilasi.
3. Pemanas untuk distilator. Untuk pemanas bisa menggunakan kompor listrik kecil,
kompor gas kecil, hot plate, atau pemanas lainnya yang sesuai.
4. Galon dengan penutup untuk menampung bioetanol.
5. Etanol meter untuk mengukur kadar bietanol. Etanol meter bisa dibeli di toko peralatan
laboratorium atau toko bahan kimia. Harganya cukup murah.
4. 4 | Panduan Membuat Bioetanol di Rumah V.1.0 http://isroi.com
Gambar 2. alcohol meter sederhana.
Bahan-bahan untuk pembuatan bioetanol:
1. Yeast atau ragi. Bisa menggunakan ragi roti yang banyak dijual di pasaran.
2. Pupuk Urea dan NPK. Bisa dibeli di toko-toko pertanian.
3. Asam sitrat dan soda api untuk membuat buffer pH. Asam sitrat bisa dibeli di toko
penjual bahan-bahan kue dan roti. Soda api bisa dibeli di toko bahan bangunan, toko
kimia, atau penjual bahan kimia dan laboratorium.
4. Kapur tohor untuk pemurnian bioetanol. Kapur tohor bisa dibeli di toko bahan bangunan.
Prosedur Pembuatan Bioetanol
A. Pembuatan starter awal
Karena bioetanol ini dibuat secara bertahap dan tidak sekaligus, maka diperlukan pembuatan
starter awal. Starter awal ini berfungsi untuk menumbuhkan yeas/khamir di dalam fermentor.
Pertama larutkan gula sebanyak 300 gr dengan 1700ml air matang. Aduk hingga tercampur
merata. Tambahkan kira-kira satu ujung sendok teh urea dan NPK. Aduk hingga tercampur
merata. Tambahkan satu sendok teh ragi roti. Aduk secara merata dan masukkan ke dalam
5. 5 | Panduan Membuat Bioetanol di Rumah V.1.0 http://isroi.com
fermentor. Tutup fermentor dan beri selang plastic utuk aerasi. Dengan kondisi ini seharusnya
yeast sudah mulai tumbuh dalam beberapa hari.
B. Penampugan/pengumpulan bahan
Hampir sisa minuman bisa digunakan untuk pembuatan bioetanol, misalnya: teh, kopi, soft drink,
soda, jus buah, es krim, sari buah, coca-cola, sprite, fanta, oke jelly drink, atau minuman dalam
kemasan lainnya. Setiap ada sisa minuman langsung ditambahkan ke dalam fermentor. Setiap
beberapa hari sekali (tiga atau empat hari), tambahkan sedikit urea, NPK, dan yeast ke dalam
fermentor. Penambahan sisa minuman dihentikan jika volume cairannya sudah 2/3 dari volume
total fermentor. Gunakan fermentor lain, jika satu fermentor sudah terisi 2/3 bagian.
C. Fermentasi
Gambar 3. fermentasi dengan menggunakan drum bekas volume 200L.
Karena di dalam fermentor sudah berisi yeast dan nutrisinya, proses fermentasi langsung berjalan
ketika sisa minuman ditambahkan. Sesekali perlu dilakukan pengadukan sedikit agar cairan
tercampur. Misalkan dengan cara digoyang. Dalam proses yang normal fermentasi sudah selesai
dalam waktu kurang lebih 72 jam (sekitar 3 hari). Karena proses yang dilakukan adalah semi
continue (penambahan bahan dilakukan setiap hari), proses fermentasi juga berjalan terus.
Proses fermentasi ditandai dengan munculnya gelembung-gelembung di dalam cairan fermentasi.
Kadang-kadang muncul juga busa. Fermentasi yang sudah selesai ditandai dengan tidak
munculnya lagi gelembung-gelembung tersebut. Selain itu, cairan yang telah terfermentasi juga
berbau khas bioetanol.
6. 6 | Panduan Membuat Bioetanol di Rumah V.1.0 http://isroi.com
Setelah proses fermentasi selesai, cairan fermentasi bisa langsung didistilasi. Jika tidak
memungkinkan, gallon dapat disimpan untuk beberap lama sampai siap didistilasi.
Kandungan etanol di dalam cairan fermentasi kurang lebih 9%.
D. Distilasi
Gambar 4. distilator kecil vol. 2000-3000ml.
Distilasi adalah proses pemisahan etanol dengan air. Proses pemisahan ini didasarkan pada
perbedaan titik didih etanol dan air. Etanol mendidih dan menguap pada suhu 79oC, sedangkan
air mendidih pada suhu 100oC. Alat yang digunakan untuk proses distilasi disebut distilator.
Pada saat cairan fermentasi dipanaskan, etanol dan airnya menguap. Ketika melewati kolom
kondensor pertama, suhu dipertahankan pada suhu 80oC. Caranya dengan mengatur pemanas
dan mengatur debit air pendinginnya. Pada kondisi ini uap air akan mengembun dan uap etanol
akan tetap menguap. Kolom kondensor didesain sedemikian rupa sehingga uap air yang lebih
berat dari uap etanol akan tertahan dan mengembun. Tetesan air akan kembali ke dalam labu
evaporator.
Uap etanol akan menuju ke kondensor yang kedua. Di dalam kolom pendingin ini suhu
diturunkan sedingin-dinginnya, sehingga uap etanol akan mengembun. Tetesan etanol yang
mencair ditampung di dalam labu penampung.
Kadar bioetanol di dalam cairan hasil distilasi kurang lebih 90-96%. Masih ada sedikit air yang
terikut setelah proses distilasi. Bioetanol dengan kadar ini bisa digunakan sebagai bahan bakar
7. 7 | Panduan Membuat Bioetanol di Rumah V.1.0 http://isroi.com
kompor bioetanol. Kadar bioetanolnya bisa diturunkan hingga kadar sekitar 70% dengan
menambahkan air.
E. Dehidrasi
Bioetanol dengan kadar 96% belum bisa digunakan sebagai bahan bakar motor atau mobil
bensin. Kadar etanol ini harus ditingkankan hingga mendekati absolute 99%. Dengan proses
ditilasi biasa akan tetap selalu ada air yang terikut. Air bisa dihilangkan dengan cara direaksikan
dengan kapur tohor. Sisa air akan bereaksi dengan kapur tohor, sedangkan etanol tidak bereaksi
dengan kapur. Caranya adalah dengan menambahkan kapur tohor ke dalam bioetanol 96% dan
diaduk hingga tercampur merata. Kemudian campuran ini didiamkan sampai tidak muncul
gelembung gas dan semua kapur mengendap.
Bietanol kemudian didistilasi lagi seperti pada tahapan sebelumnya. Kadar bioetanol setelah
proses ini seharusnya sudah mendekati 100%.
F. Pencampuran dengan Bensin
Bioetanol 99% sudah siap digunakan sebagai bahan bakar nabati (biofuel). Caranya mudah saja,
tinggal masukkan ke dalam tangki bensin sesuai perbandingannya. Saya biasanya menambahkan
3 liter bensin dengan 1 liter bioetanol. Motor atau mobil bisa dijalankan seperti biasa. Bahkan
asapnya berbau lebih segar.
Informasi lebih lengkap tentang pembuatan bioetanol dan peralatan yang dibutuhkan, silahkan
kunjungi blog saya http://isroi.com/.
Dokumen ini akan terus diperbaiki dan disempurnakan. Silahkan kirimkan kritik, komentar,
saran, pertanyaan, dan complain anda melalui blog saya di http://isroi.com/
Disclaimer:
Perhatian, dokumen ini hanyalah petunjuk praktis berdasarkan pengalaman penulis. Kegagalan
atau penyalahgunaan penggunaan dokumen ini bukan tanggung jawab penulis.