SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
Skripsi / Kti Keperawatan dan Kebidanan
Sabtu, 01 Maret 2014
Hubungan Pola Makan dengan Penyakit Gastritis Akut pada siswa di SLTP
Negeri 1 Curup.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 masyarakat Indonesia
dimasa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat,bangsa
dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat,
serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan bermutu secara adil dan
merata,serta memiliki derajat kesehatan yang opotimal. ( Profil Kesehatan Rejang Lebong,
2002 ).
Di dunia berdasarkan data WHO dinyatakan bahwa di Amerika yang menderita gastritis
berjumlah 313.000 orang dan mengakibatkan kematian 703 orang penderita. ( Statistic abouth
Gastritis. Wrong Diagnosis. Com 2005 ).
Berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga ( SKRT ) 1995 dilaporkan bahwa insiden
gastritis yang termasuk dalam penyakit gangguan pencernaan 98/1000 orang penderita.
Gastritis banyak ditemukan terjadi pada perempuan, insiden pada laki-laki 81 orang dan pada
perempuan 137 orang.
Menurut laporan tahunan data kesakitan LB1-SP2 TP Tahun 2003 jummlah penderita
gastritis di Provinsi Bengkulu 45.896 orang,sedangkan buila dilihat angka kejadian di Rejang
Lebong pada tahun 2002 berjumlah 15.134 orang, pada tahun 2003 berjumlah 17.850 orang,
tahun 2004 berjumlah 19..592 dan tahun 2005 berjumlah 20.751 orang.
Makan pagi atau sarapan sangat bermanfaat bagi setiap orang. Bagi orang dewasa
sarapan dapat memelihara ketahanan fisik, mempertahankan daya tahan saat bekerja dan
meningkatkan produktivitas kerja. Bagi anak sekolah makan pagi dapat meningkatkan
konsentrasi belajar dan memudahkan menyerap pelajaran sehingga prestasi belajar menjadi
lebih baik. ( DepKes RI.2002 )
Penyakit Maag dalam istilah medis dikenal sebagai Gastritis sudah sangat popular dalam
kehidupan sehari-hari. Penyakit ini bisa dideteksi kalau terjadi keluhan rasa mual,nyeri ulu
hati,nyeri sesudah makan, kembung dan perut terasa sangat penuh. Selain kebiasaan makan
yang tidak teratur atau sering terlambat makan, stress atau banyak pikiran juga merupakan
factor pencetus penyakit Maag. Selaian itu makan makanan yang pedas, minum kopi atau
mengkonsumsi banyak minuman beralkohol juga merupakan factor pencetus penyakit
Maag. ( Wanita Indonesia. 13 – 19 Februari 2006 )
Sering menahan lapar dan haus terkadang mempengaruhi system kerja lambung, terlebih
jika disertai dengan pola makan dan menu mkan yang salah. Focus utamanya adalah yang
teratur waktu makannya, berdasarkan jenis kelamin wanita lebih sering terkena sakit Maag.
Hal ini disebabkan mungkin diet yang terlalu ketat karena gemuk, maka tidak teratur.
Bila berdasarkan jenis pekerjaan, pekerjaan tertentu tidak secara langsung berpengaruh
terhadap timbulnya penyakit Maag. Yang menjadi masalah adalah kesibukan kerja atau lupa
makan dan strukur emosi yang labil. ( Sitorus H. Roland, 1996 )
Menurut profil kesehatan Rejang Lebong, di Puskesmas Prumnas masih terdapat
banyaknya pelajar SLTP yang menderita penyakit gastritis. Dan salah satu sekolah yang
paling banyak menderita gastritis yaitu di SLTP Negeri 1 dengan jumlah murid 860 orang ,
ini merupakan jumlah murid terbanyak yang ada di SLTP se-Rejang Lebong dan 20 %
diantaranya menderita gastritis. Di SLTP Negeri 1 Curup memiliki bermaxcam-macam
ekstrakurikuler diantaranya Pramuka, Drum Band, PMR, Mading, Bola Volly, Bola Basket,
OSIS,Tari. Untuk kegiatan Drum Band sebanyak 30 orang, OSIS 30 orang , kegiatan
kesenian (baik tari dan paduan suara ) sebanyak 50 orang, PMR 50 orang, Mading 20 orang,
Bola Volly 20 orang, Bola Basket 35 orang, Pramuka 30 orang.
Berdasarkan survey awal sementara yang dilakukan peneliti di 3 Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama di Kabupaten Rejang Lebong yaitu SLTPN 1 Curup, SLTPN 2 Curup dan
SLTPN 5 Curup didapatkan data penderita gastritis di SLTPN 1 Curup per minggunya 5 – 8
orang, di SLTPN 5 Curup 4 – 6 orang dan di SLTPN 2 Curup perminggunya ada 3 -5 orang.
Biasanya anak-anak yang
menderita gastritis itu rata-rata mempunyai jadwal kegiatan ekstrakurikuler yang padat.
Memperhatikan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti Hubungan Pola Makan
Dengan Penyakit Gastritis Akut pada Siswa di SLTP Negeri 1 Curup Tahun 2006.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada
hubungan pola makan dengan penyakit gastritis akut ?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pola
makan dengan penyakit gastritis akut.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat memberikan sumbangan pustaka bagi institusi pendidikan yang dapat
digunakan oleh mahasiswa Politehknik Kesehatan Bengkulu Jurusan Keperawatan Curup.
2. Bagi Peneliti.
Dapat memperoleh wawasan dan pengetahuan tentang penyakit Gastritis Akut.
3. Bagi Institusi Pendidikan tempat penelitian
Dapat memperoleh informasi baru tentang penyakit gastritis dan menjadi motivasi
para pelajar untuk menambah pengetahuan tentang penyakit gastritis.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Pada penelitian ini peneliti hanya membahasa tentang Apakah ada Hubungan Pola Makan
dengan Penyakit Gastritis Akut pada siswa di SLTP Negeri 1 Curup.
1.6. Keaslian Penelitian
Masalah penelitian tentang penyakit Gastritis sudah ada yaitu :
Asuhan Keperawatan pada Tn. S dengan Gastritis Kronik di Rumah Sakit Umum daerah
Curup Tahun 2003 oleh Misnawati dengan NIM : 99062.
Pada penelitian kali ini Hubungan Pola Makan dengan Penyakit Gastritis Akut
pada siswa di SLTP Negeri 1 Curup Tahun 2006.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pola Makan
Pola Makan adalah cara mengkonsumsi bahan makanan selain obat yang mengandung
zat gizi dan berguna bila dimasukkan kedalam tubuh, berguna untuk mempertahankan
kehidupan serta mengamati jaringan tubuh yang rusak. ( Soedarmo P, 1987 ).
Makanan yang dianjurkan untuk penderita penyakit gastritis akut :
1. Nasi atau penukar
Nasi lunak, kentang rebus, roti biskuit dan tepung-tepungan dibuat bubur
2. Daging atau penukar
Daging, hati, ikan, ayam di tim, telur direbus.
3. Susu atau penukar
Susu kaleng, susu yoghurt, keju
4. Kacang – kacangan
Kacang hijau direbus, tahu dan tempe direbus
5. Lemak
Santan encer, margarine dan mentega
6. Sayuran
Sayuran yang tidak banyak mengandung serat dan menimbulkan gas seperti : bayam, buncis,
kacang panjang, kacang polong, labu kuning, tomat, wortel.
7. Buah-buahan
Sari buah, papaya, pisang, apel, jambu.
8. Minuman
Teh encer, susu dan sari buah.
9. Bumbu
Garam, kecap, cengkeh, bawang merah, kunyit, laos, seledri.
Makanan yang menyebabkan penyakit gastritis :
1. Nasi atau penukar
Ketan, jagung, singkong.
2. Daging atau penukar
Daging berlemak, daging kambing, daging atau ikan yang diawetkan seperti daging dan ikan
dalam kaleng, dendeng daging sapi, ikan asin dan ikan pindang.
3. Kacang-kacangan
Kacang tanah, kacang polo, kacang merah, kacang kedelai.
4. Lemak
Santan kental, makanan yang banyak lemak, goreng-gorengan.
5. Sayuran
Sayuran mentah, kembang kol, sawi, nangka, kangkung, daun singkong, daun kacang dan
sayuran lain yang menimbulkan gas dan serat yang banyak.
6. Buah-buahan
Buah-buahan yang segar / mentah kecuali papaya dan pisang masak, buah yang dikeringkan
seperti kurma, kismis, dan manisan serta asinan buah kedondong, mangga.
7. Minuman
Minuman yang mengandung soda seperti coca cola, orange, sprite, crush, green spot dan
minuman yang mengandung alkohol seperti bir, anggur, wisky.
8. Bumbu dan lain-lain
Cuka, merica, cabe, acar.
Skema Pola Makan yang dapat menyebabkan gastritis akut :
Pola makan tidak teratur
 Makan kurang dari 3x sehari ( pagi, siang, malam)
 Tidak melakukan sarapan pagi
 Tidak waktu jam makan
Perilaku tidak sehat
 Mengkonsumsi makanan berbunbu seperti : mie, sambal, lada dan cuka.
 Minum alkohol
 Merokok
Merangsang mukosa lambung
Kerja saraf simpatis lebih cepat dari biasanya
Produksi HCL Lambung meningkat
Lambung mengalami iritasi
 Rasa pedih di ulu hati
 Nyeri di ulu hati
 Rasa kembung
 Rasa sesak sewaktu makan
 Mual, muntah
Penyakit Gastritis atau maag
Biasakan makan pagi
Makan pagi atau sarapan sangat bermanfaat bagi setiap orang. Bagi orang dewasa, makan
pagi dapat memelihara ketahanan fisik, mempertahankan daya tahan saat bekerja dan
meningkatkan produktivitas kerja. Bagi anak sekolah, makan pagi dapat meningkatkan
konsentrasi belajar dan memudahkan menyerappelajaran, sehingga prestasi belajar menjadi
lebih baik.
Seseorang yangtidak makan pmemiliki resiko menderita gangguan kesehatan, berupa
menurunnya kadar gula darah dengan tanda-tanda antara lain : lemah, keluar keringat dingin,
kesadaran menurun atau bahkan pingsan.
Bagi anak sekolah kondisi ini menyebabkan merosotnya konsentrasi belajar yang
mengakibatkan menurunnya prestasi belajar. Bagi pekerja akan mengurangi atau menurunkan
produktivitas kerja.
Sering menahan lapar dan haus terkadang mempengaruhi kerja sistem kerja lambung,
apalagi jika disertai dengan pola makan yang salah.
2.2.Gastritis Akut
2.2.1. Defenisi
Gastritis adalah suatu kelompok penyakit yang mempunyai perubahan peradangan pada
mukosa lambung yang sama tetapi cirri-ciri klinis, karakteristik histologik dan patogenesis
berlainan. ( Horrison.2000 )
Gastritis akut adalah suatu peradangan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan –
kerusakan. ( Hirlan, Theo Soeharjono)
2.2.2. Etiologi
a. Obat-obatan
Obat analgetik – anti inflamasi, terutama yang mengandung Aspirin. Obat rematik dan
glongan kortikosteroid dapat mencetuskan penyakit Maag, bila lambung penderita terlalu
peka terhadap bahan-bahan itu.
Contoh:
1. Obat yang mengandung aspirin
Obat yang digunakan sebagai pereda nyeri
a. Asam Mefenamat
b. Asam Asetil Asilat
2. Obat untuk rematik
a. Ibu Profen
b. Benoxicam
3. Obat golongan kortikosteroid
a. Dexametason
b. Metil Prednison
c. Prednison
b. Merokok
Didalam rokok terkandung nikotin sehingga mengemulsi asam lemak da akan terjadi
pengiritasian lambung. Nikotin akan mengurangi sekresi bikarbonat pancreas dan karenanya
menghambat netralisasi asam lambung dalam duodenum. Nikotn juga meningkatkan aktivitas
otot dalam usus dan dapat menimbulkan mual dan muntah.
c. Alkohol
Jika alkohol diminum bersama aspirin, maka akan mempunyai efek lebih merusak
dibandingkan dengan efek yang ditimbulkan oleh masing-masing agen yang dipisahkan.
d. Stres
Orang yang stress sering melarikan diri dari masalah – masalah yang menghimpitnya.
Akibatnya kerja saraf simpatis lebih cepat dari biasanya, sehingga produksi asam lambung
pun meningkat. Ini sebabnya mengapa penderita sering mengeluh kembung perut, rasa cepat
kenyang atau rasa penuh /sesak sewaktu makan dan muntah-muntah, kadand-kadang ada
keluhan rasa seperti bertahan dibelakang ulu hati. Penderita bisa juga mengeluarkan dahak
atau cairan asam di mulut.
e. Makanan berbumbu
Makanan yang mengandung lada dan cuka berlebihan dapat merangsang mukosa lambung
secara teru-menerus, akibatnya kerja saraf simpatis lebih cepat dari biasa, sehingga produksi
asam lambung meningkat. Itulah sebabnya penderita sering mengeluh perut kembung, rasa
cepat kenyang, mual muntah dan rasa nyeri di ulu hati.
f. Minuman yang mengandung kafein
Kafein dapat menstimulan system saraf pusat yang meningkatkan aktivitas lambung dan
sekresi pepsin.
2.2.3. Manifestasi Klinis
a. Rasa nyeri di ulu hati ( Epigastrik ), rasa pedih di ulu hati, kembung, rasa sesak
sewaktu makan dan keluarnya cairan asam dari mulut.
b. Ketidaknyamanan abdomen dengan sakit kepala, kelesuan , mual dan anoreksia
mungkin terjadi muntah atau cekukan.
c. Pasien biasanya pulih kembali sekitar sehari meskipun nafsu makan mungkin akan
hilang selama 2 -3 hari.
d. Dapat terjadi superficial dan mengarah pada hemorogi.
e. Dapat terjadi kolik dan diare jika makanan yang mengiritasi tidak dimuntahkan tetapi
malah mencapai usus.
2.2.4. Patogenesis
Ada beberapa factor yang menyebabkan kerusakan mukosa lambung, adalah :
1. Kerusakan mukosa barrier sehingga difusi balik ion H meninggi.
2. Perfusi mukosa lambung yang terganggu.
3. Jumlah asam lambung yang merupakan factor yang sangat penting.
Faktor-faktor tersebut biasanya tidak berdiri sendiri, misalnya stress fisis akan
menyebabkan perfusi mukosa lambung terganggu sehingga timbul daerah-daerah infark
kecil. Disamping itu, sekresi asam lambung juga terpacu. Hal itu membedakannya dengan
gastritis erosif karena bahan kimia atau obat.
Beberapa obat dikenal menciderai mukosa lambung, obat ini mencakuip aspirin dan
obat-obat NSAID lain asam empedu, enzim pankretik dan etanol, obat ini mencakup
rintangan mukosa.
Suatu tambahan mekanisme yang dikhawatirkan untuk cidera mucosal saluran
makanan yang ditimbulkan oleh aspirin ialah efek sodium salisilat yang toksik terhadap
respirasi mitkondria dan fosforilasi oksidatif dari sel. Hal ini dapat mengakibatkan cidera sel
endothelial dan ephitelial dengan perdarahan kedalam jaringan atau trombosis vaskuler
mellalui kekacauan sel endothelial. Asam dalam lumen lambung tampaknya penting untuk
produksi cidera yang berhubungan dengan salisilat pada mukosa lambung.
Etanol yang merusak mukosa lambung terutama berhubungan dengan pendarahan
sub epithelial dengan edema yang mengelilinginya dan peningkatan sel-sel peradangan
hanya ringan sampai sedang. Mekanisme dengan alcohol yang menciderai mukosa ialah
lambung tidak pasti. Usulan termasuk cidera sel akibat sifat lipolitik dan lipofilik yang ada
padanya dan atau gangguan sawar mukosa lambung atau kerusakan langsung pembuluh darah
mukosa yang kecil.
2.2.5. Komplikasi
Komplikasi yang penting ialah :
1. Perdarahan sluran cerna bagian atas yang merupakan kedaruratan medis. Kadang-kadang
perdarahannya cukup banyak sehingga dapat menyebabakan kematian.
2. Terjadinya ulkus kalau prosesnya hebat
3. Jarang terjadi perforasi.
4. Atrofi lambung dapat menyebabkan gangguan penyerapan terutanma terhadap vitamin B12,
gangguan penyerapan terhadap vitamin B12 selanjutnya dapat menyebabkan anemia secara
klinik hamper sama dengan anemia pernisiosa. Keduanya dapat dipisahkan dengan
memeriksa antibodi terhadap faktor intrinsic dalam serum atau cairan gesternya. Selain
vitamin B12 , penyerapan besi juga dapat terganggu. Gastritis kronik atrium-plorus dapat
menyebabkan penyempitan daerah-daerah atrium –pilorus. Gastritis kronik sering
dihubungkan dengan keganasan lambung, terutama gastritis kronik atrium-pilorus.
2.2.6. Penatalaksanaan
1. Hindari minum alcohol dan makan sampai gejal-gejala menghilang dilanjutkan dengan diet
yang tidak mengiritasi.
2. jika gejala- gejala menetap mungkin diperlukan cairan iv
3. Jika gastritis terjadi akibat menelan asam kuat atau alkali, encerkan dan netralkan asam
dengan antasida.
4. Jika gastritis terjadi akibat menelan basa kuat, gunakan sari buah jeruk yang encer.
5. Memodifikasi diet, istirahat, reduksi stress dan farmakoterafi.
Pengobatan
Pada gastritis akut, pengobatan meliputi :
1. Mengatasi kedaruratan medis yang terjadi.
2. Mengatasi atau menghindari penyebab apabila dapat dijumpai.
3. Pemberian obat-obatan seperti antasida atau obat-obat ulkus lambung yang
lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit gastritis :
a. Kebiasaan makan / jam makan yang tidak teratur
Sakit gastritis atau maag ini dapat menyerang dari segala umur yang berfokus mereka
yang tidak teratur waktu dan makannya. Wanita yang sering terkena penyakit maag
disebabkan karena diet yang terlalu ketat takut gemuk, makan tidak teratur. Bagi orang
bekerja sering terjadi kesibukan-kesibukan akibat kerja sehingga terlambat makan atau lupa
makan.
b. Makanan yang merangsang produksi asam lambung.
Selain kebiasaan atau jam makan yang tidak teratur, mengkonsumsi makanan yang
merangsang produksi asam lambung seperti makanan yang terlalu pedas termasuk yang
mengandung lada dan cuka yang berlebihan. Makanan yangterinfeksi atau mengandung
mikroorganisme penyebab penyakit dan sering mengkonsumsi alcohol dan merokok secara
berlebihan dapat mencetuskan penyakit maag. Bila lambung penderita terlalu peka terhadap
hal-hal tersebut sehingga menyebabkan rangsangan atau iritasi mukosa lambung secara terus-
menerua yang akhirnya asam lambung semakin meningkat pengeluarannya. Akibat saraf
simpatis lebih cepat dari biasanya, sehingga produksi asam lambung akan meningkat. Inilah
sebabnya penderita sering mengeluh perut kembung, rasa cepat kenyang, rasa penuh atau
sesak sewaktu makan dan muntah-muntah, kadang ada rasa keluhan seperti tertahan
dibelakang ulu hati dan penderita bisa mengeluarkan dahak dan cairan asam dimulut. Contoh
makanan berbumbu seperti : mie, cuka , dll.
c. Obat-obatan
Obat-obatan dapat merangsang asam lambung menghambat efektifas siklus
oksigenase mukosa lambung dengan demikian mengurangi sintesis dan kadar jaringan
prostaglandin mucosal lambung. Pengurangan prostaglandin jaringan dianggap sebagai suatu
mekanisme yang terpenting, tetapi mungkin bukan yang ekslusif dengan obat-obatan yang
dapat merusak lambung. Obat-obatan yang mengandung aspirin, obat rematik dan golongan
kortikosteroid dapaat mencetuskan penyakit maag bila lambung penderitanya sensitif
terhadap bahan-bahan itu.
d. Stres
Orang yang stress sering melarikan diri dari masalah yang menghimpitnya dengan
meroko tak hentinya, minuman keras, atau mengkonsumsi makanan yang merangsang.
Akibatnya kerja saraf simpatis lebih cepat dari biasanya, sehingga produksi asam lambung
pun meningkat. Ini disebabkan mengapa penderita sering mengeluh kembung perut, rasa
cepat kenyang, atau rasa penuh /sesak sewaktu makan dan muntah-muntah, kadang-kadang
ada keluhan rasa seperti tertahan dibelakang ulu hati. Penderita bisa juga sering
mengeluarkan dahak dan cairan asam dimulut.
Diit Pada Penyakit Lambung.
Tujuan :
Memberikan makanan yang adekuat tidak merangsang, dapat mengurangi cairan lambung
dan dapat menetralkan kelebihan asam lambung.
Syarat-syarat :
1. Mudah dicerna, porsi makan kecil dan diberikan sering.
2. Protein cukup untuk mengganti jaringan yang rusak
3. Tidak merangsang secara mekanis.
4. Makanan secara berangsur harus memnuhi kebutuhan gizi normal.
Macam-macam diit :
1. Diit Lambung I
Makanan diberikan berupa susu dan bubur susu dan hanya diberikan 2 hari karena
membosankan dan sangat kurang kalori, besi, tiamin dan vitamin C. makanan ini diberikan
dalam porsi kecil tapi sering.
2. Dit Lambung II
Diberikan sebagai perpindahan diit lambung I setelah fase akut dapat diatasi, makanan
diberikan berbentuk saring atau cincang tiap tiga jam. Sebaiknya hanya diberikan selama
beberapa hari saja karena membosankan.
3. Diit Lambung III
Makanan diberikan dalam bentuk lunak dan biasa, tergantung toleransi penderita.
Makanan ini cukup kalori dan semua zat gizi.
BAB III
METODE PENELITIAN
1.1. Desain Penelitian
Pada penelitian ini desain penelitian yang digunakan adalah desain korelasi studi korelasi
retrosfektif yaitu penelitian yang melihat hubungan antara dua variable. Dalam hal ini untuk
mengetahui apakah ada hubungan antara pola makan dengan penyakit gastritis akut pada
siswa di SLTP Negeri 1 Curup.
1.2. Kerangka Kerja Penelitian
Kerangka kerja penelitian pada penelitian ini terlihat pada bagan dibawah ini :
(Dikutip dari Notoatmojo , 2002)
Ket :
Pola Makan Gastritis
Tidak teliti
Diteliti
1.3. Hipotesis Penelitian
Ada hubungan antara pola makan dengan penyakit gastritis akut pada siswa di SLTP
Negeri 1 Curup.
1.4. Variabel Penelitian
Variable penelitian adalah gejala yang bervariasi yang menjadi objek penelitian ( Ari
Kunto, 1991). Variable yang digunakan pada penelitian ini adalah variabel bebas
(Independen) yaitu pola makan, dan variabel terikat (dependen) yaitu penyakit gastritis, serta
variable perancu yaitu stress, obat-obatan, alkohol.
1.5.Defenisi Operasional
Defenisi operasionaladalah batasan yang harus dibuat oleh peneliti dalam istilah
operasional sehingga memberikan gambaran arah untuk melaksanakan penelitian.
Defenisi operasional pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
No Variabel Defenisi operasional Cara ukur Skala
1. Pola Makan Didefenisikan sebagai
cara makan seseorang
dalam mengkonsumsi
makanan. Meliputi :
- 3 x sehari (pagi,
siang,malam)
- waktu sarapan pagi,
makan siang dan makan
malam.
Kuisioner Nominal
Jenis makanan,
misalnya:
Makanan pedas ,
makanan berbumbu
goreng-gorengan, mie,
dll.
2. Gastritis Didefenisikan sebagai
penyakit dengan keluhan
nyeri di ulu hati, pedih di
ulu hati,rasa sesak seaktu
makan, keluarnya cairan
dahak atau cairan asqam
di mulut, kembung,sakit
perut,mual,muntah.
Kuisioner Nomial
1.6. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yangdiceritakan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulan (Sugiyono, 2002).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa dan siswi di SLTP Negeri 1 Curup yang
berjumlah 860 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian / wakil populasi yang akan diteliti dan di anggap mewakili dari
seluruh populasi ( Notoadmojo, 2002 ).
Cara pengambilan sampel :
Pada penelitian ini tehknik yang digunakan untuk mengambil sampel dengan cara Klaster,
penelitian yang mengambil sebuah sampel yang terdiri atas beberapa kelas dan diambil 1
kelas dari setiap tingkatan kelas.
Kelas I : Populasi 8 kelas, sampel diambil 1 kelas
Kelas II : Populasi 7 kelas, sampel diambil 1 kelas
Kelas III : Populasi 7 kelas, sampel diambil 1 kelas.
Jumlah populasi : 22 kelas ( 860 orang ) dan sampel : 3 kelas (120 orang ).
Dengan kriteria sampel adalah :
1.5.1. Bersedia menjadi responden
1.5.2. Hadir saat dilakukan penelitian
1.5.3. Tidak sedang mengikuti ujian.
1.7. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan mulai Mei – Juli 2006 di SLTP Negeri 1 Curup, dengan alas
an :
1. Jumlah siswa paling banyak diantara SLTP yang ada di Rejang Lebong.
2. Merupakan sekolah favorit di Rejang Lebong.
3. Pelajar bersal dari berbagai daerah.
4. Jarak penelitian mudah dijangkau dan biaya yang dikeluarkan tidak terlalu besar.
1.8. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan ijin kepada Kepala
Sekolah SLTP Negeri 1 Curup untuk mendapatkan persetujuan. Kemudian kuisioner dikirim
ke subjek yang diteliti dengan menekankan pada masalah etika yang meliputi:
1. lembar persetujuan penelitian diberikan kepada responden, tujuannya adalah subjek
mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang diteliti selama pengumpulan
data. Jika subjek bersedia diteliti maka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika subjek
menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya.
2. Anonimity (tanpa nama), untuk menjaga kerahasiaan identitas subjek, peneliti tidak akan
mencantumkan nama subjek pada lembar pengumpulan data (kuisioner) yang diisi oleh
subjek. Lembar tersebut hanya diberi nomor kode tertentu.
3. Confidentiality, kerahasiaan informasi yang diberikan oleh subjek dijamin oleh peneliti.
1.9. Pengumpulan, Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengumpulan data
Dalam penelitian ini,pengumpulan data yang dikumpulan oleh peneliti berupa data :
a. Data Primer
Data yang langsung didapat dari responden yang berisikan data tentang pola makan dengan
gastritis pada siswa di SLTP Negeri 1 Curup.
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan Tim UKS , yang mengatakan bahwa setiap
minggunya yang sering berobat dengan penyakit gastritis sebanyak 5 – 8 orang.
2. Pengolahan Data
Data dikelompokkan sesuai dengan semua data yang direncanakan sesuai variable dalam
defenisi operasional melalui beberapa tahap yaitu :
a. Pemeriksaan (Editing )
Dalam persiapan ini peneliti memeriksa kembali kelengkapan data yang diperoleh, kemudian
untuk memudahkan pengecekan kelengkapan data yang diperlukan untuk mencapai tujuan
penelitian dilakukan pengelompokan dan penyusunan data. Data dielompokkanberdasarkan
pertimbangan peneliti sendiri dengan maksud memudahkan pengolahan data.
b. Pengkodean ( Coding )
Coding merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data bilangan dengan
memberikan kode-kode pada setiap variable dengan maksud untuk memudahkan pengolahan
data.
c. Memproses Data ( Processing )
Setelah semua pedoman wawancara diperiksa dan telah melewati pengkodean maka langkah
selanjutnya adalah memproses data agar dapat dianalisa dengan memasukkan data dari
kuisioner ke komputer.
d. Pembersihan data ( Cleaning )
Merupakan kegiatan pengecekkan kembali data yang sudah diproses apakah ada kesalahan
atau tidak pada masing-masing variable yang sudah diproses sehingga dapat diperbaiki dan
dinilai.
3. Analisa Data
Analisa data terdiri dari :
a. Analisa Univariat
f
= x 100 %
n
Adalah netode statistic yang digunakan oleh peneliti menghasilkan distribusi dan persentasi
dari variabel dengan rumus :
Keterangan :
P : Jumlah persentasi yang dicari
f : Jumlah frekuensi untuk setiap kategori jawaban
n : Jumlah subjek penelitian
kemudian data dijumlahkan, dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan dan
dipresentasekan dan dimasukkan kedalam standar kriteria sesuai dengan defenisi operasional.
b. Analisa Bivariat
Adalah metode statistik yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengetahui hubungan
antara dua variabel yang mempengaruhi dengan menggunakan rumus Chi-square.
Rumus pengolahan data :
X2 = ∑ ( 0 – E )2
E
Untuk tabel 2 x 2
digunakan rumus:
E = jumlah baris x jumlah kolom
Jumlah total
Untuk menentukan ada hubungan atau tidak menggunakan perbandingan antara X2 hitung
dengan X2 tabel.
1. X2 hitung > X2 tabel maka Ha diterima, Ho ditolak
2. X2 hitung < X2 tabel maka Ha ditolak, Ho diterima.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan disajikan penelitian serta pembahasan mengenai hubungan
frekuensi pola makan dengan gastritis akut pada siswa di SLTP Negeri 1 Curup tahun
2006.Penyajian dari hasil penelitian yang dilaksanakan pada bulan Mei – Juli 2006.
Hasil Penelitian
. Gambaran umum tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di SlTP Negeri 1 Curup pada bulan Mei – Juli 2006.SLTP Negeri
1 Curup mempunyai ruang kelas sebanyak 23 ruang,terdiri dari ; Kelas I : 9 ruang , Kelas II :
6 ruang , Kelas III : 8 ruang, Ruang Guru : 1 ruang , Ruang Kepala Sekolah : 1 ruang , TU : 1
ruang , WC : 2 kamar , dan Ruang Laboratorium IPA : 1 ruang. Dengan Luas Bangunan :
1550 m2 , Luas Pekarangan : 4245 m2 , Luas Kebun Sekolah : 1330 m2. Dengan jumlah siswa
sebanyak 892 orang dan jumlah guru sebanyak 47 orang, terdiri dari ; Bahasa Indonesia : 6
orang , Matematika : 8 orang , Kain Basurek : 2 orang , PPKn : 3 orang , Geografi : 3 orang ,
Fisika : 3 orang , Bahasa Inggris : 3 orang , Ekonomi : 3 orang , Sejarah : 4 orang , BP : 3
orang , Agama 1 orang , Pendidikan Jasmani : 3 orang , KTK : 3 orang , Komputer : 2
orang.Rata-rata guru tersebut lulusan Strata Satu (S.1).
2. Alur Penelitian
Untuk memperoleh data terlebih dahulu,peneliti mewawancarai team UKS yang
mengatakan bahwa setiap minggunya yang sering berobat dan mengambil obat penyakit
maag (gastritis) sebanyak 5 – 8 orang setiap minggunya. Untuk mendapatkan data tentang
frekuensi pola makan dengan gastritis akut,peneliti memberikan lembar kuisioner. Pada
lembar kuisioner terdapat pertanyaan tentang frekuensi pola makan apabila responden
menjawab …..dari…..pertanyaan “teratur” , maka dinyatakan frekuensi pola makannya
teratur dan apabila menjawab…..dari…pertanyaan ”tidak teratur” maka dinyatakan frekuensi
pola makannya tidak teratur. Dan pertanyaan gastritis apabila responden
menjawab…….dari…….pertanyaan “ya” , maka responden mengalami penyakit gastritis
akut. Dan apabila responden menjawab…….dari ……..pertanyaan “tidak”,maka responden
tidak mengalami penyakit gastritis akut.
. Karakteristik Responden
3.1.Karakteristik respoden berdasarkan kelas
No Kelas Frekuensi Persentase
1.
2.
3.
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden terbanyak adalah….orang (…%)
3.2. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
1.
2.
Perempuan
Laki – laki
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas , dapat dilihat bahwa responden terbanyak adalah….. yang
berjumlah ….orang (…..%) dengan …..berjumlah……orang (…..%)
4. Hasil Penelitian
Tabel 4.1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan frekuensi pola makan pada siswa di SLTP Negeri 1
Curup tahun 2006
No Frekuensi Pola Makan Frekuensi (orang) Persentase (%)
1.
2.
Teratur
Tidak teratur
Jumlah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden (……%) atau……orang
siswa memiliki frekuensi pola makan tidak teratur.
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan penyakit Gastritis Pada Siswa SLTP Negeri 1
Curup Tahun 2006.
No. Penyakit Gastritis Akut Frekuensi ( orang) Persentase (%)
1.
2.
Ya
Tidak
Jumlah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden (……%) atau……orang
responden mengalami penyakit Gastritis Akut.
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi Pola Makan Terhadap Penyakit Gastritis Akut Pada Siswa SLTP Negeri 1
Curup Tahun 2006.
No
Frekuensi
Pola makan
Gastritis Akut
JumlahYa Tidak
   %
1.
2.
3.
Dari tabel di atas dapat dilihat siswa dengan frekuensi Pola Makan teratur terdapat…. Orang
(… %) dengan gastritis Akut dan … orang (….%) tidak mengalami Gastritis Akut. Siswa
dengan frekuensi pola makan tidak teratur terdapat …. Orang (…%) dengan Gastritis Akut
dan …. orang (…%) tidak mengalami gastritis Akut.
5. Hubungan Frekuensi Pola Makan Terhadap Gastritis Akut.
Untuk mengetahui hubungan variabel bebas dan terikat maka tabel distribusi frekuensi
dimasukkan kedalam tabel silang untuk dilakukan uji statistic dengan menggunakan uji
perbandingan chi kuadrat (X2).
Apabila dalam penghitungan chi kuadrat hitung > dar chi kuadrat tabel maka Ha diterima
sedangkan Ho ditolak yang berarti ada hubungan antara frekuensi pola makan dengan
gastritis akut pada siswa SLTP Negeri 1 Curup. Dan jika chi kuadrat hitung < chi kuadrat
tabel maka Ha ditolak dan Ho diterima yang berarti tidak ada hubungan antara frekuensi pola
makan dengan gastritis akut pada siswa SLTP Negeri 1 Curup.
No
Frekuensi
Pola makan
Gastritis Akut
JumlahYa Tidak
   %
1.
2.
3.
Dari tabel diatas jumlah responden yang mempunyai frekuensi pola makan teratur
berjumlah… orang dengan penyakit gastritis akut terdapat … orang ( %) dan tidak
mengalami penyakit gastritis akut terdapat …orang ( %). Sedangkan responden yang
memiliki frekuensi pola makan tidak teratur berjumlah … orang dengan penyakit gastritis
akut terdapat .. orang 9….%) dan tidak mengalami penyakit gastritis akut terdapat …. Orang
(…%).
Setelah dihitung dengan rumus :
Maka didapatkan hasil X2 hitung = … dan
X2 tabel = X2 ( 1- α ) df
X2 tabel = …
Berdasarkan perbandingan perhitungan ternyata nilai chi kuadrat hitung lebih besar dari chi
kuadrat table ( > ) ini berarti bahwa Ha diterima yaitu ada hubungan antara
frekuensi pola makan dengan gastritis akut pada siswa di SLTP Negeri 1 Curup Tahun 2006.
B. Pembahasan
Pada uji statistik dengan X2 ( Chi –Squarre) menunjukkan ada hubungan yang
bermakna antara frekuensi pola makan dengan penyakiy gastritis akut pada siswa di SLTP
Negeri 1 Curup Tahun 2006, dengan X2 hitung dan X2 tabel berarti Ha diterima ( Ho
ditolak).
Hal ini sesuai dengan pernyataan Sitorus H.Roland yang mengatakan bahwa kebiasaan
atau jam makan tidak teratur dapat menyebabkan penyakit gastritis atau maag. Wanita paling
dominant terjadi penyakit maag dikarenakan diet yangterlalu ketat karena takut gemuk
sehingga makannya menjadi tidak teratur.
Pola makanan adalah cara mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung zat gizi
yang berguna untuk mempertahankan kehidupan. Makanan yang berguna sebagai zat
tenaga,zat pembangun dan zat pengatur. Fungsi makanan adalah memelihara tubuh dalam
pertumbuhan dan mengganti jaringan yang rusak, memperoleh energi dan mengatur
metabolisme dan keseimbangan mineral dan air dalam tubh serta berperan dalam mekanisme
pertahanan tubuh terhadap penyakit. Makanan yang tidak boleh dimakan atau makanan
yangdapat menyebabkan gastritis akut adalah ketan, jagung, singkong, daging, ikan dalam
kaleng, daging kambing, kacang-kacangan, santan kental, gorengan, minuman yang
mengandung soda serta bumbu yang merangsang produksi asam lambung seperti cuka,
merica dan cabe.
Gastritis akut adalah peradangan jangka pendek yang terkait dengan konsumsi agen
kimia atau makanan yang mengganggu atau merusak gastric ( Reeves, Charlene 2001).
Factor-faktor yang mempengaruhi penyakit gastritis akut adalah kebiasaan atau jam amakna
yang tidak teratur yang biasanya terjadi pada wanita disebabkan karena diet yang tidak teratur
untuk menurunkan berat badan dan bagiorang yang bekerja sehingga terlambat makan atau
lupa makan. Makanan yang merangsang produksi asam lambung seperti makanan yang
terlalu pedas sepeti makanan yang mengandung cuka dan lada.
Dalam penelitian ini penulis hanya melihat apakah ada hubungan frekuensi pola makan
dengan penyakit gastritis akut pada siswa dan ternyata ada hubungan.
Berdasarkan keterangan diatas bahwa frekuensi pola makan dapat mempengaruhi atau
mengakibatkan gastritis akut pada siswa.
s
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,S ( 1996 ). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rhineka Cipta : Jakarta.
Brunner & Suddart ( 2000 ). Keperawatan Medikal Bedah Buku Saku. EGC : Jakarta.
Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong ( 2002). Profil Kesehatan Rejang Lebong.
Horrison ( 2000 ). Prnsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam Volume 4. EGC : Jakarta.
Notoadmojo,S ( 2000 ). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rhineka Cipta : Jakarta.
Persatuan Ahli Gizi Indonesia ( 1990 ). Penuntun Diit. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
Sugiyono Dr ( 2000 ). Statistika Untuk Penelitian. CV alfa beta : Bandung.
Wrong Diagnosis ( 2005 ). Statistic about Gastritis.
N
O
Kegiatan
B U L A N
MARET APRIL MEI JUNI JULI
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pendahuluan
a. Survey
b. Membuat
Proposal
c. Ujian proposal
d. Perbaikan
2 Pelaksanaan
a.Pengumpulan
data
b.Pengolahan data
c.Seminar hasil
d.Perbaikan
LEMBAR KUESIONER
II. Identitas Responden :
1. Nomor Responden :
2. Nama :
3. Kelas :
4. Umur :
5. Alamat :
II. Petunjuk
Lingkarilah jawaban yang menurut anda paling benar.
C. Pertanyaan tentang pola makan
1. Apakah anda makan 3x dalam sehari ?
a. Teratur b. Tidak teratur
2. Apakah jam makan anda terutur ?
a. Teratur b. Tidak teratur
3. Apakah anda biasa makan pagi jam 07.00 WIB ?
a. Teratur b. Tidak teratur
4. Apakah anda biasa makan siang jam 12.00 WIB ?
a. Teratur b. Tidak teratur
5. Apakah anda biasa makan malam jam 19.00 WIB ?
a. Teratur b. Tidak teratur
6. apakah anda makan dengan porsi kecil tetapi sering ?
a. Teratur b. Tidak teratur
D. Pertanyaan tentang Penyakit gastritis akut
1. Apakah anda mengalami rasa sesak sewaktu makan ?
a. Ya b. Tidak
2. Apakan anda mengalami nyeri di ulu hati apabila telat waktu makan ?
a. Ya b. Tidak
3. Apakah anda sering mengalami rasa pedih di ulu hati apabila tidak makan ?
a. Ya b. Tidak
4. Apakah anda pernah mengeluarkan cairan asam dari mulut ?
a. Ya b. Tidak
5. Apakah anda mengalami perut kembung sebelum makan ?
a. Ya b. Tidak
6. Apakah anda muntah setelah makan ?
a. Ya b. Tidak
7. Apakah anda merasa pusing apabila makan tepat pada waktunya ?
a. Ya b. Tidak
8. Apakah anda merasakan mual kalau telat makan ?
a. Ya b. Tidak
9. Apakah anda mengalami penyakit gastritis atau maag ?
a. Ya b. Tidak

More Related Content

What's hot

makalah-gizi-buruk-lengkap_akperRST
makalah-gizi-buruk-lengkap_akperRSTmakalah-gizi-buruk-lengkap_akperRST
makalah-gizi-buruk-lengkap_akperRSTSri Nur Ramliah
 
Laporan tahap 1 metpen
Laporan tahap 1 metpenLaporan tahap 1 metpen
Laporan tahap 1 metpenGriya Nugroho
 
Gizi seimbang anak dengan stunting
Gizi seimbang anak dengan stuntingGizi seimbang anak dengan stunting
Gizi seimbang anak dengan stuntingTriana Septianti
 
Karya ilmiah makan bergizi dan menu seimbang
Karya ilmiah makan bergizi dan menu seimbang  Karya ilmiah makan bergizi dan menu seimbang
Karya ilmiah makan bergizi dan menu seimbang Rio Prasetia
 
Gizi seimbang bagi ibu bersalin
Gizi seimbang bagi ibu bersalinGizi seimbang bagi ibu bersalin
Gizi seimbang bagi ibu bersalinTriana Septianti
 
Kebiasaan makan remaja
Kebiasaan makan remajaKebiasaan makan remaja
Kebiasaan makan remajaBogazius08
 
505-Article Text-837-1-10-20181108.pdf
505-Article Text-837-1-10-20181108.pdf505-Article Text-837-1-10-20181108.pdf
505-Article Text-837-1-10-20181108.pdftutihartati9
 
buku-panduan-sosialisasi-tata-laksana-diare-balita-2011.pdf
buku-panduan-sosialisasi-tata-laksana-diare-balita-2011.pdfbuku-panduan-sosialisasi-tata-laksana-diare-balita-2011.pdf
buku-panduan-sosialisasi-tata-laksana-diare-balita-2011.pdftutihartati9
 
Gizi seimbang untuk anak sekolah new
Gizi seimbang untuk anak sekolah newGizi seimbang untuk anak sekolah new
Gizi seimbang untuk anak sekolah newTriana Septianti
 
Gizi seimbang untuk remaja
Gizi seimbang untuk remajaGizi seimbang untuk remaja
Gizi seimbang untuk remajaTriana Septianti
 
Gizi seimbang untuk balita new
Gizi seimbang untuk balita newGizi seimbang untuk balita new
Gizi seimbang untuk balita newTriana Septianti
 
Gizi dan diet - makanan remaja dan diet diabetes melitus
Gizi dan diet -  makanan remaja dan diet diabetes melitusGizi dan diet -  makanan remaja dan diet diabetes melitus
Gizi dan diet - makanan remaja dan diet diabetes melitussiakadurban
 
Gizi seimbang untuk dewasa
Gizi seimbang untuk dewasaGizi seimbang untuk dewasa
Gizi seimbang untuk dewasaTriana Septianti
 
Deteksi dini balita gizi buruk
Deteksi dini balita gizi burukDeteksi dini balita gizi buruk
Deteksi dini balita gizi burukpkmminggir
 
Nutritional care prose (ncp)
Nutritional care prose (ncp)Nutritional care prose (ncp)
Nutritional care prose (ncp)zhea mays
 

What's hot (20)

makalah-gizi-buruk-lengkap_akperRST
makalah-gizi-buruk-lengkap_akperRSTmakalah-gizi-buruk-lengkap_akperRST
makalah-gizi-buruk-lengkap_akperRST
 
Laporan tahap 1 metpen
Laporan tahap 1 metpenLaporan tahap 1 metpen
Laporan tahap 1 metpen
 
Gizi seimbang anak dengan stunting
Gizi seimbang anak dengan stuntingGizi seimbang anak dengan stunting
Gizi seimbang anak dengan stunting
 
Karya ilmiah makan bergizi dan menu seimbang
Karya ilmiah makan bergizi dan menu seimbang  Karya ilmiah makan bergizi dan menu seimbang
Karya ilmiah makan bergizi dan menu seimbang
 
Gizi seimbang bagi ibu bersalin
Gizi seimbang bagi ibu bersalinGizi seimbang bagi ibu bersalin
Gizi seimbang bagi ibu bersalin
 
Gizi seimbang usia lanjut
Gizi seimbang usia lanjutGizi seimbang usia lanjut
Gizi seimbang usia lanjut
 
Ppt ecc malnutrisi fix
Ppt ecc malnutrisi fixPpt ecc malnutrisi fix
Ppt ecc malnutrisi fix
 
Kebiasaan makan remaja
Kebiasaan makan remajaKebiasaan makan remaja
Kebiasaan makan remaja
 
505-Article Text-837-1-10-20181108.pdf
505-Article Text-837-1-10-20181108.pdf505-Article Text-837-1-10-20181108.pdf
505-Article Text-837-1-10-20181108.pdf
 
buku-panduan-sosialisasi-tata-laksana-diare-balita-2011.pdf
buku-panduan-sosialisasi-tata-laksana-diare-balita-2011.pdfbuku-panduan-sosialisasi-tata-laksana-diare-balita-2011.pdf
buku-panduan-sosialisasi-tata-laksana-diare-balita-2011.pdf
 
Gizi seimbang untuk anak sekolah new
Gizi seimbang untuk anak sekolah newGizi seimbang untuk anak sekolah new
Gizi seimbang untuk anak sekolah new
 
Gizi seimbang untuk remaja
Gizi seimbang untuk remajaGizi seimbang untuk remaja
Gizi seimbang untuk remaja
 
Gizi seimbang untuk balita new
Gizi seimbang untuk balita newGizi seimbang untuk balita new
Gizi seimbang untuk balita new
 
Gizi dan diet - makanan remaja dan diet diabetes melitus
Gizi dan diet -  makanan remaja dan diet diabetes melitusGizi dan diet -  makanan remaja dan diet diabetes melitus
Gizi dan diet - makanan remaja dan diet diabetes melitus
 
Gizi seimbang untuk dewasa
Gizi seimbang untuk dewasaGizi seimbang untuk dewasa
Gizi seimbang untuk dewasa
 
Menu seimbang
Menu seimbang Menu seimbang
Menu seimbang
 
Deteksi dini balita gizi buruk
Deteksi dini balita gizi burukDeteksi dini balita gizi buruk
Deteksi dini balita gizi buruk
 
Nutritional care prose (ncp)
Nutritional care prose (ncp)Nutritional care prose (ncp)
Nutritional care prose (ncp)
 
Konsep dasar gizi
Konsep dasar giziKonsep dasar gizi
Konsep dasar gizi
 
Penilaian status gizi
Penilaian status giziPenilaian status gizi
Penilaian status gizi
 

Similar to Skripsi

Laporan tahap 1 metpen
Laporan tahap 1 metpenLaporan tahap 1 metpen
Laporan tahap 1 metpenGriya Nugroho
 
[GIZPRO] diit obesitas kel 5.pptx
[GIZPRO] diit obesitas kel 5.pptx[GIZPRO] diit obesitas kel 5.pptx
[GIZPRO] diit obesitas kel 5.pptxpuskesmassonokidul
 
POSTER SEMNAS KEBIDANAN.pdf
POSTER SEMNAS KEBIDANAN.pdfPOSTER SEMNAS KEBIDANAN.pdf
POSTER SEMNAS KEBIDANAN.pdfLaluJuntraUtama
 
Nafsu makan dan faktor yang mempengaruhinya
Nafsu makan dan faktor yang mempengaruhinyaNafsu makan dan faktor yang mempengaruhinya
Nafsu makan dan faktor yang mempengaruhinyaRizka Fajriani
 
5-Masalah Gizi.ppt
5-Masalah Gizi.ppt5-Masalah Gizi.ppt
5-Masalah Gizi.pptintanmega2
 
MENU BERGIZI BAGI BADUTA DAN BALITA DALAM UPAYA PENCEGAHAN STUNTING (1).pptx
MENU BERGIZI BAGI BADUTA DAN BALITA DALAM UPAYA PENCEGAHAN STUNTING (1).pptxMENU BERGIZI BAGI BADUTA DAN BALITA DALAM UPAYA PENCEGAHAN STUNTING (1).pptx
MENU BERGIZI BAGI BADUTA DAN BALITA DALAM UPAYA PENCEGAHAN STUNTING (1).pptxMiftahulHuda476813
 
A-85 Rev alfian.docx
A-85 Rev alfian.docxA-85 Rev alfian.docx
A-85 Rev alfian.docxssuser9db94b
 
KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DI...
KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM  DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN  DI...KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM  DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN  DI...
KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DI...Anisa Imaniar
 
KEBUTUHAN GIZI PADA LANJUT USIA
KEBUTUHAN GIZI PADA LANJUT USIAKEBUTUHAN GIZI PADA LANJUT USIA
KEBUTUHAN GIZI PADA LANJUT USIApjj_kemenkes
 
4 gizi pada anak usia sekolah dan remaja
4   gizi pada anak usia sekolah dan remaja4   gizi pada anak usia sekolah dan remaja
4 gizi pada anak usia sekolah dan remajaEmmy Kardinasari
 
Gizi dan Kesehatan kuliah Gizi dan Kesehatan
Gizi dan Kesehatan kuliah Gizi dan KesehatanGizi dan Kesehatan kuliah Gizi dan Kesehatan
Gizi dan Kesehatan kuliah Gizi dan KesehatanAdisDena
 
HECAT Magazine Vol. 1
HECAT Magazine Vol. 1HECAT Magazine Vol. 1
HECAT Magazine Vol. 1hermadiny
 
Qgk 3013 obesiti
Qgk 3013  obesitiQgk 3013  obesiti
Qgk 3013 obesitiAhmad NazRi
 
Konsumsi Serat pada Anak Sekolah Dasar Kota Denpasar
Konsumsi Serat pada Anak Sekolah Dasar Kota DenpasarKonsumsi Serat pada Anak Sekolah Dasar Kota Denpasar
Konsumsi Serat pada Anak Sekolah Dasar Kota DenpasarSii AQyuu
 

Similar to Skripsi (20)

Laporan tahap 1 metpen
Laporan tahap 1 metpenLaporan tahap 1 metpen
Laporan tahap 1 metpen
 
Gizi Lansia.pptx
Gizi Lansia.pptxGizi Lansia.pptx
Gizi Lansia.pptx
 
[GIZPRO] diit obesitas kel 5.pptx
[GIZPRO] diit obesitas kel 5.pptx[GIZPRO] diit obesitas kel 5.pptx
[GIZPRO] diit obesitas kel 5.pptx
 
POSTER SEMNAS KEBIDANAN.pdf
POSTER SEMNAS KEBIDANAN.pdfPOSTER SEMNAS KEBIDANAN.pdf
POSTER SEMNAS KEBIDANAN.pdf
 
Nafsu makan dan faktor yang mempengaruhinya
Nafsu makan dan faktor yang mempengaruhinyaNafsu makan dan faktor yang mempengaruhinya
Nafsu makan dan faktor yang mempengaruhinya
 
5-Masalah Gizi.ppt
5-Masalah Gizi.ppt5-Masalah Gizi.ppt
5-Masalah Gizi.ppt
 
MENU BERGIZI BAGI BADUTA DAN BALITA DALAM UPAYA PENCEGAHAN STUNTING (1).pptx
MENU BERGIZI BAGI BADUTA DAN BALITA DALAM UPAYA PENCEGAHAN STUNTING (1).pptxMENU BERGIZI BAGI BADUTA DAN BALITA DALAM UPAYA PENCEGAHAN STUNTING (1).pptx
MENU BERGIZI BAGI BADUTA DAN BALITA DALAM UPAYA PENCEGAHAN STUNTING (1).pptx
 
Modul 3
Modul 3Modul 3
Modul 3
 
A-85 Rev alfian.docx
A-85 Rev alfian.docxA-85 Rev alfian.docx
A-85 Rev alfian.docx
 
Presentasi gizi lansia
Presentasi gizi lansiaPresentasi gizi lansia
Presentasi gizi lansia
 
KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DI...
KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM  DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN  DI...KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM  DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN  DI...
KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DI...
 
PPT STUNTING.pptx
PPT STUNTING.pptxPPT STUNTING.pptx
PPT STUNTING.pptx
 
KEBUTUHAN GIZI PADA LANJUT USIA
KEBUTUHAN GIZI PADA LANJUT USIAKEBUTUHAN GIZI PADA LANJUT USIA
KEBUTUHAN GIZI PADA LANJUT USIA
 
Makanan sehat SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makanan sehat SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Makanan sehat SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makanan sehat SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
 
4 gizi pada anak usia sekolah dan remaja
4   gizi pada anak usia sekolah dan remaja4   gizi pada anak usia sekolah dan remaja
4 gizi pada anak usia sekolah dan remaja
 
Gizi dan Kesehatan kuliah Gizi dan Kesehatan
Gizi dan Kesehatan kuliah Gizi dan KesehatanGizi dan Kesehatan kuliah Gizi dan Kesehatan
Gizi dan Kesehatan kuliah Gizi dan Kesehatan
 
HECAT Magazine Vol. 1
HECAT Magazine Vol. 1HECAT Magazine Vol. 1
HECAT Magazine Vol. 1
 
Qgk 3013 obesiti
Qgk 3013  obesitiQgk 3013  obesiti
Qgk 3013 obesiti
 
Konsumsi Serat pada Anak Sekolah Dasar Kota Denpasar
Konsumsi Serat pada Anak Sekolah Dasar Kota DenpasarKonsumsi Serat pada Anak Sekolah Dasar Kota Denpasar
Konsumsi Serat pada Anak Sekolah Dasar Kota Denpasar
 
Bab 1 t cs'sps
Bab 1 t cs'spsBab 1 t cs'sps
Bab 1 t cs'sps
 

Skripsi

  • 1. Skripsi / Kti Keperawatan dan Kebidanan Sabtu, 01 Maret 2014 Hubungan Pola Makan dengan Penyakit Gastritis Akut pada siswa di SLTP Negeri 1 Curup. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat,bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan bermutu secara adil dan merata,serta memiliki derajat kesehatan yang opotimal. ( Profil Kesehatan Rejang Lebong, 2002 ). Di dunia berdasarkan data WHO dinyatakan bahwa di Amerika yang menderita gastritis berjumlah 313.000 orang dan mengakibatkan kematian 703 orang penderita. ( Statistic abouth Gastritis. Wrong Diagnosis. Com 2005 ). Berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga ( SKRT ) 1995 dilaporkan bahwa insiden gastritis yang termasuk dalam penyakit gangguan pencernaan 98/1000 orang penderita. Gastritis banyak ditemukan terjadi pada perempuan, insiden pada laki-laki 81 orang dan pada perempuan 137 orang. Menurut laporan tahunan data kesakitan LB1-SP2 TP Tahun 2003 jummlah penderita gastritis di Provinsi Bengkulu 45.896 orang,sedangkan buila dilihat angka kejadian di Rejang Lebong pada tahun 2002 berjumlah 15.134 orang, pada tahun 2003 berjumlah 17.850 orang, tahun 2004 berjumlah 19..592 dan tahun 2005 berjumlah 20.751 orang.
  • 2. Makan pagi atau sarapan sangat bermanfaat bagi setiap orang. Bagi orang dewasa sarapan dapat memelihara ketahanan fisik, mempertahankan daya tahan saat bekerja dan meningkatkan produktivitas kerja. Bagi anak sekolah makan pagi dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan memudahkan menyerap pelajaran sehingga prestasi belajar menjadi lebih baik. ( DepKes RI.2002 ) Penyakit Maag dalam istilah medis dikenal sebagai Gastritis sudah sangat popular dalam kehidupan sehari-hari. Penyakit ini bisa dideteksi kalau terjadi keluhan rasa mual,nyeri ulu hati,nyeri sesudah makan, kembung dan perut terasa sangat penuh. Selain kebiasaan makan yang tidak teratur atau sering terlambat makan, stress atau banyak pikiran juga merupakan factor pencetus penyakit Maag. Selaian itu makan makanan yang pedas, minum kopi atau mengkonsumsi banyak minuman beralkohol juga merupakan factor pencetus penyakit Maag. ( Wanita Indonesia. 13 – 19 Februari 2006 ) Sering menahan lapar dan haus terkadang mempengaruhi system kerja lambung, terlebih jika disertai dengan pola makan dan menu mkan yang salah. Focus utamanya adalah yang teratur waktu makannya, berdasarkan jenis kelamin wanita lebih sering terkena sakit Maag. Hal ini disebabkan mungkin diet yang terlalu ketat karena gemuk, maka tidak teratur. Bila berdasarkan jenis pekerjaan, pekerjaan tertentu tidak secara langsung berpengaruh terhadap timbulnya penyakit Maag. Yang menjadi masalah adalah kesibukan kerja atau lupa makan dan strukur emosi yang labil. ( Sitorus H. Roland, 1996 ) Menurut profil kesehatan Rejang Lebong, di Puskesmas Prumnas masih terdapat banyaknya pelajar SLTP yang menderita penyakit gastritis. Dan salah satu sekolah yang paling banyak menderita gastritis yaitu di SLTP Negeri 1 dengan jumlah murid 860 orang , ini merupakan jumlah murid terbanyak yang ada di SLTP se-Rejang Lebong dan 20 % diantaranya menderita gastritis. Di SLTP Negeri 1 Curup memiliki bermaxcam-macam ekstrakurikuler diantaranya Pramuka, Drum Band, PMR, Mading, Bola Volly, Bola Basket,
  • 3. OSIS,Tari. Untuk kegiatan Drum Band sebanyak 30 orang, OSIS 30 orang , kegiatan kesenian (baik tari dan paduan suara ) sebanyak 50 orang, PMR 50 orang, Mading 20 orang, Bola Volly 20 orang, Bola Basket 35 orang, Pramuka 30 orang. Berdasarkan survey awal sementara yang dilakukan peneliti di 3 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di Kabupaten Rejang Lebong yaitu SLTPN 1 Curup, SLTPN 2 Curup dan SLTPN 5 Curup didapatkan data penderita gastritis di SLTPN 1 Curup per minggunya 5 – 8 orang, di SLTPN 5 Curup 4 – 6 orang dan di SLTPN 2 Curup perminggunya ada 3 -5 orang. Biasanya anak-anak yang menderita gastritis itu rata-rata mempunyai jadwal kegiatan ekstrakurikuler yang padat. Memperhatikan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti Hubungan Pola Makan Dengan Penyakit Gastritis Akut pada Siswa di SLTP Negeri 1 Curup Tahun 2006. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas maka masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada hubungan pola makan dengan penyakit gastritis akut ? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pola makan dengan penyakit gastritis akut. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Bagi Institusi Pendidikan Dapat memberikan sumbangan pustaka bagi institusi pendidikan yang dapat digunakan oleh mahasiswa Politehknik Kesehatan Bengkulu Jurusan Keperawatan Curup.
  • 4. 2. Bagi Peneliti. Dapat memperoleh wawasan dan pengetahuan tentang penyakit Gastritis Akut. 3. Bagi Institusi Pendidikan tempat penelitian Dapat memperoleh informasi baru tentang penyakit gastritis dan menjadi motivasi para pelajar untuk menambah pengetahuan tentang penyakit gastritis. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini peneliti hanya membahasa tentang Apakah ada Hubungan Pola Makan dengan Penyakit Gastritis Akut pada siswa di SLTP Negeri 1 Curup. 1.6. Keaslian Penelitian Masalah penelitian tentang penyakit Gastritis sudah ada yaitu : Asuhan Keperawatan pada Tn. S dengan Gastritis Kronik di Rumah Sakit Umum daerah Curup Tahun 2003 oleh Misnawati dengan NIM : 99062. Pada penelitian kali ini Hubungan Pola Makan dengan Penyakit Gastritis Akut pada siswa di SLTP Negeri 1 Curup Tahun 2006. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pola Makan
  • 5. Pola Makan adalah cara mengkonsumsi bahan makanan selain obat yang mengandung zat gizi dan berguna bila dimasukkan kedalam tubuh, berguna untuk mempertahankan kehidupan serta mengamati jaringan tubuh yang rusak. ( Soedarmo P, 1987 ). Makanan yang dianjurkan untuk penderita penyakit gastritis akut : 1. Nasi atau penukar Nasi lunak, kentang rebus, roti biskuit dan tepung-tepungan dibuat bubur 2. Daging atau penukar Daging, hati, ikan, ayam di tim, telur direbus. 3. Susu atau penukar Susu kaleng, susu yoghurt, keju 4. Kacang – kacangan Kacang hijau direbus, tahu dan tempe direbus 5. Lemak Santan encer, margarine dan mentega 6. Sayuran Sayuran yang tidak banyak mengandung serat dan menimbulkan gas seperti : bayam, buncis, kacang panjang, kacang polong, labu kuning, tomat, wortel. 7. Buah-buahan
  • 6. Sari buah, papaya, pisang, apel, jambu. 8. Minuman Teh encer, susu dan sari buah. 9. Bumbu Garam, kecap, cengkeh, bawang merah, kunyit, laos, seledri. Makanan yang menyebabkan penyakit gastritis : 1. Nasi atau penukar Ketan, jagung, singkong. 2. Daging atau penukar Daging berlemak, daging kambing, daging atau ikan yang diawetkan seperti daging dan ikan dalam kaleng, dendeng daging sapi, ikan asin dan ikan pindang. 3. Kacang-kacangan Kacang tanah, kacang polo, kacang merah, kacang kedelai. 4. Lemak Santan kental, makanan yang banyak lemak, goreng-gorengan. 5. Sayuran Sayuran mentah, kembang kol, sawi, nangka, kangkung, daun singkong, daun kacang dan sayuran lain yang menimbulkan gas dan serat yang banyak.
  • 7. 6. Buah-buahan Buah-buahan yang segar / mentah kecuali papaya dan pisang masak, buah yang dikeringkan seperti kurma, kismis, dan manisan serta asinan buah kedondong, mangga. 7. Minuman Minuman yang mengandung soda seperti coca cola, orange, sprite, crush, green spot dan minuman yang mengandung alkohol seperti bir, anggur, wisky. 8. Bumbu dan lain-lain Cuka, merica, cabe, acar. Skema Pola Makan yang dapat menyebabkan gastritis akut : Pola makan tidak teratur  Makan kurang dari 3x sehari ( pagi, siang, malam)  Tidak melakukan sarapan pagi  Tidak waktu jam makan Perilaku tidak sehat
  • 8.  Mengkonsumsi makanan berbunbu seperti : mie, sambal, lada dan cuka.  Minum alkohol  Merokok Merangsang mukosa lambung Kerja saraf simpatis lebih cepat dari biasanya Produksi HCL Lambung meningkat Lambung mengalami iritasi  Rasa pedih di ulu hati  Nyeri di ulu hati  Rasa kembung  Rasa sesak sewaktu makan  Mual, muntah Penyakit Gastritis atau maag Biasakan makan pagi Makan pagi atau sarapan sangat bermanfaat bagi setiap orang. Bagi orang dewasa, makan pagi dapat memelihara ketahanan fisik, mempertahankan daya tahan saat bekerja dan meningkatkan produktivitas kerja. Bagi anak sekolah, makan pagi dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan memudahkan menyerappelajaran, sehingga prestasi belajar menjadi lebih baik. Seseorang yangtidak makan pmemiliki resiko menderita gangguan kesehatan, berupa menurunnya kadar gula darah dengan tanda-tanda antara lain : lemah, keluar keringat dingin, kesadaran menurun atau bahkan pingsan.
  • 9. Bagi anak sekolah kondisi ini menyebabkan merosotnya konsentrasi belajar yang mengakibatkan menurunnya prestasi belajar. Bagi pekerja akan mengurangi atau menurunkan produktivitas kerja. Sering menahan lapar dan haus terkadang mempengaruhi kerja sistem kerja lambung, apalagi jika disertai dengan pola makan yang salah. 2.2.Gastritis Akut 2.2.1. Defenisi Gastritis adalah suatu kelompok penyakit yang mempunyai perubahan peradangan pada mukosa lambung yang sama tetapi cirri-ciri klinis, karakteristik histologik dan patogenesis berlainan. ( Horrison.2000 ) Gastritis akut adalah suatu peradangan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan – kerusakan. ( Hirlan, Theo Soeharjono) 2.2.2. Etiologi a. Obat-obatan Obat analgetik – anti inflamasi, terutama yang mengandung Aspirin. Obat rematik dan glongan kortikosteroid dapat mencetuskan penyakit Maag, bila lambung penderita terlalu peka terhadap bahan-bahan itu. Contoh:
  • 10. 1. Obat yang mengandung aspirin Obat yang digunakan sebagai pereda nyeri a. Asam Mefenamat b. Asam Asetil Asilat 2. Obat untuk rematik a. Ibu Profen b. Benoxicam 3. Obat golongan kortikosteroid a. Dexametason b. Metil Prednison c. Prednison b. Merokok Didalam rokok terkandung nikotin sehingga mengemulsi asam lemak da akan terjadi pengiritasian lambung. Nikotin akan mengurangi sekresi bikarbonat pancreas dan karenanya menghambat netralisasi asam lambung dalam duodenum. Nikotn juga meningkatkan aktivitas otot dalam usus dan dapat menimbulkan mual dan muntah. c. Alkohol Jika alkohol diminum bersama aspirin, maka akan mempunyai efek lebih merusak dibandingkan dengan efek yang ditimbulkan oleh masing-masing agen yang dipisahkan. d. Stres Orang yang stress sering melarikan diri dari masalah – masalah yang menghimpitnya. Akibatnya kerja saraf simpatis lebih cepat dari biasanya, sehingga produksi asam lambung
  • 11. pun meningkat. Ini sebabnya mengapa penderita sering mengeluh kembung perut, rasa cepat kenyang atau rasa penuh /sesak sewaktu makan dan muntah-muntah, kadand-kadang ada keluhan rasa seperti bertahan dibelakang ulu hati. Penderita bisa juga mengeluarkan dahak atau cairan asam di mulut. e. Makanan berbumbu Makanan yang mengandung lada dan cuka berlebihan dapat merangsang mukosa lambung secara teru-menerus, akibatnya kerja saraf simpatis lebih cepat dari biasa, sehingga produksi asam lambung meningkat. Itulah sebabnya penderita sering mengeluh perut kembung, rasa cepat kenyang, mual muntah dan rasa nyeri di ulu hati. f. Minuman yang mengandung kafein Kafein dapat menstimulan system saraf pusat yang meningkatkan aktivitas lambung dan sekresi pepsin. 2.2.3. Manifestasi Klinis a. Rasa nyeri di ulu hati ( Epigastrik ), rasa pedih di ulu hati, kembung, rasa sesak sewaktu makan dan keluarnya cairan asam dari mulut. b. Ketidaknyamanan abdomen dengan sakit kepala, kelesuan , mual dan anoreksia mungkin terjadi muntah atau cekukan. c. Pasien biasanya pulih kembali sekitar sehari meskipun nafsu makan mungkin akan hilang selama 2 -3 hari. d. Dapat terjadi superficial dan mengarah pada hemorogi. e. Dapat terjadi kolik dan diare jika makanan yang mengiritasi tidak dimuntahkan tetapi malah mencapai usus.
  • 12. 2.2.4. Patogenesis Ada beberapa factor yang menyebabkan kerusakan mukosa lambung, adalah : 1. Kerusakan mukosa barrier sehingga difusi balik ion H meninggi. 2. Perfusi mukosa lambung yang terganggu. 3. Jumlah asam lambung yang merupakan factor yang sangat penting. Faktor-faktor tersebut biasanya tidak berdiri sendiri, misalnya stress fisis akan menyebabkan perfusi mukosa lambung terganggu sehingga timbul daerah-daerah infark kecil. Disamping itu, sekresi asam lambung juga terpacu. Hal itu membedakannya dengan gastritis erosif karena bahan kimia atau obat. Beberapa obat dikenal menciderai mukosa lambung, obat ini mencakuip aspirin dan obat-obat NSAID lain asam empedu, enzim pankretik dan etanol, obat ini mencakup rintangan mukosa. Suatu tambahan mekanisme yang dikhawatirkan untuk cidera mucosal saluran makanan yang ditimbulkan oleh aspirin ialah efek sodium salisilat yang toksik terhadap respirasi mitkondria dan fosforilasi oksidatif dari sel. Hal ini dapat mengakibatkan cidera sel endothelial dan ephitelial dengan perdarahan kedalam jaringan atau trombosis vaskuler mellalui kekacauan sel endothelial. Asam dalam lumen lambung tampaknya penting untuk produksi cidera yang berhubungan dengan salisilat pada mukosa lambung. Etanol yang merusak mukosa lambung terutama berhubungan dengan pendarahan sub epithelial dengan edema yang mengelilinginya dan peningkatan sel-sel peradangan hanya ringan sampai sedang. Mekanisme dengan alcohol yang menciderai mukosa ialah lambung tidak pasti. Usulan termasuk cidera sel akibat sifat lipolitik dan lipofilik yang ada padanya dan atau gangguan sawar mukosa lambung atau kerusakan langsung pembuluh darah mukosa yang kecil. 2.2.5. Komplikasi
  • 13. Komplikasi yang penting ialah : 1. Perdarahan sluran cerna bagian atas yang merupakan kedaruratan medis. Kadang-kadang perdarahannya cukup banyak sehingga dapat menyebabakan kematian. 2. Terjadinya ulkus kalau prosesnya hebat 3. Jarang terjadi perforasi. 4. Atrofi lambung dapat menyebabkan gangguan penyerapan terutanma terhadap vitamin B12, gangguan penyerapan terhadap vitamin B12 selanjutnya dapat menyebabkan anemia secara klinik hamper sama dengan anemia pernisiosa. Keduanya dapat dipisahkan dengan memeriksa antibodi terhadap faktor intrinsic dalam serum atau cairan gesternya. Selain vitamin B12 , penyerapan besi juga dapat terganggu. Gastritis kronik atrium-plorus dapat menyebabkan penyempitan daerah-daerah atrium –pilorus. Gastritis kronik sering dihubungkan dengan keganasan lambung, terutama gastritis kronik atrium-pilorus. 2.2.6. Penatalaksanaan 1. Hindari minum alcohol dan makan sampai gejal-gejala menghilang dilanjutkan dengan diet yang tidak mengiritasi. 2. jika gejala- gejala menetap mungkin diperlukan cairan iv 3. Jika gastritis terjadi akibat menelan asam kuat atau alkali, encerkan dan netralkan asam dengan antasida. 4. Jika gastritis terjadi akibat menelan basa kuat, gunakan sari buah jeruk yang encer. 5. Memodifikasi diet, istirahat, reduksi stress dan farmakoterafi. Pengobatan Pada gastritis akut, pengobatan meliputi : 1. Mengatasi kedaruratan medis yang terjadi. 2. Mengatasi atau menghindari penyebab apabila dapat dijumpai.
  • 14. 3. Pemberian obat-obatan seperti antasida atau obat-obat ulkus lambung yang lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit gastritis : a. Kebiasaan makan / jam makan yang tidak teratur Sakit gastritis atau maag ini dapat menyerang dari segala umur yang berfokus mereka yang tidak teratur waktu dan makannya. Wanita yang sering terkena penyakit maag disebabkan karena diet yang terlalu ketat takut gemuk, makan tidak teratur. Bagi orang bekerja sering terjadi kesibukan-kesibukan akibat kerja sehingga terlambat makan atau lupa makan. b. Makanan yang merangsang produksi asam lambung. Selain kebiasaan atau jam makan yang tidak teratur, mengkonsumsi makanan yang merangsang produksi asam lambung seperti makanan yang terlalu pedas termasuk yang mengandung lada dan cuka yang berlebihan. Makanan yangterinfeksi atau mengandung mikroorganisme penyebab penyakit dan sering mengkonsumsi alcohol dan merokok secara berlebihan dapat mencetuskan penyakit maag. Bila lambung penderita terlalu peka terhadap hal-hal tersebut sehingga menyebabkan rangsangan atau iritasi mukosa lambung secara terus- menerua yang akhirnya asam lambung semakin meningkat pengeluarannya. Akibat saraf simpatis lebih cepat dari biasanya, sehingga produksi asam lambung akan meningkat. Inilah sebabnya penderita sering mengeluh perut kembung, rasa cepat kenyang, rasa penuh atau sesak sewaktu makan dan muntah-muntah, kadang ada rasa keluhan seperti tertahan dibelakang ulu hati dan penderita bisa mengeluarkan dahak dan cairan asam dimulut. Contoh makanan berbumbu seperti : mie, cuka , dll.
  • 15. c. Obat-obatan Obat-obatan dapat merangsang asam lambung menghambat efektifas siklus oksigenase mukosa lambung dengan demikian mengurangi sintesis dan kadar jaringan prostaglandin mucosal lambung. Pengurangan prostaglandin jaringan dianggap sebagai suatu mekanisme yang terpenting, tetapi mungkin bukan yang ekslusif dengan obat-obatan yang dapat merusak lambung. Obat-obatan yang mengandung aspirin, obat rematik dan golongan kortikosteroid dapaat mencetuskan penyakit maag bila lambung penderitanya sensitif terhadap bahan-bahan itu. d. Stres Orang yang stress sering melarikan diri dari masalah yang menghimpitnya dengan meroko tak hentinya, minuman keras, atau mengkonsumsi makanan yang merangsang. Akibatnya kerja saraf simpatis lebih cepat dari biasanya, sehingga produksi asam lambung pun meningkat. Ini disebabkan mengapa penderita sering mengeluh kembung perut, rasa cepat kenyang, atau rasa penuh /sesak sewaktu makan dan muntah-muntah, kadang-kadang ada keluhan rasa seperti tertahan dibelakang ulu hati. Penderita bisa juga sering mengeluarkan dahak dan cairan asam dimulut. Diit Pada Penyakit Lambung. Tujuan : Memberikan makanan yang adekuat tidak merangsang, dapat mengurangi cairan lambung dan dapat menetralkan kelebihan asam lambung. Syarat-syarat : 1. Mudah dicerna, porsi makan kecil dan diberikan sering. 2. Protein cukup untuk mengganti jaringan yang rusak 3. Tidak merangsang secara mekanis.
  • 16. 4. Makanan secara berangsur harus memnuhi kebutuhan gizi normal. Macam-macam diit : 1. Diit Lambung I Makanan diberikan berupa susu dan bubur susu dan hanya diberikan 2 hari karena membosankan dan sangat kurang kalori, besi, tiamin dan vitamin C. makanan ini diberikan dalam porsi kecil tapi sering. 2. Dit Lambung II Diberikan sebagai perpindahan diit lambung I setelah fase akut dapat diatasi, makanan diberikan berbentuk saring atau cincang tiap tiga jam. Sebaiknya hanya diberikan selama beberapa hari saja karena membosankan. 3. Diit Lambung III Makanan diberikan dalam bentuk lunak dan biasa, tergantung toleransi penderita. Makanan ini cukup kalori dan semua zat gizi.
  • 17. BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Desain Penelitian Pada penelitian ini desain penelitian yang digunakan adalah desain korelasi studi korelasi retrosfektif yaitu penelitian yang melihat hubungan antara dua variable. Dalam hal ini untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pola makan dengan penyakit gastritis akut pada siswa di SLTP Negeri 1 Curup. 1.2. Kerangka Kerja Penelitian Kerangka kerja penelitian pada penelitian ini terlihat pada bagan dibawah ini : (Dikutip dari Notoatmojo , 2002) Ket : Pola Makan Gastritis
  • 18. Tidak teliti Diteliti 1.3. Hipotesis Penelitian Ada hubungan antara pola makan dengan penyakit gastritis akut pada siswa di SLTP Negeri 1 Curup. 1.4. Variabel Penelitian Variable penelitian adalah gejala yang bervariasi yang menjadi objek penelitian ( Ari Kunto, 1991). Variable yang digunakan pada penelitian ini adalah variabel bebas (Independen) yaitu pola makan, dan variabel terikat (dependen) yaitu penyakit gastritis, serta variable perancu yaitu stress, obat-obatan, alkohol. 1.5.Defenisi Operasional Defenisi operasionaladalah batasan yang harus dibuat oleh peneliti dalam istilah operasional sehingga memberikan gambaran arah untuk melaksanakan penelitian. Defenisi operasional pada penelitian ini adalah sebagai berikut : No Variabel Defenisi operasional Cara ukur Skala 1. Pola Makan Didefenisikan sebagai cara makan seseorang dalam mengkonsumsi makanan. Meliputi : - 3 x sehari (pagi, siang,malam) - waktu sarapan pagi, makan siang dan makan malam. Kuisioner Nominal
  • 19. Jenis makanan, misalnya: Makanan pedas , makanan berbumbu goreng-gorengan, mie, dll. 2. Gastritis Didefenisikan sebagai penyakit dengan keluhan nyeri di ulu hati, pedih di ulu hati,rasa sesak seaktu makan, keluarnya cairan dahak atau cairan asqam di mulut, kembung,sakit perut,mual,muntah. Kuisioner Nomial 1.6. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yangdiceritakan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2002). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa dan siswi di SLTP Negeri 1 Curup yang berjumlah 860 orang.
  • 20. 2. Sampel Sampel adalah sebagian / wakil populasi yang akan diteliti dan di anggap mewakili dari seluruh populasi ( Notoadmojo, 2002 ). Cara pengambilan sampel : Pada penelitian ini tehknik yang digunakan untuk mengambil sampel dengan cara Klaster, penelitian yang mengambil sebuah sampel yang terdiri atas beberapa kelas dan diambil 1 kelas dari setiap tingkatan kelas. Kelas I : Populasi 8 kelas, sampel diambil 1 kelas Kelas II : Populasi 7 kelas, sampel diambil 1 kelas Kelas III : Populasi 7 kelas, sampel diambil 1 kelas. Jumlah populasi : 22 kelas ( 860 orang ) dan sampel : 3 kelas (120 orang ). Dengan kriteria sampel adalah : 1.5.1. Bersedia menjadi responden 1.5.2. Hadir saat dilakukan penelitian 1.5.3. Tidak sedang mengikuti ujian. 1.7. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan mulai Mei – Juli 2006 di SLTP Negeri 1 Curup, dengan alas an : 1. Jumlah siswa paling banyak diantara SLTP yang ada di Rejang Lebong. 2. Merupakan sekolah favorit di Rejang Lebong. 3. Pelajar bersal dari berbagai daerah. 4. Jarak penelitian mudah dijangkau dan biaya yang dikeluarkan tidak terlalu besar.
  • 21. 1.8. Etika Penelitian Dalam melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan ijin kepada Kepala Sekolah SLTP Negeri 1 Curup untuk mendapatkan persetujuan. Kemudian kuisioner dikirim ke subjek yang diteliti dengan menekankan pada masalah etika yang meliputi: 1. lembar persetujuan penelitian diberikan kepada responden, tujuannya adalah subjek mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang diteliti selama pengumpulan data. Jika subjek bersedia diteliti maka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika subjek menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya. 2. Anonimity (tanpa nama), untuk menjaga kerahasiaan identitas subjek, peneliti tidak akan mencantumkan nama subjek pada lembar pengumpulan data (kuisioner) yang diisi oleh subjek. Lembar tersebut hanya diberi nomor kode tertentu. 3. Confidentiality, kerahasiaan informasi yang diberikan oleh subjek dijamin oleh peneliti. 1.9. Pengumpulan, Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengumpulan data Dalam penelitian ini,pengumpulan data yang dikumpulan oleh peneliti berupa data : a. Data Primer Data yang langsung didapat dari responden yang berisikan data tentang pola makan dengan gastritis pada siswa di SLTP Negeri 1 Curup. b. Data Sekunder Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan Tim UKS , yang mengatakan bahwa setiap minggunya yang sering berobat dengan penyakit gastritis sebanyak 5 – 8 orang. 2. Pengolahan Data
  • 22. Data dikelompokkan sesuai dengan semua data yang direncanakan sesuai variable dalam defenisi operasional melalui beberapa tahap yaitu : a. Pemeriksaan (Editing ) Dalam persiapan ini peneliti memeriksa kembali kelengkapan data yang diperoleh, kemudian untuk memudahkan pengecekan kelengkapan data yang diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian dilakukan pengelompokan dan penyusunan data. Data dielompokkanberdasarkan pertimbangan peneliti sendiri dengan maksud memudahkan pengolahan data. b. Pengkodean ( Coding ) Coding merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data bilangan dengan memberikan kode-kode pada setiap variable dengan maksud untuk memudahkan pengolahan data. c. Memproses Data ( Processing ) Setelah semua pedoman wawancara diperiksa dan telah melewati pengkodean maka langkah selanjutnya adalah memproses data agar dapat dianalisa dengan memasukkan data dari kuisioner ke komputer. d. Pembersihan data ( Cleaning ) Merupakan kegiatan pengecekkan kembali data yang sudah diproses apakah ada kesalahan atau tidak pada masing-masing variable yang sudah diproses sehingga dapat diperbaiki dan dinilai. 3. Analisa Data Analisa data terdiri dari : a. Analisa Univariat
  • 23. f = x 100 % n Adalah netode statistic yang digunakan oleh peneliti menghasilkan distribusi dan persentasi dari variabel dengan rumus : Keterangan : P : Jumlah persentasi yang dicari f : Jumlah frekuensi untuk setiap kategori jawaban n : Jumlah subjek penelitian kemudian data dijumlahkan, dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan dan dipresentasekan dan dimasukkan kedalam standar kriteria sesuai dengan defenisi operasional. b. Analisa Bivariat Adalah metode statistik yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yang mempengaruhi dengan menggunakan rumus Chi-square. Rumus pengolahan data : X2 = ∑ ( 0 – E )2 E Untuk tabel 2 x 2 digunakan rumus:
  • 24. E = jumlah baris x jumlah kolom Jumlah total Untuk menentukan ada hubungan atau tidak menggunakan perbandingan antara X2 hitung dengan X2 tabel. 1. X2 hitung > X2 tabel maka Ha diterima, Ho ditolak 2. X2 hitung < X2 tabel maka Ha ditolak, Ho diterima. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan penelitian serta pembahasan mengenai hubungan frekuensi pola makan dengan gastritis akut pada siswa di SLTP Negeri 1 Curup tahun 2006.Penyajian dari hasil penelitian yang dilaksanakan pada bulan Mei – Juli 2006. Hasil Penelitian . Gambaran umum tempat penelitian Penelitian ini dilakukan di SlTP Negeri 1 Curup pada bulan Mei – Juli 2006.SLTP Negeri 1 Curup mempunyai ruang kelas sebanyak 23 ruang,terdiri dari ; Kelas I : 9 ruang , Kelas II : 6 ruang , Kelas III : 8 ruang, Ruang Guru : 1 ruang , Ruang Kepala Sekolah : 1 ruang , TU : 1 ruang , WC : 2 kamar , dan Ruang Laboratorium IPA : 1 ruang. Dengan Luas Bangunan : 1550 m2 , Luas Pekarangan : 4245 m2 , Luas Kebun Sekolah : 1330 m2. Dengan jumlah siswa sebanyak 892 orang dan jumlah guru sebanyak 47 orang, terdiri dari ; Bahasa Indonesia : 6
  • 25. orang , Matematika : 8 orang , Kain Basurek : 2 orang , PPKn : 3 orang , Geografi : 3 orang , Fisika : 3 orang , Bahasa Inggris : 3 orang , Ekonomi : 3 orang , Sejarah : 4 orang , BP : 3 orang , Agama 1 orang , Pendidikan Jasmani : 3 orang , KTK : 3 orang , Komputer : 2 orang.Rata-rata guru tersebut lulusan Strata Satu (S.1). 2. Alur Penelitian Untuk memperoleh data terlebih dahulu,peneliti mewawancarai team UKS yang mengatakan bahwa setiap minggunya yang sering berobat dan mengambil obat penyakit maag (gastritis) sebanyak 5 – 8 orang setiap minggunya. Untuk mendapatkan data tentang frekuensi pola makan dengan gastritis akut,peneliti memberikan lembar kuisioner. Pada lembar kuisioner terdapat pertanyaan tentang frekuensi pola makan apabila responden menjawab …..dari…..pertanyaan “teratur” , maka dinyatakan frekuensi pola makannya teratur dan apabila menjawab…..dari…pertanyaan ”tidak teratur” maka dinyatakan frekuensi pola makannya tidak teratur. Dan pertanyaan gastritis apabila responden menjawab…….dari…….pertanyaan “ya” , maka responden mengalami penyakit gastritis akut. Dan apabila responden menjawab…….dari ……..pertanyaan “tidak”,maka responden tidak mengalami penyakit gastritis akut. . Karakteristik Responden 3.1.Karakteristik respoden berdasarkan kelas No Kelas Frekuensi Persentase 1. 2. 3. Jumlah Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden terbanyak adalah….orang (…%)
  • 26. 3.2. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase 1. 2. Perempuan Laki – laki Jumlah Berdasarkan tabel di atas , dapat dilihat bahwa responden terbanyak adalah….. yang berjumlah ….orang (…..%) dengan …..berjumlah……orang (…..%) 4. Hasil Penelitian Tabel 4.1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan frekuensi pola makan pada siswa di SLTP Negeri 1 Curup tahun 2006 No Frekuensi Pola Makan Frekuensi (orang) Persentase (%) 1. 2. Teratur Tidak teratur Jumlah Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden (……%) atau……orang siswa memiliki frekuensi pola makan tidak teratur. Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan penyakit Gastritis Pada Siswa SLTP Negeri 1 Curup Tahun 2006. No. Penyakit Gastritis Akut Frekuensi ( orang) Persentase (%) 1. 2. Ya Tidak Jumlah Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden (……%) atau……orang responden mengalami penyakit Gastritis Akut.
  • 27. Tabel 4.3 Distribusi frekuensi Pola Makan Terhadap Penyakit Gastritis Akut Pada Siswa SLTP Negeri 1 Curup Tahun 2006. No Frekuensi Pola makan Gastritis Akut JumlahYa Tidak    % 1. 2. 3. Dari tabel di atas dapat dilihat siswa dengan frekuensi Pola Makan teratur terdapat…. Orang (… %) dengan gastritis Akut dan … orang (….%) tidak mengalami Gastritis Akut. Siswa dengan frekuensi pola makan tidak teratur terdapat …. Orang (…%) dengan Gastritis Akut dan …. orang (…%) tidak mengalami gastritis Akut. 5. Hubungan Frekuensi Pola Makan Terhadap Gastritis Akut. Untuk mengetahui hubungan variabel bebas dan terikat maka tabel distribusi frekuensi dimasukkan kedalam tabel silang untuk dilakukan uji statistic dengan menggunakan uji perbandingan chi kuadrat (X2). Apabila dalam penghitungan chi kuadrat hitung > dar chi kuadrat tabel maka Ha diterima sedangkan Ho ditolak yang berarti ada hubungan antara frekuensi pola makan dengan gastritis akut pada siswa SLTP Negeri 1 Curup. Dan jika chi kuadrat hitung < chi kuadrat tabel maka Ha ditolak dan Ho diterima yang berarti tidak ada hubungan antara frekuensi pola makan dengan gastritis akut pada siswa SLTP Negeri 1 Curup.
  • 28. No Frekuensi Pola makan Gastritis Akut JumlahYa Tidak    % 1. 2. 3. Dari tabel diatas jumlah responden yang mempunyai frekuensi pola makan teratur berjumlah… orang dengan penyakit gastritis akut terdapat … orang ( %) dan tidak mengalami penyakit gastritis akut terdapat …orang ( %). Sedangkan responden yang memiliki frekuensi pola makan tidak teratur berjumlah … orang dengan penyakit gastritis akut terdapat .. orang 9….%) dan tidak mengalami penyakit gastritis akut terdapat …. Orang (…%). Setelah dihitung dengan rumus : Maka didapatkan hasil X2 hitung = … dan X2 tabel = X2 ( 1- α ) df X2 tabel = … Berdasarkan perbandingan perhitungan ternyata nilai chi kuadrat hitung lebih besar dari chi kuadrat table ( > ) ini berarti bahwa Ha diterima yaitu ada hubungan antara frekuensi pola makan dengan gastritis akut pada siswa di SLTP Negeri 1 Curup Tahun 2006. B. Pembahasan Pada uji statistik dengan X2 ( Chi –Squarre) menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara frekuensi pola makan dengan penyakiy gastritis akut pada siswa di SLTP
  • 29. Negeri 1 Curup Tahun 2006, dengan X2 hitung dan X2 tabel berarti Ha diterima ( Ho ditolak). Hal ini sesuai dengan pernyataan Sitorus H.Roland yang mengatakan bahwa kebiasaan atau jam makan tidak teratur dapat menyebabkan penyakit gastritis atau maag. Wanita paling dominant terjadi penyakit maag dikarenakan diet yangterlalu ketat karena takut gemuk sehingga makannya menjadi tidak teratur. Pola makanan adalah cara mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung zat gizi yang berguna untuk mempertahankan kehidupan. Makanan yang berguna sebagai zat tenaga,zat pembangun dan zat pengatur. Fungsi makanan adalah memelihara tubuh dalam pertumbuhan dan mengganti jaringan yang rusak, memperoleh energi dan mengatur metabolisme dan keseimbangan mineral dan air dalam tubh serta berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap penyakit. Makanan yang tidak boleh dimakan atau makanan yangdapat menyebabkan gastritis akut adalah ketan, jagung, singkong, daging, ikan dalam kaleng, daging kambing, kacang-kacangan, santan kental, gorengan, minuman yang mengandung soda serta bumbu yang merangsang produksi asam lambung seperti cuka, merica dan cabe. Gastritis akut adalah peradangan jangka pendek yang terkait dengan konsumsi agen kimia atau makanan yang mengganggu atau merusak gastric ( Reeves, Charlene 2001). Factor-faktor yang mempengaruhi penyakit gastritis akut adalah kebiasaan atau jam amakna yang tidak teratur yang biasanya terjadi pada wanita disebabkan karena diet yang tidak teratur untuk menurunkan berat badan dan bagiorang yang bekerja sehingga terlambat makan atau lupa makan. Makanan yang merangsang produksi asam lambung seperti makanan yang terlalu pedas sepeti makanan yang mengandung cuka dan lada. Dalam penelitian ini penulis hanya melihat apakah ada hubungan frekuensi pola makan dengan penyakit gastritis akut pada siswa dan ternyata ada hubungan.
  • 30. Berdasarkan keterangan diatas bahwa frekuensi pola makan dapat mempengaruhi atau mengakibatkan gastritis akut pada siswa. s DAFTAR PUSTAKA Arikunto,S ( 1996 ). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rhineka Cipta : Jakarta. Brunner & Suddart ( 2000 ). Keperawatan Medikal Bedah Buku Saku. EGC : Jakarta. Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong ( 2002). Profil Kesehatan Rejang Lebong. Horrison ( 2000 ). Prnsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam Volume 4. EGC : Jakarta. Notoadmojo,S ( 2000 ). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rhineka Cipta : Jakarta. Persatuan Ahli Gizi Indonesia ( 1990 ). Penuntun Diit. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta Sugiyono Dr ( 2000 ). Statistika Untuk Penelitian. CV alfa beta : Bandung. Wrong Diagnosis ( 2005 ). Statistic about Gastritis. N O Kegiatan B U L A N MARET APRIL MEI JUNI JULI 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
  • 31. 1 Pendahuluan a. Survey b. Membuat Proposal c. Ujian proposal d. Perbaikan 2 Pelaksanaan a.Pengumpulan data b.Pengolahan data c.Seminar hasil d.Perbaikan LEMBAR KUESIONER II. Identitas Responden : 1. Nomor Responden : 2. Nama : 3. Kelas : 4. Umur : 5. Alamat : II. Petunjuk Lingkarilah jawaban yang menurut anda paling benar.
  • 32. C. Pertanyaan tentang pola makan 1. Apakah anda makan 3x dalam sehari ? a. Teratur b. Tidak teratur 2. Apakah jam makan anda terutur ? a. Teratur b. Tidak teratur 3. Apakah anda biasa makan pagi jam 07.00 WIB ? a. Teratur b. Tidak teratur 4. Apakah anda biasa makan siang jam 12.00 WIB ? a. Teratur b. Tidak teratur 5. Apakah anda biasa makan malam jam 19.00 WIB ? a. Teratur b. Tidak teratur 6. apakah anda makan dengan porsi kecil tetapi sering ? a. Teratur b. Tidak teratur D. Pertanyaan tentang Penyakit gastritis akut 1. Apakah anda mengalami rasa sesak sewaktu makan ? a. Ya b. Tidak
  • 33. 2. Apakan anda mengalami nyeri di ulu hati apabila telat waktu makan ? a. Ya b. Tidak 3. Apakah anda sering mengalami rasa pedih di ulu hati apabila tidak makan ? a. Ya b. Tidak 4. Apakah anda pernah mengeluarkan cairan asam dari mulut ? a. Ya b. Tidak 5. Apakah anda mengalami perut kembung sebelum makan ? a. Ya b. Tidak 6. Apakah anda muntah setelah makan ? a. Ya b. Tidak 7. Apakah anda merasa pusing apabila makan tepat pada waktunya ? a. Ya b. Tidak 8. Apakah anda merasakan mual kalau telat makan ? a. Ya b. Tidak 9. Apakah anda mengalami penyakit gastritis atau maag ? a. Ya b. Tidak