2. Pertumbuhan melibatkan suatu seri perubahan anatomi dan
fisiologi. Pertumbuhan merupakan suatu proses yang
berkelanjutan dan mengikuti perjalanan waktu. Selama
pertumbuhan terjadi perubahan ukuran fisik. Ukuran fisik
tidak lain adalah ukuran tubuh manusia baik dari segi
dimensi, proporsi maupun komposisinya.
Perkembangan akan mengikuti pola yang berlaku umum jika kondisi
lingkungan mendukung. Setiap tahapan perkembangan mempunyai
perilaku karakteristik. Perkembangan sangat dibantu rangsangan.
Pola perkembangan dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, fisik dan
psikis yang menimbulkan perbedaan tampilan dari setiap anak.
Pertumbuhan
Perkembangan
3. 1. Jenis kelamin
2. Ras atau bangsa
3. Keluarga
4. Umur.
1. Gizi
2. Mekanis
3. Toksin kimia
4. Bayi yang lahir dari penderita
diabetes
5. Radiasi
6. Infeksi
7. Imunitas
8. Anoksia embrio
4. Antropometri berasal dari kata anthropos dan
metros. Anthropos artinya tubuh dan metros
artinya ukuran. Antropometri artinya ukuran
dari tubuh. Antropometri gizi adalah
berhubungan dengan berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi
tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat
gizi.
5.
6. 1. Prosedurnya sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel
yang besar
2. Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli
3. Alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dan dibuat di
daerah setempat
4. Tepat dan akurat, karena dapat dibakukan
5. Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi di masa lampau
6. Umumnya dapat mengidentifikasi status gizi sedang, kurang dan buruk
karena sudah ada ambang batas yang jelas
7. Dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu atau dari
satu generasi ke generasi berikutnya
8. Dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan gizi
1. Tidak sensitif, artinya tidak dapat mendeteksi status gizi dalam
waktu singkat serta tidak dapat membedakan kekurangan zat
gizi tertentu seperti zink dan Fe
2. Faktor di luar gizi (penyakit, genetik dan penurunan
penggunaan energi) dapat menurunkan spesifikasi dan
sensitifitas pengukuran antropometri
3. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat
mempengaruhi presisi, akurasi dan validitas pengukuran
antropometri.
7. Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi.
Kombinasi antara beberapa parameter disebut indeks antropometri. Beberapa
indeks antropometri yang sering digunakan yaitu:
Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat labil.
Mengingat karakteristik berat badan yang labil, maka indeks BB/U lebih
menggambarkan status gizi seseorang saat ini (Current Nutrirional Status).
Pada keadaan normal tinggi badan tumbuh seiring dengan
pertambahan umur.
Berat Badan Menurut Umur (BB/U) 1
Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)
2
8. Berat badan memiliki hubungan yang linear dengan tinggi
badan.
Lingkar lengan atas memberikan gambaran tentang keadaan jaringan
otot dan lapisan lemak bawah kulit.
IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang
dewasa yang berumur diatas 18 tahun khususnya yang berkaitan dengan
kekurangan dan kelebihan berat badan. IMT tidak dapat diterapkan pada
bayi, anak, remaja, ibu hamil dan olahragawan. Disamping itu pula IMT tidak
bisa diterapkan pada keadaan khusus (penyakit) lainnya
Lingkar Lengan Atas Menurut Umur (LiLA/U)
4
Indeks Massa Tubuh (IMT) 5
Berat badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB) 3
9. Rumus perhitungan IMT adalah sebagai berikut:
Kategori IMT
Kurus
Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0
Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,1-18,5
Normal 18,6-25,0
Gemuk
Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,1-27,0
Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0
Kategori ambang batas IMT untuk Indonesia
10. Pengukuran lemak tubuh melalui
pengukuran ketebalan lemak
bawah kulit dilakukan pada
beberapa bagian tubuh,
misalnya pada bagian lengan
atas
Rasio Lingkar Pinggang dengan
Pinggul digunakan untuk melihat
perubahan metabolisme yang
memberikan gambaran tentang
pemeriksaan penyakit yang
berhubungan dengan perbedaan
distribusi lemak tubuh.
6
Rasio Lingkar Pinggang
dengan Pinggul
7
11. Penggolongan Keadaan Gizi
Menurut Indeks Antropometri
Status Gizi
Ambang batas baku untuk keadaan gizi berdasarkan indeks
BB/U TB/U BB/TB LLA/U LLA/TB
Gizi Baik > 80% > 85% > 90% > 80% > 85%
Gizi Kurang 61-80% 71-85% 81-90% 71-85% 76-85%
Gizi Buruk 60% 70% 80% 70% 75%
12. Untuk mendapatkan data antropometri yang baik harus dilakukan sesuai
standar prosedur pengumpulan data antropometri. Tujuan dari prosedur
standarisasi adalah memberikan informasi yang cepat dan menunjukkan
kesalahan secara tepat sehingga perubahan dapat dilakukan sebelum
sumber kesalahan dapat dipastiakan.
Akurasi menunjukkan kedekatan hasil pengukuran dengan nilai
sesungguhnya. Presisi menunjukkan seberapa dekat perbedaan
nilai pada saat dilakukan pengulangan pengukuran.
Pengertian Presesi dan Akurasi
13. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi
presisi, akurasi, dan validitas pengukuran antropometri gizi. Ada 3
penyebab utama kesalahan yang signifikan yaitu:
1. Kesalahan pengukuran.
2. Perubahan hasil pengukuran baik fisik maupun komposisi jaringan.
3. Analisis dan asumsi yang keliru.
Kesalahan dalam Pengukuran
14. Memilih ukuran yang
sesuai dengan apa yang ingin
diukur.
1
Membuat prosedur baku
pengukuran yang harus ditaati oleh
seluruh pengumpul data.
2
Pelatihan dan refreshing
petugas.
3
Kalibrasi alat ukur
secara berkala.
4
Pengukuran silang
antar pengamat.
5
Perekaman hasil
langsung setelah pengukuran lalu
hasilnya diteliti oleh orang kedua.
6
15. Langkah-langkah Perhitungan Data
1. Hasil dua kali pengukuran disajikan pada kolom a dan b
2. Pada kolom d disajikan hasil pengukuran (a-b), berikut tanda masing-masing (+/-)
3. Pada kolom d2 diisikan hasil kuadrat (a-b)
4. Tanda plus dan minus pada kolom dihitung. Jumlah tanda yang muncul terbanyak menjadi
pembilang dari pecahan dengan subyek sebagai penyebut. Tanda nol tidak dihitung.
5. Pada kolom s dihitung jumlah (a+b) (Kelima langkah ini dilakukan secara serentak oleh
semua petugas pengukur dan penyelia).
6. Kolom s lembar penyelia dipindahkan kelembar tiap petugas di bawah kolom S.
7. Perbedaan kolom s petugas dan S penyelia diisikan kekolom D (s-S) dengan tanda yang
tepat, dan kuadratnya pada kolom D2.
8. Tanda plus dan minus (s-S) dihitung. Jumlah tanda muncul terbanyak menjadi pembilang
dari pecahan dengan jumlah subyek menjadi penyebut. Tanda nol tidak dihitung.
9. Hasil penjumlahan d2 dan D2, serta hasil perhitungan tanda dipindahkan ke lembar lain.
16.
17. Penilain Hasil
Ketentuan umum berikut ini digunakan dalam menganalisis hasil:
1. Jumlah d2 penyelia biasanya paling kecil; presisinya paling besar
karena kompetensi lebih besar.
2. Jumlah d2 petugas (berkaitan dengan presisi) tidak lebih besar
dari dua kali jumlah d2 penyelia.
3. Jumlah D2 petugas (berkaitan dengan akurasi) tidak lebih besar
dari tiga kali jumlah d2 penyelia.
4. Jumlah D2 petugas harus ebih besar dari d2-nya.jika tidak, data
tersebut harus diperiksa dan dihitung kembali.