2. PENGERTIAN SENI RUPA 3
DIMENSI
Karya seni rupa tiga dimensi adalah hasil
seni rupa yang bisa dilihat dari berbagai arah
dan memiliki ukuran antara lain panjang,
lebar (tebal), dan tinggi. Karya 3 dimensi
terbentuk dari berbagai teknik dan media
yang berbeda dengan teknik 2 dimensi.
3. BAHAN UNTUK MEMBUAT KARYA SENI
RUPA
Berbagai bentuk karya 3 dimensi antara lain adalah semua karya seni bangun, seni patung, seni keramik,
seni instalasi (termasuk seni kontemporer) dan lain sebagainya. Untuk membuat karya 3 dimensi maka kita perlu
mengenal bahan untuk berkreasi dengan karya 3 dimensi. Untuk bahan-bahan berkreasi karya rupa 3 dimensi
setidaknyadapatdikategorikanmenjadi3 bagianyaitu:
A. BahanLunak
B. BahanLiat
C. BahanKeras
4. A. Bahan Lunak
Yang termasuk dalam bahan lunak antara lain kertas,
karton,gabus dan Styrofoam. Bahan-bahan ini mudah didapatkan di
sekitar kita dan membentuknya dapat dengan alat-alat yang sederhana
seperti gunting, silet, cutter, pisau. Bahkan karya berbahan kertaspun
bisa dibentuk tanpa menggunakan alat, misalnya dengan cara dilipat.
Untuk pemula maka bahan-bahan lunak ini sangat membantu
untuk membuat karya 3 dimensi. Teknik untuk karya berbahan karton
ataupun gabus pun bisa dengan menggunakan teknik toreh ataupun
teknik potong.
5. B. Bahan Liat
Yang termasuk dalam bahan liat antara lain tanah liat, gips,
plastisin dan lilin. Bahan inipun juga mudah didapatkan di lingkungan
kita, hanya saja kualitas pengolahan bahanlah yang membedakan setiap
bahan tersebut. Sebagai contoh misalnya tanah liat.
Tanah liat dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu :
1. Earthenware, umumnya warna merah,pembakarannya dengan suhu
1000 derajat.
2. Stoneware, umumnya berwarna putih, pembakarannya lebih tinggi.
3. Porselin, memiliki tekstur yang lebih halus dan hasilnya keras.
6. C. Bahan Keras
Yang termasuk dalam bahan keras antara lain kayu, batu dan
logam. Ketiganya merupakan bahan yang sering dugunakan oleh perupa
sejak jaman dahulu. Karena sifatnya yang keras dan tahan lama terutama
batu dan logam maka pengerjaan karya 3 dimensi berbahan tersebut
memerlukan teknik dan peralatan khusus.
Peralatan seperti gergaji,ketam, pahat, kapak, alat pelebur, alat
pencetak, bahkan las pun sangat diperlukan dalam pembuatannya. Teknik
cetak misalnya setidaknya menggunakan cara a cire perdue ataupun
bivalve yang telah dipakai sejak ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu
oleh seniman jaman dahulu.
7. LANGKAH-LANGKAH MEMBUAT
KARYA SENI RUPA 3 DIMENSI
A. Aspek Konseptual
Yaitu konsep awal dari sebuah penciptaan sebelum dilakukan aktifitas
berkarya.
1. Penemuan Sumber Inspirasi atau penemuan gagasan (ide)
a. Sumber Internal (dari dalam sang seniman sendiri) seperti harapan, cita-cita,
emosi, gairah, kepribadian dan pengalaman-pengalaman.
b. Sumber Eksternal seperti hubungan seniman dengan Tuhan, dengan sesama
ataupun lingkungannya
8. 2. Penetapan Interes Seni
a. Interes Pragmatis, seni untuk mencapai tujuan tertentu seperti tujuan politis,
moral, agama dan lain-lain.
b. Interes Reflektif, seni sebagai pencerminan realitas actual dan khayali.
c. Interes Estetis, melepaskan diri dari nilai pragmatis dan instrumentalis atau
bisa disebut juga seni untuk seni.
3. Penetapan Interes Bentuk
Menetapkan bentuk apa yang akan dibuat seperti ;
a. Bentuk figurative (objek alami).
b. Bentuk Semi Figurative (distorsi dari bentuk alam).
c. Bentuk Non Figurative (bentuk tanpa objek)/abstrak.
9. 4. Penetapan Interes Estetis
a. Prinsip keindahan Pramodern, konsep pelestarian kaidah
estetik tradisional
b. Prinsip keindahan Modern, konsep mengutamakan gaya
personal, penemuan sendiri, kekinian, orisinalitas
c. Prinsip keindahan Posmodern, konsep seni yang berkaitan
dengan symbol, permainan tanda dan makna, ironic,
perpaduan yang lama dengan yang baru.
10. B. Aspek Visual
1. Struktur Visual
Yaitu menciptakan dengan tema-tema tertentu seperti tema perjuangan, tema
social, tema religious, tema persahabatan dan sebagainya.
2. Komposisi
Karya mempertimbangkan empat pokok prinsip komposisi seni rupa seperti
proporsi, keseimbangan, irama, dan kesatuan
3. Gaya Pribadi
Merupakan ciri khas pribadi seniman dalam menciptakan karya seni. Contoh
karya 2 dimensi Affandi dengan gaya abstrak dan impresionisme, Raden Saleh dengan
gaya dramaris aristokrasi,S. Soedjojono dengan gaya menghadirkan suasana heroism
dan nasionalisme.
11. C. Aspek Operasional
1. Tahap Persiapan
Mulai dari pemilihan bahan, alat dan bahan pendukung
2. Tahap Pelaksanaan
Aktivitas berkreasi mulai dari awal hingga penyelesaian
3. Tahap Akhir
Tahap pembersihan menyeluruh, memberikan kemasan
sebelum siap dipamerkan
12. MEMBENTUK TIGA DIMENSI
A. Membentuk dengan tanah liat
1. Teknik pijit atau pinch
2. Teknik Slab
3. Teknik Pilin atau coil
4. Teknik Putar
B. Membentuk dengan bahan keras
1. Teknik pahat
2. Teknik ukir
3. Teknik las
14. KARYA SENI RUPA TIGA
DIMENSI
1. Patung : Perahu (Anusapati - 2000)
Title : "Perahu"
Artist : Anusapati
Year : 2000
Bahan : Kayu.
Ukuran : 15 x 80 x 175 cm.
Koleksi Galeri Nasional
Patung “Perahu” (2000) dengan bahan kayu ini, mengabstraksikan bentuk perahu
15. 2. Patung : Born And Freedom
(Heri Dono - 2004)
Title : "Born And Freedom"
artist : Heri Dono
Year : 2004
Media Campuran.
Ukuran : 35 x 65 x 90 cm.
Koleksi Galeri Nasional
Karya “Born and Freedom” (2004)
merupakan instalasi yang merupakan
jajaran lima pasang figur manusia
burung di dinding, yang digandengkan
dengan rantai pada binatang-binatang
di lantai di depannya. Pada manusia
burung di dadanya tertanam mesin dan
warna tubuhnya memancarkan ekspresi
kusam arkhaik. Pada binatang-binatang
dengan akspresi yang sama, di kaki
belakangnya tepasang roda-roda. Figur-
figur hibrid ini lahir sebagai makhluk
mitologis yang menggabungkan dunia
masa lalu dengan teknologi masa kini,
sekaligus menantang kebebasan dunia
16. 3. Patung : Anungga Rungga (
Lingga Yoni ) (Agoes Jolly -
1992)
Title : "Anungga Rungga ( Lingga
Yoni )"
Artist : Agoes Jolly
Year : 1992
Bahan : Besi, Pipa, Bubuk Marmer.
Ukuran : 3,5 x 120 x 2,25 cm.
Koleksi Galeri Nasional
Karya instalasi ini memadukan dua
bentuk karakter, yaitu abstraksi yang
dibangun dari citra pementasan
wayang dan disandingkan dengan
konstruksi infrastruktur modern.
Karya ini secara simbolik
mengungkapkan bersatunya lingga dan
yoni dalam suatu pentas kehidupan,
dan momen itu disangga atau berada
dalam kokohnya konstruksi bangunan
modern. Simbol itu mengungkapkan
nilai paradoks, yaitu konstradiksi dan
kebenaran dalam penyatuan nilai-nilai
budaya tradisi dan modern. Penyatuan
cinta dalam kehidupan bisa tidak
terbatas pada sekat-sekat nilai budaya.
17. 4. Patung : Belajar Antre Kepada
Semut (Krisna Murti - 1996)
Title : "Belajar Antre Kepada Semut"
Artist : Krisna Murti
Year : 1996
Video Instalasi.
Ukuran : 400 x 800 cm.
Koleksi Galari Nasional
Karya instalasi ini
membuka wacana
tentang perbenturan
nilai-nilai tradisi dan
modern. Karya ini juga
memberi makna
simbolis tentang
bagaimana penguasa
yang keras dan bersikap
anarkis harus bisa
belajar pada rakyat kecil
yang lemah tetapi