Dokumen membahas portal hipertensi, termasuk pengertian, penyebab, gejala, diagnosis, penanganan, dan mekanisme terjadinya. Portal hipertensi adalah peningkatan tekanan darah dalam sistem pembuluh darah portal yang disebabkan oleh peningkatan volume darah atau tahanan aliran darah melalui hati, biasanya karena sirosis hati. Gejalanya meliputi perdarahan gastrointestinal, ascites, dan trombositopenia. Diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
Portal Hipertensi Penyebab, Gejala, Diagnosa dan Penanganannya
1. BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan portal hipertensi?
2. Apa penyebab portal hipertensi?
3. Apakah gejala portal hipertensi?
4. Bagaimana portal hipertensi didiagnosa?
5. Bagaimana penanganan portal hipertensi?
6. Bagaimana mekanisme terjadinya portal hipertensi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian portal hipertensi
2. Untuk mengetahui penyebab portal hipertensi
3. Untuk mengetahui gejala poertal hipertensi
2. 4. Untuk mengetahui diagnose portal hipertensi
5. Untuk mengetahui penanganan portal hipertensi
6. Untuk mengetahui mekanisme terjadinya portal hipertensi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian portal hipertensi
Portal hipertensi adalah peningkatan tekanan darah dalam sistem pembuluh darah
yang disebut sistem vena portal.Biasanya, pembuluh darah berasal dari perut, usus,
limpa, dan pankreas, bergabung ke dalam vena portal, yang kemudian cabang ke
kapal-kapal kecil dan bergerak melalui hati. Jika kapal di hati terhambat, sulit bagi
darah mengalir menyebabkan tekanan tinggi dalam sistem portal.
B. Penyebab
Vena porta menerima darah dari seluruh usus, limpa, pankreas serta kandung empedu.
Setelah masuk ke hati, darah mengalir ke dalam saluran-saluran kecil yang melewati hati.
Pada saat meninggalkan hati, darah dari saluran kecil ini masuk kembali ke dalam
sirkulasi besar melalui vena hepatika.
Dua faktor yang bisa menyebabkan naiknya tekanan darah dalam pembuluh darah porta,
yaitu:
3. a. volume darah yang mengalir di dalam pembuluh
b. darah meningkatnya tahanan terhadap aliran darah yang melewati hati.
Di negara-negara Barat, penyebab paling sering dari hipertensi portal adalah
meningkatnya tahanan aliran darah akibat sirosis.
Sirosis hati adalah penyakit hati yang menahun yang difus yang ditandai dengan
adanya pembentukan jaringan ikat disertai nodul. Biasanya dimulai dengan adanya
proses peradangan, nekrosis sel hati yang luas, pembentukan jaringan ikat dan usaha
regenerasi nodul. Distorsi arsitektur hati akan menimbulkan perubahan sirkulasi
mikro dan makro menjadi tidak teratur akibat penambahan jaringan ikat dan nodul
tersebut. (Suk TK et al 2012)
Sirosis hati adalah penyakit yang irreversibel dan serius. Sirosis juga dapat
menyebabkan gangguan fungsi hati secara progresif, serta merupakan penyebab
utama mortalitas dan morbiditas di dunia. (Almani et al 2008)
Hipertensi portal menyebabkan terbentuknya pembuluh darah venosa (pembuluh
kolateral), yang menghubungkan sistem portal dengan sirkulasi besar, sehingga
melompati hati (membentuk bypass). Dengan adanya pembuluh kolateral ini, maka
zat-zat yang dalam keadaan normal dibuang dari dalam darah oleh hati, akan masuk
ke dalam sirkulasi besar.
Pembuluh kolateral terbentuk di tempat-tempat tertentu, yang paling penting
adalah yang terbentuk di ujung bawah kerongkongan. Di daerah ini, pembuluh akan
tersumbat dan meliuk-liuk, membentuk vena varikosa (varises esofagealis). Varises
ini rapuh dan mudah mengalami perdarahan. Pembuluh kolateral lainnya bisa
terbentuk di sekitar pusar dan pada rectum.
C. Gejala
Gejala utama dan komplikasi dari portal hipertensi meliputi:
4. Gastrointestinal pendarahan: darah di tinja, muntah darah karena pecah
spontan dan perdarahan dari varises.
Ascites (akumulasi cairan diperut)
Mengurangi tingkat platelet, sel darah yang membantu membentuk
gumpalan darah atau sel darah putih, sel-sel yang melawan infeksi.
Hipertensi portal sering menyebabkan pembesaran limpa Cairan bisa
merembes dari hati dan masuk ke rongga perut, menyebabkan asites. Vena
varikosa di bagian bawah kerongkongan dan di lapisan lambung, bisa
mengalami perdarahan. Vena varikosa di rektum juga bisa mengalami
perdarahan, meskipun sangat jarang terjadi.
D. Diagnose
Pembesaran limpa biasanya bisa dirasakan/diraba melalui dinding perut.
Cairan di perut bisa diketahui dari adanya pembengkakan perut dan
pemeriksaanperkusi perut memberikan hasil suara yang tumpul. USG dilakukan
untuk memeriksa aliran darah di dalam pembuluh darah portal dan bisa
menunjukkan adanya pengumpulan carian di perut. CT scan juga bisa digunakan
untuk memeriksa pelebaran pembuluh vena.
Tekanan dalam sistem portal bisa diukur secara langsung dengan
memasukkan jarum melalui dinding perut ke dalam hati atau limpa.
E. Penanganan
Untuk mengurangi resiko perdarahan karena varises esofageal, diusahakan
untuk menurunkan tekanan di dalam vena porta, yaitu dengan pemberian
propanolol, obat yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi.
5. Perdarahan pada varises esofageal merupakan keadaan darurat. Vasopresin
atau octreotide bisa diberikan secara intravena (melalui pembuluh darah) untuk
mengkerutkan vena yang berdarah. Transfusi darah dilakukan untuk
menggantikan darah yang hilang.
Biasanya dilakukan pemeriksaan endoskopik untuk memastikan bahwa
perdarahan berasal dari varises esofageal. Selama prosedur ini dilakukan
penyumbatan dengan tali karet atau penyuntikan bahan kimia. Jika perdarahan
berlanjut, dimasukkan kateter dengan balon di ujungnya, melalui hidung menuju
ke kerongkongan. Pemompaan balon akan menekan vena varikosa dan biasanya
bisa menghentikan perdarahan.
Jika perdarahan berlanjut atau berulang, dilakukan pembedahan untuk
membuat jalan pintas (shunt), diantara sistem vena portal dengan sistem vena
besar. Hal ini akan menurunkan tekanan di dalam vena porta, karena tekanan di
dalam sistem vena besar lebih rendah. Pembedahan shunt biasanya berhasil
menghentikan perdarahan, tetapi relatif berbahaya. Pembedahan ini juga
meningkatkan resiko terjadinya kelainan fungsi otak karena kegagalan hati
(ensefalopati hepatikum).
F. Mekanisme portal hipertensi
6. Perdarahan pada varises esofageal merupakan keadaan darurat. Vasopresin
atau octreotide bisa diberikan secara intravena (melalui pembuluh darah) untuk
mengkerutkan vena yang berdarah. Transfusi darah dilakukan untuk
menggantikan darah yang hilang.
Biasanya dilakukan pemeriksaan endoskopik untuk memastikan bahwa
perdarahan berasal dari varises esofageal. Selama prosedur ini dilakukan
penyumbatan dengan tali karet atau penyuntikan bahan kimia. Jika perdarahan
berlanjut, dimasukkan kateter dengan balon di ujungnya, melalui hidung menuju
ke kerongkongan. Pemompaan balon akan menekan vena varikosa dan biasanya
bisa menghentikan perdarahan.
Jika perdarahan berlanjut atau berulang, dilakukan pembedahan untuk
membuat jalan pintas (shunt), diantara sistem vena portal dengan sistem vena
besar. Hal ini akan menurunkan tekanan di dalam vena porta, karena tekanan di
dalam sistem vena besar lebih rendah. Pembedahan shunt biasanya berhasil
menghentikan perdarahan, tetapi relatif berbahaya. Pembedahan ini juga
meningkatkan resiko terjadinya kelainan fungsi otak karena kegagalan hati
(ensefalopati hepatikum).
F. Mekanisme portal hipertensi