SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
KinKat Gasal 2011-2012 9/20/2011
dy_Pertemuan 2 dan 3 1
DASAR-DASAR KINETIKA
REAKSI KIMIA
Siti Diyar KholisohSiti Diyar KholisohSiti Diyar KholisohSiti Diyar Kholisoh
KINETIKA DAN KATALISIS
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA – FTI
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA
Rabu, 21 September 2011
SEMESTER GASAL 2011/2012P
e
r
t
e
m
u
a
n
K
e
-
2
&
3
Kompetensi yang ingin dicapai (1):
1. Mampu menyusun tabel stoikiometri reaksi (yang
selalu diusahakan berbasis mol) untuk reaksi
tunggal maupun reaksi kompleks, dan beberapa
aplikasinya.
2. Memahami makna konversi reaksi dan molar
extent of reaction, yang dikaitkan dengan limiting
reactant dan excess reactant.
3. Mampu membedakan antara campuran ekuimolar,
campuran stoikiometrik, dan campuran dengan
perbandingan (atau rasio) molar tertentu.
4. Mampu memanfaatkan pendekatan atau asumsi
keadaan ideal untuk melakukan perhitungan gas-
gas.
5. Memahami beberapa macam penggolongan reaksi
(dengan bisa menjelaskan perbedaannya dan
contohnya masing-masing).
Kompetensi yang ingin dicapai (2):
6. Memahami beberapa cara pendefinisian kecepatan reaksi:
definisi secara ekstensif dan intensif, definisi untuk reaksi
homogen dan heterogen, serta mampu menjelaskan
kaitannya masing-masing.
7. Memahami konsep stoikiometri dalam kecepatan reaksi
dan bisa menjelaskan hubungan antara kecepatan reaksi
yang dinyatakan terhadap masing-masing
komponen/zatnya.
8. Memahami stoikiometri reaksi (melalui penyusunan tabel
stoikiometri), untuk reaksi tunggal-vs-kompleks, maupun
sistem batch-vs-kontinyu (alir).
9. Memahami istilah2 konversi reaksi, yield (perolehan)
produk, dan selektivitas produk, serta kaitannya dengan
stoikiometri reaksi.
10. Memahami gambaran reaksi yang berlangsung secara
batch.
Kompetensi yang ingin dicapai (3):
11. Memahami gambaran reaksi yang berdensitas tetap
(constant-density) atau berdensitas berubah
(variable/varying-density)
12. Mampu memanfaatkan stoikiometri reaksi untuk
menjabarkan hubungan antara konsentrasi masing2
komponen reaksi dengan konversi reaktan-reaktannya.
13. Mampu memanfaatkan stoikiometri reaksi dan
persamaan keadaan gas (ideal) untuk menjabarkan
hubungan antara tekanan parsial masing2 komponen
reaksi dengan tekanan totalnya.
14. Memahami makna persamaan kinetika/kecepatan/laju
reaksi kimia dan bagaimana persamaan tersebut
diperoleh (untuk melakukan studi kinetika).
15. Memahami model persamaan kinetika reaksi yang
berbentuk hukum pangkat (power-law) dan non-hukum
pangkat.
Kompetensi yang ingin dicapai (4):
16. Memahami konsep orde atau tingkat reaksi (dalam
kinetika hukum pangkat) dan perbedaannya dengan
kemolekulan/molekularitas reaksi, serta memahami
perbedaan antara reaksi elementer dan non-
elementer (dalam konteks ini).
17. Memahami konstanta kecepatan reaksi (atau
kecepatan reaksi spesifik, k) dalam persamaan
kinetika reaksi dan mampu mengidentifikasikan
orde sebuah reaksi homogen berdasarkan satuan k.
18. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi
kecepatan reaksi.
19. Memahami pengaruh suhu terhadap kecepatan
reaksi, baik secara kualitatif maupun kuantitatif
(melalui pendekatan korelasi Arrhenius).
PENGGOLONGAN REAKSI-1
1. Berdasarkan banyaknya fase yang terlibat dalam sistem
reaksi
Reaksi homogen, reaksi heterogen
2. Berdasarkan keberadaan atau penggunaan katalis
Reaksi katalitik, reaksi non-katalitik
3. Berdasarkan mekanisme atau kompleksitasnya
Reaksi sederhana (reaksi tunggal searah atau
ireversibel)
Reaksi kompleks (reaksi bolak-balik atau reversibel,
reaksi seri atau konsekutif atau berurutan,
reaksi paralel, reaksi seri-paralel, reaksi rantai,
reaksi polimerisasi)
4. Berdasarkan kemolekulan reaksinya
Reaksi unimolekuler, reaksi bimolekuler, reaksi
trimolekuler atau termolekuler
5. Berdasarkan orde reaksinya
Reaksi berorde bilangan bulat, reaksi berorde bilangan
pecahan
KinKat Gasal 2011-2012 9/20/2011
dy_Pertemuan 2 dan 3 2
PENGGOLONGAN REAKSI-2
6. Berdasarkan arah reaksinya
Reaksi reversibel (bolak-balik)
Reaksi reversibel merupakan reaksi bolak-
balik; dalam hal ini terjadi kesetimbangan.
Reaksi ireversibel (searah)
Reaksi ireversibel merupakan reaksi satu
arah; tidak ada keadaan setimbang,
meskipun sesungguhnya tidak ada reaksi
kimia yang betul-betul tidak dapat balik.
Banyak kasus kesetimbangan berada sangat
jauh di kanan sedemikian sehingga
dianggap ireversibel.
7. Berdasarkan jenis pengoperasian reaktornya
Sistem reaktor batch, sistem reaktor alir atau
kontinyu
8. Berdasarkan prosesnya (kondisi prosesnya)
Reaksi isotermal (pada volume tetap, pada tekanan
tetap), reaksi adiabatik, reaksi non-
isotermal non-adiabatik
ContohContohContohContoh----contoh Reaksicontoh Reaksicontoh Reaksicontoh Reaksi
Berorde 1:
Dekomposisi N2O5: N2O5 2 NO2 + ½ O2
Berorde 2:
Pembentukan HI: H2 + I2 2 HI
Berorde 3:
2 NO + O2 2 NO2
Berorde pecahan:
Pembentukan phosgene dari CO dan Cl2 (r = k (Cl2)3/2 CO)
Heterogen nonkatalitik:
C (s) + O2 (g) CO2 (g)
REAKSI KOMPLEKS - ContohContohContohContoh
Reaksi reversibel (bolak-balik):
Isomerisasi butana:
Hidrolisis metil asetat:
Reaksi ireversibel paralel:
Dehidrasi dan dehidrogenasi etanol:
Reaksi ireversibel seri:
Dekomposisi aseton (seri terhadap ketena):
4
DEFINISI KECEPATAN REAKSI
Kecepatan reaksi ekstensif:
dt
dn
waktusatuan
terbentukimol
R i
i ==
Kecepatan reaksi intensif:
( )( ) dt
dn
V
1
waktufluidavolume
terbentukimol
r i
i ==
( )( ) dt
dn
W
1
waktutanpadamassa
terbentukimol
'r i
i ==
( )( ) dt
dn
S
1
waktupermukaanluas
terbentukimol
''r i
i ==
( )( ) dt
dn
V
1
waktutanpadavolume
terbentukimol
'''r i
s
i ==
( )( ) dt
dn
V
1
waktureaktorvolume
terbentukimol
''''r i
r
i ==
Dalam sistem reaksi homogen: V = Vr
''''rV'''rV''rS'rWrVR irisiiii =====
(sistem
reaksi
heterogen)
(sistem reaksi
homogen)
a A + b B c C + d D
STOIKIOMETRI
KECEPATAN REAKSI KIMIA
Untuk sebuah reaksi tunggal, hubungan stoikiometrik antar
molekul-molekul dalam sistem reaksi dapat disajikan dalam
bentuk tabel stoikiometri reaksi.
Untuk reaksi homogen tunggal:
hubungan stoikiometri kecepatan reaksinya dapat dituliskan:
d
r
c
r
b
r
a
r
r DCBA
==
−
=
−
=
i
ir
r
ν
=
ri menyatakan kecepatan reaksi homogen pembentukan komponen i
dan νi menyatakan koefisien stoikiometri reaksi komponen i.
atau, secara umum:
r
Jangan lupa bahwa:
Harga νi
positif (+) untuk produk atau hasil reaksi
negatif (-) untuk reaktan atau zat pereaksi
Problem:
Tuliskan hubungan stoikiometrik antara
laju reaksi berkurangnya reaktan dan laju
reaksi terbentuknya produk, untuk reaksi-
reaksi sbb.:
a. 2 NOCl 2 NO + Cl2
b. H2O2 + H2 2 H2O
KinKat Gasal 2011-2012 9/20/2011
dy_Pertemuan 2 dan 3 3
Problem:
Reaksi fase gas:
4 NH3 + 3 O2 2 N2 + 6 H2O
berlangsung secara batch.
Jika pada suatu saat (t = t) gas N2
terbentuk dengan laju 0,60 mol liter-1
detik-1, berapakah laju berkurangnya O2?
Orde reaksi semu (pseudo order)
Komponen Mol awal Mol terbentuk Mol tersisa
A nA0
B nB0
C nC0
D nD0
Inert (I) nI0
Jumlah nT0
STOIKIOMETRI REAKSI KIMIA
SISTEM BATCH-1
a A + b B c C + d DUntuk reaksi homogen tunggal:
dan pada sistem batch, dapat disusun tabel stoikiometrinya
(sesudah tercapai konversi A sebesar XA) sebagai berikut:
A0A Xn− A0A0AA Xnnn −=
)Xn(
a
b
A0A− )Xn(
a
b
nn A0A0BB −=
)Xn(
a
c
A0A )Xn(
a
c
nn A0A0CC +=
)Xn(
a
d
A0A
)Xn(
a
d
nn A0A0DD +=
0II nn =
A0A Xnδ A0A0TT Xnnn δ+=
1
a
b
a
c
a
d
−−+=δdengan:
0
Coba Anda ulangi (penyusunan
tabel stoikiometri tadi), jika
konversi reaksi dinyatakan
terhadap B (XB)
STOIKIOMETRI REAKSI KIMIA
SISTEM BATCH-2
Konsentrasi setiap komponen yang dinyatakan dalam konversi:
V
)X1(n
V
n
C A0AA
A
−
==
V
)Xn(
a
b
n
V
n
C
A0A0B
B
B
−
== V
X
a
b
n
C
AB0A
B






−
=
θ
V
)Xn(
a
c
n
V
n
C
A0A0C
C
C
+
==
V
X
a
c
n
C
AC0A
C






+
=
θ
V
)Xn(
a
d
n
V
n
C
A0A0D
D
D
+
==
V
X
a
d
n
C
AD0A
D






+
=
θ
0A
0i
i
n
n
=θ
(i menyatakan komponen-komponen sistem reaksi selain A)
atau:
atau:
atau:
dengan:
CO + H2O CO2 + H2
2 mol 2 mol
(jika z-factor dianggap tetap)
STOIKIOMETRI REAKSI KIMIA
SISTEM BATCH-3
Sistem batch dengan volume reaksi tetap
Kondisi sistem volume reaksi konstan (atau tetap) dapat dicapai
jika:
♦ Selama reaksi berlangsung, V tetap atau ρ tetap
♦ Dalam sistem batch fase gas, reaktor dilengkapi dengan
instrumen pengatur suhu dan tekanan, sedemikian sehingga V
tetap.
♦ Jumlah mol produk reaksi = jumlah mol reaktan
Contoh: Reaksi gas CO dengan air pada proses gasifikasi
batubara:
♦ Reaksi fase cair; ρ tetap sedemikian sehingga V tetap
STOIKIOMETRI REAKSI KIMIA
SISTEM BATCH-4
Pada sistem batch dengan sistem volume reaksi tetap:
V sistem setiap saat (t = t) sama dengan V sistem mula-
mula, atau: V = V0
)X1(C
V
)X1(n
C A0A
A0A
A −=
−
=






−=






−
= AB0A
AB0A
B X
a
b
C
V
X
a
b
n
C θ
θ






+= AC0AC X
a
c
CC θ






+= AD0AD X
a
d
CC θ
Dengan demikian:
Dengan cara yang sama, diperoleh:
(Sistem batch dengan volume reaksi berubah (tidak
tetap) akan dipelajari dalam materi yang lain)
KinKat Gasal 2011-2012 9/20/2011
dy_Pertemuan 2 dan 3 4
Hubungan antara Derajat Konversi dan
Tingkat Reaksi (Molar Extent of Reaction)
(tingkat reaksi)
(konversi reaksi)Xi
(konversi reaktan i)
ε Komponen Mol awal Mol terbentuk Mol tersisa
A nA0
B nB0
C nC0
D nD0
Inert (I) nI0
Jumlah nT0
STOIKIOMETRI REAKSI KIMIA
SISTEM BATCH (dalam Tingkat Reaksi)
a ε−
a A + b B c C + d DUntuk reaksi homogen tunggal:
dan pada sistem batch, dapat disusun tabel stoikiometrinya
(sesudah tercapai tingkat reaksi sebesar ε) sebagai berikut:
0A An n a ε= −
Coba Anda isikan kolom-
kolom yang lain di sini…!!!
Reaksi homogen fase cair:
3 A + B C + 2 D
dilangsungkan dalam reaktor batch pada T dan P tetap,
dengan volume sistem reaksi sebesar 1 dm3. Campuran
mula-mula mengandung A dengan konsentrasi 20
gmol/dm3 dan B sebesar 5 gmol/dm3.
Berapakah molar extent of reaction dan konsentrasi
hasil jika konversi A:
(a) 15%, dan
(b) 90%
Contoh Soal:
Berikan komentarAnda…!!!
Untuk memperoleh hubungan antara tekanan parsial
dan tekanan total sistem reaksi, berdasarkan
stoikiometri, silakan Anda pelajari sendiri pada handout
kuliah, halaman 5.
Contoh Soal:
Untuk reaksi homogen fase gas: A + 3 B →→→→
2 R + S yang berlangsung pada kondisi
isotermal dalam sebuah reaktor sistem batch
bervolume tetap, turunkanlah hubungan antara
tekanan parsial A (pA), B (pB), R (pR), dan
S (pS) sebagai fungsi tekanan totalnya (P)
setiap saat. Campuran awal reaksi terdiri atas:
A – 30%-mol, B – 50%-mol, R – 5%-mol, dan
sisanya berupa gas inert.
Gas-gas diasumsikan berkelakuan ideal
Problem:
Set up a stoichiometric table for the
following reaction and express the
concentration of each species in the reaction
as function of conversion evaluating all
constants.
C2H4 + ½ O2 CH2(O)CH2
The feed enters at 6 atm and 260oC and is a
stoichiometric mixture of air and ethylene.
(Fogler, 1992, p. 97)
PERSAMAAN KINETIKA ATAU
KECEPATAN REAKSI
Persamaan kinetika atau kecepatan reaksi:
hubungan matematika yang menggambarkan besarnya
perubahan jumlah mol sebuah komponen reaksi i seiring
dengan perubahan waktu, sesuai dengan definisi
kecepatan reaksi di bagian sebelumnya.
Bagaimana
persamaan
kinetika sebuah
reaksi dapat
diperoleh?
r = ...?
Data-data dan persamaan-persamaan kecepatan
reaksi yang tersedia dari literatur
Metode-metode untuk memperoleh data
kecepatan reaksi dari percobaan di
laboratorium, menganalisisnya, dan
menginterpretasikannya.
Postulasi mekanisme reaksi untuk memprediksi
persamaan kecepatan reaksi
KinKat Gasal 2011-2012 9/20/2011
dy_Pertemuan 2 dan 3 5
KEMOLEKULAN, ORDE, DAN
KONSTANTA KECEPATAN REAKSI-1
Untuk model persamaan kecepatan (atau kinetika) reaksi
yang berbentuk hukum pangkat, persamaan kecepatan
reaksi homogen dapat dituliskan sebagai fungsi konsentrasi
reaktan-reaktannya, atau:
r = f (Ci) atau: r = f (k, Ci)
Persamaan ini lazim dituliskan sebagai: r = k CA
αααα CB
ββββ CC
γγγγ ....
Untuk reaksi:
dengan: CA, CB ≡ konsentrasi reaktan A, B
α, β ≡ orde reaksi terhadap A, B
k ≡ konstanta atau tetapan kecepatan reaksi
Pada reaksi fase gas, dan reaksi berlangsung pada volume
tetap secara isotermal, kecepatan reaksi kadang-kadang
dinyatakan sebagai perubahan tekanan per satuan waktu.
a A + b B c C + d D
r
persamaan kecepatan reaksinya dapat dituliskan: r = k CA
αααα CB
ββββ
KEMOLEKULAN, ORDE, DAN
KONSTANTA KECEPATAN REAKSI-2
Contoh: Reaksi: a A + b B c C + d D
Kemolekulan reaksinya = a + b
Reaksi: 2 A + B 3 C + 2 D
Kemolekulan reaksinya = 2 + 1 = 3
Reaksi dengan kemolekulan 1 (satu): reaksi unimolekuler.
Reaksi dengan kemolekulan 2 (dua): reaksi bimolekuler.
Reaksi dengan kemolekulan 3 (tiga): reaksi trimolekuler
atau termolekuler
Kemolekulan (Molecularity) Reaksi:
banyaknya molekul zat pereaksi (reaktan) dalam
sebuah persamaan stoikiometri reaksi yang sederhana.
Kemolekulan reaksi selalu berupa bilangan bulat positif.
KEMOLEKULAN, ORDE, DAN
KONSTANTA KECEPATAN REAKSI-3
Untuk reaksi elementer : orde reaksi = kemolekulan reaksi
Untuk reaksi non-elementer : orde reaksi ≠ kemolekulan reaksi
Orde reaksi (reaction order) merupakan jumlah pangkat
faktor konsentrasi reaktan-reaktan di dalam persamaan
kecepatan (atau kinetika) reaksi.
Orde reaksi hanya dapat ditentukan berdasarkan
interpretasi data hasil percobaan di laboratorium.
Orde Reaksi
Orde reaksi dapat berupa bilangan bulat positif, pecahan,
ataupun nol.
a A + b B c C + d D
r
Jika persamaan kecepatan reaksi:
adalah: r = k CA
αααα CB
ββββ
maka: α ≡ orde reaksi terhadap A
β ≡ orde reaksi terhadap B
α + β ≡ orde reaksi keseluruhan (atau disebut orde reaksi saja).
(Hill, 1977)
KEMOLEKULAN, ORDE, DAN
KONSTANTA KECEPATAN REAKSI-4
Karena dalam hal ini CA biasa dinyatakan dalam satuan mol A per
satuan volume reaksi dan r dalam satuan mol A per satuan volume
reaksi per satuan waktu, maka secara umum harga k dapat dinyatakan
dalam satuan:
Konstanta Kecepatan Reaksi (Rate Constant) - 1
Disebut juga kecepatan reaksi spesifik (specific rate)
Jika sebuah reaksi dengan reaktan tunggal A mempunyai kecepatan
reaksi yang berorde n sebesar:
maka reaksi tsb. mempunyai harga konstanta kecepatan reaksi sebesar:
n
ACkr = ' n
Ar k p=atau:
n
AC
r
k = ' n
A
r
k
p
=atau:
[ ] ( ) 1
n1
waktu
volume
mol
k
−
−






= [ ]( ) ( )1 1
'
n
k tekanan waktu
− −
=atau:
KEMOLEKULAN, ORDE, DAN
KONSTANTA KECEPATAN REAKSI-5
Harga k sangat dipengaruhi oleh suhu. Pada reaksi fase gas,
harga k juga dipengaruhi oleh katalis, tekanan total sistem, dsb.
Pada reaksi fase cair, harga k juga dipengaruhi oleh tekanan total
sistem, kekuatan ion, pemilihan pelarut, dsb. Namun demikian,
pengaruh faktor-faktor ini biasanya sangat kecil sehingga dapat
diabaikan terhadap pengaruh suhu.
Berdasarkan satuan-satuan yang sangat spesifik untuk setiap
orde reaksi yang berlainan, harga k sebuah reaksi kimia
secara tidak langsung dapat mengindikasikan besarnya
orde reaksi tersebut.
(Coba jabarkanlah satuan-satuan konstanta kecepatan reaksi
yang berorde 0, 1, 2, 3, dan ½ )
Konstanta Kecepatan Reaksi (Rate Constant) - 2
KinKat Gasal 2011-2012 9/20/2011
dy_Pertemuan 2 dan 3 6
Problem:
Laju reaksi homogen: A + B C + D
adalah: r = k CA
½ CB
½
a. Berapakah orde reaksi ini?
b. Tuliskan salah satu contoh satuan
konstanta kecepatan reaksinya.
c. Jika CA dinaikkan menjadi 4 kali lipat,
menjadi berapa kali lipatkah
kecepatan reaksinya?
Problem:
Sebuah reaksi homogen fase gas pada
300oC mempunyai nilai konstanta laju
reaksi sebesar 5 x 10-4 atm-1 s-1.
a. Berorde berapakah reaksi ini?
b. Berapakah nilai konstanta laju reaksinya
jika dinyatakan dalam kombinasi
satuan: molar (untuk konsentrasi)
dan menit (untuk waktu)
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KECEPATAN REAKSI
Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi:
Pada reaksi homogen non-katalitik, hanya faktor (1), (2), dan (3)
yang mempengaruhi kecepatan reaksi.
Pada reaksi katalitik, faktor (4) atau faktor katalis juga berperan
mempengaruhi kecepatan reaksi.
Pada sistem reaksi heterogen (di mana problem yang dihadapi
menjadi jauh lebih kompleks dibandingkan dengan sistem reaksi
homogen), faktor (5) juga mempengaruhi kecepatan reaksi.
1. Suhu (T)
2. Komposisi campuran reaksi (C)
3. Tekanan (P)
4. Keberadaan katalis atau inhibitor
5. Parameter-parameter yang berhubungan dengan proses
transfer secara fisik (misalnya: kondisi aliran, tingkat
pencampuran, parameter-parameter perpindahan massa
antarfase, kesetimbangan fase, luas bidang kontak
antarfase, parameter-parameter perpindahan panas, dsb.
PENGARUH SUHU TERHADAP
KONSTANTA KECEPATAN REAKSI
Secara sederhana, pengaruh suhu terhadap sebagian besar
reaksi kimia dapat didekati melalui korelasi yang
disampaikan oleh Arrhenius, yakni:






−=
TR
Ea
expAk
dengan:
k ≡ konstanta kecepatan reaksi
A ≡ faktor frekuensi tumbukan reaksi (atau disebut juga faktor
pre-eksponensial)
Ea ≡ energi atau tenaga aktivasi reaksi
R ≡ konstanta gas universal (R = 8,314 J/mol.K = 1,987
kal/mol.K = 82,06 cm3.atm/mol.K)
T ≡ suhu absolut






−
TR
Ea
exp ≡ faktor eksponensial
Jika T makin besar, maka
k juga makin besar
Gambaran Energi Aktivasi (Ea) dan Panas
Reaksi (∆∆∆∆H) untuk Kasus Reaksi Sederhana
TingkatEnergi
(Kasus reaksi eksotermik)(Kasus reaksi endotermik)
Penentuan Energi Aktivasi Reaksi
berdasarkan Percobaan
Ea sebuah reaksi dapat diketahui melalui percobaan
kinetika reaksi pada berbagai suhu T yang berbeda-beda.
T T1 T2 T3 T4 T5 …
k k1 k2 k3 k4 k5 …
T
1
R
Ea
Alnkln −=
Pengaruh suhu terhadap
kecepatan reaksi yang
digambarkan tersebut di atas
tidak berlaku untuk kasus
reaksi-reaksi biokimia
(enzimatik) dan reaksi
peledakan.
KinKat Gasal 2011-2012 9/20/2011
dy_Pertemuan 2 dan 3 7
Problem:
Sebuah reaksi homogen mempunyai energi
pengaktifan sebesar 65 kJ mol-1. Pada suhu
100oC reaksi ini mempunyai kecepatan
sebesar 7,8 x 10-2 mol liter-1 detik-1.
a. Pada suhu berapa kecepatannya menjadi
1/10 kali kecepatan pada 100oC?
b. Berapakah kecepatan reaksi pada 20oC,
jika data yang lain tetap?
Problem:
Harga k yang teramati untuk reaksi fase gas:
2 HI ⇔ H2 + I2 pada 356oC dan 443oC
masing-masing adalah 3,02 x 10-5 dan 2,53
x 10-3 mol-1 dm3 s-1. Jika perubahan entalpi
reaksinya (dianggap tetap pada rentang
suhu yang ditinjau) adalah ∆H = 16,32
kJ/mol, berapakah besarnya energi aktivasi
reaksi ini dalam arah maju (forward)
maupun kebalikannya (reverse)?
Problem:
Ada dua reaksi homogen berorde dua
dengan konstanta laju k1 dan k2 serta
Ea1 > Ea2. Jika suhu reaksi dinaikkan
dari T1 ke T2, maka:
1 2 2 2
1 1 2 1
( ) ( )
...........
( ) ( )
k T k T
k T k T
?
Konversi Sebuah Reaktan
awalAmol
bereaksiyangAmol
awalAmol
iterkonversyangAmol
X A ==
0,A
A0,A
A
n
nn
X
−
=
0,A
A0,A
A
F
FF
X
−
=
0,A
A0,A
A
C
CC
X
−
= 1X0 A ≤≤
Konversi sebuah reaktan A (XA):
Perolehan (Yield) Sebuah Produk Reaksi
Perolehan sebuah produk P terhadap reaktan A (YP/A):
awalAmol
PmembentukbereaksiyangAmol
Y A/P =
0,A
0,PP
P
PA
A/P
n
nn
Y
−
=
ν
ν
0,A
0,PP
P
PA
A/P
F
FF
Y
−
=
ν
ν
0,A
0,PP
P
PA
A/P
C
CC
Y
−
=
ν
ν
1Y0 A/P ≤≤
Selektivitas (Fractional Yield) Produk Reaksi
Selektivitas overall sebuah produk P terhadap
reaktan A (SP/A):
bereaksiyangAmol
PmembentukbereaksiyangAmol
S A/P =
A0,A
0,PP
P
PA
A/P
nn
nn
S
−
−
=
ν
ν
A0,A
0,PP
P
PA
A/P
FF
FF
S
−
−
=
ν
ν
A0,A
0,PP
P
PA
A/P
CC
CC
S
−
−
=
ν
ν
1S0 A/P ≤≤
KinKat Gasal 2011-2012 9/20/2011
dy_Pertemuan 2 dan 3 8
Hubungan antara perolehan, konversi, dan selektivitas:
Instantaneous fractional yield sebuah produk P
terhadap reaktan A (sP/A):
Pada sebuah sistem
reaksi paralel:
A/PAA/P S.XY =
A
P
A/P
r
r
Ayaberkurangntankecepa
Pnpembentukatankecepa
s
−
==
0RR
0PP
nn
nn
formedproductundesiredofmoles
formedproductdesiredofmoles
asSelektivit
−
−
==
R
P
undesired
desired
r
r
r
r
asSelektivit ==
Hubungan antara Derajat Konversi dan
Tingkat Reaksi (Molar Extent of Reaction)
(tingkat reaksi)
(konversi reaksi)
(untuk multiple reactions)
Xi
ε
εk
Test Yourself!Test Yourself!Test Yourself!Test Yourself!
Consider the following pair of reactions:
A 2 B (desired)
A C (undesired)
Suppose 100 mol of A is fed to a batch reactor and
the final product contains 20 mol of A, 140 mol of B,
and 10 mol of C. Calculate:
(a) The fractional conversion of A
(b) The percentage selectivity of B & C relative to A
(c) The extents of the first and second reactions
Yield & Selectivity in aYield & Selectivity in aYield & Selectivity in aYield & Selectivity in a
Dehydrogenation ReactorDehydrogenation ReactorDehydrogenation ReactorDehydrogenation Reactor
Reaksi fase-gas:
C2H6 C2H4 + H2 (1)
C2H6 + H2 2 CH4 (2)
Kondisi awal: 85%-mol etana and sisanya
inert (I).
Fractional conversion etana = 0,70
Fractional yield (selektivitas) etilena = 0,60.
Calculate the molar composition of the
product gas.
CONTOH SOAL
Sistem reaksi paralel:
berlangsung dalam sebuah reaktor bervolume tetap yang beroperasi
secara batch. Jika:
# mula-mula hanya terdapat A dan Q dengan konsentrasi
masing-masing sebesar: CA0 = 0,5 mol/L dan CQ0 = 0,01 mol/L,
# selektivitas (overall fractional yield) terhadap pembentukan P
sebesar 80%,
# dan banyaknya A yang telah bereaksi pada suatu saat sebesar 35%,
maka berapa:
a) konsentrasi A, P, Q, dan R pada saat tersebut?
b) yield (atau perolehan) produk P pada saat tersebut?
A
P
Q R+
1
2
Problem (Fogler, 1992, p. 531)
Oksidasi formaldehida yang menghasilkan asam
formiat berlangsung dalam fase gas menurut
reaksi sbb:
HCHO + ½ O2 HCOOH
2 HCHO HCOOCH3
yang berlangsung simultan. Jika k1 = 0,7
(dm3/mol)½ min-1 dan k2 = 0,6 (dm3/mol) min-1.
Laju alir volumetrik umpan masuk = 100
dm3/min pada 5 atm dan 140oC. Umpan berupa
campuran: HCHO 66,7% dan O2 33,3%. Waktu
ruang = 10 menit.
a. Berapa konversi HCHO?
b. Berapa yield dan selektivitas HCOOH?

More Related Content

What's hot

reaktor CSTR dan PFR
reaktor CSTR dan PFRreaktor CSTR dan PFR
reaktor CSTR dan PFRsartikot
 
Praktek kimia organik pr
Praktek kimia organik prPraktek kimia organik pr
Praktek kimia organik prkhurrymuamala
 
Reactor volume konstan
Reactor volume konstanReactor volume konstan
Reactor volume konstansartikot
 
Kesetimbangan uap cair
Kesetimbangan uap cairKesetimbangan uap cair
Kesetimbangan uap cairRyan Tito
 
Kinetika adsorpsi
Kinetika adsorpsiKinetika adsorpsi
Kinetika adsorpsiqlp
 
laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilidalaporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilidaqlp
 
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonianITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonianFransiska Puteri
 
Atk 1 pertemuan 1 dan 2
Atk 1 pertemuan 1 dan 2Atk 1 pertemuan 1 dan 2
Atk 1 pertemuan 1 dan 2Winda Sari
 
Pertemuan ke 6dan-7_neraca_massa
Pertemuan ke 6dan-7_neraca_massaPertemuan ke 6dan-7_neraca_massa
Pertemuan ke 6dan-7_neraca_massaKhoridatun Nafisah
 
Termodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutanTermodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutanAPRIL
 
Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i Dede Suhendra
 
363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx
363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx
363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docxSaya Kamu
 
Termodinamika kimia (pertemuan 1)
Termodinamika kimia (pertemuan 1)Termodinamika kimia (pertemuan 1)
Termodinamika kimia (pertemuan 1)Utami Irawati
 
Reaksi Redoks pada Mekanisme Reaksi Square Planar
Reaksi Redoks pada Mekanisme Reaksi Square PlanarReaksi Redoks pada Mekanisme Reaksi Square Planar
Reaksi Redoks pada Mekanisme Reaksi Square PlanarAnindia Larasati
 
Fenomena perpindahan
Fenomena perpindahanFenomena perpindahan
Fenomena perpindahanEzron Wenggo
 
Efek Panas- Thermodinamika
Efek Panas- ThermodinamikaEfek Panas- Thermodinamika
Efek Panas- ThermodinamikaFadhly M S
 

What's hot (20)

reaktor CSTR dan PFR
reaktor CSTR dan PFRreaktor CSTR dan PFR
reaktor CSTR dan PFR
 
Praktek kimia organik pr
Praktek kimia organik prPraktek kimia organik pr
Praktek kimia organik pr
 
Reactor volume konstan
Reactor volume konstanReactor volume konstan
Reactor volume konstan
 
Kesetimbangan fase
Kesetimbangan faseKesetimbangan fase
Kesetimbangan fase
 
Kesetimbangan uap cair
Kesetimbangan uap cairKesetimbangan uap cair
Kesetimbangan uap cair
 
Kinetika adsorpsi
Kinetika adsorpsiKinetika adsorpsi
Kinetika adsorpsi
 
laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilidalaporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
 
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonianITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
 
Sintesis Asetanilida
Sintesis AsetanilidaSintesis Asetanilida
Sintesis Asetanilida
 
Distilasi
DistilasiDistilasi
Distilasi
 
Atk 1 pertemuan 1 dan 2
Atk 1 pertemuan 1 dan 2Atk 1 pertemuan 1 dan 2
Atk 1 pertemuan 1 dan 2
 
Pertemuan ke 6dan-7_neraca_massa
Pertemuan ke 6dan-7_neraca_massaPertemuan ke 6dan-7_neraca_massa
Pertemuan ke 6dan-7_neraca_massa
 
Termodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutanTermodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutan
 
Destilasi batch
Destilasi batchDestilasi batch
Destilasi batch
 
Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i
 
363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx
363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx
363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx
 
Termodinamika kimia (pertemuan 1)
Termodinamika kimia (pertemuan 1)Termodinamika kimia (pertemuan 1)
Termodinamika kimia (pertemuan 1)
 
Reaksi Redoks pada Mekanisme Reaksi Square Planar
Reaksi Redoks pada Mekanisme Reaksi Square PlanarReaksi Redoks pada Mekanisme Reaksi Square Planar
Reaksi Redoks pada Mekanisme Reaksi Square Planar
 
Fenomena perpindahan
Fenomena perpindahanFenomena perpindahan
Fenomena perpindahan
 
Efek Panas- Thermodinamika
Efek Panas- ThermodinamikaEfek Panas- Thermodinamika
Efek Panas- Thermodinamika
 

Similar to Pertemuan 2-dan-3 dasar2-kinetika-reaksi-kimia

Similar to Pertemuan 2-dan-3 dasar2-kinetika-reaksi-kimia (20)

Teknik Reaktor.pptx
Teknik Reaktor.pptxTeknik Reaktor.pptx
Teknik Reaktor.pptx
 
Kinetika kimia
Kinetika kimiaKinetika kimia
Kinetika kimia
 
P1 perbaikan kel 7 selasa pagi 1
P1 perbaikan kel 7 selasa pagi 1P1 perbaikan kel 7 selasa pagi 1
P1 perbaikan kel 7 selasa pagi 1
 
Kinetika kimia
Kinetika kimiaKinetika kimia
Kinetika kimia
 
Kinetika kimia
Kinetika kimiaKinetika kimia
Kinetika kimia
 
Kinetika kimia1
Kinetika kimia1Kinetika kimia1
Kinetika kimia1
 
50773875 kinetika-kimia
50773875 kinetika-kimia50773875 kinetika-kimia
50773875 kinetika-kimia
 
Laju reaksi. ok ppt
Laju reaksi. ok pptLaju reaksi. ok ppt
Laju reaksi. ok ppt
 
Penentuan laju reaksi dan tetapan laju reaksi
Penentuan laju reaksi dan tetapan laju reaksiPenentuan laju reaksi dan tetapan laju reaksi
Penentuan laju reaksi dan tetapan laju reaksi
 
Promosi
Promosi Promosi
Promosi
 
Bhn kuliah matematika teknik 1_ 2012
Bhn kuliah matematika teknik 1_ 2012Bhn kuliah matematika teknik 1_ 2012
Bhn kuliah matematika teknik 1_ 2012
 
Kesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimiaKesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimia
 
Laporan Praktikum Kimia
Laporan Praktikum KimiaLaporan Praktikum Kimia
Laporan Praktikum Kimia
 
LAJU REAKSI
LAJU REAKSILAJU REAKSI
LAJU REAKSI
 
KULIAH IV derajat kebebasan.pptx
KULIAH IV derajat kebebasan.pptxKULIAH IV derajat kebebasan.pptx
KULIAH IV derajat kebebasan.pptx
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
Kesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimiaKesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimia
 
3. termokimia
3. termokimia3. termokimia
3. termokimia
 
Laju Reaksi ppt
Laju Reaksi ppt Laju Reaksi ppt
Laju Reaksi ppt
 
4. Matrikulasi KIMIA_Persamaan Reaksi.pptx
4. Matrikulasi KIMIA_Persamaan Reaksi.pptx4. Matrikulasi KIMIA_Persamaan Reaksi.pptx
4. Matrikulasi KIMIA_Persamaan Reaksi.pptx
 

Recently uploaded

Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 

Recently uploaded (6)

Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 

Pertemuan 2-dan-3 dasar2-kinetika-reaksi-kimia

  • 1. KinKat Gasal 2011-2012 9/20/2011 dy_Pertemuan 2 dan 3 1 DASAR-DASAR KINETIKA REAKSI KIMIA Siti Diyar KholisohSiti Diyar KholisohSiti Diyar KholisohSiti Diyar Kholisoh KINETIKA DAN KATALISIS PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA – FTI UPN “VETERAN” YOGYAKARTA Rabu, 21 September 2011 SEMESTER GASAL 2011/2012P e r t e m u a n K e - 2 & 3 Kompetensi yang ingin dicapai (1): 1. Mampu menyusun tabel stoikiometri reaksi (yang selalu diusahakan berbasis mol) untuk reaksi tunggal maupun reaksi kompleks, dan beberapa aplikasinya. 2. Memahami makna konversi reaksi dan molar extent of reaction, yang dikaitkan dengan limiting reactant dan excess reactant. 3. Mampu membedakan antara campuran ekuimolar, campuran stoikiometrik, dan campuran dengan perbandingan (atau rasio) molar tertentu. 4. Mampu memanfaatkan pendekatan atau asumsi keadaan ideal untuk melakukan perhitungan gas- gas. 5. Memahami beberapa macam penggolongan reaksi (dengan bisa menjelaskan perbedaannya dan contohnya masing-masing). Kompetensi yang ingin dicapai (2): 6. Memahami beberapa cara pendefinisian kecepatan reaksi: definisi secara ekstensif dan intensif, definisi untuk reaksi homogen dan heterogen, serta mampu menjelaskan kaitannya masing-masing. 7. Memahami konsep stoikiometri dalam kecepatan reaksi dan bisa menjelaskan hubungan antara kecepatan reaksi yang dinyatakan terhadap masing-masing komponen/zatnya. 8. Memahami stoikiometri reaksi (melalui penyusunan tabel stoikiometri), untuk reaksi tunggal-vs-kompleks, maupun sistem batch-vs-kontinyu (alir). 9. Memahami istilah2 konversi reaksi, yield (perolehan) produk, dan selektivitas produk, serta kaitannya dengan stoikiometri reaksi. 10. Memahami gambaran reaksi yang berlangsung secara batch. Kompetensi yang ingin dicapai (3): 11. Memahami gambaran reaksi yang berdensitas tetap (constant-density) atau berdensitas berubah (variable/varying-density) 12. Mampu memanfaatkan stoikiometri reaksi untuk menjabarkan hubungan antara konsentrasi masing2 komponen reaksi dengan konversi reaktan-reaktannya. 13. Mampu memanfaatkan stoikiometri reaksi dan persamaan keadaan gas (ideal) untuk menjabarkan hubungan antara tekanan parsial masing2 komponen reaksi dengan tekanan totalnya. 14. Memahami makna persamaan kinetika/kecepatan/laju reaksi kimia dan bagaimana persamaan tersebut diperoleh (untuk melakukan studi kinetika). 15. Memahami model persamaan kinetika reaksi yang berbentuk hukum pangkat (power-law) dan non-hukum pangkat. Kompetensi yang ingin dicapai (4): 16. Memahami konsep orde atau tingkat reaksi (dalam kinetika hukum pangkat) dan perbedaannya dengan kemolekulan/molekularitas reaksi, serta memahami perbedaan antara reaksi elementer dan non- elementer (dalam konteks ini). 17. Memahami konstanta kecepatan reaksi (atau kecepatan reaksi spesifik, k) dalam persamaan kinetika reaksi dan mampu mengidentifikasikan orde sebuah reaksi homogen berdasarkan satuan k. 18. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi. 19. Memahami pengaruh suhu terhadap kecepatan reaksi, baik secara kualitatif maupun kuantitatif (melalui pendekatan korelasi Arrhenius). PENGGOLONGAN REAKSI-1 1. Berdasarkan banyaknya fase yang terlibat dalam sistem reaksi Reaksi homogen, reaksi heterogen 2. Berdasarkan keberadaan atau penggunaan katalis Reaksi katalitik, reaksi non-katalitik 3. Berdasarkan mekanisme atau kompleksitasnya Reaksi sederhana (reaksi tunggal searah atau ireversibel) Reaksi kompleks (reaksi bolak-balik atau reversibel, reaksi seri atau konsekutif atau berurutan, reaksi paralel, reaksi seri-paralel, reaksi rantai, reaksi polimerisasi) 4. Berdasarkan kemolekulan reaksinya Reaksi unimolekuler, reaksi bimolekuler, reaksi trimolekuler atau termolekuler 5. Berdasarkan orde reaksinya Reaksi berorde bilangan bulat, reaksi berorde bilangan pecahan
  • 2. KinKat Gasal 2011-2012 9/20/2011 dy_Pertemuan 2 dan 3 2 PENGGOLONGAN REAKSI-2 6. Berdasarkan arah reaksinya Reaksi reversibel (bolak-balik) Reaksi reversibel merupakan reaksi bolak- balik; dalam hal ini terjadi kesetimbangan. Reaksi ireversibel (searah) Reaksi ireversibel merupakan reaksi satu arah; tidak ada keadaan setimbang, meskipun sesungguhnya tidak ada reaksi kimia yang betul-betul tidak dapat balik. Banyak kasus kesetimbangan berada sangat jauh di kanan sedemikian sehingga dianggap ireversibel. 7. Berdasarkan jenis pengoperasian reaktornya Sistem reaktor batch, sistem reaktor alir atau kontinyu 8. Berdasarkan prosesnya (kondisi prosesnya) Reaksi isotermal (pada volume tetap, pada tekanan tetap), reaksi adiabatik, reaksi non- isotermal non-adiabatik ContohContohContohContoh----contoh Reaksicontoh Reaksicontoh Reaksicontoh Reaksi Berorde 1: Dekomposisi N2O5: N2O5 2 NO2 + ½ O2 Berorde 2: Pembentukan HI: H2 + I2 2 HI Berorde 3: 2 NO + O2 2 NO2 Berorde pecahan: Pembentukan phosgene dari CO dan Cl2 (r = k (Cl2)3/2 CO) Heterogen nonkatalitik: C (s) + O2 (g) CO2 (g) REAKSI KOMPLEKS - ContohContohContohContoh Reaksi reversibel (bolak-balik): Isomerisasi butana: Hidrolisis metil asetat: Reaksi ireversibel paralel: Dehidrasi dan dehidrogenasi etanol: Reaksi ireversibel seri: Dekomposisi aseton (seri terhadap ketena): 4 DEFINISI KECEPATAN REAKSI Kecepatan reaksi ekstensif: dt dn waktusatuan terbentukimol R i i == Kecepatan reaksi intensif: ( )( ) dt dn V 1 waktufluidavolume terbentukimol r i i == ( )( ) dt dn W 1 waktutanpadamassa terbentukimol 'r i i == ( )( ) dt dn S 1 waktupermukaanluas terbentukimol ''r i i == ( )( ) dt dn V 1 waktutanpadavolume terbentukimol '''r i s i == ( )( ) dt dn V 1 waktureaktorvolume terbentukimol ''''r i r i == Dalam sistem reaksi homogen: V = Vr ''''rV'''rV''rS'rWrVR irisiiii ===== (sistem reaksi heterogen) (sistem reaksi homogen) a A + b B c C + d D STOIKIOMETRI KECEPATAN REAKSI KIMIA Untuk sebuah reaksi tunggal, hubungan stoikiometrik antar molekul-molekul dalam sistem reaksi dapat disajikan dalam bentuk tabel stoikiometri reaksi. Untuk reaksi homogen tunggal: hubungan stoikiometri kecepatan reaksinya dapat dituliskan: d r c r b r a r r DCBA == − = − = i ir r ν = ri menyatakan kecepatan reaksi homogen pembentukan komponen i dan νi menyatakan koefisien stoikiometri reaksi komponen i. atau, secara umum: r Jangan lupa bahwa: Harga νi positif (+) untuk produk atau hasil reaksi negatif (-) untuk reaktan atau zat pereaksi Problem: Tuliskan hubungan stoikiometrik antara laju reaksi berkurangnya reaktan dan laju reaksi terbentuknya produk, untuk reaksi- reaksi sbb.: a. 2 NOCl 2 NO + Cl2 b. H2O2 + H2 2 H2O
  • 3. KinKat Gasal 2011-2012 9/20/2011 dy_Pertemuan 2 dan 3 3 Problem: Reaksi fase gas: 4 NH3 + 3 O2 2 N2 + 6 H2O berlangsung secara batch. Jika pada suatu saat (t = t) gas N2 terbentuk dengan laju 0,60 mol liter-1 detik-1, berapakah laju berkurangnya O2? Orde reaksi semu (pseudo order) Komponen Mol awal Mol terbentuk Mol tersisa A nA0 B nB0 C nC0 D nD0 Inert (I) nI0 Jumlah nT0 STOIKIOMETRI REAKSI KIMIA SISTEM BATCH-1 a A + b B c C + d DUntuk reaksi homogen tunggal: dan pada sistem batch, dapat disusun tabel stoikiometrinya (sesudah tercapai konversi A sebesar XA) sebagai berikut: A0A Xn− A0A0AA Xnnn −= )Xn( a b A0A− )Xn( a b nn A0A0BB −= )Xn( a c A0A )Xn( a c nn A0A0CC += )Xn( a d A0A )Xn( a d nn A0A0DD += 0II nn = A0A Xnδ A0A0TT Xnnn δ+= 1 a b a c a d −−+=δdengan: 0 Coba Anda ulangi (penyusunan tabel stoikiometri tadi), jika konversi reaksi dinyatakan terhadap B (XB) STOIKIOMETRI REAKSI KIMIA SISTEM BATCH-2 Konsentrasi setiap komponen yang dinyatakan dalam konversi: V )X1(n V n C A0AA A − == V )Xn( a b n V n C A0A0B B B − == V X a b n C AB0A B       − = θ V )Xn( a c n V n C A0A0C C C + == V X a c n C AC0A C       + = θ V )Xn( a d n V n C A0A0D D D + == V X a d n C AD0A D       + = θ 0A 0i i n n =θ (i menyatakan komponen-komponen sistem reaksi selain A) atau: atau: atau: dengan: CO + H2O CO2 + H2 2 mol 2 mol (jika z-factor dianggap tetap) STOIKIOMETRI REAKSI KIMIA SISTEM BATCH-3 Sistem batch dengan volume reaksi tetap Kondisi sistem volume reaksi konstan (atau tetap) dapat dicapai jika: ♦ Selama reaksi berlangsung, V tetap atau ρ tetap ♦ Dalam sistem batch fase gas, reaktor dilengkapi dengan instrumen pengatur suhu dan tekanan, sedemikian sehingga V tetap. ♦ Jumlah mol produk reaksi = jumlah mol reaktan Contoh: Reaksi gas CO dengan air pada proses gasifikasi batubara: ♦ Reaksi fase cair; ρ tetap sedemikian sehingga V tetap STOIKIOMETRI REAKSI KIMIA SISTEM BATCH-4 Pada sistem batch dengan sistem volume reaksi tetap: V sistem setiap saat (t = t) sama dengan V sistem mula- mula, atau: V = V0 )X1(C V )X1(n C A0A A0A A −= − =       −=       − = AB0A AB0A B X a b C V X a b n C θ θ       += AC0AC X a c CC θ       += AD0AD X a d CC θ Dengan demikian: Dengan cara yang sama, diperoleh: (Sistem batch dengan volume reaksi berubah (tidak tetap) akan dipelajari dalam materi yang lain)
  • 4. KinKat Gasal 2011-2012 9/20/2011 dy_Pertemuan 2 dan 3 4 Hubungan antara Derajat Konversi dan Tingkat Reaksi (Molar Extent of Reaction) (tingkat reaksi) (konversi reaksi)Xi (konversi reaktan i) ε Komponen Mol awal Mol terbentuk Mol tersisa A nA0 B nB0 C nC0 D nD0 Inert (I) nI0 Jumlah nT0 STOIKIOMETRI REAKSI KIMIA SISTEM BATCH (dalam Tingkat Reaksi) a ε− a A + b B c C + d DUntuk reaksi homogen tunggal: dan pada sistem batch, dapat disusun tabel stoikiometrinya (sesudah tercapai tingkat reaksi sebesar ε) sebagai berikut: 0A An n a ε= − Coba Anda isikan kolom- kolom yang lain di sini…!!! Reaksi homogen fase cair: 3 A + B C + 2 D dilangsungkan dalam reaktor batch pada T dan P tetap, dengan volume sistem reaksi sebesar 1 dm3. Campuran mula-mula mengandung A dengan konsentrasi 20 gmol/dm3 dan B sebesar 5 gmol/dm3. Berapakah molar extent of reaction dan konsentrasi hasil jika konversi A: (a) 15%, dan (b) 90% Contoh Soal: Berikan komentarAnda…!!! Untuk memperoleh hubungan antara tekanan parsial dan tekanan total sistem reaksi, berdasarkan stoikiometri, silakan Anda pelajari sendiri pada handout kuliah, halaman 5. Contoh Soal: Untuk reaksi homogen fase gas: A + 3 B →→→→ 2 R + S yang berlangsung pada kondisi isotermal dalam sebuah reaktor sistem batch bervolume tetap, turunkanlah hubungan antara tekanan parsial A (pA), B (pB), R (pR), dan S (pS) sebagai fungsi tekanan totalnya (P) setiap saat. Campuran awal reaksi terdiri atas: A – 30%-mol, B – 50%-mol, R – 5%-mol, dan sisanya berupa gas inert. Gas-gas diasumsikan berkelakuan ideal Problem: Set up a stoichiometric table for the following reaction and express the concentration of each species in the reaction as function of conversion evaluating all constants. C2H4 + ½ O2 CH2(O)CH2 The feed enters at 6 atm and 260oC and is a stoichiometric mixture of air and ethylene. (Fogler, 1992, p. 97) PERSAMAAN KINETIKA ATAU KECEPATAN REAKSI Persamaan kinetika atau kecepatan reaksi: hubungan matematika yang menggambarkan besarnya perubahan jumlah mol sebuah komponen reaksi i seiring dengan perubahan waktu, sesuai dengan definisi kecepatan reaksi di bagian sebelumnya. Bagaimana persamaan kinetika sebuah reaksi dapat diperoleh? r = ...? Data-data dan persamaan-persamaan kecepatan reaksi yang tersedia dari literatur Metode-metode untuk memperoleh data kecepatan reaksi dari percobaan di laboratorium, menganalisisnya, dan menginterpretasikannya. Postulasi mekanisme reaksi untuk memprediksi persamaan kecepatan reaksi
  • 5. KinKat Gasal 2011-2012 9/20/2011 dy_Pertemuan 2 dan 3 5 KEMOLEKULAN, ORDE, DAN KONSTANTA KECEPATAN REAKSI-1 Untuk model persamaan kecepatan (atau kinetika) reaksi yang berbentuk hukum pangkat, persamaan kecepatan reaksi homogen dapat dituliskan sebagai fungsi konsentrasi reaktan-reaktannya, atau: r = f (Ci) atau: r = f (k, Ci) Persamaan ini lazim dituliskan sebagai: r = k CA αααα CB ββββ CC γγγγ .... Untuk reaksi: dengan: CA, CB ≡ konsentrasi reaktan A, B α, β ≡ orde reaksi terhadap A, B k ≡ konstanta atau tetapan kecepatan reaksi Pada reaksi fase gas, dan reaksi berlangsung pada volume tetap secara isotermal, kecepatan reaksi kadang-kadang dinyatakan sebagai perubahan tekanan per satuan waktu. a A + b B c C + d D r persamaan kecepatan reaksinya dapat dituliskan: r = k CA αααα CB ββββ KEMOLEKULAN, ORDE, DAN KONSTANTA KECEPATAN REAKSI-2 Contoh: Reaksi: a A + b B c C + d D Kemolekulan reaksinya = a + b Reaksi: 2 A + B 3 C + 2 D Kemolekulan reaksinya = 2 + 1 = 3 Reaksi dengan kemolekulan 1 (satu): reaksi unimolekuler. Reaksi dengan kemolekulan 2 (dua): reaksi bimolekuler. Reaksi dengan kemolekulan 3 (tiga): reaksi trimolekuler atau termolekuler Kemolekulan (Molecularity) Reaksi: banyaknya molekul zat pereaksi (reaktan) dalam sebuah persamaan stoikiometri reaksi yang sederhana. Kemolekulan reaksi selalu berupa bilangan bulat positif. KEMOLEKULAN, ORDE, DAN KONSTANTA KECEPATAN REAKSI-3 Untuk reaksi elementer : orde reaksi = kemolekulan reaksi Untuk reaksi non-elementer : orde reaksi ≠ kemolekulan reaksi Orde reaksi (reaction order) merupakan jumlah pangkat faktor konsentrasi reaktan-reaktan di dalam persamaan kecepatan (atau kinetika) reaksi. Orde reaksi hanya dapat ditentukan berdasarkan interpretasi data hasil percobaan di laboratorium. Orde Reaksi Orde reaksi dapat berupa bilangan bulat positif, pecahan, ataupun nol. a A + b B c C + d D r Jika persamaan kecepatan reaksi: adalah: r = k CA αααα CB ββββ maka: α ≡ orde reaksi terhadap A β ≡ orde reaksi terhadap B α + β ≡ orde reaksi keseluruhan (atau disebut orde reaksi saja). (Hill, 1977) KEMOLEKULAN, ORDE, DAN KONSTANTA KECEPATAN REAKSI-4 Karena dalam hal ini CA biasa dinyatakan dalam satuan mol A per satuan volume reaksi dan r dalam satuan mol A per satuan volume reaksi per satuan waktu, maka secara umum harga k dapat dinyatakan dalam satuan: Konstanta Kecepatan Reaksi (Rate Constant) - 1 Disebut juga kecepatan reaksi spesifik (specific rate) Jika sebuah reaksi dengan reaktan tunggal A mempunyai kecepatan reaksi yang berorde n sebesar: maka reaksi tsb. mempunyai harga konstanta kecepatan reaksi sebesar: n ACkr = ' n Ar k p=atau: n AC r k = ' n A r k p =atau: [ ] ( ) 1 n1 waktu volume mol k − −       = [ ]( ) ( )1 1 ' n k tekanan waktu − − =atau: KEMOLEKULAN, ORDE, DAN KONSTANTA KECEPATAN REAKSI-5 Harga k sangat dipengaruhi oleh suhu. Pada reaksi fase gas, harga k juga dipengaruhi oleh katalis, tekanan total sistem, dsb. Pada reaksi fase cair, harga k juga dipengaruhi oleh tekanan total sistem, kekuatan ion, pemilihan pelarut, dsb. Namun demikian, pengaruh faktor-faktor ini biasanya sangat kecil sehingga dapat diabaikan terhadap pengaruh suhu. Berdasarkan satuan-satuan yang sangat spesifik untuk setiap orde reaksi yang berlainan, harga k sebuah reaksi kimia secara tidak langsung dapat mengindikasikan besarnya orde reaksi tersebut. (Coba jabarkanlah satuan-satuan konstanta kecepatan reaksi yang berorde 0, 1, 2, 3, dan ½ ) Konstanta Kecepatan Reaksi (Rate Constant) - 2
  • 6. KinKat Gasal 2011-2012 9/20/2011 dy_Pertemuan 2 dan 3 6 Problem: Laju reaksi homogen: A + B C + D adalah: r = k CA ½ CB ½ a. Berapakah orde reaksi ini? b. Tuliskan salah satu contoh satuan konstanta kecepatan reaksinya. c. Jika CA dinaikkan menjadi 4 kali lipat, menjadi berapa kali lipatkah kecepatan reaksinya? Problem: Sebuah reaksi homogen fase gas pada 300oC mempunyai nilai konstanta laju reaksi sebesar 5 x 10-4 atm-1 s-1. a. Berorde berapakah reaksi ini? b. Berapakah nilai konstanta laju reaksinya jika dinyatakan dalam kombinasi satuan: molar (untuk konsentrasi) dan menit (untuk waktu) FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECEPATAN REAKSI Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi: Pada reaksi homogen non-katalitik, hanya faktor (1), (2), dan (3) yang mempengaruhi kecepatan reaksi. Pada reaksi katalitik, faktor (4) atau faktor katalis juga berperan mempengaruhi kecepatan reaksi. Pada sistem reaksi heterogen (di mana problem yang dihadapi menjadi jauh lebih kompleks dibandingkan dengan sistem reaksi homogen), faktor (5) juga mempengaruhi kecepatan reaksi. 1. Suhu (T) 2. Komposisi campuran reaksi (C) 3. Tekanan (P) 4. Keberadaan katalis atau inhibitor 5. Parameter-parameter yang berhubungan dengan proses transfer secara fisik (misalnya: kondisi aliran, tingkat pencampuran, parameter-parameter perpindahan massa antarfase, kesetimbangan fase, luas bidang kontak antarfase, parameter-parameter perpindahan panas, dsb. PENGARUH SUHU TERHADAP KONSTANTA KECEPATAN REAKSI Secara sederhana, pengaruh suhu terhadap sebagian besar reaksi kimia dapat didekati melalui korelasi yang disampaikan oleh Arrhenius, yakni:       −= TR Ea expAk dengan: k ≡ konstanta kecepatan reaksi A ≡ faktor frekuensi tumbukan reaksi (atau disebut juga faktor pre-eksponensial) Ea ≡ energi atau tenaga aktivasi reaksi R ≡ konstanta gas universal (R = 8,314 J/mol.K = 1,987 kal/mol.K = 82,06 cm3.atm/mol.K) T ≡ suhu absolut       − TR Ea exp ≡ faktor eksponensial Jika T makin besar, maka k juga makin besar Gambaran Energi Aktivasi (Ea) dan Panas Reaksi (∆∆∆∆H) untuk Kasus Reaksi Sederhana TingkatEnergi (Kasus reaksi eksotermik)(Kasus reaksi endotermik) Penentuan Energi Aktivasi Reaksi berdasarkan Percobaan Ea sebuah reaksi dapat diketahui melalui percobaan kinetika reaksi pada berbagai suhu T yang berbeda-beda. T T1 T2 T3 T4 T5 … k k1 k2 k3 k4 k5 … T 1 R Ea Alnkln −= Pengaruh suhu terhadap kecepatan reaksi yang digambarkan tersebut di atas tidak berlaku untuk kasus reaksi-reaksi biokimia (enzimatik) dan reaksi peledakan.
  • 7. KinKat Gasal 2011-2012 9/20/2011 dy_Pertemuan 2 dan 3 7 Problem: Sebuah reaksi homogen mempunyai energi pengaktifan sebesar 65 kJ mol-1. Pada suhu 100oC reaksi ini mempunyai kecepatan sebesar 7,8 x 10-2 mol liter-1 detik-1. a. Pada suhu berapa kecepatannya menjadi 1/10 kali kecepatan pada 100oC? b. Berapakah kecepatan reaksi pada 20oC, jika data yang lain tetap? Problem: Harga k yang teramati untuk reaksi fase gas: 2 HI ⇔ H2 + I2 pada 356oC dan 443oC masing-masing adalah 3,02 x 10-5 dan 2,53 x 10-3 mol-1 dm3 s-1. Jika perubahan entalpi reaksinya (dianggap tetap pada rentang suhu yang ditinjau) adalah ∆H = 16,32 kJ/mol, berapakah besarnya energi aktivasi reaksi ini dalam arah maju (forward) maupun kebalikannya (reverse)? Problem: Ada dua reaksi homogen berorde dua dengan konstanta laju k1 dan k2 serta Ea1 > Ea2. Jika suhu reaksi dinaikkan dari T1 ke T2, maka: 1 2 2 2 1 1 2 1 ( ) ( ) ........... ( ) ( ) k T k T k T k T ? Konversi Sebuah Reaktan awalAmol bereaksiyangAmol awalAmol iterkonversyangAmol X A == 0,A A0,A A n nn X − = 0,A A0,A A F FF X − = 0,A A0,A A C CC X − = 1X0 A ≤≤ Konversi sebuah reaktan A (XA): Perolehan (Yield) Sebuah Produk Reaksi Perolehan sebuah produk P terhadap reaktan A (YP/A): awalAmol PmembentukbereaksiyangAmol Y A/P = 0,A 0,PP P PA A/P n nn Y − = ν ν 0,A 0,PP P PA A/P F FF Y − = ν ν 0,A 0,PP P PA A/P C CC Y − = ν ν 1Y0 A/P ≤≤ Selektivitas (Fractional Yield) Produk Reaksi Selektivitas overall sebuah produk P terhadap reaktan A (SP/A): bereaksiyangAmol PmembentukbereaksiyangAmol S A/P = A0,A 0,PP P PA A/P nn nn S − − = ν ν A0,A 0,PP P PA A/P FF FF S − − = ν ν A0,A 0,PP P PA A/P CC CC S − − = ν ν 1S0 A/P ≤≤
  • 8. KinKat Gasal 2011-2012 9/20/2011 dy_Pertemuan 2 dan 3 8 Hubungan antara perolehan, konversi, dan selektivitas: Instantaneous fractional yield sebuah produk P terhadap reaktan A (sP/A): Pada sebuah sistem reaksi paralel: A/PAA/P S.XY = A P A/P r r Ayaberkurangntankecepa Pnpembentukatankecepa s − == 0RR 0PP nn nn formedproductundesiredofmoles formedproductdesiredofmoles asSelektivit − − == R P undesired desired r r r r asSelektivit == Hubungan antara Derajat Konversi dan Tingkat Reaksi (Molar Extent of Reaction) (tingkat reaksi) (konversi reaksi) (untuk multiple reactions) Xi ε εk Test Yourself!Test Yourself!Test Yourself!Test Yourself! Consider the following pair of reactions: A 2 B (desired) A C (undesired) Suppose 100 mol of A is fed to a batch reactor and the final product contains 20 mol of A, 140 mol of B, and 10 mol of C. Calculate: (a) The fractional conversion of A (b) The percentage selectivity of B & C relative to A (c) The extents of the first and second reactions Yield & Selectivity in aYield & Selectivity in aYield & Selectivity in aYield & Selectivity in a Dehydrogenation ReactorDehydrogenation ReactorDehydrogenation ReactorDehydrogenation Reactor Reaksi fase-gas: C2H6 C2H4 + H2 (1) C2H6 + H2 2 CH4 (2) Kondisi awal: 85%-mol etana and sisanya inert (I). Fractional conversion etana = 0,70 Fractional yield (selektivitas) etilena = 0,60. Calculate the molar composition of the product gas. CONTOH SOAL Sistem reaksi paralel: berlangsung dalam sebuah reaktor bervolume tetap yang beroperasi secara batch. Jika: # mula-mula hanya terdapat A dan Q dengan konsentrasi masing-masing sebesar: CA0 = 0,5 mol/L dan CQ0 = 0,01 mol/L, # selektivitas (overall fractional yield) terhadap pembentukan P sebesar 80%, # dan banyaknya A yang telah bereaksi pada suatu saat sebesar 35%, maka berapa: a) konsentrasi A, P, Q, dan R pada saat tersebut? b) yield (atau perolehan) produk P pada saat tersebut? A P Q R+ 1 2 Problem (Fogler, 1992, p. 531) Oksidasi formaldehida yang menghasilkan asam formiat berlangsung dalam fase gas menurut reaksi sbb: HCHO + ½ O2 HCOOH 2 HCHO HCOOCH3 yang berlangsung simultan. Jika k1 = 0,7 (dm3/mol)½ min-1 dan k2 = 0,6 (dm3/mol) min-1. Laju alir volumetrik umpan masuk = 100 dm3/min pada 5 atm dan 140oC. Umpan berupa campuran: HCHO 66,7% dan O2 33,3%. Waktu ruang = 10 menit. a. Berapa konversi HCHO? b. Berapa yield dan selektivitas HCOOH?