Beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk merubah perilaku masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim:1. Sosialisasi dan edukasi tentang dampak perubahan iklim dan cara-cara adaptasi yang tepat. Misalnya melalui media, pelatihan, atau diskusi kelompok. 2. Membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya mengurangi emisi karbon dan melindungi lingkungan. Misalnya dengan himbauan mengurangi pemakaian kendar
Similar to Beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk merubah perilaku masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim:1. Sosialisasi dan edukasi tentang dampak perubahan iklim dan cara-cara adaptasi yang tepat. Misalnya melalui media, pelatihan, atau diskusi kelompok. 2. Membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya mengurangi emisi karbon dan melindungi lingkungan. Misalnya dengan himbauan mengurangi pemakaian kendar
Similar to Beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk merubah perilaku masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim:1. Sosialisasi dan edukasi tentang dampak perubahan iklim dan cara-cara adaptasi yang tepat. Misalnya melalui media, pelatihan, atau diskusi kelompok. 2. Membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya mengurangi emisi karbon dan melindungi lingkungan. Misalnya dengan himbauan mengurangi pemakaian kendar (20)
Beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk merubah perilaku masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim:1. Sosialisasi dan edukasi tentang dampak perubahan iklim dan cara-cara adaptasi yang tepat. Misalnya melalui media, pelatihan, atau diskusi kelompok. 2. Membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya mengurangi emisi karbon dan melindungi lingkungan. Misalnya dengan himbauan mengurangi pemakaian kendar
2. LATAR BELAKANG
▪ Kerugian ekonomi karena pencegahan dan pengendalian
penyakit DBD, malaria, diare, pneumonia : 0,05% s.d 1,86% PDB
(Bappenas).
▪ Kontribusi emisi gas rumah kaca pada fasilitas pelayanan
Kesehatan dan rantai pasokannya : 4.49% (secara global)
▪ Frekuensi bencana hidrometeorologi : 99% seperti banjir,
longsor dsb
▪ PN 6 : Membangun Lingkungan Hidup, Meningkatkan ketahanan
bencana, dan perubahan iklim perlindungan sektor kesehatan
dari dampak iklim
5. PERUBAHAN IKLIM DAN KESEHATAN
Penyakit
Pernafasan
Jalur Paparan
- Cuaca ekstrim
- Heat stress
- Kualitas Udara
- Kualitas dan kuantitas air
- Ketahanan dan Keamanan
Pangan
- Distribusi vektor dan ekologi
Kapasitas Sistem Kesehatan
- Kepemimpinan dan Tata Kelola
- SDM Kesehatan
- Sistem Informasi Kesehatan
- Produk Medis esensial dan
Teknologi
- Pelayanan Kesehatan
- Pembiayaan
Heat related
illness
Cidera dan
Kematian dari
cuaca ektrim
Penyakit tular air
and dampak
kesehatan terkait
air
Faktor Kerentanan
- Demografic
- Geografic
- Biological dan status kesehatan
- Sosiopolitik
- Sosioeconomik
PERUBAHAN IKLIM
KERENTANAN
Zoonosis
Penyakit Tular
Vektor
Malnutrisi
dan Penyakit
Tular
Makanan
Penyakit
Tidak
Menular
Kesehatan
Metal dan
Psikososial
Dampak
terhadap
Fasilitas
Pelayanan
Kesehatan
Efek
terhadap
sistem
kesehatan
R I s I k o K e s e h a t a n Y a n g S e n s I t I f I k l I m
Sumber: WHO, 2021
7. ▪ INDIKATOR
Kabupaten / Kota yang menyelenggarakan adaptasi
perubahan iklim dan kebencanaan lingkungan
▪ DEFINISI OPERASIONAL
Kabupaten/Kota yang telah memiliki Peta Kerentanan
/risiko, memiliki Rencana Kerja, ada Intervensi.
INDIKATOR BASELINE 2022 2023 2024
Kab/kota yang menyelenggarakan
adaptasi perubahan iklim dan
kebencanaan lingkungan
9 kab/kota yang intervensi
(lokasi ICCTF 2013-2015)
3%
(15)
15%
(75)
30%
(150)
8. ▪ Peta Kerentanan
Peta kerentanan/risiko 4 penyakit proritas yang sensitive iklim
(DBD, malaria, pneumonia dan diare) di kab/kota
▪ Rencana Kerja
1. Rencana Kerja Masyarakat :
minimal 1 desa/kelurahan di lokasi yang rentan, rencana aksi,
prioritas aksi, implementasi aksi
2. Rencana Kontingensi Bidang Kesling :
kab/kota telah menyusun upaya kesehatan lingkungan dalam
dokumen rencana kontingensi penanggulangan bencana
▪ Intervensi
Intervensi terhadap 4 penyakit prioritas yang sensitive iklim baik
berupa KIE (poster/leaflet, dll), penggerakan masyarakat, perbaikan
atau pembangunan sarana, pengembangan teknologi tepat guna
atau adaptif terhadap perubahan iklim, rekayasa lingkungan di
minimal 1 desa/kelurahan
9. KOMITMEN INDONESIA
PADA COP26 TAHUN 2021
▪ Membangun sistem
kesehatan berketahanan
iklim
▪ Membangun sistem
Kesehatan low carbon dan
lestari lingkungan (zero net
2030)
▪ Pembiayaan
10. Membangun sistem
kesehatan berketahanan
iklim
No Uraian Komponen (kerangka WHO) Kegiatan tahun 2022
1 Penguatan komitmen dan kepemimpinan yang efektif
untuk membangun ketahanan iklim
Sosialisasi APIK (Kegiatan Dekon: Prov. DKI,
Lampung, DIY, Papua, Jateng)
2 Penguatan kapasitas organisasi dan kapasitas sumber
daya manusia
Sosialisasi APIK (Kegiatan Dekon: Prov. DKI,
Lampung, DIY, Papua, Jateng), Penyusunan NSPK
Kegiatan APIK (review pedoman desa sehat iklim)
3 Penilaian Kerentanan dan Kapasitas Adaptif Assesment kerentanan dan adaptasi (WHO-Pearea
2022-2023)
Workshop Sistem Pemetaan Kerentanan Wilayah
4 Penguatan peringatan dini dan monitoring terintegrasi Koordinasi sistem peringatan dini penyakit DBD
(BMKG) dan SKDR (Dit.SKK) untuk rencana MOU
5 Peningkatan penelitian kesehatan dan iklim • Kajian risiko penyakit sensitive iklim (Unicef dan
ITB lokasi : Cirebon, Sumba barat daya, Papua
Barat) dan
• Kemenkes-Univ.Pajajaran (Lampung Selatan,
11. Membangun sistem
kesehatan berketahanan
iklim
No Uraian Komponen (Kerangka WHO) Program tahun 2022
6 penerapan teknologi dan infrastruktur berkelanjutan yang
berketahanan iklim
Belum ada di tingkat pusat, namun ada provinsi
yang sudah punya rencana untuk penggantian
energi listrik dari panel surya (28 RS di DKI Jkt)
7 penguatan dukungan pada sektor lain terkait dengan
pengelolaan lingkungan yang berdampak pada
Kesehatan
Rapat koordinasi lintas sector bersama Bappenas,
KLHK, Kemendagri, BMKG, Pertanian, dan KKP
(Kemen Kelautan dan perikanan)
8 Pengembangan program kesehatan yang terkait iklim • Desa sehat iklim, pendampingan pemberdayaan
masyarakat dalam rangka peningkatan kasus
Demam berdarah
• Wokrshop Panduan Teknis STBM KLB Demam
Degue /Malaria
9 Kesiapsiagaan dan pengelolaan kedaruratan terhadap
iklim ekstrim/bencana hidrometeriologis (terkait iklim
Kegiatan pada pra-saat-pasca bencana
10 pendekatan komprehensif untuk membiayai perlindungan
kesehatan dari dampak perubahan iklim
Pembiayaan masuk perencanaan tahun 2023,
rekomendasi akses pendanaan
12. Membangun sistem
kesehatan low carbon dan
lestari lingkungan
▪ Penyusunan Pedoman fasilitas pelayanan Kesehatan low carbon kerjasama WHO (sedang proses)
▪ Pelatihan Carbon Footprint : Training of Trainer Climate Impact Checkup Tool, May 2022, Philipines
RSJD Prov Jawa barat, RSUD Syamsuddin Kerjasama dengan Health Care Without Harm Asia
Pacific
▪ Rapat pembahasan intrumen Climate impact check up tool untuk digunakan di RS di Indonesia (boleh
digunakan sementara waktu menunggu intrumen dari KLHK)
▪ Carbon footprint : Workshop Climate Impact Checkup Tool for Hospitals in Indonesia, August 2022,
Sukabumi, West Java 30 RS (RS Vertikal Kemkes, RSUD dan swasta) Kerjasama dengan Health
Care Without Harm Asia Pacific
▪ Bimtek Fasyankes resilient iklim dan lestari lingkungan, Oct 2022, Bogor RS tipe A Pusat dan
Provinsi : 50 RS)
▪ Bimtek Fasyankes resilient iklim dan lestari lingkungan di regional Jawa (DKI Jakarta, Jabar, Jateng,
Jatim, Banten), Dec 2022, Jakarta 60 RS tipe B
13. Penyelenggaraan kesehatan lingkungan dalam kondisi bencana
dilakukan pada ruang lingkup kesehatan lapangan yang
menimbulkan adanya pengungsi, migrasi, atau relokasi, meliputi;
• Bencana alam : geologi dan hidrometeorologi
• Bencana non alam
• Bencana social (kerusuhan, konflik social)
Upaya kesehatan lingkungan dilakukan pada kondisi tahun 2022;
• Pra bencana : Sosialisasi rencana kontingensi, Pendampingan
penyusunan renkon (UNICEF) pelatihan/orientasi STBM bencana,
bufferstock, rapat koordinasi cluster WASH tingkat nasional
• Saat kondisi bencana : REHA (Rapid on Environment Health
Assesment) dilaksanakan di Kab. Pasaman dan Pasaman Barat,
dan Cianjur) dan
• Pasca bencana : Pendampingan Intervensi Kesehatan Lingkungan
dalam situasi darurat (Kab. Pasaman dan Pasaman Barat dan
Cianjur),
14. DUKUNGAN MITRA PEMBANGUNAN
▪ Pelatihan perhitungan emisi gas rumah kaca di RS (GIZ di
DKI Jkt)
▪ Bimtek Fasyankes low carbon dengan CBIT UNDP-KLHK
▪ TOT perhitungan emisi gas rumah kaca di RS (WHO-HCWH
Asia Fasific)
▪ Penyusunan rencana kontingensi dan bufferstock logistic
bencana (UNICEF)
▪ Penyusunan modul pelatihan APIK (Unicef)
▪ Rapat koordinasi cluster WASH kebencanaan (Unicef)
14
15. 15
Peran B/BTKL -PP
1 Analisis dampak perubahan iklim terhadap penyakit sensitif iklim
(tular vektor, tular udara, tular pangan, dll)
Compare data penyakit dan iklim minimal 5 tahun terakhir
2 Kajian kualitas lingkungan pasca bencana (REHA dan update)
3 Pengembangan model dan teknologi tepat guna yang adaptif iklim
4 Pendampingan penyusunan peta kerentanan perubahan iklim
pada wilayah layanan
5 Pengendalian FR KLB/ Wabah dan Situasi khusus
16. 16
Peran KKP
1 Pembinaan dan pengawasan terhadap faktor risiko kesehatan
pada orang dan/atau lingkungan yang terintegrasi program
Pelabuhan/bandara sehat
2 Pencegahan terhadap penyakit yang sensitif iklim dan faktor
risiko kesehatan pada orang dan/atau lingkungan;
3 Pelaksanaan pelayanan kesehatan pada kegawatdaruratan
dan situasi khusus
17. 17
Hengki kab rejang lebong
Salah satu faktor perubahan iklim banyak salah satunya
adalah perilaku, perubahn iklim yang sangat ekstirm
dari panas dingin. Startegi apa yang kita lakukan untuk
merubaha perilaku masyarakat dalam perubahan iklim ?
Editor's Notes
Conference of Parties (COP26) special report on climate change and health (2021) menyatakan bahwa perubahan iklim telah berdampak pada kesehatan yang menyebabkan kematian dan penyakit dalam berbagai cara, seperti peristiwa cuaca ekstrem yang semakin sering, seperti gelombang panas, badai dan banjir, gangguan sistem pangan, peningkatan zoonosis dan penyakit bawaan makanan, air, dan vektor, serta masalah kesehatan mental.
Risiko kesehatan yang sensitif terhadap iklim berdampak pada mereka yang paling rentan , seperti perempuan, anak-anak, etnis minoritas, keluarga miskin, migran atau orang yang kehilangan tempat tinggal, lansia, dan mereka yang memiliki kondisi masalah kesehatan.
Infografis ini adalah gambaran umum tentang risiko kesehatan yang sensitif terhadap iklim, jalur paparannya, dan faktor kerentanannya. Perubahan iklim berdampak pada kesehatan baik secara langsung (seperti cedera dan kematian akibat kejadian cuaca ekstrem) maupun tidak langsung (seperti peningkatan penyebaran penyakit tular vektor, tular makanan, tular air, penyakit tidak menular, malnutrisi, serta kesehatan mental dan psikis), dan berdampak pada sistem dan fasilitas pelayanan kesehatan, sangat dimediasi oleh faktor-faktor penentu kesehatan lingkungan, sosial dan masyarakat.
Risiko Kesehatan akibat perubahan iklim dipengaruhi oleh factor kerentanan, paparan dan kapasitas adaptif/sistem Kesehatan. Semakin baik kapasitas adaptif dan system Kesehatan maka akan semakin rendah risiko Kesehatan. Demikian pula sebaliknya.
Fasilitas pelayanan Kesehatan sebagai bagian dari system Kesehatan memegang peranan penting agar resilient terhadap iklim dan lestari lingkungan (berkelanjutan).