Makalah ini membahas sifat fisik, kimia, fisiologi, dan mikrobiologi bawang putih. Dijelaskan klasifikasi bawang putih, morfologi umbi dan bagian-bagiannya, serta kandungan senyawa kimia seperti alliin dan flavonoid. Sifat fisiologi seperti perkecambahan biji juga dibahas.
SIFAT FISIK MORFOLOGI,SIFAT KIMIA,BIOKIMIA SIFAT FISIOLOGI DAN MIKROBIOLOGI BAWANG PUTIH
1. MAKALAH
PENGETAHUAN BAHAN HASIL PERTANIAN
“SIFAT FISIK MORFOLOGI,SIFAT KIMIA/BIOKIMIA,SIFAT FISIOLOGI
DAN MIKROBIOLOGI BAWANG PUTIH (Allium sativum L.)”
DISUSUN OLEH :
NAMA : KHALIFAH ADRIANI PUTRI
NIM : J1B018040
KELAS : TEP GENAP 18
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MATARAM
2019
2. PENGETAHUAN BAHAN HASIL PERTANIAN (TEKNIK PERTANIAN)
KHALIFAH ADRIANI PUTRI (J1B018040) 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat-Nya maka penulisi
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “SIFAT FISIK MORFOLOGI ,SIFAT
KIMIA/BIOKIMIA,SIFAT FISIOLOGI DAN MIKROBIOLOGI BAWANG PUTIH (Allium
sativum L.)”.
Penulisan makalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas
mata kuliah Pengetahuan Bahan Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pangan Dan Agroindustri
Universitas Mataram. Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah
ini, dan penulis harapkan kedepannya dapat lebih baik.
Mataram, 16 Mei 2019
Penulis
3. PENGETAHUAN BAHAN HASIL PERTANIAN (TEKNIK PERTANIAN)
KHALIFAH ADRIANI PUTRI (J1B018040) 3
DAFTAR ISI
COVER.....................................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................................5
1.3 Tujuan ...................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................6
2.1 Klasifikasi dan sifat mikrobiologi bawang putih....................................................................6
2.2 Sifat Kimia/Biokimia yang terkandung dalam bawang putih........................................8
2.3 Sifat Fisiologi Bawang Putih..................................................................................................9
2.4 Sifat Mikrobiologi Bawang Putih.........................................................................................10
BAB III PENUTUP ..............................................................................................................................12
3.1. Kesimpulan ...........................................................................................................................12
3.2. Saran .....................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................14
4. PENGETAHUAN BAHAN HASIL PERTANIAN (TEKNIK PERTANIAN)
KHALIFAH ADRIANI PUTRI (J1B018040) 4
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Bawang putih (Allium sativum) adalah tanaman herba semusim berumpun yang
mempunyai ketinggian sekitar 60 cm. Bawang putih banyak ditanam di ladang-ladang di
daerah pegunungan yang cukup mendapat sinar matahari. Bawang putih adalah tanaman dari
Allium sekaligus nama dari umbi yang dihasilkan. Umbi dari tanaman bawang putih
merupakan bahan utama untuk bumbu dasar masakan Indonesia (Rahmawati, 2012, Hlm. 1-2).
Bawang putih termasuk kedalam tumbuhan berumbi lapis atau disebut juga dengan
tumbuhan siung yang bersusun. Bawang putih tumbuh secara berumpun dan berdiri tegak
sampai 30 – 75 cm, bawang putih ini memiliki
batang yang semu yang terbentuk dari pelepah-pelepah daun. Helaian daunnya mirip pita,
berbentuk pipih dan memanjang. Bawang memiliki akar berupa serabut-serabut kecil yang
berjumlah banyak. Setiap daun bawang putih terdiri dari sejumlah anak bawang (siung) dimana
setiap siungnnya terbungkus kulit tipis yang berwarna putih (Untari, 2006).
Ilmu pengetahuan bahan pangan dan produk pangan merupakan ilmu untuk
mempelajari hakekat bahan pangan dan produk pangan termasuk komponen-komponen pangan
dan perubahan kimia dan fisik selama pengolahan,penyimpanan dan pengangkutan
pangan.Selama pengolahan atau panen pangan terjadi perubahan fisik dan kimia.Perubahan ini
dapat berakibat menguntungkan dan merugikan.Dengan mengetahui ilmu pangan maka
perubahan yang menguntungkan perlu dilakukan,didorong,dibantu,dipercepat dan daitur
sehingga lebih efektif dan efisien.Sedangkan untuk perubahan yang merugikan perlu
dihambat,dicegah dihindarkan dan dihentikan.Oleh karena itu,pengetahuan akan sifat dari
bahan pangan sangat penting untuk merancang kemasan dan alat atau mesin yang cocok untuk
bahan pangan tersebut.Karena dalam merancang suatu alat atau mesin untuk bahan hasil
pertanian kita harus mengetahui terlebih dahulu sifat dan karakteristik sifat fisik
mikrobiologi,sifat kimia dan sifat fisiologi dari bahan hasil pertanian.
5. PENGETAHUAN BAHAN HASIL PERTANIAN (TEKNIK PERTANIAN)
KHALIFAH ADRIANI PUTRI (J1B018040) 5
1.2 Rumusan Masalah
Untuk membahas tentang sifat fisik-morfologi,sifat kimia/biokimia,sifat fisiologi dan
mikrobiologi bawang putih,terdapat rumusan masalah sebagai berikut :
a. Menjelaskan tentang kalsifikasi dan sifat fisik mikrobiologi bawang putih?
b. Menjelaskan sifat kimia/biokimia yang terkandung dalam bawang putih?
c. Menjelaskan sifat fisiologi bawang putih?
d. Menjelaskan sifat mikrobiologi bawang putih?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini yakni,sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui tentang klasifikasi dan sifat fisik mikrobiologi bawang putih
b. Untuk mengetahui sifat kimia/biokimia yang terkandung dalam bawang putih
c. Untuk mengetahui sifat fisiologi bawang putih
d. Untuk mengetahui sifat mikrobiologi bawang putih
6. PENGETAHUAN BAHAN HASIL PERTANIAN (TEKNIK PERTANIAN)
KHALIFAH ADRIANI PUTRI (J1B018040) 6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Klasifikasi dan sifat mikrobiologi bawang putih
2.1.1 Klasifikasi Bawang putih ( Allium sativum L.)
sistematika tanaman bawang putih adalah sebagai berikut:
berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Klas : Monocotyledoneae
Ordo : Liliflorae
Famili : Liliales atau Liliaceae
Genus : Allium
Spesies : Allium sativum L.
2.1.2 Sifat fisik mikrobiologi bawang putih (Allium sativum L.)
Morfologi bawang putih terdiri atas akar, batang, daun, bunga dan umbi. Struktur morfologi
bawang putih dapat dijelaskan pada Gambar 2.1.
7. PENGETAHUAN BAHAN HASIL PERTANIAN (TEKNIK PERTANIAN)
KHALIFAH ADRIANI PUTRI (J1B018040) 7
Gambar 2.1 Bagian-bagian dari tanaman bawang putih (Prasonto,2017).
1. Akar
Tanaman bawang putih memiliki sistem perakaran dangkal yang berkembang dan
menyebar disekitar permukaan tanah sampai pada kedalaman 10 cm. Bawang putih memiliki
akar serabut dan terbentuk di pangkal bawah batang sebenarnya (discus). Akar tersebut
tertanam dalam tanah sebagai alat untuk menyerap air dan unsur hara dari tanah. Sistem
perakaran bawang putih menyebar ke segala arah, namun tidak terlalu dalam sehingga tidak
tahan pada kondisi tanah yang kering (Pritacindy,2016).
2. Batang
Batang bawang putih merupakan batang semu dan berbentuk cakram. Batang tersebut
terletak pada bagian dasar atau pangkal umbi yang terbentuk dari pusat tajuk yang dibungkus
daun-daun. Ketinggian batang semu bawang putih dapat mencapai 30 cm (Windrasari,2018).
3. Daun
Daun tanaman bawang putih memiliki ciri morfologis yaitu berbentuk pita, pipih, lebar
dan berukuran kecil serta melipat ke arah dalam sehingga membentuk sudut pada pangkalnya.
Satu tanaman bawang putih biasanya memiliki 8-11 helai daun. Permukaan daun bagian atas
berwarna hijau muda dengan kelopak daun yang tipis, kuat, dan membungkus kelopak daun
yang yang lebih muda.
8. PENGETAHUAN BAHAN HASIL PERTANIAN (TEKNIK PERTANIAN)
KHALIFAH ADRIANI PUTRI (J1B018040) 8
4. Bunga
Tanaman bawang putih dapat berbunga namun hanya pada varietas tertentu saja. Bunga
bawang putih berupa bunga majemuk yang berbentuk bulat seperti bola, berwarna merah
jambu, berukuran kecil, tangkainya pendek, dan bentuknya menyerupai umbi bawang. Bunga
yang tumbuh dapat menghasilkan biji. Umumnya pada sebagian besar varietas, tangkai bunga
tidak tumbuh keluar melainkan hanya sebagian bunga saja yang tampak keluar bahkan tidak
sedikitpun bagian bunga yang keluar karena sudah gagal sewaktu masih berupa tunas
(emilda,2014).
Pembungaan pada bawang putih dapat mengganggu perkembangan umbi dan tidak
memiliki nilai ekonomi sehingga biasanya para petani akan membuangnya. Pada bagian
tangkai bunga terbentuk umbi kecil yang menyebabkan pembengkakan sehingga umbi terlihat
seperti bunting. Umbi-umbi kecil tersebut dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan secara
vegetative dengan cara ditanam berulang-ulang selama + 2 tahun (Octaviantie,2017).
5. Umbi
Umbi bawang putih tersusun dari beberapa siung yang masing-masing terbungkus oleh
selaput tipis yang sebenarnya merupakan pelepah daun sehingga tampak seperti umbi yang
berukuran besar (Rukmana, 1995). Ukuran dan jumlah siung bawang putih bergantung pada
varietasnya. Umbi bawang putih berbentuk bulat dan agak lonjong. Siung bawang putih
tumbuh dari ketiak daun, kecuali ketiak daun paling luar. Jumlah siung untuk setiap umbi
berbeda tergantung pada varietasnya. Bawang putih varietas lokal biasanya pada setiap
umbinya tersusun 15-20 siung (Diana,2006)
2.2 Sifat kimia/biokimia yang terkandung dalam bawang putih
Kandungan/senyawa kimia dari bawang putih (Allium Sativum L.) yaitu sebagai berikut :
a. Senyawa S-ak(an)-il-L-Sistein sulfoksida (ACSOs),contohnya alliin dan Y-
glutamilsistein,senyawa yang paling banyak terdapat dalam bawang putih.Alliin
bertanggungjawab pada bau dan citarasa bawang putih,asam amino yang mengandung
sulfur,dan digunakan sebagai prekusor allicin.Alliin dan senyawa sulfoksida yang
lain,kecuali sikloalliin,segera berubah menjadi senyawa thiosulfinat,seperti aliicin,dengan
9. PENGETAHUAN BAHAN HASIL PERTANIAN (TEKNIK PERTANIAN)
KHALIFAH ADRIANI PUTRI (J1B018040) 9
bantuan enzim alliinase ketika bawang putih segar dicincang,dipotong,maupun dikunyah
secara langsung memiliki potensi sebagai antibakteri.
b. Senyawa sulfur yang volatil seperti alliicin,alliicin merupakan senyawa yang kurang
stabil,adanya pengaruh air panas,oksigen udara,dan lingkungan basa,mudah sekali
terdekomposisi menjadi senyawa sulfur yang lain seperti dialil sulfida.
c. Senyawa sulfur yang larut dalam lemak seperti diallyl slulfide (DAS) dan diallyl (DADS)
d. Senyawa sulfur yang larut air yang non volatil seperti S- allil sistein (SAC), yang terbentuk
dari reaksi enzimatik Y-glutamilsisteina ketika bawang putih diekstraksi dengan air .SAC
banyak terdapat dalam berbagai macam sediaan bawang putih,merupakan senyawa yang
memiliki aktivitas biologis,sehingga adanya SAC dalam sediaan bawang putih sering
dijadikan standar bahwa sediaan bawang putih tersebut layak dikonsumsi atau tidak.
e. Senyawa saponin adalah srnyawa aktifyang kuat dan menimbulkan busa jika digosok
dalam air sehingga bersifat seperti sabun dan mempunyai kemampuan antibakteri.Saponin
memiliki molekul yang dapat menarik air atau hidrofilik dan olekul yang dapat melarutkan
lemak atau lipofilik sehingga dapat menurunkan tegangan permukaan sel yang akhirnya
menyebabkan kehancuran kuman.
f. Flavonoid merupakan senyawa fenol yang bersifat desinfektan yang bekerja dengan cara
mendenaturasi protein.Akibatnya aktifitas metabolisme sel bakteri dapat terhenti,karena
semua aktivitas metabolisme bakteri dikatalis oleh enzim (merupakan protein).Berhentinya
aktivitas metabolisme ini akan mengakibatkan kematian sel bakteri.Flavonoid juga bersifat
bakteriostatik yang bekerja melalui penghambatan sintetis dinding sel.
2.3 Sifat fisiologi bawang putih
1.proses perkecambahan biji/benih
Benih diperoleh dari sejumlah biji yang telah diseleksi ketat berdasarkan kriteria
keseragaman biji,daya tumbuh,kemurnian biji dan sebagainnya.Proses perkecambahan benih
dimulai dari peristiwa masuknya air ke dalam biji secara imbibisi.Air yang diserap oleh biji
kering dan didukung oleh O2 dalam udara menyebabkan sel mengembang.Setelah air
terabsorsi,hormon dan enzim menjadi aktif,yang mengakibatkan calon akar,batang,dan bagian
tubuh lain mengalami pertumbuhan memanjang dan membesar
10. PENGETAHUAN BAHAN HASIL PERTANIAN (TEKNIK PERTANIAN)
KHALIFAH ADRIANI PUTRI (J1B018040) 10
2.Perkembangan tanaman bawang
Setelah biji berkecambah,bibit akan tumbuh dan berkembang,demikian pula organ-
organ tubuhnya.Dengan proses pertumbuhan yang begitu pesat cadangan makanan dalam biji
yang jumlahnya terbatas tidak dapat memenuhi kebutuhan lagi sehingga akar mulai melakukan
penyerapan makanan.Helaian daun baru mulai terbentuk satu persatu dan batang yang pendek
semakin memanjang dengan proses yang begitu lambat.
3.Panen bawang putih
Bawang putih yang siap dipanen harus cukup umur supaya produk yang dihasilkan
tetap berkualitas.Umur panen bawang putih biasanya berkisar antara 85-125 hari setelah
tanam.Akan tetapi semua itu tergantung dari kultivar yang diusahakan dan juga kondisi
iklim.seperti halnya kultivar lumbu kuning dapat dipanen antara 85-100 hari setelah tanam
sedangkan kultivar lumbu hijau bisa lebih lama yaitu antara 95-125 hari setelah tanam begitu
pula dengan bawang putih dipanen pada kondisi yang sangat ditentukan oleh iklim.
Bawang putih yang muda saat proses pematangan 50% daun-daunnya akan berubah
menjadi kuning dan bahkan daunnya telah rebah diatas tanah.Selain itu daun telah mengering
dan tangkai batangnya mengeras,serta mulai keluar dari permukaan tanah. Kulit umbi bawang
putih berwarna putih buram berdiameter 3-3,5 cm.Umbinya berwarna kuning,bentuknya agak
lonjong.
Ketika menjelang masa panen semua kegiatan pemupukan,pengairan dan
penyemprotan pestisida harus dihentikan .Agar umbi bawang putih dapat bertahan lama
sebaiknya dilakukan pengeringan.Pengeringan dapat dilakukan dengan cara digantung jangan
diletakan ditempat yang berpaparan langsung dengan matahari,pengeringan dengan
menggunakan metode pengasapan yakni menempatkan bawang putih didapur.Selanjutnya
bawang putih diasapi dengan menggunakan asap yang berasal dari air yang sengaja dimasak
untuk memperpanjang umur ubi.
2.4 Sifat mikrobiologi bawang putih
11. PENGETAHUAN BAHAN HASIL PERTANIAN (TEKNIK PERTANIAN)
KHALIFAH ADRIANI PUTRI (J1B018040) 11
Bawang putih merupakan salah satu tanaman hortikultura yang memiliki banyak
manfaat,tanaman bawang putih sama dengan tanaman lainnya bawang putih juga tidak jauh
dengan hama yang menganggu proses pertumbuhan maupun pasca panen.Hama pengganggu
bawang putih yakni ulat tanah,ulat ini menyerang tanaman dengan cara memotong bagian
pangkal tanaman,dan keberadaannya tidak jauh dari tanaman yang terserang.Biasanya apabila
tanah disekitar tanaman dikorek-korek,maka akan ditemukan larva tersebut.Kutu bawang
merupakan jenis hama yang memiliki ukuran sangat kecil sehingga susah dilihat secara kasat
mata.Hama trips menyerang bawang putih baik masih dalam bentuk larva maupun
dewasa.Hama ini menyerang dengan cara menghisap cairan dalam daun bawang sehungga
menyebabkan daunnya menjadi kuning.Nematoda akar menyerang pangkal titik tumbuh dan
umbi tanaman bawang.Sehingga,mengakibatkan umbi menjadi lunak,pangkal titik tumbuh
menjadi bengkak dan ujung akar mengering serta kriting.Akibat kerusakan ini membuat
tanaman tidak bisa menyerap unsur hara dari dalam tanah.Hal ini menyebabkan bawang yang
diserang nematoda tumbuh kerdil.
Busuk fussarium (fussarium oxysporum schlect),layu fussarium merupakan penyakit
yang disebabkan oleh cendawan fussarium oxyporum.Cendawan ini menginfeksi tanaman
bawang putih melalui luka-luka yang terjadi pada tanaman.Luka tersebut terdapat seperti
halnya pada akar karena pendangiran yang kurang berhati-hati.Penyakit ini dapat menyerang
umbi bawang putih setelah panen pada waktu penyimpanan.Dimana serangan tersebut
dicirakan denga permukaan pada bagian yang terserang tampak basah,kemudian umbi akan
menjadi lunak dan pada akhirnya berwarna coklat membusuk
12. PENGETAHUAN BAHAN HASIL PERTANIAN (TEKNIK PERTANIAN)
KHALIFAH ADRIANI PUTRI (J1B018040) 12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dalam makalah yakni :
1. Morfologi pada bawang putih
Bawang putih memiliki sistem perakaran dangkal yang berkembang dan menyebar
disekitar permukaan tanah sampai pada kedalaman 10 cm. Bawang putih memiliki akar
serabut dan terbentuk di pangkal bawah batang sebenarnya (discus). Batang bawang
putih merupakan batang semu dan berbentuk cakram. Daun tanaman bawang putih
memiliki ciri morfologis yaitu berbentuk pita, pipih, lebar dan berukuran kecil serta
melipat ke arah dalam sehingga membentuk sudut pada pangkalnya Bunga bawang putih
berupa bunga majemuk yang berbentuk bulat seperti bola, berwarna merah jambu,
berukuran kecil, tangkainya pendek, dan bentuknya menyerupai umbi bawang.Bunga
bawang putih berupa bunga majemuk yang berbentuk bulat seperti bola, berwarna merah
jambu, berukuran kecil, tangkainya pendek, dan bentuknya menyerupai umbi bawang.
Umbi bawang putih tersusun dari beberapa siung yang masing-masing terbungkus oleh
selaput tipis yang sebenarnya merupakan pelepah daun sehingga tampak seperti umbi
yang berukuran besar
2. Sifat kimia atau biokimia bawang putih
Senyawa S-ak(an)-il-L-Sistein sulfoksida (ACSOs),contohnya alliin dan Y-
glutamilsistein. Senyawa sulfur yang volatil seperti alliicin,alliicin merupakan senyawa
yang kurang stabil. Senyawa sulfur yang larut dalam lemak seperti diallyl slulfide (DAS)
dan diallyl (DADS). Senyawa sulfur yang larut air yang non volatil seperti S- allil sistein
(SAC), yang terbentuk dari reaksi enzimatik Y-glutamilsisteina ketika bawang putih
diekstraksi dengan air. Senyawa saponin adalah srnyawa aktifyang kuat dan menimbulkan
13. PENGETAHUAN BAHAN HASIL PERTANIAN (TEKNIK PERTANIAN)
KHALIFAH ADRIANI PUTRI (J1B018040) 13
busa jika digosok dalam air sehingga bersifat seperti sabun dan mempunyai kemampuan
antibakteri. Flavonoid merupakan senyawa fenol yang bersifat desinfektan yang bekerja
dengan cara mendenaturasi protein.Akibatnya aktifitas metabolisme sel bakteri dapat
terhenti,karena semua aktivitas metabolisme bakteri dikatalis oleh enzim (merupakan
protein).
3. Sifat fisiologi bawang putih
Umur panen bawang putih biasanya berkisar antara 85-125 hari setelah tanam.
Bawang putih yang muda saat proses pematangan 50% daun-daunnya akan berubah
menjadi kuning dan bahkan daunnya telah rebah diatas tanah.Selain itu daun telah
mengering dan tangkai batangnya mengeras,serta mulai keluar dari permukaan tanah. Kulit
umbi bawang putih berwarna putih buram berdiameter 3-3,5 cm.Umbinya berwarna
kuning,bentuknya agak lonjong.
4. Sifat mikrobiologi Bawang putih
merupakan salah satu tanaman hortikultura yang memiliki banyak
manfaat,tanaman bawang putih sama dengan tanaman lainnya bawang putih juga tidak jauh
dengan hama yang menganggu proses pertumbuhan maupun pasca panen.Hama
pengganggu bawang putih yakni ulat tanah,ulat ini menyerang tanaman dengan cara
memotong bagian pangkal tanaman.Kutu bawang menyerang dengan cara menghisap
cairan dalam daun bawang.Nematoda akar menyerang pangkal titik tumbuh dan umbi
tanaman bawang.Sehingga,mengakibatkan umbi menjadi lunak,pangkal titik tumbuh
menjadi bengkak dan ujung akar mengering serta kriting.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan pada makalah ini yaitu ada baiknya
apabila pemerintah mulai saat ini berusaha untuk mensosialisasikan manfaat-manfaat yang
terkandung dalam ubi jalar agar masyarakat sadar akan potensi yang dimiliki oleh ubi
jalar.Juga kepada pihak yang ingin mengembangkan potensi ubi jalar lebih lanjut
14. PENGETAHUAN BAHAN HASIL PERTANIAN (TEKNIK PERTANIAN)
KHALIFAH ADRIANI PUTRI (J1B018040) 14
DAFTAR PUSTAKA
Diana,cahyo.2006.BAHAN TAMBAHAN PANGAN.Yogyakarta : penerbit kanisius
Emilda.2014.Uji toksisitas ekstrak bawang putih (Allium sativum L.) terhadap kultur sel.Jurnal
UNAIR.Vol (1) hal 2-3
Octaviantie.2017.Pengaruh cara pengolahan bawang putih.Jurnal Unsiyah.vol (1-2)
Prasonto.2017.Uji aktifitas antioksdan ekstrak bawang putih (Allium sativum L.).Jurnal
Unissula vol (1) hal 1-2.
Pritacindy.2018.Uji efektifitas ekstrak bawang putih (Allium sativum L.).Jurnal UMM vol (1).
Rahmawati.2012.Efektivitas biopreservatif berbasis bawang putih terhadap kualitas
mikrobiologi.Jurnal Of Food Science.Vol(69) :102.
Untari.2006.PEDOMAN BERTANAM BAWANG.Yogyakarta : penerbit kanisius
Windrasari.2016.Aktivitas antibakteri sari bawang putih (Allium sativum L.).Jurnal Aplikasi
Teknologi Pangan.Vol(2) hal 2-3.