Dokumen tersebut membahas tentang keberanian dalam pengambilan keputusan dan kiat-kiat memobilisasi staff berkinerja tinggi. Secara khusus, dokumen tersebut menyoroti pentingnya pemimpin dalam mengambil keputusan, menyelesaikan masalah, dan memotivasi anggotanya untuk berkinerja tinggi.
3. “Ketika para prajurit tidak lagi membawa masalah mereka kepada
anda, itulah hari dimana anda berhenti memimpin mereka.
Mereka telah kehilangan keyakinan bahwa anda dapat membantu
mereka atau mereka berkesimpulan bahwa anda tidak lagi punya
kepedulian. Apapun itu, artinya kepemimpinan anda telah gagal“
(Jendral Colin Powel)
SALAH SATU UPAYA PEMIMPIN DALAM
MENYELESAIKAN MASALAH ADALAH
MENGAMBIL KEPUTUSAN ATAS ALTERNATIF
SOLUSI YANG TERSEDIA…
4. PENGAMBILAN KEPUTUSAN ADALAH UPAYA
UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH
DENGAN MEMILIH ALTERNATIF SOLUSI
YANG ADA …
Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta (Rational)
Secara umum pengambilan keputusan, biasanya mempertimbangkan
beberapa model rasional. Ide umum di sini adalah untuk menimbang-
nimbang antara pro dan kontra, dan bekerja keluar pilihan, yang paling
masuk akal logis. Biasanya ada serangkaian langkah-langkah yang
terlibat dan ini dilakukan satu demi satu.
Model ini sering melibatkan memasukkan informasi ke dalam grafik atau
diagram. Informasi ini biasanya mencakup fakta-fakta serta asumsi. Dan
metode penilaian ini dirancang untuk menghasilkan keputusan yang
optimal.
5. PENGAMBILAN KEPUTUSAN ADALAH UPAYA
UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH
DENGAN MEMILIH ALTERNATIF SOLUSI
YANG ADA …
Pengambilan Keputusan Secara Intuitif
Model Intuitif tidak bergantung pada akal dan logika. Pilihannya
biasanya dicapai oleh intuitif; 'tahu' tentang jawaban terbaik, tentang
'perasaan dalam usus mereka', 'mendengarkan hati mereka dan
penglihatan menerima atau mendengar suara-suara.
Metode lain pengambilan keputusan seperti astrologi, kristal, kartu tarot,
segulung dadu, bisa juga dianggap sebagai model intuitif. Mereka tidak
didasarkan pada akal dan rasionalitas, bukan mereka memanfaatkan
beberapa kearifan batin.
6. TAHAPAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. AKUI anda punya masalah
2. NYATAKAN masalahnya apa..
DEFINISIKAN apa masalahnya.
Banyak orang bilang punya masalah; tapi mereka tidak pernah mau MENYATAKAN
APA MASALAHNYA
1. Cari dan NYATAKAN SOLUSINYA
Bukan cari KAMBING HITAM
1. Cari ALTERNATIF solusinya
Kebanyakan kita tahu solusi dari masalah kita, tapi tidak mau melakukannnya
Aku punya masalah aku tahu solusinya aku perlu bantuanmu
1. Pertimbangkan kelemahan dan keuntungan dari setiap alternatif solusi
2. Ambil keputusan NYATAKAN solusinya
3. Ambil tindakan untuk mencapai tujuan (goal)
JANGAN PERNAH lagi membicarakan masalahnya
Hanya BICARA solusinya
1. Evaluasi tindakan
Lakukan sedikit penyesuaian (koreksi) setiap kali anda mendapati solusi tsb
tidak sejalan dengan goal
Konsultasi dengan atasan anda
6
7. Pastikan kita tidak salah memilih siapa orang yang
patut dikecewakan..
BERTANGGUNG-JAWAB TERKADANG
BERARTI MEMBUAT ORANG LAIN KECEWA"
8. MENDEFINISIKAN MASALAH
1. Apa, Dimana, Bagaimana, Kapan, dgn Siapa, Mengapa
2. Bila masalahnya rumit (complex)
Pecahkan menjadi beberapa bagian yg lebih kecil
Dapatkan pandangan orang lain
Lakukan prioritas
1. Gambarkan apa yang diinginkan
Buat pernyataan solusi: “Inilah yang seharusnya terjadi…”
1. . Tetapkan Goal yang spesifik dan terukur
Apa yang ingin kita: Capai, Pelihara, Hindari, Kurangi
1. Kaitkan dengan Gambaran Besarnya
Pastikan ‘apa yang diinginkan’ sejalan dengan misi dan rencana strategis
1. Cek realitas: politik keputusan
Siapa yang berkepentingan (stakeholders) dalam situasi ini ?
Apa yang mereka perlukan untuk membuat keputusan ?
Bagaimana dan kapan mereka dilibatkan dalam menemukan solusi ?
1. Yang masuk dalam kelompok Stakeholder a.l:
Anggota, Penyandang Dana, jalur Komando, Lingkungan< Komunitas Lokal, Supplier,
Pemerintah, Pengguna/ Pemakai
8
10. MENGUMPULKAN TAMBAHAN INFORMASI/
FAKTA
3. Faktor Kualitatif
Analisa SWOT
Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats
Analisa PEST, menggunakan isu external yang dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan: Political, Economic, Social, Technological
e.g:
Apa reaksi dari komunitas lokal ?
Apakah kebijakan pemerintah mendukung rencana pembangunan ?
Apakah ada dampak sosial – e.g. polusi suara, kerusakan eco-sistem, dll ?
Dampak Sumber Daya Manusia juga sangat penting untuk
dipertimbangkan:
Motivasi,
Moral
Rekrutmen and Retensi
Kadang sangat sulit untuk diukur dan dinilai
Kadang memerlukan perbedaan antara dampak jangka pendek vs jangka
panjang
10
11. SEBERAPA BANYAK INFORMASI ITU DAIANGGAP
CUKUP ?
• Gunakan formula P=40 to 70, dimana P adalah probabilitas kesuksesan
dan angka menunjukan percentase informasi yang diperlukan
• Bila jumlah informasi yg kita peroleh sudah mencapai 40-70 %, sisanya
gunakan intusi dan hati nurani anda
12. FAKTOR PENENTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN
No Landasan waktu Deskripsi
1.
Masa lalu
Pengalaman dan peristiwa masa lalu
Keinginan masa lalu yang belum terwujud
Masalah dan tantangan yg timbul pada masa lalu dan belum
terselesaikan
Ketersediaan informasi masa lalu
2.
Masa kini
Perubahan faktor lingkungan: politik, ekonomi, sosial budaya.
Dorongan visi, misi dan keinginan yang hendak dicapai.
Masalah dan tantangan yang timbul sebagai hasil dari perubahan
lingkungan.
Adanya konsep kelangkaan dan keterbatasan
Adanya konsep tentang tindakan atas dasar kesadaran untuk
memilih salah satu alternatif atas masalah yang dihadapi
Keputusan-keputusan yang diambil oleh organisasi lain
Ketersediaan real time information, informasi yang relevan dan
berkualitas
Adanya sejumlah pengetahuan hasil akumulasi masa lalu yang
bernilai tinggi
3.
Masa depan
Visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai
Perubahan faktor lingkungan yang akan terjadi
Ketidakpastian dan peluang timbulnya risiko dan kelangkaan
Ketersediaan expected information yang diharapkan membantu
proses pengambilan keputusan
13. "ORGANISASI TIDAK MENGHASILKAN APAPUN.
RENCANA JUGA TIDAK MENGHASILKAN APAPUN.
TEORI MANAGEMENT TIDAK BANYAK BERPERAN.
MANUSIALAH YANG MEMBAWA KESUKSESAN
ATAU KEGAGALAN. HANYA DENGAN
MENDAPATKAN ORANG (TEAM) TERBAIKLAH YANG
AKAN MEMBAWA ANDA PADA KEBERHASILAN
BESAR”
14. TEKNIK MOTIVASI ANGGOTA DAN MEMPERTAHANKAN
DAYA JUANG STAFF UNTUK PELAKSANAAN PROGRAM
ORGANISASI
Walk slowly through the halls
Jangan tergesa-gesa
Tunjukkan bahwa anda peduli
Ciptakan keseimbangan yang sehat antara kepentingan pribadi dan profesional
Beraikan perhatikan ketika orang-orang mulai menghindari anda
Perhatikan mereka, dan mereka akan memperhatikan tugas dan pekerjaan
See everyone as a ‘10’
Lihat mereka seperti apa mereka bisa menjadi
Biarkan mereka ‘meminjam’ kepercayaan anda kepada mereka
Lihatlah mereka ketika mereka melakukan sesuatu yang benar
Percayalah bahwa yang terbaik memberikan yang lain manfaat dari keraguan
Sadarilah bahwa ‘10’ memiliki banyak definisi
Beri mereka ‘10’ treatment
Develop each team member as a person
Lihat perkembangan sebagai proses jangka panjang
Temukan impian dan keinginan tiap orang
Gunakan tujuan organisasi untuk pengembangan individu
Bantu mereka untuk mengenal diri mereka
Bersiaplah untuk melakukan hard conversation
Rayakan kemenangan
Persiapkan mereka untuk kepemimpinan
14
15. Place people in their strength zones
Temukan kekuatan mereka yang sebenarnya
Berikan mereka pekerjaan yang tepat
Identifikasi kemampuan-kemampuan yang mereka butuhkan dan berikan mereka
pelatihan yang terbaik
Model the behavior you desire
Prilaku anda menentukan budaya
Sikap anda menentukan atmosfer
Nilai-nilai yang anda anut menentukan keputusan
Investasi anda menentukan pengembalian yang kan didapat
Karakter anda menentukan kepercayaan
Etika kerja anda menentukan produktivitas
Perkembangan anada menentukan potensi
Transfer the vision
Kejelasan, hubungan dengan masa lalu, sekarang dan masa depan
Purpose, Goals
A challenge, Stories
Passion
Reward for result
Berikan pujian secara publik dan pribadi, berikan lebih dari sekedar pujian, jangan
menyamakan hadiah untuk semua orang, berikan tunjangan diluar gaji, promosikan bila
memungkinkan, Ingatlah bahwa anda akan mendapatkan apa yang anda bayar.
15
TEKNIK MOTIVASI ANGGOTA DAN MEMPERTAHANKAN
DAYA JUANG STAFF UNTUK PELAKSANAAN PROGRAM
ORGANISASI
16.
17. KRITERIA ORGANISASI ATAU TIM YG BERKINERJA
TINGGI
Pemimpin memberi inpirasi pada yang lain melalui visi yang jelas,
akan gambaran sukses, dimasa depan, memenuhi janji yang diberikan
pada anggota, dan menyediakan lingkungan kerja dan infrastruktur
yang baik untuk anggota.
Inspirational
Leadership
Establish a strong
connection to
Strategy
Deliver a
compelling
promise to
employees
Build a High
Performance
Culture
Align People
Practices =
Engaged
Employees
19. 19
Hunbungan
berlandaskan
pada
teterbukaan,
kepercayaan
dan equality
Hunbungan
berlandaskan
pada
teterbukaan,
kepercayaan
dan equality
“Coaching adalah “membuka” potensi orang lain
untuk memaksimalkan kinerjanya.”
“Coaching lebih membantu dari pada menggurui
mereka” (Galleway)
Tujuan utama
adalah untuk
membantu
coachee
Tujuan utama
adalah untuk
membantu
coachee Fokus pada
pikiran &
pengalaman
coachee
Fokus pada
pikiran &
pengalaman
coachee
Coachee bisa
lebih baik dari
sekarang
Coachee bisa
lebih baik dari
sekarang
Solusi yang baik
datang dari
coachee
Solusi yang baik
datang dari
coachee Coachee
berkomitmen dan
bertanggung
jawab akan hasil
kerjanya
Coachee
berkomitmen dan
bertanggung
jawab akan hasil
kerjanya
Apa itu Coaching?
20. Kapabilitas Utama dalam Coaching
Ketertarikan kepada orang lain
Memacu business results
Coaching
Untuk kinerja bisnisMendengarkan
Secaraaktif
Bertanya
dengantepat
Membangun
Hubungan
Memberikan
Umpanbalik
22. HOW CAN THE DECISION-MAKING PROCESS BE
MANAGED?
1. Choosing problems to address. Ask and answer the following questions:
Is the problem easy to deal with?
Might the problem resolve itself?
Is this my decision to make?
Is this a solvable problem within the context of the organization?
1. Reasons for decision making failure.
Managers too often copy others’ choices and try to sell them to subordinates.
Managers tend to emphasize problems and solutions rather than successful
implementation.
Managers use participation too infrequently.
1. Vroom, Yetton, and Jago decision making framework.
Decision-making method used should fit the problem.
In choosing among individual, consultative, or group methods, managers should
analyze:
Quality requirements.
Availability and location of relevant information.
Commitments required to implement decision.
Available time.
22
23. HOW CAN THE DECISION-MAKING PROCESS BE
MANAGED?
4. Knowing when to quit — eliminating escalating commitments
Escalating commitment reflects the continuation and renewed efforts on a
previously chosen course of action even when feedback suggests that it is
failing.
Eliminating escalating commitment requires self-discipline to admit mistakes
and change direction.
4. Reasons for decision making failure.
Managers too often copy others’ choices and try to sell them to subordinates.
Managers tend to emphasize problems and solutions rather than successful
implementation.
Managers use participation too infrequently.
4. Vroom, Yetton, and Jago decision making framework.
Decision-making method used should fit the problem.
In choosing among individual, consultative, or group methods, managers should
analyze:
Quality requirements.
Availability and location of relevant information.
Commitments required to implement decision.
Available time.
23
24. PENGARUH TECHNOLOGI, BUDAYA, ETIKA
DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Increasingly complex problems and opportunities face decision makers
in organizations due to various workplace trends.
2. These workplace trends are changing the who, when, where, and how of
decision making.
3. Information technology and decision making.
Artificial intelligence.
The study of how computers can be programmed to think like human beings.
Will allow computers to displace many decision makers.
Expert systems that support decision making by following “either-or” rules to make
deductions.
Fuzzy logic and neural networks that reason inductively.
Computer support for decision making.
The Internet.
Company intranets.
Decision support software to facilitate virtual teamwork.
Information technology does not deal with issues raised by the garbage can
model. 24
25. PENGARUH TECHNOLOGI, BUDAYA, ETIKA
DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
4. Cultural factors and decision making.
Culture is “the way in which a group of people solves problems.”
North American culture stresses decisiveness, speed, and the individual
selection of alternatives.
Other cultures place less emphasis on individual choice than on developing
implementations that work.
The most important impact of culture on decision making concerns which issues
are elevated to the status of problems solvable with the firm.
4. Ethical issues and decision making.
Ethical dilemma.
A situation in which a person must decide whether or not to do something that,
although personally or organizationally beneficial, may be considered unethical and
perhaps illegal.
Ethical dilemmas are often associated with:
Risk and uncertainty.
Nonroutine problem situations
25
26. PENGARUH TECHNOLOGI, BUDAYA, ETIKA
DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
6. Ethical decision-making checklist.
Is my action legal?
Is it right?
Is it beneficial?
How would I feel if my family found out about this?
How would I feel if my decision were printed in the local newspaper?
7. Suggestions for integrating ethical decision making into the firm.
Develop a code of ethics and follow it.
Establish procedures for reporting violations.
Involve employees in identifying ethical issues.
Monitor ethical performance.
Reward ethical behavior.
Publicize ethical efforts
8. Implications of ethics for decision making.
Morality is involved in:
Choosing problems.
Deciding who should be involved in making decisions.
Estimating the impacts of decision alternatives.
Selecting an alternative for implementation.
Moral conduct does not arise from after-the-fact embarrassment.
26
27. PENGARUH PERILAKU TERHADAP
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Perilaku yang mempengaruhi pengambilan keputusan adalah: Ethics,
values, Personality, Propensity for Risk, Potensial for Dissonance, serta
Escalation of Comitment.
Etika adalah sistem atau kode yang memberikan arahan pekerjaan bagi
individu.
Faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan etis: gender, filosofi,
edukasi, pengalaman, umur, kesadaran, kultur organisasi, kode etik, reward dan
sanksi.
Personality adalah satu faktor yang paling mempengaruhi Pembuat
keputusan. Fakta menunjukan:
Semua orang tidak pandai dalam semua hal
Karakteristik tertentu terkait dengan perbedaan proses pengambilan keputusan
Hubungan personality terhadap keputusan bervariasi
Individu yang menghadapi keputusan penting dan ambigu dipengaruhi opini
rekan
28. KECENDERUNGAN TERHADAP RESIKO YANG
DIAMBIL AKAN MEMPENGARUHI PROSES
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Seseorang dengan kecenderungan yang tinggi untuk
menghindari resiko akan memilih keputusan yang tingkat
kepastiannya tinggi .
( High Aversion to risk High Certainity)
Besarnya resiko yang diambil tergantung:
Kejelasan Goal yang ditetapkan
Informasi alternatif nya diketahui
Outcome dari alternatif dapat diidentifikasi
Editor's Notes
EXPLAIN THIS MODEL
Training is high on the directive “telling” and low on supportive – not much follow up. The relationship is driven by the trainer in terms of what gets learnt (e.g. curriculum)
A mentor is low on telling (share stories – don’t make you do it) and low on supportive. They will not chase you up and tell you to do something. A mentor has the ideas vs a coach that asks the right questions and is a sounding board to ideas.
Counselling should be a relationship that both parties want to be in involved in and believe can work. There is more “telling” than with coaching – but an equal amount of support and encouragement.
Coaching is a low directive (not much telling) and high support relationship. It is equal and collaborative and focused on the development of the individual. There is more follow-up than with a mentor, and less direction than with counselling.
Quality conversation, authentic conversation, genuine dialogue is an essential ingredient to coaching. Both parties in a conversation are responsible for the quality and value of this discussion