SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
JURNAL MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN
VOLUME 15                                              No. 01 Maret   2012                                  Halaman 20 - 26
                         Ekowati Retnaningsih, dkk.: Kajian Kelayakan Badan Layanan Umum dan Alternatif
                                                                                                       Artikel Penelitian




 KAJIAN KELAYAKAN BADAN LAYANAN UMUM DAN ALTERNATIF BENTUK
PENYELENGGARAAN JAMSOSKES SUMATERA SELATAN SEMESTA SESUAI
        UNDANG-UNDANG SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL
  THE FEASIBILITY STUDY OF PUBLIC SERVICE ENTERPRISE AND ALTERNATIVE FORMS FOR
      ADMINISTERING THE UNIVERSAL SOUTH SUMATERA SOCIAL HEALTH INSURANCE
              ACCORDING TO THE NATIONAL SOCIAL SECURITY SYSTEM LAW

                               Ekowati Retnaningsih1, Misnaniarti2, Asmaripa Ainy2
                    1
                        Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sumatera Selatan
                         2
                           Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sriwijaya, Palembang




ABSTRACT                                                             Badan Layanan Umum (BLU) dan alternatif lain dalam
Background: Social Health Insurance Program (Jamsoskes)              penyelenggaraan Jamsoskes ini.
of South Sumatera is a system of health insurance for the            Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Unit
entire population of South Sumatera, who does not have health        analisis adalah program Jamsoskes Sumatera Selatan Semesta.
insurance. The operational fund is shared between the prov-          Data diperoleh melalui wawancara mendalam dan Focus Group
ince and district. To determine the feasibility of the Public Ser-   Discussion (FGD) dengan menggunakan pedoman. Analisis
vice Enterprise and other alternatives in the implementation of      dilakukan dengan pendekatan content analysis dan analysis
Jamsoskes program.                                                   for policy.
Methods: The study was a qualitative method. The unit of             Hasil: Berdasarkan aspek legal diketahui bahwa penye-
analysis is Jamsoskes program. Data were obtained through            lenggaraan Jamsoskes dalam bentuk BLU tidak bertentangan
in-depth interviews and focus group discussion using the             dengan UU dan peraturan yang ada, dengan memperhatikan
guidelines, and analyzed by content analysis and analysis for        beberapa aspek pengembangan. Selain itu berdasarkan hasil
policy.                                                              uji materi oleh Mahkamah Konstitusi tahun 2005 diputuskan
Results: Based on the legal aspects, the implementation of           bahwa UU SJSN tidak menutup peluang bagi Pemerintah Daerah
Jamsoskes in the form of Public Service Enterprise is not con-       untuk membentuk dan mengembangkan badan penyelenggara
trary to the laws and regulations. In addition, based on the         jaminan sosial tingkat daerah dalam kerangka sistem jaminan
results of judicial review by the Supreme Constitution in 2005,      sosial nasional. Ada tiga alternatif Badan Penyelenggara
the National Social Security System Act does not face the            Jamsoskes yang sesuai dengan UU SJSN antara lain: 1) tetap
opportunity for local government to establish and develop re-        seperti pengelolaan sekarang oleh Dinas Kesehatan, 2)
gional provider of social security within the framework of na-       menunjuk Bapel yang telah ada yang bersifat nirlaba, 3) dikelola
tional social security system. Based on some aspects, there          menjadi BLU/BLUD.
are 3 alternatives for Jamsoskes Provider Agency in accord-          Kesimpulan: Penyelenggaraan Jamsoskes dalam bentuk BLU
ing to the National Social Security System Law: 1) Maintaining       tidak bertentangan dengan UU SJSN. Rekomendasi bagi
the management system of Jamsoskes by Health Department,             Pemerintahan Provinsi Sumatera Selatan agar dapat memper-
2) Determining an existing of a non-profit operating bodies, 3)      timbangkan bentuk BLU sebagai Badan Penyelenggara
Administering into the Public Service Enterprise (BLU / BLUD)        Jamsoskes di masa mendatang dengan tetap memperhatikan
Conclusion: Implementation of Jamsoskes in the form of Pub-          payung hukum baik tingkat nasional maupun tingkat daerah.
lic Service Enterprise is not contrary to the National Social
Security System Law. Recommendation for the South Sumatera           Kata Kunci: Badan Layanan Umum, jaminan kesehatan, badan
provincial government in order to consider the Public Service        penyelenggara, undang- undang, aspek legal, nirlaba.
Bodies as an Operating Bodies of Jamsoskes in the future
under the legal both national and regional level.                    PENGANTAR
Keywords: public service bodies, health insurance, adminis-
                                                                          Dalam Undang-Undang Sistem Jaminan Sosial
tering bodies, laws, legal aspects, not for profit.                  Nasional (UU SJSN) No. 40/2004 disebutkan bahwa
                                                                     jaminan pemeliharaan kesehatan penduduk fakir
ABSTRAK                                                              miskin dan orang tidak mampu menjadi tanggung
Latar Belakang: Program Jaminan Sosial Kesehatan                     jawab pemerintah. Melalui adanya UU ini memberi-
(Jamsoskes) Sumatera Selatan Semesta merupakan sistem
jaminan kesehatan yang meng-cover seluruh penduduk
                                                                     kan landasan hukum tentang kepastian perlindungan
Sumatera Selatan yang belum mempunyai jaminan kesehatan.             dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indo-
Dana penyelenggaraan berasal dari sharing provinsi dan               nesia dalam memenuhi kebutuhan dasar hidupnya
kabupaten/kota. Untuk mengelola pembiayaan Jamsoskes, agar           secara layak.1
lebih efektif dan efisien dirasakan perlu pengembangan dalam
penyelenggarannya. Penelitian ini untuk mengetahui kelayakan
                                                                          Selain itu, dalam UU No. 32/2004 tentang Oto-
                                                                     nomi Daerah mengamanatkan bahwa Pemerintah



20    Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 15, No. 1 Maret 2012
Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan



Daerah (Pemerintahan Daerah) mempunyai kewajib-         Sumber informasi berasal dari key informant yang
an untuk meningkatkan derajat kesehatan masya-          diambil dengan menggunakan teknik snowball.12
rakat sebagai salah satu tugas desentralisasi.2         Pengambilan data primer dilakukan dengan cara
Pelaksanaan otonomi daerah terhadap penyeleng-          wawancara mendalam dan Focus Group Discusion
garaan urusan berdasarkan Peraturan Pemerintah          (FGD) yang diambil di beberapa instansi kesehatan
(PP) No. 38/2007 disebutkan bahwa salah satu            di Provinsi Sumatera Selatan (Dinas Kesehatan
urusan wajib pemerintah daerah adalah urusan            Provinsi, Dinas Kesehatan Kota Palembang, Rumah
kesehatan.3                                             Sakit, Puskesmas) maupun instansi lain seperti
      Untuk menjalankan amanat UU No. 40/2004 dan       Bappeda, Biro Keuangan Pemrov Sumatera Selatan,
UU No. 32/2004, menuju tercapainya universal cov-       PT Askes, Kementrian Keuangan, Dewan Jaminan
erage pelayanan kesehatan maka pemerintah pro-          Sosial Nasional.
vinsi dan kabupaten/kota di Sumatera Selatan telah           Instrumen pengambilan data yang digunakan
meluncurkan Program Jaminan Sosial Kesehatan            berupa alat perekam, pedoman wawancara menda-
(Jamsoskes) pada tanggal 22 januari 2009. Program       lam, dan pedoman FGD yang berisi daftar pertanyaan
Jamsoskes merupakan salah satu bentuk sistem            tentang informasi yang digali berupa: aspek pasar
jaminan kesehatan dan merupakan salah satu pro-         dan pemasaran, aspek teknis jasa pemeliharaan ke-
gram pembangunan kesehatan di Sumatera Selatan          sehatan, aspek organisasi dan manajemen (regulasi,
yaitu pengobatan gratis bagi penduduk Sumatera          struktur organisasi, tupoksi, ketenagaan, dan lain-
Selatan.                                                lain), aspek ekonomi dan keuangan, aspek kelem-
      Program Jamsoskes di Sumatera Selatan             bagaan, aspek kepesertaan, aspek pembiayaan,
meng-cover seluruh penduduk Sumatera Selatan            paket pemeliharaan kesehatan dan informasi lain
yang belum mempunyai jaminan kesehatan di 15            yang terkait. Kemudian data dianalisis secara con-
kabupaten/kota.4 Dana penyelenggaraan program           tent analysis dengan pendekatan analysis for policy.13
tersebut berasal dari sharing dana APBD provinsi
dan APBD kabupaten/kota. Pengelolaan dana               HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabu-       Kelayakan bentuk BLU sebagai pengelola
paten, seperti pada program Jamkesmas dari dana         Jamsoskes dilihat dari aspek legal
APBN.                                                        Ada beberapa wacana yang dapat dikembang-
      Untuk mengelola pembiayaan program Jamsos-        kan untuk perubahan bentuk Jamsoskes sebagai
kes, agar lebih efektif dan efisien dirasakan perlu     antisipasi pengembangan Jaminan Kesehatan di
pengembangan dalam penyelenggarannya. Selain            Pemerintah pusat. Salah satu alternatif antara lain
itu, adanya rencana Kementrian Kesehatan untuk          dalam bentuk Badan Layanan Umum (BLU), berikut
mewujudkan universal coverage pada tahun 2014           kajian dalam aspek legal kelayakan bentuk BLU
sesuai dengan amanat UU No. 40/2004, sehingga           tersebut.
diperlukan kajian untuk mengetahui kelayakan                 Berdasarkan UU No. 1/200414 dan Peraturan
Badan Layanan Umum (BLU) dan alternatif lain dalam      Pemerintah Republik Indonesia No. 23/200515 dike-
penyelenggaraan Jamsoskes ini.                          tahui bahwa BLU merupakan instansi sebagai ba-
      Kebijakan kesehatan di tingkat nasional mau-      gian dari organisasi pemerintah, yang menekankan
pun daerah dapat dianalisis dengan tool analisis        kepada aspek memberikan pelayanan kepada ma-
kebijakan kesehatan dengan memperhatikan aspek-         syarakat berupa barang atau jasa yang dijual,
aspek efisiensi, kualitas/efektifitas, ekuitas dan      sehingga tujuan akhirnya adalah memberikan pela-
sustainabilitas program kesehatan.5 Beberapa teori      yanan. Dari peraturan ini diketahui bahwa konsep
tentang analisis kebijakan6,7,8,9,10 tentunya dengan    BLU itu adalah menyediakan jasa, dan jika dikaitkan
tujuan yang positif antara lain untuk memperbaiki       dengan Program Jamsoskes Sumatera Selatan Se-
kebijakan dengan cara menciptakan, menilai secara       mesta tidak hanya mengelola dana yang bersumber
kritis, dan mengkomunikasikan pengetahuan yang          dari APBD tapi juga terdapat pelayanan jasa berupa
relevan dengan kebijakan.11                             pelayanan kepesertaan, pelayanan pengajuan klaim,
                                                        dan pelayanan pembiayaan, sehingga berdasarkan
                                                        dua peraturan kebijakan di atas, ditinjau dari aspek
BAHAN DAN CARA PENELITIAN                               legal bentuk BLU dalam penyelenggaraan
    Penelitian ini dilakukan pada tahun 2010 dengan     Jamsoskes bisa sesuai.
pendekatan kualitatif dengan unit analisis adalah            Ada pendapat dari informan bahwa BLU bukan
program Jamsoskes Sumatera Selatan Semesta.             merupakan badan hukum sehingga tidak bisa



                                            Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 15, No. 1 Maret 2012   21
Ekowati Retnaningsih, dkk.: Kajian Kelayakan Badan Layanan Umum dan Alternatif



dijadikan badan penyelenggara sistem jaminan               jaminan kesehatan masyarakat melalui sistem
sosial. Tetapi jika dilihat pada Pasal 3 PP No. 23/        jaminan sosial nasional bagi upaya kesehatan per-
2005 diketahui bahwa BLU memiliki badan hukum              orangan. Semua UU tersebut tidak bersifat kontra-
yang tidak terpisahkan dari instansi induk, 15             diktif melainkan bersifat komplementer karena perlu
sehingga status badan hukum dari lembaga BLU               dipahami bahwa UU No. 32/2004 mengatur urusan
Jamsoskes nanti adalah badan hukum publik yang             pemerintahan sedangkan UU No. 40/2004 mengatur
tidak terpisah dari pemerintah daerah atau lembaga         penyelenggaraan jaminan sosial tingkat nasional oleh
Dinas Kesehatan sebagai instansi induk. Walaupun           Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang
beberapa sumber berpendapat bahwa konsep BLU               merupakan korporat bukan pemerintahan.
berada di antara konsep public dan private dari suatu            Adanya pendapat bahwa dengan dikeluarkannya
organisasi. Atau bisa dikatakan juga sebagai badan         UU SJSN maka bapel-bapel JPKM, ataupun perusa-
publik yang semi otonom.                                   haan asuransi lainnya tidak bisa lagi beroperasi un-
     Penetapan atau pembentukan jaminan sosial             tuk melayani dan menjamin kebutuhan dasar medis.
di daerah seperti Jamsoskes dapat ditetapkan               Mereka boleh beroperasi untuk menjual produk
berdasarkan Peraturan Daerah (Perda), hal ini              asuransi kesehatan suplemen atau tambahan yang
berdasarkan Keputusan Mahkamah Konstitusi No.7/            tidak dijamin oleh SJSN.18 Oleh karena itu, Peme-
2005 halaman 268 bahwa:16                                  rintahan Daerah dapat membentuk BPJS di daerah
                                                           yang bersifat komplementer dan atau suplementer.
         “Padahal, sebagaimana telah diuraikan dalam       Interpretasinya adalah bahwa Pemerintahan Provinsi
         pertimbangan di atas, Pemerintahan Daerah
         justru diwajibkan untuk mengembangkan             Sumatera Selatan dapat tetap menyelenggarakan
         sistem jaminan sosial. Oleh karena itu, Pasal     jaminan kesehatan sebagaimana Jamsoskes
         5 ayat (1) UU SJSN harus ditafsirkan bahwa        Sumatera Selatan Semesta ini dengan menambah
         ketentuan tersebut adalah dimaksudkan
         untuk pembentukan badan penyelenggara
                                                           benefit pelayanan antara lain untuk jenis pelayanan
         tingkat nasional yang berada di pusat,            yang tidak dicakup dalam pelayanan Jamkesmas,
         sedangkan untuk pembentukan badan                 misalnya penambahan biaya untuk kelas II pada
         penyelenggara jaminan sosial tingkat daerah       pelayanan rawat inap, menanggung biaya akomodasi
         dapat dibentuk dengan peraturan daerah
         dengan memenuhi ketentuan tentang sistem
                                                           penunggu pasien ataupun jenis pelayanan suple-
         jaminan sosial nasional sebagaimana diatur        menter lainnya.
         dalam UU SJSN”                                          Akan tetapi berdasarkan hasil uji materi terhadap
                                                           Pasal 5 UU No. 40/2004, Putusan Mahkamah Kons-
     Berdasarkan landasan ini, penyelenggaraan             titusi (MK) RI16 No. 7/2005 halaman 268, menga-
Jamsoskes Sumatera Selatan Semesta sudah me-               bulkan permohonan pengujian terhadap pasal terse-
menuhi aspek legal sesuai dengan Peraturan Daerah          but karena ketentuan dalam Pasal 5 tersebut (ayat
Provinsi Sumatera Selatan No. 2/2009 tentang Pe-           2, 3 ,4) tampaknya menutup peluang Pemerintahan
nyelenggaraan Jaminan Sosial Kesehatan Sumatera            Daerah untuk ikut mengembangkan suatu subsis-
Selatan Semesta (Jamsoskes Sumatera Selatan                tem jaminan sosial, sehingga atas pertimbangan
Semesta).17                                                hukumnya MK berpendapat bahwa kewenangan
     Terlepas dari apapun bentuk Jamsoskes men-            untuk menyelenggarakan sistem jaminan sosial na-
jadi BLU ataupun bentuk lainnya, pengembangan              sional bukan hanya menjadi kewenangan pemerintah
jangkauan pelayanan di Jamkesmas menuntut                  pusat, tetapi dapat juga menjadi kewenangan
penyesuaian pada Jamsoskes. Pemerintah Daerah              Pemerintahan Daerah, sehingga adanya keputusan
diharapkan mempertahankan dan menyempurnakan               MK ini berarti bahwa UU SJSN tidak menutup pe-
program Jamsoskes ini karena urusan kesehatan              luang bagi Pemerintahan Daerah untuk membentuk
menjadi salah satu kewenangan daerah sesuai de-            dan mengembangkan badan penyelenggara jaminan
ngan UU No. 32/2004. Amandemen UUD tahun 2002              sosial tingkat daerah dalam kerangka sistem jaminan
yang memerintahkan jaminan sosial untuk seluruh            sosial nasional. Masih berdasarkan pertimbangan
rakyat, dan UU No. 40/2004 tentang penyelengga-            MK di atas bahwa:
raan SJSN, memerintahkan agar sistem jaminan
sosial yang dikembangkan mencakup seluruh rakyat                       “…Pasal 5 ayat (1) UU SJSN harus ditafsirkan
                                                                       bahwa ketentuan tersebut adalah dimaksud-
dan bertujuan untuk meningkatkan keberdayaan                           kan untuk pembentukan badan penyeleng-
masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai                           gara tingkat nasional yang berada di pusat,
dengan martabat kemanusiaan, serta pasal 20 UU                         sedangkan untuk pembentukan badan
Kesehatan No.36/2009 yang menyatakan bahwa                             penyelenggara jaminan sosial tingkat daerah
                                                                       dapat dibentuk dengan peraturan daerah
pemerintah bertanggung jawab atas pelaksanaan


22   Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 15, No. 1 Maret 2012
Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan



         dengan memenuhi ketentuan tentang sistem          kan hasil penelitian didapatkan informasi yang cukup
         jaminan sosial nasional sebagaimana diatur        beragam. Menurut informan no. 5 tidak perlu dilaku-
         dalam UU SJSN.”
                                                           kan perubahan status lembaga karena bentuk yang
Oleh karena itu, jika pada Program Jamsoskes               sekarang dengan Bapel yang melekat di Dinkes
Sumatera Selatan Semesta hanya ditetapkan                  sudah tepat karena mempunyai 4 (empat) keuntung-
dengan Perda, maka hal tersebut tidak bertentangan         an, antara lain: 1) dapat efisiensi dana, 2) tidak
dengan UU SJSN sebab secara hukum, Perda                   mengeluarkan dana untuk management fee, 3) dapat
mempunyai kewenangan untuk pelaksanaan                     mengawasi secara langsung fasilitas pelayanan
kebijakan di daerah. Hal ini juga diperkuat dengan         kesehatan dalam memberikan pelayanannya, dan
informasi dari pakar di Dewan Jaminan Sosial               4) dapat mengevaluasi secara langsung. Sebagai-
Nasional berikut :                                         mana kutipan hasil wawancara berikut ini:
                                                                     ”....karena adanya program Jamsoskes ini,
         “....Nah...peluang daerah itu ada di keputusan
                                                                     Provinsi Sumatera Selatan menjadi satu-
         MK halaman 113 “....bukan hanya kewenangan
                                                                     satunya provinsi yang sudah melaksanakan
         pusat....” karena itu UU SJSN tidak boleh menu-
                                                                     universal coverage, sehingga program kita
         tup peluang daerah tapi sebagai bagian dae-
                                                                     ini harus tetap dilanjutkan..... dalam pelak-
         rah sistem itu juga dan bisa dibentuk dengan
                                                                     sanaan Jamsoskes itu dengan tim pengelola
         Perda saja, berarti BUMD bisa. Tetapi BUMD
                                                                     ada empat keuntungan yang kita dapatkan...
         itu profit...mungkin sebaiknya BLUD karena
                                                                     yang pertama kita bisa efisiensi dana artinya
         dia tidak ada pembagian deviden... (informan
                                                                     dana yang kita sediakan untuk seluruh
         no.8)”
                                                                     masyarakat yang belum terkover... jika kita
                                                                     menggunakan Bapel kita bayarkan seluruh
     Menurut informan lain, pembentukan BPJS di                      premi ini kepada bapel itu sehingga setiap
daerah bukan merupakan suatu keharusan, kata                         tahun kita harus menyediakan sebesar
“dapat” pada kalimat di atas bukan merupakan suatu                   kapitasi itu.....”
perintah tetapi membolehkan dalam kerangka SJSN.
                                                                Beberapa informan lain berpendapat bahwa
     Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bah-
                                                           bentuk lembaga pengelola Jamsoskes dapat diubah
wa daerah yang akan mengembangkan sistem ja-
                                                           sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah,
minan kesehatan terlebih dahulu harus memerlukan
                                                           sehingga pada prinsipnya informan menyetujui setiap
payung peraturan/perundangan tentang pemben-
                                                           kebijakan yang diambil oelh gubernur sebagai kepala
tukan dan status Bapel jaminan tersebut, misalnya
                                                           pemerintahan tingkat tinggi di daerah provinsi.
dengan Perda. Untuk jangka panjang, Pemerintah
                                                                Berdasarkan pendapat informan-informan di
Daerah harus menunggu dulu payung kebijakan di
                                                           atas, perubahan bentuk lembaga pengelola Jam-
tingkat nasional dengan disahkannya UU tentang
                                                           soskes tergantung kebijakan yang akan diambil oleh
BPJS, jangan sampai program yang sudah dibuat
                                                           Pemerintah Daerah, dimana dengan adanya Per-
menjadi dibatalkan karena keluarnya UU BPJS yang
                                                           aturan Gubernur itu sendiri sudah dianggap sebagai
terbit belakangan. Tetapi jika dalam kondisi yang
                                                           landasan hukum dalam penyelengaraannya di tingkat
mendesak dan perangkat hukum SJSN belum juga
                                                           daerah. Selain itu juga perubahan bentuk lembaga
disyahkan, maka status BLU maupun BLUD dapat
                                                           pengelola Jamsoskes diperlukan untuk lebih me-
juga dipertimbangkan sebagai penyelenggara
                                                           nguatkan fungsi pemerintah sebagai regulator yaitu
Jamsoskes sebagai alternatif UPTD yang dibentuk
                                                           aspek pengawasan dan monitoring, sedangkan
dengan Perda atau SK Gubernur atau Peraturan
                                                           aspek operasional bias diserahkan ke Bapel-Bapel
Gubernur. Namun agar sesuai dengan persyaratan
                                                           yang memang berkompeten di bidang tersebut.
pembentukan BLU pada PP No.23/200515 dan
                                                                Berdasarkan pengalaman di beberapa daerah
persyaratan pembentukan BLUD sesuai Permendagri
                                                           seperti di Balikpapan pada awal tahun 2008 ada
No. 61/200719, prosesnya harus melalui studi kela-
                                                           rencana menyelesaikan masalah kelembagaan
yakan, penyusunan rencana kerja dan rencana stra-
                                                           Jamkesda ini dengan membentuk sebuah BLU.
tegis. Persyaratan-persyaratan tersebut penting dila-
                                                           Rancangan Perda untuk BLU tersebut sudah disiap-
kukan untuk menjamin bahwa Bapel yang akan di-
                                                           kan, status BLU tersebut dianggap lebih cocok
bentuk memang layak termasuk dari aspek finansial.
                                                           karena BLU boleh mengelola keuangan, BLU adalah
                                                           badan nirlaba, dan boleh menggunakan langsung
Alternatif badan penyelenggara Jamsoskes
                                                           penerimaannya.20,21 Namun sesuai dengan PP No.23/
Sumatera Selatan yang sesuai dengan UU SJSN
                                                           2005, pada dasarnya BLU mengatur kewenangan
    Perlu tidaknya perubahan lembaga pengelola
                                                           pengelolaan anggaran yang bersumber dari peme-
Jamsoskes Sumatera Selatan Semesta ini berdasar-



                                               Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 15, No. 1 Maret 2012   23
Ekowati Retnaningsih, dkk.: Kajian Kelayakan Badan Layanan Umum dan Alternatif



rintah dan penerimaan fungsional lembaga bersang-          Alternatif 2: Menunjuk Bapel yang telah ada untuk
kutan, misal rumah sakit.                                  mengelola penyelenggaraan Jamsoskes.
     Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa                Sebagai rekomendasi jangka menengah, dalam
pihak Dinkes Provinsi tidak merasa terbebani dengan        hal ini Pemerintahan Provinsi dapat bekerja sama
pengelolaan Jamsoskes yang melekat di intansi/             dengan Bapel Nasional (PT Askes dan atau Jamsos-
lembaga pemerintah daerah tersebut. Hal ini juga           tek) yang memiliki kewenangan hukum dan lebih
dapat dilihat dari observasi proses pembayaran klaim       sesuai dengan UU SJSN. Penyelenggaraan Jamkes
Jamsoskes yang cukup lancar, sekitar lebih kurang          di beberapa daerah dengan menunjuk Bapel tersen-
satu minggu bisa diselesaikan. Selama ini yang             diri seperti PT Askes, bukan merupakan hal yang
menjadi keterlambatan pembayaran klaim adalah              baru karena di beberapa kabupaten/kota juga telah
pihak rumah sakit atau Puskesmas sering menum-             melakukan hal tersebut dengan menunjuk PT Askes
puk pengajuan klaim, sehingga proses pembayaran-           sebagai Bapel Jamkesda. Hal ini seperti hasil peneli-
nya (pencairan klaim) juga agak lama.                      tian Gani, dkk20,21 bahwa kabupaten/kota yang me-
     Berdasarkan kajian pada hasil penelitian dan          nunjuk Bapel PT Askes antara lain di Kabupaten
masukan dari beberapa pakar bidang jaminan kese-           Toba Samosir sejak tahun 2006, Kabupaten Tabanan
hatan serta dari tinjauan dari penyelenggaraan pro-        sejak tahun 2004, Kabupaten Gianyar sejak tahun
gram Jamsoskes dapat disusun alternatif Bapel Jam-         2003, maupun di Kabupaten Musi Banyuasin sampai
soskes tersebut yang sesuai dengan UU SJSN. Ada            pada tahun 2008.
tiga alternatif bentuk penyelenggaraan Jamsoskes                 Walaupun merupakan BUMN, tetapi PT Askes
yang disusun sebagai rekomendasi bagi Pemerin-             tidak bersifat nirlaba sesuai dengan persetujuan
tahan Daerah Sumatera Selatan, antara lain adalah:         Pemegang Saham bahwa PT. Askes tidak lagi
                                                           menyetorkan dividen kepada negara sejak tahun
Alternatif 1. Bentuk penyelenggaraan oleh Tim              buku 2007 dan diatur pada perubahan Anggaran
Pengelola di Dinkes seperti saat ini.                      Dasar PT Askes terakhir dengan Akte Notaris NM
     Sebagai rekomendasi jangka pendek, dengan             Dipo Nusantara Pua Upa, SH Nomor 37, tanggal 19
beberapa pertimbangan antara lain sambil menunggu          Agustus 2008 dengan mencantumkan bahwa dana
keluar payung hukum BPJS tingkat nasional serta            yang dihimpun dimanfaatkan bagi sebesarnya kepen-
dengan alasan lain adanya beberapa keuntungan              tingan peserta, sehingga dasar penunjukkan Bapel
dalam penyelenggaraan Jamsoskes sekarang, yaitu:           di luar dinas di pemerintahan antara lain untuk
1) Adanya efisiensi dana karena dana pengelolaan           memperkuat fungsi Pemerintah Daerah sebagai regu-
yang disediakan untuk meng-cover masyarakat pe-            lator, serta untuk melaksanakan aspek pengawasan
serta Jamsoskes hanya akan dikeluarkan untuk yang          dan monitoring secara independent terhadap program
digunakan saja, 2) Adanya efektivitas pelayanan,           yang diselenggarakan khususnya di daerah. Jika
Dinkes Provinsi Sumatera Selatan bisa langsung             Pemerintahan Provinsi Sumatera Selatan tidak ingin
melakukan intervensi jika terjadi kendala dalam            menujuk Bapel di PT Askes tersebut maka dapat
pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan dan             membentuk Bapel sendiri yang berbentuk Badan
memudahkan koordinasi.                                     Layanan Umum Daerah (BLUD) sebagaimana yang
     Pengelolaan Jamsoskes oleh unit kerja atau            dibahas pada alternatif ketiga berikut.
Satuan Kerja Pemerintah Daerah seperti di dinas
kesehatan ini juga mempunyai risiko karena Satgas          Alternatif 3: Bentuk Badan Layanan Umum daerah
maupun UPTD tidak mempunyai kewenangan untuk               (BLUD) yang bersifat nirlaba.
mengumpulkan dan mengelola dana seperti misal-                  Sebagai rekomendasi jangka panjang, BLUD
nya membayarkan klaim ke Puskesmas atau rumah              Jamsoskes ini dapat dibentuk oleh Pemerintahan
sakit. Untuk itu, jika pada tahun 2011, pengelolaan        Provinsi Sumatera Selatan sebelum maupun setelah
keuangan Jamsoskes akan diserahkan ke Biro                 UU BPJS di tingkat nasional disahkan. Alasannya
Keuangan Pemerintah Daerah maka hal tersebut               adalah karena penyelenggaraan Jamsoskes merupa-
merupakan salah satu upaya antisipasi agar tidak           kan salah satu wewenang pemerintah daerah dalam
menyalahi peraturan perundangan yang berlaku (PP           menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
No. 41/2007). Keuntungannya antara lain dana               kesehatan sebagaimana yang diatur dalam UU No.
penyelenggaraan program Jamsoskes tetap ada di             34/2004. Sehingga daerah yang juga menyelenggara-
kas negara jika ada sisa dana untuk penyelenggara-         kan jaminan kesehatan tidak bertentangan dengan
an program tersebut.                                       UU SJSN, demikian pula UU SJSN tidak menutup
                                                           peluang bagi Pemerintah Daerah untuk membentuk



24   Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 15, No. 1 Maret 2012
Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan



dan mengembangkan Badan Penyelenggara jaminan            tidak bertentangan dengan UU SJSN tersebut karena
kesehatan di tingkat daerah (Keputusan MK No. 7/         status badan hukum BLU/BLUD tidak terpisah dari
2005 halaman 268).                                       lembaga/pemerintah daerah sebagai instansi induk.
      Namun sebagaimana yang sudah dibahas pada               Beberapa alternatif Bapel Jamsoskes Sumatera
aspek legal di atas, maka status BLUD Jamsoskes          Selatan yang sesuai dengan UU SJSN yang dilihat
agar sesuai dengan persyaratan pembentukan BLU           dari beberapa aspek antara lain : a) tetap seperti
pada PP No.23/ 2005 dan persyaratan pembentukan          sekarang dengan Dinas Kesehatan sebagai
BLUD sesuai Permendagri No. 61/2007, prosesnya           pengelola, b) menunjuk Bapel yang telah ada yang
harus melalui studi kelayakan, penyusunan rencana        bersifat nirlaba, c) dikelola menjadi Badan Layanan
kerja dan rencana strategis. Persyaratan-persyarat-      Umum Daerah.
an tersebut penting dilakukan untuk menjamin bahwa            Bagi Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera
Bapel yang akan dibentuk memang layak termasuk           Selatan diharapkan mencari bentuk legitimasi badan
dari aspek finansial.                                    pengelola program Jamsoskes Sumatera Selatan
      Pada pelaksanaan studi kelayakan menjadi           Semesta. Status BLUD dapat menjadi pilihan dengan
BLUD ini, menurut Permendagri No. 61/2007 harus          disertai produk hukum berupa Peraturan Gubernur
melalui serangkaian persyaratan yang harus dipe-         maupun Perda setelah payung hukum berupa UU
nuhi oleh satgas atau UPTD tersebut. Tim penilai         BPJS disyahkan. Serta dapat membentuk suatu
pelaksanaan studi kelayakan status BLUD tersebut         jaringan kerjasama misalnya berupa forum komuni-
ditetapkan oleh kepala daerah, dalam hal Jamsoskes       kasi bersama antar Jamkesda, sehingga melalui
ini maka studi kelayakan dapat ditetapkan oleh           forum tersebut dapat saling tukar menukar informasi
gubernur. Kepala daerah atau gubernur membentuk          dan tukar pengalaman dalam pelaksanaan jaminan
tim penilai untuk meneliti dan menilai usulan            kesehatan bagi masyarakat.
penerapan, peningkatan, penurunan, dan pencabutan
status PPK-BLUD.                                         KEPUSTAKAAN
      Hasil penilaian oleh tim penilai tersebut kemu-    1. Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 tentang
dian disampaikan kepada kepala daerah sebagai                Sistem Jaminan Sosial Nasional. Jakarta.2004.
bahan pertimbangan penetapan penerapan, pening-          2. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang
katan, penurunan, dan pencabutan status PPK-                 Pemerintahan Daerah. Jakarta. 2004.
BLUD. Keputusan ini lalu disampaikan kepada              3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No-
pimpinan DPRD. Penetapan status BLUD penuh                   mor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
diberikan apabila seluruh persyaratan sebagaimana            Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah-
dimaksud dalam Pasal 4, telah dipenuhi dan dinilai           an Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
memuaskan yaitu: persyaratan substantif, teknis,             Kabupaten/Kota. Jakarta. 2007.
dan administratif.                                       4. Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan. Peratur-
      Ketiga alternatif bentuk penyelenggaraan               an Gubernur Sumatera selatan No. 23 Tahun
Jamsoskes tersebut mempunyai beberapa perbeda-               2009 tentang Pedoman Penyelenggaraan Ja-
an yang dapat dilihat dari beberapa aspek, antara            minan Sosial Kesehatan Sumatera Selatan Se-
lain aspek kelembagaan, kepesertaan, pembiayaan,             mesta (Jamsoskes Sumatera Selatan Semes-
paket pelayanan dan aspek lainnya, sehingga dalam            ta). Palembang. 2009.
penyelenggaraannya nanti, diharapkan norma,              5. Adisasmito W. Sistem kesehatan. PT Raja
standar dan prosedur Bapel Jamsoskes ini tidak               Grafindo Persada. Jakarta. 2008.
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan         6. Barker C. The health care policy process. Sage
yang ada di Indonesia.                                       Publication. London. 1996.
                                                         7. Nagel, Stuart, ed. Policy theory and policy evalu-
KESIMPULAN DAN SARAN                                         ation: concepts, knowledge, causes, and
    Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan           norms. Greenwood. New York. 1990.
bahwa bentuk Badan Layanan Umum (BLU) maupun             8. Parsons, Wayne. Public policy: pengantar teori
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dapat diper-                dan praktik analisis kebijakan. Prenada Media.
timbangkan sebagai Badan Penyelenggara Jamsos-               Jakarta. 2005.
kes di masa mendatang, dengan memperhatikan              9. Walt G. Health policy: an introduction to pro-
bahwa UU No.40/2004 tidak menutup peluang bagi               cess and power. Witwatersrand University
Pemerintah Daerah untuk membentuk dan menye-                 Press. Johannesburg. 1994.
lenggarakan sistem jaminan sosial nasional, serta        10. Trisnantoro L. Analisis kebijakan menuju uni-
bentuk BLU/BLUD sebagai pengelola Jamsoskes                  versal coverage 2014: sejarah kebijakan jaminan


                                             Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 15, No. 1 Maret 2012   25
Ekowati Retnaningsih, dkk.: Kajian Kelayakan Badan Layanan Umum dan Alternatif



      kesehatan, ideologi dan aktor penyusun kebi-                Agustus 2005 tentang Uji Materi UU SJSN.
      jakan, serta peran perguruan tinggi. Makalah.               Jakarta.2005.
      Disampaikan pada Forum Nasional Kebijakan             17.   Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan. Peratur-
      Pembiayaan Kesehatan di Indonesia. Jakarta.                 an Daerah Provinsi Sumatera Selatan No. 2
      Tanggal 2 Juni 2010.                                        Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Jaminan
11.   Dunn, William N. Pengantar analisis kebijakan               Sosial Kesehatan Sumatera Selatan Semesta
      public. Edisi kedua. Gadjah Mada University                 (Jamsoskes Sumatera Selatan Semesta).
      Press. Yogyakarta. 2003.                                    Palembang. 2009.
12.   Kresno S, Nurlaela E, Wuryaningsih E, Ariawan         18.   Thabrany H. Pendanaan kesehatan dan alternatif
      I. Aplikasi penelitian kualitatif dalam peman-              mobilisasi dana kesehatan di Indonesia. PT Raja
      tauan dan evaluasi program kesehatan. Fakultas              Grafindo Persada, Jakarta. 2005.
      Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia            19.   Kementerian Dalam Negeri. 2007. Permendagri
      bekerja sama dengan Pusat Data Kesehatan                    No. 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
      Departemen Kesehatan RI. Depok. 1999.                       Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
13.   Buse, Kent. Mays, Nicolas. Walt, Gill. Making               Daerah. Jakarta.
      health policy. London School of Hygiene and           20.   Gani, Ascobat, dkk. Laporan kajian sistem pem-
      Tropical Medicine. Open University Press. Lon-              biayaan kesehatan di beberapa kabupaten dan
      don. 2005.                                                  kota 2008. Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan
14.   Undang-undang Nomor 1 tahun 2004 tentang                    dan Analisis Kebijakan. Fakultas Kesehatan
      Perbendaharaan Negara. Jakarta.2004.                        Masyarakat Universitas Indonesia. Depok. 2008.
15.   Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.           21.   Gani, A. et all. Good practice of local health
      23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan                  financing schemes in indonesia; its contribu-
      Badan Layanan Umum. Jakarta. 2005.                          tion toward universal coverage of health insur-
16.   Mahkamah Konstitusi RI. Keputusan Mahkamah                  ance. Centre for health Economics and Policy
      Konstitusi Republik Indonesia tertanggal 13                 Analysis, University of Indonesia. Depok. 2009.




26    Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 15, No. 1 Maret 2012

More Related Content

What's hot

Tahun 2013 permenpan nomor 30 tentang jabatan fungsional rekam medis dan angk...
Tahun 2013 permenpan nomor 30 tentang jabatan fungsional rekam medis dan angk...Tahun 2013 permenpan nomor 30 tentang jabatan fungsional rekam medis dan angk...
Tahun 2013 permenpan nomor 30 tentang jabatan fungsional rekam medis dan angk...halimah uminur
 
Working Paper Jamkesda
Working Paper JamkesdaWorking Paper Jamkesda
Working Paper JamkesdaArticle33
 
Perda Jatim No 11 Tahun 2005 Tentang Pelayanan Publik
Perda Jatim No 11 Tahun 2005 Tentang Pelayanan PublikPerda Jatim No 11 Tahun 2005 Tentang Pelayanan Publik
Perda Jatim No 11 Tahun 2005 Tentang Pelayanan PublikImmanuel Yosua
 
Permenkes no. 19 tahun 2014
Permenkes no. 19 tahun 2014Permenkes no. 19 tahun 2014
Permenkes no. 19 tahun 2014IdnJournal
 
IMPLEMENTASI FORMULARIUM NASIONAL DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN
IMPLEMENTASI FORMULARIUM NASIONAL DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN IMPLEMENTASI FORMULARIUM NASIONAL DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN
IMPLEMENTASI FORMULARIUM NASIONAL DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN Dayu Agung Dewi Sawitri
 
Pmk 19 th 2014 tentang dana kapitasi jkn
Pmk 19 th 2014 tentang dana kapitasi jknPmk 19 th 2014 tentang dana kapitasi jkn
Pmk 19 th 2014 tentang dana kapitasi jknIrman Gapur
 
Pergub (Jatim) No. 31 Tahun 2013 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Perda Jatim No....
Pergub (Jatim) No. 31 Tahun 2013 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Perda Jatim No....Pergub (Jatim) No. 31 Tahun 2013 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Perda Jatim No....
Pergub (Jatim) No. 31 Tahun 2013 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Perda Jatim No....Immanuel Yosua
 
Askes menuju BPJS Kesehatan
Askes menuju BPJS KesehatanAskes menuju BPJS Kesehatan
Askes menuju BPJS KesehatanMuh Saleh
 
Pengertian bpjs
Pengertian bpjsPengertian bpjs
Pengertian bpjsprayoga945
 
Permenkes No. 28/2014 ttg Pedoman Pelaksanaan Program JKN
Permenkes No. 28/2014 ttg Pedoman Pelaksanaan Program JKNPermenkes No. 28/2014 ttg Pedoman Pelaksanaan Program JKN
Permenkes No. 28/2014 ttg Pedoman Pelaksanaan Program JKNErie Gusnellyanti
 
20210225101816 f__13_sigit_erstanto_stula_individu
20210225101816  f__13_sigit_erstanto_stula_individu20210225101816  f__13_sigit_erstanto_stula_individu
20210225101816 f__13_sigit_erstanto_stula_individuhendarpujaanugrah
 
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rsKepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rsWira Kusuma
 

What's hot (16)

Tahun 2013 permenpan nomor 30 tentang jabatan fungsional rekam medis dan angk...
Tahun 2013 permenpan nomor 30 tentang jabatan fungsional rekam medis dan angk...Tahun 2013 permenpan nomor 30 tentang jabatan fungsional rekam medis dan angk...
Tahun 2013 permenpan nomor 30 tentang jabatan fungsional rekam medis dan angk...
 
Makalah bpjs
Makalah bpjsMakalah bpjs
Makalah bpjs
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Working Paper Jamkesda
Working Paper JamkesdaWorking Paper Jamkesda
Working Paper Jamkesda
 
Perda Jatim No 11 Tahun 2005 Tentang Pelayanan Publik
Perda Jatim No 11 Tahun 2005 Tentang Pelayanan PublikPerda Jatim No 11 Tahun 2005 Tentang Pelayanan Publik
Perda Jatim No 11 Tahun 2005 Tentang Pelayanan Publik
 
Permenkes no. 19 tahun 2014
Permenkes no. 19 tahun 2014Permenkes no. 19 tahun 2014
Permenkes no. 19 tahun 2014
 
IMPLEMENTASI FORMULARIUM NASIONAL DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN
IMPLEMENTASI FORMULARIUM NASIONAL DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN IMPLEMENTASI FORMULARIUM NASIONAL DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN
IMPLEMENTASI FORMULARIUM NASIONAL DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN
 
Pmk 19 th 2014 tentang dana kapitasi jkn
Pmk 19 th 2014 tentang dana kapitasi jknPmk 19 th 2014 tentang dana kapitasi jkn
Pmk 19 th 2014 tentang dana kapitasi jkn
 
Pergub (Jatim) No. 31 Tahun 2013 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Perda Jatim No....
Pergub (Jatim) No. 31 Tahun 2013 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Perda Jatim No....Pergub (Jatim) No. 31 Tahun 2013 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Perda Jatim No....
Pergub (Jatim) No. 31 Tahun 2013 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Perda Jatim No....
 
Kelompok 4
Kelompok 4Kelompok 4
Kelompok 4
 
Askes menuju BPJS Kesehatan
Askes menuju BPJS KesehatanAskes menuju BPJS Kesehatan
Askes menuju BPJS Kesehatan
 
Pengertian bpjs
Pengertian bpjsPengertian bpjs
Pengertian bpjs
 
Permenkes No. 28/2014 ttg Pedoman Pelaksanaan Program JKN
Permenkes No. 28/2014 ttg Pedoman Pelaksanaan Program JKNPermenkes No. 28/2014 ttg Pedoman Pelaksanaan Program JKN
Permenkes No. 28/2014 ttg Pedoman Pelaksanaan Program JKN
 
20210225101816 f__13_sigit_erstanto_stula_individu
20210225101816  f__13_sigit_erstanto_stula_individu20210225101816  f__13_sigit_erstanto_stula_individu
20210225101816 f__13_sigit_erstanto_stula_individu
 
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rsKepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
 
Pkl bab 2
Pkl bab 2Pkl bab 2
Pkl bab 2
 

Viewers also liked

Mini riset puskesmas griya antapani
Mini riset puskesmas griya antapaniMini riset puskesmas griya antapani
Mini riset puskesmas griya antapaniastryariyanti
 
Jurnal blu jamsoskes
Jurnal blu jamsoskesJurnal blu jamsoskes
Jurnal blu jamsoskesmamazidane
 
Prototyping is an attitude
Prototyping is an attitudePrototyping is an attitude
Prototyping is an attitudeWith Company
 
10 Insightful Quotes On Designing A Better Customer Experience
10 Insightful Quotes On Designing A Better Customer Experience10 Insightful Quotes On Designing A Better Customer Experience
10 Insightful Quotes On Designing A Better Customer ExperienceYuan Wang
 
How to Build a Dynamic Social Media Plan
How to Build a Dynamic Social Media PlanHow to Build a Dynamic Social Media Plan
How to Build a Dynamic Social Media PlanPost Planner
 
Learn BEM: CSS Naming Convention
Learn BEM: CSS Naming ConventionLearn BEM: CSS Naming Convention
Learn BEM: CSS Naming ConventionIn a Rocket
 
SEO: Getting Personal
SEO: Getting PersonalSEO: Getting Personal
SEO: Getting PersonalKirsty Hulse
 

Viewers also liked (9)

Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
Mini riset puskesmas griya antapani
Mini riset puskesmas griya antapaniMini riset puskesmas griya antapani
Mini riset puskesmas griya antapani
 
Jurnal blu jamsoskes
Jurnal blu jamsoskesJurnal blu jamsoskes
Jurnal blu jamsoskes
 
Skripsi
SkripsiSkripsi
Skripsi
 
Prototyping is an attitude
Prototyping is an attitudePrototyping is an attitude
Prototyping is an attitude
 
10 Insightful Quotes On Designing A Better Customer Experience
10 Insightful Quotes On Designing A Better Customer Experience10 Insightful Quotes On Designing A Better Customer Experience
10 Insightful Quotes On Designing A Better Customer Experience
 
How to Build a Dynamic Social Media Plan
How to Build a Dynamic Social Media PlanHow to Build a Dynamic Social Media Plan
How to Build a Dynamic Social Media Plan
 
Learn BEM: CSS Naming Convention
Learn BEM: CSS Naming ConventionLearn BEM: CSS Naming Convention
Learn BEM: CSS Naming Convention
 
SEO: Getting Personal
SEO: Getting PersonalSEO: Getting Personal
SEO: Getting Personal
 

Similar to Jurnal blu jamsoskes

Tatakelola Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
Tatakelola Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)Tatakelola Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
Tatakelola Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)Marsusilanata Wawan
 
Skripsi nikmon bauru refisi
Skripsi nikmon bauru refisiSkripsi nikmon bauru refisi
Skripsi nikmon bauru refisiNikmon Amal
 
Pandangan Tentang RUU Kesehatan.pptx
Pandangan Tentang RUU Kesehatan.pptxPandangan Tentang RUU Kesehatan.pptx
Pandangan Tentang RUU Kesehatan.pptxssuser242fbf1
 
Kebijakan pengembangan sdm kesehatan di indonesia
Kebijakan pengembangan sdm kesehatan di indonesia Kebijakan pengembangan sdm kesehatan di indonesia
Kebijakan pengembangan sdm kesehatan di indonesia rickygunawan84
 
Kasus aplikasi kesehatan jamkesda kudus
Kasus aplikasi kesehatan jamkesda kudusKasus aplikasi kesehatan jamkesda kudus
Kasus aplikasi kesehatan jamkesda kudusSutopo Patriajati
 
Be&gg,irsan sugiarto,prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma,implikasi dari good...
Be&gg,irsan sugiarto,prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma,implikasi dari good...Be&gg,irsan sugiarto,prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma,implikasi dari good...
Be&gg,irsan sugiarto,prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma,implikasi dari good...Irsan Sugiarto
 
Desentralisasi kesehatan-1
Desentralisasi kesehatan-1Desentralisasi kesehatan-1
Desentralisasi kesehatan-1Ridel Torar
 
IBNU SINA - RUU Kesehatan, Metode Omnibus, dan Transformasi Kesehatan, Udayan...
IBNU SINA - RUU Kesehatan, Metode Omnibus, dan Transformasi Kesehatan, Udayan...IBNU SINA - RUU Kesehatan, Metode Omnibus, dan Transformasi Kesehatan, Udayan...
IBNU SINA - RUU Kesehatan, Metode Omnibus, dan Transformasi Kesehatan, Udayan...faridagushybana
 
2. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.pptx
2. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.pptx2. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.pptx
2. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.pptxKIPKULIAH
 
LKJIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2022.pdf
LKJIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2022.pdfLKJIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2022.pdf
LKJIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2022.pdfMuh Saleh
 
Peran komite medik dan hukum
Peran komite medik dan hukumPeran komite medik dan hukum
Peran komite medik dan hukumbudi1
 
Proposal Tesin Faskes Tingkat 1
Proposal Tesin Faskes Tingkat 1Proposal Tesin Faskes Tingkat 1
Proposal Tesin Faskes Tingkat 1Eliha Mahsuna
 
Laporan sistem informasi eksekutif
Laporan sistem informasi eksekutifLaporan sistem informasi eksekutif
Laporan sistem informasi eksekutifUNIPDU Jombang
 
Panduan Umum Penggunaan Pajak Rokok Untuk Kesehatan
Panduan Umum Penggunaan Pajak Rokok Untuk KesehatanPanduan Umum Penggunaan Pajak Rokok Untuk Kesehatan
Panduan Umum Penggunaan Pajak Rokok Untuk KesehatanCut Ampon Lambiheue
 
BUDAYA ORGANISASI DAN KUALITAS BUDAYA DALAM PELAYANAN PUBLIK STUDI KASUS PADA...
BUDAYA ORGANISASI DAN KUALITAS BUDAYA DALAM PELAYANAN PUBLIK STUDI KASUS PADA...BUDAYA ORGANISASI DAN KUALITAS BUDAYA DALAM PELAYANAN PUBLIK STUDI KASUS PADA...
BUDAYA ORGANISASI DAN KUALITAS BUDAYA DALAM PELAYANAN PUBLIK STUDI KASUS PADA...Yulia Gunawan
 
LANDASAN HUKUM PRAKTEK KEPERAWATAN FIX.pdf
LANDASAN HUKUM PRAKTEK KEPERAWATAN FIX.pdfLANDASAN HUKUM PRAKTEK KEPERAWATAN FIX.pdf
LANDASAN HUKUM PRAKTEK KEPERAWATAN FIX.pdfchantieq
 
Laporan Geladi Telkom University Ayesha Mayzuri
Laporan Geladi Telkom University Ayesha MayzuriLaporan Geladi Telkom University Ayesha Mayzuri
Laporan Geladi Telkom University Ayesha MayzuriAyesha Mayzuri
 

Similar to Jurnal blu jamsoskes (20)

Tatakelola Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
Tatakelola Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)Tatakelola Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
Tatakelola Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
 
Skripsi nikmon bauru refisi
Skripsi nikmon bauru refisiSkripsi nikmon bauru refisi
Skripsi nikmon bauru refisi
 
Pandangan Tentang RUU Kesehatan.pptx
Pandangan Tentang RUU Kesehatan.pptxPandangan Tentang RUU Kesehatan.pptx
Pandangan Tentang RUU Kesehatan.pptx
 
Kebijakan pengembangan sdm kesehatan di indonesia
Kebijakan pengembangan sdm kesehatan di indonesia Kebijakan pengembangan sdm kesehatan di indonesia
Kebijakan pengembangan sdm kesehatan di indonesia
 
Kasus aplikasi kesehatan jamkesda kudus
Kasus aplikasi kesehatan jamkesda kudusKasus aplikasi kesehatan jamkesda kudus
Kasus aplikasi kesehatan jamkesda kudus
 
Be&gg,irsan sugiarto,prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma,implikasi dari good...
Be&gg,irsan sugiarto,prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma,implikasi dari good...Be&gg,irsan sugiarto,prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma,implikasi dari good...
Be&gg,irsan sugiarto,prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma,implikasi dari good...
 
Desentralisasi kesehatan-1
Desentralisasi kesehatan-1Desentralisasi kesehatan-1
Desentralisasi kesehatan-1
 
IBNU SINA - RUU Kesehatan, Metode Omnibus, dan Transformasi Kesehatan, Udayan...
IBNU SINA - RUU Kesehatan, Metode Omnibus, dan Transformasi Kesehatan, Udayan...IBNU SINA - RUU Kesehatan, Metode Omnibus, dan Transformasi Kesehatan, Udayan...
IBNU SINA - RUU Kesehatan, Metode Omnibus, dan Transformasi Kesehatan, Udayan...
 
2. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.pptx
2. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.pptx2. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.pptx
2. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.pptx
 
LKJIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2022.pdf
LKJIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2022.pdfLKJIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2022.pdf
LKJIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2022.pdf
 
alpraktik rupture
alpraktik rupturealpraktik rupture
alpraktik rupture
 
Peran komite medik dan hukum
Peran komite medik dan hukumPeran komite medik dan hukum
Peran komite medik dan hukum
 
Makalah bpjs
Makalah bpjsMakalah bpjs
Makalah bpjs
 
Proposal Tesin Faskes Tingkat 1
Proposal Tesin Faskes Tingkat 1Proposal Tesin Faskes Tingkat 1
Proposal Tesin Faskes Tingkat 1
 
Laporan sistem informasi eksekutif
Laporan sistem informasi eksekutifLaporan sistem informasi eksekutif
Laporan sistem informasi eksekutif
 
Panduan Umum Penggunaan Pajak Rokok Untuk Kesehatan
Panduan Umum Penggunaan Pajak Rokok Untuk KesehatanPanduan Umum Penggunaan Pajak Rokok Untuk Kesehatan
Panduan Umum Penggunaan Pajak Rokok Untuk Kesehatan
 
BUDAYA ORGANISASI DAN KUALITAS BUDAYA DALAM PELAYANAN PUBLIK STUDI KASUS PADA...
BUDAYA ORGANISASI DAN KUALITAS BUDAYA DALAM PELAYANAN PUBLIK STUDI KASUS PADA...BUDAYA ORGANISASI DAN KUALITAS BUDAYA DALAM PELAYANAN PUBLIK STUDI KASUS PADA...
BUDAYA ORGANISASI DAN KUALITAS BUDAYA DALAM PELAYANAN PUBLIK STUDI KASUS PADA...
 
LANDASAN HUKUM PRAKTEK KEPERAWATAN FIX.pdf
LANDASAN HUKUM PRAKTEK KEPERAWATAN FIX.pdfLANDASAN HUKUM PRAKTEK KEPERAWATAN FIX.pdf
LANDASAN HUKUM PRAKTEK KEPERAWATAN FIX.pdf
 
Bagian 2
Bagian 2Bagian 2
Bagian 2
 
Laporan Geladi Telkom University Ayesha Mayzuri
Laporan Geladi Telkom University Ayesha MayzuriLaporan Geladi Telkom University Ayesha Mayzuri
Laporan Geladi Telkom University Ayesha Mayzuri
 

Jurnal blu jamsoskes

  • 1. JURNAL MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN VOLUME 15 No. 01 Maret 2012 Halaman 20 - 26 Ekowati Retnaningsih, dkk.: Kajian Kelayakan Badan Layanan Umum dan Alternatif Artikel Penelitian KAJIAN KELAYAKAN BADAN LAYANAN UMUM DAN ALTERNATIF BENTUK PENYELENGGARAAN JAMSOSKES SUMATERA SELATAN SEMESTA SESUAI UNDANG-UNDANG SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL THE FEASIBILITY STUDY OF PUBLIC SERVICE ENTERPRISE AND ALTERNATIVE FORMS FOR ADMINISTERING THE UNIVERSAL SOUTH SUMATERA SOCIAL HEALTH INSURANCE ACCORDING TO THE NATIONAL SOCIAL SECURITY SYSTEM LAW Ekowati Retnaningsih1, Misnaniarti2, Asmaripa Ainy2 1 Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sumatera Selatan 2 Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sriwijaya, Palembang ABSTRACT Badan Layanan Umum (BLU) dan alternatif lain dalam Background: Social Health Insurance Program (Jamsoskes) penyelenggaraan Jamsoskes ini. of South Sumatera is a system of health insurance for the Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Unit entire population of South Sumatera, who does not have health analisis adalah program Jamsoskes Sumatera Selatan Semesta. insurance. The operational fund is shared between the prov- Data diperoleh melalui wawancara mendalam dan Focus Group ince and district. To determine the feasibility of the Public Ser- Discussion (FGD) dengan menggunakan pedoman. Analisis vice Enterprise and other alternatives in the implementation of dilakukan dengan pendekatan content analysis dan analysis Jamsoskes program. for policy. Methods: The study was a qualitative method. The unit of Hasil: Berdasarkan aspek legal diketahui bahwa penye- analysis is Jamsoskes program. Data were obtained through lenggaraan Jamsoskes dalam bentuk BLU tidak bertentangan in-depth interviews and focus group discussion using the dengan UU dan peraturan yang ada, dengan memperhatikan guidelines, and analyzed by content analysis and analysis for beberapa aspek pengembangan. Selain itu berdasarkan hasil policy. uji materi oleh Mahkamah Konstitusi tahun 2005 diputuskan Results: Based on the legal aspects, the implementation of bahwa UU SJSN tidak menutup peluang bagi Pemerintah Daerah Jamsoskes in the form of Public Service Enterprise is not con- untuk membentuk dan mengembangkan badan penyelenggara trary to the laws and regulations. In addition, based on the jaminan sosial tingkat daerah dalam kerangka sistem jaminan results of judicial review by the Supreme Constitution in 2005, sosial nasional. Ada tiga alternatif Badan Penyelenggara the National Social Security System Act does not face the Jamsoskes yang sesuai dengan UU SJSN antara lain: 1) tetap opportunity for local government to establish and develop re- seperti pengelolaan sekarang oleh Dinas Kesehatan, 2) gional provider of social security within the framework of na- menunjuk Bapel yang telah ada yang bersifat nirlaba, 3) dikelola tional social security system. Based on some aspects, there menjadi BLU/BLUD. are 3 alternatives for Jamsoskes Provider Agency in accord- Kesimpulan: Penyelenggaraan Jamsoskes dalam bentuk BLU ing to the National Social Security System Law: 1) Maintaining tidak bertentangan dengan UU SJSN. Rekomendasi bagi the management system of Jamsoskes by Health Department, Pemerintahan Provinsi Sumatera Selatan agar dapat memper- 2) Determining an existing of a non-profit operating bodies, 3) timbangkan bentuk BLU sebagai Badan Penyelenggara Administering into the Public Service Enterprise (BLU / BLUD) Jamsoskes di masa mendatang dengan tetap memperhatikan Conclusion: Implementation of Jamsoskes in the form of Pub- payung hukum baik tingkat nasional maupun tingkat daerah. lic Service Enterprise is not contrary to the National Social Security System Law. Recommendation for the South Sumatera Kata Kunci: Badan Layanan Umum, jaminan kesehatan, badan provincial government in order to consider the Public Service penyelenggara, undang- undang, aspek legal, nirlaba. Bodies as an Operating Bodies of Jamsoskes in the future under the legal both national and regional level. PENGANTAR Keywords: public service bodies, health insurance, adminis- Dalam Undang-Undang Sistem Jaminan Sosial tering bodies, laws, legal aspects, not for profit. Nasional (UU SJSN) No. 40/2004 disebutkan bahwa jaminan pemeliharaan kesehatan penduduk fakir ABSTRAK miskin dan orang tidak mampu menjadi tanggung Latar Belakang: Program Jaminan Sosial Kesehatan jawab pemerintah. Melalui adanya UU ini memberi- (Jamsoskes) Sumatera Selatan Semesta merupakan sistem jaminan kesehatan yang meng-cover seluruh penduduk kan landasan hukum tentang kepastian perlindungan Sumatera Selatan yang belum mempunyai jaminan kesehatan. dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indo- Dana penyelenggaraan berasal dari sharing provinsi dan nesia dalam memenuhi kebutuhan dasar hidupnya kabupaten/kota. Untuk mengelola pembiayaan Jamsoskes, agar secara layak.1 lebih efektif dan efisien dirasakan perlu pengembangan dalam penyelenggarannya. Penelitian ini untuk mengetahui kelayakan Selain itu, dalam UU No. 32/2004 tentang Oto- nomi Daerah mengamanatkan bahwa Pemerintah 20 Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 15, No. 1 Maret 2012
  • 2. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan Daerah (Pemerintahan Daerah) mempunyai kewajib- Sumber informasi berasal dari key informant yang an untuk meningkatkan derajat kesehatan masya- diambil dengan menggunakan teknik snowball.12 rakat sebagai salah satu tugas desentralisasi.2 Pengambilan data primer dilakukan dengan cara Pelaksanaan otonomi daerah terhadap penyeleng- wawancara mendalam dan Focus Group Discusion garaan urusan berdasarkan Peraturan Pemerintah (FGD) yang diambil di beberapa instansi kesehatan (PP) No. 38/2007 disebutkan bahwa salah satu di Provinsi Sumatera Selatan (Dinas Kesehatan urusan wajib pemerintah daerah adalah urusan Provinsi, Dinas Kesehatan Kota Palembang, Rumah kesehatan.3 Sakit, Puskesmas) maupun instansi lain seperti Untuk menjalankan amanat UU No. 40/2004 dan Bappeda, Biro Keuangan Pemrov Sumatera Selatan, UU No. 32/2004, menuju tercapainya universal cov- PT Askes, Kementrian Keuangan, Dewan Jaminan erage pelayanan kesehatan maka pemerintah pro- Sosial Nasional. vinsi dan kabupaten/kota di Sumatera Selatan telah Instrumen pengambilan data yang digunakan meluncurkan Program Jaminan Sosial Kesehatan berupa alat perekam, pedoman wawancara menda- (Jamsoskes) pada tanggal 22 januari 2009. Program lam, dan pedoman FGD yang berisi daftar pertanyaan Jamsoskes merupakan salah satu bentuk sistem tentang informasi yang digali berupa: aspek pasar jaminan kesehatan dan merupakan salah satu pro- dan pemasaran, aspek teknis jasa pemeliharaan ke- gram pembangunan kesehatan di Sumatera Selatan sehatan, aspek organisasi dan manajemen (regulasi, yaitu pengobatan gratis bagi penduduk Sumatera struktur organisasi, tupoksi, ketenagaan, dan lain- Selatan. lain), aspek ekonomi dan keuangan, aspek kelem- Program Jamsoskes di Sumatera Selatan bagaan, aspek kepesertaan, aspek pembiayaan, meng-cover seluruh penduduk Sumatera Selatan paket pemeliharaan kesehatan dan informasi lain yang belum mempunyai jaminan kesehatan di 15 yang terkait. Kemudian data dianalisis secara con- kabupaten/kota.4 Dana penyelenggaraan program tent analysis dengan pendekatan analysis for policy.13 tersebut berasal dari sharing dana APBD provinsi dan APBD kabupaten/kota. Pengelolaan dana HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabu- Kelayakan bentuk BLU sebagai pengelola paten, seperti pada program Jamkesmas dari dana Jamsoskes dilihat dari aspek legal APBN. Ada beberapa wacana yang dapat dikembang- Untuk mengelola pembiayaan program Jamsos- kan untuk perubahan bentuk Jamsoskes sebagai kes, agar lebih efektif dan efisien dirasakan perlu antisipasi pengembangan Jaminan Kesehatan di pengembangan dalam penyelenggarannya. Selain Pemerintah pusat. Salah satu alternatif antara lain itu, adanya rencana Kementrian Kesehatan untuk dalam bentuk Badan Layanan Umum (BLU), berikut mewujudkan universal coverage pada tahun 2014 kajian dalam aspek legal kelayakan bentuk BLU sesuai dengan amanat UU No. 40/2004, sehingga tersebut. diperlukan kajian untuk mengetahui kelayakan Berdasarkan UU No. 1/200414 dan Peraturan Badan Layanan Umum (BLU) dan alternatif lain dalam Pemerintah Republik Indonesia No. 23/200515 dike- penyelenggaraan Jamsoskes ini. tahui bahwa BLU merupakan instansi sebagai ba- Kebijakan kesehatan di tingkat nasional mau- gian dari organisasi pemerintah, yang menekankan pun daerah dapat dianalisis dengan tool analisis kepada aspek memberikan pelayanan kepada ma- kebijakan kesehatan dengan memperhatikan aspek- syarakat berupa barang atau jasa yang dijual, aspek efisiensi, kualitas/efektifitas, ekuitas dan sehingga tujuan akhirnya adalah memberikan pela- sustainabilitas program kesehatan.5 Beberapa teori yanan. Dari peraturan ini diketahui bahwa konsep tentang analisis kebijakan6,7,8,9,10 tentunya dengan BLU itu adalah menyediakan jasa, dan jika dikaitkan tujuan yang positif antara lain untuk memperbaiki dengan Program Jamsoskes Sumatera Selatan Se- kebijakan dengan cara menciptakan, menilai secara mesta tidak hanya mengelola dana yang bersumber kritis, dan mengkomunikasikan pengetahuan yang dari APBD tapi juga terdapat pelayanan jasa berupa relevan dengan kebijakan.11 pelayanan kepesertaan, pelayanan pengajuan klaim, dan pelayanan pembiayaan, sehingga berdasarkan dua peraturan kebijakan di atas, ditinjau dari aspek BAHAN DAN CARA PENELITIAN legal bentuk BLU dalam penyelenggaraan Penelitian ini dilakukan pada tahun 2010 dengan Jamsoskes bisa sesuai. pendekatan kualitatif dengan unit analisis adalah Ada pendapat dari informan bahwa BLU bukan program Jamsoskes Sumatera Selatan Semesta. merupakan badan hukum sehingga tidak bisa Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 15, No. 1 Maret 2012 21
  • 3. Ekowati Retnaningsih, dkk.: Kajian Kelayakan Badan Layanan Umum dan Alternatif dijadikan badan penyelenggara sistem jaminan jaminan kesehatan masyarakat melalui sistem sosial. Tetapi jika dilihat pada Pasal 3 PP No. 23/ jaminan sosial nasional bagi upaya kesehatan per- 2005 diketahui bahwa BLU memiliki badan hukum orangan. Semua UU tersebut tidak bersifat kontra- yang tidak terpisahkan dari instansi induk, 15 diktif melainkan bersifat komplementer karena perlu sehingga status badan hukum dari lembaga BLU dipahami bahwa UU No. 32/2004 mengatur urusan Jamsoskes nanti adalah badan hukum publik yang pemerintahan sedangkan UU No. 40/2004 mengatur tidak terpisah dari pemerintah daerah atau lembaga penyelenggaraan jaminan sosial tingkat nasional oleh Dinas Kesehatan sebagai instansi induk. Walaupun Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang beberapa sumber berpendapat bahwa konsep BLU merupakan korporat bukan pemerintahan. berada di antara konsep public dan private dari suatu Adanya pendapat bahwa dengan dikeluarkannya organisasi. Atau bisa dikatakan juga sebagai badan UU SJSN maka bapel-bapel JPKM, ataupun perusa- publik yang semi otonom. haan asuransi lainnya tidak bisa lagi beroperasi un- Penetapan atau pembentukan jaminan sosial tuk melayani dan menjamin kebutuhan dasar medis. di daerah seperti Jamsoskes dapat ditetapkan Mereka boleh beroperasi untuk menjual produk berdasarkan Peraturan Daerah (Perda), hal ini asuransi kesehatan suplemen atau tambahan yang berdasarkan Keputusan Mahkamah Konstitusi No.7/ tidak dijamin oleh SJSN.18 Oleh karena itu, Peme- 2005 halaman 268 bahwa:16 rintahan Daerah dapat membentuk BPJS di daerah yang bersifat komplementer dan atau suplementer. “Padahal, sebagaimana telah diuraikan dalam Interpretasinya adalah bahwa Pemerintahan Provinsi pertimbangan di atas, Pemerintahan Daerah justru diwajibkan untuk mengembangkan Sumatera Selatan dapat tetap menyelenggarakan sistem jaminan sosial. Oleh karena itu, Pasal jaminan kesehatan sebagaimana Jamsoskes 5 ayat (1) UU SJSN harus ditafsirkan bahwa Sumatera Selatan Semesta ini dengan menambah ketentuan tersebut adalah dimaksudkan untuk pembentukan badan penyelenggara benefit pelayanan antara lain untuk jenis pelayanan tingkat nasional yang berada di pusat, yang tidak dicakup dalam pelayanan Jamkesmas, sedangkan untuk pembentukan badan misalnya penambahan biaya untuk kelas II pada penyelenggara jaminan sosial tingkat daerah pelayanan rawat inap, menanggung biaya akomodasi dapat dibentuk dengan peraturan daerah dengan memenuhi ketentuan tentang sistem penunggu pasien ataupun jenis pelayanan suple- jaminan sosial nasional sebagaimana diatur menter lainnya. dalam UU SJSN” Akan tetapi berdasarkan hasil uji materi terhadap Pasal 5 UU No. 40/2004, Putusan Mahkamah Kons- Berdasarkan landasan ini, penyelenggaraan titusi (MK) RI16 No. 7/2005 halaman 268, menga- Jamsoskes Sumatera Selatan Semesta sudah me- bulkan permohonan pengujian terhadap pasal terse- menuhi aspek legal sesuai dengan Peraturan Daerah but karena ketentuan dalam Pasal 5 tersebut (ayat Provinsi Sumatera Selatan No. 2/2009 tentang Pe- 2, 3 ,4) tampaknya menutup peluang Pemerintahan nyelenggaraan Jaminan Sosial Kesehatan Sumatera Daerah untuk ikut mengembangkan suatu subsis- Selatan Semesta (Jamsoskes Sumatera Selatan tem jaminan sosial, sehingga atas pertimbangan Semesta).17 hukumnya MK berpendapat bahwa kewenangan Terlepas dari apapun bentuk Jamsoskes men- untuk menyelenggarakan sistem jaminan sosial na- jadi BLU ataupun bentuk lainnya, pengembangan sional bukan hanya menjadi kewenangan pemerintah jangkauan pelayanan di Jamkesmas menuntut pusat, tetapi dapat juga menjadi kewenangan penyesuaian pada Jamsoskes. Pemerintah Daerah Pemerintahan Daerah, sehingga adanya keputusan diharapkan mempertahankan dan menyempurnakan MK ini berarti bahwa UU SJSN tidak menutup pe- program Jamsoskes ini karena urusan kesehatan luang bagi Pemerintahan Daerah untuk membentuk menjadi salah satu kewenangan daerah sesuai de- dan mengembangkan badan penyelenggara jaminan ngan UU No. 32/2004. Amandemen UUD tahun 2002 sosial tingkat daerah dalam kerangka sistem jaminan yang memerintahkan jaminan sosial untuk seluruh sosial nasional. Masih berdasarkan pertimbangan rakyat, dan UU No. 40/2004 tentang penyelengga- MK di atas bahwa: raan SJSN, memerintahkan agar sistem jaminan sosial yang dikembangkan mencakup seluruh rakyat “…Pasal 5 ayat (1) UU SJSN harus ditafsirkan bahwa ketentuan tersebut adalah dimaksud- dan bertujuan untuk meningkatkan keberdayaan kan untuk pembentukan badan penyeleng- masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai gara tingkat nasional yang berada di pusat, dengan martabat kemanusiaan, serta pasal 20 UU sedangkan untuk pembentukan badan Kesehatan No.36/2009 yang menyatakan bahwa penyelenggara jaminan sosial tingkat daerah dapat dibentuk dengan peraturan daerah pemerintah bertanggung jawab atas pelaksanaan 22 Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 15, No. 1 Maret 2012
  • 4. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan dengan memenuhi ketentuan tentang sistem kan hasil penelitian didapatkan informasi yang cukup jaminan sosial nasional sebagaimana diatur beragam. Menurut informan no. 5 tidak perlu dilaku- dalam UU SJSN.” kan perubahan status lembaga karena bentuk yang Oleh karena itu, jika pada Program Jamsoskes sekarang dengan Bapel yang melekat di Dinkes Sumatera Selatan Semesta hanya ditetapkan sudah tepat karena mempunyai 4 (empat) keuntung- dengan Perda, maka hal tersebut tidak bertentangan an, antara lain: 1) dapat efisiensi dana, 2) tidak dengan UU SJSN sebab secara hukum, Perda mengeluarkan dana untuk management fee, 3) dapat mempunyai kewenangan untuk pelaksanaan mengawasi secara langsung fasilitas pelayanan kebijakan di daerah. Hal ini juga diperkuat dengan kesehatan dalam memberikan pelayanannya, dan informasi dari pakar di Dewan Jaminan Sosial 4) dapat mengevaluasi secara langsung. Sebagai- Nasional berikut : mana kutipan hasil wawancara berikut ini: ”....karena adanya program Jamsoskes ini, “....Nah...peluang daerah itu ada di keputusan Provinsi Sumatera Selatan menjadi satu- MK halaman 113 “....bukan hanya kewenangan satunya provinsi yang sudah melaksanakan pusat....” karena itu UU SJSN tidak boleh menu- universal coverage, sehingga program kita tup peluang daerah tapi sebagai bagian dae- ini harus tetap dilanjutkan..... dalam pelak- rah sistem itu juga dan bisa dibentuk dengan sanaan Jamsoskes itu dengan tim pengelola Perda saja, berarti BUMD bisa. Tetapi BUMD ada empat keuntungan yang kita dapatkan... itu profit...mungkin sebaiknya BLUD karena yang pertama kita bisa efisiensi dana artinya dia tidak ada pembagian deviden... (informan dana yang kita sediakan untuk seluruh no.8)” masyarakat yang belum terkover... jika kita menggunakan Bapel kita bayarkan seluruh Menurut informan lain, pembentukan BPJS di premi ini kepada bapel itu sehingga setiap daerah bukan merupakan suatu keharusan, kata tahun kita harus menyediakan sebesar “dapat” pada kalimat di atas bukan merupakan suatu kapitasi itu.....” perintah tetapi membolehkan dalam kerangka SJSN. Beberapa informan lain berpendapat bahwa Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bah- bentuk lembaga pengelola Jamsoskes dapat diubah wa daerah yang akan mengembangkan sistem ja- sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah, minan kesehatan terlebih dahulu harus memerlukan sehingga pada prinsipnya informan menyetujui setiap payung peraturan/perundangan tentang pemben- kebijakan yang diambil oelh gubernur sebagai kepala tukan dan status Bapel jaminan tersebut, misalnya pemerintahan tingkat tinggi di daerah provinsi. dengan Perda. Untuk jangka panjang, Pemerintah Berdasarkan pendapat informan-informan di Daerah harus menunggu dulu payung kebijakan di atas, perubahan bentuk lembaga pengelola Jam- tingkat nasional dengan disahkannya UU tentang soskes tergantung kebijakan yang akan diambil oleh BPJS, jangan sampai program yang sudah dibuat Pemerintah Daerah, dimana dengan adanya Per- menjadi dibatalkan karena keluarnya UU BPJS yang aturan Gubernur itu sendiri sudah dianggap sebagai terbit belakangan. Tetapi jika dalam kondisi yang landasan hukum dalam penyelengaraannya di tingkat mendesak dan perangkat hukum SJSN belum juga daerah. Selain itu juga perubahan bentuk lembaga disyahkan, maka status BLU maupun BLUD dapat pengelola Jamsoskes diperlukan untuk lebih me- juga dipertimbangkan sebagai penyelenggara nguatkan fungsi pemerintah sebagai regulator yaitu Jamsoskes sebagai alternatif UPTD yang dibentuk aspek pengawasan dan monitoring, sedangkan dengan Perda atau SK Gubernur atau Peraturan aspek operasional bias diserahkan ke Bapel-Bapel Gubernur. Namun agar sesuai dengan persyaratan yang memang berkompeten di bidang tersebut. pembentukan BLU pada PP No.23/200515 dan Berdasarkan pengalaman di beberapa daerah persyaratan pembentukan BLUD sesuai Permendagri seperti di Balikpapan pada awal tahun 2008 ada No. 61/200719, prosesnya harus melalui studi kela- rencana menyelesaikan masalah kelembagaan yakan, penyusunan rencana kerja dan rencana stra- Jamkesda ini dengan membentuk sebuah BLU. tegis. Persyaratan-persyaratan tersebut penting dila- Rancangan Perda untuk BLU tersebut sudah disiap- kukan untuk menjamin bahwa Bapel yang akan di- kan, status BLU tersebut dianggap lebih cocok bentuk memang layak termasuk dari aspek finansial. karena BLU boleh mengelola keuangan, BLU adalah badan nirlaba, dan boleh menggunakan langsung Alternatif badan penyelenggara Jamsoskes penerimaannya.20,21 Namun sesuai dengan PP No.23/ Sumatera Selatan yang sesuai dengan UU SJSN 2005, pada dasarnya BLU mengatur kewenangan Perlu tidaknya perubahan lembaga pengelola pengelolaan anggaran yang bersumber dari peme- Jamsoskes Sumatera Selatan Semesta ini berdasar- Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 15, No. 1 Maret 2012 23
  • 5. Ekowati Retnaningsih, dkk.: Kajian Kelayakan Badan Layanan Umum dan Alternatif rintah dan penerimaan fungsional lembaga bersang- Alternatif 2: Menunjuk Bapel yang telah ada untuk kutan, misal rumah sakit. mengelola penyelenggaraan Jamsoskes. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Sebagai rekomendasi jangka menengah, dalam pihak Dinkes Provinsi tidak merasa terbebani dengan hal ini Pemerintahan Provinsi dapat bekerja sama pengelolaan Jamsoskes yang melekat di intansi/ dengan Bapel Nasional (PT Askes dan atau Jamsos- lembaga pemerintah daerah tersebut. Hal ini juga tek) yang memiliki kewenangan hukum dan lebih dapat dilihat dari observasi proses pembayaran klaim sesuai dengan UU SJSN. Penyelenggaraan Jamkes Jamsoskes yang cukup lancar, sekitar lebih kurang di beberapa daerah dengan menunjuk Bapel tersen- satu minggu bisa diselesaikan. Selama ini yang diri seperti PT Askes, bukan merupakan hal yang menjadi keterlambatan pembayaran klaim adalah baru karena di beberapa kabupaten/kota juga telah pihak rumah sakit atau Puskesmas sering menum- melakukan hal tersebut dengan menunjuk PT Askes puk pengajuan klaim, sehingga proses pembayaran- sebagai Bapel Jamkesda. Hal ini seperti hasil peneli- nya (pencairan klaim) juga agak lama. tian Gani, dkk20,21 bahwa kabupaten/kota yang me- Berdasarkan kajian pada hasil penelitian dan nunjuk Bapel PT Askes antara lain di Kabupaten masukan dari beberapa pakar bidang jaminan kese- Toba Samosir sejak tahun 2006, Kabupaten Tabanan hatan serta dari tinjauan dari penyelenggaraan pro- sejak tahun 2004, Kabupaten Gianyar sejak tahun gram Jamsoskes dapat disusun alternatif Bapel Jam- 2003, maupun di Kabupaten Musi Banyuasin sampai soskes tersebut yang sesuai dengan UU SJSN. Ada pada tahun 2008. tiga alternatif bentuk penyelenggaraan Jamsoskes Walaupun merupakan BUMN, tetapi PT Askes yang disusun sebagai rekomendasi bagi Pemerin- tidak bersifat nirlaba sesuai dengan persetujuan tahan Daerah Sumatera Selatan, antara lain adalah: Pemegang Saham bahwa PT. Askes tidak lagi menyetorkan dividen kepada negara sejak tahun Alternatif 1. Bentuk penyelenggaraan oleh Tim buku 2007 dan diatur pada perubahan Anggaran Pengelola di Dinkes seperti saat ini. Dasar PT Askes terakhir dengan Akte Notaris NM Sebagai rekomendasi jangka pendek, dengan Dipo Nusantara Pua Upa, SH Nomor 37, tanggal 19 beberapa pertimbangan antara lain sambil menunggu Agustus 2008 dengan mencantumkan bahwa dana keluar payung hukum BPJS tingkat nasional serta yang dihimpun dimanfaatkan bagi sebesarnya kepen- dengan alasan lain adanya beberapa keuntungan tingan peserta, sehingga dasar penunjukkan Bapel dalam penyelenggaraan Jamsoskes sekarang, yaitu: di luar dinas di pemerintahan antara lain untuk 1) Adanya efisiensi dana karena dana pengelolaan memperkuat fungsi Pemerintah Daerah sebagai regu- yang disediakan untuk meng-cover masyarakat pe- lator, serta untuk melaksanakan aspek pengawasan serta Jamsoskes hanya akan dikeluarkan untuk yang dan monitoring secara independent terhadap program digunakan saja, 2) Adanya efektivitas pelayanan, yang diselenggarakan khususnya di daerah. Jika Dinkes Provinsi Sumatera Selatan bisa langsung Pemerintahan Provinsi Sumatera Selatan tidak ingin melakukan intervensi jika terjadi kendala dalam menujuk Bapel di PT Askes tersebut maka dapat pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan dan membentuk Bapel sendiri yang berbentuk Badan memudahkan koordinasi. Layanan Umum Daerah (BLUD) sebagaimana yang Pengelolaan Jamsoskes oleh unit kerja atau dibahas pada alternatif ketiga berikut. Satuan Kerja Pemerintah Daerah seperti di dinas kesehatan ini juga mempunyai risiko karena Satgas Alternatif 3: Bentuk Badan Layanan Umum daerah maupun UPTD tidak mempunyai kewenangan untuk (BLUD) yang bersifat nirlaba. mengumpulkan dan mengelola dana seperti misal- Sebagai rekomendasi jangka panjang, BLUD nya membayarkan klaim ke Puskesmas atau rumah Jamsoskes ini dapat dibentuk oleh Pemerintahan sakit. Untuk itu, jika pada tahun 2011, pengelolaan Provinsi Sumatera Selatan sebelum maupun setelah keuangan Jamsoskes akan diserahkan ke Biro UU BPJS di tingkat nasional disahkan. Alasannya Keuangan Pemerintah Daerah maka hal tersebut adalah karena penyelenggaraan Jamsoskes merupa- merupakan salah satu upaya antisipasi agar tidak kan salah satu wewenang pemerintah daerah dalam menyalahi peraturan perundangan yang berlaku (PP menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang No. 41/2007). Keuntungannya antara lain dana kesehatan sebagaimana yang diatur dalam UU No. penyelenggaraan program Jamsoskes tetap ada di 34/2004. Sehingga daerah yang juga menyelenggara- kas negara jika ada sisa dana untuk penyelenggara- kan jaminan kesehatan tidak bertentangan dengan an program tersebut. UU SJSN, demikian pula UU SJSN tidak menutup peluang bagi Pemerintah Daerah untuk membentuk 24 Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 15, No. 1 Maret 2012
  • 6. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan dan mengembangkan Badan Penyelenggara jaminan tidak bertentangan dengan UU SJSN tersebut karena kesehatan di tingkat daerah (Keputusan MK No. 7/ status badan hukum BLU/BLUD tidak terpisah dari 2005 halaman 268). lembaga/pemerintah daerah sebagai instansi induk. Namun sebagaimana yang sudah dibahas pada Beberapa alternatif Bapel Jamsoskes Sumatera aspek legal di atas, maka status BLUD Jamsoskes Selatan yang sesuai dengan UU SJSN yang dilihat agar sesuai dengan persyaratan pembentukan BLU dari beberapa aspek antara lain : a) tetap seperti pada PP No.23/ 2005 dan persyaratan pembentukan sekarang dengan Dinas Kesehatan sebagai BLUD sesuai Permendagri No. 61/2007, prosesnya pengelola, b) menunjuk Bapel yang telah ada yang harus melalui studi kelayakan, penyusunan rencana bersifat nirlaba, c) dikelola menjadi Badan Layanan kerja dan rencana strategis. Persyaratan-persyarat- Umum Daerah. an tersebut penting dilakukan untuk menjamin bahwa Bagi Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Bapel yang akan dibentuk memang layak termasuk Selatan diharapkan mencari bentuk legitimasi badan dari aspek finansial. pengelola program Jamsoskes Sumatera Selatan Pada pelaksanaan studi kelayakan menjadi Semesta. Status BLUD dapat menjadi pilihan dengan BLUD ini, menurut Permendagri No. 61/2007 harus disertai produk hukum berupa Peraturan Gubernur melalui serangkaian persyaratan yang harus dipe- maupun Perda setelah payung hukum berupa UU nuhi oleh satgas atau UPTD tersebut. Tim penilai BPJS disyahkan. Serta dapat membentuk suatu pelaksanaan studi kelayakan status BLUD tersebut jaringan kerjasama misalnya berupa forum komuni- ditetapkan oleh kepala daerah, dalam hal Jamsoskes kasi bersama antar Jamkesda, sehingga melalui ini maka studi kelayakan dapat ditetapkan oleh forum tersebut dapat saling tukar menukar informasi gubernur. Kepala daerah atau gubernur membentuk dan tukar pengalaman dalam pelaksanaan jaminan tim penilai untuk meneliti dan menilai usulan kesehatan bagi masyarakat. penerapan, peningkatan, penurunan, dan pencabutan status PPK-BLUD. KEPUSTAKAAN Hasil penilaian oleh tim penilai tersebut kemu- 1. Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 tentang dian disampaikan kepada kepala daerah sebagai Sistem Jaminan Sosial Nasional. Jakarta.2004. bahan pertimbangan penetapan penerapan, pening- 2. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang katan, penurunan, dan pencabutan status PPK- Pemerintahan Daerah. Jakarta. 2004. BLUD. Keputusan ini lalu disampaikan kepada 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No- pimpinan DPRD. Penetapan status BLUD penuh mor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan diberikan apabila seluruh persyaratan sebagaimana Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah- dimaksud dalam Pasal 4, telah dipenuhi dan dinilai an Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah memuaskan yaitu: persyaratan substantif, teknis, Kabupaten/Kota. Jakarta. 2007. dan administratif. 4. Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan. Peratur- Ketiga alternatif bentuk penyelenggaraan an Gubernur Sumatera selatan No. 23 Tahun Jamsoskes tersebut mempunyai beberapa perbeda- 2009 tentang Pedoman Penyelenggaraan Ja- an yang dapat dilihat dari beberapa aspek, antara minan Sosial Kesehatan Sumatera Selatan Se- lain aspek kelembagaan, kepesertaan, pembiayaan, mesta (Jamsoskes Sumatera Selatan Semes- paket pelayanan dan aspek lainnya, sehingga dalam ta). Palembang. 2009. penyelenggaraannya nanti, diharapkan norma, 5. Adisasmito W. Sistem kesehatan. PT Raja standar dan prosedur Bapel Jamsoskes ini tidak Grafindo Persada. Jakarta. 2008. bertentangan dengan peraturan perundang-undangan 6. Barker C. The health care policy process. Sage yang ada di Indonesia. Publication. London. 1996. 7. Nagel, Stuart, ed. Policy theory and policy evalu- KESIMPULAN DAN SARAN ation: concepts, knowledge, causes, and Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan norms. Greenwood. New York. 1990. bahwa bentuk Badan Layanan Umum (BLU) maupun 8. Parsons, Wayne. Public policy: pengantar teori Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dapat diper- dan praktik analisis kebijakan. Prenada Media. timbangkan sebagai Badan Penyelenggara Jamsos- Jakarta. 2005. kes di masa mendatang, dengan memperhatikan 9. Walt G. Health policy: an introduction to pro- bahwa UU No.40/2004 tidak menutup peluang bagi cess and power. Witwatersrand University Pemerintah Daerah untuk membentuk dan menye- Press. Johannesburg. 1994. lenggarakan sistem jaminan sosial nasional, serta 10. Trisnantoro L. Analisis kebijakan menuju uni- bentuk BLU/BLUD sebagai pengelola Jamsoskes versal coverage 2014: sejarah kebijakan jaminan Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 15, No. 1 Maret 2012 25
  • 7. Ekowati Retnaningsih, dkk.: Kajian Kelayakan Badan Layanan Umum dan Alternatif kesehatan, ideologi dan aktor penyusun kebi- Agustus 2005 tentang Uji Materi UU SJSN. jakan, serta peran perguruan tinggi. Makalah. Jakarta.2005. Disampaikan pada Forum Nasional Kebijakan 17. Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan. Peratur- Pembiayaan Kesehatan di Indonesia. Jakarta. an Daerah Provinsi Sumatera Selatan No. 2 Tanggal 2 Juni 2010. Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Jaminan 11. Dunn, William N. Pengantar analisis kebijakan Sosial Kesehatan Sumatera Selatan Semesta public. Edisi kedua. Gadjah Mada University (Jamsoskes Sumatera Selatan Semesta). Press. Yogyakarta. 2003. Palembang. 2009. 12. Kresno S, Nurlaela E, Wuryaningsih E, Ariawan 18. Thabrany H. Pendanaan kesehatan dan alternatif I. Aplikasi penelitian kualitatif dalam peman- mobilisasi dana kesehatan di Indonesia. PT Raja tauan dan evaluasi program kesehatan. Fakultas Grafindo Persada, Jakarta. 2005. Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia 19. Kementerian Dalam Negeri. 2007. Permendagri bekerja sama dengan Pusat Data Kesehatan No. 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Departemen Kesehatan RI. Depok. 1999. Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum 13. Buse, Kent. Mays, Nicolas. Walt, Gill. Making Daerah. Jakarta. health policy. London School of Hygiene and 20. Gani, Ascobat, dkk. Laporan kajian sistem pem- Tropical Medicine. Open University Press. Lon- biayaan kesehatan di beberapa kabupaten dan don. 2005. kota 2008. Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan 14. Undang-undang Nomor 1 tahun 2004 tentang dan Analisis Kebijakan. Fakultas Kesehatan Perbendaharaan Negara. Jakarta.2004. Masyarakat Universitas Indonesia. Depok. 2008. 15. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 21. Gani, A. et all. Good practice of local health 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan financing schemes in indonesia; its contribu- Badan Layanan Umum. Jakarta. 2005. tion toward universal coverage of health insur- 16. Mahkamah Konstitusi RI. Keputusan Mahkamah ance. Centre for health Economics and Policy Konstitusi Republik Indonesia tertanggal 13 Analysis, University of Indonesia. Depok. 2009. 26 Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 15, No. 1 Maret 2012