SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Dengue Syok Sindrom
Departement of Child Health, Medical Faculty Mulawarman University
Abdul Wahab Sjahranie General Hospital, Samarinda, 2008
PENDAHULUAN
Demam dengue merupakan penyakit yang ditularkan melalui perantaraan nyamuk, dan
disebabkan oleh virus serotip DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4 dari genus Flavivirus. Infeksi
oleh salah satu serotip menyebabkan imunitas jangka panjang terhadap serotip tersebut. Oleh
karena itu, seseorang dapat terkena infeksi virus dengue untuk kedua kalinya oleh serotip
lainnya, dan infeksi kedua menyebabkan resiko tinggi untuk terjadinya demam berdarah dengue,
bentuk yang berat dari penyakit ini. demam berdarah dengue bermanifestasi dengan perdarahan,
trombositopeni dan meningkatnya permeabilitas vaskular yang dapat menyebabkan sindrom
syok dengue, suatu keadaan yang dapat membahayakan kehidupan.1
Sejak tahun 2004 di Indonesia telah dilaporkan kasus tinggi untuk demam berdarah
dengue di wilayah asia tenggara. Pada tahun 2005, Indonesia merupakan kontributor utama
terhadap kasus demam berdarah dengue di wilayah asia tenggara (53%) dengan total 95,270
kasus dan 1298 kematian (CFR = 1.36%). Jika dibandingkan dengan tahun 2004, maka terdapat
peningkatan kasus sebesar 17% dan kematian sebesar 36%. Pada tahun 2006 di Indonesia
terdapat 57 % dari kasus demam berdarah dengue dan kematian hampir 70 % di wilayah asia
tenggara.2
Pada tahun 2006, provinsi yang terjadi peningkatan kasus adalah Aceh, Bali, Sumsel,
Lampung, Kalbar, Jatim, Jabar, Gorontalo dan DKI Jakarta. Peningkatan kasus secara signifikan
terjadi di provinsi Jatim and Jabar. The case fatality rate sebesar 5% pada provinsi Sumsel.
Provinsi dengan CFR lebih dari 1 % adalah Aceh, Sumut, Riau, Kep Riau, Jambi, Bengkulu,
Banten, Jating, Jatim, Kalbar, Kateng, Kalsel, Katim, Sulut, Sulteng and Sulbar.3
Gambaran klinis dari dengue bervariasi dengan umur pasien, manifestasi klinisnya dapat
digolongkan menjadi febris non spesifik, klasik dengue, demam berdarah dengue, demam
berdarah dengue dengan dengue syok sindrom dan gejala yang jarang yaitu ensefalopati, dan
kegagalan hepar fulminant. Anak anak dengan infeksi dengue sering bermanifestasi sebagai
febris non spesifik dengan ruam makulopapular. Infeksi saluran pernafasan atas, terutama
faringitis, sangat sering. Kebanyakan infeksi yang terjadi pada anak usia dibawah 15 tahun
adalah asimptomatik atau minimal simptomatik.4
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mempresentasikan kasus demam berdarah dengue
yang berkembang menjadi dengue syok sindrom.
LAPORAN KASUS
Pada tanggal 12 februari 2008 seorang anak laki laki berusia 5 tahun dibawa ke poli anak
dengan keluhan utama panas. Berdasarkan anamnesis dari ibu pasien, panas telah berlangsung
selama 3 hari, panas bersifat persisten, disertai mual, muntah, pusing, sakit menelan, perut
kembung serta tidak buang air besar selama 3 hari.
Pasien dimasukkan ke bangsal anak dengan diagnosa panas yang tak terklasifikasikan,
dan mendapatkan terapi simptomatik, pemantauan tanda vital, dan pemeriksaan darah serial.
Pemeriksaan fisik pada saat masuk rumah sakit tidak didapatkan tanda tanda anemia,
sianosis, ikterus, maupun ruam. Berat badan anak tersebut 22 kg, nadi 80 kali per menit, tekanan
darah 110/70 mmHg, pernafasan 32 kali per menit, dan suhu badan 36,6 0
C. hepar dan lien tidak
terdapat pembesaran, ekstrimitas hangat dan tidak terdapat oedema. Tes rumple leede pada anak
tersebut didapatkan hasil yang positif.
Pemeriksaan laboratorium darah pada tanggal 12 februari 2008 didapatkan kadar
haemoglobin 14,2 g/dl, hematokrit 39 %, trombosit 84.000/mm3
, leukosit 2.300/mm3
, dan
dengue blot IgM (+) dan IgG (+). hasil laboratorium darah serial dapat dilihat pada tabel 1.
Pada saat pemantauan tanda vital rutin pada tanggal 13 februari 2008, didapatkkan
tekanan darah 90/70 mmHg, nadi 110 kali per menit dan lemah, serta ekstrimitas yang dingin.
Setelah dikonsulkan maka anak tersebut mendapatkan penatalaksanaan sesuai protokol WHO
untuk dengue syok sindrom. Setelah penatalaksanaan selesai, terlihat keadaan umum mulai
membaik dan pada tanda vital didapatkan tekanan darah 120/70, nadi 80 kali per menit kuat
angkat dan akral hangat, tetapi masih didapatkan keluhan mual dan nyeri abdomen. Terapi
simptomatik dilanjutkan, beserta pemantauan tanda vital dan laboratorium darah serial.
Setelah 6 hari dirawat pasca syok, terdapat peningkatan pada kondisi pasien. secara bertahap
terdapat peningkatan selera makan, panas tidak terdapat lagi, dan nilai laboratorium darah yang
stabil. Pada tanggal 19 februari 2008 pasien dipulangkan dengan keadaan umum yang stabil dan
kondisi yang baik.
PEMBAHASAN
Infeksi virus dengue tergantung dari faktor yang mempengaruhi daya tahan tubuh dengan
faktor-faktor yang mempengaruhi virulensi virus. Dengan demikian infeksi virus dengue dapat
menyebabkan keadaan yang bermacam-macam, mulai dari tanpa gejala (asimtomatik), demam
ringan yang tidak spesifik (undifferentiated febrile illness), Demam Dengue, atau bentuk yang
lebih berat yaitu Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Sindrom Syok Dengue (SSD).4
Pada saat pertama kali datang ke poli anak, pasien telah mengalami panas yang telah
berlangsung selama 3 hari, bersifat persisten, disertai mual, muntah, pusing, dan sakit menelan.
Dikarenakan pada area endemik demam berdarah dengue kebanyakan terdapat pada usia
dibawah 15 tahun maka pada pasien ini dapat dicurigai adanya infeksi virus dengue, terlebih lagi
manifestasi klinisnya yang mirip dengan gejala dengue yaitu panas dengan sakit kepala berat,
mual, muntah, dan infeksi saluran pernafasan atas (pharingitis).4
Pemeriksaan fisik pada saat masuk rumah sakit tidak didapatkan tanda tanda anemia,
sianosis, ikterus, maupun ruam. Berat badan anak tersebut 22 kg, nadi 80 kali per menit, tekanan
darah 110/70 mmHg, pernafasan 32 kali per menit, dan suhu badan 36,6 0
C. hepar dan lien tidak
terdapat pembesaran, ekstrimitas hangat dan tidak terdapat oedema. Tes rumple leede pada anak
tersebut didapatkan hasil yang positif.
Salah satu fitur yang dapat digunakan untuk definisi secara klinis dari demam berdarah
dengue adalah hasil yang positif dari tes tourniquet, Tes tourniquet merefleksikan fragilitas dari
kapiler dan trombositopeni, pada penelitian yang dilakukan pada 240 anak di India pada tahun
1996 (Kabra et al. 1999), didapatkan tes tourniquet positif pada 40% anak dengan demam
dengue, 18% anak dengan demam dengue dengan perdarahan yang tidak lazim, 62% anak
dengan demam berdarah dengue dan 64% anak dengan dengue syok sindrom. Pada penelitian
lain yang melibatkan 172 anak di Thailand (Kalayanarooj et al. 1997), tes tourniquet positif pada
36% anak dengan demam dengue, 52% anak dengan demam berdarah dengue, dan 21% pada
anak dengan infeksi viral selain dengue. Pada penelitian yang melibatkan 1136 anak di Vietnam
yang dicurigai menderita infeksi dengue didapatkan bahwa tes tourniquet memiliki sensitifitas
41.6% untuk demam dengue, spesifitas 94,4%. Tes ini tidak dapat membedakan antara demam
dengue (45% positif) dan demam berdarah dengue (38% positif). Sebagai kesimpulan tes
tourniquet mempunyai nilai yang rendah dalam diagnosa dari infeksi demam dengue di rumah
sakit, namun ketika digunakan pada komunitas, hasil positif dari tes tourniquet sangat membantu
dalam memprediksi adanya infeksi dengue, tetapi hasil yang negatif dari tes tourniquet tidak
menyingkirkan adanya kemungkinan infeksi dengue.6
Pemeriksaan laboratorium darah pada tanggal 12 februari 2008 didapatkan kadar
haemoglobin 14,2 g/dl, hematokrit 39 %, trombosit 84.000/mm3
, dan leukosit 2.300/mm3
. Nilai
laboratorium ini menunjukan adanya trombositopenia (<100.000/mm3
), trombositopeni
merupakan kelainan laboratorium yang sering didapatkan sebagai manifestasi klinis dari demam
berdarah dengue, sedangkan pada demam dengue nilai trombosit jarang berada dibawah
100.000/mm3
.7
Perdarahan merupakan manifestasi yang sering didapatkan pada infeksi dengue,
perdarahan sangat bervariasi dan muncul bervariasi pada tubuh. Demam dengue juga telah
dihubungkan dengan manifestasi perdarahan yang tidak lazim. Perdarahan pada demam berdarah
merupakan multifaktorial. Penurunan pada platelet dan fibrinogen merupakan dua faktor yang
paling berkaitan dengan kelainan hemostatik perdarahan pada demam berdarah..
Perdarahan
spontan telah dihubungkan dengan jumlah trombosit < 20.000. Pada penelitian di india,
ditemukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam manifestasi perdarahan antara
pasien dengan tromositopenia maupun non trombositopenia.8
Dari penemuan pada anamnesa, pemeriksaan fisik dan laboratorium pada hari pertama
pasien masuk rumah sakit dapat didiagnosa sebagai demam dengue karena telah memenuhi
kriteria WHO untuk demam dengue, yaitu demam, pusing, tes tourniquet yang positif, dan
leukopenia.
Pada pemeriksaan serial laboratorium darah pada hari kedua didapatkan kadar
haemoglobin 16,1 g/dl, hematokrit 48%, trombosit 80.000/mm3
, dan leukosit 3.100/mm3
, dan
dengue blot IgM positif dan IgG positif. Adanya peningkatan nilai hematokrit pada pemeriksaan
ini menunjukkan adanya hemokonsentrasi, dengan demikian pada hari kedua dirawat, diagnosa
pasien telah berubah dari demam dengue menjadi demam berdarah dengue grade I.
Pada hari yang sama pada observasi tanda tanda vital dari pasien didapatkkan tekanan
darah 90/70 mmHg, nadi 110 kali per menit dan lemah, serta ekstrimitas yang dingin. Keadaan
klinis ini menunjukkan bahwa pasien telah mengalami kegagalan sirkulasi, definisi dengue syok
sindrom menurut WHO adalah harus ada empat kriteria untuk demam berdarah dengue, dan
bukti akan adanya kegagalan sirkulasi yang ditandai dengan kegelisahan, kulit yang dingin
lembab, nadi yang cepat dan lemah dan hipotensi (tekanan darah sistolik < 80 mmHg jika < 5
tahun atau < 90 mmHg jika > 5 tahun). Pada pasien ini syok terjadi pada febris hari keempat, hal
ini serupa dengan penelitian oleh Kan11
dimana demam berdarah dengue dengan syok
predominan terlihat pada pasien dengan febris hari ke empat dan hari kelima (76%), pada
penelitian oleh Kan11
juga menyebutkan bahwa manifestasi hepatomegali terdapat pada 76%
penderita demam berdarah dengue dengan syok, yang dimana tidak didapatkan pada pasien ini.
Pada hari pertama dirawat diagnosa pada pasien ini adalah demam dengue, karena tidak
adanya hemokonsentrasi, kemudian pada hari kedua dirawat, pada pemeriksaan laboratorium
menunjukkan adanya hemokonsentrasi, sehingga diagnosa berubah menjadi demam berdarah
dengue grade I, namun pada hari yang sama itu pula pasien mengalami dengue syok sindrom.
Dengan diagnosis dini dan penggantian cairan adekuat, syok biasanya teratasi dengan segera,
namun bila terlambat diketahui atau pengobatan tidak adekuat, syok dapat menjadi syok berat.
Terdapat beberapa kesulitan ketika mengikuti kriteria WHO untuk mengetahui adanya
kebocoran plasma untuk diagnosis dari demam berdarah dengue, karena biasanya
hemokonsentrasi (>20%) didiagnosa secara retrospektif. Hemokonsentrasi lebih dari 20%
memiliki sensitifitas dan nilai prediktif negatif yang rendah bila dibandingkan hemokonsentrasi
yang didasarkan pada nilai batas hematokrit pada area yang spesifik, terlebih lagi penggunaan
nilai batas hematokrit pada area yang spesifik telah direkomendasikan pada beberapa penelitian.
nilai batas hematokrit pada area yang spesifik untuk hemokonsentrasi adalah >34.8% pada umur
kurang dari 5 tahun dan >37.5% pada umur lebih dari 5 tahun.9
jika menggunakan nilai batas hematokrit pada area yang spesifik untuk hemokonsentrasi,
maka pada hari pertama masuk rumah sakit pasien sudah dapat didiagnosa dengan demam
berdarah dengue, sehingga akan meningkatkan kewaspadaan akan terjadinya dengue syok
sindrom.
Beberapa peneliti juga menemukan beberapa faktor resiko untuk terjadinya dengue syok
sindrom. Penelitian oleh Soejoso10
di RSUD Dr. Soetomo yang melibatkan 92 orang didapatkan
gambaran hematokrit yang bermakna pada rentang harga hematokrit antara 35-60%. Dari seluruh
hasil yang bermakna tersebut pada kadar hematokrit 47% mempunyai spesifisitas 80,0% dan
sensitifitas 55,3%. Sehingga dapat dikatakan apabila pada penderita DBD dijumpai kadar
hematokrit lebih besar 47% perlu diwaspadai akan terjadinya kegagalan sirkulasi. Penelitian oleh
Junia12
menemukan bahwa faktor resiko untuk terjadinya dengue syok sindrom adalah usia 5-9
tahun, obesitas, dan nyeri abdominal yang persisten. Dalam penelitiannya Kan11
menemukan
bahwa nyeri abdomen, febris yang berlangsung hingga 4-5 hari, hematokrit ≥46%, dan trombosit
>50,000/μL berhubungan dengan syok pada demam berdarah dengue. Tantracheewathorn13
dalam penelitiannya juga menemukan bahwa factor resiko untuk dengue syok sindrom adalah
perdarahan, infeksi dengue sekunder dan hemokonsentrasi > 22%.
Meskipun pada pasien ini pertama kali didiagnosa demam dengue, namun adanya faktor
faktor resiko untuk terjadinya syok harus dicermati, sehingga dapat meramalkan akan terjadinya
kedaruratan. Dari sembilan faktor resiko untuk terjadinya dengue syok sindrom, pada pasien ini
terdapat 6 diantaranya, yaitu hematokrit > 47%, usia berada diantara 5-9 tahun, panas hari
keempat dan kelima, trombosit lebih dari 50.000/mm3
, infeksi dengue sekunder, dan
hemokonsentrasi > 22%.
Pasien dapat dipulangkan apabila memenuhi keadaan dimana tampak perbaikan secara
klinis, tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik, tidak dijumpai distres pernafasan
(disebabkan oleh efusi pleura atau asidosis), hematokrit stabil, jumlah trombosit cenderung naik
> 50.000/pl, tiga hari setelah syok teratasi, dan nafsu makan membaik.
KESIMPULAN
Infeksi virus dengue dapat menyebabkan keadaan yang bermacam-macam, dari demam
dengue sampai dengue syok sindrom. Diagnosis demam dengue dengan kriteria WHO tidak
bersifat statis dan harus selalu dikonfirmasi dengan manifestasi klinis. Diagnosis dini demam
berdarah dengue dapat dilakukan dengan modifikasi pada kriteria hemokonsentrasi yang
dimodifikasi dengan menggunakan nilai hematokrit pada area yang spesifik, dan kewaspadaan
akan terjadinya dengue syok sindrom pada penderita demam dengue dapat dilakukan lebih awal
dengan memperhatikan faktor faktor resiko untuk terjadinya dengue syok sindrom.
DAFTAR PUSTAKA
1. CDC. Dengue Hemorrhagic Fever in U.S.-Mexico Border, 2005. MMWR, (online), August
10, 2007 / 56(31);785-789,
(http://www.cdc.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/mm5631a1.htm, diakses 21 februari
2008).
2. WHO. Dengue/DHF Reported Cases of DF/DHF in Selected Countries in SEA Region
(1985 – 2005). 2007, (online), (http://www.who.org, diakses 21 februari 2008).
3. WHO. Dengue/DHF Trend of Dengue case and CFR in SEAR Countries. 2007, (online),
(http://www.who.org, diakses 21 februari 2008).
4. Gibbons RV, Vaughn DW. Dengue: an escalating problem. BMJ, (online), 2002;324;1563-
1566, (http://www.bmj.com, diakses 21 februari 2008).
5. WHO. 1999. Guidelines for Treatment of Dengue Fever/Dengue Hemorrhagic Fever in
Small Hospitals. SEARO. New Delhi
6. Phuong CXT, Nhan NT, Wills B et al. Evaluation of the World Health Organization
standard tourniquet test and a modified tourniquet test in the diagnosis of dengue
infection in Viet Nam. Tropical Medicine and International Health. february 2002
volume 7 no 2 pp 125–132
7. Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB. 2004. Nelson textbook of pediatrics 17th ed.
Saunders. Philadelphia.
8. Shivbalan S, Anandnathan K, Balasubramanian S et al. Predictors of spontaneous bleeding
in dengue. Indian journal of pediatrics, vol 71 januari 2004.
9. Balasubramanian S, Janakiraman L, Kumar SS et al. A Reappraisal of the Criteria to
Diagnose Plasma Leakage in Dengue Hemorrhagic Fever. Indian Pediatrics, volume 43
april 17, 2006.
10. Soejoso DA. 1998. Gambaran Hematokrit, Thrombosit dan Plasma Protein pada
Penderita Demam Berdarah Dengue. Perpustakaan Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga. Surabaya
11. Kan EF, Rampengan TH. Factors associated with shock in children with dengue
hemorrhagic fever. Paediatrica Indonesiana, Vol. 44, No. 9-10 September 2004.
12. Junia J, Garna H, Setiabudi D. Clinical risk factors for dengue shock syndrome in
children. Paediatr Indones, Vol. 47, No. 1, January 2007
13. Tantracheewathorn T, Tantracheewathorn S. Risk Factors of Dengue Shock Syndrome in
Children. J Med Assoc Thai, 2007; 90 (2): 272-7.

More Related Content

What's hot

Asuhan keperawatan dhf.
Asuhan keperawatan dhf.Asuhan keperawatan dhf.
Asuhan keperawatan dhf.Erlangga Putra
 
Tuberkulosis (TBC) dengan program DOTS
Tuberkulosis (TBC) dengan program DOTSTuberkulosis (TBC) dengan program DOTS
Tuberkulosis (TBC) dengan program DOTSVita Valery
 
Asuhan keperawatan pada kasus dhf
Asuhan keperawatan pada kasus dhfAsuhan keperawatan pada kasus dhf
Asuhan keperawatan pada kasus dhfHijrah Said
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoid
Asuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoidAsuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoid
Asuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoidUsaha Apa Aja Asal Halal
 
DHF pada Anak
DHF pada AnakDHF pada Anak
DHF pada AnakNs. Lutfi
 
Breech presentation in pregnancy 2
Breech presentation in pregnancy 2 Breech presentation in pregnancy 2
Breech presentation in pregnancy 2 Aina Najihah
 
Tuberculosis Milier dan Meningitis Tbc
Tuberculosis Milier dan Meningitis TbcTuberculosis Milier dan Meningitis Tbc
Tuberculosis Milier dan Meningitis TbcSoroy Lardo
 

What's hot (20)

Survei dbd
Survei dbdSurvei dbd
Survei dbd
 
Asuhan keperawatan dbd
Asuhan keperawatan dbdAsuhan keperawatan dbd
Asuhan keperawatan dbd
 
Asuhan keperawatan dhf.
Asuhan keperawatan dhf.Asuhan keperawatan dhf.
Asuhan keperawatan dhf.
 
Asuhan keperawatan klien dengan demam tifoid
Asuhan keperawatan klien dengan demam tifoidAsuhan keperawatan klien dengan demam tifoid
Asuhan keperawatan klien dengan demam tifoid
 
demam tifoid amee
demam tifoid ameedemam tifoid amee
demam tifoid amee
 
Askep demam typoid
Askep demam typoidAskep demam typoid
Askep demam typoid
 
Demam berdarah dengue (dbd)
Demam berdarah dengue (dbd)Demam berdarah dengue (dbd)
Demam berdarah dengue (dbd)
 
Askep thipoid
Askep  thipoidAskep  thipoid
Askep thipoid
 
DD, DHF, and DSS
DD, DHF, and DSSDD, DHF, and DSS
DD, DHF, and DSS
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Tuberkulosis (TBC) dengan program DOTS
Tuberkulosis (TBC) dengan program DOTSTuberkulosis (TBC) dengan program DOTS
Tuberkulosis (TBC) dengan program DOTS
 
Laporan kasus
Laporan kasusLaporan kasus
Laporan kasus
 
Asuhan keperawatan pada kasus dhf
Asuhan keperawatan pada kasus dhfAsuhan keperawatan pada kasus dhf
Asuhan keperawatan pada kasus dhf
 
Prescil paru
Prescil paruPrescil paru
Prescil paru
 
Demam tifoid
Demam tifoidDemam tifoid
Demam tifoid
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoid
Asuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoidAsuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoid
Asuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoid
 
DHF pada Anak
DHF pada AnakDHF pada Anak
DHF pada Anak
 
Breech presentation in pregnancy 2
Breech presentation in pregnancy 2 Breech presentation in pregnancy 2
Breech presentation in pregnancy 2
 
Tata%20 laksana%20dbd
Tata%20 laksana%20dbdTata%20 laksana%20dbd
Tata%20 laksana%20dbd
 
Tuberculosis Milier dan Meningitis Tbc
Tuberculosis Milier dan Meningitis TbcTuberculosis Milier dan Meningitis Tbc
Tuberculosis Milier dan Meningitis Tbc
 

Similar to Dengue syok

CRS DHF- Fariz Hidayatullah-dr.iskandar Sp.A(K).pptx
CRS DHF- Fariz Hidayatullah-dr.iskandar Sp.A(K).pptxCRS DHF- Fariz Hidayatullah-dr.iskandar Sp.A(K).pptx
CRS DHF- Fariz Hidayatullah-dr.iskandar Sp.A(K).pptxSyauqiFaidhunNiam
 
Infeksi dengue anak dan remaja update (1).pptx
Infeksi dengue anak dan remaja update (1).pptxInfeksi dengue anak dan remaja update (1).pptx
Infeksi dengue anak dan remaja update (1).pptxkurnia537765
 
Virus dbd. bag.16
Virus  dbd.  bag.16Virus  dbd.  bag.16
Virus dbd. bag.16tristyanto
 
Infeksi dengue anak dan remaja.pptx
Infeksi dengue anak dan remaja.pptxInfeksi dengue anak dan remaja.pptx
Infeksi dengue anak dan remaja.pptxssuser7b8609
 
DEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptx
DEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptxDEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptx
DEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptxpromkespkmpangalenga
 
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DHF.ppt
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DHF.pptASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DHF.ppt
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DHF.pptnurfa30
 
Pit1 diagnosis dan-tatalaksana-dbd-terkini
Pit1 diagnosis dan-tatalaksana-dbd-terkiniPit1 diagnosis dan-tatalaksana-dbd-terkini
Pit1 diagnosis dan-tatalaksana-dbd-terkinierma permata
 
LAPKAS interna demam thypoid.pptx
LAPKAS interna demam thypoid.pptxLAPKAS interna demam thypoid.pptx
LAPKAS interna demam thypoid.pptxViennaKumakauw
 
2546-3242-1-PB.pdf
2546-3242-1-PB.pdf2546-3242-1-PB.pdf
2546-3242-1-PB.pdfssusere0d418
 
Artikel bk demam berdarah
Artikel bk demam berdarahArtikel bk demam berdarah
Artikel bk demam berdarahFarahKusumaa
 
Mengenal_diagnosis_dan_tata_laksana_dengue_handout_Dr_Mulya_Rahma.pptx
Mengenal_diagnosis_dan_tata_laksana_dengue_handout_Dr_Mulya_Rahma.pptxMengenal_diagnosis_dan_tata_laksana_dengue_handout_Dr_Mulya_Rahma.pptx
Mengenal_diagnosis_dan_tata_laksana_dengue_handout_Dr_Mulya_Rahma.pptxderilridwan1
 
Laporan_Kasus_KEJANG_DEMAM.pdf
Laporan_Kasus_KEJANG_DEMAM.pdfLaporan_Kasus_KEJANG_DEMAM.pdf
Laporan_Kasus_KEJANG_DEMAM.pdfKhairuddinkhairu
 
Atika Purna PPT Kel. 1 DHF.pptx
Atika Purna PPT Kel. 1 DHF.pptxAtika Purna PPT Kel. 1 DHF.pptx
Atika Purna PPT Kel. 1 DHF.pptxwirdawirahayu3
 
Makalah imunologi dx typhoid
Makalah imunologi dx typhoidMakalah imunologi dx typhoid
Makalah imunologi dx typhoidkikykiky24
 
Makalah imunologi deteksi typhoid
Makalah imunologi deteksi typhoidMakalah imunologi deteksi typhoid
Makalah imunologi deteksi typhoidkikykiky24
 

Similar to Dengue syok (20)

DHF
DHFDHF
DHF
 
CRS DHF- Fariz Hidayatullah-dr.iskandar Sp.A(K).pptx
CRS DHF- Fariz Hidayatullah-dr.iskandar Sp.A(K).pptxCRS DHF- Fariz Hidayatullah-dr.iskandar Sp.A(K).pptx
CRS DHF- Fariz Hidayatullah-dr.iskandar Sp.A(K).pptx
 
KEDOKTERAN KELUARGA DBD.pptx
KEDOKTERAN KELUARGA DBD.pptxKEDOKTERAN KELUARGA DBD.pptx
KEDOKTERAN KELUARGA DBD.pptx
 
Infeksi dengue anak dan remaja update (1).pptx
Infeksi dengue anak dan remaja update (1).pptxInfeksi dengue anak dan remaja update (1).pptx
Infeksi dengue anak dan remaja update (1).pptx
 
Virus dbd. bag.16
Virus  dbd.  bag.16Virus  dbd.  bag.16
Virus dbd. bag.16
 
Infeksi dengue anak dan remaja.pptx
Infeksi dengue anak dan remaja.pptxInfeksi dengue anak dan remaja.pptx
Infeksi dengue anak dan remaja.pptx
 
Askep dhf AKPER PEMKAB MUNA
Askep dhf AKPER PEMKAB MUNA Askep dhf AKPER PEMKAB MUNA
Askep dhf AKPER PEMKAB MUNA
 
DEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptx
DEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptxDEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptx
DEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptx
 
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DHF.ppt
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DHF.pptASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DHF.ppt
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DHF.ppt
 
Pit1 diagnosis dan-tatalaksana-dbd-terkini
Pit1 diagnosis dan-tatalaksana-dbd-terkiniPit1 diagnosis dan-tatalaksana-dbd-terkini
Pit1 diagnosis dan-tatalaksana-dbd-terkini
 
LAPKAS interna demam thypoid.pptx
LAPKAS interna demam thypoid.pptxLAPKAS interna demam thypoid.pptx
LAPKAS interna demam thypoid.pptx
 
2546-3242-1-PB.pdf
2546-3242-1-PB.pdf2546-3242-1-PB.pdf
2546-3242-1-PB.pdf
 
Artikel bk demam berdarah
Artikel bk demam berdarahArtikel bk demam berdarah
Artikel bk demam berdarah
 
Ppt campak
Ppt campakPpt campak
Ppt campak
 
Lp dbd
Lp dbdLp dbd
Lp dbd
 
Mengenal_diagnosis_dan_tata_laksana_dengue_handout_Dr_Mulya_Rahma.pptx
Mengenal_diagnosis_dan_tata_laksana_dengue_handout_Dr_Mulya_Rahma.pptxMengenal_diagnosis_dan_tata_laksana_dengue_handout_Dr_Mulya_Rahma.pptx
Mengenal_diagnosis_dan_tata_laksana_dengue_handout_Dr_Mulya_Rahma.pptx
 
Laporan_Kasus_KEJANG_DEMAM.pdf
Laporan_Kasus_KEJANG_DEMAM.pdfLaporan_Kasus_KEJANG_DEMAM.pdf
Laporan_Kasus_KEJANG_DEMAM.pdf
 
Atika Purna PPT Kel. 1 DHF.pptx
Atika Purna PPT Kel. 1 DHF.pptxAtika Purna PPT Kel. 1 DHF.pptx
Atika Purna PPT Kel. 1 DHF.pptx
 
Makalah imunologi dx typhoid
Makalah imunologi dx typhoidMakalah imunologi dx typhoid
Makalah imunologi dx typhoid
 
Makalah imunologi deteksi typhoid
Makalah imunologi deteksi typhoidMakalah imunologi deteksi typhoid
Makalah imunologi deteksi typhoid
 

Recently uploaded

tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 

Recently uploaded (20)

tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 

Dengue syok

  • 1. Dengue Syok Sindrom Departement of Child Health, Medical Faculty Mulawarman University Abdul Wahab Sjahranie General Hospital, Samarinda, 2008 PENDAHULUAN Demam dengue merupakan penyakit yang ditularkan melalui perantaraan nyamuk, dan disebabkan oleh virus serotip DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4 dari genus Flavivirus. Infeksi oleh salah satu serotip menyebabkan imunitas jangka panjang terhadap serotip tersebut. Oleh karena itu, seseorang dapat terkena infeksi virus dengue untuk kedua kalinya oleh serotip lainnya, dan infeksi kedua menyebabkan resiko tinggi untuk terjadinya demam berdarah dengue, bentuk yang berat dari penyakit ini. demam berdarah dengue bermanifestasi dengan perdarahan, trombositopeni dan meningkatnya permeabilitas vaskular yang dapat menyebabkan sindrom syok dengue, suatu keadaan yang dapat membahayakan kehidupan.1 Sejak tahun 2004 di Indonesia telah dilaporkan kasus tinggi untuk demam berdarah dengue di wilayah asia tenggara. Pada tahun 2005, Indonesia merupakan kontributor utama terhadap kasus demam berdarah dengue di wilayah asia tenggara (53%) dengan total 95,270 kasus dan 1298 kematian (CFR = 1.36%). Jika dibandingkan dengan tahun 2004, maka terdapat peningkatan kasus sebesar 17% dan kematian sebesar 36%. Pada tahun 2006 di Indonesia terdapat 57 % dari kasus demam berdarah dengue dan kematian hampir 70 % di wilayah asia tenggara.2 Pada tahun 2006, provinsi yang terjadi peningkatan kasus adalah Aceh, Bali, Sumsel, Lampung, Kalbar, Jatim, Jabar, Gorontalo dan DKI Jakarta. Peningkatan kasus secara signifikan terjadi di provinsi Jatim and Jabar. The case fatality rate sebesar 5% pada provinsi Sumsel.
  • 2. Provinsi dengan CFR lebih dari 1 % adalah Aceh, Sumut, Riau, Kep Riau, Jambi, Bengkulu, Banten, Jating, Jatim, Kalbar, Kateng, Kalsel, Katim, Sulut, Sulteng and Sulbar.3 Gambaran klinis dari dengue bervariasi dengan umur pasien, manifestasi klinisnya dapat digolongkan menjadi febris non spesifik, klasik dengue, demam berdarah dengue, demam berdarah dengue dengan dengue syok sindrom dan gejala yang jarang yaitu ensefalopati, dan kegagalan hepar fulminant. Anak anak dengan infeksi dengue sering bermanifestasi sebagai febris non spesifik dengan ruam makulopapular. Infeksi saluran pernafasan atas, terutama faringitis, sangat sering. Kebanyakan infeksi yang terjadi pada anak usia dibawah 15 tahun adalah asimptomatik atau minimal simptomatik.4 Tujuan dari makalah ini adalah untuk mempresentasikan kasus demam berdarah dengue yang berkembang menjadi dengue syok sindrom. LAPORAN KASUS Pada tanggal 12 februari 2008 seorang anak laki laki berusia 5 tahun dibawa ke poli anak dengan keluhan utama panas. Berdasarkan anamnesis dari ibu pasien, panas telah berlangsung selama 3 hari, panas bersifat persisten, disertai mual, muntah, pusing, sakit menelan, perut kembung serta tidak buang air besar selama 3 hari. Pasien dimasukkan ke bangsal anak dengan diagnosa panas yang tak terklasifikasikan, dan mendapatkan terapi simptomatik, pemantauan tanda vital, dan pemeriksaan darah serial. Pemeriksaan fisik pada saat masuk rumah sakit tidak didapatkan tanda tanda anemia, sianosis, ikterus, maupun ruam. Berat badan anak tersebut 22 kg, nadi 80 kali per menit, tekanan
  • 3. darah 110/70 mmHg, pernafasan 32 kali per menit, dan suhu badan 36,6 0 C. hepar dan lien tidak terdapat pembesaran, ekstrimitas hangat dan tidak terdapat oedema. Tes rumple leede pada anak tersebut didapatkan hasil yang positif. Pemeriksaan laboratorium darah pada tanggal 12 februari 2008 didapatkan kadar haemoglobin 14,2 g/dl, hematokrit 39 %, trombosit 84.000/mm3 , leukosit 2.300/mm3 , dan dengue blot IgM (+) dan IgG (+). hasil laboratorium darah serial dapat dilihat pada tabel 1. Pada saat pemantauan tanda vital rutin pada tanggal 13 februari 2008, didapatkkan tekanan darah 90/70 mmHg, nadi 110 kali per menit dan lemah, serta ekstrimitas yang dingin. Setelah dikonsulkan maka anak tersebut mendapatkan penatalaksanaan sesuai protokol WHO untuk dengue syok sindrom. Setelah penatalaksanaan selesai, terlihat keadaan umum mulai membaik dan pada tanda vital didapatkan tekanan darah 120/70, nadi 80 kali per menit kuat angkat dan akral hangat, tetapi masih didapatkan keluhan mual dan nyeri abdomen. Terapi simptomatik dilanjutkan, beserta pemantauan tanda vital dan laboratorium darah serial. Setelah 6 hari dirawat pasca syok, terdapat peningkatan pada kondisi pasien. secara bertahap terdapat peningkatan selera makan, panas tidak terdapat lagi, dan nilai laboratorium darah yang stabil. Pada tanggal 19 februari 2008 pasien dipulangkan dengan keadaan umum yang stabil dan kondisi yang baik. PEMBAHASAN Infeksi virus dengue tergantung dari faktor yang mempengaruhi daya tahan tubuh dengan faktor-faktor yang mempengaruhi virulensi virus. Dengan demikian infeksi virus dengue dapat menyebabkan keadaan yang bermacam-macam, mulai dari tanpa gejala (asimtomatik), demam
  • 4. ringan yang tidak spesifik (undifferentiated febrile illness), Demam Dengue, atau bentuk yang lebih berat yaitu Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Sindrom Syok Dengue (SSD).4 Pada saat pertama kali datang ke poli anak, pasien telah mengalami panas yang telah berlangsung selama 3 hari, bersifat persisten, disertai mual, muntah, pusing, dan sakit menelan. Dikarenakan pada area endemik demam berdarah dengue kebanyakan terdapat pada usia dibawah 15 tahun maka pada pasien ini dapat dicurigai adanya infeksi virus dengue, terlebih lagi manifestasi klinisnya yang mirip dengan gejala dengue yaitu panas dengan sakit kepala berat, mual, muntah, dan infeksi saluran pernafasan atas (pharingitis).4 Pemeriksaan fisik pada saat masuk rumah sakit tidak didapatkan tanda tanda anemia, sianosis, ikterus, maupun ruam. Berat badan anak tersebut 22 kg, nadi 80 kali per menit, tekanan darah 110/70 mmHg, pernafasan 32 kali per menit, dan suhu badan 36,6 0 C. hepar dan lien tidak terdapat pembesaran, ekstrimitas hangat dan tidak terdapat oedema. Tes rumple leede pada anak tersebut didapatkan hasil yang positif. Salah satu fitur yang dapat digunakan untuk definisi secara klinis dari demam berdarah dengue adalah hasil yang positif dari tes tourniquet, Tes tourniquet merefleksikan fragilitas dari kapiler dan trombositopeni, pada penelitian yang dilakukan pada 240 anak di India pada tahun 1996 (Kabra et al. 1999), didapatkan tes tourniquet positif pada 40% anak dengan demam dengue, 18% anak dengan demam dengue dengan perdarahan yang tidak lazim, 62% anak dengan demam berdarah dengue dan 64% anak dengan dengue syok sindrom. Pada penelitian lain yang melibatkan 172 anak di Thailand (Kalayanarooj et al. 1997), tes tourniquet positif pada 36% anak dengan demam dengue, 52% anak dengan demam berdarah dengue, dan 21% pada anak dengan infeksi viral selain dengue. Pada penelitian yang melibatkan 1136 anak di Vietnam
  • 5. yang dicurigai menderita infeksi dengue didapatkan bahwa tes tourniquet memiliki sensitifitas 41.6% untuk demam dengue, spesifitas 94,4%. Tes ini tidak dapat membedakan antara demam dengue (45% positif) dan demam berdarah dengue (38% positif). Sebagai kesimpulan tes tourniquet mempunyai nilai yang rendah dalam diagnosa dari infeksi demam dengue di rumah sakit, namun ketika digunakan pada komunitas, hasil positif dari tes tourniquet sangat membantu dalam memprediksi adanya infeksi dengue, tetapi hasil yang negatif dari tes tourniquet tidak menyingkirkan adanya kemungkinan infeksi dengue.6 Pemeriksaan laboratorium darah pada tanggal 12 februari 2008 didapatkan kadar haemoglobin 14,2 g/dl, hematokrit 39 %, trombosit 84.000/mm3 , dan leukosit 2.300/mm3 . Nilai laboratorium ini menunjukan adanya trombositopenia (<100.000/mm3 ), trombositopeni merupakan kelainan laboratorium yang sering didapatkan sebagai manifestasi klinis dari demam berdarah dengue, sedangkan pada demam dengue nilai trombosit jarang berada dibawah 100.000/mm3 .7 Perdarahan merupakan manifestasi yang sering didapatkan pada infeksi dengue, perdarahan sangat bervariasi dan muncul bervariasi pada tubuh. Demam dengue juga telah dihubungkan dengan manifestasi perdarahan yang tidak lazim. Perdarahan pada demam berdarah merupakan multifaktorial. Penurunan pada platelet dan fibrinogen merupakan dua faktor yang paling berkaitan dengan kelainan hemostatik perdarahan pada demam berdarah.. Perdarahan spontan telah dihubungkan dengan jumlah trombosit < 20.000. Pada penelitian di india, ditemukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam manifestasi perdarahan antara pasien dengan tromositopenia maupun non trombositopenia.8
  • 6. Dari penemuan pada anamnesa, pemeriksaan fisik dan laboratorium pada hari pertama pasien masuk rumah sakit dapat didiagnosa sebagai demam dengue karena telah memenuhi kriteria WHO untuk demam dengue, yaitu demam, pusing, tes tourniquet yang positif, dan leukopenia. Pada pemeriksaan serial laboratorium darah pada hari kedua didapatkan kadar haemoglobin 16,1 g/dl, hematokrit 48%, trombosit 80.000/mm3 , dan leukosit 3.100/mm3 , dan dengue blot IgM positif dan IgG positif. Adanya peningkatan nilai hematokrit pada pemeriksaan ini menunjukkan adanya hemokonsentrasi, dengan demikian pada hari kedua dirawat, diagnosa pasien telah berubah dari demam dengue menjadi demam berdarah dengue grade I. Pada hari yang sama pada observasi tanda tanda vital dari pasien didapatkkan tekanan darah 90/70 mmHg, nadi 110 kali per menit dan lemah, serta ekstrimitas yang dingin. Keadaan klinis ini menunjukkan bahwa pasien telah mengalami kegagalan sirkulasi, definisi dengue syok sindrom menurut WHO adalah harus ada empat kriteria untuk demam berdarah dengue, dan bukti akan adanya kegagalan sirkulasi yang ditandai dengan kegelisahan, kulit yang dingin lembab, nadi yang cepat dan lemah dan hipotensi (tekanan darah sistolik < 80 mmHg jika < 5 tahun atau < 90 mmHg jika > 5 tahun). Pada pasien ini syok terjadi pada febris hari keempat, hal ini serupa dengan penelitian oleh Kan11 dimana demam berdarah dengue dengan syok predominan terlihat pada pasien dengan febris hari ke empat dan hari kelima (76%), pada penelitian oleh Kan11 juga menyebutkan bahwa manifestasi hepatomegali terdapat pada 76% penderita demam berdarah dengue dengan syok, yang dimana tidak didapatkan pada pasien ini. Pada hari pertama dirawat diagnosa pada pasien ini adalah demam dengue, karena tidak adanya hemokonsentrasi, kemudian pada hari kedua dirawat, pada pemeriksaan laboratorium
  • 7. menunjukkan adanya hemokonsentrasi, sehingga diagnosa berubah menjadi demam berdarah dengue grade I, namun pada hari yang sama itu pula pasien mengalami dengue syok sindrom. Dengan diagnosis dini dan penggantian cairan adekuat, syok biasanya teratasi dengan segera, namun bila terlambat diketahui atau pengobatan tidak adekuat, syok dapat menjadi syok berat. Terdapat beberapa kesulitan ketika mengikuti kriteria WHO untuk mengetahui adanya kebocoran plasma untuk diagnosis dari demam berdarah dengue, karena biasanya hemokonsentrasi (>20%) didiagnosa secara retrospektif. Hemokonsentrasi lebih dari 20% memiliki sensitifitas dan nilai prediktif negatif yang rendah bila dibandingkan hemokonsentrasi yang didasarkan pada nilai batas hematokrit pada area yang spesifik, terlebih lagi penggunaan nilai batas hematokrit pada area yang spesifik telah direkomendasikan pada beberapa penelitian. nilai batas hematokrit pada area yang spesifik untuk hemokonsentrasi adalah >34.8% pada umur kurang dari 5 tahun dan >37.5% pada umur lebih dari 5 tahun.9 jika menggunakan nilai batas hematokrit pada area yang spesifik untuk hemokonsentrasi, maka pada hari pertama masuk rumah sakit pasien sudah dapat didiagnosa dengan demam berdarah dengue, sehingga akan meningkatkan kewaspadaan akan terjadinya dengue syok sindrom. Beberapa peneliti juga menemukan beberapa faktor resiko untuk terjadinya dengue syok sindrom. Penelitian oleh Soejoso10 di RSUD Dr. Soetomo yang melibatkan 92 orang didapatkan gambaran hematokrit yang bermakna pada rentang harga hematokrit antara 35-60%. Dari seluruh hasil yang bermakna tersebut pada kadar hematokrit 47% mempunyai spesifisitas 80,0% dan sensitifitas 55,3%. Sehingga dapat dikatakan apabila pada penderita DBD dijumpai kadar hematokrit lebih besar 47% perlu diwaspadai akan terjadinya kegagalan sirkulasi. Penelitian oleh
  • 8. Junia12 menemukan bahwa faktor resiko untuk terjadinya dengue syok sindrom adalah usia 5-9 tahun, obesitas, dan nyeri abdominal yang persisten. Dalam penelitiannya Kan11 menemukan bahwa nyeri abdomen, febris yang berlangsung hingga 4-5 hari, hematokrit ≥46%, dan trombosit >50,000/μL berhubungan dengan syok pada demam berdarah dengue. Tantracheewathorn13 dalam penelitiannya juga menemukan bahwa factor resiko untuk dengue syok sindrom adalah perdarahan, infeksi dengue sekunder dan hemokonsentrasi > 22%. Meskipun pada pasien ini pertama kali didiagnosa demam dengue, namun adanya faktor faktor resiko untuk terjadinya syok harus dicermati, sehingga dapat meramalkan akan terjadinya kedaruratan. Dari sembilan faktor resiko untuk terjadinya dengue syok sindrom, pada pasien ini terdapat 6 diantaranya, yaitu hematokrit > 47%, usia berada diantara 5-9 tahun, panas hari keempat dan kelima, trombosit lebih dari 50.000/mm3 , infeksi dengue sekunder, dan hemokonsentrasi > 22%. Pasien dapat dipulangkan apabila memenuhi keadaan dimana tampak perbaikan secara klinis, tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik, tidak dijumpai distres pernafasan (disebabkan oleh efusi pleura atau asidosis), hematokrit stabil, jumlah trombosit cenderung naik > 50.000/pl, tiga hari setelah syok teratasi, dan nafsu makan membaik. KESIMPULAN Infeksi virus dengue dapat menyebabkan keadaan yang bermacam-macam, dari demam dengue sampai dengue syok sindrom. Diagnosis demam dengue dengan kriteria WHO tidak bersifat statis dan harus selalu dikonfirmasi dengan manifestasi klinis. Diagnosis dini demam berdarah dengue dapat dilakukan dengan modifikasi pada kriteria hemokonsentrasi yang
  • 9. dimodifikasi dengan menggunakan nilai hematokrit pada area yang spesifik, dan kewaspadaan akan terjadinya dengue syok sindrom pada penderita demam dengue dapat dilakukan lebih awal dengan memperhatikan faktor faktor resiko untuk terjadinya dengue syok sindrom. DAFTAR PUSTAKA 1. CDC. Dengue Hemorrhagic Fever in U.S.-Mexico Border, 2005. MMWR, (online), August 10, 2007 / 56(31);785-789, (http://www.cdc.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/mm5631a1.htm, diakses 21 februari 2008). 2. WHO. Dengue/DHF Reported Cases of DF/DHF in Selected Countries in SEA Region (1985 – 2005). 2007, (online), (http://www.who.org, diakses 21 februari 2008). 3. WHO. Dengue/DHF Trend of Dengue case and CFR in SEAR Countries. 2007, (online), (http://www.who.org, diakses 21 februari 2008). 4. Gibbons RV, Vaughn DW. Dengue: an escalating problem. BMJ, (online), 2002;324;1563- 1566, (http://www.bmj.com, diakses 21 februari 2008). 5. WHO. 1999. Guidelines for Treatment of Dengue Fever/Dengue Hemorrhagic Fever in Small Hospitals. SEARO. New Delhi 6. Phuong CXT, Nhan NT, Wills B et al. Evaluation of the World Health Organization standard tourniquet test and a modified tourniquet test in the diagnosis of dengue infection in Viet Nam. Tropical Medicine and International Health. february 2002 volume 7 no 2 pp 125–132 7. Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB. 2004. Nelson textbook of pediatrics 17th ed. Saunders. Philadelphia. 8. Shivbalan S, Anandnathan K, Balasubramanian S et al. Predictors of spontaneous bleeding in dengue. Indian journal of pediatrics, vol 71 januari 2004.
  • 10. 9. Balasubramanian S, Janakiraman L, Kumar SS et al. A Reappraisal of the Criteria to Diagnose Plasma Leakage in Dengue Hemorrhagic Fever. Indian Pediatrics, volume 43 april 17, 2006. 10. Soejoso DA. 1998. Gambaran Hematokrit, Thrombosit dan Plasma Protein pada Penderita Demam Berdarah Dengue. Perpustakaan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Surabaya 11. Kan EF, Rampengan TH. Factors associated with shock in children with dengue hemorrhagic fever. Paediatrica Indonesiana, Vol. 44, No. 9-10 September 2004. 12. Junia J, Garna H, Setiabudi D. Clinical risk factors for dengue shock syndrome in children. Paediatr Indones, Vol. 47, No. 1, January 2007 13. Tantracheewathorn T, Tantracheewathorn S. Risk Factors of Dengue Shock Syndrome in Children. J Med Assoc Thai, 2007; 90 (2): 272-7.