1. Dokumen ini membahas tentang dasar hukum dan tata cara penyusunan peraturan menteri di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum. 2. Hierarki peraturan perundang-undangan dan jenis produk hukum menteri dijelaskan, termasuk penyusunan, perubahan, dan pencabutan peraturan menteri. 3. Tata cara penomoran, pengundangan, dan penyebarluasan peraturan menteri yang telah ditandatangani juga diuraikan
1. Siti Martini, SH. MSi
K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M
BIRO HUKUM – SEKRETARIAT JENDERAL
Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan
Hotel Grand Kemang, 24 Okt 2012
2. DASAR PEMBENTUKAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANG
Undang-Undang 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan.
Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2005Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2005
tentang Tata Cara Penyusunan dan
Pengelolaan Program Legislasi Nasional.
Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun2005
tentang Tata Cara Mempersiapkan RUU,
Raperpu, RPP,dan Raperpres.
3. DASAR PEMBENTUKAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANG
Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2007 tentang
Pengesahan, Pengundangan, dan Penyebarluasan
Peraturan Perundang-undangan.
Permenkumham Nomor No. M.HH.01.PP.01.01.TahunPermenkumham Nomor No. M.HH.01.PP.01.01.Tahun
2008 tentang Pedoman Penyusunan Naskah
Akademik Rancangan Peraturan Perundang-
Undangan.
SE PU Nomor 13/SE/M/2005 perihal Tata Cara
Mempersiapkan Naskah Produk Hukum di
Lingkungan Dep. PU
5. HIERARKI PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Undangan Pasal 8 ditetapkan bahwa Peraturan Menteri
diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum
mengikat sepanjang:mengikat sepanjang:
1. diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan
yang lebih tinggi: atau
2. dibentuk berdasarkan kewenangan*.
* “berdasarkan kewenangan” adalah penyelenggaraan urusan tertentu
pemerintahan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan
7. Tata Cara Menyusun Produk Hukum di
Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum
Dasar Hukumnya adalah Surat Edaran Nomor: 13 /SE/M/2005
tentang Tata Cara Mempersiapkan Naskah Produk Hukum di
lingkungan Departemen Pekerjaan Umum
Surat Edaran ini diterbitkan untuk memudahkan penyusunan
produk-produk hukum di bidang pekerjaan umum dengan
didukung metode yang baku dan standar serta mengikat kepada
semua unit kerja di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum.
Surat Edaran adalah petunjuk teknis penyusunan naskah produk
hukum yang memuat pengaturan jenis, materi muatan dan
wewenang penetapan produk hukum Kementerian Pekerjaan
Umum
8. Jenis Produk Hukum Menteri
Peraturan
Menteri
Keputusan
Menteri
Surat Perintah
Instruksi Menteri
Surat Edaran
Jenis Produk
Hukum Menteri
yaitu:
9.
10. Peraturan Menteri
Merupakan kebijakan
umum dan
pengaturan kebijakan
pokok yang bersifat
umum dan mengikat
yang harus
Peraturan Menteri memuat:
a. Pelaksanaan peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi;
b. Perubahan dan pencabutan dari
suatu Peraturan Menteri.
yang harus
dilaksanakan unit
kerja di lingkungan
Kementerian
Pekerjaan Umum.
Pelaksanaan peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi dapat
memuat norma yang berupa:
a. Pedoman;
b. Standar;
c. Petunjuk Pelaksanaan;
d. Petunjuk Teknis.
11. Peraturan Menteri
Materi
Muatan
Peraturan
Menteri
Standar yaitu acuan yang dipakai sebagai patokan
dalam penyelenggaraan pemerintahan
Norma yaitu pedoman atau ketentuan yang
dipakai sebagai tatanan untuk penyelenggaraan
pemerintahan
Menteri
Pelaksanaan
peraturan
perundang-
undangan
yang lebih
tinggi
Kriteria yaitu ukuran yang dipergunakan sebagai
dasar dalam penyelenggaraan pemerintahan
Prosedur yaitu metode atau tata cara untuk
penyelenggaraan pemerintahan
Petunjuk Pelaksanaan/Teknis memuat pengaturan
rinci yang bersifat teknis dalam rangka
melaksanakan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi
12. Peraturan Menteri
Perubahan
dan
1. Apabila suatu produk hukum diubah dengan cakupan materi muatan
kurang dari 50 % (lima puluh persen), dilakukan dengan:
a.menyisipkan atau menambah materi muatan; atau
b.menghapus atau mengganti sebagian materi muatan.
2. Perubahan produk hukum yang berupa peraturan menteri dapat
dilakukan terhadap :
a.bab, bagian, paragraf, pasal, ayat, dan/atau lampiran, atau
b.kata, istilah, kalimat, angka, dan/atau tanda baca.dan
pencabutan
dari suatu
Peraturan
Menteri
b.kata, istilah, kalimat, angka, dan/atau tanda baca.
1. Jika suatu perubahan mengakibatkan:
a. sistematika berubah;
b. materi muatan berubah lebih dari 50% (lima puluh persen); atau
c. materi pokoknya berubah;
maka produk hukum yang diubah tersebut dicabut, dan dibentuk kembali
dalam produk hukum yang baru.
2. Pencabutan dan/atau penggantian Peraturan Menteri dilakukan terhadap
Peraturan Menteri yang tidak sesuai dengan kebutuhan atau bertentangan
dengan produk hukum atau peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
3. Pencabutan dan/atau penggantian Produk Hukum hanya dapat dicabut oleh
produk hukum yang sederajat atau peraturan perundang-undangan yang lebih
tinggi.
13. Kerangka Peraturan Menteri
Kerangka produk hukum yang berjenis Peraturan
Menteri terdiri atas :
a. Judul;
b. Pembukaan;
c. Batang Tubuh;
d. Penutup;
e. Lampiran (jika diperlukan).
Peraturan Menteri disusun dan dirumuskan
dalam bentuk Pasal-pasal
15. Penomoran dan Pengundangan
Peraturan Menteri
Peraturan Menteri yang telah ditandatangani oleh Menteri diberi nomor oleh
Subbagian Tata Usaha Menteri untuk disampaikan kepada Biro Hukum.
Biro Hukum menyampaikan Peraturan Menteri kepada Kementerian Hukum dan
HAM sebanyak 3 (tiga) rangkap asli beserta 1 (satu) keping Compact Disc (CD)
untuk diundangkan ke dalam Berita Negara RI.untuk diundangkan ke dalam Berita Negara RI.
Peraturan Menteri yang telah diundangkan dalam Berita Negara RI, dikembalikan
kepada Biro Hukum untuk disampaikan 1 (satu) rangkap asli kepada Pemrakarsa
dan 1 (satu) rangkap asli untuk arsip Biro Hukum.
Penyebarluasan Peraturan Menteri dilakukan oleh Biro Hukum, Bagian Hukum
Direktorat Jenderal, dan/atau unit kerja yang menangani bidang hukum melalui
salinan yang telah dilegalisasi oleh Kepala Biro Hukum dan ditayangkan dalam
website Biro Hukum dan/atau pemrakarsa.